Unjuk Kerja Aplikasi Komputasi Biologi Basic Local Alignment Search Tool dengan Menggunakan Bio- ClusterGrid

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Unjuk Kerja Aplikasi Komputasi Biologi Basic Local Alignment Search Tool dengan Menggunakan Bio- ClusterGrid"

Transkripsi

1 Unjuk Kerja Aplikasi Komputasi Biologi Basic Local Alignment Search Tool dengan Menggunakan Bio- ClusterGrid Riri Fitri Sari, Adyarachman Herdian Departemen Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok Abstrak Teknologi komputer yang berkembang sangat cepat mengakibatkan kebutuhan akan sumber daya komputasi seperti kecepatan proses dan media penyimpanan terus menerus bertambah. Bukanlah hal yang bijak jika terus menerus meningkatkan spesifikasi komputer demi memenuhi kebutuhan akan sumber daya ini. Atas dasar itulah lahir sebuah teknologi baru yaitu Grid Computing yang merupakan penerus teknologi Distributed Computing. Grid Computing mempunyai ide dasar yaitu menggunakan sumber daya komputer dari suatu jaringan untuk menyelesaikan suatu masalah. Pada makalah ini dibahas mengenai prinsip kerja SUN Grid Engine (SGE) yang merupakan komponen dasar Bio- ClusterGrid (BCG) yang diaplikasikan dengan menggunakan aplikasi komputasi biologi Basic Local Alignment Search Tool (BLAST). Dalam makalah ini akan diamati node-node mana saja yang dipilih oleh SGE untuk menjalankan aplikasi BLAST dan alasan mengapa SGE memilih node tersebut untuk menjalankan aplikasi BLAST. Pengamatan dilakukan dengan memasukkan pekerjaan komputasi biologi BLAST ke sistem sebanyak 15 sesi dan setiap sesi pekerjaan dimasukkan sebanyak kurang lebih 100 kali. Dapat dilihat bahwa node yang memiliki load awal ratarata terkecil yaitu node micron (0,008) dan neutron (0,0067) akan mengalami peningkatan load akhir rata-rata yang paling signifikan yaitu micron sebesar 0,079 dan neutron sebesar 0,075. Sedangkan node yang lainnya cenderung mengalami penurunan load karena pekerjaan jarang dimasukkan ke node tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip kerja SGE adalah memilih node dengan load yang terkecil untuk diberikan pekerjaan. Kata Kunci : Grid Computing, Komputasi Grid, Bio-ClusterGrid, Sun Grid Engine 1. PENDAHULUAN Saat ini terjadi kemajuan yang sangat pesat, terutama teknologi dalam bidang komputer dan komunikasi. Kemajuan ini juga mendorong meningkatnya kebutuhan akan peningkatan dalam kecepatan perhitungan komputer dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh pengguna. Kemampuan sumber daya lokal dianggap sudah tidak dapat lagi memenuhi permintaan pengguna akan komputasi aplikasi yang lebih tinggi, terutama dalam masalah pemrosesan dan penyimpanan (storage). Bukanlah suatu hal yang bijak jika terus menerus meningkatkan spesifikasi komputer untuk mendapatkan kecepatan pemrosesan dan besarnya tempat penyimpanan data. Hal tersebut tentu saja akan memakan biaya yang besar karena perkembangan teknologi komputer. Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas, maka hadirlah suatu teknologi baru dalam dunia sistem komputasi, yang kemudian disebut Grid Computing. Grid Computing mempunyai ide dasar yaitu menggunakan sumber daya komputer dari suatu jaringan untuk menyelesaikan suatu masalah. Grid Computing adalah evolusi dari infrastruktur informasi yang menghubungkan sumber daya (seperti komputer, server, memori) dan aplikasi-aplikasi terdistribusi yang diterapkan dengan menggunakan Internet. Teknologi ini merupakan penerus teknologi Distributed Computing yang telah terlebih dahulu dikembangkan. Berbeda dengan Distributed Computing, Grid Computing lebih memfokuskan diri pada masalah resource sharing berskala besar, aplikasi-aplikasi yang inovatif dan berorientasi tinggi. Selain itu, Grid Computing lebih fleksibel dan efektif dalam hal biaya tidak seperti penambahan hardware seperti yang telah disebutkan diatas. Seiring dengan perkembangan teknologi Grid Computing, dikembangkan pula aplikasi pada Grid Computing. Beberapa aplikasi yang sudah banyak diterapkan, antara lain dalam bidang biologi, kesehatan, militer, luar angkasa, geografi, dan bioinformatika. Salah satu aplikasi yang akan dibahas pada makalah ini adalah Bio-ClusterGrid yaitu aplikasi bioinformatika yang menggunakan Grid Computing. 2. KONSEP DASAR GRID COMPUTING Perkembangan Grid Computing dipicu oleh semakin majunya teknologi komputer dan Internet sehingga sumber daya lokal saja lama kelamaan akan tidak mampu untuk menyelesaikan perhitungan yang rumit dan kompleks serta untuk memproses aplikasi yang berat. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian dan konsep dasar dari Grid Computing, arsitektur, dan aplikasi-aplikasi yang menggunakan teknologi Grid Computing terutama aplikasi Ilmu Pengetahuan Alam (life science). 2.1 Komputasi Grid Istilah komputasi grid hadir pada pertengahan tahun 1990-an sebagai perkembangan dari sistem komputasi terdistribusi. Permasalahan spesifik yang mendasari komputasi grid adalah sharing sumber daya

2 dan pemecahan permasalahan secara dinamik. Sharing yang dimaksud lebih dari sekedar pertukaran data melainkan juga meliputi akses langsung ke komputer, perangkat lunak ( software ), data, informasi, sumber daya fisikal (physical resource) dan sumber daya lain yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada, baik di dunia industri, ilmu pengetahuan, dan engineering. Sharing ini harus terkendali dimana penyedia sumber daya dan konsumen tahu jelas apa yang harus di-share, siapa yang diperbolehkan dan kondisi apa saja sebelum dan saat sharing terjadi. Pada dasarnya, grid adalah sekumpulan sumber daya komputasi yang dikumpulkan bersama, dimana mereka menyediakan titik akses tunggal kepada pengguna terhadap aset komputasi yang telah digabungkan. Pengguna dapat menggunakan grid sebagai sumber daya tunggal yang sangat besar, dengan software manajemen sumber daya grid yang terspesialisasi yang secara otomatis akan meneruskan pekerjaan secara langsung ke sistem yang paling tepat dalam grid. Pengguna dapat mengajukan ribuan pekerjaan tanpa harus peduli dengan dimana atau kapan pekerjaan itu dilakukan, tetapi user hanya tahu bahwa pekerjaan-pekerjaan tersebut akan selesai lebih cepat dan lebih efisien. Grid dibagi menjadi 3 jenis penyebaran, yaitu cluster grid, enterprise grid dan global grid, dengan masing-masing memberikan proposisi nilai grid dasar, yaitu waktu pengembangan produk yang menurun, kualitas dan layanan produk yang lebih tinggi, pengembalian maksimal dari investasi dan keputusan pembelian dan manajemen sumber daya yang lebih baik. Gambar 1 merupakan gambar dari tiga jenis penyebaran grid : Gambar 1. Tingkat Penyebaran Grid Computing [3] 2.2 Arsitektur Grid Computing Tujuan dalam penjelasan arsitektur Grid bukanlah untuk menyediakan sebuah penjelasan lengkap satu demi satu dari semua protokol yang dibutuhkan (layanan, API dan SDK) tetapi lebih kepada untuk mengidentifikasi kebutuhan untuk kelas komponen secara umum. Hasilnya adalah ekstensibel, struktur arsitektural terbuka yang merupakan solusi yang dapat ditempatkan ke kebutuhan kunci dari sebuah VO. Arsitektur Grid ini menggambarkan komponen-komponen menjadi lapisanlapisan seperti pada Gambar 2 komponen dari tiap lapisan berbagi karakteristik umum tetapi dapat membangun kemampuan dan kebiasaan yang disediakan oleh lapisan terendah manapun. Gambar 2 Arsitektur Grid dan hubungannya dengan arsitektur IP [5] 3. BIO-CLUSTERGRID, SUN GRID ENGINE DAN GRID ENGINE PORTAL 3.1 Bio-ClusterGrid Salah satu aplikasi yang menggunakan teknologi Grid Computing ini adalah aplikasi ilmu pengetahuan alam (life science). Aplikasi ini merupakan aplikasi yang perkembangannya sangat pesat. Beberapa bidang yang dicakup, antara lain computational biology, bioinformatics, computational neuroscience, dan genomics. Computational Biology (CB) menggambarkan penyatuan dari teknologi informasi (TI) dan biologi dan mencakup banyak disiplin ilmu, seperti bioinformatika, permodelan molekuler, bio-simulation, clinical informatics, pencitraan medis dan masih banyak lagi. CB menemukan banyak aplikasi dalam banyak daerah dari ilmu pengetahuan alam, seperti pengembangan dari terapi manusia, diagnostik (pengetesan terhadap adanya penyakit tertentu), prognostik (pengetesan terhadap kecenderungan atau kelemahan terhadap penyakit yang akan dating), dan bahkan forensik (identifikasi individual). Bio-ClusterGrid (BCG) adalah yang pertama dari sekian banyak arsitektur penyebaran yang menyadari keuntungan dari inisiatif Bio-Box. Bio-Box adalah sebuah inisiatif yang menyediakan solusi out-of-the-box yang mengandung kumpulan aplikasi bioinformatika yang komprehensif yang digunakan oleh para ahli biologis yang bekerja di penelitian tentang ilmu pengetahuan alam. Bio-Box adalah sebuah proyek yang dijalankan oleh Asia Pacific Science and Technology Center yang bekerja sama dengan SUN Microsystem. Aplikasi BCG terdiri dari beberapa komponen utama / inti yang terdiri dari lingkungan operasi Solaris, aplikasi bioinformatika yang siap pakai, database contoh, SUN Grid Engine (SGE) dan Grid Engine Portal (GEP) Aplikasi BCG mempunyai beberapa kelebihan yaitu instalasi yang mudah, nyaman dan cepat, 28 aplikasi bioinformatika yang siap pakai, integrasi dengan SUN

3 Grid Engine (SGE) dan integrasi dengan Grid Engine Portal (GEP) Tabel 1 Aplikasi-aplikasi pada BCG [8] Aplikasi Keterangan Contoh Aplikasi Homology and Similarity yang berurutan Blast Similarity Search dapat ditelusuri, homology FASTA adalah sebuah hipotesis GlimmerM yang berdasarkan kepada Wise observasi Sequence Analysis Molecular Imaging / Modelling Structural Prediction Menggunakan metode bioinformatika untuk mencari fungsi biologi dan struktur dari gen dan protein yang mereka kodekan Alat yang memperbolehkan user untuk membuat prediksi dari struktur sekunder dari protein yang muncul dari susunan asam amino yang diberikan Mencari struktur 2D / 3D dari protein ACT ClustalW EMBOSS HMMER IMAGE T-Coffee Artemis Cn3D GROMACS Rasmol ReadSeq TribeMCL VMD Dowser FastDNAml LOOPP Mapmaker/QTL PAML PHYLIP BLAST adalah salah satu dari program bioinformatika yang digunakan secara luas, mungkin karena dapat menyelesaikan masalah dasar dan algoritmanya menekankan pada kecepatan diatas sensitifitas. Penekanan pada kecepatan ini adalah vital untuk membuat algoritma ini praktis untuk digunakan pada database genome yang sangat besar yang saat ini ada, walaupun algoritma subsequent dapat melakukannya secara lebih cepat. 3.2 SUN Grid Engine Software N1 Grid Engine 6 adalah versi terbaru dari solusi manajemen sumber daya produksi SUN (yang selanjutnya disebut SUN Grid Engine / SGE), yang menyediakan kekuatan dan fleksibilitas yang dibutuhkan untuk Campus Grid. Produk ini berguna untuk cluster grid yang telah ada karena SGE memfasilitasi transisi yang mulus untuk menciptakan Campus Grid. Sistem dari SGE ini memberi efek kepada transisi ini dengan mengkonsolidasikan semua cluster grid di kampus. Sebagai tambahan, sistem SGE ini adalah merupakan awal yang baik untuk sebuah enterprise campus yang akan memulai pergerakan ke model grid computing untuk pertama kali. Cara kerja dari SGE adalah menerima pekerjaan dari dunia luar. Maksudnya pekerjaan disini adalah permintaan user akan sumber daya komputer, kemudian meletakkan pekerjaan dalam sebuah holding area sampai pekerjaan tersebut dapat dikerjakan yang kemudian pekerjaan tersebut akan dikirimkan dari holding area ke divais eksekusi. SGE juga akan mengatur pekerjaan yang sedang berjalan dan mencatat log dari eksekusi pekerjaan ketika pekerjaan tersebut telah selesai. SGE mempunyai komponen yang terdiri dari hosts (master, execution, administration dan submit), daemon (master, scheduler dan execution) dan antrian. 3.3 Grid Engine Portal Grid Engine Portal (GEP, yang dulu dikenal dengan SUN Technical Computing Portal) merupakan solusi yang terintegrasi untuk lingkungan High Performance and Technical Computing (HPTC) yang menawarkan sebuah kelas baru dari layanan web. Berdasar dari SUN ONE Portal Server dan software manajemen sumber daya SGE, solusi GEP memberikan sebuah interface tunggal dan menyatu untuk aplikasi teknikal yang kompleks. Solusi tingkat lanjut ini dapat memberikan keuntungan pengoperasian dari teknologi portal ke lingkungan HPTC dengan menggabungkan kemampuan portal, software manajemen sumber daya, dan alat-alat yang mudah digunakan. Sebagai hasilnya, solusi GEP membantu untuk mensentralisasi manajemen aplikasi dan sumber daya komputasi, dan juga menyediakan komunikasi yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan akses aplikasi ke kumpulan user yang besar dan beragam, tanpa peningkatan waktu, biaya dan resiko. SUN ONE Portal Server adalah salah satu portal yang aman dan solusi manajemen identitas yang terintegrasi secara penuh. Menggunakan kemampuan manajemen identitas yang terintegrasi, SUN ONE Portal Server memungkinkan sebuah organisasi untuk melindungi informasi asset ketika sedang membangun hubungan dan komunitas yang aman dengan dan antara pelanggan, rekan bisnis, supplier, dan karyawan. SUN ONE Portal Server, yang merupakan aplikasi berbasis komunitas, menggabungkan kandungan kunci, yaitu aplikasi dan layanan yang dipersonalisasi berdasarkan kepada peran user atau identitas, pilihan user, dan sistem yang menentukan relevansi. Dengan menyediakan platform layanan tersebar (Internet/intranet), SUN ONE Portal Server membantu untuk menyebarkan kemauan secara teknis dengan aman, portal yang aman dan memberikan user akses ke sumber daya komputasi melalui interface web yang familiar. Ini memungkinkan orang-orang untuk mengakses informasi dan layanan yang penting bagi mereka secara efisien dan aman. Keuntungan dari GEP adalah kemudahan akses kapanpun, dimanapun, meningkatkan manajemen sumber daya, kemudahan penggunaan, akses yang mudah ke aplikasi-aplikasi lama, solusi yang dapat digabungkan, dibangun diatas produk yang handal 3.3 Sistem yang Dikembangkan

4 Sistem yang dikembangkan disini adalah Computational Biology dengan menggunakan Bio- ClusterGrid. Untuk menggunakan sistem BCG ini ada hal-hal yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu instalasi dari aplikasi-aplikasi (komponen-komponen) yang diperlukan dalam menjalankan aplikasi BCG. Baik itu instalasi pada server ataupun pada execution node. Aplikasi BCG memerlukan server, sebagai pusat yang berfungsi untuk pemasukan pekerjaan, monitoring pekerjaan, dan melihat hasil akhir dari pekerjaan, dan beberapa execution node, sebagai tempat dijalankannya pekerjaan yang dimasukkan ke server. Karena fungsi dari server dan execution node ini berbeda, maka instalasi yang dilakukan untuk server dan execution node tentu saja akan berbeda. Komponen-komponen yang harus diinstal pada server adalah Sistem Operasi Solaris / Linux, SUN Java Portal Server 2005Q4, Grid Engine 6.0u4 (master daemon), Grid Engine Portal, dan Script untuk aplikasi bioinformatika. Sedangkan komponen-komponen yang harus diinstal pada execution node adalah Sistem Operasi Solaris / Linux, Grid Engine 6.0u4 (execution daemon), dan Aplikasi Bioinformatika biologi. Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses instalasi Bio-ClusterGrid pada sistem yang sederhana, proses kerja sederhana pada Bio-ClusterGrid, serta unjuk kerja aplikasi Bio-ClusterGrid. 4.1 Evaluasi Kerja Bio-ClusterGrid Setelah sistem selesai dan berjalan dengan baik, maka selanjutnya akan diamati kinerja dari Bio- ClusterGrid (BCG) dengan pemasukan pekerjaan berupa aplikasi komputasi biologi Basic Local Alignment Search Tool (BLAST). Dari sekian kali pemasukan pekerjaan, maka akan diamati host-host mana saja yang memiliki load terbanyak. Sesuai dengan prinsip kerja SUN Grid Engine (SGE), sebagai komponen dasar dari BCG, yang akan mencari hosts yang idle dimana suatu pekerjaan akan dimasukkan. Dari pemasukan beberapa pekerjaan tersebut, maka dari selanjutnya akan diketahui host-host mana saja yang paling banyak dipilih oleh SGE untuk melakukan pekerjaan. Grafik-grafik dibawah ini menunjukkan kondisi awal dari host-host sebelum pekerjaan dimasukkan dan kondisi akhir setelah pekerjaan dimasukkan. load awal Dalam sistem yang dikembangkan, digunakan enam buah mesin, dimana satu mesin digunakan sebagai server, empat mesin digunakan sebagai execution node dan satu mesin lagi digunakan sebagai DNS server. Untuk mempercepat proses pengerjaan dari suatu pekerjaan, maka server juga dikonfigurasi juga sebagai execution node. load 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 gridredhat gridserver micron neutron quark 0, sesi Gambar 4 Kondisi load awal masing-masing node load akhir 2 1,8 1,6 1,4 load 1,2 1 0,8 gridredhat gridserver micron neutron quark 0,6 0,4 0,2 Gambar 3 Sistem yang Digunakan 4. UNJUK KERJA APLIKASI BIO-CLUSTER GRID Dengan adanya integrasi antara Grid Engine Portal sebagai antarmuka dari aplikasi Bio-Cluster Grid dan Sun Grid Engine sebagai pusat dari pengaturan sumber daya komputasi maka dapat dikatakan aplikasi Bio-ClusterGrid cukup mudah untuk digunakan dan tidak memerlukan keahlian khusus dalam bidang komputer dan yang hanya diperlukan adalah keahlian dalam ilmu sesi Gambar 5 Kondisi load akhir masing-masing node Dapat dilihat pada Gambar 4 yang menunjukkan kondisi awal, bahwa node micron (kuning) dan neutron (hijau) memiliki kondisi load yang paling rendah, dan gridserver (merah jambu) memiliki load yang paling besar. Sesuai dengan prinsip kerja SGE yang akan mencari node yang idle, maka SGE akan lebih memilih node micron dan neutron untuk memasukkan pekerjaan

5 yang diberikan yaitu berupa aplikasi komputasi biologi BLAST. Hal ini terbukti dengan Gambar 5 yang merupakan grafik load akhir yang dicatat pada akhir dari masing-masing sesi. Dari grafik terlihat bahwa node micron dan neutron secara rata-rata mengalami peningkatan load dibandingkan saat kondisi awal sebelum pekerjaan dimasukkan. Sedangkan node quark secara ratarata mengalami penurunan load dibandingkan dengan saat kondisi load awal. Hal ini dikarenakan node quark memiliki kondisi load awal yang lebih tinggi daripada node-node lainnya. Tetapi bukan tidak mungkin node quark juga diberikan pekerjaan oleh SGE. Hal ini dapat terjadi jika pada suatu saat di tengah satu sesi pemasukan pekerjaan, besarnya load yang dimiliki oleh node quark memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan load pada node-node lainnya. Node gridredhat mengalami keadaan yang lebih beragam. Pada suatu saat node ini memiliki load yang rendah sehingga akan mengalami peningkatan load pada akhir sesi. Tetapi pada saat yang lain node ini memiliki load yang tinggi sehingga pada akhir sesi mengalami penurunan load karena SGE tidak memilih node ini untuk memasukkan pekerjaan karena SGE melihat ada node yang memiliki load yang lebih rendah untuk dimasukkan pekerjaan. Untuk gridserver, node ini selalu memiliki load paling tinggi untuk sesi manapun. Hal ini dikarenakan node gridserver ini adalah node pusat dari semua aktivitas komputasi grid menggunakan SGE, GEP dan BCG ini. Dalam proses pemasukan pekerjaan, SGE akan bekerja untuk menentukan node mana yang idle untuk memasukkan pekerjaan. Proses kerja SGE ini akan mempengaruhi load pada node gridserver, sehingga kondisi load akhir akan selalu lebih tinggi daripada kondisi load awal. Pada suatu saat mungkin saja ada kondisi dimana dua buah node memiliki kondisi load awal yang sama besar seperti pada grafik load awal untuk node micron dan node neutron yang beberapa kali mengalami kondisi load awal yang sama. Jika terdapat kondisi seperti ini, maka SGE akan memilih node untuk dimasukkan pekerjaan secara acak. Tidak ada prioritas node mana yang dipilih oleh SGE, kecuali dilihat dari besar load tiap-tiap node. Untuk mendapatkan kondisi ideal dimana load awal dari semua node memiliki nilai terendah (nilai 0.00) adalah sangat sulit. Hal ini dikarenakan cluster yang digunakan dapat diakses darimanapun selama masih dalam JUITA. Sehingga jika ada yang mengakses saat pengambilan data, maka hal tersebut akan mempengaruhi load pada suatu node. permodelan molekuler, bio-simulation, clinical informatics, pencitraan medis dan masih banyak lagi. Bio-Cluster Grid (BCG) yang diintegrasikan dengan Sun Grid Engine (SGE) dan Grid Engine Portal (GEP) menjawab kebutuhan para ilmuwan biologi dalam penelitian mereka dengan menyediakan aplikasi-aplikasi bioinformatika yang komprehensif. Pada makalah ini dibahas bagaimana SGE bekerja dengan cara mencari node mana yang idle, dan kemudian pekerjaan akan dimasukkan ke node tersebut. SGE akan memilih node dengan load yang terkecil untuk dimasukkan pekerjaan yang di-submit oleh user. Pembagian jumlah sumber daya komputer yang terhubung dengan UI Grid di lingkungan Universitas Indonesia adalah pengembangan selanjutnya yang akan dilakukan. DAFTAR ACUAN [1] Asia Pacific Science and Technology Center, APSTC, Bio-ClusterGrid overview, l2=projects&l3=biobox&f=overview, diakses pada 3 Maret 2006 [2] Asia Pacific Science and Technology Center, APSTC, Bio-ClusterGrid features and benefits, l2=projects&l3=biobox&f=features, diakses pada 3 Maret 2006 [3] Asia Pacific Science and Technology Center, APSTC, Bio-ClusterGrid : a turnkey Bioinformatics Application Server powered by Sun Grid Technology, Bio-Box Project, Sun Microsystems Pte Ltd, Maret 2004 [4] Berman, Frank, G. Fox, A. Hey, Grid Computing Making the Global Infrastructure a Reality, Wiley Series in Communications Networking and Distributed System, 2003 [5] Foster, Ian, Carl Kesselman, Steven Tuecke, The Anatomy of Grid, International Journal of High Performance Computing Applications, 2001 [6] Grid Engine Portal (Formerly known as the Sun Technical Computing Portal), Helping Make Information and Applications Accessible, Sun Microsystems, 2002 [7] Sun Infrastructure Solution for Grid Computing : Life Sciences, Executive Brief, Sun Microsystems, 2003 [8] Thomas, Gilbert, The BioBox Initiative : Bio- ClusterGrid, Associate Engineer, Sun APSTC, Asia Pacific, Science and Technology Center, 4 Desember KESIMPULAN Computational Biology (CB) menggambarkan penyatuan dari teknologi informasi (TI) dan biologi dan mencakup banyak disiplin ilmu, seperti bioinformatika,

CLUSTERING & GRID COMPUTING. Sistem terdistribusi week 10

CLUSTERING & GRID COMPUTING. Sistem terdistribusi week 10 CLUSTERING & GRID COMPUTING Sistem terdistribusi week 10 Outline Komputasi terdistribusi dengan terkluster Komputasi terdistribusi dengan grid Tujuan dari komputasi terdistribusi adalah menyatukan kemampuan

Lebih terperinci

DIAGRAM SITASI PAPER. Disusun oleh: Anggy Tias Kurniawan SK2A

DIAGRAM SITASI PAPER. Disusun oleh: Anggy Tias Kurniawan SK2A DIAGRAM SITASI PAPER Disusun oleh: Anggy Tias Kurniawan 09011181520024 SK2A PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 The Eucalyptus Open-source Cloud-computing System

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer saat ini telah menghasilkan pencapaian yang sangat signifikan, baik dari segi perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi komputasi dan penggunaannya sebagai mesin pemroses data kini kian pesat dan sudah sangat banyak digunakan. Bagi kebanyakan user, komputer

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU 1 INFRASTRUKTUR TI Infrastruktur TI terdiri atas sekumpulan perangkat dan aplikasi piranti lunak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat pesat, terutama dalam bidang teknologi komputer. Kemajuan teknologi yang sangat pesat tersebut mengakibatkan komputer-komputer

Lebih terperinci

Tujuan. terkluster. Grid. 2. Mahasiswa memahami komputasi terdistribusi dengan

Tujuan. terkluster. Grid. 2. Mahasiswa memahami komputasi terdistribusi dengan Chapter 8 Overview Tujuan dari komputasi terdistribusi adalah menyatukan kemampuan dari sumber daya (sumber komputasi atau sumber informasi) yang terpisah secara fisik, ke dalam suatu sistem gabungan yang

Lebih terperinci

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) 2012 Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id http://www.mislinux.org/ Lisensi Dokumen:.or.id Seluruh dokumen di CloudIndonesiA.or.id

Lebih terperinci

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) 2012 Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id http://www.mislinux.org/ Lisensi Dokumen:.OR.ID Lisensi Atribusi-Berbagi Serupa

Lebih terperinci

Pengantar Komputasi Modern

Pengantar Komputasi Modern Pengantar Komputasi Modern Komputasi pada bidang biologi Oleh: Wirya Ramadhan 53413245 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Komputasi Biologi Komputasi Komputasi

Lebih terperinci

KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN KETERBATASAN SUMBER DAYA KOMPUTASI. Kata Kunci: grid computing, distributed computing, PVM (Parallel Virtual Machine)

KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN KETERBATASAN SUMBER DAYA KOMPUTASI. Kata Kunci: grid computing, distributed computing, PVM (Parallel Virtual Machine) KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN KETERBATASAN SUMBER DAYA KOMPUTASI Abstraksi Grid Computing, suatu arsitektur sistem komputer berkinerja tinggi yang memanfaatkan teknologi grid computing yang ada (beberapa

Lebih terperinci

DYNAMMIC PROGRAMMING DALAM MENENTUKAN ARTI URUTAN UNTAIAN GEN

DYNAMMIC PROGRAMMING DALAM MENENTUKAN ARTI URUTAN UNTAIAN GEN DYNAMMIC PROGRAMMING DALAM MENENTUKAN ARTI URUTAN UNTAIAN GEN David Soendoro Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Alamat: Jalan Ganeca No.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat kebutuhan akan teknologi, memicu perkembangan teknologi itu sendiri untuk memenuhi perannya sebagai media yang mampu membantu manusia dalam berkegiatan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR TELEMATIKA DISTRIBUTED PROCESSING ( CLIENT SERVER )

ARSITEKTUR TELEMATIKA DISTRIBUTED PROCESSING ( CLIENT SERVER ) KELAS 4KA04 ARSITEKTUR TELEMATIKA DISTRIBUTED PROCESSING ( CLIENT SERVER ) RANGGA SEPTIAN P (11108588) RION SAPUTRA (11108698) DODI NUGRAHA (10108626) GUNTUR KURNIA W (10108881) UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN GRID COMPUTING

PENERAPAN GRID COMPUTING PENERAPAN GRID COMPUTING Inovasi sepanjang setengah abad telah meningkatkan kecepatan komputer dalam faktor jutaan. Tetapi kecepatan komputer masa kini masih terhitung rendah untuk berbagai aplikasi saintifik

Lebih terperinci

Software-Defined Networking (SDN) Transformasi Networking Untuk Mempercepat Agility Bisnis BAB 1 PENDAHULUAN

Software-Defined Networking (SDN) Transformasi Networking Untuk Mempercepat Agility Bisnis BAB 1 PENDAHULUAN Software-Defined Networking (SDN) Transformasi Networking Untuk Mempercepat Agility Bisnis ABSTRAK Software-defined Networking (SDN) adalah pendekatan baru untuk merancang, membangun dan mengelola jaringan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN CHAPTER 05 IT INFRASTRUCTURE & EMERGING TECHNOLOGIES

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN CHAPTER 05 IT INFRASTRUCTURE & EMERGING TECHNOLOGIES SISTEM INFORMASI MANAJEMEN CHAPTER 05 IT INFRASTRUCTURE & EMERGING TECHNOLOGIES DISUSUN OLEH: CHARIS SUBIANTO 041211331018 BUNGA CANTIKA DWI P. 041211331019 DEDI RAHMAN 041211331025 AHMAD MUHAJIR 041211331032

Lebih terperinci

KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN KETERBATASAN SUMBER DAYA KOMPUTASI. Ahlihi Masruro STMIK AMIKOM Yogyakarta

KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN KETERBATASAN SUMBER DAYA KOMPUTASI. Ahlihi Masruro STMIK AMIKOM Yogyakarta KOMPUTASI GRID SEBAGAI JAWABAN KETERBATASAN SUMBER DAYA KOMPUTASI Ahlihi Masruro STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Grid ComputinG, suatu arsitektur sistem komputer berkinerja tinggi yang memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya teknologi komputer dan komunikasi suatu model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi kini telah

Lebih terperinci

Materi I. Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

Materi I. Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. Materi I Monitoring Jaringan Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. Monitoring performance dari jaringan Mengetahui status (up/down) service dari host yang kita monitor secara realtime dengan system alert/alarm

Lebih terperinci

Making Provisions for Applications and Services

Making Provisions for Applications and Services Making Provisions for Applications and Services Ketika seorang user ingin mengakses sebuah informasi dari perangkat elektronik yang mereka miliki seperti, PC, Laptop, PDA, atau perangkat-perangkat elektronik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampus Telkom Applied Science School memiliki sejumlah peminatan, salah satunya Network Programming. Beberapa matakuliah di peminatan tersebut yaitu Lingkungan dan

Lebih terperinci

TOPIK PENELITIAN MAHASISWA PRODI S-1 SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS U'BUDIYAH INDONESIA TAHUN AJARAN 2015/2016

TOPIK PENELITIAN MAHASISWA PRODI S-1 SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS U'BUDIYAH INDONESIA TAHUN AJARAN 2015/2016 TOPIK PENELITIAN MAHASISWA PRODI S-1 SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS U'BUDIYAH INDONESIA TAHUN AJARAN 2015/2016 Bidang Ilmu : Sistem Informasi NO TOPIK PENELITIAN SUB TOPIK Arsitektur, Dukungan layanan Algortitma

Lebih terperinci

Making Provisions for Applications and Services

Making Provisions for Applications and Services Making Provisions for Applications and Services Ketika seseorang mengakses informasi pada suatu perangkat (device), baik itu PC, laptop, PDA, ponsel, atau device lain yang terhubung ke jaringan, data tidak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GRID COMPUTING DENGAN MENGGUNAKAN PENGALAMATAN IPv6

IMPLEMENTASI GRID COMPUTING DENGAN MENGGUNAKAN PENGALAMATAN IPv6 IMPLEMENTASI GRID COMPUTING DENGAN MENGGUNAKAN PENGALAMATAN IPv6 Ahmad Makhsun¹, Idris Winarno, SST, M.Kom.² ¹Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, ²Dosen Jurusan Teknik Informatika Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SISTEM. Alif Finandhita, S.Kom, M.T. Alif Finandhita, S.Kom, M.T 1

ARSITEKTUR SISTEM. Alif Finandhita, S.Kom, M.T. Alif Finandhita, S.Kom, M.T 1 ARSITEKTUR SISTEM Alif Finandhita, S.Kom, M.T Alif Finandhita, S.Kom, M.T 1 Sistem Terpusat (Centralized Systems) Sistem Client Server (Client-Server Systems) Sistem Server (Server Systems) Sistem Paralel

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

CLUSTER. Kategori Cluster Computing

CLUSTER. Kategori Cluster Computing CLUSTER Cluster, dalam ilmu komputer dan jaringan komputer adalah sekumpulan komputer (umumnya server jaringan) independen yang beroperasi serta bekerja secara erat dan terlihat oleh klien jaringan seolah-olah

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi yang semakin maju ini, banyak komunitas seperti di bidang kedokteran, penelitian, bisnis maupun akademik yang membutuhkan komputasi yang cepat guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang pendahuluan, yang mencakup latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan, metodologi, serta sistematika pembahasan dari Tugas Akhir ini. 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM Saat ini, sebagian besar aplikasi yang digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan bisnis pada berbagai skala membutuhkan puluhan atau bahkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1

Lebih terperinci

SAHARI. Selasa, 29 September

SAHARI. Selasa, 29 September SAHARI Selasa, 29 September 2015 1 Pengertian Secara harafiah, clustering berarti pengelompokan. Clustering dapat diartikan pengelompokan beberapa buah komputer menjadi satu kesatuan dan mampu memproses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada abad 20-an ini sangat berpengaruh khususnya pada teknologi jaringan komputer. Jaringan

Lebih terperinci

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Definisi Mobile Computing Mobile computing merupakan paradigma baru dari teknologi yang mampu melakukan operasional kerja

Lebih terperinci

INTRO TO CLOUD COMPUTING

INTRO TO CLOUD COMPUTING INTRO TO CLOUD COMPUTING Kelompok 2 Adha Akbar (H1G112055) Rika Wahyuni (H1G112057) Ryan Hidayat (H1G112059) Nandang Eko Yulianto (H1G112063) Fahrizal Syahri Ramadhan (H1G11206 Cloud Computing Apa itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer baik perangkat lunak maupun keras terasa sangat cepat, dimana kedua aspek tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Tentunya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan 1.2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan 1.2. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang dan merealisasikan infrastruktur komputasi awan ( Cloud Computing) berupa layanan yang dapat melakukan kegiatan komputasi dan apabila salah satu koneksi database

Lebih terperinci

Miyarso Dwi Ajie Otomasi Perpustakaan Pertemuan #7

Miyarso Dwi Ajie Otomasi Perpustakaan Pertemuan #7 Miyarso Dwi Ajie Otomasi Perpustakaan Pertemuan #7 1 General trends in development of hardware components Miniaturization Cheaper parts Wireless technology More varied devices -- i.e. more input / output

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini berbagai komunitas di antaranya akademik, peneliti, bisnis dan industri dihadapkan pada pertambahan kebutuhan komputasi yang semakin besar dan komplek. Kebutuhan

Lebih terperinci

Implementasi Portal Komputasi Grid untuk Multi Kluster

Implementasi Portal Komputasi Grid untuk Multi Kluster JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Implementasi Portal Komputasi Grid untuk Multi Kluster Benediktus Anindito dan F. X. Arunanto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses komputasi yang dapat dilakukan oleh komputer telah berkembang dengan pesat. Pada awalnya proses komputasi hanya dapat dilakukan secara sekuensial saja. Sebuah

Lebih terperinci

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi 1.1. Definisi Sitem Terdistribusi Sistem distribusi adalah sebuah sistem yang komponennya berada pada jaringan komputer. Komponen tersebut saling berkomunikasi dan

Lebih terperinci

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Basis Data 2 Database Client / Server Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Tujuan Memahami bentuk-bentuk arsitektur aplikasi dalam database. Memahami konsep arsitektur: Single-Tier Two-Tier:

Lebih terperinci

1. Hardware terdistribusi. 2. Program terdistribusi. Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : Kelas : 5.C

1. Hardware terdistribusi. 2. Program terdistribusi. Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : Kelas : 5.C Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : 0805021099 Kelas : 5.C 1. Hardware terdistribusi Hardware terdistribusi adalah hardware yang pemakaiannya bisa dipakai bersamasama (sharing) yang dihubungkan oleh

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH BERBASIS WEB

APLIKASI SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH BERBASIS WEB Abstrak APLIKASI SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH BERBASIS WEB Metra Cahya Utama, Asfira Sagitri, Cokorda Raka A.J, Dian Tresna N., DivKom HME ITB Computer Network Research Group Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendapat untuk mencapai tujuan bersama. 2. Membagi tanggung jawab bersama sama untuk mencapai tujuan.

BAB II LANDASAN TEORI. pendapat untuk mencapai tujuan bersama. 2. Membagi tanggung jawab bersama sama untuk mencapai tujuan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kolaborasi Kolaborasi bisa didefinisikan sebagai sebuah proses mencapai sebuah tujuan yang tidak akan mungkin bisa dilakukan secara individual. Termasuk didalamnya

Lebih terperinci

Definisi Cloud Computing

Definisi Cloud Computing Definisi Cloud Computing Secara sederhana, Cloud Computing dapat kita bayangkan seperti sebuah jaringan listrik. Apabila kita membutuhkan listrik, apakah kita harus punya pembangkit listrik sendiri? Tentu

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster

Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster Peneliti : Victor Parsaulian Nainggolan (672008269) Radius Tanone, S.Kom., M.Cs Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

Model Sistem Terdistribusi

Model Sistem Terdistribusi Model Sistem Terdistribusi Budi Susanto budsus@ukdw.ac.id dari Distributed System 3th, Colouris chap. 2 Model Tujuan Pengantar Menyediakan sebuah gambaran abstrak aspek yang relevan dengan sistem Menyediakan

Lebih terperinci

1.2. Rumusan Masalah Batasan Masalah

1.2. Rumusan Masalah Batasan Masalah BAB I PENDAHULUAN Komputasi awan beberapa tahun belakangan menjadi topik yang menarik. Komputasi awan adalah generasi lanjut dalam pengelolaan sumber daya (resource). Saat ini komputasi awan mulai berkembang

Lebih terperinci

Pada akhir pembahasan, peserta diharapkan dapat :

Pada akhir pembahasan, peserta diharapkan dapat : Pengenalan Java tujuan Pada akhir pembahasan, peserta diharapkan dapat : Menjelaskan fitur-fitur teknologi Java seperti, Java Virtual Machine(JVM), garbage collection, dan code security. Menjelaskan perbedaan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini setiap organisasi/perusahaan pasti ingin mengembangkan sistem informasi yang sedang berjalan menjadi lebih baik untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi/perusahaan.

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Infrastruktur Jaringan Cloud Computing. Pada PT Indonusa System Integrator Prima. Anthonius Bernadh

Analisis dan Perancangan Infrastruktur Jaringan Cloud Computing. Pada PT Indonusa System Integrator Prima. Anthonius Bernadh Analisis dan Perancangan Infrastruktur Jaringan Cloud Computing Pada PT Indonusa System Integrator Prima Anthonius Bernadh Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Edward Christian Suryanto Binus

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

Tugas Konsep Sistem Informasi

Tugas Konsep Sistem Informasi Tugas Konsep Sistem Informasi Nama : Ari Andi Agus Suroso NIM : 14111064 Prodi : Teknik Informatika Soal : 1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat, apa saja komponen sistem informasi 2. Jelaskan peran

Lebih terperinci

Bab I Pengenalan Sistem Operasi. Apa yang dimaksud Sistem Operasi?

Bab I Pengenalan Sistem Operasi. Apa yang dimaksud Sistem Operasi? Bab I Pengenalan Sistem Operasi Apa yang dimaksud Sistem Operasi Sistem Mainframe Sistem Desktop Sistem Multiprocessor Sistem Terdistribusi Sistem Tercluster Sistem Real -Time Sistem Handheld 1.1 Apa yang

Lebih terperinci

Kelompok 1. Anggota : BOBBY KURNIAWAN NIA FITRIANA ARI FEBRYANSYAH DIAN ULUMIA ORIN HARITSA YASSER

Kelompok 1. Anggota : BOBBY KURNIAWAN NIA FITRIANA ARI FEBRYANSYAH DIAN ULUMIA ORIN HARITSA YASSER Kelompok 1 Anggota : ARI FEBRYANSYAH BOBBY KURNIAWAN DIAN ULUMIA NIA FITRIANA ORIN HARITSA YASSER APPLICATION LAYER Application layer,adalah lapisan paling atas baik di OSI maupun di TCP/IP model.application

Lebih terperinci

ITSP Product Offering

ITSP Product Offering ITSP Product Offering Solusi TI yang komprehensif untuk kelangsungan bisnis Anda Enterprise Resiliency Services Data Center Design & Construction Data Center Migration Enterprise Infrastructure Managed

Lebih terperinci

ii) Tahap-tahap evolusi Infrastruktur IT

ii) Tahap-tahap evolusi Infrastruktur IT ii) Tahap-tahap evolusi Infrastruktur IT Infrastruktur TI dalam organisasi saat ini adalah hasil dari lebih dari 50 tahun evolusi dalam platform komputasi. Ada lima tahap dalam evolusi, masing-masing mewakili

Lebih terperinci

Sistem Jaringan Terdistribusi

Sistem Jaringan Terdistribusi Sistem Jaringan Terdistribusi Apa yang dimaksud dengan Sistem Jaringan Terdistribusi? Apa Keuntungan dan Kerugiannya (permasalahan yang dihadapi)? Pengertian Sistem Terdistribusi adalah Sekumpulan komputer

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAN PELUANG KOMPUTASI AWAN PADA SEKTOR BISNIS DAN PERDAGANGAN

PEMANFAATAN DAN PELUANG KOMPUTASI AWAN PADA SEKTOR BISNIS DAN PERDAGANGAN PEMANFAATAN DAN PELUANG KOMPUTASI AWAN PADA SEKTOR BISNIS DAN PERDAGANGAN Oleh : EKA PUTRA MAHARDIKA P, ST, MTI Dosen Manajemen Informatika Universitas Suryadarma ABSTRAK Model komputasi telah berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cloud computing dalam pengertian bahasa Indonesia yang diterjemahkan

BAB I PENDAHULUAN. Cloud computing dalam pengertian bahasa Indonesia yang diterjemahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cloud computing dalam pengertian bahasa Indonesia yang diterjemahkan menjadi komputasi awan, beberapa tahun terakhir ini telah menjadi "Hot word" di dunia teknologi

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak. Tujuan

Rekayasa Perangkat Lunak. Tujuan Rekayasa Perangkat Lunak Arna Fariza Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Rekayasa Perangkat Lunak 1 Tujuan Mengetahui bagaimana melakukan rekayasa terhadap sebuah perangkat lunak Mengetahui software

Lebih terperinci

IT Infrastructure and Emerging Technologies

IT Infrastructure and Emerging Technologies Chapter 5 IT Infrastructure and Emerging Technologies 5.1 2007 by Prentice Hall LEARNING OBJECTIVES Tentukan infrastruktur TI dan menjelaskan komponenkomponennya. Mengidentifikasi dan menggambarkan tahapan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer BAB II DASAR TEORI 2.1 Gambaran Perusahaan Perusahaan tempat penulis melakukan penelitian ini bergerak dalam bidang penerbitan buku dengan skala perusahaan menengah, dimana pemakaian teknologi informasi

Lebih terperinci

CLOUD-BASED INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY - LEARNING MANAGEMENT SYSTEM SOLUTIONS

CLOUD-BASED INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY - LEARNING MANAGEMENT SYSTEM SOLUTIONS Open Educational Resources (OER) is licensed under a Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License. Based on a work at http://denipradana.edublogs.org/ CLOUD TECHNOLOGY OVERVIEW

Lebih terperinci

DBaaS : Database as a Services menggunakan Oracle Enterprise Manager 12c (Tulisan Pertama)

DBaaS : Database as a Services menggunakan Oracle Enterprise Manager 12c (Tulisan Pertama) 2013 DBaaS : Database as a Services menggunakan Oracle Enterprise Manager 12c (Tulisan Pertama) Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id Lisensi Dokumen:.OR.ID Lisensi Atribusi-Berbagi Serupa Creative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Komputer pada dasarnya adalah sebuah mesin yang digunakan untuk menyelesaikan perhitungan matematis atau komputasi matematis. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan mobile communication saat ini semakin cepat dan menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan lagi. Dalam Santoso (2016), Michael Facemire berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Virtualisasi aplikasi merupakan salah satu dari delapan jenis teknik virtualisasi (Murphy, 2016). Teknik virtualisasi yang berpusat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur software three tier berkembang pada tahun 1990an untuk mengatasi keterbatasan arsitektur two-tier(client-server). Pada gambar I-1 dapat dilihat bahwa arsitektur

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR

SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR Infrastruktur informasi terdiri dari fasilitas fisik, jasa, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputasi secara bersama dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP SAAS (SOFTWARE AS A SERVICE) PADA APLIKASI PENGGAJIAN

PENERAPAN KONSEP SAAS (SOFTWARE AS A SERVICE) PADA APLIKASI PENGGAJIAN PENERAPAN KONSEP SAAS (SOFTWARE AS A SERVICE) PADA APLIKASI PENGGAJIAN Andy Prasetyo Utomo Fakultas Teknik, Program Studi Sistem Informasi Universitas Muria Kudus Email: andyutomo@gmail.com ABSTRAK Salah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

INFRASTRUCTURE SECURITY

INFRASTRUCTURE SECURITY INFRASTRUCTURE SECURITY 1 WHAT S INFRASTRUCTURE?? Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem sebagai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Komputasi Awan Berdasarkan Layanan Infrastructure as a Services (IaaS) Platform as a Service (PaaS)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Komputasi Awan Berdasarkan Layanan Infrastructure as a Services (IaaS) Platform as a Service (PaaS) BAB II DASAR TEORI Komputasi awan (Cloud Computing) adalah sebuah teknologi yang menyediakan layanan terhadap sumber daya komputasi melalui sebuah jaringan. Dalam hal ini, kata awan atau cloud melambangkan

Lebih terperinci

Web Engineering Mengenal Rekayasa Web. Husni Husni.trunojoyo.ac.id

Web Engineering Mengenal Rekayasa Web. Husni Husni.trunojoyo.ac.id Web Engineering Mengenal Rekayasa Web Husni husni@if.trunojoyo.ac.id Husni.trunojoyo.ac.id Aplikasi Web Aplikasi web modern merupakan sistem yang kompleks Perlu pendekatan engineering secara metodologi

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

Teknologi Cross Platform, Telecomuters & One Stop Solutions Cloud Computing

Teknologi Cross Platform, Telecomuters & One Stop Solutions Cloud Computing Teknologi Cross Platform, Telecomuters & One Stop Solutions Cloud Computing Deris Stiawan (Dosen Jurusan Sistem Komputer FASILKOM UNSRI) Sebuah Pemikiran, Sharing, Ide Pengetahuan, Penelitian Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi saat ini, memacu Perusahaan PT. DASS

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi saat ini, memacu Perusahaan PT. DASS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya teknologi saat ini, memacu Perusahaan PT. DASS untuk terus memaksimalkan dalam mempertahankan dan meningkatkan sistemsistem yang ada saat

Lebih terperinci

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Mengapa memahami dan memilih Tool Manajemen network begitu penting? antara pemakaian dan performa berbagai macam tool manajemen network dalam grafik ditunjukkan

Lebih terperinci

Jaringan Komputer & Internet

Jaringan Komputer & Internet Jaringan Komputer & Internet Jaringan Komputer 1 Dr. Zheng da Wu School of Information Technology Bond University January 2002 Diterjemahkan oleh Andi Susilo E-mail: andi.susilo@mail.com Universitas Respati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi terus berkembang, berawal dari dibuatnya komputer dengan ukuran yang sangat besar hingga memasuki zaman virtualisasi dan cloud computing. Berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

DATA CENTER: PENDAHULUAN

DATA CENTER: PENDAHULUAN DATA CENTER: PENDAHULUAN Definisi, Fungsi dan Tujuan Data Center 2 Definisi Data Center (lanj)... komponen penting dari infrastruktur yang mendukung Internet dan perdagangan digital Juga sektor komunikasi

Lebih terperinci

DATA CENTER: PENDAHULUAN

DATA CENTER: PENDAHULUAN DATA CENTER: PENDAHULUAN Tujuan Setelah mengikuti matakuliah ini diharapkan mahasiswa mampu: mengetahui dan memahami fungsi, tujuan, dan komponen pembentuk sebuah data center disertai fungsi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, aplikasi dan platform yang digunakan oleh departemen-departemen dan unit pendukung pada perguruan tinggi menjadi beragam.

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan mengenai clustering dengan skema load balancing pada web server sudah banyak ditemukan. Salah satu pembahasan yang pernah dilakukan adalah Perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, khususnya di dalam dunia teknik informatika, penting bagi pelaku industri yang berkecimpung di dunia

Lebih terperinci

Pengantar Cloud Computing Berbasis Linux & FOSS

Pengantar Cloud Computing Berbasis Linux & FOSS Pengantar Cloud Computing Berbasis Linux & FOSS Rusmanto Maryanto (rusmanto@gmail.com) Pemred Majalah InfoLINUX (rus@infolinux.co.id) Direktur LP3T-NF (rus@nurulfikri.co.id) Topik Utama Istilah Terkait

Lebih terperinci

Tujuan Pembangunan Jaringan Komputer. mengantarkan informasi secara tepat dan akurat dari sisi pengirim ke sisi penerima

Tujuan Pembangunan Jaringan Komputer. mengantarkan informasi secara tepat dan akurat dari sisi pengirim ke sisi penerima Jaringan komputer Adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya, Menggunakan suatu protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi

Lebih terperinci

Pemahaman mengenai Model arsitektur SisTer Mengetahui Sudut pandang logis Arsitektur Sistem Tersebar. Memahami model Arsitektur sistem

Pemahaman mengenai Model arsitektur SisTer Mengetahui Sudut pandang logis Arsitektur Sistem Tersebar. Memahami model Arsitektur sistem Pemahaman mengenai Model arsitektur SisTer Mengetahui Sudut pandang logis Arsitektur Sistem Tersebar Layered architectures, Object-base architectures, Data-center architectures, Event-base architectures

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman, sistem pencarian buku di Perpustakaan UKDW sangat diperlukan untuk mempercepat pencarian buku. Sistem yang dikembangkan bisa secara

Lebih terperinci

Cloud and Cloud Worker. Nur Imam Febrianto MCTS - Technical Specialist /

Cloud and Cloud Worker. Nur Imam Febrianto MCTS - Technical Specialist / Cloud and Cloud Worker Nur Imam Febrianto MCTS - Technical Specialist nurimam@skyline.id / nurimam@sti-group.co.id Profil Nama : Nur Imam Febrianto Email : nurimam@skyline.id / nurimam@sti-group.co.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Umumnya lembaga pemerintahan maupun pendidikan mempunyai website yang

I. PENDAHULUAN. Umumnya lembaga pemerintahan maupun pendidikan mempunyai website yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umumnya lembaga pemerintahan maupun pendidikan mempunyai website yang digunakan sebagai sarana informasi. Untuk dapat menghasilkan fasilitas informasi tersebut,

Lebih terperinci

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL Dwi Nuriba Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT Perkembangan teknologi Web menyebabkan server-server yang menyediakan

Lebih terperinci