DAFTAR PUSTAKA. [ATT-06] --, ATTiny2313/V 8-bit AVR Microcontroller with 2K Bytes In-System Programmable Flash Manual. Atmel.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. [ATT-06] --, ATTiny2313/V 8-bit AVR Microcontroller with 2K Bytes In-System Programmable Flash Manual. Atmel."

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA [ATT-06] --, ATTiny2313/V 8-bit AVR Microcontroller with 2K Bytes In-System Programmable Flash Manual. Atmel. [EMI-95] Emin, Mehmet., Stabilization of an Inverted Pendulum by Using a Fuzzy Controller. Turki: Middle East Technical University. [JAN-97] Jang, J-S.R., Sun, C-T., Mizutani, E , Neuro Fuzzy and Soft Computing. New Jersey: Prentice-Hall. [MAC-95] MacKenzie, I., The 8051 Microcontroller, 2nd Ed. New Jersey: Prentice- Hall. [STI-99] Stimac, Andrew K., Standup and Stabilization of the inverted pendulum. Massachusetts: Massachusetts Institute of Technology. [WIL-96] Williams, James H. Jr., Fundamentals of Applied Dynamics. New York: John Wiley & Sons. [YAN-48] Yan, Jun., Ryan, Michael., Power, James., Using Fuzzy Logic. New Jersey: Prentice Hall. [ZAD-65] Zadeh, L.A., Fuzzy Sets Information and Control Vol 8 pp [URL-01] [URL-02] [URL-03] [URL-04] [URL-05] [URL-06] pro_dt51msh_1.htm x

2 [URL-07] download_files/manual/mn_dt51v3.pdf [URL-08] [URL-09] [URL-10] [URL-11] xi

3 LAMPIRAN

4 LAMPIRAN A PANDUAN PENGINTEGRASIAN KODE ASSEMBLY USER DENGAN KODE ASSEMBLY FUZZYTECH Tutorial ini berguna untuk menggabungkan kode assembly user dan kode utama FuzzyTech. FuzzyTech edisi MCU-51 (keluarga 8051) memerlukan compiler KEIL/FRANKLIN. Pada tutorial ini hanya akan dipakai compiler KEIL (bisa didapatkan di: Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Install software FuzzyTech (misal lokasi penginstallan di: C:\Program Files\INFORM\fuzzyTECH 5.5). 2. Install software KEIL (misal lokasi penginstallan di: C:\keil). 3. Perhatikan lokasi kode user yang akan disatukan dengan FuzzyTech (misalkan lokasi kode assembly user berada pada C:\myproject\). NOTE: Lokasi directory pengerjaan FuzzyTech dan kode assembly user disarankan sama! 4. Copykan fuzzy library FT51K.lib milik FuzzyTech pada lokasi kode user (lokasi user sama dengan point 3). Lokasi FT51K.lib terletak pada C:\Program Files\INFORM\fuzzyTECH 5.5\Runtime\MCU51\Lib\ 5. Copykan file OH51.exe, BL51.exe, dan A51.exe yang terletak pada C:\keil\C51\BIN. (NOTE: Jika BL51.exe tidak ditemukan di lokasi keil, silahkan cari di internet!) 6. Setelah proses desain sistem fuzzy selesai, generate kode assembly untuk MCU- 51 pada software FuzzyTech. Maka di directory C:\myproject\ akan didapatkan sebuah file crane.a51 (misalkan nama file project di FuzzyTech di save sebagai crane). Contoh file crane.a51: A-1

5 A-2 7. Edit prog assembly user agar memuat proses fuzzy control. Misalkan program assembly user dinamakan mymain.a51. Berikut adalah contoh sepenggal kode assembly yang dibuat oleh user yang bernama mymain.a51:

6 A-3 Keterangan: kode yang ditunjukkan oleh lingkaran m1 dan m2 pada gambar diatas mutlak ditulis pada kode user untuk menghubungkan dengan kode fuzzy. Perhatikan semua variable pada m1 sama dengan cr_1. Semua variable pada m2 harus sama dengan cr_2. lv_0_angle dan lv_1_distance adalah masukan pada fuzzy dan lv_2_power adalah keluaran dari fuzzy tersebut. Perhatikan lingkaran biru, CSEG at 4100h harus ditulis di program user (untuk mengalihkan kode pada alamat 4100 pada saat proses compiling bahasa mesin). Lingkaran m3 yaitu LCALL _initcrane dipanggil hanya satu kali untuk proses inisialisasi proses fuzzy. Lingkaran m4 berguna untuk memasukkan nilai fuzzy. Contoh: mov _lv0_angle, #20H (Artinya: sudut angle, input pertama fuzzy, diisi 20H) Lingkaran m5, yaitu LCALL _crane berguna untuk memanggil fungsi fuzzy control. Sesudah prosedur ini selesai dijalankan maka nilai output fuzzy dapat diakses (point 8). Lingkaran m6 dapat diakses setelah LCALL _crane selesai dijalankan. Nilai output dari fuzzy dapat diakses pada variable _lv2_power 8. Setelah program assembly user selesai dibuat, maka buatlah sebuah file yang bernama buildasm.bat pada directory user (lokasi directory sama dengan point 3). 9. Isi dari file buildasm.bat adalah sebagai berikut:

7 A Setelah pembuatan file buildasm.bat, langkah terakhir adalah menjalankan program buildasm.bat. Setelah program buildasm.bat dijalankan, jika tidak ada kesalahan maka akan tercipta sebuah file dengan nama mymain.hex. 11. Download-lah file mymain.hex ini pada mikrokontroller anda.

8 LAMPIRAN B PANDUAN PENGINSTALLAN FUZZYTECH MCU-51 Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menginstall FuzzyTech versi MCU-51 adalah: 1. Install-lah Software FuzzyTech ke folder tertentu, contoh: C:\Program Files\ 2. Copykan file MCU-51.dll (MCU-51.dll setelah di crack yang dilampirkan di CD) ke folder: C:\Program Files\INFORM\fuzzyTECH 5.5\ 3. Pada program fuzzytech pilihlah: Tools Edition fuzzytech 5.54d MCU-51 Edition. 4. Desainlah parameter-parameter fuzzy pada editor fuzzytech. Setelah proses desain selesai, compile-lah program menjadi assembly untuk didownload ke mikroprocessor. Langkahnya pada fuzzytech pilih: Tools Compile To B-1

9 LAMPIRAN C SIMULASI SISTEM KONTROL BERBASIS FUZZY LOGIC PADA INVERTED PENDULUM Hindra Kurniawan dan Khairurrijal *) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesa 10 Bandung *) krijal@fi.itb.ac.id Abstrak Sistem inverted pendulum merupakan sebuah sistem non-linear yang tidak stabil secara alamiah. Untuk mengontrol kestabilan pada sistem ini akan digunakan sebuah teknik pengontrolan yang dikenal sebagai fuzzy control. Fuzzy logic adalah model yang cukup sederhana karena tidak melibatkan proses komputasi yang kompleks dan proses komputasi dapat dilakukan secara real-time. Pada eksperimen kali ini akan dilakukan simulasi pada perangkat lunak untuk menguji beberapa model fuzzy agar dapat menstabilkan pendulum pada posisi terbalik. Model yang akan diuji adalah model dengan sistem 2 masukan (theta dan theta_dot) dan sistem 4 masukan (theta, theta_dot, x, dan x_dot). Setelah didapatkan model yang tepat maka akan dilakukan implementasi dan pengujian pada perangkat keras. Inverted pendulum adalah sistem yang tidak stabil secara alamiah dan bersifat non-linear sehingga bandul kemungkinan jatuh searah atau berlawan jarum jam. Motor DC memberikan variabel gaya untuk menggerakkan pedati sehingga bandul dapat dipertahankan stabil pada posisi terbaliknya dan pedati pada posisi semulanya. Sistem kontrol yang akan digunakan adalah sistem kontrol berbasis fuzzy logic. Alasan Fuzzy logic digunakan untuk mengontrol sistem ini adalah karena sistem nonlinear, diperlukan komputasi matematika yang kompleks, dan komputasi harus dilakukan secara realtime. Seperti dapat dilihat pada literatur-literatur, sistem kontrol menggunakan fuzzy dapat mengatasi masalah-masalah di atas dengan baik. 2 DESKRIPSI SISTEM Sistem perangkat lunak yang akan dibangun bertujuan untuk mengimplementasikan konsep fuzzy logic pada pengontrolan kestabilan sistem inverted pendulum. Gambar 1 menunjukkan diagram sistem inverted pendulum. Kata kunci:inverted pendulum, fuzzy logic, control 1. PENDAHULUAN Sistem inverted pendulum merupakan sistem fisik yang terdiri dari bandul, pedati, dan motor DC. Bandul merupakan sebuah benda yang menempel pada poros pedati dan dapat bergerak dengan satu derajat kebebasan (searah atau berlawanan arah dengan jarum jam). Pedati merupakan sebuah benda yang dapat bergerak translasi dalam arah horizontal pada suatu lintasan. Model dari inverted pendulum ini adalah model yang sangat baik untuk dikembangkan pada pengontrolan satelit, kestabilan roket saat lepas landas, sistem pendaratan pesawat otomatis, stabilisasi pesawat pada saat turbulensi, dan lain-lain [1]. Gambar 1. Diagram sistem inverted pendulum Bandul mula-mula berada pada sudut awal tertentu (θ 0 ). Hal ini akan menyebabkan sistem menjadi tidak stabil sehingga pengontrol diperlukan untuk menstabilkan sistem. Persamaan dinamika sistem inverted pendulum dapat diturunkan menggunakan persamaan lagrange. Berikut adalah persamaan sistem inverted pendulum yang akan digunakan pada simulasi kali ini [2]: 2 3cosθ f ( t) 3ml sinθ cosθθ& & 3( ) sinθ θ + M + m g = 2 7( M + m) l 3ml cos θ (1) 2 7 f ( t) + 7ml sinθθ& 3mg sinθ cosθ & x = 2 7( M + m) 3m cos θ (2) 2.1. Model SIMULINK Model dari inverted pendulum dibangun dengan menggunakan SIMULINK. Pada model ini, masukan dari model adalah aksi pengontrol. Variabel sudut dan C-1

10 C-2 kecepatan sudut dari iterasi sebelumnya digunakan untuk menghitung percepatan pedati dan percepatan sudut dari bandul menggunakan Persamaan (1) dan (2) secara berurutan. Integrasi kemudian dilakukan untuk mendapatkan kecepatan dan posisi untuk kedua komponen yang bersangkutan. Sudut dari bandul dibatasi dalam ±90 0. Sudut dan kecepatan sudut dari bandul serta posisi dan kecepatan sudut dari pedati adalah keluaran dari model ini. Model ini dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 4. Respon Open Loop Gambar 2. Model SIMULINK untuk inverted pendulum Respon open loop untuk sistem ini didapatkan menggunakan model SIMULINK seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3. Gambar 3. Model untuk respon open loop Simulasi dijalankan selama 3 detik dengan menggunakan parameter: M, masa dari pedati: 1kg m, masa dari bandul: 0.5kg l, panjang dari pivot ke tengah-tengah bandul : 0.5m Respon open loop dapat dilihat pada Gambar 4. Dapat dilihat bahwa sistem adalah tidak stabil, karena bandul cepat sekali jatuh menuju horizontal dari posisi tegak vertikalnya. Untuk mempertahankan posisi bandul agar tetap tegak dibutuhkan suatu pengontrol Pemodelan Stabilisasi Inverted Pendulum Menggunakan Fuzzy Logic Toolbox dan SIMULINK Pada eksperimen kali ini sistem yang akan dibuat adalah sistem fuzzy bertipe MISO (Multiple Input Single Output). Jumlah masukan yang akan dieksperimenkan adalah: 2 masukan (theta dan theta_dot) dan 4 masukan (theta, theta_dot, x, dan x_dot). Keluaran dari fuzzy adalah force (gaya) yang akan membuat pedati bergerak maju atau mundur di bidang horizontal. Semua model dibangun dengan menggunakan perangkat lunak SIMULINK [3] dari MATLAB. Berikut ini akan dibahas masing-masing model dari 2 masukan dan 4 masukan. Pada model 2 masukan, pengontrol fuzzy hanya akan melakukan proses kontrol terhadap 2 buah parameter yaitu theta (sudut bandul dihitung pada posisi terbalik vertikalnya) dan theta_dot (kecepatan sudut bandul). Diagram blok dari model ini dapat dilihat pada Gambar 5. Pada Gambar 5, satuan parameter fuzzy theta adalah dalam derajat dan parameter theta_dot dalam derajat/detik. Gain theta, gain theta_dot, dan gain force adalah penguatan yang harus diatur (di-tuning) untuk mendapatkan perfomansi terbaik dari sistem. Blok inverted pendulum berisi model dinamika dari sistem inverted pendulum dan dapat dilihat pada Gambar 2. Blok scope theta, scope x dan scope force masing-masing adalah grafik antara theta, x, dan force terhadap t (waktu), yang dapat dilihat setelah simulasi berjalan. Blok rad_to_deg berfungsi untuk mengubah satuan dari radian ke derajat, hal ini disebabkan fungsi keanggotaan fuzzy yang didesain telah menggunakan satuan derajat. Blok Fuzzy Logic Controller diimplementasikan menggunakan Fuzzy Logic Toolbox dari MATLAB.

11 C-3 Gambar 5. Diagram blok sistem 2 masukan Pada model 4 masukan, pengontrol fuzzy melakukan proses kontrol terhadap 4 buah parameter yaitu theta (sudut bandul dihitung pada posisi vertikal terbaliknya), theta_dot (kecepatan sudut bandul), x (posisi pedati), dan x_dot (kecepatan pedati). Diagram blok dari model ini dapat dilihat pada Gambar 6. neglarge, jika theta adalah nol dan theta_dot adalah neglarge maka force adalah neglarge, jika theta adalah nol dan theta_dot adalah nol maka force adalah nol, dan sebagainya. Fungsi keanggotaan pada model ini untuk masingmasing parameter theta, theta_dot, dan force berjumlah 5 buah, yaitu: neglarge, negsmall, zero, possmall, dan poslarge. Satuan theta dan theta_dot adalah dalam derajat. Bentuk fungsi keanggotaan untuk parameter theta, theta_dot, dan force dapat dilihat pada Gambar 7 (a), (b), dan (c) secara berurutan. Pemilihan besar parameter-parameter yang terlibat pada model ini dapat dilihat pada Tabel 1. (a) Gambar 6. Diagram blok sistem 4 masukan 3. SIMULASI DENGAN PARAMETER BERBEDA-BEDA Eksperimen simulasi untuk menguji kestabilan sistem inverted pendulum dilakukan dengan cara memvariasikan jumlah parameter fuzzy, jumlah fungsi keanggotaan di tiap-tiap parameternya, bentuk dan pengaturan (tuning) fungsi keanggotaan, dan pengaturan gain di masing-masing komponen yang akan diatur. (b) (c) Gambar 7. Membership function untuk Model 2 masukan (a) theta, (b) theta_dot, dan (c) force 3.1 Model 2 Masukan (theta dan theta_dot) Pada simulasi ini masukan yang akan dikontrol oleh pengontrol fuzzy hanyalah parameter theta dan theta_dot. Posisi dan kecepatan pedati tidak di kontrol, sehingga lintasan pedati dianggap tidak berhingga. Aturan fuzzy yang diterapkan di sini adalah aturan yang berbentuk seperti jika theta adalah x dan theta_dot adalah y maka force adalah z. Beberapa contoh aturan itu adalah sebagai berikut: jika theta adalah neglarge dan theta_dot adalah neglarge maka force adalah neglarge, jika theta adalah negsmall dan theta_dot adalah neglarge maka force adalah Tabel 1. Parameter simulasi Model 2 masukan Parameter Besar M (masa pedati) 1 kg m (masa bandul) 0,5 kg l (panjang bandul) 0,5 m g (gravitasi) 9,8 m/s 2 Gain theta 2 Gain theta_dot 0,8 Gain force 1,5 θ 0 (initial theta) 17,18 derajat Jumlah aturan fuzzy yang digunakan adalah sebanyak 25 buah, dan hasil simulasi menunjukkan bahwa

12 C-4 bandul dapat distabilkan pada posisi vertikal terbaliknya dengan baik. Grafik hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar 8 (a) dan (b). Pada Gambar 8, terlihat bahwa bandul dapat distabilkan dari posisi sudut awal 17,18 derajat ke posisi vertikal terbaliknya (0 derajat). Waktu yang diperlukan untuk menyeimbangkan posisi bandul adalah sekitar 1,5 detik. Walaupun bandul dapat stabil pada posisi terbaliknya tetapi tidak demikian dengan posisi pedati. Posisi pedati bergerak dari titik diam mula-mula menuju tak hingga (pedati terus bergerak ke arah kanan). Hal ini disebabkan karena pengontrol berbasis fuzzy hanya mengontrol parameter theta dan theta_dot, sehingga mengabaikan parameter posisi pedati (posisi pedati tidak terkontrol). theta_dot adalah possmall dan x adalah negatif dan x_dot adalah zero maka force adalah possmall, jika theta adalah poslarge dan theta_dot adalah poslarge dan x adalah negatif dan x_dot adalah negatif maka force adalah posmedium, dan sebagainya. Fungsi keanggotaan pada model ini untuk parameter theta, theta_dot, x, dan x_dot berjumlah 5 buah (NL, NS, ZE, PS, dan PL), theta_dot berjumlah 5 buah (NL, NS, ZE, PS, dan PL), x berjumlah 3 buah (NE, ZE, dan PO), x_dot berjumlah 3 buah (NE, ZE, dan PO), dan force berjumlah 13 buah (N6, N5, N4, N3, N2, N1, ZE, P1, P2, P3, P4, P5, dan P6). Satuan theta dan theta_dot adalah dalam radian. Bentuk fungsi keanggotaan untuk parameter theta, theta_dot, x, x_dot, dan force dapat dilihat pada Gambar 9 (a), (b), (c), (d), dan (e) secara berurutan. (a) (a) (b) (c) (b) Gambar 8. Grafik hasil simulasi Model 2 masukan: (a) grafik theta vs t (b) grafik force vs t (d) 3.2 Model 4 Masukan (theta, theta_dot, x, dan x_dot) Pada simulasi ini masukan yang akan dikontrol oleh pengontrol fuzzy adalah parameter theta, theta_dot, x, dan x_dot. Sudut bandul dan posisi pedati dikontrol agar tetap berada pada posisi seimbang/semulanya. Aturan fuzzy yang diterapkan di sini adalah aturan yang berbentuk seperti jika theta adalah a dan theta_dot adalah b dan x adalah c dan x_dot adalah d maka force adalah e. Beberapa contoh aturan itu adalah sebagai berikut: jika theta adalah negsmall dan (e) Gambar 9. Fungsi keanggotaan untuk Model 4 masukan (a) theta, (b) theta_dot, (c) x, (d) x_dot, dan (e) force Pemilihan besar parameter-parameter yang terlibat dalam model kali ini dapat dilihat pada Tabel 2.

13 C-5 Tabel 2. Parameter simulasi Model 4 masukan Parameter Besar M (masa pedati) 1 kg m (masa bandul) 0,5 kg l (panjang bandul) 0,5 m g (gravitasi) 9,8 m/s 2 Gain theta 1 Gain theta_dot 0,5 Gain x 0,25 Gain x_dot 0,5 Gain force 140 θ 0 (initial theta) 0,15 rad Jumlah aturan fuzzy yang digunakan adalah sebanyak 225 buah, dan hasil simulasi menunjukkan bahwa baik bandul maupun posisi pedati dapat distabilkan pada posisi mula-mulanya (rest position) dengan baik. Grafik hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar 10 (a), (b), dan (c). (a) dari posisi awal sekitar 0,15 radian. Selain letak bandul yang stabil di posisi vertikalnya, dapat dilihat pula posisi pedati yang stabil di titik tengah lintasan. Waktu yang diperlukan untuk menyeimbangkan posisi bandul adalah cukup lama sekitar 5 detik. Pada grafik x vs t, dapat dilihat nilai overshoot yang cukup besar. Model ini sangat mencerminkan keadaan nyata dari sistem karena pengontrol dapat mengontrol posisi pedati dan sudut bandul dengan baik. 4. KESIMPULAN Telah dilakukan simulasi pengontrolan sistem inverted pendulum menggunakan pengontrol berbasis fuzzy. Simulasi menggunakan dua buah model, yaitu Model 2 masukan dan Model 4 masukan. Parameter yang dikontrol pada Model 2 masukan yaitu theta dan theta_dot, sedangkan pada Model 4 masukan parameter yang dikontrol adalah theta, theta_dot, x, dan x_dot. Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem inverted pendulum dapat distabilkan dengan baik menggunakan pengontrol berbasis fuzzy logic dengan kriteria sudut awal bandul adalah cukup kecil (kurang dari 10 derajat). Simulasi dengan menggunakan model 2 masukan menunjukkan bahwa posisi bandul dapat dipertahakan pada posisi terbalik dengan baik, tetapi tidak demikian dengan posisi pedati (pedati bergerak menuju tak hingga). Simulasi dengan model 4 masukan menunjukkan bahwa baik posisi bandul maupun pedati dapat stabil di posisi semulanya. DAFTAR REFERENSI (b) [1] Emin, Mehmet., Stabilization of an Inverted Pendulum by Using a Fuzzy Controller. Turki: Middle East Technical University. [2] Stimac, Andrew K., Standup and Stabilization of the inverted pendulum. Massachusetts: Massachusetts Institute of Technology. [3] (c) Gambar 10. Grafik hasil simulasi Model 4 masukan: (a) grafik theta vs t, (b) grafik x vs t, (c) grafik force vs t Pada Gambar 10, terlihat bahwa bandul dapat distabilkan ke posisi vertikal terbaliknya (0 derajat)

14 LAMPIRAN D PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KONTROL BERBASIS FUZZY LOGIC PADA INVERTED PENDULUM Hindra Kurniawan dan Khairurrijal *) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesa 10 Bandung *) krijal@fi.itb.ac.id Abstract Sistem inverted pendulum merupakan sebuah sistem non-linear yang tidak stabil secara alamiah. Untuk mengontrol kestabilan pada sistem ini akan digunakan sebuah teknik pengontrolan yang dikenal sebagai fuzzy logic control. Fuzzy logic adalah model yang cukup sederhana karena tidak melibatkan proses komputasi yang kompleks dan proses komputasi dapat dilakukan secara realtime. Pada eksperimen kali ini akan dilakukan perancangan dan implementasi perangkat keras sistem inverted pendulum. Perangkat keras akan dibangun dengan menggunakan: linear actuator sebagai pedati yang dapat bergerak secara horizontal, encoder sebagai sensor sudut bandul dan posisi pedati, rangkaian H-Bridge untuk mengatur arah gerak pedati, dan empat buah mikrokontroller untuk mengatur kestabilan sistem. Proses perancangan dan pengimplementasian fuzzy logic pada perangkat keras menggunakan bantuan perangkat lunak FuzzyTech. untuk menggerakkan pedati sehingga bandul dapat dipertahankan stabil pada posisi terbaliknya dan pedati pada posisi semulanya. Sistem kontrol yang akan digunakan adalah sistem kontrol berbasis fuzzy logic. Alasan Fuzzy logic digunakan untuk mengontrol sistem ini adalah karena sistem nonlinear, diperlukan komputasi matematika yang kompleks, dan komputasi harus dilakukan secara real-time. Seperti dapat dilihat pada literaturliteratur [2], sistem kontrol menggunakan fuzzy dapat mengatasi masalah-masalah di atas dengan baik. 2. DESKRIPSI SISTEM Sistem perangkat keras yang akan dibangun bertujuan untuk mengimplementasikan konsep fuzzy logic pada pengontrolan kestabilan sistem inverted pendulum. Gambar 1 menunjukkan diagram sistem inverted pendulum. Kata kunci: inverted pendulum, fuzzy logic, control 1. PENDAHULUAN Sistem inverted pendulum merupakan sistem fisik yang terdiri dari bandul, pedati, dan motor DC. Bandul merupakan sebuah benda yang menempel pada poros pedati dan dapat bergerak dengan satu derajat kebebasan (searah atau berlawanan arah dengan jarum jam). Pedati merupakan sebuah benda yang dapat bergerak translasi dalam arah horizontal pada suatu lintasan. Model dari inverted pendulum ini adalah model yang sangat baik untuk dikembangkan pada pengontrolan satelit, kestabilan roket saat lepas landas, sistem pendaratan pesawat otomatis, stabilisasi pesawat pada saat turbulensi, dan lain-lain [1]. Inverted pendulum adalah sistem yang tidak stabil secara alamiah dan bersifat non-linear sehingga bandul kemungkinan jatuh searah atau berlawanan jarum jam. Motor DC memberikan variabel gaya Gambar 1. Diagram sistem inverted pendulum Bandul mula-mula berada pada keadaan stabil pada posisi terbalik, kemudian diberikan sebuah gangguan awal (F 0 ) yang akan mengakibatkan sistem menjadi tidak stabil. Pengontrol berbasis fuzzy kemudian diperlukan untuk menstabilkan sistem. Persamaan dinamika sistem inverted pendulum dapat diturunkan menggunakan persamaan lagrange. Berikut adalah persamaan matematis sistem inverted pendulum [3]: D-1

15 D-2 2 3cosθ f ( t) 3ml sinθ cosθθ& & 3( ) sinθ θ + M + m g = 2 7( M + m) l 3ml cos θ (1) 2 7 f ( t) + 7ml sinθθ& 3mg sinθ cosθ & x = 2 7( M + m) 3m cos θ (2) ketika motor tidak dijalankan. Hal ini mengakibatkan kereta memiliki impulse yang besar ketika akan berbalik arah. Arah gerak pedati dapat dikontrol menggunakan rangkaian H-Bridge. Pedati memiliki panjang 48.5 cm. Gambar 3 menunjukkan Yaskawa linear actuator yang akan digunakan sebagai pedati Desain Global Diagram blok dari sistem inverted pendulum yang dikembangkan diperlihatkan pada Gambar 2. Untuk mengontrol kestabilan sistem inverted pendulum akan digunakan empat buah mikrokontroller yaitu satu buah mikrokontroller DT-51 dengan frekuensi kristal osilator 12 MHz dan tiga buah mikrokontroller tipe ATTiny2313 dengan frekuensi kristal osilator 20 MHz. Dua dari tiga mikrokontroller ATTiny2313 berfungsi sebagai sensor posisi pedati dan sudut bandul pada sistem. Informasi sudut dan posisi ini kemudian akan diteruskan oleh mikrokontroller ATTiny2313 ke mikrokontroller pusat yaitu DT-51. Dari data-data yang telah diterima, mikrokontroller DT-51 kemudian melakukan proses fuzzy control dan akan mengeluarkan sebuah nilai yang menandakan gaya yang harus diaplikasikan pada kereta. Nilai ini diterima oleh mikrokontroller ATTiny2313 yang ketiga dan kemudian ia akan mengeluarkan sinyal PWM untuk mengontrol posisi pedati. Gambar 3. Yaskawa linear actuator 2.3 Bandul Bandul merupakan sebuah benda yang menempel pada poros pedati dan dapat bergerak dengan satu derajat kebebasan (searah atau berlawanan arah dengan jarum jam). Bandul yang akan digunakan terbuat dari sebuah batang alumunium dengan panjang 81 cm. Bandul diletakkan pada poros sebuah optical encoder sehingga dimungkinkan diketahuinya sudut bandul dengan presisi secara real-time. Gambar 4 menunjukkan bandul yang diletakkan pada poros sebuah encoder. Gambar 4. Bandul yang diletakkan pada poros encoder Gambar incremental optical encoder tempat menempelnya bandul diperlihatkan pada gambar 5. Gambar 2. Diagram blok sistem inverted pendulum secara keseluruhan Gambar 5. Incremental Optical encoder 2.2 Pedati Pedati merupakan sebuah benda yang dapat bergerak translasi dalam arah horizontal pada suatu lintasan. Pedati yang akan digunakan adalah sebuah linear actuator yang didesain oleh Yaskawa Electric Corporation dan bertipe UGTMEM- 03LSK21. Linear Actuator ini didesain menggunakan sebuah motor DC 24V, memiliki sebuah optical encoder sebagai sensor posisi pedati, dan menggunakan mekanisme ball screw pada lintasan pedatinya. Mekanisme ball screw ini menggunakan prinsip ulir dan mur sehingga seolaholah mengakibatkan posisi kereta menjadi terkunci 2.4 Mikrokontroller Mikrokontroller yang akan digunakan dalam tugas akhir ini ialah satu buah AT89C51 (keluarga MCS- 51) dan tiga buah ATTiny2313 (keluarga AVR) yang keduanya diproduksi oleh Atmel Corporation. Keempat mikrokontroller ini akan saling bekerja sama untuk mempertahankan kestabilan sistem inverted pendulum. Pertama-tama komunikasi antara mikrokontroller pusat (DT-51) dengan ketiga mikrokontroller ATTiny2313 menggunakan komunikasi paralel dengan besar data 1 byte (8 jalur kabel). Mikrokontroller ATTiny2313 motor (ATTiny2313 yang tugasnya mengontrol motor)

16 D-3 dan ATTiny2313 sensorpedati (ATTiny2313 yang tugasnya membaca sensor encoder pedati) berkomunikasi hanya melalui 2 jalur kabel pada saat permulaan inisialisasi posisi pedati di tengahtengah lintasan. Setelah proses inisialisasi selesai, kemudian mikrokontroller ATTinny2313 sensorbandul berfungsi untuk mencacah sudut bandul dan hasilnya akan diberikan pada DT-51, ATTiny2313 sensorpedati berfungsi sebagai pencacah posisi pedati dan hasilnya akan diberikan juga pada DT-51. Mikrokontroller DT-51 akan menerima data-data tersebut kemudian akan dilakukan proses fuzzy control dalam mikrokontroller ini yang menghasilkan sebuah keluaran yang bernama force. Force ini menandakan arah gerak dan seberapa jauh kereta harus digerakkan. Nilai force keluaran dari DT-51 akan diberikan pada mikrokontroller ATTiny2313 motor dan selanjutnya ATTiny2313 motor akan berhubungan dengan H-Bridge untuk mengontrol posisi pedati. Mikrokontroller-mikrokontroller yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 6. Diagram alir pada mikrokontroller DT-51 dapat dilihat pada gambar 7. masukan dari ATTiny2313 yaitu sudut bandul dan posisi pedati. Setelah itu ia akan menghitung perubahan sudut bandul (thetadot) dan perubahan posisi pedati (Xdot). Kemudian keempat data ini akan menjadi masukan ke FuzzyTech. FuzzyTech kemudian akan melakukan proses fuzzy control terhadap keempat input tersebut dan dihasilkanlah sebuah keluaran output yang bernama force. Force ini akan diberikan oleh DT-51 kepada ATTiny2313 motor yang selanjutnya akan digunakan untuk menggerakkan pedati. Siklus ini berulang dengan cara DT-51 membaca kedua input kembali. 2.5 Rangkaian H-Bridge Pada prinsipnya H-Bridge adalah konfigurasi dari 4 buah switch yang disusun sedemikian rupa untuk mengatur arah arus yang mengalir pada motor. Pada motor DC dengan brush, arah rotasi dari armature diubah dengan cara mengubah arah arus yang mengalir padanya. (a) (b) (c) (d) Gambar 6. Mikrokontroller (a)dt-51 (b)attiny2313 Motor (c)attiny2313 sensorbandul (d)attiny2313 sensorpedati Pertama-tama mikrokontroller DT-51 melakukan inisialisasi FuzzyTech menggunakan built-in library FuzzyTech 3, yaitu _initfuzzy1. Setelah itu DT-51 melakukan inisialisasi pemilihan port input dan output (PortA, PortB, dan PortC) untuk komunikasi paralel dengan ketiga mikrokontroller ATTiny2313. DT-51 akan bekerja setelah pengguna menekan tombol ON (start pendulum). Proses yang dilakukan adalah DT-51 menerima dua 3 FuzzyTech adalah sebuah perangkat lunak yang dipakai untuk mendesain dan mengenerate fuzzy logic pada mikrokontroller MCS-51 Gambar 7. Diagram alir pada Mikrokontroller DT-51 Gambar 8 menunjukkan cara kerja H-Bridge secara sederhana. Pada Gambar 8, terdapat 2 buah kemungkinan jalur arus, yaitu jalur merah dan jalur hijau. Jalur merah melalui switch S3 dan S2 sehingga motor berputar searah jarum jam. Jalur hijau melalui switch S1 dan S4 sehingga motor berputar berlawanan arah jarum jam. Pada tahap implementasi semua switch akan digantikan oleh transistor sehingga kecepatan dan arah motor dapat

17 D-4 dikendalikan secara langsung melalui mikrokontroller. terdiri dari lima buah yaitu angle (sudut bandul), angle_dot (perubahan sudut bandul), x (posisi pedati), x_dot (perubahan posisi pedati), dan force (gaya pada pedati). Masing-masing bentuk membership function dapat dilihat pada Gambar 10 (a), (b), (c), (d), dan (e) secara berurutan. Gambar 8. Diagram H-Bridge sederhana Rangkaian H-Bridge digunakan untuk mengatur arah putaran motor DC. Rangkaian ini bertindak sebagai sebuah saklar yang mengubah arah arus yang melalui motor. Desain rangkaian H-Bridge yang akan digunakan pada tugas akhir ini adalah hak cipta dari Ibrahim Kamal dan dikenal sebagai rangkaian H-Bridge IkaLogic yang dapat diakses pada [4]. Rangkaian H-Bridge IkaLogic yang dipakai memiliki keunggulan sebagai berikut: Dapat dialiri arus kontinu sampai 5A dan arus puncak 8A. Voltase maksimum adalah 24V. Sistem pendingin yang digunakan memiliki performansi tinggi. Desain yang kompak. Komponen yang digunakan relatif murah. Rangkaian skematik H-Bridge IkaLogic ini dapat dilihat pada Gambar 9. (a) (b) (c) (d) Gambar 9. Rangkaian skematik H-Bridge IkaLogic 2.6 Membership Function dan Fuzzy Rule Semua proses desain membership function dan fuzzy rule menggunakan bantuan perangkat lunak FuzzyTech. Membership function yang digunakan (e) Gambar 10. MembershipFunction untuk: (a) Angle, (b) Angle_dot, (c) X, (d) X_dot, dan (e) Force

18 D-5 FuzzyTech memiliki keterbatasan dalam jumlah keanggotaan dalam suatu membership function. Jumlah keanggotaan maksimum yang diperbolehkan adalah sebanyak delapan buah. Selain itu FuzzyTech yang digunakan kali ini adalah edisi MCU-51 yang mengharuskan semua variabel yang dideskripsikan hanya sebesar 1 byte. Aturan fuzzy yang digunakan terdiri dari 225 buah. Gambar 11 memperlihatkan sepotong aturan fuzzy yang digunakan pada perangkat lunak FuzzyTech. Gambar 11. Contoh aturan fuzzy yang digunakan pada FuzzyTech 3. PENGUJIAN DAN ANALISIS Implementasi pada perangkat keras dilakukan setelah proses simulasi dengan menggunakan perangkat lunak bantuan SIMULINK. Proses simulasi dilakukan untuk mencari parameterparameter yang tepat guna menstabilkan inverted pendulum. Hasil simulasi dan pemilihan parameter dengan menggunakan perangkat lunak bantuan SIMULINK dapat dilihat pada [5]. Pengujian perangkat keras sistem inverted pendulum akan dilakukan secara kualitatif. Data percobaan secara kuantitatif tidak dapat disampaikan pada laporan kali ini karena berbagai alasan teknis. Untuk mengambil data percobaan, variabel theta, theta_dot, x, dan x_dot pada setiap iterasi perlu diambil oleh komputer. Komunikasi antara mikrokontroller dengan komputer akan memakan waktu yang signifikan sehingga hal ini akan sangat menganggu kestabilan sistem. Hasil percobaan inverted pendulum dengan menggunakan dua buah variabel yaitu theta dan theta_dot adalah sudut bandul dapat distabilkan pada posisi vertikal terbalik, tetapi posisi pedati tidak dapat distabilkan pada posisi tengah-tengah lintasan sehingga pedati akan terus menerus bergerak menuju akhir lintasan. Hasil percobaan ini sesuai dengan hasil simulasi [5] dengan dua buah variabel di mana posisi pedati (x) bergerak menuju tak hingga. Dengan menggunakan empat buah variabel yaitu theta, theta_dot, x, dan x_dot, baik sudut bandul maupun posisi pedati dapat distabilkan dengan baik. Hasil simulasi untuk empat variabel menunjukkan bahwa sistem dapat distabilkan dalam jangka waktu yang lama, tetapi tidak demikian dengan hasil implementasi perangkat kerasnya. Implementasi perangkat keras sistem inverted pendulum ini memiliki berbagai keterbatasan seperti: sudut bandul mula-mula haruslah kecil (<±5 derajat) dan bandul dapat distabilkan pada posisi vertikal terbaliknya hanya dalam jangka waktu yang pendek. Berbagai kendala yang dihadapi pada saat pembangunan perangkat keras sistem inverted pendulum ialah: Keterbatasan perangkat lunak FuzzyTech yang mengharuskan besar variabel adalah 1 byte untuk edisi FuzzyTech MCU-51 sehinggga mengakibatkan keakuratan data menjadi berkurang. Keterbatasan perangkat lunak FuzzyTech yang mengharuskan jumlah derajat keanggotaan maksimum sebanyak 8 buah sehingga variasi keluaran nilai force menjadi berkurang. Kompensasi antara kestabilan bandul dan posisi pedati. Proses penstabilan posisi pedati sebenarnya merupakan sebuah gangguan lain (disturbance) pada proses penstabilan sudut bandul, sehingga perlu ditelaah lebih lanjut bagaimana kompensasi untuk kestabilan keduanya. Perbedaan parameter (berat pedati, berat bandul, panjang bandul, dan sebagainya) yang besar antara simulasi dan perangkat keras sehingga mengakibatkan perbedaan parameterparameter fuzzy (membership function) yang cukup besar antara keduanya. Selain itu simulasi menggunakan model ideal (seluruh gesekan diabaikan) sedangkan kenyataannya pada perangkat keras gesekan sangat berpengaruh terhadap perfomansi sistem. Perangkat keras memerlukan proses tuning parameter tersendiri. Mekanisme pedati memakai prinsip ball screw yang mengakibatkan impulse pada bandul menjadi besar saat pedati berganti arah, sehingga waktu kestabilan inverted pendulum menjadi relatif pendek.

19 D-6 Gaya maksimum yang dihasilkan motor pedati tidaklah cukup kuat untuk mengejar perubahan sudut bandul yang relatif besar. Proses tuning variabel dan aturan fuzzy dilakukan secara manual sehingga mengakibatkan tidak dapat diperolehnya solusi global optimum dari masalah. Proses tuning variabel sebaiknya menggunakan algoritma lain seperti genetic algorithms atau jaringan saraf tiruan. 4. KESIMPULAN Perangkat keras sistem inverted pendulum telah berhasil dibangun dengan baik memanfaatkan kereta pedati (linear actuator), encoder sebagai sensor sudut bandul dan posisi pedati, empat buah mikrokontroller, dan rangkaian H-Bridge IkaLogic. Hasil perfomansi perangkat keras tidaklah sebaik hasil simulasi, hal ini disebabkan karena sistem yang tidak ideal dan beberapa keterbatasan baik dari faktor mekanik, desain, tuning parameter, ataupun perangkat lunak FuzzyTech. Hasil implementasi perangkat keras dengan melibatkan parameter theta dan theta_dot menunjukkan bahwa bandul dapat distabilkan pada posisi vertikal terbaliknya tetapi posisi pedati tidak dapat distabilkan tepat di tengah-tengah lintasan sehingga waktu kestabilan cenderung pendek (pedati terus bergerak menuju tak-hingga). Hasil implementasi perangkat keras untuk 4 buah variabel theta, theta_dot, x, dan x_dot menunjukkan bahwa baik sudut bandul maupun posisi pedati dapat distabilkan untuk jangka waktu yang pendek. DAFTAR REFERENSI [1] Emin, Mehmet., Stabilization of an Inverted Pendulum by Using a Fuzzy Controller. Turki: Middle East Technical University. [2] Jang, J-S.R., Sun, C-T., Mizutani, E , Neuro Fuzzy and Soft Computing. New Jersey: Prentice-Hall. [3] Stimac, Andrew K., Standup and Stabilization of the inverted pendulum. Massachusetts: Massachusetts Institute of Technology. [4] [5] Hindra Kurniawan dan Khairurijjal. "Simulasi Fuzzy Logic pada Inverted Pendulum". Seminar Himpunanan Fisika Indonesia (6 Februari 2008).

BAB IV SIMULASI STABILISASI INVERTED PENDULUM DENGAN MENGGUNAKAN PENGONTROL FUZZY

BAB IV SIMULASI STABILISASI INVERTED PENDULUM DENGAN MENGGUNAKAN PENGONTROL FUZZY BAB IV SIMULASI STABILISASI INVERTED PENDULUM DENGAN MENGGUNAKAN PENGONTROL FUZZY Pada bab ini, pertama-tama akan dijelaskan mengenai pemodelan stabilisasi sistem inverted pendulum menggunakan perangkat

Lebih terperinci

SIMULASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM KONTROL BERBASIS FUZZY LOGIC PADA INVERTED PENDULUM

SIMULASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM KONTROL BERBASIS FUZZY LOGIC PADA INVERTED PENDULUM SIMULASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM KONTROL BERBASIS FUZZY LOGIC PADA INVERTED PENDULUM TUGAS AKHIR Diajukan sebagai syarat menyelesaikan studi tingkat sarjana di Program Studi Fisika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB VI PERANCANGAN, PENGUJIAN, DAN ANALISIS PERANGKAT KERAS INVERTED PENDULUM

BAB VI PERANCANGAN, PENGUJIAN, DAN ANALISIS PERANGKAT KERAS INVERTED PENDULUM BAB VI PERANCANGAN, PENGUJIAN, DAN ANALISIS PERANGKAT KERAS INVERTED PENDULUM 5.1 Perancangan Perangkat Keras Sistem Inverted Pendulum 5.1.1 Desain Global Diagram blok dari sistem inverted pendulum yang

Lebih terperinci

BAB II PEMODELAN MATEMATIS SISTEM INVERTED PENDULUM

BAB II PEMODELAN MATEMATIS SISTEM INVERTED PENDULUM BAB II PEMODELAN MATEMATIS SISTEM INVERTED PENDULUM Model matematis diturunkan dari hubungan fisis sistem. Model tersebut harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem secara memadai. Tujuannya

Lebih terperinci

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe Untuk Sistem Pendulum Kereta Helvin Indrawati, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR 2105100166 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Control system : keluaran (output) dari sistem sesuai dengan referensi yang diinginkan Non linear

Lebih terperinci

Proceeding Tugas Akhir-Januari

Proceeding Tugas Akhir-Januari Proceeding Tugas Akhir-Januari 214 1 Swing-up dan Stabilisasi pada Sistem Pendulum Kereta menggunakan Metode Fuzzy dan Linear Quadratic Regulator Renditia Rachman, Trihastuti Agustinah Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK Oleh : AHMAD ADHIM 2107100703 Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl.-Ing., Ph.D. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebanyakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM Aretasiwi Anyakrawati, Pembimbing : Goegoes D.N, Pembimbing 2: Purwanto. Abstrak- Pendulum terbalik mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-58

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-58 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-58 Swing-up dan Stabilisasi pada Sistem Pendulum Kereta menggunakan Metode Fuzzy dan Linear Quadratic Regulator Renditia Rachman,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16

Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Iful Amri1,a), Retno Maharsi2,b), Mitra Djamal1,c), Abdul Rajak1,d) dan Nina S. Aminah1,e)

Lebih terperinci

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar. PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar Abstrak Penerapan teknologi otomatis dengan menggunakan sistem

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3. 1. Spesifikasi Sistem Pada tugas akhir ini, penulis membuat sebuah prototype dari kendaraan skuter seimbang. Skuter seimbang tersebut memiliki spesifikasi sebagai

Lebih terperinci

Stabilisasi Robot Pendulum Terbalik Beroda Dua Menggunakan Kontrol Fuzzy Hybrid

Stabilisasi Robot Pendulum Terbalik Beroda Dua Menggunakan Kontrol Fuzzy Hybrid Stabilisasi Robot Pendulum Terbalik Beroda Dua Menggunakan Kontrol Fuzzy Hybrid Made Rahmawaty, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-47

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-47 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-47 Swing-Up menggunakan Energy Control Method dan Stabilisasi Menggunakan Fuzzy-LQR pada Pendulum Cart System Agus Lesmana,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Inverted Pendulum, Proporsional Integral Derivative, Simulink Matlab. Kata kunci:

ABSTRAK. Inverted Pendulum, Proporsional Integral Derivative, Simulink Matlab. Kata kunci: PROJECT OF AN INTELLIGENT DIFFERENTIALY DRIVEN TWO WHEELS PERSONAL VEHICLE (ID2TWV) SUBTITLE MODELING AND EXPERIMENT OF ID2TWV BASED ON AN INVERTED PENDULUM MODEL USING MATLAB SIMULINK Febry C.N*, EndraPitowarno**

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii DAFTAR ISTILAH USART : Jenis komunikasi antar mikrokontroler tipe serial yang menggunakan pin transmitter dan receiver. Membership function : Nilai keanggotaan masukan dan keluaran dari logika fuzzy. Noise

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini 1 Helmi Wiratran 2209105020 2 Latarbelakang (1) Segway PT: Transportasi alternatif dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil perancangan meliputi hasil perancangan perangkat keras dan perancangan sistem kendali. 4.1.1 Hasil Perancangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD

BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD Dalam tugas akhir ini, peneliti melakukan analisa dinamik connecting rod. Geometri connecting rod sepeda motor yang dianalisis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN KONTROL DENGAN PID TUNING

BAB 3 PERANCANGAN KONTROL DENGAN PID TUNING 8 BAB 3 PERANCANGAN KONTROL DENGAN PID TUNING 3. Algoritma Kontrol Pada Pesawat Tanpa Awak Pada makalah seminar dari penulis dengan judul Pemodelan dan Simulasi Gerak Sirip Pada Pesawat Tanpa Awak telah

Lebih terperinci

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane E. Merry Sartika 1), Hardi Sumali 2) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mendisain sebuah sistem kontrol untuk sebuah plant yang parameterparameternya tidak berubah, metode pendekatan standar dengan sebuah pengontrol yang parameter-parameternya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software dan hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam I. Tujuan 1. Mampu melakukan analisis kinerja sistem pengaturan posisi motor arus searah.. Mampu menerangkan pengaruh kecepatan

Lebih terperinci

Kontrol Tracking Fuzzy Menggunakan Model Following untuk Sistem Pendulum Kereta

Kontrol Tracking Fuzzy Menggunakan Model Following untuk Sistem Pendulum Kereta JURNAL TENI ITS Vol. 5, No., (6) ISSN: 7-59 (-97 Print) A ontrol Traking Fuzzy Menggunakan Model Following untuk Sistem Pendulum ereta Jimmy Hennyta Satya Putra, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013 PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM FISIS MENGGUNAKAN SIMULINK Hastuti 1 ABSTRACT Physical systems can be analyzed its performance through experiments and model of the physical systems. The physical systems

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY TAKAGI SUGENO UNTUK KESTABILAN ROTARY INVERTED PENDULUM

IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY TAKAGI SUGENO UNTUK KESTABILAN ROTARY INVERTED PENDULUM IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY TAKAGI SUGENO UNTUK KESTABILAN ROTARY INVERTED PENDULUM NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh: INTAN FEBRIANA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

Perancangan Kontroler State Dependent Riccati Equation Untuk Stabilisasi Pendulum Terbalik Dua Tingkat

Perancangan Kontroler State Dependent Riccati Equation Untuk Stabilisasi Pendulum Terbalik Dua Tingkat Perancangan Kontroler State Dependent Riccati Equation Untuk Stabilisasi Pendulum Terbalik Dua Tingkat Dyah Tri Utami 22659 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi

Lebih terperinci

ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING

ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING Thiang, Ferdi Ninaber Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji

Lebih terperinci

Kontrol Tracking Fuzzy untuk Sistem Pendulum Kereta Menggunakan Pendekatan Linear Matrix Inequalities

Kontrol Tracking Fuzzy untuk Sistem Pendulum Kereta Menggunakan Pendekatan Linear Matrix Inequalities JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. (17), 337-35 (31-98X Print) A49 Kontrol Tracking Fuzzy untuk Sistem Pendulum Kereta Menggunakan Pendekatan Linear Matrix Inequalities Rizki Wijayanti, Trihastuti Agustinah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk dapat meraih suatu tujuan yang dikehendaki, akhir akhir ini dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat meliputi kemampuan

Lebih terperinci

KONTROL TRACKING FUZZY UNTUK SISTEM PENDULUM KERETA MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINEAR MATRIX INEQUALITIES

KONTROL TRACKING FUZZY UNTUK SISTEM PENDULUM KERETA MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINEAR MATRIX INEQUALITIES JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (15) ISSN: 337-3539 (31-971 Print) A-594 KONTROL TRACKING FUZZY UNTUK SISTEM PENDULUM KERETA MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINEAR MATRIX INEQUALITIES Rizki Wijayanti, Trihastuti

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC 4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Open Loop Motor DC Pengujian simulasi open loop berfungsi untuk mengamati model motor DC apakah memiliki dinamik sama dengan motor DC yang sesungguhnya. Selain

Lebih terperinci

Bab IV Pengujian dan Analisis

Bab IV Pengujian dan Analisis Bab IV Pengujian dan Analisis Setelah proses perancangan, dilakukan pengujian dan analisis untuk mengukur tingkat keberhasilan perancangan yang telah dilakukan. Pengujian dilakukan permodul, setelah modul-modul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu larutan akan menguap pada titik didih yang berbeda.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu larutan akan menguap pada titik didih yang berbeda. I.1 Latar Belakang Distilasi tidak diragukan lagi adalah unit operasi yang sangat penting dalam industri perminyakan. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metoda pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Rancang Bangun Kontrol Logika Fuzzy-PID Pada Plant Pengendalian ph (Studi Kasus : Asam Lemah dan Basa Kuat) Oleh : Fista Rachma Danianta 24 08 100 068 Dosen Pembimbing Hendra Cordova ST, MT. JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Desain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane

Desain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane 1 Desain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane Rosita Melindawati, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian dan analisa sistem merupakan tahap akhir dari realisasi pengendali PID pada pendulum terbalik menggunakan mikrokontroller ATmega8 agar dapat dilinearkan disekitar

Lebih terperinci

Desain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane

Desain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-75 Desain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane Rosita Melindawati, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

DESAIN KONTROLER FUZZY UNTUK SISTEM GANTRY CRANE

DESAIN KONTROLER FUZZY UNTUK SISTEM GANTRY CRANE DESAIN KONTROLER FUZZY UNTUK SISTEM GANTRY CRANE Rosita Melindawati (2211106002) Pembimbing : Dr. Trihastuti Agustinah, ST., MT. Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT

ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT Oleh : Agung Prasetya Adhayatmaka NRP 2108100521 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas perancangan serta penerapan pengendalian berbasis logika fuzzy pada sistem Fuzzy Logic Sebagai Kendali Pendingin Ruangan Menggunakan MATLAB. Dan simulasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. sederhana, ditunjukan pada blok diagram dibawah ini.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. sederhana, ditunjukan pada blok diagram dibawah ini. BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perangkat Keras Pada penelitian ini, menggunakan beberapa perangkat keras. Secara sederhana, ditunjukan pada blok diagram dibawah ini. Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras

Lebih terperinci

GPENELITIAN MANDIRI RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER

GPENELITIAN MANDIRI RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER GPENELITIAN MANDIRI RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER Hendra Kusdarwanto Jurusan Fisika Unibraw Universitas Brawijaya Malang nra_kus@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 21 Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Ahmad Yusup, Muchlas Arkanuddin, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bergerak kearah horizontal untuk menentukan arah dan menurunkan

BAB I PENDAHULUAN. dan bergerak kearah horizontal untuk menentukan arah dan menurunkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Crane merupakan alat pengangkat dan pemindah material berat yang mana material tersebut tidak bisa dipindahkan hanya dengan menggunakan tenaga manusia. Crane bekerja

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-50 Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah Bardo Wenang, Rudy Dikairono, ST., MT.,

Lebih terperinci

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan KEGIATAN BELAJAR 7 KENDALI MOTOR DC A. Tujuan 1. Mahasiswa memahami penerapan switching dengan rangkaian H-bridge pada motor DC 2. Mahasiswa memahami pengontrolan arah dan kecepatan motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV. Hasil Dalam Bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Program pengujian disimulasikan di suatu sistem yang sesuai. Pengujian

Lebih terperinci

DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY

DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY Reza Dwi Imami *), Aris Triwiyatno, and Sumardi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL

IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL Muhammad Miftahur Rokhmat Teknik Elektro Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing: 1. Purwanto,

Lebih terperinci

Sistem Kontrol Parkir Mobil Otomatis Menggunakan Mikrokontroler

Sistem Kontrol Parkir Mobil Otomatis Menggunakan Mikrokontroler Sistem Kontrol Parkir Mobil Otomatis Menggunakan Mikrokontroler Thiang, Handry Khoswanto, Agus Afandi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Indonesia e-mail: thiang@petra.ac.id

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm

Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm A512 Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm Danu Wisnu, Arif Wahjudi, dan Hendro Nurhadi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri, Institut

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENJUAL MAKANAN RINGAN OTOMATIS

PERANCANGAN MESIN PENJUAL MAKANAN RINGAN OTOMATIS PERANCANGAN MESIN PENJUAL MAKANAN RINGAN OTOMATIS 1), 2) Andrew Sebastian Lehman 1), Joseph Sanjaya 2) Sistem Komputer Universitas Kristen Maranatha Bandung Jl Suria Sumantri 65, Bandung 40164 Email :

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY SEBAGAI PERINTAH GERAKAN TARI PADA ROBOT HUMANOID KRSI MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA CMUCAM4

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY SEBAGAI PERINTAH GERAKAN TARI PADA ROBOT HUMANOID KRSI MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA CMUCAM4 1 IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY SEBAGAI PERINTAH GERAKAN TARI PADA ROBOT HUMANOID KRSI MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA CMUCAM4 Gladi Buana, Pembimbing 1:Purwanto, Pembimbing 2: M. Aziz Muslim. Abstrak-Pada Kontes

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN16 - How 2 Use DT-51 PetraFuz oleh: Tim IE & Igit Purwahyudi (Universitas Widya Mandala) Banyak sekali sistem kontrol pada saat ini yang menginginkan output yang mempunyai ketelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul 19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Perancangan merupakan tata cara pencapaian target dari tujuan penelitian. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN DAYA REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL (PTNBR BATAN) BANDUNG Herry gunawan wibisono 2406

Lebih terperinci

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa,

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, Pengendalian Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Kontrol Fuzzy Logic Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, email: fikrihamzahahlul@gmail.com Subuh Isnur Haryudo Jurusan Tehnik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI COVER...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve ROFIKA NUR AINI 1206 100 017 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME Mukhtar Hanafi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem kendali pendulum terbalik. 3.1.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Flowchart

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN Bab ini membahas tentang perancangan sistem gerak Robo Bin, mulai dari alur kerja sistem gerak robot, perancangan alat dan sistem kendali, proses pengolahan data hingga menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR 33 BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR 4.1 Pengujian Rangkaian Untuk dapat melakukan pengontrolan gerakan sirip elevator pada pesawat tanpa awak, terlebih dahulu dilakukan uji rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROL LOGIKA FUZZY PADA SISTEM KESETIMBANGAN ROBOT BERODA DUA

IMPLEMENTASI KONTROL LOGIKA FUZZY PADA SISTEM KESETIMBANGAN ROBOT BERODA DUA IMPLEMENTASI KONTROL LOGIKA FUZZY PADA SISTEM KESETIMBANGAN ROBOT BERODA DUA Shanty Puspitasari¹, Gugus Dwi Nusantoro, ST., MT 2., M. Aziz Muslim, ST., MT., Ph.D 3, ¹Mahasiswa Teknik Elektro. 2 Dosen Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Secara Umum Sistem pada penelitian ini akan menyeimbangkan posisi penampang robot dengan mengenal perubahan posisi dan kemudian mengatur kecepatan. Setiap

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). BAB IV DINAMIKA PARIKEL A. SANDAR KOMPEENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). B. KOMPEENSI DASAR : 1. Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER Oleh: Supardi Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta Penelitian tentang gejala chaos pada pendulum nonlinier telah dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER PIC 16F877A DALAM PERANCANGAN ROBOT OBSTACLE AVOIDANCE

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER PIC 16F877A DALAM PERANCANGAN ROBOT OBSTACLE AVOIDANCE IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER PIC 16F877A DALAM PERANCANGAN ROBOT OBSTACLE AVOIDANCE HARMON VICKLER D. LUMBANRAJA, S.T., M.Kom (SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SURYA NUSANTARA) ABSTRAK Dalam pemrograman robot

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan dari prototype yang dibuat, yaitu konsep dasar alat, diagram blok, perancangan elektronika yang meliputi rangkaian rangkaian elektronika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGANALAT

BAB III PERANCANGANALAT BAB III PERANCANGANALAT 3.1. Tujuan Perancangan Berdasarkan kajian ladasan teori pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pembahasan berkenaan dengan perancangan alat, perancangan ini bertujuan

Lebih terperinci

PERTEMUAN II PEMOGRAMAN INPUT

PERTEMUAN II PEMOGRAMAN INPUT PERTEMUAN II PEMOGRAMAN INPUT TUJUAN: - Mahasiswa mampu memprogram mikrokontroller untuk menerima Informasi dari perangkat input yaitu switch, potensiometer, LDR, phototransistor, mic. PENGENALAN MIKROKONTROLER

Lebih terperinci