SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga
|
|
- Hartanti Darmali
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Standar Nasional Indonesia Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan unjuk kerja (IEC Edition 1.2 (2001), Self-ballasted lamps for general lighting services - Performance requirements, IDT) ICS Badan Standardisasi Nasional
2
3 Daftar isi Daftar isi...i Prakata.....ii Bagian satu: Umum Ruang lingkup Definisi... 1 Bagian dua: Persyaratan lampu Dimensi Kondisi uji Waktu penyalaan dan persiapan (run-up) Daya lampu Fluks cahaya Warna Pemeliharaan lumen (lumen maintenance) Umur lampu Harmonisa (dalam pemabahsan)... 4 Bagian tiga: Kondisi kesesuaian (dalam pembahasan)... 4 Lampiran A (normatif) Metoda pengukuran karakteristik lampu... 5 i
4 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan unjuk kerja, diadopsi secara identik dari Standar International Electrotechnical Commission (IEC) Edition 1.2 (2001) dengan judul Selfballasted lamps for general lighting services - Performance requirements Bila terdapat keraguan atas terjemahan ini, agar dapat mengacu pada dokumen asli standar IEC tersebut. Standar ini disusun didasarkan pada pertimbangan untuk mengantisipasi kerjasama ASEAN di bidang standardisasi melalui harmonisasi standar Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 31-01, Elektronika untuk Keperluan Rumah Tangga melalui Rapat Teknis, Rapat Prakonsensus dan terakhir Rapat Konsensus pada tanggal 6 Desember 2006 di Jakarta yang dihadiri wakil-wakil dari produsen, konsumen, asosiasi, lembaga peneliti dan instansi terkait lainnya. ii
5 1 Ruang lingkup Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan unjuk kerja Bagian satu: Umum Standar ini menetapkan persyaratan kerja beserta metoda uji dan kondisi yang diperlukan untuk menujukkan kesesuaian lampu Fluoresen tabung dan lampu pelepasan gas lain dengan cara terintegrasi untuk mengendalikan kerja penyalaan awal dan kerja stabil (lampu swa-balast), yang dimaksudkan untuk tujuan pencahayaan rumah tangga dan pencahayaan umum, dengan ketentuan : daya pengenal sampai dengan 60 W; tegangan pengenal 100 V sampai 250 V; jenis kaki lampu edison atau bayonet. Persyaratan standar ini hanya berlaku untuk uji jenis. Persyaratan pengujian untuk seluruh produk atau tumpak (Batch) sedang dalam pembahasan. Persyaratan unjuk kerja ini merupakan tambahan kepada persyaratan dalam IEC (SNI ). 2 Definisi Untuk keperluan standar ini digunakan definisi sebagai berikut : 2.1 lampu swabalast suatu unit yang tidak dapat dilepas tanpa merusak secara permanent, dilengkapi dengan kaki lampu dan yang digabungkan denagn sumber cahaya dan elemen tambahan yang diperlukan untuk penyalaan dan kestabilan kerja sumber cahaya 2.2 jenis lampu-lampu yang identik dalam pengenal nilai photometri dan nilai listriknya, tetapi tidak tergantung pada jenis kaki lampu 2.3 tegangan pengenal tegangan atau julat tegangan yang tercantum pada lampu 2.4 tegangan uji tegangan yang digunakan untuk pengujian 2.5 daya pengenal daya yang tercantum pada lampu 1 dari 6
6 2.6 frekuensi pengenal frekuensi yang tercantum pada lampu atau dinyatakan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab 2.7 fluks cahaya pengenal fluks yang dicantumkan pada lampu atau dinyatakan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab 2.8 pemeliharaan lumen flukst cahaya pada waktu yang ditentukan selama umur lampu dibagi nilai awal fluks cahaya lampu dan dinyatakan sebagai persentase dari fluks cahaya awal 2.9 nilai awal karakteristik fotometrik dan listrik pada akhir periode penyalaan (ageing) 100 jam 2.10 umur lampu (individu) periode operasi sampai tidak menyala atau menurut kriteria lain mengenai unjuk kerja lampu yang ditetapkan dalam standar ini 2.11 umur lampu rata-rata (umur lampu hingga gagal 50% ) lamanya waktu ketika 50% lampu mencapai akhir umur individunya 2.12 umur lampu rata-rata pengenal (umur lampu pengenal hingga gagal 50% ) yang diharapkan ketika 50 % dari sejumlah besar lampu mencapai akhir umur individunya umur lampu dinyatakan oleh suatu pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab sebagai waktu 2.13 warna karakteristik warna lampu didefinisikan oleh tampilan warna dan terjemahan warna (colour rendition): a) warna aktual lampu disebut tampilan warna dan didefinisikan dalam bentuk nilai trirangsangan spektrum (koordinat warna) sesuai dengan rekomendasi CIE. b) Karakteristik spektrum cahaya yang dipancarkan oleh lampu berpengaruh atas tampilan obyek yang diiluminasikannya; efek ini disebut terjemahan warna (colour rendition) warna pengenal tampilan warna sebagaimana dinyatakan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab, atau warna yang sesuai dengan peruntukan warna yang dicantumkan pada lampu waktu penyalaan waktu yang diperlukan bagi lampu, setelah suplai daya dihidupkan, untuk mulai menyala secara penuh dan tetap menyala 2 dari 6
7 2.16 waktu persiapan waktu yang diperlukan bagi lampu, setelah tegangan suplai dihidupkan, untuk mencapai 80% dari fluks cahaya akhirnya 2.17 waktu stabilisasi waktu penyalaan lampu yang diperlukan untuk mencapai karakteristik pengoperasian listrik dan fotometrik stabil 2.18 uji jenis pengujian atau serangkaian pengujian yang dilakukan pada contoh uji jenis untuk keperluan pengecekan kesesuaian rancangan produk dengan persyaratan standar yang relevan 2.19 contoh uji jenis contoh yang terdiri dari satu atau lebih unit yang serupa yang diserahkan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab untuk kepentingan uji jenis 3 Dimensi Bagian dua: Persyaratan lampu Dimensi lampu harus sesuai dengan persyaratan sebagaimana ditunjukkan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab. 4 Kondisi uji Kondisi uji untuk pengujian karakteristik photometrik dan listrik, pemeliharaan lumen dan umur hidup diberikan dalam lampiran A. 5 Waktu penyalaan dan persiapan (run-up) Waktu penyalaan dan persiapan harus sesuai dengan nilai sebagaimana ditunjukkan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab. 6 Daya lampu Daya awal yang didisipasikan/disebarkan oleh lampu tidak melebihi 115 % dari daya pengenal. 7 Fluks cahaya Fluks cahaya awal diukur setelah waktu penyalaan tidak boleh kurang dari 90% fluks cahaya pengenal. 3 dari 6
8 8 Warna Koordinat warna lampu harus berada dalam area toleransi pada table kromasitas yang dinyatakan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab, tetapi setidak-tidaknya berada dalam 5 SDCM dari nilai sasaran. Untuk informasi selanjutnya lihat Lampiran D IEC Pemeliharaan lumen (lumen maintenance) Setelah jam operasi, termasuk periode penyalaan, pemeliharaan lumen harus tidak kurang dari nilai yang diumumkan oleh pabrikan atau penjual (vendor) yang bertanggung jawab. 10 Umur lampu Umur lampu sampai gagal 50 % (umur rata-rata) diukur pada n lampu harus tidak kurang dari umur lampu pengenal sampai gagal 50 % ( n dinyatakan oleh pabrikan atau penjual (vendor) yang bertanggung jawab, tetapi sedikitnya 20 lampu). 11 Harmonisa dalam pembahasan Bagian tiga: Kondisi kesesuaian Persyaratan untuk percontohan dan kesesuaian dalam pembahasan. 4 dari 6
9 A.1 Umum Lampiran A (normatif) Metoda pengukuran karakteristik lampu Semua pengujian dilakukan dalam ruang tanpa gerakan udara (draught-proof) pada suhu ruangan (25± 1) ºC dan kelembaban nisbi maksimum 65%. Tegangan uji harus stabil dalam ± 0,5%, selama periode stabilisasi, dan toleransi ini dikurangi menjadi ± 0,2% pada saat pengukuran. Untuk pengujian umur lampu toleransinya adalah 2%. Kandungan harmonisa total tegangan suplai tidak melebihi 3% 1. Kandungan harmonisa didefinisikan sebagai penjumlahan r.m.s komponen harmonisa individu dengan menggunakan dasar 100%. Semua pengujian harus dilakukan pada frekuensi pengenal. Kecuali jika ditetapkan untuk keperluan spesifik oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab, maka lampu harus dioperasikan di udara bebas pada base-up vertikal untuk semua pengujian termasuk pengujian umur lampu. Instrumen listrik dan photometrik yang digunakan harus dipilih yang mempunyai jaminan ketelitian dengan persyaratan uji. A.2 Penyalaan dan persiapan Pengujian penyalaan dan persiapan harus dilakukan sebelum uji penyalaan kecuali untuk lampu yang dinyatakan oleh pabrikan sebagai lampu jenis VPC (Vapour Pressure Control - Kendali Tekanan Uap), dengan prosedur sebagai berikut : Lampu VPC di-ageing selama sedikitnya 100 jam dari operasi normal dan kemudian dimatikan sedikitnya selama 24 jam sebelum dilakukan uji persiapan. Uji penyalaan untuk lampu VPC harus dilakukan sebelum uji penyalaan dan pada awal uji persiapan. Tegangan uji untuk uji penyalaan harus sama dengan 92% dari tegangan pengenal atau, dalam julat tegangan 92% dari nilai minimum dari julat tersebut. A.3 Karekterristik photometrik dan listrik A.3.1 Tegangan uji Tegangan uji adalah harus tegangan pengenal. Dalam hal julat tegangan, pengukuran harus dilakukan pada nilai rata-rata 1 Untuk beberapa lampu swa-balast diperlukan nilai yang lebih rendah untuk pengukuran photometrik dan listrik 5 dari 6
10 A.3.2 Ageing Lampu harus di-ageing selama 100 jam operasi normal. A.3.3 Waktu stabilisasi Lampu harus diukur pada tegangan uji segera setelah periode stabilisasi seperti yang dinyatakan oleh pabrikan atau penjual (vendor) yang bertanggung jawab. A.4 Umur lampu dan pemeliharaan ilumen A.4.1 Suhu ruangan Suhu ruangan harus dalam dijaga dalam rentangan 15ºC sampai 40ºC. Aliran udara (draught) yang berlebihan harus dihindarkan dan lampu agar tidak mengalami goncangan dan getaran yang ekstrim. Kondisi ini dalam pembahasan. A.4.2 Tegangan uji Tegangan uji harus tegangan pengenal dengan toleransi ± 2%. Dalam hal julat tegangan, pengukuran harus dilakukan pada nilai rata-rata. A.4.3 Nyala dan padam Lampu pada pemeliharaan uji lumen dan uji umur lampu harus dipadamkan delapan kali tiap 24 jam. Periode padam adalah antara 10 menit dan 15 menit. Periode nyala adalah sedikitnya 10 menit. A.4.4 Menetapkan umur lampu rata-rata Umur lampu rata-rata diperoleh dari pengujian sedikitnya 20 lampu. 6 dari 6
11
12 BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta Telp: ; Faks: ; bsn@bsn.or.id
Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Tegangan standar ICS 29.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi SNI 04-0227-2003 Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Tabel tegangan
Lebih terperinciTusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran
Standar Nasional Indonesia Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran ICS 29.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi
Lebih terperinciPeranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin
SNI IEC 60335-2-80:2009 Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin (IEC 60335-2-80 (2005-11), IDT) ICS 13.120 Badan
Lebih terperinciLampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan
Standar Nasional Indonesia Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1
Lebih terperinciKabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun
Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi
Lebih terperinciKayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan
SNI 7537.3:2011 Standar Nasional Indonesia Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan ICS 79.040.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan
Lebih terperinciKayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification
SNI ISO 1096:2010 Standar Nasional Indonesia Kayu lapis - Klasifikasi Plywood - Classification (ISO 1096:1999,IDT) Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu ICS 79.060 Badan
Lebih terperinciPertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis
SNI 7336:2008 Standar Nasional Indonesia Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak
Lebih terperinciPupuk kalium klorida
Standar Nasional Indonesia Pupuk kalium klorida ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1
Lebih terperinciPengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat
SNI 7585:2010 Standar Nasional Indonesia Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 7585:2010 Daftar isi Daftar isi...i
Lebih terperinciPengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara
SNI 7586:2010 Standar Nasional Indonesia Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 7586:2010 Daftar isi Daftar isi...i
Lebih terperinciSpesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman ICS 91.060.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan...
Lebih terperinciBaja tulangan beton hasil canai panas Ulang
Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang Lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah
Lebih terperinciMetoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja
Standar Nasional Indonesia Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja ICS 13.140 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciPemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi
Standar Nasional Indonesia Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi ICS 13.020.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah
LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan 1. Beaker Glass 2. Blender 3. Micrometer 4. Wadah 51 5. Cetakan Kertas 6. Neraca Digital 7. Digester 52 8. Tensile Strength Terster 9. Tearing Strength Tester 10.
Lebih terperinciKabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur)
Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur) ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG PEMBUBUHAN LABEL TANDA HEMAT ENERGI UNTUK LAMPU SWABALAST DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPupuk urea amonium fosfat
Standar Nasional Indonesia Pupuk urea amonium fosfat b. ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciPeranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa
Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa ICS 13.120; 23.080; 97.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar
Lebih terperinciTata cara pengambilan contoh uji beton segar
Standar Nasional Indonesia Tata cara pengambilan contoh uji beton segar ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan
Lebih terperinciBaja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)
Standar Nasional Indonesia Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Gambir ICS 67.220.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1 4 Syarat mutu... 1 5 Pengambilan contoh...
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Mete gelondong ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Pendahuluan...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1 4 Istilah... 1 5 Penggolongan...
Lebih terperinciPupuk SP-36 SNI
Standar Nasional Indonesia Pupuk SP-36 ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Syarat
Lebih terperinciSNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.
Standar Nasional Indonesia Jeruk keprok ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan
Lebih terperinciPeranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa
Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa (IEC 60335-2-41 (2005-06), IDT) ICS 13.120; 97.180; 23.080 Badan Standardisasi
Lebih terperinciBatang uji tarik untuk bahan logam
Standar Nasional Indonesia Batang uji tarik untuk bahan logam ICS 77.040.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... 1 Pendahuluan...ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1 4
Lebih terperinciPupuk tripel super fosfat plus-zn
Standar Nasional Indonesia Pupuk tripel super fosfat plus-zn ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciBenih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)
SNI 01-7158-2006 Standar Nasional Indonesia Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah
Lebih terperinciTelur ayam konsumsi SNI 3926:2008
Standar Nasional Indonesia Telur ayam konsumsi ICS 67.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1
Lebih terperinciCara uji slump beton SNI 1972:2008
Standar Nasional Indonesia Cara uji slump beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah
Lebih terperinciBenih panili (Vanilla planifolia Andrews)
Standar Nasional Indonesia Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3
Lebih terperinciMetode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)
Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D 6930-04, MOD.) Badan Standardisasi Nasional SNI 6828:2012 BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.
Lebih terperinciAtmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi
Standar Nasional Indonesia Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi Standard atmospheres for conditioning and/or testing Specifications ICS 19.020 (ISO 554 1976, IDT) Badan
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi
Lebih terperinciMetode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron
Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 SNI 3643:2012 Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.
Lebih terperinciKayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan
Standar Nasional Indonesia Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan ICS 79.040.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin
Lebih terperinciMetode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)
Standar Nasional Indonesia SNI ASTM D6934:2012 Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D 6934 04, IDT) ICS 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.
Lebih terperinciCara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS 91.100.15; 91.010.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang
Lebih terperinciPupuk amonium sulfat
Standar Nasional Indonesia Pupuk amonium sulfat ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Prakata... i Daftar isi... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1
Lebih terperinciMetode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)
Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D 6935 04, IDT) Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin,
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
SNI 2836:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2836:2008 Daftar
Lebih terperinciSNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya
Standar Nasional Indonesia Pepaya ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan mengenai
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
SNI 2835:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2835:2008 Daftar
Lebih terperinciMetoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan
Standar Nasional Indonesia Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan ICS 13.040.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata... ii Pendahuluan...iii
Lebih terperinciPupuk kalium sulfat SNI
Standar Nasional Indonesia Pupuk kalium sulfat ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4
Lebih terperinciSelang karet untuk kompor gas LPG
Standar Nasional Indonesia Selang karet untuk kompor gas LPG ICS 83.140.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1
Lebih terperinciPupuk dolomit SNI
Standar Nasional Indonesia Pupuk dolomit ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Syarat mutu... 1 4 Pengambilan contoh...
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBUBUHAN LABEL TANDA HEMAT ENERGI UNTUK LAMPU SWABALAST DENGAN
Lebih terperinciBaja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)
Standar Nasional Indonesia Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS) ICS 77.140.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciBenih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)
Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciSemen portland komposit
Standar Nasional Indonesia Semen portland komposit ICS 91.100.10 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi
Lebih terperinciKayu lapis Istilah dan definisi
Standar Nasional Indonesia Kayu lapis Istilah dan definisi (ISO 2074:2007, IDT) ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Jenis kayu lapis...
Lebih terperinciBenih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar
Standar Nasional Indonesia SNI 6140:2009 Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 6140:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...
Lebih terperinciKabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 2: Metode uji
Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 2: Metode uji ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciProduksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang
Standar Nasional Indonesia Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang ICS 65.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang
Lebih terperinciMetode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat
Standar Nasional Indonesia SNI 4137:2012 Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat ICS 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Sari buah tomat ICS 67.160.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang Iigkup...1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1 4 Syarat mutu...2 5 Pengambilan
Lebih terperinciSemen beku Bagian 1: Sapi
Standar Nasional Indonesia Semen beku Bagian 1: Sapi ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...
Lebih terperinciBaja lembaran lapis seng (Bj LS)
Standar Nasional Indonesia Baja lembaran lapis seng (Bj LS) ICS 77.14.5 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciBenih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Standar Nasional Indonesia Benih tebu ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Persyaratan mutu bibit... 3 4
Lebih terperinciBibit induk (parent stock) itik Mojosari meri
Standar Nasional Indonesia Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciPupuk amonium klorida
Standar Nasional Indonesia Pupuk amonium klorida ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1
Lebih terperinciSURVEI LAMPU SWA-BALAST YANG MEMENUHI PERSYARATAN LABEL HEMAT ENERGI DAN IDENTIFIKASI KEBIJAKAN PENDUKUNG. M. Indra al Irsyad dan Weltis Sasnofia
SURVEI LAMPU SWA-BALAST YANG MEMENUHI PERSYARATAN LABEL HEMAT ENERGI DAN IDENTIFIKASI KEBIJAKAN PENDUKUNG M. Indra al Irsyad dan Weltis Sasnofia Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan,
Lebih terperinciMinyak terpentin SNI 7633:2011
Standar Nasional Indonesia Minyak terpentin ICS 65.020.99 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi
Lebih terperinciPeranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik
Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik (IEC 60335-2-3 (2005-12), IDT) ICS 97.060; 13.120 Badan Standardisasi
Lebih terperinciPenilaian beban kerja berdasarkan tingkat kebutuhan kalori menurut pengeluaran energi
SNI 7269:2009 Standar Nasional Indonesia Penilaian beban kerja berdasarkan tingkat kebutuhan kalori menurut pengeluaran energi ICS 13.100 Badan Standardisasi Nasional SNI 7269:2009 Daftar isi Daftar isi...i
Lebih terperinciSNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional
Standar Nasional Indonesia Durian ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Minyak goreng. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Minyak goreng ICS 67.200.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata.....ii 1 Ruang lingkup......1 2 Acuan normatif....1 3 Definisi......1 4 Syarat mutu....1
Lebih terperinciBibit induk (parent stock) itik Alabio meri
SNI 7557:2009 Standar Nasional Indonesia Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional SNI 7557:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii
Lebih terperinciKatup tabung baja LPG
Standar Nasional Indonesia Katup tabung baja LPG ICS 23.020.30 Badan Standardisasi Nasional Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI), Katup tabung baja LPG merupakan revisi SNI 1591:2007 dengan pertimbangan:
Lebih terperinciMetode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian
Standar Nasional Indonesia SNI 1975:2012 Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian ICS 13.080.20; 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta
Lebih terperinciMetode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar
Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 SNI 7619:2012 Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS
SNI 01-3951-1995 Standar Nasional Indonesia Susu pasteurisasi ICS 13.040.30 Badan Standardisasi Nasional SNI 01-3951-1995 Daftar isi Daftar isi...i Pendahuluan... 1 Spesifikasi... 1 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011
Standar Nasional Indonesia ICS 13.060.50 Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin
Lebih terperinciTata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap
Standar Nasional Indonesia SNI 7711.2:2012 Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap ICS 91.060.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pasangan dinding
Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pasangan dinding ICS 91.080.30 Badan Standardisasi Nasional BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV
Lebih terperinciCara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles
Standar Nasional Indonesia Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciKertas dan karton - Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen
Standar Nasional Indonesia Kertas dan karton - Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen ICS 85.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung didalam
Lebih terperinciDP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004
DP.01.02 INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan,
Lebih terperinciLAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PENERANGAN JALAN UMUM
LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PENERANGAN JALAN UMUM REGULASI TEKNIS TERKAIT PJU Telah diterbitkan 11 Peraturan Menteri ESDM tentang pemberlakukan SNI Wajib untuk produk ketenagalistrikan. Standar
Lebih terperinciSNI. Baja tulangan beton SNI Standar Nasional Indonesia ICS ~ Stanzfardisasi. w $$: '" Nasioi:al. -..
Stanzfardisasi SNI Standar Nasional Indonesia SNI 07-2052-2002 Baja tulangan beton ICS 27.180 -~ -..~ Badan -- ~. -- - - Nasioi:al w $$: '". : SNI 07-2052-2002 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... 1 Ruang
Lebih terperinciCara uji kadar air total agregat dengan pengeringan
Standar Nasional Indonesia Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Kecap kedelai ICS 67.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Pendahuluan...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1 4 Klasifikasi... 1 5 Syarat
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala
Standar Nasional Indonesia SNI 6989.16:2009 Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar
Lebih terperinciPakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate)
Standar Nasional Indonesia Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate) ICS 65.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciPengukuran intensitas penerangan di tempat kerja
Standar Nasional Indonesia Pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja ICS 17.180.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...
Lebih terperinciCara uji penetrasi aspal
SNI 2432:2011 Standar Nasional Indonesia Cara uji penetrasi aspal ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh
Lebih terperinciMinyak daun cengkih SNI
SNI 06-2387-2006 Standar Nasional Indonesia Minyak daun cengkih ICS 71.100.60 Badan Standardisasi Nasional i Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan
Lebih terperinciBambu lamina penggunaan umum
Standar Nasional Indonesia Bambu lamina penggunaan umum ICS 79.060.01 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
Lebih terperinciCara uji daktilitas aspal
Standar Nasional Indonesia Cara uji daktilitas aspal ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi
Lebih terperinciPerpustakaan khusus instansi pemerintah
Standar Nasional Indonesia Perpustakaan khusus instansi pemerintah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3
Lebih terperinciMetode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)
Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C 136-06, IDT) Badan Standardisasi Nasional SNI ASTM C136:2012 BSN 2012 Hak cipta dilindungi
Lebih terperinci