PENGUKURAN KINERJA KONTRAKTOR DIKAITKAN DENGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 STUDI KASUS DI KOTA MATARAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUKURAN KINERJA KONTRAKTOR DIKAITKAN DENGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 STUDI KASUS DI KOTA MATARAM"

Transkripsi

1 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: PENGUKURAN KINERJA KONTRAKTOR DIKAITKAN DENGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 STUDI KASUS DI KOTA MATARAM Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang ABSTRAKSI Pengaruh era globalisasi di Indonesia menuntut persaingan pada perusahaan, salah satunya Kontraktor di Kota Mataram sebagai perusahaan penyedia barang/jasa konstruksi. Peningkatan mutu kinerja Kontraktor menggunakan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 yang berlaku secara internasional. Pengukuran kinerja Kontraktor melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dilakukan dengan mengukur aspek operasional, sumberdaya manusia, keuangan, dan pelanggan. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengujian hipotesis dilakukan pada setiap aspek pengukuran dengan T-tes. Analisis regresi logistik digunakan untuk menentukan tingkat signifikansi antar variabel pengukuran. Hasil analisis didapatkan nilai t hitung > t tabel, yaitu pada aspek operasional , aspek sumberdaya manusia , aspek keuangan , dan aspek pelanggan Nilai t tabel sebesar dengan rata-rata tingkat signifikansi sebesar 0.00 < 0.05 (5%) yang menunjukkan kesuksesan pada kinerja Kontraktor terhadap penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Tingkat signifikansi pengaruh penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja Kontraktor berdasarkan hasil analisis regresi logistik pada aspek operasional < 0.05 (signifikan), aspek sumberdaya manusia < 0.05 (signifikan), aspek keuangan > 0.05 (tidak signifikan), dan aspek pelanggan < 0.05 (signifikan). Kata kunci: Pengukuran, Kinerja Kontraktor, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 PENDAHULUAN Tantangan era global menuntut kehidupan manusia dalam bidang usaha maupun berbagai bidang kehidupan lainnya terus meningkat. Era globalisasi menjadikan persaingan yang ketat dengan masuknya perusahaan asing ke Indonesia. Setiap lembaga, baik pemerintah maupun 68

2 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb swasta, dituntut untuk meningkatkan mutu layanan kepada konsumen/ pelanggan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang barang/jasa konstruksi, khususnya Kontraktor, merupakan salah satu faktor dominan dalam meningkatkan daya saing dengan perusahaan lainnya. Penerapan TQM (Total Quality Management) melalui rencana peningkatan kualitas yang dituangkan dalam Strategic Quality Management merupakan salah satu pemahaman secara internal dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan. Persyaratan sistem mutu dianggap sesuai untuk digunakan dengan tujuan memperoleh sertifikasi ISO (International Organization for Standarization) sebagai penanda bahwa perusahaan berkomitmen meningkatkan mutu perusahaan melalui pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu. Namun, pada kenyataannya tidak semua Kontraktor, khususnya Kontraktor di Kota Mataram, sudah melaksanakan dan bersertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan kinerja pada Kontraktor antara yang belum dan sudah bersertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dalam berbagai aspek, diantaranya aspek operasional (di lapangan), sumberdaya manusia, keuangan, dan pelanggan. Tujuan penelitian adalah untuk mengukur perbedaan kinerja Kontraktor di Kota Mataram pada aspek: operasional, sumberdaya manusia, keuangan, dan pelanggan antara yang belum dan sudah bersertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. TINJAUAN PUSTAKA Kontraktor Kontraktor adalah individu atau perusahaan yang diberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan kontrak dan bertanggung jawab di bawah pengawasan kerja perusahaan yang memberi kontrak untuk menjamin bahwa pekerjaan tersebut dilaksanakan sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan. Kemampuan suatu organisasi atau perusahaan dalam menentukan posisi untuk meraih kesuksesan, tergantung pengelolaan dan karakter sumber daya yang dimiliki kontraktor sebagai keunggulan kompetitif dalam meningkatkan kualitas perusahaan. Karakteristik suatu organisasi akan memberikan pengaruh atau efek pada persaingan dalam memenangkan persaingan bisnis yang merupakan jawaban dalam pengembangan suatu bentuk usaha. Menurut Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11 Tahun 2006, menerangkan bahwa karakteristik kontraktor yang berkaitan dengan kualifikasi bentuk badan usaha dalam meregistrasikan kembali badan usaha yang melaksanakan usaha jasa konstruksi. Dalam LPJK Nomor 11 Tahun 2006 Penggolongan Kualifikasi Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi 69

3 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: didasarkan pada kriteria tingkat kompetensi dan potensi kemampuan usaha terdiri dari: kecil, menengah, dan besar. Kualifikasi didasarkan pada kemampuan melaksanakan pekerjaan berdasarkan kriteria resiko dan kriteria penggunaan teknologi. Pengukuran Kinerja Kontraktor Pengukuran sering dikaitkan dengan kata evaluasi. Pengukuran atau evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimamna perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana tindak lanjut atas perbedaan itu. Jadi, tampak jelas bahwa untuk melakukan evaluasi dibutuhkan tolok ukur program kerja. Program kerja ini pada gilirannya akan dilaksanakan dan diukur atau dievaluasi. Untuk mengetahui besar kecilnya atau baik buruknya hubungan karakteristik dengan kinerja dapat diukur atau dinilai dengan kemampuan menyelesaikan suatu pekerjaan yang dikerjakan atau diukur berdasarkan nilai pekerjaan atau diukur berdasarkan nilai pekerjaan yang diselesaikan (LPJK No. 11 Tahun 2006). Salah satu bentuk kosistensi kondisi yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar adalah perlu dilakukannya pegendalian mutu atau bentuk aktivitas mutu produk yang dihasilkan. Melalui sistem manajemen mutu terpadu tercipta sistem yang dapat mencegah terjadinya kesalahan dan klaim, sehingga menghindari kerugian kedua belah pihak secara komprehensif. Dalam kajian mutu tercakup kegiatan sebagai berikut: 1. Penilaian efektivitas mutu untuk kebijakan mutu secara memuaskan ditinjau dari persyaratan standar sistem mutu. 2. Penilaian persyaratan yang mungkin ada untuk menjamin bahwa sistem mutu akan tetap sesuai dan efektif, dan 3. Pengkajian terhadap bukti adanya audit internal, tindakan koreksi, penanganan keluhan pelanggan, kerusakan produk atau jasa yang dilaporkan dan adanya jaminan konsesi. Menurut Umar (2005), ada beberapa aspek yang penting untuk dievaluasi kaitannya dengan kinerja. Aspek-aspek tersebut antara lain: 1. Aspek operasional. 2. Aspek sumberdaya manusia. 3. Aspek Keuangan. 4. Aspek Pelanggan. Keempat aspek tersebut akan menjadi tolak ukur untuk melakukan penelitian terkait dengan pengukuran kinerja Kontraktor antara yang belum dan sudah bersertifikat SMM ISO 9001:2008. Dari keempat aspek ini akan dibentuk menjadi variabel-variabel peneltian dengan turunannya, yaitu daftar pertanyaan berupa indikator-indikator untuk melakukan pengukuran. 70

4 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 International Organization for Standarization (ISO) 9001:2008 merupakan standar internasional tentang Sistem Manajemen Mutu, dimana sebuah organisasi dituntut memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan pelangggan (customer), peraturan dan perundang-undangan, sekaligus bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Standar ini juga merupakan standar internasional yang diakui untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu.ISO 9001 mencakup prinsip arahan dalam manajemen mutu, daftar dari persyaratan sertifikasi, dan menyediakan arahan mengenai cara untuk membangun sistem yang digunakan untuk mengontrol prosedur, proses dan mutu dari produk/layanan. ISO 9001 saat ini telah menjadi standar Sistem Manajemen Mutu yang paling diakui oleh dunia internasional, yang menjadi acuan untuk menilai praktik manajemen mutu suatu organisasi, yaitu kemampuan organisasi dalam melakukan proses desain, produksi dan penghantaran produk ataupun jasa yang bermutu. Penggunaan ISO sebagai sebuah strategi manajemen mutu pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan jaminan mutu dalam hal pelayanan kepada pihak luar. ISO 9001 adalah standar yang paling komprehensif dan digunakan untuk menjamin mutu pada tahap perancangan dan pengembangan produksi, instalasi, dan pelayanan jasa, standar ini digunakan khususnya oleh organisasi yang merancang produk dan membuatnya sendiri. Dalam seri Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terdapat filosofi yang terdiri dari delapan prinsip manajemen mutu, yaitu sebagai berikut: 1. Fokus pada pelanggan Ditujukan untuk memahami keinginan pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan, dan melampaui harapan pelanggan. 2. Kepemimpinan Pimpinan berfungsi sebagai leader untuk mengontrol penerapan sistem, sehingga terjadi gerak yang terintregasi. 3. Keterlibatan karyawan Keterlibatan karyawan secara optimal akan menjadi keuntungan bagi perusahaan karena segala hal yang dilakukan berdasar pada pemahaman mengenai kebutuhan perusahaan. 4. Pendekatan proses Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organisasi. 5. Pendekatan sistem kepada manajemen, Efektivitas dan efisiensi menjadi wacana yang positif bagi perusahaan yang sudah memiliki sistem manajemen yang baik. Implementasi sistem mengedepankan pendekatan pada cara pengelolaan proses bukan sekedar menghilangkan masalah yang terjadi. 71

5 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: Perbaikan berkelanjutan Kontinuitas perusahaan perlu melibatkan semua lini perusahaan seperti sumberdaya manusia, proses, sistem, dan produk akhirnya. Keterlibatan SDM dalam proses perbaikan yang terus-menerus harus bisa menjadi kebiasaan perusahaan, sehingga terbentuk budaya mutu. 7. Pendekatan fakta untuk pengambilan keputusan Pengambilan keputusan harus didasarkan pada analisis yang akurat, relevan, dan data yang tepat. Informasi yang memadai sangat diperlukan untuk membantu melakukan analisis dalam pengambilan keputusan. 8. Hubungan dengan pemasok Pemasok (supplier) merupakan bagian dari keberhasilan produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada pelangggannya. METODOLOGI Hipotesis Hipotesis penelitian adalah terdapatnya perbedaan kinerja Kontraktor pada aspek: operasional (di lapangan), sumberdaya manusia, keuangan, dan pelanggan antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian adalah Kontraktor di Kota Mataram dengan kategori: (1) Kontraktor yang belum bersertifikat ISO 9001:2008 dan (2) Kontraktor yang sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling pada semua Kontraktor yang sudah bersertifikat dan sebagian Kontraktor yang belum bersertifikat ISO 9001:2008 yang digunakan sebagai data pembanding. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif, yaitu untuk menggambarkan kinerja Kontraktor yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sekaligus menganalisis data-data yang diperoleh dalam penelitian melalui penyebaran kuesioner berupa angka-angka (scoring). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden dengan mendistribusikan kuesioner pada Kontraktor yang diteliti. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur yang berhubungan langsung dengan obyek yang diteliti. 72

6 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb Analisis Data Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan pada setiap aspek pengukuran yang ditetapkan. Tujuan pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja Kontraktor pada variabel operasional, sumberdaya manusia, keuangan, dan pelanggan antara yang belum dan sudah bersertikat ISO 9001:2008. Pengujian hipotesis dilakukan dengan T-test dengan pertimbangan digunakan untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan antara yang sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan. Perumusan hipotesis secara matematis adalah: 1. H 0 X 1234 = 0, berarti tidak ada perbedaan variabel X 1, X 2, X 3, dan X 4 antara Kontraktor yang belum dan sudah bersertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: H A X , berarti ada perbedaan variabel X 1, X 2, X 3, dan X 4 antara Kontraktor yang belum dan sudah bersertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Pengujian hipotesis H 0 akan ditolak jika nilai t hitung >t tabel. Analisa Regresi Logistik Analisa regresi logistik digunakan untuk mengukur tingkat signifikansi pengaruh antar variabel independent (X), yaitu operasional, sumberdaya manusia, keuangan, dan pelanggan terhadap variabel dependent (Y) yaitu pengaruh penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dibandingkan dengan hasil hipotesis. Penolakan tidaknya hasil pengujian didasarkan pada nilai koefisien yang dihasilkan oleh model regresi logistik tersebut. Model analisis regresi ini bertujuan untuk menguji perbedaan dari hasil variabel-variabel independent terhadap variabel dependent. Persamaan hipotesis secara matematis adalah sebagai berikut: 1. H 0 : ß 1, ß 2, ß 3, ß 4 = 0 berarti variabel independent tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. 2. H A : ß 1, ß 2, ß 3, ß 4 0 berarti variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Alur Penelitian Alur dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram pada Gambar berikut. 73

7 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: Gambar 1. Bagan Alur Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada Kontraktor di Kota Mataram, yaitu terhadap 8 (delapan) Kontraktor yang sudah bersertifikat dan 10 (sepuluh) Kontraktor yang belum bersertifikat ISO 9001:2008 di luar Kontraktor setingkat BUMN, seperti: Adhi Karya, Wijaya Karya, Pembangunan Perumahan, Waskita Karya, dan Hutama Karya yang berada di bawah struktur organisasi Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (GAPEKSINDO) Propinsi Nusa Tenggara Barat. 74

8 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb Tabel 1. Daftar Kontraktor Objek Penelitian No Nama Tahun Kontraktor Berdiri Ket. 1. PT. BMA 1995 Belum Bersertifikat ISO 2. PT. BSM 1995 Belum Bersertifikat ISO 3. PT. CKN 1998 Belum Bersertifikat ISO 4. PT. DSM 1996 Belum Bersertifikat ISO 5. PT. EM 2001 Belum Bersertifikat ISO 6. PT. PLS 2000 Belum Bersertifikat ISO 7. PT. PAU 1997 Belum Bersertifikat ISO 8. PT. RKU 1999 Belum Bersertifikat ISO 9. PT. ABA 1996 Belum Bersertifikat ISO 10. PT. JSR 2001 Belum Bersertifikat ISO 11. PT. MLU 1991 Sudah Bersertifikat ISO 12. PT. BAA 1995 Sudah Bersertifikat ISO 13. PT. BTU 1995 Sudah Bersertifikat ISO 14. PT. BM 1999 Sudah Bersertifikat ISO 15. PT. BNN 1990 Sudah Bersertifikat ISO 16. PT. KJU 1990 Sudah Bersertifikat ISO 17. PT. PIL 1997 Sudah Bersertifikat ISO 18. PT. GK 1992 Sudah Bersertifikat ISO Sumber : GAPENSI Kota Mataram (Hasil Penelitian) Hasil penelitian didapatkan gambaran karakteristik responden dalam Tabel berikut. Tabel 2. Responden Penelitian No. Karakteristik Jumlah Prosentase Responden (orang) (%) 1. Jenis Kelamin : Laki-laki : Perempuan Jabatan : Direktur 7 13 Wakil direktur 9 17 Personalia Keuangan 8 15 Manajer Proyek Staf Teknik Masa Kerja : 1-5 tahun tahun tahun tahun 9 17 > 20 tahun

9 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji validitas menggunakan nilai korelasi product moment (r).hasil uji validitas instrumen terdapat pada Kontraktor yang belum dan sudah sertifikat ISO 9001:2008 dengan nilai koefisien korelasi product moment (r) > 0,3 dan nilai probabilitas hasil korelasi (p) < 0,05 (5%), sehingga data hasil penelitian dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk analisa selanjutnya. Uji reliabilitas instrumen menggunakan nilai nilai Alpha Cronbach (α). Data dinyatakan handal (reliable) apabila nilai α 0.6. Hasil uji reliabilitas instrumen pada didapatkan nilai Alpha Cronbach (α) lebih dari 0,6 pada seluruh variabel, sehingga semua butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner penelitian dikatakan reliable (handal) karena telah memenuhi kriteria pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan. Analisa Frekuensi Jawaban Responden Kontraktor yang Belum Bersertifikat ISO 9001:2008 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap Kontraktor yang belum bersertikat ISO 9001:2008 dijelaskan pada Tabel-tabel berikut. Tabel 3. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel X 1 Berdasarkan hasil analisis frekuensi pada tabel 3 dengan nilai ratarata (mean) variabel operasional (X 1 ) sebesar 2.97 (mendekati 3), maka menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab sedang terhadap variabel operasional pada kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat ISO 9001:2008. Tabel 4. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel X 2 76

10 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb Hasil analisis frekuensi pada tabel 4 dengan nilai rata-rata variabel sumberdaya manusia (X 2 ) sebesar 3.15 menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab sedang terhadap variabel sumberdaya manusia pada kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat ISO 9001:2008. Tabel 5. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel X 3 Hasil analisis frekuensi pada tabel 5 dengan nilai rata-rata variabel keuangan (X 3 ) sebesar 2.59 (mendekati 3), maka hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab sedang terhadap variabel keuangan pada kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat ISO 9001:2008. Tabel 6. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel X 4 Hasil analisis frekuensi pada tabel 6 dengan nilai rata-rata variabel pelanggan (X 4 )sebesar 2.59 (mendekati 3), maka menunjukkan bahwa ratarata responden menjawab sedang terhadap variabel pelanggan pada kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat ISO 9001:2008. Tabel 7. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Hambatan Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:

11 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: Hasil analisis frekuensi jawaban responden pada tabel 7 yaitu hambatan dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu bagi Kontraktor yang belum bersertifikat ISO 9001:2008 diperoleh nilai rata-rata sebesar 2.92 (mendekati 3 = sedang). Hambatan dengan nilai rata-rata tertinggi adalah biaya yang tinggi untuk penerapan (A 3 ) yaitu sebesar 3.40, sedangkan hambatan dengan nilai rata-rata terendah adalah standar yang kurang jelas (A 6 ) yaitu sebesar Keterangan item tabel 3 s/d 7 : X 1.1 : Efisisensi dan efektifitas kinerja X 1.2 : Kesesuaian hasil dengan rencana X 1.3 : Sistem penjadualan yang lebih jelas dan terencana X 1.4 : Jaminan mutu produk X 1.5 : Jaminan sosial tenaga kerja X 1.6 : Hubungan dengan Pemasok dalam menyediakan material X 1.7 : Penyelesaian pekerjaan tepat waktu X 2.1 : Perekrutan dan pelatihan X 2.2 : Disiplin, motivasi, dan produktivitas kerja personil X 2.3 : Pembagian tugas dan wewenang sesuai tanggung jawab personil X 2.4 : Kesadaran personil akan pentingnya mutu X 2.5 : Mutu Tenaga Ahli Perusahaan X 2.6 : Mutu dan dedikasi personil X 2.7 : Kreativitas dan inovasi personil X 3.1 : Laba X 3.2 : Arus Kas X 4.1 : Loyalitas pelanggan X 4.2 : Perolehan pangsa pasar X 4.3 : Produk dan jasa sesuai permintaan pelanggan X 4.4 : Kepuasan pelanggan terhadap jaminan mutu A 1 : Minimnya Informasi A 2 : Prosedur yang berbelit-belit A 3 : Biaya yang tinggi untukpenerapan A 4 : Tingginya biaya mempertahankan sistem sesuai persyaratan A 5 : Pola pikir dan tata kerja baru yang berubah total A 6 : Standar yang kurang jelas A 7 : Kesulitan dalam menafsirkan standar : Komitmen pimpinan yang belum sampai keseluruh personil A 8 A 9 : Komitmen pimpinan belum ditindaklanjuti dengan program kerja A 10 : Pengawasan program kerja yang tidak konsisten A 11 : Evaluasi terhadap pengawasan belum dilakukan secara menyeluruh. Kontraktor yang Sudah Bersertifikat SO 9001:2008 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap Kontraktor yang sudah bersertikat ISO 9001:2008 dijelaskan pada tabel 8 s/d tabel

12 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb Tabel 8. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Alasan Menerapkan ISO 9001:2008 Hasil analisis frekuensi jawaban responden pada tabel 8 tentang alasan Kontraktor menerapkan Sistem Manajemen Mutu bagi Kontraktor yang sudah bersertifikat ISO 9001:2008 diperoleh nilai rata-rata sebesar 4.32 (tinggi). Alasan dengan nilai rata-rata tertinggi adalah alat untuk mendapatkan Sistem Manajemen Mutu (B 4 ) sebesar 4.88, sedangkan alasan dengan nilai rata-rata terendah adalah dapat mengurangi biaya (B 5 ) sebesar Tabel 9. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel X 1 Berdasarkan hasil analisis frekuensi pada tabel 9 dengan nilai ratarata (mean) variabel operasional (X 1 ) sebesar 3.94 (mendekati 4), maka hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab tinggi terhadap variabel operasional pada kinerja Kontraktor yang sudah ISO 9001:2008. Tabel 10. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel X 2 79

13 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: Hasil analisis frekuensi pada tabel 10 dengan nilai rata-rata variabel sumberdaya manusial (X 2 ) sebesar 4.02 menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab tinggi terhadap variabel sumberdaya manusia pada kinerja Kontraktor yang sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Tabel 11. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel X 3 Hasil analisis frekuensi pada tabel 11 dengan nilai rata-rata variabel keuangan (X 3 ) sebesar 3.63 mendekati 4, maka hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab tinggi terhadap variabel keuangan pada kinerja Kontraktor yang sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Tabel 12. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel X 4 Hasil analisis frekuensi pada tabel 12 dengan nilai rata-rata variabel pelanggan (X 4 ) sebesar 4.24 menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab tinggi terhadap variabel pelanggan pada kinerja Kontraktor yang sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Keterangan item tabel 8 s/d 12 : B 1 : Meningkatkan Kinerja B 2 : Memperbaiki pangsa pasar B 3 : Kesadaran akan pentingnya mutu pekerjaan B 4 : Alat mencapai Sistem Manajemen Mutu B 5 : Dapat mengurangi biaya B 6 : Tuntutan dalam persaingan bisnis B 7 : ISO 9001:2008 sebagai alat promosi yang baik. X 1.1 : Efisisensi dan efektifitas kinerja X 1.2 : Kesesuaian hasil dengan rencana X 1.3 : Sistem penjadualan yang lebih jelas dan terencana X 1.4 : Jaminan mutu produk X 1.5 : Jaminan sosial tenaga kerja 80

14 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb X 1.6 : Hubungan dengan Pemasok dalam menyediakan material X 1.7 : Penyelesaian pekerjaan tepat waktu X 2.1 : Perekrutan dan pelatihan X 2.2 : Disiplin, motivasi, dan produktivitas kerja personil X 2.3 : Pembagian tugas dan wewenang sesuai tanggung jawab personil X 2.4 : Kesadaran personil akan pentingnya mutu X 2.5 : Mutu Tenaga Ahli Perusahaan X 2.6 : Mutu dan dedikasi personil X 2.7 : Kreativitas dan inovasi personil X 3.1 : Laba X 3.2 : Arus Kas X 4.1 : Loyalitas pelanggan X 4.2 : Perolehan pangsa pasar X 4.3 : Produk dan jasa sesuai permintaan pelanggan X 4.4 : Kepuasan pelanggan terhadap jaminan mutu. Pengujian Hipotesis Tujuan dari pengujian hipotesis adalah untuk mengukur perbedaan kinerja Kontraktor pada variabel X 1, X 2, X 3, dan X 4 antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Hasil pengujian hipotesis dengan uji T didapatkan hasil pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil Uji Beda Variabel X 1, X 2, X 3, &X 4 Keterangan : A : Kontraktor yang belum bersertifikat ISO 9001:2008. B : Kontraktor yang sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Hasil pengujian hipotesis dapat dijelaskan, sebagai berikut: 1. Variabel X 1 tentang pengukuran kinerja Kontraktor pada aspek operasional (di lapangan) antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008 terdapat perbedaan signifikan dan arahnya positif, artinya bahwa variabel operasional pada kinerja Kontraktor yang sudah menerima sertifikat lebih besar dibandingkan dengan yang belum bersertifikat ISO 9001:2008. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata dan t hitung. Nilai t hitung > t tabel (12,089 81

15 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: > 2.007). Dari hasil pengujian ini berarti hipotesis null berhasil ditolak. 2. Variabel X 2 tentang pengukuran kinerja Kontraktor pada aspek sumberdaya manusia (SDM) antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008 terdapat perbedaan signifikan dan arahnya positif, artinya bahwa variabel sumberdaya manusia pada kinerja Kontraktor yang sudah bersertifikat lebih besar dibandingkan dengan yang belum bersertifikat ISO 9001:2008. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata dan t hitung. Nilai t hitung > t tabel (10,100>2.007). Dari hasil pengujian ini berarti hipotesis null berhasil ditolak. 3. Variabel X 3 tentang pengukuran kinerja Kontraktor pada aspek keuangan antara yang belum dan yang sudah bersertifikat ISO 9001:2008 terdapat perbedaan signifikan dan arahnya positif, artinya bahwa variabel keuangan pada kinerja Kontraktor yang sudah bersertifikat lebih besar dibandingkan dengan yang belum bersertifikat ISO 9001:2008. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata dan t hitung. Nilai t hitung > t tabel ( > 2.007). Berdasarkan pada pengujian ini berarti hipotesis null berhasil ditolak. 4. Variabel X 4 tentang pengukuran kinerja Kontraktor pada aspek pelanggan antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008 terdapat perbedaan signifikan dan arahnya positif, artinya bahwa variabel pelanggan pada kinerja Kontraktor yang sudah bersertifikat lebih besar dibandingkan dengan yang belum sertifikat ISO 9001:2008. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata dan t hitung. Nilai t hitung > t tabel ( > 2.007). Berdasarkan pada pengujian ini berarti hipotesis null berhasil ditolak. Analisis Regresi Logistik Analisis regresi logistik digunakan untuk mengukur tingkat signifikansi pengaruh antar variabel independent (X), yaitu operasional, sumberdaya manusia, keuangan, dan pelanggan terhadap variabel dependent (Y) yaitu pengaruh penerapan ISO 9001:2008 dibandingkan dengan hasil hipotesis. Hasil Analisis dengan regresi logistik dapat dijelaskan pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Regresi Logistik 82

16 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb Hasil analaisis pada tabel 14 menyatakan bahwa model regresi yang dibentuk dalam analisis regresi pada variabel (X), yaitu operasional, sumberdaya manusia, keuangan dan pelanggan berpengaruh terhadap penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 (variabel Y), sehingga dapat dibentuk sebuah persamaan Logistik: Dari hasil analisis pada Tabel 14, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini didukung oleh bukti empiris yang ditemukan dalam penelitian ini. Hasil pengujian ini didukung dengan pengujian hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa penerapan Sistem Manajemen Mutu dengan menerima sertifikat ISO 9001:2008 berdampak positif pada peningkatan aspek-aspek pada kinerja Kontraktor yaitu operasional (X 1 ), sumberdaya manusia (X 2 ), keuangan (X 3 ), dan pelanggan (X 4 ). Hasil analisis regresi logistik menyatakan, bahwa kesuksesan Kontraktor dalam dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dipengaruhi secara signifikan oleh aspek sumberdaya manusia (X 2 ), pelanggan (X 4 ), dan operasional (X 1 ). Variabel-variabel tersebut bernilai positif dengan tingkat signifikansi < 0.05 (5%); sedangkan untuk aspek keuangan (X 3 ) dengan tingkat signifikansi > 0.05 (tidak signifikan). Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan analisis regresi logistik dijelaskan pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil Pengujian Hipotesis dan Analisis Regresi Logistik Keterangan : A : Kontraktor yang belum bersertifikat SMM ISO 9001:2008. B : Kontraktor yang sudah bersertifikat SMM ISO 9001:

17 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: Dari hasil pengujian hipotesis pada tabel 15 dapat jelaskan perbedaan kinerja Kontraktor antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008 sebagaimana pada Gambar berikut. Variabel Operasional Gambar 2. Beda Rata-rata Tiap Variabel Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis pada variabel operasional (X 1 ), terdapat perbedaan kinerja Kontraktor antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Nilai rata-rata kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat berada pada tingkat sedang, sedangkan nilai rata-rata kinerja Kontraktor yang sudah bersertifikat ISO 9001:2008 berada pada tingkat tinggi. Tabel 16. Nilai Beda Rata-rata Variabel Operasional Keterangan : A : Kontraktor yang belum bersertifikat SMM ISO 9001:2008. B : Kontraktor yang sudah bersertifikat SMM ISO 9001:2008. Hasil analisis pada Tabel 16 terdapat peningkatan nilai beda rata-rata kinerja Kontraktor pada variabel operasional, yaitu efisisensi dan efektifitas kinerja sebesar 0.87, kesesuaian hasil dengan rencana sebesar 0.89, sistem 84

18 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb penjadualan yang lebih jelas dan terencana sebesar 1.30, jaminan mutu produk sebesar 1.21, jaminan sosial tenaga kerja sebesar 0.91, hubungan dengan pemasok dalam menyediakan material sebesar 0.58, dan penyelesaian pekerjaan tepat waktu sebesar Indikator pada variabel operasional yang mengalami peningkatan nilai beda rata-rata tertinggi adalah tingkat sistem penjadualan yang lebih jelas dan terencana (X 1.3 ) yaitu sebesar Sedangkan nilai beda rata-rata dengan peningkatan terendah adalah tingkat hubungan dengan pemasok dalam menyediakan material (X 1.6 ) yaitu sebesar Hasil regresi logistik pada variabel operasional dengan tingkat signifikansi sebesar < 0.05, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan pada kesuksesan Kontraktor dalam menerapkan ISO 9001:2008. Variabel Sumberdaya Manusia Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis pada variabel sumberdaya manusia (X 2 ) terdapat perbedaan kinerja Kontraktor antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Nilai rata-rata kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat berada pada tingkat sedang, sedangkan nilai rata-rata kinerja Kontraktor yang sudah bersertifikat ISO 9001:2008 berada pada tingkat tinggi. Tabel 17. Nilai Beda Rata-rata Variabel Sumberdaya Manusia Keterangan : A : Kontraktor yang belum bersertifikat SMM ISO 9001:2008. B : Kontraktor yang sudah bersertifikat SMM ISO 9001:2008. Hasil analisis pada Tabel 17 terdapat peningkatan nilai beda rata-rata kinerja Kontraktor pada variabel sumberdaya manusia, yaitu perekrutan dan pelatihan personil sebesar 0.77; disiplin, motivasi, dan produktivitas kerja personil sebesar 0.99; pembagian tugas dan wewenang sesuai tanggung jawab personil sebesar 0.77; kesadaran personil akan pentingnya mutu sebesar 0.68; mutu Tenaga Ahli perusahaan sebesar 0.86; mutu dan dedikasi personil sebesar 1.15; serta kreativitas dan inovasi personil sebesar

19 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: Indikator yang mengalami peningkatan nilai beda rata-rata tertinggi adalah tingkat mutu dan dedikasi personil (X 2.6 ) sebesar 1.15, sedangkan nilai beda rata-rata dengan peningkatan terendah adalah tingkat kesadaran personil akan pentingnya mutu (X 2.4 ) yaitu sebesar Hasil regresi logistik pada variabel sumberdaya manusiadengan tingkat signifikansi sebesar < 0.05, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan pada kesuksesan Kontraktor dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Variabel Keuangan Pada variabel keuangan (X 3 ) terdapat perbedaan kinerja Kontraktor antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Nilai rata-rata kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat berada pada tingkat sedang, sedangkan nilai rata-rata kinerja Kontraktor yang sudah bersertifikat ISO 9001:2008 berada pada tingkat tinggi. Tabel 18. Nilai Beda Rata-rata Variabel Keuangan Keterangan : A : Kontraktor yang belum bersertifikat SMM ISO 9001:2008. B : Kontraktor yang sudah bersertifikat SMM ISO 9001:2008. Hasil Analisis pada tabel 18 terdapat peningkatan nilai rata-rata kinerja Kontraktor pada variabel keuangan, yaitu laba sebesar 1.01 dan arus kas sebesar Indikator arus Kas (X 3.2 ) mengalami peningkatan nilai rata-rata lebih tinggi dibanding tingkat laba (X 3.1 ). Hasil regresi logistik pada variabel keuangandengan tingkat signifikansi sebesar > 0.05 yang berarti kesuksesan penerapan Sistem Manajemen Mutu pada aspek keuangan tidak signifikan. Variabel Pelanggan Pada variabel pelanggan (X 4 ) terdapat perbedaan kinerja Kontraktor antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Hal ini menunjukkan bahwa Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 memberikan pengaruh positif pada kinerja Kontraktor pada variabel pelanggan. Nila ratarata kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat berada pada tingkat sedang, sedangkan nilai rata-rata kinerja Kontraktor yang sudah bersertifikat ISO 9001:2008 berada pada tingkat tinggi. 86

20 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb Tabel 19. Nilai Beda Rata-rata Variabel Pelanggan Keterangan : A : Kontraktor yang belum bersertifikat SMM ISO 9001:2008. B : Kontraktor yang sudah bersertifikat SMM ISO 9001:2008. Hasil analisis pada tabel 19 terdapat peningkatan nilai rata-rata kinerja Kontraktor pada variabel pelanggan terhadap penerapan ISO 9001:2008, yaitu loyalitas pelanggan sebesar 1.00, perolehan pangsa pasar sebesar 0.75, produk dan jasa sesuai permintaan pelanggan sebesar 1.42, serta kepuasan terhadap jaminan mutu kepada pelanggan sebesar Indikator dengan peningkatan nilai rata-rata tertinggi pada produk dan jasa sesuai permintaan pelanggan (X 4.3 ) dan kepuasan pelanggan terhadap jaminan mutu (X 4.4 ) sebesar 1.42, sedangkan peningkatan nilai rata-rata terendah pada perolehan pangsa pasar (X 4.2 ) yaitu sebesar Hasil regresi logistik pada variabel pelanggandengan tingkat signifikansi sebesar < 0.05, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan pada kesuksesan Kontraktor dalam menerapkan ISO 9001:2008. KESIMPULAN Dari hasil analisis data penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan kinerja Kontraktor di Kota Mataram pada aspek operasional (di lapangan) antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Nilai rata-rata hasil penilaian kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat sebesar 2.97 (sedang) sedangkan Kontraktor yang sudah bersertifikat terjadi peningkatan menjadi 3.95 (tinggi). Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung > t tabel yaitu > dengan tingkat signifikansi 0.00 < Hasil analisis regresi logistik diperoleh tingkat signifikansi < 0.05 (signifikan). 2. Terdapat perbedaan kinerja Kontraktor di Kota Mataram pada aspek sumberdaya manusia antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Nilai rata-rata hasil penilaian kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat sebesar 3.14 (sedang), sedangkan Kontraktor yang sudah bersertifikat terjadi peningkatan menjadi 4.02 (tinggi). Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung 87

21 Spectra Nomor 21 Volume XI Januari 2013: > t tabel yaitu > dengan tingkat signifikansi 0.00 < Hasil analisis regresi logistik sebesar < 0.05 (signifikan). 3. Terdapat perbedaan kinerja Kontraktor di Kota Mataram pada aspek keuangan antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Nilai rata-rata hasil penilaian kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat sebesar 2.59 (sedang) dan Kontraktor yang sudah bersertifikat terjadi peningkatan menjadi 3.63 (tinggi).hasil pengujian hipotesis terdapat nilai t hitung > t tabel yaitu > dengan tingkat signifikansi 0.00 < Hasil analisis regresi logistik sebesar > 0.05 (tidak signifikan). 4. Terdapat perbedaan kinerja Kontraktor di Kota Mataram pada aspek pelanggan antara yang belum dan sudah bersertifikat ISO 9001:2008. Nilai rata-rata hasil penilaian kinerja Kontraktor yang belum bersertifikat sebesar 3.11 (sedang) dan Kontraktor yang sudah bersertifikat terjadi peningkatan menjadi 4.25 (tinggi).hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung > t tabel yaitu > dengan tingkat signifikansi 0.00 < Hasil analisis regresi logistik sebesar < 0.05 (signifikan). DAFTAR PUSTAKA Ahmed, S., Azhar, S., & Castillo, M Measurement ofconstruction Processes for Continous Improvement. Revised Final Report. Department of Construction Management. USA: Florida International University. Asa, M.F., Abidin, I.S., & Latif, Y Variabel-variabel Utama dalam Sistem Manajemen Mutu untuk Peningkatan Profitabilitas Jasa Konstruksi Indonesia yang Berpotensi Meningkatkan Gross Domestic Product Sektor Konstruksi. Jurnal Dinamika Teknik Sipil, Vol.9, No.2. Bubshait, A. & Al-Atiq,T ISO 9000 Quality Standards in Construction. Peer- Reviewed Paper Journal of Management in Engineering. Vol. November/December. p Djatmiko, B. & Jumaedi, H Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, STEMBI- Bandung: Bandung Business School. GAPENSI Kota Mataram Daftar Kontraktor Anggota GAPENSI Kota Mataram. Mataram. Gasperz, V ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hendrawaty, E Pengembangan Konsep Manajemen Mutu Terpadu Bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jasa Keuangan Cabang Bandar Lampung. Jurnal Bisnis & Manajemen, ISSN , Vo.2, No.3, h Keng, T.C., Rahman, A. & Hamzah Study of Quality Management in Construction Projects. Chinese Business Review, ISSN , Vol. 10, No. 7, p

22 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Hamdi Sri Murni Dewi Achfas Zacoeb LPJK No Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Jakarta. Mulyono, S.S Panduan Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2000 bagi Pelaksana Jasa Konstruksi dan jaa Konsultasi Konstruksi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Pamulu, M.S. & Husni, M.S Studi Analisa ISO 9000:2000 pada Perusahaan Jasa Konstruksi di Makasar. Jurnal Teknik Sipil Vol.12 No.3 h SNI ISO 9001:2008. Sistem Manajemen Mutu: Persyaratan (Quality Management System: Requirements). Jakarta: Badan Standar Nasional. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta. Umar, H Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 89

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 Julistyana Tistogondo, Wendi Kurniawan Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama,

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh : Eko Supriyadi Sumarjo H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas.

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan global, ada beberapa strategi sebagai upaya memenangkan persaingan tersebut, dibutuhkan banyak strategi inovasi atau perbaikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak perhatian bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total Quality Management yang dimoderasi oleh sistem penghargaan sebagai variabel

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat.

BAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat. BAB l PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan akan dunia pendidikan semakin besar, sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat. Dalam perekrutan tenaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan organisasi itu dapat berupa perbaikan pelayanan pelanggan, pemenuhan permintaan pasar, peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memikat hati orang untuk membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Citra

BAB I PENDAHULUAN. memikat hati orang untuk membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Citra BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merek (brand) diyakini mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk memikat hati orang untuk membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Citra yang ditampilkan serasa menyihir

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2 PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Proyek Konstruksi 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit untuk diprediksi. Keadaan ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI INDONESIA

PENERAPAN KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI INDONESIA Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PENERAPAN KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI INDONESIA Anton Soekiman 1 dan Natalia 2 1 Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey menurut Sugiyono, (2010) adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pembangunan dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan di Indonesia baik di bidang jasa, perdagangan, maupun industri yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO Daisy Debora Grace Pangemanan Pengajar di Jurusan Teknik Sipil, Politeknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik persaingan dengan kompetitor lokal maupun asing. Hal tersebut dapat dilihat dengan ada-nya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengam paradigm positivistik untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang bekerja pada perusahaan BUMN yang ada di Bandarlampung. Dari empat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis data dan pembahasan. Adapun urutan analisis data adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas data, analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menghadapi persaingan global yang semakin kuat, pengelolaan kegiatan bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan kajian pustaka berbagai sumber yang berkaitan dengan manajemen konstruksi, khususnya mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY PADA LOYALITAS NASABAH (SURVEI PADA PD. BPR BANK PURWOREJO) Oleh Sumaryatun Universitas Muhammadiyah Purworejo Sumaryatun19@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakteristik dan kinerja perusahaan kontraktor kualifikasi kecil di daerah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakteristik dan kinerja perusahaan kontraktor kualifikasi kecil di daerah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang studi mengenai hubungan karakteristik dan kinerja perusahaan kontraktor kualifikasi kecil di daerah istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut di ambil dan dilaksanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi dan liberalisasi pasar modal dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi dan liberalisasi pasar modal dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi dan liberalisasi pasar modal dunia berlangsung semakin cepat sehingga menyebabkan terjadinya perubahan perubahan

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian. Didalam sebuah penelitian, diperlukan adanya pendekatan, metode atau

Bab 3. Metode Penelitian. Didalam sebuah penelitian, diperlukan adanya pendekatan, metode atau Bab 3 Metode Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Didalam sebuah penelitian, diperlukan adanya pendekatan, metode atau teknik penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat memecahkan masalah yang sudah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini. 1. Faktor-faktor manajemen kualitas yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya bahkan saling mengisi satu sama lainnya. Menurut Kenneth R. Robinson

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), dengan verifikatif, yang mana tujuan dari penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan diversitas yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan diversitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja dalam beberapa tahun terakhir mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan diversitas yang berkaitan dengan gender.

Lebih terperinci

PENGARUH QUALITY MANAGEMENT TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH

PENGARUH QUALITY MANAGEMENT TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 67-76 PENGARUH QUALITY MANAGEMENT TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH Nya Munanta 1, Muttaqin Hasan 2, Hafnidar A. Rani 3

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, melalui penyebaran kuesioner (angket) kepada responden. Teknik penggunaan angket adalah

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA PENERAPAN ISO 9001 : 2000 DI DINAS PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SIDOARJO

ANALISA KINERJA PENERAPAN ISO 9001 : 2000 DI DINAS PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SIDOARJO ANALISA KINERJA PENERAPAN ISO 9001 : 2000 DI DINAS PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SIDOARJO 1 Iswadi Pribadi, 2 Christiono Utomo 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi 2 Dosen Magister

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Alur Pikir Penelitian

METODE PENELITIAN Alur Pikir Penelitian 37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian PT KIEC merupakan salah satu anak perusahaan PT Krakatau Steel yang sudah berdiri sejak 16 Juni 1982 bergerak dalam penyediaan properti industri, komersial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri dengan tuntutan kerja agar dapat menyelesaikan masalah-masalah di

BAB I PENDAHULUAN. diri dengan tuntutan kerja agar dapat menyelesaikan masalah-masalah di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dalam lingkungan bisnis yang semakin komplek dan selalu berubah-ubah seperti saat ini diperlukan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja agar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 34 responden, yang merupakan pengguna produk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis kuantitatif. Penelitian kuantitatif yakni suatu metode dalam penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ataupun industri sejenisnya, pada umumnya mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba yang optimal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Satpol PP Perjalanan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Mojokerto diawali sebagai sub bagian pada Bagian

Lebih terperinci

a. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi, baik b. Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk

a. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi, baik b. Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1 Jenis data a. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga diperlukan pemikiran yang lebih kritis atas pemanfaatan secara optimal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. membuktikan diri sebagai Bimbingan belajar terbaik dan terbesar di Indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. membuktikan diri sebagai Bimbingan belajar terbaik dan terbesar di Indonesia. 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Ganesha Operation telah menjadi bagian dari sejarah kehidupan masyarakat Indonesia sejak 1984. Sejak saat itu, Ganesha Operation terus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada Lampung di Bandarlampung. 3. 2 Jenis Penelitian Menurut Oei (2010: 2) ada 3 jenis riset

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik III. METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang pernah berkunjung dan membeli motor Yamaha.

BAB III METODE PENELITIAN. yang pernah berkunjung dan membeli motor Yamaha. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di dealer motor Yamaha yang berada di Yogyakarta. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah mereka yang pernah berkunjung dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia peluang industri mobil untuk dapat berkembang cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu sarana transportasi bagi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT Sinar Sosro adalah perusahaan pelopor untuk minuman teh dalam kemasan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri minuman di Indonesia, PT

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank BRI (persero) merupakan bank pemerintah pertama yang didirikan di Indonesia, sehingga dituntut untuk mempertahankan posisinya dan memperoleh

Lebih terperinci

BAB III BAHAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Bandar Betsy PT Perkebunan

BAB III BAHAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Bandar Betsy PT Perkebunan BAB III BAHAN METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun Bandar Betsy PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Pelaksanaan penelitian ini dimulai bulan Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sebuah organisasi perlu menerapkan organisasi pembelajaran agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal maupun internal disegala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan agar barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam keadaan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang sudah mulai terasa saat ini memaksa setiap organisasi baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang akan mereka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di LBPP LIA Bandar Lampung yang bealamat di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di LBPP LIA Bandar Lampung yang bealamat di Jl. 28 III. METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di LBPP LIA Bandar Lampung yang bealamat di Jl. Kartini No. 40 Bandar Lampung. 1.2 Jenis Data Suatu penelitian perlu didukung adanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Obyek Penelitian Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan agar penelitian tersebut terarah pada sasaran yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:147) statistik deskriptif adalah: Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tajam menuntut manajemen organisasi atau perusahaan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. tajam menuntut manajemen organisasi atau perusahaan untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang meningkat tajam menuntut manajemen organisasi atau perusahaan untuk dapat mengamati perubahan. Untuk dapat mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu bidang fungsional strategi dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu bidang fungsional strategi dalam organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan peran sumber daya manusia membawa banyak perubahan didalam pengembangan organisasi yang ada saat ini. Sumber daya manusia merupakan salah satu bidang fungsional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan oleh penelitian dalam

BAB III METODE PENELITIAN. statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan oleh penelitian dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar Paiton

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar Paiton BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar Paiton di Jl. Karanganyar Probolinggo. Alasan penulis memilih Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia akhir-akhir ini telah berkembang dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin banyak berdirinya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri konstruksi dianggap sebagai industri yang memiliki tingkat fragmentasi tinggi. Terpecah-pecahnya suatu proyek konstruksi ke dalam beberapa paket pekerjaan

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian bangsa, dimana konstribusi industri konstruksi akan meningkat sejalan dengan kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini telah menciptakan persaingan bisnis yang semakin ketat. Tiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan keunggulannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia berpartisipasi dalam pengisian kuesioner pada perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan Pangeran Emir M. Noor No.4A Bandar Lampung mulai bulan Juli 2011. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data dikumpulkan dan diperoleh melalui menyebar kuesioner secara langsung kepada

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai 42 III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil

Lebih terperinci

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen Bab II A. Landasan Teori 1. ISO 9001 ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kualitas/Mutu Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan penilaian atas biaya, mutu dan waktu. Kualitas menurut ISO 8402 adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di masing-masing Rumah Sakit Swasta di Bandar lampung. Adapun kriteria Rumah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kota Kudus yang merupakan kedudukan dari R&D PT Pura Group Kudus. 3.1.2. Waktu Penelitian Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini adapun objek penelitiannya adalah Malcolm Baldrige national quality award

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah pengguna produk smartphone Sony Xperia di DIY.Spesifikasi pengguna produk dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo

Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo HELFRIN TUKI PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN ABSTRAK HELFRIN TUKI NIM 931 409

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Jenis Penelitian Objek dari penelitian ini adalah Produk Kredit Pegawai pada Bank Lampung dengan subjek yang dipilih adalah nasabah Kredit Pegawai pada Bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini yaitu penabung Bank Bukopin Cabang Pembantu Ungaran.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini yaitu penabung Bank Bukopin Cabang Pembantu Ungaran. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian. Populasi penelitian ini yaitu penabung Bank Bukopin Cabang Pembantu Ungaran. Sampel adalah sebagian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan menggunakan minimal dua variabel yang dihubungkan. Metode asosiatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang mencoba mencari deskripsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian ini 38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xii. 1.1 Latar Belakang...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xii. 1.1 Latar Belakang... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit. Seseorang dapat membeli rumah secara tunai apabila orang tersebut memiliki uang yang nilainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan peningkatan teknologi informasi dalam kondisi bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan geografis sehingga informasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci