ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI GALANGAN KAPAL NASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL YARDSTRAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI GALANGAN KAPAL NASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL YARDSTRAT"

Transkripsi

1 ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI GALANGAN KAPAL NASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL YARDSTRAT Buana Ma ruf Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Indonesia ABSTRAK Sebagai industri yang bersaing di pasar global, perkembangan daya saing industri galangan kapal nasional menjadi penting dicermati. Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dominan pada daya saing galangan kapal nasional kelas menengah selama lima tahun terakhir, dengan melakukan survei (kuesioner) ke beberapa galangan kapal nasional tahun Hasilnya dibandingkan dengan hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan pada tahun 2005, dan penilaian ahli. Nilai faktor internal dan eksternal yang diperoleh digunakan untuk menentukan alternatif strategi bisnis/korporat dengan menggunakan model YARDSTRAT. Hasil penelitian ini menunjukkan, galangan kapal nasional secara umum tetap sulit bersaing di pasar global/regional dan bahkan daya saingnya cenderung menurun. Pada bagian akhir, beberapa usulan alternatif strategi bisnis diberikan untuk menciptakan daya saing yang sustainable bagi galangan kapal nasional. Kata kunci : galangan kapal, faktor internal dan eksternal, strategi bisnis PENDAHULUAN Sebagai pendukung sektor transportasi laut, industri galangan kapal merupakan sektor industri yang memiliki peluang pasar yang terus menerus, baik untuk pengadaan dan peremajaan armada kapal maupun sebagai sarana perawatan dan perbaikannya. Bagi galangan kapal nasional, peluang ini semakin besar karena Indonesia adalah negara kepulauan, dimana terdapat sekitar 170 juta ton/tahun angkutan barang antar pulau, dan sekitar 330 juta ton/tahun angkutan ekspor/impor. Pemberdayaan industri pelayaran nasional melalui INPRES Nomor 5 Tahun 2005, yang mewajibkan muatan domestik diangkut dengan kapal berbendera Indonesia dan dioperasikan oleh perusahaan pelayaran nasional, juga memberi peluang untuk mengganti armada asing yang selama ini menguasai 46 persen. Untuk meningkatkan pangsa pelayaran nasional dari 54 persen menjadi 75 persen dan pelayaran ekspor/impor dari 3 persen menjadi 20 persen, dibutuhkan sekitar 75 s.d. 80 unit kapal setiap tahun selama 30 tahun. Di pasar ekspor, rata-rata kebutuhan bangunan kapal baru dunia yaitu sekitar 35 juta BRT pertahun, sementara kemampuan produksi hanya sekitar 18 juta BRT/tahun. Potensi tersebut sebagai dampak pertumbuhan volume angkutan rata-rata 2,3 persen pertahun, dan peremajaan armada dunia yang telah berusia 25 tahun ke atas sebesar 28,5 persen dari total kapasitas. Armada tanker juga terjadi booming hingga tahun , yang merupakan kurun waktu transisi pemberlakuan IMO mengenai ketentuan double hull. Pengurangan kapasitas galangan kapal di Jepang akibat tingginya upah, juga merupakan peluang di pasar global. Di era pasar global, peluang di pasar domestik tersebut juga merupakan peluang bagi galangan kapal asing, khususnya di bisnis bangunan baru. Hal ini merupakan ancaman bagi galangan kapal nasional, apalagi beberapa tahun terakhir galangan kapal di kawasan Asia Pasifik semakin berkembang, seperti: Malaysia, Thailand, Pilipina, dan

2 Vietnam. Pangsa pasar galangan kapal nasional selama ini hanya berkitar antara 0.35 hingga 0.50 persen dari total produksi dunia. Booming di pasar ekspor lima tahun terakhir tak mampu dimanfaatkan oleh galangan kapal nasional, kecuali galangan kapal PMA di Batam yang cenderung terus berkembang di wilayah ini. Persaingan pada galangan kapal biasanya terjadi menurut klasifikasi kapasitas, segmen pasar (tipe dan ukuran), dan wilayah yang menjadi target pasarnya. Menurut Schloot (1985), klasifikasi galangan kapal secara umum dibagi ke dalam empat kategori yaitu: small, medium, big, dan large, dengan batasan-batasan sebagaimana diberikan oleh Schloot (1985). Dari sekitar sekitar 240 perusahaan galangan kapal nasional, hanya terdapat sekitar 8 s.d. 10 perusahaan galangan kapal nasional yang dapat dikategorikan kelas menengah (termasuk 3 BUMN). Lainnya tergolong kecil dengan berkapasitas di bawah 1000 dwt. Di Batam terdapat cukup banyak galangan kelas menengah tapi hampir semuanya berstatus PMA (penanaman model asing). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis potensi daya saing galangan kapal nasional (khususnya kelas menengah) berdasarkan faktor-faktor strategis internal dan eksternalnya, dan membandingkannya dengan hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan tahun 2004/2005. Beberapa alternatif strategi daya saing juga akan dibahas dan membandingkannya dengan strategi-strategi yang dikembangkan industri galangan kapal di beberapa negara. METODOLOGI Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi daya saing industri galangan kapal nasional di pasar global khususnya di kawasan Asia Pasifik selama lima tahun terakhir, berdasarkan faktor-faktor strategis internal dan eksternal beserta bobotnya (tingkat pengaruhnya) sesuai hasil penelitian sebelumnya yang telah dikembangkan menjadi sebuah model perumusan strategi galangan kapal yang disebut model Yardstrat. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui survei (kuesioner) kepada direksi dan para manajer secara individual di tiga galangan kapal nasional kelas menengah pada bulan September Kuesioner bertujuan untuk mendapatkan penilaian rating perusahaan (skala nilai 1 s.d. 4) terhadap faktor-faktor strategis internalnya dan rating (tingkat respon) perusahaan terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Untuk menyamakan persepsi responden di dalam menjawab, kuesioner disertai penjelasan mengenai kondisi masingmasing rating pada setiap faktor. Nilai rating tersebut relatif terhadap pesaing-pesaing potensialnya, baik pada bisnis bangunan baru maupun pada bisnis reparasi kapal. Hasil kuesioner dari galangan tersebut dibandingkan dengan hasil kuesioner yang sama pada tahun Nilai (rating) rata-rata dari masing-masing faktor (nilai riil) digunakan di dalam melakukan internal factor evaluation (IFE) dan external factor evaluation (EFE). Nilai IFE dan EFE dari ketiga perusahaan tersebut pada tahun 2009 dibandingkan dengan nilai sejenis pada tahun Hasil ini juga dibandingkan dengan penilaian sejumlah praktisi galangan PMA di Batam, dan penilaian beberapa ahli mengenai galangan kapal nasional kelas menengah dibandingkan dengan galangan PMA di Batam dan China. Selanjutnya, nilai-nilai tersebut digunakan di dalam melakukan analisis strategi dengan menggunakan model Yardstrat. Model YARDSTRAT Pada galangan kapal kelas menengah, bisnis bangunan baru dan bisnis reparasi kapal bukan merupakan business unit yang terpisah, melainkan menyatu di dalam satu perusahaan., sehingga strategi korporat dan strategi bisnisnya merupakan satu kesatuan (Betz, 2001). Di pandang dari segi produk dan karakteristik bisnisnya, kedua bidang E-2-2

3 bisnis tersebut dapat saja memiliki tingkat pengaruh entitas (faktor -faktor strategis internal dan eksternal) yang berbeda. Pada penelitian sebelumnya, pengaruh dari 20 variabel internal dan 20 variabel eksternal, yang diekstraksi dari konsep-konsep competitive advantage, dan key environmental analysis, diidentifikasi melalui kuesioner kepada lebih dari 100 responden selektif yang tergolong stakeholder industri kapal nasional. Variabel-variabel internal mencakup tangible and intangible resources (Hall, 1992), sedangkan lingkungan eksternal mencakup lingkungan negara dan lingkungan industri (Grant, 1995). Hasil kuesioner ini diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode Analisis Faktor (Hair, et al, 1998), yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 (Ma ruf, et all, 2005). Tabel 1. Faktor-faktor internal dan eksternal bisnis bangunan baru Variabel Faktor Internal Bobot Variabel Faktor Eksternal Bobot Faktor 1: Manajemen Galangan I.01 Budaya perusahaan I.02 Organisasi dan manajemen I.03 Jaringan bisnis Faktor 1: Produk Antara E.01 Mutu material E.02 Harga material E.03 Penguasaan pemasok Faktor 2: Teknologi Proses I.04 Enjiniring dan database I.05 Fasilitas dan peralatan Faktor 3: Kinerja Produk I.06 Ketepatan waktu penyerahan I.07 Jaminan mutu Faktor 4: Harga Jual I.08 Harga produk 0.12 Faktor 2: Pasar Bangunan Baru E.04 Pasar lokal E.05 Pasar ekspor Faktor 3: Hambatan Global E.06 Hambatan pasar global E.07 Infrastruktur industri Faktor 4: Kebijakan Otoritas E.08 Suport pemerintah pada galangan E.09 Suport pemerintah pada pelayaran E.10 Dukungan bank Tabel 2. Faktor-Faktor Internal Dan Eksternal Bisnis Reparasi Kapal Variabel Faktor Internal Bobot Variabel Faktor Eksternal Bobot Faktor 1: Harga Jual I.01 Harga produk I.02 Kompetensi karyawan Faktor 1: Produk Antara E.01 Harga material E.02 Mutu material Faktor 2: : Manajemen Galangan I.03 Budaya perusahaan I.04 Jaringan bisnis Faktor 3: Kinerja Produk I.05 Ketepatan waktu penyerahan I.06 Jaminan mutu Faktor 4: Lokasi Galangan I.07 Lokasi galangan 0.15 E.03 Mutu tenaga subkontraktor Faktor 2: Kebijakan Otoritas E.04 Dukungan bank E.05 Suport pemerintah pada galangan E.06 Suport pemerintah pada pelayaran Faktor 3: Pasar Reparasi E.07 Pasar lokal 0.16 Dari tabel di atas, faktor manajemen galangan (internal) dan faktor produk antara (eksternal) merupakan faktor yang paling domina n pada bisnis bangunan baru. Sedangkan pada bisnis reparasi kapal, faktor dominannya adalah faktor harga jual (internal) dan faktor produk antara (eksternal). Pembobotan tersebut didasarkan pada nilai ragam dan loading dalam faktornya (Ma ruf, et all, 2005). Hasil riset ini kemudian dikembangkan menjadi sebuah model formulasi strategi khusus untuk galangan kapal yang disebut YARDSTRAT seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Model formulasi strategi tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu: E-2-3

4 Input:Stage (tahap input), terdiri dari tiga matriks, yaitu: Internal Factor Evaluation (IFE) matrix, External Factor Evaluation (EFE) matrix, dan Competitive Profile (CP) matrix. Input-nya bersumber dari New Building Environment (NBE) sub-model, dan Ship Repair Environment (SRE) sub-model. Matching Stage (tahap analisis), terdiri dari lima jenis matriks, yaitu: SWOT matrix, Strategic Position And Action Evaluation (SPACE) matrix, Shipyard Business (SB) matrix, Internal External (IE) matrix, dan Grand Strategy (GS) matrix. Decision Stage (tahap pengambilan keputusan), terdiri dari satu jenis matriks yaitu Quantitative Strategic Planning (QSP) matrix, masing-masing untuk new building (NB) dan ship repair (SR). Gambar 1. Model YARDSTRAT (Shipyard Strategy Formulation Model) NBE sub-model dan SRE sub-model diperoleh dari hasil penelitian faktor-faktor entitas bisnis yang berpengaruh dominan pada daya saing bisnis bangunan baru dan bisnis reparasi pada perusahaan galangan kapal nasional (Ma ruf, 2007). Kedua submodel ini kemudian digunakan sebagai input pada input stage, dan juga dikembangkan menjadi sebuah model formulasi strategi bisnis yang disebut Shipyard Business (SB) matrix. Metode ini digunakan sebagai salah satu metode formulasi pada tahap analisis (Ma ruf, et al, 2006). Hasil posisi strategis perusahaan yang diperoleh pada tahap input, kemudian dianalisis dengan menggunakan lima jenis matriks pada tahap analisis (matching stage). Hasil dari tahap ini dianalisis lagi pada tahap pengambilan keputusan (decision stage) dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning (QSP) matrix. Hasil akhir dari model ini adalah usulan strategi-strategi bisnis untuk menciptakan daya saing yang berkesinambungan bagi perusahaan yang dianalisis. Model-model tersebut di atas terutama berlaku untuk galangan kapal nasional kelas menengah, dan galangan kapal sejenis di luar negeri yang memiliki karakteristik bisnis yang relatif sama. Penggunaan program aplikasi ini pada galangan kapal dengan karakteristik bisnis yang berbeda dimungkinkan dengan menyesuaikan faktor-faktor dan bobotnya. Matriks-matriks lainnya dalam model YARDSTRAT merupakan metodemetode formulasi yang diadopsi dari model formulasi strategi David (David, 2005), dan sejumlah referensi manajemen strategik lainnya. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Identifikasi kondisi faktor internal dan eksternal perusahaan galangan nasional kapal kelas menengah dilakukan melalui survei di tiga perusahaan yang dinilai dapat E-2-4

5 mewakili galangan-galangan kapal nasional kelas menengah yang jumlahnya sekitar 9 s.d. 10 perusahaan. Dari ketiga perusahaan tersebut terdiri dari dua berstatus BUMN yaitu: PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) dan PT Industri Kapal Indonesia (IKI), dan satu swasta yaitu PT Dumas. Survei dilakukan dengan meminta jawaban dari direksi dan para manajer secara personal mengenai nilai rating (1 s.d. 4) terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dominan terhadap daya saing perusahaannya. Jumlah responden dari ketiga perusahaan tersebut ditunjukkan pada Tabel 3, dan rata-rata rating (nilai riil) yang didapatkan ditunjukkan pada Tabel 4 dan 5. No. Galangan Narasumber/ Responden Tabel 3. Jumlah responden galangan Jumlah Responden, Tahun PT DPS Direksi dan manajer PT IKI Direksi dan manajer PT Dumas Direksi dan manajer 2 2 Tabel 4. Usaha Bangunan Baru Tabel 5. Usaha Reparasi Kapal Berdasarkan hasil kuesioner yang didapatkan dari responden tersebut di atas, dilakukan perhitungan nilai faktor internal dengan menggunakan matriks IFE (internal factor evaluation), dan nilai faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFE (external factor evaluation), dengan mengalikan bobot dari masing-masing faktor. Nilai IFE dan EFE ketiga galangan pada tahun 2005 dan 2009 ditunjukkan pada Tabel 6. Sebagai pembanding, kuesioner yang sama juga diberikan kepada beberapa ahli terkait untuk menilai kondisi faktor internal dan eksternal galangan kapal nasional, galangan kapal PMA di Batam, dan galangan kapal sekelas di China. Adapun rata-rata nilai IFE dan EFE dari tiga ahli terhadap ketiga kelompok galangan tersebut ditunjukkan pada Tabel 7. Walaupun kuesioner telah dilengkapi penjelasan tentang cakupan faktor dan batasan-batasan nilai sesuai kondisi aktual galangan, penilaian yang diberikan responden tidak terlepas dari subyektifitas (persepsi) mereka. Namun demikian, penilaian para responden (para manajemen) dalam satu galangan relatif sama. Jika nilai IFE dan EFE rata-rata dari ketiga galangan dibandingkan dengan nilai IFE dan EFE dari E-2-5

6 para ahli, penilaian (rating) oleh para praktisi (responden galangan) cenderung over estimate. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian bersama (joint research) dengan beberapa peneliti/akademisi di Jepang melalui program JSPS (Hamada, et all, 2003). Tabel 6. Perbandingan Nilai IFE dan EFE Menurut Persepsi Galangan Tabel 7. Perbandingan Nilai IFE dan EFE Menurut Persepsi Ahli Terlepas dari hal tersebut, kedua tabel di atas memberikan gambaran rata-rata kondisi internal dan eksternal galangan kapal nasional kelas menengah selama 5 tahun terakhir cenderung menurun. Tabel di atas juga menunjukkan kondisi bisnis reparasi masih lebih baik daripada bisnis bangunan baru. Hanya galangan 1 yang meningkat, dan hal ini juga terlihat dari kondisi aktual perolehan order dan kegiatan produksinya, dimana dengan total aset Rp109 miliar dan jumlah karyawan 568 orang, selama 5 tahun terakhir total pendapatannya mencapai Rp1,2 trilyun, yang bersumber dari bisnis bangunan baru 47 persen dan bisnis reparasi kapal 53 persen. Jika dibandingkan dengan kondisi terkini dari pesaingnya di Batam dan China sebagaimana yang digambarkan oleh responden independen/ahli, juga terlihat bahwa daya saing galangan kapal nasional masih lemah. Kondisi ini juga terlihat dari data perolehan order, dan aktivitas produksinya sesuai hasil pengamatan langsung penulis di beberapa galangan kapal nasional dan galangan PMA di Batam pada bulan Oktober Demikian halnya galangan kapal di China yang cenderung semakin maju dengan aktivitas produksi yang semakin padat, sesuai data-data sekunder yang diperoleh. Alternatif Strategi Daya Saing Pada model Yardstrat, terdapat 14 jenis strategi bisnis dan korporat yang digunakan, seperti halnya pada model formulasi strategi David (David, 2005). Strategistrategi tersebut terbagi ke dalam empat kelompok, yaitu: strategi intensif, strategi integrasi, strategi diversifikasi, dan strategi defensif. Strategi intensif digunakan pada perusahaan yang sedang tumbuh atau upaya meningkatkan pangsa pasar dan pendapatannya; strategi integrasi digunakan untuk mengontrol pemasok, pelanggan, dan pesaing; strategi diversifikasi dilakukan pada kondisi pertumbuhan pasar yang lambat dan/atau daya saing produk yang lemah; dan strategi defensif dilakukan pada kondisi posisi daya saing lemah, pendapatan menurun dan sumberdaya kurang produktif. Nilai IFE dan EFE galangan kapal nasional tahun 2005 dan 2009 berbeda, namun keduanya tetap memiliki nilai di bawah 3,0 baik pada bisnis bangunan baru maupun pada bisnis reparasi kapal. Nilai-nilai tersebut masih berada pada kuadran yang sama pada kelima matriks tahap analisis, sehingga alternatif-alternatif strategi bisnisnya tetap sama. Perbedaannya hanya pada pemilihan strategi pada functional level, dimana hal tersebut harus disesuaikan dengan kondisi riil atau nilai rating masing-masing faktor daya saing, dan kemampuan sumberdayanya. Alternatif-alternatif strategi bisnis yang dihasilkan dari masing-masing matriks ditunjukkan pada Tabel 8. E-2-6

7 Tabel 8. Alternatif Strategi Bisnis No. Tahun Alternatif Strategi Bangunan Baru 1. SWOT Matrix Backward Integration Joint Venture Merger 2. SB Matrix Backward Integration 3. SPACE Matrix Concentric Diversification Retrenchment Divestiture Liquidation 4. IE Matrix 5. GS Matrix Concentric Diversification Horizontal Diversification Conglomerate Diversification Retrenchment Divestiture Liquidation 6. QSPM Matrix Backward Integration Concentric Diversification Reparasi Kapal Concentric Diversification Divestiture Forward Integration Backward Integration Backward Integration Forward Integration Backward Integration Forward Integration Concentric Diversification Backward Integration Forward Integration Menurut hasil penelitian sebelumnya (Ma ruf, et all, 2006), alternatif -alternatif strategi yang diusulkan dari kelima matriks pertama dianalisis dengan menggunakan QSPM (quantitative strategic planning matrix), sehingga diperoleh urutan strategi seperti ditunjukkan pada QSPM (Tabel 8). Hasil tersebut relatif sama dengan alternatif strategi yang diusulkan pada SB (Shipyard Business) Matrix. Matriks ini dirancang secara khusus untuk galangan kapal (Ma ruf, et all, 2006). Galangan kapal memiliki karakteristik khusus (Bruce and Garrard, 1999), sehingga perlu metode formulasi strategi yang spesifik dan sesuai karakteristik bisnisnya (HBR, 1991). Dalam implementasinya, alternatif-alternatif strategi tersebut dapat dikombinasikan satu sama lain yang didasarkan pada kondisi dan kemampuan sumberdaya perusahaan. Tiga strategi pertama merupakan jenis strategi intensif yang sepenuhnya berada dalam kendali manajemen, demikian halnya strategi diversifikasi konsentrik. Strategi-strategi lainnya tergolong jenis strategi yang relatif sulit, butuh waktu dan berimplikasi luas, karena melibatkan pihak-pihak terkait di luar perusahaan. Bentuk implementasi dari masing-masing strategi tersebut adalah: Strategi market penetration Strategi ini dipakai untuk meningkatkan pangsa pasarnya, melalui pemasaran yang lebih agresif untuk produk-produk unggulan yang mampu memberikan skala ekonomi jangka panjang dan profit margin yang optimal. Bisnis reparasi perlu lebih E-2-7

8 diarahkan pada pelanggan-pelanggan kelas menengah ke atas pada zona-zona pemasarannya. Pada bisnis bangunan baru, perlu diarahkan pada kapal sederhana (simple vessels) seperti tongkang dan tipe kapal dengan tingkat teknologi menengah. Strategi market development) Strategi ini berorientasi pada upaya meraih peluang pasar ekspor dan mengantisipasi fluktuasi permintaan di dalam negeri, khususnya di bidang bangunan baru. Sedangkan pengembangan pasar reparasi perlu lebih diarahkan pada pelangganpelanggan baru yang potensial. Dengan demikian, secara bertahap perusahaan akan mampu melakukan seleksi order pada kapal-kapal yang mampu memberikan pendapatan dan perolehan laba yang optimal. Strategi product development Pengembangan produk kapal dapat diarahkan pada spesialisasi pada layanan bernilai tinggi atau peningkatan nilai tambah pada produk-produk yang ada dan tidak terlalu berdampak pada biaya produksi. Inovasi pada produk antara/bagian produk akhir harus mampu memberikan differensiasi dan nilai tambah kepada pelanggan (melebihi spesifikasi), atau mengembangkan ke tipe kapal lain yang potensial dan masih sesuai dengan kompetensi intinya. Strategi horizontal intergration Melakukan aliansi strategis dengan perusahaan sejenis/pemilik modal untuk memanfaatkan peluang pasar dan memperkuat daya saingnya di pasar global, khususnya di bisnis bangunan baru. Kemitraan tersebut dapat dilakukan melalui complementary or shared-supply (project-based) atau quasi-concentration (akuisisi), atau aliansi strategis dengan pihak lain/asing yang memiliki modal, pasar dan teknologi ( equity or non equity). Strategi backward integration Melakukan aliansi/kerjasama dengan pemasok bahan baku pokok yang terus menerus dibutuhkan (seperti: pelat, kawat las, pipa, komponen kapal, gas, cat, jasa terkait, dll). Hal ini diperlukan untuk menjaga kelancaran suplai material pokok dan mendapatkan harga khusus/bersaing, dimana faktor ini merupakan faktor eksternal yang memiliki bobot tertinggi di dalam menciptakan keunggulan daya saing. Strategi concentric diversification Mengoptimalkan faktor-faktor keunggulan perusahaan, dan mengantisipasi tantangan eksternal, khususnya di bisnis bangunan baru. Diversifikasi perlu diarahkan pada bidang konstruksi baja non-kapal dan produk-produk jasa yang masih dalam core competence perusahaan, memiliki prospek pasar yang cukup baik, seperti: konstruksi baja (crane, jembatan, off-shore, komponen konstruksi lainnya), disain/rancang bangun, dan jasa tenaga terampil/peralatan. Dalam implementasinya, alternatif-alternatif strategi tersebut perlu dijabarkan ke dalam bentuk strategi-strategi fungsional, yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi (keunggulan dan kelemahan) masing-masing galangan, orientasi dan fokus pasarnya. Selain itu, galangan kapal nasional juga harus mampu merespon kondisi lingkungan eksternal, dan melakukan antisipasi terhadap tuntutan pasar dan kondisi para pesaingnya yang juga semakin berkembang. Sebagai industri yang bersaing di pasar global, dukungan pemerintah dan perbankan lokal juga mutlak diperlukan untuk menciptakan industry competitiveness dan national competitiveness. E-2-8

9 KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, selama lima tahun terakhir secara umum daya saing galangan kapal nasional kelas menengah tidak meningkat, bahkan cenderung menurun. Booming order bangunan baru di pasar global/regional sulit dimanfaatkan oleh galangan kapal nasional. Kegiatan bangunan baru berada jauh di bawah kapasitas terpasangnya dan itupun hanya pesanan dalam negeri. Mereka hanya mampu bertahan dari kegiatan reparasi kapal. Dari hasil survei, hanya ada satu galangan kelas menengah yang memiliki aktifitas bangunan baru yang cukup padat, namun daya saing dan aktivitas produksinya masih jauh di bawah galangan kapal PMA di Batam dan China. Untuk meningkatkan daya saingnya, galangan kapal nasional perlu melakukan strategi intensif (khususnya strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar), dan strategi integratif (khususnya strategi intergrasi horizontal dan strategi integrasi backward dengan pemasok material pokok). Strategi-strategi tersebut harus ditunjang dengan strategi-strategi fungsional dengan prioritas pada perbaikan faktor-faktor daya saing yang masih memiliki rating rendah. Di sisi lain, dukungan pemerintah dan perbankan lokal juga perlu ditingkatkan untuk mendorong dan menciptakan daya saing yang sustainable bagi industri kapal nasional. DAFTAR PUSTAKA Betz, F. (2001) Executive Strategy, Strategic Management and Information Technology, John Wiley & Sons, Inc, New York. Schlott, H.,W. (1985) Shipyard Layout and Equipment, Lecture Notes, Department of Marine Technology, ITS, Surabaya. David, F.R. (2005) Strategic Management, Concepts and Cases, 9 th Edition, New Jersey: Prentice-Hall. Grant, R.M. (1991) The Resource -Based Theory of Competitive Advantage: Implications for Strategy Formulation, California Management Review, Spring: Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., Black, W.C. (1998 ) Multivariate Data Analysis, 5th Edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Hall, R. (1992) The Strategic Analysis of Intangible Resources, Strategic Management Journal, 13: Hamada, K., Myreska, Okumoto, Y., Tomita, Y., Shintaku, E., Kose, K., Diawati, L. (2003) Comparative Analysis of Shipbuilding among Japan and Southeast Asian Nations, Transactions of the West Japan Society of Naval Architects, 106:99-113, Fukuoka-Japan. Ma ruf, B. (2009) Strategic Analysis of the Indonesian Shipyards to Sustain in New Building Business, International Journal of Logistics and Transport, Thailand, 3/1, pp Ma ruf, B. (2008) Toward Sustainable Competitiveness of the National Shipbuilding Industry, Proc. International Conference on Marine Technology 2008, August 26-27, University of Indonesia, Jakarta. E-2-9

10 Ma ruf, B. (2007) A Systimatic Approach to Strategy Formulation for Medium-Sized Shipyards, Jurnal Manajemen Teknologi, ITB, Volume 6, Nomor 2, hal. 169:178. Ma ruf, B., Okumoto, Y., Widjaja, S. (2006) Environment-Based Strategic Management Model for Indonesia s Medium-Sized Shipyards, Journal of Ship Production, SNAME-USA, 22/4, pp Ma ruf, B., Suwignjo, P., Widjaja, S. (2005) Pengembangan Model Lingkungan Bisnis untuk Industri Kapal Nasional, Jurnal Manajemen Teknologi, ITB, 4/1, pp Pearce, J., Robinson, R. (2000) Strategic Management: Formulation, Implementation, Thompson, A.,A., Strickland, A.,J. (2001) Strategic Management, Concepts and Cases, 12 th Edition, McGraw-Hill, Singapore. Wheelen, T.L., and Hunger, J.D. (1994) Strategic Management and Business Policy, 4 th Edition, Addison-Wesley Publishing Company, USA. E-2-10

STRATEGI DAYA SAING INDUSTRI GALANGAN KAPAL SURABAYA

STRATEGI DAYA SAING INDUSTRI GALANGAN KAPAL SURABAYA Strategi Daya Saing Industri Galangan Kapal Surabaya (Taufik Hidayat, Djauhar Manfaat, dan Buana Ma ruf) STRATEGI DAYA SAING INDUSTRI GALANGAN KAPAL SURABAYA Competitive Strategy of Shipbuilding Industry

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK IMPLEMENTASI STRATEGI INTEGRASI UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI GALANGAN KAPAL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA

BENTUK-BENTUK IMPLEMENTASI STRATEGI INTEGRASI UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI GALANGAN KAPAL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA Bentuk-Bentuk Implementasi Strategi Integrasi untuk Pengembangan Industri Galangan Kapal di Surabaya dan Sekitarnya (Ishak Bawias, Achmad Zubaydi, Buana Ma ruf) BENTUK-BENTUK IMPLEMENTASI STRATEGI INTEGRASI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Ada pengkajian yang secara teoritis menjadi landasan teori yang di rumuskan lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Identifikasi faktor internal dengan menggunakan model The Three

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu ruang lingkup perusahaan atau gejala

Lebih terperinci

Perumusan Strategi Bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Untuk Meraih Keunggulan Bersaing Studi Kasus Di Batam

Perumusan Strategi Bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Untuk Meraih Keunggulan Bersaing Studi Kasus Di Batam Perumusan Strategi Bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Untuk Meraih Keunggulan Bersaing Studi Kasus Di Batam 19 Albertus L. Setyabudhi *1, Heru Setiawan 2 1,2 STT Ibnu Sina; Jl.Teuku Umar Lubuk Baja; telp/fax

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX)

FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX) FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX) Gezang Putri Agung dan Fuad Achmadi Project Management, Magister Management Technology, ITS Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

EVALUASI STRATEGI DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA

EVALUASI STRATEGI DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA EVALUASI STRATEGI DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA 1 M. Syamsu Cahyono, 2 Patdono Suwignyo 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi email: syamsu_cahyono@pal.co.id 2 Dosen Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa era globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan ditantang untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya dan dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Proses merumuskan strategi melibatkan beberapa konsep teoritis yang menyampaikan informasi mengenai objek dan berperan sebagai dasar yang umum dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pengembangan Usaha Bagi wirausahawan sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya sekedar mengeruk keuntungan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 18 BAB III METODA PENELITIAN A. Waktu Penelitian No Kegiatan Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 1. Studi kepustakaan 2. Penyusunan desain penelitan 3. Penyusunan teknis pelaksanaan pengambilan data

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

Analisis SWOT Dalam Menciptakan Strategi Bisnis yang Efektif bagi PT Nusa Indah Teknik

Analisis SWOT Dalam Menciptakan Strategi Bisnis yang Efektif bagi PT Nusa Indah Teknik Analisis SWOT Dalam Menciptakan Strategi Bisnis yang Efektif bagi PT Nusa Indah Teknik Thika Yuliana Mandang NIM: 10105115 ABSTRACT The purpose of this research is to provide business strategy advice to

Lebih terperinci

PEMODELAN LINGKUNGAN BISNIS GALANGAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS FAKTOR

PEMODELAN LINGKUNGAN BISNIS GALANGAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS FAKTOR B-20-1 PEMODELAN LINGKUNGAN BISNIS GALANGAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS FAKTOR Buana Ma ruf 1, Sjarief Widjaja 2, Patdono Suwignjo 3, Vita Ratnasari 4 1 Staf Peneliti BPPT/Program Pascasarjana

Lebih terperinci

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL Hana Mareta Rachmawati 1*, Ahmad Juang Pratama 1 1 Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External...

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External... ABSTRAK Atmosphere Café yang terletak di Jalan Lengkong Besar no. 97 menyediakan berbagai jenis masakan, mulai dari masakan Indonesia, masakan Eropa, dan juga masakan Jepang. Dalam satu tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... xiv LAMPIRAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... xiv LAMPIRAN ABSTRAK Persaingan di era globalisasi banyak memiliki tantangan dan hambatan bukan hanya dari lingkungan internal perusahaan saja tetapi lingkungan eksternal perusahaan dan posisi perusahaan, PT. Fajar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi ABSTRAK Mobile Information Technology (MIT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail penjualan notebook, berlokasi di Bandung Electronic Centre lantai 1 G3. MIT didirikan pada tahun 2007. MIT penjualan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS REFRINAL, 2003. Strategi Bisnis Sewa Gedung Perkantoran, Studi Kasus pada Menara Cakrawala, PT Skyline Building, Jakarta, Dibawah Bimbingan HARIANTO & ANNY RATNAWATI. Penyediaan

Lebih terperinci

Distinctive Strategic Management

Distinctive Strategic Management Modul ke: 07 Distinctive Strategic Management Strategik Plan and Business Model Flatform Fakultas Sekolah Pasca Sarjana Dr. Chaerudin, MM Program Studi Magister Manajemen Program Kelas Karyawan (PKK) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Irma Wardani dan Umi Nur Solikah Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya bermunculan usaha-usaha sejenis yang pada dasarnya mereka mendirikan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

Formulasi Strategi pada Perusahaan Mebel Vafa Furniture di Kota Malang Oleh : Hadi Siswanto. Dosen Pembimbing : Dr. Mintarti Rahayu, SE.

Formulasi Strategi pada Perusahaan Mebel Vafa Furniture di Kota Malang Oleh : Hadi Siswanto. Dosen Pembimbing : Dr. Mintarti Rahayu, SE. Formulasi Strategi pada Mebel Vafa Furniture di Kota Malang Oleh : Hadi Siswanto Dosen Pembimbing : Dr. Mintarti Rahayu, SE., MM Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi manajemen strategik yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Ruang Lingkup Koperasi Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama yang dilakukan oleh sekumpulan orang yang memiliki kesamaan kebutuhan hidup.

Lebih terperinci

JENIS STRATEGI ... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation. Wheelen dan Hunger, 1998)

JENIS STRATEGI ... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation. Wheelen dan Hunger, 1998) JENIS STRATEGI Strategic management atau manajemen strategis menurut Wheelen dan Hunger adalah... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini terus meningkat. Hal ini mengakibatkan pengusaha-pengusaha harus bisa mengembangkan pola pikir yang kritis dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya persaingan dalam industri perbankan di Indonesia paska krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun 1997 1998 menuntut pelaku industri perbankan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Strategi Strategi adalah alat yang memiliki skema untuk mencapai sasaran jangka panjang. Strategi adalah istilah yang diambil dari zaman

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. X adalah perusahaan konveksi dan sablon yang berada di Jl. Baturahayu, terusan Buah Batu, Bandung. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2008 hingga sekarang. Dari tahun 2011 s/d 2014 perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Posisi bank bjb syariah pada industri perbankan syariah adalah bank swasta yang berada di pertengahan bank umum syariah lainnya. Mengacu kepada total aset secara

Lebih terperinci

13PASCA. Modul Pertemuan 13. Berisi : SWOT Matrix, Space Matrix, BCG Matrix, IE Matrix and Grand Strategy Matrix. Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM SARJANA

13PASCA. Modul Pertemuan 13. Berisi : SWOT Matrix, Space Matrix, BCG Matrix, IE Matrix and Grand Strategy Matrix. Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM SARJANA Modul Pertemuan 13 Modul ke: Fakultas 13PASCA SARJANA Berisi : SWOT Matrix, Space Matrix, BCG Matrix, IE Matrix and Grand Strategy Matrix Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM Program Studi Magister Manajemen Referensi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Bank menurut Hoggson, adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB IV FORMULASI STRATEGI

BAB IV FORMULASI STRATEGI BAB IV FORMULASI STRATEGI Formulasi Strategi Korporat : Strategi korporat dirumuskan oleh manajemen tingkat atas & dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. 1. General Strategy Alternative

Lebih terperinci

Analisis Strategi Pemasaran Es Krim Walls dengan Pendekatan SWOT dan QSPM pada PT Roxy Prameswari di Lampung

Analisis Strategi Pemasaran Es Krim Walls dengan Pendekatan SWOT dan QSPM pada PT Roxy Prameswari di Lampung Analisis Strategi Pemasaran Es Krim Walls dengan Pendekatan SWOT dan QSPM pada PT Roxy Prameswari di Lampung Abstrak Sarwinda Pamareta * Muhammadiyah University of Metro, Metro City 34111, Indonesia Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR PARTY PARTNER MARKET DEVELOPMENT STRATEGY OF PARTY PARTNER

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR PARTY PARTNER MARKET DEVELOPMENT STRATEGY OF PARTY PARTNER ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 119 STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR PARTY PARTNER MARKET DEVELOPMENT STRATEGY OF PARTY PARTNER Akhmad Rayaldy Prodi S1 Manajemen Bisnis

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran. Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang membutuhkan

BAB 2. Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran. Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang membutuhkan BAB 2 Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran 2.1 Pengertian Strategi Bisnis 2.1.1 Pengertian Strategi Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI

ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI MODUL 09 MANAJEMEN STRATEJIK ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI Oleh:. Universitas Mercu Buana Jakarta 2008 ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI Tujuan Instruksional Khusus: Diharapkan mahasiswa mampu: 1. Memahami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa:

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa: BAB III METODOLOGI III.1 Tehnik Pengumpulan Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penyusunan GFP ini dibagi 2, yaitu :! Data Primer Merupakan data internal yang didapat dari PT. QCC.

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

Bab 6. Kesimpulan dan Saran

Bab 6. Kesimpulan dan Saran Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian Kembar Mas Group, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi masalah: Prospek

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri kontraktor pada beberapa tahun terakhir ini memang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Menurut observasi yang dilakukan oleh BUMN,

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN INDUSTRI KIMIA PEWARNA KERAMIK DAN PEWARNA KACA MENGGUNAKAN METODE FRED R. DAVID (Studi Kasus Di PT.

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN INDUSTRI KIMIA PEWARNA KERAMIK DAN PEWARNA KACA MENGGUNAKAN METODE FRED R. DAVID (Studi Kasus Di PT. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN INDUSTRI KIMIA PEWARNA KERAMIK DAN PEWARNA KACA MENGGUNAKAN METODE FRED R. DAVID (Studi Kasus Di PT.ZX) Arif Syafi ur Rochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen adalah sebuah proses perencanaan,

Lebih terperinci

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti 50 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang akan diteliti pada penulisan skripsi ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, dimana penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori Dan Kerangka Pemikiran

BAB 2 Landasan Teori Dan Kerangka Pemikiran BAB 2 Landasan Teori Dan Kerangka Pemikiran 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Strategi Strategi adalah metode yang digunakan oleh organisasi untuk bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain Grede

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian. DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN

Lampiran 1. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian. DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN LAMPIRAN 77 Lampiran. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN Judul : Kajian Strategi Pemasaran Sarana Transportasi Laut PT. PELNI di Kawasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA A. Kerangka Pemikiran LPBA Muyassaroh merupakan salah satu lembaga pembelajaran bahasa Arab untuk mampu membaca kitab kuning tanpa harakat secara mudah dan cepat serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB 1 PENDAHULUAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB 1 PENDAHULUAN ABSTRAK Dengan semakin majunya pertumbuhan perekonomian Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut diakibatkan oleh perkembangan sektor industri yang semakin pesat, baik industri migas maupun

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. 1. Nama mata kuliah : Manajemen Strategik Pariwisata

SILABUS MATA KULIAH. 1. Nama mata kuliah : Manajemen Strategik Pariwisata DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA GD. FPIPS JL. DR. SETIABUDHI NO.229 TLP. 2014179 BANDUNG

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Bab 1 PENDAHULUAN negara yang mulai berkembang. Hal itu di buktikan berdasarkan data dari Bappenas untuk tahun 2011, Indonesia berada di peringkat 82 sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang di gunakan Table 3. 1 Metode yang di gunakan Tujuan Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif Wawancara Individu Cross section

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci