BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Word of Mouth Sangat menarik jika kita meninjau dan melihat awal mula dari word of mouth (WOM), Word of mouth adalah bentuk lama dari periklanan jauh sebelum ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg dan radio oleh Marconi. Word of Mouth adalah kekuatan yang paling besar bagi pasar / market, lebih kuat dibandingkan para sales, iklan, dan gabungan dari elemen marketing lainnya (Journal of advertising research, Joseph T,2007). Defenisi word of mouth menurut WOMMA (Word of Mouth Marketing Association dalam Mix 2007 adalah usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan, dan menjual produk/merk kita kepada pelanggan lain. Sedangkan Khasali (2003), mengartikan word of mouth sebagai suatu hal yang dibicarakan oleh banyak orang. Pembicaraan terjadi dikarenakan ada kontroversi yang membedakan dengan hal-hal yang biasa dan normal dilihat orang. Contohnya : Inul yang dibicarakan karena goyang ngebornya, roti boy yang waktu pertama kali masuk Yogyakarta dengan antrian yang sangat panjang. 10

2 Komunikasi lisan (Word Of Mouth marketing - WOM) merupakan salah satu alat yang digunakan oleh marketer dalam menjalankan kegiatan promosinya, selain bentuk promosi yang lainnya seperti iklan, publikasi dan sebagainya. Berbeda dengan bentuk komunikasi marketing pada umumnya, strategi dengan WOM lebih besar dalam mencapai target. Hal ini dikarenakan WOM diterjemahkan dan dikemas dalam bentuk simbol sebelum disampaikan melalui saluran komunikasi ke penerima pesan, sehingga informasi yang disampaikan langsung diterima target yang pada umumnya adalah orang-orang yang membutuhkan informasi tersebut. Bentuk saluran yang digunakan dalam WOM adalah viral atau tradisional. Biasanya terjadi pada saat terjadi pertemuan marketer dengan target di suatu tempat atau via saluran baru seperti internet, telepon selular dan lain-lain. Perbincangan yang terjadi kemudian membentuk saluran yang kemudian ditransmisikan. Saluran tersebut saluran pribadi (personal channel), sehinga sang penerima pesan mengetahui siapa yang menyampaikan informasi. Apabila informasi yang disampaikan tersebut ternyata diterima dan kemudian diadopsi si penerima pesan berdasarkan kelompok rujukan tersebut maka akan muncul konsumen-konsumen potensial yang cenderung mengadopsi produk atau jasa baru. Beberapa hal yang membuat WOM menjadi sangat penting saat ini adalah: (menurut Emanuel Rosen: The Anatomy of Buzz: How To create Word Of Mouth Marketing) : 11

3 1. Noise. Hal ini merujuk pada kenyataan bahwa konsumen saat ini sulit menentukan pilihan karena banyaknya iklan yang dilihat melalui media setiap hari. Konsumen menjadi bingung dalam menentukan satu pilihan produk yang diinginkan, sehingga mereka lebih tertarik untuk mendengarkan rekomendasi produk dari orang-orang lain atau sekelompok teman. 2. Skepticism. Dalam konteks ini, konsumen pada umumnya meragukan (skeptis) terhadap kebenaran dari informasi yang diterimanya. Hal ini terjadi karena konsumen pernah mengalami suatu kekecewaan terhadap suatu produk tertentu, kemudian konsumen tersebut mencoba berpaling ke produk yang lain dengan mencari informasi melalui sekelompok teman tentang beberapa produk yang direkomendasikan sesuai yang mereka butuhkan. 3. Connectivity. Konsumen selalu melakukan interaksi dan berkomunikasi satu sama lain hampir setiap hari dan akhirnya saling berkomentar tentang suatu pengalaman-pengalaman mereka terhadap penggunaan suatu produk atau jasa. Berdasarkan beberapa hal tersebut, perlunya influencer yang mampu mempengaruhi konsumen dalam pemilihan suatu produk. Melalui influencer inilah, WOM diharapkan dapat dilakukan secara efektif. WOM dikenal juga sebagai alat yang kuat untuk memasarkan atau mempromosikan produk atau perusahaan tanpa biaya ataupun biayanya sangat kecil. WOM sudah dijelaskan sebagai kekuatan yang paling kuat dalam pasar, dan marketing yang paling murah serta efektif yang dapat digunakan di bisnis. 12

4 Sejak tahun 1960-an banyak penelitian yang mendokumentasikan pengaruh dan pentingnya word of mouth dalam consumer behaviour. Khususnya para konsumen akan lebih memperhatikan karena word of mouth dirasa lebih terpercaya. Menurut Andy Sernovitz dalam bukunya Word of Mouth Marketing : How Smart Companies Get People Talking, word of mouth adalah alasan yang diberikan kepada seseorang untuk berbicara tentang perusahaan dan membuat hal tersebut mudah untuk disampaikan melalui percakapan. Word of mouth adalah C to C marketing ketika konsumen mengatakan ke konsumen yang lain tentang perusahaan, hal ini sesungguhnya merupakan B to C to C. Namun ketika penyampaian informasinya melalui mulut marketer maka itu disebut sebagai marketing. Ketika seseorang mengulang informasi tersebut, hal itulah yang disebut dengan word of mouth. Word of mouth bukan hanya sekedar marketing, namun juga merupakan produk design dan customer servis. Orang orang membicarakan hal hal yang luar biasa dan perlakuan yang hebat dari perusahaan yang mereka sukai. Sebelum orang orang menjalankan word of mouth dari perusahaan atau produk kita, terlebih dahulu kita harus membuat orang tertarik dengan produk, perusahaan atau iklan yang kita tampilkan. Sebagai perusahaan juga harus menyadari akan pentingnya customer, layanilah dan berikanlah servis yang baik agar customer menjadi senang dan menjadi respek akan produk dan perusahaan tersebut. Biasanya perusahaan akan mencari suatu topik yang ada relevansi dengan produk atau jasa yang dimiliki untuk mudah diingat dan disampaikan melalui , blok, website, ataupun di iklan. Jika customer sudah menyukai dan merasa bagian 13

5 dari perusahaan atau produk maka hal tersebut akan menjadi alasan bagi orang-orang untuk membicarakan tentang produk atau perusahaan kita. Menurut Hawkins, perubahan atas opini atau informasi dapat terjadi secara langsung dalam format WOM ketika : (1).Saat seseorang mencoba mencari informasi dari seseorang, (2).Saat seseorang menjadi sukarelawan untuk menyebarkan informasi. Untuk mewujudkan word of mouth kita harus menemukan orang yang tepat sebagai media yang akan menyampaikan pesan, dilain sisi ada alasan bagi mereka untuk menyampaikan pesan dari perusahaan atau produk tertentu, contohnya : jika mereka menyampaikan pesan dari kita mereka akan terlihat lifestyle, atau smart dsb. Dalam Consumer Behaviour (Michael Solomon) Word of Mouth adalah produk informasi yang disiarkan oleh sebagian orang ke sebagian orang lainnya. Karena mendapatkan kata kata / referensi tersebut dari orang yang dikenal, word of mouth akan cenderung lebih dapat dipercaya dan terpercaya dari pada rekomendasi yang didapat dari channel formal marketing biasanya. Oleh karena itu tingkat pergerakan suatu informasi tersebut sangat cepat namun disisi lain selain jika Word of mouth yang ditimbulkan adalah positif maka akan menimbulkan keuntungan, namun jika word of mouth yang timbul adalah word of mouth yang negatif maka akan dengan cepat menimbulkan ketidak percayaan masyarakat akan produk tersebut. Hal ini perlu diwaspadai oleh karena itu berilah servis dan pelayanan serta kualitas yang baik bagi semua customer sehingga word of mouth yang ditimbulkan positif dan memberikan dampak yang baik. 14

6 Pasar untuk barang dan jasa dapat gagal untuk berkembang ataupun untuk tetap bertahan jika muncul ketidaksamaan informasi, dimana penjual mempunyai informasi lebih banyak dibandingkan pembeli. Dalam hal seperti ini konsumen akan berbalik kepada hal yang mereka percayai, kebanyakan ke teman, keluarga dan akan membeli dengan bantuan tersebut. Word of mouth membantu untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan informasi mengenai barang dan jasa yang diinginkan. Internet merupakan media yang baik guna menstabilkan informasi yang tidak simetris, atau sebaliknya memberikan informasi kepada konsumen yang tidak berpengalaman agar mengerti untuk membeli. Internet merupakan mesin yang dapat menggerakkan dunia virtual dengan melampaui batas geografi dan social (Joseph T.Plummer) Komunikasi Dalam Kelompok Dan Opinion Leadership Kita dapat mengetahui suatu produk baru, servis, dan merk baru seperti retail dan informasi outlate dari teman kita dan referensi group lainnya dengan dua cara yang berbeda. Yang pertama dengan melakukan observasi atau dengan menanyakan tentang pengalaman mereka selama menggunakan produk atau jasa tersebut, yang kedua dengan mencari atau menerima masukan dari mereka melalui komunikasi word of mouth. Word of mouth melibatkan sharing informasi antar individu dalam bentuk verbal termasuk telpon dan internet. Diperkirakan sebanyak 2/3 dari konsumen 15

7 sebuah brand memutuskan menggunakan produk tersebut dikarenakan pengaruh word of mouth. Sebagai contoh suatu pendapat dan pengalaman yang buruk, dapat dengan kuat memotivasi terjadinya word of mouth, faktor yang harus dipertimbangkan oleh marketer adalah apabila WOM negatif dapat secara kuat mempengaruhi sikap dan perilaku bagi yang menerima negative WOM tersebut. Dari banyak situasi yang sudah ada, ditemukan bahwa konsumen yang tidak puas akan menceritakan 2x lebih banyak kepada orang lain mengenai pengalaman buruknya dibandingkan dengan konsumen yang puas. Sementara konsumen yang puas (menerima apa yang mereka harapkan) tidak selalu memotivasi terjadinya WOM, namun jika kita memberikan sesuatu yang melebihi dari ekspetasinya maka hal tersebut berpotensi untuk terjadinya WOM. Konsumen seringkali lebih mempercayai perkataan orang lain (seperti : keluarga, teman, kenalan) dibandingkan pada iklan, karena tidak seperti komunikasi dalam marketing, orang-orang ini secara personal tidak akan memaksakan untuk memilih produk tersebut melainkan mereka menyampaikan perasaan dan pendapat yang sebenarnya. Dan tidak semua orang memiliki nilai untuk dimintai informasi, terkadang kita memilih orang dengan spesifikasi tertentu untuk dimintai informasi. Orang tersebut biasanya menyaring, memperkenalkan dan menyediakan sebuah produk kepada teman, keluarga atau kenalannya. Dan sebagai seorang individu, orang ini dikenal sebagai opinion leader. Proses nya adalah dimana orang tersebut menerima informasi dan melemparkan informasi tersebut kepada orang lain, hal ini disebut juga komunikasi secara langsung (direct flow) 16

8 Komunikasi yang terjadi ada juga yang multistep flow, dimana opinion leader tersebut secara aktif menyaring informasi dan menyampaikan kepada group-group yang dimilikinya, dan biasanya ada feedback darigroup nya mengenai informasi yang sama. Biasanya media yang dipakai adalah blog-blog group yang ada di dunia maya/internet. Berikut ini adalah gambar Mass communication information flows yang memperlihatkan alur dari information secara direct dan multistep. Gambar 2.1 Mass Communication Information Flows Direct flow Multistep flow Marketing activities Marketing Activities Other information Opinion leader Opinion leader Relevant market segment Relevant market segment Source : Consumer behavior (Hawkins, 2007) 17

9 2.2 Decision Making Tantangan bagi para marketer adalah untuk mempengaruhi purchase behaviour dari konsumennya dalam selera produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan mereka. Dengan mengetahui purchase behavior konsumen atau target pasar maka para marketer dapat mengetahui alasan atau dorongan yang dapat menyebabkan seseorang membuat suatu keputusan (decision making). Decision making adalah salah satu bagian dari serangkaian konsepsual model consumer behaviour, dimana dalam model consumer behaviour itu dipengaruhi oleh eksternal dan internal yang kemudian menghasilkan self konsep dan life style sehingga menimbulkan keinginaan dan kebutuhan sehingga saat ada penawaran produk atau jasa maka akan terjadi decision making. Dengan kata lain seorang konsumen dalam melakukan pembelian adalah merupakan respon mereka terhadap masalah ( Salomon, 2007) Consumer Decision Making Proses keputusan oleh konsumen dipengaruhi oleh strategi marketing dan efek dari image suatu produk dari udut pandang konsumen. Suatu perusahaan akan sukses jika konsumen melihat kebutuhan akan suatu produk yang dapat menyelesaikan masalah yang ada padanya, memperhatikan produk tersebut dan mengetahui kemampuan produk tersebut, memutususkan bahwa itu adalah solusi terbaik yang ada, proses membeli produk tersebut, dan menjadi puas akan hasil dari pembelian tersebut (Hawkins,2007). 18

10 Hasil consumer decision adalah saat adanya masalah dan kesempatan, sebagai contoh : masalah : saya haus, ada kesempatan hal tersebut kelihatannya sangat menarik untuk dicoba. Masalah pada konsumen akan muncul saat situasi tertentu dan natur dari situasi tersebut mempengaruhi proses consumer decision (Hawkins,2008). Istilah consumer decision menghasilkan suatu gambaran yakni individu yang secara hati-hati mengevaluasi atribut dari suatu produk, merk atau jasa dan secara rasional memilih salah satu yang dapat digunakan menyelesaikan atau memenuhi kebutuhannya dengan biaya terendah. Konsumen harus membuat banyak keputusan dalam situasi ini, bagaimanapun juga cukup banyak keputusan yang diambil tanpa tingkat kesadaran yang sungguh-sungguh. Namun selanjutnya nanti banyak consumer decision fokus tidak hanya pada atribut merek saja tetapi lebih kepada feeling dan emosional dengan memperoleh ataupun menggunakan ataupun situasi dimana produk dibeli ataupun digunakan. Dalam situasi seperti itu, suatu merk tidak mungkin terpilih oleh karena salah satu atribut (harga, bentuk, fungsional karakteristik) namun lebih kepada hal ini membuat aku merasa baik atau para temanku pasti akan menyukainya. Keputusan konsumen seringkali hasilnya adalah karena tentang sebuah masalah, contohnya masalah maskapai penerbangan. Ada beberapa pilihan untuk maskapai penerbangan dari segi harga di Indonesia. Maskapai penerbangan dengan harga yang relatif murah namun tidak mendapatkan layanan yang baik dan jika ingin mendapatkan makanan di dalam kabin pesawat harus mengeluarkan uang tambahan. Disisi lain konsumen dihadapkan pada maskapai yang lebih mahal namun 19

11 mendapatkan layanan yang lebih baik serta layanan makanan dalam kabin pesawat tanpa harus membayar uang tambahan. Ada berbagai tipe dalam proses consumer decision, sebagai konsumen yang ingin beralih dari level yang keterlibatannya rendah ke level yang keterlibatannya tinggi, decision making akan semakin kompleks. Berikut ini adalah alur dari keterlibatan dan tipe decision making (Hawkins, 2007). Gambar 2.2 Involvement dan tipe Decision Making Low Involvement Purchase High Involvement Purchase Nominal decision Limited decision making Extended decision making Problem recognition Selective Problem recognition Generic Problem recognition Generic Information search Limited internal Information search Internal Limited external Information search Internal External Alternative evaluation Few attributes Simple decision rules Few Alternatives Alternative evaluation Many attributes Complex decision rules Many Alternatives Purchase Purchase Purchase Postpurchase No dissonance Very limited Evaluation Postpurchase No dissonance Limited evaluation Postpurchase No dissonance Complex evaluation Source : Consumer Behaviour (Hawkins,2007) 20

12 Saat konsumen berada pada tahap membuat keputusan ingin membeli sebuah mobil,setelah menyadari bahwa adanya kebutuhan untuk memiliki mobil maka selanjutnya ia akan mencari informasi mengenai mobil. Informasi yang diperoleh akan dipakai dalam proses evaluasi terhadap berbagai alternatif yang ditawarkan oleh pasar. Setelah yakin maka akan terjadi pembelian. Setelah pembelian terjadi maka akan ada evaluasi terhadap pembelian tersebut Nominal Decision Making Nominal decision making terkadang sering diartikan sebagai keputusan yang sudah menjadi kebiasaan. Saat menghadapi suatu masalah atau kendala, maka dalam memori jangka panjang akan melakukan pencarian jangka panjang dan akan menemukan suatu solusi atau sebuah brand. Brand tersebut akan segera dibeli dan jika brand tersebut gagal, tidak mencapai ekspetasi yang diharapkan konsumen maka akan segera dievaluasi. Nominal decision dapat dibedakan menjadi dua bagian yakni pembelian setia dan pembelian yang berulang. Pembeli yang setia dalam hal ini dimaksud jika kita memutuskan untuk membeli suatu barang dengan involvement yang cukup tinggi sehingga memutuskan untuk membeli produk tersebut dan dengan setia memakainya. Karena sudah merasa produk tersebut adalah yang terbaik, maka dalam hal ini sudah menjadi seorang pembeli yang setia dan kompetitor akan sulit untuk merebut pelanggan tersebut. Pembeli yang berulang adalah seperti saat kita membeli kecap, kita akan merasa semua kecap adalah sama namun kita memutuskan untuk membeli 21

13 merk bango, kapanpun dan dimanapun saat kita memerlukan kecap maka dengan otomatis akan segera membeli merk bango. Meskipun saat itu ada potongan lain untuk produk yang sama maka dalam waktu yang singkat kita akan memutuskan merk mana yang akan dibeli Limited Decision Making Limited decision making dapat diartikan pengambilan keputusan secara singkat tanpa memperhatikan atribut-atribut lain yang terdapat dalam produk tersebut. Sebagai contoh, saat seseorang sudah lama tidak menggunakan suatu produk maka dia akan membeli produk tersebut yang tentu saja baginya produk tersebut baik, dan bagus tanpa mempertimbangkan harga, kadarluarsa, ataupun brand. Secara umum limited decision making mempengaruhi juga seseorang dalam memandang suatu masalah. Dia tidak akan mempertimbangkan banyak aspek dan menganalisanya dalam berbagai sudut pandang. Sebagai contoh saat setelah terjadi pembelian, jika tidak puas akan produk tersebut maka dia tidak begitu mempersalahkan hal yang paling sering dilakukan adalah tidak membeli produk tersebut kembali Extend Decision Making Extend decision making melibatkan sebuah evaluasi yang kompleks dengan banyak alternatif dan evaluasi mendalam setelah pembelian suatu produk.. Dalam pengambilan keputusannya memerlukan pemikiran yang cukup matang. Level ini merupakan level tinggi dalam purchase involvement. Contoh produknya adalah rumah, mobil,computer dan elektronik. 22

14 Langkah langkah konsumen dalam proses decision making serta proses yang berkaitan dengan internal psychological konsumen dalam membuat keputusan menurut George E.Belch : Gambar 2.3 Langkah langkah proses decision making Mengetahui masalah Mancari informasi Evaluasi alternatif Keputusan membeli Memutuskan evaluasi pembelian Gambar 2.4 Proses yang berkaitan dengan Internal Psychological Motivasi Persepsi Bentuk Perilaku Integrasi Pembelajaran Banyak hal yang menarik jika mengamati cara seseorang mengambil keputusan, baik dari hal yang terkecil yang biasa dilakukan sehari-hari maupun dalam mengambil keputusan dalam skala yang besar seperti keputusan dalam perusahaan Decision making units Dalam bukunya customer behaviour (Hawkins,2007), decision making unit adalah individu tanpa organisasi yang turut berperan dalam memberikan keputusan untuk membeli. Contohnya divisi-divisi di suatu perusahaan yang didalamnya terdiri 23

15 atas orang sebagai individu yang mampu mengambil keputusan untuk kepentingan perusahaan Organization Decision Making Banyak karyawan dari perusahaan membuat keputusan tiap harinya. Perusahaan sebagai pembeli adalah perusahaan yang menginginkan pembelian yang baik, servis yang baik atas nama perusahaan untuk kepentingan produksi, distribusi, ataupun menjual kembali. Orang orang ini membeli dari business to business (B to B) marketers dimana spesialisasinya pada keinginan dari para organisasi yang meliputi perusahaan, agensi pemerintah, rumah sakit dan para retail. B2B marketing adalah dimana terjadi kejadian (sebagai contoh) benda dan servis yang berhargs $ 2 triliyun berpindah tangan diantara organisasi yang dimana sebenarnya merupakan konsumen pembeli yang terakhir. Perusahaan sebagai pembeli memiliki banyak tanggung jawab, mereka harus memutuskan kepada vendor mana mereka akan melakukan bisnis dan sespesifik apa benda yang mereka wajibkan kepada suppliernya. Faktor yang dapat mempengaruhi pandangan organisasi sebagai pihak yang membeli dalam pandangan situasi pembelian. Hal ini termasuk ekspetasi pembeli terhadap supplier (contohny: kwalitas produk, kompetensi dan perilaku dari staff perusahaan tersebut), suasana organisasi dari perusahaan miliknya dan penilaian terhadap performa dari mereka masing-masing. 24

16 Seperti konsumen lainnya, perusahaan sebagai pembeli terlibat dalam proses belajar dimana karyawan membagikan informasi satu dengan lainnya dan mengembangkan daya ingat organisasi untuk percaya dan berasumsi mengenai yang terbaik dalam menentukan pilihan Perbandingan organisasi dan konsumen sebagi pengambil keputusan. Banyak faktor yang membedakan keputusan di organisasi dan industri dari keputusan konsumen sebagai individu. Berikut ini adalah perbedaannya. (Solomon,2009) - Pengambilan keputusan untuk membeli dari perusahaan sering kali melibatkan banyak orang, termasuk siapa yang akan melakukan pembelian, siapa yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi keputusan tersebut, dan karyawan yang sesungguhnya menggunakan produk atau jasa tersebut. - Organisasi atau perusahaan sering kali menggunakan spesifikasi teknis tepat yang memerlukan banyak pengetahuan tentang kategori produk. - Pembelian dengan cara mengikuti suara hati jarang terjadi karena mereka melakukan pembelian berdasarkan pengalaman pada masa lalu, sehingga sangat berhati-hati dalam mempertimbangkan alternatif lainnya. - Keputusan seringkali penuh resiko khususnya jika dirasa karirnya bergantung pada keputusannya. 25

17 - Satu dari 250 konsumen organisasi seringkali tercatat volume pembeliannya lebih dari setengah penjualan suppliernya dimana memberikan pengaruh yang cukup besar kepada supplier. - B2B marketing seringkali lebih tertekan oleh personal selling daripada iklan atau bentuk promosi lainnya. Melakukan transaksi dengan organisasi sebagai pembelinya lebih membutuhkan kontak secara langsung daripada hanya sekedar menjual putus kepada konsumen Family decision making Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak merupakan suatu tempat dimana ada banyak kebutuhan yang diinginkan dan secara otomatis banyak terjadi decision making yang melibatkan satu atau lebih anggota keluarga. Dalam beberapa kejadian, kelompok atau dalam hal ini keluarga lebih dilibatkan secara langsung dibandingkan hanya sekedar referensi, anggota keluarga yang tentu saja mereferensikan sesuatu satu dengan lainnya biasanya juga mempunyai pengaruh dalam hal proses purchase decision. Dalam buku customer behaviour, family decision making adalah proses pengambilan keputusan langsung atau tidak langsung melibatkan dua atau lebih anggota keluarga dalam memutuskannya. Relativitas pengaruh suami-istri dalam consumer decision tergantung dalam bagian produk atau golongan jasa (Leon G), sebagai contoh : dari tahun 50-an 26

18 pembelian mobil baru sangat kuat didominasi oleh suami dan disatu sisi keputusan terhadap makanan dan keuangan lebih banyak didominasi oleh wanita. Menurut Salomon (2009) keluarga itu mempunyai dua tipe dasar dalam keputusan: 1. Consensual purchase decision, para anggota setuju akan pembelian barang yang diinginkan. Dalam keadaan ini hampir dapat dipastikan keluarga terlibat dalam pemecahan masalah dan mempertimbangkan alternatif untuk menemukan tujuan dari kelompok tersebut. 2. Accommodative purchase decision, anggota keluarga memiliki prioritas dan pilihan yang berbeda dan mereka tidak dapat mencapai suatu kesepakatan dalam pembelian untuk memenuhi semua harapan dari mereka. Dalam hal ini mungkin mereka akan melakukan tawar-menawar, kompromi bahkan paksaan untuk mencapai suatu kesepakatan siapa yang akan membeli, atau siapa yang akan menggunakan/mendapatkannya. Konflik tidak akan terjadi jika ada penyesuaian kebutuhan atau kepentingan diantara anggota keluarga. Walaupun uang seringkali merupakan factor pemicu dari konflik yang ada, masalah dengan pasangan (suami/istri) serta pemilihan channel TV juga sering menjadi sumber konflik yang terjadi. 2.3 Gender Kata gender berasal dari bahasa latin yaitu Genus yang berarti tipe atau jenis. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya. 27

19 Biasanya dalam rutinitas sehari-hari pria dan wanita banyak kegiatan ataupun hal-hal yang sangat melekat dengan isu-isu gender, misalnya dalam hal pekerjaan. Ada pekerjaan yang di identikkan dengan pekerjaan pria atau wanita saja, ataupun benda-benda yang di identikkan dengan milik pria saja ataupun hanya merupakan milik wanita. Hal-hal seperti diatas tanpa disadari telah melekat dalam benak pikiran masyarakat, sehingga jika ada yang berbeda dari pemahaman masyarakat tentang keterkaitan suatu hal dengan gender tersebut maka akan menimbulkan pertanyaan ataupun pria atau wanita yang bersangkutan akan merasa tidak nyaman Gender Identity Berkaitan dengan isu-isu gender, ada istilah gender identity yang sangat dekat bahkan melekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Dalam buku customer behaviour gender identity berhubungan dengan sifat feminism dan maskulin. Salah satu contohnya yaitu: sedari kecil, biasanya orang tua akan membedakan jenis mainan atau permainan untuk anaknya yang pria dan wanita. Untuk anak pria biasanya orang tua akan membelikan mainan mobil-mobilan atau pistol mainan agar sedari kecil mereka menyadari kesan atau sifat maskulin yang harus mereka miliki, sedangkan untuk anak wanita para orang tua akan membelikan mainan berupa masak-masakan atau boneka. Sedari kecil secara tidak langsung kita sudah diarahkan untuk menjadi seperti pandangan masyarakat terhadap selayaknya pria atau wanita itu nantinya. 28

20 2.3.2 Gender roles Gender roles juga merupakan salah satu bagian dari hasil persepsi ataupun pandangan masyarakat terhadap pria dan wanita. Dalam buku customer behaviour, gender roles adalah kebiasaan mempertimbangkan sesuai kewajaran untuk pria dan wanita dalam perkumpulan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam kebiasaan ataupun perilaku kita sehari-hari, contohnya : pria seharusnya melindungi wanita, pria harus bersikap tegas, wanita harus bersifat lembut, dan lain sebagainya. Persepsi ataupun pandangan tersebut sudah merupakan hal yang wajar dan jarang ada yang mempermasalahkannya. Perubahan akan gender roles ini pada wanita Amerika cukup dramatis, dengan meningkatnya keterlibatan akan pekerjaan/dorongan dalam dunia kerja, meningkatnya kesejahteraan dan purchase power, dan meningkatnya partisipasi akan lifestyle. Para marketer baik produk maupun servis cukup mengerti dengan jelas bahwa wanita merupakan salah satu segmen pasar yang penting. Hal ini terbukti dari pengaruh wanita sebesar 80% terhadap penjualan kendaraan, dan terlibat hampir dari sebagian pembelian kendaraan baru. 2.4 Involvement Involvement adalah pemahaman atau pengertian seseorang antara suatu objek dengan kebutuhan dasar, nilai, serta kepentingan. Dalam hal ini kata objek digunakan 29

21 secara umum untuk menunjuk pada produk (brand), iklan atau saat transaksi terjadi (Solomon,2007). Produk seperti bahan pokok makanan yakni : susu, roti, mentega dan produk produk yang digunakan sehari-hari seperti baterai, sisir, tissue toilet dianggap tingkat keterlibatannya rendah (low involvement). Produk ini relatif murah harganya, dibeli secara rutin tanpa pertimbangan dan resiko ruginya kecil. Produk yang tingkat keterlibatannya tinggi (high involvement) seperti mobil, komputer adalah produk yang dimana bagi seseorang merasa ada perbedaan antara brand sebelum memutuskan membeli. Tipe produk ini adalah produk yang biasanya mahal harganya dan memiliki konsekuensi sosial yang besar dan resikonya besar (Tom Duncan, 2005). Pada gambar 2.4 dapat dilihat pembagian produk berdasarkan tingkat keterlibatannya dan proses pengambilan keputusannya melibatkan pikiran atau perasaan menurut Goerge E. Belch. 30

22 Gambar 2.5 The foot Cone&Belding (FCB) Grid, George E.Belch,2007. Thinking Feeling High 1. Informative ( thinker ) 2. Affective ( feeler ) Involvement car-house-furnishings-new products jewelry-cosmetics-fashion apparel-motorcycles Model : Learn-Feel-Do (economic?) Possible Implications Model : Feel-Learn-Do (Psychological?) Possible Implications Test : Recall Test : Attitude change Diagnostics Emotional arousal Media : Long copy format Media : Large space Reflective vehicles Creative : Specific information Demonstration Image specials Creative ; Executional Impact Low 3. Habit formation ( doer ) 4. Self-satisfaction ( Reactor ) Involvement Food-household items cigarettes-liquor-candy Model : Do-Learn-Feel (responsive?) Model : Do-Feel-Learn (social?) Possible Implications Possible Implications Test : Sales Test : Sales Media : Small space ads Media : Billboards 0-second I.D.s Radio; POS Creative : Remainder Newspapers POS Creative : Attention Pada gambar 2.5 juga dapat dilihat bagan alternative response untul low dan high involvement menurut George E.Belch. 31

23 Gambar 2.6 Alternative Response Hierarchies, George E.Belch,2007 High Low High (Learning model cognitive) Affective (Low Involvement Model Cognitive) Conative Low (Dissonance/attribution model) Conative Affective Conative Affective 32

Kesadaran yang telah dimiliki atas produk yang diiklankan. Khalayak Sasaran. Tekanan pada perhatian, waktu dan sumberdaya

Kesadaran yang telah dimiliki atas produk yang diiklankan. Khalayak Sasaran. Tekanan pada perhatian, waktu dan sumberdaya Singkatnya, periklanan tidak muncul sendirian, seperti terlihat pada skema di bawah ini. Noise: Gangguan dari pesan iklan pesaing Motivasi untuk memperhatikan iklan Kesadaran yang telah dimiliki atas produk

Lebih terperinci

BAB 2 PERMASALAHAN, SOLUSI, DAN TUJUAN KOMUNIKASI

BAB 2 PERMASALAHAN, SOLUSI, DAN TUJUAN KOMUNIKASI 23 BAB 2 PERMASALAHAN, SOLUSI, DAN TUJUAN KOMUNIKASI 2.1 Tujuan Pemasaran Dari sudut pandang strategi pemasaran, loyalitas merk (brand loyalty) adalah suatu konsep yang sangat penting, khususnya pada kondisi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Semakin banyaknya media sebagai sarana untuk memperkenalkan produk ataupun

ABSTRAK. Semakin banyaknya media sebagai sarana untuk memperkenalkan produk ataupun ABSTRAK Semakin banyaknya media sebagai sarana untuk memperkenalkan produk ataupun menyampaikan informasi, maka para produsen mulai memilih serta mengkaji media yang cocok untuk produknya serta segmentasi

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN KOMUNIKASI

BAB II TUJUAN KOMUNIKASI 14 BAB II TUJUAN KOMUNIKASI Minute Maid Pulpy Orange hadir untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam terhadap minuman siap saji, sesuai dengan berkembangnya selera dan gaya hidup yang juga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

PEMASARAN LANGSUNG & WORD WOR OF MOUTH (WOM)

PEMASARAN LANGSUNG & WORD WOR OF MOUTH (WOM) PEMASARAN LANGSUNG & WORD OF MOUTH (WOM) Pemasaran langsung (direct marketing) adalah sistem pemasaran yang menggunakan media iklan atau saluran-saluran langsung kepada konsumen untuk memudahkan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Terdapat banyak teori yang menjelaskan tentang determinan perilaku manusia. Dalam teori-teori tersebut para ahli memaparkan pendapatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Pemasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Pemasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Keunikan Produk Menurut Kotler (2009:4) produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Dampak dari Revolusi Digital terhadap Perilaku Konsumen

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Dampak dari Revolusi Digital terhadap Perilaku Konsumen 8 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dampak dari Revolusi Digital terhadap Perilaku Konsumen Disadari ataupun tidak, revolusi digital telah membuka pintu seluas-luasnya terhadap customization produk, jasa dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jurnal penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jurnal penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Jurnal penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Toyota Avanza dilakukan oleh Edwin Japarianto, staf pengajar

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION I

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION I Modul ke: 11 Dr. Fakultas ILMU KOMUNIKASI INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION I Pemanfaatan Media Interpersonal Endah Murwani, MSi Program Studi Marketing Communication Word of Mouth WOM merupakan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BENTUK- BENTUK PROMOSI

BENTUK- BENTUK PROMOSI BENTUK- BENTUK PROMOSI Promosi merupakan kegiatan perusahaan mengkomunikasikan produknya kepada konsumen. Komunikasi ini bisa dilakukan dengan cara advertising atau periklanan, direct marketing atau pemasaran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan yang berkaitan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan pengembangan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga

Lebih terperinci

KONSEP PASAR. Dapat menghasilkan skala ekonomi Investasi kecil Hasil besar Resiko kecil C & C 2

KONSEP PASAR. Dapat menghasilkan skala ekonomi Investasi kecil Hasil besar Resiko kecil C & C 2 KONSEP PASAR KONSEP PASAR Pasar : tdd pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan i tertentu t t yang mungkin mau dan mampu untuk ambil bagian dalam jual beli guna memenuhi kebutuhan atau keinginan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan bagian penting dari sebuah perusahaan, karena dengan adanya pemasaran perusahaan dapat memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori 1 BAB II Landasan Teori a. Keputusan Pembelian Pada umumnya, keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan untuk membeli merek mana yang lebih disukai oleh konsumen (Kotler and Armstrong, 2014). Konsumen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keputusan Pembelian 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2012), perilaku pembelian konsumen mengacu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang

Lebih terperinci

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat BAB 14 PROMOSI Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia telah memasuki persaingan yang sangat ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia telah memasuki persaingan yang sangat ketat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha di Indonesia telah memasuki persaingan yang sangat ketat. Persaingan ini muncul seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan peningkatan taraf hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan pembelian, misalnya ketika konsumen mencari informasi tentang produk yang akan dibeli. Dulu, konsumen

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan Pembelian

Pengambilan Keputusan Pembelian Pengambilan Keputusan Pembelian Nama : Arie Pratama Putra NIM : 105020200111006 Kelas : BA Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi pada objek penelitian, selanjutnya peneliti akan melakukan analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin ketat. Masing masing perusahaan berusaha untuk merealisasikan tujuannya. Usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sektor industri manufaktur maupun jasa. Perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sektor industri manufaktur maupun jasa. Perusahaan harus BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi seperti saat ini, akan terjadi kompetisi atau persaingan yang tajam di semua sektor bisnis tidak dapat dihindari, baik dalam sektor industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti menginginkan agar perusahaannya dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti menginginkan agar perusahaannya dapat meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan pasti menginginkan agar perusahaannya dapat meningkatkan penjualan dengan cara yang mudah dan biaya yang murah tentunya. Salah satu cara

Lebih terperinci

yang relatif dekat dengan lokasi toko oleh lebih dari satu orang kurir, atau bentuk lainnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan toko tesebut.

yang relatif dekat dengan lokasi toko oleh lebih dari satu orang kurir, atau bentuk lainnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan toko tesebut. BAB 5 PROMOSI Bentuk promosi Promosi sebagai bagian dari strategi pemasaran memegang peranan yang penting bagi kelangsungan usaha suatu toko. Secara spesifik, promosi merupakan elemen dari pemasaran bauran

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. latar Belakang Masalah. dan teknologi yang sangat terasa adalah terjadinya perubahan yang sangat cepat di

BAB I PENGANTAR. A. latar Belakang Masalah. dan teknologi yang sangat terasa adalah terjadinya perubahan yang sangat cepat di BAB I PENGANTAR A. latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini dampak perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat terasa adalah terjadinya perubahan yang sangat cepat di segala aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dan internet. Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dan internet. Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, untuk mendapatkan informasi sangatlah mudah. Masyarakat dapat memperoleh informasi melalui media cetak dan elektronik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Produk obat merupakan produk industri yang mempunyai pasar yang sangat besar di Indonesia. Persaingan antar produsen obat di dalam industri farmasi tetap tumbuh meskipun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Menurut Kotler (2001, p244), karena begitu banyaknya jenis konsumen yang berbeda-beda dengan beragam kebutuhan yang berbeda, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan kelas menengah dan perluasan basis ekonomi merupakan dua

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan kelas menengah dan perluasan basis ekonomi merupakan dua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kelas menengah dan perluasan basis ekonomi merupakan dua kekuatan pendorong dibalik perkiraan ekspansi industri otomotif Indonesia yang sangat cepat. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi dimana di dalamnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memiih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perekonomian di Indonesia pada saat ini masih berjalan dengan berbagai ketidakpastian dan persaingan yang ketat. Hal ini menyebabkan perusahaan memikirkan berbagai langkah dan strategi yang tepat

Lebih terperinci

1. Marketing Communication 2. Pentingnya Marketing Communication 3. Periklanan Personal Selling

1. Marketing Communication 2. Pentingnya Marketing Communication 3. Periklanan Personal Selling 1. Marketing Communication Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Didalam melakukan sebuah penelitian, landasan teori diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Didalam melakukan sebuah penelitian, landasan teori diperlukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Didalam melakukan sebuah penelitian, landasan teori diperlukan sebagai pendukung teori yang akan digunakan, sehingga penelitian-penelitian sebelumnya dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication I

Integrated Marketing Communication I Modul ke: Integrated Marketing Communication I Pengantar IMC Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dampak krisis ekonomi juga membuat sejumlah brand perusahaan. untuk memilih produk/jasa yang mereka ingin gunakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dampak krisis ekonomi juga membuat sejumlah brand perusahaan. untuk memilih produk/jasa yang mereka ingin gunakan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan teknologi, orang-orang semakin lebih kritis dalam menggunakan suatu produk/jasa. Masyarakat sudah mulai jenuh diteror oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kottler dan Amstrong (2001:7), Pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan berkelompok memperoleh apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Dalam landasan teori ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian secara terperinci. Teori yang akan dibahas sebagai berikut: 2.1.1. Electronic

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemasaran Sejak orang mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda tetapi memiliki arti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Merek 1. Pengertian Loyalitas Merek Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is difined as non random purchase expressed over by some decision

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing mix dengan strategi pemasaran yang mereka miliki dengan matang agar menjadi lebih dimata konsumen.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Iklan Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan oleh perusahaan. Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan yang bersifat intangible. Merek adalah nama, istilah, simbol atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia bisnis, terlebih dalam era globalisasi ini, di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat persaingan yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan konsumsi. Konsumsi, dari bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan konsumsi. Konsumsi, dari bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam memenuhi kebutuhannya tidak pernah lepas dari salah satu kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan konsumsi. Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha hingga mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. usaha hingga mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun citra positif dan mendapatkan posisi strategis dalam pasar bukanlah suatu hal yang mudah untuk meraihnya. Membutuhkan proses dan waktu yang lama untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti restaurant dan café kini semakin pesat. Banyak sekali cafe dan restaurant asing berjamuran di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk memasarkan produknya dikarenakan persaingan yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk memasarkan produknya dikarenakan persaingan yang semakin ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak pelaku usaha ingin memperkenalkan dan memasarkan produk dan jasanya. Baik usaha yang sedang berkembang dan juga baru, harus berusaha keras

Lebih terperinci

Alternatif strategistrategi

Alternatif strategistrategi PERTEMUAN SESI 4 MATA KULIAH Perencanaan dan pembelian media TELKOM UNIVErsity Team teaching: Itca istia wahyuni Yuni mogot Alternatif strategistrategi kreatif Alternatif Kreatif 1) Daya Tarik Periklanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan teknologi. Perusahaan melihat apa yang dibutuhkan oleh. bisa sebagai edukasi bagi masyarakat pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan teknologi. Perusahaan melihat apa yang dibutuhkan oleh. bisa sebagai edukasi bagi masyarakat pada saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada saat sekarang ini sangat cepat dan diiringi dengan banyaknya kebutuhan dari masyarakat tersebut yang membutuhkan teknologi. Perusahaan melihat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pengeritan komunikasi harus ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu

BAB II URAIAN TEORITIS. Pengeritan komunikasi harus ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Pengeritan komunikasi harus ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu komunikasi dalam pengertian secara umum dan pengertian secara paradigmatic, sehingga

Lebih terperinci

TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAJALAH PADA ERA DIGITAL. Oleh: Tri Diah Cahyowati, MSi. Morissan, M.A

TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAJALAH PADA ERA DIGITAL. Oleh: Tri Diah Cahyowati, MSi. Morissan, M.A TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAJALAH PADA ERA DIGITAL Oleh: Tri Diah Cahyowati, MSi Morissan, M.A Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana, 2011 Abstrak: Industri majalah di Indonesia dewasa

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication I

Integrated Marketing Communication I Modul ke: Integrated Marketing Communication I Proses Komunikasi pada Program IMC Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Analisis data merupakan tahap di mana data yang diperoleh akan dibahas oleh peneliti baik data yang berasal dari informan (wawancara), pengamatan lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 PengertianPemasaran Dalam meningkatkan omzet penjualan, perusahaan membutuhkan kegiatan pemasaran sebagai penghubung antara perusahaan dan konsumen. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan Toyota Avanza menjadi fenomena tersendiri bagi sejarah automotif nasional. Avanza tercatat sebagai paling sukses di industri otomotif Indonesia. Sejak lahir

Lebih terperinci

PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN. Nadira Artantie.

PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN. Nadira Artantie. PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN Nadira Artantie (nadiraart@yahoo.co.id, 105020200111061@students.ub.ac.id) Menurut (Sumarwan: 2003) menyebutkan : Kelompok referensi (reference

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian para provider berusaha mengeluarkan produk-produk untuk

BAB I PENDAHULUAN. Demikian para provider berusaha mengeluarkan produk-produk untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia sekarang ini tidak bisa terlepas dari alat komunikasi yang sangat dibutuhkan untuk menghubungkan orang-orang di berbagai tempat, seperti kota, negara,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh

Lebih terperinci

SELAMAT BELAJAR BERSAMA SAYA

SELAMAT BELAJAR BERSAMA SAYA Modul ke: 14 Fakultas Desain dan Seni Kreatifk Program Studi Desain Produk SELAMAT BELAJAR BERSAMA SAYA Novena Ulita, S.Pd, M.Sn Contact Person ; HP/WA : 0852 9037 5521 Email : novena.ulita@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association dalam Peter dan Olson (2013:6), perilaku konsumen adalah dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Untuk mendapatkan data internal, maka penulis melakukan penelitian Jakarta, yaitu PT. Akses Media Favorit (Femina Group), yang merupakan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam perancangan strategi pemasaran untuk Fitness Point ini kami menentukan framework yang kami pakai adalah yang berkaitan dengan Product-Market Expansion Grid,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Griffin (2003:5) menyatakan bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Griffin (2003:5) menyatakan bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Loyalitas Konsumen Memiliki konsumen yang loyal adalah tujuan akhir dari semua perusahaan. Griffin (2003:5) menyatakan bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia menunjukkan

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan Konsumen

Pengambilan Keputusan Konsumen Nama : M. Afifi Rahman NIM : 105020200111036 Pengambilan Keputusan Konsumen A.Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam

Lebih terperinci

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo) PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo) Dwi Anggoro Utomo aang.boelu7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto B R A N D E Q U I T Y The Way to Boost Your Marketing Performance Dheni Haryanto dheni_mqc@yahoo.com Marketing Quotient Community http://www.mqc.cjb.net F o c u s On Marketing Hakekat suatu bisnis industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet Menurut (O`Brien, 2005) internet adalah jaringan komputer yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan, pendidikan, serta pemerintah yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran dan Orientasi Pada Konsumen Perusahaan yang sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses utamanya, akan mengetahui adanya cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas (reasonable). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas (reasonable). Perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Untuk memasarkan sebuah produk, perusahaan harus menggunakan sebuah strategi agar tidak ada kesalahan dalam memasarkan produk. Perusahaan terlebih dahulu harus

Lebih terperinci

TOPIK X (CHAPTER 13) MARKETING

TOPIK X (CHAPTER 13) MARKETING TOPIK X (CHAPTER 13) MARKETING Marketing (Pemasaran) : Proses Perencanaan & pembuatan konsep, penetapan harga jual, promosi serta distribusi barang & jasa untuk memfasilitasi pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah berhasil tidaknya kita dalam menarik perhatian calon konsumen agar bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah berhasil tidaknya kita dalam menarik perhatian calon konsumen agar bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia komunikasi pemasaran, kunci utama menuju kesuksesan adalah berhasil tidaknya kita dalam menarik perhatian calon konsumen agar bisa memiliki nilai dan kepuasan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana pada saat kondisi sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen agar

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Komunikasi akan menciptakan suatu interaksi antara perusahaan dengan

BAB II KERANGKA TEORI. Komunikasi akan menciptakan suatu interaksi antara perusahaan dengan 8 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi Pemasaran Dalam setiap kegiatan pemasaran selalu mengandung unsur komunikasi. Komunikasi akan menciptakan suatu interaksi antara perusahaan dengan konsumen. Menurut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, yaitu: Kartu telepon CDMA yang memiliki tingkat awareness paling

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perilaku berpindah merek telah dilakukan oleh Purwanto Waluyo dan Pamungkas dan Agus Pamungkas (2003) dengan judul Analisis Perilaku Brand

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel rebranding terhadap purchase

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II Aktivitas Promosi (1) Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yasin (2014) menyatakan perilaku konsumen merupakan sesuatu yang unik,

BAB I PENDAHULUAN. Yasin (2014) menyatakan perilaku konsumen merupakan sesuatu yang unik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku konsumen sangat unik dan kompleks karena sikap dari konsumen berbeda-beda dalam menanggapi sebuah produk dan jasa tergantung dari segmen mana konsumen yang

Lebih terperinci