PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013"

Transkripsi

1 PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013 BUDI ANDRESI A JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014

2 2 ABSTRAK Latar belakang dalam penelitian ini, adanya perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Sausu. Tujuannya, pemetaan perubahan penggunaan lahan tahun 2007 dan 2013, menganalisis arahan RTRW terhadap penggunaan lahan di Kecamatan Sausu tahun Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis citra, yaitu menganalisis perubahan penggunaan lahan tahun 2007 dan 2013 dengan membandingkan klasifikasi penggunaan lahan. Data yang didapat selanjutnya dibandingkan berdasarkan arahan RTRW Kabupaten Parigi Moutong. Hasil menunjukan selama enam tahun terakhir, terjadi penambahan luas pada penggunaan lahan tanaman musiman sebesar 208,68 Ha (1,01%), perkebunan 49,43 Ha (0,24%), tambak 6,27 Ha (0,03%), kampung 1,21 Ha (0,01%), sungai 1,2 Ha (0,01%) dan muara 0,19 Ha (0,001%). Sedangkan yang mengalami penurunan luas yakni hutan sekunder formasi klimatik 166,61 Ha (0,48%), hutan sekunder formasi edhapik 99,35 Ha (0,48%), gosong pasir sungai dan pasir pantai 1,01 Ha (0,005%). Saluran irigasi dan waduk maksud ganda tidak mengalami perubahan. Perbandingan dengan arahan RTRW menunjukan, hutan produksinya masih memiliki lebih 1.738,64 Ha, perkebunan kurang 1.766,01 Ha, pertanian lahan basah dan kering kurang 197,36 Ha, dan permukiman kurang 138,9 Ha, yang sesuai arahan RTRW. Penelitian ini diharapkan menjadi inventarisasi data bagi pemerintah Kecamatan Sausu maupun Kabupaten Parigi Moutong, sebagai bahan masukkan dalam pengambilan kebijakan. Kata kunci: Pemetaan, Penggunaan Lahan, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Parigi Moutong Tahun

3 3 ABSTRACT The background of this research is there is a change in utilizing the land that occurred in the Sausu district, the objectives are mapping changes in utilizing land in 2007 and 2013 and analysing the official instructions of spatial planning of utilizing land in 2013 Sausu district. Concept analysis is the techniques data analysis used in this research, which analyzes the change of utilizing land in 2007 and 2013 by comparing the utilizing land classification, then compared with the data obtained by the instruction of spatial district of Parigi Moutong. Results shows for the last six years, there is an extensive additions of the utilizing land for seasonal crops about Ha (1.01%), plantations Ha (0.24%), dike 6.27 Ha (0.03%), village 1.21 Ha (0.48%), river 1.2 Ha (0.01%) and estuar y 0.19 Ha (0.001%). Whereas the broad decline is the secondary forest climatic Ha (0.48%), secondary forest formations edhapik Ha (0.48%), river sandbars and sand beach 1.01 Ha (0.005%), while irrigation canals and dual purpose reservoirs has not changed. Compare with the instruction of spatial shows that production forest still has more about Ha, plantation Ha, wet and dry land farming Ha, and the residential Ha in accordance to the spatial instruction. This research is expected to be a data inventory fofr the sub-district government of Sausu Parigi Moutong Regency as an input material in policy making Key words: Mapping, Land Use, Spatial Plans Parigi Moutong Regency in

4 4 1. PENDAHULUAN Kegiatan pembangunan tidak terlepas dari kebutuhan akan sumberdaya alam. Salah satu sumberdaya alam yang mempunyai peranan penting yaitu lahan, yang akan selalu berubah seiring dengan adanya kebutuhan. Menurut Rustiadi 2007 dalam Muiz (2009:1), proses perubahan penggunaan lahan merupakan proses yang tidak bisa dihindari karena pada dasarnya alih fungsi lahan merupakan pergeseran alokasi dan distribusi sumberdaya sebagai konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan transformasi perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat yang sedang berkembang. Fungsi lahan sebagai media produksi cenderung akan berubah dalam penggunaannya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah. Kegiatan pembangunan juga dilakukan di wilayah Kabupaten Parigi Moutong khususnya wilayah Kecamatan Sausu yang mempunyai konsekwensi adanya perubahan penggunaan lahan yang tejadi. Kabupaten Parigi Moutong secara geografis terletak pada posisi 119º45-121º06 BT dan posisi 4º40 LS - 0º14 LU. Batas administratif Kabupaten Parigi Moutong sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buol, Toli-Toli dan Propinsi Gorontalo, sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Tomini, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi, sebelah Barat berbatasan dengan Kota Palu dan Kabupaten Donggala,. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, menunjukkan Kabupaten Parigi Moutong mempunyai luas wilayah 6.231,85 km² dan jumlah penduduk jiwa. Sausu merupakan salah satu kecamatan dari dua puluh dua kecamatan yang ada di Kabupaten Parigi Moutong. Data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2012 menunjukan, Kecamatan Sausu mempunyai jumlah penduduk sebesar jiwa atau 5,22% dari jumlah penduduk Kabupaten Parigi Moutong dan luas wilayah sebesar 204,7165 km² atau 3,28% dari luas Kabupaten Parigi Moutong. Perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Sausu dari analisis data yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya perubahan dari tahun 2007 hingga Perubahan yang terjadi pada umumnya berupa hutan menjadi lahan perkebunan dan pertanian. Luas perubahan jenis pertanian sawah dari tahun 2007 hingga 2011 mengalami peningkatan 0,6% atau sekitar 75 hektar pertahunnya sedangkan dari perkebunannya menunjukkan peningkatan 0,1% atau 6 hektar pertahunnya. Kecenderungan ini diduga akan terus berlangsung pada tahun-tahun selanjutnya seiring dengan perkembangan wilayah dan kebutuhan ekonomi dari masyarakat.

5 5 Menghindari terjadinya perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai, maka Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) digunakan sebagai pedoman perencanaan penggunaan lahan. Kecamatan Sausu merupakan salah satu kecamatan yang dijadikan kawasan budidaya dalam arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong, dari contoh kasus sebelumnya menunjukan adanya perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Oleh sebab itu perlu dikaji sejauh mana perubahan terjadi sehingga diketahui penyimpangan yang ada. Cara untuk mengetahui secara cepat perubahan penggunaan lahan yang terjadi yaitu dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penggunaan teknologi penginderaan jauh dapat digunakan untuk mengetahui dinamika proses perubahan penggunaan lahan yang terjadi dengan analisis spasial. Seperti yang dikemukan diatas bahwa perubahan penggunaan lahan merupakan sesuatu yang logis dan merupakan konsekwesi adanya perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah. Penelitian ini akan menampilkan perubahan penggunaan lahan yang di Kecamatan Sausu tahun 2007 dan 2013 serta membandingkan dengan arahan Rencana Tata Ruang (RTRW) Kabupaten Parigi Moutong tahun METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dipakai adalah kombinasi antara pemetaan dan analisis peta dengan menggunakan kerangka metode Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian ini akan memetakan penggunaan lahan dengan menggunakan citra satelit Spot 5 tahun 2007 dan Landsat 8 tahun Data yang telah diketahui pada peta tersebut selanjutnya dilakukan analisis perbandingan klasifikasinya ( Classification Comparison) sehingga diketahui perubahan penggunaan lahan yang telah terjadi pada tahun 2007 dan tahun Sumber data dalam penelitian ini meliputi, data dari hasil interpretasi citra, data observasi serta wawancara pada pemerintah Kecamatan Sausu dan masyarakat. Teknik interpretasi citra yang digunakan yaitu dengan teknik manual atau Digitasi on screen, yaitu mendigitasi langsung pada kedua citra tersebut dengan mengandalkan visual. Proses Analisis dalam penalitian akan dijabarkan sebagai berikut: 1) Pengolahan data

6 6 Proses ini mengolah data sekunder dan data primer yang didapatkan dengan teknik GIS. Dalam proses ini yang dilakukan yaitu mengklasifikasi penggunaan lahan tahun 2007 dan 2013 yang dilakukan pada citra satelit. Keluaran dari proses ini yakni peta penggunaan lahan beserta luasan dari tiap-tiap penggunaan lahan. 2)Pemeriksaan Lapangan (Ground Check) Hasil klasifikasi penggunaan lahan tahun 2013 selanjutnya dilakukan pemeriksaan lapangan dilakukan dengan menelusuri lokasi-lokasi pengamatan. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengambilan titik-titik pengamatan dan dokumentasi contoh-contoh penggunaan lahan yang ada. Kegiatan pengecekan lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan kondisi lapangan secara nyata sebagai pelengkap informasi dan pembanding bagi analisis selanjutnya. 3)Ketelitian Klasifikasi Ketelitian klasifikasi interpretasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Short. Yakni menguji tingkat ketelitian dari interpretasi citra dengan data di lapangan. 4)Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Berdasarkan hasil dari klasifikasi citra dua waktu, selanjutnya dilakukan analisis perubahan penggunaan lahan. Analisis perubahan penggunaan lahan adalah dengan cara membandingkan ( classification comparison) citra hasil klasifikasi pada tiap waktu secara terpisah. Dengan cara ini, bisa mengetahui luas perubahan lahan yang terjadi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1)Pengolahan Awal Citra Pengolahan awal citra merupakan kegiatan yang dilakukan pada citra sebelum diolah lebih lanjut. Tahapan dalam pengolahan awal citra ini, meliputi Kombinasi band, koreksi geometrik dan pembatasan area penelitian a. Kombinasi Band Pada penelitian ini kombinasi atau penggabungan citra yang dilakukan hanya pada citra Landsat 8, sedangkan pada citra Spot 5 telah terkombinasi sebelumnya. Proses kombinasi band pada citra Landsat 8 ini menggunakan bantuan program Envi dengan mengkombinasikan band pada citra Landsat 8, yang menghasilkan Natural color atau warna alami. Pemilihan

