Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN MAMUJU: PENGEMBANGAN TANAMAN BUDIDAYA KAKAO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN MAMUJU: PENGEMBANGAN TANAMAN BUDIDAYA KAKAO"

Transkripsi

1 Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN MAMUJU: PENGEMBANGAN TANAMAN BUDIDAYA KAKAO Pengenalan Kabupaten Mamuju Kabupaten Mamuju merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat. Secara geografis Kabupaten Mamuju terletak pada bagian barat Pulau Sulawesi pada posisi Lintang Selatan dan Bujur Timur. Kabupaten Mamuju dengan luas wilayah ha, terdiri atas 16 kecamatan, 143 desa, 10 kelurahan, dan 4 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Di tinjau dari aspek ketinggian wilayah, Kabupaten Mamuju terdiri dari 6 (enam) zona, yaitu zona dengan ketinggian antara 0 25 m, zona antara 25 m 100 m, zona dengan ketinggian antara 100 m 500 m, zona dengan ketinggian 500 m m, zona dengan ketinggian antara m m dan zona dengan ketinggian di atas m. Peluang Investasi Budidaya Kakao Kabupaten Mamuju mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan tanaman budidaya kakao. Potensi wilayah lahan yang mungkin untuk dikembangkan adalah seluas ,49 ha yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Mamuju. Berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO), pertumbuhan permintaan kakao di dunia adalah sebesar 4,8%. Permintaan biji kakao dunia pada tahun 2014 diperkirakan sebanyak ton dengan permintaan terbesar berasal dari Eropa sebanyak ton dan permintaan dari Amerika sebanyak ton, dari Asia sebanyak ton, dan dari Afrika ton. Dengan tingkat pertumbuhan permintaan biji kakao dunia sebesar 4,8% dapat dipahami bahwa peluang ekspor biji kakao masih sangat terbuka. Indonesia termasuk tiga negara terbesar produsen kakao dunia, dimana pada tahun 2011 ekspor biji kakao Indonesia mencapai ton per tahun. Dalam rentang waktu dari pertumbuhan ekspor biji kakao Indonesia adalah sebesar 4% per tahun. Dengan tingkat pertumbuhan tersebut dan mempertimbangkan permintaan dunia seperti dijelaskan di atas dapat diperkirakan permintaan ekspor biji kakao Indonesia pada masa masa yang akan datang akan lebih prospektif. 1

2 Executive Summary 2013 Dalam upaya menyambut terbukanya potensi permintaan kakao sebagaimana dijelaskan di atas, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju merencanakan pengembangan tanaman budidaya kakao di Kabupaten Mamuju. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju adalah dengan melakukan perluasan lahan tanam untuk budidaya kakao. Potensi pengembangan lahan tanam di Kabupaten Mamuju relatif besar karena di Kabupaten Mamuju tersedia potensi lahan seluas ,49 ha yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Mamuju. Dengan adanya pengembangan lahan tersebut diharapkan Kabupaten Mamuju dapat meningkatkan jumlah produksi tanaman budidaya kakao pada masa masa yang akan datang. Investasi pengembangan budidaya kakao di Kabupaten Mamuju ditunjang dengan sarana dan prasarana yang tersedia. Jalan Trans Sulawesi merupakan jalan utama arus barang dan jasa antar wilayah maupun di dalam wilayah Kabupaten Mamuju. Di samping itu, fasilitas angkutan darat di Kabupaten Mamuju telah tersedia, seperti Terminal Angkutan Darat Regional di Simbuang yang melayani jalur Antar Kota Antar Propinsi dan Antar Kota Dalam Propinsi, Terminal Mamuju di Karema untuk melayani angkutan kota dan desa. Pelayanan publik dan komersial dapat dilayani dengan adanya beberapa pelabuhan yaitu pelabuhan Ferry yang melayani Mamuju Samarinda dan Balikpapan yang dilayani 2 (dua) kapal ferry dengan volume penyeberangan setiap hari. Pelabuhan Samudra Belang Belang di Kalukku yang melayani angkutan komersial berbagai komoditi yang akan disalurkan ke luar wilayah. Lintasan pelayaran menuju Kalimantan, Jawa, dan Bali, serta secara regional Sulawesi seperti lintasan Makassar Pare Pare Mamuju Pasangkayu, Palu, dan Manado telah tersedia di pelabuhan laut dan di pelabuhan rakyat di sepanjang Pantai Mamuju. Kabupaten Mamuju juga sudah memiliki satu bandar udara yaitu Bandar Udara Tampa Padang. Banyaknya pesawat yang berangkat dan tiba di bandar udara tersebut adalah 540 pesawat. Selain itu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Mamuju sudah menghasilkan listrik sebanyak KWH. Perhitungan analisis kelayakan usaha tani budidaya kakao dilakukan berdasarkan assumsi dimana Kebutuhan investasi untuk mengembangkan budidaya kakao di Kabupaten Mamuju diperkirakan sebesar Rp 195 milyar untuk setiap ha lahan tanam; dengan Internal Rate of Return (IRR) diperkirakan sebesar 34,64% yang lebih besar dari suku bunga 12% per tahun, dan Payback Periode sekitar 8 tahun (7,8 tahun). 2

3 Gambaran Wilayah 2013 A. GAMBARAN WILAYAH A.1 Aspek Geografis dan Administrasi Secara Geografis Kabupaten Mamuju terletak pada Bagian Barat Pulau Sulawesi dan berposisi pada bentangan Selat Makassar, yakni Lintang Selatan dan Bujur Timur. Dengan batas wilayah: a. Utara dengan Kabupaten Mamuju Utara b. Timur dengan Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan c. Selatan dengan Kabupaten Majene, Kabupaten Tana Toraja, dan Kabupaten Mamasa d. Barat dengan Selat Makassar Kabupaten Mamuju dengan luas wilayah ha, secara administrasi pemerintahan, terdiri atas 16 kecamatan, 143 desa, 10 kelurahan, dan 4 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Di antara 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Mamuju, 15 kecamatan berada di wilayah daratan dan 1 kecamatan di wilayah kepulauan. Ibukota kabupaten terletak di Kecamatan Mamuju. Letak kecamatan terjauh dari ibukota kabupaten adalah Ibukota Kecamatan Karossa yaitu sejauh 171 km, dan ibukota kecamatan yang terdekat dari ibukota kabupaten adalah Kecamatan Simboro yang berjarak 6 Km dari Mamuju. Tabel A 1 Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 No. Kecamatan Luas (ha) Desa/UPT Kelurahan 1 Tapalang Tapalang Barat Mamuju Simboro 9,169 6 / Kalukku / Kalumpang Bonehau Papalang Sampaga Pangale Tommo Budong Budong Topoyo Tobadak Karossa / 2 16 Kepulauan Bala Balakang Jumlah ,00 10 Sumber: RPJMD Kab. Mamuju Tahun

4 Gambaran Wilayah 2013 Gambar A 1 Peta Admistrasi Kabupaten Mamuju A.2 Kondisi Fisik A.2.1. Morfologi, Iklim dan Curah Hujan Ditinjau dari aspek ketinggian wilayah, Kabupaten Mamuju dapat dibedakan menjadi 6 (enam) zona, yaitu zona dengan ketinggian antara 0 25 m, zona antara 25 m 100 m, zona dengan ketinggian antara 100 m 500 m, zona dengan ketinggian 500 m m, zona dengan ketinggian antara m m dan zona dengan ketinggian di atas m. Secara umum berdasar zona ketinggian di atas menunjukkan bahwa pada bagian selatan sebagian besar mempunyai ketinggian di bawah 100 m, sedang semakin ke utara ketinggiannya semakin meningkat rata rata di atas 500 m. Secara proporsional, ketinggian wilayah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 4

5 Gambaran Wilayah 2013 a. Zona ketinggian 0 25 m dengan luas ha atau 4,43% b. Zona ketinggian 25 m 100 m dengan luas ha atau 16,06% c. Zona ketinggian 100 m 500 m dengan luas Ha atau 25,46% d. Zona dengan ketinggian 500 m m dengan luas ha atau 19,71% e. Zona dengan ketinggian m m dengan luas ha atau 16,06% f. Zona dengan ketinggian di atas m dengan luas ha atau 16,06% Tabel A 2 Posisi dan Tinggi Wilayah Di Atas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kab. Mamuju Tahun 2011 No. Kecamatan Bujur Lintang Tinggi DPL 1 Tapalang Tapalang Barat Mamuju Simboro Kalukku Kalumpang Bonehau Papalang Sampaga Pangale Tommo Budong Budong Topoyo Tobadak Karossa Kep.Bala Balakang , , Sumber: Mamuju Dalam Angka Tahun 2012 A.2.2. Penggunaan Lahan Pola ruang merupakan alokasi pemanfaatan ruang yang prinsipnya merupakan perwujudan dari upaya pemanfaatan sumberdaya alam di suatu wilayah melalui pola pemanfaatan yang diyakini dapat memberikan suatu proses pembangunan yang berkelanjutan. A.3 Kependudukan dan Ketenagakerjaan A.3.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk di Kabupaten Mamuju pada tahun 2011 adalah sebanyak jiwa yang terbagi ke dalam 16 kecamatan. Jumlah penduduk terbesar adalah pada Kecamatan Mamuju sejumlah jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah pada Kecamatan Bala Balakang sejumlah jiwa. 5

6 Gambaran Wilayah 2013 Tabel A 3 Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Kab. Mamuju Tahun 2011 No. Kecamatan Rumah Tangga Penduduk 1 Tapalang Tapalang Barat Mamuju Simboro Bala Balakang Kalukku Papalang Sampaga Tommo Kalumpang Bonehau Budong budong Pangale Topoyo Karossa Tobadak Jumlah Sumber: Mamuju Dalam Angka 2012 Jumlah penduduk perempuan lebih kecil daripada jumlah penduduk laki laki, yaitu penduduk laki laki dan penduduk perempuan. Tabel A 4 Sex Ratio di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 No. Kecamatan Jumlah Penduduk Laki laki Perempuan Sex Ratio 1 Tapalang Tapalang Barat Mamuju Simboro Bala Balakang Kalukku Papalang Sampaga Tommo Kalumpang Bonehau Budong budong Pangale Topoyo Karossa Tobadak Jumlah Sumber: Mamuju Dalam Angka

7 Gambaran Wilayah 2013 A.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Berdasarkan data tabel diketahui jumlah penduduk usia angkatan kerja yang berusia tahun di Kabupaten Mamuju mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal itu merupakan potensi sekaligus tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Mamuju dalam menyediakan lapangan pekerjaan sehingga tercapai kesejahteraan seluruh masyarakat. Tabel A 5 Perkembangan Penduduk Usia Angkatan Kerja di Kab. Mamuju Tahun Data Kabupaten Mamuju Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Mamuju Lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah lapangan usaha sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan yang menyerap tenaga kerja sebanyak 64.62%. Berikut gambar 2.4 yang menyajikan persentase penduduk berusia 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan usaha: Gambar A 2 Persentase Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha 14% 12% 6% 65% Pertanian, Perkebu nan, Kehutanan, Pet ernakan dan Perikanan Industri Pengolahan 3% A.4 Kondisi Sarana dan Prasarana A.4.1 Transportasi Darat Jalan Trans Sulawesi merupakan jalan utama arus barang dan jasa antar wilayah maupun di dalam wilayah Kabupaten Mamuju. Untuk mendukung transportasi darat Pemerintah Kabupaten Mamuju telah membangun jalan sepanjang 1.346,04 km. Dari total panjang jalan yang ada, 35,88% sudah beraspal dan sisanya belum di aspal. Jalan nasional pada tahun 2011 sepanjang km, jalan propinsi sepanjang 153,35 km, dan jalan Kabupaten sepanjang 1.346,04 km. Fasilitas angkutan darat di Kabupaten Mamuju telah yaitu: Terminal angkutan darat Regional di Simbuang yang melayani jalur Antar Kota Antar Propinsi dan Antar Kota Dalam Propinsi, Terminal Mamuju di Karema untuk melayani angkutan kota dan desa, kemudian sub terminal yang ada di Tasiu, Trailu, Topoyo, dan Karossa. 7

8 Gambaran Wilayah 2013 Tabel A 6 Panjang Jalan Menurut Pemerintahan yang Berwenang di Kabupaten Mamuju Tahun (km) Jenis Jalan (1) (2) (3) (4) (5) Jalan Negara 221,50 221,50 222,15 236,54 Jalan Provinsi 154,00 154,00 153,35 153,35 Jalan Kabupaten 1.346, , , ,04 Jumlah 1.721, , , ,93 Sumber: Mamuju Dalam Angka, 2012 Tabel A 7 Kondisi Permukaan Jalan, Kondisi Jalan, dan Kelas Jalan di Kabupaten Mamuju Tahun (km) Kondisi Permukaan Jalan a. Diaspal 216,58 332,05 333,65 333,65 74* 67* 49,02* 48,62* 221,5** 221,5** 222,15** 236,54** b. Kerikil 731,81 536,76 540,13 540,13 80* 34* 21,09* 10,40* c. Tanah 397,65 391,27 386,3 386,3 53* 83,24* 91,64* d. Lainnya 85,96 85,96 85,96 Kondisi Jalan a. Baik 546,5 632,94 639,51 646,10 74* 38* 18,7* 215,5** 206,5** 206,5** b. Sedang 216,54 206,55 206,55 255,75 80* 20* 34,3* 6** 15** 15,65** c. Rusak 479,84 259,56 259,56 242,29 19* 14,01* d. Rusak Berat 103,16 246,99 240,42 201,90 77* 86,34* Kelas Jalan a. Kelas I 214,85** 214,85** b. Kelas II 117,62 117,62 117,62 117,62 120* 221,5** 6,65** 6,65** c. Kelas III 719,7 719,7 719,7 719,7 34* 154* 153,35* 0,65** d. Kelas III A 508,72 422,76 422,76 422,76 e. Kelas III B f. Kelas III C g. Kelas Tidak Dirinci 85,96 85,96 85,96 Jumlah 1.346, , , ,04 154* 154* 153,35* 221,5** 221,5** 222,15** Ket: * Jalan Provinsi/Province Road, ** Jalan Negara Sumber: Mamuju Dalam Angka,

9 Gambaran Wilayah 2013 A.4.2 Transportasi Laut Dengan melihat posisi kabupaten yang strategis yaitu merupakan lintasan pelayaran menuju Kalimantan, Jawa, dan Bali, serta secara regional Sulawesi merupakan daerah lintasan antara Makassar Pare Pare Mamuju Pasangkayu, Palu, dan Manado, sehingga sangatlah wajar bila Kabupaten Mamuju memiliki pelabuhan laut dan pelabuhan rakyat di sepanjang Pantai Mamuju. Pelayanan publik dan komersial telah dilayani dengan adanya beberapa pelabuhan yaitu pelabuhan Ferry yang melayani Mamuju Samarinda dan Balikpapan yang dilayani 2 (dua) kapal ferry dengan volume penyeberangan setiap hari. Kemudian Pelabuhan Samudra Belang Belang di Kalukku yang melayani angkutan komersial semen, pupuk, tambang galian, dan mangan. Pelabuhan ini melayani rute antar pulau. Di lain itu masih ada beberapa pelabuhan rakyat yang difungsikan sebagai pelabuhan penumpang ataupun pendaratan ikan, seperti Kasiwa Kota Mamuju, Karampuang, Pelabuhan Rakyat Rangas, Tampapadang, Budong Budong, Karama, Tumbu, dan Karossa. A.4.3 Transportasi Udara Hingga tahun 2011, Kabupaten Mamuju masih memiliki satu bandar udara yaitu Bandar Udara Tampa Padang. Banyaknya pesawat yang berangkat dan tiba di bandar udara tersebut adalah 540 pesawat. Pesawat pesawat tersebut memberangkatkan penumpang sebanyak penumpang dan menghantarkan penumpang masuk ke wilayah Mamuju. Barang yang dibongkar melalui Bandar Udara Tampa Padang tercatat kg bagasi. Sedangkan barang yang dimuat tercatat kg bagasi. 9

10 Gambaran Wilayah 2013 Tabel A 8 Lalu Lintas Penerbangan di Bandar Udara Tampa Padang Dirinci Menurut Bulan Tahun 2011 Bulan Pesawat Penumpang Berangkat Tiba Berangkat Tiba Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber: Mamuju Dalam Angka, 2012 Transit A.4.4 Listrik Pada tahun 2011 PLN Mamuju memproduksi listrik sebanyak KWH, dengan listrik terjual sebanyak KWH, dipakai sendiri KWH, dan listrik yang hilang/losses sebesar KWH. Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Mamuju pada tahun 2011 sebanyak pelanggan. Meskipun demikian ada 3 kecamatan di Kabupaten Mamuju yang tidak dialiri listrik dari PLN yaitu Kecamatan Bala Balakang, Kecamatan Kalumpang, dan Kecamatan Bonehau. A.5 Kebijakan Pembangunan Daerah A.5.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mamuju Untuk menghadapi tahun Pemerintah Kabupaten Mamuju menetapkan visi berupa: Gerakan Membangun Mamuju menuju masyarakat Maju dan Mandiri (Gerbang Maju) Untuk mendukung perwujudan visi di atas, maka diupayakan melalui misi sebagai berikut: 1. Meneruskan layanan pendidikan dan kesehatan gratis yang semakin dimantapkan. 2. Ekonomi yang berbasis UKM dan lembaga ekonomi desa serta menghidupkan pasar rakyat. 10

11 Gambaran Wilayah Percepatan pertumbuhan dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur, dan energi. 4. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik, berlandaskan pada keimanan yang bermuara pada pelayanan satu atap. 5. Mewujudkan rasa aman dan tertib dalam mendukung Mamuju sebagai Ibukota Provinsi yang berwawasan lingkungan. A.5.2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mamuju Tahun Sinergi dengan visi dan misi Kabupaten Mamuju, tujuan penataan ruang wilayah adalah Penataan ruang Kabupaten Mamuju bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Mamuju yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, berbasis pada perdagangan dan jasa, pariwisata, perkebunan, pertanian, perikanan, dan kelautan yang berdaya saing tinggi didukung oleh sistem transportasi yang terpadu menuju masyarakat Mamuju yang sejahtera. 11

12 Profil Perekonomian Wilayah 2013 B. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH B.1. Struktur Perekonomian PDRB Kabupaten Mamuju atas harga berlaku Tahun 2011 sebesar Rp ,02 juta rupiah dengan kontribusi terbesar dari sektor pertanian yaitu 48,28% sedangkan sektor kontribusi terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,55%, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar 17,37%. PDRB Kabupaten Mamuju telah menunjukkan peningkatan walaupun perkembangannya belum optimal. Berbagai program yang telah dilaksanakan mampu memberikan hasil yang cukup baik, hal ini ditandai dengan pertumbuhan PDRB Kabupaten Mamuju. Tabel di bawah ini menyajikan pertumbuhan PDRB persektor Kabupaten Mamuju tahun Tabel B 1 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Mamuju Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rp) No. Lapangan Usaha *) Pertanian , , ,99 2 Pertambangan dan penggalian , , ,71 3 Industry pengolahan , , ,61 4 Listrik, gas, dan air bersih , , ,79 5 Bangunan , , ,15 6 Perdagangan, hotel, dan restoran , , ,07 7 Angkutan dan komunikasi , , ,22 8 Keuangan, persewaan, dan jasa , , ,18 perusahaan 9 Jasa jasa , , ,30 Produk Domestik Regional Bruto , , ,02 *) Angka Sementara Sumber: BPS Kab. Mamuju 2012 B.2. Potensi Perekonomian B.2.1 Pertanian Pada tahun 2011 luas sawah di Kabupaten Mamuju adalah ha. Areal persawahan terluas terdapat di Kecamatan Pangale sebesar ha dan Kecamatan Tommo ha. Sedangkan areal persawahan tersempit terdapat di Kecamatan Simboro yaitu 40 ha. Kecamatan Mamuju dan Bala Balakang merupakan kecamatan yang tidak mempunyai areal persawahan. Sub sektor tanaman bahan makanan mencakup tanaman padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Pada tahun 2011 hasil pertanian Kabupaten Mamuju didominasi tanaman padi. Padi yang 12

13 Profil Perekonomian Wilayah 2013 dihasilkan mencapai ton. Sedangkan produksi yang paling kecil di Kabupaten Mamuju adalah ubi jalar dengan produksinya hanya sebesar 285 ton tahun Tabel B 2 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 Padi Sawah Padi Ladang Kecamatan LuasPanen Produksi Produktivitas Luas Panen Produksi Produktivitas (ha) (ton) (kuintal/ha) (ha) (ton) (kuintal/ha) Tapalang , ,28 Tapalang Barat , ,33 Mamuju ,33 Simboro , ,27 Balabalakang Kalukku , ,34 Papalang , ,30 Sampaga , ,14 Tommo , ,28 Kalumpang , ,26 Bonehau , ,26 Budong Budong , ,17 Pangale ,15 Topoyo , ,26 Karossa , ,40 Tobadak , ,31 Jumlah , ,50 Sumber: Mamuju dalam Angka, 2012 B.2.2 Perkebunan Tanaman perkebunan terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Hasil perkebunan Kabupaten Mamuju yang terbanyak pada tahun 2011 adalah kelapa sawit dengan produksinya ,02 ton. Sedangkan yang paling sedikit produksinya adalah lada yang hanya diproduksi sebesar 1,82 ton. Perkebunan besar Kabupaten Mamuju terdiri dari tiga perusahaan yaitu PT. Surya Raya Lestari, PT. Badra Sukses, dan PT. Manakarra Unggul Lestari, dengan hasil perkebunan sebanyak ,02 ton. Berikut ini adalah luas area tanaman perkebunan rakyat perkecamatan yang ada di Kabupaten Mamuju: Tabel B 3 Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 (ha) 13

14 Profil Perekonomian Wilayah 2013 Kecamatan Kelapa Kelapa Sawit Kopi Lada Kakao Cengkeh Kemiri Sagu Lainnya Tapalang , Tapalang Barat , Mamuju , Simboro , Balabalakang Kalukku , , Papalang , Sampaga , Tommo , Kalumpang , Bonehau , Budong Budong , , Pangale , Topoyo , Karossa , , Tobadak , Jumlah , , Sumber: Mamuju dalam Angka, 2012 Tabel B 4 Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 (ton) Kecamatan Kelapa Kelapa Sawit Kopi Lada Kakao Cengkeh Kemiri Sagu Lainnya Tapalang 1.127,35 12, ,40 7,5 55,25 4,75 25 TapalangBarat 975 7, ,47 5,5 2, ,75 Mamuju 325 2, ,25 9,75 12,95 6,25 45,75 Simboro 301,50 6, ,40 9,35 15,75 3,75 120,25 Bala Balakang 1,50 Kalukku , ,17 3,25 39, ,25 Papalang 975 2, ,99 1,20 1,43 5,75 43,75 Sampaga 875 0,5 0, ,50 0,60 2,37 2,50 45 Tommo ,75 0, , ,5 6,50 55,75 Kalumpang 17,50 65, ,73 1,50 12,93 10,75 15,25 Bonehau 1 3 0,1 963,97 0,50 1, ,45 Budong Budong ,5 0, ,61 2 1,50 3,50 12,75 Pangale ,75 0, ,92 2,25 1,08 5,50 10,5 Topoyo ,75 0, ,13 7,10 2,68 4,50 16,75 Karossa , ,80 11,35 21,25 6,75 12,75 Tobadak ,75 0, ,40 2,50 9, ,95 Jumlah 7.439, ,75 1, ,29 65,35 191,44 83,50 487,40 Sumber: Mamuju dalam Angka, 2012 B.2.3 Peternakan Peternakan di Mamuju terdiri dari ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak yang paling banyak pada tahun 2011 adalah babi dengan jumlah ekor. Ternak yang lain 14

15 Profil Perekonomian Wilayah 2013 adalah sapi potong, kerbau, kambing, dan kuda. Untuk jumlah ternak yang di bawah ekor yaitu sapi perah sebanyak 4 ekor dan kuda sebanyak 309 ekor. Sedangkan untuk jenis unggas didominasi oleh ayam buras yaitu sebanyak ekor. Tabel B 5 Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 (Ekor) Sapi Sapi Kecamatan Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Perah Potong Tapalang TapalangBarat Mamuju Simboro Bala Balakang Kalukku Papalang Sampaga Tommo Kalumpang Bonehau BudongBudong Pangale Topoyo 140 Karossa Tobadak Jumlah Sumber: Mamuju dalam Angka, 2012 B.2.4 Perikanan Sektor perikanan di Kabupaten Mamuju terdiri dari perikanan laut dan perikanan darat (umum, tambak, kolam dan, rumput laut). Produksi perikanan di Kabupaten Mamuju pada tahun 2011 adalah ,22 ton. Produksi tersebut terdiri dari hasil perikanan laut yaitu 8.619,72 ton dan hasil perikanan darat sebesar ,5 ton. 15

16 Peluang Investasi 2013 C. PELUANG INVESTASI C.1. Sektor Unggulan Metode Location Question digunakan untuk mengindentifikasi sektor unggulan potensi perekonomian Kabupaten Mamuju. Analisis LQ menunjukkan potensi dari tempat terkait dengan kondisi kekayaan yang ada di wilayah tersebut. Tabel C 1 Hasil Perhitungan LQ Menurut Sektor Ekonomi di Kabupaten Mamuju pada Tahun No. Sektor Ekonomi Tahun Rata Rata 1 Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas, dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel, dan restoran Angkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa Jasa Sumber: Hasil Analisis, 2012 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa: 1. Selama tahun 2009 sampai tahun 2011, sektor pertambangan dan galian, bangunan, angkutan, komunikasi, keuangan, persewaan, jasa perusahaan, serta jasa jasa memiliki nilai LQ > 1. Ini berarti bahwa terdapat potensi ekonomi pada sektor tersebut. Antara tahun , sektor angkutan, komunikasi, dan jasa jasa memiliki nilai LQ yang meningkat. 2. Sektor pertambangan dan galian memiliki LQ di atas 1 dan mengalami penurunan dari tahun 2009 sampai tahun Hal ini dikarenakan Kabupaten Mamuju merupakan ibukota dari Provinsi Sulawesi Barat. Sektor pertambangan dan galian sudah lebih dulu terolah dibanding dengan kabupaten lain yang ada di Mamuju. Selain itu kegiatan penggalian di kabupaten Mamuju memang meningkat terutama dari pengambilan pasir dan batu, dan penggalian tanah timbunan terutama terkait dengan meningkatnya konstruksi bangunan di tahun 2009 di Kabupaten Mamuju dan Provinsi Sulawesi Barat. 3. Sektor industri pengolahan LQ di bawah 1 yaitu rata rata 0,47 yang mengalami peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2010, namun mengalami penurunan pada tahun Hal ini karena fungsi kabupaten lain di Sulawesi Barat lebih dominan dalam aspek penyedia industri olahan. 16

17 Peluang Investasi Sektor angkutan, komunikasi, dan jasa jasa memiliki nilai LQ > 1 dan mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai tahun Hal ini dikarenakan pesatnya pertumbuhan sektor ini di Kabupaten Mamuju sehingga peran kabupaten sebagai penyedia jasa lebih dominan dibanding kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Sulawesi Barat. Kabupaten Mamuju merupakan wilayah yang membatasi antara kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Barat dan merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Barat. 5. Sektor bangunan, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, LQ di atas 1 dan mengalami peningkatan pada tahun 2010, kemudian menurun pada tahun 2011 hal ini karena Mamuju merupakan daerah yang mengalami pertumbuhan pada tahun 2009 namun masih banyak lahan yang belum mampu digarap karena terbatasnya sumber daya manusia. Sektor perdagangan, hotel dan restoran, LQ nya di bawah 1 dan mengalami penurunan pada tahun 2010 dan cenderung tetap di tahun Peran sektor ini memang rendah di kabupaten dibanding dengan di perkotaan. Menetapnya angka LQ di tahun 2010 hingga tahun 2011 karena beberapa wilayah di Kabupaten Mamuju masih bersifat pedesaan. C.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang berhasil diciptakan pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Mamuju terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduknya. Pertumbuhan penduduk tertinggi ada di tahun 2010, sebesar 6,96%. Berikut ini adalah PDRB menurut lapangan usaha Kabupaten Mamuju atas dasar harga konstan antara tahun 2009 hingga tahun

18 Peluang Investasi 2013 Tabel C 2 Nilai dan Pertumbuhan PDRB serta Jumlah Penduduk Kabupaten Mamuju Tahun Tahun PDRB adalah konstan Jumlah Pertumbuhan (%) (juta Rp) penduduk Pertumbuhan (%) ,98 9, , ,69 8, , ,80 10, , *) ,28 11, ,64 Rata rata 10,01 3,91 *) Angka Sementara Sumber : BPS Kab. Mamuju Tabel C 3 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Mamuju Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Juta Rp) LAPANGAN USAHA * ) 1. PERTANIAN a.tanamanbahan Makanan b.tanam anperkeb unan c. Peternakan d.kehutanan e.perikanan 2. PERTAMBANGANdan PEN GGALIAN a.minyakdan GasBumi b.pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRIPENGOLAHAN a. IN DUSTRIMIGAS PengilanganMinyak GasAlam Cair b. INDUSTRITANPAMIGAS Besar/ Sedang KecildanKerajinan RT 4. LISTRIK,GAS& AIR BERSIH a.listrik b. Gas Ko ta c. Air Bers ih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL&RESTORAN a.perdaganganbesar&eceran b.hotel c. Restauran 7. ANGKUTAN &KOMUN IKASI a.pen gan g k u tan AngkutanRel Angkutan JalanRaya AngkutanLaut Ang ku tan Sun gai,d an au, &Pe nye brangan AngkutanUdara JasaPenun jan gangku tan b.kom uni k a s i Pos dan Te lekomunikasi JasaPenu njangkom un ikasi 603, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA 95, , , PERUSAHAAN 45, , , , , , a.ban k 0.00 b.lembagakeuangantanpabank 44, , , c.jas apenu njangkeuan gan d.sewabangunan e. Jasa Perus ahaan 233, , , JASA JASA 229, , , , , , a.pemerintahan Umum 0.00 Adm inistrasi Pemerintahan danpertah anan 3, , , JasaP emerintahan Lainnya PRODUKDOMESTIKREGION ALBRUTO 1,243, ,375, ,534, *) Angka Sementara Sumber : BPS Kab. Mamuju 16, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

19 Peluang Investasi 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa selama periode tahun , terlihat bahwa perekonomian Kabupaten Mamuju dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mamuju pada tahun 2008 tumbuh sekitar 9,69% dan pada tahun 2010 melonjak sekitar 10,59% kemudian pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mamuju mencapai 11,51% dengan rata rata pertumbuhan 10,01% per tahun. Apabila dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi Mamuju sebesar 11,51% di saat yang sama sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk yang melambat yaitu sebesar 3,91%. Gambar3.4. Grafik PDRB atas Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun Sumber: BPS Kab. Mamuju Tabel C 4 Sumber Pertumbuhan Ekonomi dari Tahun No. Lapangan Usaha *) 1 Pertanian 0,78 1,99 4,28 4,76 2 Pertambangan/penggalian 0,33 0,39 0,15 0,09 3 Industri Pengolahan 0,23 0,23 0,28 0,22 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,05 0,05 0,06 0,14 5 Bangunan 2,45 2,45 0,17 0,22 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,56 0,56 1,09 1,03 7 Angkutan dan Komunikasi 0,48 0,48 0,73 0,49 8 Keuangan, Sewa. dan Jasa 1,96 1,96 1,37 0,30 Perusahaan 9 Jasa Jasa 2,85 2,85 2,81 4,27 10 Pertumbuhan Ekonomi 9,69 8,26 10,59 11,51 Sumber: BPS Kab. Mamuju Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 11,51%. Sebagian besar disumbang sektor pertanian yaitu sebesar 4,76%. Sektor jasa jasa serta sektor perdagangan, hotel dan restoran masing masing menyumbang sebesar 4,27% dan 1,03%,. 19

20 Peluang Investasi 2013 C.3. C.3.1 Peluang Investasi Budidaya Kakao Peluang Pasar Permintaan kakao domestik sampai tahun 2009 masih dianggap sedikit dibandingkan dengan produksi kakao Indonesia. Rendahnya permintaan kakao nasional itu karena pemerintah menetapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% untuk setiap kakao yang dibeli pabrik di dalam negeri, sehingga industri pengolahan kakao dalam negeri sulit untuk berkembang. Sebaliknya, apabila petani mengekspor produknya ke luar negeri, maka tidak dikenakan PPN. Namun sejak pemerintah secara resmi menerapkan kebijakan Bea Keluar (BK) secara progresif terhadap eskpor biji kakao memalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 67/PMK.011/2010 tentang penetapan barang Ekspor yang dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar, permintaan kakao dalam negeri mengalami peningkatan dari ± ton pada tahun 2009 menjadi sekitar ± ton pada tahun 2013 ditambah adanya impor Kakao tahun 2013 sebesar ton. Permintaan biji kakao dalam negeri ini terus meningkat pada tahun tahun berikutnya karena banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan pabrik pabrik pengolahan biji kakao. Tabel C 5 Trend Permintaan Biji Kakao Dalam Negeri Tahun Permintaan (ton) *Analisis 2013 Dengan pertumbuhan permintaan 17% per tahun, perkiraan permintaan kakao di Indonesia di masa yang akan datang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel C 6 Proyeksi Permintaan Biji Kakao Dalam Negeri Tahun Permintaan (ton) , , , , ,0 *Analisis

21 Peluang Investasi 2013 Berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO), pertumbuhan permintaan kakao di dunia sebesar 4,8%, Untuk ke depannya, komoditi kakao tersebut masih potensial untuk dikembangkan di mana tingkat konsumsi kakao di negara seperti Indonesia, India, dan China yang jumlah penduduknya mencapai 2,7 milyar jiwa, masih sangat rendah yakni hanya sekitar 0,25 kg/kapita/tahun, sementara tingkat konsumsi di Eropa sudah mencapai 10 kg/kapita/tahun. Tabel C 7 Permintaan Biji Kakao Dunia Negara Konsumsi Biji Kakao Dunia (ribu ton) Eropa Jerman Belanda Lainnya Afrika Pantai Gading Lainnya Amerika Brazil Amerika Serikat Lainnya Asia & Oceania Indonesia Malaysia Lainnya Total Dunia Sumber: Dengan tingkat pertumbuhan permintaan kakao di dunia sebesar 4,8% maka perkiraan permintaan biji kakao di masa yang akan datang adalah sebagai berikut: Negara Tabel C 8 Proyeksi Permintaan Biji Kakao Dunia Konsumsi Biji Kakao Dunia (ribu ton) Eropa Jerman Belanda Lainnya Afrika

22 Peluang Investasi 2013 Konsumsi Biji Kakao Dunia (ribu ton) Negara Pantai Gading Lainnya Amerika Brazil Amerika Serikat Lainnya Asia & Oceania Indonesia Malaysia Lainnya Total Dunia Permintaan biji kakao dunia pada tahun 2014 diperkirakan ton dengan permintaan terbesar berasal dari Eropa sebanyak ton dan permintaan dari Amerika sebanyak ton, dari Asia sebanyak ton, dan dari Afrika ton. Dengan tingkat pertumbuhan permintaan biji kakao dunia sebesar 4,8% dapat disimpulkan bahwa peluang ekspor biji kakao masih sangat terbuka. Tahun Tabel C 9 Ekspor Biji Kakao Indonesia Permintaan (ton) , , , , ,0 Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan Departemen pertanian Indonesia masuk tiga terbesar negara produsen kakao dunia, pada tahun 2011 ekspor biji kakao Indonesia mencapai ton pertahun. Dalam rentang waktu dari pertumbuhan ekspor biji kakao Indonesia sebesar 4% pertahun. Dengan tingkat pertumbuhan tersebut dapat dilihat perkiraan ekspor biji kakao Indonesia pada masa yang akan datang pada tabel berikut ini: Tabel C 10 Proyeksi Ekspor Biji Kakao Indonesia Tahun Permintaan (ton)

23 Peluang Investasi *Analisis 2013 C.3.2 Lokasi dan Ketersediaan Lahan Dalam rangka untuk meningkatkan hasil produksi tanaman budidaya kakao di Kabupaten Mamuju, salah satu upayanya adalah dengan perluasan lahan tanam untuk budidaya kakao. Berdasarkan data tahun 2013 terdapat potensi pengembangan yang cukup luas di Kabupaten Mamuju untuk pengembangan tanaman budidaya kakao yaitu potensi lahan kosong sebesar ,49 ha yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Mamuju. Dengan adanya potensi pengembangan lahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi tanaman budidaya kakao di masa yang akan datang. Tabel C 11 Potensi Pengembangan Lahan Budidaya Kakao Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 NO. KECAMATAN PENGEMBANGAN LAHAN (ha) 1 TAPALANG 559,58 2 TAPALANG BARAT 361,73 3 SIMBORO 701,27 4 MAMUJU 1.138,77 5 KALUKKU 1.317,84 6 PAPALANG 723,56 7 BONEHAU 1.452,24 8 KALUMPANG 1.791,11 9 SAMPAGA 848,56 10 TOMMO 250,15 11 PANGALE 189,83 12 BUDONG BUDONG 1.580,96 13 TOBADAK 968,51 14 TOPOYO 532,69 15 KAROSSA 1.113,71 JUMLAH ,49 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Tahun 2013 C.3.3 Kelayakan Investasi A. Asumsi Perhitungan analisis kelayakan usaha tani budidaya kakao berdasarkan beberapa asumsi sebagai berikut: Luas lahan Jarak tanam Banyaknya tanaman : ha : 3 x 3 m (tanah datar) dan 2 x 4 m (tanah miring) : tanaman per ha 23

24 Peluang Investasi 2013 Mutu hasil : Berat biji kering 1 1,2 g/biji, kandungan lemak 50% & kulit ari + 12% Umur Proyek : 23 tahun Berdasarkan tinjauan lapangan dan penelitian para ahli lainnya, tingkat produksi kakao berfluktuasi. Produksi mengalami kenaikan yang tajam pada umumnya terjadi pada tahun ke 7 sampai tahun ke 15. Pada tahun berikutnya, produksi mengalami penurunan. Sedangkan perkembangan harga kakao ditentukan berdasarkan harga minimal dan diasumsikan terus meningkat setiap tahunnya. Tahun Panen Tabel C 12 Produksi, Harga, dan Penerimaan Kakao Berdasarkan Tahun Volume (kg/ha/tahun) Harga (Rp/Kg) Revenue (Rp) 1 ha ha B. Kebutuhan Biaya Biaya investasi kebun digunakan untuk investasi tanaman dan non tanaman, perincian biaya investasi untuk per ha dan ha (1 Kimbun) kebun kakao dapat dilihat pada tabel berikut ini: 24

25 Peluang Investasi 2013 Tabel C 13 Kebutuhan Biaya Investasi Kebun Kakao Kebutuhan Biaya (Rp/ha) (Rp/ ha) A. INVESTASI TANAMAN Tahun 0 (TBM 0) Tahun 1 (TBM 1) Tahun 2 (TBM 2) B. INVESTASI NON TANAMAN Total Investasi Tanaman + Non Tanaman (selama 0 2 tahun) Biaya investasi tanaman pada tahun ke 0 (TBM 0) digunakan untuk pembukaan lahan (land clearing), penanaman tanaman pelindung, dan tanam kakao. Sedangkan untuk tahun 1 dan ke 2 digunakan untuk perawatan tanaman, seperti penyulaman, pemupukan, serta pencegahan hama dan penyakit. Untuk membantu pendanaan dana investasi, diasumsikan pendapat fasilitas kredit bank 50%, sedangkan sisanya dipenuhi dengan modal sendiri. Sebagai konsekwensi dari pinjaman bank dibebankan angsuran dan bunga bank dipatok 14%. Investasi non tanaman digunakan untuk pembangunan prasarana, seperti bangunan, lahan, perizinan, pemetaan, dan tenaga kerja pendukung sebagainya. Sedangkan besarnya biaya operasional rutin secara reguler dibutuhkan dengan jumlah yang tetap tanpa memperhatikan inflasi adalah Rp Biaya ini dipergunakan untuk pemupukan, penyiangan, penyulaman, pemangkasan, pemanenan, dan pasca panen. C. Proyeksi Laba / Rugi Proyeksi laba/rugi memberikan gambaran tentang kegiatan usaha perkebunan kakao rakyat dalam periode yang akan datang. Asumsi dasar yang digunakan untuk perhitungan laba/rugi ini adalah menyangkut kualitas biji kakao yang dijual petani. Kualitas biji kakao yang dijual petani adalah biji kering, dengan harga jual awal Rp 9.250/kg sampai Rp /kg di akhir proyek. Berdasarkan asumsi tersebut, sejak pada tahun keempat sampai akhir analisis pada tahun ke 23, pengusaha kakao mendapatkan keuntungan yang cukup memadai. Jika pada tahun ke 4 berbuah keuntungan tersebut hanya Rp /tahun belum memperhitungkan nilai investasi, maka pada tahun berikutnya meningkat dua kali lipat, seiring dengan meningkatnya produktivitas tanaman. 25

26 Peluang Investasi 2013 Tabel C 14 Proyeksi Rugi Laba Budidaya Tanaman Kakao Berdasarkan Tahun Tahun Penjualan Biaya Produksi Laba/RugiKotor Total Selama 23 tahun umur proyek, biaya yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman kakao baik biaya investasi maupun biaya operasional adalah Rp sedangkan penerimaan dari hasil penjualan diperoleh sebesar Rp sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp D. Kriteria Kelayakan Proyek NPV IRR BCR PP ,64 %. 1,36 7 lebih 8 bulan Layak Layak Layak Layak B/C Ratio 26

27 Peluang Investasi 2013 Analisis B/C ratio adalah perbandingan antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Hasil analisis menunjukkan nilai gross B/C ratio sebesar 2,45. Nilai ini menunjukkan bahwa benefit yang yang diperoleh 2,45 kali lipat dari cost yang dikeluarkan. Sedangkan Net B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan setelah dikalikan dengan DF sebesar 14%. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha, nilai Net B/C ratio adalah 1,36 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,36 kali lipat dari cost yang dikeluarkan. Break Event Point (BEP) BEP (titik impas) adalah kondisi pada saat suatu usaha tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Nilai BEP volume produksi kakao diperoleh pada tingkat produksi sebesar kg per tahun. Artinya, dengan tingkat harga rata rata sebesar Rp ,43 usaha budidaya kakao tidak akan mengalami kerugian atau mendapat keuntungan (impas) dengan hanya memproduksi biji kering kakao seberat kg per tahun. Sementara itu, kemampuan produksi biji kering kakao dengan luas tanam ha dalam analisis ini mencapai ,87 kg pertahun jauh lebih besar dibandingkan dengan BEP produksinya. Payback period Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke 7 lebih 8 bulan. Net Present Value (NPV) NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 14% menunjukan nilai NPV sebesar Rp yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek usaha budidaya kakao layak untuk diusahakan. Internal Rate of Return (IRR) 27

28 Peluang Investasi 2013 IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungnan dari suatu proyek tiap tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF) di mana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 34,64%. Apabila diasumsikan bungan bank yang berlaku adalah 14% maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga pasar. 28

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi,

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi, IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografi Daerah Wilayah Kabupaten Mamuju merupakan daerah yang terluas di Provinsi Sulawesi Barat. Secara geografis Kabupaten Mamuju terletak di posisi : 00

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU 2013

STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU 2013 STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU 2013 ISSN : No. Publikasi : 76045.1303 Katalog BPS : 1102001.7604 Jumlah Halaman : 33 Halaman

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH 2013

STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH 2013 STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU STATISTIK DAERAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH 2013 ISSN : No. Publikasi : 76045.1304 Katalog BPS : 1202001.7606 Jumlah Halaman

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG TON PERSEN BAB 1 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00-10.00-20.00-30.00 VOLUME

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow

Lebih terperinci

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014 s. bp uk ab. am uj m :// ht tp id go. STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014 ISSN : - No. Publikasi : 76044.1502 Katalog BPS : 830.1002.7604 Ukuran Buku : 18 cm x 24 cm Jumlah Halaman : v + 26 Halaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN Pengenalan Kota Pematangsiantar Kota

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 ISSN : No. Publikasi : 76045.1204.033 Katalog BPS : 1202001.7604.033 Jumlah Halaman

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH. Mimi Hayatiˡ, Elfiana 2, Martina 3 ABSTRAK

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH. Mimi Hayatiˡ, Elfiana 2, Martina 3 ABSTRAK Jurnal S. Pertanian 1 (3) : 213 222 (2017) PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH Mimi Hayatiˡ, Elfiana 2, Martina 3 1 Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report KATA PENGANTAR Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah Laporan Akhir () kegiatan Pekerjaan Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung Percepatan dan Perluasan Pembangunan Koridor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu bisnis yang dinilai prospektif saat ini. Karakteristik investasi dibidang perkebunan kelapa sawit teramat berbeda

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.. DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.. Daftar Isi. Daftat Tabel. Daftar Gambar i-ii iii iv-vi vii-vii BAB I PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang. 1 I.2. Dasar Hukum...... 4 I.3. Tujuan..... 5 I.4. Manfaat......

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PRODUKSI PANGAN INDONESIA 65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009 No. 09/02/15/Th. IV, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada tahun meningkat sebesar 6,4 persen dibanding tahun 2008. Peningkatan

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Ciamis, secara geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 0 20 sampai dengan 108 0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 No. 06/02/62/Th. VI, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2011 (kumulatif tw I s/d IV) sebesar 6,74 persen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan

Lebih terperinci