Perbaikan Perhitungan Waktu Pemutusan Kritis Berbasis Fungsi Energi Dengan Menggunakan Metode Shadowing
|
|
- Yuliani Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) Perbaikan Perhitungan Waktu Pemutusan Kritis Berbasis Fungsi Energi Dengan Menggunakan Metode Shadowing Ricky Sakding, Ardyono Priyadi, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya rickysakding@yahoo.com Abstrak Berdasarkan sifat dan besarnya gangguan, analisa stabilitas sistem dapat diklasifikasikan dalam stabilitas keadaan mantap (steady state), keadaan transien dan keadaan dinamik. Gangguan berat yang bersifat mendadak pada sistem daya memerlukan analisa stabilitas transien. Waktu pemutusan kritis (Critical Clearing Time-CCT) perlu dihitung untuk mengetahui kapan seharusnya Circuit Breaker (CB) membuka. Hal ini untuk menjaga agar sudut rotor generator kembali pada kondisi yang stabil (Stable Equilibrium Point-SEP). Pada tugas akhir ini metode Shadowing yang dikembangkan dari metode Boundary Controlling Unstable (BCU) akan diterapkan secara langsung pada sistem banyak mesin untuk mendapatkan Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP). Kemudian menghitung Critical Clearing Time-CCT berdasarkan lintasan yang menghubungkan antara Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) dan Exit Point. Kata Kunci Shadowing Method, Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP), Critical Clearing Time (CCT), Kestabilan Transien. S I. PENDAHULUAN ISTEM tenaga listrik yang baik adalah sistem tenaga yang dapat melayani beban secara kontinyu dimana tegangan dan frekuensi konstan. Fluktuasi tegangan dan frekuensi yang terjadi harus berada pada batas toleransi yang diizinkan agar peralatan listrik konsumen dapat bekerja dengan baik dan aman. Kondisi sistem yang benar-benar mantap sebenarnya tidak pernah ada. Perubahan beban selalu terjadi dalam sistem. Penyesuaian oleh pembangkit akan dilakukan melalui gevernor dari penggerak mula dan eksitasi generator. Perubahan kondisi sistem yang seketika, biasanya terjadi akibat adanya gangguan hubung singkat pada sistem tenaga listrik dan pelepasan atau penambahan beban yang besar secara tiba-tiba. Akibat adanya perubahan kondisi kerja dari sistem ini, maka keadaan sistem akan berubah dari keadaan lama ke keadaan baru. Periode singkat di antara kedua keadaan tersebut disebut periode paralihan atau transien. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis sistem tenaga listrik untuk menentukan apakah sistem tersebut stabil atau tidak, jika terjadi gangguan. Stabilitas transien didasarkan pada kondisi kestabilan ayunan pertama (first swing) dengan periode waktu penyelidikan pada detik pertama terjadi gangguan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan kestabilan suatu sistem tenaga listrik apabila mengalami gangguan adalah metode Shadowing. Metode Shadowing yang dikembangkan dari metode Boundary Controlling Unstable (BCU) akan diterapkan secara langsung pada sistem banyak mesin untuk menghitung Critical Clearing Time (CCT), dimana jika gangguan diputus kurang dari waktu kritisnya/critical Clearing Time (CCT), maka generator akan kembali stabil. Namun, jika gangguan diputus lebih dari waktu kritisnya/critical clearing time (CCT), maka generator akan berada pada kondisi tidak stabil. Metode shadowing ini akan dijadikan dasar dari pembahasan artikel ini dalam menentukan Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) untuk perhitungan critical clearing time (CCT) yang akurat dan cepat. Sehingga, mampu memberikan penilaian kestabilan suatu sistem tenaga listrik. III. KESTABILAN TRANSIEN Stabilitas transien adalah kemampuan untuk tetap pada kondisi sinkron selama periode terjadinya gangguan dan sebelum adanya reaksi dari governor. Pada umumnya ayunan pertama pada rotor mesin akan terjadi selama satu detik setelah gangguan, tetapi waktu yang sebenarnya bergantung pada karakteristik mesin dan sistem transmisi. Setelah periode ini, governor akan mulai bereaksi, biasanya sekitar 3 hingga 5 detik. Kestabilan transien tergantung pada kondisi awal dan besarnya gangguan. Hal ini berkaitan pada kemampuan keseimbangan antara torsi elektromagnetik dan torsi mekanik pada setiap mesin sinkron yang terdapat pada sistem tenaga listrik tersebut. Jika kesetimbangan terganggu maka terjadi perbedaan antara torsi mekanik dan torsi elektromagnetik sehingga, mengakibatkan percepatan atau perlambatan putaran rotor generator. Pada referensi [] telah dijelaskan bahwa pengaturan gerakan rotor suatu mesin sinkron didasarkan pada prinsip dasar dinamika yang menyatakan bahwa momen percepatan (accellerating torque) adalah hasil kali dari momen inersia rotor dan percepatan sudut. θ d m J = Tm T e =T a (. 1) dt dimana: J = Momen kelembaman total dari maa rotor (kg-m ) θ m = Pergeseran sudut rotor terhadap suatu sumbu yang diam (radian mekanis) t = Waktu (detik) T a = Momen putar percepatan bersih (N-m)
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 T m = Momen putar mekanis oleh penggerak mula (Nm) T e = Momen putar elektromagnetis (N-m) Momen putar mekanis T m dan momen putar elektris T e dianggap positif untuk mesin serempak. Ini berarti bahwa T m adalah resultan momen putar poros yang mempunyai kecenderungan untuk mempercepat rotor dalam arah putaran θ m yang positif seperti ditunjukkan Gambar..a. Untuk generator yang bekerja dalam keadaan tetap, T m dan T e adalah sama sehingga momen putar T a bernilai sama dengan nol. Dalam keadaan ini tidak ada percepatan atau perlambatan yang terjadi terhadap maa rotor dan kecepatan tetap resultan merupakan kecepatan serempak. Maa yang berputar meliputi rotor dari generator dan penggerak mula, dikatakan bekerja dalam keadaan serempak dengan mesin-mesin lainnya yang bekerja pada kecepatan sinkron dalam sistem daya tersebut. Namun, pada kondisi yang tidak stabil akibat gangguan dapat menyebabkan adanya perbedaaan antara besar torsi mekanik dan torsi elektris. Sehingga, dapat menyebabkan adanya percepatan ataupun perlambatan pada rotor generator. Hal ini sesuai dengan persamaan (..4). SS = PP + jjjj (4) Ke dalam persamaan () maka didapat persamaan : EE aa = VV tt + jj xx dd. SS (5) VV Dengan demikian daya mekanis (P m ) dari generator dapat dicari dengan rumus: PP mm = EE aa. YY rrrrrr _pppppp. EE aa (6) Untuk daya elektris (P e ) dapat dicari dengan persamaan: PP ee = vv. (YY rrrrrr _pppppppp. vv) (7) YY rrrrrr _pppppp AAAAAAAAAAAAAAAAAA gggggggggggggggg YY rrrrrr _pppppppp AAAAAAAAAAAAAAAAAA h gggggggggggggggg Nilai v dapat dicari dari persamaan berikut : vv = EE aa jjjj (8) θθ merupakan hasil iterasi yang inisial awalnya adalah θθ cccccc θθ cccccc = δδ ii δδ 0 (9) Dimana δ i merupakan sudut rotor generator, sedangkan δ 0 merupakan jumlah momen inersia, sudut rotor generator kemudian dibagi dengan jumlah total momen inersia (M). δδ 0 = 1 nn MM TT ii=1 MM ii δδ ii (10) (a) (b) Gambar.. Representasi Suatu Rotor Mesin yang Membandingkan Arah Perputaran Serta Momen Putar Mekanis (T m ) Dan Elektris (T e ) untuk (a) Generator Dan (b) Motor. [] E a III. PEMODELAN SISTEM Sistem dimodelkan seperti pada persamaan berikut ini: MMωω = PP mm PP ee (1) M : Konstanta kelembaman ωω : Kecepatan sudut rotor P m : daya mekanis P e : daya elektris Untuk mendapatkan nilai P m dapat dicari dengan memodelkan generator seperti gambar 3.. dibawah ini: I x d Gambar 1. Pemodelan Generator. Dari model diatas dapat ditulis dengan persamaan: EE aa = jj xx dd II + VV tt () Dengan menstubtitusikan persamaan (3) : II = SS VV (reaktansi transien) + V t - (3) Dengan menggunakan persamaan dari pemodelan sistem diatas (1), maka akan diperlukan referensi yang berbedabeda, oleh karena itu perlu ditransformasikan kedalam persamaan center of angel (coa)/ center of inertia (coi) PP cccccc = nn ii=1 PP mmmm PP eeee (11) Sehingga persamaan ayunan menjadi: MM ii ωω = PP mmii PP eeee MM ii PP MM cccccc tt P mi : Daya mekanis P ei : Daya elektris M i : Momen inersia M T : Total momen inersia (1) A. Energy Function Energi function merupakan gabungan dari perubahan beberapa energi dari generator, diantaranya adalah energi kinetik rotor, energi potensial rotor, energi magnetik yang tersimpan, serta perubahan energi disipasi. Secara matematis energi function dapat dituliskan seperti pada persamaan dibawah ini : VV = 1 nn nn MM iiωω ii PP ii (θθ ii θθ ii ) 13 ii=1 ii=1 nn 1 nn [CC iiii cosθθ iiii cos θθ iiii ii=1 jj =ii+1 θθ ii +θθ jj DD iiii cos θθ iiii dd(θθ ii + θθ jj )] θθ ii +θθ jj
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) Dari persamaan diatas didapat empat persamaan perubahan energi, antara lain: 1. Perubahan energi kinetik rotor : VV kk = 1 nn MM ii=1 iiωω ii (14). Perubahan energi potensial rotor : VV pp = nn ii=1 PP ii (θθ ii θθ ii ) (15) PP ii = PP mm YY rrrrrr _pppppppp. EE aa (16) 3. Perubahan energi magnetik yang tersimpan : VV mm = nn 1 nn EE ii EE jj BB iiii (cos θθ ii θθ jj ii=1 jj =ii+1 cos(θθii θθjj)) (17) 4. Perubahan energi disipasi : θθ ii +θθ jj DD iiii cos θθ iiii dd(θθ ii + θθ jj ) θθ ii +θθjj ] (18) Dalam hal ini energi disipasi tidak dapat dihitung, sehingga bernilai nol. Dari persamaan energy function diatas, parameter θθ yang merupakan nilai dari SEP (Stable Equilibrium Point) belum diketahui. Oleh karena itu, nilai dari SEP dapat ditentukan dari : θθ ii = δδ ii δδ 0 (19) Dimana, δδ ii merupakan sudut rotor yang nilainya berada pada ketetapan batas bawah dari SEP (Stable Equilibrium Point). Sedangkan δδ 0 dapat ditentukan dari persamaan : δδ 0 = 1 nn MM TT ii=1 MM ii δδ ii (0) Setelah didapat semua parameter diatas, maka selanjutnya adalah menghitung fault trajectory. Fault trajectory dapat dihitung menggunakan metode pendekatan runge kutta-orde empat seperti persamaan berikut : kk1 = ff(xx) (1) kk = ff xx + 1 kk1 () kk3 = ff xx + 1 kk (3) kk4 = ff(xx + kk3) (4) xx = xx + 1 (kk1 + kk + kk3 + kk4) (5) 6 Dimana, ff(xx) merupakan fungsi dari energy function pada saat gangguan yang dapat dicari dari persamaan (7), (8), (11), (1) dan x untuk nilai awal adalah nilai dari XX bbbbbb _ffffffffff yang didapat dari penggabungan dimensi dari matrik nilai θθ cccccc (nn) dan nilai dari matrik θθ cccccc (ii). XX bbbbbb _ffffffffff = 0 θθ cccccc (ii) θθ cccccc (nn) (6) Sehingga dengan pendekatan metode ini akan didapatkan fault trajectory sampai exit point yang direpresentasikan dengan nilai dari XX bbbbbb _ffffffffff _nnnnnn. ωω eeeeeeee 1 ωω XX bbbbbb _ffffffffff _nnnnnn = eeeeeeee nn θθ eeeeeeee 1 θθ eeeeeeee nn (7) B. Shadowing Method Terdapat beberapa metode untuk menentukan energi kristis dalam analisis kestabilan transien menggunakan metode energy function. Mengacu pada referensi [11], BCU method merupakan teknik numerikal untuk mendapatkan energi kritis dan kemudian menentukan CUEP dengan berdasarkan exit point. BCU method menghubungan antara batas kestabilan dari sistem original dengan sistem tereduksi, dari hubungan ini BCU method mendapatkan CUEP dari sistem gradien tereduksi dan bukan pada sistem original; jika dan hanya jika lintasan gangguan (δ 1,ω 1 ) pada sistem adalah lintasan gangguan pada original sistem (δ,ω). Terdapat tahapan dalam mendapatkan CUEP pada BCU method : 1. Menemukan exit point dari gradien sistem θ egsa. Menemukan nilai minimum titik gradien (Minimum Gradien Method (MGP) θ mgp disepanjang lintasan exit point, dan menggunakannya sebagai inisial awal yang diintegrasikan hingga mendapatkan CUEP. Namun BCU method memilki kemungkinan gagal, yaitu jika MGP tidak dapat ditemukan dan juga jika MGP ditemukan dan dilakukan proses iterasi untuk menemukan CUEP yang tidak konvergen, hal ini disebabkan kesalahan dalam menemukan exit point dari sistem gradien tereduksi. Untuk mengatasi masalah ini, telah dikembangkan suatu metode baru yang disebut Shadowing method, metode ini mengatasi masalah MGP. Teknik ini dikembangkan dengan memanfaatkan exit point, 1. Dalam teknik ini tidak perlu menemukan (MGP) θ mgp. Dengan teknik ini dapat memproduksi suatu titik inisial awal θ m untuk menemukan CUEP Dalam Shadowing Method terdapat tahapan untuk menemukan CUEP : 1. Dengan metode yang sama persis dengan BCU method, temukan exit point pada sistem gradien tereduksi.. Menggunakan exit point sebagai titik inisial awal sistem gradien θ m untuk diintegrasikan sampai menemukan CUEP. Kemudian dari tahapan kedua, ini menjadi proses utama dari Shadowing method hingga menemukan CUEP yang terdiri dari 3 tahapan : i [1,...,N] 1. Temukan inisial awal θ ri = φ gs (θ m(i-1),ti), ti relatif kecil. R(θ ri )={ θ:θ=( θ ri θ s ).α+ θ s, α 0} 3. Temukan θ mi R(θ ri ) - Vp/ θ mi =( θ mi θ s )=0.
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) gangguan. Fungsi dari energi kritis ini terjadi pada saat energi kinetik bernilai nol dan pada saat energi potensial paling rendah. Hal tersebut dapat dilustrasikan seperti pada gambar berikut : Gambar. Mekanisme Kerja Shadowing Method. Setelah θ ri selesai diintegrasiakan maka titik terakhir dari integrasi adalah CUEP, kemudian dicari lagi besar energi potensial (V PE ) dari lintasan gradien yang terbentuk untuk menghitung CCT. IV. SIMULASI DAN ANALISA DATA Simulasi dilakukan pada sistem multimesin untuk membuktikan keakuratan metode yang digunakan dalam artikel ini dibandingkan dengan metode yang ada sebelumnya. Sistem yang digunakan adala sistem tenaga listrik Anderson dan Fouad 3 generator-9 bus [9] dan data IEEE test sistem 6 generator-30 bus [10]. Gambar 4. Nilai Energy Function untuk titik gangguan A, B, C, D, E, F, G, dan I pada Sistem 3 Generator 9-Bus. Grafik diatas, dapat dilihat nilai energi kritis pada semua titik gangguan konvergen. Sehingga didapat nilai Critical Clearing Time (CCT) pada setiap gangguan seperti pada tabel berikut. Tabel 1. Nilai Critical Clearing Time (CCT) untuk Setiap Titik Gangguan pada Sistem 3 Generator-9 Bus. A. Perhitungan Critical Clearing Time (CCT) untuk Setiap Titik Gangguan Pada Sistem 3 Generator-9 Bus 7 G I 9 3 B C G F 8 H G D 4 E 1 A G 1 Gambar 3. Sistem 3 Generator 9-Bus Dari sistem tersebut, telah ditentukan letak dari titik gangguan. Dimana terdapat 9 titik gangguan yang telah ditentukan : A : titik gangguan antara bus 1 dan bus 4 B : titik gangguan antara bus dan bus 7 C : titik gangguan antara bus 3 dan bus 9 D : titik gangguan antara bus 4 dan bus 5 E : titik gangguan antara bus 4 dan bus 6 F : titik gangguan antara bus 7 dan bus 5 G : titik gangguan antara bus 7 dan bus 8 H : titik gangguan antara bus 9 dan bus 8 I : titik gangguan antara bus 9 dan bus 6 Jika dibandingkan dengan simulation method dan Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) maka, nilai critical clearing time (CCT) dengan menggunaakan Shadowing Method tidak berbeda jauh. Tabel. Perbandingan Nilai Critical Clearing Time (CCT) Menggunakan Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP), simulation method dan Shadowing Method sistem 3 Generator-9 Bus. Critical Clearing Time (CCT) didapat dengan cara menghitung durasi waktu antara SEP (Stable Equilibrium Point) setelah gangguan menuju exit point. Dimana, exit point merupakan titk batas kestabilan sistem yang direpresentasikan dari energi kritis setelah terjadinya
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) Berdasarkan data dari tabel 1., dapat dilihat pada titik gangguan F, energi kritis (VPE) lebih besar dari nilai energy function pada saat gangguan. Sedangkan pada titik gangguan H, dapat dilihat energi kritis (VPE) lebih kecil dari nilai energy function pada saat gangguan, akan tetapi nilainya tidak konvergen karena exit point tidak ditemukan [11] meskipun pada tabel. diperoleh nilai CCT pada metode Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP). Terlihat juga bahwa dengan metode Shadowing semua nilai konvergen karena exit point ditemukan dan nilai Critical Clearing Time (CCT) bisa diperoleh dan ini membuktikan bahwa metode Shadowing telah memperbaiki keakuratan dari metode Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP). Sedangkan simulation method pada titik F dan H juga konvergen dan terdapat CCT, namun dibanding metode Shadowing waktu perhitungan numerikal/iterasi rata-rata diperoleh sekitar 1,1933 (s) lebih cepat dari simulation method dan akurat melihat pada perbedaan nilai CCT sekitar 0,054 (s) hingga 0,055 (s). Berdasar referensi [11], exit point dari metode metode Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) atau BCU (Boundary Controlled Unstable) method, pada kondisi CUEP tidak konvergen disebabkan tidak ditemukannya nilai Minimum Gradien Point (MGP) dari exit point sebagai inisial kondisi, sedangkan pada metode Shadowing tidak memerlukan nilai dari MGP yang tidak dicari, tapi memanfaatkan exit point sebagai titik inisial awal (θ m0 ) yang kemudian dengan sistem Gradien yang terus-menerus mengintegrasikan titik inisial awal (θ mi ) sampai CUEP diperoleh dan CCT dapat dihitung. Berdasarkan tabel 4.8, metode Shadowing membutuhkan waktu perhitungan numerikal/iterasi rata-rata sekitar 0,1109 (s) lebih cepat dari Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) dan akurat melihat perbedaan nilai CCT 0,0545 (s). Dari sistem tersebut, telah ditentukan letak dari titik gangguan. Dimana terdapat 10 titik gangguan yang telah ditentukan. A : titik gangguan antara bus 1 dan bus B : titik gangguan antara bus 1 dan bus 3 C : titik gangguan antara bus dan bus 4 D : titik gangguan antara bus dan bus 5 E : titik gangguan antara bus dan bus 6 F : titik gangguan antara bus 5 dan bus 7 G : titik gangguan antara bus 8 dan bus 6 H : titik gangguan antara bus 8 dan bus 8 I : titik gangguan antara bus 11 dan bus 9 J : titik gangguan antara bus 13 dan bus 16 Critical Clearing Time (CCT) didapat dengan cara menghitung durasi waktu antara SEP (Stable Equilibrium Point) setelah gangguan hingga exit point. Dimana, exit point merupakan titk batas kestabilan sistem yang direpresentasikan dari energi kritis setelah terjadinya gangguan. Fungsi dari energi kritis ini terjadi pada saat energi kinetik bernilai nol dan pada saat energi potensial paling rendah. Hal tersebut dapat dilustrasikan seperti pada gambar 5. C. Perhitungan Critical Clearing Time (CCT) untuk Setiap Titik Gangguan Pada Sistem 6 Generator-30 Bus Gambar 6. Nilai Energy Function untuk setiap titik gangguan pada Sistem 6 Generator -30 Bus A 13 3 B C E D J Gambar 5. Sistem 6 Generator-30 Bus F 1 11 I G H 8 Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai energi kritis pada setiap titik gangguan konvergen, sehingga semua nilai Critical Clearing Time (CCT) pada setiap titik gangguan dapat dicari. Tabel 3. Nilai Critical Clearing Time (CCT) Untuk Setiap Titik Gangguan pada Sistem 6 Generator-30 Bus.
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) Tabel 4. Perbandingan nilai Critical Clearing Time (CCT) menggunakan Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP), simulation method dan Shadowing Method Sistem 6 Generator-30 Bus. Berdasarkan data tabel 4.16., dapat dilihat bahwa pada semua titik gangguan Critical Clearing Time (CCT) ditemukan. Berdasarkan data pada tabel diatas juga dapat dilihat bahwa nilai energi kritis (VPE) adalah konvergen. Dengan demikian nilai Critical Clearing Time (CCT) pada sistem 6 Generator-30 Bus dapat ditemukan dengan menggunakan metode Shadowing. Berdasarkan tabel 4.16., dapat dilihat waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai Critical Clearing Time (CCT) menggunakan metode Shadowing sekitar 0,164 (s) lebih cepat dan akurat melihat pada perbedaan nilai CCT sekitar 0,03 (s) jika dibandingkan dengan menggunakan Controlling Untable Equilibrium Point (CUEP) dan sekitar,81117 (s) lebih cepat dan akurat melihat pada perbedaan nilai CCT sekitar 0,09 (s) hingga 0,08 (s) jika dibandingkan simulation method. Hal ini menunjukkan bahwa numerikal/iterasi pada metode Shadowing lebih sedikit jika dibandingkan dengan menggunakan Controlling Untable Equilibrium Point (CUEP) dan simulation method. 3. Pada kasus sistem 3 generator-9 bus Shadowing method terbukti dapat memperbaiki kegagalan dalam penentuan CCT pada titik F dan H konvergen untuk sistem 3 Generator-9 bus melalui proses inisialisai awal θ m dari exit point, sedangkan tidak demikian pada metode Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) karena gagal menemukan (MGP) θ mgp. DAFTAR PUSTAKA [1] IEEE/CIGRE Joint Task Force on Stability Terms and Definitions, Definition and Claification of Power System Stability, IEEE Transaction on Power System, Vol.19, No., May [] Grainger, Jhon. J dan William D. Stevenson, JR, Power System Analysis. New York: McGraw-Hill, Inc, [3] Kundur, P, Power System Stability and Control. New York: McGraw- Hill, Inc, [4] Kakimoto, N, Y.Ohsawa, dan M. Hayashi, Transient Stability Analysis Of Multimachine Power Systems With Field Flux Decays Via Lyapunov's Direct Method, IEEE Transactions on Power Apparatus and Systems, Vol. PAS-99, No. 5 Sept/Oct [5] T. Athay, R. Podmore dan S. Virmani, A Practical Method For The Direct Analysis Of Transient Stability, IEEE Trans., Vol. PAS-98, No., pp , [6] Dong, Hsiao dan Chiang, Direct Methods for Stability Analysis of Electric Power System. Canada: John Wiley & Sons, Inc, 011. [7] Fouad, A, V. Vittal, S. Rajagopal, Direct Transient Stability Analysis Using Energy Functions Application To Large Power Networks, IEEE Transactions on Power Systems, Vol. PWRS-, No. 1, February [8] Dong, Hsiao, Chiang, Felix F. Wu, dan Pravin P. Varaiya, A BCU Method for Direct Analysis of Power System Transient Stability, IEEE Transactions on Power System, Vol. 9. No. 3, August [9] Anderson, P. M. dan A. A. Fouad, Power System Control and Stability. United States: A John Wlley & Sons, Inc, 003. [10] Appendix A, Data For IEEE-30 Bus Test System. [11] Treinen, Roger T, Vijay Vittal, dan Wolfgang Kliemann, An Improved Technique to Determine the Controlling Unstable Equilibrium Point in a Power System, IEEE Transactions on Circuits and Systems-i: Fundamental Theory and Applications, vol. 43, no. 4, april [1] Saadat, Hadi, Power System Analysis (Second Edition), McGraw- Hill Education (Asia), Singapore, 004. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil simulasi dan analisis pada artikel ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode perhitungan Critical Clearing Time (CCT) dengan Shadowing method membutuhkan waktu sekitar 0,1109 (s) lebih cepat dari metode Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) dan sekitar 1,1933 (s) lebih cepat dari simulation method untuk sistem 3 Generator-9 bus. Serta sekitar 0,164 (s) lebih cepat dari metode Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) dan sekitar,81117 (s) lebih cepat dari simulation method untuk sistem 6 Generator-30 bus. Metode perhitungan Critical Clearing Time (CCT) dengan menggunakan Shadowing method cukup akurat. Hal ini dibuktikan dengan nilai Critical Clearing Time (CCT) yang tidak bebeda jauh dengan nilai Critical Clearing Time (CCT) yang didapat dengan menggunakan Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) dengan perbedaan sekitar 0,0545 (s) untuk system 3 generator-9 bus dan 0,03 (s) untuk sistem 6 generator-30 bus dan simulation method dengan perbedaan sekitar 0,054 (s) hingga 0,055 (s) untuk system 3 generator-9 bus dan sekitar 0,09 (s) hingga 0,08 (s) untuk sistem 6 generator-30 bus.
STUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1 No. 1, (2012) 1-6 1 STUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT Ony Asrarul Qudsi, Dr.Eng.Ardyono Priyadi, ST
Lebih terperinciStudi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point Angga Mey Sendra., Dr.Eng. Ardyono Priyadi, ST,
Lebih terperinciSTUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT
STUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Kestabilan Sistem Tenaga Kestabilan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 Perhitungan Critical Clearing Time Berdasarkan Critical Trajectory Menggunakan Controlling Unstable Equilibrium Point (CUEP) Pada Sistem Multimesin Terhubung Bus Infinite
Lebih terperinciPerhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berbasis Trajectory Kritis Menggunakan Persamaan Simultan pada Sistem yang Terhubung dengan Smart Grid
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-136 Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berbasis Trajectory Kritis Menggunakan pada Sistem yang Terhubung dengan Smart Grid
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN TRANSIEN BERBASIS CRITICAL CLEARING TIME PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN BERBASIS CRITICAL CLEARING TIME PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG Angky Inggita Putra, Margo Pujiantara, Ardyono Priyadi Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPerhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite
JURNAL TEKNIK ELEKTRO Vol., No., (03) -6 Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite Argitya Risgiananda ), Dimas Anton Asfani ),
Lebih terperinciPerhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berdasarkan Trajectory Kritis Menggunakan Hilangnya Sinkronisasi pada Sistem 3 Generator 9 Bus
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-6 1 Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berdasarkan Trajectory Kritis Menggunakan Hilangnya Sinkronisasi pada Sistem 3 Generator 9 Bus Nurdiansyah Pujoyo,
Lebih terperinciAnalisa Stabilitas Transien Pada Sistem Transmisi Sumatera Utara 150 kv 275 kv Dengan Penambahan PLTA Batang Toru 4 X 125 MW
B202 Analisa Stabilitas Transien Pada Sistem Transmisi Sumatera Utara 150 kv 275 kv Dengan Penambahan PLTA Batang Toru 4 X 125 MW Danar Tri Kumara, Prof. Ir Ontoseno Penangsang M.Sc,Ph.D, dan Ir. NI Ketut
Lebih terperinciPERHITUNGAN CCT (CRITICAL CLEARING TIME) UNTUK ANALISIS KESTABILAN TRANSIENT PADA SISTEM KELISTRIKAN 500KV JAWA-BALI
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-5 1 PERHITUNGAN CCT (CRITICAL CLEARING TIME) UNTUK ANALISIS KESTABILAN TRANSIENT PADA SISTEM KELISTRIKAN 500KV JAWA-BALI I Nyoman Kurnia Widhiana, Ardyono Priyadi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (203) -6 Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berdasarkan Trajectory Kritis Menggunakan Hilangnya Sinkronisasi pada Sistem 3 Generator 9 Bus yang Terhubung pada Infinite
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat Syahrul Hidayat, Ardyono
Lebih terperinciANALISA CRITICAL CLEARING TIME PADA KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK AKIBAT KONDISI GANGGUAN TIDAK SEIMBANG
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 07 ISSN 085-48 ITN Malang, 4 Pebruari 07 ANALISA CRITICAL CLEARING TIME PADA KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK AKIBAT KONDISI GANGGUAN
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh
B-468 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh David Firdaus,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A121 Studi Analisa Stabilitas Transien Sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali) 5kV Setelah Masuknya Pembangkit Paiton MW Pada Tahun 221
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC
B19 Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC Firdaus Ariansyah, Ardyono Priyadi, dan Margo Pujiantara
Lebih terperinciPERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.., No.2, September 20 PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Rika Favoria Gusa Dosen Jurusan Teknik Elektro UBB Bangka Belitung, Indonesia
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan
Presentasi Seminar Tugas Akhir Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan Nama : Syahrul Hidayat NRP : 2209100161 Pembimbing :
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban
JUNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-170 Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban Baghazta
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban di Perusahaan Minyak Nabati
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban di Perusahaan Minyak Nabati Wijaya Khisbulloh, Ardyono Priyadi, dan Ontoseno Penangsang Jurusan Teknik
Lebih terperinci2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Listrik Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi juga merupakan bagian yang paling
Lebih terperinciPERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)
PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) Wahri Sunanda 1), Rika Favoria Gusa 2) 1) 2) Teknik Elektro Universitas Bangka Belitung ABSTRAK PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK
Lebih terperinciStrategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory
1 Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory Surya Adi Purwanto, Hadi Suyono, dan Rini Nur Hasanah Abstrak PT. Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory adalah perusahaan
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv
Analisis Kestabilan Transien di PT. Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv Waskito Aji, Ardyono Priyadi, dan Margo Pujiantara Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciSIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL
SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL Y. Arifin Laboratorium Mesin Mesin Listrik, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tadulako Email: yusnaini_arifin@yahoo.co.id Abstrak Tulisan
Lebih terperinciAnalisa Stabilitas Transient STL Minahasa Menggunakan Metode Kriteria Luas Sama
E-journal Teknik Elektro dan Komputer (15), ISSN : 31-84 33 Analisa Stabilitas Transient STL Minahasa Menggunakan Metode Kriteria Luas Sama Frietz Andrew Rotinsulu (1), Maickel Tuegeh, ST., MT. (), Lili
Lebih terperincie-journal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN
e-journal Teknik Elektro dan Komputer (4, ISSN -84 Analisa Stabilitas Transien Untuk Menentukan Waktu Pemutusan Kritis (Critical Clearing Time Pada Jaringan Transmisi 7 kv PLTA Tanggari II-GI Sawangan
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Transien di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Akibat Penggantian Sebuah Unit Pembangkit GTG 18 MW Menjadi STG 32 MW
Analisis Stabilitas Transien di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Akibat Penggantian Sebuah Unit Pembangkit GTG 1 MW Menjadi STG 3 MW Chico Hermanu B A, Adi Soeprijanto, Margo Pujiantara Jurusan Teknik Elektro-FTI
Lebih terperinciStudi Aliran Daya Optimum Mempertimbangkan Kestabilan Transien Sistem Menggunakan Simulasi Domain Waktu
JURNAL TEKNIK POMITS 1 Studi Aliran Daya Optimum Mempertimbangkan Transien Sistem Menggunakan Simulasi Domain Mochammad Reza, Ardyono Priyadi 1), Rony Seto Wibowo 2). Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciOptimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA)
Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA) TEKNIK SISTEM TENAGA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) Mata Kuliah: Stabilitas dan Keandalan ; Kode: ; T: 2 sks; P: 0 sks Deskripsi Mata Kuliah: Mata kuliah ini berisi definisi stabilitas sistem tenaga listrik,
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear Gede Arjana P.P, Ontoseno Penangsang, dan Ardyono Priyadi
Lebih terperinciPERANCANGAN SOFTWARE APLIKASI UNTUK PERKIRAAN STABILITAS TRANSIEN MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE KRITERIA SAMA LUAS
PERANCANGAN SOFTWARE APLIKASI UNTUK PERKIRAAN STABILITAS TRANSIEN MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE KRITERIA SAMA LUAS Boy Sandra (2204 100 147) Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban Sistem Kelistrikan Distrik II PT. Medco E&P Indonesia, Central Sumatera
Analisis Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban Sistem Kelistrikan Distrik II PT. Medco E&P Indonesia, Central Sumatera Andy Kurniawan, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaanya oleh manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial, maupun dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory
1 Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory Triyudha Yusticea Sulaksono, Hadi Suyono, Hery Purnomo Abstrak PT. Ajinomoto Indonesia
Lebih terperinciDOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :
DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP : 2210105016 1. PENDAHULUAN 2. TEORI PENUNJANG 3. PEMODELAN SISTEM 4. ANALISA
Lebih terperinciSimulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE)
Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE) Liliana Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5 VINA APRILIA
ANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5 (Skripsi) Oleh VINA APRILIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-136
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-136 Simulasi Dinamika untuk Menentukan Stabilitas Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Thyristor Controlled Braking Resistor pada Sistem IEEE
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON
ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON Indra Adi Permana 1, I Nengah Suweden 2, Wayan Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk kebutuhan energi listrik semakin meningkat, maka dibutuhkan penambahan pasokan listrik hingga tercukupi. Selain penambahan energi
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Transien Dan Perancangan Pelepasan Beban Pada Sistem Kelistrikan Tabang Coal Upgrading Plant (TCUP) Kalimantan Timur
Analisis Stabilitas Transien Dan Perancangan Pelepasan Beban Pada Sistem Kelistrikan Tabang Coal Upgrading Plant (TCUP) Kalimantan Timur Primanda Ary Putranta 06100198 Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga
Lebih terperinciBAB 3 ESTIMASI KESTABILAN DENGAN FUNGSI LYAPUNOV
BAB 3 ESTIMASI KESTABILAN DENGAN FUNGSI LYAPUNOV Pada bab ini akan dijelaskan tentang pembuatan fungsi Lyapunov untuk sistem tenaga listrik mesin majemuk dan menjelaskan bagaimana menggunakan fungsi Lyapunov
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory
1 Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory Triyudha Yusticea Sulaksono, Hadi Suyono, Hery Purnomo Abstrak PT. Ajinomoto Indonesia
Lebih terperinciSTUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK
STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK Tantri Wahyuni Fakultas Teknik Universitas Majalengka Tantri_wahyuni80@yahoo.co.id Abstrak Pada suhu kritis tertentu, nilai resistansi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem tenaga listrik yang besar pada umumnya memiliki beberapa pusat pembangkit yang terdiri dari banyak generator (multimesin). Generator berfungsi untuk mensalurkan
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5
ANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5 Vina Aprilia 1, Dikpride Despa 2, Herri Gusmedi 3, Lukmanul Hakim 4
Lebih terperinciANALISIS BATAS STABILITAS STEADY STATE DAN TRANSIENT MENGGUNAKAN METODE RADIAL EQUIVALENT INDEPENDENT (REI) DIMO. Oleh : JEFRI LIANDA
TESIS ANALISIS BATAS STABILITAS STEADY STATE DAN TRANSIENT MENGGUNAKAN METODE RADIAL EQUIVALENT INDEPENDENT (REI) DIMO Oleh : JEFRI LIANDA 2209 201 008 DOSEN PEMBIMBING : Prof.Ir.ONTOSENO PENANGSANG, M.Sc.
Lebih terperinciSELF TUNING PI PADA PENGENDALI KECEPATAN PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA TANPA SENSOR KECEPATAN DENGAN KONTROL VEKTOR ARUS DAN OBSERVER DALAM SUMBU DQ
SELF TUNING PI PADA PENGENDALI KECEPATAN PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA TANPA SENSOR KECEPATAN DENGAN KONTROL VEKTOR ARUS DAN OBSERVER DALAM SUMBU DQ Raden Irwan Febriyanto (NPM : 99) Departemen Teknik
Lebih terperinciPENGARUH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) TERHADAP PERILAKU SISTEM TENAGA LISTRIK SULAWESI SELATAN DALAM KEADAAN TRANSIEN
PRO S ID IN G 20 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGARUH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) TERHADAP PERILAKU SISTEM TENAGA LISTRIK SULAWESI SELATAN DALAM KEADAAN TRANSIEN Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciNama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.
Nama : Ririn Harwati NRP : 2206 100 117 Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. Presentasi Sidang Tugas Akhir (Genap 2010) Teknik Sistem Tenaga Jurusan
Lebih terperinciPublikasi Jurnal Skripsi JANUAR MUTTAQIN NIM : Disusun Oleh :
ANALISIS KESTABILAN SISTEM DAYA PADA INTERKONEKSI DUA GENERTOR SINKRON TIGA FASA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA ANDUNGBIRU KECAMATAN TIRIS KABUPATEN PROBOLINGGO Publikasi Jurnal Skripsi Disusun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban pada Joint Operating
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Rujukan penelitian yang pernah dilakukan untuk mendukung penulisan tugas akhir ini antara lain: a. Berdasarkan hasil penelitian Denny Yusuf Sepriawan (2014)
Lebih terperinciPERBAIKAN STABILITAS PERALIHAN MENGGUNAKAN BRAKING RESISTOR PENGENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODE KRITERIA SAMA LUAS SKRIPSI
PERBAIKAN STABILITAS PERALIHAN MENGGUNAKAN BRAKING RESISTOR PENGENDALI LOGIKA FUZZY DENGAN METODE KRITERIA SAMA LUAS SKRIPSI Oleh : Irsan 04 03 03 056X DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (23) -6 Pengendalian Rasio Bahan Bakar dan Udara Pada Boiler Menggunakan Metode Kontrol Optimal Linier Quadratic Regulator (LQR) Virtu Adila, Rusdhianto Effendie AK, Eka
Lebih terperinciDynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan
1 Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan Sheila Fitria Farisqi, Rony Seto Wibowo dan Sidaryanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)
ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK 156117 (2SKS) ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK Tujuan : Mahasiswa mampu memodelkan dan menganalisa arus gangguan hubung singkat, dengan menggunakan metode
Lebih terperinciAnalisa Stabilitas Transien pada Sistem Kelistrikan PT. Pupuk Kalimantan Timur (Pabrik KALTIM 1), Akibat Reaktivasi Pembangkit 11 MW.
Analisa Stabilitas Transien pada Sistem Kelistrikan PT. Pupuk Kalimantan Timur (Pabrik KALTIM 1), Akibat Reaktivasi Pembangkit 11 MW. M. Faishal Adityo, Margo Pujiantara, Ardyono Priyadi Jurusan Teknik
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
Pemodelan dan Analisa Energi Listrik Yang Dihasilkan Mekanisme Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Air (PLTG-AIR) Tipe Pelampung Silinder Dengan Cantilever Piezoelectric Sherly Octavia Saraswati dan Wiwiek
Lebih terperinciBAB II PEMODELAN MATEMATIS SISTEM INVERTED PENDULUM
BAB II PEMODELAN MATEMATIS SISTEM INVERTED PENDULUM Model matematis diturunkan dari hubungan fisis sistem. Model tersebut harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem secara memadai. Tujuannya
Lebih terperinciSTUDI STABILITAS TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE KRITERIA SAMA LUAS
STUDI STABILITAS TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE KRITERIA SAMA LUAS SKRIPSI diajukan guna melengkapi skripsi dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Elektro
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa
Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Agus R. Utomo Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail : arutomo@yahoo.com Mohamad Taufik
Lebih terperinciVol: 2 No.2 September 2013 ISSN:
PERBAIKAN KESTABILAN DINAMIK SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN DENGAN METODA LINEAR QUADRATIC REGULATOR (STUDI KASUS : PT. PLN SUMBAR-RIAU) Aidil Danas, Heru Dibyo Laksono dan Syafii Program Studi Teknik
Lebih terperinciStudi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai
JURNAL TEKNIK POMITS Vol, No, () -6 Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai Anas Khoir, Yerri Susatio, Ridho Hantoro Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciKontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 untuk Sistem Pendulum-Kereta
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () ISSN: 7-59 (-97 Print) B-7 Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe untuk Sistem Pendulum-Kereta Helvin Indrawati dan Trihastuti Agustinah Jurusan Teknik
Lebih terperinciSimulasi Perbaikan Transient Dengan Memanfaatkan Reclosing Circuit Breaker Studi Kasus Sistem Kelistrikan PT. Asahimas Flat Glass Tbk
Simulasi Perbaikan Transient Dengan Memanfaatkan Reclosing Circuit Breaker Studi Kasus Sistem Kelistrikan PT. Asahimas Flat Glass Tbk Sugeng Laksono, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisa Transient Stability dan Pelepasan Beban Pengembangan Sistem Integrasi 33 KV di PT. Pertamina RU IV Cilacap
Analisa Transient Stability dan Pelepasan Beban Pengembangan Sistem Integrasi 33 KV di PT. Pertamina RU IV Cilacap Aryo Nugroho, Prof. Dr.Ir. Adi Soeprijanto, MT., Dedet Candra Riawan, ST, M.Eng. Jurusan
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM INTEGRASI 33 KV PT. PERTAMINA RU IV CILACAP AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN RFCC DAN PLBC
TUGAS AKHIR TE 141599 ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM INTEGRASI 33 KV PT. PERTAMINA RU IV CILACAP AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN RFCC DAN PLBC Firdaus Ariansyah NRP 2213106062 Dosen
Lebih terperinciOptimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) Pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Firefly Algorithm (FA)
PROSEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, JUNI 23 Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) Pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Firefly Algorithm (FA)
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Badak NGL
JURNAL TEKNIK POMITS ol., No., (204) - Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Badak NGL Muhammad Rizal Fauz, Ardono Priadi, dan Margo Pujiantara Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciPERKIRAAN STABILITAS TRANSIEN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN JAWA BALI 500 KV MENGGUNAKAN COMMITTEE NEURAL NETWORK
PERKIRAAN STABILITAS TRANSIEN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN JAWA BALI 500 KV MENGGUNAKAN COMMITTEE NEURAL NETWORK Eko Prasetyo 2205 100 092 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)
ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK 156117 (2SKS) ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK Tujuan : Mahasiswa mampu memodelkan dan menganalisa arus gangguan hubung singkat, dengan menggunakan metode
Lebih terperinciPENGGUNAAN PENGENDALI LOGIKA FUZZY
PENGGUNAAN PENGENDALI LOGIKA FUZZY UNTUK KOORDINASI PENSAKLARAN BRAKING RESISTOR, REAKTOR DAN KAPASITOR PADA PERBAIKAN STABILITAS PERALIHAN SISTEM TENAGA LISTRIK SKRIPSI OLEH DIAR FIRMAN 04 03 03 09 DEPARTEMEN
Lebih terperinciEvaluasi Kestabilan Tegangan Sistem Jawa Bali 500kV menggunakan Metode Continuation Power Flow (CPF)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-6 1 Evaluasi Kestabilan Tegangan Sistem Jawa Bali 5kV menggunakan Metode Continuation Power Flow (CPF) Agiesta Pradios Ayustinura, Adi Soeprijanto, Rony Seto
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN REAKTANSI SALURAN TERHADAP TRANSIENT STABILITY OF MULTIMACHINE DENGAN METODE RUNGE-KUTTA FEHLBERG
ANALISIS PERUBAHAN REAKTANSI SALURAN TERHADAP TRANSIENT STABILITY OF MULTIMACHINE DENGAN METODE RUNGE-KUTTA FEHLBERG Petrus Prasetyo 1, Dikpride Despa 2, Herri Gusmedi 3, Lukmanul Hakim 4 1234 Jurusan
Lebih terperinciPERFORMASI PEMBANGKIT 150 kv DALAM BLACKOUT SCENARIOS. Arif Nur Afandi
52 NO, ol : 9 Maret 23, ISSN : 693-8739 POMSI PMBNGI 5 k DLM BLCOU SCNIOS rif Nur fandi bstrak: Stabilitas sistem tenaga ini pada kondisi blackout memerlukan tindakan segera untuk recovery. Pada kondisi
Lebih terperinciGENERATOR SINKRON Gambar 1
GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian sistem ini biasanya terdiri dari dua bagian yaitu saluran distribusi primer
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem distribusi tenaga listrik merupakan sistem dimana listrik yang sudah dibangkitkan oleh pembangkit listrik akan disalurkan ke konsumen
Lebih terperinciDESAIN RECURRENT NEURAL NETWORK - AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR PADA SISTEM SINGLE MESIN
Prosiding Seminar Nasional Manaemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 200 DESAIN RECURRENT NEURAL NETWORK - AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR PADA SISTEM SINGLE MESIN Widi Aribowo Fakultas
Lebih terperinciRESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVENSIONAL DAN GOVERNOR FUZZY LOGIC
RESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVEIONAL DAN GOVERNOR FUY LOGIC Yusnaini Arifin* * Abstract This paper aims to know how the conventional and fuzzy logic governor respons by load/disturbance
Lebih terperinciDynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-24 Dynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization Afif Nur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang meliputi latar belakang,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas garis besar penelitian yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian. 1.1.
Lebih terperinciANALISA STABILITAS TRANSIEN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.CHANDRA ASRI,CILEGON AKIBAT INTEGRASI PLN
ANALISA STABILITAS TRANSIEN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.CHANDRA ASRI,CILEGON AKIBAT INTEGRASI PLN Aryawa Prasada Suroso, Margo Pujiantara, Ardyono Priyadi Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi
Lebih terperinciKata kunci : Governor, load frequency control, fuzzy logic controller
ABSTRAK Sistem tenaga listrik yang baik merupakan suatu sistem yang dapat melayani permintaan beban secara berkelanjutan serta tegangan dan frekuensinya stabil. Kondisi sistem yang stabil sebenarnya tidak
Lebih terperinciErik Tridianto, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS
Analisis Stabilitas Transien pada PT. Petrokimia Gresik Akibat Penambahan Pembangkit 20 & 30 MW serta Penambahan Pabrik Phosporit Acid dan Amunium Urea Erik Tridianto, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING
BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,
Lebih terperincin p = putaran poros ( rpm ) ( Aaron, Deutschman, 1975.Hal 485 ) 3. METODOLOGI
n p = putaran poros ( rpm ) ( Aaron, Deutschman, 1975.Hal 485 ). METODOLOGI Pada bab ini akan dibahas secara detail mengenai perencanaan dan pembuatan alat,secara keseluruan proses pembuatan dan penyelesaian
Lebih terperinciSimulasi Sederhana tentang Energy Harvesting pada Sistem Suspensi
Simulasi Sederhana tentang Energy Harvesting pada Sistem Suspensi mochamad nur qomarudin, februari 015 mnurqomarudin.blogspot.com, alfiyahibnumalik@gmail.com bismillah. seorang kawan meminta saya mempelajari
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (204) Pengembangan Metode Pembuatan Kurva P-V Untuk GI 500 kv Dalam Rangka Mengantisipasi Voltage Collapse Rusda Basofi, Adi Soeprijanto, Rony Seto Wibowo Jurusan Teknik
Lebih terperinciTugas Mingguan Peserta OJT Angkatan 13 Th. 2009
Tugas Mingguan Peserta OJT Angkatan 13 Th. 2009 WATAK FREKUENSI SISTEM PADA SAAT TERJADI HILANG DAYA PEMBANGKIT Disusun oleh: Haryo Praminta Sedewa YG/ES/0282 PT PLN(persero) AP2B Sistem Kalselteng WATAK
Lebih terperinciyaitu kestabilan sistem tenaga saat mengalami gangguan-gangguan yang kecil. mengganggu keserempakan dari sistem tenaga.
Pada penelitian ini jenis kestabilan yang diteliti adalah small signal stability, yaitu kestabilan sistem tenaga saat mengalami gangguan-gangguan yang kecil. Berbeda dengan gangguan transien yang jarang
Lebih terperinciAnalisis Aliran Daya Tiga Fasa Tidak Seimbang Menggunakan Metode K-Matrik dan Z BR pada Sistem Distribusi 20 kv Kota Surabaya
1 Analisis Aliran Daya Tiga Fasa Tidak Seimbang Menggunakan Metode K-Matrik dan Z BR pada Sistem Distribusi kv Kota Surabaya Pungki Priambodo, Ontoseno Penangsang, Rony Seto Wibowo Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciStudi Kestabilan Sistem dan Pelepasan Beban (Load Shedding) Berdasarkan Standar IEEE di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV
Studi Kestabilan Sistem dan Pelepasan Beban (Load Shedding) Berdasarkan Standar IEEE di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV N. Nuswantara 1 W.G. Ariastina 2 A. A. N. Amrita 3 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciReinhard Napitupulu, Surya Hardi
Analisis Kestabilan Peralihan Pada Sistem Jaringan Transmisi 150 kv PLN Sumatera Bagian Utara Reinhard Napitupulu, Surya Hardi Magister Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VISUAL KEAMANAN TRANSMISI
PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VISUAL KEAMANAN TRANSMISI Mohammad Arie Reza 1), Mauridhi Hery Purnomo 2), Adi Soeprijanto 3) 1) Univ. Sains dan Teknologi Jayapura/Mahasiswa S2 Jurusan Teknik Elektro ITS
Lebih terperinciPREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC
PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC Fakka Kodrat Tulloh, Aguk Zuhdi Muhammad Fathallah dan Semin. Jurusan Teknik Sistem
Lebih terperinciANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan
ANALISIS SISTEM TENAGA Analisis Gangguan Dr. Muhammad Nurdin Ir. Nanang Hariyanto, MSc Departemen Teknik Elektro ITB Pendahuluan Sistem tenaga listrik pasti mengalami gangguan dengan arus yang besar Alat
Lebih terperinciRizky Fajar Adiputra
Rizky Fajar Adiputra 2206 100 061 Dosen Pembimbing : I.G.N Satriyadi H., ST, MT Ir. Arif Mustofa, MT Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
Lebih terperinciRANCANG BANGUN STRUKTUR RANGKA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA
1 RANCANG BANGUN STRUKTUR RANGKA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA Agil Erbiansyah dan Prof. Ir. I Nyoman Sutantra M.Sc.,Ph.D. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinci