UJI DAYA KECAMBAH BENIH JAWAWUT (Setaria italica) DENGAN BERBAGAI LAMA WAKTU PERENDAMAN BENIH DALAM LARUTAN URINE SAPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI DAYA KECAMBAH BENIH JAWAWUT (Setaria italica) DENGAN BERBAGAI LAMA WAKTU PERENDAMAN BENIH DALAM LARUTAN URINE SAPI"

Transkripsi

1 UJI DAYA KECAMBAH BENIH JAWAWUT (Setaria italica) DENGAN BERBAGAI LAMA WAKTU PERENDAMAN BENIH DALAM LARUTAN URINE SAPI Fajar Nur Safii, Tri Ida Wahyu Kustyorini, Dyah Lestari Yulianti Fakultas Peternakan, Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji daya kecambah benih jawawut (Setaria italica) dengan berbagai lama waktu perendaman benih dalam larutan urine sapi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2016 sampai 30 Oktober Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 10 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan meliputi P0 Kontrol (Tanpa perendaman), P1 (5 menit), P2 (10 menit), P3 (15 menit), P4 (20 menit), P5 (25 menit), P6 (30 menit), P7 (35 menit), P8 (40 menit), dan P9 (45 menit).materi yang digunakan adalah benih Jawawut (Setaria italica) dan urine sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman benih dalam larutan urine sapi memberi pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap hasil persentase kecambah benih dan persentase benih mati dan memberi pengaruh nyata (P<0,05) terhadap hasil tinggi bibit, tetapi memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap hasil persentase kecambah normal. Persentase perkecambahan benih tertinggi pada perlakuan P4 (91,5%). Tinggi benih tertinggi pada P8 (28,72 cm). Persentase benih mati terendah pada P4 (8,5%). Persentase perkecambahan normal tertinggi pada perlakuan P6 (94,64%). Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu bahwa perlakuan perendaman benih jawawut selama 20 menit dalam larutan urine sapi dapat meningkatkan perkecambahan benih mencapai 91,5%. Kata kunci: jawawut, uji daya kecambah, urine sapi THE GERMINATION TEST OF MILLET SEED (Setaria italica) WITH DIFFERENT LENGTH OF TIME SOAKING SEEDS IN A SOLUTION OF COW URINE Fajar Nur Safii, Tri Ida Wahyu Kustyorini, Dyah Lestari Yulianti Animal Science Faculty, Kanjuruhan University ABSTRACT The research was aimed to test the germination of millet (Setaria italica) with different length of time soaking seeds in a solution of cow urine. The method used was field experiment in a Completely Randomized Design (CRD) with 10 treatments and 4 replications. The treatment used is P0 Control (without soaking), and soaking seed P1 (5 minutes), P2 (10 minutes), P3 (15 minutes), P4 (20 minutes), P5 (25 minutes), P6 (30 minutes), P7 (35 minutes), P8 (40 minutes), and P9 (45 minutes). The observed variables include the percentage of germination, seedling height, percentage of dead seeds, and the percentage of normal seedling. The results showed that treatment of soaking seeds in a solution of cow urine gave highly significant effect (P<0,01) to the percentage of seeds germination and the percentage of dead seeds, and had a significant effect (P<0,05) on the seedling height, but the effect is not significant (P>0,05) on the percentage of normal seedling. This research concluded that the soaking treatment of millet seed for 20 minutes in a solution of cow urine can increase seed germination up to 91.5%. It is advisable for further research using a combination of soaking the seeds with adifferent concentration of cow urine solution. Key words : millet seeds, germination test, cow urine PENDAHULUAN Jawawut atau millet (Setaria italica) merupakan salah satu tanaman pangan serealia berbiji kecil. Tanaman ini pernah menjadi makanan pokok di berbagai 1

2 negara di dunia termasuk beberapa daerah di Indonesia sebelum budidaya padi dikenal. Selain untuk bahan makanan, biji jawawut juga banyak digunakan sebagai pakan burung dan campuran pakan untuk ternak, hijauan jawawut juga kerap dipakai sebagai bahan pakan ternak seperti sapi, kambing dan kelinci (Koch, 2002). Sama seperti jenis rumput lainnya benih jawawut memiliki fase tidur atau dormansi selama 6-12 bulan atau lebih, yang menyebabkan tanaman ini tidak bisa berkecambah meskipun kondisi lingkungan yang optimum untuk mendukung pertumbuhannya (McCartney et al, 2009). Penanaman benih pada kondisi dormansi juga berdampak pada rendahnya persentase perkecambahan menjadi kurang dari 75% atau bisa lebih rendah dari 25% (Sutopo, 2004). Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pemecahan dormansi benih dapat mengakibatkan sedikitnya benih yang tumbuh di lahan saat proses penanaman. Benih dalam kondisi dormansi bukan berarti mati, karena benih tersebut masih dapat dirangsang untuk berkecambah dengan berbagai perlakuan benih, salah satu diantaranya yaitu perendaman benih dan pemberian fitohormon (Desmawan dkk, 2011). Perendaman benih pada larutan fitohormon dilakukan untuk menambah kadar hormon yang telah ada, dan juga untuk meningkatkan daya kecambah benih (Munandar, 2004). Perkecambahan benih dorman dapat didorong dengan memberikan zat pengatur tumbuh seperti auksin, sitokinin, giberelin (Yunita, 2011). Urine ternak salah satu substrat organik yang mengandung auksin dan giberelin (Nasution, 2014). Urine sapi mempunyai kadar auksin 161,64-782,78 ppm sedangkan giberelin 0-937,88 ppm. Keragaman kadar tersebut paling besar dipengaruhi jenis ternak (Naswir, 2003). Perlakuan perendaman benih pada larutan urine sapi diharapkan dapat memecahkan dormansi dan meningkatkan persentase perkecambahan pada benih tersebut. Hasil penelitian Nasution (2014) persentase berkecambah benih biwa tertinggi sebesar 75% dari perendaman benih pada urine kambing 25% selama 15 menit dan tanpa pemotongan benih. Menurut pendapat Yunita (2011) urine sapi konsentrasi 10% merupakan sumber auksin terbaik untuk merangsang pertumbuhan akar stek markisa. Uji daya kecambah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui hasil perkecambahan benih sebelum ditanam di lapangan dan juga menguji hasil dari berbagai perlakuan benih untuk meningkatkan nilai perkecambahan benih (Desmawan dkk, 2011). Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian tentang uji daya kecambah benih jawawut (Setaria italica) dengan berbagai durasi perendaman pada larutan urine sapi untuk merangsang percambahan benih jawawut yang mengalami dormansi, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk perlakuan benih sebelum ditanam di lahan dan dapat diterapkan oleh masyarakat. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2016 sampai 30 Oktober 2016 di lahan kosong milik peneliti pada ketinggian dpl dengan suhu o C di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan Materi yang digunakan adalah benih Jawawut (Setaria italica) sebanyak 4000 benih yang diambil hasil panen petani di Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek dan urine sapi jantan Peranakan Ongole usia 3 tahun sebanyak 1 liter yang diambil dari peternak di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. 2

3 Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah sendok, pinset, nampan, baskom, gelas plastik, timbangan digital, kertas label, bata merah, peralatan tulis dan perlengkapan dokumentasi. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih jawawut, urine sapi, air bersih, dan pasir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental lapang berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 10 perlakuan dan 4 ulangan sehingga total percobaan adalah 40 unit percobaan. Perlakuan terdiri dari perlakuan kontrol tanpa perendaman dan perlakuan eksperimental dengan berbagai durasi perendaman larutan urine sapi 10% dengan konsentrasi yang sama tiap perlakuan. Perlakuan yang diuji sebagai berikut: Tabel 1. Perlakuan pada penelitian Perlakuan P0 Kontrol P1 (5 menit) P2 (10 menit) P3 (15 menit) P4 (20 menit) P5 (25 menit) P6 (30 menit) P7 (35 menit) P8 (40 menit) P9 (45 menit) Ulangan Prosedur Penelitian 1. Penyiapan benih, seleksi benih berdasarkan ukurannya relatif seragam serta tidak cacat secara fisik. 2. Penyiapan media dengan menggunakan media pasir 100%. Pasir yang digunakan adalah pasir sungai dengan warna hitam kecokelatan. 3. Penyiapan larutan urine sapi dengan mencampurkan urine sapi dengan air (1:9) sehingga terbentuk konsentrasi 10%. 4. Perendaman benih dalam larutan sesuai dengan perlakuan masing masing. 5. Penanaman benih pada media dengan kedalaman ±1 cm. Jumlah biji yang dikecambahkan sebanyak 100 biji per unit ulangan 6. Pemeliharaan benih melalui penyiraman yang dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari atau sore hari sesuai dengan kondisi media. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi persentase perkecambahan, tinggi bibit, benih mati, dan persentase kecambah normal. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode analisis sidik ragam dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows. Apabila pada hasil analisa menunjukkan adanya perbedaan pada perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan dan Regresi. Data yang digunakan dianalisis secara deskriptif dengan memaparkan semua data yang diperoleh selama penelitian. Semua data yang diperoleh dijelaskan dalam laporan sesuai dengan hasil pengamatan kemudian dibandingkan dengan teori yang ada. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji daya kecambah benih jawawut (Setaria italica) dengan berbagai lama waktu perendaman benih dalam larutan urine sapi, menunjukkan 3

4 bahwa perlakukan perendaman benih dalam larutan urine sapi memberi pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap hasil persentase kecambah benih dan persentase benih mati. Perlakukan perendaman benih dalam larutan urine sapi memberi pengaruh nyata (P<0,05) terhadap hasil tinggi bibit, tetapi memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap hasil persentase kecambah normal. Hasil dari penelitian selengkapnya pada Tabel 2. Tabel 2. Data hasil uji daya kecambah benih jawawut (Setaria italica) Perlakuan Perendaman Benih Persentase Kecambah Benih (%) Tinggi Bibit (cm) Persentase Benih Mati (%) Persentase Kecambah Normal (%) P0 Kontrol 70,25 ± 2,75 b 23,96 ± 4,38 a 29,75 ± 2,75 c 92,87 ± 3,03 P1 (5 menit) 71,25 ± 3,59 b 24,90 ± 2,51 ab 28,75 ± 3,59 c 93,33 ± 2,48 P2 (10 menit) 82,00 ± 2,00 c 25,62 ± 1,32 ab 18,00 ± 2,00 b 94,48 ± 2,98 P3 (15 menit) 86,75 ± 2,36 cd 26,23 ± 2,66 ab 13,25 ± 2,36 ab 93,67 ± 2,74 P4 (20 menit) 91,50 ± 1,00 d 26,29 ± 1,83 ab 8,50 ± 1,00 a 94,27 ± 0,48 P5 (25 menit) 71,00 ± 4,69 b 25,39 ± 1,46 ab 29,00 ± 4,69 c 93,18 ± 2,88 P6 (30 menit) 65,75 ± 3,86 b 26,02 ± 1,04 ab 34,25 ± 3,86 c 94,64 ± 1,65 P7 (35 menit) 66,00 ± 2,94 b 28,12 ± 1,67 bc 34,00 ± 2,94 c 91,59 ± 2,81 P8 (40 menit) 58,50 ± 2,89 a 28,72 ± 0,20 cd 41,50 ± 2,89 d 91,52 ± 2,17 P9 (45 menit) 52,75 ± 2,22 a 29,02 ± 0,77 d 47,25 ± 2,22 d 89,60 ± 3,16 P-value P<0,01 P<0,05 P<0,01 P>0,05 Keterangan: a-d Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh antar perlakuan Persentase Kecambah Benih Berdasarkan hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai lama waktu perendaman benih dalam larutan urine sapi memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase kecambah benih. Hasil analisa uji Duncan 1% perhitungan rata rata persentase perkecambahan benih terlihat bahwa hasil terendah mencapai rata rata perkecambahan 52,75% pada perlakukan P9 (45 menit) berbeda tidak nyata dengan P8 (40 menit) mencapai perkecambahan 58,50%, dan hasil tertinggi mencapai rata rata perkecambahan 91,50% pada perlakuan P4 (20 menit) berbeda tidak nyata dengan P3 (15 menit) dengan lama perendaman mencapai perkecambahan 86,75%. Berdasarkan hasil analisa Polinominal Regresi menunjukkan bahwa tiap perlakuan dengan interval 5 menit berpengaruh signifikan 79,4% terhadap hasil persentase perkecambahan benih, seperti yang tertera pada Gambar 1. Hal ini menunjukkan bahwa perendaman benih dalam larutan urine sapi berpengaruh terhadap persentase perkecambahan benih. 4

5 Persentase (%) 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Persentase Perkecambahan 91,50d 86,75cd 82,00c 70,25 b 71,25b y = 66, ,37*x + ±3,34*x 2 + 0,17*x 3 R² Cubic = 0,794 71,00 b 65,75 b 66,00 b 58,50 a 52,75 a P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Perlakuan Lama Perendaman Gambar 1. Grafik persentase perkecambahan benih Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tertinggi persentase perkecambahan benih pada P4 dengan lama perendaman 20 menit mencapai hasil perkecambahan benih rata rata 91,50% menjadi hasil yang terbaik pada uji daya kecambah benih. Menurut Polpoke, (2013) Daya kecambah minimal 80%, artinya benih yang tumbuh dari benih yang ditanam minimal 80%. Peningkatan nilai persentase perkecambahan benih pada perlakuan P0, P1, P2, P3 dan P4 diduga karena urine sapi merupakan salah satu fitohormon alami yang mengandung hormon dari golongan auksin, giberelin dan sitokinin yang dapat merangsang perkecambahan pada benih. Berdasarkan penelitian sebelumnya Nasution (2014) perlakuan perendaman benih biwa dalam urine hewan berpengaruh nyata terhadap percepatan perkecambahan dan pertumbuhan bibit pada parameter volume akar, umur berkecambah, dan jumlah daun. Menurut Muniarti dan Zuhry (2002) pada tanaman kopi, pemberian giberelin berpengaruh nyata terhadap saat muncul pertama kecambah benih kopi. Menurunnya persentase kecambah benih pada perlakuan P5, P6, P7, P8, dan P9 diduga semakin lama perendaman benih maka fitohormon yang diserap benih menjadi lebih banyak sehingga terjadi kelebihan dosis yang menyebabkan benih mengalami kerusakan dan mati. Hal ini sesuai dengan pendapat Adrian dan Murniati (2007) Respon fitohormon tersebut akan berlangsung pada konsentrasi yang rendah <10 ppm dan bila diberikan dalam konsentrasi yang tinggi maka fitohormon tersebut akan bersifat merusak atau penghambat pertumbuhan. Tinggi Bibit Berdasarkan hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai lama waktu perendaman benih dalam larutan urine sapi memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap hasil tinggi bibit. Hasil analisa uji Duncan 1% perhitungan rata rata tinggi bibit terlihat bahwa hasil terendah mencapai tinggi rata rata 23,95 cm pada perlakuan P0 Kontrol (tanpa perendama) dengan hasil yang berbeda tidak nyata dengan P1, P2, P3, P4, P5 dan P6. Hasil tertinggi mencapai tinggi rata rata 5

6 Tinggi (cm) 29,2 cm pada perlakuan P9 (45 menit) dengan hasil yang berbeda tidak nyata dengan P8 (40 menit) mencapai tinggi bibit rata rata 28,71 cm. Berdasarkan hasil analisa Polinominal Regresi menunjukkan bahwa tiap perlakuan dengan interval 5 menit berpengaruh signifikan 38,3% terhadap hasil tinggi bibit, seperti yang tertera pada Gambar 2. Hal ini menunjukkan bahwa lama perendaman benih dalam larutan urine sapi berpengaruh terhadap tinggi bibit. 35,00 30,00 25,00 Tinggi bibit y = 24,08 + 1,03*x + ±0,2x2 + 0,02x3 R² Cubic = 0,383 23,95 a 24,90ab 25,61ab 26,22ab 26,29 ab 28,12bc 28,71cd 29,02d 25,38ab 26,02ab 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Pelakuan Lama Perendaman Gambar 2. Grafik Tinggi Bibit Pertumbuhan tinggi tanaman dipengaruhi oleh cahaya dan penyerapan nutrisi dalam tanah oleh akar tanaman, perkembangan akar yang baik pada saat perkecambahan dapat mendorong pertumbuhan tanaman. Hal ini diduga bahwa urine sapi merupakan fitohormon jenis auksin. Menurut Naswir (2003) Urine sapi mempunyai kadar auksin 161,64-782,78 ppm sedangkan giberelin 0-937,88 ppm. Keragaman kadar tersebut paling besar dipengaruhi jenis ternak. Menurut Adrian dan Murniati (2007) Urin sapi merupakan salah satu fitohormon alami yang mengandung hormon dari golongan auksin, giberilin dan sitokinin. Secara fisiologis fitohormon berfungsi dalam perkembangan dan diferensiasi sel yang dapat memacu pertumbuhan organ-organ tanaman, seperti akar, tunas dan meristem apikal lainnya. Peningkatan hasil tinggi bibit pada P0 sampai P9 diduga karena dengan perkembangan sistem perakaran yang baik yang dirangsang oleh pemberian fitohormon, menyebabkan penyerapan nutrisi menjadi lebih maksimal dan membantu pertumbuhan bibit tanaman, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Naswir (2003) yang menyatakan pemberian urine sapi dapat memberikan pengaruh pada pertumbuhan akar tanaman. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurshanti (2009) pada tanaman palem raja zat pengatur tumbuh auksin berpengaruh nyata terhadap panjang akar dan jumlah akar pada penelitian perkecambahan benih palem raja. Menurut Karimah dkk (2012) pemberian pupuk cair dari campuran kulit singkong dan urine kelinci membuat batang dan akar kecambah kacang hijau lebih cepat tumbuh dibandingkan jika hanya diberi air. Menurut Yunita (2011) urine sapi konsentrasi 10% merupakan sumber auksin terbaik untuk merangsang pertumbuhan akar stek markisa. 6

