SKRIPSI. Oleh: Arga Widaya Pradana NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Oleh: Arga Widaya Pradana NIM"

Transkripsi

1 TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI KELAS IV, V, DAN VI DI SD NEGERI GLAGAH II KABUPATEN KULONPROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Arga Widaya Pradana NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

2 ii

3 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, yang disusun oleh Arga Widaya Pradana, NIM , ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim. Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya. Yogyakarta, September 2015 Yang Menyatakan, Arga Widaya Pradana NIM iii

4 iv

5 MOTTO 1. Saat kau berjalan lalui badai tegakkan kepalamu dan jangan takut pada gelap teruslah berjalan lalui angin teruslah berjalan lalui badai meski mimpimimipimu terombang-ambing teruslah berjalan dengan asa dihatimu karena kau tidak berjalan seorang diri (Elvis Presley) 2. Orang yang paling tidak bahagia ialah mereka yang paling takut pada perubahan (Mognon Me Lauhlin) 3. Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur (Q.S. An Nahl 78) v

6 PERSEMBAHAN Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, saya persembahkan karya ini untuk orang yang saya sayangi: 1. Kedua orang tua saya, Bapak Sumardi Widodo dan Ibu Tumiyem yang selalu memberikan yang terbaik, menyayangi setulus hati dan mendoakanku setiap waktu. 2. Adek tercinta Anis Hidayati yang selalu membantu, dan menyemangati dalam pembuatan skripsi ini. vi

7 TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI KELAS IV, V, DAN VI DI SD NEGERI GLAGAH II KABUPATEN KULONPROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Arga Widaya Pradana NIM ABSTRAK Tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah survei dengan teknik pengambilan data menggunakan angket. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo yang berjumlah 43 siswa. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berada pada kategori sangat rendah sebesar 9,30% (4 siswa), rendah sebesar 18,60% (8 siswa), sedang sebesar 44,19% (19 siswa), tinggi sebesar 20,93% (9 siswa), dan sangat tinggi sebesar 6,98% (3 siswa). Kata Kunci: tingkat kepuasan, sarana dan prasarana, penjas vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah S.W.T, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta dapat diselesaikan dengan lancar. Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan berbagai pihak, khususnya pembimbing. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Bapak Rumpis Agus Sudarko, M.S., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Bapak Amat Komari, M.Si., Ketua jurusan POR Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu, tenaga, dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbaik. 4. Bapak Sriawan, M.Kes., Ketua Prodi PGSD Penjas, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas dan dengan ikhlas memberikan ilmu, tenaga, dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini. viii

9 5. Bapak Yuyun Ariwibowo, M.Or., pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu, tenaga, dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Drs. Suhadi M.Pd., Penasehat Akademik yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu, tenaga, dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak Ngadino, S.Pd., Kepala sekolah dan Guru, dan Siswa SD Negeri Gadingan Wates Kulon Progo yang telah memberikan kesempatan, waktu, dan tempat untuk melaksanakan penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Disadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari sempurna, baik penyusunannya maupun penyajiannya disebabkan oleh keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Yogyakarta, September 2015 Penulis, ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... i ii iii iv v vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 6 D. Rumusan Masalah... 6 E. Tujuan Penelitian... 7 F. Manfaat Penelitian... 7 BAB II. KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Hakikat Kepuasan Hakikat Pendidikan Jasmani Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Karakteristik Anak Sekolah Dasar B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir x

11 BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Definisi Operasional Variabel Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Analisis Data BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Faktor Tangibles Faktor Empathy Faktor Reliability Faktor Responsiveness Faktor Assurance B. Pembahasan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Implikasi Hasil Penelitian C. Keterbatasan Hasil Penelitian D. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Berolahraga. 19 Tabel 2. Subjek Penelitian Tabel 3. Alternatif Jawaban Angket Tabel 4. Kisi-kisi Angket Penelitian Tabel 5. Norma Penilaian Tingkat Kepuasan Tabel 6. Deskripsi Statistik Tingkat Kepuasan terhadap Sarana dan Prasarana Penjas Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Tabel 8. Deskriptif Statistik Faktor Tangibles Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Tangibles Tabel 10. Deskriptif Statistik Faktor Empathy Tabel 11. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Empathy Tabel 12. Deskriptif Statistik Faktor Reliability Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Reliability Tabel 14. Deskriptif Statistik Faktor Responsiveness xii

13 Tabel 15. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Responsiveness Tabel 16. Deskriptif Statistik Faktor Assurance Tabel 17. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Assurance xiii

14 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 2. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Tangibles Gambar 3. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Empathy Gambar 4. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Reliability Gambar 5. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Responsiveness Gambar 6. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Assurance xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian dari SD Negeri Glagah Lampiran 3. Angket Penelitian Lampiran 4. Data Penelitian Lampiran 5. Deskriptif Statistik Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian intergral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitaas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani. Menurut Adang Suherman (2000: 23) bahwa, Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivtas jasmani sebagai media utama mencapai tujuan pembelajaran, adapun aktivitas utamanya adalah cabangcabang olahraga. Proses pembelajaran pendidikan jasmani (penjas), tidak lepas dari ketersediaannya sarana dan prasarana pendidikan jasmani di dalam lembaga pendidikan khususnya sekolah-sekolah. Bermain, olahraga, dan bentuk-bentuk aktivitas fisik lainnya seperti aktivitas luar kelas dan ekstrakurikuler juga pastinya sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari penyediaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani pendidikan jasmani di masing-masing sekolah tersebut. 1

17 Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang memadai di dalam suatu lembaga pendidikan khususnya sekolah, aktivitas jasmani pun dapat berjalan dengan baik. Di samping itu, olahraga saat ini semakin digemari baik pelajar maupun masyarakat umum sebagai sarana kebugaran. Sehingga sebagian masyarakat telah memandang olahraga sudah menjadi bagian dalam hidupnya. Seiring berkembangpesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari jaman ke jaman, saat ini banyak menciptakan sarana dan prasarana pendidikan jasmani baru yang dapat mempermudah dalam proses pembelajaran dan menambah tingkat keamanan dari para pengguna. Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan jasmani memang sangat perlu ditingkatkan supaya dapat melakukan kegiatan olahraga. Karena tanpa sarana dan prasarana, olahraga tidak dapat berkembang dengan baik. Berhasil dan tidaknya proses pembelajaran pendidikan jasmani ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu mencakup guru dan sarana dan prasarana pendidikan jasmani sebagai alat atau media untuk memudahkan dalam proses pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal yaitu meliputi faktor keluarga, lingkungan, dan masyarakat. Sarana dan prasarana pendidikan jasmani merupakan faktor penting dalam menentukan berhasilnya pembelajaran pendidikan jasmani. Oleh karena itu, sekolah seharusnya menyediakan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang sesuai dengan jumlah murid dan dapat digunakan secara aman supaya 2

18 proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan sesuai dengan kurikulum yang ada. Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang ada di sekolah, maka seorang guru dituntut untuk berkreatifitas dalam penyampaian materi pengajaran dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Di samping itu, seorang guru juga berperan dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani dengan memodifikasi alat sederhana yang layak digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah setiap harinya itu. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo, lapangan bola voli kurang bersih dan banyak rumput yang tumbuh, bola yang digunakan ada yang sudah tidak layak karena kulit karetnya terkelupas dan ada dalam penyediaan sarana dan prasarananya masih belum memadai. Seperti kurangnya sarana, perkakas, dan fasilitas di sekolah. Sehingga dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani belum berjalan dengan baik. Misalnya keterbatasan bola sepakbola yang hanya berjumlah 3 buah, bolabasket 2 buah, dan bolavoli 4 buah bola, dibandingkan dengan jumlah peserta didik. Jumlah lapangan sepakbola tidak ada, lapangan bola voli 1, lapangan bolabasket tidak ada, lapangan bulutangkis 1, dan lapangan sepaktakraw 1. Lapangan bolavoli yang kurang terawat, sehingga menimbulkan rasa ketidaknyamanan siswa dalam menggunakannya. Perwatan juga hanya dilakukan oleh penjaga sekolah dan tidak dilakukan secara rutin, sehingga banyak peralatan olahraga yang sudah rusak namun masih tetap 3

19 digunakan. Oleh karena itu, harapannya dengan dilakukan penelitian ini dapat membantu dan lebih meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana di sekolah yang lebih memadai. Melengkapi jenis, jumlah, dan kondisi prasarana dan sarana pendidikan jasmani adalah sangat penting. Penyediaan prasarana dan sarana pendidikan jasmani yang ideal sangat menunjang terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Peralatan yang kurang lengkap menyebabkan kerugian pada materi pelajaran, waktu serta tenaga dalam proses belajar mengajar. Peralatan olahraga yang tidak lengkap juga menimbulkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga mengakibatkan prestasi belajar pendidikan jasmani akan turun, berdampak pada penurunan tingkat kesegaran jasmani siswa yang pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar secara keseluruhan. Di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo sarana dan prasarana yang ada juga dimanfaatkan dengan baik tetapi hanya sebagian dan tidak seluruhnya dipakai. Bagi sekolah yang sudah memadai sarana dan pendidikan jasmani pasti akan memberikan semangat bagi para siswa dan guru. Para siswa juga termotivasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani, serta juga bisa memberikan kesempatan bagi siswa untuk bisa melakukan aktifitas olahraga serta mampu mengembangkan kemampuan motorik dan bisa meningkatkan siswa dalam mengembangkan bakat bakat yang dimiliki tiap tiap siswa. Tercapainya sarana dan prasarana yang baik maka untuk mencapai suatu pembelajaran yang baik akan bisa terpenuhi. Pembelajaran yang baik itu 4

20 memang membutuhkan beberapa hal pendukung keberhasilan. Pihak sekolah juga alangkah baiknya bisa memberikan semangat mengenai sarana dan prasarana serta meningkatkan tenaga pendidikan yang baik demi proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Agus S. Suryobroto (2004: 16), persyaratan sarana dan prasarana pendidikan jasmani antara lain: aman, mudah dan murah, menarik, mamacu untuk bergerak, sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan tujuan, tidak mudah rusak, dan sesuai dengan lingkungan. Tujuan diadakannya sarana dan prasarana adalah untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani dan memungkinkan pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani. Berdasarkan hal tersebut, maka timbul suatu permasalahan yang perlu diangkat dalam suatu penelitian yang berkaitan dengan tingkat kepuasan siswa terhadap sarana dan prasarana yang telah dilakukan peneliti. Peneliti mengambil data di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo sebagai sampel penelitian. Oleh karena itu, peneliti berusaha mencari fakta yang ada di lapangan untuk dapat diambil kesimpulan terhadap seberapa tinggi tingkat kepuasan siswa terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang tersedia di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo tersebut. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 5

21 1. Jumlah sarpras yang kurang dan minim dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo. 2. Adanya aktivitas pembelajaran penjas setiap harinya, yang menyebabkan sarana dan prasarana pendidikan jasmani cepat rusak. 3. Kebutuhan peserta didik akan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang kurang memadai. 4. Belum diketahuinya tingkat kepuasan peserta didik terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. C. Batasan Masalah Permasalahan yang terkait dengan kepuasan adalah suatu permasalahan yang kompleks. Oleh karena itu agar peneliti lebih fokus dan dengan mempertimbangkan segala keterbatasan penulis. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. D. Rumusan Masalah Adapun masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dan pembatasan masalah, maka masalah tersebut dapat dirumuskan, yaitu: Seberapa tinggi tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta? 6

22 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang diharapkan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoretis a. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai sarana dan prasarana pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang ada di lingkungan sekolah. b. Dapat dijadikan kajian tentang persamaan dan perbedaan sarana dan prasarana di lokasi sekolah yang berbeda. 2. Secara Praktis a. Agar pihak sekolah lebih melengkapi sarana dan prasarana pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. b. Sebagai bahan pertimbangan pihak sekolah agar lebih merawat dan memperhatikan sarana dan prasarana pendidikan jasmani. c. Agar guru lebih kreatif dalam memodifikasi sarana dan prasarana pendidikan jasmani untuk mensiasati segala kekurangan yang ada. 7

23 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Kepuasan a. Pengertian Kepuasan Kepuasan merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ditampilkan dalam sikap positif dalam berbagai kegiatan dan tanggapannya menghadapi lingkungan luar (Memet Mulyadi, 2008: 54). Sedangkan menurut Rambat Lupiyoadi (2004: 192), kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk atau jasa yang diterima dan yang diharapkan. Setiap individu pasti memiliki tingkat kepuasan yang berbedabeda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu, semakin memadai sarana dan prasarana pendidikan jasmaninya, maka semakin tinggi tingkat kepuasannya, dan begitu pula sebaliknya. Setiap orang selalu terdorong untuk melakukan suatu tindakan yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Bila mana tujuan tersebut tercapai, maka kemungkinan akan memperoleh kepuasan (Memet Mulyadi, 2008: 92). Sedangkan menurut Philip Kotler, dkk., (dalam Fandy Tjiptono, 1997: 50), Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja produk (atau hasil) yang 8

24 dirasakan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja (kualitas) yang dirasakan (perceived performance) dan harapan (expectations). Jika kualitas di bawah harapan, pelanggan akan tidak puas, kalau kualitas sesuai harapan, pelanggan akan puas. Apabila kualitas melampaui harapan, pelanggan akan sangat puas, senang, atau bahagia. Pendapat ini juga disepakati oleh Band (dalam Trisno Musanto, 2004: 125) yang mengatakan kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut. Mowen (dalam Trisno Musanto, 2004: 125) menambahkan bahwa kunci terciptanya kepuasan pelanggan terletak pada kinerja yang ditunjukkan oleh agen yang diartikan sebagai kualitas agen tersebut. Dari hal ini semakin menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan sangat berhubungan erat dengan kulaitas layanan maupun kulaitas produk dari penyedia layanan. Beberapa pengertian di atas semakin diperkuat pula oleh pendapat Handi Irawan (2002: 2) bahwa pelanggan yang puas adalah pelanggan yang mendapat value pemasok, produsen atau penyedia jasa. Value ini berasal dari produk, pelayanan, sistem atau yang sesuatu yang bersifat emosi. Kalau pelanggan mengatakan bahwa value adalah produk yang berkualitas, maka kepuasan pelanggan akan didapat melalui produk yang berkualitas. Kalau value bagi pelanggan adalah kenyamanan, maka 9

25 kepuasan akan datang apabila pelayanan yang diperoleh benar-benar nyaman. Kalau value bagi pelanggan adalah harga yang murah, maka pelanggan akan puas kepada produsen yang memberikan harga yang paling kompetitif. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan itu akan terwujud melalui hubungan positif antara harapan pelanggan terhadap kualitas/kinerja sebuah produk yang diberikan oleh produsen. Semakin besar kualitas/kinerja produk yang diberikan sesuai dengan harapan pelanggan, akan semakin besar pula kepuasan pelangganya. b. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kepuasan seorang atau pengguna jasa tidak akan didapatkan begitu saja dan dengan kadar yang tidak sama antara pengguna jasa pelayanan yang satu dengan yang lainya, hal ini menunjukkan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan/pengguna jasa. Sehingga perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang memberikan pengaruh terhadap kepuasaan yang didapat oleh para pelanggan jasa. Menurut Moenir (dalam Yulairmi dan Putu R, 2007: 16), agar layanan dapat memuaskan orang atau sekelompok orang yang dilayani, ada empat persyaratan pokok, yaitu; (1) tingkah laku yang sopan, (2) cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang seharusnya 10

26 diterima oleh orang yang bersangkutan, (3) waktu penyampaian yang tepat, dan (4) keramah-tamahan. Selain itu faktor lain yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan adalah kepuasan yang berasal dari kesadaran para petugas yang berkecimpung di dalam layanan tersebut. Faktor aturan yang diberlakukan dalam pelaksanaan layanan. Faktor organisasi yang menjalankan sistem pelayanan juga memiliki pengaruh yang penting terhadap kepuasan pelanggan. Selain itu juga faktor ketersediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang layanan untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan produk yang diinginkan. Menurut Philip Kotler (dalam J. Supranto, 2006: 237) dapat dispesifikan dari teori jasa, pelayanan dan kepuasan pelanggan maka dihasilkan faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah: 1) Faktor keandalan (reliability) Keandalan adalah kemampuan penyedia layanan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan konsisten dan terpercaya. Kepuasan pelanggan akan terpenuhi apabila kualitas produk/jasa yang diberikan sesuai dengan janjinya kepada para pelanggan. 2) Faktor ketanggapan (responsiveness) Ketanggapan adalah kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau tanggap. Ketanggapan akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kepuasan pelanggan, karena tanggapan yang baik akan memberikan nilai kepuasan yang baik pula. 11

27 3) Faktor keyakinan (confidence) Keyakinan adalah pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau assurance. Jadi, pelanggan akan merasa puas apabila ada jaminan terhadap kualitas layanan yang diberikan penyedia jasa maupun terhadap keamanan barang yang dibawa pelanggan. 4) Faktor empati (emphaty) Empati adalah adanya rasa peduli, pemberian perhatian pribadi bagi pelanggan. Hal ini menjadi penting karena kepuasan pelanggan juga akan tercapai apabila timbul rasa nyaman yang dialami oleh pelanggan dalam menggunakan jasa pelayanan yang diberikan. 5) Faktor berwujud (tangible) Berwujud adalah penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan media komunikasi. Faktor ini juga akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kepuasaan pelanggan, karena semakin baik kulaitas dari fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam pemberian jasa akan semakin baik pula tingkat kepuasan pelanggan. Faktor secara umum yang mempengaruhi tingkat kepuasan dalam penggunaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani adalah kualitas dari sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang tersedia. Menurut Suharsimi Arikunto (1992: 104), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan, yaitu keanekaragaman produk (feature), 12

28 keandalan (realibility), kesesuaian (conformance), daya tahan (durability), berujud (tangibles), jaminan (assurance). 1) Keanekaragaman produk (feature) adalah keanekaragaman alat-alat olahraga, sehingga proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana dengan baik di sekolah. 2) Keandalan (realibility)adalah kualitas sarana dan prasarana pendidikan jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan ditunjang dengan tenaga pendidik yang telah sertifikasi. 3) Kesesuaian (conformance)adalah keguanaan masing-masing peralatan olahraga dalam tiap cabang olahraga. 4) Daya tahan (durability)adalah kemampuan suatu alat olahraga dalam pemakaian pada tiap pembelajaran pendidikan jasmani dapat memiliki nilai umur yang cukup lama. 5) Berujud (Tangibles) adalah penampilan dan kemapuan sarana dan prasarana fisik yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh sekolah. Hal ini meliputi fasilitas fisik (contoh: gedung, gudang dan lain-lain). 6) Jaminan (Assurance) adalah kemampuan suatu alat olahraga dalam memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemakainya. Dari beberapa pendapat para ahli tentang dimensi kualitas pelayanan, dapat disimpulkan beberapa dimensi yang kredibel yaitu dengan memenuhi syarat agar sebuah pelayanan memungkinkan untuk menimbulkan kepuasan pelanggan. Adapun dimensi-dimensi tersebut yaitu: tangibles atau bukti fisik, reliability atau keandalan responsiveness atau ketanggapan, assurance atau jaminan/kepastian, empathy atau kepedulian. 2. Hakikat Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui jasmani, yaitu melalui gerak olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut 13

29 Depdiknas (2003: 1), pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang dirancang secara sistematik, bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu organic, neuromuskuler, intelektual, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Dalam bagian lain depdiknas mengemukakan pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengebangkan keterampilan motorik, pengetahuan, dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani. Sedangkan menurut Abubakar Muhammad (1981: 25), bahwa pendidikan jasmani adalah usaha untuk menumbuhkan jasmani itu dan memelihara, sehingga mampu melaksanakan tugas yang bermacammacam dan beban yang berat serta mampu menghadapi berbagai penyakit yang bakal mengancamnya. Menurut Agus S Suryobroto (2004: 9), bahwa definisi pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, serta sikap sportif melalui kegiatan jasmani. Jadi pendidikan jasmani sangatlah berguna untuk jasmani kita. Kesimpulannya bahwa pendidikan jasmani itu merupakan proses yang mempunyai tujuan untuk jasmani, sehingga dari segi ranah emosional dan intelektual bisa berjalan secara seimbang. 14

30 b. Tujuan Pendidikan Jasmani Tujuan pendidikan jasmani menurut Syarifudin (1997: 5), tujuannya harus mencakup organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional. Keempat komponen diatas menggambarkan kelengkapan dari keutuhan siswa sebagai manusia indonesia yang kelak memiliki kesungguhan sebagai sumber daya manusia. Pendapat di atas diperkuat oleh Rusli Lutan (2002: 17), bahwa tujuan pendidikan adalah wahana untuk mendidik anak agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya. Pendidikan jasmani mengandung potensi yang besar dalam memberikan sumbangan yang besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Mengenai kedua para pakar diatas tentang pendidikan jasmani ternyata pendidikan jasmani sangatlah berguna dalam dunia pendidikan. Pendidikan untuk siswa diajarkan untuk mampu membuat beberapa keputusan yang nantinya bermanfaat dalam aktivitas jasmaninya, dengan begitu mampu menjalani pola-pola hidup sehat yang manfaatnya akan dipergunakan untuk perkembangan anak. Apabila perkembangan anak baik dalam arti sehat maka untuk mewujudkan komponen organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional untuk membentuk siswa sebagai manusia indonesia yang kelak dan mampu menjadi sumber daya manusia. 15

31 c. Materi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SD Materi mata pelajaran jasmani dan kesehatan dijabarkan dalam kurikulum tingkat pendidikan (KTSP 2006). Menurut Dirjen Mendiknasmen Depdiknas (2006: 1), materi adalah pendidikan jasmani sekolah dasar permainan dan olahraga. Aktivitas pengembangan uji diri, seperti senam (aktivitas ritmik), (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor) disajikan untuk membantu siswa agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara, efisien, dan efektif. KTSP yaitu berisi proses kegiatan siswa yang disusun berdasarkan tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani untuk jenjang sekolah dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 649), adalah sebagai berikut: 1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, atletik, kasti, sepakbola, bolabasket, bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan bela diri serta aktivitas lain. 2) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. 3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, senam lantai, serta aktivitas lainnya. 4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya. 5) Aktivitas air meliputi: renang. 6) Pendidikan luar kelas meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, kemah, menjelajah dan mendaki gunung meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan perawatan tubuh agar tetap 16

32 sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalm kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. Setelah disimpulkan bahwa Penjasorkes diberikan karena sesuai dengan kurikulum yang sudah ada. Materi yang diberikan kepada peserta didik haruslah berpedoman pada kurikulum tersebut. Bobot isi dalam pembelajarannya sesuai dengan tingkat aktivitas untuk anak SD. Isi dalam materi tersebut meliputi waktu, karena waktu mempengaruhi aktivitas siswa dalam belajar dan harus bisa sesuai dengan standar pencapaian yang telah ditetapkan. 3. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani a. Sarana Pendidikan Jasmani Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4), sarana atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindah bahkan dibawa pelakunya atau siswa. Contoh: raket, pemukul, tongkat, balok, selendang, gada, bet, shuttle cock, dll. sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi anak didik untuk bergerak aktif, sehingga siswa sanggup melakukan aktivitas dengan sungguh-sungguh dan akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai. Sarana adalah segala sesuatu yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan olahraga. Kurangnya sarana yang ada bukan berarti pelaksanaan pembelajaran tidak dapat berjalan, ada beberapa sekolah yang terdapat alat-alat sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang 17

33 pelaksanaan kegiatan olahraga, seperti bola plastik, bolakasti, bolatenis dan lain-lain. Menurut Ratal Wirjasantoso (1984: 157), alat-alat olahraga biasanya dipakai dalam waktu relatif pendek misalnya: bola, raket, jaring, pemukul bolakasti, dan sebagainya. Alat-alat olahraga biasanya tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama, alat akan rusak apabila sering dipakai dalan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, agar alat dapat bertahan lama harus dirawat dengan baik. Sarana maupun alat merupakan benda yang dibutuhkan dalam pembelajaran olahraga, dan alat tersebut sangat mudah dibawa sehingga sarana atau alat tersebut sangat praktis dalam pelaksanaan pembelajaran. Alat olahraga merupakan hal yang mutlak harus dimiliki oleh sekolah, tanpa ditunjang dengan hal ini pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan baik. Sedangkan menurut Sukintaka yang dimaksud alat-alat olahraga adalah alat yang digunakan dalam olahraga, misalnya bola untuk bermain basket, bolavoli, sepakbola. Di dalam pendidikan jasmani, sarana sederhana dapat digunakan untuk pelaksanaan materi pelajaran pendidikan jasmani yang tentunya dalam bentuk permainan, misalnya; bolakasti, bolatenis, potongan bambu, dan lain-lain. 18

34 Tabel 1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Berolahraga No Jenis Peralatan Pendidikan Rasio Deskripsi 1 Tiang bendera 1 buah/sekolah Tinggi sesuai yang berlaku 2 Bendera 1 buah/sekolah Ukuran sesuai ketentuan yang berlaku 3 Peralatan bola voli 2 buah/sekolah Minimum 6 bola 4 Peralatan sepak 1 set/sekolah Minimum 6 bola bola 5 Peralatan bola 1 set/sekolah Minimum 6 bola basket 6 Peralatan senam 1 set/sekolah Minimum matras, peti loncat, tali loncat, simpai, bola plastik, tongkat, palang tunggal, gelang 7 Peralatan atletik 1 set/sekolah Minimum lembing, cakram, peluru, tongkat estafet, bak loncat. 8 Peralatan seni budaya 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi masing-masing satuan 9 Peralatan ketrampilan pendidikan. 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi masing-masing satuan pendidikan. Jenis Perlengkapan lain 10 Pengeras suara 1 set/sekolah 11 Tape recorder 1 set/sekolah (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007) Berdasarkan pengertian sarana yang dikemukakan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, sarana pendidikan jasmani merupakan perlengkapan yang mendukung kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang sifatnyadinamis dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya bola, raket, net, dll. Dan sarana atau alat pendidikan jasmani merupakan segala sesuatu yang dipergunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani atau olahraga, segala sesuatu 19

35 yang dipergunakan tersebut adalah yang mudah dipindah-pindah atau dibawa saat dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani atau olahraga. Sarana pendidikan jasmani merupakan media atau alat peraga dalam pendidikan jasmani. b. Prasarana Pendidikan Jasmani Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4), prasarana atau perkakas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran jasmani, mudah dipindahkan (bisa semi permanen) tetapi berat atau sulit. Contoh: matras, peti lompat, kuda-kuda, palang tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis meja, dan lainnya. Perkakas ini idealnya tidak dipindah-pindahkan agar tidak mudah rusak, kecuali tempatnya terbatas sehingga harus dipindahkan dan dibongkar pasang. Prasarana atau fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah-pindahkan. Contoh: lapangan (sepakbola, lapangan basket, tenis, dan lainnya), aula, kolam renang, dan lain-lain. Fasilitas harus memenuhi standar minimal untuk pembelajaran, antara lain ukurannya sesuai dengan kebutuhan, bersih, terang, pergantian udara lancar, dan tidak membahayakan penggunanya/siswa. Prasarana merupakan penunjang yang dapat memperlancar dan mempermudah pelaksanaan pendidikan jasmani dan kesehatan, keterbatasan prasarana yang ada di sekolah sangat menghambat keefektifan pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Prasarana tersebut terdiri dari 20

36 lapangan bolabasket, lapangan bolavoli, bak lompat jauh, gedung olahraga dan lain-lain. Fasilitas olahraga merupakan kelengkapan-kelengkapan yang harus dipenuhi oleh suatu sekolah untuk keperluan olahraga pendidikan. Jadi penyediaan fasilitas terbuka merupakan dasar kebutuhan pokok dari perencanaan olahraga. Karena olahraga diakui memiliki nilai yang positif, jika kebutuhan akan fasilitas olahraga ini tidak dipenuhi, kemungkinan anak akan melakukan kegiatan yang menjurus ke arah negatif (Soepartono, 2000: 9). Menurut Soepartono (2000: 5), berpendapat bahwa prasarana olahraga adalah sesuatu yang merupakan penunjang terlaksananya suatu proses pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar proses. Salah satu sifat yang dimiliki oleh prasarana jasmani adalah sifatnya relatif permanen atau susah untuk dipindah. Menurut Depdiknas (2001: 893), bahwa, prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha, pembangunan proyek dan lain sebagainya. Segala sesuatu di luar arena yang ikut memperlancar jalannya aktifitas olahraga juga disebut prasarana, yang dapat dipergunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani. Untuk dapat melakukan pembelajaran dengan baik dapat digunakan model pembelajaran dengan pendekatan modifikasi (Soepartono, 2000: 9). 21

37 Lebih lanjut menurut Soepartono (2000: 11), faktor-faktor yang mempengaruhi pengadaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, yaitu: 1) kurangnya sarana dan prasarana yang ada, pembelian sarana dan prasarana yang kurang mendapatkan perhatian dari pihak sekolah sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi terhambat. 2) keadaan ekonomi sekolah, keadaan ekonomi yang lemah mengakibatkan sulit untuk membeli sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan sekolah, sementara bidang pendidikan yang lain juga membutuhkan dana dalam pelaksanaan belajar mengajar. 3) jumlah siswa, jumlah yang terlalu banyak yang tidak sebanding dengan jumlah sarana dan prasarana yang ada sehingga mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan pendidikan jasmani. Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani tentunya sesuai dengan persyaratan yang standar. Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 16), persyaratan modifikasi sarana dan prasarana pendidikan jasmani antara lain: aman, mudah dan murah, menarik, mamacu untuk bergerak, sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan tujuan, tidak mudah rusak, dan sesuai dengan lingkungan. Tujuan diadakannya sarana dan prasarana adalah untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani dan memungkinkan pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani. Lebih lanjut menurut Soepartono (2000: 11), faktor-faktor yang mempengaruhi pengadaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah, yaitu: 22

38 1) Kurangnya sarana dan prasarana yang ada, pembelian sarana dan prasarana yang kurang mendapatkan perhatian dari pihak sekolah sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi terhambat. 2) Keadaan ekonomi sekolah, keadaan ekonomi yang lemah mengakibatkan sulit untuk membeli sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan sekolah, sementara bidang pendidikan yang lain juga membutuhkan dana dalam pelaksanaan belajar mengajar. 3) Jumlah siswa, jumlah yang terlalu banyak yang tidak sebanding dengan jumlah sarana dan prasarana yang ada sehingga mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan pendidikan jasmani. Dalam hal pengadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani ada dua hal yaitu dengan membeli atau dengan membuat. Jika membeli maka perlu persyaratan-persyaratan tertentu, menurut Agus S. Suryobroto (2004: 16) antara lain: 1) Mudah didapat. Maksudnya dengan tidak perlu membeli di tempat yang jauh dari lokasi sekolah, sehingga tidak kesulitan. 2) Perawatannya mudah, yaitu mudah digunakan dan mudah diperbaiki jika rusak. 3) Harganya tidak perlu mahal, sehingga sekolah tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar. 4) Jenisnya sesuai dengan kebutuhan siswa, misalnya bola sepak untuk siswa SD atau SMP disesuaikan dengan kebutuhan siswa, tidak perlu yang standar internasional. 5) Tidak mudah rusak, maksudnya yang dapat tahan lama. 6) Menarik, sarana dan prasarana sebiknya memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa agar siswa senang menggunakannya. 7) Memacu untuk bergerak, hendaknya sarana dan prasarana yang disediakan dapat memacu siswa untuk bergerak. 8) Perkakas yang akan digunakan supaya memenuhi standar minimal untuk siswa dalam hal keselamatan. 9) Lapangan yang akan digunakan untuk pembelajaran penjas supaya luasnya sesuai dengan kebutuhan seperti bersih, tidak licin dan sesuai dengan kebutuhan. 10) Gedung olahraga (hall) supaya sesui dengan kebutuhan seperti bersih, terang dan pergantian udaranya cukup. 23

39 Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum sarana atau peralatan pendidikan jasmani adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang mudah dipindah-pindahkan. Contoh: bolabasket, pemukul, tongkat, balok, bet, raket, shuttle cock, dan lain-lain sedangkan prasarana atau perkakas adalah sesuatu benda yang sulit digerakan pada saat digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani ataupun tidak yang mudah dipindahkan dan sifatnya semi permanen. contoh: lapangan tenis, lapangan bola basket, gedung olahraga, lapangan sepakbola, stadion atletik, dan lain-lain. c. Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Sarana dan prasarana pendidikan jasmani diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah merupakan hal yang vital, karena tanpa adanya sarana dan prasarana menjadikan pembelajaran tidak berjalan. Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 5), tujuan sarana dan perasarana pendidikan jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah untuk: 1) memperlancar jalannya pembelajaran. Hal ini mengandung arti bahwa dengan adanya sarana dan prasarana akan menyebabkan pembelajaran menjadi lancar, seperti tidak pelu antri atau siswa yang lain dalam melakukan aktifitas. 2) memudahkan gerakan. Dengan sarana dan prasarana diharapkan akan mempermudah proses pembelajaran pendidikan jasmani. 3) mempersulit gerakan. Maksudnya bahwa secara umum melakukan gerakan tanpa alat akan lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan alat. 4) memacu siswa dalam bergerak. Maksudnya siswa akan terpacu melakukan gerakan jika menggunakan alat. Contoh: bermain 24

40 sepakbola akan tertarik jika menggunakan bola, dibanding dengan hanya membayangkan saja. Begitu pula melempar lembing lebik tertarik dengan alat lembing dibanding hanya gerakan bayangan. 5) melangsungan aktivitas, karena jika tidak ada maka tidak akan berjalan lancar. Contohnya main tenis lapangan tanpa ada bola, tidak mungkin. Main sepakbola tanpa adanya lapangan maka tidak akan terlaksana. 6) menjadikan siswa tidak akan takut melakukan gerakan. Contoh untuk melakukan gerakan salto ke depan atau lompat tinggi gaya flop, jika ada busa yang tebal, maka siswa lebih berani melakukan dibanding hanya ada busa yang tipis. Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu dari alat dan tempat pembelajaran, di mana sarana dan prasarana mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh para guru dan siswa dalam situasi pembelajaran untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani. Proses pembelajaran akan mengalami kepincangan atau tersendat-sendat bahkan proses pembinanan bisa berhenti sama sekali. Bisa dinyatakan bahwa sarana dan prasarana olahraga ini sebagai alat bantu dalam pengajaran pembelajaran kegiatan olahraga. d. Manfaat Sarana dan Prasarana Meskipun dalam pembelajaran pendidikan jasmani tidak selalu menggunakan alat dan perkakas, namun untuk fasilitas selalu digunakan. Dalam hal ini fasilitas mutlak diperlukan dalam pembelajaran jasmani yaitu lapangan, gedung, kolam renang, alam terbuka dan lainnya. 25

41 Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 5), manfaat sarana dan prasarana pendidikan jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah: 1) dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan siswa, karena siswa bersikap, berpikir, dan bergerak. 2) gerakan dapat lebih mudah atau lebih sulit. Dengan sarana dan prasarana dapat memudahkan gerakan yang sulit, contoh: guling lenting lebih mudah dibantu dengan peti lompat dibandingkan tanpa menggunakan peti lompat. Sebaliknya dalam kaitanya mempersulit gerakan yang mudah, contoh: secara umum melakukan gerakan awalan tanpa menggunakan alat akan lebih mudah jika dibanding dengan menggunakan alat. 3) dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan. Contoh: seberapa tinggi siswa dapat melompat tinggi, maka diperlukan tiang dan mistar lompat tinggi. 4) menarik perhatian siswa. Siswa akan lebih tertarik menggunakan alat yang diberikan hiasan atau warna yang menarik daripada lazimnya. Contoh: lembing diberikan ekor akan menghasilkan lemparan yang menarik, dibandingkan tanpa ekor. Setiap pokok bahasan memerlukan sarana dan prasarana pembelajaran yang berbeda. Agar sarana dan prasarana benar-benar membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani, maka dalam penggunaan dan pemilihannya harus tepat. Adapun pemanfaatan, kondisi, jumlah mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, terutama dalam hubungannya dengan usaha meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. Dengan jumlah, kondisi, dan lain sebagainya sarana dan prasarana olahraga dengan baik dan sesuai, maka proses pembelajaran pedididkan jasmani akan dapat berjalan dengan lancar. Sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dapat tercapai dengan optimal. 26

42 e. Ketentuan Sarana dan Prasarana Ketentuan sarana dan prasarana menurut Agus S Suryobroto (2004: 16), adalah: 1) Aman Merupakan sarat yang paling utama, yaitu sarana dan prasarana penjas harus terhindar dari unsur bahaya, misal: licin, roboh. 2) Mudah dan murah Sarana dan prasarana pendidikan jasmani mudah didapatkan, disiapkan, diadakan dandan jika tidak mahal harganya, tetapi juga tidak mudah rusak. 3) Menarik Sarana dan prasarana pendidikan jasmani dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa merasa senang dalam menggunakannya. 4) Memacau anak untuk bergerak Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut maka siswa akan lebih terpacu untuk bergerak. 5) Sesuai dengan kebutuhan Dalam penyediaanseharusnya disesuaikan dengan kebutuhan ataupun penggunaanya. Siswa SD berbeda dengan siswa SMP, siswa SMA dan seterusanya. Misal: bola SD harusnya lebih empuk dan ringan dibandingkan dengan bola sepak untuk Siswa SMP dan SMA. 6) Sesuai dengan tujuan Jika sarana dan prasarana akan digunakan untuk mengukur keseimbangan maka akan berkaitan dengan lebar tumpuan dan tinggi tumpuan. 7) Tidak mudah rusak Sarana dan prasarana tidak mudak rusak meskipun harganya murah. 8) Sesuai dengan lingkungan Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Misalnya sarana dan prasarana yang cocok untuk lunak tetapi digunakan lapangan yang keras. Jelas hal ini tidak cocok. Persyaratan-persyaratan yang diperlukan dalam proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani haruslah disesuaikan dengan 27

43 tingkat keperluan bagi siswanya. Ada 10 persyaratan dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani jika dilakukan dengan cara membeli menurut Agus S. Suryobroto (2004: 19): Mudah didapat, maksudnya membeli tidak harus di kota yang jauh dari sekolah, sehingga akan kesulitan. 1) Perawatanya mudah, yaitu mudah digunakan dan mudah diperbaiki jika rusak. 2) Harganya tidak terlalu mahal, sehingga sekolah mampu untuk mengadakan atau membelinya. 3) Jenisnya sesuai dengan kebutuhan siswa, misalnya bola sepak untuk siswa SMP juga disediakan sesuai dengan siswa SMP, bukan yang standar. 4) Tidak mudah rusak, maksudnya bisa tahan lama atau relatif lama. 5) Menarik, sarana dan prasarana sebaiknya memberikan daya ketertarikan tersendiri pada siswa untuk bergerak. 6) Memacu untuk bergerak, hendaknya sarana dan prasarana yang disediakan dapat siswa untuk bergerak. 7) Perkakas yang dipergunakan supaya memenuhi standar minimal untuk siswa dalam hal keselamatan. 8) Lapangan yang digunakan supaya memenuhi standar minimal untuk siswa dalam hal keselamatan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan sarana prasarana agar mampu digunakan lebih optimal haruslah mampu memenuhi kriteria-kriteria persyaratan yang sudah dijelaskan di atas. Kendala yang diperoleh bisa diminimalisir dengan dengan mengacu pada kriteria-kriteria di atas. 4. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar Karakteristik siswa menurut Syamsu Yusuf (2004: 180), bahwa pada usia 6 s.d 13 tahun, siswa sekolah dasar dapat menyesuaikan diri dengan kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan sekitarnya. Pada usia 6 28

44 s.d 13 tahun, siswa sekolah dasar sudah dapat menyesuaikan diri dengan aktivitas jasmani yang dilakukan. Siswa sudah mulai merencanakan aktivitas jasmani yang dilakukan walaupun hal tersebut belum dapat pengarahan dari guru pendidikan jasmani. Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani harus mengarahkan aktivitas jasmani yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa sekolah dasar. Pendidikan di sekolah dasar merupakan dasar keberhasilan pendidikan selanjutnya, anak merupakan tunas bangsa yang masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani maupun rohaninya, sehingga diharapkan di kemudian hari menjadi anak yang tumbuh dewasa dengan keadaan yang sehat serta mempunyai rasa tanggungjawab dan berguna bagi bangsa dan negaranya, untuk itu anak sekolah dasar harus disiapkan sesuai dengan tahap perkembangan dan kematangannya. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur sematamata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Menurut Syamsu Yusuf (2004: 4) pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi dua fase yaitu: a. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6-7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain seperti berikut: 29

45 1) Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi (apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh). 2) Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional. 3) Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri). 4) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain. 5) Apabila tidak dapat menyelesaikan masalah suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting. 6) Pada masa ini (terutama usia 6,0-8,0 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. b. Masa kelas-kelas tiggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai umur 12,0 atau 13,0 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini ialah: 1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. 2) Amat realistik ingin mengetahui, ingin belajar. 3) Menjelang masa akhir ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktorfaktor (bakat-bakat khusus). 4) Sampai kira-kira umur 11,0 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapai tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya. 5) Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) menegenai prestasi sekolah. 6) Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri. Masa anak usia sekolah dasar dalam usia (sekitar 6-12 tahun) dan siswa kelas atas berusia tahun merupakan tahap perkembangan selanjutnya. Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang berbeda dimana ia lebih senang bermain, senang bergerak, senang bekerja kelompok 30

46 dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Menurut Havighurst yang dikutip Desmita (2010: 35) menjelaskan tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi: a. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik. b. Membina hidup sehat. c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok. d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin. e. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat. f. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berfikir efektif. g. Mengembangkan kata hati dan moral. h. Mencapai kemandirian pribadi. Melihat karakteristik anak-anak sekolah dasar yang masih suka bermain, meniru, serta mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi maka sangatlah diperlukan pengawasan serta pemberian contoh yang baik dari seorang guru agar anak dapat terdidik dengan konsep yang benar. Suatu hal yang penting dalam hal ini ialah sikap anak terhadap otoritas kekuasaan, khususnya dari orang tua dan guru sabagai suatu hal yang wajar. B. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Suyanto (2009) dengan judul Tingkat Kepuasan Mahasiswa PKS Banyumas Jurusan POR yang Belajar di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan pengambilan data menggunakan angket. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan 31

47 menggunakan teknik analisis data Deskriptif Kuantitatif berupa persentase. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kepuasan mahasiswa PKS Banyumas Jurusan POR yang belajar di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta masuk kategori puas. Secara rinci, tingkat kepuasan mahasiswa yaitu: sangat tidak puas 0,84%, tidak puas 9,21%, puas 56,71%, dan sangat puas 33,63%. Jadi bisa disimpulkan bahwa secara keseluruhan tingkat kepuasan menunjukkan kepuasan yang baik, sekitar 90% dan persentase ketidakpuasan 10%. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Nurhayati (2007) yang berjudul Tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas jasa pelayanan di klinik terapi fisik FIK UNY. Dalam penelitian ini mengangkat tentang tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas jasa pelayanan di klinik terapi FIK UNY dengan hasil penelitiannya adalah kepuasan pasien terhadap kualitas jasa pelayanan klinik terapi fisik FIK UNY adalah puas. Dengan tingkat kepuasan antara pasien laki-laki dan pasien perempuan tidak ada perbedaan yang signifikan. C. Kerangka Berpikir Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani (penjas), tidak lepas dari ketersediaannya sarana dan prasarana pendidikan jasmani di dalam lembaga pendidikan khususnya sekolah-sekolah. Sarana dan prasarana pendidikan jasmani merupakan faktor penting dalam menentukan berhasilnya pembelajaran pendidikan jasmani. Oleh karena itu, sekolah seharusnya menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dan dapat di gunakan secara 32

48 aman supaya proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan sesuai dengan kurikulum yang ada. Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan yang harus ada di dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Penggunaan sarana dan prasarana dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau anak didik, bahkan siswa dapat mengapresiasikan keinginannya untuk melakukan pendidikan jasmani. Tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran yang mencukupi akan memperlancar proses pembelajaran, memberi peluang lebih banyak pada anak untuk melakukan pengulangan latihan, menumbuhkan semangat, sehingga mampu meningkatkan kesegaran jasmani, keterampilan dalam pembelajaran permainan dan olahraga sebagai indikator keberhasilan proses pembelajaran. Untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran, usaha pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani pembelajaran permainan dan olahraga diperlukan identifikasi terhadap materi yang diberikan. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan jasmani tentu tidak lepas dari faktor adanya sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu dari alat dan tempat pembelajaran, di mana sarana dan prasarana mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar pendidikan jasmani berkaitan erat dengan banyak faktor antara lain, kondisi guru, kurikulum, siswa, serta sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Bahwa dalam penggunaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di sekolah-sekolah harus diperhatikan benar-benar agar dapat tercipta suatu 33

49 proses yang maksimal. Kesesuaian sarana dan prasarana pendidikan jasmani harus dipenuhi supaya dalam penggunaannya dapat semaksimal mungkin. Dengan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang lengkap, akan menimbulkan keleluasaan siswa dalam melakukan aktifitas pendidikan jasmani yang selanjutnya mampu menumbuhkan otomatisasi gerakan siswa. Tersedianya sarana dan prasarana pengajaran pendidikan jasmani yang sesuai dengan jumlah siswa akan memberikan dan meningkatkan mutu kualitas tujuan pendidikan jasmani. Berdasarkan hal tersebut, maka timbul suatu permasalahan yang perlu diangkat dalam suatu penelitian yang berkaitan dengan tingkat kepuasan siswa terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Peneliti mengambil data di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo sebagai sampel penelitian. Oleh karena itu, peneliti berusaha mencari fakta yang ada di lapangan untuk dapat diambil kesimpulan terhadap seberapa besar tingkat kepuasan siswa terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang tersedia di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo tersebut. 34

50 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 139), penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya menggambarkan keadaan atau status fenomena. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 312), metode survei merupakan penelitian yang biasa dilakukan dengan subjek yang banyak, dimaksudkan untuk mengumpulkan pendapat atau informasi mengenai status gejala pada waktu penelitian berlangsung. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Guna memperjelas variabel penelitian, perlu dikemukakan definisi operasional dari variabel. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah kepuasan terhadap sarana dan prasarana penjas siswa di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo, yaitu kepuasan (satisfaction) seseorang dalam hal ini siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo yang akan didapatkan apabila merasa kebutuhan dan harapannya dipenuhi oleh penyedia jasa dalam hal ini adalah sarana dan prasarana penjas di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo, yang diukur menggunakan angket. Kepuasan terdiri atas lima 35

51 faktor, yaitu; (1) Tangibles, (2) Empathy, (3) Reliability, (4) Responsiveness, dan (5) Assurance. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2007: 55), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 101), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo yang berjumlah 43 siswa. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi, Arikunto, 2006: 109). Menurut Sugiyono (2007: 56) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 107), apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Rincian subjek penelitian disajikan pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Subjek Penelitian No Kelas Putra Putri Jumlah 1 IV V VI Jumlah 43 36

52 D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 121), Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 101), Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 128), Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau peryataan yang digunakan untuk memperoleh informasi sampel dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Selanjutnya, Suharsimi Arikunto (2006: ), membagi angket menjadi dua jenis, yaitu angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda check list ( ) pada kolom atau tempat yang sesuai, dengan angket langsung menggunakan skala bertingkat. Skala bertingkat dalam angket ini menggunakan skala likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu,: Sangat Puas (SP) bobot jawaban 4, Puas (P) bobot jawaban 3, Tidak puas (TP) bobot jawaban 2, Sangat tidak puas (STP) bobot jawan 1. Dalam angket penelitian tersebut disajikan dengan empat alternatif jawaban, yaitu pada tabel 3 sebagai berikut: 37

53 Tabel 3. Alternatif Jawaban Angket Alternatif Jawaban Skor Positif Negatif Sangat Puas (SP) 4 1 Puas (P) 3 2 Tidak Puas (TP) 2 3 Sangat Tidak Puas (STP) 1 4 Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penelitian menurut Sutrisno Hadi (1991: 7-11) sebagai berikut: a. Mendefinisikan Konstrak Konstrak dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan yaitu kepuasan (satisfaction) seseorang yang akan didapatkan apabila merasa kebutuhan dan harapannya dipenuhi oleh penyedia jasa dalam hal ini adalah SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo dalam hal sarana dan prasarana penjas. b. Menyidik Faktor Kedua adalah menyidik unsur-unsur atau faktor-faktor yang menyusun konsep. Dari ubahan di atas dijabarkan menjadi faktor yang diukur antara lain faktor-faktor ini akan dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada responden. Faktor kepuasan dalam penelitian ini terdiri atas tangibles, empathy, reliability, responsiveness, dan assurance. Agar tidak terjadi salah penafsiran pada penelitian ini maka berikut akan dikemukakan definisi operasional dalam penelitian ini, yaitu: 38

54 1) Keandalan (reliability) merupakan kemampuan yang diberikan oleh penyedia layanan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan, dengan konsisten dan terpercaya. 2) Ketanggapan (responsivenness) adalah kemauan petugas penyedia jasa/layanan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan/jasa secara cepat dan tanggap. 3) Keyakinan (confidence/assurance) merupakan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau assurance. 4) Empati (emphaty) merupakan bentuk kepedulian, yaitu petugas penyedia jasa/layanan memberikan kepedulian dan perhatian pribadi bagi pelanggan. 5) Berwujud (tangible) adalah sesuatu yang bisa dilihat langsung dengan indera penglihatan, sehingga dalam hal ini berwujud, yaitu penampilan fasilitas fisik yang disediakan, kelengakapan peralatan, penampilan personalia petugas penyedia jasa/layanan dan media komunikasi. c. Menyusun butir-butir Ketiga yaitu menyusun butir-butir pertanyaan yang berdasarkan faktor-faktor yang menyusun konstrak. Selanjutnya faktor-faktor di atas akan dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa angket/kuisioner. Butir pernyataan harus merupakan penjabaran dari isi faktor-faktor yang telah 39

55 diuraikan di atas, kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator yang ada disusun butir-butir soal yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan faktor tersebut. Angket dalam penelitian diadopsi dari penelitian Rommy Sidharta (2014) yang berjudul Tingkat Kepuasan Peserta Didik terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Gendengan, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman. Angket tersebut telah divalidasi oleh Expert judgment/dosen ahli yaitu Bapak Agus Sumhendartin S, M.Pd. Tingkat validitas sebesar 0,741 dan reliabilitas sebesar 0,983. Komponen-komponen angket sebagai alat pengumpulan data disajikan berupa kisi-kisi instrumen penelitian pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Kisi-kisi Angket Penelitian (Romy Sidharta, 2014) Variabel Indikator Butir Pernyataan + - Jumlah Berwujud 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, (Tangibles) 9, 10, 10 Empati Kepuasan 11, 12, 13, 14, 15 5 (Emphaty) terhadap Jaminan sarana dan 16, 17, 18, 19 5 (Assurance) prasarana Daya tanggap penjas 20, 21, 22, 23, 24 5 (Responsivennes) Keandalan (Reliability) 25, 26, 27, 28, 29 5 Jumlah Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan pemberian angket kepada siswa yang menjadi subjek dalam penelitian. Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut: 40

56 a. Peneliti mencari data siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo. b. Peneliti menentukan jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian. c. Peneliti menyebarkan angket kepada responden. d. Selanjutnya peneliti mengumpulkan angket dan melakukan transkrip atas hasil pengisian angket. e. Setelah memperoleh data penelitian peneliti mengambil kesimpulan dan saran. E. Teknik Analisis Data Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data sehingga data-data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Cara perhitungan analisis data mencari besarnya frekuensi relatif persentase. Dengan rumus sebagai berikut (Anas Sudijono, 2009: 40): P = F X 100% N Keterangan: P = persentase yang dicari (frekuensi relatif) F = frekuensi N = jumlah responden (Sumber: Anas Sudijono, 2009: 40) Pengkategorian tersebut menggunakan Mean dan Standar Deviasi. Menurut Slameto (2001: 186) untuk menentukan kriteria skor dengan menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN) dalam skala pada tabel sebagai berikut: 41

57 Tabel 5. Norma Penilaian Tingkat Kepuasan No Interval Kategori 1 X > M + 1,5 SD Sangat Tinggi 2 M + 0,5 SD < X M + 1,5 SD Tinggi 3 M - 0,5 SD < X M + 0,5 SD Sedang 4 M - 1,5 SD < X M - 0,5 SD Rendah 5 X M - 1,5 SD Sangat Rendah Keterangan: M : nilai rata-rata (Mean) X : skor S : standar deviasi (Sumber: Slameto, 2001: 186) 42

58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Juni Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV, V, dan VI SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 43 siswa. Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan data, tentang tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta yang diungkapkan dengan angket yang berjumlah 29 butir, dan terbagi dalam dua faktor, yaitu: (1) faktor Tangibles, (2) Empathy, (3) Reliability, (4) Responsiveness, dan (5) Assurance. Distribusi frekuensi data hasil penelitian tentang tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta didapat skor terendah (minimum) 74,00, skor tertinggi (maksimum) 103,00, rerata (mean) 89,60, dan standar deviasi (SD) 7,86. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6. Deskriptif Statistik Tingkat Kepuasan terhadap Sarana dan Prasarana Penjas Statistik N 43 Mean 89,6047 Median 91,0000 Mode 93,00 Std, Deviation 7,85930 Minimum 74,00 Maximum 103,00 43

59 Frekuensi Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta disajikan pada tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta No Interval Kategori Frekuensi % 1 101,39 < X Sangat Tinggi 3 6,98% 2 93,53 < X 101,39 Tinggi 9 20,93% 3 85,68 < X 93,63 Sedang 19 44,19% 4 77,82 < X 85,68 Rendah 8 18,60% 5 X 77,82 Sangat Rendah 4 9,30% Jumlah % Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel tersebut di atas, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta dapat disajikan pada gambar 1 sebagai berikut: Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta 9,30% Sangat Rendah 18,60% 44,19% 20,93% 6,98% Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Kategori Gambar 1. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta 44

60 Berdasarkan tabel 7 dan gambar 1 di atas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berada pada kategori sangat rendah sebesar 9,30% (4 siswa), rendah sebesar 18,60% (8 siswa), sedang sebesar 44,19% (19 siswa), tinggi sebesar 20,93% (9 siswa), dan sangat tinggi sebesar 6,98% (3 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 89,60 tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam kategori sedang. Secara rinci, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor Tangibles, Empathy, Reliability, Responsiveness, dan Assurance, sebagai berikut: 1. Faktor Tangibles Tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor tangibles didapat skor terendah (minimum) 23,00, skor tertinggi (maksimum) 39,00, rerata (mean) 31,56, nilai tengah (median) 32,0, nilai yang sering muncul (mode) 31,0, standar deviasi (SD) 3,83. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut: 45

61 Tabel 8. Deskriptif Statistik Faktor Tangibles Statistik N 43 Mean 31,5581 Median 32,0000 Mode 31,00 Std, Deviation 3,82537 Minimum 23,00 Maximum 39,00 Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor tangibles disajikan pada tabel 8 sebagai berikut: Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Tangibles No Interval Kategori Frekuensi % 1 37,30 < X Sangat Tinggi 2 4,65% 2 33,47 < X 37,30 Tinggi 13 30,23% 3 29,65 < X 33,47 Sedang 16 37,21% 4 25,82 < X 29,65 Rendah 8 18,60% 5 X 25,82 Sangat Rendah 4 9,30% Jumlah % Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel tersebut di atas, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor tangibles dapat disajikan pada gambar 2 sebagai berikut: 46

62 Frekuensi Gambar 2. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Tangibles Berdasarkan tabel 9 dan gambar 2 di atas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor tangibles berada pada kategori sangat rendah sebesar 9,30% (4 siswa), rendah sebesar 18,60% (8 siswa), sedang sebesar 37,21% (16 siswa), tinggi sebesar 30,23% (13 siswa), dan sangat tinggi sebesar 4,65% (2 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 31,56, tingkat kepuasan berdasarkan faktor tangibles masuk dalam kategori sedang. 2. Faktor Empathy 9,30% Sangat Rendah 18,60% Faktor Tangibles 37,21% 30,23% 4,65% Rendah Sedang Tinggi Sangat Kategori Tinggi Tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor empathy didapat skor terendah (minimum) 12,00, skor tertinggi (maksimum) 19,00, rerata (mean) 15,39, nilai tengah (median) 14,0, nilai yang sering muncul (mode) 47

63 14,0, standar deviasi (SD) 1,66. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut: Tabel 10. Deskriptif Statistik Faktor Empathy Statistik N 43 Mean 15,3953 Median 15,0000 Mode 14,00 a Std, Deviation 1,66390 Minimum 12,00 Maximum 19,00 Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor empathy disajikan pada tabel 11 sebagai berikut: Tabel 11. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Empathy No Interval Kategori Frekuensi % 1 17,89 < X Sangat Tinggi 5 11,63% 2 16,23 < X 17,89 Tinggi 4 9,30% 3 14,56 < X 16,23 Sedang 20 46,51% 4 12,90 < X 14,56 Rendah 13 30,23% 5 X 12,90 Sangat Rendah 1 2,33% Jumlah % Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel tersebut di atas, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor empathy dapat disajikan pada gambar 3 sebagai berikut: 48

64 Frekuensi ,33% Sangat Rendah Gambar 3. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Empathy Berdasarkan tabel 11 dan gambar 3 di atas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor empathy berada pada kategori sangat rendah sebesar 2,33% (1 siswa), rendah sebesar 30,23% (13 siswa), sedang sebesar 46,51% (20 siswa), tinggi sebesar 9,30% (4 siswa), dan sangat tinggi sebesar 11,63% (5 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 15,39, tingkat kepuasan berdasarkan faktor empathy masuk dalam kategori sedang. 3. Faktor Reliability 30,23% Faktor Empathy 46,51% 9,30% 11,63% Rendah Sedang Tinggi Sangat Kategori Tinggi Tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor reliability didapat skor terendah (minimum) 7,00, skor tertinggi (maksimum) 15,00, rerata (mean) 11,74, nilai tengah (median) 12,0, nilai yang sering muncul (mode) 49

65 12,0, standar deviasi (SD) 1,85. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut: Tabel 12. Deskriptif Statistik Faktor Reliability Statistik N 43 Mean 11,7442 Median 12,0000 Mode 12,00 Std, Deviation 1,85284 Minimum 7,00 Maximum 15,00 Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor reliability disajikan pada tabel 13 sebagai berikut: Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Reliability No Interval Kategori Frekuensi % 1 14,52 < X Sangat Tinggi 2 4,65% 2 12,67 < X 14,52 Tinggi 14 32,56% 3 10,82 < X 12,67 Sedang 16 37,21% 4 8,96 < X 10,82 Rendah 10 23,26% 5 X 8,96 Sangat Rendah 1 2,33% Jumlah % Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel tersebut di atas, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor reliability dapat disajikan pada gambar 4 sebagai berikut: 50

66 Frekuensi ,33% Sangat Rendah Gambar 4. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Reliability Berdasarkan tabel 13 dan gambar 4 di atas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor reliability berada pada kategori sangat rendah sebesar 2,33% (1 siswa), rendah sebesar 23,26% (10 siswa), sedang sebesar 37,21% (16 siswa), tinggi sebesar 32,56% (14 siswa), dan sangat tinggi sebesar 4,65% (2 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 11,74, tingkat kepuasan berdasarkan faktor reliability masuk dalam kategori sedang. 4. Faktor Responsiveness 30,23% Faktor Reliability 46,51% 9,30% 11,63% Rendah Sedang Tinggi Sangat Kategori Tinggi Tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor responsiveness didapat skor terendah (minimum) 10,00, skor tertinggi (maksimum) 19,00, rerata (mean) 15,05, nilai tengah (median) 15,0, nilai yang sering muncul 51

67 (mode) 15,0, standar deviasi (SD) 2,48. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 14 sebagai berikut: Tabel 14. Deskriptif Statistik Faktor Responsiveness Statistik N 43 Mean 15,0465 Median 15,0000 Mode 15,00 Std, Deviation 2,47803 Minimum 10,00 Maximum 19,00 Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor responsiveness disajikan pada tabel 15 sebagai berikut: Tabel 15. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Responsiveness No Interval Kategori Frekuensi % 1 18,76 < X Sangat Tinggi 4 9,30% 2 16,29 < X 18,76 Tinggi 9 20,93% 3 13,81 < X 16,29 Sedang 21 48,84% 4 11,33 < X 13,81 Rendah 3 6,98% 5 X 11,33 Sangat Rendah 6 13,95% Jumlah % Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel tersebut di atas, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor responsiveness dapat disajikan pada gambar 5 sebagai berikut: 52

68 Frekuensi ,33% Sangat Rendah Gambar 5. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Responsiveness Berdasarkan tabel 15 dan gambar 5 di atas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor responsiveness berada pada kategori sangat rendah sebesar 13,95% (6 siswa), rendah sebesar 6,98% (3 siswa), sedang sebesar 48,84% (21 siswa), tinggi sebesar 20,93% (9 siswa), dan sangat tinggi sebesar 9,30% (4 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 15,05, tingkat kepuasan berdasarkan faktor responsiveness masuk dalam kategori sedang. 5. Faktor Assurance 30,23% Faktor Responsiveness 46,51% 9,30% 11,63% Rendah Sedang Tinggi Sangat Kategori Tinggi Tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor assurance didapat skor terendah (minimum) 12,00, skor tertinggi (maksimum) 19,00, rerata (mean) 15,86, nilai tengah (median) 16,0, nilai yang sering muncul (mode) 53

69 16,0, standar deviasi (SD) 1,87. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 16 sebagai berikut: Tabel 16. Deskriptif Statistik Faktor Assurance Statistik N 43 Mean 15,8605 Median 16,0000 Mode 16,00 Std, Deviation 1,87186 Minimum 12,00 Maximum 19,00 Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor assurance disajikan pada tabel 8 sebagai berikut: Tabel 17. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Assurance No Interval Kategori Frekuensi % 1 18,67 < X Sangat Tinggi 3 6,98% 2 16,80 < X 18,67 Tinggi 13 30,23% 3 14,92 < X 16,80 Sedang 17 39,53% 4 13,05 < X 14,92 Rendah 5 11,63% 5 X 13,05 Sangat Rendah 5 11,63% Jumlah % Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel tersebut di atas, tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor assurance dapat disajikan pada gambar 6 sebagai berikut: 54

70 Frekuensi Gambar 6. Diagram Batang Tingkat Kepuasan Peserta Didik Kelas IV, V, dan VI terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Negeri Glagah II Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Faktor Assurance Berdasarkan tabel 17 dan gambar 6 di atas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor assurance berada pada kategori sangat rendah sebesar 11,63% (5 siswa), rendah sebesar 11,63% (5 siswa), sedang sebesar 39,53% (17 siswa), tinggi sebesar 30,23% (17 siswa), dan sangat tinggi sebesar 6,98% (3 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 15,86, tingkat kepuasan berdasarkan faktor assurance masuk dalam kategori sedang. B. Pembahasan 11,63% 11,63% Sangat Rendah Faktor Assurance 39,53% 30,23% 6,98% Rendah Sedang Tinggi Sangat Kategori Tinggi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan faktor Tangibles, Empathy, Reliability, Responsiveness, dan Assurance. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan 55

71 peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam kategori sedang. Hal ini dikarenakan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang tersedia di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta masih ada yang dirasa kurang layak, misalnya dari faktor tangibles/berwujud, kondisi lapangan yang digunakan untuk berolahraga kurang bersih dan kurang terjaga dengan baik, sehingga mengakibatkan proses pembelajaran penjas tidak berjalan dengan tinggi dan siswa tidak merasa nyaman dengan keadaan tersebut. Bola yang digunakan juga ada beberapa yang sudah tidak layak untuk digunakan, misalnya bola untuk bolabasket ada beberapa yang bocor, bola untuk bolavoli ada yang karetnya sudah rusak dan tidak layak untuk digunakan. Tinggi buruknya kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa dalam hal ini adalah sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang tersedia di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta dapat diketahui melalui kepuasaan siswa di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap kualitas pelayanan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang tersedia di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Kepuasan pelanggan dalam hal ini siswa SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan suatu tingkatan di mana kebutuhan, keinginan dan harapan dari siswa dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya siswa akan merasa puas. Jika sarana dan prasarana pendidikan 56

72 jasmani yang tersedia di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan pelayanan yang memuaskan, maka siswa akan merasa nyaman dan terpuaskan. Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan yang harus ada di dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Penggunaan sarana dan prasarana dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau anak didik, bahkan siswa dapat mengapresiasikan keinginannya untuk melakukan pendidikan jasmani. Tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran yang mencukupi akan memperlancar proses pembelajaran, memberi peluang lebih banyak pada anak untuk melakukan pengulangan latihan, menumbuhkan semangat, sehingga mampu meningkatkan kesegaran jasmani, ketrampilan dalam pembelajaran permainan dan olahraga sebagai indikator keberhasilan proses pembelajaran. Untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran, usaha pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani pembelajaran permainan dan olahraga diperlukan identifikasi terhadap materi yang diberikan. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan jasmani tentu tidak lepas dari faktor adanya sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu dari alat dan tempat pembelajaran, di mana sarana dan prasarana mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar pendidikan jasmani berkaitan erat dengan banyak faktor antara lain, kondisi guru, kurikulum, siswa, serta sarana dan prasarana pendidikan jasmani. 57

73 Sarana atau peralatan pendidikan jasmani adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang mudah dipindah-pindahkan. Contoh: bolabasket, pemukul, tongkat, balok, bed, raket, shuttle cock, dll sedangkan prasarana atau perkakas adalah sesuatu benda yang sulit digerakan pada saat digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani ataupun tidak yang mudah dipindahkan dan sifatnya semi permanen. contoh: lapangan tenis, lapangan bola basket, gedung olahraga, lapangan sepakbola, stadion atletik, dan lain-lain. Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani tentunya sesuai dengan persyaratan yang standar. Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 16) persyaratan sarana dan prasarana pendidikan jasmani antara lain: aman, mudah dan murah, menarik, mamacu untuk bergerak, sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan tujuan, tidak mudah rusak, dan sesuai dengan lingkungan. Tujuan diadakannya sarana dan prasarana adalah untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani dan memungkinkan pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani. 58

74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan, bahwa tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta berada pada kategori sangat rendah sebesar 9,30% (4 siswa), rendah sebesar 18,60% (8 siswa), sedang sebesar 44,19% (19 siswa), tinggi sebesar 20,93% (9 siswa), dan sangat tinggi sebesar 6,98% (3 siswa). B. Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang kurang dominan dalam tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, perlu diperhatikan dan dicari pemecahannya agar faktor tersebut lebih membantu dalam meningkatkan kepuasan siswa terhadap sarana dan prasaran penjas. 2. Bahwa penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan baik kuantitas maupun kualitasnya yang kurang memadai dan tidak layak pakai dengan jumlah siswa akan menghambat pelaksanaan di dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. 59

75 3. Pengurus sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang tersedia di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta dapat menjadikan hasil ini sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan dan mempertinggii kualitasnya. C. Keterbatasan Hasil Penelitian Kendatipun peneliti sudah berusaha keras memenuhi segala kebutuhan yang dipersyaratkan, bukan berarti penelitian ini tanpa kelemahan dan kekurangan. Beberapa kelemahan dan kekurangan yang dapat dikemukakan di sini antara lain: 1. Sulitnya mengetahui kesungguhan responden dalam mengisi angket. Usaha yang dilakukan untuk memperkecil kesalahan yaitu dengan memberi gambaran tentang maksud dan tujuan penelitian ini. 2. Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya didasarkan hasil isian angket sehingga dimungkinkan adanya unsur kurang objektif dalam proses pengisian seperti adanya saling bersamaan dalam pengisian angket. Selain itu dalam pengisian angket diperoleh adanya sifat responden sendiri seperti kejujuran dan ketakutan dalam menjawab responden tersebut dengan sebenarnya. 3. Pengambilan data ini menggunakan angket tertutup, akan lebih baik lagi seandainya disertai dengan pengambilan data menggunakan angket terbuka atau wawancara. 4. Saat pengambilan data penelitian yaitu saat penyebaran angket penelitian kepada responden, tidak dapat dipantau secara langsung dan cermat apakah 60

76 jawaban yang diberikan oleh responden benar-benar sesuai dengan pendapatnya sendiri atau tidak. 5. Kesadaran peneliti, bahwa masih kurangnya pengetahuan, biaya dan waktu untuk penelitian. 6. Instrumen tidak diujicobakan terlebih dahulu. D. Saran-saran Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian ini, antara lain: 1. Agar mengembangkan penelitian lebih dalam lagi tentang tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Agar melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan peserta didik kelas IV, V, dan VI terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri Glagah II kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan metode lain. 3. Bagi pengurus, sangat diharapkan selalu mempertinggii kualitas layanan agar pengunjung dalam berlatih lebih merasa nyaman. 61

77 DAFTAR PUSTAKA Agus S. Suryobroto. (2004). "Sarana dan Prasarana Pendidikan Jamani." Yogyakarta: FIK UNY. Ahmadi, A. (1991). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta. Aip Syarifuddin dan Muhadi. (1991). "Pendidikan Jamani dan Kesehatan." Jakarta: Depdikbud. Anas Sudijono. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada. Raja Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). "Panduan Penyusunan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Fandy Tjiptono. (1997). Strategi Pemasaran (Edisi II). Yogyakarta: Penerbit Andi. Handi Irawan. (2002). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia. J. Supranto. (2006). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Cetakan Ketiga. Rineka Cipta: Jakarta. Kartini Kartono. (1987). Kamus Psikologi. Bandung: CV Pronir Jaya. Martha Kusumah. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Penggunaan Lapangan Bulutangkis Depok Sport Center. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY. Memet Mulyadi. (2008). Kepuasan /pengertian-kepuasan. (Diakses tanggal 16 Juli 2013). Monks, dkk. (2004). Psikologi Perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rambat Lupiyoadi. (2004). Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Pratek. Jakarta: PT Salemba Empat. Retno Nurhayati. (2007). Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Kualitas Jasa Pelayanan di Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY. 62

78 Rommy Sidharta. (2014). yang berjudul Tingkat Kepuasan Peserta Didik terhadap Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di SD Gendengan, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY. Rusli Lutan. (2001). Belajar Ketrampilan Motorik Pengatar Teori dan Metode. Jakarta: P2LPTK Dirjen Dikti Depdikbud. Singgih D. Gunarsa. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta. Gunung Mulia. Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Soepartono. (2000). Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (1992). Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sukintaka. (2003). "Teori Pendidikan Jasmani." Solo: Esa Grafika. Sutrisno Hadi. (1991). Metodologi Research. Yogyakarta: UGM. Suyanto. (2009). Tingkat kepuasan Mahasiswa PKS Banyumas Jurusan POR yang Belajar di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY. Trisno Musanto. (2004). Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 6, No. 2, September 2004: Yulairmi dan Putu R. (2007). Kepuasan Pelanggan. Diakses dari html. pada tanggal 13 Mei 2013, Jam WIB. Yusuf Syamsu. (2004). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 63

79 LAMPIRAN 64

80 Lampiran 1. Surat Ijin dari Fakultas 65

81 Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian dari SD Negeri Glagah 66

82 Lampiran 3. Angket Penelitian TINGKAT KEPUASAN SISWA TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SD NEGERI GLAGAH II KABUPATEN KULON PROGO Assalamu alaikumwrwb Sehubungan dengan pengumpulan data penelitian kami yang berjudul Tingkat Kepuasan Siswa Terhadap Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani Di SMP 3 Sewon, untuk itu kami mohon kepada siswa siswi untuk berkenan mengisi daftar pertanyaan atau pernyataan dalam angket ini. Informasi yang diberikan sangat berguna untuk penelitian ini, tidak ada hubungannya dengan nilai mata pelajaran, untuk itu kami mohon siswa siswi dapat mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Semua jawaban yang anda berikan adalah benar asalkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Wassalamu alaikumwrwb Peneliti Arga Widaya Pradana

83 ANGKET RESPONDEN NAMA :. KELAS :. PetunjukPengisian: Isilah identitas diri saudara di tempat yang telah disediakan Pilih alternatif jawaban dari setiap pernyataan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan cara memberi tanda check-list ( ) pada kolom yang sudah disediakan. SP : Sangat Puas P : Puas CP : Cukup Puas TP : Tidak Puas STP : Sangat Tidak Puas Contoh: No Pernyataan SP P KP TP Kepuasan tentang jumlah komputer di 1 sekolah NO PERNYATAAN SP P TP STP Tangibles (kualitas berwujud) 1. Kepuasan siswa terhadap lapangan basket di sekolah 2. Kepuasan siswa terhadap lapangan bolavoli di sekolah 3. Kepuasan siswa terhadap kondisi lapangan atletik 4. Kepuasan siswa terhadap jumlah bolabasket di sekolah 5. Kepuasan siswa terhadap keadaan meja tenis meja di sekolah 6. Kepuasan siswa terhadap keadaan raket bulutangkis di sekolah 7. Kepuasan siswa terhadap net bolavoli 8. Kepuasan siswa terhadap keadaan net tenis meja di sekolah 68

84 9. Kepuasan siswa terhadap keadaan ring basket di sekolah 10. Kepuasan tentang jumlah bola kaki di sekolah Emphaty (kemudahan) 11. Kepuasan terhadap kemudahan proses penggunaan sarana dan prasarana di sekolah saat jam kosong. 12. Kepuasan tentang informasi penggunaan alat olahraga di sekolah 13 Kepuasan terhadap kemudahan proses penggunaan bola untuk sepakbola saat jam istirahat 14. Kepuasan terhadap keberadaan gudang penyimpanan yang strategis 15. Kepuasan terhadap pencarian alat olahraga yang akan digunakan di dalam gudang penyimpanan di sekolah Assurance (jaminan) 16. Kepuasan siswa terhadap kondisi lapangan basket yang aman 17. Kepuasan siswa terhadap fasilitas olahraga yang selalu dirawat 18. Kepuasan tentang jaminan kualitas fasilitas olahraga di sekolah 19. Kepuasan siswa terhadap fasilitas olahraga di sekolah yang tidak mudah rusak Responsivennes (Daya tanggap) 20. Kepuasan terhadap kondisi kaset senam ritmik 21. Kepuasan terhadap keadaan gudang yang berantakan 22. Kepuasan terhadap fasilitas tambahan seperti pompa bola di sekolah 23. Kepuasan terhadap penggunaan lapangan untuk olahraga kasti 24. Kepuasan tentang susunan penyimpanan fasilitas olahraga di sekolah Reliability (Keandalan) 25. Kepuasan terhadap pemanfaatan fasilitas olahraga di saat kegiatan ekstrakurikuler 26. Kepuasan terhadap kebersihan gudang penyimpanan fasilitas olahraga 27. Kepuasan tentang kedisiplinan untuk mengembalikan fasilitas olahraga sekolah yang telat digunakan 28. Kepuasan tentang tanggung jawab untuk 69

85 merawat fasilitas olahraga di sekolah 29. Kepuasan tentang kerapian penataan ruang penyimpanan fasilitas olahraga 70

86 Lampiran 4. Data Penelitian No Berwujud Empati Jaminan Daya tanggap Keandalan Total

87

88 Lampiran 5. Deskriptif Statistik Statistics Tingkat Kepuasan Berwujud Empati Jaminan Daya tanggap Keandalan N Valid Missing Mean Median Mode a Std. Deviation Minimum Maximum Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Tingkat Kepuasan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

89 Berwujud Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Empati Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

90 Jaminan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Daya tanggap Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Keandalan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

91 Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan tentang angket kepada siswa Siswa mengisi angket yang diberikan oleh peneliti 76

92 Siswa mengisi angket yang diberikan oleh peneliti Sarana dan prasarana di SD Negeri 2 Glagah Temon Kulon Progo 77

TINGKAT KEPUASAN SISWA TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI MTs HASYIM AS ARI PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN SISWA TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI MTs HASYIM AS ARI PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN SISWA TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI MTs HASYIM AS ARI PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMA 3 BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGAYAKARTA(DIY) SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMA 3 BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGAYAKARTA(DIY) SKRIPSI TINGKAT KEPUASAAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMA 3 BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGAYAKARTA(DIY) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, mudah dipindahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan jasmani, mudah dipindahkan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani a. Hakikat Sarana Pendidikan Jasmani Menurut Agus S Suryobroto (2004 : 4) Sarana adalah segala sesuatu yang diperlukan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA PRESTASI

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA PRESTASI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA PRESTASI Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI 1 ARMAN Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan di setiap lembaga formal maupun non formal.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan di setiap lembaga formal maupun non formal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan setiap orang. Setiap orang berhak dan wajib dalam mengikuti dan memperoleh pendidikan di setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu

I. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu I. TINJAUAN PUSTAKA 1. Sarana Prasarana a. Pengertian Sarana Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. dalam mencapai maksud atau tujuan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. dalam mencapai maksud atau tujuan. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani a. Sarana Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 999) menyatakan bahwa sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Mukhamad Rizqiadi NIM

SKRIPSI. Oleh Mukhamad Rizqiadi NIM TINGKAT KEPUASAN SISWA KELAS XI TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI 1 IMOGIRI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

SENSUS SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2012/2013 DI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS IV KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO

SENSUS SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2012/2013 DI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS IV KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO SENSUS SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2012/2013 DI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS IV KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO Oleh Eko Agus Prastyo NIM 10604227084 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGARUH SARANA PRASARANA PENJAS DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENJAS

PENGARUH SARANA PRASARANA PENJAS DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENJAS PENGARUH SARANA PRASARANA PENJAS DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENJAS (Studi pada Guru Penjasorkes SD di UPTD Pendidikan Kecamatan Cimaragas) Oleh Hendrik Rubianto 82351112018

Lebih terperinci

KECAKAPAN PASSING BOLA VOLI PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI MINI SD NEGERI 2 KEDUNGWULUH KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH SKRIPSI

KECAKAPAN PASSING BOLA VOLI PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI MINI SD NEGERI 2 KEDUNGWULUH KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH SKRIPSI KECAKAPAN PASSING BOLA VOLI PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI MINI SD NEGERI 2 KEDUNGWULUH KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Wiwit Susanto

SKRIPSI. Oleh : Wiwit Susanto TINGKAT KETERLAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SD NEGERI SE - KECAMATAN MAOS KABUPATEN CILACAP TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dan kualitas individu, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLADI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLADI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLADI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Oleh Riko Puput Astrian NIM

Oleh Riko Puput Astrian NIM SURVEI KONDISI SARANA PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN UPAYA GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENGOPTIMALKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR SE-GUGUS III KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO TAHUN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. digunakan atau dimanfaatkan di dalam pembelajaran pendidikan jasmani,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. digunakan atau dimanfaatkan di dalam pembelajaran pendidikan jasmani, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Istilah sarana mengandung arti sesuatu yang dapat digunakan atau dapat dimanfaatkan. Sarana pendidikan jasmani ialah

Lebih terperinci

MINAT SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 2 KEDUNGBENDA KEMANGKON PURBALINGGA TERHADAP EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SKRIPSI

MINAT SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 2 KEDUNGBENDA KEMANGKON PURBALINGGA TERHADAP EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SKRIPSI MINAT SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 2 KEDUNGBENDA KEMANGKON PURBALINGGA TERHADAP EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: MARYUNI NIM

SKRIPSI. Oleh: MARYUNI NIM PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS ANTARA SD NEGERI PROMAN DI DATARAN TINGGI DENGAN SD NEGERI HARGOMULYO DI DATARAN RENDAH DI KECAMATAN KOKAP KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 Oleh Yudi Kuswanto 05601241074 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani di dalam sekolah memiliki peranan penting terhadap perkembangan perilaku siswa, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam

Lebih terperinci

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS V SD NEGERI BHAYANGKARA GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS V SD NEGERI BHAYANGKARA GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS V SD NEGERI BHAYANGKARA GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untukmemenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL TES ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SMP NEGERI 2 GODEAN, KABUPATEN SLEMAN

ANALISIS BUTIR SOAL TES ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SMP NEGERI 2 GODEAN, KABUPATEN SLEMAN ANALISIS BUTIR SOAL TES ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SMP NEGERI 2 GODEAN, KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan serta untuk

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN RENANG GAYA CRAWL PESERTA EKSTRAKURIKULER RENANG DI SDIT YAA BUNAYYA SLEMAN SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN RENANG GAYA CRAWL PESERTA EKSTRAKURIKULER RENANG DI SDIT YAA BUNAYYA SLEMAN SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN RENANG GAYA CRAWL PESERTA EKSTRAKURIKULER RENANG DI SDIT YAA BUNAYYA SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggabungkan antara penelitian kuantitaf dan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. menggabungkan antara penelitian kuantitaf dan kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian gabungan yang menggabungkan antara penelitian kuantitaf dan kualitatif. Menurut Sugiyono (201 1: 38) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

MOTTO. 3. Bukan orang lain yang menentukan takdir kita, tapi diri sendiri.(penulis)

MOTTO. 3. Bukan orang lain yang menentukan takdir kita, tapi diri sendiri.(penulis) MOTTO 1. Jika kamu meninggikan diri kamu akan direndahkan, jika kamu merendahkan diri kamu akan ditinggikan (Alkitab). 2. Berapapun uang yang kamu miliki, kamu tidak akan bisa membeli waktu (penulis).

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA SMA NEGERI 2 WONOSOBO DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SKRIPSI

MOTIVASI SISWA SMA NEGERI 2 WONOSOBO DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SKRIPSI MOTIVASI SISWA SMA NEGERI 2 WONOSOBO DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Lebih terperinci

: LUTFI IKO ASHARI NIM

: LUTFI IKO ASHARI NIM HUBUNGAN KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG DAN SERVIS PENDEK DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN TUNGGAL BULUTANGKIS SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SD NEGERI 1 GANDRUNG MANGU CILACAP SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Sartilah NIM

SKRIPSI. Oleh Sartilah NIM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GULING BELAKANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM ) SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BALONG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen artinya penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Manajemen seringkali diartikan dalam

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

FAKTOR PENGHAMBAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET BAGI GURU PENJAS DI SD SE-KECAMATAN WONOSOBO TUGAS AKHIR SKRIPSI

FAKTOR PENGHAMBAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET BAGI GURU PENJAS DI SD SE-KECAMATAN WONOSOBO TUGAS AKHIR SKRIPSI FAKTOR PENGHAMBAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET BAGI GURU PENJAS DI SD SE-KECAMATAN WONOSOBO TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan mengarah pada tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani a. Sarana Pendidikan Jasmani Istilah sarana mengandung arti sesuatu yang dapat digunakan atau dapat dimanfaatkan.sarana

Lebih terperinci

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1 82. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Nurteja Abiwatta NIM

SKRIPSI. Oleh: Nurteja Abiwatta NIM SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SD NEGERI PITROSARI DI DATARAN TINGGI KECAMATAN WONOBOYO DAN SD NEGERI 2 GEDONGSARI DI DATARAN RENDAH KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAGI BANTUL SKRIPSI FAKULTAS

BAGI BANTUL SKRIPSI FAKULTAS KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA BAGI SISWA YANG MENGIKUTII EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 SRANDAKAN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Pujo Santoso NIM

SKRIPSI. Oleh Pujo Santoso NIM HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS BOLAVOLI SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SDN 4 KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

PROGRAM SE-KEC AMATAN BAMBANGLIPURO SKRIPSI

PROGRAM SE-KEC AMATAN BAMBANGLIPURO SKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM DOKTER KECIL DALAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SEKOLAH DASAR SE-KEC AMATAN BAMBANGLIPURO KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Sapto Nugroho NIM

SKRIPSI. Oleh Sapto Nugroho NIM TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGSARI KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALASAN TERHADAP PEMBELAJARAN BOLA VOLI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PERSEPSI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALASAN TERHADAP PEMBELAJARAN BOLA VOLI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI PERSEPSI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALASAN TERHADAP PEMBELAJARAN BOLA VOLI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI DENGAN ALAT BANTU KARET PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI KEJI I, KECAMATAN MUNTILAN, KABUPATEN MAGELANG

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI DENGAN ALAT BANTU KARET PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI KEJI I, KECAMATAN MUNTILAN, KABUPATEN MAGELANG UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI DENGAN ALAT BANTU KARET PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI KEJI I, KECAMATAN MUNTILAN, KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01 REJASARI KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI

STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01 REJASARI KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01 REJASARI KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak terlepas dari berbagai macam mata pelajaran yang ada di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran

Lebih terperinci

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SD SE UPTD KECAMATAN SEMARANG BARAT KOTA SEMARANG TAHUN Kardiyono, M.Pd.

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SD SE UPTD KECAMATAN SEMARANG BARAT KOTA SEMARANG TAHUN Kardiyono, M.Pd. KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SD SE UPTD KECAMATAN SEMARANG BARAT KOTA SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan sarana dan prasarana pendidikan

Lebih terperinci

MINAT SISWA PUTRA KELAS ATAS SD NEGERI DAN MI DI DESA KALIWUNGU KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA TERHADAP EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SKRIPSI

MINAT SISWA PUTRA KELAS ATAS SD NEGERI DAN MI DI DESA KALIWUNGU KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA TERHADAP EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SKRIPSI MINAT SISWA PUTRA KELAS ATAS SD NEGERI DAN MI DI DESA KALIWUNGU KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA TERHADAP EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Anwar Ansori

SKRIPSI. Oleh : Anwar Ansori HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GEMBONG KECAMATAN BOJONGSARIKABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 MINGGIR KABUPATEN SLEMAN

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 MINGGIR KABUPATEN SLEMAN IDENTIFIKASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 MINGGIR KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas NegeriYogyakarta untuk

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 JETISWETAN KEC. PEDAN KAB. KLATEN SKRIPSI

KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 JETISWETAN KEC. PEDAN KAB. KLATEN SKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 JETISWETAN KEC. PEDAN KAB. KLATEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BOLA REAKSI SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN KOORDINASI MATA TANGAN DAN KAKI DALAM PENDIDIKAN JASMANI SKRIPSI

PENGEMBANGAN BOLA REAKSI SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN KOORDINASI MATA TANGAN DAN KAKI DALAM PENDIDIKAN JASMANI SKRIPSI PENGEMBANGAN BOLA REAKSI SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN KOORDINASI MATA TANGAN DAN KAKI DALAM PENDIDIKAN JASMANI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERSEPSI ORANG TUA PESERTA DIDIK TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SDN GROGOL I KARANGMOJO GUNUNGKIDUL SKRIPSI

PERSEPSI ORANG TUA PESERTA DIDIK TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SDN GROGOL I KARANGMOJO GUNUNGKIDUL SKRIPSI PERSEPSI ORANG TUA PESERTA DIDIK TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SDN GROGOL I KARANGMOJO GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

SURVEI SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENJAS SD SE-KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

SURVEI SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENJAS SD SE-KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG SURVEI SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENJAS SD SE-KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Mudjihardjo Suwito

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA MEMILIH EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI MTs NEGERI MAJENANG SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA MEMILIH EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI MTs NEGERI MAJENANG SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA MEMILIH EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI MTs NEGERI MAJENANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C A. Deskripsi Dalam buku pedoman bentuk latihan ini berisikan tentang variasivariasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Iswantara NIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Iswantara NIM PENINGKATAN PEMBELAJARAN SERVIS ATAS PERMAINAN BOLAVOLI MINI MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS IV SD NEGERI PABELAN 2 KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Persepsi Pengurus Ormawa UNY Terhadap SCOT-Lead

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Persepsi Pengurus Ormawa UNY Terhadap SCOT-Lead i PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul Persepsi Pengurus Ormawa UNY Terhadap SCOT-Lead (School of Trainer and Leader) yang disusun oleh Zamzam Adnan FE, NIM 08601241100 ini telah disetujui oleh pembimbing

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Yuan Tri Yuwono NIM

SKRIPSI. Oleh Yuan Tri Yuwono NIM UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DALAM PEMBELAJARAN TOLAK PELURU MENGGUNAKAN PELURU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PEGANDEKAN KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Sri Atyanti NIM

SKRIPSI. Oleh: Sri Atyanti NIM TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA DIDIK KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI SROWOLAN KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Ini berarti bahwa pendidikan merupakan usaha menuju kepada tujuan yang dicita-citakan.

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN METODE KONTINYU DAN METODE INTERVAL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING

PENGARUH LATIHAN METODE KONTINYU DAN METODE INTERVAL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING PENGARUH LATIHAN METODE KONTINYU DAN METODE INTERVAL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS BOLA VOLI PESERTA EKSTRAKULIKULER SISWA KELAS VII SMP N 3 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

SURVEI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI

SURVEI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI SURVEI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untukmemenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan

Lebih terperinci

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 2016 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 2016 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH Keadaan Sarana dan Prasana...( Purwo Waseso Adi) 1 KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 2016 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH Oleh: Purwo Waseso Adi, Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Lebih terperinci

Oleh : Wisnu Guntur Sutopo

Oleh : Wisnu Guntur Sutopo SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KALIURIP DI DATARAN RENDAH DAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PEKACANGAN DI PEGUNUNGAN DI KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Muh Badawi Anwar

SKRIPSI. Oleh: Muh Badawi Anwar HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS PESERTA EKSTRAKULIKULER BOLA VOLI SMK N 1 PURWOSARI GUNUNG KIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMK NEGERI 1 JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMK NEGERI 1 JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMK NEGERI 1 JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BIDANG MIRING PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN MATERI GULING BELAKANG SISWA KELAS IV DI SD NEGERI BRENGKOL PITURUH PURWOREJO

PENGGUNAAN BIDANG MIRING PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN MATERI GULING BELAKANG SISWA KELAS IV DI SD NEGERI BRENGKOL PITURUH PURWOREJO PENGGUNAAN BIDANG MIRING PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN MATERI GULING BELAKANG SISWA KELAS IV DI SD NEGERI BRENGKOL PITURUH PURWOREJO Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Hasan Fajri NIM

SKRIPSI. Oleh : Hasan Fajri NIM PENGARUH LATIHAN SENAM KEBUGARAN JASMANI 2008 TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 PANGENREJO KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN LOMPAT DENGAN RINTANGAN DAN MERAIH SASARAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA SD NEGERI JONO KEC.

PENGARUH LATIHAN LOMPAT DENGAN RINTANGAN DAN MERAIH SASARAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA SD NEGERI JONO KEC. PENGARUH LATIHAN LOMPAT DENGAN RINTANGAN DAN MERAIH SASARAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA SD NEGERI JONO KEC.BAYAN KAB.PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PROFESI GURU DI SMP NEGERI Se-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN KERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PROFESI GURU DI SMP NEGERI Se-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN KERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PROFESI GURU DI SMP NEGERI Se-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagai

Lebih terperinci

POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGCEGAK KUTASARI PURBALINGGA

POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGCEGAK KUTASARI PURBALINGGA POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGCEGAK KUTASARI PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW SISWA SD NEGERI PLAOSAN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW SISWA SD NEGERI PLAOSAN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW SISWA SD NEGERI PLAOSAN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Menenuhi

Lebih terperinci

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KOTA PURBALINGGA TAHUN

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KOTA PURBALINGGA TAHUN SURVEI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KOTA PURBALINGGA TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Riyanto NIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Riyanto NIM TINGKAT KREATIVITAS GURU UNTUK MENGATASI KETERBATASAN SARANA PRASARANA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Perbedaan Ketepatan Shooting Menggunakan Punggung

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Perbedaan Ketepatan Shooting Menggunakan Punggung PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul Perbedaan Ketepatan Shooting Menggunakan Punggung Kaki Antara Pemain Depan Dengan Pemain Tengah Pada Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola di SMA Negeri Wilayah

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND GROUNDSTROKE DRIVE

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND GROUNDSTROKE DRIVE TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND GROUNDSTROKE DRIVE DAN PUKULAN BACKHAND GROUNDSTROKE DRIVE SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER TENIS LAPANGAN DI SMP NEGERI 1 KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIK SIDE HOP TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN BOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP AL HIKMAH BENDA KAB.

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIK SIDE HOP TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN BOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP AL HIKMAH BENDA KAB. PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIK SIDE HOP TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN BOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP AL HIKMAH BENDA KAB. BREBES SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

: Fakultas Ilmu Keolahragaan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi : Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. : Teori = 1 SKS; Praktek= 1 SKS

: Fakultas Ilmu Keolahragaan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi : Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. : Teori = 1 SKS; Praktek= 1 SKS Fakultas Program Studi Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : POR 205 Sks Semester Mata Kuliah Prasyarat : - Dosen FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN : Fakultas Ilmu Keolahragaan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PAMANUKAN KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT SKRIPSI

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PAMANUKAN KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT SKRIPSI KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PAMANUKAN KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV dan V SD NEGERI PASARANOM KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN FASILITAS KOLAM RENANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANALISIS MANAJEMEN FASILITAS KOLAM RENANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANALISIS MANAJEMEN FASILITAS KOLAM RENANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

NTANG SKRIPSI. Oleh Suminto. FAKULTAS OKTOBER

NTANG SKRIPSI. Oleh Suminto. FAKULTAS OKTOBER UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENENDANG BOLA DENGAN MODEL KOOPERA ATIF PADAA PESERTA DIDIK KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI 2 KUMEJING KECAMATAN WADASLI NTANG KABUPATEN WONOSOBOO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN

ADMINISTRASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN ADMINISTRASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V USIA TAHUN SD NEGERI SIDOHARJO PURWODADI PURWOREJO SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V USIA TAHUN SD NEGERI SIDOHARJO PURWODADI PURWOREJO SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V USIA 10-12 TAHUN SD NEGERI SIDOHARJO PURWODADI PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENANG DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP BAGIAN BARAT SKRIPSI

IDENTIFIKASI HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENANG DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP BAGIAN BARAT SKRIPSI IDENTIFIKASI HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENANG DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP BAGIAN BARAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

TANGGAPAN GURU PENJAS TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PRODI PJKR DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 SKRIPSI

TANGGAPAN GURU PENJAS TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PRODI PJKR DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 SKRIPSI TANGGAPAN GURU PENJAS TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PRODI PJKR DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Persyaratan. Oleh: NEGERI RTA OKTOBER 2012

SKRIPSI. Persyaratan. Oleh: NEGERI RTA OKTOBER 2012 SURVEI TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 2 TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Ketersediaan Sarana dan (Ahmed Syukron ghozali)

Ketersediaan Sarana dan (Ahmed Syukron ghozali) KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA THE AVAILABILITY OF TOOLS AND INFRASTRUCTURE OF PHYSICAL EDUCATION IN PUBLIC SENIOR HIGH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Siti Aminah NIM

SKRIPSI. Oleh: Siti Aminah NIM HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 40 METER, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA KELAS V SD NEGERI KRANDEGAN, KECAMATAN BAYAN, KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh Sumarno

SKRIPSI. Disusun Oleh Sumarno TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V PUTRA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU HIDAYATULLAH BALONG DONOHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Ardiansyah

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Ardiansyah KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP SESUAI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci