UJI KINERJA ENERGI PADA BALLAST ELEKTRONIK UNTUK LAMPU FLUORESEN (TL) SATU TABUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI KINERJA ENERGI PADA BALLAST ELEKTRONIK UNTUK LAMPU FLUORESEN (TL) SATU TABUNG"

Transkripsi

1 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : P-ISSN E-ISSN UJI KINERJA ENERGI PADA BALLAST ELEKTRONIK UNTUK LAMPU FLUORESEN (TL) SATU TABUNG ENERGY PERFORMANCE TESTING OF ELECTRONIC BALLAST FOR SINGLE TUBULAR FLUORESCENT LAMP Tri Anggono, Khalif Ahadi Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109 Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, anggono_tri@yahoo.com Abstrak Tulisan ini membahas pengujian ballast elektronik untuk lampu fluoresen satu tabung jenis T8 untuk memberikan gambaran teknis ballast elektronik yang beredar di Indonesia, kesesuaian dengan standar yang ada, serta potensi konservasi energi pada penggunaan ballast elektronik tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang penetapan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM). Pengujian balast elektronik dilakukan dengan menggunakan metoda uji SNI IEC 60929:2009, namun demikian, pada tulisan ini, pembahasan pengujian yang dilakukan dibatasi pada lingkup yang terkait dengan konservasi energi. Hasil uji coba menunjukkan bahwa sebagian besar sampel ballast elektronik yang diuji mengkonsumsi daya yang lebih kecil dari nilai daya pengenal yang tertera, sehingga menghasilkan nilai fluks luminous yang dihasilkan oleh lampu TL yang dipasang menjadi tidak optimal. Faktor daya pada sampel ballast elektronik yang diuji berada dalam rentang 0,51 hingga 0,98. Distorsi tegangan harmonik yang terjadi berkisar antara 0,53% hingga 1,23%, sedangkan distorsi arus harmonik berkisar antara 15,17% hingga 153,8%. Rugi-rugi pada sampel ballast elektronik yang diuji berkisar antara 2,3 watt hingga 6,5 watt dengan efisiensi antara 77% hingga 91%. Kata kunci : Standar Kinerja Energi Minimum, ballast elektronik, konservasi energi, sistem penerangan Abstract This paper discusses the testing of electronic ballast for single fluorescent lamp type T8 to provide a technical overview of electronic ballast available in the Indonesian market, compliance with existing standards, and the potential for energy conservation in the use of electronic ballasts. It is intended to support the establishment of the Minimum Energy Performance Standards. Electronic ballast testing was performed using test method SNI IEC 60929: 2009, however, in this paper, the discussion is limited to the scope related to energy conservation. The experiment results show that the majority of samples consume less power than the specified wattage value resulting in the luminous flux produced by the fluorescent lamp mounted are not optimal. Power factor of the samples tested were in the range from 0.98 to Harmonic voltage distortion that occurred ranged from 0.53% to 1.23%, while the harmonic current distortion ranged from 15.17% to 153.8%. Losses in electronic ballast samples tested ranged from 2.3 watts to 6.5 watts with efficiencies from 77% to 91%. Keyword : Minimum Energy Performance Standards, electronic ballast, energy conservation, lighting system Diterima : 8 April 2016, direvisi : 19 Desember 2016, disetujui terbit : 29 Desember

2 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : PENDAHULUAN Potensi penghematan energi dari sektor rumah tangga dapat dicapai salah satunya dengan menerapkan standar efisiensi energi, yang merupakan prosedur dan peraturan yang menentukan tingkat kinerja energi suatu produk yang dihasilkan oleh produsen. Salah satu standar efisiensi energi tersebut adalah Minimum Energy Performance Standard (MEPS) [1 atau Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) merupakan peraturan yang berisi spesifikasi dengan sejumlah persyaratan kinerja untuk peralatan pengguna energi. Standar Kinerja Energi Minimum secara efektif akan membatasi jumlah maksimum energi yang dapat dikonsumsi oleh suatu produk tertentu. Standar ini akan mencegah produk yang tidak efisien memasuki pasar, sehingga mendorong produsen untuk memproduksi suatu produk yang lebih efisien dalam menggunakan energi secara berkelanjutan. Sebuah SKEM biasanya dibuat oleh pemerintah dan menjadi wajib untuk dipenuhi bagi produk yang beredar. Hal ini selain untuk menekan penggunaan energi, juga untuk memastikan bahwa kinerja umum dan kepuasan pengguna tidak terpengaruh [2]. Ballast adalah perangkat yang digunakan untuk membatasi jumlah arus dalam sebuah sirkuit listrik [3]. Pada lampu fluoresen atau lebih dikenal sebagai lampu TL (tubular lamp), ballast digunakan untuk membatasi arus yang melalui tabung, agar arus tidak naik yang dapat merusak filamen lampu akibat karakteristik resistensi negatif di dalam tabung lampu TL [4]. Ballast konvensional yang biasa digunakan pada lampu TL dapat berupa suatu rangkaian resistor atau induktor yang digabung dengan kapasitor, atau menggunakan rangkaian kombinasi dari keduanya. Adanya losses daya, menyebabkan resistor umumnya tidak digunakan sebagai ballast untuk lampu lebih dari 2 watt. Ballast konvensional pada lampu TL biasanya menggunakan induktor, yang bekerja menggunakan medan magnet, sehingga ballast tersebut biasanya disebut ballast magnetik. Induktor dan kapasitor pada ballast reaktif yang dioperasikan pada frekuensi jaringan listrik akan mempunyai nilai yang cukup besar sehingga ballast tersebut akan cenderung besar dan berat. Kondisi ini juga menghasilkan fenomena flicker karena frekuensi sumber tegangan yang rendah. Adanya flicker dan arus picu pada lampu fluoresen akan mengakibatkan umur lampu menjadi lebih pendek [5]. Selain itu, pada umumnya juga menghasilkan kebisingan akustik atau biasa disebut line-frequency hum. Sebagai gambaran, Tabel 1 menunjukkan parameterparameter hasil pengukuran yang pernah dilakukan pada ballast magnetik [3]. Rugi-rugi pada ballast konvensional tersebut dalam sistem penerangan dapat dikurangi jika menggunakan ballast elektronik. Ballast elektronik merupakan rangkaian konverter elektronika daya, yang menggantikan ballast konvensional setelah berkembangnya mosfet yang berdaya besar 46

3 Uji Kinerja Energi Pada Ballast Elektronik Untuk Lampu Fluoresen (TL) Satu Tabung dan harga yang relatif murah. Prinsip kerja ballast elektronik adalah sebagai berikut [6] : Tegangan AC dari PLN akan diubah menjadi DC menggunakan rectifier. Untuk mencegah terjadinya tegangan transien dari tegangan masukan PLN maka digunakan filter. Selain itu filter juga berfungsi untuk meredam berbagai sumber gangguan atau noise berupa electromagnetik interference yang disebabkan oleh frekuensi tinggi. Filter ini dapat berupa rangkaian kapasitor maupun induktor. Saat rangkaian dihidupkan maka tabung lampu akan mempunyai impedansi yang sangat besar, yang akan menyebabkan kapasitor akan terhubung secara seri dengan induktor dan kapasitor pada bagian boost converter. Tegangan yang sangat besar akan muncul akibat resonansi. Tegangan yang dihasilkan ini dapat digunakan untuk mengionisai gas yang berada di dalam tabung lampu. Saat tabung lampu mengalami ionisasi penuh, maka impedansi pada lampu akan turun cukup jauh. Hal ini menyebabkan rangkaian harus membuang muatan pada kapasitor, yang selanjutnya mengakibatkan frekuensi resonansi akan tergeser dengan nilai yang akan ditentukan oleh induktor dan kapasitor pada bagian boost converter. Energi yang dipakai pada kondisi tersebut menjadi lebih kecil begitu pula dengan tegangan di antara elektroda menjadi lebih kecil. Kondisi ini akan mengakhiri startup pada lampu dan lampu akan menyala. Tabel 1. Parameter pada ballast magnetik [3] Ballast elektronik biasanya memasok listrik ke lampu pada frekuensi diatas 18 khz. Frekuensi yang biasa dipakai adalah frekuensi 20 khz sampai 60 khz [7] atau lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi Hz yang ada pada jaringan listrik. Hal ini secara substansial menghilangkan efek stroboskopik dari flicker yang dihasilkan oleh frekuensi jaringan pada lampu TL. Frekuensi output tinggi ballast elektronik dapat menyegarkan fosfor di dalam lampu TL dengan sangat cepat sehingga tidak ada flicker yang terlihat jelas. Indeks flicker yang digunakan untuk mengukur modulasi cahaya nyata bernilai 0,00 hingga 1,00, dimana nilai 0 menunjukkan kemungkinan terendah terjadinya kedip dan 1 menunjukkan kemungkinan nilai tertinggi. Lampu TL yang dioperasikan pada ballast magnetik konvensional memiliki indeks flicker antara 0,04-0,07 sedangkan ballast elektronik memiliki indeks flicker di bawah 0,01 [8]. Karena lebih banyak gas yang terionisasi, lampu beroperasi sekitar 9% lebih efisien pada 47

4 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : frekuensi sekitar 10 khz dan terus meningkat sampai kira-kira 20 khz [9]. Hasil pengujian yang dilakukan di beberapa provinsi di Kanada menunjukkan potensi penghematan dari retrofit ballast elektronik untuk lampu jalan [10]. Dengan efisiensi yang lebih tinggi, ballast elektronik menawarkan efikasi sistem lebih tinggi untuk lampu tekanan rendah seperti lampu TL. Saat ini ballast elektronik lebih banyak digunakan pada lampu swaballast atau lebih dikenal sebagai lampu hemat energi. Namun demikian, ballast elektronik juga beredar dipasaran untuk lampu TL jenis tabung T5 dan T8. Pada tulisan ini akan dibahas uji coba penggunaan ballast elektronik yang hanya melayani satu unit lampu TL jenis T8 untuk memberikan gambaran teknis ballast elektronik yang beredar di pasar Indonesia, kesesuaian dengan standar yang ada serta potensi konservasi energi pada penggunaan ballast elektronik tersebut. lingkup yang terkait dengan konservasi energi. Perhitungan efisiensi daya listrik jika mengacu pada persamaan [1a] pada CELMA Guide for the application of the Commission Regulation (EC) No. 245/2009 on Tertiary lighting sector products [11] untuk ballast elektronik yaitu Persamaan tersebut digunakan pada Stage1 yang hingga bulan April 2017 masih diberlakukan untuk mendapatkan nilai efisiensi ballast elektronik. Selanjutnya, akan diberlakukan Stage 3, dimana efisiensi ballast untuk lampu dengan daya nominal antara 5 watt hingga 100 watt harus memenuhi dimana METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di laboratorium P3TKEBTKE. Pengujian balast elektronik untuk melayani satu unit lampu TL dilakukan dengan menggunakan metoda uji SNI IEC 60929:2009 Balast elektronik bertegangan a.b. Untuk lampu fluoresen tabung Persyaratan kinerja yang merupakan adopsi identik dari IEC : 1990 A.C. supplied electronic ballast for tubular fluorescent lamps Performance requirements. Namun demikian, pada tulisan ini, pembahasan pengujian yang dilakukan dibatasi pada CELMA merupakan federasi dari asosiasi manufaktur untuk luminer dan komponen elektroteknik untuk luminer yang berada di Uni Eropa. Pada pengujian ini, perhitungan efisiensi akan mengacu pada perhitungan efisiensi ballast pada Stage 3 karena alat ukur yang digunakan sudah mampu mengukur daya input dan daya output dari ballast tersebut. Disamping itu penggunaan metoda ini dilakukan karena pada SNI IEC 60929:2009 tidak disinggung mengenai efisiensi daya 48

5 Uji Kinerja Energi Pada Ballast Elektronik Untuk Lampu Fluoresen (TL) Satu Tabung listrik yang ada pada ballast. Dalam melakukan pengujian, digunakan ballast electronic tester WT5000 yang terintegrasi untuk melakukan pengujian berdasarkan standar tersebut. Selain itu, digunakan pula lampu fluoresen tabung jenis T8 dengan daya pengenal 18 W dan 36 W sebagai lampu standar selama pengujian dilakukan. Untuk menjaga tegangan kerja agar tidak berubah lebih dari 0,2% dan frekuensi lebih dari 0,5%, digunakan AC Power Source. Pengujian dilakukan terhadap 27 sampel uji yang terdiri dari 9 model/tipe ballast elektronik dengan daya kerja pengenal untuk lampu tabung fluoresen 18 atau 20 watt dan 36 atau 40 watt. Sampel uji diperoleh dari pasar di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Masing -masing model/tipe tersebut diwakili oleh 3 sampel uji yang sama. Diagram alir proses pengujian untuk peralatan ballast elektronik ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 2 memperlihatkan peralatan yang digunakan pada pengujian ballast elektronik ini. Selain peralatan tersebut, dilakukan juga pengujian tambahan untuk pengukuran besarnya kuat cahaya (lumen) ataupun intensitas cahaya (lux) untuk memastikan cahaya yang dipancarkan oleh lampu tabung fluoresen yang menggunakan ballast elektronik yang diuji, sesuai dengan spesifikasi lampu tabung fluoresen yang digunakan. Pengukuran nilai fluks luminus yang dipancarkan oleh lampu fluoresen tabung ini menggunakan peralatan integrating sphere photometer yang dimiliki oleh P3TKEBTKE seperti, yang tampak pada Gambar 3. Gambar 1. Diagram alir langkah kerja pengujian ballast elektronik Gambar 2. Fasilitas Pengujian Ballast Elektronik Peralatan ini umumnya digunakan untuk melakukan pengujian lampu, baik lampu pijar, lampu swaballast, maupun lampu TL. Untuk pengujian lampu TL jenis tabung, biasanya digunakan ballast standar yang dipasang di luar sphere dan konektornya pun telah tersedia di luar. Sedangkan untuk ballast elektronik, 49

6 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : konektor tersebut tidak kompatibel karena hanya terdiri dari 2 kabel. Untuk itu, dibuat suatu alat bantu untuk dapat menguji sampel ballast elektronik untuk mengetahui besarnya fluks luminus yang terpancarkan dari lampu standar yang digunakan. Alat bantu tersebut dapat dilihat pada Gambar 4, dimana tanda panah merah menunjukkan posisi ballast elektronik yang diuji. masukan dan keluaran dari balast elektronik yang diuji. Tabel 2. Hasil pengujian ballast elektronik Gambar 3. Integrating Sphere Photometer Gambar 4. Alat bantu pengujian ballast elektronik HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian balast elektronik dapat dilihat pada Tabel 2. Parameter yang didapatkan adalah nilai faktor daya serta daya Tingkat efisiensi daya dari balast elektronik kemudian dihitung dengan persamaan yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu merupakan persentase dari daya keluaran dibandingkan dengan daya masukan. Selain itu dihitung pula rugi-rugi daya yang dihasilkan oleh rangkaian elektronik yang terdapat pada ballast (ballast loses) yang dihitung dengan mengurangi nilai daya masukan dengan daya keluaran yang terukur. Hasil perhitungan rata-rata tingkat efisiensi pemakaian daya listrik serta rata-rata hasil pengukuran nilai faktor daya dapat dilihat pada Gambar 5. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai rata-rata dari 3 sampel uji untuk masingmasing model/tipe. 50

7 Uji Kinerja Energi Pada Ballast Elektronik Untuk Lampu Fluoresen (TL) Satu Tabung Gambar 5. Faktor Daya dan Efisiensi Pada Gambar 5 terlihat rata-rata nilai faktor daya yang dihasilkan berada dalam rentang 0,51 0,98, sedangkan rata-rata tingkat efisiensi berada diatas 80 %. Sampel uji 5 dan 8 memiliki nilai faktor daya rata-rata di atas 0,85. Namun demikian, pada sampel uji balast elektronik 8, walaupun menghasilkan nilai faktor daya yang baik, tingkat efisiensi yang dihasilkan lebih rendah dari rata-rata yaitu 77%. Gambar 6. Gangguan Harmonisa Untuk parameter kelistrikan lainnya, yaitu gangguan harmonisa yang timbul pada tegangan dan arus listrik seperti terlihat pada Gambar 6, kedua sampel tersebut juga menunjukkan nilai yang relatif lebih baik dibandingkan dengan gangguan harmonisa yang dihasilkan oleh sampel-sampel lainnya. Namun demikian, jika mengambil acuan yang digunakan sebagai batas maksimal gangguan harmonik merujuk kepada standar IEEE dimana besarnya THD (total harmonic distortion) untuk arus 15% [12], gangguan arus harmonisa yang dihasilkan masih berada diatas nilai ambang batas yang diperbolehkan. Sedangkan berdasarkan standar, THD (total harmonic distortion) untuk tegangan di bawah 69kV, gangguan tegangan harmonisa bernilai maksimum 5% [12] dan hasil pengujian seluruh sampel menunjukkan nilai yang memenuhi standar. Adanya ballast losses yang lebih besar menunjukkan adanya komponen tambahan di dalam ballast pada sampel 5 (40 W) dan sampel 8 (20 W) dibandingkan dengan sampel lain yang mempunyai daya pengenal yang sama. Jika dilihat dari karakteristiknya yang mempunyai nilai faktor daya dan gangguan harmonisa yang lebih baik dibandingkan sampel yang lain, dapat diduga bahwa komponen-komponen tersebut merupakan suatu filter. Filter tersebut berupa low pass filter yang bersifat membatasi distorsi harmonik dan arus inrush [13]. Namun demikian, penambahan filter harmonisa maupun rangkaian kapasitor untuk meningkatkan nilai faktor daya tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap efisiensi ballast elektronik. Penambahan komponen kapasitor 51

8 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : dan komponen untuk rangkaian filter akan mengkonsumsi daya, namun dampak yang dihasilkan dapat mengurangi pengaruh dari rugi-rugi yang ditimbulkan oleh faktor daya yang rendah dan gangguan harmonisa. Untuk melihat pengaruh penggunaan ballast elektronik terhadap cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL dan kesesuaian dengan spesifikasi lampu TL yang digunakan, dilakukan pengukuran nilai kuat cahaya (fluks luminus). Pengukuran nilai kuat cahaya yang dipancarkan oleh lampu fluoresen tabung ini menggunakan peralatan integrating sphere photometer. Nilai kuat cahaya yang tertera pada spesifikasi lampu TL standar 36 watt yang digunakan adalah sebesar 2600 lumen, sedangkan untuk lampu standar 18 watt adalah sebesar 1060 lumen. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kuat cahaya yang dihasilkan oleh lampu standar yang menggunakan seluruh sampel ballast elektronik mempunyai nilai yang lebih kecil dari spesifikasi teknisnya. Tabel 3. Hasil pengukuran fluks luminus Penggunaan alat bantu dan posisi ballast yang diuji (Gambar 4) kemungkinan mempengaruhi nilai pembacaan kuat cahaya lampu di dalam ruang bola (sphere), namun secara umum, karakteristik nilai kuat cahaya yang dipancarkan oleh lampu dipengaruhi oleh besarnya konsumsi daya. Berdasarkan beberapa hasil pengujian tersebut, terlihat bahwa meskipun efisiensi daya dari ballast elektronik tersebut mempunyai nilai rata-rata di atas 80%, namun sebagian besar sampel menunjukkan nilai pemakaian daya yang berada di bawah nilai daya pengenal yang tercantum pada kemasannya. Hal ini berdampak pada nilai kuat cahaya yang dihasilkan oleh lampu TL yang dipasang menjadi tidak optimal. Dalam hal ini, konsumen dapat menjadi pihak yang dirugikan. Jika mencontoh penerapan standar minimum pemakaian energi di uni eropa yang dikeluarkan oleh CELMA, untuk ballast elektronik, perbedaan konsumsi daya yang terukur dengan daya nominal yang tertera tidak melebihi 1 watt [11]. Penerapan standarisasi peralatan balast di uni eropa sudah dimulai sebelum tahun 2010, dimana klasifikasi indeks tingkat efisiensi untuk balast berdasarkan daya masukan total terbagi atas 5 kelas. Saat ini, standarisasi tingkat efisiensi energi di Uni Eropa tidak lagi menggunakan daya input total terkecil, melainkan berdasarkan tingkat efisiensi balast yaitu daya keluaran dibandingkan dengan daya masukan. Untuk nilai faktor daya dari sampel balast elektronik yang diuji, didapatkan nilai minimum sebesar 0,51 dan maksimum sebesar 0,98. Nilai rata-rata yang didapat sebesar 0,69, 52

9 Uji Kinerja Energi Pada Ballast Elektronik Untuk Lampu Fluoresen (TL) Satu Tabung sedangkan nilai tengah sebesar 0,61, dan standar deviasi sebesar 0,18. Distribusi normal dari 20% sampel uji didapatkan nilai faktor daya sebesar 0,55. Pada dasarnya, nilai faktor daya yang diharapkan mendekati 1, namun dengan melihat nilai-nilai tersebut, maka rekomendasi nilai standar kinerja energi minimum (SKEM) untuk nilai faktor daya balast elektronik yang digunakan untuk melayani satu lampu fluoresen dapat diambil dari nilai tengah yaitu 0,61. Hal ini berarti dapat menghilangkan separuh dari produk yang sedang beredar. Namun demikian, melalui penetapan SKEM diharapkan adanya perbaikan dengan kenaikan nilai terendah faktor daya dari balast elektronik yang beredar saat ini sebesar 0,1. Berdasarkan hasil perhitungan statistik terhadap rugi-rugi daya dari balast elektronik yang diuji, didapatkan nilai minimum sebesar 2.3 watt, maksimum sebesar 6.5 watt, rata-rata sebesar 3.65 watt, nilai tengah sebesar 3.3 watt, dan standar deviasi sebesar 1.15 watt. Nilai yang direkomendasikan menjadi SKEM, dapat diambil dari distribusi normal untuk ballast losses dari 20% sampel uji yaitu 4,4 watt. Dengan demikian, melalui penetapan SKEM diharapkan adanya perbaikan nilai rugi -rugi daya pada balast elektronik yang beredar di pasar saat ini sebesar 2,1 watt. Melihat data hasil pengukuran terhadap gangguan harmonik cukup besar, terutama yang timbul pada arus listrik, maka perlu dilakukan pembatasan maksimum gangguan harmonisa yang ditimbulkan yang dapat mengacu kepada standar yang ada saat ini misalnya IEEE dan IEC Untuk menjaga nilai fluks luminus yang dihasilkan tidak terganggu, maka dapat dilakukan pendekatan dengan cara menetapkan besarnya konsumsi daya terukur pada balast elektronik, yaitu pada saat dilakukan pengujian tidak melewati batas toleransi sebesar ± 10 % dari daya pengenal yang tertera pada produk balast elektronik tersebut. Pada dasarnya, untuk menunjang program konservasi energi, SKEM harus dapat meningkatkan kualitas ballast yang beredar. Kriteria kualitas ballast dalam SKEM dapat diusulkan menyangkut beberapa hal yaitu efisiensi daya yang tinggi atau rugi-rugi daya yang rendah, faktor daya yang tinggi, distorsi harmonik yang memenuhi standar serta dapat menjaga kualitas cahaya dari lampu sesuai dengan spesifikasi lampu tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Percobaan penggunaan ballast elektronik untuk lampu TL menunjukkan bahwa sebagian besar sampel ballast elektronik yang diuji mengkonsumsi daya yang lebih kecil dari nilai daya pengenal yang tertera, sehingga menghasilkan nilai kuat cahaya yang dihasilkan oleh lampu TL yang dipasang menjadi tidak optimal. Faktor daya pada sampel ballast elektronik yang diuji berada dalam rentang 0,51 hingga 0,98. Distorsi tegangan harmonik yang terjadi 53

10 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : berkisar antara 0,53% hingga 1,23% yang masih memenuhi standar, sedangkan distorsi arus harmonik berkisar antara 15,17% hingga 153,8% dimana berdasarkan standar, seharusnya berada di bawah 15%. Sedangkan rugirugi pada sampel ballast elektronik yang diuji berkisar antara 2,3 watt hingga 6,5 watt dengan efisiensi antara 77% hingga 91%. Saran Batasan maksimum gangguan harmonisa yang ditimbulkan harus diatur agar mengacu kepada standar yang ada saat ini. Untuk menjaga nilai kuat cahaya yang dihasilkan tidak terganggu, dapat dilakukan pendekatan dengan cara menetapkan besarnya konsumsi daya terukur pada balast elektronik pada saat dilakukan pengujian harus tidak melewati batas toleransi sebesar ± 10% dari daya pengenal yang tertera pada produk balast elektronik tersebut. Rekomendasi nilai standar kinerja energi minimum (SKEM) untuk faktor daya adalah 0,61 dan ballast losses bernilai 4,4 watt. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala P3TKEBTKE yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan kegiatan penelitian ini. Selain itu juga ucapan terima kasih ditujukan kepada Kepala Bidang Sarana Penelitian beserta jajarannya yang telah membantu dalam hal penyediaan peralatan pendukung pengujian. DAFTAR PUSTAKA [1]. Stephen W., James E.M., Energy- Efficiency Labels and Standards : A Guidebook For Appliances, Equipment, and Lighting, 2nd Edition, CLASP, Washington, USA. [2]. CLASP, Energy Efficiency Standards, [online]. WhatWeDo/ EnergyEfficiencyStandards.aspx, diakses pada 9 Maret 2015, 11:17. [3]. Agustiawan, Wilman., Studi Perbandingan Unjuk Kerja Ballast Elektromagnetik dengan Ballast Elektronik Pada Tube Flourescent Lamp, Skripsi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok, Juni [4]. Kremer, Jonathan Z., How a Basic Fluorescent Lamp Works, [online] Tips_and_info/BasicFluorLamp.html, diakses pada 18 Pebruari 2015, 10:11. [5]. Suroso; Winasis; Satria A. P., Analisis Penggunaan Ballast Elektronik Untuk Penghematan Energi Listrik Pada Beban Penerangan, Transmisi, 16(2): Teknik Elektro FT Universitas Diponegoro, Semarang. [6]. 04/01/prinsip-kerja-ballast-elektronikuntuk-lampu-hemat-energi/, (online) diakses pada 9 Pebruari 2015, 16:00. [7]. Syaifurrahman; Abang R.; Madduhir S.; 54

11 Uji Kinerja Energi Pada Ballast Elektronik Untuk Lampu Fluoresen (TL) Satu Tabung Jamhir I., Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL, Jurnal ELKHA, 5(1): Teknik Elektro FT Universitas Tanjungpura, Pontianak. [8]. Specifier Reports: Electronic Ballasts p.18, National Lighting Product Information Program, Volume 8 Number 1, May [9]. Kaufman, John E., and Jack F. Christensen, IES Lighting Handbook, New York, N.Y. : Illuminating Engineering Society of North America Harmonic Limits, The 2005 IEEE Industrial Applications Society: Pulp and Paper Industry Conference, Appleton: Institute of Electrical and Electronics Engineers. [13]. Mujiman, Unjuk Kerja Lampu Fluorescen Balas Elektronik Dibanding Lampu Fluorescen Balas Induktor, Jurnal Teknologi, 5(1):24-31, FTI Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. [10]. Roads/Pages/Traffic/Traffic-signals-and -streetlights/streetlighting-digital- Ballast-pilot-project.aspx, [online] diakses pada 27 Januari 2015, 13:05. [11]. CELMA, Guide for the application of the commission regulation (EC) No.245/2009 on tertiary lighting sector products, Desember [12]. Blooming,Thomas M., and Daniel J. C., Application of IEEE STD

12 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 56

ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009

ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 : 115 122 ISSN 1978-2365 ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR

Lebih terperinci

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL 10 Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL Syaifurrahman (1), Abang Razikin (1), Madduhir Siregar (1), Jamhir Islami (2) (1,2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Untan (3) PLP Ahli

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM

ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM P-ISSN 1978-2365 E-ISSN 2528-1917 ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM ANALYSIS OF ENERGY UTILIZATION ON NON-STEAM ELECTRIC

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK Martono Dwi Atmadja *, Harrij Mukti Kristiana, Farida Arinie Soelistianto Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN BALLAST ELEKTRONIK UNTUK PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA BEBAN PENERANGAN

ANALISIS PENGGUNAAN BALLAST ELEKTRONIK UNTUK PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA BEBAN PENERANGAN ANALISIS PENGGUNAAN BALLAST ELEKTRONIK UNTUK PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA BEBAN PENERANGAN Suroso *), Winasis, and Satria Ardhi Permana Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Eko Widiarto Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : ewidiarto8@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah 24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,

Lebih terperinci

HARMONICS TESTING IN ENERGY SAVING LAMPS (ESL) ACCORDING TO IEC 61000, IEEE STANDARD AND PLN POWER FACTOR (CASE STUDY FOR 5 WATTS ESL)

HARMONICS TESTING IN ENERGY SAVING LAMPS (ESL) ACCORDING TO IEC 61000, IEEE STANDARD AND PLN POWER FACTOR (CASE STUDY FOR 5 WATTS ESL) Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan ISSN 1978-2365 PENGUJIAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI (LHE) MENURUT STANDAR IEC 61000-3-2 KELAS C, IEEE 512-1992 DAN POWER FACTOR PLN (STUDI KASUS UNTUK LHE

Lebih terperinci

Aplikasi Low Pass RC Filter Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Lampu Hemat Energi

Aplikasi Low Pass RC Filter Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Lampu Hemat Energi Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 5 Aplikasi Low Pass RC Filter Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Lampu Hemat Energi Wahri Sunanda dan Rika Favoria Gusa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Sejalan dengan berkembangnya teknologi elektronik digital dewasa ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri seperti penggunaan rectifier, converter,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90%

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% memakai beban elektronika atau beban non linier. Pemakaian beban elektronika diantaranya

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP

ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP Yoga Istiono 1, Julius Sentosa 2, Emmy Hosea 3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Studi Komparatif Arus Asut Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Iwan Setiawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI

PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI JETri, Volume 4, Nomor 1, Agustus 004, Halaman 53-64, ISSN 141-037 PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI Liem Ek Bien & Sudarno* Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya 1 Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya Dimas Setiyo Wibowo, Mochamad Ashari dan Heri Suryoatmojo Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, * Simulasi Penggunaan Filter Pasif, Filter Aktif dan Filter Hybrid Shunt untuk Meredam Meningkatnya Distorsi Harmonisa yang Disebabkan Oleh Munculnya Gangguan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA

ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA I Putu Alit Angga Widiantara 1, I Wayan Rinas 2, Antonius Ibi Weking 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dalam sektor pencahayaan yang berfungsi untuk pencahayaan jalan perkotaan, industri, dan pencahayaan rumah. Banyak ilmuwan menciptakan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata kunci : Beban non linier, Harmonisa, THD, filter aktif high-pass.

ABSTRAK Kata kunci : Beban non linier, Harmonisa, THD, filter aktif high-pass. ABSTRAK Hotel The Bene Kuta yang berlokasi di jalan Bene Sari Kuta-Bali, memiliki suplai daya terpasang berkapasitas 630 KVA. Beban non linier yang terdapat pada SDP mengakibatkan adanya distorsi harmonisa

Lebih terperinci

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER UNTUK MEMINIMALISASI NILAI HARMONISA PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control Denny Prisandi, Heri Suryoatmojo, Mochamad Ashari Jurusan

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI

STUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI STUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI Irnanda Priyadi, ST, MT Staf pengajar Teknik Elektro UNIB Abstract Harmonics is a phenomenon in power system that

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian listrik dari hari ke hari semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara manual, sekarang

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4. Jurnal Emitor Vol. 15 No. 02 ISSN 1411-8890 ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0 Novix Jefri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Agus R. Utomo Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail : arutomo@yahoo.com Mohamad Taufik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia saat ini. Energi Listrik dibangkitkan pada sistem pembangkit disalurkan ke konsumen melalui

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP RUGI-RUGI DAYA PADA PENGHANTAR

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP RUGI-RUGI DAYA PADA PENGHANTAR JURNAL LOGIC. VOL. 13. NO. 3. NOPEMBER 2013 75 ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP RUGI-RUGI DAYA PADA PENGHANTAR I Wayan Sudiartha, I Nyoman Sugiarta dan IBK Sugirianta Jurusan teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : Gb-A.1. Rangkaian Catu Daya pada Lampu Hemat Energi Gb-A.2. Rangkaian Catu Daya pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian pada SDP dan SDP AC gedung KPPN, maka dapat ditarik kesimpulan : a. SDP KPPN Pada SDP KPPN memiliki nilai frekuensi, tegangan, harmonisa

Lebih terperinci

Energi dan Ketenagalistrikan

Energi dan Ketenagalistrikan ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA TELEVISI CRT DAN LED Tri Anggono dan Khalif Ahadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru dan Terbarukan anggono_tri@yahoo.com

Lebih terperinci

TINGKAT DISTORSI HARMONISA PADA LAMPU ESSENSIAL YANG BERBEDA MERK

TINGKAT DISTORSI HARMONISA PADA LAMPU ESSENSIAL YANG BERBEDA MERK TINGKAT DISTORSI HARMONISA PADA LAMPU ESSENSIAL YANG BERBEDA MERK Luqman Assaffat 1) 1) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kasipah no 10-1 Semarang Indonesia e_mail

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak konsumen daya listrik menggunakan beban tidak linier, baik konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri. Contoh beban tidak linier adalah rectifier,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri, tegangan masukan pada peralatan tersebut seharusnya berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. industri, tegangan masukan pada peralatan tersebut seharusnya berbentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kebutuhan energi listrik untuk rumah tangga dan industri pada umumnya dipenuhi oleh PT. PLN (persero). Akan tetapi pada sistem tenaga listirk banyak terjadi

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI DAN LAMPU PIJAR

ANALISIS HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI DAN LAMPU PIJAR LAPORAN SKRIPSI ANALISIS HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI DAN LAMPU PIJAR Disusun Oleh: Nama : Aris Noor Zaini NIM : 201052011 Program Studi : Teknik Elektro Fakultas : Teknik UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Lebih terperinci

STUDI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI (LHE Ber SNI dan LHE tanpa SNI)

STUDI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI (LHE Ber SNI dan LHE tanpa SNI) STUDI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI (LHE Ber SNI dan LHE tanpa SNI) Irnanda Priyadi, ST, MT Yenni Suhartini, ST, MT Staf pengajar Teknik Elektro UNIB Abstract Nowadays, the using of energy saving

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL

KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya Pebruari 2016, Vol. 01, No. 01, hal 53-60 KAJIAN TEKNIS LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN TL Puji Slamet 1, Gatut Budiono 2 1Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type. Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Analisis Arus Transien Transformator Setelah Penyambungan Beban Gedung Serbaguna PT

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-97 Evaluasi Harmonisa dan Perencanaan Filter Pasif pada Sisi Tegangan 20 Akibat Penambahan Beban pada Sistem Kelistrikan Pabrik Semen Tuban

Lebih terperinci

Analisis Harmonik pada Lampu Light Emitting Diode

Analisis Harmonik pada Lampu Light Emitting Diode 1 Analisis Harmonik pada Lampu Light Emitting Diode Adi Jaya Rizkiawan, Rudy Setiabudy Departemen Elektro, Fakultas Teknik, ABSTRAK Lampu Light Emitting Diode (LED) termasuk beban non-linear yang meng-injeksi

Lebih terperinci

Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC

Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC Herlan Bidang Komputer Pusat Penelitian Informatika LIPI herlan@informatika.lipi.go.id Briliant Adhi Prabowo Bidang Komputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa saat ini sudah sangat pesat, seperti Note Book, printer, Hand Phone, radio, tape dan lainnya.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR Oleh : Nisa Ridhayati NIM: 121331017 3A 2 Teknik Telekomunikasi Tanggal Percobaan : 14- Oktober- 2014 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PERANCANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM PENERANGAN LAMPU TUBELAMP (TL)

IMPLEMENTASI DAN PERANCANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM PENERANGAN LAMPU TUBELAMP (TL) IMPLEMENTASI DAN PERANCANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM PENERANGAN LAMPU TUBELAMP (TL) IMPLEMENTATION AND ANALYSIS OF HARMONIC FILTER FOR TUBE LAMP LIGHTNING SYSTEM Utomo Sandhy Putra P¹, Sigit Yuwono,ST.,M.Sc.,Ph.D²,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa yang menyebabkan pemanasan global atau global warming. Salah satu hal yang telah dipelajari

Lebih terperinci

Pengaruh Distorsi Harmonik pada Compact Fluorescent Lamps

Pengaruh Distorsi Harmonik pada Compact Fluorescent Lamps T E S L A VOL. 18 NO. 2 OKTOBER 2016 T E S L Pengaruh Distorsi Harmonik pada Compact Fluorescent Lamps Endah Setyaningsih 1, Hang Suharto 1 dan Christian 1 Abstract: Compact Fluorescent Lamps (CFL) are

Lebih terperinci

STUDI PENGURANGAN ARUS HARMONIK TRIPLEN DENGAN MENGGUNAKAN TAPIS SERI DAN TRANSFORMATOR ZERO PASSING

STUDI PENGURANGAN ARUS HARMONIK TRIPLEN DENGAN MENGGUNAKAN TAPIS SERI DAN TRANSFORMATOR ZERO PASSING STUDI PENGURANGAN ARUS HARMONIK TRIPLEN DENGAN MENGGUNAKAN TAPIS SERI DAN TRANSFORMATOR ZERO PASSING M. Budiyanto 1, Hamzah Berahim 2, M. Isnaeni 3 1,2,3 ) Dosen Jurusan Teknik Elektro FT-UGM. Jl. Grafika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi oleh penggunaan jenis-jenis beban tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

Lebih terperinci

APLIKASI TAPIS PELEWAT RENDAH LC (LOW PASS LC FILTER) UNTUK MEREDUKSI DISTORSI HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI

APLIKASI TAPIS PELEWAT RENDAH LC (LOW PASS LC FILTER) UNTUK MEREDUKSI DISTORSI HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI APLIKASI TAPIS PELEWAT RENDAH LC (LOW PASS LC FILTER) UNTUK MEREDUKSI DISTORSI HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI Priyo Sasmoko, Subali, Teguh Yuwono Program Studi Diploma III Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi 1 Analisis Perbandingan Faktor Daya Masukan Penyearah Satu Fasa dengan Pengendalian Modulasi Lebar Pulsa dan Sudut Penyalaan Syaifur Ridzal¹, Ir.Soeprapto,M.T.², Ir.Soemarwanto,M.T.³ ¹Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Tahun 1991 Tentang Konversi Energi, maka Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) selaku penyedia dan pengelola energi listrik

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7. NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan Oeh : INDRIANA ZELLA MARGARETA D 400 130 001 JURUSAN

Lebih terperinci

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT Nama : Andyka Bangun Wicaksono NRP : 22 2 111 050 23 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM BERBASIS LED DENGAN TEGANGAN BERVARIASI DAN DAYA KONSTAN Handoko Rusiana Iskandar 1, Nana Heryana 2

ANALISIS HARMONIK LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM BERBASIS LED DENGAN TEGANGAN BERVARIASI DAN DAYA KONSTAN Handoko Rusiana Iskandar 1, Nana Heryana 2 ANALISIS HARMONIK LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM BERBASIS LED DENGAN TEGANGAN BERVARIASI DAN DAYA KONSTAN Handoko Rusiana Iskandar 1, Nana Heryana 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Jenderal Achmad Yani.

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PENGGUNAAN FILTER PASIF DAN FILTER AKTIF PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU PHASA

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PENGGUNAAN FILTER PASIF DAN FILTER AKTIF PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU PHASA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PENGGUNAAN FILTER PASIF DAN FILTER AKTIF PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU PHASA Sri Kurniati A. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Undana, Jl.Adisucipto Penfui-Kupang

Lebih terperinci

Perancangan Low Pass RC Filter untuk Mereduksi Harmonik pada Lampu Hemat Energi (LHE) 20W

Perancangan Low Pass RC Filter untuk Mereduksi Harmonik pada Lampu Hemat Energi (LHE) 20W Perancangan Low Pass RC Filter untuk Mereduksi Harmonik pada Lampu Hemat Energi (LHE) 20W Eko Widiarto, Akhmad Jamaah Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang E-mail : akhmadjamaah@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Rangkaian seri RLC

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Rangkaian seri RLC BAB 2 DASAR TEORI 2.1 GEJALA PERALIHAN (TRANSIEN) Gejala peralihan atau transien merupakan perubahan nilai tegangan atau arus maupun keduanya baik sesaat maupun dalam jangka waktu tertentu (dalam orde

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED Septyono Utomo 1, Rudy Setiabudy 2 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424 Email: septyono.utomo@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Tugas akhir ini dilakukan di gedung rektorat Unila. Proses tugas akhir dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan, pengumpulan data bangunan, hingga menyusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan berada di Desa Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Bandara ini merupakan

Lebih terperinci

Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi

Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.2, No.1, April 2014, 51-58 51 Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi Luqman Hakim Program Studi Teknik Mekatronika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem distribusi umumnya pada ujung-ujung saluran mengalami drop tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban karena terjadinya

Lebih terperinci

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan konsep mengenai penggunaan single

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Th 1991 Tentang Konversi

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Th 1991 Tentang Konversi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Th 1991 Tentang Konversi Energi, maka Perusahaan Listrik Negara (PLN) selaku penyedia dan pengelola energi listrik di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer,

BAB 1 PENDAHULUAN. kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sitem kelistrikan berkembang begitu cepat. Semakin berkembangnya kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer, pendingin ruangan (AC),

Lebih terperinci

3.2.3 Teknik pengumpulan data Analisis Data Alur Analisis... 42

3.2.3 Teknik pengumpulan data Analisis Data Alur Analisis... 42 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI 31-01 Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI 31-01 Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga Standar Nasional Indonesia Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan unjuk kerja (IEC 60969 Edition 1.2 (2001), Self-ballasted lamps for general lighting services - Performance requirements,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem Hibrid) Pembangkit Listrik Sistem Hibrid adalah pembangkit yang terdiri lebih dari satu pembangkit dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung didalam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC )

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC ) ENGUKURAN TINGKAT HARMONISA ADA BEBERAA MERK JUICER (DENGAN STANDAR ) Vitra Juniva, Rachman Hasibuan Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Wasimudin Surya S 1, Dadang Lukman Hakim 1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Lampu TL (Fluorescent) pada Catu Daya dengan Regulasi Tegangan Buruk

Peningkatan Kinerja Lampu TL (Fluorescent) pada Catu Daya dengan Regulasi Tegangan Buruk Peningkatan Kinerja Lampu TL (Fluorescent) pada Catu Daya dengan Regulasi Tegangan Buruk [Supriono, et al] Peningkatan Kinerja Lampu TL (Fluorescent) pada Catu Daya dengan Regulasi Tegangan Buruk Supriono,

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENGUKURAN PARAMETER TRAFO DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN EMT (ELECTRICAL MEASUREMENT & DATA TRANSMIT)

STUDI TENTANG PENGUKURAN PARAMETER TRAFO DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN EMT (ELECTRICAL MEASUREMENT & DATA TRANSMIT) STUDI TENTANG PENGUKURAN PARAMETER TRAFO DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN EMT (ELECTRICAL MEASUREMENT & DATA TRANSMIT) Rolly Elmondo Sinaga, Panusur S.M.L. Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (generation), mudah dikirimkan (transmition), mudah dibagibagikan(distribution),

BAB I PENDAHULUAN. (generation), mudah dikirimkan (transmition), mudah dibagibagikan(distribution), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi yang mempunyai sifat- sifat yang banyak menguntungkan dibandingkan energi lain: mudah dibangkitkan (generation), mudah dikirimkan (transmition),

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN KAPASITOR PADA LAMPU TL TERHADAP EFISIENSI DAYA LISTRIK RUMAH TANGGA. DIDIK RIYANTO

PENGARUH PEMAKAIAN KAPASITOR PADA LAMPU TL TERHADAP EFISIENSI DAYA LISTRIK RUMAH TANGGA. DIDIK RIYANTO PENGARUH PEMAKAIAN KAPASITOR PADA LAMPU TL TERHADAP EFISIENSI DAYA LISTRIK RUMAH TANGGA DIDIK RIYANTO Email : didik_riyanto25@yahoo.com Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Penghematan

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK PADA LAMPU HEMAT ENERGI SKRIPSI

ANALISIS HARMONIK PADA LAMPU HEMAT ENERGI SKRIPSI ANALISIS HARMONIK PADA LAMPU HEMAT ENERGI SKRIPSI Oleh ABDUL AZIM 04 03 03 001 2 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 ANALISIS HARMONIK PADA LAMPU HEMAT ENERGI

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Renny Rakhmawati 1, Hendik Eko H. S. 2, Setyo Adi Purwanto 3 1 Dosen

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

Oleh : ARI YUANTI Nrp

Oleh : ARI YUANTI Nrp TUGAS AKHIR DESAIN DAN SIMULASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT UNTUK KOMPENSASI HARMONISA MENGGUNAKAN METODE CASCADED MULTILEVEL INVERTER Oleh : ARI YUANTI Nrp.. 2207 100 617 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Mochamad

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER

PERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER Jurnal ELTEK, Vol 11 Nomor 01, April 013 ISSN 1693-404 PERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER Heri Sungkowo 13 Abstrak Penelitian pengaruh penggunaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILTER DENGAN METODE MULTISTAGE PASSIVE FILTER PADA PROYEK PAKISTAN DEEP WATER CONTAINER PORT

PERANCANGAN FILTER DENGAN METODE MULTISTAGE PASSIVE FILTER PADA PROYEK PAKISTAN DEEP WATER CONTAINER PORT Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 04 PERANCANGAN FILTER DENGAN METODE MULTISTAGE PASSIVE FILTER PADA PROYEK PAKISTAN DEEP WATER CONTAINER PORT Arie Arifin, Margo Pujiantara, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah sistem mempunyai kualitas daya listrik baik atau buruk. Masalah yang ditimbulkan oleh pengaruh

Lebih terperinci

Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat

Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat Rancang Bangun Lampu Penerangan Darurat ( Compact Emergency Lamp) Dengan Mengunakan Lampu Hemat Energi Deni Almanda 1 ; Budyanto 2 1&2 Teknik Elektro FT UMJ Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tersedianya tenaga listrik merupakan faktor yang sangat penting pada era modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah menggunakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER HARMONISA BERBASIS ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY (EMC) PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER HARMONISA BERBASIS ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY (EMC) PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER HARMONISA BERBASIS ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY (EMC) PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK HARMONICS FILTER IMPLEMENTATION AND ANALYSIS BASED ON ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA Sofian Hanafi Harahap, Masykur Sjani Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas teknik Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4.

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4. ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4. 0 TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PEMAKAIAN LISTRIK ANTARA LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PENDAR TANPA KAPASITOR

ANALISIS PERBANDINGAN PEMAKAIAN LISTRIK ANTARA LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PENDAR TANPA KAPASITOR ANALISIS PERBANDINGAN PEMAKAIAN LISTRIK ANTARA LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PENDAR TANPA KAPASITOR Iman Setiono Staf pengajar PSD III Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof.

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN R DAN C SEBAGAI PENGGANTI L ( BALLAST ) PADA FLUORESCENT ATAU LAMPU TL ( LAMPU TABUNG ) Yasri

ANALISA PERBANDINGAN R DAN C SEBAGAI PENGGANTI L ( BALLAST ) PADA FLUORESCENT ATAU LAMPU TL ( LAMPU TABUNG ) Yasri ANALISA PERBANDINGAN R DAN C SEBAGAI PENGGANTI L ( BALLAST ) PADA FLUORESCENT ATAU LAMPU TL ( LAMPU TABUNG ) Yasri Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 013 Yasri_st@yahoo.com

Lebih terperinci

TEKNIKA VOL. 2 NO

TEKNIKA VOL. 2 NO ANALISA KONSERVASI ENERGI PENCAHAYAAN PADA GEDUNG KULIAH DI UNIVERSITAS IBA Bahrul Ilmi, Reny Afriany Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang Email: bahrul.ilmii@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini peralatan elektronika daya cukup berkembang dengan pesat. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada rumah tangga,

Lebih terperinci

ANALISIS INVERTER SATU FASA PADA KONFIGURASI MASTER-SLAVE

ANALISIS INVERTER SATU FASA PADA KONFIGURASI MASTER-SLAVE Analisis Inverter Satu Fasa (Noviarianto, dkk.) ANALISIS INVERTER SATU FASA PADA KONFIGURASI MASTER-SLAVE Noviarianto *, F. Danang Wijaya, Eka Firmansyah Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

Analisis Harmonik Pada Lampu Hemat Energi

Analisis Harmonik Pada Lampu Hemat Energi Analisis Harmonik Pada Lampu Hemat Energi Abdul Azim, Amien Rahardjo Fakultas Teknik, Departemen Teknik Elektro, Universitas ndonesia e-mail: aziem_e03@yahoo.co.id, Abstrak Program Lampu Hemat Energi (LHE)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kualitas hidup manusia menuntut peningkatan kebutuhan dari manusia itu sendiri, seperti kebutuhan akan daya listrik. Oleh karena itu, tujuan utama dari

Lebih terperinci