7 7 natural color ini, bertujuan agar citra tersebut menampilkan warna alaminya sehingga akan memunculkan semua penggunaan lahan yang ada pada citra tersebut. Proses kombinasi band tersebut dapat digambarkan dalam suatu proses seperti yang ditampilkan dalam Gambar 1. Gambar 1. Kombinasi band citra Landsat 8 b. Koreksi Geometrik Citra Spot 5 tahun 2007 dan Landsat 8 tahun 2013 yang didapatkan dikoreksi geometrik terlebih dahulu agar sesuai dengan posisi sebenarnya. Sistem koordinat yang digunakan dalam koreksi geometrik ini adalah proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) zona 51 Selatan, dengan datum WGS 84. Koreksi geometrik dilakukan dengan cara memilih titik kontrol lapangan (Ground Control Point/GCP), penentuann GCP ini menggunakan bantuan GPS. Titik kontrol lapangan yang dipilih merupakan titik-titik yang permanen seperti perpotongan jalan, jembatan yang tidak berubah posisi dalam jangka waktu yang lama. Hasil menunjukkan GCP yang memiliki nilai RMS terbesar pada citra Spot 5 adalah sebesar 0,2 dan pada citra Landsat 8 juga memiliki nilai RMS 0,2. Titik-titik GCP dari kedua citra tersebut memiliki nilai rata-rata RMS sebesar 0,14. Hasil ini menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 (Bambang Setiyono, 2006:36). c. Pembatasan Wilayah Penelitian Pembatasan Citra hasil koreksi kemudian dapat dibatasi menurut wilayah penelitian. dilakukan untuk memfokuskan wilayah penelitian sehingga memudahkan analisis citra. Pembatasan dilakukan dengan metumpangtindihkan (overlay) antara citra yang sudah terkoreksi dengan data vektor peta RTRW batas administrasi Kecamatan Sausu, sehingga nantinya dapat diketahui citra dengan bentuk Kecamatan Sausu.

8 8 2. Hasil Klasifikasi Penggunaan Lahan Hasil klasifikasi yang didapatkan yakni pada penggunaan lahan tahun 2007 dan penggunaan lahan tahun a. Penggunaan Lahan Tahun 2007 Berdasarkan hasil interpretasi citra Spot 5 tahun 2007 yang dilakukan, penggunaan lahan lahan di Kecamatan Sausu yaitu hutan sekunder fomasi edhapik, hutan sekunder formasi klimatik, gosong pasir sungai, kampung, muara, pasir pantai, perkebunan, waduk maksud ganda, tambak, tanaman musiman, sungai dan saluran irigasi. Standar klasifikasi (penamaan dan pengkodean) menggunakan klasifikasi penggunaan lahan MalingreauPenggunaan Lahan di Kecamatan Sausu tahun 2007 beserta luas dan persentasenya, akan disajikan dalam bentuk tabel. Hal ini dilakukan untuk memudahkan melakukan analisis penggunaan lahan tahun Data tersebut tersaji dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil Identifikasi Penggunaan Lahan Citra Spot 5 tahun 2007 No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%) Perkebunan Hutan sekunder Formasi Klimatik Hutan Sekunder Formasi Edhapik Tanaman Musiman Tambak Kampung Sungai Gosong Pasir Pantai Pasir Sungai Saluran Irigasi Waduk Maksud Ganda Muara 9.981, ,81 679,96 510,96 375,53 189,91 167,11 27,93 21,08 3,17 2,72 2,11 48,76 41,57 3,32 2,5 1,83 0,93 0,82 0,14 0,1 0,2 0,01 0,01 Total 20471, Sumber: Hasil Identifikasi, tahun 2013

9 9

10 10 b. Penggunaan Lahan Tahun 2013 Hasil interpretasi citra Landsat 8 tahun 2013 yang telah dilakukan mendapatkan penggunaan lahan lahan di Kecamatan Sausu yaitu, hutan sekunder fomasi edhapik, hutan sekunder formasi klimatik, gosong pasir sungai, kampung, muara, pasir pantai, perkebunan, waduk maksud ganda, tambak, tanaman Musiman, sungai dan saluran irigasi. Standar klasifikasi (penamaan dan pengkodean) menggunakan klasifikasi penggunaan lahan Malingreau Hasil klasifikasi penggunaan lahan tahun 2013, yang disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil Identifikasi Penggunaan Lahan Citra Landsat 8 tahun 2013 No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%) Perkebunan Hutan sekunder Formasi Klimatik Tanaman Musiman Hutan Sekunder Formasi Edhapik Tambak Kampung Sungai Gosong Pasir Sungai Pasir Pantai Saluran Irigasi Waduk Maksud Ganda Muara , ,2 719,64 580,61 381,8 192,12 168,31 26,92 20,07 3,17 2,72 2, ,75 3,52 2,84 1,87 0,94 0,82 0,13 0,1 0,02 0,01 0,01 Total 20471, Sumber: Hasil Identifikasi, tahun 2014

11 11

12 12 c. Ketelitian Klasifikasi Hasil uji ketelitian yang dilakukan, yakni perkebunan terdiri dari 47 titik, pengambilan titik tersebut yang terbukti adalah 40 titik sebagai perkebunan, hutan sekunder formasi klimatik terdapat 20 titik yang terbukti yakni 18 titik, hutan sekunder formasi edhapik terdiri dari 22 titik dan yang terbukti 16 titik, tanaman musiman terdapat 48 titik yang terbukti 38 titik, tambak terdapat 21 titik yang terbukti 16 titik, kampung terdapat 48 titik yang terbukti yaitu 42 titik, sungai 16 titik yang terbukti 13 titik, gosong pasir sungai 15 titik dan yang terbukti 13 titik, pasir pantai terdapat 16 titik yang terbukti 15 titik dan untuk muara, waduk maksud ganda dan irigasi masing-masing 4, 3, 20 titik dan terbukti sebagai penggunaan lahan yang diklasifikasi. Hasil perhitungan rata-rata ketelitian yang dilakukan untuk semua penggunaan lahan, memilki persentase yaitu 85% yang menunjukkan tingkat akurasi baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutanto dalam Arsyad (2012:56) yang menyatakan bahwa identifikasi lahan di negara tropis yang sedang berkembang maksimal 75% sampai 85% karena daerah tropis memiliki penutupan lahan yang sangat mejemuk dan rumit. d. Perubahan Penggunaan Lahan Berdasarkan hasil interpretasi citra Spot 5 tahun 2007 dan Landsat 8 tahun 2013, menunjukkan Kecamatan Sausu mengalami perubahan pada penggunaan lahannya. Luas perubahan penggunaan lahan tahun 2007 hingga 2013, disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Perubahan Penggunaan Lahan No Jenis Penggunaan Lahan Perkebunan Formasi Klimatik Tanaman Musiman Formasi Edhapik Tambak Kampung Luas Penggunaan Lahan Tahun 2007 Tahun 2013 Perubahan Ha % Ha % Ha % 9.981, ,81 510,96 679,96 375,53 189,91 48,76 41,57 2,50 2,5 1,83 0, , ,2 719,64 580,61 381,8 192, ,75 3,52 2,84 1,87 0, ,43-166, ,68-99,35 + 6,27 + 1,21 + 0,24-0,81 + 1,01-0,48 + 0,03 + 0,01

13 Sungai Gosong Pasir Pantai Pasir Sungai Saluran Irigasi Waduk Maksud Ganda Muara 167,11 27,93 21,08 3,17 2,72 2,11 0,82 0,14 0,1 0,02 0,01 0,01 168,31 26,92 20,07 3,17 2,72 2,3 0,82 0,13 0,1 0,02 0,01 0,01 Jumlah , , Sumber: Hasil analisis, tahun ,2-1,01-1, ,19 + 0,01-0,005-0, ,001 Besar perubahan penggunaan lahan yang terjadi dari tahun 2007 hingga 2013 tidak semua mengalami perubahan yang drastis. Hasil perhitungan yang paling besar mengalami penurunan yaitu hutan sekunder formasi klimatik yang mengalami penurunan lahan sebesar 166,61 Ha atau sebesar 0,81%. Selain itu hutan sekunder formasi edhapik mengalami penurunan sebesar 99,35 Ha atau 0,48% selanjutnya yang mengalami penurunan gosong pasir sungai dan pasir pantai dari hasil perhitungan mengalami penurunan sebesar 1,01 Ha atau 0,005%. Selain itu penggunaan lahan yang mengalami perubahan peningkatan terbesar yaitu tanaman musiman sebesar 208,68 Ha atau dengan persentase peningkatan sebesar 1,01%. Perkebunan juga mengalami peningkatan luas sebesar 49,43 Ha atau peningkatan 0,24%. Penggunaan lahan lain yang mengalami peningkatan yakni tambak sebesar 6,27 Ha atau 0,03%. kampung mengalami penambahan sebesar 1,21 Ha atau 0,01%. sungai mengalami peningkatan 1,2 Ha atau 0,01% selanjutnya muara mengalami peningkatan 0,19 Ha yang hanya berkisar 0,001%. 3. Perbandingan Arahan RTRW Dengan Penggunaan Lahan Tahun 2013 a. Kawasan Budidaya Hutan Produksi, Pertanian, Perkebunan. Perbandingan yang didapatkan dari hasil analisis yaitu, seperti yang tercantum dalam Tabel 5.

14 14 Tabel 5. Perbandingan Hasil Analisis Kawasan Budidaya Hutan Produksi, pertanian dan perkebunantahun 2013 dengan Arahan RTRW No. Jenis Kawasan Luas (Ha) Perbandingan Analisis Arahan (Ha) tahun 2013 RTRW Kawasan budidaya hutan produksi Kawasan perkebunan Kawasan Pertanian (Lahan Kering dan Lahan Basah) 8.343, ,79 719, , , , ,01-197,36 Sumber: Hasil perhitungan, tahun 2014 Perbandingan tersebut menunjukkan Kecamatan Sausu kawasan budidaya hutan produksinya terdapat 8.343,2 Ha, sedangkan menurut proporsi arahan RTRW bahwa di Kecamatan Sausu terdapat 6.604,56 Ha. Data tersebut menunjukkan bahwa di Kecamatan Sausu masih memiliki lebih 1.738,64 Ha hutan produksinya. Selain itu untuk kawasan perkebunan di Kecamatan Sausu terdapat ,79 Ha, sedangkan menurut proporsi arahan RTRW terdapat ,8 Ha, hal ini menunjukan di Kecamatan Sausu memiliki kawasan perkebunan kurang 1.766,01 Ha yang sesuai dengan proporsi arahan RTRW. Dan yang terakhir kawasan pertanian baik lahan basah dan kering, hasil menunjukkan di Kecamatan Sausu terdapat adapun proporsi arahan RTRW yakni 971 Ha, data 719,64 Ha kawasan pertanian, ini menunjukan masih kurangnya kawasan pertanian di kecamatan ini yang sesuai dengan arahan yaitu seluas 197,36 ha. Tabel 6. Perbandingan kawasan peruntukan permukiman ini akan ditampilkan pada Tabel 6. Perbandingan Hasil Analisis Permukiman Tahun 2013 dengan Arahan RTRW Luas (Ha) Perbandingan Jenis Kawasan Analisis Arahan (Ha) tahun 2013 RTRW Kawasan Permukiman 192,12 331,02-138,9 Sumber: Hasil perhitungan, tahun 2014

15 15 Data ini menunjukaan bahwa Kecamatan Sausu, dari analisis permukiman tahun 2013 ( existing condition) menunjukan permukiman seluas 192,12 Ha, sedangkan Arahan dokumen RTRW Kabupaten Parigi Moutong tahun yaitu seluas 331,02 Ha. Data ini menunjukan masih kurangnya permukiman yaitu seluas 138,9 Ha. Hasil analisis peneliti mendapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut, yaitu yang pertama dokumen RTRW Kabupaten Parigi Moutong ini memiliki jangka waktu tahun sehingga dokumen ini berlaku dengan masa 20 tahun atau hingga 16 tahun akan datang, yang kedua kawasan peruntukan permukiman ini belum terisi semua sesuai dengan arahan dokumen RTRW tersebut dan yang terakhir yakni tingkat ketelitian yang berbeda. Skala yang digunakan pada peta dokumen RTRW Kabupaten Parigi Moutong menggunakan skala 1: sedangkan pada penelitian ini menggunakan skala 1:25.000, hal ini mempengaruhi dari segi kenampakan pada objeknya. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Hasil klasifikasi citra Spot 5 dan Landsat 8, Kecamatan Sausu digolongkan menjadi 12 kelas penggunaan lahan yaitu hutan sekunder formasi klimatik, hutan sekunder formasi edhapik, perkebunan, tanaman musiman, tambak, kampung, muara, gosong pasir sungai, pasir pantai, sungai, waduk maksud ganda dan saluran irigasi. Penggunaan lahan di Kecamatan Sausu pada tahun 2007 didominasi oleh perkebunan dengan luas 9.981,36 Ha atau 48,76% dan pada tahun 2013 perkebunan masih mendominasi seluas10.030,79 Ha atau 49%. Dengan demikian hampir setengah wilayah Kecamatan Sausu didominasi oleh perkebunan. Jenis-jenis penggunaan lahan yang mengalami peningkatan luas dengan rentang waktu 6 tahun (tahun ) adalah perkebunan, tanaman musiman, tambak, kampung, sungai dan muara. Sedangkan yang

16 16 mengalami penurunan, yaitu hutan sekunder formasi klimatik, hutan sekunder formasi edhapik, gosong pasir sungai, pasir pantai. Selain itu penggunaan lahan waduk maksud ganda dan saluran irigasi tidak mengalami perubahan; 2) Perbandingan proporsi arahan RTRW dengan analisis hasil penggunaan lahan Saran didapatkan Kecamatan Sausu masih memiliki lebih 1.738,64 Ha hutan produksinya, Kawasan perkebunan kurang 1.766,01 Ha yang sesuai dengan arahan RTRW. Sedangkan kawasan pertanian (baik lahan basah maupun kering), hasil yang didapat bahwa belum sesuai atau mengalami kekurangan, yaitu sebesar 197,36 Ha selain itu untuk kawasan permukiman masih memiliki kekurangan seluas 138,9 Ha; Dari kesimpulan di atas maka dapa disarankan beberapa hal, yaitu: 1) Perlu dilakukan pemantauan perubahan penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Sausu menggunakan Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh secara periodik agar perubahan penggunaan lahan yang terjadi dapat terpantau dengan baik; 2) Agar penyimpangan penggunaan lahan terhadap rencana tata ruang dapat dikendalikan dan diperkecil, disarankan agar pemerintah Kecamatan Sausu maupun pemerintah Kabupaten Parigi Moutong meningkatkan pengawasan dengan selalu melakukan observasi, khususnya pada lokasi-lokasi yang mengalami penyimpangan (kawasan pertanian, perkebunan dan permukiman) dari arahan RTRW yang telah ditetapkan. 6. DAFTAR PUSTAKA. (2011). Peraturan Daerah Kabupaten Parigi Moutong Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Parigi Moutong Parigi Moutong Kecamatan Sausu dalam Angka Parigi: BPS Parigi Moutong. Bambang Setiyono. (2006). Deteksi Perubahan Penutupan Lahan Menggunakan Citra Satelit Landsat ETM+ di Daerah Aliran Sungai (Das) Juwana, Jawa Tengah. Skripsi Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor: tidak diterbitkan.

17 17 Muiz, A. (2009). Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Sukabumi. Tesis pada Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor: tidak diterbitkan. Su Ritohardoyo. (2013). Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pengambilan data atribut berupa data sosial masyarakat dilakukan di Kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Banten (Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-Agustus 2010 dengan pemilihan lokasi di Kota Denpasar. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai bulan November 2009. Objek penelitian difokuskan pada wilayah Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian 22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian

Lebih terperinci

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA 1 ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : EDRA SEPTIAN S 121201046 MANAJEMEN HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal Oleh : Fidiyawati 3507 100 046 Pembimbing : 1. M. Nur Cahyadi, ST, MSc 2. Danang Surya Chandra,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapang. Pengolahan citra dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial dan penentuan

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013 NILUH RITA AYU ROSNITA A 351 09 044 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai September 2011. Kegiatan penelitian ini meliputi tahap prapenelitian (persiapan, survei), Inventarisasi (pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR). Berdasarkan administrasi pemerintahan Provinsi Lampung kawasan ini berada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di daerah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Jawa Barat (Gambar 1). DAS Cipunagara berada dibawah pengelolaan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu

Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu ANDI CHAIRUL ACHSAN 1 1. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan September 2012 yang berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way Kambas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian ini. Proses persiapan data ini berpengaruh pada hasil akhir penelitian. Persiapan yang dilakukan meliputi

Lebih terperinci

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel. Lampiran 1. Praproses Citra 1. Perbaikan Citra Satelit Landsat Perbaikan ini dilakukan untuk menutupi citra satelit landsat yang rusak dengan data citra yang lainnya, pada penelitian ini dilakukan penggabungan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI. Oleh : PUTRI SINAMBELA /MANAJEMEN HUTAN

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI. Oleh : PUTRI SINAMBELA /MANAJEMEN HUTAN ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI Oleh : PUTRI SINAMBELA 071201035/MANAJEMEN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

ANALISA TUTUPAN LAHAN TERHADAP RENCANA INVESTASI DI KECAMATAN LABANG, KABUPATEN BANGKALAN PASCA SURAMADU DENGAN CITRA SPOT-5

ANALISA TUTUPAN LAHAN TERHADAP RENCANA INVESTASI DI KECAMATAN LABANG, KABUPATEN BANGKALAN PASCA SURAMADU DENGAN CITRA SPOT-5 TUGAS AKHIR RG 091536 ANALISA TUTUPAN LAHAN TERHADAP RENCANA INVESTASI DI KECAMATAN LABANG, KABUPATEN BANGKALAN PASCA SURAMADU DENGAN CITRA SPOT-5 DESI HALFIATI ISNANINGSIH NRP 3506 100 014 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini serta tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengklasifikasi tata guna lahan dari hasil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian dimulai dari bulan Juli 2010 sampai Januari

Lebih terperinci

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 8 3 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Kabupaten Bogor Jawa Barat yang secara geografis terletak pada 6º18 6º47 10 LS dan 106º23 45-107º 13 30 BT. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten

Lebih terperinci

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit Latar Belakang Meningkatnya pembangunan di Cisarua, Bogor seringkali menimbulkan dampak tidak baik terhadap lingkungan. Salah satu contohnya adalah pembangunan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai Ciliwung.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama sebelas bulan yaitu sejak Februari 2009 hingga Januari 2010, sedangkan tempat penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Karangawen Studi Kasus : Pembangunan Karang Awen, Demak Hadi Winoto, Bambang Sudarsono, Arief Laila Nugraha* ) Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut : Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut : NDVI=(band4 band3)/(band4+band3).18 Nilai-nilai indeks vegetasi di deteksi oleh instrument pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak Juli 2010 sampai dengan Mei 2011. Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pengolahan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK.

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK. Pembuatan Peta Penutup Lahan Menggunakan Klasifikasi Terbimbing Metode Maximum Likelilhood Pada Citra Landsat 8 (Studi Kasus: Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat) Making Land Cover Map Using Supervised

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Koreksi Geometrik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Koreksi geometrik citra adalah proses memberikan sistem referensi dari suatu citra satelit. Dalam penelitian ini sistem koordinat yang digunakan adalah

Lebih terperinci

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 Ayesa Pitra Andina 3510100044 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 Latar Belakang Pengembangan Kawasan a PESISIR Aksesbilitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ANALYSIS OF LAND COVER CONVERSION IN MOUNT TUMPA FOREST PARK USING GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Zonasi Kerawanan Longsoran Proses pengolahan data sampai ke tahap zonasi tingkat kerawanan longsoran dengan menggunakan Metode Anbalagan (1992) sebagai acuan zonasi dan SIG

Lebih terperinci

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, KAJIAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS BAGIAN HILIR MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTI TEMPORAL (STUDI KASUS: KALI PORONG, KABUPATEN SIDOARJO) Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT

SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT 8 (Studi Kasus : Sub Das Brantas Bagian Hulu, Kota Batu) Oleh : Aning Prastiwi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara

Lebih terperinci

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam Arif Roziqin 1 dan Oktavianto Gustin 2 Program Studi Teknik Geomatika, Politeknik Negeri Batam, Batam 29461 E-mail : arifroziqin@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Gap Filling Citra Gap Filling citra merupakan metode yang dilakukan untuk mengisi garisgaris yang kosong pada citra Landsat TM hasil download yang mengalami SLCoff, sehingga

Lebih terperinci

Analisis Perubahan Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Tahun 2003 dan 2013 di Kabupaten Dairi

Analisis Perubahan Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Tahun 2003 dan 2013 di Kabupaten Dairi Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No. 2337-6597 Vol.2, No.4 : 1310-1315, September 2014 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Tahun 2003 dan 2013 di Kabupaten Dairi Analysis of Land

Lebih terperinci

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi Penelitian 11 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Babakan Madang dan Klapanunggal. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Analisis citra dan

Lebih terperinci

Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007

Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (Oktober, 2013) ISSN: 2301-9271 Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007 Latri Wartika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas, karena Indonesia merupakan Negara kepulauan dengangaris pantai mencapai sepanjang 81.000 km. Selain

Lebih terperinci

Pembangunan Basis Data Guna Lahan Kabupaten Bengkalis

Pembangunan Basis Data Guna Lahan Kabupaten Bengkalis Jurnal Rekayasa LPPM Itenas No.1 Vol. XV Institut Teknologi Nasional Januari Maret 2011 Pembangunan Basis Data Guna Lahan Kabupaten Bengkalis M. ABDUL BASYID, DIAN SURADIANTO Jurusan Teknik Geodesi FTSP

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 Analisa Perubahan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai Brantas Bagian Hilir Menggunakan Citra Satelit Multitemporal (Studi Kasus:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan lahan merupakan hasil kegiatan manusia baik yang berlangsung secara siklus atau permanen pada sumberdaya lahan alami maupun buatan guna terpenuhinya kebutuhan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG DINAMIKA MANGROVE KAWASAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN DATA PENGINDERAAN JAUH

STUDI TENTANG DINAMIKA MANGROVE KAWASAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN DATA PENGINDERAAN JAUH STUDI TENTANG DINAMIKA MANGROVE KAWASAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN DATA PENGINDERAAN JAUH Bambang Suprakto Staf Pengajar Akademi Perikanan Sidoarjo Abstrak Pesisir selatan

Lebih terperinci

KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU

KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU Tjaturahono Budi Sanjoto Mahasiswa Program Doktor Manajemen Sumberdaya Pantai UNDIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Metro adalah kota hasil pemekaran Kabupaten Lampung Tengah dan memperoleh otonomi daerah pada tanggal 27 April 1999 sesuai dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun

Lebih terperinci

Muhammad Rahmanda Yunito Langgeng Wahyu Santosa

Muhammad Rahmanda Yunito Langgeng Wahyu Santosa KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT PENAMBANGAN TIMAH BERDASARKAN ANALISIS NERACA SUMBERDAYA LAHAN SPASIAL DI KABUPATEN BANGKA Muhammad Rahmanda Yunito rahmandayunito@gmail.com Langgeng Wahyu Santosa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Juli 2012 di area Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT. Mamberamo Alasmandiri,

Lebih terperinci

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo Nurin Hidayati 1, Hery Setiawan Purnawali 2 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang Email: nurin_hiday@ub.ac.id

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengolahan Awal Citra (Pre-Image Processing) Pengolahan awal citra (Pre Image Proccesing) merupakan suatu kegiatan memperbaiki dan mengoreksi citra yang memiliki kesalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Interpretasi dan Klasifikasi Citra. Tabel 4.1 Titik kontrol GCP dan nilai RMS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Interpretasi dan Klasifikasi Citra. Tabel 4.1 Titik kontrol GCP dan nilai RMS BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Interpretasi dan Klasifikasi Citra 4.1.1 Rektifikasi dan Pemotongan Citra Proses rektifikasi citra adalah proses memberikan sistem referensi citra satelit. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK ) ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK 2008-2018) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D SEMINAR TUGAS AKHIR Oleh: Aninda Nurry M.F (3510100010) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D PENDAHULUAN Contoh: Bagian Tengah :Danau, Waduk Contoh: Sub DAS Brantas Landsat 7 diperlukan

Lebih terperinci

PEMETAAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI KECAMATAN PESISIR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI

PEMETAAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI KECAMATAN PESISIR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI PEMETAAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI KECAMATAN PESISIR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI Oleh: HARIANTO 061201029 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 PEMETAAN PERUBAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan menegaskan bahwa air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan Adat Kasepuhan Citorek, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengambilan data lapangan dilaksanakan bulan Februari

Lebih terperinci

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4.1. Latar Belakang Sebagaimana diuraikan terdahulu (Bab 1), DAS merupakan suatu ekosistem yang salah satu komponen penyusunannya adalah vegetasi terutama berupa hutan dan perkebunan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi 31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan pada suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan suatu kawasan. Perubahan lahan terbuka hijau menjadi lahan terbangun

Lebih terperinci

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat Rully Sasmitha dan Nurlina Abstrak: Telah dilakukan penelitian untuk

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN SEMPADAN SUB DAS PALANGKI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG ABSTRACT

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN SEMPADAN SUB DAS PALANGKI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG ABSTRACT 1 ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN SEMPADAN SUB DAS PALANGKI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG Husnul Chotimah 1, Erna Juita 2, Afrital Rezki 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan 10 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelititan Kegiatan penelitian ini dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Pengolahan citra digital dan analisis data statistik dilakukan di Bagian Perencanaan

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL Oleh Rahmad Ferdi PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pola Sebaran Penggunaan/Penutupan Lahan dan Perubahan Luasannya di Kota Bogor Kota Bogor memiliki luas kurang lebih 11.267 Ha dan memiliki enam kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 2015 dan Perda No 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA PADANG ABSTRACT

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA PADANG ABSTRACT 1 EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA PADANG Andre Cahyana 1, Erna Juita 2, Afrital Rezki 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program

Lebih terperinci

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh 1 Mira Mauliza Rahmi, * 2 Sugianto Sugianto dan 3 Faisal 1 Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu Program Pascasarjana;

Lebih terperinci

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS Oleh : Tyas Eka Kusumaningrum 3509 100 001 LATAR BELAKANG Kawasan Pesisir Kota

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG Rina Sukesi 1, Dedi Hermon 2, Endah Purwaningsih 2 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN 16/09/2012 DATA Data adalah komponen yang amat penting dalam GIS SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN Kelas Agrotreknologi (2 0 sks) Dwi Priyo Ariyanto Data geografik dan tabulasi data yang berhubungan akan

Lebih terperinci

ANALISIS PENUTUPAN LAHAN KAWASAN HUTAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI KRUENG ACEH PRA DAN PASCA TSUNAMI

ANALISIS PENUTUPAN LAHAN KAWASAN HUTAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI KRUENG ACEH PRA DAN PASCA TSUNAMI ANALISIS PENUTUPAN LAHAN KAWASAN HUTAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI KRUENG ACEH PRA DAN PASCA TSUNAMI Forest Land Cover Analysis of Krueng Aceh Watershed in Pre and Post-Tsunami Mahyuddin 1), Sugianto 2),

Lebih terperinci

PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR BUNGUS TELUK KABUNG, SUMATRA BARAT TAHUN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR BUNGUS TELUK KABUNG, SUMATRA BARAT TAHUN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.6, No. 2, Hlm. 311-318, Desember 2014 PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR BUNGUS TELUK KABUNG, SUMATRA BARAT TAHUN 2003-2013 MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Ahmad Fadli Siregar Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN IMPLEMENTASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010-2030 MELALUI PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PUBLIKASI ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Citra 5.1.1 Kompilasi Citra Penelitian menggunakan citra Quickbird yang diunduh dari salah satu situs Internet yaitu, Wikimapia. Dalam hal ini penulis memilih mengambil

Lebih terperinci

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN SEMINAR NASIONAL PERIKANAN DAN KELAUTAN 2016 Pembangunan Perikanan dan Kelautan dalam Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional Bandar Lampung, 17 Mei 2016 DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 3.1 Data BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1. Citra Landsat-5 TM, path 122 row 065, wilayah Jawa Barat yang direkam pada 2 Juli 2005 (sumber: LAPAN). Band yang digunakan

Lebih terperinci

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi

Lebih terperinci

ABSTRAK IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN KALAWAT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN MINAHASA UTARA

ABSTRAK IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN KALAWAT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN MINAHASA UTARA IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN KALAWAT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KABUPATEN MINAHASA UTARA ABSTRACT Vikni Yopy Maki. 120318032. Identification the Landuse in Kalawat, North

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman yang terdiri dari Desa Caturtunggal, Desa Maguwoharjo dan Desa Condongcatur (Gambar 3).

Lebih terperinci

KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D

KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D 306 007 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN (LAND COVER) DI TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU KABUPATEN SAMBAS TAHUN

ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN (LAND COVER) DI TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU KABUPATEN SAMBAS TAHUN ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN (LAND COVER) DI TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013-2016 (Analysis Of Land Cover Changes At The Nature Tourism Park Of Sungai Liku In Sambas Regency

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai September 2011 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Analisis Lingkungan

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data dan langkah-langkah pengolahan datanya. Data yang digunakan meliputi karakteristik data land use dan land cover tahun 2005 dan tahun 2010.

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN VEGETASI BERDASARKAN NILAI NDVI DAN FAKTOR BIOFISIK LAHAN DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SKRIPSI

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN VEGETASI BERDASARKAN NILAI NDVI DAN FAKTOR BIOFISIK LAHAN DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SKRIPSI ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN VEGETASI BERDASARKAN NILAI NDVI DAN FAKTOR BIOFISIK LAHAN DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SKRIPSI Oleh : Ardiansyah Putra 101201018 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Penghitungan Deforestasi Indonesia Periode Tahun 2009-2011

Lebih terperinci

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi besarnya perubahan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi besarnya perubahan IDENTIFIKASI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SURAKARTA TAHUN 1993 2004 DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) THE IDENTIFICATION OF LANDUSE CHANGING IN SURAKARTA FROM 1993 TO 2004 BY APPLYING

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan (Maret - November 2009), dan obyek penelitian difokuskan pada tiga kota, yaitu Kota Padang, Denpasar, dan Makassar.

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2014 TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2030 PUBLIKASI KARYA ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL Teguh Hariyanto Program Studi Teknik Geodesi FTSP-ITS Surabaya email: teguh_hr@geodesy.its.ac.id

Lebih terperinci

Indra Jaya Kusuma, Hepi Hapsari Handayani Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,

Indra Jaya Kusuma, Hepi Hapsari Handayani Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya, Studi Klasifikasi Berbasis Objek Untuk Kesesuaian Tutupan Lahan Tambak, Konservasi dan Permukiman Kawasan Pesisir (Studi Kasus: Kec.Asemrowo, Krembangan, Pabean Cantikan, dan Semampir, Kota Surabaya) STUDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan banyak digunakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, selain itu lahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian tugas akhir ini. Proses ini sangat berpengaruh terhadap hasil akhir penellitan. Pada tahap ini dilakukan

Lebih terperinci

KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI)

KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI) 1 KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI) Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci