BAB5 PENUTUP. Dari basil pengujian dan analisis yang telah dibahas pada bab IV, maka

Transkripsi

1 BAB5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari basil pengujian dan analisis yang telah dibahas pada bab IV, maka dapat dibuat beberapa kesimpufan sebagai berikut: 1. Hasil hipotesis pertama uji signifikansi parsial (Uji t statistik ) dengan nilai t hitung sebesar 9,145 penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :2008 berpengaruh secara signifikan terhadap kineija karyawan, hal ini berarti peningkatan Slstem Manajemen Mutu ISO 9001 :2008 memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kineija karyawan. 2. Hasil hipotesis kedua penelitian ini, melalui Uji Signifikan(Uji F statistik) bahwa variabef QMS, budaya kuafitas, dan pengaruh hubungan antara QMS dengan budaya kualitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kineija karyawan. Namun demikian secara parsial (uji statitistik t) menunjukkan variabel budaya kualitas bukanlah pemoderasi yang dapat menginteraksi hubungan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :zoog dan kinerja karyawan. Hal ini juga selaras dengan kajian teoritis dan empiris sebelumnya juga diketahui bahwa diantara ketujuh variabel implementasi TQM tersebut secara umum yang berpengaruh dominan terhadap keberhasilan implementasi TQM adalah variabej komitmen manajemen sebagaimana pendapat beberapa pakar kualitas, antara lain; Hashmi (2004:2), Curkovic dan Landeros (200:67), dan 102

2 103 Paskard (1995:6-7), juga didukung basil penelitian yang dilakukan oleh: Dayton (2003) Baidoun (2003), Munizu (2003), dan Metri (2005). Hasil penehtian ini juga mendukung penelitian SUhartini (2007) serta tidak konsisten mendukung penelitian yang dilakukan Semuel dan Zulkamain (2011). 3. Hasil hipotesis ketiga penelitian ini menunjukkan secara simultan (uji statistik F) bahwa pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 900f:2008, kepuasan kerja dan hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dengan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan teruji kebenarannya. Hasil uji signifikan secara parsial (uji statistik t) membuktikan bahwa variabel kepuasan kerja bukanjah variaber yang memoderasi hubungan antara Sistem Manajemen Mutu lso 9001:2008 dengan kinerja karyawan. Temuan ini mendukung basil penelitian Aziz (2009) yang menyimpulkan variabel kepuasan kerja bukanlah variabel pemoderasi yang dapat mempengaruhi hubungan Sistem Manajemen Mutu ( kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) dan kinerja pegawai. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudamo (2008) tentang analisis pengaruh suasana kerja, jabatan, prospek karir, gaji dan jender terhadap hubungan resiprokal komitmen organisasi dan kepuasan kerja karyawan Perguruan tinggi di Surabaya. Berdasarkan dari pemahaman tersebut maka peran sikap karyawan dalam dunia organisasi atau instansi penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi keberhasilan yang ingin dicapai pada suatu organisasi atau instansi yang ada.

3 Implikasi 1. lmplikasi Teoritis Peneiitian-peneiitian berikutnya masih dibutuhkan pada bidang yang sama tentang pengaruh pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja karyawan dengan mempertimbangkan Six Sigma dan Balanced Scorecard, struktur organisasi, gaya kepemimpinan, sistem penghargaan, komitmen organisasi, dan raktor-raktor kondisionai fain pada objek yang sama maupun objek yang berbeda. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan dapat diperbaiki pada penelitian-penefitian mendatang. Bagaimanapun pengaruh budaya kualitas dan kepuasan kerja, masih perlu diuji kembaii untuk menguji konsistensi hasii penefitian ini dengan penelitian-penelitian berikutnya. 2. lmplikasi Praktis Hasil penelitian akan dapat digunakan sebagai salah satu masukan untuk penekanan pada proses yang konsisten, karena dengan kekonsistenan itu maka kualitaspun akan konsisten, namun hal ini pada kenyataaannya menyebabkan perusahaan-perusahaan sulit untuk melakukan improvement dalam prosesnya, karena improvement akan mengubah standard yang telah dilaporkan sebelumnya.

4 Keterbatasan Walaupun penelitian ini telah dilakuk:an dengan baik, namun beberapa keterbatasan terpaksa tidak dapat dihincfu.ri. Seperti penefitian sebeiumnya, periu kehati-hatian dalam melakuk:an generalisasi terhadap hasil penelitian. Berikut ini beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat mengganggu hasil peneiitian ini: 1. Penelitian ini hanya terbatas pada budaya kualitas dan kepuasan keija sebagai variabei moderating. Diduga masih ada faktor fain yang memoderasi hubungan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan kinerja karyawan. 2. Adanya non-response bias, karena pemilihan sampel yang tidak acak (convinience sample), peneliti tidak tahu apakah pihak yang mengisi kuesioner ini benar-benar kompeten dafam menjawab pertanyaan daiam kuesioner. 3. Penelitian ini bersifat cross sectional sehingga data yang didapatkan hanya berasal dari persepsi karyawan, dan telah di-cross check ke manajemen; tetapi bukan merupakan observasi daiam waktu yang panjang. Peneiitian selanjutnya dapat melakukan konsep yang sama, namun dalam bentuk studi longitudinal, sehingga hasilnya dapat menggambarkan kondisi budaya kualitas dan kepuasan keija yang sebenamya. 4. Peneiitian ini menggunakan instrumen yang berdasarkan persepsi dari skore jawaban responden sehingga akan bermasalah apabila persepsi responden berbeda dengan kondisi sesungguhnya. Kelemahan dari metode survey pada umumnya terletak pada internal validity.

5 Peneliti juga tidak memisahkan antara Perguruan Tinggi Negeri dengan Perguruan Tinggi Swasta dalam penganalisaan. Hal ini mungkin akan menimbuikan bias karena beda persepsi antara pengefofa di PT. Negeri dan PT. Swasta. 5.4 Saran Beberapa saran yang dapat dilakukan dalam penelitian mendatang adalah: I. Responden perfu diberitahukan untuk tidak memberikan jawaban dari kuesioner yang diisi hanya berdasar persepsi mereka namun berdasar kenyataan yang ada. 2. Penelitian mendatang sebaiknya melakukan pilot test agar memudahkan responden memahami variabef yang ditefiti. 3. Implementasi ISO 9001 bukan sebuah hal yang sederhana, karena penerapan sistem management ISO 9001 bukan hanya penulisan SOP aktifitas yang berjalan, seperti yang kebanyakan dipahami. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 memeriukan keterfibatan semua orang. Bahkan kiausufklausul ISO 900 I :2008 menentukan bahwa orang dalam organisasi harus kompeten, training yang diberikan harus terarah sesuai target organisasi, terukur sesuai KPI training, dan dilakukan evaluasi atas efektifitas training tersebut dafam meningkatkan kinerja.penerapan ISO 9001:2008 akan semakin kuat dan maksimal jika diikuti dengan penerapan improvement tools yang lain, seperti 5S, balance scorecard, six sigma, IWA 2: 2007, dii.

6 Perguruan tinggi di Surabaya haruslah menentukan lima prioritas mesm penggerak budaya kualitas, yaitu aspek administrasi akademik dan non akademik terutama keuangan, infrastruktur, sumber daya manusia, riset, serta proses belajar-mengajar di kelas termasuk kurikulum yang berbasis kompetensi. Komitmen pimpinan pencliclikan tinggi yang kuat dan penuh dalam rangka merealisasikan transformasi budaya organisasi yang berkesinambungan menjadi prasyarat mutfak.