APA SUBSTANSI MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS)??

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APA SUBSTANSI MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS)??"

Transkripsi

1

2 Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan wadah seluruh program dan kegiatan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten, Provinsi, Pusat dan masyarakat dalam kurun waktu 5 tahun, yang pendanaannya berasal dari berbagai sumber : APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten, Bantuan Luar Negeri (pinjaman maupun hibah), swasta maupun masyarakat, dan sumber dana lainnya. Selain itu MPS merupakan dokumen kesepakatan program dan anggaran pembangunan sanitasi dari seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam rangka mendukung percepatan pembangunan sanitasi jangka menengah di daerah yang berisikan 3 (tiga) hal yaitu (i) Prioritas kegiatan pembangunan sanitasi, (ii) Rencana kegiatan dan anggaran pembangunan sanitasi dan (iii) Rencana implementasi (termasuk penilaian kesiapannya) APA SUBSTANSI MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS)?? Bab pertama berisi pendahuluan yang menggambarkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan MPS, metode penyusunan dan sistematika dokumen. Selanjutnya dalam bagian ini menjelaskan tentang wilayah perencanaan dan dilengkapi dengan peta administrasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, permukiman eksisting dan rencana pengembangan kota Amuntai. Bab kedua menyajikan hasil review Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang menyangkut kondisi eksisting sanitasi, resume permasalahan mendesak, sasaran dan prioritas pembangunan sanitasi serta kerangka kerja logis (air limbah, persampahan, drainase, PHBS). Bab ketiga memberikan penjelasan mengenai rencana kegiatan pembangunan kegiatan persampahan, air limbah, drainase, PHBS dilengkapi dengan peta eksisting pembangunan infrastruktur dan peta rencana pembangunan infrastruktur. Bab keempat perumusan program, kegiatan dan penganggaran Sanitasi rekapitulasi total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, baik berdasarkan sumber anggaran (APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi dan APBN). Dalam tabel ini dijelaskan juga mengenai funding gap (selisih antara kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendanaan yang dimiliki oleh APBD Kab) Bab kelima Bab ini memberikan penjelasan mengenai status kesiapan pelaksanaan (implementasi) kegiatan, khususnya pada tahun 2015 dan Selanjutnya bab ini juga memaparkan penjelasan bagi kegiatan yang belum memenuhi criteria kesiapan terkait dengan masalah perencanaan teknis, pembebasan lahan, resettlement dan penyiapa organisasi pengelola. Dilengkapi dengan penyusunan rencana monitoring dan evaluasi tahunan kelompok kerja sanitasi

3 Berikut adalah gambaran rencana kegiatan Pembangunan Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara utara Tahun : Pemenuh an Kebutuha n Dasar 15% UNIVERSAL ACCESS Berkurangnya praktek BABS dari 46,3% menjadi 0% pada tahun 2018 Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan perkotaan dari 62% menjadi 75% dan cakupan skala kabupaten menjadi 50% pada tahun 2018 Berkurangnya wilayah genangan perkotaan dari 28 ha menjadi 0 ha pada tahun 2018 Pemenuh an SPM 85% Meningkatnya cakupan penduduk yang menerapkan PHBS dan Meningkatnya jumlah desa STBM dari 1,8% menjadi 20% tahun 2018 RENCANA KEG. AIR LIMBAH 1. Penyusunan Master Plan Air Limbah 2. Stimulan JAGA 3. Pembangunan MCK++ & Tangki Septik Komunal 4. Penyusunan Perda Air limbah 5. Pembangunan IPLT 6. Penyusunan perda sanitasi RENCANA KEG. PERSAMPAHAN 1. Penyusunan Master Plan Persampahan 2. Pengadaan sarana & prasarana persampahan 3. Optimalisasi kinerja TPA Regional Tebing Liring 4. Kampanye persampahan 5. Pembangunan TPST 3R 6. Revisi perda persampahan RENCANA KEG. DRAINASE 1. Outline plan drainase 2. Pembangunan & rehab saluran drainase primer 3. Pembangunan & rehab saluran drainase sekunder, 4. Pembangunan & rehab saluran drainase tersier 5. Penyusunan pergub drainase RENCANA KEGIATAN PHBS 1. Road show penyuluhan PHBS 2. Pemicuan BABS 3. Penyuluhan dan kampanye PHBS melalui media lokal 4. Pembuatan media-media PHBS 5. Pelatihan pembuatan jamban sehat 6. Pembinaan sekolah Adiwiyata 7. Kampanye stop BABS, Larangan Buang Sampah Sembarangan

4 Berikut adalah gambaran umum besaran kebutuhan pendanaan sanitasi yang bersumber dari APBD Kab, APBD Prop, APBN, Swasta dan Funding Gap APBD Kab. Hulu Sungai Utara (Rp x ) REKAPITULASI PENDANAAN APBD KAB M PHBS Drainase Persampahan Air Limbah REKAPITULASI PENDANAAN APBD PROP M Air Limbah Persampahan Drainase PHBS REKAPITULASI PENDANAAN APBN M PHBS Drainase Persampahan Air Limbah REKAPITULASI PENDANAAN SWASTA M Air Limbah Persampahan Drainase 0 PHBS 119

5 RENCANA INVESTASI KEBUTUHAN SANITASI (TOTAL ANGGARAN : M) SWASTA, APBD KAB, APBN, APBD PROP, KESEPAKATAN ALOKASI PENDANAAN BIDANG SANITASI YANG BERSUMBER DARI APBD KAB. TAHUN SEBESAR M, BERARTI TERDAPAT KEKURANGAN PENDANAAN YANG BERSUMBER DARI APBD KAB. SEBESAR M Dalam jangka pendek, saran bagi pemangku kepentingan dalam mengakses sumber pendaanaan bagi sanitasi adalah : Melakukan advokasi terstruktur dan multistakeholder; Secara bersama-sama (Pemerintah Pusat dan Daerah) meningkatkan belanja sanitasi hingga 2 3 kali lipat dari realisasi saat ini dalam waktu 3 tahun ke depan; dan Untuk jangka menengah dan jangka panjang, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh Pemerintah, baik di tingkat Pusat maupun Kota, adalah menggunakan potensi pendapatan dari pajak, terutama PBB untuk disisihkan sebagian guna membiayai pembangunan sanitasi. Kemudian disarankan Pemda mulai melakukan penjajagan atas pembentukan BLUD, dana pembangunan berbasis masyarakat, serta mengaitkan alokasi dana perimbangan terutama DAK, DAU, dan Dana Bagi Hasil dengan realisasi belanja sanitasi.

6

7

8

9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu urusan wajib Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten. Pada kenyataannya belum semua kabupaten menjadikan pembangunan sanitasi sebagai salah satu prioritas pembangunan, sehingga alokasi pendanaan APBD untuk mendukung kegiatan pembangunan sanitasi masih sangat minim. Hal ini mengakibatkan pengelolaan sampah rumah tangga, air limbah domestik, dan drainase lingkungan tidak terkelola dengan baik dan berdampak kepada kualitas kesehatan yang memburuk, degradasi lingkungan dan tercemarnya sumber daya air yang mengakibatkan menurunnya perekonomian daerah. Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan sanitasi yang menyeluruh dan terpadu di daerah baik secara horizontal maupun vertikal, pemerintah telah menetapkan program PPSP menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang dilakukan secara bertahap yang dimulai dari tahun , dengan target minimal 330 kabupaten/kota. Dalam pelaksanaan percepatan pembangunan sanitasi permukiman, Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 2013 telah menyelesaikan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) sementara pada tahun 2014 adalah tahapan penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang dimaksudkan untuk melaksanakan seluruh strategi yang telah disepakati. Rangkaian proses dan tahapan yang diperlukan agar seluruh program dan kegiatan dapat direalisasikan dituangkan dalam Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten baik terkait kepastian ketersediaan anggaran, persiapan untuk tahap konstruksi ataupun repetisi (pengulangan) tindak lanjut tahunan yang diperlukan. Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan wadah seluruh program dan kegiatan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten, Provinsi, Pusat dan masyarakat setempat dalam kurun waktu 5 tahun, yang pendanaannya berasal dari berbagai sumber : APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten, Bantuan Luar Negeri (pinjaman maupun hibah), swasta maupun masyarakat, dan sebagainya. Sebagai suatu wadah, Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) merangkum masukan dari Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK), Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), sejalan dengan itu MPS telah disusun pula dokumen-dokumen perencanaan sebagai berikut : RTRWK, RPJMD, Renstra Kabupaten, RKA dan lain-lain. 1

10 Dokumen ini merupakan justifikasi dan komitmen pendanaan dari Pemerintah Kabupaten, Provinsi, Pusat, atau dari lembaga lainnya untuk program/kegiatan yang telah teridentifikasi. Dokumen Memorandum Program Sanitasi merupakan landasan bagi Pemerintah Kabupaten untuk melaksanakan strategi pembangunan sektor sanitasi dalam jangka menengah (5 tahun). Selain itu MPS merupakan dokumen kesepakatan program dan anggaran pembangunan sanitasi dari seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam rangka mendukung percepatan pembangunan sanitasi jangka menengah di daerah yang berisikan 3 (tiga) hal yaitu (i) Prioritas kegiatan pembangunan sanitasi, (ii) Rencana kegiatan dan anggaran pembangunan sanitasi dan (iii) Rencana implementasi (termasuk penilaian kesiapannya) Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemda dan pendanaan Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor pendanaan lain yang peduli sanitasi. Program dan anggaran untuk 5 tahun ke depan sudah diketahui, sehingga perencanaan lebih optimal dan matang. Memorandum program investasi kabupaten merupakan rekapitulasi dari semua dokumen perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan kabupaten dari aspek teknis, biaya dan waktu. Memorandum program investasi ini dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Bupati / Gubernur selaku kepala daerah. Program investasi sektor sanitasi ini telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan kabupaten untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan kabupaten. Penyusunan rencana program investasi ini telah ditekankan aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait kesanitasian, yang mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan yang paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan. Memorandum program ini dilengkapi dengan tabel-tabel rencana investasi program, rencana pelaksanaannya sampai akhir 5 (lima) tahun ke depan, peta-peta pokok yang dapat menjelaskan arah pengembangan dan struktur ruang kotanya. 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan terminal seluruh program dan kegiatan pembangunan sektor sanitasi kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat dan masyarakat setempat dalam kurun waktu 5 tahun, yang pendanaannya berasal dari berbagai sumber: APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, Bantuan Luar Negeri (pinjaman maupun hibah), swasta maupun masyarakat, dan sebagainya. 2

11 Sebagai suatu terminal, Memorandum Program Sanitasi (MPS) merangkum masukan dari Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM), sejalan dengan itu telah disusun pula dokumen-dokumen perencanaan sebagai berikut : RTRWK, RPJMD, Renstra Kabupaten/Kota, RKA K/L, dan lain-lain. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) ini adalah sebagai berikut : MAKSUD Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara dan pihak terkait untuk rancangan implementasi pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif untuk Jangka Menengah. Secara umum Memorandum Program Sanitasi (MPS) ini secara spesifik bersifat sebagai Expenditure Plan (Rencana Belanja) khususnya untuk program pembangunan sektor sanitasi. TUJUAN i) MPS diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran untuk implementasi pelaksanaan pembangunan sanitasi mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 yang telah tercantum dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ii) Dapat memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara selama 5 tahun yaitu tahun 2014 sampai dengan tahun iii) Dipergunakan sebagai dasar penyusunan rencana operasional tahapan pembangunan sanitasi iv) Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara. Gambar 1.1 Skema Proses Perencanaan PPSP 3

12 1.3 WILAYAH PERENCANAAN Gambaran Umum Secara geografis Kabupaten Hulu Sungai Utara terletak pada 2 1'37 sampai Lintang Selatan dan antara '58 sampai '24 Bujur Timur. Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan ibukota Amuntai mempunyai luas wilayah 892,70 km 2 atau merupakan 2,38% dari luas keseluruhan wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Hulu Sungai Utara terletak di bagian utara Provinsi Kalimantan Selatan dengan batas-batas administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Balangan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Secara administratif Kabupaten Hulu Sungai Utara memiliki 10 (sepuluh) kecamatan dengan 5 kelurahan dan 214 desa. Kecamatan Danau Panggang merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah 224,49 km 2 atau 25,15% dari luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara, sedangkan kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Sungai Tabukan yang luasnya 29,24 km 2 atau 3,28% dari luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Secara proporsional berdasarkan luasan wilayah kecamatan maka Kecamatan Danau Panggang merupakan kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar yang mencapai 25,15%. Kecamatan Sungai Tabukan sebagai daerah hasil pemekaran dari Kecamatan Sungai Pandan memiliki luasan terkecil dibanding kecamatan lainnya yakni sebesar 3,26%. Secara lengkap proporsi masing-masing kecamatan terhadap luasan wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut. Gambar 1.2 Persentase Luas Kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : RTRW Kabupaten Hulu Sungai Utara

13 Kabupaten Hulu Sungai Utara terletak di bagian utara Provinsi Kalimantan Selatan merupakan dataran landai (kemiringan 0-2%) dengan ketinggian dari permukaan laut antara 0-7 m dpl (di atas permukaan laut). Hanya kurang dari 1% atau sekitar 300 hektar dari wilayahnya yang tidak tergenang (ketinggian 7-25 m dpl). Hampir 37% tergenang sepanjang tahun dan sisanya tergenang secara periodik. Kabupaten Hulu Sungai Utara mengalami curah hujan terbesar sepanjang bulan November, Desember, Januari, Februari, dan Maret. Adapun rata-rata hari hujan per bulannya adalah 13 hari hujan. Artinya daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara ini tergolong cukup basah. Konsekuensi dari kombinasi cukup tingginya curah hujan dan berada di daerah landai maka ada potensi frekuensi banjir yang cukup tinggi di daerah ini Arah Pengembangan Kota Dalam rangka perencanaan spasial di Indonesia, Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan adanya dokumen rencana tata ruang yang terdiri dari rencana umum dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dengan jangka waktu 20 tahun, Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) untuk jangka waktu 20 tahun, serta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK) untuk jangka waktu 20 tahun yang dikaji ulang setiap 5 tahunnya. Disamping rencana umum, diperlukan juga adanya rencana rinci yang terdiri dari rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional, rencana tata ruang kawasan strategis propinsi, serta rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota. Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah untuk mewujudkan struktur ruang dan menselaraskan pola ruang untuk mengalokasikan dan mengembangkan kawasan-kawasan potensial baik dari aspek ekonomi, sosial budaya, infrastruktur wilayah maupun lingkungan dalam rangka mewujudkan Hulu Sungai Utara sebagai daerah simpul dan distribusi perdagangan dan jasa dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Strategi untuk mengembangan pusat-pusat kegiatan wilayah meliputi pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal, pusat pelayanan kawasan dan pusat pelayanan lokal sebagai satu kesatuan sistem dalam sistem kabupaten maupun provinsi antara lain meliputi: a. Mengembangkan Perkotaan Amuntai sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) sekaligus sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten; b. Mempromosikan Alabio dan Paminggir sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp); c. Menetapkan beberapa perkotaan kecil sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL); d. Meningkatkan kualitas dan intensitas keterkaitan spasial antar perkotaan baik antara PKLp dengan PKW maupun PKLp dengan PPK dan PPL, meliputi keterkaitan ekonomi berupa keterkaitan aliran modal, pasar, dan perdagangan antar perkotaan serta keterkaitan sosial budaya dalam bentuk jaringan komunitas untuk menumbuhkan budaya dan perilaku yang mendukung pembangunan; e. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan fasilitas yang layak pada PKW dan PKLp; 5

14 f. Mendorong perkotaan Amuntai sebagai simpul dan pusat perdagangan dan jasa skala provinsi; g. Memfokuskan pembangunan fasilitas skala regional di Perkotaan Amuntai dan pembangunan fasilitas skala regional kabupaten di perkotaan Alabio; dan h. Menetapkan hirarki beberapa kawasan perkotaan kecil sebagai PPK dan PPL dengan kategori jumlah fungsi dan penduduk agar memiliki fungsi khusus sesuai dengan hirarkinya dan kelengkapan fungsional sebagai kota yang bisa menghidupi dirinya sendiri; Pengembangan sistem perkotaan meliputi rencana penetapan beberapa perkotaan yang ada kedalam kategori Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Dalam lingkup wilayah kabupaten, sistem permukiman di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) sebagian besar masih bersifat perdesaan, terdapat kurang lebih ada 177 desa atau 80,8% dari jumlah semua desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara sementara permukiman perkotaan hanya 42 desa/kelurahan atau 19,2%. Dari sisi populasi, jumlah penduduk perdesaan sebanyak jiwa dan perkotaan jiwa pada tahun 2008 sedangkan pada tahun 2013 jumlah penduduk sebanyak jiwa. Pengembangan perkotaan dilakukan sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing yakni sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian, perdagangan dan jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan serta transportasi pergudangan dan sebagainya. Pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dilakukan dengan membentuk struktur tata ruang pusat-pusat permukiman perkotaan. Perkotaan merupakan pasar bagi hasilhasil pertanian dan pusat perdagangan komoditi pertanian. Berdasarkan analisis hirarki perkotaan dengan metode nilai indeks sentralitas, diketahui perkotaan yang hirarkinya tertinggi adalah perkotaan Amuntai kemudian diikuti oleh Alabio. Beberapa perkotaan lain secara berurutan hirarkinya adalah Telaga Silaba, Sungai Pandan, Danau Panggang, Sungai Turak, Babirik, Paminggir, Banjang, Haur Gading, Teluk Daun, Banua Hanyar, Sungai Tabukan. Tingkat kepadatan penduduk dan bangunan yang terus meningkat memerlukan upaya pengembangan permukiman dan perumahan yang layak. Kota Amuntai sebagai pusat kegiatan wilayah dimana sebagai tempat permukiman, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi juga masih belum terbebas dari genangan banjir yang dapat mengganggu fungsi kawasan. Terlalu terpusatnya seluruh kegiatan di Kota Amuntai yang dapat menyebabkan stagnansi dalam pertumbuhannya serta adanya rencana pembangunan fasilitas-fasilitas strategis seperti perkantoran dan infrastruktur yang baru, yaitu pembangunan Kantor DPRD, pembangunan pasar serta fasilitas kesehatan (rumah sakit) dan fasilitas pendidikan (sekolah) melatarbelakangi perlunya pengembangan Kota Amuntai secara terpadu, terintegrasi dan terkoordinasi (fungsi pelayanan aktivitas dan sarana prasarana pendukungnya). Kebijakan Daerah Pengembangan Kota Amuntai Tahun merupakan Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan. Pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Hulu Sungai Utara berdasarkan RTRWN, RTRWP, RTRW HSU terarah 6

15 pada ditetapkannya beberapa perkotaan yang ada ke dalam kategori Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Dalam RTRW Nasional Kota Amuntai ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), sedangkan dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan Kota Alabio ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Dalam Rencana Pengembangan Kota Amuntai, berdasarkan arahan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (Hasil Rapat Koordinasi tahun 2011) terbagi dalam empat kawasan yang berada di tiga kecamatan dengan luas total Ha dengan rincian di Kecamatan Amuntai Tengah mencakup luas sekitar Ha, Kecamatan Amuntai Utara dengan luas Ha dan di Kecamatan Banjang dengan luas Ha. Wilayah perencanaan pengembangan kota Amuntai dimana lingkup lokasinya adalah meliputi Kawasan Perkotaan Amuntai dan sekitarnya yang sesuai dengan Keputusan Bupati Hulu Sungai Utara Nomor 406 Tahun 2011 tentang Penetapan Lokasi Tanah untuk Pengembangan Kota Amuntai (Amuntai Baru) terletak di kawasan Stadion Karias. Lokasi tersebut merupakan lahan kosong dengan luas sekitar 84 Ha dengan kondisi lahan di wilayah perencanaan ini adalah rawa yang mana dilalui oleh jalan lokal dan lingkungan serta dilewati akses yang menjadi rencana jalan kolektor yakni rencana Jl. Murhan - Pasar Senen. Gambaran Peta Administrasi Kabupaten, Permukiman Eksisting dan Rencana Pengembangan Kota Amuntai di Kabupaten Hulu Sungai Utara dapat dilihat pada Gambar 1.3 7

16 Gambar 1.3 Peta Administrasi, Pemukiman Eksisting dan Rencana Pengembangan Kota Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, Tahun

17 1.4 METODOLOGI Metodologi Penyusunan Dokumen Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) ini secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut. Metode penyusunan MPS adalah sebagai berikut : 1. Review Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2. Internalisasi Program Kegiatan dan Penganggaran 3. Konsultasi dengan Pokja Provinsi dan Satker terkait di provinsi 4. Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah (CSR/Swasta) 5. Pengawalan Program dan Kegiatan kedalam mekanisme penganggaran. Proses penyusunan MPS terdiri dari beberapa tahapan yang tidak dapat terlepas antara satu dengan lainnya, antara lain sebagai berikut : 1. Melakukan Review SSK khususnya untuk Kerangka Logis, Program, Kegiatan dan Penganggaran serta Prioritasi Program. 2. Melakukan konsultasi kepada SKPD terkait di kabupaten 3. Melakukan konsultasi teknis kepada Pokja Provinsi dan Satker terkait. 4. Melakukan pertemuan dengan sumber-sumber alternatif non pemerintah ditingkat Kabupaten 5. Melakukan pengawalan kepada mekanisme panganggaran Sistematika Penyajian Sistematika pembuatan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Hulu Sungai Utara ini terdiri dari 5 (lima) Bab, yang masing-masing bab membahas hal-hal sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab pertama berisi pendahuluan yang menggambarkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan MPS, metode penyusunan dan sistematika dokumen. BAB II REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab kedua menyajikan hasil review SSK yang menyangkut kondisi eksisting sanitasi, sasaran dan prioritas pembangunan sanitasi untuk 5 tahun mendatang, prioritasi program serta kerangka kerja logis (air limbah, persampahan, drainase, PHBS). BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab ketiga berisi penjelasan tentang rencana implementasi program dan kegiatan prasarana dan sarana sanitasi (fisik) dan kegiatan penunjang (non fisik), perhitungan volume kebutuhan infrastruktur dan non infrastruktur. 9

18 BAB IV RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab keempat berisi tentang rencana kegiatan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi (air limbah, persampahan, drainase dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/PHBS secara komprehensif) terutama justifikasi atas kegiatan yang akan dilaksanakan, kebutuhan biaya untuk implementasi dan sumber pendanaan bagi masing-masing kegiatan. Disamping itu dalam bab ini juga menguraikan rencana antisipasi bilamana terjadi funding gap (selisih antara kebutuhan dan kemampuan pendanaan), dilengkapi dengan tabel rencana kegiatan dengan informasi. BAB V RENCANA IMPLEMENTASI Bab kelima berisi inventarisasi status kesiapan dari masing-masing kegiatan, langkahlangkah dan tindak lanjut yang harus dilakukan bagi kegiatan yang belum memenuhi kriteria kesiapan dan rencana monev khususnya pada tahun pertama dan tahun kedua serta tabel rencana implementasi. 10

19 11

20 BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI Program, kegiatan dan penganggaran yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya (penyusunan SSK) adalah merupakan daftar program, kegiatan dan penganggaran yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan permasalahan sanitasi. Untuk memastikan bahwa program, kegiatan dan penganggaran dapat menjawab permasalahan sasaran maka harus dikaji kembali yang meliputi jenis kegiatan, lokasi kegiatan, volume dari masing-masing kegiatan, urutan waktu pelaksanaan, besaran biaya yang realistis Adanya perubahan kebijakan baru, adanya sumber pendanaan potensial baru yang mungkin terjadi setiap tahun, terselesaikannya master plan, studi dan desain yang mengharuskan pokja kabupaten melakukan evaluasi dan revisi daftar program, kegiatan dan penganggaran yang telah disusun dalam SSK. Review adalah melihat dan menelaah kembali dokumen Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten serta melakukan perbaikan/penyempurnaan atau penyesuaian seperlunya sebagai dasar untuk menyusun Memorandum Program Sanitasi (MPS) 2.1 PROFIL KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Kabupaten Hulu Sungai Utara secara geografis dengan kondisi wilayahnya yang banyak digenangi oleh rawa dimana hampir 37% tergenang sepanjang tahun dan sisanya tergenang secara periodik memerlukan pengaturan kedalaman air untuk dapat dimanfaatkan, hal ini akan berdampak juga pada perencanaan pengembangan sektor sanitasi (air limbah, persampahan, drainase) Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2013 berdasarkan data dari BPS adalah sebanyak jiwa yang tersebar di 10 kecamatan. Dari sisi laju pertumbuhan penduduk yang relatif kecil, masih dibawah 1% per tahun, sedangkan kepadatan penduduk rata-rata sebesar 245 jiwa/km² Dalam uraian berikut, akan dijelaskan jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara dari tahun 2013 serta proyeksi penduduk dari tahun 2013 tahun Secara keseluruhan jumlah permukiman perdesaan lebih besar dari permukiman perkotaan dengan persentase 63,23% sedangkan untuk permukiman perkotaan hanya 36,77% pada tahun 2012 dimana perkotaan didominasi oleh Kecamatan Amuntai Tengah sebagai pusat kegiatan sehingga perkembangan cenderung ke arah pusat kegiatan wilayah. Bab ini secara keseluruhan memberikan penjelasan hasil review SSK, sasaran dan prioritas pembangunan sanitasi untuk 5 tahun mendatang, dilengkapi dengan penjabaran dan kesimpulan hasil review BPS dan SSK, khususnya kependudukan, area beresiko sanitasi dan potensi pendanaan sanitasi serta kerangka kerja logis (KKL) yang ditelaah kembali. 11

21 2.1.1 KEPENDUDUKAN No No Tabel 2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2013 KECAMATAN Luas Terbangun (ha) Penduduk Tahun 2013 Jumlah (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/ha) Kategori 1 Danau Panggang Pedesaan 2 B a b i r i k Pedesaan 3 Sungai Pandan Perkotaan 4 Amuntai Selatan Pedesaan 5 Amuntai Tengah Perkotaan 6 B a n j a n g Pedesaan 7 Amuntai Utara Pedesaan 8 Haur Gading Pedesaan 9 Sungai Tabukan Pedesaan 10 Paminggir Pedesaan Jumlah Sumber: Buku Putih Sanitasi Bab. 2 Ket : Luas wilayah terbangun adalah luas permukiman ditambah dengan luas tempat-tempat kegiatan Kecamatan Tabel 2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun Jumlah Penduduk (2013) Pertum buhan Jumlah Penduduk (Jiwa) Danau Panggang , B a b i r i k , Sungai Pandan , Amuntai Selatan , Amuntai Tengah , B a n j a n g , Amuntai Utara , Haur Gading , Sungai Tabukan , Paminggir , TOTAL , Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara, Tahun

22 2.1.2 AREA BERESIKO Tabel 2.3 Area Beresiko Sanitasi dan Penyebab Utamanya No Area Beresiko 1. Resiko 4 (Sangat Tinggi) Kecamatan Sungai Pandan Kecamatan Sungai Tabukan Kecamatan Amuntai Selatan Wilayah Prioritas Kebutuhan Penanganan/Penyebab Utama Resiko Perkotaan/ Rantau Karau Hilir Sampah, AL, genangan Pondok Babaris Sampah, AL, genangan Banyu Tajun Hulu Sampah, AL, genangan Pangkalan Sari Sampah, AL, genangan Banyu Tajun Hilir Sampah, AL, genangan Rantau Karau Hulu Sampah, AL, genangan Rantai Karau Tengah Sampah, AL, genangan Rantau Karau Raya Sampah, AL, genangan Teluk Sinar Sampah, AL, genangan Tambalang AL, Genangan, PHBS Tambalang Tengah Sampah, AL, genangan Tambalang Kecil Sampah, Limbah domestik, genangan Putat Atas Genangan, Limbah domestik, Sampah Padang Bangkal Sampah, Limbah domestik, genangan Gelagah Sampah, Limbah domestik, genangan Nelayan Sampah, Limbah domestik, genangan Pematang Benteng Sampah, Limbah Hilir domestik, genangan Pasar Sabtu Sampah, Limbah domestik, genangan Hilir Mesjid Genangan, Limbah domestic, sampah Gampa Raya Limbah domestik, Genangan, PHBS Banua Hanyar Sampah, Limbah domestik, genangan Sungai Haji Sampah, Limbah domestik, genangan Rantau Bujur Darat Sampah, Limbah domestik, genangan Ilir Masjid Sampah, Limbah Perkotaan domestik, genangan Telaga Hanyar Sampah, Limbah 13

23 Kecamatan Paminggir Kecamatan Haur Gading Kecamatan Amuntai Tengah Kecamatan Amuntai Utara domestik, genangan Harusan Telaga Limbah domestik, Genangan, PHBS Pulau Tambak Sampah, Limbah domestik, genangan Bajawit Limbah domestik, Genangan, PHBS Padang Tanggul Sampah, Limbah domestik, genangan Paminggir Limbah domestik, Genangan, PHBS Ambahai Sampah, Limbah domestik, genangan Sapala Limbah domestik, Genangan, PHBS Bararawa Limbah domestik, Genangan, PHBS Pal Batu Limbah domestik, Genangan, PHBS Tampakang Limbah domestik, Genangan, PHBS Haur Gading Sampah, Limbah domestik, genangan Danau Cermin Limbah domestik, Genangan, PHBS Pinangkara Sampah, Limbah domestik, genangan Pinang Habang Sampah, Limbah domestik, genangan Mawar Sari Sampah, Limbah domestik, genangan Datu Kuning Sampah, Limbah domestik, genangan Rantawan Sampah, Limbah Perkotaan domestik, genangan Pasar Senin Limbah domestik, Perkotaan Genangan, PHBS Panangkalaan Sampah, Limbah Perkotaan domestik, genangan Padang Basar Sampah, Limbah domestik, genangan Panangian Sampah, Limbah domestik, genangan Sungai Turak Dalam Sampah, Limbah domestik, genangan Muara baruh Sampah, Limbah 14

24 Kecamatan Banjang Kecamatan Babirik Kecamatan Danau Panggang domestik, genangan Air Tawar Sampah, Limbah domestik, genangan Tayur Sampah, Limbah domestik, genangan Banjang Sampah, Limbah domestik, genangan Baringin Sampah, Limbah domestik, genangan Kalintamui Limbah domestik, Genangan, PHBS Pandulangan Limbah domestik, Perkotaan Genangan, PHBS Danau terati Sampah, Limbah Perkotaan domestik, genangan Teluk Serikat Limbah domestik, Perkotaan Genangan, PHBS Pulau Damar Sampah, Limbah domestik, genangan Sungai Durait Tengah Limbah domestik, Genangan, PHBS Hambuku Baru Sampah, Limbah domestik, genangan Murung Panti Hulu Limbah domestik, Genangan, PHBS Sungai Papuyu Limbah domestik, Genangan, PHBS Kalumpang Luar Sampah, Limbah domestik, genangan Kalumpang Dalam Limbah domestik, Genangan, PHBS Sungai Nyiur Sampah, Limbah domestik, genangan Sungai Dalam Limbah domestik, Genangan, PHBS Pajukungan Limbah domestik, Genangan, PHBS Pajukungan Hulu Limbah domestik, Genangan, PHBS Sungai Namang Limbah domestik, Genangan, PHBS Sungai Panangah Limbah domestik, Genangan, PHBS Sarang burung Limbah domestik, Genangan, PHBS Telaga Mas Limbah domestik, 15

25 Manarap Hulu Manarap Longkong Bitin Baru Teluk Masjid Darussalam Pandamaan Danau Panggang Rintisan Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan No Area Beresiko 1. Resiko 3 (Tinggi) Wilayah Prioritas Penyebab Utama Resiko Perkotaan / Kecamatan Banyu tajun dalam Genangan, Limbah Sungai domestic, sampah Pandan Tapus dalam Genangan, Limbah domestic, sampah Teluk masjid Sampah, Limbah domestic, genangan Tatau Laban Genangan, Limbah domestic, sampah Hambuku Tengah Genangan, Limbah domestic, sampah Hambuku Pasar Genangan, Limbah domestic, sampah Hambuku Raya Limbah domestic, genangan, PHBS Hambuku Hulu Limbah domestic, genangan, PHBS Sungai Pandan Limbah domestic, Perkotaan Hulu genangan, PHBS Sungai Pandan Sampah, Limbah domestic, Perkotaan genangan Sungai Sandung Limbah domestic, 16

26 genangan, PHBS Sungai Pinang Genangan, Limbah domestic, sampah Pandulangan Genangan, Limbah Perkotaan domestic, sampah Kecamatan Teluk Cati Limbah domestic, Sungai Tabukan Gelagah Hulu genangan, PHBS Sampah, Limbah domestic, genangan Sungai Tabukan Limbah domestic, genangan, PHBS Pematang Benteng Sampah, Limbah domestic, genangan Kecamatan Keramat Genangan, Limbah Amuntai Selatan Panyiuran domestic, sampah Genangan, Limbah domestic, sampah Cempaka Limbah domestic, Perkotaan genangan, PHBS Ujung Murung Sampah, limbah domestic, Perkotaan genangan Jarang Kuantang Limbah domestic, Perkotaan genangan, PHBS Kota Raja Genangan, sampah, limbah Perkotaan domestic Jumba Genangan, Limbah Perkotaan domestic, sampah Cangkering Limbah domestic, Perkotaan genangan, PHBS Simpang empat Genangan, Limbah domestic, sampah Rukam Hilir Genangan, Limbah domestic, sampah Mamar Sampah, Limbah domestic, genangan Teluk Sari Genangan, Limbah Perkotaan domestic, sampah Telaga Silaba Limbah domestic, genangan, PHBS Banyu Hirang Genangan, Limbah domestic, sampah Kayakah Limbah domestic, genangan, PHBS Murung Panggang Limbah domestic, genangan, PHBS Kecamatan Paminggir Limbah domestik, 17

27 Paminggir Seberang genangan, PHBS Kecamatan Tapus Limbah domestik, Amuntai Tengah Muara Tapus genangan, PHBS Sampah, limbah domestic, genangan Kandang Halang Genangan, limbah Perkotaan domestik, sampah Kembang Kuning Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Kota Raden Genangan, limbah Perkotaan domestik, sampah Kota Raden Hilir Genangan, limbah Perkotaan domestic, sampah Sungai Karias Sampah, limbah domestic, Perkotaan genangan Tangga Ulin Hulu Sampah, limbah domestic, Perkotaan genangan Tangga Ulin Hilir Sampah, limbah domestic, Perkotaan genangan Antasari Genangan, sampah, limbah Perkotaan domestic Murung Sari Sampah, limbah domestic, Perkotaan genangan Palampitan Hilir Genangan, sampah, limbah Perkotaan domestic Sungai Malang Genangan, sampah, limbah Perkotaan domestic Sungai Baring Gengangan, limbah domestic, sampah Harus Limbah domestik, genangan, PHBS Kecamatan Pamintangan Sampah, limbah domestic, Perkotaan Amuntai Utara Pakacangan genangan Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Cakeru Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Panangkalaan Hulu Sampah, limbah domestic, Perkotaan genangan Padang Basar Hilir Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Murung Karangan Sampah, limbah domestic, Perkotaan genangan Kamayahan Limbah domestik, genangan, PHBS Kuangan Limbah domestik, 18

28 Kecamatan Banjang Kecamatan Babirik genangan, PHBS Telaga Bemban Sampah, limbah domestic, genangan Tabalong Mati Genangan, limbah domestic, sampah Panyaungan Sampah, limbah domestic, genangan Pandawanan Genangan, limbah domestic, sampah Pimping Genangan, limbah domestic, sampah Padang Luar Sampah, limbah domestic, genangan Guntung Sampah, limbah domestic, genangan Pawalutan Genangan, limbah domestic, sampah Kalintamui Limbah domestik, genangan, PHBS Palanjungan Sari Limbah domestik, genangan, PHBS Kaludan Besar Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Kaludan Kecil Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Rantau Bujur Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Karias Dalam Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Lok Bangkai Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Patarikan Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Teluk Buluh Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Garunggang Limbah domestik, genangan, PHBS Baruh Tabing Limbah domestik, Perkotaan genangan, PHBS Pulau Damar Sampah, Limbah domestic, genangan Murung Kupang Limbah domestik, genangan, PHBS Babirik Hilir Limbah domestik, genangan, PHBS Babirik Hulu Limbah domestik, 19

29 Kecamatan Haur Gading Sumber: Buku Putih Sanitasi Bab. 5 Sungai Jamjam Sungai Durait Hilir Sungai Durait Hulu Hambuku Lima Hambuku Hilir Murung Panti Hilir Teluk Limbung Sungai Luang Hilir Parupukan Sungai Luang Hulu Palimbang Gusti Lok Soga Palimbang Sari Jingah Bujur Tambak Sari Panji Polantani Sungai Limas Pihaung Teluk Haur Waringin Panawakan Tangkawang genangan, PHBS Sampah, Limbah domestic, genangan Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Sampah, Limbah domestic, genangan Limbah domestic, genangan, PHBS Sampah, limbah domestic, genangan Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Perkotaan 20

30 2.1.3 KEUANGAN DAERAH Tabel 2.4. Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp) Total Pendanaan 1 Perkiraan Belanja Langsung Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi Prosentase Komitmen terhadap Belanja Langsung ,12% 0,01% 0,01% 5,87% 4,66% 2,09% Sumber : Strategi Sanitasi Kab. Bab. 2 21

31 Gambar 2.1 Peta Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Hulu Sungai Utara Tahun

32 2.2 AIR LIMBAH PERMASALAHAN AIR LIMBAH Tabel 2.5 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik A. Sistem Air Limbah Permukiman : 1. Aspek Pengembangan Kepemilikan Jamban di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah 53,7%, dengan Sarana dan Prasarana: rincian 49,7% jamban pribadi dan MCK/WC Umum/MCK Komunal 4,0%, sedangkan sisanya 46,3% ke lain-lain (sungai/danau/rawa/kebun). User Interface: Sungai/danau/ rawa, 46,3 Jamban Pribadi; 49,7 MCK Umum / WC umum, 4.0 Keterangan: - Jumlah Penduduk Kabupaten tahun 2013: jiwa atau KK - Jumlah Penduduk Perkotaan tahun 2013: jiwa atau KK Kesimpulan: Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 53,7 % ( KK) BABS = 46,3 % yang meliputi: - BABS sungai/danau/rawa/kebun = 38,05 % ( jiwa atau KK) Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal: Prosentase tangki septik aman: 80% 23

33 100,0% 80,0% 60,0% 40,0% 20,0% 0,0% 87,2% 67,5% 85,3% 58.8% 65% 32,5% 41,2% 35% 12,8% 14,7% claster 0 claster 1 claster 2 claster 3 claster 4 aman tidak aman tidak aman aman Pengangkutan / Pengaliran: Keterangan: Kepemilikan Akses Pribadi dan MCK/WC Umum = KK Kesimpulan: Penyaluran akhir tinja rumah tangga yang aman = 80 % ( KK) Penyaluran akhir tinja rumah tangga tidak aman = 20 % ( KK) Belum ada truk penyedot tinja Prosentase rumah tangga yang melakukan pengurasan tangki septik = 3,7% dan 96,3% tidak pernah melakukan pengurasan tangki septik (data EHRA, 2013) Prosentase rumah tangga yang membayar tukang untuk menguras tangki septik 17,6% sementara 35,3% yang mengosongkan sendiri. Isi tangki septik yang sudah disedot dikubur ke halaman, dibuang ke tanah orang lain dan lain-lain. Pengolahan Akhir Terpusat Belum ada tersedia Instalasi pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) maupun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Daur Ulang / Pembuangan Belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah. Akhir: Perencanaan Teknis Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW perkotaan Belum ada studi-studi terkait perencanaan IPLT maupun IPAL kawasan B. Lain-lain: 1. Aspek Pendanaan: Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Daerah Belum ada sektor swasta untuk melakukan investasi sektor air limbah Belum ada penggalian potensi pendanaan dari masyarakat. 24

34 2. Aspek Kelembagaan: Terbatasnya SDM (kuantitas dan kualitas) yang terkait pengelolaan air limbah Rendahnya koordinasi antar instansi/skpd dalam penetapan kebijakan air limbah Belum ada instansi yang khusus menangani pengelolaan air limbah domestik 3. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: 4. Aspek Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta: 5. Aspek Komunikasi, PMJK dll. Belum ada perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan air limbah Belum adanya Perda terkait Retribusi Air Limbah Permukiman Belum adanya perda larangan BABS di sungai/danau/tempat terbuka lainnya Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah yang berbasis masyarakat Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga Rendahnya inisiatif dan anggaran instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat Belum optimalnya penggalian potensi media-media yang ada dimasyarakat (media lokal) 6. Aspek Teknis Masih kesulitan menentukan teknologi sanitasi yang sesuai dengan daerah rawa SASARAN PEMBANGUNAN AIR LIMBAH DOMESTIK Tabel 2.6 Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik Kabupaten Hulu Sungai Utara Tujuan : Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana Air Limbah Domestik Yang Layak, Aman dan Ramah Lingkungan Sasaran : 1) Meningkatnya proporsi/ jumlah rumah tangga yang memiliki akses air limbah domestik baik berupa jamban pribadi, MCK++ maupun tangki septik komunal 2) Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik hingga akhir tahun ) Terbangunnya sarana pengolahan lumpur tinja yang ramah lingkungan pada tahun ) Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik skala kabupaten dan perencanaan IPLT maupun IPAL tahun ) Tersedianya peraturan pengelolaan air limbah domestik yang komprehensif pada akhir tahun ) Meningkatnya sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan melalui kemitraan pemerintah dan swasta 7) Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dan koordinasi antar instansi yang terkait dalam pengelolaan Air Limbah Permukiman 8) Meningkatnya kualitas air tanah dan air permukaan yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara 25

35 No Tabel 2.7 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik Kabupaten Hulu Sungai Utara Sistem Cakupan Layanan Eksisting (%) Sasaran Tahun Keteranga n (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) A Sistem On Site 1 Individual (tangki septik) 49,7% 56% 64% 71% 83% 93% KK 2 WC Umum 3,9% 0% 0% 0% 0% 0% 3 (MCK++) 0,1% 0,2% 1% 1,5% 2,5% 3% KK 4 Tangki Septik Komunal 0% 0,8% 2% 2,5% 3,5% 4% 1845 KK B Sistem Off site 1 Skala Kota 0% 0% 0% 0% 0% 0% 2 Skala Wilayah 0% 0% 0% 0% 0% 0% C BABS 46,3% 43% 33% 25% 11% 0% D Lumpur Tinja ke IPLT (m3/bln) PRIORITAS PEMBANGUNAN AIR LIMBAH Tabel 2.8 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik No. Program Penerima manfaat Permas alahan mendes ak Score (dan bobot) Persep si Pokja Propoor Readdi ness Criteria Kesiapa n Pendan aan Score total Urutan priorita s 9% 20% 12% 23% 14% 22% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Penyuluhan, kampanye dan edukasi BABS , Penyusunan Master Plan Air Limbah skala kabupaten ,89 2 maupun skala kota 3 Pembangunan IPLT , Stimulan Jamban Keluarga , Pemantauan Kualitas Lingkungan , Pembangunan MCK , Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah ,

36 Pembangunan Tangki Septik Komunal Penyusunan Studi IPAL Terpusat Pembentukan Badan Pengelola IPLT , , ,

37 2.3 PERSAMPAHAN PERMASALAHAN PERSAMPAHAN A. Sistem Persampahan 1.Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana User Interface Tabel 2.9 Permasalahan Persampahan Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) sbb: Tingkat layanan penanganan sampah RT: 66% diangkut petugas setiap hari (klaster 2 dan 4) sementara klaster lainnya 17% diangkut beberapa kali seminggu dan 17% diangkut sekali dalam seminggu, sementara masyarakat yang tidak terlayani membuang sampah dengan cara dikubur, dibuang ke sungai, dibuang ke lahan kosong dsb) Pengelolaan Sampah pada RT: Claster 0 Claster 1 Claster 2 Claster 3 Claster 4 Tidak tahu 0 0 0,3 0,7 0 0,4 lain-lain 0 3, ,6 dibuang lahan kosong dibiarkan membusuk Total 2,5 10,6 3,6 3,5 7,5 4,8 dibiarkan membusuk 0 0,6 0,8 4,2 0 2,1 Ke Sungai /danau / rawa ,8 47,1 37,5 36,8 di lubang tanah / tdk ditutup 0 1,9 2,2 1,7 0 1,8 di lubang tanah / ditutup dg tanah ,7 2,5 0,4 Dibakar 62,5 48,1 49,7 39,9 27,5 45,2 Dibuang Ke TPS , ,4 Dikumpulkan didaur ulang 0 0 1, ,6 Keterangan: - Produksi Sampah Kab. per hari = 546,70 ton/hari - Timbulan Sampah Wil. Perkotaan per hari = 199 ton/hari - Pelayanan Sampah per hari hanya wilayah perkotaan sementara 9 kecamatan lainnya 28

38 diangkut sekali seminggu termasuk sampah pasar Praktek Pemilahan Sampah oleh RT: PROSENTASI PEMILAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA Pemilahan sebelum dibuang Tidak dilakukan pemilahan 92,9 94,7 62, ,3 7,1 37,5 5,3 Claster 1 Claster 2 Claster 3 20 Claster 4 10,7 Total Pengumpulan setempat Penampungan Sementara (TPS): Keterangan: - Pemilahan sampah yang sudah dilakukan oleh RT : 10,75 % Gerobak sampah saat ini didistribusikan ke sekolah-sekolah untuk mengangkut yang ada di lingkungan sekolah menuju TPS dengan jumlah 20 unit gerobak sampah, kapasitas 1 m³/hari Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan Sampai saat ini tersedia: 50 unit TPS Sampai saat ini tersedia: 2 unit TPST, baru 1 unit difungsikan dengan kapasitas total: 18 m³/hari atau setara dengan 3,29% dari timbulan sampah Kabupaten. Sementara 1 unit TPST lainnya masih menunggu penunjukan KSM Pengangkutan: Jumlah dump truck 15 unit 6m³/hari belum mencukupi untuk melayani seluruh kabupaten Roda tiga 16 1,5 m³/hari melayani di 9 kecamatan (ibukota kecamatan) Arm roll 5 6m³/hari (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat Daur Ulang / Tempat Pemrosesan Ada 13 desa yang mengikuti sosialisasi 3R tetapi belum ada keberlanjutan dalam hal pendampingan dan pembinaan karena kurangnya anggaran. Pengelolaan TPA sudah memakai sanitary landfill Fasilitas penunjang TPA seperti tempat cuci mobil, ruang pencuci plastik belum ada Tanah urugan tidak cukup 29

39 Akhir (TPA) Biaya operasional tidak mencukupi untuk bahan bakar alat berat Perencanaan Belum tersedianya master plan persampahan skala kabupaten maupun perkotaan serta dokumen perencanaan persampahan lainnya B. Lain-lain: 1. Aspek Kelembagaan: 2. Aspek Pendanaan: 3. Aspek Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta 4. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: 5. Aspek Komunikasi Dinas teknis masih berfungsi sebagai operator dan regulator SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas Dukungan/komitmen politis semua stakeholder sangat kurang Perlu penambahan UPT pada pengelolaan TPA Regional Tebing Liring Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas Pola penanganan sampah belum optimal Rendahnya dana penarikan retribusi Kurangnya anggaran petugas angkutan sampah untuk menambah jam kerja Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis Kurangnya minat investasi dunia usaha / swasta Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap tatacara pembuangan sampah Pemberlakukan perda dilarang buang sampah ke sungai belum optimal. Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif dalam hal penarikan retribusi sampah Belum optimalnya sosialisasi ketentuan penanganan/pengelolaan sampah terhadap masyarakat Kurangnya himbauan/sosialisasi terhadap masyarakat untuk mengubah pola hidup terhadap pengelolaan sampah Kurangnya keterlibatan/peran serta media-media lokal (televisi, media cetak, radio) dalam pengelolaan persampahan. 6. Aspek Teknis Perlu adanya penambahan lokasi TPST 3R Belum optimalnya peran bank sampah dalam mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA Kurangnya sarana pengangkut sampah. 30

40 2.3.2 SASARAN PEMBANGUNAN PERSAMPAHAN Tabel 2.10 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik Kabupaten Hulu Sungai Utara TUJUAN : Tercapainya sasaran pembangunan persampahan melalui rencana, program dan pelaksanaan kegiatan yang efektif, efisien dan terpadu. SASARAN : 1) Meningkatnya cakupan layanan persampahan di perkotaan dari 62 % menjadi 75% dan cakupan layanan skala kabupaten dari 27 % menjadi 50 % pada akhir tahun ) Meningkatnya kinerja pengelolaan sampah di TPA Regional Tebing Liring yang sudah beroperasi dengan sistem sanitary landfill pada akhir tahun ) Bertambahnya peraturan persampahan yang baru hingga akhir tahun 2018 berdasarkan UU RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Persampahan 4) Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan persampahan yang komprehensif tahun ) Pengurangan sampah dari sumbernya dari 3,29% - 16,46% di akhir tahun ) Tercapainya peningkatan kinerja institusi pengelola persampahan yang mantap hingga akhir tahun 2018 Tabel 2.11 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Utara Cakupan Sasaran Tahun No Sistem g (%) Layanan Eksistin Ket. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) SKALA KOTA A Penanganan Langsung 62% 63% 65% 68% 70% 75% B Penanganan Tidak Langsung C Lain-lain (tidak tertangani, ke 38% 37% 35% 32% 30% 25% sungai, dll) SKALA KABUPATEN A Penanganan Langsung 27% 30% 35% 40% 45% 50% B Penanganan Tidak Langsung C Lain-lain (tidak tertangani, ke 73% 70% 65% 60% 55% 50% sungai, dll) PENANGANAN BERBASIS MASYARAKAT 3,29% 3,29% 6,58% 9,88% 13,17% 16,46% Sumber: Pokja Sanitasi Kab. HSU Tahun

41 2.3.3 PRIORITAS PEMBANGUNAN PERSAMPAHAN N o Tabel 2.12 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik Score (dan bobot) Permasal Readi Persep Penerima ahan Propoor Criteri ness Program si manfaat mendesa Pokja k a Kesiapa n Pendan aan 20% 20% 15% 15% 10% 20% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Penyusunan Masterplan Persampahan skala kabupaten dan skala kota serta dokumen ,65 1 perencanaan persampahan lainnya 2 Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya dan tata cara serta gerakan ,55 1 pemilahan sampah dari sumbernya 3 Penyusunan perda terkait pengelola persampahan , Pembangunan TPS , Pembangunan TPST 3R , Pengadaan sarana persampahan , Pengadaan alat angkut sampah , Pembentukan kelembagaan TPA, pemantauan dan ,75 2 pelatihan 9 Pembangunan komposting komunal , Pengadaan fasilitas TPA Regional Tebing Liring , Pelatihan pengelolaan sampah 3R bagi kader desa, RT/RW maupun aparat pengelola persampahan ,10 2 Score total Uruta n priorit as 32

42 Prosentasi 2.4 DRAINASE PERMASALAHAN DRAINASE Tabel 2.13 Permasalahan Drainase A. Sistem Drainase User Interface: Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari : 93,3% Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin: Prosentasi Banjir Rutin di Wilayah Studi Claster 0 Claster 1 Claster 2 Claster 3 Claster 4 Total TIDAK ,5 16,6 48,1 85,7 44,2 YA 0 36,5 83,4 51,9 14,3 55,8 Terdapat 55,8% rumah tangga pernah mengalami banjir sekali dalam setahun (EHRA, mei 2013) Data Genangan : No. Lokasi Genangan 1 Kelurahan Antasari a. Jl. Abdul aziz b. Jl. P. Antasari c. Jl. Gusti Saputra d. Jl. Bihman Villa 2 Kel. Murung Sari a. Jl. A. Yani b. Jl. Basuki Rahmat c. Jl. KH. Ahmad Dahlan Luas Genangan (Ha) Lama Genangan Tinggi Genangan (> atau <3 jam) (> atau <30 cm) tergantung curah hujan ± 6 ha > 3 jam < 30 cm ± 2 ha > 3 jam < 30 cm 3 Kel. Kebun Sari ±5 ha > 3 jam < 30 cm 33

43 Penampungan / Pengolahan Awal: 4 Sungai Malang 4 ha >3 jam > 30cm 5 Palampitan Hilir 1 ha >3 jam > 30cm 6 Tambalangan 3 ha >3 jam > 30cm 7 Hulu Pasar 3 ha >3 jam > 30cm 8 Palampitan Hulu 1 ha >3 jam > 30cm 9 Perum CPI 1, Perum CPI 3 ha >3 jam > 30cm 2, Perum Jumba Lestari Jumlah 28 ha grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan Pengaliran: Kondisi drainase berdasarkan hasil EHRA Mei 2013: GENANGAN AIR DI KAB. HSU TAHUN ,36 67,64 Ya Tidak Luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah 892,7 km² atau 2,38% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan, dari total wilayah tersebut sebagian besar terdiri atas dataran rendah yang digenangi oleh lahan rawa baik yang tergenang secara monoton maupun yang tergenang secara periodik. Data lain berdasarkan hasil EHRA Bulan Mei 2013: Dokumen Perencanaan B. Lain-lain: 2. Aspek Kelembagaan: Ditemukan bahwa sekitar 9,4 % rumah tangga memiliki lingkungan sekitar rumah yang terdapat genangan air Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water). Prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik 71% ( meter) Akses masyarakat terhadap sarana drainase masih 4,19 % Luas area genangan di wilayah perkotaan 28 Ha Belum tersedianya master plan drainase skala kabupaten/kecamatan Master Plan drainase skala kota belum di review Belum ada instansi yang khusus menangani drainase (tupoksi antar SKPD dalam penanganan drainase tidak jelas) 34

44 3. Aspek Pendanaan: 4. Aspek Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta: 5. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: 6. Karakteristik Wilayah 7. Aspek Teknis & Konstruksi Tupoksi penanganan drainase dalam satu SKPD pun tidak jelas Koordinasi antar SKPD kurang menyebabkan pola penanganan drainase dalam kota pun tidak terintegrasi dengan baik SDM kurang memadai dari sisi kuantitas Pengelolaan drainase masih minim Belum dilakukan penarikan retribusi terkait dengan drainase Masih minimnya biaya operasional yang dianggarkan pemerintah Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis Belum ada investasi dunia usaha / swasta pada pembangunan drainase Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan drainase sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik Masyarakat dalam mendirikan sebuah bangunan baik bangunan masyarakat maupun pemerintah, sering menutup saluran drainase yang telah ada. Belum ada perda terkait dengan pengelolaan drainase Belum ada perda penarikan retribusi drainase Belum ada perda/perbup yang mengatur tentang larangan/sanksi penutupan saluran drainase Kondisi wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara yang merupakan daerah rawa dan kawasan dataran rendah sangat berpotensi untuk menimbulkan genangan Belum adanya database elevasi daerah-daerah rawan genangan di perkotaan yang akurat Pembuangan akhir yang terbangun tidak mampu mengalirkan air hujan dan banjir kiriman (khusus daerah perkotaan/ Jl. Basuki rahmat dan Jl. A. Yani) Banjir kiriman mengakibatkan pendangkalan sungai karena bercampur dengan lumpur Belum ada dinding penguat pada saluran primer SASARAN PEMBANGUNAN DRAINASE Tabel 2.14 Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase Tujuan : Terwujudnya pembangunan drainase yang partisipatif, berwawasan lingkungan dan tanggap kebutuhan di Kabupaten Hulu Sungai Utara Sasaran : 1) Berkurangnya luas daerah genangan dengan memprioritaskan penanganan di wilayah perkotaan dari 28 ha menjadi 0 ha pada tahun ) Bertambah panjangnya saluran drainase yang berfungsi dengan baik dari 71% menjadi 100% di wlilayah perkotaan pada akhir tahun ) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan drainase yang komprehensif pada tahun ) Tersedianya peraturan daerah maupun peraturan bupati tentang pengelolaan drainase lingkungan yang komprehensif pada tahun

45 5) Meningkatnya peran serta masyarakat terhadap pemeliharaan drainase yang terbangun hingga akhir tahun ) Meningkatnya pendanaan sektor drainase hingga akhir tahun ) Meningkatnya kapasitas kelembagaan dalam bidang perencanaan & koordinasi, pemeliharaan, pelaksanaan dan pengendalian No Tabel 2.15 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase Sistem Cakupan Layanan Eksisting (%) Sasaran Tahun Keteran gan (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) A Cakupan Layanan Akses Drainase 4,19 4,31 4,80 5,44 5,73 7,19 2 Fungsi Drainase B PENANGANAN BERBASIS MASYARAKAT PRIORITAS PEMBANGUNAN DRAINASE No Tabel 2.16 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Drainase Score (dan bobot) Readi Permas ness Program Penerima alahan Perseps Propoor criteri manfaat mendes i Pokja a ak Kesiapa n Pendana an (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Penyusunan database elevasi daera-daerah genangan di perkotaan , Review master plan drainase skala kota Score total Urutan priorita s , Pembangunan saluran drainase sekunder , Rehab saluran drainase sekunder , Pembangunan saluran drainase tersier , Pembangunan saluran drainase primer , Penyusunan master plan ,

46 drainase skala kabupaten 8 Rehab saluran drainase tersier , Penyusunan perda pengelolaan drainase lingkungan , PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) PERMASALAHAN KESEHATAN terkait PHBS Berdasarkan hasil Studi EHRA Mei 2013, maka: Permasalahan lain terkait PHBS Tabel 2.17 Permasalahan mendesak PHBS terkait sanitasi Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat didukung kondisi lingkungan tempat tinggal. Masyarakat yang buang sampah dan buang air besar ke sungai masih tinggi. Masih rendahnya jumlah desa STBM/SBS Belum optimalnya penggalian potensi media-media yang ada dimasyarakat (media lokal) dalam penyadaran higiene Masih rendahnya penerapan sanitasi di tingkat sekolah SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN (PHBS) Tabel 2.18 Tujuan dan Sasaran PHBS terkait sanitasi Tujuan : Meningkatnya intensitas masyarakat yang sadar terhadap perilaku hidup bersih dan sehat secara terus menerus terkait dengan sanitasi. Sasaran : 1. Meningkatnya cakupan penduduk yang menerapkan PHBS dari 41% menjadi 60 % pada tahun Meningkatnya jumlah desa STBM/SBS dari 1,8% menjadi 20% pada akhir tahun Dioptimalkannya peran media-media pilihan dalam masyarakat untuk penyadaran hygiene pada akhir tahun Meningkatnya kesadaran anak sekolah dan pondok pesantren dalam aspek PHBS pada akhir tahun

47 2.5.3 PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN (PHBS) N o Tabel 2.19 Prioritas implementasi program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi Score (dan bobot) Program Penerima manfaat Permas alahan mendes ak Pers epsi Pokj a Propoor Readine ss Criteria Kesiapa n Pendan aan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Road show penyuluhan PHBS (CTPS, stop BABS, dan Membuang sampah pada tempatnya) di sekolahsekolah, ,20 2 pondok pesantren, perkantoran, permukiman dan TTU 2 Penyuluhan/kampanye Perilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS) meliputi CTPS, stop BABS dan membuang ,85 3 sampah pada tempatnya melalui siaran radio atau TV lokal 3 Tindakan Pemicuan BABS , Pelatihan Pembuatan Jamban Sehat 2 4 3,20 1 Pembuatan Media-media 5 promosi dan informasi sadar hidup sehat seperti spanduk, ,55 2 banner, stiker, dll 6 Pembinaan sekolah adiwiyata ,35 2 Scor e total Uruta n priorit as 38

48 2.6 KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis (KKL) Air Limbah Permasalahan mendesak Praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) masyarakat saat ini sebesar 46,3% Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana air limbah domestik yang layak, aman dan ramah lingkungan Meningkatnya proporsi/ jumlah rumah tangga yang memiliki akses air limbah domestik baik berupa jamban pribadi, MCK++ maupun tangki septik komunal Peningkatan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah baik sistem onsite di perkotaan maupun perdesaan Program Lingkungan Sehat Perumahan 1. Pembangunan MCK++ 2. Pembangunan Tangki septik komunal untuk 5KK 3. Stimulan jamban keluarga (JAGA) untuk MBR Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik hingga akhir tahun 2018 Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat dan dunia usaha terhadap pentingnya pengelolaan air limbah permukiman lewat kampanye, edukasi dan sosialisasi Program Pengembangan Lingkungan Sehat Kampanye, edukasi dan sosialisasi Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) 39

49 Belum ada/tersedia Instalasi pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) maupun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kawasan Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW perkotaan Belum ada studistudi terkait perencanaan IPLT maupun IPAL kawasan Belum ada perangkat Perda maupun perbup terkait pengelolaan air limbah domestik Belum adanya Perda terkait Retribusi Air Limbah Permukiman Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana air limbah domestik yang layak, aman dan ramah lingkungan Terbangunnya sarana pengolahan lumpur tinja yang ramah lingkungan pada tahun 2018 Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik skala kabupaten dan perencanaan IPLT maupun IPAL tahun 2015 Tersedianya peraturan pengelolaan air limbah domestik yang komprehensif pada akhir tahun 2016 Dalam jangka menengah merencanakan pembangunan IPLT yang ramah lingkungan Menyusun perencanaan air limbah yang domestik yang komprehensif Menyusun perangkat peraturan baik dalam bentuk perda maupun perbup yang mendukung penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Lingkungan Sehat Perumahan Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) 1. Penyusunan master plan air limbah domestik skala kabupaten 2. Penyusunan studistudi perencanaan IPLT maupun IPAL 1. Penyusunan peraturan daerah maupun perda sanitasi (Larangan BABS, Buang sampah) 2. Penyusunan raperda pengelolaan IPLT 40

50 Belum adanya perda larangan BABS di sungai/danau/ tempat terbuka lainnya Belum ada sektor swasta untuk melakukan investasi sektor air limbah Belum ada penggalian potensi pendanaan dari masyarakat Terbatasnya SDM (kuantitas dan kualitas) yang terkait pengelolaan air limbah domestik Rendahnya koordinasi antar instansi/skpd dalam penetapan kebijakan air limbah domestik Belum ada instansi yang khusus Meningkatnya sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan melalui kemitraan pemerintah dan swasta Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dan koordinasi antar instansi yang terkait dalam pengelolaan Air Limbah Permukiman Mendorong pembiayaan alternatif bagi pembangunan air limbah permukiman 1. Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraa n air limbah domestik 2. Fasilitasi peningkatan pengelolaan air Program pengembangan kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program pengembangan kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 1. Penyusunan juklak dan juknis investasi swasta bidang air limbah domestik 1. Pelatihan aparat yang menangani air limbah 2. Rapat koordinasi antar SKPD 3. Bimbingan teknis terkait pengelolaan air limbah domestik 41

51 menangani pengelolaan limbah domestik air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten Masih tingginya perilaku BABS di sungai, danau, rawa yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas air tanah maupun air permukaan Meningkatnya kualitas air tanah dan air permukaan yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara Mendorong kerjasama antar SKPD dalam upaya melindungi badan air dari pencemaran Air Limbah Permukiman Program Pengendalian Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup 1. Pemantauan kualitas air sungai 2. Pemantauan kualitas air sumur/pdam/amiu 3. Pemeriksaan kualitas udara ambeint 42

52 Tabel 2.21 Kerangka Kerja Logis (KKL) Persampahan Permasalahan mendesak Belum optimalnya layanan persampahan di wilayah perkotaan maupun perdesaan Fasilitas penunjang maupun fasilitas dasar TPA Regional belum optimal untuk mengoperasikan system sanitary landfill Pemberlakukan perda dilarang buang sampah ke sungai belum optimal. Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif dalam Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Tercapainya sasaran pembangunan persampahan melalui rencana, program dan pelaksanaan kegiatan yang efektif, efisien dan terpadu. Meningkatnya cakupan layanan persampahan di perkotaan dari 62 % menjadi 75% dan cakupan layanan skala kabupaten dari 27 % menjadi 50 % pada akhir tahun 2018 Meningkatnya kinerja pengelolaan sampah di TPA Regional Tebing Liring yang sudah beroperasi dengan sistem sanitary landfill pada akhir tahun 2018 Bertambahnya peraturan persampahan yang baru hingga akhir tahun 2018 berdasarkan UU RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana melalui penambahan sarana persampahan khususnya armada pengangkut sampah sesuai kebutuhan. Meningkatkan kualitas/kinerja pengelolaan TPA Regional Tebing Liring Menyusun ataupun merevisi perangkat peraturan baik dalam peraturan daerah maupun peraturan bupati yang mendukung 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 2. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1. Pembangunan TPS 2. Pengadaan alat angkut persampahan 3. Pengadaan sarana dan pasarasana persampahan Pengadaan sarana dasar dan fasilitas penunjang TPA Regional Tebing Liring 1. Penyusunan Revisi Perda Pengelolaan Persampahan Skala Kabupaten 2. Sosialisasi penangangan/ 43

53 hal penarikan retribusi sampah Belum optimalnya sosialisasi ketentuan penanganan/pengelola an sampah terhadap masyarakat Belum tersedianya master plan persampahan skala kabupaten dan dokumen/studi perencanaan persampahan lainnya Kebiasaan masyarakat untuk membuang sampah ke sungai/danau/rawa dan kebiasaan membakar sampah masih tinggi Tercapainya sasaran pembangunan persampahan melalui rencana, program dan pelaksanaan kegiatan yang efektif, efisien dan terpadu. Persampahan Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan persampahan yang komprehensif tahun 2016 Pengurangan sampah dari sumbernya dari 3,29% - 16,46% di akhir tahun 2018 penyelenggaraan pengelolaan persampahan Menyusun perencanaan pengelolaan persampahan yang komprehensif 1. Meningkatkan kampanye /sosialisasi untuk tidak lagi membakar sampah melalui pemilahan sampah 3R 2. Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan pengelolaan sampah terhadap masyarakat 1. Penyusunan master plan persampahan skala kabupaten 2. Penyusunan studi-studi manajemen persampahan 1. Pembangunan TPST 3R 2. Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya dan tata cara serta gerakan pemilahan sampah dari sumbernya 44

54 Dinas teknis masih berfungsi sebagai operator dan regulator SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas Dukungan/komitmen politis semua stakeholder sangat kurang Tercapainya sasaran pembangunan persampahan melalui rencana, program dan pelaksanaan kegiatan yang efektif, efisien dan terpadu Tercapainya peningkatan kinerja institusi pengelola persampahan yang mantap hingga akhir tahun Meningkatkan kinerja institusi pengelola persampahan 2. Meningkatkan kualitas SDM persampahan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1. Perkuatan Institusi & SDM Persampahan 2. Pelatihan 3R bagi aparat pengelola persampahan 45

55 Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis (KKL) Drainase Permasalahan mendesak Masih terdapat daerah-daerah rawan genangan di wilayah perkotaan seluas 28 ha Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Terwujudnya pembangunan drainase yang pastisipatif, berwawasan lingkungan dan tanggap kebutuhan di Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2018 Berkurangnya luas daerah genangan dengan memprioritaskan penanganan di wilayah perkotaan dari 28 ha menjadi 0 ha pada tahun 2018 Meningkatkan akses layanan drainase di wilayah padat huni di perkotaan Program pembangunan saluran drainase/goronggorong 1. Pembangunan saluran drainase primer 2. Pembangunan saluran drainase sekunder 3. Pembangunan saluran drainase tersier Masih banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik Perencanaan drainase (master plan drainase belum di review) Belum adanya out line plan drainase Bertambah panjangnya saluran drainase yang berfungsi dengan baik dari 71% menjadi 100% di wlilayah perkotaan pada akhir tahun 2018 Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan drainase yang komprehensif pada tahun 2016 Merehabilitasi saluran drainase primer, saluran sekunder dan saluran tertier Mereview perencanaan drainase perkotaan serta menyusun studistudi terkait drainase lain. Program pembangunan saluran drainase/goronggorong Program pembangunan saluran drainase/goronggorong 1. Rehab saluran drainase Primer 2. Rehab saluran drainase sekunder 3. Rehab saluran drainase tertier 1. Penyusunan outline plan sistem drainase 2. Penyusunan database elevasi 46

56 genangan perkotaan 3. Review master plan drainase Belum ada perda terkait dengan pengelolaan drainase Belum ada perda penarikan retribusi drainase Belum ada perda/perbup yang mengatur tentang larangan/sanksi penutupan saluran drainase Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pemeliharaan saluran drainase yang telah terbangun Terwujudnya pembangunan drainase yang pastisipatif, berwawasan lingkungan dan tanggap kebutuhan di Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2018 Tersedianya peraturan daerah maupun peraturan bupati tentang pengelolaan drainase lingkungan yang komprehensif pada tahun 2016 Meningkatnya peran serta masyarakat terhadap pemeliharaan drainase yang terbangun hingga akhir tahun Penyusunan perda tentang kewajiban dan sanksi untuk masyarakat dan bangunan pemerintah membuat drainase yang terhubung dengan drainase sekunder 2. Menyusun regulasi mengenai rencana detail tata ruang kawasan permukiman Pengembangan kampanye peningkatan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan drainase yang terbangun Program pembangunan saluran drainase/goronggorong Program pembangunan saluran drainase/goronggorong Penyusunan perda/perbup drainase lingkungan Pembentukan KSM pengelola drainase lingkungan 47

57 Belum dilakukannya penarikan retribusi terkait dengan drainase Masih minimnya biaya operasional yang dianggarkan pemerintah Koordinasi antar SKPD kurang menyebabkan pola penanganan drainase dalam kota pun tidak tertintegrasi SDM kurang memadai dari sisi kuantitas Terwujudnya pembangunan drainase yang pastisipatif, berwawasan lingkungan dan tanggap kebutuhan di Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2018 Meningkatnya pendanaan sektor drainase Meningkatnya kapasitas kelembagaan dalam bidang perencanaan & koordinasi, pemeliharaan, pelaksanaan dan pengendalian Mengembangkan pembiayaan melalui penetapan reribusi 1. Pengembangan kapasitas SDM 2. Peningkatan koordinasi antar instansi terkait Program pembangunan saluran drainase/goronggorong Program pembangunan saluran drainase/goronggorong Pembentukan KSM pengelola drainase lingkungan Pelatihan-pelatihan aparat drainase 48

58 Tabel 2.23 Kerangka Kerja Logis (KKL) PHBS Permasalahan mendesak 1. Masih rendahnya kesadaran sebagian kecil masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat didukung kondisi lingkungan tempat tinggal 2. Masyarakat yang buang sampah dan buang air besar ke sungai masih tinggi Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Meningkatnya intensitas masyarakat yang sadar terhadap perilaku hidup bersih dan sehat secara terus menerus disektor sanitasi Meningkatnya cakupan penduduk yang menerapkan PHBS dari 41% menjadi 60 % pada tahun Mengembangkan kemitraan dengan kelompok UKBM, PKK, CSR, LSM dan kelompok masyarakat dalam penyadaran personal higiene/phbs 2. Optimalisasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan terkait kebijakan PHBS 3. Optimalisasi sosialisasi dan promosi dengan mengembangkan sarana dan parsarana yang tepat sasaran 4. Meningkatkan sarana dan prasarana CTPS di tatanan Program Pengembangan Lingkungan Sehat 1. Roadshow penyuluhan PHBS (CTPS, stop BABS dan membuang sampah pada tempatnya) 2. Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat (banner, baliho, stiker, booklet, dll) 3. Pengadaan sarana CTPS di Tempattempat umum (TTU) 49

59 sekolah dan Tempat-tempat Umum Masih rendahnya jumlah desa STBM/SBS Belum optimalnya penggalian potensi media-media yang ada dimasyarakat (media lokal) dalam penyadaran higiene Meningkatnya intensitas masyarakat yang sadar terhadap perilaku hidup bersih dan sehat secara terus menerus disektor sanitasi Meningkatnya jumlah desa STBM/SBS dari 1,8% menjadi 20% pada akhir tahun 2018 Dioptimalkannya peran media-media pilihan dalam masyarakat untuk penyadaran higiene pada akhir tahun 2018 Melakukan tindakantindakan pemicuan BABS dan stimulan jamban bagi MBR di pedesaan Optimalisasi mediamedia lokal dalam melakukan sosialisasi penyadaran higiene Program Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat Program Upaya Kesehatan Masyarakat 1. Tindakan pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 2. Pelatihan pembuatan jamban sehat Penyuluhan dan kampanye PHBS melalui siaran radio maupun televisi lokal yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara Masih rendahnya penerapan sanitasi di tingkat sekolah Meningkatnya kesadaran anak sekolah dan pondok pesantren dalam aspek PHBS pada akhir tahun 2018 Meningkatkan sosialisasi PHBS pada tatanan institusi pendidikan secara berkelanjutan Program Upaya Kesehatan Masyarakat 1. Lomba sekolah sehat se Kab. Hulu Sungai Utara 2. Pembinaan sekolah Adiwiyata 50

60 51

61

62 BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 RENCANA KEGIATAN AIR LIMBAH Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Kata sanitasi juga mengacu pada pada kemampuan untuk menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO). Sanitasi merupakan bagian dari sistem pembuangan air limbah, yang khususnya menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, dapat juga dari sisa-sisa proses industri, pertanian, peternakan dan fasilitasfasilitas kesehatan. Sesuai dengan target pelayanan universal acces yang tentunya menjadi acuan jangka panjang dalam pengelolaan air limbah, memperlihatkan proyeksi target pelayanan yang hendak dicapai pada tahun 2019 adalah 100%. Bila dilihat kondisi eksisting, akses pelayanan air limbah di kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2013 baru mencapai 53,7%, sedangkan target yang harus dicapai adalah 100%, maka terlihat masih terdapat ketertinggalan pelayanan sebesar 46,3%. Berarti pada tahun 2018 (proyeksi penduduk 2018 adalah jiwa) harus dicapai tambahan akses pelayanan air limbah lagi untuk jiwa penduduk. Dengan layanan air limbah domestik eksisting berarti masih terdapat permasalahan yang cukup mendesak dalam air limbah yaitu masih tingginya angka BABS yaitu sekitar 46,3%. Untuk mengatasi tingginya angka BABS tersebut, terdapat beberapa sasaran yang akan dicapai hingga akhir tahun perencanaan yaitu berkurangnya praktek BABS menjadi 0% pada tahun 2018, kampanye, edukasi dan sosialisasi stop BABS, stimulan jamban untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), penyediaan MCK++ dan tangki septik komunal (layanan 5 KK), terbangunnya sarana pengolahan lumpur tinja yang ramah lingkungan pada tahun 2018 serta ditunjang dengan beberapa peraturan daerah yang akan mendukung penyelenggaran pengelolaan air limbah domestik Sarana dan Prasarana Air Limbah Rencana Sistem Setempat (On-site) : sistem individual maupun komunal Sarana dan prasarana fisik air limbah untuk sistem individual maupun komunal akan lebih diarahkan ke pembangunan MCK++ dan penyediaan jamban keluarga serta pembangunan tangki septik komunal yang berbasis masyarakat maupun berbasis kelembagaan Penyediaan jamban keluarga (jaga) diarahkan kepada keluarga atau masyarakat berpenghasilan rendah, sementara MCK++ direncanakan dibangun di beberapa pesantren 51

63 sebagai uji coba (diasumsikan pembangunan MCK++ akan diarahkan ke permukiman jika uji coba di pesantren berhasil). Pembangunan septik tank komunal akan difokuskan pada derah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, namun sampai pada akhir perencanaan hanya akan dibangun beberapa tangki septik komunal (layanan 5KK/unit) Sementara pembangunan WC Umum tidak direncanakan lagi hingga tahun 2018 karena dari hasil analisis pokja, sarana sanitasi berupa WC Umum banyak yang tidak difungsikan oleh masyarakat. Rencana sistem terpusat (Off-site) : IPAL Kawasan dan skala kota Hingga akhir perencanaan, pembangunan IPAL Kawasan dan skala kota belum dibangun tetapi diarahkan ke penyusunan studi terkait IPAL Kawasan. Sementara untuk pembangunan IPLT direncanakan pada tahun 2018 dengan penyiapan readiness kriteria (master plan air limbah, DED, penyiapan lahan) direncanakan pada tahun Kegiatan Pendukung Air Limbah Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencanaan teknis yang diperlukan dalan rangka mendukung kegiatan fisik khususnya berbasis kelembagaan meliputi : a) Penyusunan master plan air limbah skala kabupaten b) Studi kelayakan, studi lingkungan (UPL & UKL) c) Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku Kelembagaan, Peraturan, komunikasi Dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi merupakan keharusan untuk memperhatikan aspek kelembagaan, peraturan dan komunikasi, kegiatan pendukung tersebut meliputi : a) Pembentukan kelembagaan yang bersifat nonformal atau berbasis masyarakat yaitu KSM untuk pengelola MCK++ dan tangki septik komunal, pembentukan badan pengelola IPLT b) Penyusunan perda sanitasi tentang larangan Buang Air Besar Sungai dan buang sampah di sungai/danau/rawa/kebun, perda pengelolaan air limbah termasuk limbah B3 maupun peraturan ijin pembuang limbah cair serta perda pengelolaan IPLT. Peraturan maupun regulasi ini akan mengatur pengelolaan air limbah secara keseluruhan c) Pemantauan kualitas lingkungan meliputi pemantauan kualitas air sungai, air sumur gali/pdam/amiu serta pemantauan kualitas udara ambient 52

64 d) Komunikasi meliputi kegiatan berupa kampanye, sosialisasi, edukasi, pemicuan baik langsung mapun melalui kader-kader sanitasi/sanitarian maupun melalui siaran radio maupun tayangan televisi-televisi lokal di Amuntai (Karias TV, OGGY TV, AM TV,radio lokal). Perhitungan Sarana dan Prasarana 53

65 No Uraian Kegiatan Kegiatan Sasaran BABS 0% 1 Program penyediaan JAGA (jamban keluarga) 2 Program Pembangunan Tangki Septik Komunal (1 unit melayani 5KK) 3 Program Pembangunan MCK++ 4 Kampanye, Pemicuan & Edukasi Jumlah Penerima Manfaat 5 Penyusunan Master Plan Air Air Limbah Detail Lokasi Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Jumlah Penduduk terlayani (jiwa) Satuan Tahun Pelaksanaan Jumlah Volume 150 desa unit desa unit desa unit desa Paket/ keg Amuntai dokumen Program Pembangunan IPLT Kab. HSU unit Pengadaan Truk Tinja Kab. HSU unit Penyusunan perda sanitasi Amuntai dokumen Penyusunan raperda IPLT Amuntai dokumen Pemantauan kualitas lingkungan Tersebar di Kab. HSU paket

66 Gambar 3.1 Peta Lokasi Infrastruktur Air Limbah Eksisting Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, tahun

67 Gambar 3.2 Peta Lokasi Rencana Pembangunan Infrastruktur Air Limbah Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, tahun

68 3.2 RENCANA KEGIATAN PERSAMPAHAN Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat berimplikasi pada peningkatan volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Hal ini memerlukan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dan perubahan paradigma masyarakat bahwa sampah adalah sumber daya sebagaimana diamanatkan Undang-undang nomor 15 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Pernasalahan persampahan di Kabupaten Hulu Sungai Utara menunjukkan kecenderungan semakin besarnya timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan beban pelayanan persampahan menjadi semakin berat dari waktu ke waktu. Di pihak lain kemampuan pendanaan daerah tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan khususnya untuk bidang persampahan. Agar pengelolaan persampahan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan maka sangat diperlukan adanya upaya untuk mengurangi timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Permasalahan tersebut tidak hanya berhenti pada permasalahan pelayanan ataupun pendanaan tetapi ditambah dengan perilaku masyarakat yang sebagian besar masih mengelola sampah dengan cara membuang ke sungai/danau/rawa dan membakar khususnya di wilayah perkotaan meskipun sudah perda yang mengatur tentang retribusi sampah dan perda untuk membuang sampah pada TPS yang ada. Beberapa sasaran yang ingin dicapai berdasarkan permasalahan tersebut adalah meningkatkan layanan persampahan skala kota dari 62% menjadi 75% di akhir tahun 2018 dan dari 27% menjadi 50% di akhir tahun 2018 untuk penanganan skala kabupaten dengan memprioritaskan pelayanan untuk daerah perkotaan. Sasaran lain adalah pengurangan sampah dari sumbernya pada akhir perencanaan dari 3,29 % menjadi 16,46 % melalui pembangunan TPST 3R serta penyediaan studi-studi pendukung persampahan dan revisi perda persampahan Sarana dan Prasarana (Fisik) Persampahan Rencana Penanganan Sampah Penanganan timbulan sampah yang semakin meningkat hingga akhir tahun perencanaan akan ditangani dengan meningkatkan layanan persampahan hingga 75% untuk wilayah perkotaan dan perdesaan dengan menambah beberapa sarana fisik yaitu : - Penambahan jumlah TPS yang tersebar khusus wilayah perkotaan dan TPS yang akan ditempatkan pada beberapa ibukota kecamatan - Penambahan sepeda motor roda tiga kapasitas 1,5m3/hari untuk menjangkau desa-desa yang belum memiliki akses jalan yang baik (belum dapat dijangkau kendaraan roda 4) - Penambahan alat angkut ke TPA Regional yaitu dump truck, kontainer sampah, dump truck terpilah, arm roll truck 57

69 - Pengadaan gerobak sampah terpilah, tempat sampah terpilah untuk rumah tangga maupun tempat-tempat umum direncanakan untuk wilayah perkotaan. - Peningkatan kinerja TPA Regional dengan penambahan fasilitas dasar, fasilitas penunjang maupun fasilitas operasional. Rencana Pengurangan Sampah Beberapa sarana fisik yang direncanakan untuk mendukung kampanye pengurangan sampah dari sumbernya adalah : - Pembangunan TPST 3R yang direncanakan 3 unit per tahun sehingga pada tahun 2018 terbangun 12 buah TPST 3R Peta Dalam peta berikut digambarkan peta kondisi eksisting persampahan dan peta rencana lokasi infrastruktur persampahan hingga akhir perencanaan yaitu tahun Kegiatan Pendukung Persampahan Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencanaan teknis yang diperlukan dalan rangka mendukung kegiatan fisik persampahan khususnya berbasis kelembagaan meliputi : a) Penyusunan master plan persampahan skala kabupaten b) Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah kabupaten dan manajemen operasional sarana & prasarana persampahan c) Studi manajemen pengelolaan persampahan d) Penyusunan Kebijakan kerjasama pengelola persampahan e) Perencanaan teknis pengelolaan kebersihan & lingkungan Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku. Kelembagaan, Peraturan, komunikasi Dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi, adalah merupakan keharusan untuk memperhatikan aspek kelembagaan, peraturan dan komunikasi, kegiatan kegiatan pendukung tersebut meliputi : a) Pembentukan kelembagaan yang bersifat nonformal atau berbasis masyarakat yaitu KSM untuk pengelola TPST 3R, Pembentukan badan pengelola TPA Regional b) Perkuatan institusi dan SDM serta pelatihan-pelatihan untuk aparat persampahan. c) Penyusunan perda berupa larangan perda pengelolaan persampahan, perda larangan buang sampah di sungai/danau/rawa, perda pengelolaan TPA Regional Tebing Liring, perda pengelolaan TPST 3R dan penyusunan raperda TPA Regional Tebing Liring. Peraturan maupun regulasi ini akan mengatur pengelolaan persampahan secara keseluruhan 58

70 d) Komunikasi meliputi kegiatan berupa kampanye pengurangan sampah dari sumbernya, kampanye tata cara dan gerakan pemilhan sampah dari sumbernya, promosi penggunaan daur ulang sampah, sosialisasi dan edukasi baik langsung mapun melalui kader-kader kelurahan serta melalui siaran radio maupun tayangan televisi-televisi lokal di Amuntai (Karias TV, OG TV, AMTV). Perhitungan Sarana dan Prasarana 59

71 Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Persampahan No Uraian Kegiatan Detail Lokasi Jumlah Tahun Pelaksanaan Jumlah Satuan Penduduk Volume 1 Penyusunan master plan persampahan amuntai jiwa paket skala kabupaten 2 Promosi penggunaan daur ulang sampah amuntai jiwa paket Perkuatan institusi & SDM amuntai jiwa paket Kampanye pengurangan sampah dari Kab. HSU jiwa paket sumbernya 5 Kampanye tatacara dan gerakan Kab. HSU jiwa paket pemilihan sampah dari sumbernya 6 Pengadaan tempat sampah terpilah untuk Kota Amuntai jiwa buah rumah tangga 7 Pengadaan tempat sampah terpilah Kota Amuntai jiwa buah ditempat umum/jalan 8 Pembentukan kader warga peduli Kota Amuntai 40 jiwa RT lingkungan di kelurahan 9 Pelatihan 3R bagi aparat pengelola Banjang, amuntai 200 jiwa orang persampahan selatan, danau panggang, sungai pandan, amuntai tengah 10 Pelatihan 3R bagi kader desa dan RT/RW Banjang, amuntai jiwa orang selatan, danau panggang, sungai pandan, amuntai tengah 11 Pengadaan sepeda motor roda 3 40 desa 3000 jiwa buah Pengadaan gerobak sampah biasa Kab. HSU jiwa buah Pengadaan gerobak sampah bersekat Kota amuntai 3000 jiwa buah

72 14 Pembangunan TPS Kab. HSU jiwa buah Pengadaan Dump truck 9 kecamatan jiwa unit Pengadaan dump truck terpilah 4 kecamatan jiwa unit Pengadaan compactor terpilah Kota Amuntai jiwa unit Pengadaan truck penyapu jalan Kota Amuntai jiwa unit Pengadaan kontainer 9 kecamatan jiwa unit Pengadaan amroll 6 m3 Kota Amuntai jiwa unit Pembangunan TPST 3R 12 desa jiwa unit Pembangunan Prasarana dasar/fasilitas TPA Tebing Liring jiwa Unit umum TPA Regional 23 Pembangunan Fasilitas Penunjang TPA TPA Tebing Liring jiwa Unit Regional 24 Pengadaan fasilitas Operasional TPA TPA Tebing Liring jiwa unit Pembentukan lembaga pengelolaan TPA Kab. HSU jiwa dok Regional 26 Penyusunan Revisi Perda Pengelolaan Kab. HSU jiwa dok Persampahan 27 Penyusunan perda pengelolaan TPA Regional Kab. HSU jiwa dok

73 Gambar 3.3 Peta Lokasi Infrastruktur Persampahan Eksisting Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, tahun

74 Gambar 3.4 Peta Lokasi Rencana Pembangunan Infrastruktur Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Hulu Sungai Utara, Tahun

75 3.3. RENCANA KEGIATAN DRAINASE Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara yang memiliki luas 892 km² dengan mayoritas wilayahnya merupakan rawa yang berada pada kemiringan 0 2%. Kondisi wilayah yang didominasi oleh rawa dan kawasan dataran rendah menjadi tantangan dan peluang tersendiri bagi wilayah perkotaan, hal ini berpotensi terhadap kejadian banjir dan genangan sehingga memerlukan pengelolaan tata air yang termasuk sistem pamatusan yang terintegrasi. Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan drainase di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah bertambah panjangnya saluran drainase yang berfungsi dengan baik dan berkurangnya luas daerah genangan dengan memprioritaskan penanganan di wilayah perkotaan/permukiman serta penyusunan outline plan drainase dan ditunjang dengan penyusunan perbup drainase perkotaan. Berikut dijelaskan tentang rencana pembangunan sarana dan prasarana drainase serta kegiatan pendukung drainase serta peta rencana lokasi infrastruktur drainase sampai akhir perencanaan Sarana dan Prasarana Drainase Rencana Penanganan genangan di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara akan diprioritaskan ke wilayah perkotaan dengan menambah/merehab beberapa sarana fisik yaitu : - Pembangunan saluran dan gorong-gorong drainase sekunder - Rehab saluran dan gorong-gorong drainase sekunder - Pembangunan saluran dan gorong-gorong drainase tersier - Rehab saluran dan gorong-gorong drainase tersier - Pembangunan saluran drainase primer - Rehab saluran drainase primer Peta Dalam peta berikut menggambarkan lokasi atau titik-titik rawan genangan yang ada di wilayah perkotaan/permukiman Kegiatan Pendukung Drainase Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencanaan teknis yang direncanakan dalam penanganan drainase meliputi : a) Penyusunan data base elevasi daerah-gaerah genangan di perkotaan b) Review master plan drainase skala kota c) Outline plan sistem drainase d) Penyusunan data base sistem drainase skala kota/kawasan 64

76 Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku. Kelembagaan, Peraturan, Komunikasi Dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi, adalah merupakan keharusan untuk memperhatikan aspek kelembagaan, peraturan dan komunikasi, kegiatan kegiatan pendukung tersebut meliputi : a) Penyusunan perda maupun perbup tentang pengelolaan sistem drainase, penyusuna perda pembuatan drainase yang terhubung ke drainase sekunder. Peraturan maupun regulasi ini akan mengatur pengelolaan persampahan secara keseluruhan b) Komunikasi meliputi kegiatan berupa kampanye/sosialisasi perda pengelolaan drainase/kampanye peningkatan peran serta masyarakat c) Pembentukan kelompok swadaya masyarakat (KSM) pengelola drainase lingkungan mandiri. Tabel 65

77 Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Drainase No Uraian Kegiatan Detail Lokasi Jumlah Tahun Pelaksanaan Jumlah Satuan Penduduk Volume 1 Penyusunan database elevasi daeradaerah Kota Amuntai jiwa paket genangan di perkotaan 2 Review master plan drainase skala Kota Amuntai jiwa paket kota 3 Outline plan sistem drainase Kota Amuntai jiwa paket Pembangunan saluran drainase Sungai pandan, Amuntai tengah, jiwa Meter primer Amuntai selatan Kelurahan Murung Sari (Jl. A jiwa meter Rehabilitasi saluran drainase primer Yani, KH. Ahmad Dahlan), Kelurahan Murung Sari (Jl. Kuripan, Jl. Basuki Rahmat, Jl. Ade Erma Nasution, Jl. Persahabatan) 4 Pembangunan saluran drainase Jl, Abd Azis, Hulu Pasar, Jl. Gusti 2700 jiwa meter sekunder Saputra, Palampitan Hulu, Jl. Bihman Villa, Palampitan Hilir 6 Rehab saluran drainase sekunder Jl. P. Antasari, Jl. Gusti Saputra, Jl. A. Yani, Jl. Basuki Rahmat, Jl. KH Dahlan, Jl. Bihman villa, Jl. Abd. Aziz, Jl. Abd. Gani M 1435 jiwa meter Pembangunan saluran drainase tersier 8 Rehab saluran drainase tersier 9 Penyusunan perbup pengelolaan drainase lingkungan Jl. DR K H Idham Khalik, Perum CPI 2, Perum CPS, Perum Jumba Lestari, Perum banjang, Pasar Senen 2850 jiwa meter Perum CPI 1, Kel. Sungai 850 jiwa meter Malang, Palampitan Hilir Kab. HSU jiwa paket

78 Gambar 3.5 Peta Lokasi Infrastruktur Drainase Eksisting Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, Tahun 67

BAB V 5.1 AREA BERESIKO SANITASI INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V 5.1 AREA BERESIKO SANITASI INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1 AREA BERESIKO SANITASI Penetapan area berisiko bertujuan untuk memetakan area (kelurahan/desa) yang berada dalam kota/kabupaten yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI Program, kegiatan dan penganggaran yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya (penyusunan SSK) adalah merupakan daftar program, kegiatan dan penganggaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN Bab 1 ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahap ke 4 dari 6 (enam) tahapan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Setelah penyelesaian dokumen

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

Dokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Melawi BAB I PENDAHULUAN

Dokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Melawi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Tolitoli merupakan suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tolitoli (SSK)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luas wilayah Republik Indonesia dengan sebaran pulau, jumlah masyarakat permukiman dengan kendala pencapaian lingkungan sehat saat ini menjadi sasaran pembangunan pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 2014

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Pesawaran Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Pesawaran Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi layak perkotaan dimana didalamnya setiap

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA BUPATI HULU SUNGAI UTARA PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Target Millenium Development Goals (MDGs) menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tindaklanjut dari penyusunan Dokumen Buku Putih (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen MPS yang disusun oleh Pokja Sanitasi Kota Tangerang ini merupakan tindak lanjut dari penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan penyusunan Buku Putih Sanitasi

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

POKJA AIR MINUM DAN SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN ARU

POKJA AIR MINUM DAN SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN ARU BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan

Lebih terperinci

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pengelolaan pembangunan air limbah domestik Kota Tangerang yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 100% terlayani (universal akses)

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Buru Selatan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Buru Selatan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab IV ini merupakan inti dari Strategi Pengambangan Sanitasi Kota Tebing Tinggi tahun 2016-2020 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

Memorandum Program Sanitasi (MPS)

Memorandum Program Sanitasi (MPS) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek Sanitasi adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) Tabel 1. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan mendesak Tingginya Praktek BABS hingga saat ini sebesar 33,20% (13.230 KK) Isu-isu Strategis Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun .1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2007 NOMOR 12 SERI D NOMOR SERI 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2007 NOMOR 12 SERI D NOMOR SERI 1 SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2007 NOMOR 12 SERI D NOMOR SERI 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN HAUR GADING DENGAN

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek Buang Air Besar Sembarangan

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sebagai sebuah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi skala kota, kerangka kebijakan pembangunan sanitasi

Lebih terperinci

Memorandum Program Sanitasi Tidore Kepulauan

Memorandum Program Sanitasi Tidore Kepulauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Aspek Sanitasi adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT A. Sub Sektor Air Limbah Domestik Tabel Kerangka Kerja Logis (KKL) Sektor Air Limbah Domestik Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi (SWOT) Indikasi Program Indikasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 VISI DAN MISI SANITASI Visi merupakan suatu pemikiran atau pandangan kedepan, tentang apa, kemana dan bagaimana mencapai keadaan yang lebih baik di masa depan.

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur 2015-2019 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan, tingkat

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 45 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Sukabumi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Peningkatan akses layanan air limbah rumah tangga menjadi 85 90 % pada akhir

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek BABS dari 30,5 % menjadi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

2.1 Visi Misi Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi Penyiapan kerangka pembangunan sanitasi adalah merupakan milestone kedua dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dimana didalamnya terdapat sebuah tahapan yaitu formulasi visi misi. Berdasarkan Permendagri

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT LAMPIRANLAMPIRAN Lampiran : Hasil analisis SWOT o Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isuisu yang diidentifikasi (teknis dan nonteknis) Subsektor Air Limbah Sub Sektor : AIR LIMBAH No. Faktor

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Strategi percepatan pembangunan sanitasi berfungsi untuk mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui

Lebih terperinci

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Percepatan Pembangunan Sanitasi 18 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari penyusunan Sanitasi Kabupaten Pinrang yang memaparkan mengenai tujuan, sasaran dan strategi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

4.1 Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene

4.1 Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Pemerintah Kabupaten Hulu Utara telah melaksanakan pembangunan layanan sanitasi walaupun masih sangat terbatas. -kegiatan penyediaan

Lebih terperinci

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi 4.. Air limbah domestik Perencanaan pembangunan air limbah domestik di Kabupaten Pati didasarkan kepada permasalahan permasalahan mendesak dan posisi pengelolaan sanitasi

Lebih terperinci

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota. A. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) A.1. KERANGKA KERJA LOGIS AIR LIMBAH Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1. Rencana Kegiatan Air Limbah Sasaran dan strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi sanitasi, dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari

Lebih terperinci

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Latar Belakang Aspek Sanitasi adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola

Lebih terperinci

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana

Lebih terperinci

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Tana Toraja dalam rangka mencapai visi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah menuntut dikembangkannya berbagai

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing

Lebih terperinci

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, visi dan misi pembangunan jangka menengah adalah visi dan misi kepala daerah

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016 Lampiran- Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 06 I. Air Limbah a. Identifikasi isu isu strategis NO ELEMEN INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) Sudah ada dinas yang menangani

Lebih terperinci

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam menentukan visi dan misi sanitasi kabupaten Takalar, mengacu kepada visi dan misi kabupaten yang terdapat dalam RPJMD. Dengan adanya kesamaan persepsi dalam

Lebih terperinci

RENCANA IMPLEMENTASI BAB Kondisi Kesiapan Pelaksanaan

RENCANA IMPLEMENTASI BAB Kondisi Kesiapan Pelaksanaan RENCANA IMPLEMENTASI.1. Kondisi Kesiapan Pelaksanaan Bagian akhir dari Dokumen Memorandum Program sanitasi yakni pada Bab V yang membahas tentang rencana impelementasi kegiatatan Sarana fisik dan program

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan misi Kota Tomohon yang akan di capai yang terkandung dalam RPJMD dan disesuaikan dengan visi dan misi sanitasi yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan Misi Kabupaten Grobogan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011 2016 sebagai berikut : V I S

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. VISI DAN MISI SANITASI Visi merupakan suatu pemikiran atau pandangan kedepan, tentang apa, kemana dan bagaimana mencapai keadaan yang lebih baik di masa depan.

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada strategi percepatan pembangunan sanitasi ini akan menjelaskan pernyataan tujuan, sasaran, dan strategi yang ingin dicapai dalam pengembangan sanitasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 5 Strategi Monitoring dan Evaluasi 1.1 Kerangka Monitoring dan Evaluasi Implementasi SSK Monitoring dapat diartikan sebagai proses rutin pengumpulan

Lebih terperinci

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang MPS Kabupaten Bantaeng 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari negara-negara tetangga, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 L-3 Kerangka Kerja Logis TABEL KKL Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 TABEL KKL SUBSEKTOR KEGIATAN AIR LIMBAH IPLT masih dalam proses optimalisasi BABs masih 34,36% Cakupan layanan sarana prasarana

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Program prioritas sanitasi disusun berdasarkan kesesuaian prioritas penanganan sanitasi sebagaimana terdapat pada dokumen perencanaan daerah di bidang infrastruktur

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Grobogan, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Strategi Sanitasi Kabupaten Rembang tahun 2015-2019 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian serta strategi dan kebijakan setiap sub sektor

Lebih terperinci