Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativa) Berbasis Teknologi untuk Mencapai Swasembada Pangan di Kabupaten Bangka Barat
|
|
- Hengki Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativa) Berbasis Teknologi untuk Mencapai Swasembada Pangan di Kabupaten Bangka Barat Padi merupakan tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini. Betapa tidak karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan pokok negara-negara di benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand, Vietnam dan lain-lain. Padi merupakan tanaman berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam. Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brazil (3%). Tingginya angka impor padi Indonesia selama ini, menunjukkan bahwa produksi di dalam negeri masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan pangan akan beras di dalam negeri. Kurangnya produksi beras di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor biotik maupun abiotik seperti serangan hama dan penyakit, kondisi iklim dan cuaca yang sulit diprediksi, hingga keterbatasan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan produksi pertanian padi. Oleh sebab itu, berbagai upaya mulai dikerjakan oleh pemerintah pusat hingga daerah dalam mencapai kebutuhan akan bahan pangan terutama beras. Berbagai kebijakan pemerintah melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian khususnya pada tanaman padi sudah semakin masif dilaksanakan. Namun upaya ini masih terhambat antara lain oleh keterbatasan lahan yang sesuai, ketersediaan air, tenaga kerja terampil, dan sosial ekonomi masyarakat. Dengan adanya perluasan tanam padi pada lahan pencetakan sawah, diharapkan dapat mendukung Program Nasional Peningkatan Ketahanan Pangan yang telah dicanangkan khususnya di Kabupaten Bangka Barat.
2 Table 1. Data Luas Lahan Pencetakan Sawah Di Kabupaten Bangka Barat No Lokasi Kecamatan Nama Kelompok Luas Pencetakan (Ha) Tahun Desa Tuik Kelapa Gapoktan Pakat Desa Tebing Kelapa Poktan Mangkung Kelurahan Kelapa Kelapa Poktan Empeng Dsn. Belit Ds. Dendang Kelapa Poktan Temiang Sari Dsn. Ganjan Ds. Dendang Kelapa Poktan Air Rintis Desa Beruas Kelapa Gapoktan Sempana Desa Pangkal Beras Kelapa Gapoktan Usaha Bersama Desa Air Bulin Kelapa Poktan Indah Permai Dsn. Juru Dendang Kelapa Poktan Setia Makmur Desa Mancung Kelapa Gapoktan Sinar Belawang Desa Kacung Kelapa Gapoktan Panca Usaha Bersama Dsn. Kebayan Ds. Kacung Kelapa Gapoktan Panca Usaha Bersama Dsn. Baginde Ds. Pangkal Beras Kelapa Poktan Kulan Jaya Dendang Kelapa Poktan Reget Rawa Kecamatan Kelapa Dsn. Kamat Desa Simpang Yul Tempilang Poktan Prima Tani Desa Buyan Kelumbi Tempilang Gapoktan Prima Tani Dsn. Buyan Desa Buyan Kelumbi Tempilang Gapoktan Prima Tani Ket
3 4 Desa Buyan Kelumbi Tempilang Gapoktan Prima Tani 55 Kecamatan Tempilang Desa Mislak Jebus Desa Pebuar Jebus Gapoktan Bukit Mempari Sejahtera Desa Tumbak Petar Jebus Poktan Sinar Tanjung Desa Limbung Jebus Gapoktan Limbung Jaya 86 5 Transmigrasi Desa Jebus Jebus Poktan Maju Makmur 80 Kecamatan Jebus 366 Simpang 25 1 Desa Ibul Poktan Jebul 2013 Simpang 2 Desa Ibul Poktan Tani Bersatu Dsn. Taragunung Ds. Air Nyatoh Simpang Poktan Karya Tani Desa Peradong Simpang Gapoktan Bersama Kita Maju Desa Bukit Terak Simpang Gapoktan Jaya Bersama Desa Air Nyatoh Simpang Gapoktan Tunas Muda Kecamatan Simpang Dsn. Tanjung Punai Ds. Belo Laut Muntok Harapan Tunas Subur Kecamatan Muntok 64 TOTAL CETAK SAWAH KABUPATEN BANGKA BARAT 2,
4 Program cetak sawah di Kabupaten Bangka Barat telah berjalan sejak 2009 dan masih dilaksanakan hingga saat ini. Hingga 2016, telah tercetak sebanyak Ha sawah di 30 Desa dan Dusun di 5 kecamatan Kabupaten Bangka Barat. Hasil program cetak sawah ini adalah berupa realisasi luas tanam, luas panen, serta produksi padi di berbagai daerah tersebut. Table 2. Realisasi Luas Tanam Padi Sawah Tahun MT (Ha) 1 Muntok Jebus Kelapa Tempilang Parittiga Jumlah Ladang Sawah Table 3. Realisasi Luas Panen Padi Sawah MT (Ha) 1 Muntok Jebus Kelapa Tempilang Paritiga Jumlah Table 4. Realisasi Produksi Padi Sawah MT (ton) 1 Muntok , ,5 3 Jebus , ,5 2, ,5 4 Kelapa 1.277, ,5 52, ,5 322, ,5 5 Tempilang Paritiga Jumlah ,5 25 7,5 2,5-17,5 917, ,5 Table 5. Realisasi Luas Puso Padi Sawah MT (Ha) 1 Muntok Jebus Kelapa Tempilang Paritiga Jumlah
5 Table 6. Realisasi Luas Tanam Padi Ladang Tahun MT (Ha) 1 Muntok Jebus Kelapa Tempilang Parit Tiga Jumlah Table 7. Realisasi Luas Panen Padi Ladang MT (Ha) 1 Muntok Jebus Kelapa Tempilang Parit Tiga Jumlah Catatan : Panen dari Carry Over 2011 Table 8. Realisasi Produksi Padi Ladang MT (Ton) 1 Muntok 291,9 44, , ,8 262,5 237, ,8 3 Jebus 262, ,5 4 Kelapa 478,8 426, ,1 5 Tempilang ,6 894,6 6 Parit Tiga 31,5 109, ,7 Jumlah , , ,5 Table 9. Realisasi Luas Puso Padi Ladang MT 1 Muntok Jebus Kelapa Tempilang Paritiga Jumlah
6 Table 10. Realisasi Luas Tanam Padi Sawah Tahun (Ha) (Ha) 1. Muntok Simpang Jebus ,3 620,3 4. Kelapa Tempilang Parittiga Jumlah ,3 6155,3 Table 11. Realisasi Luas Panen Padi Sawah Tahun (Ha) (Ha) 1. Muntok Simpang Jebus Kelapa Tempilang ,5 666,5 6. Parittiga Jumlah , ,5 Table 12. Realisasi Produksi Padi Sawah Tahun (Ton) (Ton) 1. Muntok ,8 2,8 2. Simpang ,5 297,5 354, ,8 3. Jebus ,5 302, Kelapa , , , ,9 5. Tempilang , , ,6 6. Parittiga Jumlah , , ,9 9774,1 Table 13. Realisasi Luas Puso Padi Sawah Tahun (Ha) (Ha) 1. Muntok Simpang Jebus ,8 91,8 4. Kelapa Tempilang ,5 172,5 6. Parittiga Jumlah ,3 935,3 Table 14. Realisasi Luas Tanam Padi Ladang Tahun (Ha) (Ha) 1. Muntok Simpang , ,5 3. Jebus , ,53 4. Kelapa Tempilang Parittiga Jumlah , ,03
7 Table 15. Realisasi Luas Panen Padi Ladang Tahun (Ha) (Ha) 1. Muntok Simpang Jebus Kelapa Tempilang Parittiga Jumlah Table 16. Realisasi Produksi Padi Ladang Tahun (Ha) (Ton) 1. Muntok ,8 373,8 627, Simpang ,2 499, , ,6 3. Jebus ,5 262, , ,8 4. Kelapa , , ,8 5. Tempilang ,6 855, ,7 6. Parittiga ,5 140, ,2 Jumlah , , ,1 Table 17. Realisasi Luas Puso Padi Ladang Tahun (Ha) (Ha) 1. Muntok Simpang Jebus Kelapa Tempilang Parittiga Jumlah Pertumbuhan pembangunan di segala bidang terutama industri dan pemukiman sangat berpengaruh terhadap pengembangan sektor pertanian, hal ini menyebabakan terjadinya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah menjadi lahan non pertanian atau non sawah. Upaya untuk memperluas baku lahan pertanian menjadi sangat penting dengan memanfaatkan dan mengelola sumberdaya lahan dan air yang ada. Selain program cetak sawah, untuk menunjang keberhasilan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi hasil pertanian padi, pemerintah juga memberikan berbagai bantuan lain berupa pembuatan sarana irigasi. Table 18. Bantuan Irigasi Lahan Pertanian Padi Lokasi Kec. Desa Sp. Kelapa Jebus Peradong Pangkal Beras Tahun Jenis Bantuan Banyak/ Luas Besar Dana Sumber Dam Parit Pasang Pintu Air 2 Unit DAK-APBD Pasang Batu Dam parit DAK-APBD 2016 Pembuatan Embung m 3 Rp Bansos-APBN 2016 Pembuatan Dam Parit P. 683 m Kelapa Dam Parit DAK-APBD Tebing Dam Parit DAK-APBD Dendang 2016 Pembuatan Dam Parit P m Rp Bansos-APBN Pembuatan Saluran DAK-APBD Pebuar Pemasangan Pintu Air 12 Unit DAK-APBD 2016 Pembuatan Embung m3 Rp Bansos-APBN Jebus 2016 Pembuatan Dam Parit P m Rp Bansos-APBN
8 Peningkatan hasil produksi pertanian tidak terlepas dari sarana produksi yang tersedia. Selain itu, faktor biotik berupa hama dan penyakit juga sangat berpengaruh. Kerugian yang ditimbulkannya tidak hanya berupa kehilangan hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya pengendaliannya. Hama yang banyak menyerang tanaman ini adalah tikus, orong-orong, kepinding tanah (lembing batu), walang sangit dan wereng coklat. 1. Tikus Tikus sawah dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman padi mulai dari saat persemaian padi hingga padi siap dipanen, dan bahkan menyerang padi di dalam gudang penyimpanan. Kerusakan akibat hama tikus dapat jauh lebih besar lagi karena kerusakan pada periode persemaian dan stadium padi vegetatif tidak termasuk kerugian yang dilaporkan. 2. Orong-orong (Gryllotalpa orientalis) Orong-orong atau anjing tanah merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan. Orong-orong memotong tanaman pada pangkal batang. Orong-orong juga merusak akar muda dan pangkal tanaman yang berada di bawah tanah. 3. Kepinding tanah/lembing batu (Scotinopora coarctata) Hama ini berkembang dengan cepat sejak tanaman berumur 30 hari setelah tanam dan perkembangannya terhambat bila sawah dalam keadaan tergenang. Pengendalian dapat dilakukan pada stadia vegetatif dan generatife. 4. Walang sangit (Leptocorisa oratorius) Hama ini merusak bulir padi pada fase pemasakan, dengan cara mengisap butiran gabah yang sedang mengisi. Walang sangit merusak tanaman pada saat mencapai fase berbunga sampai matang susu. Kerusakan yang ditimbulkan menyebabkan beras berubah warna dan mengapur, serta gabah menjadi hampa. 5. Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) Hama ini menyerang pada semua tahap pertumbuhan tanaman mulai dari persemaian sampai waktu panen. Nimfa dan wereng coklat dewasa menyerang dengan cara menghisap cairan tanaman pada bagian pangkal padi. Tanaman yang terserang menjadi layu, daun menguning dimulai dari daun tua kemudian meluas dengan cepat ke seluruh bagian tanaman dan akhirnya tanaman mati. Jika populasi hama tinggi, dapat mengakibatkan matinya tanaman dalam satu hamparan atau dapat menyebabkan terjadinya puso. Hama wereng coklat ini juga dapat menularkan penyakit virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput. Hama-hama tersebut di atas merupakan hama utama yang terdapat pada dudidaya pertanaman padi di Bangka Barat. Hama utama sering menyebabkan padi gagal panen dan tentunya petani merugi. Untuk itu, pemerintah membantu menanggulangi permasalahan ini dengan memberikan bantuan berupa subsidi pupuk, pestisida, dan benih.
9 Table 19. Bantuan Saprodi Dari Dana APBD dan APBN No. Lokasi Pupuk Anorganik (kg) Pupuk Benih Insektisida Herbisida Sumber Poktan/ Gapoktan Kapur Organik Kecamatan Desa (kg) NPK Urea (Botol) (Liter) dana pertanian (kg) Tahun APBN Buyan Kelumbi Gapoktan Prima Tani 3. Tempilang APBD Dsn. Kamat Ds. Sp.Yul Poktan Prima Tani APBD Mancung Gapoktan Sinar Berlawang APBN APBN 9 Kacung Gapoktan Panca Usaha Bersama APBN Dsn. Baginda Ds Poktan Kulan Jaya APBN 11. Pangkal Beras Kelapa Dsn. Juru Ds. Dendang Poktan Setia Makmur APBN Kebayan APBN 15. Poktan Temiang Sari Dsn. Belit Ds. Dendang APBD 16. Gapoktan Dendang Bersatu Pangkal Beras Gapoktan Usaha Bersama APBD Kelapa Gapoktan Karya Usaha APBD Limbung Gapoktan Limbung Jaya APBN Jebus Jebus Poktan Maju Makmur APBN Gapoktan Bukit Mempari Pebuar APBD 25. Sejahtera Sp. Peradong Gapoktan Bersama Kita Maju APBD 2016
10 Budidaya tanaman padi berbasis teknologi untuk mencapai swasembada pangan di Kabupaten Bangka Barat tentunya tidak akan terlepas dari ketersediaan alat dan mesin pertanian. Sejak tahun 2009, berbagai jenis alat dan mesin pertanian didistribusikan ke berbagai daerah di Bangka Barat. Alat dan mesin pertanian yang telah didistribusikan diantaranya RMU (Rice Milling Unit), Power Threser, Handtraktor, Pedal Threser, Pompa air, Traktor roda 4, Rice transplanter, Combine harvester, Kultivator, dan motor roda 3. Alat-alat yang didistribusikan dapat membantu memudahkan petani dalam kegiatan budidaya dan mengurangi biaya tenaga kerja. Penggunaan teknologi yang tepat juga dapat mengurangi kehilangan gabah dalam proses pemanenan. Table 20. Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Desa Nama Poktan/Gapoktan Nama Alsintan Jumlah (Unit) Asal Alokasi (APBN/APBD) Tahun Perolehan 1 Muntok 2 Sp. Dsn. Tanjung Punai PoktanSawah Mufakat RMU 1 APBD 2009 Penghijauan Power Threser 1 APBD 2009 Dsn. Ranggam B. Laut Poktan Budi Luhur Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Ibul Poktan Jebul Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Pompa Air 4 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Pompa Air 2 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Peradong Gapoktan Bersama Kita Maju Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Rice Transplanter 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016 Combine Harvester 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Pedal Threser 2 APBD (Hibah) 2016 Handtraktor 2 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Bukit Terak Gapoktan Jaya Bersama Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Pompa Air 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Pompa Air 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah)
11 3 Kelapa Dsn. Taragung Air Nyatoh Tuik Beruas Poktan Karya Tani Gapoktan Tunas Muda Gapoktan Pakat Gapoktan Sempana Power Threser 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Pompa Air 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Handtraktor 2 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Pompa Air 2 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 RMU 1 APBD 2009 RMU 1 APBD 2010 RMU 1 Satker Provinsi Ditjen PPHP 2014 Power Threser 1 APBD 2009 Power Threser 4 APBD 2012 Power Threser 1 Provinsi 2013 Power Threser 1 Ditjen Tanaman Pangan - APBN 2016 Handtraktor 1 APBD 2012 Combine Harvester 1 APBN Satker Provinsi - Ditjen PSP (Hibah) Pompa Air 1 APBN Satker Provinsi - Ditjen PSP (Hibah) Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN - P Kultivator 1 APBD II Provinsi Rice Transplanter 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016 Motor Roda 3 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Power Threser 1 APBD 2010 Handtraktor 1 Provinsi 2013 Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016 Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Pompa Air 2 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Rice Transplanter 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016 Combine Harvester 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Pedal Threser 2 APBD (Hibah) 2016
12 Poktan Gerugang Jaya RMU 1 APBD 2012 Handtraktor 1 Provinsi 2012 Pusuk - RMU 1 Provinsi 2013 Handtraktor 1 Provinsi 2013 Poktan Empeng Handtraktor 1 Provinsi 2013 Handtraktor 3 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Pompa Air 5 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Pompa Air 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Rice Transplanter 4 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Kelapa Rice Transplanter 2 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016 Gapoktan Karya Usaha Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Combine Harvester 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Pedal Threser 3 APBD (Hibah) 2016 Handtraktor 2 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Power Threser 1 APBD (Hibah) 2016 Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Pangkal Beras Gapoktan Usaha Bersama Pompa Air 2 APBN Satker Provinsi - Ditjen PSP (Hibah) Pedal Threser 2 APBD (Hibah) 2016 Power Threser 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Dsn. Ganjan Ds. Pompa Air 3 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Poktan Air Rintis Dendang Power Threser 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Pedal Threser 2 APBD (Hibah) 2016 Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Dsn. Belit Ds. Dendang Poktan Temiang Sari Pompa Air 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Pompa Air 2 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Rice Transplanter 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016
13 3 Kelapa Tebing Air Bulin Dsn. Juru Ds. Dendang Mancung Kacung Dsn. Baginde Ds. P. Bras Poktan Mangkung Poktan Indah Permai Poktan Setia Makmur Gapoktan Sinar Belawang Gapoktan Panca Usaha Bersama Pedal Threser 2 APBD (Hibah) 2016 Combine Harvester 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Handtraktor 2 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Pompa Air 2 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Power Threser 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Pedal Threser 2 APBD (Hibah) 2016 Handtraktor 1 APBN Satker Provinsi - Ditjen PSP (Hibah) 2016 Pompa Air 2 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016 Handtraktor 1 APBN Satker Provinsi - Ditjen PSP (Hibah) 2016 Rice Transplanter 1 APBN Satker Provinsi - Ditjen PSP (Hibah) 2016 Power Threser 1 APBD (Hibah) 2016 Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Rice Transplanter 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Pompa Air 1 Pok. DIPA Provinsi - APBN 2016 Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) I Aspirasi 2016 Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Rice Transplanter 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Pompa Air 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016 Handtraktor 3 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Traktor Roda 4 2 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Rice Transplanter 2 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Pompa Air 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016 Handtraktor 2 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Poktan Kulan Jaya Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016
14 4 Tempilang 5 Jebus Dendang Dsn. Kamat Buyan Kelumbi Tumbak Petar Poktan Reget Rawak Poktan Prima Tani Gapoktan Prima Tani Poktan Sinar Tanjung Handtraktor 3 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 Pompa Air 3 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 RMU 1 APBD 2012 Power Threser 1 APBD (Hibah) 2013 Handtraktor 1 Provinsi 2012 Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Power Threser 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Pedal Threser 2 APBD (Hibah) 2016 Rice Transplanter 1 APBN Satker Provinsi - Ditjen PSP (Hibah) 2016 Pompa Air 2 APBN Satker Provinsi - Ditjen PSP (Hibah) 2016 Kultivator 1 APBD II Provinsi Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Aspirasi 2016 RMU 1 APBD 2012 Handtraktor 1 Provinsi 2012 Handtraktor 1 Provinsi 2013 Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016 Pompa Air 4 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Rice Transplanter 2 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Combine Harvester 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Power Threser 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Pedal Threser 3 APBD (Hibah) 2016 Power Threser 1 APBD (Hibah) 2016 RMU 1 APBD 2012 Handtraktor 1 Provinsi 2012 Pompa Air 2 Ditjen PSP - APBN (Hibah)
15 Pebuar Jebus Limbung Harapan Jaya II RMU 1 APBD 2013 RMU 1 Satker Provinsi Ditjen PPHP Handtraktor 5 APBN Satker Provinsi - Ditjen PSP (Hibah) Handtraktor 5 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Combine Harvester 1 APBN Satker Provinsi - Ditjen PSP (Hibah) Pompa Air 2 APBN Satker Provinsi - Ditjen PSP (Hibah) Pompa Air 8 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Gapoktan Bukit Mempari Rice Transplanter 2 Ditjen PSP - APBN (Hibah) Sejahtera Rice Transplanter 2 Ditjen PSP - APBN-P (Hibah) Rice Transplanter 1 Ditjen PSP - APBN -P(Hibah) Traktor Roda 4 3 Ditjen PSP - APBN -P(Hibah) Motor Roda 3 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Pedal Threser 2 APBD (Hibah) Kultivator 1 APBD II Provinsi Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Poktan Maju Makmur Rice Transplanter 1 Ditjen PSP - APBN-P (Hibah) Handtraktor 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016 Pompa Air 1 Ditjen PSP - APBN (Hibah) 2016 Gapoktan Sumber Rejeki Power Threser 1 Satker Provinsi Ditjen Tanaman Pangan 2016 Kultivator 1 APBD II Provinsi Gapoktan Limbung Jaya Traktor Roda 4 1 Ditjen PSP - APBN - P (Hibah) Rice Transplanter 1 Ditjen PSP - APBN -P(Hibah)
PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANGKA BARAT
PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANGKA BARAT Pembangunan pertanian merupakan ujung tombak pembangunan suatu bangsa. Sebagaimana sebuah teori yang pernah disampaikan oleh A.T. Mosher di dalam bukunya
Lebih terperinciLADA. Tanaman Lada (piper nigrum Lin) merupakan komoditi unggulan sektor. perkebunan. Indonesia merupakan negara penghasil lada dan mempunyai
LADA Tanaman Lada (piper nigrum Lin) merupakan komoditi unggulan sektor perkebunan. Indonesia merupakan negara penghasil lada dan mempunyai peranan penting dalam perdagangan lada dunia. Produksi lada Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengandalkan sektor agraria dalam menunjang pembangunan dan kebutuhan. yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekayaan alam Indonesia merupakan sumber daya alam yang sangat berharga, iklim tropis yang dimiliki negara ini membuatnya menjadi negara yang agraris yang banyak mengandalkan
Lebih terperinciNO REF. CALK TAHUN 2016 TAHUN 2015 AUDITED KENAIKAN/ PENURUNAN %
LAPORAN OPERASIONAL TAHUN 2016 3. LAPORAN OPERASIONAL KABUPATEN BANGKA BARAT DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN LAPORAN OPERASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 NO REF.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)
PENDAHULUAN Latar belakang Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan
Lebih terperinciKELAPA SAWIT, POTENSI UNGGULAN KABUPATEN BANGKA BARAT POTENSI KELAPA SAWIT
KELAPA SAWIT, POTENSI UNGGULAN KABUPATEN BANGKA BARAT POTENSI KELAPA SAWIT Industri kelapa sawit memiliki prospek yang baik karena memiliki daya saing sebagai industri minyak nabati. Sawit adalah salah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Muntok, Januari 2017 Kepala Dinas, Azmal AZ, SP.,M.EP Pembina Tk 1 NIP
D.E.T 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya-nya kita dapat menyelesaikan Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan
Lebih terperinciPENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT
PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciTabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi dari Padi Ladang Tahun
1 1.1 Tanaman Padi Tabel 1.1.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi dari Padi Sawah Tahun 2011 2015 Tahun No Uraian 1 Luas Panen (Ha) 22.464 22.071 24.569 23.241 24.518 2 Produktivitas (Ku/Ha) 58,17
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stall) Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total pada tanaman padi (hopperburn) sebagai akibat dari hilangnya
Lebih terperinciMENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR
MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup penting keberadaannya di Indonesia. Sektor inilah yang mampu menyediakan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, sehingga
Lebih terperinciSrie Juli Rachmawatie, Tri Rahayu Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta
KAJIAN PERBEDAAN UMUR TANAM PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS MEKONGGA TERHADAP POPULASI WERENG COKLAT DI DESA DALANGAN KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO Srie Juli Rachmawatie, Tri Rahayu Staf Pengajar
Lebih terperinciTUJUAN & SASARAN 4/26/17 PENDEKATAN PEMBANGUNAN. Misi 2 :
/6/7 Dalam Rangka Dies Natalis Fakultas Pertanian Universits Mulawarman yang ke, Tanggal 6 April 07 VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 08 VISI : Terwujudnya Swasembada
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administratif Kabupaten Bangka Barat merupakan salah satu kabupaten pemekaran di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang disahkan dengan UU RI Nomor
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN
SASARAN 1 2 3 4 5 6 7 8 Prosentase layanan 100% Program Pelayanan Peningkatan dan Pengelolaan Input : Dana Rp 1.004.854.000,00 adminstrasi Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran : Terpenuhinya
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nawa Cita (Sembilan Program Prioritas) merupakan agenda prioritas Kabinet Kerja Pemerintah Indonesia periode 2015 2019 mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang meliputi kurang lebih 25 spesies dan tersebar di daerah tropis dan subtropis seperti di Asia, Afrika,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui
5 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Petani Dalam penelitian ini yang menjadi petani diambil sebanyak 6 KK yang mengusahakan padi sawah sebagai sumber mata pencaharian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciInovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional
Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Dewasa ini, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan (Sumsel) ingin mewujudkan Sumsel Lumbung Pangan sesuai dengan tersedianya potensi sumber
Lebih terperinciVIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA
VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan
Lebih terperinciEvaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)
Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan
Lebih terperinci59 ZIRAA AH, Volume 43 Nomor 1, Pebruari 2018 Halaman ISSN ELEKTRONIK
59 ANALISIS USAHA TANI PADI (Oriza sativa L) DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO 2:1 DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (Rice Farming System (Oriza sativa L) Analysis
Lebih terperinciTERCAPAINYA SWASEMBADA BENIH PADI UNGGUL BERSERITIFIKAT SEBAGAI SALAH SATU PENCIRI KABUPATEN BOGOR TERMAJU DI INDONESIA TAHUN 2015
TERCAPAINYA SWASEMBADA BENIH PADI UNGGUL BERSERITIFIKAT SEBAGAI SALAH SATU PENCIRI KABUPATEN BOGOR TERMAJU DI INDONESIA TAHUN 2015 Ir. Siti Nurianty, MM Kadistanhut Kab.Bogor Pemerintah Kabupaten Bogor
Lebih terperinciPerkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung
Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu
Lebih terperincib) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)
Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu hama penting pada pertanaman padi karena mampu menimbulkan kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung. WBC memang hama laten yang
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya 255 juta pada tahun 2015, dengan demikian Indonesia sebagai salah satu pengkonsumsi beras yang cukup banyak dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas
Lebih terperinciPERAN PENYULUH DAN MAHASISWA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI
PERAN PENYULUH DAN MAHASISWA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (Studi Kasus Pelaksanaan Program Upsus Pajale Di Kabupaten Grobogan) Abdul Rohman Artita Devi Maharani (Staff Pengajar
Lebih terperinciRINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) 1 Zulkarnain Husny, 2 Yuliantina Azka, 3 Eva Mariyanti
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. [Diakses Tanggal 28 Desember 2009]
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian semakin penting karena sebagai penyedia bahan pangan bagi masyarakat. Sekarang ini masyarakat sedang dihadapkan pada banyaknya pemakaian bahan kimia di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan memperluas keanekaragaman hasil pertanian. Hal ini berguna untuk memenuhi
Lebih terperinciJ u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 1 N o m o r 2 T a h u n
J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 1 N o m o r 2 T a h u n 2 0 1 7 64 METODE PENGENDALIAN HAMA KEONG MAS(Pomaceae canaliculata L.) DENGAN POLA PENGAIRAN DAN BEBERAPA UMPAN PERANGKAP TERHADAP PRODUKSI
Lebih terperinciBUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso
BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu
Lebih terperinciBAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara
BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400
Lebih terperinciTanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian dihadapkan pada kondisi lingkungan strategis yang harus berkembang secara dinamis dan menjurus pada liberalisasi perdagangan internasional dan
Lebih terperinciBudi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut
Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika Basaruddin N. Tumarlan T. Penyunting Hermanto Ilustrasi Hendi Bachtiar Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan
Lebih terperinciREKAPITULASI DATA IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) KOMODITAS MINERAL LOGAM DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
REKAPITULASI DATA IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) KOMODITAS MINERAL LOGAM DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG No Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Nomor & Tanggal SK Masa Berlaku Lokasi IUP Luas Wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan luas lahan yang sangat luas dan keanekaragaman hayati yang sangat beragam, memungkinkan Indonesia menjadi negara agraris terbesar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian
LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
Lebih terperinciSTRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASER STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 PAPARAN KEPALA BAPPEDA PADA RAPAT
Lebih terperinciSTRATEGI PENCAPAIAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI SUKOHARJO (STUDI KASUS DI DALANGAN TAWANGSARI)
1 STRATEGI PENCAPAIAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI SUKOHARJO (STUDI KASUS DI DALANGAN TAWANGSARI) Oleh S u j o n o BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN
Lebih terperinciRAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT PENDAHULUAN
RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT Oleh : Chairunas, Yardha,Adli Yusuf, Firdaus, Tamrin, M.Nasir Ali PENDAHULUAN Rendahnya produktivitas komoditas tanaman pangan dalam skala usahatani di lahan
Lebih terperinciPENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU Malina Rohmaya, SP* Dewasa ini pertanian menjadi perhatian penting semua pihak karena pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang keberlangsungan kehidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan pangan utama yang dikonsumsi oleh hampir setengah penduduk dunia. Kebutuhan pangan akan semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk, namun
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia ISI PAPARAN I II III IV PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS LINGKUP DITJEN PSP TA. 2017 REALISASI ANGGARAN PROGRAM/KEGIATAN
Lebih terperinciCAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian dan politik (Purnamaningsih, 2006). Tanaman ini berasal dari dua
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L) adalah salah satu komoditas tanaman pangan yang utama di Indonesia. Beras masih dipandang sebagai produk kunci bagi kestabilan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian disektor pertanian. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian, hal
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih 2.1.1. Pengertian Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan di dalam usaha tani, yang mana memiliki fungsi secara agronomis atau merupakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter
Lebih terperinci5. Pupuk dan benih belum enam tepat; 6. Lemahnya permodalan petani; 7. Fluktuatif harga komoditas Harus bisa
1. Alih fungsi lahan 2. Rusaknya infrastruktur jaringan irigasi; 3. Tenaga kerja berkurang dan mahal, kurangnya peralatan mekanisasi Pertanian; 4. Masih tingginya susut hasil (losses); 5. Pupuk dan benih
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan strategis karena merupakan sebagai tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia, dimana hampir setengah dari
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU
PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN
Lebih terperinciCara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi
Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi 4 tahap penggunaan Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super Tugama) 1. Persiapan Benih 2. Pengolahan tanah atau lahan tanaman 3. Pemupukan 4.
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PADI GOGO AROMATIK
PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PADI GOGO AROMATIK Oleh: Tim Peneliti Padi Gogo Aromatik Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi UNIVERSITAS JENDERAL SODIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2 2009 PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April
Lebih terperinci1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan
1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok
MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI Oleh : M Mundir BPKK Nglegok I LATAR BELAKANG Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman pokok
Lebih terperinciPENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA TA Nomor : 521/Distan-S/2012/01...
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KOMPLEK BHAKTI PRAJA JL. KARYA PRAJA NO. 2 TELP/FAX (0761) 494812 PANGKALAN KERINCI Kode Pos 28300 PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)
BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) PRINSIP S R I Oleh : Isnawan BP3K Nglegok Tanaman padi diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya Semua unsur potensi
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN
PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Kejadian El Nino Tahun 2015
Lebih terperinciKebijakan PSO/Subsidi Pupuk dan Sistem Distribusi. I. Pendahuluan
6 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Kebijakan PSO/Subsidi Pupuk dan Sistem Distribusi I. Pendahuluan Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional, Pemerintah terus berupaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan memiliki iklim tropis yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata pencaharian utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang cukup besar di dunia. Pada masa zaman pemerintahan Hindia-Belanda, Indonesia merupakan negara terkenal yang menjadi pemasok hasil
Lebih terperinciHAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA
HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Yurista Sulistyawati BPTP Balitbangtan NTB Disampaikan dalam Workshop Pendampingan UPSUS Pajale, 18 April 2017 PENDAHULUAN Provinsi NTB: Luas panen padi
Lebih terperinciGambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting
Dari hasil analisi sensitivitas, maka diketahui bahwa air merupakan paremater yang paling sensitif terhadap produksi jagung, selanjutnya berturut-turut adalah benih, pupuk, penanganan pasca panen, pengendalian
Lebih terperinci5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida
5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rata-rata penerimaan kotor antar varietas padi terdapat perbedaan, kecuali antara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan nasional. Dilihat dari kontribusinya dalam pembentukan PDB pada tahun 2002, sektor ini menyumbang sekitar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta T.) berikut : Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai Kelas Ordo Famili Genus Species : Insekta : Hemiptera
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP
KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Efektivitas Efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output seharusnya dengan output realisasi atau sesungguhnya. Suatu kegiatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Stabilitas Galur Sidik ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter pengamatan. Perlakuan galur pada percobaan ini memberikan hasil berbeda nyata pada taraf
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013
Lampiran Surat Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan No :... Tanggal 10 Juli 2013 PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013 NO PROGRAM/KEGIATAN URAIAN/FASILITASI
Lebih terperincisosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.
85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN
POTENSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Lahan Pertanian (Sawah) Luas (km 2 ) Lahan Pertanian (Bukan Sawah) Luas (km 2 ) 1. Irigasi Teknis 15.250 1. Tegal / Kebun 30.735 2. Irigasi Setengah Teknis
Lebih terperinciSuplemen Majalah SAINS Indonesia. Edisi Agustus Suplemen Pertanian (MSI 56).indd1 1 26/07/ :29:06
Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 56).indd1 1 26/07/2016 16:29:06 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 56).indd2 2 26/07/2016 16:29:08 POSISI PADI INDONESIA DI
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru yang dibawahi oleh Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau. Penelitian ini dimulai pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan
Lebih terperinci1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan
1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu
Lebih terperinciCAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) TRIWULAN I TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat
PENDAHULUAN Latar Belakang Padi (Oriza sativa) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat digantikan/ disubtitusi oleh makanan lainnya,
Lebih terperinci1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan
1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan 2. Arahan pimpinan terkait penugasan UPSUS Pencapaian Swasembada Padi, Jagung & Kedelai 3. Indikator kinerja harus jelas & terukur. Tambahan dukungan
Lebih terperinciVI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi
Lebih terperinciPROPOSAL PENAWARAN KERJASAMA PENGOLAHAN SAWAH DI BENCAH KELUBI KAMPAR RIAU
PROPOSAL PENAWARAN KERJASAMA PENGOLAHAN SAWAH DI BENCAH KELUBI KAMPAR RIAU DASAR PEMIKIRAN Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, bertujuan antara lain mewujudkan kesejahtraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangan di mata dunia. Meski menduduki posisi ketiga sebagai negara penghasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Hal ini terbukti dengan keadaan tanah Indonesia yang sangat subur. Negara
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2015-2019 Musrenbang Regional Kalimantan Jakarta, 24 Februari 2015 AGENDA 7 NAWACITA : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan iklim tropis yang sangat cocok untuk pertanian. Sebagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia yaitu sebagai petani. Sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian. Sekitar 60% penduduknya tinggal di daerah pedesaan dan bermata pencaharian sebagai
Lebih terperinci