ANALISIS SPASIAL PEMUKIMAN TRANSMIGRASI DI KABUPATEN DHARMASRAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SPASIAL PEMUKIMAN TRANSMIGRASI DI KABUPATEN DHARMASRAYA"

Transkripsi

1 ANALISIS SPASIAL PEMUKIMAN TRANSMIGRASI DI KABUPATEN DHARMASRAYA Irma Susanti¹, Erna Juita², Afrital Rezki² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ²Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study aims to find out and analyze the Spatial Analysis of Transmigration Settlements in Dharmasraya Regency: 1) Spatial Distribution of Transmigration Settlements, 2) Spatial Distribution Patterns of Transmigration Settlements, 3) Settlement Characteristics. This research type is Descriptive Quantitative. Population in this research is all village which have transmigration settlement, with sample of research use with total sampling technique. The sample in this study amounted to 31 village spread over 10 districts. Data analysis techniques used are descriptive analysis and spatial analysis. The results of this study indicate that 1) The spatial distribution of settlements that became the location of Transmigration Settlement Units in Dharmasraya Regency spread to 31 village in 10 districts. The spatial distribution of settlements as a whole is dispersed, with most of the distribution of settlements in a linear fashion which means a residential pattern that extends the road that is aimed to be close to the transport infrastructure and close to where they work. 2). The pattern of distribution of settlements in the form of linear is found in 26 village and resident settlements in the form of spread in 3 village, while settlement of population which have pattern of settlement of linear and spread there are 2 village. 3) Characteristic of settlement in Transmigration Settlement Units Dharmasraya Regency with the width of land based on its use is mostly used for plantation land with area of 171,768.4 Ha, such as oil palm plantation and rubber plantation. The number of residents who have transmigration settlements as many as 135,703 inhabitants. The population is mostly found in Pulau Punjung district, while the least population is in Padang Laweh district. Keywords: Spatial Analysis, Transmigration Settlements PENDAHULUAN Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulaupulau baik yang besar maupun kecil yang tersebar disekitarnya, meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Laju pertumbuhan penduduk masing-masing antara pulau yang satu dengan pulau yang lainnya berbeda-beda. Hal ini ditandai oleh banyaknya jumlah penduduk, tingkat kelahiran, dan urbanisasi (Rahmayeni, 2014). Jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya tahun 2014 yaitu jiwa dan meningkat sebesar 2,85% pada tahun 2015 sebanyak jiwa, yang 1

2 didominasi oleh penduduk usia muda. Maka kebutuhan lahan untuk pengembangan pemukiman semakin meningkat terutama pada pusat-pusat kegiatan dan pelayanan seperti pendidikan, kesehatan, hiburan, serta sarana prasarana lainnya. Program kawasan permukiman bertujuan untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan dan pelastarian budaya. Kawasan permukiman dominan berkembang di arah timur dan tenggara wilayah yang meliputi kecamatan Koto Salak, Koto Besar, Tiumang, Koto Baru, Sitiung, Padang Laweh dan Timpeh. Sebagian permukiman didorong oleh perkembangan permukiman transmigrasi yang sudah dimulai sejak tahun 1970-an. Penyebaran pemukiman menempati berbagai macam bentang lahan yang berbeda-beda, dengan karakteristik yang berbeda pula yang mempengaruhi kehidupan manusia dan merupakan wujud adaptasi antara manusia dengan lingkungannya. Wilayah potensial yang ditetapkan sebagai pengembangan pemukiman transmigrasi untuk mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah yang baru sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. Agar pembangunan daerah yang berbasis ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat nagari yang telah direncanakan dalam RPJMD Dharmasraya tahun seperti program perencanaan dan penataan ruang yang ditujukan untuk penataan pemwilayahan pembangunan dan pengembangan perumahan dan pemukiman yang sesuai dengan arahan penataan ruang perkotaan. Berdasarkan status lahan yang digunakan untuk rencana kawasan transmigrasi yaitu seluas 1312 ha (0,43%). Kepadatan penduduk dilihat berdasarkan perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah. Dilihat perbandingan tersebut kepadatan permukiman terjadi pada Kecamatan Sungai Rumbai dan Sitiung. Berdasarkan analisis peluang pengembangan Kabupaten Dharmasraya, sebaran penduduk terkonsentrasi pada koridor jalan lintas sumatera. Dilihat dari proporsi kepadatan penduduk Kabupaten Dharmasraya mengantisipasi gejala urbanisasi tertinggi yaitu Sungai Rumbai, Koto Baru, Sitiung dan Pulau Punjung (RTRW Kabupaten Dharmasraya tahun ). Program transmigrasi dilaksanakan mulai tahun di Kabupaten Dharmasraya sebanyak 22 kali dengan jumlah KK ( jiwa) yang tersebar di beberapa UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi) yaitu UPT Tebing Tinggi, UPT Sitiung I, UPT 2

3 Sitiung II, UPT Siat Sitiung III, UPT Koto Besar, UPT Pulau Mainan, UPT Tebing Tinggi I, UPT Tebing Tinggi II, UPT Koto Baru, UPT Muara Timpeh II, UPT Muara Timpeh III, UPT Muara Timpeh IV, UPT Muara Timpeh V, UPT Sungai Kambut I, UPT Sungai Kambut II dan UPT Padang Hilalang SP1 (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Barat). Saat ini UPT Padang Hilalang SP 2,3, dan 4 masih belum memiliki izin legalitas lahan untuk pemukiman transmigrasi karena belum terlaksananya pengukuran tata batas. Hal ini disebabkan adanya perbedaan luasan antara persetujuan prinsip yang dikeluarkan Menteri Kehutanan RI (2.460 Ha untuk SP 2,3 dan 4 masuk HPK) dengan Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya (1.312 Ha). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti telah melakukan penelitian mengenai Analisis Spasial Pemukiman Transmigrasi Di Kabupaten Dharmasraya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis (1) distribusi spasial pemukiman transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya, (2) pola distribusi spasial pemukiman transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya, (3) karakteristik lokasi pemukiman transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya. Spasial merupakan segala hal yang menyangkut lokasi atau tempat. Dalam analisis spasial tertuju pada cara mendeskripsikan fakta yang memfokuskan pada fenomena yang terjadi di atas permukaan bumi. Analisis mengenai polapola spasial (pemusatan, penyebaran, kompleksitas spasial dan lain-lain), kecenderungan spasial, bentuk-bentuk dan semua interaksi spasial secara deskriptif (Rustiadi, 2011). Pola Spasial Permukiman terbentuk akibat dari bentuk-bentuk massa bangunan pada suatu permukiman yang terbangun sehingga menghasilkan suatu ruang kosong (void) berupa jalan (streets) dan ruang terbuka (squares). Pada pola spasial permukiman umumnya terdapat elemen-elemen pembentuk citra kawasan yang menjadikan kawasan khusus atau spesial. Dalam Permentan No.79 tahun 2013, penggunaan lahan adalah penggolongan penggunaan lahan secara umum seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang rumput, kehutanan atau daerah rekreasi. Selain itu, penggunaan lahan juga terdiri dari perkampungan/pemukiman, pertanian (hutan, perkebunan, sawah, 3

4 ladang/huma, tegal/kebun, padang rumput, semak belukar dan lahan bukaan sementara atau land clearing). Tanah di pedesaan digunakan bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Penggunaan tanah di wilayah pedesaan yaitu untuk perkampungan dan untuk pertanian. Transmigrasi merupakan suatu proses migrasi yang direkayasa dan dilaksanakan atau dikendalikan secara berencana oleh pemerintah dengan tujuan yang jelas (Banowati 2013). Dalam Peraturan Pemerintah RI No.2 Tahun 1999 tentang penyelengaraan transmigrasi, menyatakan bahwa transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan transmigrasi atau lokasi pemukiman transmigrasi. Salah satu pelopor utama dari teori lokasi pertanian adalah Johann Heirinch Von Thunen ( ) yang merupakan pemilik lahan di Jerman Utara. Teori Von Thunen merupakan salah satu tonggak sejarah dalam ekonomi spasial. Formulasi berkembang menjadi dasar untuk menganalisis pola tata guna lahan. Von Thunen menghubungkan konsep ekonomi dengan lokasi spasial (Setiono, 2011). Sedangkan Teori tempat sentral yang diperkenalkan oleh Walther Christaller tahun 1930 yang menganalisis hubungan antara ukuran, jumlah dan distribusi geografi dari pusat-pusat kegiatan, yang ditunjukkan oleh tersedianya layanan kegiatan jasa dan perdagangan. Model ini dikembangkan dilandasi oleh keyakinan akan adanya prinsip keteraturan yang menentukan hubungan antara pusat-pusat kegiatan, khususnya yang berkaitan dengan fungsinya sebagai pasar atau pelayanan sektor jasa. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Dharmasraya pada bulan Juni- Juli Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Tika (2005) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Sedangkan kuantitatif adalah pendekatan yang menekankan pada hal-hal yang bersifat konkret, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata dengan menggunakan angka-angka. Alat bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu laptop, GPS, kamera, buku 4

5 catatan dan aplikasi arview. Dalam penelitian ini membutuhkan peta administrasi dan data lokasi penelitian serta citra satelit. Penelitian ini menggunakan data primer yang dilakukan melalui survei lapangan pada nagari yang memiliki pemukiman transmigrasi, guna untuk mengetahui persebaran pemukiman transmigrasi. teknik analisa data yang dilakukan dengan mengkaji pola persebaran pemukiman penduduk pada lokasi yang memiliki pemukiman transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya dengan melihat karakteristik wilayahnya lalu mendeskripsikannya dengan menggunakan pendekatan keruangan, serta menginterprestasikan kondisi fisik wilayah terhadap terbentuknya pemukiman penduduk serta mendeskripsikan perbedaan pola keruangan yang terdapat pada masingmasing pola pemukiman yang berhubungan dengan perkembangan penduduk HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambar 1 Alur Kerja Penelitian Metode analisis data yang digunakan yaitu analisa deskriptif merupakan teknik analisa data yang mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang didapat dari hasil penelitian dengan tujuan memberikan informasi tentang suatu fenomena dari perkembangan pemukiman. Sedangkan analisa keruangan (Triana, 2012) merupakan Deskriptif wilayah penelitian Kabupaten Dharmasraya terletak antara LS LS dan BT BT, yang terdiri atas 11 kecamatan. Kabupaten Dharmasraya memiliki luas lahan 3.023,25 Km² dengan sebagian besar penggunaan lahan di bidang pertanian dan jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya sebanyak jiwa. 5

6 Tabel 1 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) di Kabupaten Dharmasraya UPT Muara Timpeh I, UPT Muara Timpeh II, UPT Muara Timpeh III, UPT Muara Timpeh IV, UPT Muara Timpeh V, UPT Muara Timpeh VI, UPT Muara Timpeh VII, UPT Muara Timpeh VIII, UPT Sungai Kambut I, UPT Sungai Kambut II dan UPT Padang Hilalang SP1. Tabel 2 Letak nagari yang memiliki pemukiman transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya Dari tabel di atas dapat dilihat, program transmigrasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah guna mengurangi pertumbuhan penduduk yang tidak merata yaitu terjadi sebanyak 22 kali pada lokasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) di Kabupaten Dharmasraya, yang penempatannya dimulai dari tahun 1965 hingga tahun 2006 kemudian tahun diserahkan ke Pemda mulai dari tahun 1972 hingga tahun 2007 sebanyak kk ( jiwa). Lokasi yang menjadi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) di Kabupaten Dharmasraya sebanyak 22 UPT yaitu UPT Tebing Tinggi, UPT Pulau Mainan, UPT Sitiung I, UPT Sitiung II, UPT Siat, UPT Koto Besar, UPT Tebing Tinggi I, UPT Tebing Tinggi II, UPT Timpeh I, UPT Timpeh II, UPT Timpeh III, Pada tabel 2 di atas, terlihat distribusi spasial pemukiman transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya, menunjukkan bahwa lokasi yang menjadi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) yaitu sebanyak 31 nagari pada 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Dharmasraya yang secara 6

7 keseluruhan berbentuk pola tersebar merata. Pola distribusi pemukiman masyarakat pada lokasi penempatan transmigrasi umumnya berbentuk linier yaitu pola pemukiman yang memanjang yang bertujuan agar dekat dengan prasarana transportasi dan dekat dengan lokasi mereka bekerja. Pola penggunaan lahan pada suatu kawasan dipengaruhi oleh potensi lahan dan kepentingan masyarakat penduduk. Lahan di sekitar pemukiman penduduk pada umumnya dimanfaatkan sebagai sawah, ladang, kebun, dan lahan perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit dan karet. Agar persebaran pemukiman lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut: dari pola distribusi pemukiman penduduk yang memiliki pemukiman transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya, adalah sebagai berikut: Tabel 2 Pola Distribusi Pemukiman Penduduk Nagari yang Memiliki Pemukiman Transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya Gambar 2 Peta Persebaran Pemukiman Transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan analisis gambaran dari citra menggunakan aplikasi Google Earth Pro, pola distribusi spasial pemukiman dilihat Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa pola distribusi pemukiman penduduk di nagari yang memiliki pemukiman transmigrasi berbentuk linier dan tersebar. Pola distribusi pemukiman penduduk yang berbentuk linier terdapat pada 26 nagari dan pemukiman penduduk yang berbentuk tersebar terdapat pada 3 nagari, sedangkan pemukiman penduduk yang memiliki pola pemukiman tersebar dan linier terdapat pada 2 nagari. 7

8 Karakteristik lokasi pemukiman transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya, menunjukkan bahwa jumlah penduduk pada 31 nagari yang menjadi lokasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) memiliki jumlah penduduk yang tinggi dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa dan luas penggunaan lahan pada 11 kecamatan yaitu seluas ,9 Ha yang terdiri dari rumah dan pekarangan, sawah, tegalan/kebun, ladang/huma, perkebunan, padang rumput, hutan rakyat, hutan negara dan sementara tidak digunakan. Karakteristik lokasi pemukiman di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT), masyarakat yang tinggal di daerah tersebut membentuk suatu pemukiman karena luas lahan pertanian yang dapat digarap oleh masyarakat cukup luas yang dapat membantu dalam kelangsungan hidup masyarakat itu sendiri. Lahan yang paling banyak dimanfaatkan oleh penduduk di wilayah yang memiliki pemukiman transmigrasi yaitu lahan perkebunan sawit dan perkebunan karet. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Spasial Pemukiman Transmigrasi Di Kabupaten Dharmasraya dapat disimpulkan bahwa: 1. Distribusi spasial pemukiman yang menjadi lokasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) di Kabupaten Dharmasraya tersebar pada 31 nagari pada 10 kecamatan. Distribusi spasial pemukiman berbentuk tersebar merata, dengan pemukiman berbentuk linier yang berarti bentuk pemukiman yang memanjang yang bertujuan agar dekat dengan prasarana transportasi dan dekat dengan lokasi mereka bekerja. 2. Pola distribusi spasial pemukiman penduduk di nagari yang memiliki wilayah pemukiman transmigrasi di Kabupaten Dharmasraya berbentuk linier terdapat pada 26 nagari dan pemukiman penduduk yang berbentuk tersebar terdapat pada 3 nagari, sedangkan pemukiman penduduk yang memiliki pola pemukiman tersebar dan linier terdapat pada 2 nagari. 3. Karakteristik lokasi pemukiman pada Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Kabupaten Dharmasraya dengan luas lahan berdasarkan penggunaannya paling banyak digunakan untuk lahan perkebunan dengan luas ,4 Ha. Jumlah penduduk yang memiliki pemukiman transmigrasi sebanyak jiwa. Jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kecamatan Pulau 8

9 Punjung, sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Padang Laweh DAFTAR PUSTAKA Banowati, Eva Geografi Sosial. Bandung:Ombak Badan Pusat Statistik Kabupaten Dharmasraya Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Barat. Setiono, Dedi Ekonomi Pengembangan Wilayah (Teori Dan Analisis). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Tika, Pabundu Metode Penelitian Geografi. Jakarta:Bumi Aksara. Triana, Karlina Pola Persebaran Rumah Perdesaan dan Kaitannya Dengan Mobilitas Penduduk Di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak. Skripsi Geografi. Universitas Indonesia: Depok. Hamzah, F. Rachman Kajian Pola Spasial Pertumbuhan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Tesis Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota. Universitas Diponegoro:Semarang. Permentan No.79 Tahun 2013 tentang penggunaan lahan. Peraturan Pemerintah RI No.2 Tahun 1999 tentang penyelengaraan transmigrasi Rahmayeni, Intan Studi Transmigrasi Di Daerah Trans Padang Mardani Jorong Manggopoh Utara Kenagarian Manggopoh Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam. Skripsi Pendidikan Geografi. STKIP PGRI Sumatera Barat : Padang. Rustiadi, Ernan,. S, Saefulhakim,. & D.R Panuju.2011.Perencanaan Pengembangan Wilayah. Jakarta:Crespent Press dan Yayasan Pustaka Obor. RTRW Kabupaten Dharmasraya Tahun

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image. Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2000-2010 Ainul

Lebih terperinci

TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL 0 TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI (Strata I) SAKRI EFENDI

Lebih terperinci

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA PADANG ABSTRACT

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA PADANG ABSTRACT 1 EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA PADANG Andre Cahyana 1, Erna Juita 2, Afrital Rezki 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG Rina Sukesi 1, Dedi Hermon 2, Endah Purwaningsih 2 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG ABSTRACT

ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG ABSTRACT ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG Ike Martha Monica 1, Erna Juita 2, Farida 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN 2010-2014 (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by:

MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by: 1 MUARALABUH SERVICES MARKET AREA BEFORE AND AFTER MOVED LOCATIONS IN SUNGAI PAGU SUB DISTRICT SOLOK SOUTH RIVER by: Widia Putri Yeni*Erna Juita **Afrital Rezki Student of Education Geography, STKIP PGRI

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

KONDISI MASYARAKAT YANG MENGKONVERSI LAHAN PERTANIAN DI NAGARI SUNGAI NANAM KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

KONDISI MASYARAKAT YANG MENGKONVERSI LAHAN PERTANIAN DI NAGARI SUNGAI NANAM KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL KONDISI MASYARAKAT YANG MENGKONVERSI LAHAN PERTANIAN DI NAGARI SUNGAI NANAM KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL MESI ELFIA NORA NIM. 08030126 Pembimbing I Pembimbing II Erna Juita, S. Pd, M.

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2004-2011 PUBLIKASI ILMIAH Oleh : ERWIN FEBRIYANTO E 100.090.016 FAKULTAS GEOGRAFI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam memajukan sebuah Negara, pembangunan merupakan hal yang sudah biasa dilakukan. Tidak dapat dipungkiri bahwa dari tahun ke tahun pembangunan yang ada

Lebih terperinci

HISTORICAL TOURISM MAPPING IN DISTRICTS OF DHARMASRAYA

HISTORICAL TOURISM MAPPING IN DISTRICTS OF DHARMASRAYA 2 1 HISTORICAL TOURISM MAPPING IN DISTRICTS OF DHARMASRAYA By : Silfia Wahyuni *Erna Juita**AfritalRezki** *.the geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat. ** the lecturer at geography department

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN 2011 DAN 2015 DI KABUPATEN AGAM

ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN 2011 DAN 2015 DI KABUPATEN AGAM ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN 2011 DAN 2015 DI KABUPATEN AGAM JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) NELA YULIDIANTI 12030121

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PEMUKIMAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PEMUKIMAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PEMUKIMAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG 2004-2012 Nova Fitria Resiwiyasa 1), I Gede Sugiyanta 2), Irma Lusi Nugraheni 3) Abstract: This research aims to

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL SOFTI NUR RAHMAH NIM. 08030137 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Helfia Edial, MT

Lebih terperinci

ANALYSIS INCOME OF PAPAYA CALIFORNIA IN NAGARI KAPELGAM KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG DISTRICT COASTAL PESISIR.

ANALYSIS INCOME OF PAPAYA CALIFORNIA IN NAGARI KAPELGAM KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG DISTRICT COASTAL PESISIR. ANALYSIS INCOME OF PAPAYA CALIFORNIA IN NAGARI KAPELGAM KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG DISTRICT COASTAL PESISIR Trihasanah 1, Erna Juita 2, Farida 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Geografi

Lebih terperinci

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk 1 B A B I PE N D A H U L U A N A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tercatat pada tahun 2005,

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. ANALYSIS PRICE AND VALUE OF LAND IN SEWON DISTRICT, USING REMOTE SENSING AND GEOGRAPHIC

Lebih terperinci

KAWASAN TERPADU RIMBA DI 3 KABUPATEN PRIORITAS (Kab. Kuantan Sengingi, Kab. Dharmasraya dan Kab. Tebo)

KAWASAN TERPADU RIMBA DI 3 KABUPATEN PRIORITAS (Kab. Kuantan Sengingi, Kab. Dharmasraya dan Kab. Tebo) KAWASAN TERPADU RIMBA DI 3 KABUPATEN PRIORITAS (Kab. Kuantan Sengingi, Kab. Dharmasraya dan Kab. Tebo) Oleh: IB Ketut Wedastra Sr. Officer Conservation Spatial Planning WWF Indonesia PENGINDERAAN JAUH

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data dan langkah-langkah pengolahan datanya. Data yang digunakan meliputi karakteristik data land use dan land cover tahun 2005 dan tahun 2010.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh bagi

Lebih terperinci

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN BOGOR UTARA KOTA BOGOR

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN BOGOR UTARA KOTA BOGOR Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 1 DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN BOGOR UTARA KOTA BOGOR Sulikawati *), Jupri

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH LUAS LAHAN, PERUBAHAN IKLIM, TENAGA KERJA DAN MODAL KERJA TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh : Muharani 1, Yolamalinda 2, Yosi Eka Putri 2 1

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh: GITA FITRIA 12090014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Pola Pemukiman Terpusat Pola Pemukiman Linier Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh Susi Novela FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 Analisis Pendapatan

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL Wartinah NIM. 10030211 Pembimbing I Pembimbing II Yeni Erita, M. Pd

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PERSEBARAN PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI NAGARI PADUKUAN KECAMATAN KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT

ANALISIS POLA PERSEBARAN PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI NAGARI PADUKUAN KECAMATAN KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT ANALISIS POLA PERSEBARAN PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI NAGARI PADUKUAN KECAMATAN KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA Titah Handayani¹, Rozana Eka Putri², Arie Zella Putra Ulni² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah merupakan dinamika daerah menuju kemajuan yang diinginkan masyarakat. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dalam memajukan kondisi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Dharmasraya dengan ibukota Pulau Punjung adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Dharmasraya dengan ibukota Pulau Punjung adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kabupaten Dharmasraya dengan ibukota Pulau Punjung adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Barat yang berada di persimpangan jalur lintas Sumatera yang

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SPASIAL PERUMAHAN DAN PUSAT PELAYANAN DIKAWASAN PINGGIRAN KOTA KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG ABSTRACT

DISTRIBUSI SPASIAL PERUMAHAN DAN PUSAT PELAYANAN DIKAWASAN PINGGIRAN KOTA KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG ABSTRACT DITRIBUI PAIAL PERUMAHAN DAN PUAT PELAYANAN DIKAWAAN PINGGIRAN KOTA KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG Wina Aprilia 1 Erna Juita 2 Afrital Rezki 1. Mahasiswa Program tudi Pendidikan Geografi TKIP PGRI umatera

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS (GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM) Fakultas Teknologi Pertanian, Kampus Limau

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian,

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin intensifnya aktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN 2005-2014 (JURNAL) Oleh: INDARYONO 1113034039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT

STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL WILIA MERI FARADONA NIM. 09030277 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lahan merupakan tanah terbuka pada suatu daerah yang dapat menjadi salah satu faktor penentu kualitas lingkungan. Kondisi lahan pada suatu daerah akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAGIAN 1-3. Dinamika Tutupan Lahan Kabupaten Bungo, Jambi. Andree Ekadinata dan Grégoire Vincent

BAGIAN 1-3. Dinamika Tutupan Lahan Kabupaten Bungo, Jambi. Andree Ekadinata dan Grégoire Vincent BAGIAN 1-3 Dinamika Tutupan Lahan Kabupaten Bungo, Jambi Andree Ekadinata dan Grégoire Vincent 54 Belajar dari Bungo Mengelola Sumberdaya Alam di Era Desentralisasi PENDAHULUAN Kabupaten Bungo mencakup

Lebih terperinci

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.

Lebih terperinci

The Causes Refinement Agricultural Land In Kenagarian Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman

The Causes Refinement Agricultural Land In Kenagarian Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman The Causes Refinement Agricultural Land In Kenagarian Lansek Kadok Pasaman By : Maryati*Drs. Dasrizal, MP **Rozana Eka Putri, S.Pd.,M.Si** Geography Education College Student of STKIP PGRI West Sumatra*

Lebih terperinci

illryw Elvi Zuriyani,lV.Si s':

illryw Elvi Zuriyani,lV.Si s': STUDI KEHMUPAN PETANI PADI SAWAH SETELAH KOI{I{ERSI LAIIAN PERTANIAN MENJADI PERUMAHAN DI KELURAHAN LUBUK MINTURTTN KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG JURNAL odajufigrrscfiog*isahfi So*tqwatil*$*{aryeta{efr

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR TANAMAN INDUSTRI DI RIAU

ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR TANAMAN INDUSTRI DI RIAU d a n over ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR TANAMAN INDUSTRI DI RIAU Nurul Qomar, Syaiful Hadi, dan Ahmad Rifai *) Abstract : Community Development Programme by Private Sector almost charity

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai. 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

Keywords: Distribution, aglomeration, regional businesses education.

Keywords: Distribution, aglomeration, regional businesses education. DISTRIBUTION AND AGLOMERATION OF REGIONAL BUSINESSES OF EDUCATION (CASE STUDY AREA STATE UNIVERSITY OF PADANG) Elsa Jusfita Taufiq¹, Dasrizal², Farida² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN SEMPADAN SUB DAS PALANGKI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG ABSTRACT

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN SEMPADAN SUB DAS PALANGKI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG ABSTRACT 1 ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN SEMPADAN SUB DAS PALANGKI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG Husnul Chotimah 1, Erna Juita 2, Afrital Rezki 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 3 (2) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAJAH

Lebih terperinci

EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 ABSTRACT

EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 ABSTRACT 1 EVALUASI LOKASI SMA DENGAN ZONA PENDIDIKAN BERDASARKAN RTRW BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 Muhamad Nur Ichwanuddin 1, Buchori Asyik 2, Zulkarnain 3 ABSTRACT This study aims to investigate the conformity of

Lebih terperinci

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2014

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2014 LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT ABSTRAK Kabupaten Dharmasraya dengan ibukota Pulau Punjung adalah salah satu

Lebih terperinci

DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN C TERHADAP LAHAN DI BATANG KALUMBUK KENAGARIAN AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL

DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN C TERHADAP LAHAN DI BATANG KALUMBUK KENAGARIAN AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN C TERHADAP LAHAN DI BATANG KALUMBUK KENAGARIAN AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan banyak digunakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, selain itu lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penduduk dan aktivitas kota menuntut pula kebutuhan lahan yang semakin besar. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya tingkat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG Jesieca Siema, Michael Tedja, Indartoyo Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480,

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013 NILUH RITA AYU ROSNITA A 351 09 044 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP DEBIT PUNCAK PADA SUBDAS BEDOG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. R. Muhammad Isa

PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP DEBIT PUNCAK PADA SUBDAS BEDOG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. R. Muhammad Isa PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP DEBIT PUNCAK PADA SUBDAS BEDOG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA R. Muhammad Isa r.muhammad.isa@gmail.com Slamet Suprayogi ssuprayogi@ugm.ac.id Abstract Settlement

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Wilayah dan Hirarki Wilayah

II. TINJAUAN PUSTAKA Wilayah dan Hirarki Wilayah II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Wilayah dan Hirarki Wilayah Secara yuridis, dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pengertian wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian, kehutanan, perikanan,

Lebih terperinci

200,000,000 4 Peningkatan kesejahteraan petani Kab Dharmasraya Jumlah peningkatan kegiatan propinsi 1 Paket 80,000,000.

200,000,000 4 Peningkatan kesejahteraan petani Kab Dharmasraya Jumlah peningkatan kegiatan propinsi 1 Paket 80,000,000. USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN DARI PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN 0 KABUPATEN DHARMASRAYA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NO Program/Kegiatan Lokasi Indikator Kinerja Besaran /Vol Catatan 4 5 I BIDANG PERKEBUNAN

Lebih terperinci

POPULATION PRESSURE AND ENVIRONMENT CARRYING CAPACITY OF AGRICULTURAL LAND IN PESISIR SELATAN DISTRICT

POPULATION PRESSURE AND ENVIRONMENT CARRYING CAPACITY OF AGRICULTURAL LAND IN PESISIR SELATAN DISTRICT 0 1 POPULATION PRESSURE AND ENVIRONMENT CARRYING CAPACITY OF AGRICULTURAL LAND IN PESISIR SELATAN DISTRICT By: Lucy Nofriyanti 1 Erna Juita 2 Elvi Zuriyani 3 1.the geography education student of STKIP

Lebih terperinci

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Marthen A. Tumigolung 1, Cynthia E.V. Wuisang, ST, M.Urb.Mgt, Ph.D 2, & Amanda Sembel,

Lebih terperinci

AKSESIBILITAS PEMUKIMAN DAN MOBILITAS PENDUDUK DI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

AKSESIBILITAS PEMUKIMAN DAN MOBILITAS PENDUDUK DI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI 1 Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April, 2016 AKSESIBILITAS PEMUKIMAN DAN MOBILITAS PENDUDUK DI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI Oleh : R. Fitriana, G. Kamil P *), B. Waluya *) Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa awal orde baru situasi dan keadaan ketersediaan pangan Indonesia sangat memprihatinkan, tidak ada pembangunan bidang pengairan yang berarti pada masa sebelumnya.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu.

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu. 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Penelitian Kepustakaan Adalah penelitian dengan mengkupas data terbaik dalam penelitian ini yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian

Lebih terperinci

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA 1 ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : EDRA SEPTIAN S 121201046 MANAJEMEN HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK ) ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK 2008-2018) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penginderaan jauh didefinisikan sebagai proses perolehan informasi tentang suatu obyek tanpa adanya kontak fisik secara langsung dengan obyek tersebut (Rees, 2001;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transmigrasi di Indonesia dikenal sebagai upaya untuk memindahkan penduduk dari daerah asal yang padat penduduknya ke daerah baru yang jarang penduduknya untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan Lahan merupakan sumberdaya pembangunan yang memiliki karakteristik antara lain (1) luasan relatif tetap, dan (2) memiliki sifat fisik yang bersifat spesifik

Lebih terperinci

FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA

FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA By Elvira 1 Edi Suarto 2 Leni Zahara 3 1 Geography Education College Student STKIP PGRI Western

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Perumahan merupakan kebutuhan masyarakat yang paling mendasar, dan dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan rendah

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE) DI KECAMATAN SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE) DI KECAMATAN SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015 EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE) DI KECAMATAN SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: Chandra Pangihutan Simamora 111201111 BUDIDAYA HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani

Lebih terperinci

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang 1.1. Latar Belakang yang terletak sekitar 120 km sebelah selatan Kota Surabaya merupakan dataran alluvial Kali Brantas. Penduduk di Kabupaten ini berjumlah sekitar 1.101.853 juta jiwa pada tahun 2001 yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan lahan permukiman dan perkembangan penduduk merupakan fenomena yang menarik perhatian pemerintah, dalam penyediaan dan penataan ruang untuk penggunaan lahan

Lebih terperinci

BANTUAN PNPM MANDIRI DALAM BIDANG SIMPAN PINJAM BAGI PEREMPUAN DI NAGARI SUNGAI LIKU KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BANTUAN PNPM MANDIRI DALAM BIDANG SIMPAN PINJAM BAGI PEREMPUAN DI NAGARI SUNGAI LIKU KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL BANTUAN PNPM MANDIRI DALAM BIDANG SIMPAN PINJAM BAGI PEREMPUAN DI NAGARI SUNGAI LIKU KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Evaluasi Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Peta Arahan Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

Evaluasi Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Peta Arahan Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali Evaluasi Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Peta Arahan Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali FRANSISKA PURBA R. SUYARTO *) I WAYAN NUARSA Jurusan/Prodi Agroekoteknologi

Lebih terperinci

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PERKEMBANGAN PERMUKIMAN PINGGIRAN KOTA DI KELURAHAN PESANTREN KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANGTAHUN 2010-2015 Ester Gita

Lebih terperinci

Oleh: Harni Eka Saputri*Erna Juita**Elvi Zuriyani**

Oleh: Harni Eka Saputri*Erna Juita**Elvi Zuriyani** STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBANGUNAN KOTA TERPADU MANDIRI BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN DI NAGARI LUBUK BUNTA KECAMATAN SILAUT KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Harni Eka Saputri*Erna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang

Lebih terperinci

Keywords : Social Interaction, Education, Motivation, Income

Keywords : Social Interaction, Education, Motivation, Income STUDI SOSIAL EKONOMI PEKERJA INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN TIUMANG KABUPATEN DHARMASRAYA Putri Pangestu 1, Slamet Rianto 2, Ade Irma Suryani 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa 3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa Lahan basah non rawa adalah suatu lahan yang kondisinya dipengaruhi oleh air namun tidak menggenang. Lahan basah biasanya terdapat di ujung suatu daerah ketinggian

Lebih terperinci

PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013

PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013 PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013 BUDI ANDRESI A 351 09 049 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah sudah dilaksanakan sejak tahun 2001. Keadaan ini telah memberi kesadaran baru bagi kalangan pemerintah maupun masyarakat, bahwa pelaksanaan otonomi tidak bisa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Kondisi Geografis Desa Suka Damai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Gereudong Pase, Kabupaten Aceh Utara. Ibu kota kecamatan ini berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN jiwa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, sebanyak jiwa

BAB I PENDAHULUAN jiwa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, sebanyak jiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sosial ekonomi keluarga sangat menentukan kedudukanya ditengah-tengah masyarakat. Sosial ekonomi keluarga menggambarkan bagaimana kedudukan keluarga berada.

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : DATA UMUM : Geografi DATA SATUAN TAHUN 2015 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Luas Wilayah

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY ZONASI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2012

EXECUTIVE SUMMARY ZONASI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2012 EXECUTIVE SUMMARY ZONASI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2012 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N P U S A T P E N E L I T

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebakaran hutan di Jambi telah menjadi suatu fenomena yang terjadi setiap tahun, baik dalam cakupan luasan yang besar maupun kecil. Kejadian kebakaran tersebut tersebar dan melanda

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA

PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DHARMASRAYA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan masyarakatnya masih bergantung pada kepemilikan lahan. Warga pedesaan kebanyakan masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan masalah kepadatan penduduk khususnya di Pulau Jawa. Mereka yang ditransmigrasikan itu, pada umumnya

Lebih terperinci

PATTERNS OF LAND USE CHANGES FOR THE YEAR 2009 AND 2014 IN KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

PATTERNS OF LAND USE CHANGES FOR THE YEAR 2009 AND 2014 IN KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA 1 PATTERNS OF LAND USE CHANGES FOR THE YEAR 2009 AND 2014 IN KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA By : Fauzi Gustian *Helfia Ideal**Afrital Rezki** *.the geography education student of STKIP PGRI

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 7 (1) (2018) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage Proses Bermukim dan Pemenuhan Fasilitas Permukiman Kelurahan Ngemplak Simongan Kecamatan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 49 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis dan Administratif Pulau Jawa merupakan salah satu dari lima pulau besar di Indonesia, yang terletak di bagian Selatan Nusantara yang dikenal sebagai

Lebih terperinci