KELAPA SAWIT, POTENSI UNGGULAN KABUPATEN BANGKA BARAT POTENSI KELAPA SAWIT
|
|
- Liani Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KELAPA SAWIT, POTENSI UNGGULAN KABUPATEN BANGKA BARAT POTENSI KELAPA SAWIT Industri kelapa sawit memiliki prospek yang baik karena memiliki daya saing sebagai industri minyak nabati. Sawit adalah salah satu sumber yang paling kompetitif di dunia untuk biofuels, dan aplikasi teknis dan yang paling penting adalah sebagai sumber makanan. Pengembangan produk kelapa sawit diperoleh dari produk utama, yaitu minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit, dan produk sampingan yang berasal dari limbah. Beberapa produk yang dihasilkan dari pengembangan minyak sawit diantaranya adalah minyak goreng, produkproduk oleokimia, seperti fatty acid, fatty alkohol, glycerine, metalic soap, stearic acid, methyl ester, dan stearin. Perkembangan industri oleokimia dasar merangsang pertumbuhan industri barang konsumen seperti deterjen,sabun dan kosmetika. Sedangkan produk-produk yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah diantaranya adalah pupuk organik, kompos dan kalium serta serat yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit, arang aktif dari tempurung buah, pulp kertas yang berasal dari batang dan tandan sawit, perabot dan papan partikel dari batang, dan pakan ternak dari batang dan pelepah, serta pupuk organik dari limbah cair dari proses produksi minyak kelapa sawit. Status Pengelolaan Pembangunan usaha perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah mengalami perkembangan, baik yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan swasta maupun rakyat/pekebun, sehingga menimbulkan lalulintas produksi dan usaha yang ketat serta terjadi persaingan usaha yang kurang sehat. Khusunya di Kabupaten Bangka Barat sektor perkebunan merupakan sektor unggulan dalam menghadapi permasalahan perekonomian pasca timah. Sektor unggulan perkebunan di Kabupaten Bangka Barat terdiri dari Lada, Karet dan Kelapa Sawit. Untuk lada dan karet masih dikelola/diusahakan oleh rakyat, sedangkan kelapa sawit berdasarkan status pengelolaannya lahan perkebunan kelapa sawit di kabupaten Bangka Barat dibagi menjadi dua yakni Perkebunan Rakyat dan Perkebunan Swasta. Perusahaan Perkebunan Swasta Terdapat 6 (enam) perusahan perkebunan swasta di Kabupaten Bangka Barat yang tersebar di beberapa kecamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut.
2 Tabel 1. LOKASI PERKEBUNAN BESAR SWASTA DI KABUPATEN BANGKA BARAT No NAMA PERUSAHAAN LOKASI KEBUN HAK GUNA USAHA (HGU) Desa Kec Nomor Ekspirasi (tahun) Luas (Ha) Total HGU (Ha) PT. SAWINDO KENCANA Tempilang Tempilang 120/HGU/ BPN/ , ,20 2. PT. TATA HAMPARAN EKA PERSADA (PT. THEP) 3. PT. GUNUNG SAWIT BINA LESTARI (PT. GSBL) 4. PT. BUMI PERMAI LESTARI (PT. BPL) 5. PT. MP. LEIDONG WEST INDONESIA 6. PT. SUWARNA NUSA SENTOSA (PT.SNS) 01/HGU/ BPN-26/ /HGU/BPN-26/ /HGU/BPN-26/ Berang Sp. Teritip 28/HGU/BPN/ , ,06 Pelangas Sp. Teritip 28/HGU/BPN/ ,32 Mayang Sp. Teritip 18/HGU/BPN/ , ,90 Kacung Kelapa ,08 1/Rlt/HGU/BPN RI/ ,56 Berang Ibul Sp. Teritip Dendang Kelapa 26/HGU/BPN/95/A/ ,20 Berang Sp. Teritip 49/HGU/BPN/ , ,25 Tumbak Petar Jebus Air Putuh Muntok , ,63
3 Adapun luas kebun sawit dan produksi tanda tanda buah segar (TBS) yang di hasilkan oleh ke 6 (enam) perusahaan diatas dapat dilihat pada tabel atau grafik di bawah ini. Tabel 2. Data Luas dan Produksi Perusahan Perkebunan Kelapa Sawit di Kab. Bangka Barat tahun 2016 semester I No. Nama Perusahaan Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton) 1 PT. SAWINDO 7.331, ,953 2 PT. GSBL 9.098, ,80 3 PT BPL , ,34 4 PT. THEP 4.091, ,24 5 PT. SNS 1.221, ,32 6 PT. Leidong West 1.389, , , ,00 Grafik Luas Kebun dan Produksi Kelapa Sawit Tahun 2016 Semester I Perusahan Perkebunan Sawit Di Kab. Bangka Barat , , , , ,00 0, , , , , , , , , , ,25 PT. SAWINDO PT. GSBL PT BPL PT. THEP 1.221,62 PT. SNS PT. Leidong West Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton) Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Kebun kelapa sawit yang dikelola oleh masyarakat dapat kita temukan setiap kecamatan di Kab. Bangka Barat, dengan lokasi kebun yang tidak satu hamparan serta sering ditemukan tumpang sari dengan tanaman lada dan kisaran umur tanaman sawit rakyat maksimal berumur 10 tahun. Berdasarkan data statistik perkebunan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kab. Bangka Barat, luas kebun sawit rakyat dari tahun 2010 s.d 2016 terus mengalami kenaikan terlihat dari tabel berikut ini.
4 Tabel 3. DATA LUASAN KEBUN SAWIT MASYARAKAT PER KECAMATAN DI KABUPATEN BANGKA BARAT TAHUN 2010 s/d 2016 Luasan (Ha) No Kecamatan Thn 2016 Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013 Thn 2014 Thn 2015 (Asem) 1 Muntok 325,53 363,53 373,53 460,53 552,03 608,03 629,03 2 Simpang Teritip 737,02 808, , , , , ,50 3 Jebus 1.176, , , , , , ,75 4 Kelapa 3.325, , , , , , ,75 5 Tempilang 6.162, , , , , , ,15 6 Parit Tiga 0,00 0, , , , , ,00 JUMLAH , , , , , , ,18 Sumber Data Statistik Perkebunan Kabupaten Bangka Barat Tahun 2010 s.d 2016
5 Tabel 4. DATA PRODUKSI KEBUN SAWIT MASYARAKAT PER KECAMATAN DI KABUPATEN BANGKA BARAT TAHUN 2010 s.d 2016 Produksi (Ton) No Kecamatan Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013 Thn 2014 Thn 2015 Thn 2016 (Asem) 1 Muntok 503,69 482, ,70 353,60 742, , ,69 2 Simpang Teritip 1.988,08 870, , , , , ,52 3 Jebus 3.580, , , , , , ,00 4 Kelapa 8.580, , , , , , ,13 5 Tempilang , , , , , , ,22 6 Parit Tiga 0,00 0, , , , , ,00 JUMLAH , , , , , , ,56 Sumber Data Statistik Perkebunan Kabupaten Bangka Barat Tahun 2010 s.d 2016
6 Grafik Pertumbuhan Luas Tanam Dan Produksi Kebun Sawit Rakyat Di Kab. Bangka Barat Tahun 2010 s.d , , , , , , , , , , , , , , Tahun Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton) Dukungan Pemerintah Dalam Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengembangkan usaha perkebunan sawit rakyat dengan mengupayakan adanya keberpihakan perusahaan kepada masyarakat yang pada akhirnya masyarakat dapat merasakan manfaat dari keberadaan perusahaan besar swasta dan memberikan nilai tambah untuk Kab. bangka Barat. Pemerintah daerah mengupayakan agar 6 (enam) perusahan perkebunan besar kelapa sawit swasta yang ada di Kabupaten Bangka Barat harus melaksanakan sistem pola kemitraan sesuai dengan Permentan Nomor 98 Tahun 2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan. Dalam implementasinya, pengembangan agribisnis kelapa sawit baik melalui perluasan maupun peremajaan menerapkan pola pengembangan inti-plasma dengan penguatan kelembagaan melalui pemberian kesempatan kepada petani plasma sebagai pemilik saham perusahaan. Pemilikan saham ini dilakukan melalui cicilan pembelian saham dari hasil potongan penjualan hasil. Selain melalui Pola Kemitraan dengan Perusahan, perluasan perkebunan kelapa sawit rakyat juga melalui batuan bibit kelapa sawit yang diberikan kepada masyarakat. Tabel 5. Perusahaan Yang Telah Melaksanakan Pola Kemitraan No. Perusahaan 1. PT. Sawindo Kencana Bentuk Pola Kemitraan Kebun Kelapa Sawit Rakyat (KKSR) Kelompok Tani Karya Mas I Lokasi Kebun Total luas Desa Kecamatan (Ha) Buyan Tempilang 319 Kelumbi Buyan Karya Mas II Kelumbi Tempilang Lebung Indah Kelumbi Tempilang
7 Tani Berbiri Indah Pusuk Kelapa Perdana Sinar Surya Tempilang Tanjung Jaya Tanjung Niur Tempilang Subur Abadi Tempilang Tempilang KKPA Gaya Baru Kab. Babar Kab. Babar 50 Gaya Baru II Kab. Babar Kab. Babar Harapan Jaya Kab. Babar Kab. Babar Lembah Subur Kab. Babar Kab. Babar Merabok Kab. Babar Kab. Babar Dundang Lestari Kab. Babar Kab. Babar Bumi Karya Lestari Kab. Babar Kab. Babar Bumbung Jaya Lestari Kab. Babar Kab. Babar Bukit Sleman Lestari Kab. Babar Kab. Babar Sinar Harapan Kab. Babar Kab. Babar Tamara Kab. Babar Kab. Babar Beringin Jaya Kab. Babar Kab. Babar Tirta Mulya Kab. Babar Kab. Babar Telaga Biru Kab. Babar Kab. Babar Berambang Jaya Kab. Babar Kab. Babar Usaha Baru Kab. Babar Kab. Babar Suka Makmur Kab. Babar Kab. Babar Bunga Mekar Kab. Babar Kab. Babar Rajawali Kab. Babar Kab. Babar Tebir Permai Kab. Babar Kab. Babar Karya Baru Kab. Babar Kab. Babar Sinar Mulya Kab. Babar Kab. Babar Mekar Indah Kab. Babar Kab. Babar Kuncup Mekar Kab. Babar Kab. Babar Suka Makmur II Kab. Babar Kab. Babar 2. PT. THEP Pola Plasma - Sinar Sari Kelapa ± , 6 (inti 60% dan Plasma 40%) Kayu Arang Kelapa Mancung Kelapa Simpang Yul Tempilang Tanjung Niur Tempilang Sangku Tempilang Penyampak Tempilang 3. PT. GSBL Pola Plasma Sukal Sejahtera Belo Laut Muntok 84 (inti 60% dan Plasma 40%)
8 Tabel 6. DISTRIBUSI BANTUAN BIBIT KELAPA SAWIT (APBD II) KABUPATEN BANGKA BARAT TAHUN TAHUN NO KECAMATAN MUNTOK SIMPANG TERITIP JEBUS KELAPA TEMPILANG JUMLAH
9 Hama dan Penyakit Hama dan penyakit merupakan ancaman biotis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan menurunkan hasil produksi tanaman yang pada akhirnya menyebabkan kerugian secara ekonomi. Berat ringannya kerusakan tanaman yang disebabkan OPT tergantung dari Ketahanan Tanaman dan kondisi lingkungan di pertanaman. Adapun OPT yang menyerang tanaman kelapa sawit di Kab. Bangka Barat dapat di lihat pada tabel di bawah ini : No Jenis Komoditi /Jenis OPT LAPORAN SERANGAN OPT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN KOMODITI : Rempah penyegar/tahunan/semusim Tahun 2016 semester II Kab. Luas Komoditi (ha) Ringan Berat Jumlah Luas Serangan APBD II Kerugian Masyarakat Jumlah Cara Pengendalian Hasil (Rp) 1 KELAPA SAWIT Bangka Barat 4.408,78 Hama Tikus 355,0 115,0-65 Kimiawi, Sanitasi Babi Hutan 138,0 28,0-45 Perangkap Lapon / Jaring Tupai 170,0 140,0-112 Mekanik, Senapang Penyakit Penyakit ganodharma Karat daun Bercak Daun Gulma Ilalang 260,0 67,0-124 Kimiawi, Mekanik Teki 250,0 55,0-26 Kimiawi, Mekanik Sambung Rambat 122,0 33,0-26 Kimiawi, Mekanik
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administratif Kabupaten Bangka Barat merupakan salah satu kabupaten pemekaran di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang disahkan dengan UU RI Nomor
Lebih terperinciLADA. Tanaman Lada (piper nigrum Lin) merupakan komoditi unggulan sektor. perkebunan. Indonesia merupakan negara penghasil lada dan mempunyai
LADA Tanaman Lada (piper nigrum Lin) merupakan komoditi unggulan sektor perkebunan. Indonesia merupakan negara penghasil lada dan mempunyai peranan penting dalam perdagangan lada dunia. Produksi lada Indonesia
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. xiii. xiv
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN... i PRASYARAT GELAR... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... iii ABSTRACT... iv ABSTRAK... v RINGKASAN... vi HALAMAN PERSETUJUAN... viii LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI...
Lebih terperinciREKAPITULASI DATA IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) KOMODITAS MINERAL LOGAM DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
REKAPITULASI DATA IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) KOMODITAS MINERAL LOGAM DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG No Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Nomor & Tanggal SK Masa Berlaku Lokasi IUP Luas Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum sektor pertanian dapat memperluas kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha, mendukung pembangunan daerah dan tetap memperhatikan kelestarian
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2001
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN 9 (SEMBILAN) KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa 9 (sembilan) Perwakilan Kecamatan
Lebih terperinciBAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara
BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan
Lebih terperinciBudidaya Tanaman Padi (Oryza sativa) Berbasis Teknologi untuk Mencapai Swasembada Pangan di Kabupaten Bangka Barat
Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativa) Berbasis Teknologi untuk Mencapai Swasembada Pangan di Kabupaten Bangka Barat Padi merupakan tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini. Betapa tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membuat perekonomian di Indonesia semakin tumbuh pesat. Salah satu sektor agro industri yang cenderung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk baik pada tingkat nasional maupun wilayah provinsi. Untuk
Lebih terperinci2015 PERBANDINGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ANTARA PETANI PLASMA DENGAN PETANI NON PLASMA DI KECAMATAN KERUMUTAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Geografi menguraikan tentang litosfer, hidrosfer, antroposfer, dan biosfer. Di dalam lingkup kajian geografi pula kita mengungkapkan gejala gejala yang
Lebih terperinciREKAPITULASI PENGAMATAN OPT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERKABUPATEN SE KALIMANTAN TIMUR
REKAPITULASI PENGAMATAN OPT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERKABUPATEN SE KALIMANTAN TIMUR No Jenis Komoditi / Luas Komoditi Jenis OPT Luas Serangan (Ha) Luas Pengendalian
Lebih terperinciRENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN
RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN MASKAMIAN Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Jl. Jenderal Sudirman No 7 Banjarbaru ABSTRAK Permintaan pasar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit adalah rata rata sebesar 750 kg/ha/tahun. Berarti
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia kini memiliki 8,9 juta hektar perkebunan kelapa sawit, dari luas tanaman tersebut rakyat memiliki 3,7 juta hektar, BUMN 616.575 hektar dan perkebunan swasta
Lebih terperinciBAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN
BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN Bisnis utama PT Paya Pinang saat ini adalah industri agribisnis dengan menitikberatkan pada industri kelapa sawit diikuti dengan karet. Proses bisnis baik tanaman karet
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT
27 5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit yang menjadi salah satu tanaman unggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciPengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan
BAB VII PENUTUP Perkembangan industri kelapa sawit yang cepat ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain : (i) secara agroekologis kelapa sawit sangat cocok dikembangkan di Indonesia ; (ii) secara
Lebih terperincipengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.
BOKS LAPORAN PENELITIAN: KAJIAN PELUANG INVESTASI PENGOLAHAN LIMBAH KELAPA SAWIT DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PROVINSI JAMBI I. PENDAHULUAN Laju pertumbuhan areal perkebunan
Lebih terperinciMENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.
MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. ERZALDI ROSMAN V I S I 2017-2022 MISI PROVINSI TERKAIT PERTANIAN MISI 1 : MENGEMBANGKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2008 di Indonesia terdapat seluas 7.125.331 hektar perkebunan kelapa sawit, lebih dari separuhnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Negara Indonesia yang merupakan negara
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Dengan senantiasa mengucapkan puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat
i KATA PENGANTAR Dengan senantiasa mengucapkan puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0 0 45 sampai 2 0 45 lintang selatan dan antara 101 0 10
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI
KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI YAN FITRI SIRINGORINGO JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciPEMBANGUNAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANGKA BARAT
PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANGKA BARAT Pembangunan pertanian merupakan ujung tombak pembangunan suatu bangsa. Sebagaimana sebuah teori yang pernah disampaikan oleh A.T. Mosher di dalam bukunya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 dapat kami susun dan sajikan.
Lebih terperinciPeneliti Utama : Dr. Muhammad Hatta PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
KAJIAN PENGOLAHAN TANDAN BUAH KOSONG UNTUK PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN DEKOMPOSER ORGADEC DAN APLIKASINYA PADA INTERCROPPING KELAPA SAWIT MUDA DAN JAGUNG DI KALIMANTAN BARAT Peneliti Utama : Dr. Muhammad
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang cukup besar di dunia. Pada masa zaman pemerintahan Hindia-Belanda, Indonesia merupakan negara terkenal yang menjadi pemasok hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas Tahun Luas Area (ha) Produksi (ton) (ton/ha)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL
KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 dapat kami susun dan sajikan.
Lebih terperinciPelaksanaan Magang Mahasiswa
No. Nama Instansi Jenis Kegiatan Kurun Waktu Kerja Sama Mulai Berakhir Manfaat yang Telah Diperoleh (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Merawang 2 Dinas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang pada saat ini telah menjadi komoditas pertanian unggulan di negara Indonesia. Tanaman kelapa sawit dewasa ini
Lebih terperinciEvaluasi Pembangunan Perkebunan 2016 dan Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Perkebunan 2017
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Evaluasi Pembangunan Perkebunan 2016 dan Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Perkebunan 2017 Oleh : Ujang Rachmad Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan energi semakin meningkat pula. Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka mendukung kelangsungan
Lebih terperincimencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari
mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari Didukung oleh: Talaud Lestari Mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik harus segera
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan salah satu sektor penggerak utama dalam pembangunan ekonomi. Menurut Soekartawi (2000),
Lebih terperinciPROGRES IUPHHK-HTR SE-KABUPATEN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2017 SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2017
PROGRES IUPHHK-HTR SE-KABUPATEN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2017 Kab./Kota Nama Kelompok/ Pemegang IUPHHK-HTR SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2017 Sudah Keluar SK. IUPHHK-HTR Oleh Menteri, Gubernur
Lebih terperinciPDRB Harga Berlaku Kepulauan Bangka Belitung triwulan II-2015) Rp miliar dan PDRB Harga Konstan atas dasar Rp miliar.
PDRB Harga Berlaku Kepulauan Bangka Belitung triwulan II-2015) Rp15.184 miliar dan PDRB Harga Konstan atas dasar Rp 11.451 miliar. Perekonomian triwulan II-2015 tumbuh sebesar 3,93 persen, namun mengalami
Lebih terperinciKEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016
KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN 2017 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016 PERKEMBANGAN SERAPAN ANGGARAN DITJEN. PERKEBUNAN TAHUN
Lebih terperinciPEMETAAN LOKASI PENANAMAN LADA DAN SERANGAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (BPB) DI PROPINSI LAMPUNG DAN PROPINSI BANGKA BELITUNG
PEMETAAN LOKASI PENANAMAN LADA DAN SERANGAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (BPB) DI PROPINSI LAMPUNG DAN PROPINSI BANGKA BELITUNG Oleh Syahnen dan Ida Roma Tio Uli Siahaan Laboratorium Lapangan Balai Besar
Lebih terperinci1.000 ha Kelapa Sawit. Karet. tahun
1.500 1.200 900 600 300 1.000 ha Karet Kelapa Sawit 0 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 tahun Kebun Masyarakat* TBS PKS Keterangan Inti TBS * Perkebunan Rakyat Pengangkutan TBS (yang diprogramkan) Pengangkutan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Lokasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Terletak di wilayah Indonesia bagian Barat, pada 104 50 sampai 109
Lebih terperinciBUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a. bahwa keanekaragaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Apabila dikelola secara baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu
Lebih terperinciDAFTAR ISIAN KEGIATAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN JASAD PENGGANGGU TANAMAN TAHUN 2009
DAFTAR ISIAN KEGIATAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN JASAD PENGGANGGU TANAMAN TAHUN 2009 I. IDENTITAS PERUSAHAAN/KEBUN 1. a. Nama Perusahaan : b. Nama Grup : 2. Status Perusahaan
Lebih terperinciTeknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung
Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung Oleh: Agus Wahyudi (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (Sumber : SINAR TANI Edisi 17 23 November 2010)
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT INDONESIA
55 V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT INDONESIA 5.1 Pemanfaatan Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang multi guna, karena seluruh bagian tanaman tersebut dapat dimanfaatkan dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan komoditi utama perkebunan di Indonesia. Komoditas kelapa sawit mempunyai peran yang cukup strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan komoditi utama perkebunan di Indonesia. Komoditas kelapa sawit mempunyai peran yang cukup strategis dalam perekonomian Indonesia. Pertama, minyak
Lebih terperinciPEMBANGUNAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN TENGAH
PEMBANGUNAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN TENGAH Disampaikan pada FIELD TRIP THE FOREST DIALOGUE KE PT. WINDU NABATINDO LESTARI PUNDU, 17 MARET 2014 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DINAS
Lebih terperinciE-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol. 6, No. 2, April 2017
Pola Kemitraan Usaha Tani Kelapa Sawit Kelompok Tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana melalui Koperasi di Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung I MADE GANNAL DWI SAPUTRA, I G A A LIES ANGGRENI,
Lebih terperinciRENCANA PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI SAWIT PADA LAHAN PERKEBUNAN DI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI SAWIT PADA LAHAN PERKEBUNAN DI KALIMANTAN TIMUR ABDULLAH MAKSUM M. dan ETNAWATI Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Timur Jl. M.T. Haryono Samarinda 75124 ABSTRAK
Lebih terperinciYunel Venita Dosen Fakultas Pertaninan Universitas Riau ABSTRACT
MANFAAT PENGENDALIAN GULMA PAKIS-PAKISAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT YANG BELUM MENGHASILKAN BAGI LINGKUNGAN DAN MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN DI PROVINSI RIAU Yunel Venita Dosen Fakultas Pertaninan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang penting karena secara tradisional Indonesia merupakan negara agraris yang bergantung pada sektor
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan
KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii iv v vi DAFTAR TABEL vii viii DAFTAR GAMBAR ix x DAFTAR LAMPIRAN xi xii 1 PENDAHULUAN xiii xiv I. PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM DIREKTOAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2005-2009
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran pembangunan nasional diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor pertanian memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya PT. Sari Lembah Subur Kab. Pelalawan
BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya PT. Sari Lembah Subur Kab. Pelalawan Pengolahan perkebunan kelapa sawit ini merupakan suatu kegiatan yang tidak terputus sepanjang waktu, yang
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi penyelamat perekonomian nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku minyak atsiri. Indonesia menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang di perdagangkan
Lebih terperinciOleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27
Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal
Lebih terperinciLAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)
LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) SUMBER DANA (INTERNAL DAN EKSTERNAL) 1 Meningkatnya layanan masyarakat tanbunakhut
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Luas lahan, produksi dan produktivitas TBS kelapa sawit tahun Tahun Luas lahan (Juta Ha)
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terbesar di dunia. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat diunggulkan, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar ekspor. Kelapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor yang cukup berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan sejak krisis ekonomi dan moneter melanda semua sektor
Lebih terperinciVI. REKOMENDASI KEBIJAKAN
158 VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN Pengelolaan lahan gambut berbasis sumberdaya lokal pada agroekologi perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Bengkalis dilakukan berdasarkan atas strategi rekomendasi yang
Lebih terperinciAgro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat
Agro inovasi Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat 2 AgroinovasI PENANAMAN LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH Lahan bekas tambang timah berupa hamparan pasir kwarsa, yang luasnya terus bertambah,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang mempunyai peran sangat penting bagi bangsa Indonesia. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi pertanian yang sangat besar.
Lebih terperinciKAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG
KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENELITI UTAMA: DR. IR. BARIOT HAFIF, M.Sc.
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3
39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris didukung oleh sumber daya alamnya yang melimpah memiliki kemampuan untuk mengembangkan sektor pertanian. Indonesia memiliki
Lebih terperinciPROFIL KEPALA BIDANG PERKEBUNAN DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KABUPATEN BANGKA BARAT
PROFIL KEPALA BIDANG PERKEBUNAN DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KABUPATEN BANGKA BARAT Nama : BUSTANIL ARIFIN, SP., M.Si Nip : 19810615 200604 1 009 Pangkat/gol : Penata Tk.I / III.d Pendidikan : Strata 2 Jabatan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Agroindustri kelapa sawit di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Cerahnya prospek komoditi minyak sawit dalam perdagangan minyak nabati di dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Tujuan Sasaran RPJMD Kinerja Utama Program dan Kegiatan Indikator
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BERDASARKAN RPJMD TAHUN 2017 DINAS PERKEBUNAN. Indikator
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BERDASARKAN RPJMD TAHUN 2017 DINAS PERKEBUNAN Indikator TAHUN4 (2017) Tujuan : 1. Meningkatkan produktivitas 1. Produksi dan Peningkatan Produksi, produktivitas Volume Produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat
Lebih terperinciNO REF. CALK TAHUN 2016 TAHUN 2015 AUDITED KENAIKAN/ PENURUNAN %
LAPORAN OPERASIONAL TAHUN 2016 3. LAPORAN OPERASIONAL KABUPATEN BANGKA BARAT DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN LAPORAN OPERASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 NO REF.
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari
Lebih terperinciTabel 1. Komponen teknologi introduksi pengkajian No. Jenis kegiatan Teknologi Ukuran/dosis penggunaan 1. Perbibitan sapi Kandang : Ukuran sesuai juml
KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT SEBAGAI SUMBER PAKAN SAPI POTONG HASNELLY. Z., NURAINI dan ISSUKINDARSYAH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung Jl. Mentok Km. 4, Pangkalpinang
Lebih terperinciPengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair
Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak masa kolonial sampai sekarang Indonesia tidak dapat lepas dari sektor perkebunan. Bahkan sektor ini memiliki arti penting dan menentukan dalam realita ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat menjanjikan. Pada masa depan, minyak sawit diyakini tidak hanya mampu menghasilkan berbagai hasil
Lebih terperinciPERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN
PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN Disampaikan pada Acara Monev Gerakan Nasioanal Penyelamatan SDA sektor Kehutanan dan Perkebunan Tanggal 10 Juni 2015 di Gorontalo DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN JENIS
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KALIMANTAN BARAT
KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KALIMANTAN BARAT Peneliti Utama : Dwi P. Widiastuti, SP, M.Sc PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN
Lebih terperinciPROGRAM PENGEMBANGAN KELAPA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI
PROGRAM PENGEMBANGAN KELAPA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI Hasan Basri Agus Gubernur Provinsi Jambi PENDAHULUAN Provinsi Jambi dibagi dalam tiga zona kawasan yaitu: 1) Zona Timur, yang merupakan Kawasan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT
V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Selama ini Indonesia menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak) sebagai sumber daya energi primer secara dominan dalam perekonomian nasional.pada saat ini bahan bakar minyak
Lebih terperinciSektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kakao merupakan tanaman perkebunan yang memiliki peran cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa
Lebih terperinciBAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan
51 BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Harga pasaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DI PROVINSI JAMBI DR. EVI FRIMAWATY
Zumi Zola Zulkifli Gubernur Jambi JAMBI TUNTAS 2020 PEMANFAATAN LIMBAH SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DI PROVINSI JAMBI DR. EVI FRIMAWATY PROVINSI JAMBI TERLETAK DI BAGIAN TENGAH PULAU SUMATERA GAMBARAN
Lebih terperinciX.252 KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KALIMANTAN BARAT
X.252 KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KALIMANTAN BARAT Dwi Purnamawati Widiastuti, SP, M.Sc Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinci