Gambar 2.1. Desain Gokart

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 2.1. Desain Gokart"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1.Kontruksi Gookart Kendaran menurut jumlah roda penerus daya dibagi menjadi dua jenis, yaitu kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat, dimana gokart termasuk jenis kendaraan roda empat. Kendaraan roda empat mempunyai empat komponen utama, yaitu: 1. Rangka/Chasis 2. Body 3. Rangkaian Penghasil tenaga 4. Rangkaian penerus tenaga Demikian juga dengan gokart, secara garis besar sama hanya tanpa body dan sebagian besar komponennya berupa chasis, karena gokart merupakan kendaraan kecil yang digunakan untuk sirkuit balap dengan lintasan yang rata dan tikungan tikungan dengan jarak yang dekat maka paling dibutuhkan oleh sebuah gokart adalah akselerasi yang ditentukan oleh rangkaian penghasil tenaga dan rangkaian penerus tenaga, serta kekuatan atau keamanan dari frame (chasis) gokart tersebut. Desain gokart yang penyusun buat adalah seperti gambar berikut 2.2.Komponen Utama Gambar 2.1. Desain Gokart

2 Gokart terdiri dari beberapa komponen utama antara lain Rangka/Chasis Chasis gokart biasa terbuat dari besi kotak 4x2 cm, dimana desain chasis gokart tidak menggunakan suspensi, jadi chasis berfungsi juga sebagai suspensi dari gokart, jadi bahan dari chasis harus memenuhi syarat yaitu cukup flexible atau lentur dan mempunayi kekakuan yang cukup,dan bahan tidak mudah mengalami kegagalan patah Mesin Penghasil tenaga yang biasa di gunakan dalam gokart ada beberapa macam yaitu, mesin 4 langkah, dan mesin 2 langkah, dimana dijelaskan lebih lanjut: 1. Mesin 2 langkah : Pada mesin 2 tak langkah, mempunyai 2 langkah kerja, yaitu: a. langkah ekspansi b. langkah kompresi a) Langkah kompresi: Torak/piston bergerak dari TMB ke TMA,saluran masuk bahan bakar terbuka,campuran bahan bakar & udara masuk ke ruang karter& gas yang ada di ruang bakar dimampatkan oleh piston. b) Langkah ekspansi: Beberapa derajat sebelum TMA busi meloncatkan bunga api listrik & gas yang ada di ruang bakar akan terbakar & timbul tekanan yang tinggi sehingga mendorong piston ke TMB. Saluran masuk tertutup & bahan bakar di dalam karter naik ke ruang bakar melalui saluran pembilasan sekaligus mendorong gas sisa pembakaran keluar dari ruang bakar melalui saluran buang. Gambar 2.2. Langkah kerja mesin 2 langkah 2. Mesin 4 langkah : mempunyai 4 langkah kerja,yaitu: a. langkah hisap b. langkah usaha

3 c. langkah kompresi d. langkah buang Keterangan: a) Langkah hisap: katup hisap membuka, torak bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah,dan menghisap campuran bensin dan udara. b) Langkah kompresi: torak bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas,pada saat torak akan mencapai titik mati atas, busi meloncatkan bunga api listrik yang membakar campuran bensin dan udara. Kemudian timbul ledakan yang mendorong torak ke TMB. c) Langkah usaha: torak bergerak dari TMA ke TMB karena terdorong oleh ledakan yang timbul pada saat kompresi, pada saat ini timbul langkah kerja/langkah usaha. d) Langkah buang: torak bergerak dari TMB ke TMAdan membuang sisa gas hasil pembakaran.pada saat ini katup buang membuka. Proses tersebut terjadi berulang-ulang dimulai dari langkah hisap sampai langkah buang dan menggerakkan mesin. Gambar 2.3. langkah kerja mesin 4 langkah Transmisi (Rangkaian penerus tenaga)

4 Dalam gokart tidak menggunakan gardan ini berarti kedua roda mempunyai torsi dan kecepatan putar yang sama sehingga dalam posisi belok maka salah satu roda mengalami pergeseran dan roda lain sedikit terangkat, ini menyebabkan saat membelok roda gokart kehilangan cekaman terhadap lintasan. Pada gokart yang penyusun buat daya ditransmisikan oleh belt dan pully, dan Kopling sentrifugal. Dimana perhitungan kopling sentrifugal merupakan tugas khusus bagi penyusun Roda (Tires) Roda dan velg yang digunakan dalam gokart lebih kecil daripada yang biasa digunakan pada mobil. Roda dan Velg digunakan dalam pembuatan gokart adalah roda dan velg dari sepeda motor Scooter, dikarenakan roda dan velg vespa mempunyai diameter yang sesuai dengan yang digunakan pada gokart umumnya. Ban jenis ini termasuk kalsifikasi ban jenis Rain/WetBan, jenis ini digunakan, dimana ban ini mempunyai alur dan terbuat dari compon yang lunak dan mempunyai permukaan cekam yang lebih sempit dari ban jenis slick. Ban jenis ini dibuat untuk mempunyai daya cekam yang lebih besar. 2.3.Performa Gokart Dalam dinamika kendaraan khususnya gokart, adalah kendaraan yang merupakan benda kaku tanpa suspensi. Untuk dapat bergerak kendaraan harus memiliki gaya dorong yang cukup untuk melawan semua hambatan pada kendaraan. Gaya dorong ini terjadi pada roda penggerak kendaraan, yang ditransformasikan dari torsi mesin ke roda penggerak. Gambar 2.4 berikut menunjukan diagram benda bebas kendaraan yang menggambarkan gaya dorong dan hambatan meliputi angin dan rolling.

5 m F Ra Fr Rr Ff Ff Gambar 2.4 Diagram Benda bebas Kendaraan Keterangan : F = gaya dorong dari mesin penggerak F f = gaya dorong roda depan F r = gaya dorong roda belakang R r = gaya hambat rolling roda belakang R f = gaya hambat rolling roda depan R a = gaya hambat angin m = massa total gokart Kinerja Traksi Kendaraan Kinerja traksi kendaraan merupakan kemampuan kendaraan untuk melaju dengan membawa suatu beban dan melawan hambatan. kemampuan tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan mesin, pemilihan tingkat dan rasio transmisi, serta jenis transmisi yang dipakai Penentuan Posisi Titik Berat Sebelum menganalisis dinamika kendaraan lebih lanjut, maka perlu ditentukan terlebih dahulu dimana titik berat dari kendaraan. Untuk menentukan titik berat kendaraan dapat menggunakan sistem eksperimen, yaitu ditimbang dengan asumsi bahwa beban terdistribusi merata. Secara bergantian roda depan dan roda belakang ditimbang seperti gambar 2.5 a dan 2.5 b

6 Penumpu L Timbangan L Timbangan Penumpu (a)penimbangan pada roda depan (b)penimbangan pada roda belakang Gambar 2.5 (c)titik Berat Kendaraan Dari penimbangan tersebut didapat : W f = berat kendaraan roda depan / gaya reaksi roda depan Wr = berat kendaraan roda belakang / gaya reaksi belakang Dimana L = L r + L f ; adalah jarak antara kedua sumbu roda depan dan belakang, dan W t = W f + W r ; merupakan berat total. Dengan menggunakan rumus Σ M = 0, didapat : ( i ) W r. L = L r. W L r = W r. L / W ( ii ) W f L = L f. W L f = W f.l / W Untuk menentukan tinggi titik berat kendaraan maka dapat dilakukan dengan cara percobaan seperti gambar 2.6

7 Gambar 2.6 Tinggi Titik Berat Dalam keadaan statis, dengan rumus MA = 0 MA = 0 W. tanθ. Hf = Wr.L W.L r h = f Wr. L W. a W.tanθ Tinggi titik berat dari permukaan jalan : H = h f + r Dimana r = jari jari roda 2.4.Karakteristik Kinerja Laju kendaraan Kinerja laju dari suatu kendaraan sangat erat terkait dengan karakteristik gaya dorong yang dihasilkan oleh kendaraan dan karakteristik gaya hambatan yang dialami. Ada empat parameter pokok yang sering dipakai untuk menunjukkan kemampuan laju suatu kendaraan, yaitu : a) Percepatan kendaraan ( a ) yang dapat dihasilkan pada setiap kecepatan kendaraan. b) Waktu yang diperlukan ( t ) untuk menaikkan kecepatan dari kecepatan awal (V 0 ) ke kecepatan yang lebih tinggi (V t ). c) Jarak tempuh ( s ) yang diperlukan untuk menaikkan kecepatan dari V 0 ke V t 2.5.Sistem Kemudi Pada Kendaraan Sistem kemudi pada kendaraan bertujuan untuk mengendalikan arah gerakan (handling ) kendaraan. Suatu sistem kemudi dikatakan ideal jika mempunyai sifat sifat sebagai berikut : 1. Dapat digunakan sebagai pengendali arah kendaraan untuk segala kondisi,segala jenis belokan, dan dalam segala kecepatan. 2. Dapat menjamin serta menjaga kestabilan kendaraan pada segala jenis gerakan belok dan dalam segala kecepatan

8 3. Tidak membutuhkan tenaga yang besar dari pengemudi untuk menggerakkan dan mengendalikan arah roda kemudi. 4. Tidak membahayakan pengemudi jika terjadi kecelakaan pada kendaraan. Pada pembahasan handling ditujukan sebagai pengantar kaji handling kendaraan, sehingga kendaraan dimodelkan sebagai benda kaku dimana pengaruh supensi diabaikan. Model yang dibahas bertujuan untuk menunjukkan pengaruh dari sifat sifat ban, letak pusat massa, kecepatan maju kendaraan, dan mengarah pada kesimpulan praktis yang penting pada stabilitas arah dan kontrol Klasifikasi Sistem Pengemudi Sistem kemudi sangat penting di dalam mengendalikan sebuah kendaraan, dimana kendaraan akan bergerak berdasarkan sistem kemudi yang digerakkan oleh sang pengemudi. Ada beberapa macam sistem kemudi : A. Berdasarkan tenaga yang digunakan berdasarkan tenaga yang digunakan sistem kemudi ada dua yaitu: 1. Manual steering Sistem kemudi ini sering juga disebut konvensional dimana semua tenaga yang diperlukan untuk membelokkan roda dating dari pengemudi yang ditransmisikan melalui sistem kemudi 2. Power steering Kendaraan yang menggunakan sistem kemudi ini memiliki sistem tenaga untuk membantu pengemudi membelokkan roda kendaraan. Tenaga yang diperlukan dari pengemudi hanya kecil yaitu umumnya hanya untuk memberi signal atau menggerakkan katup pengatur sistem tenaga. Sebagian besar sistem tenaga dari power steering pada kendaraan adalah sistem hidraulik. Sebuah pompa hidraulik mensuply hidraulik bertekanan tinggi jika pengemudi memutar lingkar kemudi B. Berdasarkan jumlah roda yang bergerak Berdasarkan jumlah roda yang bergerak ada dua sistem kemudi yaitu : 1. Kemudi penggerak dua roda

9 Sistem kemudi 2 roda yaitu sistem kemudi yang hanya menggunakan belokan 2 roda (roda depan) untuk mengendalikan arah gerakan kendaraan. Hampir semua kendaraan roda empat untuk saat ini menggunakan sistem kemudi 2 roda yaitu sistem kemudi yang hanya menggunakan 2 roda depan sebagai roda pengendali arah. Kendaraan dengan sistem kemudi 2 roda pada saat belok bisa terjadi kondisi understeer atau oversteer. Umumnya pada kecepatan tinggi atau kondisi operasional kendaraan kurang bagus sering terjadi kondisi yang membingungkan pengemudi karena kendaraan tak terkendali sehingga mengakibatkan kecelakaan. Permasalahan yang sering terjadi jika berbelok pada kecepatan tinggi adalah roda belakang skid ke sampaing sehingga terjadi gerakan yang terlalu besar sehingga pengemudi tidak mampu mengendalikan kendaraannya. Pada kondisi tersebut pengendalian kendaraan oleh pengemudi dengan menggunakan belokan roda depan saja sudah tidak mampu lagi menstabilkan kendaraan. Gambar 2.7. Diagram Kemudi Penggerak 2 Roda

10 Dimana : α : sudut slip roda belakang α : sudut slip roda depan δ : sudut belok roda depan dari arah normal R : radius putar kendaraan 2. Kemudi penggerak empat roda Sistem kemudi 4 roda yaitu sistem kemudi yang menggunakan belokan keempat roda untuk mengendalikan arah gerakan. Belokan roda depan berfungsi sebagai pemberi arah sedangkan belokan roda belakang berfungsi sebagai pengendali atau penyetabil arah dari gerakan kendaraan. Sistem kemudi 4 roda ini menggunakan belokan roda belakang untuk menstabilkan arah gerak kendaraan serta memperkecil kemungkinan terjadi kehilangan kendali pada kendaraan. Gambar 2.8. Diagram Kemudi Penggerak 4 Roda Dimana : α r : sudut slip roda belakang α f : sudut slip roda depan δ r : sudut belok roda belakang dari arah normal δ f : sudut belok roda depan dari arah normal

11 R 2 : radius putar kendaraan Sistem kemudi pada gokart Sistem kemudi yang digunakan pada gokart termasuk sistem kemudi 2 roda dengan manual stering ini dikarenakan Sistem kemudi yang penyusun gunakan dalam pembuatan gokart hanya menggunakan belokan 2 roda (roda depan) untuk mengendalikan arah gerakan kendaraan dan hanya memakai tenaga manual stering, Sistem kemudi ini sering juga disebut konvensional dimana semua tenaga yang diperlukan untuk membelokkan roda dari pengemudi yang ditransmisikan melalui sistem kemudi 2.6.Mesin Penggerak Mesin penggerak yang digunakan untuk sumber tenaga gokart mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Jenis : Air Cooled, 4 langkah Daya Maksimum : 6,5 Hp Putaran : 3000 rpm CC : 160 cc Sumber tenaga yang digunakan untuk menggerakan gokart adalah motor besin 4 langkah dengan daya maksimum 6,5 HP, dimana ditransmisikan oleh rangkaian puly dan belt Motor Bensin Adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar dari bensin, sebelum bahan bakar masuk kedalam silinder terlebih dahulu mengalami pencampuran bahan bakar dan udara pada kaburator. Kemdian setelah tercampur masuk ruang silinder pembakaran dan dikopresikan oleh torak, bunga api terpercik dari busi, sehingga terjadi pembakaran yang membuat ledakan sehingga mampu medorong torak kearah TMB (titik mati bawah), tenaga ini mendorong torak turun naik sesuai alur dari silinder, gerak turun naik torak oleh poros engkol diubah menjadi gerak putar Siklus Motor 4 langkah Pada motor 4 langkah siklus yang terjadi pada proses pembakaran dalam silinder adalah: 1. Proses temperature konstan (isothermal)

12 Proses ini terjadi didalam silinder pada saat gas dimasukan kedalam silinder kemudian gas berubah karena tekanan torak, suhu akan dijaga agar tetap konstandengan jalan memanaskan dan mendinginkan silinder 2. Proses tekanan konstan (isobaris) Proses yang terjadi dimana keadaan gas berubah dengan cara memanaskan silinder, sedang torak bergerak bebas sehingga tekanan gas dalam silinder konstan. 3. Proses Volume konstan Proses yang terjadi dalam silinder dimana pada saat langkah kompresi gas disrubah dengan cara memanaskan silinder dan torak tidak bergerak sehingga volume gas tetap konstan. 4. Proses Isentropik Proses kompresi gas didalam siinder dimana suhu gas sama. 5. Proses Polintropis Proses yang terjadi didalam silinder dimana tekanan dan volume dianggap sama Gambar 2.9. Diagram P-V dari siklus motor bensin Dimana: q m q k =jumlah kalor yang dimasukkan =jumlah kalor yang dikeluarkan

13 Sifat ideal yang dipergunakan serta keterangan mengenai proses siklusnya dari gambar 2.3 adalah sebagai berikut: kurva 0-1 : Langkah hisap, pada tekanan konstan kurva 1-2 : Lankah kompresi, pada proses isentropis kurva 2-3 : Proses pembakaran pada volume konstan, proses pemasukan kalor pada volume konstan. kurva 3-4 : Langkah kerja pada proses ekspansi isentropis kurva : Langkah buang Perhitungan kapasitas silinder Isi silinder Isi silinder adalah isi yang dipindahkan oleh torak bila torak menempuh dari TMB ke TMA dapat dijelaskan sebagai sebuah silinder dimana: Garis tengah : garis tengah silinder (D) Tinggi : langkah (s) D s Gambar panjang langkah dan diameter silinder Isi langkah dinyatakan dalam cm 2 dan dm 2 atau liter dengan rumus: V = n/4 D 2. s. Z atau D 2. s Jadi isi silinder dapat dicari dengan V t = VL + Vs Keterangan: Vt : Volume silinder (cm 3 ) VL : Volume langkah (cm 3 )

14 Vs : Volume ruang baker (cm 3 ) D : diameter silinder (cm 3 ) s : panjang langkah (cm ) Z : Jumlah silinder Perbandingan kompresi Perbandingan kompresi dinyatakan dengan symbol ε yaitu perbandingan antara isi silinder pada waktu torak pada TMB (VL + Vs) dengan isis silinder diatas torak pada waktu torak pada TMA (Vs) VL + Vs ε = Vs Keterangan ε = Perbandingan kompresi VL = Volume langkah Vs = Volume ruang bakar TMA TMB VL Vs Gambar perbandingan kompresi Temperatur awal kompresi (Ta) Adalah campuran bahan bakar yang berada dalam silinder saat torak mulai melakukan langkah kompresi Ta = Dimana : T 0 + Δ tw + γ 1+ γ r r xt r T 0 = temperatur udara

15 Δtw = kenaikan temperatur didalam silinder akibat panas ( 0 K) γ r = koefisien gas bekas Tr = temperatur gas buang ( 0 K) Tekanan Akhir kompresi Adalah tekanan campuran bahan bakar didalam silinder pada akhir langkah kompresi P c = P a. ε nl P 1. V nl nl 1 = P 2. V 2 P 2 = (V 1 /V 2 ) nl Dimana nl adalah eksponen politropik yaitu eksponen yang menunjukan sifat dan bentuk dari proses adiabatik eksponen ini menunjukan perubahan tekanan pada dan volume yang terjadi asaat bahan bakar dikompresi Temperatur kompresi (T c ) Temperatur kompresi adalah temperatur campuran bahan bakar sebelum pembakaran pada akhir langlah kompresi T c = T a. ε nl-1 Perbandingan tekanan dalam silinder selama pembakaran (λ) Adalah rasio yang menunjukan perbndingan tekanan maksimum pada pembakaran campuran bahan bakar dengan tekanan awal pembakaran. λ = P z /P c P c = tekanan awal pembakaran P z = Tekanan Akhir kompresi Nilai Pembakaran (Qb) O Qb = 81 x C x (H - ) 8 Kebutuhan udara teoritis (L o ) Yaitu jumlah udara yang dibutuhkan untuk pembakaran 1 kg bahan bakar secara teoritis adalah L o = 1/0,21 (C/12 + H/4 + O 2 /32) Koefisien perubahan molekul selama pembakaran (µ 0 )

16 Adalah koefisien yang menunjukan perubahan molekul yang terjadi selama proses pembakaran µ 0 = Mg/α. L 0 Dimana: α = koefisien udara lebih untuk motor bensin adalah ± 0,85 1,05 Mg L 0 = Jumlah hasil pembakaran 1 kg bahan baker = Kebutuhan udara teoritis Koefisien perubahan molekul setelah pembakaran Adalah menunjukan perubahan molekul yang terjadi setelah pembakaran μ0 + γ r μ0 = 1 + γ Tempertaur Pembakaran T 2 = μ (Mcp).T c Perbandingan ekspansi r Adalah hasil yang menunjukan perubahan yang terjadi pada gas hasil pembakaran campuran bahan bakar pada langkah ekspansi μ. T ρ = 2 λ. Tc Perbandingan ekspansi selanjutnya Adalah hasil perubahan pada gaspembakaran selama langkah ekspansi ε δ = ρ Tekanan akhir ekspansi P = δ z P b μ. c Tekanan indikator rata-rata teoritis Adalah besar rata-rata tekanan yang dihasikan olehpembakaran campuran bahan bakar P Pc λ ε 1 λ. P ( P 1) = it nt 1 n 1 n 1 Tekanan indicator rat-rata P n 1 ε

17 Adalah besar rata-rata tekanan yang dihasikan oleh pembakaran campuran bahan bakar Pi = Q. P it Efisiensi pengisian Adalah rasio yang menunjukan kemampuan silinder dalam menghisap campuran bahan bakar η ch = ε. Pa. To ( ε 1 ). P ( To + Δtw + r. Tr) 1 γ Dimana : Pa = tekanan campuran bahan baker dalam menghisap bahan baker saat langkah hisap P1 = tekanan udara luar ε = perbandingan kompresi Pemakaian bahan bakar indikator Adalah jumlah bahan nakar yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan indikator 318,4. ηch. P Fi = P.. L T t α Pemakaian bahan bakar efektif Adalah jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk melakukan kerja Fl = Fi ηm Dimana η m = berkisar antara 0,8 0,85 Daya indikator 2 a. Pi.1/ 4. π. D. S > n. Z Ni = Ni = daya indikator (Hp) Pi = tekanan rata-rata (kg/cm 2 ) untuk motor 4 tak ± 6,25 8,75

18 D = diameter silinder (cm) S = langkah (cm) n = putaran (rpm) Z = jumlah silinder a = jumlah siklus perputaran untuk motor 4 langkah 0,5 Daya efektif Ne = Ni x η m Tekanan efektif P 2 = P i. η m Torsi Tb = 716, 2 Ne n Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan Fh = Fe.Ne 2.7.Poros Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin yang berfungsi meneruskan daya dari mesin penggerak, menurut pembebanan dibagi menjadi 3 yaitu poros transmisi, poros spindle dan poros gandar. Dalam perencanaan poros sangatlah perlu memperhatikan kekuatan dan pembebanan yang diterima poros untuk itu perlu diperhatikan sebagai berikut: 1. Kekuatan poros Pada poros transmisi akan mengalami pembebanan yaitu pembebanan puntir dan lentur. 2. Kekakuan poros Puntiran terlalu besar akan mengakibatkan ketidakstabilan getaran atau suara. 3. Putaran kritis Putaran kritis terjadi jika putaran mesin di naikan pada putaran tertentu terjadi getaran cukup besar.

19 4. Korosi Dalam perencanaan perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan, hal ini untuk mencegah terjadinya korosi. 5. Bahan poros Poros untuk mesin umumnya dibuat dari batangan yang ditarik dingin dan definisi baja karbon kontruksi mesin (bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot yang di deoksidasi dengan ferrosilicon dan di cor, kadar karbonya terjamin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Perhitungan Torsi yang terjadi p. x4500 T = ( Nm) 2πn Momen lentur akibat tegangan sabuk M = ( T + T ) 1(Nm) 1 2 Χ Momen puntir 2 T e = T + M Dengan menghubungkan T e π = Fe d Menghitung Diameter Poros Tegangan geser maksimum : ( ) τ = σ Sf xsf B 1 2 ( Sularso, 1997 : 8 ) Diameter poros : d p θ = 5,1 ˆ ο K tcbt = t maks Tt. I 484. G. d 4 s 1 3 Kelenturan porors dari pembebanan :

20 2 2 4 M r. I1. I 2 y = 3, ( Sularso, 1997 : 8 ) 4 d. L 4 Koreksi Kekuatan Poros Koreksi kekuatan poros 5,1 ˆ ο ( K xm ) 2 ( K xt ) 2 maks = 3 m + t ( Sularso, 1997 : 8 ) d Jika tegangan geser maksimum yang terjadi pada poros lebih kecil dari egangan ijin bahan poros jadi poros aman. 2.8.Pasak Pasak adalah suatu komponen elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagianbagian mesin seperti roda gigi, sproket, puley, kopling, dan sebagainya pada poros. Momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke poros. Fungsi yang serupa dengan pasak dilakukan pula oleh splain (spilne) dan gerigi yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan jumlah gigi yang sama pada naf dan saling terkait yang satu dengan yang lain. Gigi pada splain adalah besar-besar, sedangkan pada gerigi adalah kecil-kecildengan jarak bagi yang kecil pula. Kedua-duanya dapat digeser secara aksial pada waktu meneruskan daya. pasak yang kita gunakan adalah Pasak-benam rata Pasak benam rata merupakan pasak memanjang yang paling banyak diterapkan pada konstruksi dimana roda harus dapat digeserkan pada poros maupun pada konstruksi dimana roda harus disanbung tak bergerak dengan poros. Gambar 2.12 Pasak Benam

21 ˆ ο ka F bi 1 Gambar 2.13 Gaya Geser pada Pasak 2 οˆ = tegangan geser yang di ijinkan ( kg / mm ) ka I = panjang pasak ( mm ) 1 σ B ˆ ο ka = ( Sularso, 1997 : 8 ) Sf xsf k1 k 2 Dimana : Sf k1 6 Sf k 2 1 1,5 ( beban berlan lahan ) 1,5 2 ( tumbukan ringan ) 2 5 ( secara tiba-tiba dan tumbukan berat ) F p = I. ataut ( t ) F p a = I. ataut 1 Dimana : 2 ( t ) 1 2 P = tekanan permukaan (kg/mm) p a = tekanan permukaan yang dijinkan 8 kg/mm 2 poros diameter kecil 10 kg/mm 2 poros diameter besar ½ dari di atas poros putaran tinggi Lebar pasak (%) dari diameter poros Panjang pasak 0,75 1,5 d s

22 2.9.Bantalan Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak bekerja secara semestinya. Dalam rancang bangun gokart ini, bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding Klasifikasi bantalan gelinding Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat. a. Atas dasar arah beban terhadap poros 1. Bantalan radial Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros. 2. Bantalan aksial Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah sejajar sumbu poros. 3. Bantalan kombinasi Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros. b. Atas dasar elemen gelinding 1. Roll 2. Ball Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Elemen gelinding seperti bola atau rol, dipasang di antara cincin luar dan cincin dalam. Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingga gesekan diantaranya akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dalam bentuk dan ukuran merupakan keharusan. Karena luas bidang kontak antara bola atau rol dengan cincinnya sangat kecil maka besarnya beban per satuan luas atau tekanannya menjadi sangat tinggi. Dengan demikian bahan yang dipakai harus mempunyai ketahanan dan kekerasan yang tinggi.

23 Gambar 2.14 Macam-macam Bantalan Gelinding Dalam pembuatan gokart bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding rol dengan beban radial, karena beban yang bekerja adalah beban radial Rumus perhitungan Mencari beban ekuivalen dinamis bantalan P = Χ. V. F + Y. F ( Sularso, 1997 ) r Keterangan : r a P r = beban ekuivalensi dinamis ( kg) X = faktor beban radial Y = faktor beban aksial F = beban radial ( kg ) r F = beban aksial ( kg ) a V = faktor putaran Menentukan faktor- faktor : faktor putaran V = 1, untuk cicilan dalam berputar faktor beban radial dan aksial F a = kapasitas nominal dinamis statik ( kg ) C 0 C 0 Dari tabel beban radial dan aksial didapat ;

24 Faktor beban radial X Faktor beban aksial Y Maka beban ekuivalen bantalan : P = X. V. F + Y. F r Menghitung faktor kecepatan ( F n ) Untuk bantalan bola f n r 33,3 = n 1 3 Menghitung umur bantalan bola ( ball bearing ) h f = f. h n C p f h = faktor umur r a C = kapasitas nominal dinamis spesifik ( kg ) 3 L = 500. f h ( jam)

Gambar 2.1. Desain Gokart

Gambar 2.1. Desain Gokart BAB II DASAR TEORI.1.Kontruksi Gookart Kendaran menurut jumlah roda penerus daya dibagi menjadi dua jenis, yaitu kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat, dimana gokart termasuk jenis kendaraan roda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Motor Bakar Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Pengertian Perencanaan dan perhitungan diperlukan untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin (Toyota Corolla 3K). apakah kemapuan kerja dari mesin tersebut masih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas yang kemudian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang menggunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini masuk ke dalam ruang silinder terlebih dahulu terjadi percampuran bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian Umum Motor Bensin Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga / energi. Sedangkan pengertian motor bakar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas yang kemudian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB VI POROS DAN PASAK BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON 4.1 Analisa Peningkatan Performa Dalam perhitungan perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kamampuan mesin, yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah: Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Instalasi Turbin Gas Instalasi turbin gas merupakan suatu kesatuan unit instalasi yang bekerja berkesinambungan dalam rangka membangkitkan tenaga listrik. Instalasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART 4.1. Analisa Performa Perhitungan ulang untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin, apakah kemampuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO FINONDANG JANUARIZKA L 125060700111051 SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Motor Bensin Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga/energi. Sedangkan pengertian motor bakar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kompresor Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara biasanya mengisap udara dari atsmosfir. Namun ada pula yang mengisap udara atau

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Kendaraan merupakan salah satu produk yang sangat di butuhkan semua masyarakat, baik sebagai alat transpotrasi maupun sebagai alat olah raga balap seperti yang di rencanakan ini.

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI PENAMBAHAN UKURAN DIAMETER SILINDER PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN ABSTRAK Sejalan dengan pesatnya persaingan dibidang otomotif banyak orang berpikir untuk

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke) MOTOR BAKAR TORAK Motor bakar torak (piston) terdiri dari silinder yang dilengkapi dengan piston. Piston bergerak secara translasi (bolak-balik) kemudian oleh poros engkol dirubah menjadi gerakan berputar.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum. 2.2 SIKLUS IDEAL

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum. 2.2 SIKLUS IDEAL BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum. Pengukuran torsi dan daya yang digunakan sebagai parameter uji pada sepeda motor dapat dilakukan dengan berbagai macam metode diantaranya Test Bench dan Prony Breake.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Bahan Baku Secara tradisional orang membuat tepung beras dengan cara menumbuk dalam lesung dengan antum atau alu. Beras menjadi halus dikarenakan adanya proses tekan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR Sepeda motor terdiri dari beberapa komponen dasar. Bagaikan kita manusia, kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka, pencernaan, pengatur siskulasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA

BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA 3.1 Perancangan Sistem Kemudi Gokart Proses peracangan sistem kemudi gokart menggunakan metode analisa perancangan dengan melakukan perhitungan-perhitungan manual.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Roda Gigi Kerucut bidang kerucut ini disebut "kerucut jarak bagi". Besarnya sudut puncak kerucut tersebut merupakan ukuran bagi putaran masing-masing porosnya. Roda gigi kerucut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berkendara, ketika kendaraan telah mencapai sebuah tikungan dan akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gokart Gokart merupakan salah satu produk yang sarat dengan teknologi dan perkembangan. Ditnjau dari segi komponen, Gokart mempunyai beragam komponen didalamnya, namun secara

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum 4 BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin 2.1.1. Penjelasan Umum Motor bensin merupakan suatu motor yang menghasilkan tenaga dari proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Karena pembakaran ini

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan BAB II TEORI DASAR 2.1. Sejarah Mesin Diesel Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Rudolf Diesel. Mesin diesel sering juga disebut sebagai motor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kompresor Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai tekanan

Lebih terperinci

!"#$%&$'()*& LAMPIRAN

!#$%&$'()*& LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA 1. Arismunandar, Wiranto. (1973). Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Bandung : ITB. 2. Darsono. (2001). Pekerjaan Las Dasar. Surakarta : Aria Offset. 3. G. Pahl dan W. Beitz. (1984). Engineering

Lebih terperinci

POROS dengan BEBAN PUNTIR

POROS dengan BEBAN PUNTIR POROS dengan BEBAN PUNTIR jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros, maka kemungkinan adanya

Lebih terperinci

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skematik Chassis Engine Test Bed Chassis Engine Test Bed digunakan untuk menguji performa sepeda motor. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1, skema pengujian didasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL DAYA PUTARAN : 80 HP : 2250 RPM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RUSLI INDRA HARAHAP N I M : 0

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Skuter Skuter adalah kendaraan roda 2 yang diameter rodanya tidak lebih dari 16 inchi dan memiliki mesin yang berada di bawah jok. Skuter memiliki ciri - ciri rangka sepeda

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran: P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah suatu tenaga atau bagian kendaran yang mengubah energi termal menjadi energi mekanis. Energi itu sendiri diperoleh dari proses pembakaran. Pada

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN UMUM Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja dari motor bakar bensin adalah perubahan dari energi thermal terjadi mekanis. Proses diawali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,

Lebih terperinci

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

MAKALAH DASAR-DASAR mesin MAKALAH DASAR-DASAR mesin Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Teknik Dasar Otomotif Disusun Oleh: B cex KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmatnya,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK.1. Perhitungan Silinder-silinder Hidraulik.1.1. Kecepatan Rata-rata Menurut Audel Pumps dan Compressor Hand Book by Frank D. Graha dan Tara Poreula, kecepatan piston dipilih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

MESIN PERAJANG SINGKONG

MESIN PERAJANG SINGKONG PROPOSAL MERENCANA MESIN MESIN PERAJANG SINGKONG Diajukan oleh : 1. Aan Setiawan ( 04033088 ) 2. Muhammad Wibowo ( 04033146 ) 3. Wisnu Kusuma Wardhani ( 04033159 ) 4. Andi Mardiyansah ( 04033160 ) kepada

Lebih terperinci