Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu Fajar Suryanto, Heri Supomo Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia hsupomo@na.its.ac.id Abstrak Terdapat perbedaan antara pembengkokkan material baja dengan material kayu untuk pembuatan kapal. Jika kayu diberikan tekanan langsung seperti pembendingan baja, kayu tersebut akan mudah pecah. Dibutuhkan teknik tekuk perlahan dengan bantuan berupa perlakuan panas pada kayu. Penelitian ini menjelaskan perlakuan panas menggunakan penguapan dan panas api (pembakaran) dalam pembuatan kapal kayu berbahan bambu laminasi. Perlakuan penguapan dilakukan menggunakan peralatan steam wood sederhana, lama perlakuan adalah satu jam. Bambu di bentuk di atas matras menggunakan kempa agar bambu tidak kembali kebentuk asal (lurus). Untuk perlakuan panas, bilah bambu direndam selama lima menit, kemudian bilah di panaskan dengan api sambil perlahan dibentuk sesuai dengan bentuk gading yang sudah ditentukan. Perekatan menggunakan lem dapat diaplikasikan jika kadar air bilah bambu berkisar antara 15-18%. Hasil pengujian didapatkan kuat tarik perlakuan bakar seksi lengkung 33,771 MPa, perlakuan bakar seksi lurus 36,273 MPa, sedangkan untuk perlakuan penguapan seksi lengkung 40,937 MPa, perlakuan penguapan seksi lurus 44,262 MPa. Untuk kuat tekan perlakuan bakar seksi lengkung 38,06 MPa, perlakuan bakar seksi lurus 45,021 MPa, sedangkan untuk perlakuan penguapan seksi lengkung 47,652 MPa, perlakuan penguapan seksi lurus 52,452 MPa. Dari hasil pengujian di atas dapat dilihat dari segi teknisnya bahwa kuat tarik dan kuat tekan menggunakan metode penguapan jauh lebih baik dibandingkan menggunakan metode pembakaran. Kata kunci Kapal kayu, bambu laminasi, penguapan, pemanasan, steam wood K I. PENDAHULUAN EBUTUHAN material kayu semakin meningkat seiring dengan meningkatnya sifat konsumtif manusia. Hal ini berdampak buruk kepada persediaan kayu dunia. Pengaruh langsungnya adalah membuat harga kayu dipasaran semakin hari semakin mahal. Banyak habitat dan spesies tanaman yang berada di bawah ancaman serius akibat deforestasi. Antara tahun 1990 sampai 2005, Indonesia kehilangan 28 juta hektare hutan, termasuk 21,7 juta hektare hutan perawan [1]. Selain deforestasi, kebakaran hutan akibat kecerobohan manusia juga berdampak buruk dibanyak aspek, baik kelangsungan hidup ekosistem, maupun isu global warming. Panas bumi semakin bertambah berbanding lurus dengan berkurangnya area hutan, karena pohon merupakan sumber kehidupan. Dalam upaya mengatasi permasalahan di atas, perlu dikembangkan teknologi bahan alternatif pengganti kayu yang selama ini digunakan sebagai bahan baku berbagai produk kebutuhan primer manusia. Salah satu bahan yang dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti kayu adalah bambu. Bambu mempunyai banyak keunggulan untuk dijadikan alternatif sebagai bahan bangunan maupun peralatan lain yang berbahan dasar dari kayu hasil hutan. Bambu merupakan tumbuhan yang mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Untuk melakukan budidaya bambu tidak memerlukan investasi yang besar. Hasilnya dapat diperoleh secara menerus tanpa menanam lagi, karena bambu tumbuh berkembang dari tunas. Budidaya bambu dapat dilakukan semua orang, dengan peralatan sederhana dan tidak memerlukan bekal pengetahuan yang tinggi [2]. Bambu memiliki sifat mekanis yang hampir sama dengan kayu. Oleh karena itu, proses pembengkokan atau pelurusan bambu perlu dibantu dengan alat pemanas. Pemanasan diperlukan untuk melunakkan batang bambu sehingga mudah dibentuk. Alat bantu ini akan berperan penting untuk membuat batang bambu melengkung. Beberapa pengrajin menggunakan kempa atau klem khusus untuk menahan bambu yang sudah diberikan proses panas selama beberapa jam hingga bentuk lengkungan yang diinginkan tidak berubah. Pemanasan menggunakan panas api untuk pembengkokan kayu cukup banyak digunakan oleh industri mebel atau khususnya pada industri kapal kayu. Penelitian ini membahas tentang pembuatan alat steam wood atau alat untuk menguapkan bilah bambu sebagai alat bantu membentuk gading kapal berbahan laminasi bambu. Perbedaan pemanasan bilah bambu dengan metode penguapan dan pemanasan menggunakan api juga dijelaskan lebih lanjut dalam penelitian yang berjudul Studi Inovasi Peralatan Steam Wood Untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu ini. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh praktisi galangan kapal kayu sebagai alat bantu untuk mempermudah proses bending gading kapal berbahan bambu laminasi. II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini diawali dengan pembuatan peralatan steam wood seperti desain yang terlihat pada Gambar 1. Peralatan penguapan (steam wood) ini terdiri dari boiler, steam tube, dan pipa fleksibel. Boiler berfungsi untuk menghasilkan uap yang digunakan sebagai media pemanasan bilah bambu. Steam tube (tabung penguapan) sepanjang tiga meter yang terbuat dari pipa galvanis berguna sebagai tempat penguapan bilah bambu sebelum proses pembentukan gading kapal. Berikutnya

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) adalah pipa stainless steel fleksibel sepanjang 1,5 m, sebagai penghubung aliran uap dari boiler ke steam tube. Ketiga peralatan tersebut kemudian dirangkai menjadi peralatan steam wood. Setelah peralatan steam wood selesai dibuat, tahap berikutnya adalah pembuatan bilah bambu dengan tebal minimal 0,5 cm, maksimal 1 cm, dan lebar 3 cm menggunakan mesin serut meja (planner). Setelah bilah terbentuk, bilah diberikan perlakuan panas dengan api dan uap menggunakan peralatan steam wood. Langkah selanjutnya adalah membuat gading menggunakan bantuan kempa dan matras pembuat gading. Setelah gading terbentuk tahap selanjutnya adalah membuat spesimen uji mengikuti regulasi ASTM D3039 dan ASTM D3410 [3]-[4]. Peralatan Universal Testing Machine (UTM) digunakan untuk pengujian tarik dan tekan, sehingga didapatkan kekuatan tarik dan tekannya menggunakan persamaan (1). Perbedaannya adalah arah dari gayanya (F). Pengujian tarik bertanda positip (+), pengujian tekan bertanda negatip (-). σultimate = 2 Penelitian ini membutuhkan 150 bilah bambu untuk membuat dua buah gading kapal kayu bertonase 30 GT. Bambu ditipiskan dengan dimensi minimal lebar 3 cm dan tebal 0,5 cm menggunakan mesin serut meja (planner). Proses penipisan bilah bambu dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Proses penipisan bilah Bilah bambu yang sudah ditipiskan kemudian diuapkan menggunakan peralatan steam wood selama satu jam seperti pada Gambar 4. (1) Keterangan : σultimate = Tegangan maksimum (N/mm2) Fmaks = Gaya beban maksimum sebelum material patah (N) Ao = Luasan penampang melintang spesimen (mm2) Setelah tegangan maksimum diketahui, langkah berikutnya adalah menganalisa hasil uji mekanik dari bambu laminasi. Dari hasil pengujian dapat dibandingkan antara bambu yang tidak diberi proses pemanasan dan yang diberi proses pemanasan menggunakan uap dari alat steam wood. Desain peralatan steam wood dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 4. Proses penguapan bilah menggunakan peralatan steam wood Variasi perlakuan yang kedua adalah perlakuan menggunakan panas api seperti pada Gambar 5. Sebelumnya bilah direndam selama lima menit untuk menambah kadar air sebelum dibakar dengan api. Gambar 1. Peralatan Steam Wood Pada Gambar 1 terdapat sebuah boiler yang terbuat dari drum galvanis. Drum dilas menggunakan las karbit atau oxy asetylene dikarenakan tebal drum galvanis yang cukup tipis yaitu 2 mm. Pengelasan oxy asetylene dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 5. Proses penipisan bilah Pembuatan gading selanjutnya dapat dilakukan dengan bantuan kempa dan dapat dilem dengan jenis lem epoxy adhesive marine use bila kadar air dalam bambu diantara 1518%. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pengeleman gading dilakukan selama satu hari seperti pada Gambar 6. Gading dibentuk diatas matras pembuat gading dari hasil penelitian sebelumnya [5]. Gambar 2. Pengelasan boiler

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) Gambar 6. Proses pembentukan gading III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pembuatan spesimen pengujian, terdapat dua jenis variasi spesimen bambu laminasi. Variasi pertama adalah gading bilah laminasi yang sebelumnya sudah diberikan perlakuan penguapan dan pembakaran. Gambar 7 adalah contoh variasi spesimen tekan uap lengkung (UC) dan bakar lengkung (BC). 3 Gambar 9. Spesimen Uji Tarik Berikut ini Tabel 1 menjelaskan hasil pengujian tarik untuk spesimen BC. Tabel 1. Hasil uji tarik BC BC BC BC Dari Tabel 1 dapat dilihat nilai tegangan dan regangan untuk spesimen BC (bakar curve). Spesimen BC2 memiliki besar regangan dan tegangan paling besar dibandingkan spesimen BC1 dan BC3, yaitu sebesar 0,3696% dan kuat tarik (tegangan) sebesar 34,0136 MPa. Dari hasil tersebut dapat dikatakan spesimen BC2 memiliki sifat elastisitas lebih tinggi dibanding kedua spesimen lainnya. Gambar 7. Spesimen Tekan UC (Uap Curve) dan BC (Bakar Curve) Variasi kedua adalah bagian lengkung (curve section) dan lurus (straight section) dari masing-masing gading tersebut seperti pada Gambar 8. Pada pengujian tarik dan tekan masing-masing variasi diambil sebanyak tiga buah spesimen. B. Hasil Pengujian Tarik Metode Penguapan Curve Section Perlakuan penguapan seksi lengkung (curve section) ini selanjutnya dinamakan dengan UC (uap curve). Hasil pengujian untuk ketiga spesimen UC dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil uji tarik UC UC UC UC Gambar 8. Curve dan Straight Section gading Dari seksi lengkung (curve) dan lurus (straight) pada Gambar 8 kemudian dibentuk spesimen tarik dan tekan sebanyak masing-masing tiga buah mengikuti regulasi ASTM D3039 dan ASTM D3410 [3]-[4]. A. Hasil Pengujian Tarik Metode Pembakaran Curve Section Spesimen uji tarik untuk gading dengan metode perlakuan pemanasan dengan api berjumlah tiga test piece. Dalam perlakuan pembakaran seksi lengkung (curve section). Selanjutnya dinamakan dengan BC (bakar curve). Seksi lengkung yang dimaksudkan adalah bagian gading yang melengkung. Spesimen uji tarik yang tampak pada Gambar 9 dibentuk sesuai dengan standar ASTM D 3039 [3]. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa spesimen UC2 memiliki besar kuat tarik paling tinggi, yaitu sebesar 49,645 MPa dibandingkan dengan spesimen UC1 dan UC3 yang hanya memiliki besar kuat tarik 39,034 MPa dan 34,131 MPa untuk spesimen UC3. Dari hasil tersebut dapat dikatakan spesimen UC2 mampu mendapatkan beban lebih besar dibandingkan kedua spesimen lainnya. Hasil dari pengujian tarik untuk curve section didapatkan nilai beban rata rata maksimum dari ketiga spesimen BC (bakar curve) yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Tegangan rata-rata BC (MPa) BC BC BC Rata-rata

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 4 Setelah didapatkan hasil kuat tarik dari pengujian spesimen UP (uap curve) nilai tersebut dapat dikumpulkan dan dijelaskan pada Tabel 4. Tabel 4. Tegangan rata-rata UC (MPa) Dari Tabel 4 didapatkan bahwa metode uap menghasilkan kuat tarik curve section lebih baik yaitu 42,253 MPa. Setelah rata-rata tiap pengujian spesimen curve baik bakar maupun penguapan didapatkan, maka dapat dijelaskan dan diberikan kesimpulan seperti pada Gambar 10. Kuat Tarik (MPa) UC UC UC Rata-rata Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3 PENGUAPAN Gambar 10. Perbandingan kuat tarik seksi lengkung Gambar 10 menjelaskan besar perbedaan kuat tarik spesimen seksi lengkung antara metode penguapan dan metode pembakaran, dapat dilihat bahwa hasil pengujian metode penguapan lebih besar dari metode pembakaran. Besar perbedaan rata-rata pengujian tarik seksi lengkung antara metode penguapan dan metode pembakaran adalah sebesar 7,166 MPa. Dari Gambar 10 dapat terlihat perbedaan kuat tarik yang signifikan dari spesimen metode penguapan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kekuatan pengeleman dari tiap spesimen yang diambil adalah tidak sama atau dapat terjadi karena ruas yang digunakan sebagai spesimen adalah berbeda. Ruas ke 10 sampai 12 (5-6 meter) dari bonggol memiliki kekuatan tarik yang paling tinggi [6]. C. Hasil Pengujian Tarik Metode Pembakaran Straight Section PEMBAKARAN Spesimen uji tarik untuk gading dengan metode perlakuan pemanasan dengan api dilakukan dengan jumlah tiga test piece. Dalam perlakuan pembakaran seksi lurus (straight section) selanjutnya dinamakan dengan BL (bakar lurus). Pada Tabel 5 dijelaskan hasil pengujian untuk spesimen BL. Tabel 5. Hasil uji tarik BL BL BL BL Dari Tabel 5 dapat dilihat nilai tegangan dan regangan untuk spesimen BL (bakar lurus). Spesimen BL3 memiliki besar regangan dan tegangan paling besar dibandingkan spesimen BL1 dan BL2, yaitu sebesar 0,373% dan untuk regangannya dan kuat tariknya (tegangan) sebesar 41,583 MPa. Dari hasil tersebut dapat dikatakan spesimen BL3 memiliki sifat elastisitas lebih tinggi dibanding kedua spesimen lainnya. D. Hasil Pengujian Tarik Metode Penguapan Straight Section Dalam perlakuan penguapan seksi lurus (straight section) selanjutnya dinamakan dengan UL (uap lurus). Berikut ini Tabel 6 merupakan hasil pengujian untuk spesimen UL. Tabel 6. Hasil uji tarik UL UL UL UL Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa spesimen UL3 memiliki besar kuat tarik paling tinggi, yaitu sebesar 50,213 MPa dibandingkan dengan spesimen UL1 dan UL2 yang hanya memiliki besar kuat tarik masing-masing sebesar 38,823 MPa dan 43,747 MPa untuk spesimen UL2. Dari hasil tersebut dapat dikatakan spesimen UL3 mampu mendapatkan beban lebih besar dibandingkan kedua spesimen lainnya. Hasil dari pengujian tarik untuk curve section nilai beban rata rata maksimum dari ketiga spesimen BL (bakar lurus) yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Tegangan rata-rata BL (MPa) BL BL BL Rata-rata Setelah didapatkan hasil kuat tarik dari pengujian spesimen UL (uap lurus) nilai tersebut dapat dikumpulkan dan dijelaskan pada Tabel 8. Tabel 8. Tegangan rata-rata UL (MPa) UL UL UL Rata-rata

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 5 Pada Tabel 7 dan 8 menjelaskan besar rata-rata kuat tarik untuk pengujian spesimen lurus baik menggunakan perlakuan penguapan (UL) maupun pembakaran (BL). Dari kedua tabel tersebut didapatkan hasil pengujian tarik untuk seksi lurus (straight section) yang dapat dilihat pada Gambar 11. Dari Gambar 11 didapatkan bahwa metode perlakuan penguapan menghasilkan kuat tarik seksi lurus lebih baik yaitu 37,480 MPa dibandingkan dengan perlakuan pembakaran yaitu 36,273 MPa. Perlakuan bilah dengan penguapan menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode pembakaran. Hal ini terjadi karena penyebaran panas bilah menggunakan metode penguapan cenderung lebih merata dibandingkan dengan metode pembakaran. Alasan berikutnya adalah kadar air didalam bilah dapat membantu pembentukan bilah bambu. Semakin tinggi kadar air dalam bilah menyebabkan bambu lebih elastis, sehingga mudah dibentuk. Kuat Tarik (MPa) Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3 Gambar 11. Perbandingan kuat tarik seksi lurus E. Hasil Pengujian Tekan Metode Pembakaran Curve Section Spesimen uji tarik untuk gading dengan metode perlakuan pemanasan dengan api dilakukan dengan jumlah tiga test piece. Spesimen uji tekan yang tampak pada Gambar 8 dibentuk sesuai dengan standar ASTM D 3410 [4]. Dalam perlakuan pembakaran seksi lengkung (curve section) selanjutnya dinamakan dengan BC (bakar curve). Pada Tabel 9 dapat dilihat hasil pengujian tekan untuk spesimen BC. Tabel 9.Hasil uji tekan BC PENGUAPAN PEMBAKARAN BC BC BC Dari Tabel 9 spesimen BC1 memiliki kuat tekan sebesar 38,288 MPa, BC2 sebesar 36,614 MPa, dan untuk spesimen BC3 memiliki nilai yang terbesar yaitu 39,277 MPa. Regangan dari tiap spesimen adalah 0,03% dari panjang spesimen mula-mula. Dari Tabel 9 dapat dilihat pula bahwa spesimen BC3 memiliki kuat tekan terbesar yaitu 39,277 MPa. F. Hasil Pengujian Tekan Metode Penguapan Curve Section Perlakuan penguapan seksi lengkung (curve section) ini selanjutnya dinamakan dengan UC (uap curve). Pengujian tekan untuk metode penguapan seksi lengkung dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil uji tekan UC UC UC UC Tabel 10 menjelaskan hasil tegangan tekan untuk spesimen UC1 dan UC2 diketahui tidak jauh berbeda dengan nilai tegangan tekan sebesar 44,014 MPa untuk spesimen UC1 dan 44,216 MPa untuk kuat tekan spesimen UC2. Namun pada spesimen UC3 menghasilkan kuat tekan terbesar yaitu 54,726 MPa. Hasil dari pengujian tekan untuk curve section menghasilkan nilai beban rata rata maksimum dari ketiga spesimen BC (bakar curve) yang terlihat pada Tabel 11. Tabel 11. Tegangan rata-rata BC (MPa) Setelah didapatkan hasil kuat tekan dari pengujian spesimen UP (uap curve) nilai tersebut dapat dikumpulkan dan dijelaskan pada Tabel 12. Tabel 12. Tegangan rata-rata UC (MPa) Setelah rata-rata tiap pengujian spesimen curve baik bakar maupun penguapan diketahui, kemudian dapat diberikan kesimpulan seperti pada Gambar 12. Kuat Tekan (MPa) BC BC BC Rata-rata Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3 Gambar 12. Perbandingan kuat tekan seksi lengkung PEMBAKARAN PENGUAPAN Pada Gambar 12 dapat dilihat penjelasan dengan sebuah diagram untuk besar perbedaan antara kuat tekan spesimen antara metode penguapan dan pembakaran. Sehingga didapatkan hasil dari data pengujian tekan untuk seksi lengkung (curve section). Metode penguapan mengasilkan

