Globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Perusahaan dituntut untuk
|
|
- Farida Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Perusahaan dituntut untuk dapat memainkan peran sesuai dengan core business nya dalam kancah internasional. Strategi war for talent terus digaungkan di berbagai perusahaan membuat karyawan menjadi sumber daya yang memiliki kontribusi yang semakin besar sebagai komoditi perusahaan (Chambers, 1998). Hal tersebut tentunya juga menjadi indikasi bahwa perusahaan harus benar-benar selektif dalam memilih kandidat yang diseleksi sebagai karyawan untuk bergabung dalam perusahaan. Karyawan sebagai investasi bagi perusahaan tentu juga harus mampu memilih karir yang sesuai dengan kemampuan, kepribadian, dan minatnya secara spesifik (Ulrich & Allen, 2014). Peranan psikologi industri dan organisasi dalam mengerti, memahami, dan memprediksikan perkembangan karir seseorang dalam dunia kerjanya semakin meningkat. Pemahaman terhadap karir inilah yang perlu dikembangkan sehingga tercipta keseimbangan dalam kehidupan kerja seseorang (Aamodt, 2013). Hal inilah yang mendorong bahwa praktisi harus melakukan kajian yang mendalam mengenai cara untuk menciptakan kehidupan karir yang sesuai dan memuaskan dalam diri seseorang (Kim & McLean, 2012). Secara khusus peran psikolog industri dalam pengembangan karir juga berubah. Saat ini peran psikolog dalam pengembangan karir menjadi semakin penting, yaitu sebagai pemegang informasi kunci yang dituntut mampu membangun hubungan yang selaras antara dunia pendidikan dan pilihan karir (Feller,2003). Universitas merupakan lembaga penyelenggara pendidikan tinggi yang menyediakan tenaga kerja yang terdidik. Universitas diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang segera dapat diserap oleh dunia kerja di berbagai sektor (Rosalin, 2006). Namun demikian, masih banyak lulusan dari universitas, baik diploma maupun strata belum dapat segera diserap oleh pasar kerja. Jumlah lulusan perguruan tinggi memang banyak, namun demikian jumlah lulusan yang memenuhi kualifikasi perusahaan jumlahnya masih terbatas. Evaluasi yang telah dilakukan terhadap program pendidikan yang dilakukan pada perguruan tinggi menunjukkan bahwa proses yang dilakukan masih kurang efektif untuk mempersiapkan lulusan yang siap diserap sebagai tenaga kerja (Solberg et al, 2015)
2 Karir memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan seseorang, pada identitasnya, gaya hidupnya, dan juga menentukan kesejahteraan dalam diri seseorang yang telah dewasa. Pilihan yang dilakukan seseorang terhadap karir yang ditekuninya tentu juga menjadi penting dalam kehidupannya (Hoile, 2000). Mengingat peran karir yang signifikan tersebut, pemilihan karir yang tepat tentunya tidak hanya memberikan kepuasan secara finansial saja, akan tetapi juga mampu memberikan kepuasan secara psikologis dalam diri seseorang (Andersen & Andehey, 2012). Seseorang yang memasuki dunia kereliabilitasrja seharusnya sudah memiliki minat karir yang telah matang (Low & Rounds,2007). Hal ini juga sesuai dengan tahap perkembangan karir yang diungkapkan oleh Brown (1990) bahwa pada usia 20 sampai 25 tahun merupakan tahapan perkembangan karir yang telah mapan. Proses eksplorasi karir dari tahapan perkembangan karir sebelumnya seharusnya telah usai. Perkembangan karir yang matang ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menentukan karir yang ditekuninya dalam dunia kerja (Cummings & Worley, 2009). Tugas perkembangan karir selanjutnya adalah menentukan karir yang dianggap paling sesuai dengan kemampuannya dan diimplementasikan dalam pemilihan pekerjaan. Setiap tugas perkembangan karir yang mampu diselesaikan sesuai dengan tahapannya maka dapat membuat individu mampu menghadapi kesulitan saat berada dalam masa transisi (Blallock, et al, 2003). Data survei yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa pelamar pada saat jobfair masih banyak pelamar kerja yang memilih pekerjaan tanpa melihat kemampuan dan minat yang dimiliki (ECC UGM, 2015). Hal tersebut menunjukkan bahwa perkembangan karir para pencari kerja belum matang, sehingga para pelamar belum mampu menentukan pilihan karirnya secara mantap. Fenomena ini juga sering disebut sebagai first job blues. Permasalahan yang muncul dalam fenomena ini merupakan kesulitan calon tenaga kerja dalam menyesuaikan kompetensi dengan kebutuhan perusahaan (Nathan & Hill, 2006). Studi empiris yang telah dilakukan pola minat ini juga menjadi salah satu penentu kesuksesan dan penentu kepuasan pada karyawan (Dik & Hanson, 2011). Hal inilah yang menjadi dasar bahwa calon karyawan yang akan memasuki dunia kerja perlu untuk
3 mengetahui minat karirnya sehingga ia merasa lebih puas dan lebih berprestasi dalam bidang pekerjaan yang ditekuni (Dozier et al, 2015). Kaplan & Saccuzzo (2013) juga mengungkapkan bahwa keberhasilan karyawan dalam dunia kerja ditentukan oleh sikap dan kemampuan, akan tetapi kepuasan seseorang dalam bekerja menjadi lebih tinggi jika karir tersebut sesuai dengan minatnya. Penelitian meta-analisis mengenai minat juga menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki minat yang sesuai dengan pekerjaan yang ditekuninya merasa lebih puas dan menunjukkan kinerja yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan karyawan yang minatnya kurang sesuai dengan pekerjaan (Nye, Su, Rounds, & Drasgow, 2012) Cohn dan Swerdlik (2004) juga memiliki pemikiran bahwa minat dalam satu pekerjaan mampu mendorong seseorang untuk memiliki kinerja yang lebih baik, lebih produktif, dan lebih memiliki kepuasan kerja. Bahkan, perusahaan dan karyawan memiliki banyak keuntungan jika berhasil mendiagnosis para pekerjanya untuk menemukan minat dan bersedia menyediakan pekerjaan yang sesuai dengan minat karyawan. Misalnya untuk melakukan branding atau kampanye saat melakukan perekrutan karyawan. Perusahaan dapat mengkampanyekan bahwa keamanan dan kenyamanan kerja karyawan merupakan kepentingan utama bagi perusahaan. Perusahaan juga memperoleh keuntungan karena didukung dengan kinerja karyawannya yang berkualitas (Cummings, & Worley, 2009; Swaney, et al, 2012). Teori perkembangan karir yang diungkapkan oleh Super (1969) menyatakan bahwa seorang sarjana perguruan tinggi telah menyelesaikan tahapan eksplorasi perkembangan karir. Tahapan tersebut ditandai dengan kemampuan seseorang untuk memilih karir yang spesifik sesuai dengan proses eksplorasi karir yang telah dilakukan pada tahap perkembangan karir sebelumnya (Super, dalam Cohn & Swerdlik, 2004). Namun demikian, lulusan perguruan tinggi baik Strata maupun Diploma masih banyak yang belum mampu melakukan pemilihan karir secara spesifik. Hal ini ditandai dengan banyaknya lulusan yang melamar pada bidang pekerjaan yang disediakan bagi semua lulusan tanpa spesifikasi khusus.
4 Kebutuhan konseling karir di Indonesia menuntut kesadaran dari berbagai universitas sebagai pihak yang menyediakan calon tenaga kerja terdidik. Hal ini ditandai dengan munculya career development center, misalnya di UGM, ITB, Universitas Paramadina, UII, dan universitas yang lain. Berdasarkan data yang diperoleh dari sebuah career development center, tingkat kebutuhan terhadap konseling karir terus meningkat sejak tahun 2012 hingga tahun 2014 (ECC UGM, 2015). Data tersebut juga menunjukkan persentase topik konseling karir yang terbesar di antara topik konseling yang lain adalah mengenai peminatan karir. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan instrumen untuk mengenali minat karir juga semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan konseling karir ini belum dapat diimbangi dengan pengembangan alat ukur minat karir yang memadai. Pengembangan alat ukur minat karir perlu dilakukan untuk memfasilitasi konselor dalam asesmen awal supaya proses konseling karir dapat berjalan secara lebih efektif. Sampai saat ini pengembangan alat ukur terus dilakukan, namun belum ada bukti empiris mengenai alat ukur minat karir yang terstandarisasikan. Penelitian pendahuluan yang dilakukan Rosyid (1993) juga menunjukkan bahwa proses validasi yang dilakukan belum mampu memenuhi standar minimal sebagai alat ukur minat karir yang valid dan reliabel. Penelitian Brown & Krane (2000) menyebutkan bahwa asesmen individu sebelum melakukan konseling karir merupakan cara untuk meningkatkan efektivitas konseling karir dari individu yang bersangkutan. Asesmen minat karir membuat proses pengambilan keputusan karir menjadi lebih mudah untuk dilakukan (Gati & Peretz, 2011). Cummings & Worley (2009) juga memperkuat bahwa proses diagnosis terhadap minat karir seseorang perlu untuk dilakukan sebagai proses awal pada intervensi perencanaan dan pengembangan karir. Fakta yang ditemukan dari beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa diperlukan alat ukur minat karir yang sesuai dan mudah administrasinya. Alat ukur minat karir dapat digunakan sebagai asesmen awal untuk mengetahui minat karir seseorang sebelum melakukan konseling karir lebih lanjut (Tang, 2009; Vinh, 2008). Alat ukur minat juga dapat
5 diaplikasikan oleh psikolog bidang industri dan organisasi untuk melakukan diagnosis pada proses intervensi perencanaan dan pengembangan karir. Seorang konselor karir tentu lebih baik apabila mampu mengenal klien dengan tes yang mudah untuk diadministrasikan, sehingga konselor bisa melakukan konseling pekerjaan sesuai dengan kepribadian klien (Thoroman, 1968). Penggunaan alat ukur minat karir ini juga memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi individu untuk mengembangkan karirnya sesuai dengan minat, nilai, dan kemampuan yang dimiliki (Sitlington & Clark, 2001). Asesmen terhadap minat ini juga perlu dilakukan sebelum melakukan proses konseling karir lebih lanjut. Asesmen awal mengenai minat ini tidak hanya membantu untuk memudahkan proses konseling, namun juga memiliki berbagai keuntungan, diantaranya : (1) Hasil asesmen dapat digunakan sebagai kerangka diskusi dala melakukan konseling karir, (2) Meningkatkan kepercayaan diri konselor karir dan memperjelas kondisi klien, (3) Klien memiliki wawasan tentang dirinya sendiri secara lebih luas, (4) Memberikan perspektif jangka panjang, (5) Mengurangi resiko yang diakibatkan karena kesalahan dalam pengambilan keputusan, dan (6) Membantu menjelaskan sikap dan perilaku individu dalam bekerja (Nathan & Hill, 2006; Plimmer, 2012). Selain menguntungkan bagi klien, asesmen awal juga dapat meningkatkan kepercayaan diri terhadap kompetensi yang dimiliki konselor dalam melakukan konseling (Jones, 1993). Pengukuran minat dengan bahasa asing sangat beragam bentuknya dan telah sesuai jika digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap minat karir. Namun demikian, pengukuran minat karir dengan bahasa asing tentu saja belum bisa digunakan secara langsung (Soh & Leong, 2001). Hal ini disebabkan karena kemungkinan bahasa yang tidak dipahami oleh pengguna dan perbedaan budaya yang kurang sesuai dengan budaya yang ada di Indonesia, sehingga alat ukur minat tersebut perlu untuk diadaptasikan terlebih dahulu sebelum digunakan. Proses adaptasi ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran yang disebabkan karena bias budaya (Anastasi, 1997). Penelitian yang dilakukan Hansen & Lee (2007) juga menunjukkan bahwa alat tes yang telah diakulturasikan
6 dengan budaya setempat mampu meningkatkan akurasi alat tes dalam memprediksikan minat. Tes sebagai alat pengumpul data merupakan alat ukur yang telah dibuat secara terstandar dan bila dikenakan kepada subjek atau testi maka dapat menghasilkan skor (Nunally dalam Anastasi, 2004) juga menyebutkan bahwa tes psikologi merupakan alat tes yang dibuat secara baku berdasarkan tujuan pengetesan yang dapat digunakan untuk mengukur sampel dari objek yang diukur. Pernyataan tersebut tentu memperkuat bahwa sebuah tes harus dibuat secara baku sebelum disajikan kepada testi, demikian juga dengan SDS Form CP ini tentu perlu dibakukan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pengukuran minat karir tidak hanya digunakan untuk mengetahui perbedaan individu saja, selain itu juga dapat mendukung pengambilan keputusan untuk pemilihan pekerjaan dalam diri individu (Coaley, 2014). Salah satu alat ukur minat yang telah mapan dan telah digunakan lebih dari dua puluh tahun adalah skala Self Directed Search (SDS) yang dikembangkan oleh Holland (Campbell & Borgen, 1999; Rayman & Atanasoff,1999, Reardon & Lenz, 1999). SDS banyak digunakan di seluruh dunia sebagai alat ukur minat karena penggunaannya yang mudah dan telah teruji secara empiris (Nauta, 2010). SDS memiliki kelebihan tersendiri sebagai alat ukur terhadap minat karir. Salah satunya penggunaan SDS yang lebih mudah jika dibandingkan tes Kuder. Waktu pengerjaan tes yang lebih singkat dan lebih mudah bagi testi membuat SDS menjadi lebih efektif jika digunakan sebagai alat ukur. SDS hanya membutuhkan waktu paling lama selama tiga puluh menit, sedangkan Kuder membutuhkan waktu yang lebih. Skoring yang mudah juga membantu pengguna tes untuk melakukan skoring dan interpretasi dengan cara yang lebih efektif. Selain itu SDS juga telah menyediakan kamus yang berisi tema-tema pekerjaan sebagai pelengkap untuk melakukan proses interpretasi. Holland mengungkapkan bahwa setiap orang memiliki teori karir personal (TKP) / personal career theory (PCT) mengenai karir atau pekerjaan yang terletak di anara kelemahan dan sesuatu yang tidak valid hingga menjadi sesuatu yang kuat dan valid. TKP merupakan sekumpulan keyakinan, ide, asumsi, dan pengetahuan yang menuntun individu
7 untuk memilih pekerjaan atau bidang studi, menjelaskan mengapa seseorang tetap bertahan lama satu bidang pekerjaan tertentu, dan digunakan oleh orang tersebut untuk mengambil keputusan karir (Reardon &Lenz, 1999). Holland memiliki sudut pandang bahwa secara umum TKP memiliki elemen tipologi RIASEC, yaitu karakteristik personal yang berhubungan dengan struktur pekerjaan. Tipologi RIASEC merupakan enam tipologi yang mencerminkan hubungan individu dengan lingkungan, yaitu Realistic (R), Investigative (I), Artistic (A), Social (S), Enterprise (E), dan Conventional (C) dapat dilihat pada gambar 1. Tipologi yang dicetuskan Holland merupakan strategi dan keyakinan untuk mencapai aspirasi pekerjaan maupun non pekerjaan yang berjalan sesuai dengan pengalaman kehidupan seseorang. Holland (1994) menganggap bahwa dengan teori RIASEC maka dapat membantu klien untuk mengungkapkan penggunaan TKP mereka. (R)ealistic (I)nvestigative (C)onventional (A)rtistic (E)nterprise (S)ocial Gambar 1. Teori Heksagoal menurut Holland Self Directed Search Form Career Planning (SDS Form CP) secara khusus didesain untuk untuk profesional dan orang dewasa yang sedang berada dalam masa transisi (Holland, Powell, & Fritzsche, 1994). Bahkan jika digunakan secara tepat material yang terdapat dalam SDS Form CP juga dapat digunakan untuk membuat perencanaan karir jangka panjang, mempersiapkan aktivitas secara profesional, dan merencanakan pekerjaan yang melibatkan pendidikan di perguruan tinggi (Holland, Powell, dan Fritzsche,1994). Hal
8 ini juga berarti bahwa SDS Form CP memiliki fungsi prediktif untuk memperkirakan karir individu di masa yang akan datang. Ranah kawasan ukur yang ditentukan oleh Holland (1994) secara spesifik sehingga SDS Form CP dapat digunakan untuk mengukur minat karir secara tepat sesuai dengan fungsi pengukurannya, yaitu sebagai alat pengambilan keputusan dalam membuat perencanaan karir jangka panjang. Penelitian pendahuluan mengenai SDS telah dilakukan oleh Rosyid (1993). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas SDS (1985). Hasil penelitian tersebut menunjukkan koefisien konsistensi internal KR20 berkisar antara 0,63-0,88 untuk subjek laki-laki dan untuk subjek perempuan berkisar antara 0,53-0,85. Koefisien reliabilitas bergerak antara 0,53 hingga Hal tersebut menunjukkan bahwa SDS (1985) jika digunakan sebagai alat untuk melakukan pengukuran minat individu masih kurang reliabel. Azwar (2011) menyebutkan bahwa alat ukur yang digunakan untuk prediksi dan diagnosis harus memiliki reliabilitas yang tinggi, yaitu 0,900 atau lebih tinggi. Weiner & Stewart (1984) mengungkapkan bahwa alat ukur yang digunakan sebagai asesmen individu dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan harus memiliki reliabilitas 0,85 atau lebih. Oleh karena itu SDS Form CP (1994) perlu untuk diuji kembali reliabilitasnya untuk meningkatkan kemampuan prediksinya, sehingga menjadi lebih akurat jika digunakan sebagai alat pengambilan keputusan dalam asesmen individu. Pengukuran terhadap validitas konkuren dari SDS juga pernah dilakukan oleh Leung dan Hou (2001) untuk menguji antara kode minat yang terdapat dalam SDS dengan pilihan jurusan akademis pada siswa SMA di Hongkong. Koefisien konsistensi internal KR20 untuk siswa perempuan dalam pengukuran Aktivitas, Kompetensi, Pekerjaan, dan Skor total sebesar 0,74, 0,72, 0,78, dan 0,77. Pada siswa laki-laki koefisien konsistensi internal menunjukkan skor 0,78, 0,78 0,79, dan 0,79. Koefisien konsistensi internal menunjukkan bahwa SDS memiliki validitas konkuren untuk melakukan pengukuran minat siswa SMA di Hongkong. Validasi yang dilakukan peneliti merupakan validasi terhadap SDS Form CP yang telah diadaptasikan oleh peneliti dengan Bahasa Indonesia dan telah disesuaikan dengan konteks
9 budaya yang ada di Indonesia. Perbedaan penelitian proses validasi yang akan dilakukan peneliti dengan proses validasi yang telah dilakukan sebelumnya terletak pada versi SDS. Versi SDS yang digunakan peneliti merupakan versi SDS yang dikembangkan oleh pada tahun Form Career Planning merupakan SDS yang secara khusus disediakan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan individu dalam menentukan minat karirnya pada masa transisi (Holland, Fritzsche, & Powell, 1994). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti berfokus pada pengukuran validitas konstruk dan reliabilitas alat ukur. Reliabilitas yang masih kurang sebagai alat ukur minat individu juga perlu ditingkatkan lagi, sehingga peneliti melakukan adaptasi untuk meningkatkan reliabilitas SDS Form CP. Studi awal terhadap validitas SDS lebih banyak mengukur validitas konstruk untuk menguji konsep heksagonal Holland (Nauta, 2010). Pada dua puluh tahun terakhir penelitian SDS difokuskan pada pengukuran validitas antar budaya karena penggunaan SDS yang telah digunakan oleh berbagai negara dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda (Fouad & Mohley, 2004). Nauta (2010) juga mengungkapkan bahwa pengukuran validitas SDS Form CP jumlahnya masih terbatas. Perbedaan budaya koletivisme melekat pada budaya Indonesia yang berbeda dengan budaya individualisme yang ada di Amerika, demikian juga aktivitas, kemampuan, dan profesi juga memiliki stereotipe yang berbeda (Soh & Leong, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran validitas konstruk terhadap SDS Form CP berdasar tipe-tipe kepribadian menurut Holland (1985) yang terdiri dari enam tipe kepribadian, yaitu : (1) Realistis, (2) Investigatif, (3) Artistik, (4) Sosial (5) Enterprise, (6) Conventional. Azwar (2011) menyebutkan bahwa validitas konstruk merupakan validitas yang mengungkap kemampuan suatu instrumen penelitian untuk mengungkap konsep teoretik yang diukur. Pengukuran validitas konstruk dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana SDS dapat mengukur minat karir berdasarkan tipe kepribadian Holland. Kesempatan untuk merencanakan dan mengembangkan karir mampu menarik dan mempertahankan karyawan yang kompeten (Cummings & Worley, 2009). Intervensi
10 perencanaan karir merupakan proses personal yang erat kaitannya dengan pengukuran minat yang perlu untuk dilakukan pada tahap pengembangan karir establishment. Pengukuran minat karir pada tahapan establishment merupakan pijakan awal untuk menentukan proses perencanaan dan pengembangan karir selanjutnya (Tarigan & Wimbarti, 2011). Namun, adanya perbedaan budaya kolektivisme di Indonesia dan budaya individualisme di Amerika menyebabkan adanya perbedaan stereotipe pada aktivitas, kemampuan, dan profesi yang terdapat pada skala SDS Form CP. Ketersediaan profesi di Indonesia juga berbeda dengan ketersediaan profesi yang ada di Amerika. Oleh karena itu, validasi terhadap alat ukur minat karir sebagai alat untuk diagnosis individu perlu untuk dilakukan untuk menyediakan alat ukur yang memiliki keterandalan dan konsistensi.
PENDAHULUAN. Penentuan program atau jurusan pendidikan biasanya diarahkan untuk
1 PENDAHULUAN Menentukan program pendidikan dengan berbagai pilihan variasinya, merupakan hal yang penting karena berkaitan dengan kesuksesan di masa depan. Penentuan program atau jurusan pendidikan biasanya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini disajikan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian. Kesimpulan merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian, sedangkan rekomendasi berkenaan
Lebih terperinciCareer Management.
Career Management 1 Rencana Pengembangan Karir Program Pengembangan Karir terdiri dari 2 elemen utama, yakni 1.Inisiatif Organisasional 2.Inisiatif Individual (karyawan) 2 1. Inisiatif Organisasional 1.Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, tentang karakteristik, perilaku dan permasalahan yang berkaitan dengan abnormalitas, sosial, budaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan masuk sebuah sekolah, calon siswa akan diberi tes untuk melihat apakah dia lulus atau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menentukan pilihan karir yang sesuai dengan kepribadian yang dimiliki invididu merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Ginzberg mengemukakan bahwa proses
Lebih terperinci1. PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Perbedaan Fokus..., Marchantia Andranita, FPSIUI, 2008
1. PE DAHULUA I.1. Latar Belakang Masa dewasa muda adalah periode dimana terjadi penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan dan harapan-harapan sosial yang baru (Hurlock dalam Lemme, 1995). Pada tahapan
Lebih terperincixiii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara tipe kepribadian mahasiswa semester I dengan tipe lingkungan di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. Penelitian ini dilakukan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan karir merupakan salah satu proses pembuatan keputusan terpenting dalam kehidupan individu. Keputusan yang ia buat akan berdampak pada apa yang akan dilalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Universitas X merupakan salah satu universitas
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Setiap universitas berusaha bersaing untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Universitas X merupakan salah satu universitas swasta terkemuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian yang dimiliki oleh orang yang menjalankan pekerjaan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini dengan tingkat kompetensi pencarian pekerjaan yang cukup tinggi, pemilihan pekerjaan yang tepat sangat penting untuk dapat menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa Remaja terkadang mereka masih belum memikirkan tentang masa depan mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Psikologi mulai diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1953. Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK-PPN Lembang, yang bertempat di Jl. Tangkuban Parahu Km.3 Desa Cilumber Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Lebih terperinciANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA
Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 2., No. 1., 2016. Hal. 1-7 ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA JIPP Anggun Lestari a dan Fahrul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karir merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan dewasa, oleh karena itu perlu adanya persiapan saat seseorang berada pada usia remaja yaitu, terkait dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
2 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugiyanto, 2001),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Urbina, 2006). Mulai dari bidang pendidikan, industri dan organisasi sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari tingkah laku manusia merupakan salah satu peran ilmu Psikologi. Dalam mempelajari tingkah laku manusia, para psikolog melakukan berbagai jenis pengukuran.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian mengenai program bimbingan melalui strategi kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al
Lebih terperinciPengantar Psikodianostik
Modul ke: Pengantar Psikodianostik Tes Minat Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Defenisi Bimo Walgito: minat diartikan sebagai perhatian, keinginan, rasa suka
Lebih terperinciPengertian Pengukuran
KONSEP DASAR TES Pengertian Pengukuran Proses untuk mengkuantifikasikan suatu gejala/atribut kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui prosedur dan aturan yang sistematis Pemaknaan angka sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Peneliti menggunakan pendekatan Psikologi Indigenous (Indigenous
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan Psikologi Indigenous (Indigenous Psychology), yaitu pendekatan yang dilihat dari sudut pandang budaya lokal (makna, nilai
Lebih terperinci3.1. Partisipan Penelitian Teknik Pengambilan Sampel
3. METODE PE ELITIA Pada bagian ketiga ini, penulis akan memaparkan metode dari penelitian ini yang meliputi partisipan penelitian (didalamnya terdapat karakteristik partisipan, teknik pengambilan sampel,
Lebih terperinciDonald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai
Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan yang sesuai dengan posisi yang tersedia. Dalam bidang klinis, tes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tes psikologi saat ini telah digunakan hampir dalam setiap bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk mengetahui minat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu pengaruh kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja. Hal ini termasuk latar belakang penelitian, rumusan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
20 Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Karir Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING Daeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, di mana pun dan kapan pun individu berada. Penelitian Levinson (1985) menunjukkan bahwa
Lebih terperinciAdhyatman Prabowo, M.Psi. By PresenterMedia.com
Adhyatman Prabowo, M.Psi By PresenterMedia.com Suatu proses pengukuran melalui beberapa cara / teknik yg dikombinasikan untuk menganalisa dan memprediksi kemampuan, kepribadian, dan perilaku individu saat
Lebih terperinciKONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua...
KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA Pertemuan kedua... Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami kegagalan dalam mengelola dirinya sendiri. Masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bunuh diri merupakan tindakan yang sangat personal, pribadi dan rumit. Seseorang yang melakukan tindakan bunuh diri menunjukkan bahwa dirinya mengalami kegagalan dalam
Lebih terperinciBAB III: METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) penelitian adalah
BAB III: METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkuliahan. Selama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jenjang perguruan tinggi merupakan salah satu gerbang menuju dunia kerja untuk para pelajar yang memutuskan melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan. Selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ali dan Asrori (2004) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat utamanya tertuju pada pemilihan
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Penggunaan tes psikologi semakin berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai kegunaan tes. Masyarakat kian menyadari bahwa tes
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
16 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel menurut Christensen (dalam Seniati, L., dkk, 2009) merupakan karakteristik atau
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT UKUR MINAT UNTUK PENGEMBANGAN KARIR PADA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN ALAT UKUR MINAT UNTUK PENGEMBANGAN KARIR PADA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Oleh : Fitriani Yustikasari Lubis, S.Psi, M.Psi NIP. 1331860 Kegiatan Penelitian Dibiayai oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Korelasional. Menurut Azwar (2012) Penelitian Korelasional merupakan penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Terdapat banyak cara untuk mempelajari perilaku manusia, salah satunya adalah dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memiliki keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang cocok dengan dirinya sendiri. Adanya keraguan seseorang yang muncul ketika memilih pekerjaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap manusia pasti mempunyai berbagai kebutuhan hidup yang harus dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah manusia membutuhkan biaya atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri guna memasuki masa dewasa. Remaja memiliki tugas-tugas perkembangan, salah satu tugas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program
91 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program disusun
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Peneliti menjelaskan mengenai simpulan, implikasi dan rekomendasi. Simpulan merupakan kombinasi dari temuan empiris dan kajian pustaka. Implikasi penelitian merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang nomor 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional
Lebih terperinciSEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN
Modul ke: 10Fakultas Dr. PSIKOLOGI SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN OVERVIEW PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN (3) Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi Program Studi PSIKOLOGI Career Development and Planning Career
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lapangan pekerjaan di Indonesia saat ini semakin terbatas, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lapangan pekerjaan di Indonesia saat ini semakin terbatas, hal ini disebabkan tidak sebandingnya lapangan pekerjaan yang tersedia dengan banyaknya orang yang
Lebih terperinciTerdapat sepuluh (10) butir pemikiran yang diajukan oleh Hoppockbahwa: a. Pekerjaan dipilih dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan.
Dalam pemilihan karir, ada beberapa teori dari beberapa tokoh yang merupakan bahan perbandingan dan bahan-bahan kajian untuk mengadakan pertimbangan yang akan dibahas pada pertemuan ini, yaitu: 1. TEORI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional dalam tujuan mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap warga
Lebih terperinciEFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ADAPTASI KARIR MAHASISWA BK FIP UNJ ANGKATAN 2011
76 Efektivitas Layanan Konseling Karir Untuk Meningkatkan Kemampuan Adaptasi Karir Mahasiswa BK... EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ADAPTASI KARIR MAHASISWA BK FIP UNJ ANGKATAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan karakteristik atau fenomena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kualitas tenaga kerja merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya bahwa kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Penelitian 1. Variabel tergantung: Komitmen Organisasi 2. Variabel bebas: Komunikasi Interpersonal B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Komitmen organisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan,
Lebih terperinciPENGENDALI HUBUNGAN KESESUAIAN ANTARA MINAT DENGAN HASIL KERJA
PENGENDALI HUBUNGAN KESESUAIAN ANTARA MINAT DENGAN HASIL KERJA (Moderator of Interest Congruence- Occupational Outcome Relation) Oleh KELOMPOK 4 Amin Budiamin, Asmangiah, Budi Astuti, Sunardi PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPenelitian 5 BK Model. Paraprofessional Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd
Penelitian 5 BK Model. Paraprofessional Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd Paraprofessional Model Pada tahun 1976, Career Development Resource Center (CDRC) didirikan di Southwest
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Menurut Arikunto (1998) penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak
Lebih terperinciPsikometri Validitas 1
Modul ke: Psikometri Validitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Pengertian: VALIDITAS Berkaitan dengan apa yang diukur oleh tes dan seberapa tepat tes mengukur
Lebih terperinciPengantar Psikodianostik
Modul ke: Pengantar Psikodianostik Dasar dasar Tes Psikologi Validitas dan Reliabilitas Tes Psikologis Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Jenis Tes Psikologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Varibabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying 2. Variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA
Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Pemahaman Kepribadian Siswa Kelas X... 25 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian & definisi operasional Variabel adalah sebuah karakteristik atau kondisi yang berubah atau memiliki nilai yang berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengukuran berarti pemberian angka pada objek-objek atau kejadiankejadian menurut sesuatu aturan (Kerlinger, 1990, hlm. 687). Pengukuran dalam bidang pendidikan lebih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi tolak ukur kualitas dari lulusannya. Kompetensi lulusan yang baik dari lembaga pendidikan yang terpercaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan ilmiah yang dirancang untuk menjawab pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penjelasan Wikipedia Bahasa Indonesia (2015) menyatakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Motivasi Dalam penjelasan Wikipedia Bahasa Indonesia (2015) menyatakan motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. Beberapa diantaranya mungkin merasa sangat bersemangat dengan pekerjaannya dan selalu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia pada tingkat satuan menengah atas saat ini di
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia pada tingkat satuan menengah atas saat ini di desain untuk mengarahkan peserta didik dapat belajar sesuai dengan minat dan tujuan
Lebih terperinciVALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Pertemuan 7 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Tujuan Setelah perkuliahan ini diharapkan dapat: Menjelaskan tentang pengertian validitas dan penerapannya dalam menguji instrument penelitian pendidikan.
Lebih terperinciTeori CIP (Cognitive Information Processing)
Banyak anggota prajurit tamtama angkatan bersenjata yang berada dalam masa transisi, mengamankan pekerjaan-pekerjaan atau karir baru merupakan prioritas paling tinggi mereka, memerlukan konselor-konselor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini tes Psikologi bukan merupakan hal yang asing lagi bagi masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam melakukan penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia memunculkan perbedaan karakter antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya seseorang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan tentang program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut. 1. Kematangan karir siswa kelas
Lebih terperinciPenelitian 6 BK Model-model Effective problem-solving model Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd
Penelitian 6 BK Model-model Effective problem-solving model Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd Dalam bab ini dikaji beberapa program konseling karir dan komponenkomponen program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat proses perubahan ke arah yang lebih baik. Prestasi belajar merupakan hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dalam pendidikan terdapat tujuan untuk mengembangkan potensi siswa. Dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat diperlukan dalam menghadapi era globalisasi, pembentukan manusia yang berkualitas ditentukan oleh kualitas
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. silang data. Penelitian survei dirancang untuk menelaah secara langsung tentang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei yang akan melihat frekuensi jawaban responden serta mentabulasi silang data.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang semakin kompetitif seperti saat ini diperlukan sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara sangat bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada beberapa tahun belakangan ini, penggunaan tes psikologi sudah semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau lebih dikenal dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono disebut sebagai metode positivistik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pendekatan korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan
Lebih terperinci