USULAN KLASIFIKASI NILAI SERVIS KIPAS ANGIN TUMPU DIAMETER 40 CM DI INDONESIA
|
|
- Yenny Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : ISSN USULAN KLASIFIKASI NILAI SERVIS KIPAS ANGIN TUMPU DIAMETER 40 CM DI INDONESIA PROPOSED CLASSIFICATION OF 40 CM DIAMETER PEDESTAL FAN SERVICE VALUE IN INDONESIA Tweeda Augusta Fitarto, Dwi Rahmasari Pribadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Ciledug, Jakarta Selatan adewedha@gmail.com Abstrak Tulisan ini menyajikan usulan klasifikasi kipas angin tipe tumpu berdiameter 40cm berdasarkan nilai servisnya. Sampel yang digunakan merupakan kipas angin tumpu yang dipasarkan di Indonesia dan dipilih secara acak. Dua model dari lima merek kipas angin digunakan dalam kajian ini dengan spesifikasi diameter baling-baling sebesar 40 sentimeter, tegangan kerja 220 Volt dan frekuensi kerja 50Hz. Sedangkan spesifikasi daya listrik masing-masing merek berbeda, tergantung kepada pabrikannya. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode eksperimen berupa pengukuran parameter kecepatan angin dan daya listrik yang digunakan setiap sampel kipas angin sesuai dengan metode yang terdapat dalam klausul 9 IEC Sedangkan metode komparatif diperlukan untuk melihat simpangan nilai servis kipas angin tumpu yang didapat dari metode sebelumnya terhadap nilai servis yang dimiliki negara-negara lain terkait dengan program Barrier Removal To The Cost-Effective Development And Implementation Of Energy Efficiency Standards And Labeling (BRESL). Rentang nilai servis yang didapat kemudian dikelompokkan berdasar tingkatan efisiensi sesuai SNI Kata kunci : kipas angin tumpu, efisiensi, nilai servis Abstract This paper presents a classification proposal for of pedestal electric fans based on their service value. Samples which is used in this study are available and sold in Indonesia and are randomly selected from market. Two models of five brands of pedestal electric fan with the specification propeller diameter of 40 centimeters, the working voltage of 220 Volts and a frequency of 50Hz, are used in this study. There are two methods used in this study, experimental method is needed to obtain the data of wind speed, power needed by electric fans. This method is done in accordance with clause 9 of IEC While the comparative method is needed to see the closeness of the electric fan s service value as result of previous method with the ones that are established by several other regional country do with the program Barrier Removal To The Cost-Effective Development And Implementation Of Energy Efficiency Standards And Labeling (BRESL). These service values then were classified according to the SNI s four levels of efficiency values Keywords : pedestal electric fan, efficiency, service value, coefficient of performance PENDAHULUAN Konsumsi energi listrik di sektor rumah tangga terus meningkat setiap tahun dengan laju rata-rata sebesar 8%. Pada tahun 2012 sektor ini menyerap 41,46% energi listrik lebih besar dari tiga sektor lainnya yaitu industri, komersial dan umum, dari total energi listrik di Indonesia [1]. Diterima : 23 April 2014, direvisi : 30 Mei 2014, disetujui terbit : 10 Juni
2 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 69 Vol No. 1 Juni 2014 : Pemanfaat tenaga listrik merupakan program yang disponsori United Nations penyerap energi listrik di sektor rumah tangga. Development Programme (UNDP) dan Global Salah satu di antaranya adalah kipas angin. Environment Facility (GEF) untuk Kondisi iklim tropis Indonesia menjadi salah mempercepat adopsi dan implementasi serta satu faktor yang mendorong masyarakat harmonisasi standar energi dan labelisasinya di menggunakan pemanfaat tenaga listrik tersebut. enam negara, termasuk Indonesia, kipas angin Namun sayangnya, konsumen menganggap tumpu merupakan salah satu produk kipas konsumsi energi bukan merupakan faktor utama angin terbanyak di antara produk-produk kipas dalam pemilihan produk peralatan listrik rumah angin untuk rumah tangga lainnya lainnya. tangga, termasuk kipas angin [2]. Padahal faktor Untuk melengkapi apa yang telah dilakukan ini justru harus menjadi pertimbangan utama Danang, kajian ini juga bertujuan untuk jika efisiensi energi merupakan sasaran yang mengetahui nilai efisiensi kipas angin tumpu ingin dicapai. Meskipun ada regulasi terkait dengan spesifikasi yang berbeda dari yang dengan penghematan energi, namun belum ada digunakan Danang dimana dua sampel dari peraturan yang mempersyaratkan efisiensi lima merek yang dipilih dalam kajian ini energi bagi kipas angin tumpu. memiliki diameter baling-baling 16 inci (40 Kondisi demikian mendorong cm). Kajian ini juga bertujuan beredarnya beragam produk kipas angin di mengelompokkan nilai efisiensinya ke dalam pasaran, terlebih dengan belum disyaratkannya kelas-kelas tertentu. informasi tentang tingkat efisiensi pemanfaat Standar Efisiensi tenaga listrik tersebut di Indonesia. Hal ini Efisiensi adalah perbandingan antara tentunya memerlukan kajian lebih mendalam keluaran terhadap masukan. Masukan bagi tentang nilai efisiensi kipas angin di Indonesia. kipas angin adalah daya listrik yang dibutuhkan Satu-satunya kajian efisiensi kipas angin untuk memutar baling-baling kipas, sedangkan tumpu di Indonesia oleh Danang [3], keluaran bagi kipas angin adalah aliran udara. menyarankan nilai servis untuk pemanfaat Dalam kajian ini yang dimaksud dengan tenaga listrik tersebut berada pada rentang 1,0 efisiensi kipas angin adalah nilai servis [4]. hingga 1,3. Namun perlu menjadi catatan Berkaitan dengan standar efisiensi dan bahwa Danang hanya mengambil 2 sampel label hemat energi, beberapa negara telah kipas angin tumpu dengan diameter balingbaling memiliki peraturan yang menetapkan nilai 15 inci. servis sebagai rujukan efisiensi energi kipas Berdasarkan sasaran standar efisiensi dan angin yang diproduksi maupun dipasarkan di label hemat energi oleh Barrier Removal To masing-masing negara. The Cost-Effective Development And Thailand adalah salah satu negara yang Implementation Of Energy Efficiency tergabung dalam program BRESL. Negara Standards And Labelling (BRESL), sebuah tersebut sudah menerapkan informasi tingkat Diterima 70 : 23 April 2014, direvisi : 30 Mei 2014, disetujui terbit : 10 Juni 2014
3 Ketenagalistrikan Usulan Klasifikasi dan Energi Nilai Servis Terbarukan Kipas Angin Tumpu Diameter 40 cm di Indonesia Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : efisiensi energi kipas angin dalam 5 kelompok nilai servis seperti yang ditampilkan dalam Tabel 1 [5]. Tabel 1. Nilai Servis di Thailand Nilai Servis 0,79 0, ,9-1,1 1,1-1,2 1,21 Vietnam sebagai salah satu negara yang juga masuk dalam program BRESL menggunakan istilah level of energy efficiency (R) sebagai nilai servis kipas angin tumpu. Negara tersebut menetapkan nilai servis ke dalam lima kelompok R [6]. Adapun besarnya nilai servis dihitung berdasar definisi tentang nilai servis yang terdapat pada IEC Dalam standard tersebut, definisi nilai servis adalah aliran udara dalam meter kubik per menit dibagi dengan daya listrik input kipas angin dalam watt pada tegangan dan frekuensi yang ditentukan untuk pengujian. Secara sederhana nilai servis adalah rasio kapasitas aliran udara (m 3 /menit) terhadap daya listrik (Watt) yang digunakan dan dapat dirumuskan sebagai berikut : dimana : Nilai Servis = V P V = aliran udara (m 3 /menit) (1) Tabel 2. Klasifikasi Efisiensi Energi Vietnam Nilai Servis 1-1,1 1,1-1,2 1,2-1,3 1,3-1,4 1,4 Malaysia meskipun tidak terlibat dalam program BRESL, juga telah menetapkan nilai servis bagi produk yang sama. Sebuah kajian yang dilakukan oleh Mahlia [7] menyarankan nilai servis kipas angin tumpu berada pada rentang 1,0 hingga 1,2. Kajian tersebut menjadi dasar penetapan nilai servis yang lebih ketat terhadap semua produk kipas angin tumpu untuk rumah tangga yang beredar di pasar Malaysia [8] (lihat Tabel 2). P = daya listrik terukur (Watt) Besarnya aliran udara diperoleh dengan menghitung rerata kecepatan angin dalam luasan annulus di setiap titik annulus. V = υa (2) Dimana : υ = rerata kecepatan udara (m/menit) A = luas annulus (m 2 ) Annulus adalah bentuk lingkaran yang memiliki jari-jari terluar dan jari-jari di bagian dalam (Gambar 1). Adapun luas annulus ditentukan dengan persamaan berikut : A = π(r 2 r 2 ) (3) Tabel 3. Nilai Servis Kipas Angin di Malaysia Nilai Servis 1,0-1,03 1, ,08-1,11 1,12-1,19 1,20 Diterima : 23 April 2014, direvisi : 30 Mei 2014, disetujui terbit : 10 Juni
4 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 69 Vol No. 1 Juni 2014 : dimana : Titik awal annulus adalah pusat sumbu A = luas annulus (m 2 ); baling-baling kipas angin, kemudian titik annulus berikutnya adalah 20 milimeter dari R = jari-jari lingkaran luar (m) titik sumbu dan selanjutnya berjarak 40 r = jari-jari lingkaran dalam (m) milimeter dari titik annulus sebelumnya (Gambar 1) [4]. Gambar 1. Annulus METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen untuk memperoleh data hasil pengukuran dan metode komparasi untuk melihat perbedaan besaran nilai servis yang didapatkan dalam pengujian terhadap nilai servis negara-negara lain, khususnya yang tergabung dalam program harmonisasi BRESL. Eksperimen Sampel yang digunakan dalam metode eksperimen dipilih secara acak, yang terdiri dari dua model yang sama dari lima merek kipas angin yang dipasarkan di Indonesia. Spesifikasi parameter uji setiap sampel sama, yaitu diameter baling-baling adalah 16 inci (40cm) tanpa mempertimbangkan jumlah bilah baling-baling. Tegangan dan frekuensi kerja sampel adalah 220 Volt dan 50Hz. Sedangkan daya yang tertera pada setiap merek berbeda, dengan rentang 45 Watt hingga 64 Watt. Dalam metode ini, dua sampel dari tiap merek tersebut diuji dengan mengacu pada klausul 9 IEC tentang pengujian. Peralatan yang digunakan dalam metode ini adalah anemometer dengan diameter rotor 10cm dengan ketelitian 0,01%., serta data akuisisi dengan tingkat ketelitian sebesar 0,01%. Untuk memperkecil perubahan tegangan dan frekuensi suplai, digunakan Diterima 72 : 23 April 2014, direvisi : 30 Mei 2014, disetujui terbit : 10 Juni 2014
5 Ketenagalistrikan Usulan Klasifikasi dan Energi Nilai Terbarukan Servis Kipas Angin Tumpu Diameter 40 cm di Indonesia Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : sumber tegangan ac INSTEK APS9100. Hasil Kipas angin diposisikan agar bidang datar pengujian dua sampel setiap merek kemudian putaran baling-baling paralel terhadap diambil reratanya sebagai data yang mewakili permukaan bidang datar putar anemometer merek tersebut. pada jarak 120cm. Jarak sampel terhadap Sebelum pengujian dilakukan, semua dinding depan sejauh 4 meter, jarak terhadap sampel dikondisikan sesuai persyaratan dalam dinding kiri dan kanan adalah 1,8 meter, dan klausul 9 IEC Sampel dinyalakan jarak terhadap dinding belakang adalah 1,2 selama 2 jam pada kecepatan maksimumnya di meter. Semua jarak tersebut diukur dari titik ruang berukuran 6mx4,5mx3m dengan pusat baling-baling seperti terlihat pada temperatur ruang yang digunakan dalam kajian Gambar 2. Pada kajian ini, pengukuran ini adalah 27±1 C, sementara dalam klausul ketinggian dan jarak titik pusat bidang putar tersebut suhu ruang yang digunakan 20±5 C. kipas angin terhadap dinding di sekitarnya dilakukan untuk menggantikan fungsi teleskop. Gambar 2. Pengaturan Pengujian (IEC 60879) Pengukuran dilakukan setelah waktu pengkondisian selama 2 jam tercapai. Selanjutnya pengukuran dan pencatatan data aliran udara, tegangan dan arus listrik dilakukan selama 2 menit untuk setiap titik annulus dan dihentikan jika kecepatan angin sudah berada di bawah 24 meter per menit pada titik annulus manapun [4]. Pengukuran dan pencatatan data dilakukan dengan menggunakan perangkat akusisi data berbasis LabVIEW. Tahapan pengukuran dapat dilihat pada Gambar 3. Data pengukuran yang digunakan dalam tulisan ini adalah hasil rerata Diterima : 23 April 2014, direvisi : 30 Mei 2014, disetujui terbit : 10 Juni
6 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 69 Vol No. 1 Juni 2014 : pengukuran dua sampel dari masing-masing berada di bawah spesifikasi daya masingmasing merek. Daya rerata masing-masing merek. merek ini merupakan salah satu variabel perhitungan nilai servis masing-masing merek kipas angin. Dari lima merek tersebut hanya merek D yang memiliki daya rerata di atas spesifikasi dayanya Gambar 3. Alur Pengujian 0 A B C D E Komparasi SPESIFIKASI DAYA DAYA RERATA (WATT) Metode komparasi dipilih untuk melihat kedekatan nilai-nilai servis hasil pengukuran dengan yang ditetapkan di beberapa negara lain. Hal ini diperlukan karena target harmonisasi standar dan label hemat energi satu negara juga bisa diterima oleh negara lain yang tergabung dalam program tersebut di atas. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Setiap merek yang diukur memberikan data masing-masing yang didapatkan dari ratarata pengukuran dua sampel yang mewakilinya. Pengukuran tegangan dan arus listrik memperlihatkan bahwa daya listrik rerata setiap merek berbeda dengan spesifikasi daya yang dimiliki sampel. Gambar 4 memperlihatkan bahwa sebagian besar daya rerata terukur Gambar 4. Daya Rerata Setiap Merek Aliran udara di setiap titik annulus adalah kecepatan udara (m/min) dalam luasan annulus di tiap titik tersebut. Dengan mengacu pada persamaan (2), maka luas annulus pada tiap titik annulus bisa ditentukan dan bisa dilihat pada Tabel 4. Maka besar aliran udara rerata (m 3 /min) per titik annulus untuk setiap merek bisa didapatkan (Tabel 5). Pada Tabel 5, aliran udara untuk kipas angin merek A, D dan E hanya tercatat masing-masing hingga titik annulus 0,38m dan 0,42m. Hal ini dikarenakan berdasarkan pengukuran, kecepatan angin sampel-sampel kipas angin dari merek-merek yang diuji sudah berada di bawah 24 m/menit pada titik-titik annulus tersebut dan sesuai dengan persyaratan IEC pengukuran harus dihentikan. Diterima 74 : 23 April 2014, direvisi : 30 Mei 2014, disetujui terbit : 10 Juni 2014
7 Ketenagalistrikan Usulan Klasifikasi dan Energi Nilai Terbarukan Servis Kipas Angin Tumpu Diameter 40 cm di Indonesia Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : Tabel 4. Luasan Annulus Titik Annulus Luas annulus = d (cm) 2 3,14*[r n - r (n-1)2 ] angin seperti pada persamaan (1) untuk setiap merek kipas angin A B C D E Tabel 5. Kapasitas Aliran Udara Rerata Per Merek Titik Annulus air delivery (m3/min) KIPAS ANGIN A B C D E Aliran udara yang digunakan dalam perhitungan untuk setiap merek adalah jumlah aliran udara yang terukur di semua titik annulus per merek tersebut. Dengan menjumlahkan data aliran udara di tiap titik annulus di Tabel 5, maka total aliran udara masing-masing merek bisa didapat seperti yang terlihat pada Gambar 5. Jumlah aliran udara ini akan menjadi variabel dalam perhitungan nilai servis kipas Gambar 5. Total Aliran Udara Per Merek Dengan memasukkan nilai data rerata dan jumlah aliran udara per merek ke dalam persamaan (1), maka didapat besarnya nilai servis masing-masing merek seperti pada Gambar 6 berikut ini. Gambar 6. Nilai Servis Seluruh Sampel Merek Dari Gambar 6 terlihat bahwa rentang nilai servis dari lima sampel merek tersebut Diterima : 23 April 2014, direvisi : 30 Mei 2014, disetujui terbit : 10 Juni
8 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan Dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 69 Vol No. 1 Juni 2014 : berada di antara 0,87 hingga tertinggi pada 1,11. Untuk selanjutnya nilai servis 0,87 tersebut ditetapkan menjadi 0,9 untuk memudahkan pengelompokan. Diskusi Tabel 5. Pengelompokan Nilai Servis ,9 0,91-1,02- >1,11 1,01 1,11 Dari hasil di atas, maka dibuat klasifikasi tingkat efisiensi dari terendah hingga tertinggi. Dari rentang nilai servis tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu nilai servis 0,9; 0,91 nilai servis 1,01; 1,02 nilai servis 1,11; dan nilai servis>1,11 (lihat Tabel 5). yang masing-masing diwakili oleh bintang satu hingga bintang empat (Tabel 6). Dalam kaitannya dengan label hemat energi di Indonesia, pengelompokan yang digunakan dalam kajian ini bisa digunakan untuk mengelompokkan kipas angin tumpu sesuai dengan tingkat efisiensinya. Tabel 6. Nilai Servis dan Star Rating Nilai Servis 0,9 0,91-1,01 1,02-1,11 >1,11 Nilai-nilai servis hasil perhitungan dalam kajian ini tidak berbeda jauh dengan nilai servis yang diterapkan di Thailand, Vietnam dan Malaysia. Dari tabel terlihat perbedaan antara nilai servis tertinggi pada kajian ini dengan negara-negara tersebut. Hal ini kemungkinan karena tidak ada merek kipas angin tumpu yang menjadi sampel dari kajian ini memberikan nilai servis lebih dari 1,11 (lihat Gambar 7). Seperti halnya dengan Thailand, kelas nilai servis terendah yang disajikan dalam kajian ini juga memberikan ruang bagi produk-produk kipas angin tumpu yang mempunyai nilai efisiensi lebih rendah dari hasil kajian. Ruang tersebut bermanfaat dalam menjaga iklim usaha dengan memberikan kesempatan pada produsen-produsen yang memproduksi kipas angin tumpu dengan tingkat efisiensi yang rendah. Bandingkan dengan Vietnam dan Malaysia yang menetapkan nilai servis yang ketat dan tidak mengijinkan produk-produk kipas angin dengan nilai efisiensi rendah untuk digunakan di negara tersebut (Lihat Tabel 7). Namun tidak menutup kemungkinan, tingkat efisiensi kipas angin didorong menjadi lebih tinggi dengan jalan menetapkan nilai servis terendah yang disepakati bersama dengan para produsen. Tabel 7. Nilai Servis Kajian Terhadap Negara Lain Thaila nd Vietna m Malay sia Kajian Nilai Servis 0,7 0,8-0,9-1,1-1, ,1 1,2 1-1,1-1,2-1,3- >1,4 1,1 1,2 1,3 1,4 1,0-1,04-1,0 1,12-1,20 1, ,19 1, ,9 0,91-1,02- >1,11 1,01 1,11 Perbedaan banyaknya kelas nilai servis antara kajian ini dengan yang ditetapkan Diterima 76 : 23 April 2014, direvisi : 30 Mei 2014, disetujui terbit : 10 Juni 2014
9 Ketenagalistrikan Usulan Klasifikasi dan Energi Nilai Terbarukan Servis Kipas Angin Tumpu Diameter 40 cm di Indonesia Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : Thailand, Vietnam dan Malaysia, hanya karena rujukan yang digunakan dalam kajian ini yaitu SNI [9]. Dalam standar tersebut hanya digunakan empat pengelompokan tingkat hemat energi yang ditandai dengan bintang 1 hingga 4. Perlu dicatat pula bahwa hasil kajian ini menunjukkan nilai servis yang lebih kecil dari kajian yang dilakukan Danang [3]. Kemungkinan hal ini disebabkan sampel yang digunakan dalam kajian ini lebih banyak dan lebih variatif. Danang dalam kajiannya juga menggunakan ukuran diameter baling-baling kipas angin yang berbeda dari yang digunakan dalam kajian ini. Lebih jauh pengelompokan tingkat efisiensi tersebut dapat digunakan untuk mengikuti harmonisasi standar label efisiensi di tingkat regional. KESIMPULAN DAN SARAN Nilai servis kipas angin tumpu diameter 16 inchi (40 cm) yang menjadi sampel dalam kajian ini berkisar 0,87 hingga 1,11. Dari rentang nilai tersebut dapat diperoleh empat kelompok nilai servis kipas angin tumpu, yaitu 0,9; 0,91-1,01; 1,02-1,11; >1,11. Empat kelompok tersebut masing-masing menggambarkan tingkat efisiensi terendah hingga tertinggi. Saran Hasil kajian ini diharapkan mendorong segera diterapkannya tingkat efisiensi pada kipas angin tipe tumpu dan produk-produk pemanfaat tenaga listrik lainnya. DAFTAR PUSTAKA [1]. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Statistik Ketenagalistrikan Tersedia pada bsite/files/1049/file/statistik%20ketenaga listrikan%202013%20web.pdf pada tanggal 25 Februari 2014) [Diakses [2]. Muhammad Ery Wijaya, Tetsuo Tezuka, Measures for improving the adoption of higher efficiency appliances in Indonesian households: An analysis of lifetime use and decision-making in the purchase of electrical appliances. Elsevier Applied Energy Vol 112, p [3]. Wijaya F. Danang, Sasongko Pramoho Hadi, Adi Suryadi, Kajian Standar Uji Unjuk Kerja Kipas Angin Aksial Tumpu Rumah Tangga Menuju Labelisasi Hemat Energi. Prosiding PPI Standarisasi. hal [4]. IEC, International Standard IEC : Performance And Construction Of Electric Circulating Fans And Regulators. 1st ed, Geneva: International Electrotechnical Commission. [5]. TWG Feasibility Study Report on Enhancing Regional Harmonization for the BRESL : Products Electric Fans Tersedia pada _717.pdf [Diakses pada 17 Maret 2014] [6]. Vietnam Standards and Quality Institute, TCVN 7826:2007: Electric Fans : Energy Efficiency Ratio. [7]. T.M.I Mahlia, H.H Masjuki, F.M Taha, Energy Labelling for Electric Fans in Diterima : 23 April 2014, direvisi : 30 Mei 2014, disetujui terbit : 10 Juni
10 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan Dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 69 Vol No. 1 Juni 2014 : Malaysia. Elsevier Energy Policy Vol 33, p [8]. Domestic Electric Fans - Performance Indicator and Testing Standard. Tersedia pada ns/energy-efficiency/energy-efficientproducts/domestic-electric-fans.html. [9]. Badan Standardisasi Nasional SNI , Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya - Label Tanda Hemat Energi Diterima 78 : 23 April 2014, direvisi : 30 Mei 2014, disetujui terbit : 10 Juni 2014
ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM
P-ISSN 1978-2365 E-ISSN 2528-1917 ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM ANALYSIS OF ENERGY UTILIZATION ON NON-STEAM ELECTRIC
Lebih terperinciPemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi
Standar Nasional Indonesia Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi ICS 13.020.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 : 115 122 ISSN 1978-2365 ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR
Lebih terperinciMotor Listrik dengan Energi yang Efisien di Indonesia
Motor Listrik dengan Energi yang Efisien di Indonesia Ringkasan Januari 2015 Penulis: Sipma, J. dan Cameron, L. Studi Kebijakan ECN P.O. Box 1 1755 ZG Petten The Netherlands T:+31 88 515 4315 sipma@ecn.nl
Lebih terperinciTegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Tegangan standar ICS 29.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi SNI 04-0227-2003 Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Tabel tegangan
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 901 K/30/MEM/2003 TANGGAL 30 JUNI 2003 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 04-6292.2.80-2003 MENGENAI PERANTI LISTRIK UNTUK RUMAH TANGGA
Lebih terperinciINTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA. Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2. Corresponding author:
INTENSITAS KONSUMSI ENERGI DI UNIVERSITAS IBA Bahrul Ilmi 1*, Reny Afriany 2 1, 2 Teknik Mesin, Universitas IBA, Palembang Corresponding author: bahrul.ilmii@yahoo.com ABSTRACT: The need for energy in
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM
KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM Febrielviyanti*, Maksi Ginting, Zulkarnain Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina
Lebih terperinciLAMPIRAN A TAMPILAN PERANGKAT LUNAK
LAMPIRAN A TAMPILAN PERANGKAT LUNAK A.1 TAMPILAN AWAL PERANGKAT LUNAK Gambar A.1 Tampilan awal perangkat lunak A.2 TAMPILAN EDUKASI MENGGUNAKAN LAMPU Gambar A.2 Rekomendasi tidak menggunakan lampu pijar
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG PEMBUBUHAN LABEL TANDA HEMAT ENERGI UNTUK LAMPU SWABALAST DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEMETAAN EFIKASI LAMPU SWABALAST UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SNI PADA LAMPU HEMAT ENERGI
PEMETAAN EFIKASI LAMPU SWABALAST UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SNI 04-6958-2003 PADA LAMPU HEMAT ENERGI Sudirman Palaloi Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) BPPT, Kawasan Puspiptek, Tangerang palaloi@yahoo.com
Lebih terperinciPengaruh Sumber Tegangan Terhadap Suhu Belitan Motor Induksi Kipas Angin The Effect Of Voltage Source On Winding Temperature Of Electric Fan
JURNAL TEKNOLOGI PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 1, NOVEMBER 2016 43 Pengaruh Sumber Tegangan Terhadap Suhu Belitan Motor Induksi Kipas Angin The Effect Of age Source On Winding Temperature Of
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBUBUHAN LABEL TANDA HEMAT ENERGI UNTUK LAMPU SWABALAST DENGAN
Lebih terperinciPENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan
J. Tek. Ling. Vol. 10 No. 1 Hal. 62-68 Jakarta, Januari 2009 ISSN 1441-318X PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan Teguh Prayudi Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS
Pengembangan Metode Parameter Awal Rotor... (Sulistyo Atmadi et al.) PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS Sulistyo Atmadi, Ahmad Jamaludin Fitroh Peneliti
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNOLOGI MPPT (MAXIMUM POWER POINT TRACKER) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLTB)
PENGGUNAAN TEKNOLOGI MPPT (MAXIMUM POWER POINT TRACKER) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLTB) Machmud Effendy *) Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas 246 Malang
Lebih terperinciPeranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin
SNI IEC 60335-2-80:2009 Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin (IEC 60335-2-80 (2005-11), IDT) ICS 13.120 Badan
Lebih terperinciPengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a
Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a Faldian 1, Pratikto 2, Andriyanto Setyawan 3, Daru Sugati 4 Politeknik Negeri Bandung 1,2,3 andriyanto@polban.ac.id
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Perpindahan Panas Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2
Lebih terperinci2016, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan L
No.17, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. LPK Terdaftar ASEAN. Sertifikat Produk. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN
PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN Sulistyo Atmadi Ahmad Jamaludln Fltroh Peneliti Pusat Teknologi Dirgantara Terapan, LAPAN ABSTRACT A method for determining
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat
Lebih terperinciPRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL
PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal E-mail : soebyakto@gmail.com ABSTRAK Tenaga angin sering disebut sebagai
Lebih terperinciPENGUJIAN KONSUMSI LISTRIK DAN SUHU DALAM LEMARI PENDINGIN SKALA RUMAH TANGGA PADA KONDISI RIIL
Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 PENGUJIAN KONSUMSI LISTRIK DAN SUHU DALAM LEMARI PENDINGIN SKALA RUMAH TANGGA PADA KONDISI RIIL Rohi A. Wenyi Balai Besar Teknologi
Lebih terperinciKONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK
ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM PENCAHAYAAN DAN AIR CONDITIONING (AC) DI GEDUNG PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KOTA MALANG JURNAL SKRIPSI KONSENTRASI TEKNIK ENERGI
Lebih terperinciFakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DENGAN VERTICAL-AXIS WIND TURBINE DESIGN AND IMPLEMENTATION OF WIND POWER PLANT USING VERTICAL-AXIS WIND TURBINE Dion Satya Prayoga 1, Mas Sarwoko
Lebih terperinciLangkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC
Tips untuk Konservasi Energi 6 Tips untuk merawat AC Anda agar Hemat Listrik dan Tahan Lama :. Bersihkan saringan udara (pre-filter) secara teratur (disarankan kali sebulan) & lakukanlah sevis berkala
Lebih terperinci5 HASIL. kecepatan. dan 6 Sudu. dengan 6 sudu WIB, yaitu 15,9. rata-rata yang. sebesar 3,0. dihasilkan. ampere.
31 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Pengamatan Kecepatan Angin pada Turbin Angin dengan 3 Sudu dan 6 Sudu Padaa saat melakukan uji coba turbin dengan 3 sudu maupun dengan 6 sudu terdapat beberapa variabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR 4.1 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan menghasilkan data-data berupa waktu, arus ouput, tegangan output, daya output, temperature
Lebih terperinciStudi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf
Studi Komparatif Arus Asut Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Iwan Setiawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciOPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU
Optimasi Daya Turbin Angin Savonius dengan Variasi Celah (Farid) OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU Ahmad Farid Prodi. Teknik Mesin, Universitas Pancasakti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis manajemen energi adalah keadaan dimana sumber energi yang ada tidak mampu dikelola untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah tertentu. Indonesia adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini. Energi menjadi kebutuhan primer pada kebutuhan manusia. Menurut Buku Perencanaan Efisiensi dan Elastisitas Energi
Lebih terperinciEnergi dan Ketenagalistrikan
ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA TELEVISI CRT DAN LED Tri Anggono dan Khalif Ahadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru dan Terbarukan anggono_tri@yahoo.com
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier
Rancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier Irnanda Priyadi #1, Khairul Amri Rosa #2, Rian Novriansyah #3 #1,2,3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bengkulu Jalan
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
REKAYASA LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PEMANAS AIR KAMAR MANDI MENGGUNAKAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA Peneliti : Ir. Sartono Putro, M.T. Ir. H. Sarjito, M.T. Ir. Jatmiko,
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBAHASAN
BAB III METODE PEMBAHASAN 3.1. Metode Pembahasan Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain, yaitu : 1. Metode Literatur Metode literature yaitu, metode dengan mengumpulkan,
Lebih terperinciKarakteristik dan Efisiensi Lampu Light Emiting Dioda (LED) sebagai Lampu Hemat Energi
Karakteristik dan Efisiensi Lampu Light Emiting Dioda (LED) sebagai Lampu Hemat Energi Vandri Ahmad Isnaini 1) ; Rahmi Putri Wirman 2) ; Indrawata Wardhana 3) 1,2,3) Jurusan Pendidikan Fisika, FITK, IAIN
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA
STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN Fachri Ramadhan (1), Iman Satria (2), Suryadimal (3) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciPemanfaatan Turbin Ventilator yang Terpasang Pada Atap Rumah Sebagai Pembangkit Listrik
Pemanfaatan Turbin Ventilator yang Terpasang Pada Atap Rumah Sebagai Pembangkit Listrik Oleh Nalendradi Attar NIM: 612009007 Skripsi Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program
Lebih terperinciANALISIS KONSUMSI LISTRIK DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 61 68 ISSN 1978-2365 ANALISIS KONSUMSI LISTRIK DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA ANALYSIS OF ELECTRICITY CONSUMPTION AND
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012 Nur Aklis, H mim Syafi i, Yunika Cahyo Prastiko, Bima Mega Sukmana Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:
RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM: 612008032 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program
Lebih terperinciPENGATURAN KECEPATAN KIPAS ANGIN DENGAN TEKNOLOGI INVERTER FAN CONTROLLING BASED ON INVERTER TECHNOLOGY
Techno, ISSN 1410-8607 Volume 13 No. 1, April 2012 Hal. 52 56 PENGATURAN KECEPATAN KIPAS ANGIN DENGAN TEKNOLOGI INVERTER FAN CONTROLLING BASED ON INVERTER TECHNOLOGY M. Taufiq Tamam*, Arif Johar Taufiq
Lebih terperinciPENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS
5 PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS Muhammad Irsyad Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung Keywords : Turbin Angin Savonius Sudu Elliptik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis meggunakan metode eksperimental dengan pendekatan kuantitatif yaitu melakukan pengamatan untuk mencari data penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE
STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE (VAWT) SKALA KECIL ( Citra Resmi, Ir.Sarwono, MM, Ridho Hantoro, ST, MT) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS
Lebih terperinciKinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu
Technical Paper Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu Performance of Cassava Chip Drying Sandi Asmara 1 dan Warji 2 Abstract Lampung Province is the largest producer of cassava in Indonesia. Cassava has a
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.
29 BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 3.1 Konsep Perancangan Sistem Adapun blok diagram secara keseluruhan dari sistem keseluruhan yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak gedung maupun pabrik menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya. Penggunaan motor motor listrik ini membutuhkan energi listrik yang cukup
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENGUJIAN PENDAHULUAN FILTER Dalam pengambilan sampel partikel tersuspensi (TSP) dengan metode high volume air sampling, salah satu komponen utama yang harus tersedia adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil dan Analisa pengujian Pengujian yang dilakukan menghasilkan data data berupa waktu, temperatur ruang cool box, temperatur sisi dingin peltier, dan temperatur sisi panas
Lebih terperinciPembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah
Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah Ayub Subandi Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia * ayub.subandi@email.unikom.ac.id
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang didapat dari hasil penelitian yaitu berupa laju aliran, volume chiller, temperatur dan tekanan sebelum atau sesudah system menyala pada system
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari skripsi meliputi gambaran alat, cara kerja sistem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE
ANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE Hasnul Khuluqi 1*, Syamsul Hadi 2*, Dominicus Danardono 3*. 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciGambar 1.1 Perkiraan kebutuhan energi final nasional (Outlook Energi Indonesia, BPPT 2012)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Krisis energi dan perubahan iklim global merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh hampir seluruh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya 4.1.1. Analisis Radiasi Matahari Analisis dilakukan dengan menggunakan data yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. INDORAMA SYNTHETICS, Tbk Jatiluhur Purwakarta. Yang akan dijadikan subjek skripsi adalah motor induksi 3 fasa yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pengambilan dan Pengolahan Data Berdasarkan pembelajaran mengenai pembangkit energi tenaga angin yang telah ada maka berdasar dengan fungsi dan kegunaan maka dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan penduduk di Indonesia bertambah sejalan dengan deret ukur. Hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya sejumlah anggota dalam setiap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan
Lebih terperinciUJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI
UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI (Test of Blade Number of Irrigation Water Power Plant Equipment) Amanda Buna Satria Siregar 1,2), Saipul Bahri Daulay 1), Sulastri Panggabean
Lebih terperinciUJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : YASIR DENHAS NIM.
Lebih terperinciPENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA
Pengujian Bantalan Beton untuk Track Jalan Kereta Api (Dwi Purwanto) PENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA Dwi Purwanto Abstract This paper discuss
Lebih terperinciTurbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut
Dinamika Teknik Mesin 6 (2016) 107-112 Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut I.B. Alit*, Nurchayati, S.H. Pamuji Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram,
Lebih terperinciAbstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU
ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi
Lebih terperinciANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA Lustyyah Ulfa, Ridho
Lebih terperinciPENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK
PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK Martono Dwi Atmadja *, Harrij Mukti Kristiana, Farida Arinie Soelistianto Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang,
Lebih terperinciDeskripsi BALING-BALING KAPAL BERSIRIP
1 Deskripsi BALING-BALING KAPAL BERSIRIP 5Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan suatu sirip-sirip penambah daya dorong pada baling-baling kapal, khususnya sirip-sirip tersebut dibuat menyatu
Lebih terperinciDeskripsi BALING-BALING KAPAL BERSIRIP
1 Deskripsi BALING-BALING KAPAL BERSIRIP Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan suatu sirip-sirip penambah daya dorong pada baling-baling kapal, khususnya sirip-sirip tersebut dibuat menyatu
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS
BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Turbin Angin Turbin angin yang telah dirancang, dibuat, dan dirakit perlu diuji untuk mengetahui kinerja turbin angin tersebut. Pengujian yang dilakukan
Lebih terperinciJurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26
Analisa Perbandingan Efisiensi Energi Dari Penempatan Rangkaian Pengontrol Kecepatan Motor Induksi Kapasitor Running Satu Fasa, 220 Volt, 30 Watt, 1370 RPM, Yang Terhubung Pada Suplai Dengan Yang Terhubung
Lebih terperinciPENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK
PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN PENGATURAN SUHU PENGKONDISI UDARA JENIS TERPISAH (AC SPLIT) TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI
PENGARUH PERUBAHAN PENGATURAN SUHU PENGKONDISI UDARA JENIS TERPISAH (AC SPLIT) TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI Tri Anggono *), Arfie Ikhsan *), Nurwinda **) *) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Lebih terperinci2014, No Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang En
No.829, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Hemat Energi. Label. Pembubuhan. Lampu Swabalast. PERATURAN MENTERI ENERGI SUMBERDAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEMBUBUHAN
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, konsumsi energi listrik pada masyarakat sangat meningkat yang diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan bertambahnya
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)
Dinamika Teknik Mesin, Volume No. Juli 01 Kade Wiratama, Mara, Edsona: Pengaruh PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH) I Kade Wiratama,
Lebih terperinciPREDIKSI PERKEMBANGAN BEBAN LISTRIK DI KECAMATAN RANAH PESISIR SAMPAI TAHUN 2025
Prediksi Perkembangan Beban Listrik di Kecamatan Ranah Pesisir Sampai 2015 PREDIKSI PERKEMBANGAN BEBAN LISTRIK DI KECAMATAN RANAH PESISIR SAMPAI TAHUN 2025 Oleh: Arfita Yuana Dewi 1), Arynugraha Tri Saputra
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengukuran Setelah melakukan pengujian di PT. Emblem Asia dengan menggunakan peralatan penguji seperti dijelaskan pada bab 3 didapatkan sekumpulan data berupa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POSISI THROTTLE, PUTARAN MESIN DAN POSISI GIGI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA BEBERAPA KENDARAAN PENUMPANG
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 9 No. 1 Januari 2013 ; 12-17 HUBUNGAN ANTARA POSISI THROTTLE, PUTARAN MESIN DAN POSISI GIGI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA BEBERAPA KENDARAAN PENUMPANG Nazaruddin Sinaga
Lebih terperinciANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI
ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: MUH ARIES SETYAWAN NIM. I8113022 PROGRAM DIPLOMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi
Lebih terperinciAhmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *
ANALISA EFEKTIFITAS PENAMBAHAN MEDIA AIR KONDENSAT PADA AC SPLIT 1,5 PK TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI (EER) Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal
Lebih terperinciAntiremed Kelas 11 FISIKA
Antiremed Kelas FISIKA Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARFIS0UAS Version : 205-02 halaman 0. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r= 5t 2 +, maka kecepatan rata -rata antara
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN ENERGI MOTOR LISTRIK PADA PROTOTYPE MOBIL HYBRID
ANALISA KEBUTUHAN ENERGI MOTOR LISTRIK PADA PROTOTYPE MOBIL HYBRID Sueb Herdianto 1, Mardjuki 2, Suprayogi 3 Abstract Environmental pollution and fuel savings are a significant problem for the life of
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. MEODOLOGI PENELIIAN A. EMPA DAN WAKU PENELIIAN Penelitian ini dilakukan di Lab. E, Lab. Egrotronika dan Lab. Surya Departemen eknik Mesin dan Biosistem IPB, Bogor. Waktu penelitian dimulai pada bulan
Lebih terperinciHubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik
1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф
Lebih terperinciKampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract
ANALISIS EVAPORATIVE AIR COOLER DENGAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA Hendra Listiono 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Lebih terperinciPENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo
PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENGARUH VARIASI JUMLAH STAGE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS TIPE- L Krisna Slamet Rasyid, Sudarno, Wawan Trisnadi
Lebih terperinciANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto
ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU Muhammad Suprapto Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam Kalimantan MAB Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin Email : Muhammadsuprapto13@gmail.com
Lebih terperinciPERMEN ESDM NO.2 TAHUN 2018 TENTANG PEMBERLAKUAN WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN PERMEN ESDM NO.2 TAHUN 2018 TENTANG PEMBERLAKUAN WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN JAKARTA, 29
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL
ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL Yeni Yusuf Tonglolangi Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin, UKI Toraja email: yeni.y.tonglolangi@gmail.com Abstrak Pola
Lebih terperinci3. METODOLOGI ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Tabel 5. Daftar alat yang digunakan pada penelitian
3. METODOLOGI 3.1. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini berlangsung mulai bulan Juni sampai Desember 2009. Kegiatan penelitian terdiri dari perancangan, pembuatan serta pengujian alat HVAS. Pembuatan
Lebih terperinciPENGARUH LEBAR BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL
Artikel Skripsi PENGARUH LEBAR BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik
Lebih terperinci