BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Masalah 1. Mahasiswa mengetahui apa itu dokumentasi manual

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Masalah 1. Mahasiswa mengetahui apa itu dokumentasi manual"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di era globalisasi sekarang ini berkembang begitu pesat. Salah satu kemajuan teknologi tersebut adalah teknologi informasi (TI) yang telah merambah di berbagai bidang kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang semakin mutakhir, membawa pengaruh yang cukup signifikan terhadap berbagai bidang. Salah satunya adalah bidang kesehatan. Perkembangan teknologi yang semakin modern memiliki dampak yang positif dan sangat berguna bagi kepentingan bersama. Teknologi dapat membantu manusia dalam bekerja khususnya efisiensi tenaga dan waktu yang biasanya dikerjakan secara manual, kini lebih efektif dengan adanya pemanfaatan teknologi. Salah satu penerapan teknologi yaitu di bidang kesehatan khususnya di profesi keperawatan. Adanya teknologi dengan penggunaan sistem komputerisasi tentu membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Dengan adanya teknologi ini, proses pendokumentasian yang biasanya dikerjakan secara manual kini menjadi lebih efisien dan lebih cepat. Selain itu, sistem ini memberi kemudahan kepada perawat dalam menginput data-data klien. Hal yang terpenting adalah penggunaan teknologi ini mampu memberikan waktu kepada perawat berada disamping pasien sehingga akan terjalin hubungan terapeutik. Sistem komputerisasi sudah mulai dikembangkan di Indonesia. Berbagai rumah sakit di Indonesia pun telah berencana dan mengaplikasikan pendokumentasian ini secara bertahap. Secara langsung sistem ini tentunya memberikan keuntungan dalam penyimpanan data atau rekam medik dalam jangka waktu yang relatif lama. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan dokumentasi manual? 2. Apa manfaat dari dokumentasi manual? 3. Apa yang dimaksud dengan dokumentasi terkomputerisasi? 4. Apa manfaat dari dokumentasi terkomputerisasi? 1.3 Tujuan Masalah 1. Mahasiswa mengetahui apa itu dokumentasi manual 1

2 2. Mahasiswa mengetahui apa manfaat dari dokumentasi manual 3. Mahasiswa mengetahui apa itu dokumentasi terkomputerisasi 4. Mahasiswa mengetahui apa manfaat dari dokumentasi terkomputerisasi 2

3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Dokumentasi Potter (2005) mendefinisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah satu bentuk upaya membina dan mempertahankan akontabilitas perawat dan keperawatan (Webster New World Dictionary dalam Marelli (1996). Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach, 1991). Berbagai sistem dokumentasi yang digunakan saat ini, yaitu: catatan yang berorientasi pada sumber, rekam medis yang berorientasi pada masalah, model masalah, intervensi, evaluasi (problem intervention evaluation (PIE)), pencatatan fokus, pencatatan berdasarkan penyimpangan (Charting by exeption, CBE), dokumentasi komputerisasi, dan manajemen kasus. 1. Dokumentasi Keperawatan Manual Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pendokumentasian tertulis ini sangat membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga form pendokumentasian sering tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga memiliki kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas sering terselip. Pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian terseut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi buku legal jika terjadi suatu gugatan hukum, sehingga perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum. Manfaat dokumentasi keperawatan secara manual, yaitu : 3

4 Sebagai wahana komunikasi antar tim keperawatan dan dengan tim kesehatan lain Sebagai bagian yang permanen dari rekaman medik Sebagian dokumen yang legal dan dapat diterima di pengadilan. Tueng (1996) menambahkan, dengan: - Untuk menghindari pemutarbalikan fakta. - Untuk mencegah kehilangan informasi. - Agar dapat dipelajari perawat lain. A. Catatan Yang Berorientasi Pada Sumber Dokumentasi SOR (source-oriented-record) atau catatan yang berorientasi pada sumber merupakan dokumentasi yang berorientasi pada sumber informasi. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap anggota tim kesehatan membuat catatan sendiri dari hasil observasi. Kemudian, semua hasil dokumentasi dikumpulkan menjadi satu. Sehingga masing-masing anggota tim kesehatan melaksanakan kegiatan sendiri tanpa bergantung dengan anggota tim kesehatan yang lain. Misalnya : kumpulan dokumentasi yang bersumber dari dokter, bidan, perawat, fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain. Dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi, lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit. Bidan menggunakan catatan kebidanan, begitu pula yang lainnya mempunyai catatan masing-masing. Dokumentasi ini dapat diterapkan pada pasien rawat inap, yang didalamnya terdapat catatan pesan dokter yang ditulis oleh dokter, dan riwayat keperawatan yang ditulis oleh perawat. Namun demikian, secara umum catatan ini berupa pesan dokter. Catatan-catatan dalam model ini ditempatkan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengolah pendokumetasian. Dokumentasi SOR ini dapat dibuat dengan formulir grafik, format pemberian obat, format catatan perawat termasuk riwayat penyakit klien, riwayat perawatan dan perkembangan pasien, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan diagnostik, formulir masuk rumah sakit dan formulir untuk tindakan operasi yang ditandatangani oleh pasien dan keluarga. Komponen catatan yang berorientasi pada sumber Formulir Informasi Lembar penerimaan (bagian Nama lengkap, tanggal lahir, usia, jenis kelamin 4

5 depan) Nomor jaring pengaman sosial, Alamat Status perkawinan; kerabat atau orang terdekat yang perlu dihubungi jika terjadi kedaruratan. Pengkajian awal keperawatan Tanggal, waktu, dan diagnosis pada saat masuk Alergi obat atau makanan. Nama dokter yang menerima(dokter jaga). Informasi asuransi. DRG yang diterapkan. Catatan grafik Temuan dari riwayat keperawatan awal dari pengkajian kesehatan fisik. Catatan keperawatan sehari hari Suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, tekanan darah, berat badan setiap hari, dan pengukuran khusus, seperti asupan dan haluaran cairan serta saturasi oksigen. Bagan alir khusus Catatan aktivitas,diet,mandi,dan eliminasi Contoh: catatan keseimbangan cairan,pengkajian kulit. Catatan medikasi Nama, dosis, cara, waktu, tanggal obat yang diberikan secara teratur. Nama atau inisial orang yang memeberikan obat Pengkajian klien yang berhubungan. Catatan perawat naratif Asuhan keperawatan spesifik yang meliputi penyuluhan dan respons klien. Keluhan klien dan cara klien mengatasinya Anamnesis medis dan pemeriksaan fisik Riwayat medis masa lalu dan keluarga,masalah medis saat ini,diagnosis banding atau diagnosis 5

6 saat ini, temuan pemeriksaan fisik oleh dokter. Lembar instruksi dokter Instruksi medis untuk obat, terapi, dan sebagainya. Catatan dokter perkembangan Observasi medis,terapi,kemajuan klien, dan sebagainya. Catatan konsultasi Laporan oleh spesialis medis dan klinis. Laporan diagnostik Contoh: laporan lab,laporan sinar-x,laporan CT scan. Laporan konsultasi Terapi fisik : terapi pernafasan. Rencana pemulangan klien dari ringkasan rujukan Dimulai pada saat masuk dan dilengkapi pada saat pulang: mencakup masalah keperawatan, informasi umum, dan data rujukan. Dokumentasi SOR (source-oriented-record) memiliki keuntungan dan kerugian dalam penggunaannya : Keuntungan 1. Menyajikan data yang secara berurutan dan mudah diidentifikasi 2. Memudahkan perawat untuk cesara bebas bagaimana informasi akan dicatat 3. Format dapat menyederhanakan proses pencatatan masalah, kejadian, perubahan intervensi dan respon klien atau hasil. Kerugian 1. Potensial terjadinya pengumpulan data yang terfragmentasi, karena tidak berdasarkan urutan waktu. 2. Kadang-kadang mengalami kesulitan untuk mencari data sebelumhya, tanpa harus mengulang pada awal. 3. Superficial pencatatan tanpa data yang jelas. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk menentukan masalah dan tindakan kepada klien. 6

7 4. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk menentukan masalah dan tindakan kepada klien. 5. Waktu pemberian asuhan memerlukan waktu yang banyak. 6. Data yang berurutan mungkin menyulitkan dalam interpretasi/analisa. 7. Perkembangan klien sulit di monitor. B. Rekam Medis Yang Berorientasi Pada Masalah Pada rekam medis yang berorientasi pada masalah (problem-oriented medical record, POMR) atau catatan yang berorientasi pada masalah (problem-oriented record, POR), yang ditetapkan oleh Lawrence Weed pada tahun 1960-an, data disusun berdasarkan masalah klien, bukan sumber informasi. Anggota tim kesehatan membuat daftar masalah, rencana asuhan,dan catatan perkembangan. Rencana untuk setiap masalah aktif atas potensial disususun dan catatan perkembangan dibuat untuk setiap masalah. Beberapa istilah yang berhubungan dengan sistem pencatatan ini yaitu : 1. PORS : Problem Oriented Record, juga dikenal sebagai orientasi pada masalah 2. POR : Problem Oriented Record 3. POMR : Problem Oriented Medical Record 4. PONR : Problem Oriented Nursing Record Yaitu metode untuk menyusun data pasien yang diatur untuk mengidentifikasikan masalah keperawatan dan medik. Sistem dokumentasi ini memusatkan data tentang klien didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien. Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian layanan kepada klien. Keuntungan POMR, yaitu : a) Mendorong kolaborasi dan b) Daftar masalah di bagian depan catatan mewaspadakan pemberi asuhan terhadap kebutuhan klien dan memepermudah menelusuri status setiap masalah. Kerugiannya POMR, yaitu : a) Pemberi asuhan memiliki kemampuan berbeda dalam menggunakan format pencatatan yang diperlukan b) POMR memerlukan kewaspadaan yang konstan untuk mempertahankan keterkinian daftar masalah, dan 7

8 c) POMR kurang efisien karena pengkajian dan intervensi yang diterapkan pada lebih dari satu maslah harus diulang. Selain itu, bagan alir dan catatan pulang ditambahkan pada catatan sesuai kebutuhan. Berikut adalah contoh catatan keperawatannya : Tanggal Waktu 6/6/ Latihan rentang gerak pasif diberikan untuk lengan dan tungkai kanan. Latihan aktif asistif pada lengan dan tungkai kiri. Memiliki tanda garukan. Pada lengan bawah kanan dan kiri. Menyatakan, kulit punggung dan lengan. Saya gatal-gatal selama seminggu. Ruam tidak ada. Tidak ada riwayat. Pruritus sebelumnya. Alergi terhadap elastrolpast tetapi tidak memakainya. Akhir-akhir ini. Dr.J.Wong diberi tahutom Ritchie RN Memakai lotion kalamin pada punggung dan lengan. Inkontenensia urine. Gelisah Tom Ritchie RN. Rekam medis berdasarkan masalah (POMR) terbagi dalam 4 bagian utama, yaitu : 1. Data dasar Data dasar terdiri atas semua informasi yang diketahui tentang klien ketika klien pertama kali masuk ke institusi perawatan kesehatan. Data dasar mencakup pengkajian keperawatan, anamnesis dokter, data sosial dan keluarga, dan hasil pemrikasaan fisik dan pemriksaan diagnotik dasar. Data selalu diperbarui sesuai perubahan status kesehatan klien. 2. Daftar masalah Daftar maslah berasal dari data dasar. Daftar ini biasanya dicantumkan pada bagian depan catatan dan berfungsi sebagai indeks untuk entri yang diberi nomor pada catatan perkembangan. Masalah disusun berdasarkan urutan identifikasinya dan susunan tersebut terus diperbarui ketika masalah baru diidentifikasi dan maslah lain teratasi. Semua pemberi asuhan dan membuat daftar masalah, yang mencakup kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, budaya, spiritual, perkembangan, dan lingkungan klien. Dokter menulis masalah sebagai diagnosis 8

9 medis, prosedur bedah, atau gejala; perawat menulis masalah sebagai diagnosis keperawatan. Ketika kondisi klien berubah atau lebih banyak data diperoleh, mungkin pelu untuk mengidentifikasi kembali masalah. Menggambarkan bagaimana hal ini dilakukan untuk masalah 1B, 1C, dan 2. Ketika teratasi, satu masalah dicoret dan nomor tersebut tidak digunakan lagi untuk klien tersebut. Misalkan seperti table berikut : No Tanggal Tanggal masuk tidak aktif #1 9/3/03 CVA yang mengakibatkan hemiplegia kanan dan kelemahan sisi kiri #1A 9/3/03 Defisit perawatan diri (higine, eliminasi, berhias, makan) #1B 9/3/03 Hambatan mobilitas fisik (tidak mampu mengubah posisi dan mengatur posisi sendriri) #1C 9/3/03 Inkontinensia urine total #1D 9/3/03 Disfaisa progresif #2 9/3/03 Konstipasi b/d imobilitas #3 9/3/03 Riwayat depresi #4 9/3/03 Hipertensi esensial #5 6/6/03 Pruritus #2 10/6/03 Risikio konstipasi b/d insufisiensi asupan serat #1C 17/1/04 Inkontinensia urine urgensi pada mlam hari #1B 7/2/04 Hambatan mobilitas fisik (memerlukan 2 orang asisten untuk berpindah dan berjalan) Daftar masalah memiliki fungsi sebagai berikut : a. Meregristasi semua permasalahan b. Menjaga efisiensi, ketelitian dan reliabilitas dalam pengelolaan pasien secara holistik c. Untuk berkomunikasi dengan sejawat, pasien dan tenaga medis profesional lain d. Mengindikasi status masalah, apakah aktif, nonatif atau tidak teratasi e. Sebagai pedoman asuhan pasien. 9

10 Daftar masalah sangat penting fungsinya. Oleh karena itu, daftar masalah harus lengkap, termasuk masalah sosial yang berpengaruh terhadap perjalanan penyakit dan pengobatan. 3. Rencana asuhan Daftar awal program atau rencana asuhan dibuat dengan mengacu pada masalah aktif. Rencana asuhan disusun oleh individu yang membuat daftar maslah. Dokter menulis intruksi dokter atau rencana asuhan medis : perawat menulis program keperawatan atau rencana asuhan keperawatan. 4. Catatan perkembangan Catatan perkembangan dalam POMR adalah entri catatan yang dibuat oleh semua profesional kesehatan yang terlibat dalam perawtaan klien: mereka semua menggunakan jenis lembar yang sama untuk pencattan. Catatan perkembangan diberi nomor untuk menghubungkannya dengan maslah pada daftar masalah dan dapat diberi hruf untuk jenis data. Misalnya, format SOAP sering kali digunakan. SOAP adalah akronim untuk data subjektif,data objektif,pengkajian,dan perencanaan. S-data subjektif terdiri atas informasi yang diperoleh dari pernyataan klien. Data ini menggambarkan persepsi dan pemgalamn klien dengan maslah. Jilka mungkin, perawat mengutip kata kata klien. Jika tidak,kata kata klien diringkas. Data subjektif dicantumkan hanya jika penting dan relevan dengan maslaah 0-data objektifterdiri atas informasi yang diukur atau diobservasi melalui indra (mis.,tanda tanda vital,hasil pemeriksaan lab,dan sinar-x). A-pengkajian adalah interpretasi atau kesimpulan yang ditarik tentang data subjektif dan objektif. Selama pengkajian awal, daftar maslaah dibuat dari data dasar, sehingga entri A harus menjadi pernyataan maslah. Dalam catatan SOAP berikutnya untuk maslah tersebut, A harus menjelaskan kondisi klien dan tingkat perkembangan,bukan hanya menyatakan kembali diagnosis atau masalah.prencana adalah rencana asuhan yang dirancang untuk menyelesaikan masalah yang ditetapkan. Rencana awal ditulis oleh orang yang memasukkan maslah ke dalam catatan. Semua rencana selanjutnya,termasuk revisi,dimasukkan ke dalam catatan perkembangan.selama bertahun tahun,format SOAP telah dimodifikasi, akronim SOAPIE dan SOAPIER mengacu pada format yang menambahkan intervensi,evaluasi,dan revisi. 10

11 I-Intervensi mengacu pada intervensi spesifik yang dilakukan secara aktual oleh pemberi asuhan. E-Evaluasi mencakup respons klien terhadap intervensi keperawatan dan pengobatan medis. Hal ini terutama berisi data pengkajian ulang.r-revisi menggambarkan modifikasi rencana asuhan yang diindikasikan oleh evaluasi. Perubahan dapat dibuat pada hasil yang diharapkan,intervensi,atau tanggal target.versi terbaru format ini menghilangkan data subjektif dan data objektif serta dimulai dengan pengkajian, yang memadukan data subjektif dan data objektif. Akronim kemudian menjadi AP,APIE atau APIER (Mosby,1999). C. Evaluasi (Problem Intervention Evaluation / PIE) PIE adalah suatu singkatan dan (Identifikasi Problem, Inteivenstion dan Evaluation). Sistem pencatatan adalah suatu pendekatan orientasi-proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa keperawatan. a. Penggunaan Format PIE tepat digunakan untuk sistem pemberian asuhan keperawatan primer. Pada keadaan klien yang akut, perawat primer dapat melaksanakan dan mencatat pengkajian waktu klien masuk dan pengkajian sistem tubuh dan diberi tanda PIE setiap hari. Setelah itu Perawat Associate (PA) akan melaksanakan tindakan sesuai yang telah direncanakan. Karena PIE didasakan pada proses keperawatan, akan membantu menfasilitasi perbedaan antara pembelajaran dikelas dan keadaan nyata pada tatanan praktik pendokumentasian yang sesungguhnya. b. Karakteristik PIE 1. Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu klien masuk diikuti pelaksanaan pengkajian sistem tuhuh setiap pergantian jaga (8 jam). 2. Data masalah hanya dipergunakan untuk asuhan keperawatan klien jangka waktu yang lama dengan masalah yang kronis. 3. Intervensi yang dilaksanakan dan rutin dicatat dalam flowsheet. 4. Catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan nomor intervensi keperawatan yang spesifik berhubungan dengan masalah yang spesifik. 5. Intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai dengan I (Intervensi) dan nomor masalah klien yang relevan dicatat. 6. Keadaan klien sebagai pengaruh dan intervensi diidentifikasi dengan tanda E (evaluasi) dan nomor masalah. 11

12 7. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal setiap 8 jam (setiap pergantian jaga). c. Keuntungan dan Kerugian Keuntungan Memungkinkan penggunaan proses keperawatan Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan Memungkinkan pemberian asuhan keperawatan yang kontinyu karena secara jelas mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan Perkembangan klien mulai dari klien masuk sampai pulang dapat dengan mudah digambarkan Dapat diadaptasi untuk catatan yang otomatis Kerugian Tidak dapat dipergunakan untuk pencatatan untuk semua disiplin ilmu Pembatasan rencana tindakan yang tidak aplikatif untuk beberapa situasi keperawatan Tanggal Jam Pencatatan (Remark) 22/8/ P # 1 Resiko perlukan berhubungan dengan riwayat sering jatuh selama di rumah IP # 1 Sarankan klien untuk meminta bantuan jika ingin keluar dari ruangan P # 2 Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan tindakan arteriogram EP # 2 Diskusikan dengan klien. Jelaskan prosedur arteriogram IP # 2 Dst. Catatan Perkembangan Pasien (Susunan Pencatatan) Ada beberapa bentuk format dokumentasi yang dapat digunakan perawat untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah pasien antara lain : 1. S.O.A.P Format SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien. 12

13 S : Subjective : Pernyataan atau keluhan dari pasen O : Objective : Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga. A : Analisys : Kesimpulan dari objektif dan subjektif P : Planning : Rencana tindakan yang akan dilakuakan berdasarkan analisis Tanggal Waktu Masalah S.O.A.P 30/6/ Integritas kulit S : pasien mengeluh rasa nyeri sekitar luka ketika dipalpasi O : pada balutan luka terlihat warna jambu dan tidak berbau A : luka memperlihatkan tanda awal dari penyembuhan P : teruskan perawatan luka Tanda tangan : Zr Aminah 2. S.O.A.P.I.E.R Format SOAPIER lebih tepat digunakan apabila rencana pasien ada yang akan dirubah dan proses evaluasi mulai dilakukan. S : Subjective : Pernyataan atau keluhan pasien O : Objective : Data yang diobservasi A : Analisis : Kesimpulan berdasarkan data objektif dan subjektif P : Planning : Apa yang dilakukan terhadap masalah I : Implementation : Bagaimana dilakukan E : Evaluation : Respons pasen terhadap tindakan keperawatan R : Revised : Apakah rencana keperawatan akan dirubah Tanggal Waktu Masalah S.O.A.P.I.E.R 30/6/ Luka infeksi S : Pasien mengeluh nyeri sekitar luka ketika dipalpasi O : Pada balutan luka terlihat ada nanah dan berbau A : Terjadi infeksi pada luka P : Teruskan perawatan luka I : Basahi luka dengan NaCl 0,9% sesuai instruksi E : Luka masih bernanah 13

14 R : Ganti balutan menjadi 2 kali/har D. Pencatatan Fokus Process Oriented System atau lebih sering disebut pencatatan FOCUS yang orientasi utama pada pencatatan ini adalah proses pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan diagnosa fokus. Pencatatan Fokus adalah suatu proses orientasi dan klien fokus. Hal ini digunakan proses keperawatan untuk mengorganisir dokumentasi asuhan. Jika menuliskan catatan perkembangan, format DAR (data-actoin-respons) dengan 3 kolum. a. Data : berisi tentang data subjektif dan objektif yang mendukung dokumentasi fokus. b. Actions : merupakan tindakan keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan berdasarkan pengkajian/evaluasi keadaan klien. c. Rensponse : menyediakan keadaan respon klien terhadap tindakan medis atau keperwatan. FOCUS dapat digunakan untuk menyusun fungsi DAR sebagai kunci dan pedoman terhadap kewajiban orientasi proses. Keuntungan 1. Istilah FOCUS lebih luas dan positif dibanding penggunaan istilah problem 2. Pernyataan FOCUS, pada tingkat yang tinggi, adalah diagnosa keperawatan 3. FOCUS dengan DAR adalah fleksibel dan menyediakan kunci dan pedoman pencatatan diagnosa keperawatan 4. Catatan rencana keperawatan merupakan pencatatan INDEKS berdasarkan tanda FOCUS yang memudahkan informasi untuk dikenali 5. Waktu lebih singkat tanpa harus menuliskan pada beberapa bagian pada format 6. Sistem ini mudah digunakan dan dimengerti oleh tenaga kesehatan lainnya. Bahasa dan proses pencatatan menggunakan istilah yang umum Kerugian 1. Penggunaan pencatatan action dapat membingungkan, khususnya tindakan yang akan atau yang telah dilaksanakan 2. Penggunaan FOCUS pada kolom tidak konsisten dengan istilah pada rencana tindakan keperawatan Contoh Format Fokus : 14

15 Tanggal / Waktu / Jam / Tanda Tangan Fokus Catatan keperawatan kategori : DAR Keadaan pasien, diagnosa Data : tahap pengumpulan keperawatan, masalah data dan informasi penyebab atau definisi subyektif dan obyektif karakteristik dinyatakan yang mendukung fokus. dalam fokus Action : tindakan yang segera dan akan dilakukan berdasarkan pengkajian data, kegiatan actual yang penting untuk melaksanakan rencana tindakan keperawatan dan medis. 22 agustus 2001 / malam hari / jam Nursyamsi intake cairan yang tidak adekuat Response : penjabaran respon klien terhadap tindakan keperawatan atau medis, menandakan apakah rencana tujuan, rencana tindakan dapat dicapai atau penyelesaian fokus. Mungkin menyediakan data yang mendukung perubahan dalam rencana keperawatandan medis. 1.Berikan minuman yang disukai : juice dll 2.Berikan cairan sebelum dan sesudah makan 3.Anjurkan untuk selalu mencatat setiap masukan 15

16 dan pengeluaran cairan. E. Pencatatan Berdasarkan Penyimpangan Dimulai sejak tahun 1983 di St Luke Medikal Center In Milkwankee. Pencatatan berdasarkan penyimpangan atau Charting by exception (CBE) adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar. CBE mengintegrasikan tiga komponen kunci yaitu : a. Flowsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan indikator pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter dan bidan, grafik, catatan pendidikan dan pencatatan pemulangan pasien b. Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktik keperawatan, sehingga mengurangi pencatatan tentansg hal rutin secara berulang kali. Oleh karena itu standar harus cukup spesifik dan menguraikan praktik keperawatan yang sebenarnya serta harus dilakukan oleh perawat di bangsal, walaupun ada juga standar khusus yang disusun sesuai unit masing-masing. c. Formulir dokumentasi yang diletakkan ditempat tidur pasien Format CBE meliputi : a. Data dasar (riwayat dan pemriksaan fisik) b. Intervensi flow sheet c. Grafik record d. Catatan bimbingan pasien e. Catatan pasien pulang f. Format catatan perawatan (menggunakan format SOAPIER) g. Daftar diagnosa h. Diagnosa dengan standar rencana tindakan perawatan dasar i. Profil perawatan pasien dengan sistem kardeks Keuntungan dan kerugian dari metode pendokumentasian CBE Keuntungan 1. Tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi. 2. Data yang tidak normal nampak jelas. 3. Data yang tidak normal secara mudah ditandai dan dipahami. 4. Data normal atau respon yang diharapkan tidak mengganggu informasi lain. 5. Menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidak perlu dituliskan. 16

17 6. Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi. 7. Data klien dapat dicatat pada format klien secepatnya. 8. Informasi terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur klien. 9. Jumlah halaman lebih sedikit digunakan dalam dokumentasi. 10. Rencana tindakan keperawatan disimpan sebagai catatan yang permanen. Kerugian 1. Pencatatan secara narasi sangat singkat. Sangat tergantung pada checklist. 2. Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada. 3. Pencatatan rutin sering diabaikan. 4. Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya didokumentasikan. 5. Tidak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu lain. 6. Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan dengan adanya suatu kejadian. F. Manajemen Kasus Manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model primary nursing. Dalam model ini asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan pandangan, bahwa untuk penyelesaian kasus keperawatan secara tuntas berdasarkan berbagai sumber daya yang ada. Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan keperawatan dan manajemen sumber-sumber terkait yang memungkinkan adanya manajemen yang strategis dari cost dan quality oleh seorang perawat untuk suatu episode penyakit hingga perawatan lanjut. Pengembangan metode ini didasarkan pada bukti-bukti bahwa manajemen kasus dapat mengurangi pelayanan yang terpisah-pisah dan duplikasi. Di sisi lain, metode kasus keperawatan ini akan memberikan kesempatan untuk komunikasi di antara perawat, dokter, dan tim kesehatan lain, efisien dalam manajemen perawatan melalui monitoring, koordinasi dan intervensi. Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas sebagai case manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk ke rumah sakit hingga pasien tersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan. Sebagai case manager, perawat memiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode manajemen kasus, case manager senantiasa mempertimbangkan dua rangkaian dari quality-cost-access dan consumers-providersfunders. 17

18 Tujuan metode case manajement, yaitu : 1. Menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan sesuai dengan standar. 2. Memfasilitasi ketergantungan pasien sesingkat mungkin. 3. Menggunakan sumber daya seefisien mungkin. 4. Efisiensi biaya 5. Memfasilitasi secara berkesinambungan asuhan keperawatan melalui kolaborasi dengan tim lainnya. 6. Pengembangan profesionalisme dan kepuasan kerja. 7. Memfasilitasi alih ilmu pengetahuan Kerangka kerja manajement kasus : 1. Pasien masuk melalui agency kesehatan, manager mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam perencanaan sampai dengan evaluasi pada episode tertentu tanpa membedakan pasien itu berasal dari unit mana. 2. Dalam manajemen kasus menggunakan dua cara, yaitu: - Case Management Plan (CMP). Merupakan perencanaan bersama dari masing-masing profesi kesehatan. - Critical Path Diagram (CPD). Merupakan penjabaran dari CMP dan ada target waktunya. 3. Manager mengevaluasi perkembangan pasien setiap hari, yang mengacu pada tujuan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan. Bentuk spesifik dari manajemen kasus ini tergantung dari karakteristik tatanan asuhan keperawatan. Kekurangan dan kelebihan dari manajement kasus, yaitu : Kekurangan 1. Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh. 2. Membutuhkan banyak tenaga. - Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan. 3. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab klien bertugas. Kelebihan 1. Kebutuhan pasien terpenuhi. 2. Pasien merasa puas. 3. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat. 18

19 4. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai. Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti : isolasi, intensive care, perawatan kesehatan komunitas. Kelebihannya adalah perawat lebih memahami kasus per kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah. Sedangkan kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama. 2. Dokumentasi Keperawatan Elektronik (Komputerisasi) A. Pengertian Computerized nursing documentation adalah suatu modul keperawatan yang dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf perawat. Dengan sistem yang terkomputerisasi ini perawat dapat melakukan akses ke laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, dan disiplin ilmu lain seperti ahli gizi, fisioterapis, occupational therapies. Pemikiran tentang dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi dibuat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendoukmentasian asuhan keperawatan yang dibuat. Dengan sistem ini perawat lebih dapat menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien. Dengan dokumentasi yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat dilakukan akurat dan lengkap. (Gapko dawn yang diakses dari nurs/). Pendokumentasian keperawatan yang tertulis (paper-based documentation) saat ini dilaporkan mutunya sangat rendah dan ini juga berdampak terhadap penerimaan publik termasuk profesi kesehatan yang lain terhadap profesionalisasi keperawatan di Indonesia. Menurut Griffiths dan Hutchings (1999 dalam Gapko Dawn yang diakses dari perawat yang menyatakan alasan terhadap dokumentasi yang kurang akurat dan kurang lengkap dihubungkan dengan permasalahan seperti kekurangan staf, sensus yang tinggi, lembur kerja, dan juga kurangya pengetahuan tentang apa yang dituliskan dalam dokumentasi. 19

20 B. Persiapan Dokumentasi Keperawatan Komputerisasi Pendokumentasian Keperawatan berbasis tehnologi komputer memberi banyak manfaat dan keuntungan bagi asuhan keperawatan walaupun merupakan tantangan yang besar bagi dunia keperawatan di Indonesia. Pemanfaatan tehnologi komputer khususnya dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Indonesia sampai saat ini masih sangat minim. Pada saat ini sebagian kecil rumah sakit telah menggunakan dokumentasi proses keperawatan berbasis tehnologi komputer tetapi hasil evaluasi terhadap keberhasilan tersebut belum disosialisasikan secara global. Sebelum suatu instansi rumah sakit menggunakan pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, yaitu penyediaan hardware dan software komputer itu sendiri dan kemampuan perawat dalam menggunakan tehnologi informasi ini. Sebuah studi di Medical Center Taiwan menunjukkan bahwa permasalahan perawat yang menggunakan sistem informasi keperawatan adalah pelatihan yang tidak cukup, perhatian terhadap keamanan data, stress karena adanya tambahan beban kerja dan kerjasama antar disiplin rendah. (Ting Ting Lee.2007). Di Indonesia masih bervariasinya tingkat pendidikan dan pengetahuan perawat terhadap konten atau isi dari dokumentas keperawatan masih merupakan problem yang belum terpecahkan. Untuk menghadapi masalah ini mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk dapat mempersiapkan hal-hal sebagai berikut : 1. Perlu adanya peningkatan pengetahuan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan 2. Perlu adanya pelatihan dalam penggunaan computer terutama berkaitan dengan tehnis pencatatan dan software yang digunakan. 3. Perlunya kerja sama dengan pihak luar (swasta) terutama bagi rumah sakit pemerintah dalam hal penyediaan komputer. C. Manfaat Dokumentasi Keperawatan Yang Terkomputerisasi Suatu studi diselenggarakan di University Medical Center Heidelberg selama 18 bulan. Hasil dari studi menunjukkan adanya suatu peningkatan yang penting tentang kuantitas dan kualitas dokumentasi. Aspek positif meliputi kelengkapan dari dokumentasi keperawatan. Aspek yang formal dan peningkatan kualitas hubungan 20

21 antar perawat. Aspek yang negatif adalah berkaitan dengan contens dari rencana keperawatan (Cornelia,et all,2007). Electronik health Record dilaporkan memiliki manfaat sebagai berikut : Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip Penyimpanan data (Record) pasien menjadi lebih lama EHR yang dirancang dengan baik akan mendukung ototnomi yang dapat dipertanggung jawabkan Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat Meningkatkan produktivitas bekerja Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan. (Gurley L, Advantages and Disadvantages of the Electronic Medical Record, diakses dari tanggal 13 maret 2008 Sedangkan menurut Holmas (2003, dalam Sitorus 2006) terdapat beberapa keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu : Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan cepat diketahui Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan Accessibility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik tentang semua pasien dan suatu lokasi 2.2 Tujuan Dokumentasi Keperawatan Menurut Moorhead, S & Delaney, C (1998) Dokumentasi Keperawatan memiliki tujuan sebagai alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit. Dokumentasi keperawatan yang lengkap adalah prasyarat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang baik, efesiensi dari kerjasama dan komunikasi antar profesi kesehatan dalam pelayanan kesehatan professional. Dokumentasi keperawatan yang lengkap dan akurat akan memudahkan disiplin ilmu lain untuk menggunakan informasi di dalamnya. Dokumentasi diperlukan untuk memudahkan alur dan koordinasi dalam perawatan pasien. 21

22 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dokumentasi keperawatan merupakan salah satu bentuk upaya membina dan mempertahankan akuntabilitas perawat dan keperawatan (Webster New World Dictionary dalam Marelli (1996). Dokumentasi keperawatan terbagi menjadi dua, yaitu : - secara manual - secara elektronik (komputerisasi) Dokumentasi Keperawatan Manual terbagi menjadi : 1. Catatan yang berorientasi pada sumber 2. Rekam medis yang berorientasi pada masalah 3. Evaluasi (problem intervention evaluation (PIE)) 4. Pencatatan fokus 5. Pencatatan berdasarkan penyimpangan 6. Manajemen kasus 22

23 DAFTAR PUSTAKA

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert A. Model Dokumentasi Keperawatan Ada 6 model dokumentasi yang dapat digunakan di dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia yaitu sebagai berikut : 1) SOR (Source Oriented Record), 2) POR (Problem Oriented

Lebih terperinci

Dokumentasi Keperawatan Berbasis Teknologi Komputer Mira Asmirajanti, SKp, MKep

Dokumentasi Keperawatan Berbasis Teknologi Komputer Mira Asmirajanti, SKp, MKep Dokumentasi Keperawatan Berbasis Teknologi Komputer Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pendahuluan Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya strata pendidikan keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Mampu mengklasifikasi model-model dalam dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. 2. Mampu mengklasifikasi model-model dalam dokumentasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan keperawatan/kebidanan merupakan pelayanan profesional dari pelayanan kesehatan yang tersedia selama 24 jam secara berkelanjutan selama masa perawatan pasien.

Lebih terperinci

MODEL DOKUMENTASI SOR, POR, FLOWSHEET. Ns. IGYP, S.Kep, M.Kes

MODEL DOKUMENTASI SOR, POR, FLOWSHEET. Ns. IGYP, S.Kep, M.Kes MODEL DOKUMENTASI SOR, POR, FLOWSHEET Ns. IGYP, S.Kep, M.Kes Source Oriented Record (Sor) Suatu model pendokumentasian yang berorientasi pada sumber informasi. Model ini menempatkan catatan atas dasar

Lebih terperinci

Source-Oriented Record (SOR)

Source-Oriented Record (SOR) MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN Rahayu Iskandar, S.Kep, Ners SOR (Source-Oriented Record) POR (Problem-Oriented Record) PROGRESS NOTES CBE (Charting By Exception) PIE(Problem, Intervention & Evaluation)

Lebih terperinci

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN KONSEP DASAR DOKUMENTASI BHS. INGGRIS DOCUMENT : SATU/LEBIH LEMBAR KERTAS RESMI (OFFICIAL) DGN TULISAN DIATASNYA. DOKUMENTASI : BERISI DOKUMEN/PENCATATAN YG MEMBERI BUKTI KESAKSIAN

Lebih terperinci

PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada Problem Oriented Medical Record merupakan suatu sistem yang memberikan cara dokumentasi menurut sistem

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN

PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengertian Asuhan keperawatan adalah Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan

Lebih terperinci

SUMMARY TIME ORIENTED RECORD (STOR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

SUMMARY TIME ORIENTED RECORD (STOR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada SUMMARY TIME ORIENTED RECORD (STOR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada Sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum memberikan perhatian yang cukup bagi kegiatan rekam medis,

Lebih terperinci

MODEL PENDOKUMENTASIAN KEBIDANAN

MODEL PENDOKUMENTASIAN KEBIDANAN Nama : Nurin Khoiriya NIM : 01215009 Prodi : DIII Kebidanan Semester : 3 MODEL PENDOKUMENTASIAN KEBIDANAN 1. POR (Problem Oriented Record) Model ini memusatkan data tentang klien di dokumentasikan dan

Lebih terperinci

DIKTAT AJAR DOKUMENTASI KEBIDANAN. Oleh : CITRA HADI KURNIATI, S.ST PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII FAKULTAS ILMU KESEHATAN

DIKTAT AJAR DOKUMENTASI KEBIDANAN. Oleh : CITRA HADI KURNIATI, S.ST PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII FAKULTAS ILMU KESEHATAN DIKTAT AJAR DOKUMENTASI KEBIDANAN Oleh : CITRA HADI KURNIATI, S.ST PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2011 0 BAB I KONSEP DOKUMENTASI a. KOMPETENSI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, 23 November Penulis

KATA PENGANTAR. Malang, 23 November Penulis KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya sehinnga kami dapat menyususn makalah ini yang akan membahas Teknik Dokumentasi Keperawatan Charting

Lebih terperinci

DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan

DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan PENDAHULUAN Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan kesehatan, karena adanya dokumentasi yang baik, informasi

Lebih terperinci

MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN METODE FOCUS

MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN METODE FOCUS MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN METODE FOCUS KATA PENGANTAR BISMILLAHI RAHMANI RAHIM Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah -Nya sehingga kelompok kami dapat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIVERSITAS INDONESIA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Disusun Sebagai Tugas Ujian Tengah Semester Mata Ajar Sistem Informasi Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN RF-MEDISYS BERBASIS REKAM MEDIK ELEKTRONIK DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

PEMANFAATAN RF-MEDISYS BERBASIS REKAM MEDIK ELEKTRONIK DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMANFAATAN RF-MEDISYS BERBASIS REKAM MEDIK ELEKTRONIK DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Lebih terperinci

KONSEP Dokumentasi KePERAWATan. Firdawsyi Nuzula, S.Kp.,M.Kes

KONSEP Dokumentasi KePERAWATan. Firdawsyi Nuzula, S.Kp.,M.Kes KONSEP Dokumentasi KePERAWATan Firdawsyi Nuzula, S.Kp.,M.Kes SEJARAH Yura & Walsh (1967) : menjabarkan proses keperawatan terdiri dari 4 komponen : PENGKAJIAN, PERENCANAAN, PELAKSANAAN, dan EVALUASI 1973

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit umum daerah di provinsi Jawa Timur merupakan salah satu rumah sakit yang cukup besar di wilayah Jawa Timur. Sebagian besar masyarakat yang menjadi pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan di Indonesia akan dihadapkan pada satu tantangan utama yaitu globalisasi yang mau tidak mau akan membawa

Lebih terperinci

2. Bagi Apotek Kabupaten Cilacap Dapat dijadikan sebagai bahan masukan sehingga meningkatkan kualitas dalam melakukan pelayanan kefarmasian di Apotek

2. Bagi Apotek Kabupaten Cilacap Dapat dijadikan sebagai bahan masukan sehingga meningkatkan kualitas dalam melakukan pelayanan kefarmasian di Apotek 2. Bagi Apotek Kabupaten Cilacap Dapat dijadikan sebagai bahan masukan sehingga meningkatkan kualitas dalam melakukan pelayanan kefarmasian di Apotek Cilacap. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Focus Group Discusion

Lebih terperinci

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO 2015 DAFTAR ISI Daftar isi... i BAB I DEFINISI... 3 BAB II RUANG LINGKUP... 2 BAB III TATA LAKSANA... 5 BAB IV DOKUMENTASI...

Lebih terperinci

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS TUGAS ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS DOKUMENTASI DENGAN METODE SOAP DISUSUN OLEH : KELOMPOK 16 1. Yuliana Asti Awalia 11241039 2. Yulis Hana Pratiwi 11241020 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK

Lebih terperinci

HAND OUT OBJEKTIF PERILAKU SISWA SUMBER PUSTAKA PENDAHULUAN

HAND OUT OBJEKTIF PERILAKU SISWA SUMBER PUSTAKA PENDAHULUAN HAND OUT Mata kuliah Topik Waktu : Dokumentasi Kebidanan : Metode pendokumentasian SOAP : 100 menit Dosen OBJEKTIF PERILAKU SISWA Setelah membaca hand out ini mahasiswa mampu : 1. Menyebutkan ke 4 langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan

Lebih terperinci

Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s

Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain Lilik s Perbedaan peran antar profesi Peluang melakukan kolaborasi berbagi, mengisi dan memberi masukan dalam tim menciptakan iklim kerja yang saling memuaskan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Kefarmasian Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan kefarmasian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISI RM PERTEMUAN III LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN DAN D-IV MIK, FAKULTAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISI RM PERTEMUAN III LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN DAN D-IV MIK, FAKULTAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISI RM PERTEMUAN III LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN DAN D-IV MIK, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Dapat menguraikan Faktor-faktor yang

Lebih terperinci

Metodologi Asuhan Keperawatan

Metodologi Asuhan Keperawatan Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan

Lebih terperinci

DOKUMENTASI BERBASIS KOMPUTER. Oleh Yoani Aty

DOKUMENTASI BERBASIS KOMPUTER. Oleh Yoani Aty DOKUMENTASI BERBASIS KOMPUTER Oleh Yoani Aty INTRODUCTION Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan Perawat memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif

Lebih terperinci

Disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata ajar Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Dosen Koordinator: Rr. Tutik Sri Haryati, SKp.

Disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata ajar Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Dosen Koordinator: Rr. Tutik Sri Haryati, SKp. STUDI ANALISIS TERHADAP HUBUNGAN DOKUMENTASI ELEKTRONIK DAN CARING PERAWAT- PASIEN (Electronic Documentation and the Caring Nurse-Patient Relationship) Disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata ajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang

Lebih terperinci

tindakan keperawatan (Suarli & Bahtiar, 2009).

tindakan keperawatan (Suarli & Bahtiar, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asuhan Keperawatan 1. Pengertian Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang integral dari sistim pelayanan kesehatan sehingga pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi pasien khususnya untuk

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning : BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan

Lebih terperinci

DOKUMENTASI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

DOKUMENTASI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN PENDOKUMENTASIAN KALA I, II, III DAN IV DOKUMENTASI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN PENDAHULUAN Pelayanan keperawatan/kebidanan merupakan pelayanan profesional dari pelayanan kesehatan yang tersedia

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 EMAN SULAEMAN, SKM DPP PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) TUJUAN AKREDITASI (PMK NO.12/2012 TENTANG

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS

DRUG RELATED PROBLEMS DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: AMALIA FATIMAH K 100 040 178 FAKULTAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN Identitas

Lebih terperinci

5.Menjelaskan model pendokumentasian. 2.Menjelaskan model pendokumentasian SOR. 3.Menjelaskan model pendokumentasian CBE

5.Menjelaskan model pendokumentasian. 2.Menjelaskan model pendokumentasian SOR. 3.Menjelaskan model pendokumentasian CBE Tujuan Instruksional 1.Menjelaskan model pendokumentasian POR 2.Menjelaskan model pendokumentasian SOR 3.Menjelaskan model pendokumentasian CBE 4.Menjelaskan model pendokumentasian Kardeks 5.Menjelaskan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DOKUMENTASI TERINTEGRASI DI RUANG HEMODIALISIS NIKEN D CAHYANINGSIH PD IPDI DIY

IMPLEMENTASI DOKUMENTASI TERINTEGRASI DI RUANG HEMODIALISIS NIKEN D CAHYANINGSIH PD IPDI DIY IMPLEMENTASI DOKUMENTASI TERINTEGRASI DI RUANG HEMODIALISIS NIKEN D CAHYANINGSIH PD IPDI DIY KDRS (Kekerasan Dalam Rumah Sakit) lebih kejam daripada KDRT Safety Culture www.jcaho.org DASAR HUKUM: UU NO

Lebih terperinci

HOME HEALTH CARE. Perawatan Kesehatan Rumah Diterjemahkan dari handout materi keperawatan komunitas oleh Bapak Sigit Mulyono, MN

HOME HEALTH CARE. Perawatan Kesehatan Rumah Diterjemahkan dari handout materi keperawatan komunitas oleh Bapak Sigit Mulyono, MN HOME HEALTH CARE Perawatan Kesehatan Rumah Diterjemahkan dari handout materi keperawatan komunitas oleh Bapak Sigit Mulyono, MN Target Pembelajaran Menggambarkan perawatan pasien berkelanjutan Eksplorasi

Lebih terperinci

METODE DOKUMENTASI. OLEH Yoani Aty

METODE DOKUMENTASI. OLEH Yoani Aty METODE DOKUMENTASI OLEH Yoani Aty Tungpalan (1983) mengatakan bahwa Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS I. PENDAHULUAN Rekam medis berdasarkan sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah

Lebih terperinci

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu:

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu: MATA KULIAH : DOKUMENTASI KEBIDANAN TOPIK/ SUB TOPIK : KONSEP DASAR KEBIDANAN WAKTU : 100 menit DOSEN : YUNI RETNOWATI, SST OBJEKTIF : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu: Memahami konsep

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG Menimbang : a. Bahwa semua pasien yang dilayani di RSIA Kemang harus diidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengertian Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: ARI TYAS UTAMININGSIH K 100 040 176 FAKULTAS

Lebih terperinci

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN Standar PAB.1. Tersedia pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN CATATAN SOAP

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN CATATAN SOAP Pertemuan 5 PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN CATATAN SOAP 1. Prinsip Pendokumentasian a. Pengertian : o Prinsip adalah suatu hal yang diyakini, yang mendasari sesuatu hal

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA & ANAK PRA-SEKOLAH

MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA & ANAK PRA-SEKOLAH MODUL PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA & ANAK PRA-SEKOLAH 2015 A K A D E M I K E B I D A N A N G R I Y A H U S A D A S U R A B A Y A MODUL DOKUMENTASI KEBIDANAN pada BBL dan BALITA Oleh

Lebih terperinci

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari berbagai pihak di kalangan masyarakat. Tuntutan masyarakat semakin tinggi sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pelayanan kesehatan di Indonesia dianggap masih sektoral dan belum terintegrasi dengan baik. Masing-masing pusat pelayanan kesehatan bergerak dan menyelenggarakan

Lebih terperinci

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB) PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB) STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN >/= 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PAB.1. Tersedia pelayanan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAYANAN PASIEN

PANDUAN PELAYANAN PASIEN PANDUAN PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA TAHUN 2016 1 PANDUAN ASUHAN PASIEN I. PENGERTIAN 1. Patient-centered care (PCC), Pasien merupakan Pusat dalam proses asuhan pasien (patient

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan derajat kesehatan secara optimal menuntut profesi keperawatan mengembangkan mutu pelayanan yang profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat di era

Lebih terperinci

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER Tujuan Terapi Ketergantungan Narkotika Abstinensia: Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien ketergantungan narkotika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemerintah dalam pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB... METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

BAB... METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN BAB... METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa mampu: 1) Menyebutkan macam metode penugasan asuhan keperawatan 2) Menjelaskan metode fungsional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

KATA PENGANTAR. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya pada akhirnya ini Makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mahasiswa dari Ns. Heny Nurma Yunita,S.Kep

Lebih terperinci

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER Tujuan Terapi Ketergantungan Narkotika Abstinensia: Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien ketergantungan narkotika tidak mampu atau kurang termotivasi

Lebih terperinci

Titik Anggraeni KDK, Implementasi

Titik Anggraeni KDK, Implementasi 1 A. PENGERTIAN Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik(lyer, et al., 1996) Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalammencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan yang terus meningkat dari pasien. Berbagai permasalahan bertambah

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan yang terus meningkat dari pasien. Berbagai permasalahan bertambah BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Industri kesehatan sedang mengalami transformasi untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dari pasien. Berbagai permasalahan bertambah seperti persaingan antar

Lebih terperinci

TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN)

TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN) TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN) Standar / No Elemen Penilaian PAP 1 1 Rumah Sakit menetapkan regulasi bagi pimpinan unit pelayanan untuk bekerja sama memeberikan proses asuhan yang seragam

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : - PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April 2016. No Revisi : - DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

LTC DAN REHABILATION C

LTC DAN REHABILATION C SUB POKOK lilywi 1 LTC DAN REHABILATION C Asuhan jangka panjang /LTC: u/ jangka waktu lama Penyakit Kronis Usia tua Membutuhkan bantuan dan latihan dalam aktifitas keseharian Rawat inap Asuhan Rehabilitasi:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Kerja 2.1.1 Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, dimana dalam memperkirakan beban kerja

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN 1. PENDAHULUAN Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan yang terbaik untuk pasien. Agar dapat memberikan dukungan dan respon yang baik sesuai dengan

Lebih terperinci

RITA PUSPA SARI, MPH Akper Pemprov. Kalimantan Timur Tahun 2015

RITA PUSPA SARI, MPH Akper Pemprov. Kalimantan Timur Tahun 2015 SISTEM DOKUMENTASI MANUAL DAN ELEKTRONIK RITA PUSPA SARI, MPH Akper Pemprov. Kalimantan Timur Tahun 2015 Pengertian Sistem Dokumentasi Keperawatan adalah Sistem yang mengatur catatan baik tertulis maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Desain Formulir Rekam Medis 1. Pengertian Formulir Formulir merupakan alat yang penting untuk menjalankan organisasi karena bermanfaat untuk menetapkan tanggung jawab timbulnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo 2 Regulasi Nasional/ Referensi Regulasi RS: Kebijakan Pedoman/ Panduan SPO 3 Regulasi Nasional/ Referensi Regulasi RS: Kebijakan Pedoman/ Panduan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut penyedia pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Kualitas jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang. menimbulkan keinginan atau upaya mencapai tujuan, selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang. menimbulkan keinginan atau upaya mencapai tujuan, selanjutnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Siagian (2002) dalam Manullang (2006: 193), motivasi adalah sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang menimbulkan keinginan atau upaya mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai profesi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi Rumah Sakit a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN I. Latar Belakang Rekam medis berdasarkan sejarahnya sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan, rumah sakit di Indonesia sudah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan pasien. Proses perawatan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi kesehatan serta dapat melibatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Suatu informasi dari suatu perusahaan terutama informasi mengenai keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan, didedikasikan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN KEPERAWATAN EVALUASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) oleh

TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN KEPERAWATAN EVALUASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) oleh TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN KEPERAWATAN EVALUASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) oleh Intan Dwi Arini (142310101016) Inthoriqotul Khoiriah (152310101217)

Lebih terperinci

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP) CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP) NO MATERI DOKUMEN NILAI KETERANGAN Elemen Penilaian AP.1 1 Pelaksanaan asesmen informasi dan informasi yang harus tersedia untuk pasien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat 2.1.1 Defenisi perawat Perawat (Nurse) berasa dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pada era globalisasi, teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat. Perkembangannya dapat dilihat pada berbagai bidang, seperti bidang usaha, komunikasi, industri,

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan. KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH TENTANG SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK) TENAGA KEPERAWATAN NOMOR:.../RSNH/SK-DIR/XII/2013 DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH Menimbang : 1. Bahwa setiap tenaga keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan masyarakat terhadap rumah sakit pada saat ini sudah berubah, dari yang sebelumnya hanya sebagai sarana untuk mendapatkan kesembuhan atas penyakit

Lebih terperinci

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015 Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015 Menimbang : TENTANG KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI a. Bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana penyedia layanan kesehatan untuk masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES Isi RK pada Acute care berbeda dengan asuhan jangka panjang ( Long term care dan Rehabilitation care). Pemeliharrannya tidak berbeda Asuhan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Public Relations adalah sebuah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi

Lebih terperinci

Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah

Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah CAPTER 4 Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah untuk melakukan perencanaan dan pengembangan

Lebih terperinci

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang 2 dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang digunakan dalam pelayanan medis tidak selalu mampu

Lebih terperinci

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- Manajemen Asuhan Keperawatan RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- Manajemen pada proses keperawatan Pengkajian Diagnosis Perencanaan Implementasi evaluasi langkah awal dalam proses keperawatan PENGKAJIAN proses

Lebih terperinci