7 Persentase Benih Mati Berdasarkan hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai lama waktu perendaman benih dalam larutan urine sapi memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap hasil persentase benih mati. Hasil analisa uji Duncan 1% perhitungan rata rata persentase benih mati terlihat bahwa hasil terendah mencapai rata rata benih mati 8,5% pada perlakukan P4 (20 menit) berbeda tidak nyata dengan P3 (15 menit) mencapai rata rata benih mati 13,25%. Hasil tertinggi mencapai rata rata benih mati 47,25% pada perlakuan P9 (45 menit) berbeda tidak nyata dengan P8 (40 menit) dengan rata rata benih mati 41,5%. Berdasarkan hasil analisa Polinominal Regresi menunjukkan bahwa tiap perlakuan dengan interval 5 menit berpengaruh signifikan 79,4% terhadap hasil persentase benih mati, seperti yang tertera pada Gambar 3. Hal ini menunjukkan bahwa perendaman benih dalam larutan urine sapi berpengaruh terhadap persentase benih mati. Gambar 3. Grafik persentase benih mati Hasil persentase benih mati berbanding terbalik dengan hasil persentase perkecambahan benih, karena benih mati merupakan benih yang tidak berkecambah pada saat uji daya kecambah. Penurunan persentase kematian benih pada perlakuan P0 sampai P4 diduga karena urine sapi mengandung fitohormon yang dapat merangsang perkecambahan pada benih, sehingga benih mati lebih sedikit dari benih yang berkecambah. Berdasarkan penelitian sebelumnya Desmawan dkk, (2011) hasil indeks perkecambahan tertinggi 2,21 pada benih Kopi Arabica yang direndam air selama 24 jam. Menurut Nasution (2014) perlakuan perendaman benih biwa dalam urine hewan berpengaruh nyata terhadap percepatan perkecambahan dan pertumbuhan bibit. Peningkatan persentase kematian benih pada perlakuan P5 berbanding lurus dengan semakin lamanya benih direndam, hal ini diduga semakin lama perendaman maka penyerapan fitohormon yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan benih. Hal ini sesuai dengan pendapat Adrian dan Murniati (2007) Respon fitohormon tersebut akan berlangsung pada konsentrasi yang rendah <10 ppm dan 7

8 bila diberikan dalam konsentrasi tinggi maka akan bersifat merusak atau penghambat pertumbuhan. Berdasarkan hasil pengamatan pada sampel benih mati didapati ciri berwarna coklat, berlendir dan berbau. Hal ini diduga terjadi pembusukan karena terjadi pelunakan kulit benih secara berlebihan yang memudahkan pantogen masuk dan terjadi kematian pada benih, hal ini sesuai dengan pendapat Sutopo (2004) Perendaman benih secara berlebihan dapat menyebabkan osmosis yang berlebihan, sehingga memicu difusi antara zat terlarut dalam benih menuju larutan luar benih secara spontan yang mengakibatkan kerusakan kulit benih dan membuka celah pantogen masuk dalam benih. Persentase Kecambah Normal Berdasarkan hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai lama waktu perendaman benih dalam larutan urine sapi memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap hasil persentase kecambah normal, Berdasarkan hasil perhitungan rata rata persentase kecambah normal terlihat bahwa hasil terendah mencapai rata rata 89,60% pada perlakukan P9 dengan lama perendaman 45 menit, dan hasil tertinggi mencapai rata rata 94,64% pada perlakuan P6 dengan lama perendaman 30 menit, seperti yang tertlihat pada Gambar 4. 8

9 Grafik 4. Persentase kecambah normal Berdasarkan hasil yang didapat pada persentase kecambah normal terdapat fluktuasi nilai persentase kecambah normal yang naik turun, dan dari hasil analisa sidik ragam menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap hasil persentase kecambah normal. Hal ini menunjukkan bahwa lama perendaman benih dalam larutan urine sapi tidak berpengaruh terhadap persentase kecambah normal. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Husain dan Tuiyo (2012) pada tanaman kemiri menunjukkan bahwa pemberian fitohormon organik basmingro berpengaruh tidak nyata terhadap nilai kecambah normal. Berdasarkan hasil kecambah normal pada penelitian ini sudah tergolong bagus karena minimal persentase kecambah normal yang dihasilkan mencapai 89,60% hal ini sudah termasuk standar benih yang sesuai dengan pendapat Polpoke (2013) yang menyebutkan daya kecambah minimal 80% dan kecambah normal minimal 85%, artinya benih yang tumbuh dari benih yang ditanam minimal 80 persen, dan benih yang tumbuh secara normal minimal 85% Pada saat dilakukannya penelitian berada pada satu lokasi yang dilakukan secara serentak dengan menggunakan media dan tempat yang sama, hal ini menyebabkan pengaruh lingkungan pada saat dilakukannya penelitian menghasilkan persentase kecambah normal yang relatif seragam. Menurut Munandar (2004) Proses perkecambahan benih ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik meliputi sifat dormansi dan komposisi kimia benih. Faktor lingkungan meliputi air, gas, suhu dan cahaya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan perendaman benih jawawut dengan selama 20 menit dalam larutan urine sapi 10% memberikan hasil perkecambahan terbaik mencapai 91,5% perkecambahan benih. Disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan kombinasi antara lama perendaman benih dan penggunaan konsentrasi larutan urine sapi yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Adrian dan Murniati Pemanfaatan Urine Sapi Pada Setek Batang Tanaman Jarak Pagar (Jatropa Curcas L.). Jurnal Sagu l6: No. 2: 1-8. Desmawan P., Rohmanti R., dan Nasrullah Pengaruh Suhu dan Lama Perendaman Benih Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Awal Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica (LENN). Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 9

10 Husain, I., dan Tuiyo R Pematahan Dormansi Benih Kemiri (Aleurites moluccana, L. Willd) yang Direndam Dengan Zat Pengatur Tumbuh Organik Basmingro dan Pengaruhnya Terhadap Viabilitas Benih. JATT. 1(2): Karimah, A., Ekapermana N., Erliandita A., dan Hapsari P Pengaruh pupuk cair dari campuran kulit singkong dari urine kelinci pada pertumbuhan kecambah kacang hijau. Disampaikan pada Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tingkat Nasional di Institut Pertanian Bogor tanggal 13 Oktober Koch, D. W., Foxtail millet: Management for supplemental and emergency forage. University of Wyoming, Cooperative Extension Service, B McCartney, D. ; Fraser, J. ; Ohama, A., Potential of warm-season annual forages and Brassica crops for grazing: A Canadian review. Can. J. Anim. Sci., 89 (4): Munandar, R.H.S Respon Perkecambahan Biji Aren (Arenga pinnata) Terhadap Lama Perendaman Dengan Asam Nitrat (HNO3). Skripsi. Medan: F. Pertanian USU. Murniati dan Zuhry E, Peranan Giberelin Terhadap Perkecambahan Benih Kopi Robusta Tanpa Kulit. Jurnal Sagu. Vol 1(1):1-5 Nasution, L.W Percepatan Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Biwa (Eriobotrya japonica lindl.) Akibat Perendaman Pada Urine Hewan dan Pemotongan Benih. Skripsi. Medan: F. Pertanian USU. Naswir, Pemanfaatan Urine Sapi yang Difermentasi Sebagai Nutrisi Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nurshanti, Dora F., Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelin (GA3) dan Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonea regia) Agronobis, Vol. 1, No Polpoke, Z., Kriteria Pemilihan Benih Bermutu. Departemen Pertanian. diakses 29 Desember 2016 Sutopo, Lita Teknologi Benih. Fakultas pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Yunita, R Pengaruh Pemberian Urine Sapi, Air Kelapa, dan Rootone F Terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Markisa (Passiflora edulis var. Flavicarpa). Solok. Hal

PERENDAMAN BENIH PADA BERBAGAI SUHU LARUTAN URIN SAPI TERHADAP DAYA KECAMBAH KALIANDRA (Calliandra calothyrsus)

PERENDAMAN BENIH PADA BERBAGAI SUHU LARUTAN URIN SAPI TERHADAP DAYA KECAMBAH KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) PERENDAMAN BENIH PADA BERBAGAI SUHU LARUTAN URIN SAPI TERHADAP DAYA KECAMBAH KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) Tri Ida Wahyu Kustyorini, Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih, Frengky Kogoya Universitas Kanjuruhan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei

Lebih terperinci

The Germination and Growth of Biwa (Eriobotrya japonica Lindl.) Seed by The Soaking Into Animal Urine and Seed Cutting

The Germination and Growth of Biwa (Eriobotrya japonica Lindl.) Seed by The Soaking Into Animal Urine and Seed Cutting Perkecambahan Dan Pertumbuhan Bibit Biwa (Eriobotrya japonica Lindl.) Akibat Perendaman Pada Urin Hewan Dan Pemotongan Benih The Germination and Growth of Biwa (Eriobotrya japonica Lindl.) Seed by The

Lebih terperinci

PERENDAMAN BENIH SAGA (Adenanthera pavonina L.) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI AIR KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KECAMBAH

PERENDAMAN BENIH SAGA (Adenanthera pavonina L.) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI AIR KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KECAMBAH PERENDAMAN BENIH SAGA (Adenanthera pavonina L.) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI AIR KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KECAMBAH SOAKING OF Adenanthera pavonina Linn. IN VARIOUS OF COCONUT WATER CONCENTRATION

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di 14 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di atas permukaan laut, pada

Lebih terperinci

Sri Wira Karina 1), Elis Kartika 2), dan Sosiawan Nusifera 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Sri Wira Karina 1), Elis Kartika 2), dan Sosiawan Nusifera 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi PENGARUH PERLAKUAN PEMECAHAN DORMANSI TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KOPI LIBERIKA TUNGKAL JAMBI (Coffea liberica var. liberica cv. Liberika Tungkal Jambi) Sri Wira Karina 1), Elis Kartika 2), dan Sosiawan

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN

PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN (Arenga pinnata) Kamaludin Fakultas pertanian Universitas Kapuas Sintang e-mail : kamaludinkamal27@yahoo.co.id Abstrak: Tanaman

Lebih terperinci

Tipe perkecambahan epigeal

Tipe perkecambahan epigeal IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel tanaman sedangkan perkembangan tanaman merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Parameter pertumbuhan meliputi

Lebih terperinci

STUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI

STUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI STUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Pertama) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Dormansi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.

Lebih terperinci

Unnes Journal of Life Science

Unnes Journal of Life Science Unnes J Life Sci 2 (2) (2013) Unnes Journal of Life Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/unnesjlifesci PENGARUH SKARIFIKASI DAN SUHU TERHADAP PEMECAHAN DORMANSI BIJI AREN (Arenga pinnata (Wurmb)

Lebih terperinci

KAJIAN PERENDAMAN RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) DALAM URIN SAPI DAN AIR KELAPA UNTUK MEMPERCEPAT PERTUNASAN

KAJIAN PERENDAMAN RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) DALAM URIN SAPI DAN AIR KELAPA UNTUK MEMPERCEPAT PERTUNASAN Vegetalika Vol.2 No.2, 2013 : 1-6 KAJIAN PERENDAMAN RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) DALAM URIN SAPI DAN AIR KELAPA UNTUK MEMPERCEPAT PERTUNASAN Asma Karimah 1, Setyastuti Purwanti 2, Rohlan

Lebih terperinci

Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelin (GA3) dan Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonea regia)

Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelin (GA3) dan Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonea regia) Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelin (GA3) dan Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonea regia) Oleh: Dora Fatma Nurshanti Abstract This research aim to to know influence of regulator Iihat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 4 bulan

Lebih terperinci

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 2 No. 2, Mei 2014 (71 78)

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 2 No. 2, Mei 2014 (71 78) PERKECAMBAHAN BENIH AREN (Arenga pinnata) SETELAH DISKARIFIKASI DENGAN GIBERELIN PADA BERBAGAI KONSENTRASI (GERMINATION OF SUGAR PALM (Arenga pinnata) SEED AFTER SCARIFICATION WITH GIBERELLIN ON VARIOUS

Lebih terperinci

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH : PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH : DIO TIRTA ARDI 110301215 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH

VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH IKKE YULIARTI E10012026 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61) yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp.

PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No. 2 : 97-101 (2002) Komunikasi (Communication) PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal

Lebih terperinci

Pemberian H 2 so 4 dan Air Kelapa pada Uji Viabilitas Biji Kopi Arabika (Coffea arabika L.)

Pemberian H 2 so 4 dan Air Kelapa pada Uji Viabilitas Biji Kopi Arabika (Coffea arabika L.) Pemberian H 2 so 4 dan pada Uji Viabilitas Biji Kopi Arabika (Coffea arabika L.) Hedty 1, Mukarlina 1, Masnur Turnip 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO Imam Mahadi, Sri Wulandari dan Delfi Trisnawati Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Media Tanam dan Pemberian Konsentrasi Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang Nangka Terhadap Penambahan Panjang Akar Semai Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Analisis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Pertama) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Hormon tumbuh

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI KALIUM NITRAT TERHADAP VIABILITAS BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) DAN ROBUSTA (Coffea robusta L) SKRIPSI OLEH :

PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI KALIUM NITRAT TERHADAP VIABILITAS BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) DAN ROBUSTA (Coffea robusta L) SKRIPSI OLEH : PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI KALIUM NITRAT TERHADAP VIABILITAS BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) DAN ROBUSTA (Coffea robusta L) SKRIPSI OLEH : MUHAMMAD ADLAN ARISYI 130301278 BUDIDAYA PERTANIAN DAN

Lebih terperinci

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.3. No.4, September (541) :

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.3. No.4, September (541) : Respons Pertumbuhan Bibit Setek Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus costaricencis (Web) Britton & Ross) Terhadap Pemberian Auksin Alami dengan Berbagai Tingkat Konsentrasi Growth respons cuttings seed

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dalam sektor perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini mampu meningkatkan devisa negara melalui sumbangannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic Acid) terhadap pertumbuhan vegetatif bibit tebu (Saccharum officinarum L.) G2 varietas

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.) SKRIPSI PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.) Oleh : IrvanSwandi 10882003293 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RESPON DAYA KECAMBAH BIJI SAGA (Adenanthera pavonina L.) AKIBAT LAMA WAKTU PERENDAMAN DENGAN AIR

RESPON DAYA KECAMBAH BIJI SAGA (Adenanthera pavonina L.) AKIBAT LAMA WAKTU PERENDAMAN DENGAN AIR RESPON DAYA KECAMBAH BIJI SAGA (Adenanthera pavonina L.) AKIBAT LAMA WAKTU PERENDAMAN DENGAN AIR RESPONSE OF SAGA (Adenanthera pavonina L.) SEEDS GERMINATION CAPACITY EFFECT OF WATER SUBMERGED TIME Annisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Viabilitas Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa) Berdasarkan hasil analisis (ANAVA) pada lampiran

Lebih terperinci

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L. Pengaruh Konsentrasi dan Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Mas Khoirud Darojat, Ruri Siti Resmisari, M.Si, Ach. Nasichuddin, M.A. Jurusan Biologi,

Lebih terperinci

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan mengamati kecambah benih merbau yang hidup yaitu dengan cara memperhatikan kotiledon yang muncul ke permukaan tanah. Pada tiap perlakuan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas pertanian perkebunan rakyat. Tanaman ini menjadi andalan bagi petani dan berperan penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kopi merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kopi merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kopi merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh masyarakat seluruh dunia, komoditas ini merupakan komoditas yang tetap bertahan di pasaran global dikarenakan

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI SECARA KIMIA TERHADAP VIABILITAS BENIH DELIMA (Punica granatum L.) SKRIPSI. Oleh :

PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI SECARA KIMIA TERHADAP VIABILITAS BENIH DELIMA (Punica granatum L.) SKRIPSI. Oleh : PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI SECARA KIMIA TERHADAP VIABILITAS BENIH DELIMA (Punica granatum L.) SKRIPSI Oleh : SYAHRI RAMADHANI 100301210/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO Delfi Trisnawati 1, Dr. Imam Mahadi M.Sc 2, Dra. Sri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah H

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal dari organik maupun anorganik yang diperoleh secara

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh : PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3 SKRIPSI Oleh : RUTH ERNAWATY SIMANUNGKALIT 060301034 BDP AGRONOMI PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Pengaruh Hormon Giberelin (GA 3 ) Terhadap Daya Kecambah dan Vigoritas Calopogonium caeruleum

Pengaruh Hormon Giberelin (GA 3 ) Terhadap Daya Kecambah dan Vigoritas Calopogonium caeruleum Pengaruh Hormon Giberelin (GA 3 ) Terhadap Daya Kecambah dan Vigoritas Calopogonium caeruleum Effect of Gibberellins (GA 3 ) Hormones to Germination and Vigority of Calopogonium caeruleum Revis ASRA 1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 5x4. Faktor pertama adalah konsentrasi

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI Oleh Ahmad Fitriyanto NIM 091510501143 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani** PENGARUH PENAMBAHAN KIJING TAIWAN (Anadonta woodiana, Lea) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**,

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH DORMANSI

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH DORMANSI LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH DORMANSI NAMA : AMUL HEKSA BAJAFITRI NIM : 125040201111131 KELOMPOK : JUMAT 11.00 ASISTEN : INTAN RATRI PRASUNDARI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1. Pengaruh Perendaman Benih dengan Isolat spp. terhadap Viabilitas Benih Kedelai. Aplikasi isolat TD-J7 dan TD-TPB3 pada benih kedelai diharapkan dapat meningkatkan perkecambahan

Lebih terperinci

Influence of Ripeness, Seed Drying and Seed Skin Condtion on The Germination Of Papaya Seeds (Carica papaya L.) Variety Callina

Influence of Ripeness, Seed Drying and Seed Skin Condtion on The Germination Of Papaya Seeds (Carica papaya L.) Variety Callina PENGARUH PEMERAMAN, PENGERINGAN, DAN KEBERADAAN SARCOTESTA TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS CALLINA Influence of Ripeness, Seed Drying and Seed Skin Condtion on The Germination

Lebih terperinci

Pengaruh Konsentrasi Dan Lama Perendaman Asam Sulfat Terhadap Perkecambahan Biji Aren ( Arenga pinnata Merr. )

Pengaruh Konsentrasi Dan Lama Perendaman Asam Sulfat Terhadap Perkecambahan Biji Aren ( Arenga pinnata Merr. ) Pengaruh Konsentrasi Dan Lama Perendaman Asam Sulfat Terhadap Perkecambahan Biji Aren ( Arenga pinnata Merr. ) Sufyan Atsauri Tanjung, Ratna Rosanty Lahay*, Mariati Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jati ( Tectona grandis) termasuk famili Verbenaceae yang mempunyai banyak keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh dalam berbagai kondisi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 13 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta mulai bulan Oktober 2015 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ektrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Persentase Daya Berkecambah Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Pengamatan persentase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Benih Indigofera yang digunakan dalam penelitian ini cenderung berjamur ketika dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena tanaman indukan sudah diserang cendawan sehingga

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU AIR AWAL DAN LAMA PERENDAMAN BENIH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.)

PENGARUH SUHU AIR AWAL DAN LAMA PERENDAMAN BENIH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) PENGARUH SUHU AIR AWAL DAN LAMA PERENDAMAN BENIH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) Jejen Iskandar 1) Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi jenswust@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH CARA PELEPASAN ARIL DAN KONSENTRASI KNO 3 TERHADAP PEMATAHAN DORMANSI BENIH PEPAYA (Carica papaya L.)

PENGARUH CARA PELEPASAN ARIL DAN KONSENTRASI KNO 3 TERHADAP PEMATAHAN DORMANSI BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) PENGARUH CARA PELEPASAN ARIL DAN KONSENTRASI KNO 3 TERHADAP PEMATAHAN DORMANSI BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) THE EFFECT OF ARYL REMOVAL METHODS AND KNO 3 CONCENTRATION TO BREAK PAPAYA (Carica papaya

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN Oom Komalasari dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Mutu fisiologis jagung berpengaruh terhadap vigor awal tanaman dan

Lebih terperinci

PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) SKRIPSI PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) UIN SUSKA RIAU Oleh: Cici Sriwahyuni 11082202882 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK 864. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lokasi pembibitan CV. TAIDU Kecamatan Alor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lokasi pembibitan CV. TAIDU Kecamatan Alor 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lokasi pembibitan CV. TAIDU Kecamatan Alor Barat Daya, Kab. Alor-NTT. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2011 sampai

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ASAM SULFAT TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI AREN ( Arenga pinnata Merr. ) SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ASAM SULFAT TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI AREN ( Arenga pinnata Merr. ) SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ASAM SULFAT TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI AREN ( Arenga pinnata Merr. ) SKRIPSI OLEH : SUFYAN ATSAURI TANJUNG / 090301117 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill) SKRIPSI PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill) Oleh: Siti Rosmiati 10982008360 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PABRIK KERTAS SEBAGAI MEDIA KECAMBAH BENIH KECAMBAH BENIH AKASIA (Acacia mangium Willd) DENGAN METODE HYDROSEEDING

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PABRIK KERTAS SEBAGAI MEDIA KECAMBAH BENIH KECAMBAH BENIH AKASIA (Acacia mangium Willd) DENGAN METODE HYDROSEEDING PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PABRIK KERTAS SEBAGAI MEDIA KECAMBAH BENIH KECAMBAH BENIH AKASIA (Acacia mangium Willd) DENGAN METODE HYDROSEEDING The Utilization of Sludge From Paper Mill as the Germination

Lebih terperinci

UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER

UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER (Test of Different Mesh Size on the Quality of Coffee Bean In Multifucer Grinder) Johanes Panggabean 1, Ainun Rohanah 1, Adian Rindang

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae dan merupakan tanaman herba (Barus dan Syukri, 2008). Sampai saat ini, Caricaceae itu diperkirakan

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI TERHADAP VIABILITAS BENIH AREN (Arenga pinnata Merr.) Corresponding author :

PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI TERHADAP VIABILITAS BENIH AREN (Arenga pinnata Merr.) Corresponding author : 768. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI TERHADAP VIABILITAS BENIH AREN (Arenga pinnata Merr.) Desy Manurung 1*, Lollie Agustina

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat ketiga setelah padi dan jagung. Konsumsi penduduk dunia, khususnya penduduk negara-negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek, Kel. Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Penelitian ini dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Bahan Tanam Setelah Penyimpanan Penyimpanan bahan tanam dilakukan pada kondisi suhu yang berbeda dengan lama simpan yang sama. Kondisi yang pertama ialah suhu ruang yang

Lebih terperinci

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 2 No. 2, Mei 2014 (25 32)

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 2 No. 2, Mei 2014 (25 32) PENGARUH LAMA WAKTU PERENDAMAN DENGAN AIR TERHADAP DAYA BERKECAMBAH TREMBESI (Samanea saman) (EFFECT OF WATER SUBMERGED TIME TO RAIN TREE (Samanea saman) GERMINATION) Yuli Ardani Lubis, Melya Riniarti,

Lebih terperinci

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67% III. Metode Penelitian A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2013 bertempat di Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMANYA PERENDAMAN DALAM LARUTAN GIBERELLIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMANYA PERENDAMAN DALAM LARUTAN GIBERELLIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMANYA PERENDAMAN DALAM LARUTAN GIBERELLIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KAKAO Adnan Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Samudra Email ; adnan.aminfe@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

The Effects of Germination Substrate and Pre Germination Treatments on Noni Seed (Morinda citrifolia L.) Viability and Its Relation to Seed Dormancy

The Effects of Germination Substrate and Pre Germination Treatments on Noni Seed (Morinda citrifolia L.) Viability and Its Relation to Seed Dormancy Pengaruh Jenis Media Perkecambahan dan Perlakuan Pra Perkecambahan terhadap Viabilitas Benih Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan Hubungannya dengan Sifat Dormansi Benih The Effects of Germination Substrate

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) terdiri dari

Lebih terperinci

PENGARUH PEMATAHAN DORMANSI TERHADAP DAYA KECAMBAH DAN PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN MUCUNA (Mucuna bracteata D.C) SKRIPSI

PENGARUH PEMATAHAN DORMANSI TERHADAP DAYA KECAMBAH DAN PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN MUCUNA (Mucuna bracteata D.C) SKRIPSI PENGARUH PEMATAHAN DORMANSI TERHADAP DAYA KECAMBAH DAN PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN MUCUNA (Mucuna bracteata D.C) SKRIPSI Oleh: AINUL FAHRIN SIREGAR 050301028 BDP-AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU

PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU ( Aquilaria malaccensis Lamk) (Auksin Effect on the Growth of Natural Breeding Scraped Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) Gusniar Purwanti,

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR DAN KN0 3 TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KEMIRI (Aleurites moluccana Willd) SKRIPSI. Oleh: JENITA A.

PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR DAN KN0 3 TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KEMIRI (Aleurites moluccana Willd) SKRIPSI. Oleh: JENITA A. PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR DAN KN0 3 TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KEMIRI (Aleurites moluccana Willd) SKRIPSI Oleh: JENITA A.N 021202025/ BDH Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

Lebih terperinci

INVIGORASI UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS, VIGOR, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) SKRIPSI

INVIGORASI UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS, VIGOR, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) SKRIPSI INVIGORASI UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS, VIGOR, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) SKRIPSI Oleh : Zakila Nur ainun 20100210008 Program Studi Agroteknologi FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan perlakuan yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kali ulangan.faktor pertama

Lebih terperinci

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, II. TINJUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, tetapi dapat dikembangkan diluar daerah asalnya termasuk Indonesia. Pada tahun 1848

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : INAENI SOLEHA / AGRONOMI

SKRIPSI. Oleh : INAENI SOLEHA / AGRONOMI RESPON KETAHANAN ENAM VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) TERHADAP KONSENTRASI GARAM NaCl MELALUI UJI PERKECAMBAHAN BENIH SKRIPSI Oleh : INAENI SOLEHA 040301024 / AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGGANDAAN TUNAS KRISAN MELALUI KULTUR JARINGAN MULTIPLICATION OF CRISAN BUD THROUGH TISSUE CULTURE. Yekti Maryani 1, Zamroni 1

PENGGANDAAN TUNAS KRISAN MELALUI KULTUR JARINGAN MULTIPLICATION OF CRISAN BUD THROUGH TISSUE CULTURE. Yekti Maryani 1, Zamroni 1 Ilmu Pertanian Vol. 12 No.1, 2005 : 51-55 PENGGANDAAN TUNAS KRISAN MELALUI KULTUR JARINGAN MULTIPLICATION OF CRISAN BUD THROUGH TISSUE CULTURE Yekti Maryani 1, Zamroni 1 ABSTRACT The study on crisan s

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Gedung Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green House Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di Desa Tamantirto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian energi global saat ini mencapai sekitar 400 Exajoule (EJ)

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian energi global saat ini mencapai sekitar 400 Exajoule (EJ) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian energi global saat ini mencapai sekitar 400 Exajoule (EJ) per tahun. Pemakaian ini akan terus meningkat hingga tahun-tahun mendatang seiring dengan peningkatan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK Arta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan Maret

Lebih terperinci

Pengaruh Perendaman Beberapa Konsentrasi Potassium Nitrat (KNO3) dan Air Kelapa Terhadap Viabilitas Biji Delima (Punica granatum L.

Pengaruh Perendaman Beberapa Konsentrasi Potassium Nitrat (KNO3) dan Air Kelapa Terhadap Viabilitas Biji Delima (Punica granatum L. Pengaruh Perendaman Beberapa Konsentrasi Potassium Nitrat (KNO3) dan Air Kelapa Terhadap Viabilitas Biji Delima (Punica granatum L.) Effect of Potassium nitrate (KNO3) and Coconut Water Concentrationon

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017 Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk ZA, NPK, Urea terhadap Pertumbuhan Rumput Bermuda (Cynodon dactylon) pada Industri Pembibitan Tanaman Lansekap di Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur I PUTU MERTAYASA

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Lebih terperinci

VIABILITAS DAN PERTUMBUHAN BENIH SEMANGKA NON BIJI (Citrullus vulgaris Schard) TERHADAP PENGARUH SUHU DAN PEMECAHAN KULIT LUAR

VIABILITAS DAN PERTUMBUHAN BENIH SEMANGKA NON BIJI (Citrullus vulgaris Schard) TERHADAP PENGARUH SUHU DAN PEMECAHAN KULIT LUAR Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 6885 VIABILITAS DAN PERTUMBUHAN BENIH SEMANGKA NON BIJI (Citrullus vulgaris Schard) TERHADAP PENGARUH SUHU DAN PEMECAHAN KULIT LUAR Tutik Nugrahini

Lebih terperinci