.4. G. LOKON, Sulawesi Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ".4. G. LOKON, Sulawesi Utara"

Transkripsi

1 .4. G. LOKON, Sulawesi Utara Komplek G. Lokon (G. Lokon, Kawah Tompaluan dan G.Empung), dilihat dari puncak G.Mahawu) (PVMBG, 2009) KETERANGAN UMUM Nama Kawah Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Tompaluan : a. Geografi: Lokon 01 o 21,5' LU dan 124 o 47,5' BT Empung 01 o 22' LU dan 124 o 47,5' BT b. Administrasi: Kota Tomohon, Sulawesi Utara : Lokon 1579,5 m dml Empung 1340 m dml Tompaluan 1140 m dml : Tomohon, Tondano, Manado : Strato : Desa Kakaskasen, Kota Tomohon (01 o 20' 38,76 LU dan 124 o 50' 21,90 BT) ketinggian 826 m dpl PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Pendakian menuju Kawah Tompaluan yang merupakan pusat kegiatan G. Lokon saat ini dimulai dari Kakaskasen atau Kinilow, Perjalanan ditempuh selama 1,5 jam dengan menyusuri lembah (sungai kering) Pasahapen. Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi Sumberdaya alam yang utama berupa produk erupsi gunungapi, yaitu batu (lava) dan pasir (lahar). Batuan lava tersebar di bagian timur G. Lokon, disekitar Pasahapen, kini telah dikelola/ditambang oleh masyarakat maupun perusahaan swasta untuk keperluan

2 bangunan maupun jalan. Begitu pula dengan pasir yang berasal dari lahar, pada aliran sungai Pasahapen. Wisata Geowisata yang ditawarkan adalah areal perkemahan (camping ground) dan mendaki gunung (hiking) atau jalan - jalan di sekitar lereng, yang merupakan areal perkebunan rakyat. Areal perkemahan di lereng bagian timur, di sekitar lembah Pasahapen atau pada jalur/route pendakian ke kawah. Air bersih dapat diperoleh pada mata air di bagian hilir Kali Pasahapen atau air yang tergenang pada kali tersebut (jika musim hujan). Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh lk. 1,5 jam jalan kaki dari desa Kakaskasen I atau lk. 2 jam dari jalan raya Manado - Tomohon. Salah satu sudut penginapan yang terletak di sekitar kaki G. Lokon SEJARAH KEGIATAN Tahun Kegiatan 1829 Maret, terjadi eksplosif uap di pelana (Graafland, 1901) Maret, Menurut kakak beradik Sarasin (1901), telah bekerja dua buah boccaï sejumlah batu dilontarkan demikian pula bom siput selama berbulan-bulan Agustus, (Steup, 1931) september, erupsi abu, (Djatikoesoemo, 1952) Menurut Sudrajat (1952) mulai ada kenaikan tingkat kegiatan pada 14 September dengan erupsi kecil, tetapi erupsi sebenarnya mulai pada 2 Juli 1951 untuk berlangsung terus-menerus hingga akhir Kegiatan erupsi sebagai lanjutan dari dalam Erupsi agak besar terjadi pada 27 dan 28 Mei. Kegiatan baru menurun dan berhenti dalam November Kegiatan masih terjadi Kegiatan erupsi mulai pada 19 Pebruari dengan sebuah erupsi kecil yang memuntahkan lapili di sekitar kawah. Kemudian erupsi terjadi pada 4, Maret, 3-4 Mei. Kegiatannya berlangsung sepanjang tahun Kegiatan erupsi sejak Pebruari 1958, dilanjutkan dalam 1959, berlangsung terus sampai berakhir pada 23 Desember. Selama satu tahun ini terjadi erupsi abu diselingi erupsi kuat yang melontarkan batu. Hujan abu turun di sekitarnya. Dalam Agustus, September dan November tidak terjadi erupsi.

3 1961 Pada 19 Mei, Setelah istirahat lk. 2 tahun, terjadi lagi erupsi abu. Kegiatannya berlangsung terus sepanjang tahun. Erupsi abu kuat yang besar terjadi 2 kali yakni pada 24 Oktober dan 20 November Tidak ada keterangan lebih lanjut Kenaikan kegiatan Fasa eruptiva mulai pk pada 27 November. Esok harinya eksplosif pk menyebabkan erupsi abu setinggi 400 m. Hujan pasir belerangan. Kegiatan bertambah pada akhir tahun. Siswowidjoyo (1970) mengatakan, bahwa luncuran awan panas sepanjang lembah Pasahapen lk. 2 km jauhnya ke arah Kinilow Dari April hingga Desember terjadi erupsi abu September, peningkatan kegiatan Januari, Erupsi abu Pembentukan kubah lava Januari, terjadi erupsi, sumbat lava dihancurkan Maret, 5, 6, 27 April, 8, 13, 15, 17 Mei, 8, September, terjadi erupsi, sinar api Peningkatan kegiatan, asap bertambah tebal Hembusan asap Erupsi freatik, lahar ke S. Pasahapen. Terjadi erupsi, 24 Maret, 5, 7, 12, 27 April, 18 Mei, Juni, 14 Juli setinggi 3000 m. Agustus erupsi abu kecil. 4 September dengan tinggi erupsi 1500 m Januari, 11, 21 Maret, 10, 13 Mei, Erupsi abu April, 17, 18, 21 Juli, Erupsi abu Agustus, 5 September, terjadi erupsi April, 5 Mei, terjadi erupsi Januari, 6, 28 Maret, 10-11, 17, Mei, 1-30 Juni, Juli, Erupsi abu 19 September, 24 Oktober, terjadi erupsi dan pertumbuhan kubah lava. 25 Oktober, awan panas ke S. Pasahapen sejauh 1000 m, tinggi asap 2000 m Oktober, 1, 6, 12, 17, 20, 24 November, 1 Desember, terjadi erupsi April, kegiatan meningkat berupa gempa tremor. Juni - September, kegiatan meningkat berupa swarm gempa vulkanik Desember, terjadi erupsi freatik di dasar kawah, membentuk lubang dengan diameter lk. 5m Juli, terbentuk lubang baru di dasar kawah. Lubang yang berdiameter lk. 7 m, berbentuk seperti sumur memancarkan cahaya merah Januari pukul WITA, terjadi erupsi disertai oleh lontaran material pijar (bom vulkanik) yang jatuh di sekitar Kawah Tompaluan. 26 Maret, pukul WITA terjadinya erupsi abu. Erupsi ini disertai dengan suara gemuruh/dentuman. Warna asap hitam tebal dengan tinggi asap lk meter di atas bibir kawah, kemudian tertiup angin ke arah timur dan utara. Pada erupsi kali ini tidak disertai dengan lontaran material pijar. 20 Mei, pukul WITA terjadi erupsi dari kawah Tompuluan tinggi abu erupsi sekitar 900 meter di atas bibir kawah. Warna abu erupsi kelabu hitam dan tertiup angin ke arah utara, erupsi disertai dengan lontaran material pijar setinggi 400 meter dan jatuh di sekitar kawah Februari, pukul wita, terjadi erupsi abu. Hembusan asap berwarna hitam tebal mencapai tinggi 1000 m tertiup angin ke arah tenggara. Endapan abu tersebar di sekitar Desa Kakaskasen III, Talete I, Talete II, Rurukan dan sebagian di sekitar Tondano dengan ketebalan antara 0,5-2 mm. 10 April, pukul wita terjadi erupsi. Dalam suasana gelap terlihat lontaran material pijar dan jatuh kembali ke dalam kompleks kawah. Asap erupsi mencapai tinggi 1000 m di atas bibir kawah.

4 12 April, pukul wita erupsi susulan terjadi. Dalam suasana yang sudah mulai redup terlihat lontaran material pijar dan jatuh kembali ke dalam kompleks kawah. Asap erupsi mencapai tinggi 1000 m di atas bibir kawah. 13 April, pukul dan terjadi erupsi abu. Asap erupsi berwarna kelabu setinggi antara m di atas bibir kawah. 23 Desember, pukul terjadi erupsi abu. Asap erupsi berwarna kelabu mencapai tinggi 800 m di atas bibir kawah Februari April, terjadi 30 kali erupsi, 9 kali diantaranya disertai abu dengan ketinggian lebih dari 1000 m berwarna abu-abu kehitaman. Erupsi terbesar terjadi pada 23 Februari, ketinggian abu erupsi mencapai 2500 m. Erupsi berakhir 1 April Pada akhir bulan Desember terjadi peningkatan kegiatan Karakter Erupsi Berdasarkan catatan sejarah erupsi, pada umumnya erupsi G. Lokon berupa erupsi abu disertai lontaran batu pijar, kadang-kadang mengeluarkan lava pijar dan awan panas. Erupsinya berlangsung beberapa hari. Bila terjadi erupsi besar, maka bahaya utama erupsi G. Lokon atau bahaya primer (bahaya langsung akibat erupsi) adalah luncuran awan panas, lontaran piroklastik (bom vulkanik, lapili, pasir dan abu) dan mungkin aliran lava. Sedangkan bahaya sekunder (bahaya tidak langsung dari erupsi) adalah lahar hujan yang terjadi setelah erupsi apabila turun hujan lebat di sekitar puncak. Gejala G. Lokon menjelang meletus pada umumnya berupa menebalnya asap kawah, tingginya berfluktuasi antara m di atas bibir kawah. Makin lama asap tersebut makin menebal dan suatu saat akan berubah warna menjadi kelabu, yang menandakan bahwa material berukuran abu sudah terbawa keluar. Erupsi G. Lokon Desember 2002 (Farid, 2002) Kondisi Kawah Tompaluan 7 Agustus 2009

5 Perioda Erupsi Sebelum tahun 1800 selang waktu erupsi sangat lama (400 tahun), tetapi sesudah 1949 menunjukkan peningkatan frekuensi yang sangat tajam, selang waktu erupsi bervariasi antara 1-4 tahun, rata-rata 3 tahun. Erupsi besar terakhir terjadi tahun GEOLOGI Morfologi Geomorfologi kompleks Lokon-Empung dibagi menjadi 4 satuan, yaitu Satuan Geomorfologi Kerucut, Kawah, Punggungan Rendah & Bergelombang serta Geomorfologi Dataran. Satuan Geomorfologi kerucut menempati daerah sekitar tubuh G. Lokon dan G. Empung. G. Lokon mempunyai puncak yang datar tanpa kawah dengan kemiringan antara o. Sedangkan G. Empung mempunyai dua buah kerucut terpancung, yaitu Empung Muda di bagian barat dan Empung Tua di bagian timur, yang masing-masing mempunyai kawah di puncaknya. Pola aliran sungainya adalah radier dengan lembah yang berbentuk V, dengan tebing yang relatif curam. Vegetasi penutupnya berupa alang-alang yang cukup tebal. Satuan geomorfologi kawah terdapat di kawah Tompaluan dan Kawah Empung. Kawah Tompaluan merupakan kawah paling aktif saat ini yang terbentuk sekitar tahun 1828, sedangkan Kawah Empung tidak aktif lagi. Satuan geomorfologi Perbukitan Rendah & Bergelombang menempati sebagian besar lerang kompleks Lokon - Empung, merupakan morfologi yang membentuk punggungan yang landai serta bergelombang, sudut lerengnya <30 0. Batuan pembentuknya berupa piroklastik dan lava. Sebagian besar daerah ini dimanfaatkan sebagi lahan pertanian. Satuan geomorfologi Dataran menempati sepanjang pantai bagian utara, sekitar daerah Malalyang dan dataran tinggi Kakaskasen pada elevasi lebih kurang 800 m. Umumnya digunakan sebagai daerah persawahan dan perkebunan kelapa.

6 Peta Geologi G. Lokon (Mulyadi, 1990) GEOFISIKA Seismik Jenis gempa yang terekam di G. Lokon terdiri dari gempa Vulkanik A, Vulkanik B, Tektonik, Letusan dan Hembusan. Sebaran episenter gempa vulkanik untuk periode Mei Juni 2008 terkonsentrasi di kawah Tompaluan dengan radius kurang dari 1 km. Disamping itu terdapat beberapa gempa dengan episenter berada di di barat laut kawah. Hiposenter gempa-gempa tersebut berkedalaman 50 m hingga m di bawah Kawah Tompaluan. Berdasarkan hiposenternya, terdapat dua kelompok gempa yang dominan yaitu masing-masing pada kedalaman 0,05-1 km di bawah Kawah Tompaluan dan 2 3 km di bawah Kawah Tompaluan. Sepanjang pengamatan (Mei Juni 2008) tidak terlihat migrasi hiposenter dari dalam ke dangkal.

7 Kedalaman(km) Selatan - Utara(km) Number of Earthquakes eruption eruption eruption VTA VTB Tectonic Jumlah harian Gempa Vulkanik Dalam, Dangkal, dan Tektonik periode Januari 1991 Desember Kawah Mei 1-5 Juni Barat-Timur(km) Sebaran episenter gempa vulkanik di G. Lokon periode Mei Juni Kawah Mei 1-5 Juni Barat-Timur(km) Sebaran hiposenter gempa vulkanik di G. Lokon periode Mei Juni 2008 dalam arah Barat - Timur

8 Kedalaman(km) 2 1 Kawah Mei 1-5 Juni Selatan-Utara(km) Sebaran hiposenter gempa vulkanik di G. Lokon periode Mei Juni 2008 dalam arah Selatan - Utara Geomagnet Analisa kualitatif dilakukan dengan menarik kelurusan-kelurusan kontras harga magnetik dan menganalisa klosur-klosur harga magnetik pada Peta Kontur Anomali Magnetik Resdiual. Hasil analisa kualitatif menunjukkan bahwa: a. Pada daerah penyelidikan terdapat kelurusan-kelurusan kontras harga magnetik, yang diinterpretasikan sebagai kelurusan struktur sesar, dengan arah relatif timur-barat dan arah baratdaya-timurlaut. Kelurusan struktur sesar yang arahnya baratdaya-timurlaut umurnya lebih tua dibandingkan dengan kelurusan struktur sesar yang arahnya relatif barat-timur. b. Kawah Tompaluan, yang merupakan pusat kegiatan G. Lokon sekarang, diapit oleh dua buah sesar yang berarah baratdaya-timurlaut serta dipotong oleh sebuah sesar yang berarah relatif barat-timur c. Kawah Tompaluan berada pada zona dengan nilai magnetik yang tinggi (>400 nt), yang merupakan defleksi batuan intrusi yang muncul ke perrmukaan atau batuan vulkanik yang didominasi oleh lava, dan diapit oleh dua zona anomali magnet rendah, < -200 nt, (batuan yang bersifat nonmagnetik) di bagian utara dan selatan Kawah Tompaluan. Nilai anomali magnetik rendah,< -200 nt, merupakan defleksi dari batuan vulkanik yang telah mengalami pelapukan tinggi (batuan yang telah mengalami demagnetisasi akibat panas) yang diperkirakan berhubungan dengan keberadaan sumber panas. Hasil analisa kuantitatif dengan melakukan pemodelan 2 dimensi terhadap garis penampang A-B yang memotong terhadap Kawah Tompaluan yang dimulai dari arah Gunung Empung Kawah Tompaluan Gunung Lokon:

9 A B KAWAH Bod Bod Bod Bod : Kurva Model : Kurva Observasi Model Magnetik 2 Dimensi Penampang A-B sampai kedalaman 2700 meter a. Dibawah Kawah Tompaluan terdapat sebuah body (body 2) dengan suseptibilitas 0,0052 cgs ( 0, SI) yang diapit oleh dua body (body 1, dibagian utara Kawah Tompaluan, dan body 3 dibagian selatan Kawah Tompaluan) yang mempunyai harga suseptibilitas masing-masing 0,014 cgs ( 0,17584 SI). b. Keberadaan body 1 dan body 3 berhubungan dengan nilai anomali magnet rendah (< nt) pada daerah tersebut. Penulis menginterpretasikan bahwa body 1 dan body 3 merupakan batuan intrusi yang telah mengalami pelapukan tinggi akibat demagnetisasi akibat panas yang berasal dari magma yang menerobos batuan pada bidang lemah akibat sesar di daerah tersebut. c. Body 2 (dibawah Kawah Tompaluan) merupakan defleksi dari nilai anomali magnet tinggi (> 400 nt) yang diinterpretasikan sebagai batuan intrusi yang muncul ke purmakan atau batuan vulkanik yang didominasi oleh lava. Dimensi dari body 2 hampir menyerupai segitiga yang menyumbat terhadap intrusi magma pada body 1 dan body 3. Hal ini sesuai dengan pendapat S.Wittiri (2006) yang menyebutkan bahwa pada Kawah Tompaluan terdapat sumbat lava yang selain menutup lubang kawah, juga menjadi penopang lantai dan dinding kawah agar tetap stabil. DEFORMASI Pengamatan deformasi dilakukan dengan EDM dengan membandingkan dengan hasil pengukuran sebelumnya (Nopember 2006, Mei 2007, Nopember 2007, dan Desember 2007). Selisih jarak miring hasil pengukuran Mei 2008 terhadap hasil pengukuran sebelumnya umumnya mengalami pemanjangan. Pemanjangan jarak miring

10 3 Juni Nov Nov Des Des Des Des Des Des Des Mei Mei Mei Mei Mei 2008 Jarak miring (m) 3 Juni Nov Nov Des Des Des Des Des Des Des Mei Juni Juni Nov Nov Nov Nov Nov Juni Juni Nov Nov Nov Nov Des Des Mei Mei Mei 2008 Jarak (m) 25 Nov Nov Nov Mei Juni Nov Nov Des Des Des Des Des Mei Mei 2008 Jarak miring (m) untuk periode Mei Desember 2007 tercatat dengan nilai terbesar di LAVA sebesar 3,65 cm dan terkecil di Empung yaitu 0,34 cm. Selisih jarak miring POS TMPperiode Nopember 2006 Hingga Mei 2008 POS - LAVA Nopember 2006 Nopember 2007 Mei 2008 Desember Juni Jarak miring POS LAVA periode Nopember 2006 Mei POS - KEBUN Nopember 2006 Nopember- Desember 2007 Mei Juni Jarak miring POS KEBUN Periode Nopember 2006 Mei 2008 POS - LOKON Nopember 2007 Desember 2007 Mei Juni Selisih jarak miring POS LKN periode Nopember 2007 terhadap Mei 2007dan Nopember 2006 POS - EMPUNG Desember 2007 Mei Nopember Juni

11 Leveling Titik ukur Leveling terdiri dari ; DLK1, DLK2, DLK3, DLK14, DLK5 dan DLK6, dimana jarak dari satu titik ukur terhadap yang lainnya lk. 400 m. Titik ukur DLK1 sampai DLK4 dipasang secara berderet berarah tangensial terhadap kawah, sedangkan DLK5 dan DLK6 dipasang radial terhadap G. Lokon, demikian juga dengan titik ukur tambahan DL1, DL2, DL3 dan DL4. Hasil pengukuran Leveling yang dilakukan pada Juni 1998 tercamtum pada tabel di bawah ini : TITIK UKUR Perubahan Beda Tinggi pada bulan Juni 1998 relatif terhadap bulan Juli 1997 dan Mei 1996 JARAK (m) BEDA TINGGI Mei 1996 (m) BEDA TINGGI Juni 1997 (m) BEDA TINGGI Juli 1998 (m) PERUBAHAN BEDA TINGGI Mei 96 - Jul 97 (m) PERUBAHAN BEDA TINGGI Jul97 - Jun 98 (m) DLK , , ,00002 DL , , ,00237 DL ,5602-3, ,0029 DL , , ,0008 DL , , , ,00442 DLK , , , , ,00236 DLK , , , , ,00001 DLK , , , , ,00179 DLK , ,01163 GEOKIMIA Kimia Batuan Berdasarkan analisa kimia sample material erupsi 1991 G. Lokon, diperoleh unsurunsur kimia sebagai berikut : Hasil Analisa Kimia material erupsi 1991 G. Lokon Unsur Pumice (%) Abu (%) Lava (%) SiO 2 58,32 57,09 57,80 Al 2 O 3 17,25 16,61 17,55 Fe 2 O 3 0,59 2,57 0,84 FeO 5,74 4,74 5,64 CaO 8,09 8,66 8,17 MgO 2,67 3,69 2,81 Na 2 O 2,55 2,36 2,53 K 2 O 1,52 0,91 1,55 MnO 0,13 0,14 0,13 TiO2 0,66 0,70 0,71 P 2 O 5 0,14 0,14 0,11 H 2 O- 0,53 0,80 0,69 HD (*) 1,43 1,21 1,18 Jumlah 99,62 99,71 99,62 (*) Hilang dibakar

12 Kimia Air Conto air diambil di bagian timur G. Lokon atau tepatnya desa Kakaskasen, dengan suhu 30 C, ph = 6,4, tidak berasa, tidak berbau dan jernih. Hasil analisa selengkapnya dari mata air G. Lokon dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Hasil analisis kimia air G. Lokon (Januari 1999) Unsur (ppm) SiO 2 51,83 Al 0,00 Fe 0,00 Ca 82,80 Mg 54,30 Na 19,30 K 3,54 Mn 0,00 Li 0,003 NH 3 15,59 SO 4 380,87 H 2 S 9,87 HCO 3 125,50 Cl - 65,82 B 0,18 ph 6,4 DHL 740 Kimia Gas Untuk mengetahui kemungkinan adanya akumulasi gas (SO 2 ) yang masih tersimpan di bawah permukaan G. Lokon, maka dilakukan pengukuran kecepatan emisi SO 2 dengan alat COSPEC dari tanggal Juli Hasil pengukuran kecepatan emisi rata-rata SO 2 G. Lokon disajikan dalam tabel dibawah. Hasil pengukuran kecepatan emisi rata-rata gas SO 2 (COSPEC) No Tanggal Rata-rata (ton/hari) Minimun (ton/hari) Maksimum (ton/hari) Juli ,51 35,89 98, Juli ,73 21,43 29, Juli ,44 16,94 28, Juli ,67 26,82 52, Juli ,70 20,43 55, Juli ,35 28,14 44, Juli ,49 27,99 62, Juli ,31 23,56 39,16 MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Sistem Pemantauan Pemantauan G. Lokon dilakukan secara menerus baik visual maupun kegempaannnya dari Pos Pengamatan yang terletak di Kakaskasen, Kota Tomohon.

13 Visual Pengamatan visual dilakukan dengan mengamati cuaca dan aktivitas G. Lokon, meliputi tinggi, warna dan tekanan asap yang keluar dari kawah G. Lokon. Seismik Pemantauan kegempaan dilakukan dengan menempatkan 4 sensor seismometer di tubuh G. Lokon. STASIUN POSISI GEOGRAFI LINTANG UTARA BUJUR TIMUR TINGGI, meter (Ellipsoid) WLAN 01 o 20 58, o 48 08, SEAR 01 o 22 12, o 47 59, TTWR 01 o 21 39, o EMP 01 o 22 06, o 48 01, KIN 01 o 22 00, o 48 59, Semua sinyal gempa ditransmisikan ke Pos Lokon dengan system Radio dan direkam secara analog (stasiun Empung) dengan rekorder jenis PS-2 dan secara digital untuk semua stasiun. PETA KAWASAN RAWAN BENCANA Pendahuluan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi adalah peta petunjuk tingkat kerawanan bencana suatu daerah apabila terjadi erupsi/kegiatan gunungapi. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi menjelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi, daerah rawan bencana, arah/jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana. Kawasan Rawan Bencana II Adalah daerah yang letaknya terdekat dengan sumber bahaya, sehingga kemungkinan akan terlanda oleh bahaya langsung, berupa luncuran awan panas, lontaran batu (pijar), hujan abu lebat dan lahar. Tanpa memperhitungkan arah tiupan angin pada saat terjadi erupsi, daerah bahaya ini diperkirakan meliputi wilayah dalam radius lk. 3,5 km berpusatkan kawah aktif di puncak G. Lokon. Kawasan Rawan Bencana II ini dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Kawasan rawan terhadap aliran masa berupa awan panas dan aliran lahar/banjir

14 b. Kawasan rawan terhadap material lontaran dan jatuhan seperti lontaran batu (pijar dan hujan abu lebat). Kawasan Rawan Bencana I Adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir, meliputi lambah atau daerah aliran sepanjang sungai-sungai yang berhulu di daerah puncak. Selama erupsi membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu dan lontaran batu (pijar). Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Kawasan rawan terhadap lahar/banjir. Kawasan ini terletak di sepanjang sungai/ di dekat lembah sungai atau bagian hilir sungai yang berhulu di daerah sekitar kawah. b. Kawasan rawan terhadap hujan abu tanpa memperhatikan arah tiupan angin dan kemungkinan terkena lontaran batu (pijar).

15 Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Lokon

16 DAFTAR PUSTAKA Kadarsetia, E dan Saefudin, A., 1999, Laporan Penyelidikan Kimia Air, G. Tangkoko, G. Lokon dan G. Ambang, Sulawesi Utara, Arsip Direktorat Vulkanologi. Katili, J.A dan Sudrajat, A., 1986, Lokon Sumber Kesuburan dan Pusat Bencana Tanah Minahasa. Kristianto, 1996, Evaluasi Kegiatan G. Lokon Tahun 1995, Arsip Direktorat Vulkanologi. Kusumadinata, K., Data Dasar Gunungapi, Direktorat Vulkanologi, Bandung, hal Matahelemual, 1985, G. Lokon - Empung, Berita Berkala Vulkanologi, Direktorat Vulkanologi. Mulyadi, D., Hendrasto, M., Imam Suradji., 1990, Laporan Pemetaan Geologi G. Lokon - Empung, Sulawesi Utara, Arsip Direktorat Vulkanologi. Palgunadi, S., dkk., 1994, Laporan Penyelidikan Geofisika Terpadu Magnet dan Potensial Diri (SP) G. Lokon, Sulawesi Utara, Arsip Direktorat Vulkanologi. Solihin A, 1996, Increasing in Seismic Activity in at Lokon Volcano, North Sulawesi, Indonesia, JICA, Arsip Direktorat Vulkanologi. Suganda, O.K., dkk., 1999, Laporan Penyelidikan Deformasi G. Lokon, Sulawesi Utara dengan Metode EDM dan Leveling, Arsip Direktorat Vulkanologi. Sumailani, A.R dan Karnaen, P., 1990, Pemetaan situasi sekitar kawah/lereng sebelah timur G. Lokon, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Arsip Direktorat Vulkanologi. Wikartadipura, S., 1988, Laporan Pemetaan Daerah Bahaya G. Lokon - Empung di Minahasa, Sulawesi Utara, Arsip Direktorat Vulkanologi. Wittiri S.R dan Solihin, A., 1994, Gunung Lokon, Arsip Direktorat Vulkanologi. Wittiri S.R, 1991, Erupsi Gunung Lokon 1991, Arsip Direktorat Vulkanologi. Yasa, S. dkk, 2007 Penyellidikan Geomagnet G. Lokon, Laporan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung Yohana, T., dkk., 1996, Laporan Penyelidikan Gaya Berat G. Lokon, Sulawesi Utara, Arsip Direktorat Vulkanologi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan

Lebih terperinci

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara 7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,

Lebih terperinci

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara 7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,

Lebih terperinci

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA 6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daerah Penelitian Secara administratif Gunung Lokon terletak di Kota Tomohon, Minahasa, Sulawesi Utara (Gambar 4), lebih kurang 25 Km sebelah Selatan Manado. Secara geografis

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11

Lebih terperinci

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku 5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang

Lebih terperinci

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara 6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Mahawoe, Roemengas : Mahawu, Wagio, Mawuas : Kota Tomohon, Sulawesi

Lebih terperinci

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur 4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah

Lebih terperinci

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur 4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi

Lebih terperinci

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur 4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi

Lebih terperinci

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

ERUPSI G. SOPUTAN 2007 ERUPSI G. SOPUTAN 2007 AGUS SOLIHIN 1 dan AHMAD BASUKI 2 1 ) Penyelidik Bumi Muda di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi 2 ) Penganalisis Seismik di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi

Lebih terperinci

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten

Lebih terperinci

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah 6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah (a) (b) Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b) KETERANGAN UMUM Nama : G. Colo Nama Lain : - Lokasi Geografi Administratif

Lebih terperinci

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara 6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 44 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Pembacaan Rekaman Gelombang gempa Metode geofisika yang digunakan adalah metode pembacaan rekaman gelombang gempa. Metode ini merupakaan pembacaan dari alat yang

Lebih terperinci

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara 6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Kawah : Soputan, K1 dan K2 Lokasi : a.koordinat b. Geografi : : 01 o 06 30 LU dan 124 o 43 BT Kec. Tombatu, Minahasa,

Lebih terperinci

G. TALANG, SUMATERA BARAT

G. TALANG, SUMATERA BARAT G. TALANG, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Talang, Salasi, Sulasih : Danau Talang dan Danau Kecil Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 58'42" LS dan 1 4'46"BT Kecamatan Kota

Lebih terperinci

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan peta jalur lempeng dunia, wilayah Indonesia terletak pada pertemuan lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik

Lebih terperinci

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008 EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon

Lebih terperinci

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007 AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah

Lebih terperinci

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371

Lebih terperinci

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur 4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur G. Egon, NTT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namang Kawah : Kawah di bagian puncaknya, berukuran 525 m x 425 m, dengan kedalaman antara 47,5 m - 195 m, tebing yang tinggi

Lebih terperinci

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur 4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administrasi : Batutara terletak di pulau berbentuk

Lebih terperinci

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963 4.2. G. AGUNG, Bali KETERANGAN UMUM Nama Lain : Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api Lokasi a. Geografi Puncak : 08 20' 30 Lintang Selatan dan 115 30' 30 Bujur Timur b. Administratif : Kab. Karangasem,

Lebih terperinci

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur 4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur 4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan

Lebih terperinci

Telepon: , , Faksimili: ,

Telepon: , , Faksimili: , KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya

Lebih terperinci

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara 7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gamkunora, Gammacanore Nama Kawah : Kawah A, B, C, dan D. Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 1º 22 30" LU dan 127º 3' 00" Kab.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur 4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG) Nama Lain Tipe Gunungapi : Ineri, Rokkapiek : Strato dengan bentuk kerucut sempurna Lokasi Geografis Administratif

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122 Sari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xv DAFTAR

Lebih terperinci

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara 6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Ruwang, Aditinggi, Duang atau Duwang Lokasi a. Geografis Puncak b. Administratif : : 2 18 LU dan 125 22 BT Kabupaten Sitaro, Propinsi Sulawesi

Lebih terperinci

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009 KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 009 Estu KRISWATI dan Oktory PRAMBADA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro

Lebih terperinci

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:

Lebih terperinci

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu. G. KABA, BENGKULU KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kaaba Nama Kawah : Terdapat 8 kawah di puncak, masing-masing a.l : (Gbr.1) Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan

Lebih terperinci

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur 4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM G. Kelimutu Nama Nama Lain Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administratif Ketinggian Kota Terdekat : Kelimutu : Keli Mutu, Kawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah dengan kondisi geologi yang menarik, karena gugusan kepulauannya diapit oleh tiga lempeng tektonik besar (Triple Junction) yaitu lempeng

Lebih terperinci

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur 4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 Kushendratno Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama periode Mei Agustus 2009 terdapat 4 gunungapi berstatus

Lebih terperinci

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) ERUPSI G. KARANGETANG 7 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) CECEP SULAEMAN, IYAN MULYANA, OKTORY PRIAMBADA, AGUS BUDIANTO Pusat Vulkanologi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara 7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara G. Gamalama dilihat dari arah timur KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS). xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki gunungapi terbanyak di dunia yaitu berkisar 129 gunungapi aktif (Gambar 1.1) atau sekitar 15 % dari seluruh gunungapi yang ada di bumi. Meskipun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

ANALISIS KAWASAN BENCANA GUNUNGAPI LOKON, KOTA TOMOHON DAN SEKITARNYA, PROPINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS KAWASAN BENCANA GUNUNGAPI LOKON, KOTA TOMOHON DAN SEKITARNYA, PROPINSI SULAWESI UTARA MINDAGI Vol. 8 No.2 Juli 2014 ANALISIS KAWASAN BENCANA GUNUNGAPI LOKON, KOTA TOMOHON DAN SEKITARNYA, PROPINSI SULAWESI UTARA oleh: Arianne Pingkan Lewu *) dan Suherman Dwi Nuryana **) *) Alumni Prodi T.

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014 \ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat

Lebih terperinci

VARIASI ZONA LEMAH STRUKTUR INTERNAL GUNUNG LOKON BERDASARKAN STUDI SEISMO-VULKANIK

VARIASI ZONA LEMAH STRUKTUR INTERNAL GUNUNG LOKON BERDASARKAN STUDI SEISMO-VULKANIK VARIASI ZONA LEMAH STRUKTUR INTERNAL GUNUNG LOKON BERDASARKAN STUDI SEISMO-VULKANIK Silvester Anthe 1), Guntur Pasau 1), Adey Tanauma 1) 1) Program Studi Fisika, FMIPA, UNSRAT e-mail: silvesteranthe@gmail.com,

Lebih terperinci

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

G. SUNDORO, JAWA TENGAH G. SUNDORO, JAWA TENGAH KETERANGAN UMUM Nama Lain : Sindoro, Sendoro Nama Kawah : 1. Kawah Puncak : Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.

Lebih terperinci

Gejala awal letusan Gunung Lokon Februari Maret 2012 Precursor of the eruption of Mount Lokon February March 2012

Gejala awal letusan Gunung Lokon Februari Maret 2012 Precursor of the eruption of Mount Lokon February March 2012 Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 3 No. 3 Desember 2012: 151-168 Gejala awal letusan Gunung Lokon Februari 2011 - Maret 2012 Precursor of the eruption of Mount Lokon February 2011 - March 2012

Lebih terperinci

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI ARINI ROSA SINENSIS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA 2017 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki

Lebih terperinci

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara 6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara Erupsi G. Karangetang 2010 (Prambada, O./PVMBG/2010) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunungapi Siau Nama Kawah : Kawah Utama (Kawah I), Kawah II, Kawah III, Kawah

Lebih terperinci

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku 5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku G. Wurlali dilihat dari arah selatan, 2008 (Kristianto, 1994) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wuarlili Nama Kawah : Natarweru Posisi Geografi administrasi : : 7

Lebih terperinci

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunung Tutong, Boer Moetelong, G. Telong Lokasi A. Geografis Puncak : 4 o 38'47" - 4 o 88'32" Lintang Utara dan 96 o 44'42" - 96 o

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA Nia HAERANI, dkk. Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Erupsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia Indonesia yang kaya akan wilayah gunung berapi, memiliki potensi panas bumi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber

Lebih terperinci

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku 5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku Puncak G. Legatala dilihat dari arah Kampung Lesturu, 1978 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Serua, Sorek Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 6 o 18' Lintang Selatan

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014

PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014 PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014 Sepry Dawid 1), Ferdy 1), Guntur Pasau 1) 1) Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kimia airtanah menunjukkan proses yang mempengaruhi airtanah. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen. Nitrat merupakan salah

Lebih terperinci

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara 7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara G. Dukono dilihat dari sekitar Sungai Muya KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi : Doekono, Dukoko, Dodoekko, Dukoma, Tala, Tolo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,

Lebih terperinci

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur 4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur (a) Gunungapi Sirung (a) dan kawah (b) (b) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis : Kawah A, Kawah B, dan Kawah D : Strato dengan

Lebih terperinci

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR Gunungapi Arjuno - Welirang KETERANGAN UMUM NAMA GUNUNGAPI : Gunung Arjuno-Welirang NAMA LAIN : - NAMA KAWAH : Tilas Geni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng

Lebih terperinci

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 Ahmad BASUKI., dkk. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Terjadinya suatu

Lebih terperinci

Studi terpadu seismik dan deformasi di Gunung Lokon, Sulawesi Utara

Studi terpadu seismik dan deformasi di Gunung Lokon, Sulawesi Utara Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 151-164 Studi terpadu seismik dan deformasi di Gunung Lokon, Sulawesi Utara Nia Haerani 1, Hendra Gunawan 2, Kristianto 2, Kushendratno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur - 100 Bujur Timur. Provinsi Sumatera memiliki luas total sebesar

Lebih terperinci

Gempa mikro sebagai indikasi amblesnya Kawah Tompaluan, Gunung Lokon, Sulawesi Utara

Gempa mikro sebagai indikasi amblesnya Kawah Tompaluan, Gunung Lokon, Sulawesi Utara Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 1 April 2010: 1-10 Gempa mikro sebagai indikasi amblesnya Kawah Tompaluan, Gunung Lokon, Sulawesi Utara SR. Wittiri 1 dan Nia Haerani 2 1 Sekretariat Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan da

2015, No Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.620, 2015 BAPETEN. Instalasi Nuklir. Aspek Kegunungapian. Evaluasi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK

Lebih terperinci

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

G. KERINCI, SUMATERA BARAT G. KERINCI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Peak of Indrapura, G. Gadang, Berapi Kurinci, Korinci Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 1 41'50"LS dan 101 15'52"BT Kabupaten Kerinci, Propinsi

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Geologi

Jenis Bahaya Geologi Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Kondisi Geomorfologi Bentuk topografi dan morfologi daerah penelitian dipengaruhi oleh proses eksogen dan proses endogen. Proses endogen adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenampakan alam di permukaan bumi meliputi wilayah perairan dan daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P / BAB III GEOLOGI DAERAH PERBUKITAN RUMU 3.1 Geomorfologi Perbukitan Rumu Bentang alam yang terbentuk pada saat ini merupakan hasil dari pengaruh struktur, proses dan tahapan yang terjadi pada suatu daerah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 52 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Distribusi Hiposenter Gempa dan Mekanisme Vulkanik Pada persebaran hiposenter Gunung Sinabung (gambar 31), persebaran hiposenter untuk gempa vulkanik sangat terlihat adanya

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 Novianti INDRASTUTI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama periode Januari April 2009 terdapat 4 gunungapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang merupakan daerah katulistiwa mempunyai letak geografis pada 80 LU dan 110 LS, dimana hanya mempunyai dua musim saja yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Lebih terperinci

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku 5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku Pulau Gunung Api di utara P. Wetar ditutupi belukar dilihat dari utara (gbr. Kiri) dan dilihat dari barat (gbr. Kanan) (Foto: Lili Sarmili).(2001) KETERANGAN UMUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni

Lebih terperinci

G. GUNTUR, JAWA BARAT

G. GUNTUR, JAWA BARAT G. GUNTUR, JAWA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Administratif b Geografi puncak Kota terdekat Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan a. Lokasi b. Posisi Geografi : Gunung Gede :

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Disusun oleh: Anita Megawati 3307 100 082 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono.,Dipl.SE.,MSc.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ilmu swam intelligence dan artificial intelligence.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ilmu swam intelligence dan artificial intelligence. P a g e 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ant Colony Optimization Ant Colony merupakan sebuah algoritma dalam komputasi yang merupakan bagian dari cabang ilmu Swam Intelligence. Dharmendra Sutariya menjelaskan

Lebih terperinci

G. MARAPI, SUMATERA BARAT

G. MARAPI, SUMATERA BARAT G. MARAPI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Nama Lapangan Solfatara : Merapi, Berapi (Neumann van Padang, 1951, p.22) : Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo (B), Kabun Bungo (C), Kapundan

Lebih terperinci

INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA

INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA INTERPRETASI HASIL ANALISIS GEOKIMIA BATUAN GUNUNGAPI RUANG, SULAWESI UTARA Oktory PRAMBADA Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi Sari Gunungapi Ruang (+714 m dpl) yang merupakan gunungapi strato

Lebih terperinci

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9 3.2.2.4 Mekanisme pengendapan Berdasarkan pemilahan buruk, setempat dijumpai struktur reversed graded bedding (Gambar 3-23 D), kemas terbuka, tidak ada orientasi, jenis fragmen yang bervariasi, massadasar

Lebih terperinci

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari.

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari. DANAU SEGARA ANAK Danau Segara Anak adalah danau kawah (crater lake) Gunung Rinjani yang berada di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci