BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Sejarah Perusahaan PT. ECMI Indonesia bergerak dalam bidang penyelenggaraan pameran di Indonesia yang berdiri sejak tahun ECMI merupakan kependekan kata dari Exhibition Convention Management International yang memiliki induk perusahaan di Singapura dengan nama ECMI Services Pte Ltd. Selain di Indonesia ECMI juga ada di Malaysia. Masing-masing memiliki Pameran sendiri dan tidak menerima permintaan penyelenggaraan dari pihak lain. Khusus untuk ECMI Indonesia pameran yang diselenggarakan ada 3 yaitu MTT expo Indonesia, ICT expo Indonesia dan Premium Gift Indonesia. Dari ketiga pameran tersebut sepenuhnya kegiatan promosi dilakukan oleh divisi promosi di PT ECMI Indonesia Visi dan Misi Perusahaan Misi dari ECMI Indonesia adalah : Menyamakan visi peserta pameran dan pengunjung dalam satu tujuan untuk mencapai tujuan bersama 58

2 Menjadi mitra bagi organisasi pemerintah ataupun asosiasi lokal terkait untuk bersama mencapai target dan tujuan mereka Menyelenggarakan pameran berkelas internasional yang menjadi pilihan pemimpin pasar Menjadi jembatan dan memfasilitasi peserta pameran untuk mencapi tujuan mereka Visi dari ECMI indonesia adalah : "Your Vision is Our Goal" (Visi anda adalah tujuan kami) Struktur Organisasi PT ECMI Indonesia Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. ECMI Indonesia 59

3 Berikut ini adalah deskripsi kerja dari setiap jabatan dalam struktur organisasi : a. Direktur (Director) Bertanggung jawab untuk : Menetapkan kebijakan penjualan dan keuntungan perusahaan Meninjau dan mengesahkan purchase order (PO) untuk batas nilai tertentu Menetapkan kebijakan mutu perusahaan dan menjamin mutu pameran yang diselenggarakan Memantau, meninjau jalannya kegiatan perusahaan dalam periode tertentu untuk menjamin mutu, kelancaran dan efektifitas pameran serta perbaikan secara terus menerus terlaksana dengan baik. b. Manager Dept. Akutansi dan Keuangan (Accounting & Finance) Bertanggung jawab untuk : Mengendalikan lalu lintas keuangan (cash flow) perusahaan Mengendalikan keuangan perusahaan Meninjau dan mengambil keputusan atas semua transaksi yang tidak layak Melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran bersama dengan departemen operasional Melaporkan setiap kegiatan akutansi dan keuangan secara berkala kepada direktur perusahaan. 60

4 c. Manager Dept. Penjualan (Sales) Bertanggung jawab untuk : Memantau aktifitas penjualan pameran baik didalam ataupun diluar negeri Bekerja sama dengan departemen operational untuk melakukan kegiatan pemasaran serta promosi baik untuk peserta pameran ataupun calaon pengunjung. Bertanggung jawab dan melaporkan setiap kegiatan sales dan pemasaran kepada direktur perusahaan. Sales Supervisor Melakukan pengawasan dan terjun langsung dalam kegiatan penjualan pameran baik didalam negeri (local) ataupun luar negeri (overseas). Melakukan pengawasan dalam proses adminstrasi penjualan pameran. Bertanggung jawab kepada sales manajer untuk semua kegiatan penjualan dan administrasinya. Marketing Supervisor Melakukan pengawasan dan terjun langsung dalam kegiatan pemasaran baik untuk calon peserta pameran ataupun calon pengunjung Menjalin hubungan baik dengan media untuk kelancaran proses promosi pameran Bertanggung jawab kepada sales manajer untuk semua kegiatan pemasaran yang telah dilakukan. 61

5 d. Manager Dept. Operasional & MSDM (Operational & HRD) Bertanggung jawab untuk : Memantau kegiatan operasional perusahaan dan kegiatan operasional pameran Bekerja sama dengan departemen penjualan melakukan aktifitas pemasaran dan promosi untuk peserta pameran dan calon pengunjung pameran. Melakukan kegiatan perekrutan, pelatihan dan pengembangan karyawan. Bertanggung jawab dan melaporkan kegiatan operasional perusahaan dan pameran serta kegiatan MSDM kepada direktur perusahaan. Marketing Supervisor Melakukan pengawasan dan terjun langsung dalam kegiatan promosi pameran baik untuk calon peserta pameran ataupun calon pengunjung Bekerjasama dengan bagian creative & design dalam mendesain materi promosi yang baik untuk calon peserta dan pengunjung pameran. Bertanggung jawab kepada operation & MSDM manager untuk semua kegiatan promosi yang telah dilakukan. Operational Supervisor Melakukan pengawasan dan terjun langsung dalam kegiatan operasional perusahaan dan pameran Melakukan pengawasan, memberi saran dan memutuskan materi promosi yang baik untuk dipublikasikan 62

6 Bertanggung jawab kepada operation & MSDM manager untuk semua kegiatan operasional yang telah dilakukan Lokasi Perusahaan ECMI Indonesia bertempat didalam komplek Jakarta International Expo kemayoran - Jakarta Pusat, tepatnya di Gambir Expo kemayoran. Pemilihan lokasi kantor didasari oleh dekatnya lokasi pameran yang biasa digelar oleh ECMI. Sehingga hal tersebut dapat memudahkan kegiatan operasional pameran. Kegiatan operasional ECMI selanjutnya bertempat di Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Beberapa staff operasional dan marketing ditempatkan dilokasi ini untuk alasan tertentu seperti lokasi beberapa supplier yang tersebar dibeberapa tempat di Jakarta selatan, sehingga dapat memudahkan proses peninjauan dan pemantauan Sistem Kerja PT ECMI Indonesia dalam melakukan kegiatannya mempekerjakan karyawan sebanyak 23 orang. Sedangkan pada saat penyelenggaraan pameran sebagian besar karyawan yang dipekerjakan merupakan karyawan lepas (freelance). Waktu kerja normal adalah 08:30-17:30 WIB, dengan waktu istirahat 1 jam pada hari biasa dan 1,5 jam pada hari Jumat. Sedangkan pada saat persiapan menjelang pameran waktu kerja mulai 08:30 sampai waktu yang tidak ditentukan. Hal ini disebabkan oleh karena waktu persiapan yang tersedia sangat terbatas sehingga harus digunakan semaksimal mungkin. 63

7 4.1.6 Profil Pameran MTT Indonesia MTT expo Indonesia merupakan pameran pertama yang di buat dan diselenggarakan oleh PT ECMI Indonesia, Jenis pameran ini adalah B to B atau Business to Business artinya pameran ini mempertemukan produsen mesin pengolahan logam dengan pengusaha-pengusaha yang menggunakan mesin-mesin tersebut untuk menghasilkan prosuk yang dibuat oleh mesin pengolah logam tersebut. Kepanjangan dari MTT adalah Metalworking Technology & Machine Tools, sesuai dengan namanya MTT expo Indonesia adalah pameran tentang teknologi mesin-mesin pengolahan logam dan peralatan pendukungnya yang biasa di laksanakan setiap 2 tahun sekali bertempat di JIExpo Kemayoran Jakarta. Pameran ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2005 diikuti oleh beberapa perusahaan dari Eropa, Asia dan puluhan perusahaan lokal dari beberapa kawasan industri seperti Tangerang, Pulogadung, Bekasi dan Cikarang. Seiring berjalannya waktu pameran MTT expo Indonesia semakin mendapat tempat di hati para pelaku industri, khususnya industri pengolahan logam. Itu terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah peserta maupun pengunjung pameran. Hal ini tidak terlepas dari peran kegiatan promosi yang gencar dilakukan jauh sebelum pameran berlangsung, bahkan pada saat pameran MTT expo tahun 2011 kami sudah mulai memasang poster berisi jadwal penyelenggaraan MTT untuk tahun 2013 yang dipasang pada setiap tempat registrasi pengunjung atau pun di setiap sudut tempat penyelenggaraan MTT expo Penyelenggaraan pameran MTT expo 2013 yang diikuti oleh lebih dari 508 perusahaan dari 26 negara adalah penyelenggaraan yang paling terbesar dari tahuntahun sebelumnya, pameran MTT expo Indonesia selanjutnya akan diselenggarakan pada bulan Mei tahun

8 4.1.7 Gambaran Umum Proses Produksi Materi Promosi Pengunjung Pameran MTT Expo 2013 Gambar 4.2 Blok Diagram Proses Produksi Materi Promosi Pengunjung Pameran MTT Expo

9 Secara umum proses produksi materi promosi pengunjung pameran MTT expo 2013 melalui empat tahapan proses utama yaitu proses penentuan strategi dan konsep promosi, konsep desain, proses desain dan proses produksi materi promosi. Berikut ini adalah gambaran aliran proses promosi pengunjung pameran MTT Expo Indonesia Gambar 4.3 Aliran Proses Promosi Pengunjung Pameran MTT Expo Indonesia. 1. Penentuan Strategi dan Konsep Promosi Pada tahapan ini harus diketahui terlebih dahulu database pengunjung MTT Expo yang sudah ada sebelumnya dan juga data dari hasil pemetaan lokasi, segmentasi dan perilaku target calon pengunjung pameran. Kemudian berdasarkan data yang ada tersebut dapat dilakukan proses penentuan strategi dan konsep promosi yang akan dilakukan oleh penyelenggara. Database pengunjung yang sudah ada berisi nama, nama perusahaan, alamat perusahaan, jabatan dan nomor telepon, dari data tersebut sudah dapat diketahui bidang usaha dan juga posisi dari pengunjung tersebut diperusahaannya, sehingga dapat membantu dalam proses penentuan strategi dan konsep promosi. Sedangkan target calon pengunjung selanjutnya didapat dari proses pencarian melalui buku-buku katalog industri terbaru serta didapat dari internet. Pemetaan lokasi dilakukan untuk mengetahui lokasi-lokasi yang merupakan pelaku industri bidang pengolahan logam, sehingga dari sana dapat ditentukan materi promosi apa yang akan diterapkan. Sebagai contoh untuk strategi promosi di Medan, Sumatera Utara dilakukan melalui surat kabar lokal. sedangkan untuk wilayah Kalimantan karena pelku industri pengolahan logam tidak terlalu banyak, maka 66

10 dilakukan dengan pengiriman undangan pameran beserta show preview pameran. hal tersebut dilakukan karena biaya produksi materi promosi tersebut dan biaya pengirimannya masih lebih murah dbandingkan dengan promosi melalui suratkabar. Pemetaan segmentasi dan perilaku target pengunjung dilakukan agar dapat diketahui kategori usia dan tingkat ekonomi serta gaya hidup dari calon pengunjung yang didapat, sehingga bentuk materi promosi beserta pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh mereka. Proses ini dilakukan oleh 3 orang yaitu bagian marketing komunikasi, pemasaran dan bagian operasional. Memakan waktu kurang lebih 1 hari. 2. Konsep Desain Pada tahapan ini visualisasi dan pesan dari materi promosi di rencanakan sesuai dengan strategi dan konsep promosi yang sudah ditetapkan. Semua materi promosi baik above the line ataupun below the line dibuat dalam satu konsep sehingga terdapat benang merah dalam semua materi promosi yang dipersiapkan untuk menampilkan dan menjaga identitas pameran. Proses ini dilakukan oleh 2 orang yaitu bagian marketing komunikasi dan staff desain dari bagian operasional. Memakan waktu kurang lebih 2 hari. 3. Proses Desain Dari konsep desain yang didapat, dapat dilanjutkan pada pencarian atau pengumpulan materi desain berupa gambar-gambar pendukung seperti foto-foto pameran terdahulu atau gambar-gambar mesin yang akan ditampilkan, dan juga informasi-informasi penting yang dapat mendukung suksesnya pameran yang akan 67

11 digelar seperti berita-berita tentang perkembangan teknologi mesin-mesin pengolahan logam atau berita-berita yang memuat dukungan pemerintah terhadap industri otomotif dan lain sebagainya. Tahapan selanjutnya adalah pengerjaan desain menggunakan materi-materi yang telah terseleksi. Pengerjaan dilakukan dengan mengolah materi yang ada sesuai dengan prinsip-prinsip desain yaitu : keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi ("proportion") dan kesatuan (unity) dengan menggunakan perangkat komputer desain. Dari proses ini maka tercipta sebuah induk (master) tampilan desain promosi yang dapat diaplikasikan kedalam materi-materi promosi yang lain. Proses ini dilakukan oleh 2 orang, yaitu desainer grafis senior dibantu dengan 1 orang asisten. Memakan waktu kurang lebih 2 hari, untuk dapat menyelesaikan 1 master desain yang akan diaplikasikan ke semua materi desain agar seragam. 4. Proses Produksi Materi Promosi Untuk desain materi seperti brosur, invitation, show preview, iklan majalah, iklan surat kabar dan outdoor promotion dikirim kepada pihak ketiga yaitu percetakan ataupun agen-agen yang memberikan penawaran harga terbaik untuk pemasangan iklan di surat kabar yang telah menjadi rekanan PT ECMI Indonesia. Sedangkan untuk materi desain multimedia seperti web banner, invitation edm dan lain sebagainya dikirim langsung kepada calon pengunjung yang sudah ada ataupun materi dikirim ke pengelola portal media di internet yang bekerja sama dengan PT ECMI Indonesia. 68

12 4.2 Profil Materi Promosi Above the line Media cetak a. Materi Iklan media cetak pada Surat kabar : Tujuan dari iklan pada surat kabar adalah untuk menginformasikan dan mempromosikan pameran pada khalayak. Pemilihan suratkabar dilakukan setelah dilakukan pemetaan pada calon pengunjung potensial pameran MTT expo 2013 diberbagai daerah di Indonesia, sehingga dapat dipilih surat kabar yang area distribusinya mencakup area calon pengunjung yang ingin dituju. Gambar 4.4 Iklan Surat Kabar MTT expo 2013 Gambar 4.5 Aliran proses produksi iklan surat kabar Proses pembuatan materi iklan surat kabar dilakukan dengan menggunakan master desain yang telah dibuat sebelumnya, hanya ukurannya disesuaikan dengan ruang iklan yang telah dipesan. Untuk proses produksi hingga dapat dilihat oleh calon pengunjung 69

13 sepenuhnya dilakukan media surat kabar yang dipilih dengan melalui agen rekanan PT ECMI Indonesia. Pengiriman materi ke agen dilakukan minimal 3 hari sebelum tanggal edar yang telah ditentukan. b. Materi Iklan media cetak pada Majalah : Sama halnya dengan iklan surat kabar, iklan majalah juga ditujukan untuk menginformasikan dan mempromosikan pameran MTT 2013 Indonesia. Iklan majalah dipasang pada majalah-majalah tertentu yang membahas tentang teknologi industri di Indonesia ataupun diluar negeri, khususnya teknologi pengolahan logam. Gambar 4.6 Iklan Majalah, MTT expo

14 Gambar 4.7 Aliran proses produksi iklan majalah Proses produksi materi iklan majalah juga dilakukan dengan menggunakan master desain yang telah dibuat sebelumnya, hanya ukurannya disesuaikan dengan ruang iklan yang telah dipesan serta ada beberapa tambahan pesan. Untuk proses produksi hingga dapat dilihat oleh calon pengunjung sepenuhnya dilakukan oleh penerbit majalah yang dipilih atau yang sudah melakukan kesepakatan berpartner dengan PT ECMI Indonesia. Pengiriman materi ke penerbit dilakukan minimal 3 hari sebelum tanggal edar yang telah ditentukan. Media elektronik a. Materi Iklan media elektronik pada Radio : Iklan pada media elektronik radio ditujukan juga untuk menginformasikan dan juga mempromosikan pameran MTT 2013 Indonesia. Pemilihan stasiun radio berdasarkan hasil survey acak pengunjung pameran MTT expo

15 Gambar 4.8 Iklan Radio, MTT expo 2013 Gambar 4.9 Aliran proses produksi iklan radio Langkah awal produksi iklan radio adalah perancangan materi isi iklan radio yang dikerjakan oleh 3 orang, yaitu bagian marketing komunikasi, pemasaran dan bagian operasional. Proses tersebut memakan waktu kurang lebih 1 hari, selanjutnya materi yang sudah siap dikirim via ke agen pembuatan iklan radio. Proses produksi iklan radio pada agen kurang lebih 3 hari, kemudian hasilnya akan dikirim via kembali untuk diperiksa terlebih dahulu. Proses pemeriksaan ini meliputi materi yang telah diberikan, suara atau intonasi dari iklan tersebut dan durasi yang dipesan, setelah selesai maka akan segera di setujui dan langsung dikirim ke media radio yang akan 72

16 menayangkan iklan tersebut. Pengiriman dilakukan via sehingga tidak memakan waktu lama. b. Materi promosi melalui website : Materi promosi animasi yang terdiri dari logo pameran dan deskripsi pameran, tanggal dan tempat penyelenggaraan dan alamat website pameran ini terpasang pada website-website peserta pameran ataupun portal berita yang berisi tentang teknologi industri di Indonesia dan luar negeri khususnya teknologi pengolahan logam. Gambar 4.10 Web banner, MTT expo 2013 Gambar 4.11 Aliran proses produksi web banner Proses produksi materi web banner cukup sederhana hanya dilakukan oleh 1 orang, memakan waktu kurang lebih 3 jam, dengan proses revisi dan persetujuan kurang lebih 2 jam. Selanjutnya file web banner yang sudah selesai dikirim via ke website peserta pameran atau beberapa portal berita yang dipilih. Keempat media promosi diatas di lakukan tidak berdasarkan database pengunjung pameran, tujuannya adalah untuk menjaring database pengunjung baru untuk masuk kedalam database pameran. Jadi dengan media promosi diatas diharapkan dapat 73

17 memberikan informasi bagi calon pengunjung yang belum mengenal pameran atau belum pernah berkunjung ke pameran MTT 2013 Indonesia untuk merencanakan kehadiran mereka. Untuk dapat masuk kedalam area pameran penyelenggara menyediakan formulir yang harus diisi calon pengunjung berisi data pribadi pengunjung, nama perusahaan, nomor ponsel dan alamat . Kemudian dari data yang didapat akan dimasukan kedalam database, sehingga dimasa yang akan datang mereka dapat menerima undangan atau materi promosi lain yang dikirim berdasarkan database yang ada. c. Materi promosi melalui Materi promosi berupa undangan ini berisi informasi umum, preview mesin-mesin yang ditampilkan serta jadwal bus jemputan untuk pengunjung yang menginap di hotel yang berada di sekitar pameran. Besar file materi promosi di buat sekecil mungkin dengan tetap mempertahankan kualitas gambar dan informasi yang ada sehingga dapat memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada calon pengunjung. 74

18 Gambar 4.12 Electronic direct mail invitation Gambar 4.13 Aliran proses produksi Electronic direct mail invitation Proses produksi materi promosi Electronic direct mail invitation hampir serupa dengan proses produksi materi iklan surat kabar Proses pembuatan materi iklan surat kabar dilakukan dengan menggunakan master desain yang telah dibuat sebelumnya, hanya ukurannya disesuaikan dengan ruang iklan yang telah dipesan. Pendistribusian dilakukan sendiri oleh pihak penyelenggara kepada calon peserta yang ada didalam database. 75

19 4.2.2 Below the line a. Media promosi billboard : Materi promosi luar ruangan (outdoor promotion) berukuran besar yang terpasang ditempat-tempat strategis untuk memberikan informasi tentang akan diselenggarakannya pameran MTT 2013 Indonesia. Materi promosi ini berisi informasi tanggal, tempat dan waktu penyelenggaraan, dan juga alamat website serta nomor telepon yang bisa dihubungi untuk informasi lebih lanjut mengenai pameran yang akan berlangsung. Gambar 4.14 Billboard, MTT expo

20 Gambar 4.15 Aliran proses produksi materi promosi Billboard Proses desain billboard juga menggunakan master desain yang sudah ada disesuaikan dengan ukuran yang ada serta beberapa tambahan ornamen dan pesan yang akan disampaikan. Proses ini memakan waktu 5 jam termasuk proses persetujuan dan revisi. Selanjutnya desain yang sudah disetujui dikirim via kepada percetakan digital sekaligus menggunakan jasa mereka untuk pemasangan di 2 tempat yang sudah dipesan. b. Media promosi Spanduk : Materi promosi luar ruangan (outdoor promotion) berukuran kecil yang terpasang di tempat-tempat strategis seperti pintu masuk kawasan industri Pulogadung Industrial Estate, EJIP Cikarang, Delta Silikon Cikarang, MM 2100 Cikarang dan lain-lain. Untuk memberikan informasi tentang akan diselenggarakannya pameran MTT 2013 Indonesia. Materi promosi ini berisi informasi tanggal, tempat dan waktu penyelenggaraan, dan juga alamat website serta nomor telepon yang bisa dihubungi untuk informasi lebih lanjut mengenai pameran yang akan berlangsung. Pemasangan dilakukan selama 3 minggu sampai acara pameran selesai. Gambar 4.16 Spanduk, MTT expo

21 Gambar 4.17 Aliran proses produksi materi promosi Spanduk Masih sama dengan desain billboard, desain spanduk juga menggunakan master desain yang sudah ada disesuaikan dengan ukuran yang ada serta beberapa tambahan ornamen dan pesan yang akan disampaikan. Proses ini memakan waktu 3 jam termasuk proses persetujuan dan revisi. Selanjutnya desain yang sudah disetujui dikirim via kepada percetakan digital sekaligus menggunakan jasa mereka untuk pemasangan di beberapa lokasi yang sudah ditentukan. c. Media promosi giant banner : Materi promosi luar ruangan (outdoor promotion) berukuran sedang yang terpasang di tempat-tempat strategis seperti jalan Tol, pintu keluar Tol dan tempat-tempat strategis lainnya untuk menginformasikan kegiatan pameran yang akan segera berlangsung. Pemasangan dilakukan seminggu sebelum pelaksanaan pameran. Pihak penyelenggara juga bekerja sama dengan beberapa peserta pameran untuk menggunakan area pabrik dan gedung mereka untuk dapat dipasang giant banner dengan menempatkan logo perusahaan peserta pameran di dalam desain giant banner. 78

22 Gambar 4.18 Giant banner, MTT expo 2013 Gambar 4.19 Aliran proses produksi materi promosi Giant banner Tidak jauh berbeda dengan desain billboard dan spanduk, desain giant banner juga menggunakan master desain yang sudah ada disesuaikan dengan ukuran yang ada serta beberapa tambahan ornamen dan pesan yang akan disampaikan. karena untuk beberapa pemasangan giant banner pihak penyelenggara bekerja sama peserta pameran, maka didalam desainnya disertakan pula logo perusahaan tersebut. Proses ini memakan waktu 3 jam termasuk proses persetujuan dan revisi. Selanjutnya desain yang sudah disetujui dikirim via kepada percetakan digital sekaligus menggunakan jasa mereka untuk pemasangan di beberapa lokasi yang sudah ditentukan. 79

23 d. Media promosi Poster : Materi promosi poster seperti sudah dijelaskan sebelumnya adalah media promosi pertama yang terpasang pada saat penyelenggaraan pameran MTT expo Diharapkan dengan adanya poster ini maka baik peserta pameran ataupun pengunjung pameran dapat berperan serta kembali pada penyelenggaraan MTT expo selanjutnya di Jakarta. Gambar 4.20 Poster, MTT expo 2013 Gambar 4.21 Aliran proses produksi materi promosi Poster 80

24 Poster tentang jadwal pameran hingga tahun 2015, adalah materi romosi yang dibuat pertama kali yaitu pada saat penyelenggaraan pameran MTT expo proses desain dilakukan selama 3 jam dengan menggunakan master desain dari pameran MTT expo Proses cetak dilakukan oleh percetakan digital dengan waktu 1 hari untuk jumlah 200 lembar. e. Media promosi undangan : Materi promosi undangan dikirimkan kepada calon pengunjung yang terdapat didalam database ataupun dikirim melalui peserta pameran kepada pelanggan-pelanggan mereka. Materi ini dikirim dalam 2 tahap, tahap pertama adalah 2 bulan sebelum pameran, dan tahap kedua adalah sebulan sebelum pameran bersama-sama dengan materi promosi show preview. Tahap pertama dimaksudkan sebagai informasi awal, tahap kedua sebagai pengingat dan show preview sebagai daya tarik tambahan. Gambar 4.22 Tampilan halaman muka undangan 81

25 Gambar 4.23 Tampilan halaman belakang undangan Undangan didesain sedemikian rupa dengan bagian belakang dapat difungsikan sebagai kalender meja. sehingga masih dapat digunakan sampai tahun 2013 berakhir. Gambar 4.24 Tampilan halaman dalam undangan 82

26 Hampir sama halnya dengan undangan yang dikirim melalui , undangan versi cetak ini berisi informasi umum, preview logo-logo peserta pameran serta jadwal bus jemputan untuk pengunjung yang menginap di hotel yang berada di sekitar pameran. Gambar 4.25 Tampilan bagian form pengisian Gambar 4.26 Aliran proses produksi materi undangan 83

27 Bagian dalam undangan adalah formulir yang harus diisi calon peserta pameran sama halnya seperti formulir yang akan disediakan penyelenggara saat pengunjung ingin memasuki area pameran. Sehingga calon pengunjung yang sudah menerima undangan dan sudah mengisi formulir yang ada didalam undangan dapat lebih cepat masuk ke area pameran tanpa harus mengantre di loket pengisian, mereka hanya tinggal menunjukan formulir yang sudah terisi kepada petugas untuk mendapatkan tanda masuk pengunjung. Proses desain dan produksi materi promosi undangan memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan pembuatan materi promosi yang lain. Ini disebabkan karena materi isi undangan berbeda dengan materi promosi yang lain. Materi isi undangan memuat logo-logo dari pemimpin pasar yang ikut serta dalam pameran, sedangkan ruang yang tersedia terbatas sehingga harus dipilih terlebih dahulu logo-logo yang akan terpasang. Proses ini memakan waktu kurang lebih 2 hari termasuk proses persetujuan desain. Undangan pameran dicetak dalam 2 tahap seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tahap pertama dicetak sebanyak 25 ribu eksemplar untuk dikirimkan 4 bulan sebelum pameran berlangsung, sedangkan tahap kedua dicetak bersama materi show preview 1 bulan sebelum pameran. Alasan mengapa undangan dicetak dalam dua tahap adalah karena proses penjualan ruangan booth masih tetap berjalan, sehingga masih akan ada kemungkinan masuknya peserta lain yang akan bergabung ikut serta dalam pameran, jadi logo-logo yang sudah masuk dapat terlebih dahulu dicetak dalam undangan tahap pertama, jika nanti ada peserta baru yang bergabung dan logonya harus ada didalam undangan, maka dapat dicetak pada undangan tahap kedua. Proses produksi cetak tidak banyak menemukan kendala berarti karena bentuknya yang sederhana dan 84

28 tanpa finishing yang rumit. Proses produksi cetak tahap pertama sebanyak 25 ribu eksemplar memakan waktu 5 hari kerja. Tahap selanjutnya sebelum undangan dikirimkan adalah menempelkan label nama dari database yang sudah dicetak diatas stiker, kemudian setelah undangan tertempel stiker tahap selanjutnya adalah memasukan undangan kedalam plastik. Tahapan ini sangat diperlukan untuk melindungi undangan dan label yang sudah ditempel agar tidak rusak terkena cuaca. f. Media promosi brosur : Brosur pameran dapat berfungsi ganda, yaitu untuk menginformasikan agenda pameran kepada calon pengunjung dan juga dapat digunakan sebagai alat penjualan kepada calon peserta pameran. Dibagian depan brosur adalah agenda pameran MTT Indonesia sampai tahun 2015 yang akan datang, halaman kedua berisi informasiinformasi tentang perkembangan industri dan teknologi di Indonesia, khususnya teknologi pengolahan logam. Gambar 4.27 Tampilan luar materi brosur 85

29 Gambar 4.28 Tampilan dalam materi brosur Gambar 4.29 Aliran proses produksi materi Brosur Kemudian dihalaman ketiga adalah informasi konstruksi booth yang diinginkan beserta informasi harga, halaman ini memang khusus diperuntukan bagi calon peserta pameran. Halaman selanjutnya adalah halaman keempat, pada halaman ini terdapat post show report atau laporan dari pameran MTT Indonesia sebelumnya, berisi tentang data statistik pameran seperti jumlah pengunjung pada hari pertama sampai hari terakhir, statistik pengunjung berdasarkan sektor industri dan lain-lain. Halaman kelima adalah informasi tentang pameran yang akan diadakan selanjutnya pada tahun 2014 setelah pameran MTT 2013 Indonesia. Dan halaman terakhir adalah informasi tentang profile pengunjung pameran dan informasi tentang profil peserta pameran, sehingga baik calon pengunjung ataupun calon peserta dapat mengetahui dengan jelas apakah mereka pameran ini layak dikunjungi. 86

30 Proses desain materi promosi brosur dikerjakan oleh 1 orang senior desainer grafis dibantu dengan 1 orang asisten, dengan waktu pengerjaan selama 4 hari kerja sudah termasuk proses revisi dan persetujuan. Proses cetak brosur dikerjakan selama 6 hari kerja untuk jumlah 1000 eksemplar, proses ini lebih lama dari materi cetak undangan karena bentuk dan finishing brosur lebih rumit dari pada materi undangan. Tahap selanjutnya adalah memasukan brosur kedalam plastik agar tidak rusak terkena cuaca untuk kemudian dikirimkan ke calon peserta dan calon pengunjung yang terpilih. g. Media promosi Show Preview : Materi promosi ini dikirim bersamaan dengan undangan pameran tahap kedua kepada calon pengunjung pameran berdasarkan database ataupun melalui peserta pameran kepada pelanggan mereka masing-masing. Show preview berisi produk-produk unggulan atau terbaru dari peserta pameran yang akan dipamerkan. Selain preview produk dari peserta pameran, show preview juga berisi informasi seminar yang diadakan oleh penyelenggara pameran. Materi promosi ini paling efektif untuk menjaring calon pengunjung agar hadir di pameran MTT expo, karena dengan ditampilkannya produk-produk yang akan dipamerkan, maka calon pengunjung akan lebih antusias untuk mengetahui teknologi terbaru dari produk-produk tersebut. 87

31 Gambar 4.30 Show preview, MTT expo 2013 Gambar 4.31 Aliran proses produksi materi Show preview Proses produksi show preview memakan waktu lebih lama lagi, yaitu kurang lebih 1 bulan. Hal tersebut disebabkan karena gambar-gambar mesin beserta deskripsi singkat yang ditampilkan tidak selalu dapat diberikan dengan cepat oleh peserta pameran. Sedangkan pihak penyelenggara harus mengakomodir permintaan peserta sebaik mungkin, jadi hampir semua peserta yang ikut serta ingin produk mereka ada didalam show preview yang akan dicetak. Proses cetak show preview juga tergolong rumit. Sebelum dicetak pihak penyelenggara meminta contoh cetak terlebih dahulu karena didalamnya terdapat gambar-gambar mesin peserta, maka penyelenggara tidak ingin jika warna mesin yang tercetak nantinya meleset atau berbeda dengan tampilan mesin sebenarnya. Proses ini memakan waktu 1 hari. Selanjutnya brosur dikerjakan oleh 1 orang senior desainer grafis dibantu dengan 1 orang asisten, dengan waktu pengerjaan selama 4 hari kerja sudah termasuk proses revisi dan persetujuan. Proses 88

32 cetak brosur dikerjakan selama 6 hari kerja untuk jumlah 1000 eksemplar, proses ini lebih lama dari materi cetak undangan karena bentuk dan finishing brosur lebih rumit dari pada materi undangan. Tahap selanjutnya adalah memasukan brosur kedalam plastik agar tidak rusak terkena cuaca untuk kemudian dikirimkan ke calon peserta dan calon pengunjung yang terpilih. h. Media promosi Roll up banner : Roll up banner merupakan media promosi portable yang dapat dengan mudah dibawa. Media ini biasa digunakan pada saat konferensi pers atau juga dapat ditempatkan diruangan sehingga tidak perlu repot-repot memasangnya seperti jika hendak memasang banner atau spanduk. Untuk MTT expo 2013 penyelenggara juga memasang roll up banner di loby gedung kementerian perindustrian, loby gedung kementerian perdagangan dan dibeberapa lokasi penting lainnya yang sering dikunjungi oleh pelaku-pelaku industri baik dari dalam maupun luar kota, atau mungkin luar negeri. 89

33 Gambar 4.32 Roll Up Banner, MTT expo 2013 Gambar 4.33 Aliran proses produksi materi promosi Roll Up Banner Proses desain roll up banner masih menggunakan master desain yang sudah ada disesuaikan dengan ukuran yang ada serta beberapa tambahan ornamen dan pesan yang akan disampaikan. Proses desain dikerjakan dalam waktu 3 jam termasuk proses revisi dan persetujuan. Setelah itu materi di cetak sebanyak 10 buah dipercetakan digital terdekat yang memakan waktu kurang lebih 1 hari. Selanjutnya dilakukan pemasangan di tempat-tempat yang sudah ditentukan. 90

34 4.3 Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan pada proses produksi materi promosi yang terindikasi memiliki peluang paling sering memunculkan waste. Penyeleksian dilakukan dengan melakukan survey dan menyebarkan kuesioner pada pihak-pihak yang berkecimpung langsung dalam kegiatan produksi materi promosi seperti manajer sales, manajer operasional, staff marketing komunikasi, staff operasional, staff promosi, desain grafis, bagian gudang/packing dan bagian pengiriman. Berikut ini adalah hasil rekap dari kuesioner yang diberikan : Tabel 4.1 Hasil rekap kuesioner iklan surat kabar dan iklan majalah Tabel 4.2 Hasil rekap kuesioner iklan radio dan web banner 91

35 Tabel 4.3 Hasil rekap kuesioner EDM Invitation & Outdoor Promotion Tabel 4.4 Hasil rekap kuesioner Poster & Brosur Tabel 4.5 Hasil rekap kuesioner Undangan cetak & Show Preview Dari hasil data rekap diatas dapat dilanjutkan ke tahap pembuatan lembaran data diagram pareto seperti yang terlihat pada tabel 4.6 dibawah ini : 92

36 Tabel 4.6 Tabel lembaran data diagram Pareto No. Materi Promosi Skor Kuesioner % % Kum 1 Show Preview ,89% 28,89% 2 Undangan Cetak ,19% 54,07% 3 Brosur 60 14,81% 68,89% 4 EDM invitation 53 13,09% 81,98% 5 Outdoor Promotion 27 6,67% 88.64% 6 Poster 22 5,43% 94.07% 7 Iklan Radio 20 4,93% 99,01% 8 Web banner 4 0,99% 100% Jumlah 405 Diagram Pareto Skor Kuesioner % Kum ,89% 54,07% 68,89% 81,98% 88,64% 94,07% 99,01% 100% Show Preview Undangan Cetak Brosur EDM invitation Outdoor Promotion Poster Iklan Radio Web banner Grafik 4.1 Diagram Pareto Dari hasil diagram pareto diatas, dapat diketahui bahwa proses produksi materi promosi yang memiliki peluang terbesar dalam memunculkan waste materi promosi show preview. Maka proses penelitian selanjutnya dapat lebih difokuskan kepada produksi materi promosi show preview agar setiap proses yang dilakukan dapat sesuai dengan filosofi lean. 93

37 4.3.1 Penggambaran Value Stream Mapping Value Stream Mapping adalah suatu tools yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem secara keseluruhan beserta aliran nilai (value stream) yang terdapat dalam aktivitas suatu kegiatan atau secera keseluruhan perusahaan. Dengan Value Stream Mapping, dapat diketahui aliran informasi dan fisik dalam sistem dari masing-masing proses yang terjadi. langkah awal dalam pembuatan Value Stream Mapping adalah dengan penjelasan aliran informasi dan fisik untuk proses produksi materi show preview promosi pameran MTT expo 2013 Indonesia. 1. Aliran Informasi Aliran informasi proses produksi materi promosi show preview promosi pameran MTT expo 2013 Indonesia dibuat berdasarkan observasi (studi lapangan) dan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Penggambaran aliran informasi dilakukan pada keseluruhan pihak yang terkait dalam proses produksi materi show preview promosi MTT expo Adapun gambaran aliran informasi pada proses produksi show preview promosi pameran MTT expo 2013 adalah sebagai berikut : 1) Aliran informasi proses produksi materi show preview promosi pameran MTT expo 2013 diawali dari rapat manajemen sehubungan dengan semakin dekatnya penyelenggaraan pameran, dalam rapat tersebut disepakati bahwa harus dibuat sebuah materi preview pameran seperti yang sudah dilakukan pada pameranpameran sebelumnya untuk lebih menarik perhatian calon pengunjung. Hanya saja materi tersebut haruslah lebih lengkap dari yang sudah pernah ada mengingat pameran MTT expo 2013 adalah pameran MTT yang terbesar daripada tahuntahun sebelumnya. Maka mulai dirancang sebuah konsep materi show preview tersebut agar dapat mengakomodir kepentingan promosi pameran. 94

38 2) Berdasarkan konsep promosi tersebut, direktur operasional akan meneruskannya ke manajer operational untuk membuat konsep lanjutan dari materi show preview baik dari ukuran, bentuk dan desain yang akan dibuat menjadi sebuah konsep materi show preview yang matang. 3) Konsep materi show preview diberikan kepada staff operational dan desain grafis untuk ditindak lanjuti. 4) Staff operational dan desain grafis akan melaporkan kegiatan-kegiatan seperti pencarian vendor dan pembuatan desain kepada kepala bagian operasional beserta analisa dan tindakan jika terdapat kendala, penyimpangan dan lain-lain. 2. Aliran Fisik Aliran fisik yang terjadi selama proses produksi materi show preview promosi pameran MTT 2013 adalah sebagai berikut : 1) Bahan baku (raw material) untuk membuat materi show preview promosi adalah gambar-gambar pendukung dari industri pengolahan logam, informasi umum tentang pameran yang akan diadakan, kata-kata pembuka yang diberikan oleh bagian marketing komunikasi, gambar mesin-mesin unggulan dari peserta pameran yang akan ikut serta dan informasi singkat tentang produk-produk mesin yang akan dipamerkan. Proses selanjutnya dilakukan pengeditan dari gambargambar pendukung, dan gambar mesin-mesin yang akan dipamerkan. Pada tahap ini kualitas gambar sangat diperhatikan agar dapat menghasilkan kualitas desain yang baik. Kemudian materi tersebut disusun dan ditata oleh staff desain grafis agar terlihat menarik, rapi dan dapat memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada calon pengunjung. Setelah itu materi diberikan kepada manajer 95

39 operasional dan sales untuk diteliti apakah aspek pemasaran dan promosi yang diinginkan sudah terpenuhi. 2) Setelah desain disetujui maka proses selanjutnya adalah pembuatan final artwork untuk kebutuhan produksi cetak. final artwork adalah proses penyelesaian desain dengan memeriksa setiap bagian desain atau gambar-gambar demi kelancaran proses cetak. Proses ini meliputi pengecekan warna yang digunakan, jenis huruf yang digunakan, besar kecilnya resolusi gambar yang digunakan dan lain-lain 3) Kemudian dari hasil final artwork yang telah selesai, dilakukan proses produksi. Proses produksi cetak dilakukan oleh vendor yang telah dipilih. Pemilihan vendor percetakan dilakukan dengan memperhatikan beberapa kriteria seperti: harga terbaik, waktu tercepat dan kualitas terbaik. 4) Proses selanjutnya setelah materi show preview selesai dicetak adalah pengiriman dari vendor ke PT ECMI Indonesia. Hasil cetak yang dikirim adalah hasil cetak yang sudah melalui proses quality control oleh pihak percetakan, sehingga yang diterima oleh PT ECMI Indonesia adalah materi show preview yang sudah dalam keadaan baik dan layak. 5) Setelah sampai di PT ECMI Indonesia materi show preview akan ditempelkan label dari data calon pengunjung yang ingin dikirim berdasarkan database yang telah ada. Label tersebut berisi nama orang yang akan diundang, jabatan dan alamat lengkap dari calon pengunjung (biasanya alamat kantor atau pabrik). Label yang dicetak biasanya sudah terseleksi berdasarkan area wilayah dari calon pengunjung, sehingga pada proses ini sekalian dapat dipilah-pilah pembagian materi show preview berdasarkan pembagian wilayah tersebut. 96

40 6) Proses penempelan label dan pembagian wilayah dapat dilakukan hampir berbarengan dengan proses memasukan materi show preview kedalam plastik seal. Hal ini sangat penting untuk melindungi materi tersebut dari cuaca yang tidak menentu pada saat pengiriman. Plastik akan melindungi materi show preview agar sampai kepada calon pengunjung dengan baik dan dapat memberikan informasi dan promosi dengan baik pula. 7) Tahap selanjutnya adalah proses packing oleh bagian gudang dan packing berdasarkan wilayah pengiriman untuk mempermudah jalannya pendistribusian. 8) Proses selanjutnya adalah pendistribusian oleh bagian pengiriman. Proses ini juga melibatkan vendor untuk mengirimkan materi show preview yang tidak bisa dijangkau oleh bagain pengiriman PT ECMI Indonesia. area jangkau bagain pengiriman hanya terbatas wilayah DKI Jakarta, sedangkan untuk area diluar wilayah DKI Jakarta, peniriman dilakukan oleh vendor yang dipilih berdasarkan kriteria seperti : Pelayanan terbaik, harga terbaik dan pengiriman paling cepat serta reputasi vendor tersebut dalam industri pengiriman. 97

41 Gambar 4.34 Value Stream Mapping Proses Produksi Materi Show Preview Promosi Pameran MTT

42 4.3.2 Identifikasi Waste yang Paling Berpengaruh Proses identifikasi waste ini dilakukan dengan cara diskusi/wawancara dan menyebarkan sejumlah kuesioner. Diskusi dilakukan untuk menyatukan persepsi tenang pemahaman terhadap waste dan keterkaitan antar waste. Sedangkan penyebaran kuesioner dilakukan untuk mendapatkan bobot dari waste. Proses diskusi dan pengisian kuesioner melibatkan staf yang berkompeten serta mengetahui dengan pasti waste yang paling berpengaruh dan waste yang paling sering muncul. Kuesioner ini dibagikan kepada delapan responden yang terlibat langsung dalam proses produksi materi show preview promosi pameran MTT 2013, yaitu : 1. Manajer sales 2. Manajer operasional 3. Bagian marketing 4. Bagian operasional 5. Bagian promosi 6. Bagian desain grafis 7. Bagian gudang & packing 8. Bagian pengiriman Hasil rekap data kuesioner tentang tingkat keseringan waste yang terjadi pada materi show preview promosi MTT expo 2013 adalah sebagai berikut : 99

43 Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Identifikasi Waste pada Materi Show Preview Waste Skor Untuk Kuesioner No Jumlah Rata-rata (pemborosan) Transportation Inventory Motion Waiting Process Over Processing Over Production Defect ,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Hasil Identifikasi Waste (pemborosan) Rata-rata Gambar 4.2 Grafik Hasil Identifikasi Waste (Pemborosan) Berdasarkan hasil kuesioner diatas identifikasi pemborosan (waste) yang sering terjadi adalah : 100

44 Tabel 4.8 Rangking Hasil Identifikasi Waste (Pemborosan) Ranking Waste (Pemborosan) Jumlah Rata-rata 1 Motion Waiting Process Over Processing Over Production Transportation Inventory Defect 3 0 Tabel dan diagram batang diatas menjelaskan bahwa pemborosan (waste) yang sering terjadi pada proses produksi materi show preview promosi pameran MTT 2013 adalah motion, waiting process dan over processing Value Stream Analysis Tool (VALSAT) Setelah mendapatkan bobot dari masing-masing pemborosan, langkah selanjutnya adalah pemilihan detailed mapping tool yang sesuai dengan jenis pemborosan yang timbul pada proses yang berjalan. Pemilihan detailed mapping tool ini dilakukan berdasarkan perhitungan bobot pada value stream analysis tool (VALSAT). Perhitungan bobot pada VALSAT ini dilakukan dengan mengalikan bobot pemborosan yang diperoleh dari kuesioner dengan faktor pengali hubungan antara pemborosan dengan detailed mapping tool yang dipakai. Berikut ini adalah hasil perhitungan bobot masingmasing detailed mapping tool. 101

45 Tabel 4.9 Value Stream Analysis Tool (VALSAT) Result Dibawah ini adalah hasil pembobotan Value Stream Analysis Tool (VALSAT) yang telah diurutkan berdasarkan bobot terbesar hingga terkecil : Tabel 4.10 Hasil Pembobotan Value Stream Analysis Tool (VALSAT) Detailed Mapping tool Bobot Ranking Process Activity Mapping Supply Chain Response Matrix 52 2 Production Variety Funnel 16 5 Quality Filter Mapping 4 6 Demand Amplification Planning 24 4 Decision Point Analysis 27 3 Physical Structure

46 112 Hasil Identifikasi Value Stream Analysis Tool (VALSAT) Process Activity Mapping Supply Chain Response Matrix Production Variety Funnel Quality Filter Mapping Demand Amplification Planning Decision Point Analysis Physical Structure Grafik 4.3 Hasil Identifikasi Values Stream Analysis Tool (VALSAT) Berdasarkan tabel dan diagram tabel diatas dapat dilihat bahwa detail mapping tool yang memiliki total skor yang terbesar adalah Process activity Mapping (PAM) sebesar 112 dan Supply Chain Response Matrix (SCRM) yaitu sebesar 52. dari hasil detail mapping tool diatas yang dipilih adalah Process Activity Mapping (PAM) karena nilai PAM memiliki skor paling besar secara nyata. selanjutnya akan dibuat detailed mapping dari PAM yang ada pada proses produksi Process Activity Mapping (PAM) Process Activity Mapping merupakan sebuah tool yang digunakan untuk menggambarkan proses produksi secara detail dari tiap-tiap aktivitas yang dilakukan dalam proses produksi dan mengetahui proporsi dari kegiatan yang termasuk value added activity (VA),necessary but non value adding activity (NNVA) dan non value added activity (NVA). Peta ini mampu mengidentifikasi adanya pemborosan pada value 103

47 stream dan mengoptimalisasi proses agar lebih efisien dengan cara simplifikasi, kombinasi ataupun eliminasi. Untuk pembuatan Process Activity Mapping ini, tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Mencatat semua aktivitas yang akan dilakukan dalam proses produksi materi show preview yang antara lain, elemen kerja, waktu proses dan jumlah pekerja. 2. Mengklasifikasikan aktivitas tersebut ke dalam Operasi (Operation), Transportasi (Transportation), Inspeksi (Inspection), Penyimpanan (Storage) dan Menunggu (Delay) dengan pendefinisian sebagai berikut: Operasi (operation) adalah aktivitas yang bernilai tambah (value added) Transportasi (transportation), inspeksi (inspection) dan penyimpanan (storage) berjenis penting tapi tidak bernilai tambah (necessary but non value added) Delay adalah aktivitas yang dihindari untuk terjadi sehingga merupakan aktivitas berjenis tidak bernilai tambah (non value added) 3. Menambahkan informasi untuk proses analisa selanjutnya 4. Menganalisa proporsi aktivitas yang tergolong value added activity (VA), necessary but non value adding activity (NNVA) dan non value added activity (NVA) Pengumpulan dan Pengukuran Data PAM Pengumpulan dan pengukuran data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pengukuran langsung. data yang terdapat pada process activity mapping merupakan data untuk proses produksi materi show preview. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengumpulan data maka selanjutnya bisa dibuat Process Activity Mapping untuk proses produksi materi show preview secara lengkap. 104

48 Tabel 4.11 Process Activity Mapping Produksi Materi Show Preview Proses Langkah-langkah Peralatan Proses Desain Proses Produksi Cetak (Supplier) 105 Waktu (jam) Jumlah Pekerja Membuat konsep desain Pensil & Kertas 5 3 O Mengumpulkan materi desain berupa gambar, foto & tulisan Melakukan pengeditan gambar, foto, produk & tulisan Komputer & Koneksi Internet Aktifitas O T I S D 32 2 S Komputer desain 8 2 O Proses pembuatan layout desain Komputer desain 16 1 O Menunggu kiriman materi produk 40 D Melakukan pengeditan materi produk Komputer desain 16 2 O Proses penempatan materi produk kedalam desain Pengiriman hasil desain ke manajer Operasional dan sales Komputer desain 16 1 O Via Network 0,5 1 T Menunggu persetujuan desain 8 D Penyelesaian desain Komputer desain 2 1 O Pembuatan dummy desain Penyimpanan materi kedalam keping DVD Pengiriman materi DVD bersama dummy desain Proses pembuatan proof cetak Printer, kertas, cutter & lem Komputer & keping DVD 1 1 I 1 1 O Motor 1 1 T Mesin cetak digital 8 D Pengiriman hasil proof desain ke PT ECMI Motor 1,5 D Proses pemeriksaan proof cetak dan persetujuan 8 I Kategori VA NNVA VA VA NVA VA VA NNVA NVA VA NNVA VA NNVA NVA NVA NNVA

49 Proses penempelan label Persiapan pengiriman Pengiriman hasil persetujuan proof cetak Motor 1,5 1 T Proses produksi cetak di supplier Mesin cetak 48 I Pengiriman hasil cetak ke PT ECMI Truck 2 D Pencetakan label nama berdasarkan wilayah Pengecekan materi show preview sebelum di tempel label Penempelan label nama pada materi show preview Proses memasukan materi yang sudah tertempel label ke dalam plastik Pengepakan berdasarkan wilayah Printer & label kosong 8 1 O 8 2 I 16 6 O Plastik 16 6 O Kertas pembungkus & lakban 5 3 O Pengiriman Motor & Supplier 32 2 T NNVA NNVA NVA VA NNVA VA VA VA NNVA 106

50 Proses Langkah-langkah Peralatan Proses Desain Proses Produksi Tabel 4.12 Process Activity Mapping Produksi Materi Show Preview Setelah Perhitungan Waktu (jam) Jumlah Pekerja 107 Waktu operasi (jam) Aktifitas Kategori O T I S D O T I S D Membuat konsep desain Pensil & Kertas 5 3 O VA 5 Mengumpulkan materi desain berupa gambar, foto & tulisan Melakukan pengeditan gambar, foto, produk & tulisan Proses pembuatan layout desain Menunggu kiriman materi produk Melakukan pengeditan materi produk Proses penempatan materi produk kedalam desain Pengiriman hasil desain ke manajer Operasional dan sales Menunggu persetujuan desain Penyelesaian desain Pembuatan dummy desain Penyimpanan materi kedalam keping DVD Komputer & Koneksi Internet Komputer desain Komputer desain Komputer desain Komputer desain 32 2 S NNVA O VA O VA D NVA O VA O VA 16 Via Network 0,5 1 T NNVA 0,5 Komputer desain Printer, kertas, cutter & lem Komputer & keping DVD 8 D NVA O VA I NNVA O VA 1 Pengiriman materi DVD Motor 1 1 T NNVA 1

51 Cetak (Supplier) Proses penempelan label Persiapan pengiriman bersama dummy Proses pembuatan proof cetak Pengiriman hasil proof desain ke PT ECMI Proses pemeriksaan proof cetak dan persetujuan Pengiriman hasil persetujuan proof cetak Proses produksi cetak di supplier Pengiriman hasil cetak ke PT ECMI Pencetakan label nama berdasarkan wilayah Pengecekan materi show preview sebelum di tempel label Penempelan label nama pada materi show preview Proses memasukan materi yang sudah tertempel label ke dalam plastik Pengepakan berdasarkan wilayah Pengiriman Mesin cetak digital 8 D NVA 8 Motor 1,5 D NVA 1,5 8 2 I NNVA 8 Motor 1,5 1 T NNVA 1,5 Mesin cetak 48 I NNVA 48 Truck 2 D NVA 2 Printer & label kosong 8 1 O VA I NNVA O VA 16 Plastik 16 6 O VA 16 Kertas pembungkus & lakban Motor & Supplier 5 3 O VA T NNVA 32 Total 25 Langkah 300, ,5 Total Persentase 100% ,3 % 11,7 % 21,6 % 10,6 % 19,8 %

52 Berdasarkan tabel diatas maka didapat hasil sebagai berikut: 1. Aktifitas Operasi (Operation) Pada proses ini melibatkan 11 aktifitas operasi dari total 25 aktifitas secara keseluruhan ( 44%), dengan waktu operasi sebesar 109 jam atau 36,3% 2. Aktifitas Transportasi (Transportation) Pada proses ini melibatkan 4 aktifitas transportasi dari total 25 aktifitas secara keseluruhan (16%), dengan waktu operasi sebesar 35 jam atau 11,7% 3. Aktifitas Inspeksi (Inspection) Pada proses ini melibatkan 4 aktifitas transportasi dari total 25 aktifitas secara keseluruhan (16%), dengan waktu operasi sebesar 65 jam atau 21,6% 4. Aktifitas Penyimpanan (Storage) Pada proses ini melibatkan 1 aktifitas transportasi dari total 25 aktifitas secara keseluruhan (4%), dengan waktu operasi sebesar 32 jam atau 10,6% 5. Aktifitas Menunggu (Delay) Pada proses ini melibatkan 5 aktifitas transportasi dari total 25 aktifitas secara keseluruhan (20%), dengan waktu operasi sebesar 59,5 jam atau 19,8% Pengelompokan Waktu Berdasarkan 3 Jenis Aktifitas Dibawah ini akan dilakukan pengelompokkan proses produksi materi show preview kedalam 3 aktifitas yaitu value added activity (VA), necessary but non value adding activity (NNVA) dan non value added activity (NVA). Pada tabel ini didapatkan informasi waktu proses untuk masing-masing elemen kerja tiap-tiap prosesnya. 109

53 Tabel 4.13 Waktu Aktifitas VA, NNVA dan NVA No Kegiatan-kegiatan VA (jam) 1 Membuat konsep desain 5 NNVA (jam) 2 Mengumpulkan materi desain: gambar, foto & tulisan 32 3 Pengeditan gambar, foto, produk & tulisan 8 4 Proses pembuatan layout desain 16 NVA (jam) 5 Menunggu kiriman materi produk 40 6 Melakukan pengeditan materi produk 16 7 Proses penempatan materi produk kedalam desain 16 8 Pengiriman hasil desain ke manajer Operasional dan sales 9 Menunggu persetujuan desain 8 10 Penyelesaian desain 2 11 Pembuatan dummy desain 1 12 Penyimpanan materi kedalam keping DVD 1 13 Pengiriman materi DVD bersama dummy desain 1 14 Proses pembuatan proof cetak 8 15 Pengiriman hasil proof desain ke PT ECMI 1,5 16 Proses pemeriksaan proof cetak dan persetujuan 8 17 Pengiriman hasil persetujuan proof cetak 1,5 18 Proses produksi cetak di supplier Pengiriman hasil cetak ke PT ECMI 2 20 Pencetakan label nama berdasarkan wilayah 8 21 Pengecekan materi show preview sebelum di tempel label 22 Penempelan label nama pada materi show preview Proses memasukan materi yang sudah tertempel label ke dalam plastik Pengepakan berdasarkan wilayah 5 25 Pengiriman 32 Total waktu 0, ,5 59,5 36,78% 43,42% 19,8% Berikut ini merupakan diagram lingkaran (pie chart) hasil persentase dari aktifitas proses produksi granit yang telah dikelompokkan ke dalam 3 aktifitas yaitu value adde 110

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan BAB V ANALISA HASIL Pada bab ini akan dijabarkan hasil analisa dari pengolahan data yang telah dilakukan untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengembangan rekomendasi perbaikan pada sistem dan

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Lebih terperinci

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN EVALUASI

BAB V ANALISA DAN EVALUASI BAB V ANALISA DAN EVALUASI Setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan data maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data yang diperoleh dari, Instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya serta melakukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang disajikan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan mengenai bagaimana praktik promosi produk wisata XT Square

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT.

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN 2337-4349 PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. SUPRALITA MANDIRI Annisa Kesy Garside 1*, Faraningrum Restiana 2 1,2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING Moses L. Singgih dan Andrie Sandi Pramono Jurusan Teknik Industri ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya email: moses@ie.its.ac.id;future_sandi@yahoo.com

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.35-40 ISSN 2302-495X Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Tubagus Ardi Ferdiansyah 1, Asep Ridwan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero)

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) Ratnaningtyas, Moses Laksono Singgih Magister Managemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Cahaya Baru Mulia adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Cahaya Baru Mulia adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Cahaya Baru Mulia adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang percetakan atau advertising. Yang terletak didaerah Jakarta Pusat dan didirikan pada tanggal 29

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki

LAMPIRAN. 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki LAMPIRAN Wawancara 1 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki Indonesia? Target saat ini sampai tahun 2010 masi tetap di daerah Jakarta. Mulai dari Jakarta Barat, Jakarta

Lebih terperinci

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 45-50 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA

Lebih terperinci

5 BAB V ANALISA DAN HASIL

5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kanban Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus (Arnaldo Hernandez, 1989): Banyaknya Kanban = Permintaan Harian X Faktor Pengamanan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana BAB V RENCANA AKSI Bagian ini akan membahas mengenai rencana bisnis dan rencana aksi. Rencana bisnis yang akan dibahas terdiri dari lima bagian yaitu misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Natura Foods Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri minuman dalam kemasan gelas dan sachet. Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE PRODUK GRANIT DI DIVISI PRODUKSI PADA PT. IMPERO GRANITO UTAMA

TUGAS AKHIR PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE PRODUK GRANIT DI DIVISI PRODUKSI PADA PT. IMPERO GRANITO UTAMA TUGAS AKHIR PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE PRODUK GRANIT DI DIVISI PRODUKSI PADA PT. IMPERO GRANITO UTAMA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dirancang untuk mengetahui aliran supply chain management pada sereh wangi desa Cimungkal Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga hal

Lebih terperinci

PENENTUAN KEBIJAKAN PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING

PENENTUAN KEBIJAKAN PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING PENENTUAN KEBIJAKAN PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING Moses L. Singgih dan Andrie Sandi Pramono Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim)

PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim) PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim) Moses L. Singgih dan M.Vina Permata Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

Rancangan Lean Manufacturing System Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Di Perusahaan Komponen Otomotif (Studi Kasus Di PT.

Rancangan Lean Manufacturing System Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Di Perusahaan Komponen Otomotif (Studi Kasus Di PT. Rancangan Lean Manufacturing System Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Di Perusahaan Komponen Otomotif (Studi Kasus Di PT. KI Plant Subang) Edi Susanto 1, Arief Irfan Syah Tjaja 2 1,2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai aktivitas promosi yang dilakukan oleh perusahaan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT Rian Adhi Saputra 1*), Moses L. Singgih 2) Bidang Keahlian Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Waiting Time dalam Proses Perakitan MV Switchgear dengan Lean Production

Analisis Waiting Time dalam Proses Perakitan MV Switchgear dengan Lean Production Performa (2012) Vol. 11, No. 1: 37-44 Analisis Waiting Time dalam Proses Perakitan MV Switchgear dengan Lean Production R. Pitaloka Naganingrum,1), Lobes Herdiman 2) 1) Alumni Teknik Industri UNS 2) Staf

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Wawancara perancangan sistem penjualan PT. Master Centranusa Cemerlang

Lampiran 1. Wawancara perancangan sistem penjualan PT. Master Centranusa Cemerlang L 1 Lampiran 1 Wawancara perancangan sistem penjualan PT. Master Centranusa Cemerlang Tabel wawancara perancangan sistem penjualan terhadap manajer pemasaran Rusdi Manajer Pemasaran Tanggal Wawancara 19

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendesain dan memproduksi circuit breaker untuk perlindungan peralatan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendesain dan memproduksi circuit breaker untuk perlindungan peralatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin kompetitif memacu perusahaan untuk meningkatkan kualitas perusahaan. Menurut Kosasih dan Budiani (2007:80) dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA.

PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA. PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Perusahaan Saat ini kemajuan teknologi informasi semakin berkembang. Semakin banyak produk-produk yang bermunculan untuk memenuhi kebutuhan teknologi informasi,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 PROSES PELAKSANAAN UMUM Client Datang Customer Service Sales & Marketing Produk Jadi Produksi Desain / Deksprint Perusahaan Multi Print ini memiliki divisi pekerjaan yang

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : CV. CreaThink! Gambar 1. Logo Creathinks (Sumber: Dokumen CV. CreaThink!) Kantor Pusat Lokasi CV. CreaThink!

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT TESIS PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT Oleh : RIAN ADHI SAPUTRA 9109201408 Latar Belakang PT. PMT industri perakitan peralatan rumah tangga Pemberlakuan

Lebih terperinci

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V)

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) Rika Ajeng Priskandana, I Nyoman Pujawan Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga industri manufaktur mulai mengadopsi sistem Just In Time atau Kanban karena keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang akan dijadikan sebagai acuan, prosedur dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian, sehingga permasalahan yang diangkat

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA KEBUTUHAN dan TUJUAN SISTEM

BAB 3. ANALISA KEBUTUHAN dan TUJUAN SISTEM BAB 3 ANALISA KEBUTUHAN dan TUJUAN SISTEM 3.1 Sejarah Perusahaan PT.Lifelong Leraning pertama kali berdiri pada tanggal 23 Oktober 2003 bertempat di Wisma Bisnis Indonesia Jln. Letjen S.Parman Kav.12 Lt.14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Kualitas dari SDM akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Kualitas dari SDM akan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan, tanpa manusia maka sumber daya perusahaan tidak akan dapat menghasilkan laba

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI DISUSUN OLEH : WAHYU EKO NURCAHYO 0632010198 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data digunakan untuk elemen penyusunan current value state mapping agar mendapatkan satu rangkaian proses yang terjadi dalam pemenuhan

Lebih terperinci

Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A

Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A Fendy Aurino 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT A is a manufacturing company which produces consumer goods. Transportation Department

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Umum Lean Lean pertama kali diperkenalkan oleh Toyota dan dikenal dengan Toyota Production System (Howell, 1999; Liker, 2004). Sistem Produksi Toyota

Lebih terperinci

Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking

Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking 1 Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking Hans Roberto Widiasmoro, dan Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI Oleh : SABTA ADI KUSUMA 05 32010 132 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE)

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE) PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE) Santi Nihayatur Rahmah, Moses L. Singgih MMT ITS, Surabaya Santy_nr@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Metode penelitian adalah suatu prosedur atau kerangka yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT...ii AYAT AL-QUR AN... iii PERUNTUKKAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Gramedia Printing berdiri sejak tahun 1972, terletak di Jl. Palmerah Selatan 22-28 Jakarta dengan Nomor

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC

Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.48-53 ISSN 2302-495X Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC Erry Riyadi Prabowo 1, Asep Ridwan 2, Achmad Bahauddin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan Pada sub bab ini meliputi penjelasan secara rinci pada lokasi kerja praktek berupa identitas perusahaan, sejarah, visi dan misi, kebijakan yang diberlakukan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Red Army Watches Indonesia (PT. RAW Indonesia) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang retail yang mengelola butik jam tangan bernama

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif yaitu metode untuk menyelidiki objek yang dapat diukur dengan angka-angka

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V Prita Lukitasari 1) dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Klaim yang tidak ditangani dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Klaim yang tidak ditangani dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Klaim merupakan salah satu permasalahan yang sangat serius bagi perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Klaim yang tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan

Lebih terperinci

PADA SISTEM PRODUKSI KECAP LOMBOK MERAH KEMASAN BOTOL KACA DENGAN PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING

PADA SISTEM PRODUKSI KECAP LOMBOK MERAH KEMASAN BOTOL KACA DENGAN PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING LAPORAN TUGAS AKHIR MINIMASI WASTE PADA SISTEM PRODUKSI KECAP LOMBOK MERAH KEMASAN BOTOL KACA DENGAN PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING (Studi Kasus: PT. Lombok Gandaria) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard.

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard. L 1 LAMPIRAN WAWANCARA 1. Bisa menceritakan sejarah PT. Lucky Print Abadi? Sejarah perusahaan dapat dilihat pada Company Profile yang telah kami berikan kepada kalian 2. Produk apa yang diproduksi PT.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Rumah.com adalah sebuah perusahaan media online yang ideal untuk pencarian properti, seperti rumah, bangunan komersial, dan

Lebih terperinci

Variabel Keputusan-Keputusan Dalam Pemasaran Langsung

Variabel Keputusan-Keputusan Dalam Pemasaran Langsung dalam jumlah besar atau menggunakan komunikasi massa. Bentuk komunikasi semacam ini memang mampu menjangkau konsumen dalam jumlah besar pada wilayah yang luas dan dilakukan secara serentak dengan isi pesan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lean Thinking Pada dasarnya konsep lean adalah konsep perampingan atau efisiensi. Konsep ini dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur maupun jasa, karena pada dasarnya konsep

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. digital merk Jadever, LOCOSC & Vibra (Shinko Denshi Co, Ltd). Kategori produk

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. digital merk Jadever, LOCOSC & Vibra (Shinko Denshi Co, Ltd). Kategori produk BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. VGA SCALE INDONESIA adalah distributor / supplier timbangan digital merk Jadever, LOCOSC & Vibra (Shinko Denshi Co, Ltd). Kategori produk yang

Lebih terperinci

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University RANCANGAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG MENGGUNAKAN 5-S SYSTEM DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION (STUDI KASUS: DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-530

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-530 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-530 Penerapan Metode Lean Gainsharing Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Kinerja Karyawan Dengan Meningkatkan Produktivitas Maria Ulfa dan Moses

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 MENGURANGI AKTIVITAS-AKTIVITAS YANG TIDAK BERNILAI TAMBAH UNTUK MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PENERAPAN COMPUTERIZED MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM (CMMS) DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING Chauliah Fatma Putri,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM

BAB 3 ANALISIS SISTEM BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT Bina Karakter Bangsa merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan. Perusahaan ini didirikan oleh Rudy Susilo, Swanky

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge 85 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge Manajemen Player s Pool n Lounge menyusun sebuah strategi komunikasi pemasaran, dengan mengacu beberapa

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016 PERENCANAAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN PIPA GAS DENGAN PENERAPAN METODE LEAN CONSTRUCTION UNTUK MEREDUKSI WASTE (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS PERTAMINA PORONG GRATI) M. Riski Imansyah Lubis

Lebih terperinci

L 31. L. 44 Tampilan Layar Distributor Halaman Promosi. L. 45 Tampilan Layar Distributor L- 1 Halaman Komplain

L 31. L. 44 Tampilan Layar Distributor Halaman Promosi. L. 45 Tampilan Layar Distributor L- 1 Halaman Komplain L 31 L. 44 Tampilan Layar Distributor Halaman Promosi L. 45 Tampilan Layar Distributor L- 1 Halaman Komplain L 32 L. 46 Tampilan Layar Distributor Halaman Pertanyaan L- 2 L. 47 Tampilan Layar Distributor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan penyedia jasa pengiriman barang memegang peranan yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan penyedia jasa pengiriman barang memegang peranan yang sangat penting. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam hal pengiriman barang baik ke dalam negeri maupun luar negeri, perusahaan penyedia jasa pengiriman barang memegang peranan yang sangat penting. Masyarakat dapat

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah PT. Jaya Wahana Terpadu. yang berhubungan dengan perpajakan seperti konsultasi, identifikasi,

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah PT. Jaya Wahana Terpadu. yang berhubungan dengan perpajakan seperti konsultasi, identifikasi, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum PT. Jaya Wahana Terpadu 3.1.1 Sejarah PT. Jaya Wahana Terpadu PT. Jaya Wahana Terpadu adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultasi perpajakan,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera Dalam pelaksanaan penggajian, faktor pengamanan harus diperhatikan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber pendapatan adalah berasal dari kegiatan penjualan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul IMPLEMENTASI KONSEP LEAN THINKING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan secara global terjadi didalam bidang teknologi dan informasi, dengan perkembangan secara cepat ini menyebabkan persaingan di antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Perusahaan. PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Perusahaan. PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pariwisata. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT Catra Nusantara Bersama adalah perusahaan yang bergerak di bidang chemical, didirikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Berawal dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap insan, yaitu kebutuhan sandang, telah memberikan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh industri kecil, yaitu pabrik jamu Bisma Sehat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA)

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) Nugroho Wicaksono, Moses L. Singgih Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Logistik Perusahaan Garment Pada umumnya proses bisnis manufakturing garment dikelola sendiri oleh perusahaan, dari proses perencanaan produksi, operasi di pabrik,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING

IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING (Studi kasus : Divisi Work Fitting PT ATMI Solo) Diajukan

Lebih terperinci