ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM
|
|
- Verawati Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 P-ISSN E-ISSN ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM ANALYSIS OF ENERGY UTILIZATION ON NON-STEAM ELECTRIC IRONS TO SUPPORT THE IMPLEMENTATION OF MINIMUM ENERGY PERFORMANCE STANDARD Tri Anggono, Khalif Ahadi Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109 Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Indonesia Abstrak Setrika listrik tanpa uap merupakan salah satu peralatan rumah tangga yang mengkonsumsi listrik yang banyak digunakan pada sektor rumah tangga. Pemakaian daya listrik yang cukup besar ini perlu diperhatikan tingkat efisiensinya. Besarnya tingkat efisiensi minimum setrika listrik tanpa uap yang masih diperbolehkan untuk dapat beredar dipasaran Indonesia belum ditetapkan oleh pemerintah. Pengujian kinerja terhadap peralatan setrika listrik tanpa uap ini dilakukan untuk mendapatkan data awal dalam penetapan tingkat efisiensi tersebut. Pengujian laboratorium untuk menentukan tingkat efisiensi maupun pemakaian energi listrik dilakukan menggunakan standar pengujian SNI IEC : Banyaknya sampel uji yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 unit yang terdiri dari 20 model setrika listrik tanpa uap yang beredar dipasaran pada tahun Dari hasil pengujian dan analisis statistik didapatkan rekomendasi pemberlakukan nilai standar kinerja energi minimum berdasarkan tingkat efisiensi energi yaitu sebesar 0,9 Wh/ o C. Melalui penerapan standar kinerja energi minimum tersebut diharapkan adanya peningkatan efisiensi pemakaian energi listrik pada setrika listrik tanpa uap sebesar 17 %. Kata kunci: setrika listrik tanpa uap, standar kinerja energi minimum, uji kinerja, konservasi energi Abstract Non steam electric iron is one of home appliance which consumes electricity that is widely used in the household sector. The level of efficiency for this large power consumption is should be noted. The level of minimum efficiency for non steam electric irons that allowed to entered Indonesian market still not established yet by the government. This performance test of non steam electric irons is conducted to obtain preliminary data in determining the level of efficiency. The laboratory testing to define the efficiency rate or electrical energy consumption was performed using testing standards IEC 60311: The quantity of samples that used in this research is 40 samples which consists 20 models of non steam electric irons on Indonesian markets in Testing results and statistics analysis recommends minimum energy performance standard by efficiency rate valued 0.9 Wh/ o C. Through the Diterima : 5 Mei 2016, direvisi : 21 Februari 2017, disetujui terbit : 21 Februari
2 implementation of minimum energy performance standard, it is expected to gain improvement of energy utilization from non steam iron as 17%. Keyword: non steam electric irons, minimum energy performance standard, performance test, energy conservation PENDAHULUAN Pemakaian energi listrik pada sektor rumah tangga berdasarkan data statistik PLN 2014 adalah sebesar ,46 GWh atau sebesar 42,34 % lebih besar daripada pemakaian energi listrik pada sektor industri sebesar ,68 GWh (sekitar 33,19 %) [1]. Pada tahun 2020 total kebutuhan listrik untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali diperkirakan akan menjadi 203,19 TWh. Peningkatan pertumbuhan kebutuhan listrik terbesar di wilayah Jawa, Madura dan Bali tersebut berasal dari sektor rumah tangga [2]. Potensi penghematan energi dari sektor rumah tangga dapat dicapai salah satunya dengan menerapkan standar efisiensi energi yang merupakan prosedur dan peraturan yang menentukan tingkat kinerja energi suatu produk yang dihasilkan oleh produsen. Standar efisiensi energi tersebut diantaranya adalah Minimum Energy Performance Standard (MEPS) [3]. Tujuan dari pemberlakukan MEPS atau Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) adalah membatasi produk pemanfaat tenaga listrik yang tidak efisien yang beredar di pasar. Di samping itu juga untuk menghindari impor produk-produk pemanfaat listrik yang tidak efisien serta mendorong importir dan manufaktur lokal untuk menghasilkan produk pemanfaat tenaga listrik yang hemat energi [4]. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tahun 2011 untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya kepada pelanggan PLN sektor rumah tangga dengan daya terpasang higga 2200 VA, sekitar 85,7% pelanggan dengan daya terpasang 450 VA telah memiliki setrika listrik tanpa uap. Sedangkan untuk pelanggan dengan daya terpasang 900 VA, 1300 VA dan 2200 VA seluruhnya telah memiliki setrika listrik tanpa uap [5]. Dari hasil survei yang dilakukan pada tahun 2014, umumnya jenis setrika listrik tanpa uap membubuhkan daya pengenal pada produk mereka dengan kisaran watt [6]. Dari hasil survei yang pernah dilakukan, konsumsi energi listrik rata-rata rumah 450 VA adalah 5,1 kwh/hari dimana konsumsi energi untuk setrika mencapai 0,35 kwh/hari atau sekitar 7% [7]. Pemakaian daya listrik yang cukup besar ini perlu diperhatikan tingkat efisiensinya sehingga tidak menjadi beban pembangkitan terutama pada saat beban puncak. Untuk itu, dilakukan suatu kajian berupa pengujian kinerja terhadap peralatan setrika listrik tanpa uap dalam pemakaian energi listrik guna mendapatkan data awal dalam penetapan tingkat efisiensinya. METODOLOGI Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji kinerja setrika listrik tanpa uap terutama dalam hal pemakaian daya listrik yang dalam beberapa hal mengacu pada standar uji SNI IEC 60311: 2009 Seterika Listrik Untuk Rumah Tangga Atau Penggunaan Serupa Metoda Pengukuran Kinerja yang merupakan adopsi identik dari IEC Electric Irons For Household or Similar Use Method For Measuring Performance [8]. Peralatan yang digunakan pada pengujian ini antara lain: 94
3 Analisis Pemakaian Energi pada Setrika Listrik Tanpa Uap dalam Menunjang Penetapan Standar Kinerja Energi Minimum Power quality analyzer: Hioki 3197 Thermo Recorder: Omega RD MV1006 Penyangga Setrika Programmable AC Power Source Stopwatch Gambar 1. Diagram Alir Pengujian Setrika Listrik Tanpa Uap Sampel uji didapat dengan melakukan survei pasar yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya, terkumpul sebanyak 20 model/ tipe setrika listrik tanpa uap dengan masingmasing model/tipe diwakili oleh 2 sampel uji. Diagram alir proses pengujian untuk peralatan setrika listrik tanpa uap ini ditunjukkan pada Gambar 1. Pengukuran awal dilakukan selama 15 menit, namun apabila dalam kurun waktu tersebut siklus hidup-mati thermostat yang ada 95
4 pada setrika yang diuji belum mencapai empat kali maka pengukuran dilanjutkan sampai dengan 30 menit sesuai yang dipersyaratkan [8]. Pengujian dilakukan dengan mengatur setting thermostat pada beban maksimum. Pada pengujian ini tegangan masukan diberikan secara tetap pada 220 volt untuk setiap model/tipe. Hal ini dilakukan mengingat suplai tegangan yang digunakan oleh sektor rumah tangga di Indonesia yang disediakan oleh PLN adalah 220 volt. Adapun skema rangkaian pengujian dapat dilihat pada Gambar 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian dilakukan menggunakan sampel uji berupa 20 model/tipe setrika listrik tanpa uap yang didapatkan dari wilayah Jakarta dan sekitarnya. Dari setiap model/tipe diwakili oleh 2 buah sampel uji. Penyediaan dua buah sampel uji yang sama bertujuan untuk melihat konsistensi kinerja dari setiap model/tipe yang diuji. Hasil pengujian untuk melihat konsistensi jumlah siklus hidup-mati pada setiap model/tipe setrika dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 2. Skema Rangkaian Pengujian Setrika Listrik Tanpa Uap Gambar 3. Jumlah Siklus Hidup-Mati Setrika Listrik Tanpa Uap 96
5 Analisis Pemakaian Energi pada Setrika Listrik Tanpa Uap dalam Menunjang Penetapan Standar Kinerja Energi Minimum Dari hasil pengujian terlihat bahwa model/tipe yang sama memiliki jumlah siklus hidup-mati yang tidak selalu sama (tidak konsisten). Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan thermostat sebagai penjaga suplai daya untuk mengatur temperatur pada setiap setrika tersebut tidak menggunakan spesifikasi yang sama atau standar seperti pada penggunaan thermostat pada peralatan pengkondisi udara (Air Conditioner) yang mengacu pada standar yang dikeluarkan oleh National Electrical Manufacturers Association (NEMA) [9]. Konsumsi energi listrik dari pengujian suatu sampel uji diambil pendekatan dengan cara mengalikan hasil pemakaian energi listrik yang didapat untuk mencapai nilai temperatur dalam kurun waktu satu jam. Sebagai contoh, pada sampel uji setrika dengan kode sampel 1.1 didapatkan pengukuran pemakaian energi listrik sebesar 19,5 Wh selama 15 menit penyalaan, maka untuk mencapai nilai pemakaian energi listrik dalam satu jam nilai pengujian yang telah didapatkan tersebut dikalikan dengan empat (15 menit x 4 = 60 menit) sehingga akan didapatkan hasil perkiraan pemakaian energi listrik dari sampel uji setrika tersebut sebesar 78 Wh. Dari hasil pengujian terhadap siklus hidup-mati, didapatkan banyaknya siklus hidup-mati dari peralatan setrika listrik tanpa uap tidak berkorelasi terhadap konsumsi energi listriknya seperti diperlihatkan pada Gambar 4. Gambar 4. Hubungan Antara Siklus Hidup-Mati dengan Konsumsi Energi Pada Gambar 4 tersebut terlihat bahwa untuk jumlah siklus hidup-mati yang sama dari model setrika listrik yang berbeda ataupun sama, konsumsi energi listriknya bervariasi. Sebagai contoh, pada model-model setrika listrik yang diujikan yang menghasilkan jumlah siklus hidup mati sebesar 20 kali memiliki rentang pemakaian energi listrik mulai dari 75 Wh sampai dengan 200 Wh. Selain itu, banyaknya siklus hidup-mati juga tidak mempengaruhi konsumsi energi listrik. Sebagai contoh, pada model setrika yang memiliki jumlah siklus hidup-mati sebesar 78 kali memiliki konsumsi 97
6 energi yang kurang lebih sama dengan model setrika dengan jumlah siklus hidup-mati sebanyak 25 kali. Namun demikian, semakin banyak siklus hidup-mati, maka rentang temperatur yang didapat juga akan semakin kecil sehingga temperatur yang dihasilkan oleh setrika listrik tersebut akan lebih stabil. Pengujian terhadap besarnya daya nyata yang diperlukan sebagai masukan catu daya pada peralatan setrika listrik tanpa uap diperlukan untuk mengetahui kebenaran daya pengenal yang tertera pada produk tersebut. Hal ini dilakukan berdasarkan peraturan tentang perlindungan konsumen dimana pelaku usaha wajib memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang [10]. Hasil pengujian terhadap besarnya daya terukur dengan daya pengenal dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Hasil Pengujian Daya Terukur dengan Daya Pengenal Pada Gambar 5 tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan antara daya terukur dengan daya pengenal pada beberapa model/tipe setrika listrik yang diuji. Perbedaan yang signifikan terlihat pada sampel 13 dan 14 dimana daya pengenal pada produk tersebut dinyatakan sebesar 350 watt, namun daya nyata terukur lebih dari 560 watt. Hal ini tentunya selain tidak sesuai dengan peraturan yang tercantum pada undang-undang perlindungan konsumen juga akan dapat merugikan konsumen dalam hal pemakaian kapasitas daya yang tersambung dimana MCB (Miniature Circuit Breaker) dapat mengalami trip akibat kelebihan beban pada saat menggunakan peralatan setrika listrik tersebut. Pada sampel 5 terlihat kebalikannya, daya pengenal pada produk tersebut adalah sebesar 450 watt, namun daya terukur pada saat pengujian hanya sebesar 290 watt. Dari sisi pemakaian energi listrik, produk ini lebih hemat dari besarnya daya pengenal yang dinyatakan, namun konsumen dirugikan karena pada saat pembelian konsumen 98
7 Analisis Pemakaian Energi pada Setrika Listrik Tanpa Uap dalam Menunjang Penetapan Standar Kinerja Energi Minimum mendapatkan informasi yang salah tentang produk yang dibelinya tersebut. Dalam standar dan peraturan yang berlaku saat ini belum dinyatakan berapa besar toleransi yang diperbolehkan untuk perbedaan dari daya pengenal dengan daya terukur. Temperatur operasi pada pengaturan maksimum setrika listrik tanpa uap saat kondisi telah menyala secara stabil juga berbeda-beda dari setiap model/tipe yang diuji seperti terlihat pada Gambar 6. Setiap model/tipe setrika listrik tanpa uap, saat pengaturan thermostat dalam kondisi penuh, memiliki range mulai dari 65,4 o C sampai dengan 196,6 o C. Temperatur operasi rata-rata setrika listrik tanpa uap yang diuji memiliki nilai rata-rata minimum sebesar 83,6 o C, nilai rata-rata maksimum sebesar 186,6 o C, dan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 139,3 o C. Dalam penelitian ini masih belum dilakukan pengujian kinerja mengenai tingkat kehalusan pakaian atau bahan sesuai dengan standar uji yang ada pada klausul 24 tentang penilaian kelancaran. Namun demikian, keberagaman temperatur pengoperasian ini diasumsikan akan dapat berpengaruh kepada seberapa cepat setrika tersebut dapat menghaluskan pakaian atau bahan yang akan dirapikan. Gambar 6. Temperatur Operasi Setrika Listrik Tanpa Uap Gambar 7 menunjukkan perbandingan antara temperatur operasi rata-rata ( o C) dengan konsumsi energi (Wh) dari setiap sampel uji yang ada. Terlihat bahwa antara temperatur pengoperasian rata-rata dari suatu setrika listrik tanpa uap akan mempengaruhi konsumsi energi total yang dipergunakan oleh setrika tersebut. Semakin besar temperature pengoperasian rata-rata yang dicapai, maka akan semakin besar pula konsumsi energi listrik yang digunakan. 99
8 Gambar 7. Hubungan Antara Temperatur Operasi Rata-Rata Terhadap Konsumsi Energi Gambar 8. Tingkat Efisiensi Energi Setrika Listrik Tanpa Uap Dalam tulisan ini korelasi antara konsumsi energi dengan temperatur operasi rata-rata akan digunakan sebagai perhitungan tingkat efisiensi energi yang dinyatakan dengan besarnya konsumsi daya listrik dalam waktu satu jam (Watt-hour) dibagi dengan nilai temperatur operasi rata-rata setrika listrik. Hal ini bertujuan agar satuan tersebut dapat mengindikasikan, semakin besar nilai perbandingannya maka akan semakin besar pula tingkat pemakaian energi listrik dari setrika tersebut. Adapun hasil tingkat efisiensi yang didapat terlihat pada Gambar 8.Pada Gambar 8 terlihat bahwa nilai rata-rata tingkat efisiensi setrika listrik tanpa uap yang diujikan adalah sebesar 0,694 Wh/ o C, nilai minimum 100
9 Analisis Pemakaian Energi pada Setrika Listrik Tanpa Uap dalam Menunjang Penetapan Standar Kinerja Energi Minimum sebesar 0,5 Wh/ o C dan maksimum sebesar 1,08 Wh/ o C. Grafik distribusi normal terhadap tingkat pemakaian energi (Wh/ o C) ditujukan untuk dapat mengetahui peta tingkat pemakaian energi setrika listrik non uap yang beredar saat ini dan apabila ingin diterapkan standar kinerja energi minimum maupun label tanda hemat energi, maka akan dapat diprediksi berapa besar populasi setrika listrik non uap yang akan hilang dari pasar. Grafik distribusi normal dari tingkat pemakaian energi setrika listrik non uap dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Distribusi Normal Tingkat Efisiensi Energi Setrika Listrik Non Uap Apabila ditentukan nilai standar kinerja energi minimum untuk setrika listrik non uap berdasarkan 10 % populasi sampel teratas dari distribusi normal nilai sampel uji yang didapat (dikarenakan semakin tinggi tingkat pemakaian energi maka semakin boros konsumsi energi listriknya), maka tingkat pemakaian energi yang diambil adalah sebesar 0,9 Wh/ o C. Perhitungan potensi penghematan energi listrik yang mungkin dapat dicapai melalui penerapan SKEM dari setrika listrik tanpa uap adalah dengan mengasumsikan bahwa temperatur operasi rata-rata dari pemakaian setrika listrik tanpa uap adalah sebesar 139,3 o C pada kondisi pengaturan thermostat maksimum. Dengan nilai tingkat efisiensi energi sebesar 1,08 Wh/ o C (tingkat efisiensi paling boros) konsumsi energi listrik yang diperlukan selama satu jam adalah sebesar 150,44 Wh. Apabila tingkat efisiensi energi minimum yang diberlakukan 0,9 Wh/ o C, maka konsumsi listrik yang diperlukan selama satu jam akan turun menjadi 125,37 Wh. 101
10 Penggunaan setrika listrik mencapai 5 jam per minggu dimana dalam setahun digunakan selama 48 minggu [11]. Pada kondisi tingkat efisiensi paling boros (1,08 Wh/ o C), energi yang digunakan dapat mencapai 36,16 kwh/tahun. Namun bila tingkat efisiensi energi minimum yang dipergunakan sebesar 0,9 Wh/ o C, maka konsumsi energi listrik yang digunakan sebesar 30,09 kwh/tahun, yang artinya dapat menghemat hingga 6,07 kwh/tahun atau sekitar 16,7% dari kondisi sebelumnya. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan kegiatan penelitian ini. Selain itu juga ucapan terima kasih ditujukan kepada Kepala Bidang Sarana Penelitian beserta jajarannya yang telah membantu dalam hal penyediaan peralatan pendukung pengujian. KESIMPULAN Konsumsi energi listrik yang digunakan untuk peralatan setrika listrik tanpa uap ditentukan dari besarnya pengaturan temperatur pengoperasian peralatan tersebut sehingga diperlukan penetapan besarnya nilai temperatur operasi rata-rata dari setrika listrik tanpa uap agar perbandingan kinerja dari satu peralatan dengan lainnya dapat sesuai. Nilai perbandingan antara konsumsi daya dengan temperatur operasi rata-rata dapat dijadikan tingkat efisiensi energi. Dengan menetapkan standar kinerja energi minimum berdasarkan tingkat efisiensi energi untuk peralatan setrika listrik tanpa uap sebesar 0,9 Wh/ o C, maka akan didapatkan potensi penghematan energi sebesar 17 % untuk penggunaan setrika listrik tanpa uap pada sektor rumah tangga. DAFTAR PUSTAKA [1] PT. PLN, Statistik PLN 2014, Jakarta: PT. PLN. [2] Muchlis, M., dan Adhi D. P., Proyeksi Kebutuhan Listrik PLN Tahun 2003 s.d. 2020, Pengembangan Sistem Kelistrikan dalam Menunjang Pembangunan Nasional Jangka Panjang, BPPT, Jakarta. [3] Stephen W., James E.M., Energy- Efficiency Labels and Standards : A Guidebook For Appliances, Equipment, and Lighting, 2nd Edition, CLASP, Washington, USA. [4] Ditjen EBTKE, Strategi dan Kebijakan Pengembangan Teknologi Efisiensi Energi, Workshop Peluang dan Hambatan Industri Peralatan Elektronika Dalam Implementasi 102
11 Analisis Pemakaian Energi pada Setrika Listrik Tanpa Uap dalam Menunjang Penetapan Standar Kinerja Energi Minimum Program Standarisasi dan Pelabelan Hemat Energi, 19 April 2012, Serpong. [5] PT. EMI (Persero), JICA Study for Promoting Practical Demand Side Management in Indonesia, Final Report Subcontract (A) Jakarta: PT. Energy Management Indonesia (Persero). [6] P3TKEBTKE, Kajian Akademik Standardisasi Pemanfaat Listrik Alat Rumah Tangga, Laporan Akhir 2014, Jakarta: P3TKEBTKE. [10] Undang-Undang No.8 Tahun 1999, Perlindungan Konsumen, [11] Sibelga, How much energy do my household appliances use? Annual consumption of electrical appliances in the laundry room. Brussels: Sibelga. (online) diakses pada Desember 2016 [7] Palaloi, Sudirman, Analisis Penggunaan Energi Listrik Pada Pelanggan Rumah Tangga Kapasitas Kontrak Daya 450 VA, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 p.79-88, Yogyakarta: Institut Sains & Teknologi AKPRIND [8] BSN, SNI IEC 60311: 2009 Seterika Listrik Untuk Rumah Tangga Atau Penggunaan Serupa Metoda Pengukuran Kinerja, Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. [9] Ritetemp Thermostats Professional Reference Guide. (updated 21 Dec 2007). ritetempthermostats.com/professional% 20reference20 guide% 2021dec07. pdf (online) diakses pada 1 Februari
12 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 104
ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 : 115 122 ISSN 1978-2365 ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR
Lebih terperinciEnergi dan Ketenagalistrikan
ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA TELEVISI CRT DAN LED Tri Anggono dan Khalif Ahadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru dan Terbarukan anggono_tri@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini. Energi menjadi kebutuhan primer pada kebutuhan manusia. Menurut Buku Perencanaan Efisiensi dan Elastisitas Energi
Lebih terperinciUJI KINERJA ENERGI PADA BALLAST ELEKTRONIK UNTUK LAMPU FLUORESEN (TL) SATU TABUNG
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 45-56 P-ISSN 1978-2365 E-ISSN 2528-1917 UJI KINERJA ENERGI PADA BALLAST ELEKTRONIK UNTUK LAMPU FLUORESEN (TL) SATU TABUNG ENERGY PERFORMANCE
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X
AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian1,
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X
Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian 1, Joko Prihartono 2, Purwo Subekti 3 ABSTRAK Dari penelitian yang telah
Lebih terperinciLISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd
LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik, transmisi energi listrik,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KONSERVASI LISTRIK DI SEKTOR RUMAH TANGGA TERHADAP TOTAL KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA
ANALISIS PENGARUH KONSERVASI LISTRIK DI SEKTOR RUMAH TANGGA TERHADAP TOTAL KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA Erwin Siregar dan Nona Niode ABSTRACT The improvement of device efficiency in the household sector
Lebih terperinciPREDIKSI PERKEMBANGAN BEBAN LISTRIK DI KECAMATAN RANAH PESISIR SAMPAI TAHUN 2025
Prediksi Perkembangan Beban Listrik di Kecamatan Ranah Pesisir Sampai 2015 PREDIKSI PERKEMBANGAN BEBAN LISTRIK DI KECAMATAN RANAH PESISIR SAMPAI TAHUN 2025 Oleh: Arfita Yuana Dewi 1), Arynugraha Tri Saputra
Lebih terperinciINTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA. Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2. Corresponding author:
INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2 1, 2 Teknik Mesin, Universitas IBA, Palembang Corresponding author: bahrul.ilmii@yahoo.com ABSTRACT: The need for energy in
Lebih terperinciANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS Johny Custer Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail: johnycaster@polbeng.ac.id Abstrak Penggunaan alat-alat las di Bengkel
Lebih terperinciPEMETAAN EFIKASI LAMPU SWABALAST UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SNI PADA LAMPU HEMAT ENERGI
PEMETAAN EFIKASI LAMPU SWABALAST UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SNI 04-6958-2003 PADA LAMPU HEMAT ENERGI Sudirman Palaloi Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) BPPT, Kawasan Puspiptek, Tangerang palaloi@yahoo.com
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG PEMBUBUHAN LABEL TANDA HEMAT ENERGI UNTUK LAMPU SWABALAST DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciABSTRAK. Electrical Engineering Dept. of Institut Sains & Tecnology AKPRIND, Yogyakarta
OPTIMALISASI DAN PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK DALAM INDUSTRI RUMAH TANGGA Oleh: Ir. Wiwik Handajadi, M.Eng.1 & Beny Firman, S.T., M.Eng. 2 ABSTRAK Mengingat persediaan energi yang bersumber
Lebih terperinciPROYEKSI KEBUTUHAN LISTRIK PLN TAHUN 2003 S.D 2020
PROYEKSI KEBUTUHAN LISTRIK PLN TAHUN 2003 S.D 2020 Moch. Muchlis dan Adhi Darma Permana ABSTRACT Electricity demand will increase every year to follow population growth, prosperity improvement, and economic
Lebih terperinciPemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi
Standar Nasional Indonesia Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi ICS 13.020.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN PENGATURAN SUHU PENGKONDISI UDARA JENIS TERPISAH (AC SPLIT) TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI
PENGARUH PERUBAHAN PENGATURAN SUHU PENGKONDISI UDARA JENIS TERPISAH (AC SPLIT) TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI Tri Anggono *), Arfie Ikhsan *), Nurwinda **) *) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Lebih terperinciPENGUJIAN KONSUMSI LISTRIK DAN SUHU DALAM LEMARI PENDINGIN SKALA RUMAH TANGGA PADA KONDISI RIIL
Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 PENGUJIAN KONSUMSI LISTRIK DAN SUHU DALAM LEMARI PENDINGIN SKALA RUMAH TANGGA PADA KONDISI RIIL Rohi A. Wenyi Balai Besar Teknologi
Lebih terperinciAbstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU
ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi
Lebih terperinciDESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT
DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBUBUHAN LABEL TANDA HEMAT ENERGI UNTUK LAMPU SWABALAST DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk, dalam hal ini sektor rumah tangga. Kebutuhan akan energi listrik antara satu
Lebih terperinciPENERAPAN ERGONOMI PADA PROSES AUDIT ENERGI DI BANK INTERNASIONAL INDONESIA (BII) KANTOR CABANG UDAYANA
PENERAPAN ERGONOMI PADA PROSES AUDIT ENERGI DI BANK INTERNASIONAL INDONESIA (BII) KANTOR CABANG UDAYANA TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka menyelesaikan pendidikan sarjana
Lebih terperinciKONSUMSI LISTRIK LEMARI PENDINGIN SATU PINTU, 170 LITER, HASIL PENGUJIAN TERKONDISIKAN BERDASARKAN SNI
KONSUMSI LISTRIK LEMARI PENDINGIN SATU PINTU, 170 LITER, HASIL PENGUJIAN TERKONDISIKAN BERDASARKAN SNI Enny R. Purba Balai Besar Teknologi Energi - BPPT, PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang 15314, Indonesia.
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI EFISIENSI ENERGI POMPA AIR SUMUR YANG DIGUNAKAN PADA SEKTOR RUMAH TANGGA STUDY ON ENERGY EFFICIENCY OF WELL PUMP FOR HOUSEHOLD SECTORS
Vol. 16 No. 2 Desember 2017 : 87 96 P-ISSN 1978-2365 E-ISSN 2528-1917 STUDI MENGENAI EFISIENSI ENERGI POMPA AIR SUMUR YANG DIGUNAKAN PADA SEKTOR RUMAH TANGGA STUDY ON ENERGY EFFICIENCY OF WELL PUMP FOR
Lebih terperinciPanduan Pengguna Untuk Sektor Rumah Tangga. Indonesia 2050 Pathway Calculator
Panduan Pengguna Untuk Sektor Rumah Tangga Indonesia Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar dan Faktor Penentu Konsumsi Energi Sektor Rumah Tangga... 3 2. Metodologi... 5 3. Asumsi... 6 4. Hasil Perhitungan...
Lebih terperinciPengaruh Sumber Tegangan Terhadap Suhu Belitan Motor Induksi Kipas Angin The Effect Of Voltage Source On Winding Temperature Of Electric Fan
JURNAL TEKNOLOGI PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2016 43 Pengaruh Sumber Tegangan Terhadap Suhu Belitan Motor Induksi Kipas Angin The Effect Of age Source On Winding Temperature Of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Tahun 1991 Tentang Konversi Energi, maka Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) selaku penyedia dan pengelola energi listrik
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS
PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS Djoko Adi Widodo, Suryono, Tatyantoro A., Tugino. 2009. Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Abstrak.
Lebih terperinciSETAHUN PROGRAM DEMAND SIDE MANAGEMENT
SETAHUN PROGRAM DEMAND SIDE MANAGEMENT 2001-2002 A. Program DSM 1. Latar Belakang : Kebijakan Pemerintah di bidang energi yang ditempuh sejak awal tahun 1980 an dan direvisi secara periodik dituangkan
Lebih terperinciMotor Listrik dengan Energi yang Efisien di Indonesia
Motor Listrik dengan Energi yang Efisien di Indonesia Ringkasan Januari 2015 Penulis: Sipma, J. dan Cameron, L. Studi Kebijakan ECN P.O. Box 1 1755 ZG Petten The Netherlands T:+31 88 515 4315 sipma@ecn.nl
Lebih terperinciSTUDI KEAMANAN SUPLAI ENERGI LISTRIK BALI SAMPAI DENGAN TAHUN 2025
STUDI KEAMANAN SUPLAI ENERGI LISTRIK BALI SAMPAI DENGAN TAHUN 2025 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi Program Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Elektro IGUSTI
Lebih terperinciStudi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf
Studi Komparatif Arus Asut Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Iwan Setiawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciOPTIMISASI ENERGI LISTRIK PADA RANGKAIAN DUA AKTUATOR HIDROLIK MENGGUNAKAN VARIASI KATUP PEMBATAS TEKANAN DI HYDRAULIC TRAINING UNIT
Vokasi Volume XI, Nomor 3, November 2013 ISSN 1693 9085 hal 152-165 OPTIMISASI ENERGI LISTRIK PADA RANGKAIAN DUA AKTUATOR HIDROLIK MENGGUNAKAN VARIASI KATUP PEMBATAS TEKANAN DI HYDRAULIC TRAINING UNIT
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2000 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2000 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUSULAN KLASIFIKASI NILAI SERVIS KIPAS ANGIN TUMPU DIAMETER 40 CM DI INDONESIA
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 69 78 ISSN 1978-2365 USULAN KLASIFIKASI NILAI SERVIS KIPAS ANGIN TUMPU DIAMETER 40 CM DI INDONESIA PROPOSED CLASSIFICATION OF 40 CM DIAMETER
Lebih terperinciProsedur audit energi pada bagunan gedung
Standar Nasional Indonesia Prosedur audit energi pada bagunan gedung ICS 91.040.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang Iingkup...1 2 Acuan...1
Lebih terperinciSURVEI LAMPU SWA-BALAST YANG MEMENUHI PERSYARATAN LABEL HEMAT ENERGI DAN IDENTIFIKASI KEBIJAKAN PENDUKUNG. M. Indra al Irsyad dan Weltis Sasnofia
SURVEI LAMPU SWA-BALAST YANG MEMENUHI PERSYARATAN LABEL HEMAT ENERGI DAN IDENTIFIKASI KEBIJAKAN PENDUKUNG M. Indra al Irsyad dan Weltis Sasnofia Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan,
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG
PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG Wahri Sunanda 1, Rika Favoria Gusa 2 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 1,2 wahrisunanda@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)
BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang
Lebih terperinciBAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG
BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi mengenai analsis desain rumusan standar, analisis pemenuhan isi standar dan analisis kemungkinan national deference. 5.1 Analisis Spesifikasi Kebutuhan
Lebih terperinciSNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI 31-01 Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga
Standar Nasional Indonesia Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan unjuk kerja (IEC 60969 Edition 1.2 (2001), Self-ballasted lamps for general lighting services - Performance requirements,
Lebih terperinciPeningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE
Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Eko Widiarto Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : ewidiarto8@gmail.com
Lebih terperinciGambar 1.1 Perkiraan kebutuhan energi final nasional (Outlook Energi Indonesia, BPPT 2012)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Krisis energi dan perubahan iklim global merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh hampir seluruh
Lebih terperinciANALISIS KINERJA DAN BIAYA DAMPAK LAMPU LED PADA SISTEM RUMAH BERPANEL SURYA
ANALISIS KINERJA DAN BIAYA DAMPAK LAMPU LED PADA SISTEM RUMAH BERPANEL SURYA Muhammad Bagus Indrajati, Eko Adhi Setiawan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jawa
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI
PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI INTISARI Oleh: Ir. Agus Sugiyono *) PLN sebagai penyedia tenaga listrik yang terbesar mempunyai kapasitas terpasang sebesar
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana Kampus UMY mengacu pada prosedur audit energi SNI 6196 tahun 2011 yang diterbitkan
Lebih terperinciReka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 PENGARUH PEMBEBANAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS TERHADAP EFISIENSI BIAYA
Lebih terperinciKajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik
Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Rita Prasetyowati Jurusan Pendidikan Fisika-FMIPA UNY ABSTRAK Masyarakat luas mengenal alat penghemat listrik sebagai alat yang dapat menghemat
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mengacu pada prosedur audit energy SNI 6196
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL
JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya Pebruari 2016, Vol. 01, No. 01, hal 53-60 KAJIAN TEKNIS LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN TL Puji Slamet 1, Gatut Budiono 2 1Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciLangkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC
Tips untuk Konservasi Energi 6 Tips untuk merawat AC Anda agar Hemat Listrik dan Tahan Lama :. Bersihkan saringan udara (pre-filter) secara teratur (disarankan kali sebulan) & lakukanlah sevis berkala
Lebih terperinciSISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020
SISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020 Moh. Sidik Boedoyo ABSTRACT Jamali or Jawa, Madura and Bali is a populated region, in which about 60% of Indonesia population lives in the region,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Hal ini diiringi juga dengan pertumbuhan industri yang menggunakan alat-alat elektronik dan memproduksi
Lebih terperinciPerencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II
10 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II Evtaleny R. Mauboy dan Wellem F. Galla Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL
KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL Oleh Aditya Dewantoro P (1) Hendro Priyatman (2) Universitas Muhammadiyah Pontianak Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Tel/Fax 0561
Lebih terperinciPRAKIRAAN KEBUTUHAN LISTRIK PADA TAHUN DI KABUPATEN KLATEN
PRAKIRAAN KEBUTUHAN LISTRIK PADA TAHUN 2017-2026 DI KABUPATEN KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Oleh: WAKHID IKHSANUDIN
Lebih terperinciPERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI
PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI JURNAL PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh : INDAH
Lebih terperinciPEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA. Skripsi.
PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA Skripsi Diajukan Oleh ANDA ANDYCKA S NIM. 090821016 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISIS AUDIT ENERGI UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI GEDUNG PUSAT PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG NUR MUHAMAD HAKIKI NIM: 41312010028 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN PROTOTYPE
BAB IV EVALUASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN PROTOTYPE 4.1 EVALUASI PROTOTYPE Setelah selesai pembuatan prototype, maka dilakukan evaluasi prototipe untuk mengetahui apakah prototipe tersebut telah memenuhi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.921, 2013 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Pendingin Ruangan. Lemari Pendingin. Mesin Cuci. SNI. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/M-IND/PER/7/2013
Lebih terperinciAudit Energi. Institut Teknologi Indonesia. Teddy Dharmawan
Audit Energi Institut Teknologi Indonesia Teddy Dharmawan 114132512 Pendahuluan Pada awalnya, ISO 50001 berasal dari permintaan sebuah lembaga di bawah PBB, yaitu United Nations Industrial Development
Lebih terperinciANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PENGGUNAAN PENDINGIN UDARA KAMAR DI PATRA JASA CONVENTION HOTEL SEMARANG
ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PENGGUNAAN PENDINGIN UDARA KAMAR DI PATRA JASA CONVENTION HOTEL SEMARANG Arga Praditya Yunanto 1), Kukup Adiutomo 1) Supriyo 2), Nugroho Hartono 2) 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciEVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN Riky Dwi Puriyanto 1), Sunardi 2), Ahmad Azhari 3) 1 Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Email: rikydp@ee.uad.ac.id
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN
SUPLY PLN SHS MCB 2 MCB 1 BEBAN Gambar 3.10 Panel daya (kombinasi solar home system dengan listrik PLN) BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN 4.1 ANALISA SOLAR HOME SYSTEM Analisa
Lebih terperinciAPLIKASI RECLOSER SATU FASA BERBASIS ARDUINO UNO DALAM MENCEGAH PEMUTUSAN ALIRAN LISTRIK DALAM INDUSTRI RUMAH TANGGA
APLIKASI RECLOSER SATU FASA BERBASIS ARDUINO UNO DALAM MENCEGAH PEMUTUSAN ALIRAN LISTRIK DALAM INDUSTRI RUMAH TANGGA Wiwik Handajadi Jurusan Teknik Elektro, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Lebih terperinciMEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008
Zulhajji, Penghematan Energi Listrik Rumah Tangga dengan Metode Demand Side Management PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN METODE DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM) Zulhajji Jurusan Pendidikan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil, tidak seperti para peneliti terdahulu yang ketika membuat perangkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat dan kemudian semenjak ditemukannya bahan semikonduktor seluruh perangkat elektronik dapat
Lebih terperinci2014, No Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang En
No.829, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Hemat Energi. Label. Pembubuhan. Lampu Swabalast. PERATURAN MENTERI ENERGI SUMBERDAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEMBUBUHAN
Lebih terperinciThe 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN MANAGEMEN ENERGI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAYA LISTRIK DALAM INDUSTRI RUMAH TANGGA
MANAGEMEN ENERGI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAYA LISTRIK DALAM INDUSTRI RUMAH TANGGA Wiwik Handajadi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta Jl.Kalisahak No.28, Komplek Balapan
Lebih terperinciUSAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK
USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK Beban tidak seimbang pada jaringan distribusi tenaga listrik
Lebih terperinciDAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.. LEMBAR PRASYARAT GELAR SARJANA... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK.. ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) PENDINGIN RUANGAN, LEMARI PENDINGIN, DAN MESIN CUCI SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPanduan Pengguna Untuk Sektor Komersial. Indonesia 2050 Pathway Calculator
Panduan Pengguna Untuk Sektor Komersial Indonesia Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Sektor Komersial... 3 2. Metodologi... 5 3. Asumsi... 6 4. Referensi... 14 1 Daftar Tabel Tabel 1. Potensi penghematan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 November 2010 sampai 20 Desember 2010 dan bertempat di gedung Tower Universitas Mercu Buana Jakarta. 3.2 Jenis
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN
ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN Endah Asmawati 1, Marlina 2, Junanik Idayani 3 1 Teknik Informatika dan Pusat Studi Energi Terbarukan, 2 Hukum dan Pusat Studi Energi Terbarukan,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Jaringan tegangan rendah, Rugi rugi energi, Konektor Tap, Konektor Pres.
ABSTRAK Rugi rugi energi adalah suatu kondisi atau keadaan dimana jumlah energi yang disalurkan tidak sama dengan energi yang diterima. Rugi energi merupakan salah satu parameter kualitas jaringan listrik.
Lebih terperinciANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA
ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA Agus Hayadi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura agushayadi@yahoo.com Abstrak-
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.
Lebih terperinciOTOMATISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PENINGKATAN KINERJA
OTOMATISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PENINGKATAN KINERJA Mohamad Aman, Widhiatmaka, Tweeda Augusta Fitarto, Yohanes Gunawan, Guntur Tri Setiadanu Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi
Lebih terperinciPROYEKSI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN
PROYEKSI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2007-2020 Tadjuddin Hamdany Dosen Jurusan Teknik Elektro UNTAD Palu, Indonesia email: ophadhanny@yahoo.co.id Abstract The study is devoted
Lebih terperinciSEPEDA STATIS SEBAGAI PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK ALTERNATIF DENGAN PEMANFAATAN ALTERNATOR BEKAS
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 1, No. 2, November 2017 http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/ ISSN 2548-8260 (Media Online) SEPEDA STATIS SEBAGAI PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK ALTERNATIF DENGAN PEMANFAATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, energi listrik merupakan kebutuhan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Masalah di bidang tersebut yang sedang menjadi perhatian utama saat
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK BEBAN
BAB III KARAKTERISTIK BEBAN 3.1 UMUM Tujuan umum dari sistem distribusi tenaga listrik ialah mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk ke pelanggan atau beban. Dalam mendesaian sistem tersebut,
Lebih terperinciMateri Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal
Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal Pengantar Presentasi ini dipersiapkan oleh Azhar Kamal untuk acara Sesi Info Listrik Tenaga
Lebih terperinciAnalisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.2, No.1, April 2014, 51-58 51 Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi Luqman Hakim Program Studi Teknik Mekatronika,
Lebih terperinciUSULAN PENETAPAN NILAI STANDAR DAN LABEL ENERGI UNTUK MESIN CUCI PAKAIAN SEKTOR RUMAH TANGGA
Usulan Penetapan Nilai Standar dan Label Untuk Mesin Cuci Pakaian Sektor Rumah Tangga (Khalif Ahadi, Tri Anggono dan Dedi Suntoro) USULAN PENETAPAN NILAI STANDAR DAN LABEL ENERGI UNTUK MESIN CUCI PAKAIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyumas khususnya kota Purwokerto dewasa ini banyak melakukan pembangunan baik infrastuktur maupun non insfrastuktur dalam segala bidang, sehingga kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Salah satu kebutuhan energi yang tidak
Lebih terperinciALAT UJI MCB OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK
ALAT UJI MCB OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER Made Agust Arimbawa Pasopati / 0422102 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH No.65, Bandung,
Lebih terperinciDEMAND SIDE MANAGEMENT DEMAND SIDE MANAGEMENT
DEMAND SIDE MANAGEMENT DEMAND SIDE MANAGEMENT DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DASAR PEMIKIRAN zpenggunaan sumberdaya energi harus efisien dan rasional zpengguna energi perlu meningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Th 1991 Tentang Konversi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Th 1991 Tentang Konversi Energi, maka Perusahaan Listrik Negara (PLN) selaku penyedia dan pengelola energi listrik di Indonesia
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR HASIL KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK
ANALISIS AUDIT ENERGI PADA BEBAN HVAC (HEAT, VENTILATION, AND AIR CONDITIONING) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR MALANG MAKALAH SEMINAR HASIL KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK Disusun oleh:
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengambilan Data Pada penelitian ini penulis mengambil data di PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Pangka di Jalan Raya Pangka Slawi, Kecamatan Pangkah, Kabupaten
Lebih terperinciANALISIS PENGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA PELANGGAN RUMAH TANGGA KAPASITAS KONTRAK DAYA 450 VA
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 214 ISSN: 1979-911X Yogyakarta, 15 November 214 ANALISIS PENGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA PELANGGAN RUMAH TANGGA KAPASITAS KONTRAK DAYA 45 VA
Lebih terperinciTUGAS AKHIR AUDIT ENERGY PADA PT. SCHNEIDER ELECTRIC INDONESIA
TUGAS AKHIR AUDIT ENERGY PADA PT. SCHNEIDER ELECTRIC INDONESIA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Akhmad Hisyam NIM : 41311110048
Lebih terperinci