ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009"

Transkripsi

1 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 : ISSN ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009 ANALYSIS OF PERFORMANCE TESTING OF INITIAL EFFICACY VALUE AND POWER FACTOR OF BULB SELF-BALLASTED LAMP BY USING STANDARD IEC/PAS 62612:2009 Tri Anggono, M.Irsan Pasaribu, Weltis Sasnofia, Khalif Ahadi Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan anggono_tri@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi sistem penerangan buatan memungkinkan adanya peningkatan penghematan pemakaian energi listrik serta umur pakai yang lebih lama. Namun demikian, tingkat efisiensi serta kualitas dari suatu produk tentunya harus melewati pengujian menggunakan metoda standar yang telah disepakati. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan gambaran kualitas awal lampu LED bulb yang beredar di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda standar uji IEC/PAS : Sampel uji didapat melalui survei pasar di wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan daya pengenal antara 2 sampai 13 watt. Pengujian dilakukan menggunakan Integrating Sphere Photometer (ISP) dan Goniophotometer. Analisis terhadap efikasi dan faktor daya lampu LED bulb tersebut dilakukan dengan pendekatan grafik distribusi normal. Sebanyak 30% dari sampel yang diuji menunjukkan adanya ketidaksesuaian daya nyata sebesar ±15% dari daya pengenal pada kemasan. Sebanyak 90% dari populasi sampel menunjukkan nilai efikasi inisial lebih dari 58 lm/w, setara dengan kriteria tanda hemat energi bintang empat lampu fluorescent swabalast dan dapat meningkatkan efisiensi pencahayaan sekitar 29%. Namun demikian, hanya sebesar 3,41% dari sampel yang diuji menunjukkan nilai faktor daya di atas 0,76 sehingga berpotensi dapat mengganggu kinerja jaringan distribusi listrik. Kata kunci: lampu LED bulb, lampu penerangan, penghematan energi listrik, IEC/PAS 62612: 2009 Abstract The development of artificial lighting system technology enables improvement of electrical energy efficiency and also service life. Nevertheless, efficiency level and product quality surely have to pass the test of agreed standard method. This study aims to provide an overview of initial quality of LED light bulbs which have been marketed in Indonesia. The study is conducted by using a standard test method, IEC / PAS 62612: Test samples are obtained through a market survey in Jakarta and its surrounding areas with rated power between 2 into 13 watts. Integrating Sphere Photometer (ISP) and Goniophotometer are used for the testing. Analysis of efficacy and power factor of LED light bulb is done with a normal distribution graph approach. 30 % of total samples tested have ± 15 % deviation between real powers measured and rated power stated on their packaging. 90 % of the sample population is concluded to have initial efficacy value higher than 58 lm / w; equivalent to the four stars of energy-saving criteria for fluorescent self-ballasted lamp, and these lamps can improve the lighting Diterima : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember

2 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember Vol : No Desember : efficiency approximately 29 %. However, only 3.41 % of the tested samples have power factor values above 0.76 that it may potentially affect electrical distribution line. Key words: LED bulb lamps, lighting, electrical energy efficiency, IEC/PAS 62612: PENDAHULUAN Pemakaian energi listrik pada sektor rumah tangga berdasarkan data statistik PT.PLN yang dikeluarkan pada tahun 2011 adalah sebesar ,57 GWh atau sebesar 41,21 persen, lebih besar daripada pemakaian energi listrik pada sektor industri yang hanya sebesar 34,64 persen. Dari nilai tersebut, berdasarkan data hasil survei yang dilakukan oleh UNEP (united nation environment program) melalui program enlighten initiative, konsumsi energi listrik untuk kebutuhan penerangan di Indonesia adalah sebesar 15 persen dari total pemakaian energi listrik. Perkembangan teknologi sistem penerangan buatan telah mengalami beberapa kali perubahan, mulai dari teknologi lampu pijar (incandescent), teknologi lampu fluoresen, dan terakhir teknologi LEDs (light emitting diode). Perkembangan teknologi ini memungkinkan adanya perubahan pemakaian energi listrik yang lebih hemat serta umur pakai yang lebih lama. Namun demikian, tingkat efisiensi yang dapat menunjukkan pemakaian energi listrik yang lebih hemat serta kualitas dari suatu produk lampu LED tentunya harus melewati pengujian laboratorium dengan menggunakan standar pengujian yang telah disepakati, baik secara nasional maupun internasional. Lampu LED bulb swabalast yang banyak dipergunakan pada sektor rumah tangga dapat diuji dengan menggunakan standar IEC/PAS : 2009 untuk dapat mengetahui tingkat kinerjanya. Penelitian ini ditujukan untuk dapat memberikan gambaran kualitas awal lampu LED bulb swabalast yang beredar dipasaran Indonesia untuk dapat menentukan nilai efikasi serta faktor daya dari produk lampu LED bulb swabalast yang menggunakan catu daya arus bolak-balik. METODOLOGI Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji kinerja lampu LED bulb swabalast menggunakan standar uji IEC/PAS : Sampel uji di dapat dengan melakukan survei pasar yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya, terkumpul sebanyak 61 model/tipe. Range daya pengenal yang didapat pada sampel uji berkisar antara 2 sampai 13 watt. Pengujian dilakukan dengan menggunakan peralatan Integrating Sphere Photometer (ISP) untuk mengetahui nilai fluks luminus serta parameter kelistrikan lainnya (metode uji komparatif). Dalam melakukan pengujian, lampu sampel dinyalakan terlebih dahulu didalam peralatan ISP selama 30 menit dalam keadaan pintu peralatan ISP tertutup rapat sebelum diambil data pengujiannya berupa nilai fluks luminus (lumen), daya (watt), tegangan (volt), arus (ampere), dan faktor daya. Sebagai catatan, dalam standar IEC/PAS : 2009 pengambilan data Diterima 116 : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014

3 Ketenagalistrikan Analisis Pengujian dan Kinerja Energi Terbarukan Nilai Efikasi dan Faktor Daya Inisial Lampu Led Bulb Vol. 13 No. 2 Desember Swabalast 2014 Menggunakan : Standar IEC/PAS 62612:2009 dilakukan setelah lampu dinyalakan selama 15 menit (bagian annex A.3.2.), namun dari hasil percobaan yang dilakukan, lampu LED bulb swabalast umumnya berada dalam kondisi stabil menyala setelah 30 menit. Kondisi dalam peralatan ISP dipertahankan suhunya sebesar C. Suplai tegangan arus bolak-balik diatur pada posisi 220 V. Set catu daya pada tegangan 220 V Mulai Persiapan Alat Ukur dan Ruang Uji Pasang lampu uji dalam integrator Set kondisi ruang pada suhu C pengulangan sebanyak 3 kali. Hasil pengujian yang didapat dari setiap sampel diambil nilai rata-rata untuk setiap model/type lampu LED bulb yang diujikan. Tingkat efisiensi pencahayaan (efikasi) dihitung dengan membagi antara nilai fluks luminus dengan daya nyata terukur. Selain menggunakan peralatan ISP, juga dilakukan pengujian dengan menggunakan peralatan goniophotometer (metode uji absolut) dengan menggunakan satu buah sampel dari setiap model/tipe. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat perbandingan serta kesesuaian dari hasil pengujian yang didapat melalui dua alat yang berbeda. Tidak Aktifkan peralatan ISP selama 30 menit Cek suhu dalam bola integrator pada kondisi C Catat hasil pengukuran Analisis hasil pengujian dengan distribusi normal Selesai Gambar 1. Diagram Alir Pengujian Untuk parameter kelistrikan lainnya disesuaikan seperti yang dipersyaratkan dalam standar IEC/PAS 62612:2009. Setiap model/tipe diwakili oleh 3 sampel uji, dimana pengujian terhadap setiap sampel uji dilakukan Ya Hitung nilai efikasi HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian terhadap parameter nilai unjuk kerja (performance) awal dari lampu LED bulb swabalast yang ada dipasaran Indonesia dilakukan dengan menggunakan dua buah peralatan pengujian, yaitu peralatan goniophotometer (pengukuran absolut) yang dimiliki oleh laboratorium uji KIM-LIPI dan peralatan Integrating Sphere Photometer (pengukuran komparatif) yang dimiliki oleh laboratorium uji P3TKEBTKE. Tujuan dari pengukuran dengan menggunakan kedua peralatan ini adalah untuk mengetahui deviasi perbedaan hasil pengukuran dengan menggunakan dua alat berbeda namun prosedur pengujian yang sama, terutama dalam menentukan waktu kestabilan lampu sebelum dilakukan pengukuran yaitu selama 30 menit. Besar nilai pengukuran yang didapat untuk Diterima : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember

4 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember Vol : No Desember : nilai efikasi dan faktor daya dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. sama. Perbedaan ini dapat disebabkan antara lain, tingkat akurasi peralatan dan kualitas sampel uji produk. Selain pengukuran terhadap nilai efikasi dan faktor daya, juga dilihat perbedaan hasil pengujian terhadap nilai daya nyata yang dikonsumsi dengan daya nyata pengenal yang tertera pada kemasan produk. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 1. Perbandingan Hasil Uji Nilai Efikasi Menggunakan Peralatan Gonio dan ISP Gambar 3. Perbandingan Hasil Uji Nilai Daya Nyata Pengenal dan Pengukuran Gambar 2. Perbandingan Hasil Uji Nilai Faktor Daya Menggunakan Peralatan Gonio dan ISP Dari Gambar 1 tersebut, terlihat bahwa perbedaan hasil pengujian nilai efikasi minimum adalah sebesar -20 persen, maksimum 42 persen, dengan nilai rata-rata 5 persen. Sedangkan dari Gambar 2, didapatkan perbedaan hasil pengujian nilai faktor daya minimum -9 persen, maksimum 19 persen, dengan nilai rata-rata 2 persen. Meskipun terdapat perbedaan dari setiap hasil pengujian dari kedua peralatan tersebut, namun hampir keseluruhan hasil pengujian dari kedua peralatan tersebut menunjukkan tren data yang Dari gambar diatas terlihat bahwa tren hasil pengukuran daya nyata dengan menggunakan peralatan ISP dan gonio memiliki kesamaan. Nilai hasil pengukuran yang dihasilkan memiliki perbedaan dengan daya nyata pengenal yang tertera pada setiap kemasan produk sampel yang diujikan. Perbedaan nilai yang mencapai ± 15 persen terdapat sebanyak 30 persen dari keseluruhan produk yang diuji (standar IEC/PAS klausul 7, dikatakan bahwa konsumsi daya pengukuran tidak boleh melebihi nilai 15% dari daya pengenalnya). Hal ini menandakan adanya ketidaksesuaian yang dapat merugikan masyarakat dalam hal pembelian lampu LED bulb, dimana pada nilai luminansi (tingkat Diterima 118 : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014

5 Ketenagalistrikan Analisis Pengujian dan Energi Kinerja Terbarukan Nilai Efikasi dan Faktor Daya Inisial Lampu Led Bulb Vol. 13 No. 2 Desember Swabalast 2014 Menggunakan : Standar IEC/PAS 62612:2009 kecerahan cahaya) dari suatu lampu ditentukan oleh besaran daya yang dikonsumsi seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 6. Grafik Nilai Efikasi Terhadap Fluks Luminus Gambar 4. Korelasi Antara Besar Konsumsi Daya Nyata Dengan Luminansi Nilai efikasi yang dihasilkan dari setiap daya nyata yang sama dikonsumsi dari setiap sampel yang diujikan menghasilkan nilai yang berbeda-beda pula seperti terlihat pada Gambar 5. Gambar 5. Grafik Nilai Efikasi Terhadap Konsumsi Daya Nyata Sedangkan hasil pengukuran terhadap nilai efikasi dibandingkan fluks luminus yang dihasilkan dari setiap sampel dapat dilihat pada Gambar 6. Nilai efikasi tertinggi yang dihasilkan dari pengujian ini didapatkan sebesar 103 lm/watt dari model lampu LED bulb konsumsi daya nyata sebesar 4,39 watt, sedangkan nilai terendah efikasi didapatkan sebesar 28 lm/w dari model lampu LED bulb konsumsi daya nyata 5,75 watt. Hal ini menandakan bahwa setiap produk yang beredar dipasaran saat ini memiliki kualitas yang berbeda-beda. Konsumsi daya yang besar belum tentu memiliki tingkat efisiensi yang tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya pengaruh pemakaian chip serta komponen driver yang berbeda-beda kualitasnya. Hal ini juga diperlihatkan pada Gambar 6 yang menunjukkan perbandingan antara nilai efikasi dan fluks luminus yang dipancarkan oleh lampu LED bulb. Tingkat kecerahan cahaya yang dihasilkan belum tentu menghasilkan efisiensi yang sama besarnya pula. Pada setiap nilai fluks luminus memiliki nilai efikasi yang berbeda-beda lebih dari 70 persen. Keberagaman ini menunjukkan perlunya ditetapkan suatu standar mutu untuk lampu LED bulb agar para produsen/distributor dapat menjaga kualitas produk yang akan diedarkan Diterima : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember

6 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember Vol : No Desember : sehingga masyarakat dapat merasakan penghematan energi yang nyata dengan kualitas cahaya yang baik. Analisis terhadap tingkat efikasi dan nilai faktor daya lampu LED bulb yang beredar dipasaran saat ini digunakan pendekatan melalui grafik distribusi normal yang ditunjukkan oleh Gambar 7. Dengan grafik tersebut akan diketahui prediksi populasi produk yang akan hilang dari pasaran dengan satuan nilai yang telah ditetapkan. Gambar 7. Grafik Distribusi Normal Nilai Efikasi Nilai efikasi lampu LED terendah adalah sebesar 28 lm/w sedangkan tertinggi sebesar 103 lm/w. Frekuensi data terbesar ada pada nilai 87 lm/w dengan nilai frekuensi kemunculan 5 kali. Apabila nilai grafik tersebut diambil 10 persen dari keseluruhan populasi data yang ada, maka populasi produk yang akan hilang sebesar 7,67 persen dengan nilai efikasi minimum sebesar 58 lm/w. Grafik distribusi normal dari nilai faktor daya pada sampel dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Grafik Distribusi Normal Nilai Faktor Daya Nilai faktor daya minimum hasil pengukuran berdasarkan grafik distribusi normal adalah sebesar 0,18, sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,94. Frekuensi nilai tertinggi faktor daya yang muncul sebesar 0,44 sebanyak 6 kali. Apabila nilai grafik tersebut diambil 10 persen dari keseluruhan populasi data yang ada, maka populasi produk yang akan hilang sebesar 9,48 persen dengan nilai faktor daya minimum sebesar 0,25. Nilai efikasi hasil pengujian tersebut menunjukkan tingkat efisiensi yang lebih baik dari lampu fluoresen swabalast. Hal ini didasari bahwa dengan mengacu terhadap Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 6 tahun 2011 pada bagian lampiran (uji lumen) tabel kriteria tanda hemat energi untuk lampu swabalast, disebutkan untuk range daya pengenal 5-9 watt nilai efikasi yang berhak mendapatkan bintang tertinggi (bintang 4) bernilai lebih dari 55 lm/w, dan untuk range daya pengenal watt nilai efikasi yang berhak mendapatkan bintang tertinggi bernilai lebih dari 57 lm/w. Pada grafik distribusi normal, 90 persen populasi sampel yang diuji Diterima 120 : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014

7 Analisis Pengujian Kinerja Nilai Efikasi dan Faktor Daya Inisial Lampu Led Bulb Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember Swabalast 2014 Menggunakan : Standar IEC/PAS 62612:2009 bernilai lebih dari 58 lm/w sehingga apabila nilai tersebut dijadikan batasan minimum nilai fluks luminus inisial terhadap lampu LED bulb maka tingkat efisiensinya akan jauh lebih baik dari lampu fluoresen swabalast. Sebagai contoh, untuk nilai daya nyata sebesar 5 watt pada lampu fluoresen swabalast dengan nilai efikasi sebesar 45 lm/w maka besar total nilai fluks luminus yang dipancarkan oleh lampu tersebut hanya sebesar 225 lumen. Sedangkan untuk lampu LED bulb swabalast dengan daya nyata yang sama akan dapat menghasilkan nilai fluks luminus sebesar 290 lumen, sehingga didapatkan kenaikan tingkat efisiensi sebesar ± 29 persen. Nilai faktor daya minimum hasil pengukuran berdasarkan grafik distribusi normal adalah sebesar 0,18, sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,94. Frekuensi nilai tertinggi faktor daya yang muncul sebesar 0,44 sebanyak 6 kali. Apabila nilai grafik tersebut diambil 10 persen dari keseluruhan populasi data yang ada, maka populasi produk yang akan hilang sebesar 9,48 persen dengan nilai faktor daya minimum sebesar 0,25. Faktor daya dengan nilai 0,25 berarti suplai daya (VA) yang harus diberikan kepada lampu tersebut sebanyak 4 kali lebih besar dari konsumsi daya nyatanya (W). Hal ini tentunya akan merugikan dari sistem pembangkitan listrik yang ada. Sebagai ilustrasi, berdasarkan data statistik PT.PLN tahun 2011, jumlah pelanggan sektor rumah tangga adalah sebanyak Apabila setiap pelanggan menggunakan sedikitnya tiga buah lampu LED bulb dengan konsumsi daya nyata sebesar 10 watt dan faktor daya 0,25, maka suplai tenaga listrik yang harus disediakan oleh PT. PLN adalah sebesar ± MVA. Namun, apabila nilai faktor daya dari setiap lampu LED yang ada sebesar 0,5, maka dengan menggunakan asumsi yang sama seperti pada perhitungan sebelumnya, suplai energi listrik yang harus dibangkitkan adalah sebesar ± MVA. Dari 10 persen grafik distribusi normal tertinggi akan didapat nilai faktor daya terendah sebesar 0,76 dimana jumlah populasi yang ada hanya sebanyak 3,41 persen. Dengan meningkatkan batasan nilai faktor daya dari produk LED bulb menjadi 0,5, maka diperkirakan 57 persen dari produk yang beredar dipasaran akan hilang. Penerapan batasan standar mutu ini harus disosialisasikan dan didiskusikan dengan para produsen dalam negeri mengenai kesiapan mereka akan hal tersebut agar nantinya tidak akan merugikan produsen dalam negeri. Dalam kasus negara lain, New Zealand telah menetapkan nilai faktor daya sebesar 0.7 pada lampu LED dengan daya 5 watt untuk mendapatkan label ENERGY STAR yang berlaku mulai 1 Agustus 2011 [3]. Sedangkan pada negara bagian California, Amerika Serikat, penerapan kriteria kinerja lampu LED tahap pertama yang berlaku mulai 1 September 2013 [7], nilai faktor daya yang dipersyaratkan adalah sebesar 0,4 untuk lampu LED dengan daya 2 < P < 5 W, nilai faktor daya sebesar 0,5 untuk lampu LED dengan daya 5 < P < 25 W, dan nilai faktor daya sebesar 0,9 untuk lampu LED dengan daya P > 25 W. Diterima : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember

8 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember Vol : No Desember : Umumnya, pengambilan nilai 10 persen dari grafik distribusi normal pada kedua kondisi di atas merupakan asumsi dasar jika pemerintah akan memberlakukan suatu kebijakan pemberlakuan standar mutu minimum (Minimum Energy Performance Standard). Dimana kebijakan tersebut harus menjadi solusi bagi semua pihak, yaitu membantu masyarakat menghemat energi listrik melalui pembelian lampu LED bulb yang berkualitas, mengurangi beban pembangkitan listrik, maupun peningkatan kualitas produk dalam negeri sehingga dapat bersaing dengan produk impor. KESIMPULAN DAN SARAN Ketidaksesuaian antara hasil pengukuran dan pengenal daya nyata dari lampu LED bulb sebanyak 30 persen dari model/type sampel yang diuji. Hal ini tentunya dapat merugikan konsumen dalam pemakaian jenis lampu LED bulb nantinya. Nilai efikasi inisial lampu LED bulb yang ditunjukkan dari hasil perhitungan umumnya jauh lebih besar dari jenis lampu fluoresen swabalast. Dengan membandingkan nilai efikasi yang dihasilkan dari lampu LED bulb dan fluoresen swabalast dengan daya pengenal 5 watt, akan didapatkan kenaikan tingkat efisiensi pencahayaan sebesar ± 29 persen. Hasil pengujian menunjukkan nilai faktor daya yang dihasilkan oleh lampu LED bulb umumnya berada dibawah 0.76 (90 persen dari populasi distribusi normal). Rendahnya nilai faktor daya tersebut dapat berpotensi mengganggu kinerja jaringan distribusi listrik. Tingkat kehandalan dari lampu LED bulb dapat ditunjukkan melalui pengujian lumen maintenance overlife selama 6000 jam. Pengujian ini diusulkan untuk dijadikan penelitian lanjutan agar lampu LED bulb yang beredar dipasaran dapat diketahui tingkat kehandalannya. DAFTAR PUSTAKA [1]. IEC/PAS : 2009, Self-ballasted LED-lamps for general lighting services Performance Requirements [2]. Lia Kurniawati, 2008, Pengaruh Pencahayaan LED Terhadap Suasana Ruang Café dan Restoran. Universitas Indonesia [3]. EECA, 2011, ENERGY STAR LED light bulbs Key Product Criteria, New Zealand ENERGY STAR [4]. Peraturan Menteri ESDM nomor 6 tahun 2011 tentang Pembubuhan Label Tanda Hemat Energi Untuk Lampu Swabalast [5]. Data Statistik PT.PLN tahun 2011 [6]. N.Fauziah, 2012, LED Performance and Economic Study, The 19 th conference of the electric power supply industry. A383 [7]. McGaraghan M., 2013, LED Replacement Lamps, Response to california energy commission 2013 pre-rulemaking appliace efficiency invitation to participate. 12- AAER-2B; Lighting Diterima 122 : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014

Energi dan Ketenagalistrikan

Energi dan Ketenagalistrikan ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA TELEVISI CRT DAN LED Tri Anggono dan Khalif Ahadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru dan Terbarukan anggono_tri@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM

ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM P-ISSN 1978-2365 E-ISSN 2528-1917 ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM ANALYSIS OF ENERGY UTILIZATION ON NON-STEAM ELECTRIC

Lebih terperinci

SURVEI LAMPU SWA-BALAST YANG MEMENUHI PERSYARATAN LABEL HEMAT ENERGI DAN IDENTIFIKASI KEBIJAKAN PENDUKUNG. M. Indra al Irsyad dan Weltis Sasnofia

SURVEI LAMPU SWA-BALAST YANG MEMENUHI PERSYARATAN LABEL HEMAT ENERGI DAN IDENTIFIKASI KEBIJAKAN PENDUKUNG. M. Indra al Irsyad dan Weltis Sasnofia SURVEI LAMPU SWA-BALAST YANG MEMENUHI PERSYARATAN LABEL HEMAT ENERGI DAN IDENTIFIKASI KEBIJAKAN PENDUKUNG M. Indra al Irsyad dan Weltis Sasnofia Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan,

Lebih terperinci

UJI KINERJA ENERGI PADA BALLAST ELEKTRONIK UNTUK LAMPU FLUORESEN (TL) SATU TABUNG

UJI KINERJA ENERGI PADA BALLAST ELEKTRONIK UNTUK LAMPU FLUORESEN (TL) SATU TABUNG Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 45-56 P-ISSN 1978-2365 E-ISSN 2528-1917 UJI KINERJA ENERGI PADA BALLAST ELEKTRONIK UNTUK LAMPU FLUORESEN (TL) SATU TABUNG ENERGY PERFORMANCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini. Energi menjadi kebutuhan primer pada kebutuhan manusia. Menurut Buku Perencanaan Efisiensi dan Elastisitas Energi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED Septyono Utomo 1, Rudy Setiabudy 2 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424 Email: septyono.utomo@gmail.com

Lebih terperinci

PEMETAAN EFIKASI LAMPU SWABALAST UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SNI PADA LAMPU HEMAT ENERGI

PEMETAAN EFIKASI LAMPU SWABALAST UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SNI PADA LAMPU HEMAT ENERGI PEMETAAN EFIKASI LAMPU SWABALAST UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SNI 04-6958-2003 PADA LAMPU HEMAT ENERGI Sudirman Palaloi Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) BPPT, Kawasan Puspiptek, Tangerang palaloi@yahoo.com

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG PEMBUBUHAN LABEL TANDA HEMAT ENERGI UNTUK LAMPU SWABALAST DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Eko Widiarto Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : ewidiarto8@gmail.com

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBUBUHAN LABEL TANDA HEMAT ENERGI UNTUK LAMPU SWABALAST DENGAN

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL

KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya Pebruari 2016, Vol. 01, No. 01, hal 53-60 KAJIAN TEKNIS LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN TL Puji Slamet 1, Gatut Budiono 2 1Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak ditemukan pada tahun 1800an oleh Michael Faraday atau yang sekarang mendapat gelar sebagai bapak listrik, listrik telah menjadi kebutuhan penting dan sangat fundamental

Lebih terperinci

Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan Lampu LED Di Rumah Tangga

Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan Lampu LED Di Rumah Tangga Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan LED Di Rumah Tangga Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Lebih terperinci

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI 31-01 Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI 31-01 Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga Standar Nasional Indonesia Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan unjuk kerja (IEC 60969 Edition 1.2 (2001), Self-ballasted lamps for general lighting services - Performance requirements,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Tahun 1991 Tentang Konversi Energi, maka Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) selaku penyedia dan pengelola energi listrik

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa yang menyebabkan pemanasan global atau global warming. Salah satu hal yang telah dipelajari

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dalam sektor pencahayaan yang berfungsi untuk pencahayaan jalan perkotaan, industri, dan pencahayaan rumah. Banyak ilmuwan menciptakan

Lebih terperinci

CATALOG LED. Lamp. Indusrtial. Office Home PT. CLEAR ENERGY PRODUCT 2016

CATALOG LED. Lamp. Indusrtial. Office Home PT. CLEAR ENERGY PRODUCT 2016 CATALOG PRODUCT 016 LED Lamp Indusrtial Office Home Jl. Ir. H. Juanda No. 11A, Jakarta Pusat 1010 (01) 3858 14 / 16 dan (01) 3514 17 support@clearsystem.co.id www.clearenergyindonesia.com LED Pengertian

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 5 (2) 108-112 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Data yang Didapat Data yang diperoleh dalam penelitian ini untuk menunjang sebagai analisis perbandingan lampu yaitu menggunakan data jenis lampu yang digunakan pada area

Lebih terperinci

2014, No Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang En

2014, No Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang En No.829, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Hemat Energi. Label. Pembubuhan. Lampu Swabalast. PERATURAN MENTERI ENERGI SUMBERDAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEMBUBUHAN

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS 1) Bima Brilliando Agam, 2) Yushardi, 2) Trapsilo Prihandono 1) Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Th 1991 Tentang Konversi

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Th 1991 Tentang Konversi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Th 1991 Tentang Konversi Energi, maka Perusahaan Listrik Negara (PLN) selaku penyedia dan pengelola energi listrik di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Lampu Hemat Energi Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa jenis yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis LHE adalah lampu jenis Fluorescen atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan penduduk di Indonesia bertambah sejalan dengan deret ukur. Hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya sejumlah anggota dalam setiap

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data International Energy Agency World Resource Institute, pencahayaan dari lampu memberikan kontribusi 19% dari penggunaan energi dunia, sehingga semakin

Lebih terperinci

Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi

Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.2, No.1, April 2014, 51-58 51 Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi Luqman Hakim Program Studi Teknik Mekatronika,

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK Martono Dwi Atmadja *, Harrij Mukti Kristiana, Farida Arinie Soelistianto Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang,

Lebih terperinci

KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN

KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN Oleh : Dedy Haryanto, Edy Karyanta, Paidjo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK KUAT PENERANGAN

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian1,

Lebih terperinci

Karakteristik dan Efisiensi Lampu Light Emiting Dioda (LED) sebagai Lampu Hemat Energi

Karakteristik dan Efisiensi Lampu Light Emiting Dioda (LED) sebagai Lampu Hemat Energi Karakteristik dan Efisiensi Lampu Light Emiting Dioda (LED) sebagai Lampu Hemat Energi Vandri Ahmad Isnaini 1) ; Rahmi Putri Wirman 2) ; Indrawata Wardhana 3) 1,2,3) Jurusan Pendidikan Fisika, FITK, IAIN

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian 1, Joko Prihartono 2, Purwo Subekti 3 ABSTRAK Dari penelitian yang telah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN FAKTOR DAYA PADA LAMPU SWABALAST UNTUK MENGURANGI ENERGI DAN EMISI CO 2 PADA SEKTOR RUMAH TANGGA DI INDONESIA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN FAKTOR DAYA PADA LAMPU SWABALAST UNTUK MENGURANGI ENERGI DAN EMISI CO 2 PADA SEKTOR RUMAH TANGGA DI INDONESIA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN FAKTOR DAYA PADA LAMPU SWABALAST UNTUK MENGURANGI ENERGI DAN EMISI CO 2 PADA SEKTOR RUMAH TANGGA DI INDONESIA TESIS DHANDY ARISAKTIWARDHANA 1006788656 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

HARMONICS TESTING IN ENERGY SAVING LAMPS (ESL) ACCORDING TO IEC 61000, IEEE STANDARD AND PLN POWER FACTOR (CASE STUDY FOR 5 WATTS ESL)

HARMONICS TESTING IN ENERGY SAVING LAMPS (ESL) ACCORDING TO IEC 61000, IEEE STANDARD AND PLN POWER FACTOR (CASE STUDY FOR 5 WATTS ESL) Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan ISSN 1978-2365 PENGUJIAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI (LHE) MENURUT STANDAR IEC 61000-3-2 KELAS C, IEEE 512-1992 DAN POWER FACTOR PLN (STUDI KASUS UNTUK LHE

Lebih terperinci

MASTER LEDspot LV AR111 - solusi ideal untuk pencahayaan sorot di toko

MASTER LEDspot LV AR111 - solusi ideal untuk pencahayaan sorot di toko Lighting MASTER LEDspot LV AR - solusi ideal untuk pencahayaan sorot di toko MASTER LEDspot LV AR Memberikan sinar aksen hangat seperti halogen, MASTER LEDspot LV AR adalah solusi retrofit yang ideal untuk

Lebih terperinci

Diterima: 5 Februari 2015; Diperiksa: 16 Februari 2015; Revisi: 3 Maret 2015; Disetujui: 13 Maret 2015

Diterima: 5 Februari 2015; Diperiksa: 16 Februari 2015; Revisi: 3 Maret 2015; Disetujui: 13 Maret 2015 PENGUJIAN DAN ANALISIS UMUR PAKAI LAMPU LIGHT EMITTING DIODE (LED) SWABALAST UNTUK PENCAHAYAAN UMUM Testing and Analysis of Life Time for LED Lamp Ballasted for General Lighting Sudirman Palaloi Balai

Lebih terperinci

PREDIKSI PERKEMBANGAN BEBAN LISTRIK DI KECAMATAN RANAH PESISIR SAMPAI TAHUN 2025

PREDIKSI PERKEMBANGAN BEBAN LISTRIK DI KECAMATAN RANAH PESISIR SAMPAI TAHUN 2025 Prediksi Perkembangan Beban Listrik di Kecamatan Ranah Pesisir Sampai 2015 PREDIKSI PERKEMBANGAN BEBAN LISTRIK DI KECAMATAN RANAH PESISIR SAMPAI TAHUN 2025 Oleh: Arfita Yuana Dewi 1), Arynugraha Tri Saputra

Lebih terperinci

Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan Gunawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK

Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan Gunawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK ANALISIS SPESIFIKASI DAN PENENTUAN OPERASI TEGANGAN KERJA TERBAIK PADA LAMPU LED DAN LAMPU HEMAT ENERGI MELALUI PENGUJIAN PENUAAN DAN PEMELIHARAAN FLUKS CAHAYA ABSTRAK Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36 ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36 Moethia Faridha, M. Dahlan Yusuf Saputra Jurusan Teknik Elektro Uniska M A B Banjarmasin Jl. Adyaksa No2 Banjarmasin Kalimantan Selatan Email:bariethia@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Tugas akhir ini dilakukan di gedung rektorat Unila. Proses tugas akhir dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan, pengumpulan data bangunan, hingga menyusun

Lebih terperinci

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN Ahmad Rizal Sultan 1) Abstrak : Secara umum, tiap jenis lampu listrik memiliki umur sendiri. Namun karena berbagai faktor umur rata-rata belum

Lebih terperinci

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu 46 Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu Ardy Willyanto Tanod (1), Ir. Hans Tumaliang, MT. (2), Lily S. Patras, ST., MT. (3) (1)Mahasiswa (2)Pembimbing 1 (3)Pembimbing 2 Jurusan Teknik Elektro-FT,

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS Johny Custer Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail: johnycaster@polbeng.ac.id Abstrak Penggunaan alat-alat las di Bengkel

Lebih terperinci

Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat

Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat Rancang Bangun Lampu Penerangan Darurat ( Compact Emergency Lamp) Dengan Mengunakan Lampu Hemat Energi Deni Almanda 1 ; Budyanto 2 1&2 Teknik Elektro FT UMJ Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat Email

Lebih terperinci

SETAHUN PROGRAM DEMAND SIDE MANAGEMENT

SETAHUN PROGRAM DEMAND SIDE MANAGEMENT SETAHUN PROGRAM DEMAND SIDE MANAGEMENT 2001-2002 A. Program DSM 1. Latar Belakang : Kebijakan Pemerintah di bidang energi yang ditempuh sejak awal tahun 1980 an dan direvisi secara periodik dituangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bagi kelanjutan suatu perusahaan, karena jika sebuah produk dipasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dan bagi kelanjutan suatu perusahaan, karena jika sebuah produk dipasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah faktor yang sangat penting bagi kesuksesan suatu produk dan bagi kelanjutan suatu perusahaan, karena jika sebuah produk dipasarkan dengan cara yang

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA RANCANG BANGUN AVR PADA SISI TEGANGAN RENDAH (TEGANGAN KONSUMEN) BERBASIS ATMEGA8 Syamsir #1, Bomo Sanjaya #2, Syaifurrahman #3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 syamsir6788@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN BIAYA DAMPAK LAMPU LED PADA SISTEM RUMAH BERPANEL SURYA

ANALISIS KINERJA DAN BIAYA DAMPAK LAMPU LED PADA SISTEM RUMAH BERPANEL SURYA ANALISIS KINERJA DAN BIAYA DAMPAK LAMPU LED PADA SISTEM RUMAH BERPANEL SURYA Muhammad Bagus Indrajati, Eko Adhi Setiawan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

Analisis Antisipasi Potensi Pemborosan Pada Energi Penerangan Di Industri Tekstil PT. Z

Analisis Antisipasi Potensi Pemborosan Pada Energi Penerangan Di Industri Tekstil PT. Z Analisis Antisipasi Potensi Pemborosan Pada Energi Penerangan Di Industri Tekstil PT. Z Nasrul Fatah (0906556332) nazfat@yahoo.com Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan menggunakan KWh-meter analog 3 fasa dan KWh-meter digital 3 fasa. Perbandingan yang dilihat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR Oleh : Nisa Ridhayati NIM: 121331017 3A 2 Teknik Telekomunikasi Tanggal Percobaan : 14- Oktober- 2014 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL 16 Jurnal Program Studi Teknik Elektro JE-Unisla EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL Suharijanto 1), Abdullah Iskandar 2), Agus Supriyadi 3) 11) Dosen Fakultas Teknik Prodi

Lebih terperinci

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA Agus Hayadi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura agushayadi@yahoo.com Abstrak-

Lebih terperinci

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik, transmisi energi listrik,

Lebih terperinci

KAJIAN TINGKAT EFIKASI LAMPU LED SWABALAST UNTUK PEN- CAHAYAAN UMUM THE STUDY OF THE EFFICACY LEVEL OF SWABALAST LED LIGHT FOR GENERAL LIGHTING

KAJIAN TINGKAT EFIKASI LAMPU LED SWABALAST UNTUK PEN- CAHAYAAN UMUM THE STUDY OF THE EFFICACY LEVEL OF SWABALAST LED LIGHT FOR GENERAL LIGHTING Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 1-14 ISSN 1978-2365 KAJIAN TINGKAT EFIKASI LAMPU LED SWABALAST UNTUK PEN- CAHAYAAN UMUM THE STUDY OF THE EFFICACY LEVEL OF SWABALAST LED

Lebih terperinci

BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN

BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN 3.1 Pengujian Pengujian dilakukan di Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik (TTPL) Fakultas Teknik dengan rangkaian pengujian sebagai berikut : Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak penelitian yang dilakukan untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang tinggi dan tentunya

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL Abdullah Iskandar 1), Agus Supriyadi 2) 1) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan 2) Program Studi Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

PENGUJIAN KONSUMSI LISTRIK DAN SUHU DALAM LEMARI PENDINGIN SKALA RUMAH TANGGA PADA KONDISI RIIL

PENGUJIAN KONSUMSI LISTRIK DAN SUHU DALAM LEMARI PENDINGIN SKALA RUMAH TANGGA PADA KONDISI RIIL Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 PENGUJIAN KONSUMSI LISTRIK DAN SUHU DALAM LEMARI PENDINGIN SKALA RUMAH TANGGA PADA KONDISI RIIL Rohi A. Wenyi Balai Besar Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Sejalan dengan berkembangnya teknologi elektronik digital dewasa ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting dalam menunjang

Lebih terperinci

USULAN KLASIFIKASI NILAI SERVIS KIPAS ANGIN TUMPU DIAMETER 40 CM DI INDONESIA

USULAN KLASIFIKASI NILAI SERVIS KIPAS ANGIN TUMPU DIAMETER 40 CM DI INDONESIA Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 69 78 ISSN 1978-2365 USULAN KLASIFIKASI NILAI SERVIS KIPAS ANGIN TUMPU DIAMETER 40 CM DI INDONESIA PROPOSED CLASSIFICATION OF 40 CM DIAMETER

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2 STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI Moethia Faridha 1, Ifan 2 1 Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB 2 Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi utama yang digunakan hampir diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi listrik juga terus meningkat. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulb secara otomatis, maupun secara manual dengan menggunakan remote control.

BAB I PENDAHULUAN. Bulb secara otomatis, maupun secara manual dengan menggunakan remote control. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang sebuah sistem pengatur intensitas lampu Philips MASTER LED Bulb secara otomatis, maupun secara manual dengan menggunakan remote control. Mode otomatis bekerja mematikan

Lebih terperinci

Penggantian sempurna untuk lampu sorot halogen tegangan listrik induk

Penggantian sempurna untuk lampu sorot halogen tegangan listrik induk Lighting Penggantian sempurna untuk lampu sorot halogen tegangan listrik induk MASTER LE Lamps Memberikan sinar aksen seperti lampu halogen/pijar yang hangat, lampu MASTER LE merupakan solusi retrofit

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA BERBAGAI JENIS LAMPU DAN KOMPUTER UNTUK ACUAN DALAM AUDIT ENERGI

ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA BERBAGAI JENIS LAMPU DAN KOMPUTER UNTUK ACUAN DALAM AUDIT ENERGI POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO. 3, SEPTEMBER 2011 ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA BERBAGAI JENIS LAMPU DAN KOMPUTER UNTUK ACUAN DALAM AUDIT ENERGI Paulus Sukusno 1, Wasiati Sri Wardani 1 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan aktivitas sehari hari kita pasti membutuhkan penerangan, lampu merupakan satu komponen penting dalam sistem penerangan baik di dalam maupun di luar

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOPERASIAN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN BY PASS I GUSTI NGURAH RAI

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOPERASIAN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN BY PASS I GUSTI NGURAH RAI E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 3 September 20 ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOPERASIAN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN BY PASS I GUSTI NGURAH RAI I.W.H.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KONSERVASI LISTRIK DI SEKTOR RUMAH TANGGA TERHADAP TOTAL KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH KONSERVASI LISTRIK DI SEKTOR RUMAH TANGGA TERHADAP TOTAL KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA ANALISIS PENGARUH KONSERVASI LISTRIK DI SEKTOR RUMAH TANGGA TERHADAP TOTAL KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA Erwin Siregar dan Nona Niode ABSTRACT The improvement of device efficiency in the household sector

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan kebutuhan akan tenaga listrik juga semakin meningkat. Berdasarkan data statistik Perusahaan Listrik

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami

Lebih terperinci

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Energi Energi adalah suatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tapi dapat dirasakan keberadannya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung didalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mengacu pada prosedur audit energy SNI 6196

Lebih terperinci

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya, membutuhkan penerangan. Baik penerangan / pencahayaan alami (pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE)

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) Ullin Dwi Fajri A 1, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 2, Rini Nur Hasanah,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PT. UNITED POWER DI KAWASAN INDUSTRI KENDAL

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PT. UNITED POWER DI KAWASAN INDUSTRI KENDAL GUBERNUR JAWA TENGAH TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PT. UNITED POWER DI KAWASAN INDUSTRI KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyediaan tenaga listrik

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI KEBUTUHAN BEBAN PADA BEBERAPA JENIS LAMPU TERHADAP TAHAP PEMBELAJARAN

ANALISA EFISIENSI KEBUTUHAN BEBAN PADA BEBERAPA JENIS LAMPU TERHADAP TAHAP PEMBELAJARAN ANALISA EFISIENSI KEBUTUHAN BEBAN PADA BEBERAPA JENIS LAMPU TERHADAP TAHAP PEMBELAJARAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGATUR TINGKAT PENERANGAN RUANGAN BERBASIS ATMEGA 8535 DENGAN METODE LOGIKA FUZZY Tugas Akhir

RANCANG BANGUN SISTEM PENGATUR TINGKAT PENERANGAN RUANGAN BERBASIS ATMEGA 8535 DENGAN METODE LOGIKA FUZZY Tugas Akhir RANCANG BANGUN SISTEM PENGATUR TINGKAT PENERANGAN RUANGAN BERBASIS ATMEGA 8535 DENGAN METODE LOGIKA FUZZY Tugas Akhir oleh : HERI CANDRA KUSRIANTO J0D008028 PROGRAM STUDI DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 14 BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 1. Bagaimana cara PLN mengitung besarnya tagihan rekening listrik?. Apa perbedaan energi dan daya listrik? 3. Apa yang akan terjadi, jika suatu peralatan listrik dipasang

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN PENGATURAN SUHU PENGKONDISI UDARA JENIS TERPISAH (AC SPLIT) TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI

PENGARUH PERUBAHAN PENGATURAN SUHU PENGKONDISI UDARA JENIS TERPISAH (AC SPLIT) TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI PENGARUH PERUBAHAN PENGATURAN SUHU PENGKONDISI UDARA JENIS TERPISAH (AC SPLIT) TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI Tri Anggono *), Arfie Ikhsan *), Nurwinda **) *) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi

Lebih terperinci

Penggantian sempurna untuk lampu sorot halogen tegangan listrik induk

Penggantian sempurna untuk lampu sorot halogen tegangan listrik induk Lighting Penggantian sempurna untuk lampu sorot halogen tegangan listrik induk MASTER LE Lamps Memberikan sinar aksen seperti lampu halogen/pijar yang hangat, lampu MASTER LE merupakan solusi retrofit

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

TEKNIKA VOL. 2 NO

TEKNIKA VOL. 2 NO ANALISA KONSERVASI ENERGI PENCAHAYAAN PADA GEDUNG KULIAH DI UNIVERSITAS IBA Bahrul Ilmi, Reny Afriany Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang Email: bahrul.ilmii@yahoo.com

Lebih terperinci

Panduan Pengguna Untuk Sektor Rumah Tangga. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Panduan Pengguna Untuk Sektor Rumah Tangga. Indonesia 2050 Pathway Calculator Panduan Pengguna Untuk Sektor Rumah Tangga Indonesia Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar dan Faktor Penentu Konsumsi Energi Sektor Rumah Tangga... 3 2. Metodologi... 5 3. Asumsi... 6 4. Hasil Perhitungan...

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTEKSI BEBAN BERLEBIH DAN OTOMATISASI LAMPU MENGGUNAKAN SENSOR LDR

RANCANG BANGUN PROTEKSI BEBAN BERLEBIH DAN OTOMATISASI LAMPU MENGGUNAKAN SENSOR LDR RANCANG BANGUN PROTEKSI BEBAN BERLEBIH DAN OTOMATISASI LAMPU MENGGUNAKAN SENSOR LDR TUGAS AKHIR Disusun Oleh: DIANA NUR FITASARI J0D 006 007 PROGRAM STUDI DIPLOMA III INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN

ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN Endah Asmawati 1, Marlina 2, Junanik Idayani 3 1 Teknik Informatika dan Pusat Studi Energi Terbarukan, 2 Hukum dan Pusat Studi Energi Terbarukan,

Lebih terperinci

24 Feb 17. Perilaku Berhemat Energi Listrik. Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya.

24 Feb 17. Perilaku Berhemat Energi Listrik. Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya. Perilaku Berhemat Energi Listrik TIM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya.

Lebih terperinci

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL 10 Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL Syaifurrahman (1), Abang Razikin (1), Madduhir Siregar (1), Jamhir Islami (2) (1,2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Untan (3) PLP Ahli

Lebih terperinci

Deskripsi Produk HPL-N. Benefits. Features. Application. Versions. Lampu Merkuri Tekanan Tinggi Standar. Pilihan anggaran yang bagus

Deskripsi Produk HPL-N. Benefits. Features. Application. Versions. Lampu Merkuri Tekanan Tinggi Standar. Pilihan anggaran yang bagus Lighting Deskripsi Produk HPL-N Lampu Merkuri Tekanan Tinggi Standar Benefits Pilihan anggaran yang bagus Features Dilengkapi dengan satu atau dua elektroda tambahan untuk memastikan penyalaan cepat dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PENERANGAN JALAN UMUM

LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PENERANGAN JALAN UMUM LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PENERANGAN JALAN UMUM REGULASI TEKNIS TERKAIT PJU Telah diterbitkan 11 Peraturan Menteri ESDM tentang pemberlakukan SNI Wajib untuk produk ketenagalistrikan. Standar

Lebih terperinci

Panduan Pengguna Untuk Sektor Komersial. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Panduan Pengguna Untuk Sektor Komersial. Indonesia 2050 Pathway Calculator Panduan Pengguna Untuk Sektor Komersial Indonesia Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Sektor Komersial... 3 2. Metodologi... 5 3. Asumsi... 6 4. Referensi... 14 1 Daftar Tabel Tabel 1. Potensi penghematan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah program yang telah direalisasi sesuai dengan

Lebih terperinci