BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada beberapa tahun belakangan ini, penggunaan tes psikologi sudah semakin banyak dan luas. Hampir setiap orang sudah mengenal tes psikologi atau lebih dikenal dengan istilah psikotes.tes psikologi awalnya hanya berfungsi untukmengukur perbedaan antar individu atau perbedaan respon seorang individu dalam situasi yang berbeda-beda.saat ini, tes psikologi tidak hanya dipakai dalam perencanaan pendidikan dan pekerjaan, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.tes psikologi juga digunakan untuk meningkatkan pemahaman diri seseorang dan kemudian meningkatkan dirinya. Peserta tes akan mendapatkan umpan balik dari hasil tes yang diikutinya untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan (Anastasi & Urbina, 1997). Tes psikologi yang digunakan untuk fungsi yang berbeda-beda akan mengukur atribut psikologis yang berbeda pula. Azwar (2012) membagi atribut psikologis menjadi atribut kemampuan dan atribut bukan kemampuan. Atribut kemampuan atau disebut juga atribut kognitif terbagi atas kemampuan potensial dan kemampuan aktual. Kemampuan potensial terbagi lagi menjadi kemampuan potensial umum dan khusus.tes yang mengukur kemampuan potensial umum biasanya disebut tes intelegensi. Tes ini berfungsi untuk mengetahui kapasitas kognitif seseorang dan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah secara umum. Kemampuan potensial khusus diukur dengan tes bakat.tes bakat adalah 1

2 2 tes yang mengukur kemampuan seseorang dalam bidang khusus dan mengukur potensi yang dapat dikembangkan secara optimal.kemampuan aktual diukur dengan tes prestasi yang bertujuan melihat efek dari suatu program pembelajaran.tes kepribadian digunakan untuk mengukur atribut bukan kemampuan. Dengan kata lain, tes ini berfungsi untuk mengetahui gambaran kepribadian seseorang dalam berbagai konteks kehidupan. Tes psikologi dapat diaplikasikan dalam berbagai konteks kehidupan manusia seperti pendidikan, pekerjaan dan juga klinis.diantara ketiga jenis konteks ini, tes psikologi paling banyak diaplikasikan dalam konteks pendidikan dan pekerjaan.dalam konteks pendidikan, tes psikologi digunakan untuk identifikasi kecepatan belajar anak, seleksi masuk sekolah dan perguruan tinggi, dan dalam pemilihan jurusan.pada konteks pekerjaan, tes psikologi diterapkan dalam perekrutan, penugasan, promosi dan pemberhentian karyawan (Anastasi&Urbina, 1997). Konteks pendidikan dan pekerjaan sangat bergantung pada tes psikologi. Tujuan penggunaan tes psikologi dalam kedua konteks ini adalah untuk menemukan prospek keberhasilan yang paling tinggi dalam pendidikan atau pekerjaan yang akan dijalani. Tingkat keberhasilan seseorang dalam pendidikan atau pekerjaan akan semakin tinggi apabila sesuai dan cocok dengan individu itu sendiri. Anastasi dan Ubina (1997) juga menyatakan bahwa keputusan mengenai pendidikan dan pekerjaan seseorang ditentukan berdasarkan hasil dari tes psikologi yang diikutinya.

3 3 Terdapat berbagai jenis tes yang digunakan dalam bidang pendidikan dan pekerjaan seperti tes kepribadian, intelegensi, dan bakat. Sesuai dengan tujuan penggunan tes psikologi dalam kedua konteks ini, tes bakat paling baik digunakan untuk melihat apakah seseorang akan cocok dengan pendidikan atau pekerjaan tertentu. Hal ini dikarenakan tes bakat berfungsi untuk mengukur potensi optimal seseorang untuk belajar dan kemungkinan seseorang untuk sukses dalam pekerjaan tertentu (Kaplan & Saccuzzo, 2005; Japar, 2013). Anastasi & Urbina (1997) menyatakan bahwa tes bakat adalah tes yang khusus dikembangkan untuk penggunaan di bidang pendidikan dan pekerjaan.sebagai tes yang akan membantu pengambilan keputusan dalam kedua ranah ini, tentunya alat ukur yang mengukur bakat individu harus memberikan hasil yang tepat dan akurat. Munandir (dalam Japar, 2013) juga menyatakan bahwa usaha untuk menemukan, mengenal, dan memahami bakat seseorang sangatlah penting. Berbagai usaha untuk menemukan bakat seseorang telah banyak dilakukan para ilmuwan dengan mengembangkan berbagai jenis tes bakat. Secara garis besar, tes bakat terbagi menjadi multiple aptitude batteries yaitu tes yang dapat mengukur beberapa kemampuan khusus sekaligus dan tes bakat khusus.contoh tes multiple aptitude batteries yang digunakan di Indonesia adalah Differential Aptitude Test (DAT), General Attitude TestBattery(GATB),Flanagan Aptitude Classification Test (FACT), dan contoh tes bakat khusus adalah tes Kraepelin dan tes Pauli. Tes yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti adalah tes Kraepelin.Hal ini dikarenakan tes ini masih digunakan hingga saat ini namun belum ada