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 6 kuat tekan curve section lebih baik yaitu 47,552 MPa dibandingkan dengan metode pembakaran yang bernilai 38,06 MPa. G. Hasil Pengujian Tekan Metode Pembakaran Straight Section Perlakuan pembakaran seksi lurus (straight section) ini selanjutnya dinamakan dengan BL (bakar lurus). Pengujian tekan untuk metode pembakaran seksi lurus dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil uji tekan BL BL BL BL Pada Tabel 13 menjelaskan hasil pengujian kuat tekan untuk seksi lurus metode pembakaran. Spesimen BL1 memiliki kuat tekan paling besar yaitu 51,538 MPa. Dari Tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa spesimen BL1 mampu mendapatkan beban tekan lebih besar dibandingkan spesimen BL2 maupun spesimen BL3. H. Hasil Pengujian Tekan Metode Penguapan Straight Section Dalam perlakuan penguapan seksi lurus (straight section) selanjutnya dinamakan dengan UL (uap lurus). Berikut ini Tabel 14 adalah hasil pengujian untuk spesimen UL. Tabel 14. Hasil uji tekan UL UL UL UL Dari Tabel 14 didapatkan kuat tekan UL3 memiliki nilai paling besar yaitu 58,333 MPa, spesimen UL1 sebesar 54,836 MPa, dan yang terkecil dihasilkan dari spesimen UL2 yaitu 44,19 MPa. Dapat disimpulkan bahwa spesimen UL3 dapat menerima beban tekan lebih besar dibandingkan spesimen lainnya. Hasil dari pengujian tekan untuk curve section menghasilkan nilai beban rata rata maksimum dari ketiga spesimen BL (bakar lurus) yang terlihat pada Tabel 15. Tabel 15. Tegangan rata-rata BL (MPa) Pada Tabel 16 diketahui nilai beban rata rata maksimum dari ketiga spesimen UL (uap lurus). Tabel 16. Tegangan rata-rata UL (MPa) Dari data pengujian untuk seksi lurus (straight section). Metode penguapan menghasilkan kuat tekan straight section lebih baik yaitu 52,454 MPa dibandingkan dengan metode pembakaran yang hanya bernilai 45,021 MPa. IV. PERHITUNGAN BIAYA Dalam pembuatan peralatan steam wood dibutuhkan beberapa jenis biaya, diantaranya adalah biaya consumable, biaya material, dan biaya pendukung. A. Biaya Consumable Perhitungan consumable adalah perhitungan biaya dari bahan yang habis pakai dalam penelitian ini, rincian biayanya dapat dilihat pada Tabel 18. B. Biaya material UL UL UL Rata-rata Tabel 18. Biaya consumable No Jenis Dimensi Jumlah Harga Satuan (Rp) Total (Rp) 1 Electrode E 308 Ø 2 mm 0,5 kg 15,970 79,850 2 Gas 3 kg 3 tabung 13,000 39,000 3 Velcro rubber pad Ø 4" 3 8,000 24,000 4 Amplas bulat 5 buah 1,000 20,000 5 Lem Epoxy 2 kg Jumlah 4 112, , ,850 Biaya material adalah biaya kebutuhan material dalam membuat peralatan steam wood. Bahan yang digunakan merupakan material sederhana yang mudah ditemukan, contohnya, boiler penghasil uap menggunakan drum galvanis bekas yang kemudian dimodifikasi agar kedap udara. Rincian biaya material dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Biaya material No Material Dimensi Jumlah Harga Satuan (Rp) Total (Rp) 1 Pipa air galvanis 3 m 1 275, ,000 2 Flexible pipe 3/4"x1,5 m 1 265, ,000 3 Drum galvanis r 17,5 cmx40 cm 1 150, ,000 4 Water mur 3/4" 2 32,500 65,000 5 Double nipple 3/4" 1 16,500 16,500 6 Kompor gas 1 150, ,000 7 Regulator gas 1 65,000 65,000 8 Ball valve 3/4" 1 50,000 50,000 9 Ball valve 1/2" 1 21,000 21, Pressure gauge 1/2" 1 65,000 65, Pipa stainless steel 3/4"x16cm 2 15,000 30, Pelat stainless steel Ø12 cm 2 10,000 20, Mur M14 3 2,000 6,000 Jumlah 1,178,500

7 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 7 C. Biaya Pendukung Penelitian ini membutuhkan peralatan pendukung sebagai alat untuk mendapatkan data yang objektif. Rincian biaya pendukung dijelaskan pada Tabel 19. Tabel 19. Biaya pendukung No Jenis Jumlah Harga Satuan (Rp) Total (Rp) 1 Moisture meter 1 2,000,000 2,000,000 2 Digital thermometer 1 99,000 99,000 3 Jangka sorong 1 45,000 45,000 4 Meteran 1 5,000 5,000 5 Clamp C 9" 4 22,500 90,000 6 Stopwatch 1 50,000 50,000 7 Sarung tangan silikon 1 13,000 13,000 8 Gergaji band saw 1 330, ,000 Jumlah 2,632,000 [3] ASTM Standart Test Method For Tensile Properties of Polymer Matrix Composite Materials. New York: ASTM 5-8. [4] ASTM Standart Test Method For Tensile Properties of Polymer Matrix Composite Materials With Unsupported Gage Section By Shear Loading. New York: ASTM 2-6. [5] Murtadlo, I Rancang Bangun Peralatan Untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu. Tugas Akhir. Surabaya : ITS. [6] Pratama, Indra Arif Studi Pengaruh Variasi Ketinggian Ruas Bambu dari Tanah pada Pembuatan Bambu Laminasi Ditinjau dari Aspek Teknis dan Ekonomis dalam Pembuatan Kapal Kayu. Tugas Akhir. Surabaya : ITS. Total biaya dalam pembuatan peralatan steam wood adalah Rp ,00. V. KESIMPULAN DAN RINGKASAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan pada pelaksanaan tugas akhir ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Hasil pengujian didapatkan kuat tarik perlakuan bakar seksi lengkung 33,771 MPa, perlakuan bakar seksi lurus 36,273 MPa, sedangkan untuk perlakuan penguapan seksi lengkung 40,937 MPa, perlakuan penguapan seksi lurus 44,262 MPa. Untuk kuat tekan perlakuan bakar seksi lengkung 38,06 MPa, perlakuan bakar seksi lurus 45,021 MPa, sedangkan untuk perlakuan penguapan seksi lengkung 47,652 MPa, perlakuan penguapan seksi lurus 52,452 MPa. Total biaya pembuatan peralatan steam wood adalah sebesar Rp ,00. Metode penguapan memberikan hasil yang lebih baik dari metode perlakuan pembakaran. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih Penulis tujukan kepada Bapak Ir. Heri Supomo, M. Sc., selaku dosen pembimbing penulis yang selalu memberikan arahan demi kelancaran penelitian ini. PT Angkasa Pura II yang sudah memberikan dukungan finansial untuk berjalannya penelitian ini. Bapak Bambang Sutrisno dan Ibu Umi Iriani, kedua orang tua Penulis yang selalu memberikan dukungan moral dan kasih sayang kepada penulis. Serta segenap teman-teman dan pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. DAFTAR PUSTAKA [1] House, C Minister hopes new forestry programs can stop deforestation. Dipetik Mei 20, 2013, dari minister-hopesnew-forestry-programs-can-stop-deforestation. [2] Morisco Rekayasa Bambu. Yogyakarta: Nafiri Offset.

Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu

Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu Sidang Tugas Akhir (P3) Kamis, 4 Juli 2013 Ruang Bidang Studi Teknik Perkapalan Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu Fajar Suryanto NRP. 4109100092 Dosen

Lebih terperinci

Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu

Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print 1 Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Untuk Pembuatan Kapal Kayu Nur Fatkhur Rohman dan Heri Supomo

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal

Analisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) nalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai lternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Kapal M. Bagus

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu terhadap Kekuatan Bambu Laminasi dengan Variasi Lama Pemanasan Ferdy

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIASI UMUR BAMBU SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF PENGGANTI KAYU PADA PEMBUATAN KAPAL KAYU. Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc.

ANALISIS PENGARUH VARIASI UMUR BAMBU SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF PENGGANTI KAYU PADA PEMBUATAN KAPAL KAYU. Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc. ANALISIS PENGARUH VARIASI UMUR BAMBU TERHADAP KEKUATAN BAMBU LAMINASI SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF PENGGANTI KAYU PADA PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : Agastya Surya Adinata Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo,

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN Disusun oleh : Yohanes Edo Wicaksono (4108.100.048) Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc Sri Rejeki

Lebih terperinci

BIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Analisis Teknis dan Ekonomis Produksi Kapal Ikan Dengan Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Sebagai Material Alternatif Pengganti Kayu Oleh : Sufian Imam Wahidi (4108100039) Pembimbing

Lebih terperinci

ANALISISTEKNISDAN EKONOMIS PEMBUATAN BAMBU LAMINASI IKAN TRADISIONAL

ANALISISTEKNISDAN EKONOMIS PEMBUATAN BAMBU LAMINASI IKAN TRADISIONAL ANALISISTEKNISDAN EKONOMIS VARIASI KOMPOSISI LEM KAYU PADA PEMBUATAN BAMBU LAMINASI SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KAPAL IKAN TRADISIONAL Oleh : Taufan Prasetyo (4108100070) Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc

Lebih terperinci

Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System

Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-78 Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System Kembara

Lebih terperinci

Analisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu Terhadap Bambu Laminasi Dengan Variasi Lama Pemanasan

Analisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu Terhadap Bambu Laminasi Dengan Variasi Lama Pemanasan Analisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu Terhadap Bambu Laminasi Dengan Variasi Lama Pemanasan Ferdy Naranda 4109100005 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo M.sc ??? LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat

Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (218), 2337-352 (231-928X Print) G 94 Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah

Lebih terperinci

Rancang Bangun Peralatan untuk MeMbuat GadinG kapal BerBahan Laminasi BamBu

Rancang Bangun Peralatan untuk MeMbuat GadinG kapal BerBahan Laminasi BamBu Rancang Bangun Peralatan untuk MeMbuat GadinG kapal BerBahan Laminasi BamBu Irfan Murtadlo 4108100058 Dosen pembimbing Ir Heri Supomo M.Sc Latar Belakang Langka dan mahalnya kayu jati Diperlukan inovasi

Lebih terperinci

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Febry Firghani Oemry - 4108100079 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo,

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-42 Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-340 Analisa Pengaruh Variasi Tanggem Pada Pengelasan Pipa Carbon Steel Dengan Metode Pengelasan SMAW dan FCAW Terhadap Deformasi dan Tegangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut: III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut: 1. Pembuatan kampuh dan proses pengelasan dilakukan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung, 2.

Lebih terperinci

Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System

Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System 1 Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System Kembara Rizal Ramadhana, Heri Supomo Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Juni hingga Agustus 2011 di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Laboratorium Peningkatan

Lebih terperinci

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa Bagus Cahyo Juniarso,

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-183 Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga Ardianus, Septia Hardy Sujiatanti,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Teknis Dan Ekonomis Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 - April 2012 di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu dan Laboratorium Teknologi dan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print G-95 ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI Adrian Dwilaksono, Heri

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Teknis Ekonomi Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-73 Analisis Perbandingan Pelat ASTM A36 antara di Udara Terbuka dan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat Yanek Fathur Rahman,

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 196 Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR

STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR Rizfan Hermanto 1* 1 Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LAMINASI BAMBU ORI DENGAN VARIASI UMUR UNTUK PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : NUR FATKHUR ROHMAN

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LAMINASI BAMBU ORI DENGAN VARIASI UMUR UNTUK PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : NUR FATKHUR ROHMAN ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LAMINASI BAMBU ORI DENGAN VARIASI UMUR UNTUK PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : NUR FATKHUR ROHMAN 4109100011 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia tercatat di Guinnes World

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi

Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi 1 Ahmad Purnomo, Heri Supomo Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal 1829-8370 (p) 2301-9069 (e) KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Pengaruh Susunan dan Ukuran Bilah Bambu Petung (Dendrocalamus asper) Dan Bambu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2008 sampai bulan Februari 2009. Tempat pembuatan dan pengujian glulam I-joist yaitu di Laboratorium Produk

Lebih terperinci

PERILAKU LENTUR DAN TEKAN BATANG SANDWICH BAMBU PETUNG KAYU KELAPA

PERILAKU LENTUR DAN TEKAN BATANG SANDWICH BAMBU PETUNG KAYU KELAPA PERILAKU LENTUR DAN TEKAN BATANG SANDWICH BAMBU PETUNG KAYU KELAPA Nor Intang Setyo H. 1, Gathot H. Sudibyo dan Yanuar Haryanto 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan Mei sampai Juli 2011 bertempat di Laboratorium Biokomposit, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, Laboratorium Mekanik Politeknik Negeri Sriwijaya. B. Bahan yang Digunakan

Lebih terperinci

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 1: Januari 215: 55-555 ISSN 286-343 KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 49 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW Naharuddin, Alimuddin Sam, Candra

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 1 Januari 2017; 10-14 STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L Ojo Kurdi Departement Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi 1 Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Muhammad S. Sholikhin, Imam Rochani, dan Yoyok S. Hadiwidodo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan,

Lebih terperinci

PENGUJIAN BAJA-TULANGAN

PENGUJIAN BAJA-TULANGAN PENGUJIAN BAJA-TULANGAN 5.1. Umum Besi baja atau sering disebut dengan baja saja merupakan paduan antara abesi dan karbon, dengan kandungan karbon yang lebih sedikit dibandingkan pada besi tuang, tetapi

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Sidang Tugas Akhir (TM091486) Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

E(Pa) E(Pa) HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengujian Tarik Material Kayu. Spesimen uji tarik pada kayu dilakukan pada dua spesimen uji.

E(Pa) E(Pa) HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengujian Tarik Material Kayu. Spesimen uji tarik pada kayu dilakukan pada dua spesimen uji. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pengujian Tarik Material Kayu Spesimen uji tarik pada kayu dilakukan pada dua spesimen uji. Dengan mengacu pada ASTM (American Standart for Testing Material) Wood D07 Tensile

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERBUK KAYU JATI DENGAN FRAKSI VOLUME 25%, 30%, 35% TERHADAP UJI BENDING, UJI TARIK DAN DAYA SERAP BUNYI UNTUK DINDING PEREDAM SUARA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI

Lebih terperinci

Gambar 5.1. Proses perancangan

Gambar 5.1. Proses perancangan 5. PERANCANGAN SAMBUNGAN BAMBU 5.1. Pendahuluan Hasil penelitian tentang sifat fisik dan mekanik bambu yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa bambu, khususnya bambu tali, cukup baik untuk digunakan sebagai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan spesimen uji tarik dilakukan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH Tugas Akhir TM091486 ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH Rifki Nugraha 2108 100 704 Dosen Pembimbing : Putu Suwarta, ST. M.Sc Latar Belakang Komposit Material

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel CLT, dan pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan kebutuhan untuk masyarakat modern masa kini. Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan. Di Indonesia hampir seluruh

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 sampai dengan Mei 2010, bertempat di Laboratorium Pengeringan Kayu, Laboratorium Peningkatan Mutu Hasil Hutan dan

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas

Lebih terperinci

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052 PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 505 Lukito Adi Wicaksono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW Azwinur 1, Saifuddin A. Jalil 2, Asmaul Husna 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna Muhammad Ihsan dan I Made Londen Batan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3 Bagan pembagian batang bambu.

BAB III METODOLOGI. Gambar 3 Bagan pembagian batang bambu. 15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksankan mulai dari bulan November 2011 - April 2012 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu dan Laboratorium Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel, dan pengujian

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36

STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36 Roni Septiari, Heri Supomo Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER Wisma Soedarmadji*), Febi Rahmadianto**) ABSTRAK Tungsten Innert Gas adalah proses

Lebih terperinci

Bab II STUDI PUSTAKA

Bab II STUDI PUSTAKA Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Sambungan, dan Momen 1. Sambungan adalah lokasi dimana ujung-ujung batang bertemu. Umumnya sambungan dapat menyalurkan ketiga jenis gaya dalam. Beberapa jenis sambungan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 9 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pembuatan CLT dengan sambungan perekat yang dilakukan di laboratorium dan bengkel kerja terdiri dari persiapan bahan baku,

Lebih terperinci

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu 25 Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu Suhardiman, Asroni Mukhlis Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : Suhardiman@polbeng

Lebih terperinci

4. PERILAKU TEKUK BAMBU TALI Pendahuluan

4. PERILAKU TEKUK BAMBU TALI Pendahuluan 4. PERILAKU TEKUK BAMBU TALI 4.1. Pendahuluan Dalam bidang konstruksi secara garis besar ada dua jenis konstruksi rangka, yaitu konstruksi portal (frame) dan konstruksi rangka batang (truss). Pada konstruksi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung dan Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Universitas

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Perbandingan Laju Korosi pada Plat ASTM (American Society For Testing and Material) A36 dengan Menggunakan Variasi Sudut Bending

Studi Eksperimen Perbandingan Laju Korosi pada Plat ASTM (American Society For Testing and Material) A36 dengan Menggunakan Variasi Sudut Bending JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-56 Studi Eksperimen Perbandingan Laju Korosi pada Plat ASTM (American Society For Testing and Material) A36 dengan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir (flow chart) Mulai Study Literatur dan Observasi Lapangan Persiapan Proses pembuatan spesien Komposit sandwich : a. Pemotongan serat (bambu) b. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan menurut kekuatan lentur paku serta pembenaman paku ke dalam balok terhadap empat jenis kayu dilakukan selama kurang lebih tiga

Lebih terperinci

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal KAPAL 1829-8370 (p) 2301-9069 (e) JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Pengaruh Suhu Kempa Terhadap Kualitas Balok Laminasi Kombinasi Bambu Petung Dengan

Lebih terperinci

6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN

6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN 6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN 6.1. Pendahuluan Pada dasarnya kekuatan komponen merupakan bagian terpenting dalam perencanaan konstruksi rangka batang ruang, karena jika komponen tidak dapat menahan beban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai Juli 2011 Januari 2012 dan dilaksanakan di Bagian Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Bagian Kimia Hasil Hutan, Bagian Biokomposit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pembuatan Jig BAB IV HASIL DAN ANALISA Untuk membantu pada saat proses penyambungan komponen (assembly) maka perlu untuk dibuat cetakan untuk sepeda sehingga sepeda dapat presisi dan nyaman untuk

Lebih terperinci

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 1 Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Heri Yudiono 1, Rusiyanto 2, dan Kiswadi 3 1,2 Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16 BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : a. Tahap desain proses dan teknologi b. Tahap perancangan teknologi ( pirolisator

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI

TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI Balai Litbang Perumahan Wilayah II Denpasar Puslitbang Perumahan & Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN Devi Nuralinah Dosen / Teknik Sipil / Fakultas Teknik / Universitas Brawijaya Malang Jl. MT Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU TALI Pendahuluan

3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU TALI Pendahuluan 3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU TALI 3.1. Pendahuluan Analisa teoritis dan hasil eksperimen mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam mekanika bahan (Gere dan Timoshenko, 1997). Teori digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang perpustakaan.uns.ac.id STUDI KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK CAMPURAN SERBUK GERGAJI DAN SERBUK AMPLAS KAYU JATI DENGAN LEM EPOXY SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN KAYU COMPRESSION AND TENSION STUDY ON SAWDUST AND SAND

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu tanpa mengalami retak-retak. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam suatu sistem struktur,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Pemakaian Material Baja Karbon dengan Coating dan Material Duplex Tanpa Coating untuk Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut: 1. Tempat pengambilan data : Laboratorium Bahan Teknik Departemen Teknik Mesin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena suhu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan baja AISI 045, proses pembuatan spesimen uji

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBENGKOKAN ROTAN MANAU (Calamus manau) MENGGUNAKAN STEAMER Rattan Manau (Calamus manau) Bending Method by Using Steamer

TEKNIK PEMBENGKOKAN ROTAN MANAU (Calamus manau) MENGGUNAKAN STEAMER Rattan Manau (Calamus manau) Bending Method by Using Steamer Error! Bookmark not defined. TEKNIK PEMBENGKOKAN ROTAN MANAU (Calamus manau) MENGGUNAKAN STEAMER Rattan Manau (Calamus manau) Bending Method by Using Steamer Eustasia Sri Murwati Balai Besar Kerajinan

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL Pada pemodelan numerik (FEM) dibutuhkan input berupa sifat material dari bahan yang dimodelkan. Sedangkan pada tugas akhir ini digunakan material komposit alami

Lebih terperinci

BAB 2 BAMBU LAMINASI

BAB 2 BAMBU LAMINASI BAB 2 BAMBU LAMINASI 2.1 Pengertian Bambu Laminasi Bambu Laminasi adalah balok/papan yang terdiri dari susunan bilah bambu yang melintang dengan diikat oleh perekat tertentu. Pada tahun 1942 bambu laminasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE ANALISIS

BAB 3 METODE ANALISIS BAB 3 METODE ANALISIS 3.1 Model Struktur Penelitian 3.1.1 Sambungan Dengan Baut Berjumlah 5 (Eksentrisitas 40 mm) B12E40 Gambar 3.1 Spesimen Uji Momen dengan Sambungan Baut Eksentrisitas 40 3-1 3-2 Pada

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE Harini Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 agustus 1945 Jakarta yos.nofendri@uta45jakarta.ac.id

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia SNI 03-6448-2000 SNI Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat tarik panel kayu struktural ICS 79.060.01 Badan Standarisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i 1 Ruang Lingkup...1 2 Acuan...2 3 Kegunaan...2

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Pengecoran logam dilakukan dipabrik pengecoran logam,desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat F171 Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat Ika Wahyu Suryaningsih dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-168 Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut Musfirotul Ula, Irfan Syarief Arief, Tony Bambang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat. 49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 1. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : a) Timbangan digital Digunakan untuk menimbang serat dan polyester.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3. 1Diagram Alur Penelitian Mulai Studi literatur Identifikasi masalah Persiapan spesimen uji Pemilihan material spesimen ( baja SS-400 ) Pemotongan dan pembuatan kampuh las Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan disampaikan mengenai metode penelitian yang meliputi alat dan bahan penelitian yang digunakan beserta proses pembuatannya, parameter-parameter yang digunakan,

Lebih terperinci

Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana

Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 3, No. 1, November 2011 21 Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana Hery Suroso & Aris widodo Jurusan

Lebih terperinci