VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Hasil penelitian selanjutnya diperiksa apakah berhasil mencapai tujuan

Transkripsi

1 VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Hasil penelitian selanjutnya diperiksa apakah berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan. Tahap berikutnnya yaitu penarikan kesimpulan untuk merangkum hasil-hasil penting yang telah diperoleh. Rekomendasi diberikan untuk memudahkan pemangku kepentingan dalam memanfaatkan hasil penelitian ini dan untuk memberi gambaran pengembangan untuk penelitian lanjutan. 6.1 Kesimpulan Kesimpulan penelitian mengacu pada tujuan penelitian yang ditetapkan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan berhasil mengidentifikasi kebutuhan kerja sama antara pemasok, industri furnitur dan pembeli yang mempertimbangkan kriteria penilaian ekonomis, sosial dan lingkungan dengan mengidentifikasi goal untuk masing masing entitas. Sejumlah goal dari masing-masing entitas tersebut secara ringkas dapat ditabelkan, yang ditunjukkan pada Tabel 6.1. Tabel 6.1 Goal dari masing-masing entitas No. Goal Entitas Aspek 1 Keuntungan Pemasok Pemasok Ekonomis 2 CSR Pemasok Pemasok Sosial 3 Bagi Hasil LMDH Pemasok Sosial 4 APD dan Asuransi Pemasok Pemasok Sosial 5 Biaya HLKAP Pemasok Pemasok Lingkungan 6 Total Log Hutan Pemasok Pemasok Lingkungan 7 Keuntungan Pemanufaktur Pemanufaktur Ekonomis 8 CSR Pemanufaktur Pemanufaktur Sosial 9 APD dan Asuransi Pemanufaktur Pemanufaktur Sosial 10 Sisa Scrap Pemanufaktur Lingkungan 11 Terpenuhinya Pesanan Pembeli Pembeli Ekonomis 12 Peningkatan Harga Akibat CSR Pembeli Sosial 13 Peningkatan Harga Akibat Kandungan HPHPL Pembeli Lingkungan 147

2 Penelitian ini menghasilkan model S-SCM pada kerja sama antara pemasok, manufaktur dan pembeli yang meningkatkan manfaat keberlanjutan secara ekonomis, sosial dan lingkungan dengan menggunakan metode goal programming untuk mencapai 13 goal keberlanjutan tersebut secara simultan walaupun antar goal terdapat trade-off dan mempunyai dimensi yang berbeda-beda. Pencarian solusi dengan menggunakan goal programming. Verifikasi dilakukan terhadap model tersebut dan ke 13 goal tersebut berhasil diverifikasi. Validasi juga dilakukan terhadap model tersebut dan ke 13 goal tersebut berhasil divalidasi. 3. Penelitian ini memunculkan 4 alternatif keputusan berdasarkan bobot yang diberikan terhadap aspek keberlanjutan. Bobot yang lebih besar menunjukkan lebih pentingnya aspek tertentu bagi pengambil keputusan. Keempat alternatif keputusan tersebut yaitu: a. Alternatif keputusan 1, yang memberikan bobot sama untuk setiap aspek keberlanjutan. b. Alternatif keputusan 2, yang memberikan bobot 2 kali lebih besar untuk aspek ekonomis dibandingkan 2 aspek keberlanjutan yang lain. c. Alternatif keputusan 3, yang memberikan bobot 2 kali lebih besar untuk aspek sosial dibandingkan 2 aspek keberlanjutan yang lain. d. Alternatif keputusan 4, yang memberikan bobot 2 kali lebih besar untuk aspek lingkungan dibandingkan 2 aspek keberlanjutan yang lain. Penilaian terhadap alternatif keputusan 2, 3 dan 4, ternyata tidak memberikan perbaikan yang berarti bila dibandingkan dengan alternatif keputusan 1.

3 149 Perbaikan alternatif keputusan selanjutnya dilakukan terhadap masing-masing alternatif keputusan dengan meningkatkan target goal-nya. Pada perbaikan alternatif keputusan ini ditemukan adanya trade-off. Perbaikan alternatif keputusan tersebut memberikan perbaikan yang signifikan pada aspek tersebut tetapi mempunyai efek yang berbeda terhadap aspek keberlanjutan yang lain. Perbaikan alternatif keputusan: a. alternatif keputusan 2, yaitu 2B b. alternatif keputusan 3 yaitu 3C tidak terlalu memberikan perbaikan atau bahkan merugikan pencapaian goal aspek lain. Pada perbaikan alternatif keputusan 4, yaitu 4B memberikan perbaikan pencapaian nilai sejumlah goal baik aspek lingkungan, ekonomis maupun sosial. Alternatif keputusan 4B adalah alternatif terbaik dari sejumlah alternatif keputusan yang dimunculkan. Berdasarkan alternatif keputusan terbaik ditemukan bahwa pemberian prioritas terhadap aspek lingkungan dan disertai dengan peningkatan target goal-nya, memberikan perbaikan pencapaian nilai sejumlah goal tidak hanya sejumlah goal dari aspek lingkungan, tetapi juga aspek ekonomis dan sosial. 4. Analisis sensitivitas terhadap alternatif keputusan 1 menunjukkan bahwa penurunan suatu parameter yang penting terkait keberlanjutan hutan, yaitu RT3 dapat dilakukan sampai pada suatu titik dan tidak dapat diturunkan lagi karena menyebabkan tidak tercapainya sebagian goal. Peningkatan terdadap parameter ini tidak memberikan perbaikan yang signifikan. Dari hasil analisis

4 150 sensitivitas diketahui jumlah minimum yang harus ditebang oleh Pemasok agar semua tujuan bisa tercapai. Pada model jumlah tersebut yaitu RT3 semula dikurangi 30%. 6.2 Rekomendasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat direkomendasikan beberapa hal berikut: 1. Pemasok dan pemanufaktur industri furnitur jati perlu memberikan perhatian yang lebih besar terhadap aspek lingkungan karena itu juga akan memberi peningkatan nilai dari aspek ekonomis dan sosial untuk menjaga keberlanjutan bisnis perusahaan. Tuntutan pembeli, terutama pembeli dari luar negeri, terhadap produk yang ramah lingkungan semakin tinggi dan bila tidak dperhatikan akan mengurangi daya saing produk furnitur Indonesia. 2. Dengan keterbatasan ketersediaan bahan baku, maka tidak direkomendasikan kenaikan nilai RT3 karena akan mengancam kelestarian hutan. Dengan kondisi bahan baku yang terbatas, seharusnya dapat mendorong pemanufaktur agar lebih efisien, memotivasi berkembangnya hutan rakyat, dan memberi peran yang lebih panjang bagi suatu areal hutan untuk memberi manfaat secara lingkungan, sosial dan ekonomi. 3. Furnitur yang dihasilkan adalah komoditi ekspor, sehingga pemanufaktur harus berusaha mengakomodasi tidak hanya peraturan perundangan dalam negeri untuk produk ekspor tetapi juga peraturan-peraturan yang berlaku di negara tujuan ekspor.

5 Untuk kemudahan dalam pemanfaatan model ini perlu dikembangkan aplikasi komputer dengan antar-muka yang memudahkan pengambil keputusan untuk memanfaatkan model ini dalam mendukung pengambilan keputusan. 5. Penelitian lanjutan juga dapat dilakukan dengan mengaitkan model ini dengan isu kekinian seperti : a. skema penjualan karbon hutan, b. minimasi emisi karbon dalam menjalankan operasi bisnis, c. peran pengelolaan hutan untuk mendukung ketahanan pangan, d. pemberdayaan masyarakat sekitar hutan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian hutan, e. biomassa hutan sebagai bahan bakar terbarukan. 6. Penelitian lanjutan dapat juga dilakukan dengan memodelkan perilaku dari pembeli akhir dalam pengambilan keputusan untuk pembelian produk dengan mempertimbangkan ketiga aspek keberlanjutan dan bagaimana pengaruhnya terhadap keseluruhan rantai pasok. 7. Penelitian lanjutan juga dapat dilakukan dalam pemilihan distributor dan pola distribusi yang meminimumkan dampak lingkungan serta peningkatan manfaat sosial dan ekonomis keseluruhan rantai pasok.