4 4 penelitian terbaru mengenai keberfungsian tes Kraepelin setelah sekian lama. Jika dibandingkan dengan tes-tes bakat yang lain, tidak banyak peneliti yang melakukan penelitian untuk melihat apakah tes Kraepelin ini masih baik untuk digunakan atau tidak. Padahal, tes ini masih sering dimasukkan dalam serangkaian tes psikologi khususnya dalam tes seleksi masuk sekolah dan dalam konseling kejuruan.beberapa perusahaan tertentu dalam seleksi karyawannya juga ada yang meminta menggunakan tes ini. Tes Kraepelin masih digunakan hingga saat ini bukan tanpa alasan.tes ini memiliki banyak kelebihan.tes ini dapat diberikan kepada siapa saja karena isi tesnya hanya berupa perhitungan aritmatika sederhana. Perhitungan aritmatika menurut Matsumoto (2008) merupakan proses psikologis manusia yang universal.penggunaan angka yang universal dalam tes menjadi salah satu kelebihan tes Kraepelin dibandingkan dengan tes yang menggunakan bahasa.penggunaan bahasa dalam tes akan menimbulkan makna berbeda karena biasanya bahasa terjemahan tidak benar-benar memiliki makna yang setara dengan bahasa aslinya (Fitriani, 2012). Tes Kraepelin juga memiliki kelebihan dibandingkan tes Pauli yang tergolong dalam kategori tes bakat khusus seperti tes Kraepelin.Tes Pauli mengukur lebih banyak faktor dibandingkan tes Kraepelin. Akan tetapi, tes ini lebih singkat dan sederhana dibandingkan dengan tes Pauli. Pada beberapa situasi, penggunaan tes ini akan lebih efektif daripada tes Pauli. Selain itu, peneliti memilih tes Kraepelin untuk diteliti karena penelitian mengenai tes Pauli telah

5 5 banyak dilakukan sedangkan tidak terdapat penelitian terbaru mengenai tes Kraepelin sejak tahun 1960-an. Tes Kraepelin adalah tes yang diciptakan Emil Kraepelin, seorang psikiatris asal Jerman pada akhir abad 19. Pada awalnya, tes ini dibuat oleh Kraepelin untuk digunakan sebagai tes kepribadian dalam setting klinis. Dalam perkembangannya hingga saat ini, tes ini telah berubah menjadi tes bakat yang digunakan dalam bidang psikologi industri organisasi, psikologi pendidikan, psikologi klinis dan bidang lain yang membutuhkan(attamimi, 1984). Tes Kraepelin yang dipakai di Indonesia juga bukanlah tes yang sama persis disusun oleh Kraepelin. Tes ini sering juga disebut tes koran.tes yang dipakai di Indonesia adalah hasil modifikasi oleh Fakultas Psikologi Universitas Gajahmada (UGM) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI).Tes ini sudah digunakan dari sebelum tahun 1965 hingga sampai saat ini. Tes Kraepelin yang telah dimodifikasi di Indonesia digunakan untuk mengukur performa maksimum seseorang (Japar, 2013).Hal ini dilakukan dengan mengukur empat fakor yaitu : kecepatan kerja, ketelitian kerja, keajegan kerja dan ketahanan kerja (Attamimi, 1984 ; Mangunsong, dkk., 1993 ; Japar, 2013). Sebuah tes yang awalnya berasal dari luar negeri, ketika akan digunakan di Indonesia akan membutuhkan pengujian kelayakan guna terlebih dahulu.pengujian kelayakan guna terdiri dari pengujian validitas dan reliabilitas untuk masing-masing faktor di atas yaitu kecepatan kerja,ketelitian kerja, keajegan kerja dan ketahanan kerja. Pengujian validitas telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya Arief Wangsa (1965) di Yogyakarta dengan

6 6 validitas masing-masing 0.54, 0.57, 0.52, 0.40; Darochim Effendi (1966) di Magelang dengan koefisien validitas masing-masing 0.47, 0.58, 0.32, 0.33 ; Ang Hwa Lie (1967) di Gresik dengan koefisien validitas 0.49, 0.42, 0.60, 0,42. Penelitian reliabilitas juga pernah dilakukan pada tahun 1967 oleh Thukul Santosa di Magelang dengan koefisien reliabilitas masing-masing 0.875, 0.758, 0.870, (Attamimi, 1984). Tes Kraepelin dilihat berdasarkan teori kemampuan mental primer Thurstonemengukur faktor primernumber atau angka.tes ini mengukur kemampuan seseorang menggunakan angka dengan cepat dan teliti (Mangunsong, dkk., 1993). Pada era perkembangan teknologi ini, kecanggihan teknologi kalkulator juga dapat dihubungkan dengan tingkat kemampuan numerik seseorang.penggunaan kalkulator ditemukan dapat menurunkan kemampuan dasar berhitung pada anak (McCauliff, 2004) dan juga meningkatkan sikap positif seseorang terhadap matematika(ellington, 2003). Pada tahun 1980-an, kalkulator mulai banyak digunakan di dalam kelas. Hal ini kemudian juga mempengaruhi proses belajar mengajar pada sekolah yang awalnya menekankan kemampuan berhitung manual anak (McCauliff, 2004). Berdasarkan komunikasi personal dengan beberapa guru matematika, peneliti juga memperoleh informasi adanya penurunan kemampuan berhitung murid-murid sekarang.dengan adanya perubahan pada kemampuan numerik seseorang saat ini, maka sangat memungkinkan tes Kraepelin juga tidak lagi melakukan pengukuran sebagaimana mestinya.

7 7 Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa tes Kraepelin cukup baik karena memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi untuk mengukur keempat faktor yang diukurnya. Akan tetapi, penelitian mengenai validitas dan reliabilitas tes Kraepelin ini dilakukan pada tahun 60-an dan sudah lebih dari 50 tahun yang lalu. Hingga saat ini, belum ada penelitian baru yang mengujikembali validitas dan reliabilitasnya. Tes Kraepelin sebagai tes yang sudah lama ada dan masih digunakan seharusnya dianalisa secara berkala untuk melihat apakah tes ini masih baik atau tidak.apabila kualitas tes sudah menurun,saran tes sebaiknya dipertimbangkan lagi untuk menghindari kesalahan pengambilan keputusan.akan tetapi, jika kualitas tes Kraepelin masih baik, maka tes dapat terus digunakan.selain itu, penggunaan tes Kraepelin juga dapat direkomendasikan kepada para praktisi karena masih berkualitas baik, dan mempunyai berbagai kelebihan yang telah disebutkan sebelumnya. Sebuah tes dikatakan berkualitasbaik apabila hasil pengukuran dari tes tersebut tepat, bermakna dan dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Untuk menentukan kualitas sebuah tes, dapat dilihat dari validitasnya yaitu derajat seberapa tinggi bukti-bukti dan teori yang ada mendukung intepretasi dari hasil skor sebuah tes (Osterlind, 2010).Validitas dari tes Kraepelin sudah pernah diuji beberapa kali pada tahun 1960-an dan hasilnya menunjukkan bahwa validitas tes Kraepelin cukup baik. Saat ini, sangat memungkinkan bahwa validitas dari tes Kraepelin telah berubah karena waktu penggunaannya yang sudah lama. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Osterlind (2010) bahwa hasil

8 8 penelitian mengenai kualitas sebuah tes sangat rentan berubah seiring berubahnya waktu, maka validitas tes Kraepelin harus diuji kembali untuk melihat kualitas tes ini pada penggunaannya sekarang. Terdapat beberapa jenis bukti yang dapat digunakan untuk menguji validitas sebuah tes, di antaranya yaitu bukti validitas berdasarkan konten tes, proses respon, struktur internal, variabel lain dan pertimbangan eksternal (Osterlind, 2010). Berdasarkan konten tes, bentuk dan isi tes Kraepelin masih sama sejak pertama kali digunakan di Indonesia 50-an tahun yang lalu. Meskipun bentuk dan isi tes ini masih sama hingga sekarang, sangatlah penting untuk memastikan apakah tes ini memang masih mengukur keempat faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menguji struktur internal sebuah tes. Menguji struktur internal dari sebuah alat tes artinya membandingkan antara hasil tes peserta dengan apa yang seharusnya diukur tes tersebut berdasarkan struktur yang telah ada(coaley, 2010). Respon subjek terhadap setiap faktor akan langsung diuji terhadap faktor-faktor dalam testersebut. Pengujian validitas tes Kraepelin tidak melibatkan proses respon aitemkarena intepretasi hasil tes ini tidak dipengaruhi cara seseorang dalam merespon tes. Hasil tes Kraepelin juga tidak dibandingkan dengan hasil dari tes yang lain untuk menghindari kesalahan kriteria yang mungkin akan muncul. Suatu tes akan dikatakan valid apabila hasil dari faktor-faktor dalam tes itu memang benar mengukur atribut yang diukur tes tersebut (Osterlind, 2010). Tes Kraepelin akan disebut valid apabila hasil dari tes ini memang terbukti masih mengukur bakat berdasarkan kecepatan kerja, ketelitian kerja, keajegan kerja dan ketahanan

9 9 kerja. Jika tidak, maka tes Kraepelin telah berubah fungsi mengukur atribut yang lain. Sebuah tes yang berkualitas baik juga harus memiliki konsistensidalam pengukuran.pengguna tes harus melihat kestabilanskor dari beberapa pengukuran parallel yang dilakukan secara acak, yang disebut reliabilitas tes (Osterlind, 2010). Marnat (2003) menyatakan bahwa sebuah tes harus dilihat reliabilitasnya dari derajat kestabilan, konsistensi, prediktabilitas dan akurasinya. Reliabilitas sebuah tes juga harus diuji secara berkala karena berubah sesuai dengan tujuan, waktu dan konteks penggunaan tes (Osterlind, 2010). Penelitian reliabilitas tes Kraepelin yang terakhir dilakukan pada tahun Dengan selang waktu lebih dari 50 tahun, reliabilitas tes Kraepelin mungkin telah berubah. Oleh karena itu, reliabilitas tes Kraepelin juga harus diuji kembali. Berdasarkanpemaparan di atas, peneliti memilih tes Kraepelin untuk dianalisa karakteristik psikometrisnya yang berupa validitasberdasarkan bukti struktur internal dan reliabilitasnya.hal ini sangat penting karena belum ada pengujian karakteristik psikometrisnya untuk waktu yang sangat lama, padahal masih sering digunakan.peneliti ingin melihat apakah tes Kraepelin masih valid dan reliabel dalam menggambarkan bakat ditinjau darifaktor kecepatan kerja, ketelitian kerja, keajegan kerja dan ketahanan kerja, guna melihat apakah tes ini masih baik untuk digunakan atau tidak. B. Rumusan Masalah

10 10 Peneliti melihat perlunya dilakukan pengujian ulang terhadap validitas dan reliabilitas dari tes Kraepelin.Pengujian validitas serta reliabilitas yang sebelumnya dilakukan sudah lebih dari lima puluh tahun yang lalusehingga sangat penting untuk melihat apakah tes ini masih baik untuk digunakan sekarang. Peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini dalam dua pertanyaan, yaitu : 1. Berapakah nilai koefisien reliabilitas tes Kraepelin? 2. Apakah tes Kraepelinterbukti valid berdasarkan struktur internal tes untuk mengukur bakat melalui faktor kecepatankerja, ketelitian kerja, keajegan kerja, dan ketahanan kerja? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk melihat apakah tes Kraepelin masih baik digunakan untuk mengungkap bakatmelalui faktor kecepatan, ketelitian, keajegan dan ketahanan kerja dengan menguji validitas dan reliabilitasnya. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagiilmu psikologi dalam hal pengkajian alat ukur dan juga untuk melengkapi karakteristik psikometris dari tes Kraepelin. 2. Manfaat Praktis

11 11 Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada para praktisi sebagai pengguna tes mengenai karakteristik tes Kraepelin. Informasi ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan sebelum menggunakan tes ini khususnya dalam praktek konseling pendidikan maupun pekerjaan. E. Kerangka Berpikir Tes Psikologi Tes Prestasi Tes Intelegensi Tes Bakat Tes Kepribadian Kelebihan : Paling sesuai digunakan di bidang pendidikan dan pekerjaan Untuk pengambilan keputusan selanjutnya DAT FACT Tes Bakat Ganda GATB Tes Bakat Khusus Tes berhitung Kraepelin Masuk ke Indonesia oleh UGM & UI Pauli Kelebihan : Menggunakan perhitungan aritmatika sederhana Bisa digunakan siapa saja Proses psikologis universal Angka bersifat universal Tidak bias Lebih singkat Terakhir dilakukan pada tahun 1960an Dilakukan pengujian ulang Alasan : Belum ada penelitian terbaru sejak 50-an tahun yang lalu Tes masih digunakan Karakteristik Psikometri tes Kraepelin

12 12 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini adalah : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka berpikir penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisikan teori mengenai sejarah perkembangan Tes Kraepelin, penelitian tentang tes Kraepelin, teori mengenai validitas dan reliabilitas, serta karakteristik psikometri Tes Kraepelin. BabIII : Metode Penelitian Bab ini berisikan mengenai metode penelitian yaitu jenis penelitian, data dalam penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian, metode pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini berisikan gambaran subjek penelitian, deskripsi hasil analisis validitas dan reliabilitas, serta pembahasan mengenai seluruh hasil yang diperoleh dalam penelitian ini. Bab V : Kesimpulan dan Saran

13 13 Bab ini berisikan kesimpulan mengenai hasil yang diperoleh dari analisis data, saran metodologis untuk penelitian berikutnya dan saran praktis bagi para praktisi yang mau menggunakan tes Kraepelin dalam prakteknya.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, dan klinis (Anastasi dan Urbina, 1997; Aslam, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Terdapat banyak cara untuk mempelajari perilaku manusia, salah satunya adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan

BAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Penggunaan tes psikologi semakin berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai kegunaan tes. Masyarakat kian menyadari bahwa tes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sehari hari manusia selalu dipenuhi dengan tes. Ketika akan masuk sebuah sekolah, calon siswa akan diberi tes untuk melihat apakah dia lulus atau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Urbina, 2006). Mulai dari bidang pendidikan, industri dan organisasi sampai

BAB I PENDAHULUAN. Urbina, 2006). Mulai dari bidang pendidikan, industri dan organisasi sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari tingkah laku manusia merupakan salah satu peran ilmu Psikologi. Dalam mempelajari tingkah laku manusia, para psikolog melakukan berbagai jenis pengukuran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Ilmu Psikologi mulai diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1953. Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang sesuai dengan posisi yang tersedia. Dalam bidang klinis, tes

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang sesuai dengan posisi yang tersedia. Dalam bidang klinis, tes BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tes psikologi saat ini telah digunakan hampir dalam setiap bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk mengetahui minat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini tes Psikologi bukan merupakan hal yang asing lagi bagi masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam melakukan penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tes-tes yang sudah ada (Anastasi & Urbina, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tes-tes yang sudah ada (Anastasi & Urbina, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat tes telah digunakan di Cina sejak tahun 2200 sebelum masehi, alat tes digunakan untuk seleksi pegawai negeri dan pada abad ke 19 pemerintah Inggris, Perancis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berperan untuk mempelajari perilaku manusia. Untuk mempelajari perilaku manusia ini, para ahli psikologi

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 23 4. METODE PENELITIAN 4.1. Responden Penelitian 4.1.1. Karakteristik Responden Dalam penelitian ini yang akan menjadi responden adalah karyawan sales dan marketing pada perusahaan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA

ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 2., No. 1., 2016. Hal. 1-7 ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA JIPP Anggun Lestari a dan Fahrul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat proses perubahan ke arah yang lebih baik. Prestasi belajar merupakan hasil

BAB I PENDAHULUAN. terlihat proses perubahan ke arah yang lebih baik. Prestasi belajar merupakan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dalam pendidikan terdapat tujuan untuk mengembangkan potensi siswa. Dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat dekat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat dekat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat dekat dengan kehidupan manusia, bahkan boleh dikatakan bahwa dimana ada manusia, disana ilmu psikologi itu berlaku.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Tergantung : Kecemasan sebelum berlomba Variabel Bebas : Dukungan sosial B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kecemasan

Lebih terperinci

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi www.mercubuana.ac.id Pada pertemuan lalu, kita sudah membahas mengenai Battery Test, yaitu DAT dan GATB. Masih ada satu kelompok Battery Test lagi yang perlu kita bahas. Pada pertemuan minggu ini, kita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif atau analisis perbedaan yang artinya bentuk analisis variabel

Lebih terperinci

Overview : Pengantar Psikodiagnostik. Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik

Overview : Pengantar Psikodiagnostik. Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik Overview : Pengantar Psikodiagnostik Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik Aturan dalam Kelas 1. Keterlambatan : 15 menit, setelah 15 menit tidak absen 2. HP dimatikan/ SILENT 3. Mengumpulkan tugas tepat

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik Modul ke: Pengantar Psikodiagnostik Aplikasi Penggunaa Tes Psikologi (Pendidikan & Pekerjaan) Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Aplikasi

Lebih terperinci

BAB 5. SELEKSI & PENEMPATAN KARYAWAN

BAB 5. SELEKSI & PENEMPATAN KARYAWAN Pemahaman mengenai teknik penyeleksian karyawan Pemahaman mengenai kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam teknik penyeleksian karyawan Pemahaman mengenai jenis-jenis teknik penyeleksian karyawan 1

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG

PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG TES BAKAT & MINAT DEFINISI BAKAT & TES BAKAT Suatu Bakat adalah suatu konsistensi karakteristik yg menunjukkan kapasitias seseorang untuk menguasai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengukuran berarti pemberian angka pada objek-objek atau kejadiankejadian menurut sesuatu aturan (Kerlinger, 1990, hlm. 687). Pengukuran dalam bidang pendidikan lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan kinerja pegawai pria dan pegawai wanita Kantor

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik MODUL PERKULIAHAN Pengantar Psikodiagnostik Sejarah, Pengertian, dan Kegunaan Psikodiagnostik Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 B41616AA Mutiara Pertiwi, M.Psi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 207

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 207 DAFTAR ISI Abstrak i Lembar Pernyataan ii Kata Pengantar iii Ucapan Terima Kasih iv Daftar Isi v Daftar Tabel Vii Daftar Gambar Viii Daftar Grafik vix BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang unik, tidak ada seorang individu yang sama persis dengan individu yang lain. Salah satunya adalah dalam hal kecepatan dan kemampuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTELEGENSI (CFIT) DAN POTENSI PERFORMA KERJA (DARI HASIL KRAEPELIN TEST) PADA CALON KARYAWAN BANK SWASTA DI JAWA TIMUR

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTELEGENSI (CFIT) DAN POTENSI PERFORMA KERJA (DARI HASIL KRAEPELIN TEST) PADA CALON KARYAWAN BANK SWASTA DI JAWA TIMUR HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTELEGENSI (CFIT) DAN POTENSI PERFORMA KERJA (DARI HASIL KRAEPELIN TEST) PADA CALON KARYAWAN BANK SWASTA DI JAWA TIMUR Ninik Setiyowati Jurusan Psikologi Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk mengukur perbedaan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PENGUKURAN PSIKOLOGI Pengantar Pengertian Karakteristik Tingkat pengukuran Jenis pengukuran Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan baik dari segi keilmuan dan metode pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan komparatif, yang membandingkan peluang pengembangan karir laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

Adhyatman Prabowo, M.Psi

Adhyatman Prabowo, M.Psi Adhyatman Prabowo, M.Psi MATERI I: 1.Konsep Bakat 2.Teori Tes Bakat 3.Tes bakat & Intelegensi 4.Tes bakat & Kreativitas 5.Macam Tes Bakat: 6.Tes Bakat DAT 7.Tes Bakat GATB 8.Tes Bakat FACT 9.Keterbatasan

Lebih terperinci

2. DIMENSI SASARAN UKUR

2. DIMENSI SASARAN UKUR BAB 2 SASARAN UKUR A. HAKIKAT 1. BENTUK SASARAN UKUR SASARN UKUR ADALAH ATRIBUT (CIRI, SIFAT, KARAKTERISTIK) DARI ORANG, OBJEK, ATAU PERISTIWA (SUBJEK, RESPONDEN) MISAL: SIKAP KARYAWAN ATRIBUT TINGGI ATRIBUT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saat ini masih banyak siswa SMA yang bingung dan ragu untuk menentukan program studi di perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Biasanya

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Masalah Penelitian 3.1.1. Masalah Konseptual Yang menjadi masalah konseptual dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara sibling rivalry yang terjadi pada anak-anak

Lebih terperinci

Jadi, psikodiagnostik adalah ilmu yang mempelajari/ mencari tahu masalah perilaku yang muncul

Jadi, psikodiagnostik adalah ilmu yang mempelajari/ mencari tahu masalah perilaku yang muncul Psikodiagnostik 1 Diagnosis berasal dari Greek (jerman) yunani, yaitu Gnosis. Yang berarti knowledge From Eksprience (pengetahuan dari pengalaman) Diagnostik berarti mencari untuk mengalami suatu pengetahuan/mencari

Lebih terperinci

Pengantar Psikodianostik

Pengantar Psikodianostik Modul ke: Pengantar Psikodianostik Dasar dasar Tes Psikologi Validitas dan Reliabilitas Tes Psikologis Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Jenis Tes Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu daya tarik interpersonal dan kohesivitas kelompok. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Sehubungan dengan data yang diperlukan maka daerah penelitian difokuskan pada PT. Pegadaian Cabang Gorontalo

Lebih terperinci

Psikodiagnostik 1. Marcia Martha Siahay

Psikodiagnostik 1. Marcia Martha Siahay Psikodiagnostik 1 Marcia Martha Siahay Diagnosis berasal dari Greek (jerman) yunani, yaitu Gnosis. Yang berarti knowledge From Eksprience (pengetahuan dari pengalaman) Diagnostik berarti mencari untuk

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PSIKOMETRI TES KRAEPELIN

KARAKTERISTIK PSIKOMETRI TES KRAEPELIN KARAKTERISTIK PSIKOMETRI TES KRAEPELIN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian SarjanaPsikologi Oleh: CATHERINE FEBRIANTY 121301036 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015/2016 Karakteristik

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Tujuan belajar adalah untuk mengadakan perubahan didalam diri seperti mengubah kebiasaan dari yang buruk menjadi baik, mengubah sikap dari yang negatif menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang menggabungkan antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2). Secara sistematis

Lebih terperinci

Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si

Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si TES BAKAT Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si faridaagus@yahoo.co.id Pengertian Bakat Suatu Kombinasi dari serangkaian karakteristik kemampuan individu untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, atau serangkaian

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua...

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua... KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA Pertemuan kedua... Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu cara yang sistematis untuk melakukan sesuatu yang sistematis pula. Sedangkan metodologi adalah ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas pembelajaran, yakni menitikberatkan pada pengembangan kerangka model e- learning yang

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 42 4. METODE PENELITIAN Bab metode penelitian ini membahas mengenai responden penelitian, peneliti, tipe dan desain penelitian, alat ukur penelitian, cara pengolahan data, metode pengumpulan data, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan hardiness mahasiswa lakilaki dan mahasiswa perempuan

Lebih terperinci

Bandung, 23 Oktober 2009

Bandung, 23 Oktober 2009 Bandung, 23 Oktober 2009 PENILAIAN KELAS Konsep dasar Teknik Penilaian Konsep Dasar Penilaian Kelas Pengertian Penilaian Kelas Manfaat Penilaian Kelas Fungsi Penilaian Kelas Prinsip-prinsip Penilaian Kelas

Lebih terperinci

TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING. Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd.

TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING. Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Universitas

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ALAT UKUR & PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI

KONSTRUKSI ALAT UKUR & PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI KONSTRUKSI ALAT UKUR & PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI Kelompok 2 Nurul Hairiyati (I1C110005) Norlatifah Octavia (I1C110012) Anita Dwi Oktari (I1C110019) Ricka Octafrianti Tinambunan (I1C110030) Ronna Apriwiadita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono disebut sebagai metode positivistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu 1. Variabel terikat: Kebermaknaan Hidup (Y) 2. Variable bebas : Motivasi Kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan yaitu di SMA Negeri 1 Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Jenis penelitian ini ditinjau

Lebih terperinci

Universitas Esa Unggul 29 Mei 2015

Universitas Esa Unggul 29 Mei 2015 Universitas Esa Unggul 29 Mei 2015 Pada sudut perusahaan Curriculum Vitae (CV) atau Daftar Riwayat Hidup digunakan untuk melihat profil kandidat pelamar yang memuat informasi pribadi, pendidikan, pelatihan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau

BAB III METODE PENELITIAN. sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Korelasional. Menurut Azwar (2012) Penelitian Korelasional merupakan penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Tinjauan Tentang Kualitas Berbicara tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung

Lebih terperinci

PROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR

PROFISIENSI PRESTASI TERSTANDAR TIDAK TERSTANDAR PENGANTAR TES Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes merupakan rangkaian prosedur tes dari administrasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai muridnya(kuncoro&nuryati Atamimi, 1984; Japar, 2013).Kraepelin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai muridnya(kuncoro&nuryati Atamimi, 1984; Japar, 2013).Kraepelin BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tes Kraepelin 1. Sejarah Perkembangan Tes Kraepelin Emil Kraepelin adalah seorang psikiater asal Jerman yang hidup antara tahun 1856-1926.Pada awal kariernya, ia pernah mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara untuk memperoleh suatu data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang akan digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan 20 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan yang menyangkut kegiatan operasional penelitian dari karakteristik subyek, desain penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan analisis deskriptif, yaitu suatu studi yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengembangan inventori kesiapan kerja siswa SMK jurusan animasi dapat ditarik kesimpulan yaitu menghasilkan instrumen dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi perilaku atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian (Hadi, 000). Variabel penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Stres kerja 2. Variabel bebas : Pelatihan kebersyukuran B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependent dan variabel independent. 1) Variabel Terikat (Y) adalah loyalitas kerja ) Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Azwar (013:5) metode kuantitatif adalah metode yang menekankan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan penekanan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian dan subyek penelitian. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung : Kepuasan Kerja (Job Satisfaction) 2. Variabel bebas : Kebermaknaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel BAB III METODE PEELITIA Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian, salah satu faktor yang penting adalah adanya metode ilmiah tertentu yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah yang dipersoalkan dalam penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual. Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Validitas KriteriaSubtes EAS 4 Ketelitian dan Kecepatan Visual Herlina Siwi Widiana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan ] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas subtes EAS 4 Kecepatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yaitu analisis pearson product moment untuk mengetahui hubungan yang terjadi antar variabel Self (X) dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara atau metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guna menciptakan mutu pendidikan yang baik. Undang-Undang RI. Nomor 14 tentang Guru dan Dosen, Bab I pasal 1 menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. guna menciptakan mutu pendidikan yang baik. Undang-Undang RI. Nomor 14 tentang Guru dan Dosen, Bab I pasal 1 menyatakan bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, dikarenakan guru merupakan agen pembelajaran yang dituntut mampu menyelenggarakan

Lebih terperinci

Pengertian Pengukuran

Pengertian Pengukuran KONSEP DASAR TES Pengertian Pengukuran Proses untuk mengkuantifikasikan suatu gejala/atribut kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui prosedur dan aturan yang sistematis Pemaknaan angka sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam kajian pustaka diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini terdiri dari beberapa bagian, diantaranya

Lebih terperinci

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

(Luhut Panggabean, 1996: 31) BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Fokus penelitian ini adalah penjelasan secara statistik dan deskriptif mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Fokus penelitian ini adalah penjelasan secara statistik dan deskriptif mengenai BAB III METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah penjelasan secara statistik dan deskriptif mengenai model pelatihan yang ideal menurut karyawan Generasi Y. Permasalahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kinerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kinerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini antara lain : 1. Variabel Tergantung : Kinerja Karyawan 2. Variabel Bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

4. METODOLOGI PENELITIAN

4. METODOLOGI PENELITIAN 4. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai metodologi dimulai dengan menjelaskan populasi dan sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

Selecting Employees Who Fit

Selecting Employees Who Fit Selecting Employees Who Fit MEMILIH KARYAWAN YANG COCOK BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB PERTEMUAN KE 6 Tujuan pembelajaran Menggambarkan bagaimana praktek seleksi karyawan dapat menyelaraskan strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berperan untuk mempelajari proses mental dan perilaku manusia. Untuk mempelajari perilaku manusia, para

Lebih terperinci

Psikometri. Reliabilitas 1

Psikometri. Reliabilitas 1 Psikometri Modul ke: Reliabilitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Apa itu Reliabilitas? reliability is a synonym for dependability or consistency Tests that

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental).

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Evaluasi dengan. Memperhatikan Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Siswa

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Evaluasi dengan. Memperhatikan Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Siswa 162 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Evaluasi dengan Memperhatikan Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Siswa Rangkaian proses pengembangan perangkat evaluasi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel BAB III METODE PEELITIA Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci