IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Ion leakage Elektrolit merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul yang disebut ion, dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion. Pada suhu yang lebih rendah dari 10 0 C akan menimbulkan kerusakan fisiologis dan terjadi kebocoran-kebocoran elektrolit dengan cepat (Lewis dan Workman (1964) dalam Pantastico et al. 1986)). Pada hari ke-1 sampai hari ke-20 penyimpanan pada perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit dan Aloe vera coating kenaikan persentase ion leakage pada suhu 5 0 C lebih tinggi daripada suhu 10 0 C. Kenaikan persentase ion leakage dengan perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit dan Aloe vera coating pada suhu 5 dan 10 0 C dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil serupa dilaporkan oleh Salveit (2002) dimana pada suhu rendah di bawah suhu optimum penyimpanan tomat, terjadi kerusakan membran sel sebagai akibat kerusakan dingin. Kerusakan membran sel ini terjadi karena lipid dan protein sebagai penyusun dinding sel mengalami ketegangan plastis akibat pendinginan. Nobel (1991) menyebutkan bahwa ketegangan disebabkan oleh tekanan isi sel pada dinding sel dan bergantung pada konsentrasi zat-zat osmotik aktif dalam vakuola, permeabilitas protoplasma dan elastisitas dinding sel. Dalam osmosis zat-zat bergerak dari daerah dengan energi kinetik tinggi ke daerah dengan energi lebih rendah. Cairan sel mempunyai jenjang energi lebih rendah karena zat-zat yang terlarut di dalamnya, sebagai akibatnya air berdifusi ke dalam sel. Difusi terus menerus meningkat ke jenjang energi sel, dan berakibat naiknya tekanan, yang mendorong sitoplasma ke dinding sel, dan menyebabkan sel menjadi tegang. Mitchell (2000) melaporkan bahwa sitoplasma sel bermuatan negatif disebabkan distribusi anion dan kation pada sisi membran yang berlawanan tidak sama. Potensial membran bertindak sebagai suatu sumber energi yang mempengaruhi lalulintas semua substansi bermuatan yang melewati membran. Potensial membran mendukung transpor pasif kation ke dalam sel dan anion ke luar sel disebabkan muatan di dalam sel negatif dibandingkan dengan di luarnya. Hal ini disebabkan meningkatnya kerusakan membran permeabel

2 sehingga pada saat dikeluarkan dari ruang penyimpan dingin, dinding sel pecah sehingga cairan sel akan keluar menyebabkan kenaikan ion leakage tinggi. Gambar 7, 8,9 di bawah ini menunjukkan kenaikan persentase ion leakage dengan perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit, Aloe vera coating dan kontrol pada suhu 5 0 C hari ke-1, 9 dan 20 penyimpanan. Ion leakage (%) Waktu (menit) Gambar 7. Perubahan ion leakage pada penyimpanan suhu 5 0 C pada hari ke-1 Ion leakage (%) Waktu (menit) Gambar 8. Perubahan ion leakage pada penyimpanan suhu 5 0 C pada hari ke-9 Ion leakage (%) Gambar 9. Perubahan ion leakage pada penyimpanan suhu 5 0 C pada hari ke-20

3 Pada Gambar 7, 8 dan 9 menunjukkan kenaikan persentase ion leakage dengan perlakuan heat shock 20 menit lebih kecil dibanding perlakuan lain. Gejala chilling injury sudah terjadi pada hari ke-1 ditandai dengan meningkatnya persentase ion leakage. Dari Gambar terlihat bahwa penyimpanan tomat yang diberi perlakuan heat shock mengalami kenaikan persentase ion leakage yang lebih kecil daripada tanpa heat shock dan Aloe vera. Hal ini disebabkan perlakuan heat shock meningkatkan fospolipid. Lurie (2000) melaporkan heat shock meningkatkan konsentrasi fospolipid, menurunkan ratio sterol terhadap fospolipid dan asam lemak jenuh. Perbedaan komposisi lipid ini menguatkan membran dan mencegah kehilangan fungsi membran yang disebabkan chilling injury. Mitchell (2000) melaporkan fospolipid merupakan lipid terdapat dalam jumlah yang sangat melimpah dalam membran. Fospolipid merupakan suatu molekul amfipatik, yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah hidrofilik maupun daerah hidrofobik. Protein membran terdapat dalam bilayer fospolipid dan daerah-daerah hidrofilik cukup jauh dari bilayer. Pengaturan molekuler ini memaksimumkan kontak daerah hidrofilik protein dan fospolipid dengan air, di lain pihak memberikan lingkungan non aqueous pada bagian hidrofobiknya. Membran merupakan mosaik molekul protein yang terapung pada bilayer fluida yang terdiri dari fospolipid-fospolipid. Membran bukan merupakan lembaran molekul statis yang terikat kuat di tempatnya. Membran ditahan bersama terutama oleh interaksi hidrofobik, yang jauh lebih lemah dari ikatan kovalen. Suatu membran tetap berwujud fluida jika membran banyak mengandung fospolipid dengan ekor hidrokarbon tak jenuh. Begitu suhu turun, hingga akhirnya pada beberapa suhu kritis, fospolipid mengendap dalam suatu susunan yang rapat dan membrannya membeku. Adanya kekusutan di tempat ikatan gandanya, hidrokarbon tidak jenuh tidak tersusun serapat hidrokarbon jenuh. Apabila membran membeku, permeabilitasnya berubah dan protein enzimatik di dalamnya menjadi inaktif. Suatu sel dapat mengubah komposisi lipid membrannya dalam tingkatan tertentu sebagai penyesuaian terhadap suhu yang berubah. Hal serupa dilaporkan Wang (1994) bahwa perlakuan heat shock pada suhu 42 0 selama 30 menit sebelum disimpan pada suhu 5 0 C efektif dapat mengurangi chilling injury pada zucchini squash. Perlakuan heat shock pada

4 suhu sebelum disimpan pada suhu dingin menjaga fospolipid tetap dalam jumlah banyak pada membran, meningkatkan konsentrasi polyamine, prolin, mengurangi gula dan rantai panjang aldehyd. Faktor ini berpengaruh menjaga membran bersifat fluida dan lentur dan mengurangi chilling injury. Wang juga melaporkan bahwa perlakuan heat shock sebelum disimpan pada suhu dingin menyebabkan aktifitas dekarbosilasi S-adenosylmethionin lebih tinggi, meningkatkan biosintesis polyamine, spermidin dan spermin. Polyamin berfungsi menjaga stabilitas struktur bilayer lipid dan menjaga membran dari peroksidasi dan kerusakan radikal bebas. Meningkatnya biosintesis spermidin dan spermin meningkatkan ketahanan terhadap kerusakan suhu dingin. Chang (2001) juga melaporkan heat shock protein dengan methyl jasmonate dan methyl salicylate dapat meningkatkan ketahanan tomat terhadap chilling injury karena dapat mengontrol protein dalam intrasel dan meningkatkan transport membran dengan menyesuaikan diri dengan mengikat dan melepaskan protein. Gambar 10, 11 dan 12 di bawah ini menunjukkan perubahan ion leakage pada penyimpanan suhu 10 0 C dengan perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit, Aloe vera coating dan kontrol pada hari ke-1, 9 dan 20. Pada Gambar menunjukkan kenaikan persentase ion leakage dengan perlakuan heat shock 20 menit pada hari ke-9 dan 20 lebih kecil dibanding perlakuan lain. Dari Gambar terlihat bahwa penyimpanan tomat yang diberi perlakuan heat shock mengalami kenaikan persentase ion leakage yang lebih kecil daripada tanpa heat shock dan Aloe vera coating. Hal ini disebabkan perlakuan heat shock meningkatkan fospolipid. Ion leakage (%) Gambar 10. Perubahan ion leakage pada penyimpanan suhu 10 0 C pada hari ke-1

5 Ion leakage (%) Gambar 11. Perubahan ion leakage pada penyimpanan suhu 10 0 C pada hari ke-9 Ion leakage (%) Gambar 12. Perubahan ion leakage pada penyimpanan suhu 10 0 C pada hari ke-20 Heat shock dapat memulihkan transpor membran yang rusak diakibatkan meningkatnya ion Ca 2+ yang disebabkan meningkatnya kerusakan membran permeabel karena penyimpanan dingin sehingga ion calsium (Ca 2+ ) di dalam maupun di luar sel sama. Jika dua larutan bersifat isotonik air berpindah melintasi membran pada laju yang sama ke arah kanan maupun ke kiri sehingga tidak terdapat selisih osmosis. Pernyataan ini didukung oleh Saltveit (2003) heat shock dengan suhu 45 0 selama 30 menit dapat mengurangi chilling injury pada Saintpaulia ionantha Ion calsium (Ca 2+ ) yang tinggi dalam sitosol diketahui sebagai penghalang transport masuk dan keluar zat melalui membran. Saltveit juga melaporkan secara physiologi heat shock dapat mengontrol konsentrasi calsium dalam sitosol pada saat disimpan pada suhu kritis. Dari keseluruhan grafik terlihat bahwa sampai hari ke-20 penyimpanan, tomat yang disimpan pada suhu 10 0 C dengan perlakuan heat shock 20 menit

6 memberikan kenaikan persentase ion leakage lebih kecil dibanding perlakuan lain. Hal ini disebabkan membran yang terdiri atas fospolipid dalam jumlah besar mampu membentuk membran dan menyesuaikan diri karena struktur molekulernya yang ampifatik. Hidrofobik membran menghalangi transport ion dan molekul polar yang bersifat hidrofilik. Dalam hal ini, aquabidest sebagai pelarut tomat adalah molekul sangat kecil yang polar tetapi tidak bermuatan juga dapat melewati lipid-lipid membran dengan cepat. Bilayer lipid tidak sangat permeabel terhadap molekul polar tak bermuatan yang lebih besar tetapi juga relatif tidak permeabel terhadap semua ion sekalipun ion kecil. Sel mengatur konsentrasi ion organiknya seperti Na +, K +, Ca 2-, dan Cl -. Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil dan menolak yang lainnya, membran sel permeabel secara selektif. Air berdifusi melintasi membran dari larutan hipotonik ke larutan hipertonik. Difusi air melintasi membran permeabel selektif terjadi secara osmosis atau transport pasif. Tomat yang direndam dalam larutan hipotonik (aquabidest), dinding sel akan membantu mempertahankan keseimbangan air sel. Sel akan membengkak ketika air masuk melalui osmosis, akan tetapi dindingnya yang lentur akan mngembang hanya sampai pada ukuran tertentu sebelum dinding ini mengerahkan tekanan balik pada sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut. Pada penelitian ini perlakuan panas (heat shock) pada suhu 42 0 C selama 20 menit merupakan kondisi paling baik dibandingkan perlakuan heat shock 40, 60 menit dan Aloe vera coating. B. ph Asam adalah senyawa yang mengandung hidrogen (H + ), sedang basa adalah senyawa yang menghasilkan ion hidroksil (OH - ). Perubahan ph dapat disebabkan oleh lama penyimpanan dan adanya mikroorganisme. Konsentrasi ion hidrogen yang aktif yang biasa dinyatakan dengan ph sering menentukan jenis mikroba yang tumbuh dalam makanan dan produk yang dihasilkan (Saeni 1989). Perubahan derajat keasaman (ph) selama penyimpanan dapat berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemasakan dan tingginya suhu penyimpanan (Pantastico 1986).

7 ph Gambar 13. Perubahan ph tanpa perlakuan, dengan heat shock dan Aloe vera pada suhu 5 0 C selama penyimpanan. ph Gambar 14. Perubahan ph tanpa perlakuan, dengan heat shock dan Aloe vera pada suhu 10 0 C selama penyimpanan. Perbandingan perubahan ph tanpa perlakuan, dengan perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit dan Aloe vera coating selama penyimpanan pada suhu 5 0 C dan 10 0 C ditunjukkan pada gambar 13 dan 14 di atas. Pada suhu simpan 5 0 C, nilai ph tertinggi dan terendah pada heat shock 20, menit adalah 3.4 pada hari ke-0 penyimpanan dan 2.4 pada hari ke-17 penyimpanan. Pada heat shock 40 menit nilai ph teringgi dan terendah masing-masing 3.6 dan 2.3 pada hari ke-3 dan 17 penyimpanan. Pada heat shock 60 menit dan Aloe vera coating nilai ph tertinggi adalah 3.6 pada hari ke-4 dan 5 penyimpanan, terendah masing-masing 2.5 dan 2.6 pada hari ke-16 penyimpanan. Pada suhu simpan 10 0 C nilai ph tertinggi

8 berurut-turut 3.6, 3.5, 3.4, dan 3.4 sedangkan nilai ph terendah masing-masing 2.9, 2.5, 2.7, dan 2.5. Perubahan ph pada suhu simpan 5 0 dan 10 0 C menunjukkan berkurang atau meningkatnya konsentrasi H +. Perubahan ph dapat dijadikan petunjuk terjadinya kerusakan dingin (Naruke et al. 2003). Hasil penelitian Schirra (1992) dalam Purwanto (2005) menyebutkan bahwa gejala kerusakan dingin pada buah anggur dapat diketahui dari akumulasi etanol yang berkaitan erat salah satunya dengan ph. Kenaikan ph pada pada suhu 5 0 C, diakibatkan oleh perubahan kandungan asam pada mentimun yang menunjukkan terjadinya gejala kerusakan dingin (Purwanto 2005). Menurut Pantastico (1986), buah yang sedang berubah warnanya akan meningkat kadar keasamannya dan kenaikan itu bersamaan dengan pola klimakterik sedang penurunan kandungan vitamin C disebabkan rusaknya persenyawaan vitamin C oleh proses oksidasi. ph tomat pada awal penyimpanan lebih tinggi untuk semua perlakuan disebabkan karena tomat yang dipanen masak hijau mempunyai kandungan zat pati lebih tinggi, sehingga saat dipanen akan terurai menjadi asam organik, pada waktu proses respirasi. Menurut Muchtadi dan Sugiyono (1992), tomat yang dimasak hijau mengandung zat pati yang lebih tinggi dan akan terurai menjadi asam organik oleh respirasi maupun enzim pektinase. Pada awal sampai pada akhir penyimpanan, ph tomat relatif berubah. Perubahan ph disebabkan mitokondria tidak mampu mempertahankan ion hidrogen dan perubahan komposisi protein dalam membran sebagai akibat kerusakan dingin. Pernyataan ini didukung oleh Karp ( 2000) yang melaporkan bahwa membran mitokondria menghasilkan dan mempertahankan ion hidrogen merupakan suatu fungsi rantai transport elektron. Karp juga melaporkan perbedaan H + disebabkan pompa ion menggunakan ATP sebagai sumber energi untuk mentranspor ion melawan gradiennya. ATP sintase menggunakan energi dari gradien ion yang ada untuk menggerakkan sintesis ATP. Rantai transport merupakan pengubah energi yang menggunakan aliran elektron eksergonik untuk memompa H + melintasi membran mitokondria, dari matriks ke ruang antar membran. Transfer elektron menyebabkan H + diserap dan dilepas kembali ke dalam larutan sekelilingnya. Ion H + lewat melalui suatu

9 saluran dalam ATP sintase, dan kompleks protein berfungsi sebagai penghasil aliran eksergonik H + untuk menggerakkan fosforilasi ADP. ATP sintasa menunjukkan perbedaan konsentrasi H + pada sisi yang berlawanan dari membrandalam mitokondria C. Susut bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan maka bobot tomat semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi susut bobot salah satunya adalah kelembaban udara relatif (RH) pada ruang simpan, apabila ruang simpan memiliki RH yang tinggi maka susut bobot yang dialami akan lebih rendah jika dibandingkan dengan ruang simpan yang memiliki RH yang rendah (Ryall dan Lipton (1982) dalam Broto (1998). Kenaikan persentase susut bobot pada suhu ruang lebih tinggi dibanding penyimpanan pada suhu 5 0 dan 10 0 C. Meningkatnya susut bobot ini sebagian besar disebabkan oleh kehilangan air akibat transpirasi dan terurainya glukosa menjadi CO 2 dan H 2 O selama proses respirasi walaupun dalam jumlah kecil. Gas yang dihasilkan akan menguap dan menyebabkan susut bobot. Hasil ini serupa dengan penelitian Purwanto (2005) menyebutkan terjadinya susut bobot pada suhu ruang disebabkan kerena mentimun mengalami proses respirasi, sedangkan untuk mentimun yang disimpan pada suhu 5 0 C, meskipun proses respirasi berkurang tetapi terjadinya kerusakan dingin telah menyebabkan timbulnya bintik-bintik lubang kecil dari pengerutan kulit permukaan yang mengakibatkan keluarnya air dari dalam mentimun. Pernyataan yang sama dilaporkan Pantastico (1986) meningkatnya susut bobot sebagian besar disebabkan transpirasi yang tinggi. Pembukaan dan penutupan kulit menentukan jumlah kehilangan air yang mengakibatkan susut bobot. Peningkatan susut bobot pada suhu ruang dapat dilihat pada Lampiran 2. Perubahan bobot tomat selama penyimpanan pada dengan perlakuan heat shock 20, 40, 60 Aloe vera coating pada suhu 5 dan 10 0 C selama penyimpanan ditunjukkan pada Gambar 15 dan 16 di bawah ini.

10 10 Susut bobot (%) w aktu (hari) HST 20 HST 40 HST 60 Aloe kontrol Gambar 15. Perubahan susut bobot tanpa perlakuan, dengan perlakuan heat shock, dan Aloe vera pada suhu 5 0 C selama penyimpanan. 10 Susut bobot (%) HST 20 HST 40 HST 60 Aloe kontrol Gambar 16. Perubahan susut bobot tanpa perlakuan, dengan perlakuan heat shock, dan Aloe vera pada suhu 10 0 C selama penyimpanan. Susut bobot terbesar terjadi pada suhu simpan 5 0 C dengan perlakuan heat shock 60 menit sebesar 1.67 %, disebabkan rusaknya membran sel. Perlakuan heat shock diduga menyebabkan stomata terbuka lebar sehingga transpirasi meningkat dan mengakibatkan hilangnya air dalam jumlah banyak dalam buah. Fallik (1996) melaporkan bahwa paprika yang direndam pada suhu 50 0 C selama 1, 3 dan 5 menit mengalami susut bobot yang lebih besar dibandingkan dengan paprika yang dipanaskan. Susut bobot terendah pada suhu simpan 5 0 C terdapat pada Aloe vera coating. Hal ini disebabkan kemampuan gelnya yang jernih dan tidak berasa, secara fotokimia sangat handal sebagai penangkal sinar matahari dan panas serta mempunyai komposisi yang lengkap. Pernyataan ini didukung oleh

11 Turner (2004) melaporkan kemampuan gel lidah buaya sebagai pelembab kerena mengandung glukomanan dan bahan-bahan yang bersifat hidrofilik seperti gula, asam amino khususnya glutamat dan arginin dan asam organik lainnya yang secara sinergis dapat mempertahankan kelembaban. Meadow (1990), penambahan gel sebanyak 10 % ke dalam larutan dapat menahan kecepatan penguapan sebesar 10 % atau persentase kehilangan berat lebih rendah dibandingkan tanpa penambahan gel. Valverde et al. (2005) menambahkan Aloe vera coating bersifat higroskopis sehingga mampu menjaga kelembaban dinding sel buah. Aloe vera Coating ini juga bersifat permeabel terhadap transfer gas dan air serta dapat mencegah chilling injury. Perlakuan heat shock 20 dan 40 menit penyusutan tomat yang disimpan pada suhu penyimpanan 5 0 C dan 10 0 C dengan perlakuan heat shock tidak memperlihatkan pengaruh yang nyata. D. Total padatan terlarut (TPT) Selama penyimpanan selain terjadi perubahan fisik juga terjadi perubahan kimia. Perubahan kimia tersebut terutama pada rasa manis buah yang ditunjukkan melalui padatan terlarut. Sebagian besar total padatan terlarut berupa gula yang terdapat pada buah. Gambar 17 dan 18 di bawah ini menunjukkan perubahan kandungan total padatan terlarut dengan perlakuan heat shock 20, 40, 60 Aloe vera coating dan kontrol pada suhu 5 dan 10 0 C selama penyimpanan. Dari Gambar menunjukkan bahwa pada awal penyimpanan terdapat kenaikan kandungan gula yang kemudian disusul dengan penurunan. Hal ini merupakan sifat khas buah dalam keadaan klimakterik. Peningkatan total padatan terlarut dengan kandungan utama gula sederhana mungkin disebabkan oleh laju resprasi yang meningkat, sehingga terjadi pemecahan oksidatif dari bahan-bahan yang kompleks seperti karbohidrat. Hal ini menyebabkan kandungan pati tomat menurun dan gula sederhana (sukrosa, gula dan fruktosa) terbentuk. Menurut Winarno dan Wirakartakusumah (1981), pada saat respirasi terjadi pemecahan oksidatif dari bahan-bahan yang kompleks seperti karbohidrat, yang menyebabkan kandungan pati turun dan gula sederhana terbentuk. Hidrolisis zat pati menghasilkan konsentrasi glukosa dan fruktosa yang sama dengan sedikit sukrosa.

12 Dengan penyimpanan lebih lama kandungan ketiga macam gula tersebut berkurang TPT ( 0 Brix) Gambar 17. Perubahan total padatan terlarut (TPT) dengan heat shock, Aloe vera coating dan kontrol pada suhu 5 0 C selama penyimpanan. TPT ( 0 Brix) Gambar 18. Perubahan total padatan terlarut (TPT) dengan heat shock, Aloe vera coating dan kontrol pada suhu 10 0 C selama penyimpanan. Perubahan total padatan terlarut dengan perlakuan heat shock 20 menit pada suhu 5 0 C, 10 0 C selama penyimpanan relatif kecil. Perlakuan heat shock mampu mempertahankan kandungan kimia di dalam sel. Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena dengan sedikitnya persentase perubahan ion leakage mengindikasikan bahwa dinding sel mampu mempertahankan kandungan kimia di dalam sel dan menjaga fospolipid tetap dalam jumlah besar. Saltveit (2003) melaporkan perlakuan heat shock dengan suhu 45 0 selama 30 menit memulihkan transport membran yang rusak diakibatkan meningkatnya ion Ca 2+ sehingga ion

13 calsium (Ca 2+ ) di dalam maupun sel di luar sel sama sehingga interaksi aktinmiosin dan distribusi materi di dalam sel normal kembali. Total padatan terlarut dengan edible coating Aloe vera pada suhu 5 0 C, 10 0 C pada awal penyimpanan relatif meningkat dan menurun sedikit demi sedikit sampai akhir penyimpanan. Moroni (1982) dalam Suriati (2000) menyatakan semakin lama kandungan gula gel lidah buaya semakin berkurang dan akan berubah menjadi polisakarida yang kurang aktif. Polisakarida akan terhidrolisa menghasilkan gula-gula yang lebih sederhana. Hal ini disebabkan komposisi karbohidrat Aloe vera yang dominan adalah selulosa, hemiselulosa, pentosan dan zat-zat pektin yang membentuk dinding sel. Menurut Qian He (2005) monosakarida dalam gel lidah buaya merupakan d-glukosa, d-manosa, arabinosa, galaktosa dan silosa. Peningkatan gula disebabkan pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana. Gula sederhana ini pada dasarnya adalah aldosa dan ketosa. E. Kekerasan Perubahan kekerasan tergolong perubahan fisik pada buah-buahan. Pada suhu 5 0 C nilai kekerasan tomat terendah dan tertinggi adalah 1.54 dan 7.96 N sedangkan pada suhu 10 0 C 2.12 dan Pada suhu ruang nilai kekerasan terendah dan tertinggi masing-masing 3.2 dan 5.49 N. Nilai kekerasan tomat tertinggi terdapat pada perlakuan heat shock 40 menit pada suhu 5 0 C. Pada perlakuan heat shock 60 menit nilai kekerasan tertinggi dan terendah pada suhu simpan 10 0 C adalah 9.62 dan 1.66 N. Nilai kekerasan tomat tertinggi terdapat pada perlakuan Aloe vera coating menit pada suhu 5 dan 10 0 C. Peningkatan susut bobot menyebabkan menurunnya kekerasan buah. Pada penelitian ini Aloe vera coating efektif mengurangi peningkatan susut bobot. Nilai kekerasan buah tomat selama penyimpanan tertinggi terdapat pada Aloe vera coating. Hasil penelitian Valverde et al. (2005) membuktikan bahwa gel Aloe vera berperan baik menahan laju perubahan fisiologis akibat pematangan pada buah anggur selama penyimpanan. Aloe vera coating bersifat higroskopis sehingga mampu menjaga kelembaban dinding sel buah, memperbaiki penampilan, berperan sebagai barrier yang baik (selective permeable).

14 Pernyataan ini didukung oleh (Dweck dan Reynolds 1999) melaporkan gel Aloe vera merupakan senyawa polimer berantai panjang yang berperan untuk mendapatkan kekerasan, mengandung banyak komponen fungsional yang mampu menghambat kerusakan pasca panen, antimikroba, meningkatkan proliferasi selsel yang terluka serta mampu menjaga kelembaban kerena mengandung glukomanan dan bahan-bahan yang bersifat hidrofilik seperti gula, asam amino khususnya glutamat dan arginin dan asam organik lainnya yang secara sinergis dapat mempertahankan kelembaban.dengan cara mengontrol kehilangan air dan pertukaran komponen-komponen larut air. Nilai kekerasan buah tomat dengan perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit, pada suhu simpan 5 0 C, 10 0 C dapat dilihat pada Gambar 19 dan 20 di bawah ini. Kekerasan (Newton) Gambar 19. Perubahan kekerasan dengan perlakuan heat shock, Aloe vera coating dan kontrol pada suhu 5 0 C selama penyimpanan. Kekerasan (Newton) HST 20 HST 40 HST 60 Aloe kontrol Gambar 20. Perubahan kekerasan dengan heat shock, Aloe vera coating dan kontrol pada suhu 10 0 C selama penyimpanan.

15 F. Respirasi Laju produksi CO 2 dengan perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit dan Aloe vera coating pada suhu ruang lebih tinggi dibandingkan pada suhu simpan 5, 10 0 C. Hal ini disebabkan pada penyimpanan dingin proses respirasi dihambat sehingga produksi CO 2 dan konsumsi O 2 rendah. Menurut Muchtadi dan Sugiyono (1989), suhu yang rendah akan menghambat proses respirasi, aktifitas mikroorganisme dan enzim. Dikatakan pula bahwa makin tinggi suhu maka respirasi makin cepat, hal ini berlaku sampai suhu optimum, apabila melewati suhu optimum kecepatan respirasi menurun. Penyimpanan pada suhu rendah menghambat tingginya produksi CO 2 dan konsumsi O 2. CO 2 yang keluar merupakan molekul organik yang teroksidasi, terjadi dalam mitokondria menguraikan turunan piruvat sebagai hasil glikolisis. Dimana glikolisis mengawali perombakan dengan pemecahan glukosa. Hal serupa dilaporkan Burg (2004), menyatakan pemecahan glukosa menjadi dua molekul senyawa menghasilkan turunan piruvat dan penguraian piruvat menghasilakan CO 2. Laju produksi CO 2 dengan perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit dan Aloe vera coating pada suhu 5 0 C, 10 0 C dan suhu ruang dapat dilihat pada Lampiran 2. Pantastico (1986) melaporkan respirasi dapat meningkat atau menurun tergantung pada kerentanan buah terhadap suhu dingin. Pada Gambar 21, 22 di bawah ini dapat dilihat bahwa laju respirasi perlakuan heat shock 20, 40 menit dan kontrol pada suhu simpan 5 0 C mengalami puncak klimakterik berturut-turut pada hari ke-4 dan ke-5 penyimpanan, sedangkan pada perlakuan Aloe vera coating puncak klimakterik terjadi pada hari ke-6. Pada penyimpanan suhu 10 0 C, puncak klimakterik perlakuan heat shock 40 menit terjadi pada hari ke-2 penyimpanan, sedangkan puncak klimakterik perlakuan heat shock 20 menit, kontrol dan heat shock 60 menit masing-masing terjadi pada hari ke-3 dan ke -4 penyimpanan sedangkan puncak klimakterik perlakuan Aloe vera coating terjadi pada hari ke-6 penyimpanan. Pada kondisi penyimpanan suhu 5 dan 10 0 C perlakuan Aloe vera coating dapat menunda atau menekan kenaikan klimakterik buah tomat. Pernyataan ini didukung oleh Valverde et al. (2005) yang menyatakan bahwa Aloe vera coating dapat berperan baik menahan laju respirasi selama

16 penyimpanan disebabakan gel Aloe vera bersifat higroskopis dan bersifat permeabel terhadap transfer gas dan air. Laju respirasi CO2 (ml/kg/jam) Gambar 21. Produksi CO 2 dengan heat shock, Aloe vera coating dan kontrol pada suhu 5 0 C selama penyimpanan. Laju respirasi CO2(ml/kg/jam) Gambar 22. Produksi CO 2 dengan heat shock, Aloe vera coating dan kontrol pada suhu 10 0 C selama penyimpanan. Pada Gambar juga dilihat bahwa perlakuan heat shock tidak menurunkan laju respirasi, karena dengan heat shock laju produksi CO 2 dan konsumsi O 2 lebih tinggi. Pernyataan ini didukung oleh Weast (1981) menyatakan jika pemanasan berlangsung, membran di sekeliling kloroplas menjadi lebih permeabel dan asamasam dari tanaman akan dibebaskan, karena klorofil terlepas dari kompleknya dengan protein. Troller dan Christian dalam Suriati (2000) menambahkan oksidasi asam lemak tidak jenuh pada fospolipid dapat berlangsung dengan mudah sebagai akibat dari perlakuan panas. Laju produksi CO 2 pada suhu simpan 5 0 C lebih

17 rendah daripada suhu simpan 10 0 C. Hal ini disebabkan pada penyimpanan dingin proses respirasi dihambat sehingga Produksi CO 2 dan konsumsi O 2 rendah. G. Warna Sistem notasi warna dinyatakan dengan sisitem Hunter, yang dicirikan dengan 3 parameter yaitu L*, a* dan b*. Nilai L* menyatakan kecerahan (cahaya pantul yang menghasilkan warna akromatik, putih abu-abu dan hitam) yang mempunyai nilai dari 0 (hitam) dan 100 (putih). Nilai L* semakin menurun atau meningkat berarti kecerahan warna buah semakin gelap atau semakin terang selama penyimpanan. Nilai L* pada perlakuan HST 20, 40, 60 menit dan Aloe vera pada suhu 5 0 dan 10 0 C C relatif naik sampai akhir penyimpanan berarti kecerahan warna buah semakin terang. Sedangkan nilai L* pada perlakuan HST 20, 40, 60 menit dan Aloe vera pada suhu ruang relatif turun di akhir penyimpanan berarti kecerahan warna buah semakin gelap. Nilai L* pada perlakuan HST 20, 40, 60 menit dan Aloe vera pada suhu 5 0, 10 0 C dan suhu ruang berkisar antara Nilai a* menyatakan warna kromatik campuran merah hijau dengan nilai +a dari 0 sampai100 untuk warna merah dan a dari 0 sampai -80 untuk warna hijau. Nilai b* menyatakan warna kromatik campuran kuning biru dengan nilai +b dari 0 sampai +70 untuk warna kuning dan nilai b dari 0 sampai -70 untuk warna biru (Soekarto 1985). Lightness Lama penyimpanan (hari) Gambar 23. Grafik lightness (kecerahan) pada perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit, Aloe vera dan kontrol pada suhu 5 0 C selama penyimpanan.

18 Lighteness Lama penyimpanan (hari) Gambar 24. Grafik lightness (kecerahan) pada perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit, Aloe vera dan kontrol pada suhu 10 0 C selama penyimpanan b a Gambar 25. Grafik warna a, b pada perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit, Aloe vera dan kontrol pada suhu 5 0 C selama penyimpanan b a Gambar 26. Grafik warna a, b pada perlakuan heat shock 20, 40, 60 menit, Aloe vera dan kontrol pada suhu 10 0 C selama penyimpanan.

19 Nilai a* tertinggi pada suhu simpan 5 0 C terjadi pada hari ke-16 penyimpanan tanpa perlakuan sebesar dan terendah pada hari ke-1 penyimpanan dengan perlakuan Aloe vera, sedangkan nilai b* terendah dan tertinggi masing-masing dan dengan perlakuan heat shock 60 menit dan heat shock 20 menit. Nilai a* tertinggi pada suhu simpan 10 0 C sebesar pada hari ke-9 penyimpanan dengan perlakuan edible coating aloe vera, terendah dengan perlakuan heat shock 60 menit pada hari ke-1 penyimpanan. Nilai b* tertinggi tanpa perlakuan, terendah terjadi pada hari ke-16 penyimpanan sebesar dengan perlakuan heat shock 20 menit. Secara keseluruhan pada awal penyimpanan nilai a* naik dimana artinya perubahan warna buah menuju warna merah, sedangkan nilai b* mulai dari awal penyimpanan sampai akhir penyimpanan cenderung turun, sehingga warnanya lebih ke arah merah gelap pada akhir penyimpanan. Hal ini diduga disebabkan karena warna pigmen antosianin lebih dominant dari pigmen karoten yang terdapat dalam buah dan sangat dipengaruhi oleh ph, konsentrasi dan suhu penyimpanan. Pada konsentrasi antosianin yang tinggi akan memberikan warna merah, sedangkan pada konsentrasi yang rendah akan memberikan warna biru. Bila penyimpanan dilakukan pada suhu rendah antosianin relatif stabil, semakin tinggi suhunya maka perubahan warnanya akan semakin cepat. Pada suhu ruang penurunan nilai L*, a* dan b* lebih cepat. Tingkat kecerahan warna semakin menurun selama penyimpanan, nilai a* meningkat pada akhir penyimpanan karena suhu yang tinggi pigmen antosianin tidak stabil sehingga mempercepat perubahan warna ke arah merah, sedangkan nilai b* menurun selama penyimpanan yang berarti menuju ke arah biru atau gelap pada akhir penyimpanan. Terjadinya peningkatan nilai warna pada buah tomat selama penyimpanan dilaporkan oleh Rusmono (1989), Breemer (1996) dan Larasati (2003). Warna yang ada pada buah-buahan dan sayuran disebabkan oleh pigmen yang dikandungnya dan pigmen tersebut umumnya dibagi menjadi empat kelompok yaitu klorofil, anthosianin, flavonoid dan karotenoid (karoten, xantofil dan likopen). Selama penyimpanan warna buah tomat berubah dari warna hijau menjadi kuning sampai merah. Buah tomat yang dipanen masak hijau dan semakin lama

20 waktu penyimpanan warn berangsur-angsur menuju ke warna kuning kemudian merah dan nilainya dimulai dari nilai menuju +. Pernyataan ini didukung oleh (Winarno dan Wirakartakusumah 1981) menyatakan perubahan warna tomat dimulai dengan hilangnya warna hijau, dimana kandungan klorofil buah yang sedang masak dan lambat laun berkurang. Dengan dimulainya proses pematangan, pigmen kuning xantofil diproduksi. Kemudian pada tahap kematangan berikutnya pigmen merah (likopen) akan terakumulasi. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa penyimpanan pada suhu rendah dapat memperlambat proses perombakan klorofil dan sekaligus memperlambat pula proses pembentukan likopen. Hal ini didukung pendapat Winarno dan Wirakartakusumah (1981) yang menyatakan bahwa suhu mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan pigmen. Pada pembentukan likopen, bila suhu naik maka perubahannya akan cepat. Rendahnya nilai warna pada perlakuan suhu penyimpanan 5 0 C disebabkan oleh suhu yang terlalu rendah sehingga degradasi klorofil dihambat dan penyimpanan pada suhu ruang ( C) nilai warnanya tidak bisa menjadi jingga karena sintesa likopen terhambat pada suhu tinggi. Pada penelitian ini perlakuan heat shock treatment tidak berpegaruh nyata terhadap perubahan warna dibanding dengan yang tidak diberi perlakuan/kontrol.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Susut Bobot Susut bobot selama penyimpanan merupakan salah satu parameter mutu yang mencerminkan tingkat kesegaran buah, semakin tinggi susut bobot maka buah tersebut semakin

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Laju Respirasi Respirasi merupakan proses metabolisme oksidatif yang mengakibatkan perubahan-perubahan fisikokimia pada buah yang telah dipanen.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x 57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Stroberi (Fragaria x ananassa) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis pati bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAB PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.

BAB IV HASIL DAB PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill. BAB IV HASIL DAB PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) 4.1.1 Susut Bobot Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa persentase

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan Pengeringan yang dilakukan dua kali dalam penelitian ini bertujuan agar pengeringan pati berlangsung secara merata. Setelah dikeringkan dan dihaluskan

Lebih terperinci

PEMATANGAN BUAH INDEKS KEMATANGAN

PEMATANGAN BUAH INDEKS KEMATANGAN PEMATANGAN BUAH & INDEKS KEMATANGAN Pemasakan Tahap akhir fase perkembangan buah,,yang meliputi pembesaran sel, akumulasi fotosintat, dan senyawa aromatik, serta penurunan kadar asam, dan posisi buah masih

Lebih terperinci

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL Berbagai organel yang terdapat di dalam sitoplasma memiliki membran yang strukturnya sama dengan membran plasma. Walaupun tebal membran plasma hanya ± 0,1 μm, membran

Lebih terperinci

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3)

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3) Riswanto, S. Pd, M. Si SMA Negeri 3 Rantau Utara 3 Gerakan zat melintasi membran sel 3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3) A Bagaimana struktur dari membran sel? (Book 1A, p. 3-3) Struktur membran sel dapat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme menjadi lambat sehingga

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di

Lebih terperinci

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt BIOLOGI Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt Metabolisme Sel Metabolisme Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung mampu memproduksi pisang sebanyak 319.081 ton pada tahun 2003 dan meningkat hingga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas

Lebih terperinci

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

organel yang tersebar dalam sitosol organisme STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang tersebar dalam sitosol organisme eukariot. STRUKTUR MITOKONDRIA Ukuran : diameter 0.2 1.0 μm panjang 1-4 μm mitokondria dalam

Lebih terperinci

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, bulky/voluminous/menghabiskan banyak tempat, sangat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN MBAHASAN A. SUSUT BOBOT Perubahan susut bobot seledri diukur dengan menimbang bobot seledri setiap hari. Berdasarkan hasil pengukuran selama penyimpanan, ternyata susut bobot seledri mengalami

Lebih terperinci

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Kasma Rusdi (G11113006) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2014 Abstrak Warna hijau pada daun merupakan salah

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F145981 29 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan mutu yang diamati selama penyimpanan buah manggis meliputi penampakan sepal, susut bobot, tekstur atau kekerasan dan warna. 1. Penampakan Sepal Visual Sepal atau biasa

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Simpan Penggunaan pembungkus bahan oksidator etilen dapat memperpanjang umur simpan buah pisang dibandingkan kontrol (Lampiran 1). Terdapat perbedaan pengaruh antara P2-P7 dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Laju Respirasi dengan Perlakuan Persentase Glukomanan Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah sawo yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2.

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Respirasi anaerob 3. Faktor-faktor yg mempengaruhi laju respirari

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

Transportasi pada Membran Plasma. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

Transportasi pada Membran Plasma. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Transportasi pada Membran Plasma Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Struktur Umum Membran Plasma - Membran plasma terdiri dari dua lapis lemak

Lebih terperinci

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi RESPIRASI SELULAR Cara Sel Memanen Energi TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan cara sel memanen energi kimia melalui proses respirasi selular dan faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Pemanenan buah jeruk dilakukan dengan menggunakan gunting. Jeruk yang dipanen berasal dari tanaman sehat yang berumur 7-9 tahun. Pada penelitian ini buah jeruk yang diambil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

A. Senyawa organik sintesis

A. Senyawa organik sintesis A. Senyawa organik sintesis Paham lama : senyawa dalam jasad hidup berbeda dengan senyawa lain karena adanya semacam gaya gaib (vital force), para ahli kimia tidak mencoba membuat senyawa organik di laboratorium.

Lebih terperinci

KAJIAN PENGURANGAN GEJALA CHILLING INJURY TOMAT YANG DISIMPAN PADA SUHU RENDAH. Oleh OLLY SANNY HUTABARAT

KAJIAN PENGURANGAN GEJALA CHILLING INJURY TOMAT YANG DISIMPAN PADA SUHU RENDAH. Oleh OLLY SANNY HUTABARAT KAJIAN PENGURANGAN GEJALA CHILLING INJURY TOMAT YANG DISIMPAN PADA SUHU RENDAH Oleh OLLY SANNY HUTABARAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Analisis Kimia.1.1 Kadar Air Hasil analisis regresi dan korelasi (Lampiran 3) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara jumlah dekstrin yang ditambahkan pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada semua parameter menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut ini merupakan rata-rata

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Madu

Proses Pembuatan Madu MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan

Lebih terperinci

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua kehidupan di bumi ini bergantung kepada fotosintesis baik langsung maupun tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT

TINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT II. TINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT Secara sistematis tanaman tomat dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Sub Divisi : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas

Lebih terperinci

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III. Cara Kerja Sel Topik Bahasan: Fungsi (protein) membran Energi dalam kehidupan Fungsi enzim

Lebih terperinci

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Reaksi Terang Reaksi Gelap Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas Kebutuhan Cahaya membutuhkan cahaya tidak membutuhan cahaya

Lebih terperinci

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa dapat membedakan komposisi kimia anorganik dan organik

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan

Lebih terperinci

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis.

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis. BAB V FOTOSINTESIS A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa mampu memahami proses fotosintesis dan mampu menguraikan mekanisme terjadinya fotosintesis pada tumbuhan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. B.

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

MEMBRAN PLASMA. Selaput sel : Bagian dari protoplasma terluar yang membatasi sel dari lingkungan

MEMBRAN PLASMA. Selaput sel : Bagian dari protoplasma terluar yang membatasi sel dari lingkungan 1. SELAPUT SEL MEMBRAN PLASMA 2. SELAPUT SITOPLASMIK Selaput sel : Bagian dari protoplasma terluar yang membatasi sel dari lingkungan Selaput sitoplasmik : Semua selaput yang terdapat dalam sitoplasma,

Lebih terperinci

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis METABOLISME 2 Respirasi Sel Fotosintesis Jalur Respirasi Aerobik dan Anaerobik Rantai respirasi Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis molekul organik dengan menggunakan bantuan energi

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin

Lebih terperinci

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018 Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018 Faktor Pembatas Keadaan yang mendekati atau melampaui batas toleransi. Kondisi batas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Spektra NIR Buah Mangga Varietas Gedong Selama Penyimpanan Pengukuran spektra menggunakan perangkat NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 menghasilkan data pengukuran

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang beranekaragam dan melimpah. Beberapa jenis buah yang berasal dari negara lain dapat dijumpai dapat

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL. Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. Sri Sugiwati, SSi., MSi.

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL. Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. Sri Sugiwati, SSi., MSi. STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. Sri Sugiwati, SSi., MSi. 1 SEL Semua mahluk hidup terdiri dari sel-sel yaitu ruangruang kecil berdinding membran berisi cairan kimia pekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah merupakan salah satu jenis pangan yang sangat penting peranannya bagi tubuh kita, terlebih karena mengandung beberapa vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Buah juga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga 3 TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga Tanaman buah naga termasuk dalam kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Caryophyllales, famili Cactaceae, subfamili Cactoidae, genus Hylocereus Webb.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di Indonesia adalah jenis Fragaria vesca L. Buah stroberi adalah salah satu produk hasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Sosis Sapi Nilai ph Sosis Sapi Substrat antimikroba yang diambil dari bakteri asam laktat dapat menghasilkan senyawa amonia, hidrogen peroksida, asam organik (Jack

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK Kimia SMK KELAS XII SEMESTER 2 SMKN 7 BANDUNG SK DAN KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Pertemuan : Minggu ke 1 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Rumah tangga air pada tumbuhan Sub pokok

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Pertemuan : Minggu ke 1 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Rumah tangga air pada tumbuhan Sub pokok Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Pertemuan : Minggu ke 1 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Rumah tangga air pada tumbuhan Sub pokok bahasan : 1. Peran air dalam kehidupan tumbuhan 2. Penyerapan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama fermentasi berlangsung terjadi perubahan terhadap komposisi kimia substrat yaitu asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, selain itu juga

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK n KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 SK dan KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar Menjelaskan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN 1. Karakterisasi Wortel Segar Nilai gizi suatu produk makanan merupakan faktor yang sangat rentan terhadap perubahan perlakuan sebelum, selama, dan sesudah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kadar Air Kulit Manggis Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan mutu dari suatu produk hortikultura. Buah manggis merupakan salah satu buah yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PASCA PANEN BUAH BELIMBING Belimbing merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Polimer Polimer (poly = banyak, meros = bagian) merupakan molekul besar yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer,

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal HASIL DAN PEMBAHASAN Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal cold chaín Perubahan laju produksi CO 2 pada wortel terolah minimal baik pada wortel utuh (W1) maupun irisan wortel (W2) pada penelitian pendahuluan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mengetahui prinsip penyimpanan sayur dan buah Mahasiswa mengetahui tujuan penyimpanan sayur dan buah Mahasiswa mengetahui jenis

Lebih terperinci

KULIAH V TRANSPOR LARUTAN

KULIAH V TRANSPOR LARUTAN KULIAH V TRANSPOR LARUTAN Perhatian Sesudah perkuliahan diharapkan mahasiswa membaca bahan ajar yang sudah dipersiapkan Mahasiswa mengerjakan tugas yang sudah dibuat di dalam bahan ajar, dikerjakan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pepaya Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko dan Amerika Selatan, kemudian menyebar ke berbagai negara tropis, termasuk Indonesia sekitar

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 4-5. METABOLISME Ada 2 reaksi penting yang berlangsung dalam sel: Anabolisme reaksi kimia yang menggabungkan bahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Suhu pada Respirasi Brokoli Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa brokoli mempunyai respirasi yang tinggi. Namun pada suhu yang rendah, hasil pengamatan menunjukkan

Lebih terperinci

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A)

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Jalan Ir. H. Juanda No. 95

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji Buah jambu biji merupakan buah klimakterik, sehingga setelah dipanen masih melangsungkan proses fisiologis dengan menghasilkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Kardus tipe RSC yang digunakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Kardus tipe RSC yang digunakan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengemasan Pisang Ambon Kuning Pada simulasi transportasi pisang ambon, kemasan yang digunakan adalah kardus/karton dengan tipe Regular Slotted Container (RSC) double flute

Lebih terperinci

Luas permukaan. Jarak zat pelarut dan zat terlarut. Suhu.

Luas permukaan. Jarak zat pelarut dan zat terlarut. Suhu. LAPORAN DIFUSI-OSMOSIS Abstrak Difusi adalah peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kemasan

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kemasan HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Kemasan Kemasan memiliki fungsi untuk menjaga produk yang dikemas agar tetap dalam keadaan baik hingga dikonsumsi. Pada produk hortikultura, pengemasan diharapkan dapat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian. 12 I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Karakteristik Fisik Beberapa Varietas Mangga Komersial Berat (%) Panjang (cm) Daging (cm)

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Karakteristik Fisik Beberapa Varietas Mangga Komersial Berat (%) Panjang (cm) Daging (cm) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MANGGA Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India, yang kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Klasifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang

I. PENDAHULUAN. Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang penting di Indonesia. Buah cabe memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi sehingga banyak

Lebih terperinci

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN Hubungan air tanah dan Tanaman Fungsi air bagi tanaman Menjaga tekanan sel Menjaga keseimbangan suhu Pelarut unsur hara Bahan fotosintesis

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Penelitian Pendahuluan Penentuan Konsentrasi Mikroenkapsulan

4. PEMBAHASAN 4.1. Penelitian Pendahuluan Penentuan Konsentrasi Mikroenkapsulan 4. PEMBAHASAN Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan minuman serbuk instan campuran sari buah jambu biji merah dan wortel dengan menggunakan alat pengering semprot/ spary dryer. Komponen-komponen nutrisi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DOSIS DAN KEMASAN BAHAN PENYERAP Penentuan dosis dilakukan untuk memperoleh dosis zeolit yang paling optimal sebagai bahan penyerap etilen dalam penyimpanan buah salak pondoh

Lebih terperinci

- Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis. Keseimbangan air pada sel tak berdinding Jika suatu sel tanpa dinding direndam

- Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis. Keseimbangan air pada sel tak berdinding Jika suatu sel tanpa dinding direndam Membrane sel bersifat permeabilitas selektif; artinya memungkinkan beberapa zat untuk menembus membrane tersebut secara lebih mudah daripada zat-zat yang lain Adalah suatu mosaic fluid dari lipid dan protein

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Glikosida Glikosida merupakan salah satu senyawa jenis alkaloid. Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder pada jaringan tumbuhan dan hewan yang memiliki atom nitrogen (Hartati,

Lebih terperinci