BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior EF English First. Pendidikan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior EF English First. Pendidikan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan"

Shinta Rachman
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior EF English First Pendidikan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kemampuan setiap individu. Banyak pendidikan yang bisa menjamin seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang nantinya bertujuan untuk menghidupi kehidupannya di masa depan atau untuk membentuk karakter pribadi masing-masing. Sistem pendidikan terbagi atas formal, informal dan non formal. Termasuk dalam pendidikan non formal diantaranya yang sangat penting adalah pendidikan berbahasa. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional banyak dijumpai dalam pergaulan sehari-hari, sehingga kemampuan berbahasa Inggris sangat dibutuhkan di dunia kerja maupun pendidikan. Banyak negara-negara maju yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa Inggris, seperti negara-negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia. Di negara berkembang seperti Indonesia bahasa asing sudah sering dijumpai, seperti baliho-baliho yang mulai mengiklankan produk mereka dengan menggunakan bahasa Inggris. Anak-anak zaman sekarang sudah pandai berkomunikasi dengan bahasa Inggris, mungkin dikarenakan mereka disekolahkan di sekolah yang berbasis internasional. Memang sudah bukan rahasia umum sekolah swasta maupun negeri sekarang sudah memiliki pelajaran bahasa Inggris disekolah, tetapi mungkin tidak terlalu fokus dan hanya sebagai pelajaran pelengkap formalitas. Tidak dapat dipungkiri, setiap individu setidaknya harus bisa menguasai bahasa internasional seperti bahasa Inggris, untuk kehidupan sosial mereka ataupun untuk pekerjaan yang mengharuskan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris yang

2 lancar. Contohnya saja apabila sebagai desainer interior mendapatkan klien orang asing, maka bahasa Inggris menjadi alat komunikasi dalam melakukan presentasi ataupun pengajuan usualan desain. Banyak individu dewasa yang sebenarnya sudah mampu dan mengerti untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris, tetapi mungkin hanya di kehidupan sosial yang menggunakan media sosial online seperti facebook atau twitter, contohnya saja meng-update status menggunakan bahasa Inggris. Namun, dengan cara berinteraksi individu yang satu dengan yang lain secara langsung. Bisa jadi justru mereka tidak percaya diri ataupun takut dan malu bila berbicara dengan bahasa Inggris. Maka dari itu diperlukannya tempat les bahasa Inggris yang dapat mengasah kemampuan berbahasa lebih dalam lagi. Berkomunikasi langsung dan memperlancar kemampuan berbahasa mereka. Pada umumnya tempat kursus hanya menggunakan satu sistem belajar yang sama disetiap tempat dan menggunakan fasilitas yang terbatas. Hal tersebut menjadi inspirasi penulis untuk membuat suatu perancangan interior EF English First yang berbeda dari yang lainnya dengan memanfaatkan fasilitas semaksimal mungkin untuk menunjang sistem pembelajaran. 1.2 Ruang Lingkup Ruang Lingkup Permasalahan 1. Apa saja fasilitas pendukung yang perlu diberikan dalam meningkatkan pelayanan serta kualitas pembelajaran? 2. Bagaimana membuat perencanaan fasilitas pendukung yang dapat menunjang peserta kursus dari anak-anak hingga dewasa?

3 3. Bagaimana mengatur sirkulasi siswa peserta kursus yang terdiri dari anakanak hingga dewasa? Ruang Lingkup Penelitian 1. Kawasan Penelitian Penelitian dilakukan pada tempat-tempat kursus yang berlokasi di Jakarta. Seperti Wallstreet Central Park, EEC Central Park dan EF Blok M. 2. Batasan penelitian Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan data fisik dan non fisik. 1. Data Fisik a. Selain penggelola, pengguna dibedakan berdasarkan usia, sebagai berikut : TK 3-6 tahun SD 6-12 tahun SMP tahun SMA tahun Mahasiswa tahun, Business >22 tahun b. Aktifitas Meneliti aktifitas yang dilakukan di dalam English Learing Center. Kegiatan yang dilakukan oleh murid-murid pada saat belajar mengajar berlangsung. c. Fasilitas

4 Meneliti fasilitas yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sebagai fasilitas utama di dalam EF English First. Fasilitas yang harus ada adalah ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar. 2. Data Non Fisik Desain yang ditunjang oleh aspek psikologis pengguna EF English First. 3. Survei Lokasi Meliputi penelitian, pengamatan, pencarian data dan pengambilan data untuk mencari lokasi yang terbaik untuk dibangunnya EF English First. 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan 1. Merancang interior EF English First yang dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar bahasa Inggris dan kualitas belajar mengajar. 2. Merancang interior EF English First yang sesuai dengan aktifitas penggelola dan pengguna yang terdiri atas anak-anak, remaja dan dewasa Manfaat 1. Diharapkan perencanaan ini dapat membuat sistem belajar yang efisien dan meningkatkan motivasi bagi setiap golongan berdasarkan umur. 1.4 Metodologi Penelitian Metode penelitian EF English First ini adalah metode penelitian kualitatif. Cara pengumpulan datanya adalah dengan observasi atau melakukan survey lapangan secara langsung. Dibagi menjadi data primer dan sekunder.

5 1. Studi Literatur ( Data Sekunder ) Studi literatur adalah bentuk pengumpulan data yang berhubungan dengan EF English First, di dapat dari sumber-sumber tertulis di buku, katalog, skripsi yang berhubungan dengan jenis, fungsi dan kebutuhan yang ada yang dapat membantu dalam perencanaan EF English First tersebut. 2. Survei Lapangan ( Data Primer ) Survey lapangan dibutuhkan untuk mendapatkan data informasi lain yang mendukung perencanaan EF English First. Dari data tersebut mencakup foto, aktifitas yang dilakukan dalam EF English First, fasilitas yang dibutuhkan dalam sebuah EF English First. 3. Wawancara ( Data Primer ) Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai metode pengajaran serta data-data internal dari beberapa tempat kursus yang akan menjadi tempat untuk survei. Informasi tersebut hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan di EF English First dan fasilitas yang dibutuhkan pada EF English First. 1.5 Sistematika Penulisan 1) BAB I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang perancangan interior, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi dan sistematikapenulisan. 2) BAB II Landasan Teori Berisi tinjauan mengenai teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Bab ini menjabarkan teori yang akan digunakan yang akan membantu penelitian yang akan dilakukan. Penjelasan secara umum mulai dari definisi, fungsi, jenis-

6 jenis, sarana dan prasarana serta semua hal yang berhubungan dengan EF English First. Serta tinjauan data-data proyek EF English First yang telah disurvey dengan spesifik. 3) BAB III Metode Perancangan Berisi tentang penjabaran studi yang dilakukan secara literatur dan survei. Menganalisa studi fisik bangunan dan lingkungan serta aktifitas manusia di dalamnya. Analisa mengenai hasil dari survei yang dilakukan terhadap beberapa EF English First sebagai acuan untuk membuat perencanaan interior EF English First. Penjelasan tentang bentukbentuk, warna dan konsep yang akan di gunakan. 4) BAB IV Hasil dan Pembahasan Berisi tentang konsep yang akan di terapkan pada proyek EF English First. Mencangkup konsep perancangan dan citra ruang serta konsep pada ruangan khusus seperti ruang akustik. Data-data yang didapatkan pada BAB II dan III sangat membantu dalam penyelesaian BAB IV. 5) BAB V Kesimpulan dan Saran Berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan. Semua yang telah dijelaskan pada BAB I-IV akan diringkas dan dijabarkan di BAB VI untuk mendapatkan kesimpulan dari semua data yang telah didapatkan.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin maju peradaban suatu tempat maka semakin maju juga pola pikir masyarakatnya. Hal ini terbukti dengan adanya fenomena gaya hidup sehat masyarakat