Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin
|
|
- Utami Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Instalasi Turbin Gas Instalasi turbin gas merupakan suatu kesatuan unit instalasi yang bekerja berkesinambungan dalam rangka membangkitkan tenaga listrik. Instalasi turbin gas sederhana biasanya terdiri dari kompresor, ruang bakar, turbin dan generator. Di awal proses, udara ambient dimampatkan oleh kompresor sehingga menjadi udara bertekanan, kemudian udara tersebut dialirkan ke ruang bakar, di dalam ruang bakar disemprotkan pula bahan bakar gas, sehingga terjadi pembakaran isobarik. Gas hasil pembakaran dialirkan ke turbin, dimana di dalam turbin terjadi proses ekspansi yang mengakibatkan poros turbin berputar. Berputarnya poros turbin yang dikopel dengan generator akhirnya membangkitkan energi listrik. Udara Ruang Bakar Gas Buang Tenaga Listrik Bahan Bakar Generator Kopel Kompresor Turbin Gambar 2.1 Skema Turbin Gas
2 2.2 Klasifikasi Turbin Gas Berdasarkan Siklus Kerjanya Siklus Terbuka Dalam siklus ini, gas hasil pembakaran langsung dibuang ke udara bebas, setelah mengalami proses ekspansi pada turbin, pada gambar 2.2 yang merupakan skema instalasi turbin gas siklus terbuka terlihat bahwa instalasi ini memiliki struktur yang sederhana, yaitu terdiri dari kompresor, ruang bakar, turbin dan beban. Gambar 2.2 Sistem turbin gas dengan siklus terbuka Siklus Tertutup Dalam siklus ini, fluida kerjanya tidak berhubungan dengan atmosfir sekitarnya, dengan demikian dapat dijaga kemurniannya. Hal ini sangat menguntungkan dari segi pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh erosi dan korosi. Pada sistem ini dapat juga digunakan dengan tekanan tinggi (sampai 40 atm)
3 seperti pada instalasi uap, tetapi kerjanya tidak mengalami perubahan fasa. Skema instalasi turbin gas siklus tertutup dapat dilihat pada gambar 2.3 Turbin gas dengan sistem ini konstruksinya lebih rumit, karena membutuhkan pesawat pemanas dan juga membutuhkan pesawat pendingin udara sebelum masuk kompresor. Keuntungannya adalah : 1. Untuk daya yang sama, turbin ini mempunyai ukuran yang lebih kecil. 2. Dapat bekerja pada tekanan tinggi 3. Lebih menghemat penggunaan bahan bakar. Keterangan : Pc = Precooler ; H = Heater ; RB = Ruang bakar Gambar 2.3 Sistem turbin gas dengan siklus tertutup Siklus Kombinasi Karena banyaknya energi yang hilang bersama-sama dengan terbuangnya gas buang, maka telah dilakukan beberapa upaya untuk memanfaatkan gas buang dengan cara menambah beberapa macam proses baru setelah peralatan tambahan sehingga energi yang terbuang dapat dimanfaatkan lagi untuk suatu proses tertentu sehingga dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi dari sistem tersebut. Tetapi seiring
4 dengan hal itu bertambah pula biaya investasi yang diperlukan karena harus membeli peralatan baru. Dilihat dari segi ekonomisnya, turbin gas dengan siklus kombinasi memiliki kebaikan bila turbin gas ini dijalankan untuk base load (beban dasar atau utama) dan secara kontinu. Ada beberapa macam turbin gas dengan siklus kombinasi, antara lain : Turbin gas dengan siklus regenerasi Pada turbin gas dengan siklus regenerasi dilakukan dengan penambahan peralatan berupa alat penukar kalor (heat exchanger) yang diletakkan antara ruang bakar dan saluran gas buang. Udara bertekanan dari kompresor mengalir dengan suhu rendah ke heat exchanger untuk kemudian diteruskan ke ruang bakar dengan temperatur tinggi. Panas yang diberikan oleh heat exchanger diperoleh dari sisa gas buang yang dilewatkan terlebih dahulu di dalam pesawat penukar kalor sebelum dibuang ke udara bebas. Skema instalasi dapat dilihat pada gambar 2.4 Gambar 2.4 Skema instalasi turbin gas siklus regeneratif dengan heat exchanger Siklus gabungan turbin gas dengan turbin uap Panas dari gas buang dipergunakan kembali untuk keperluan diantaranya :
5 Produksi uap untuk keperluan industri, misalnya proses pemanasan Produksi uap untuk pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan turbin uap. Proses ini disebut Combined gas and steam cycle Keterangan Gambar : K = Kompresor RB = Ruang Bakar TG = Turbin Gas HE = Heat Exchanger TU = Turbin Uap C = Condensor P = Pompa Gambar 2.5 Skema instalasi siklus gabungan turbin gas-turbin uap Berdasarkan Konstruksinya a. Turbin gas berporos tunggal (single shaft) Turbin gas ini digunakan sebagai pembangkit listrik pada perusahaan maupun pada industri yang berskala besar. b. Turbin gas berporos ganda (multi shaft) Jenis turbin ini digunakan untuk menahan beban dan torsi yang bervariasi. Poros pertama turbin dikopel langsung dengan poros aksial. Turbin dengan tekanan tinggi berfungsi menggerakkan kompresor, mensuplai gas panas untuk turbin bertekanan rendah. Turbin multi shaft ini juga digunakan untuk sentral listrik dan industri. Turbin
6 ini direncanakan beroperasi pada putaran yang berbeda tanpa menggunakan reduction gear Berdasarkan arah aliran fluida kerjanya a. Turbin aliran radial : dimana arah aliran fluida kerja dalam arah yang tegak lurus terhadap sumbu poros. b. Turbin aliran aksial : dimana arah aliran fluida kerja diperoleh dalam arah sejajar sumbu poros. 2.3 Siklus Kerja Turbin Gas Siklus Ideal Turbin gas secara termodinamika bekerja dengan siklus Brayton. Siklus ini merupakan siklus ideal untuk sistem turbin gas sederhana dengan siklus terbuka, seperti terlihat pada gambar 2.2. Siklus ini terdiri dari dua proses isobar dan isentropis. Siklus ideal adalah suatu siklus yang dibangun berdasarkan asumsi sebagai berikut : Proses kompresi dan ekspansi terjadi secara isentropik Perubahan energi kinetik dari fluida kerja antara sisi masuk dan sisi keluar kompresor diabaikan Tidak ada kerugian tekanan pada sisi masuk ruang bakar & sisi keluar ruang bakar Laju aliran massa gas dianggap konstan Adapun diagram T-S untuk siklus terbuka dapat dilihat sebagai berikut :
7 Gambar 2.6 Diagram T-S dan P-V turbin gas siklus terbuka Proses-proses yang terjadi dari diagram tersebut diatas adalah sebagai berikut : Proses 1-2 : Proses kompresi isentropis pada kompresor. Proses 2-3 : Proses pembakaran pada tekanan konstan (isobar) di dalam ruang bakar, adanya pemasukan panas. Proses 3-4 : Proses ekspansi isentropik pada turbin. Proses 4-1 : Proses pembuangan kalor pada tekanan konstan. Dengan demikian pada proses steady state untuk masing-masing proses diatas diperoleh : Proses 1-2 : Kerja Kompresor Kerja spesifik kompresor ideal, titik 1-2 (W K ) yaitu kalor spesifik yang dibutuhkan untuk menggerakkan kompresor pada kondisi ideal : W K = Cp (T 2 - T 1 ) = h 2 - h 1 (kj/kg) (lit 3. hal 16) Dimana : Cp = Panas jenis udara pada tekanan konstan (kj/kg K) T 1 = Temperatur udara masuk kompresor (K)
8 T 2 = Temperatur udara keluar kompresor (K) h 1 h 2 = entalpi udara spesifik masuk kompresor (kj/kg) = entalpi udara spesifik keluar kompresor (kj/kg) Proses 2-3 : Pemasukan Panas Proses pembakaran terjadi pada tekanan konstan (isobar), tetapi pada kenyataannya terjadi pengurangan tekanan, faktor pengurangan tekanan sebesar 0,02-0,03 Q in = C p (T 3 -T 2 ) = h 3 -h 2... (lit 3. hal 17) Dimana : h 3 = entalpi gas keluar ruang bakar (kj/kg) T 3 = temperatur gas keluar ruang bakar (K) Q in = kalor spesifik ruang bakar (kj/kg) Proses 3-4 : Kerja Turbin Untuk proses ekspansi ideal pada turbin, kerja yang terjadi adalah : W t = C p (T 3 -T 4 ) = h 3 -h 4... (lit 3. hal 17) Dimana : W T = kerja spesifik ideal yang keluar turbin (kj/kg) T 4 = temperatur gas keluar turbin (K) h 4 = entalpi spesifik gas keluar turbin ideal (kj/kg)
9 Kerja netto siklus (W net ) Kerja spesifik siklus adalah selisih kerja yang dihasilkan turbin dengan kerja yang dibutuhkan kompresor tiap kg gas, yang secara matematis dapat dituliskan : W net = W T - W K = (h 3 -h 4 ) - (h 2 -h 1 ) = C p (T 3 -T 4 ) - C p (T 2 -T 1 ) W net = C p [(T 3 -T 4) -(T 2 -T 1 )] (kj/kg)... (lit. 3 hal 20) Maka, effisiensi total instalasi (η total ) adalah perbandingan antara kerja netto siklus dengan pemasukan energi. η total = = W Q net in Cp [(T3 - T4) - (T2 - T1)] Cp (T3 - T2) = 1 - η total = 1 - Cp(T4 - T 1) Cp (T3 - T 2) T T 1 2 T T T T Oleh karena proses 1-2 dan 2-3 adalah proses yang berlangsung secara isentropis, dan P 2 = P 3 dan P 4 = P 1 T T 2 1 = P2 P 1 ( γ -1) γ = P3 4 P ( γ -1) γ = T T 3 4 r p = P P 2 1 = P P 3 4
10 dimana, r p adalah perbandingan tekanan (pressure ratio) Maka, effisiensi total siklus menjadi : 1 η total = 1 - ( γ -1) γ rp Dengan demikian, jelas dapat dimengerti bahwa harga effisiensi tertinggi tergantung kepada pressure ratio (r p ). Jadi effisiensi akan naik apabila pressure ratio yang digunakan lebih tinggi. Hubungan effisiensi, pressure ratio dan jenis fluida kerja ditunjukkan oleh gambar berikut : Gambar 2.7 Grafik hubungan effisiensi dan pressure ratio Siklus Aktual Proses kerja diatas terjadi secara isentropis, tetapi kenyataannya secara aktual terjadi penyimpangan dari proses ideal. Penyimpangan-penyimpangan itu adalah : 1. Fluida kerja merupakan gas ideal dengan panas spesifik konstan. 2. Laju aliran massa fluida kerja tidak konstan. 3. Proses yang berlangsung di setiap komponen adiabatik.
11 4. Proses kompresi di dalam kompresor tidak berlangsung secara isentropik. 5. Proses ekspansi di dalam turbin tidak berlangsung secara isentropis. 6. Proses pembakaran tidak berlangsung secara adiabatik serta tidak dapat menjamin terjadinya pembakaran sempurna, sehingga untuk mencapai temperatur gas masuk turbin yang ditetapkan diperlukan jumlah bahan bakar yang lebih banyak. 7. Terjadinya penurunan tekanan pada ruang bakar dan turbin. Gambar 2.8 Diagram h-s siklus aktual (lit. 3 hal 64) Dari gambar diatas terlihat bahwa : Kompresi berlangsung secara aktual, yaitu menurut garis 1-2, sedangkan pada proses ideal terjadi secara non isentropik 1-2. Proses ekspansi juga berlangsung secara aktual, yaitu menurut garis 3-4, sedangkan pada proses ideal terjadi secara non isentropik 3-4.
12 Effisiensi kompresor merupakan perbandingan kerja antara kerja kompresor pada siklus ideal dengan siklus aktual, yaitu : η k = W W ks ka... (lit. 3 hal 64) η k = Cp(T Cp (T2 2 - T1) - T1) = h2 - h1 h2 - h 1 Effisiensi turbin didefinisikan sebagai berikut : η T = W W Ta Ts... (lit. 3 hal 64) η T = Cp(T3 - T4 ) Cp (T2 - T1) = h 3 - h4 h 3 - h 4 Jadi temperatur keluar kompresor (T 2a ) adalah : η k = (T (T 2s 2a - T 1) - T 1) T2s - T1 T 2a = + T1 ηk Dan temperatur keluar turbin aktual (T 4a ) adalah : η T = (T3 - T (T3 - T 4a 4s ) ) T 4a = T 3 - (T 3 - T 4s ) x η T
13 2.4 Pemilihan Jenis Turbin Ditinjau dari arah aliran, turbin dapat dibagi atas dua bagian, yaitu : Turbin aliran radial Turbin radial adalah turbin dimana arah aliran fluida kerja dalam arah yang tegak lurus terhadap sumbu poros, yakni arah aliran radial. Pada turbin ekspansi fluida dari tekanan awal ke tekanan akhir terjadi di dalam laluan semua baris sudu-sudu yang berputar. Gambar 2.9 Penampang turbin jenis radial Turbin radial umumnya digunakan untuk aliran yang kecil, dimana turbin radial lebih murah dan sederhana untuk dibuat bila dibandingkan dengan turbin aksial, misalnya pada instalasi turbin gas yang kecil, dalam bidang automotif dan pompa kebakaran yang dapat dipindah-pindahkan. Pada gambar 2.9 diperlihatkan gambar penampang turbin jenis radial Turbin aliran aksial Turbin aksial adalah turbin dimana arah aliran fluida kerja diperoleh dalam arah sejajar sumbu poros. Umumnya untuk kapasitas dan daya besar sering digunakan turbin aksial, karena mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan jenis radial, yaitu :
14 Effisiensi lebih baik Perbandingan tekanan (r p ) dapat dibuat lebih tinggi Konstruksi lebih ringan dan tidak membutuhkan ruangan yang besar Ditinjau dari sistem konversi energinya, turbin aksial dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu : Turbin aksial reaksi Turbin aksial aksi (impuls) Turbin aksial reaksi adalah turbin yang proses ekspansinya terjadi tidak hanya pada laluan-laluan sudu gerak, sehingga penurunan seluruh kandungan kalor pada semua tingkat terdistribusi secara merata. Gambar 2.10 Penampang turbin jenis aksial Turbin aksial aksi (impuls) adalah turbin yang proses ekspansinya (penurunan tekanan) fluida hanya terjadi pada sudu diam, dan energi kecepatan diubah menjadi energi mekanis pada sudu-sudu turbin (tanpa terjadinya ekspansi pada sudu gerak itu). Konstruksi turbin aksial diperlihatkan pada gambar 2.10
15 Gambar 2.11 Grafik effisiensi turbin v-s velocity ratio Dalam perancangan ini penulis memilih turbin aksial reaksi, karena pada tipe reaksi effisiensi maksimum dapat dicapai dengan perbandingan kecepatan (σ) 0,8-1,0 bahwa effisiensi tingkat tipe reaksi lebih baik dibandingkan dengan tipe reteau (turbin dengan tekanan bertingkat) dan curtis (turbin dengan kecepatan bertingkat), seperti terlihat pada gambar 2.11 Dari gambar di atas terlihat bahwa : Effisiensi tingkat pada tipe reaksi lebih baik daripada yang lainnya, dengan perbandingan kecepatan yang lebih besar. Pada tipe reaksi, effisiensi maksimum dapat tercapai pada daerah perbandingan kecepatan (σ) 0,8-1,0. Pada tipe ini, kecepatan tangensial yang mengalir di antara sudu-sudu adalah tidak terlalu besar, sehingga kerugian gesekan akibat kecepatan juga tidak terlalu besar.
16 2.5 Ruang Bakar Kalor spesifik yang masuk (q in ) pada ruang bakar adalah gas hasil pembakaran. Pembakaran ini menaikkan temperatur gas sekaligus menaikkan entalpinya, secara teoritis terjadi pada tekanan konstan. Reaksi pembakaran sempurna dengan udara untuk hidrokarbon dengan rumus C m H n adalah menurut persamaan reaksi : n n n n CmHn+ m + (O 2 +an 2 +bh 2 O) mco a m + N b m + H 2 O 4 4 Dimana : a = perbandingan volume N 2 dengan O2 di udara b = perbandingan volume H 2 O dengan O2 di udara Sehingga dapat diperoleh perbandingan udara dan bahan bakar yang dibutuhkan pada kondisi stiokiometri yaitu : AFR teo = = mol mol udara bahan bakar massa massa udaraa bahan bakar x BM x BM udara bahan bakar Dimana ; AFR = Air Fuel Ratio (kg u /kg bb ) BM udara = Berat Molekul udara (kg u /kmol bb ) BM bhn bkr = Berat Molekul bahan bakar (kg u /kmol bb ) Sedangkan untuk mendapatkan nilai AFR pada kondisi aktual, diperoleh melalui persamaan berikut : AFR akt = (AFR teo x λ) + AFR teo Kemudian akan didapat faktor kelebihan udara (λ), yaitu : λ = AFRakt - AFR AFRteo teo x 100%
17 2.6 Laju Aliran Massa Udara Untuk menentukan laju aliran massa udara dan bahan bakar maka keadaan dihitung pada temperatur rata-rata udara atmosfir yang dihisap kompresor, hal ini sangat berguna untuk mendapatkan perbedaan daya keluaran sistem tidak terlalu besar bila sistem bekerja pada temperatur udara rendah ataupun tinggi. Laju aliran massa udara dan bahan bakar dapat dihitung dengan menggunakan prinsip kesetimbangan energi dan instalasi : P E = P T - P K P E = ( m o a + m o f ) W Ta - o a m. W Ka o a m = PE m f 1 +. W m a Ta - W Ka Dimana : o a m = laju aliran massa udara (kg/s) o m f P T W Ta W Ka P K = laju aliran massa bahan bakar (kg/s) = daya bruto turbin (kw) = kerja turbin aktual (kj/kg) = kerj kompresor aktual (kj/kg) = daya kompresor (kw)
18 2.7 Generator Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan generator untuk menghasilkan daya listrik merupakan daya netto turbin. Daya netto haruslah lebih besar dari daya keluaran generator, karena pada generator itu sendiri terdapat faktor daya dan kerugian-kerugian. Untuk mentransmisikan daya dan putaran ke generator digunakan kopel langsung, namun dalam hal ini akan terjadi kerugian-kerugian mekanis, sehingga daya yang dibutuhkan generator adalah daya semu (Volt Ampere, P B ) dan daya keluaran (daya nyata, P G ). Sehingga daya yang diperlukan ke generator adalah : P N = P B Cos φ x η g x η m Dimana : η g = Efisiensi generator η m = Efisiensi mekanis generator (0,9) T kopling G P N = P G P T P B φ P G Dimana : P G = daya berguna pada generator P B = daya semu ( input generator) P E = daya reaktif P E P B Gambar 3.5 Skema alur daya pada instalasi turbin gas
19 2.8 Perencanaan Turbin Pada perencanaan turbin ini akan dibahas mengenai jumlah tingkat turbin, kondisi gas dan dimensi sudu Jumlah Tingkat Turbin Jumlah tingkat turbin dihitung berdasarkan total penurunan temperatur dan penurunan temperatur tiap tingkat, penurunan tiap tingkat adalah : Dimana : 2.Cpg. Tos Ψ = 2 Um Ψ Cpg = Koefisien pembebanan sudu = Panas jenis gas pada tekanan konstan (kj/kg) ΔTos = Penurunan temperatur tiap tingkat turbin (K) Um = kecepatan tangensial rata-rata sudu (m/s) Sedangkan total penurunan temperatur gas adlah : Dimana : ΔTos = T 3 - T 4 T 3 T 4 = temperatur gas masuk turbin (K) = temperatur gas keluar turbin (K) Jumlah tingkat turbin : n = To Tos Dimana : n = Jumlah tingkat turbin
20 2.8.2 Kondisi Gas dan Dimensi Sudu Kondisi gas dianalisa pada keadaan stagnasi dan statis, keadaan stagnasi adalah kondisi gas yang dianalisa dalam keadaan diam tanpa memperhitungkan kecepatannya, sedangkan keadaan statis adalah kondisi gas yang dianalisa dalam keadaan diam dengan memperhitungkan kecepatan. Persamaan-persamaan stagnasi : T 01 = Pa P 01 Ta γ -1 x γ η pf Dimana, T 01 = Temperatur udara pada kondisi stagnasi (K) Ta Pa P01 = Temperatur udara atmosfir (K) = Perbandingan tekanan η pf = Effisiensi politropik filter udara Persamaan-persamaan statik : T 1 = T 01 P 1 = P 01 C 2. C 2 a 01 pg γ -1 T1 γ T Dimana, T 1 = Temperatur udara pada kondisi statik (K) T 01 = Temperatur udara pada kondisi stagnasi (K) P 1 = Tekanan udara pada kondisi statik (K) P 01 = Temperatur udara pada kondisi stagnasi (K)
21 Dari persamaan gas ini dapat dicari massa jenis gas yang mengalir yaitu : ρ = P.100 R. T Dimana : ρ = massa jenis gas (kg/m 3 ) Dengan menghitung laju aliran massa gas maka dapat dicari luasan yang ditempati gas, yaitu : A = m o g ρ. Ca Dimana : A = Luasan yang ditempati o m = Massa gas, yang dalam hal ini untuk tiap tingkat berbeda karena g Perhitungan tinggi sudu pengaruh laju aliran massa perbandingan sudu (kg/s) h = A. n Um. 60 Dimana : h = tinggi sudu (m) n = putaran sudu (rpm) Jari-jari sudu (jarak dari pusat cakram ke pitch sudu) r m = 60. Um 2 π. n Dimana : r m = jari-jari rata-rata sudu turbin (m) Jari-jari akar sudu dan puncak sudu pada tiap tingkat turbin r m = r m - 2 h r t = r t + 2 h Dimana : r t = jari-jari puncak sudu tiap tingkat turbin (m)
22 Tebal sudu dan celah antar sudu Wr = hr 3 c = 0,25. Wr Dimana : w = tebal sudu (m) C = celah antar sudu (m) Diagram Kecepatan Gas Untuk menggambarkan kecepatan aliran gas perlu dihitung besar sudut kecepatan gas tersebut untuk sudut masuk dan sudut keluar relatif gas. Gambar 2.13 Diagram kecepatan pada sudu Ψ = 4.φ. tg β 2m + 2 Ψ = 4.φ. tg β 3m - 2 Dimana : φ = koefisien aliran gas β 1 = sudut relatif kecepatan gas masuk sudu ( ) β 0 = sudut relatif kecepatan gas keluar sudu ( )
23 2.9 Bagian Utama Turbin Pada bagian-bagian utama akan dibahas mengenai poros turbin, pelumasan, bantalan, pasak dan cakram Poros Turbin Gambar 2.14 Poros Poros turbin harus mampu menahan beban-beban yang diakibatkan berat turbin, kompresor dan lainnya. Mencari diameter poros : d p = 5,1. Kt. Cb. T τ a 1 3 Dimana : d p = diameter poros (mm) τ a = tegangan geser ijin (kg/mm 2 ) K t = faktor pembebanan C b = faktor koreksi beban lentur poros T = momen torsi (kg.mm)
24 2.9.2 Pasak Gambar 2.15 Pasak Bahan pasak yang digunakan disarankan memiliki kekuatan permukaan dan tegangan geser yang tinggi. Tetapi jangan sampai lebih tinggi dari kekuatan poros. Tegangan geser pada pasak terjadi karena gaya tangensial dari poros yang besarnya : F t = τ g = 2.T dp Ft Ag Dimana : F t = gaya tangensial (kgf) T = torsi pada poros (kg.mm) d p = diameter poros (mm) τ g = tegangan geser (kg/mm 2 ) A g = luas bidang geser (mm 2 )
25 Gaya tangensial ini juga menyebabkan terjadinya tegangan normal : σ p = Ft As Dimana : σ p = tegangan normal (kg/mm 2 ) A s = luas permukaan samping pasak (mm 2 ) Bantalan Gambar 2.16 Bantalan luncur Bantalan berfungsi sebagai penopang poros yang berputar. Pada dasarnya ada 3 jenis bantalan, yaitu : 1. Bantalan Aksial Bantalan aksial yaitu bantalan yang berfungsi menahan beban-beban aksial atau beban-beban yang sejajar sumbu poros. 2. Bantalan Radial Bantalan radial yaitu bantalan yang berfungsi menahan beban-beban radial atau beban-beban yang tegak lurus sumbu poros.
26 3. Bantalan Aksial-Radial Bantalan aksial-radial yaitu bantalan yang berfungsi menahan beban-beban aksial maupun radial sekaligus secara bersamaan ataupun bergantian. Dalam perancangan jenis ini bantalan yang digunakan adalah bantalan aksialradial sesuai dengan keadaan pada turbin gas, dimana pengekspansian gas ke arah aksial yang menyebabkan gaya aksial pada poros. Begitu juga untuk gaya radial yang tegak lurus poros, gaya ini disebabkan oleh berat poros itu sendiri, berat cakram, berat sudu, berat selubung pemisah antar turbin dan kompresor dan beban-beban lainnya. Untuk menahan beban-beban ini digunakan bantalan yang mampu menahan beban radial dan aksial. Pada bantalan terdapat angka karakterisitk bantalan atau angka Sommerfield, yaitu : S = r μ. N x c P Dimana : S = angka Sommerfield r c = radius journal (mm) = ruang bebas arah radial (mm) μ = viskositas dinamik pelumasan (N/m.s) P = beban per satuan luas bantalan (Mpa)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II INJAUAN PUSAKA 2.. Sistem Kerja dan Start urbin Gas Penggerak mula yang digunakan pada system ini adala motor diesel. Motor diesel ini diubungkan dengan accessory gear melalui torque converter dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa Termodinamika Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau
Lebih terperinciPERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI
PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPERENCANAAN TURBIN GAS SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA TERPASANG 135,2 MW
PERENCANAAN TURBIN GAS SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA TERPASANG 135,2 MW SKRIPSI Skripsi yang di ajukan untuk melengkapi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAZAR MUHAMMADDIN 040401016
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas
BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)
Lebih terperinciPERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP
PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi
BAB II INJAUAN USAKA 2.1. Cara Kerja Instalasi urbin Gas urbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi ptensial gas menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi
Lebih terperinciRANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL
RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL DAYA PUTARAN : 80 HP : 2250 RPM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RUSLI INDRA HARAHAP N I M : 0
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa Termodinamika Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER
TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciGbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM
ANALISIS DAN SIMULASI VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS YANG DIHASILKAN TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk
Lebih terperinciPERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN DAYA 130 MW
TUGAS SARJANA TURBIN GAS PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN DAYA 130 MW OLEH : EDY SAPUTRA NIM : 0504103 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciTURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.
5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara
Lebih terperinciBAB III PENETAPAN SPESIFIKASI DAN PEMBAHASAN MATERI
BAB III PENETAPAN SPESIFIKASI DAN PEMBAHASAN MATERI.. Spesifikasi Teknis Perencanaan Seperti telah diutarakan pada Bab I, perancangan turbin gas ini adalah sebagai pembangkit daya listrik. Sebelum memulai
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v ABSTRACT... vi INTISARI... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI...
Lebih terperinciANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH
Lebih terperinciBAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap
BAB V TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan.
Lebih terperinciSIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.
1 SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.26 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciTUGAS SARJANA PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT KAPASITAS : 60 TON TBS/JAM DAYA TERPASANG : 10 MW
TUGAS SARJANA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT KAPASITAS : 60 TON TBS/JAM DAYA TERPASANG : 10 MW PUTARAN : 5700 RPM OLEH :
Lebih terperinciSKRIPSI TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTPB DENGAN DAYA 5 MW. Disusun Oleh: WILSON M.N.GURNING NIM:
SKRIPSI TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTPB DENGAN DAYA 5 MW Disusun Oleh: WILSON M.N.GURNING NIM: 060421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Sejarah Tabung Vortex
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Tabung Vortex Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Ranque pada tahun 1931 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prof. Hilsch. Tabung vortex menghasilkan separasi udara
Lebih terperinciJurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Tabung Vortex Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Ranque pada tahun 1931 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prog. Hilsch pada tahun 1947. Tabung vortex menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan
Lebih terperincipesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Turbin Turbin adalah salah satu mesin pengerak dimana mesin tersebut merupakan pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi kinetis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial
Lebih terperinciTUGAS SARJANA TURBIN UAP
TUGAS SARJANA TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP TYPE IMPULS PENGGERAK GENERATOR DENGAN SATU TINGKAT EKSTARKSI, DAYA GENERATOR 0 MW ; PUTARAN POROS TURBIN 5700 RPM OLEH : RIYALDI 004008 UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Turbin Gas Turbin gas adalah turbin dengan gas hasil pembakaran bahan bakar di ruang bakarnya dengan temperatur tinggi sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas
Lebih terperinciPerhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator
Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin diambil nilai rata-rata adalah sebesar (P in ) = 18 kg/ cm² G ( tekanan dibaca lewat alat ukur ), ditambah dengan
Lebih terperinciBAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR
BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.
Lebih terperinciSKRIPSI TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTGU DENGAN DAYA GENERATOR LISTRIK 80 MW DAN PUTARAN TURBIN 3000 RPM OLEH :
SKRIPSI TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTGU DENGAN DAYA GENERATOR LISTRIK 80 MW DAN PUTARAN TURBIN 3000 RPM OLEH : ROY FRANC J. S. NIM : 050 4 03 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Pandangan Umum Tentang Turbin Uap Sebagai Pembangkit Tenaga Turbin uap termasuk mesin pembangkit tenaga dimana hasil konversi energinya dimanfaatkan mesin lain untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk
Lebih terperinciPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER
BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pandangan Umum Turbin uap termasuk mesin pembangkit tenaga dimana hasil konversi energinya dimanfaatkan mesin lain untuk menghasilkan daya. Di dalam turbin terjadi perubahan dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Motor Bakar Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Pengertian Perencanaan dan perhitungan diperlukan untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin (Toyota Corolla 3K). apakah kemapuan kerja dari mesin tersebut masih
Lebih terperinciKata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang turbin uap ini dengan baik meskipun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak
Lebih terperinciMULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng
MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Pendahuluan. 2.2 Turbin [6,7,]
BAB II DASAR TEORI 2.1. Pendahuluan Bab ini membahas tentang teori yang digunakan sebagai dasar simulasi serta analisis. Bagian pertama dimulasi dengan teori tentang turbin uap aksial tipe impuls dan reaksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,
Lebih terperinciTURBIN UAP. Penggunaan:
Turbin Uap TURBIN UAP Siklus pembangkitan tenaga terdiri dari pompa, generator uap (boiler), turbin, dan kondenser di mana fluida kerjanya (umumnya adala air) mengalami perubaan fasa dari cair ke uap
Lebih terperinciTUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA
TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM OLEH ISKANDAR PERANGIN
Lebih terperinciPrinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG
1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi
Lebih terperinciTekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi
Turbin Uap 71 1. Rumah turbin (Casing). Merupakan rumah logam kedap udara, dimana uap dari ketel, dibawah tekanan dan temperatur tertentu, didistribusikan disekeliling sudu tetap (mekanisme pengarah) di
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)
BAB II DASAR TEORI 2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA Hukum pertama termodinamika adalah hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Energi
Lebih terperinciBAB III TURBIN UAP PADA PLTU
BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA DAN BENTUK SUDU TINGKAT PERTAMA TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR DENGAN DAYA 141,9 MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT6.3.26 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciSKRIPSI TURBIN GAS PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 132 MW
SKRIPSI TURBIN GAS PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 13 MW OLEH : BONAR M. ROBINTANG SIAHAAN NIM : 05 041 030 PROGRAM PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Turbin Air Secara sederhana turbin air adalah suatu alat penggerak mula dengan air sebagai fluida kerjanya yang berfungsi mengubah energi hidrolik dari aliran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI. 2.2 Komponen-Komponen Tabung Vortex dan Fungsinya. Inlet Udara. Chamber. Orifice (diafragma) Valve (Katup)
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Tabung Vortex Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Ranque pada tahun 1931 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prof. Hilsch pada tahun 1947. Tabung vortex adalah salah
Lebih terperinciAZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KESETIMBANGAN ENERGI Konsep dan Satuan Perhitungan Perubahan Entalpi Penerapan Kesetimbangan Energi Umum
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON 4.1 Analisa Peningkatan Performa Dalam perhitungan perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kamampuan mesin, yang meliputi
Lebih terperinciBAB IV DESIGN DAN ANALISA
BAB IV DESIGN DAN ANALISA Pada bab ini penulis hendak menampilkan desain turbin air secara keseluruhan mulai dari profil sudu, perhitungan dan pengecekan kekuatan bagian-bagian utama dari desain turbin
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :
PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK MEMOMPAKAN CAIRAN LATEKS DARI TANGKI MOBIL KE TANGKI PENAMPUNGAN DENGAN KAPASITAS 56 TON/HARI PADA PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciSIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT
Tugas Akhir Konversi Energi SIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT ANDRIAN HADI PRAMONO 05 00 075 Dosen Pembimbing : Dr Eng
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciAnalisa Aliran Fluida Pada Turbin Udara Untuk Pneumatic Wave Energy Converter (WEC) Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD)
LOGO Analisa Aliran Fluida Pada Turbin Udara Untuk Pneumatic Wave Energy Converter (WEC) Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD) Dosen Pembimbing : 1. Beni Cahyono, ST, MT. 2. Sutopo Purwono F. ST,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciTekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi
Lebih terperinciSKRIPSI / TUGAS AKHIR
SKRIPSI / TUGAS AKHIR ANALISIS PEMANFAATAN GAS BUANG DARI TURBIN UAP PLTGU 143 MW UNTUK PROSES DESALINASI ALBERT BATISTA TARIGAN (20406065) JURUSAN TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Desalinasi adalah proses pemisahan
Lebih terperinciTurbin Uap BOILER. 1 4 konderser
Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan dalam instalasi pembangkit daya jauh
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan
Lebih terperincia. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +
Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.turbin air dikembangkan pada abad 19
Lebih terperinciTurbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut:
B. TURBIN REAKSI Pada turbin reaksi, uap masuk ke roda dengan tekanan tertentu dan mengalir pada sudu. Uap ketika meluncur, memutar sudu dan membuatnya bergerak. Kenyataannya, runner turbin berotasi karena
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan Daya Motor 4.1.1 Torsi pada poros (T 1 ) T3 T2 T1 Torsi pada poros dengan beban teh 10 kg Torsi pada poros tanpa beban - Massa poros; IV-1 Momen inersia pada poros;
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang
Lebih terperinciTUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA
TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA POMPA SENTRIFUGAL UNTUK MEMOMPAKAN CAIRAN LATEKS DARI TANGKI MOBIL KE TANGKI PENAMPUNGAN DENGAN KAPASITAS 56 TON/HARI PADA SUATU PABRIK KARET Oleh : BOBY AZWARDINATA NIM
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
PERANCANGAN POMPA SUBMERSIBEL UNTUK KEPERLUAN PENYEDIAAN AIR DI ISTANA BUSINESS CENTER MEDAN BERKAPASITAS 19,5 M 3 /JAM DENGAN HEAD TOTAL 42 M SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.
BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN
BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian
Lebih terperinciMODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)
MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12
RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DONALD SUPRI
Lebih terperinciBAB VI POROS DAN PASAK
BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki
Lebih terperinciLampiran 1 Analisis aliran massa serasah
LAMPIRAN 84 85 Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah 1. Aliran Massa Serasah Tebu 3 a. Bulk Density serasah tebu di lahan, ρ lahan = 7.71 kg/m b. Kecepatan maju mesin, Vmesin = 0.3 m/s c. Luas penampang
Lebih terperinciGambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional
BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse
Lebih terperinciSession 20 Steam Turbine Design. PT. Dian Swastatika Sentosa
Session 20 Steam Turbine Design PT. Dian Swastatika Sentosa DSS Head Office, 31 Oktober 2008 Outline 1. Pendahuluan 2. Diameter tingkat pertama 3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi 4. Persoalan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN
BAB IV PERHITUGA DA HASIL PEMBAHASA Pada proses perancangan terdapat tahap yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perancangan, yaitu tahap perhitungan. Perhitungan di lakukan untuk menentukan
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DENGAN SISTEM DUAL PRESSURE MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG SEBUAH TURBIN GAS BERDAYA 160 MW
PERANCANGAN ULANG HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DENGAN SISTEM DUAL PRESSURE MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG SEBUAH TURBIN GAS BERDAYA 160 MW F. Burlian (1), A. Ghafara (2) (1,2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinci2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA
BAB II DASAR TEORI 2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA Hukum pertama termodinamika adalah hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dilenyapkan. Energi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluida Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.
Lebih terperinciMaka persamaan energi,
II. DASAR TEORI 2. 1. Hukum termodinamika dan sistem terbuka Termodinamika teknik dikaitkan dengan hal-hal tentang perpindahan energi dalam zat kerja pada suatu sistem. Sistem merupakan susunan seperangkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan
Lebih terperinci