RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 5 Juni 2013, pukul WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 5 Juni 2013, pukul WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan."

Transkripsi

1 I. IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin Agama Pendidikan Status Pekerjaan Alamat : Ny. S : 58 tahun : Perempuan : Islam : SMP (tamat) : Menikah : Ibu Rumah Tangga : Jakarta II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 5 Juni 2013, pukul WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan. A. Keluhan Utama Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis. Saat ini pasien mengeluh sering melakukan kegiatan berulang-ulang yang menganggu kegiatannya seharihari. Pasien mengeluh masih sering mengucapkan bismillah berulang-ulang sampai lebih dari 10 kali pada saat akan memulai wudhu. Pasien merasa takut bahwa kata bismillah yang diucapkannya tidak benar sehingga wudhunya tidak diterima oleh Tuhan dan nantinya akan mendapat siksaan di dunia akhirat. Hal ini dilakukan pasien setiap hari sesaat akan memulai sholat dan terjadi hanya pada sholat wajib. Bila pasien sedang dalam perasaan tidak nyaman atau sedang kesal sesaat menjelang sholat maka biasanya pasien mengucapkan kata bismillah kurang lebih tujuh kali namun bila sedang dalam perasaan nyaman dan tidak kesal pasien hanya mengulang kata bismillah sekitar 3 kali. Pasien juga mengungkapkan bahwa pada saat mandi pasien membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 40 menit. Pasien merasa belum bersih dan terus menggosok tubuhnya berulang-ulang. Begitu pula halnya saat mencuci tangan pasien 1

2 membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya. Pasien terus menggosok tangannya saat mencuci tangan sampai pasien merasa bersih. Pasien mengaku bahwa ia merasa tidak nyaman dengan kondisi ini dan pasien tidak menyukai pikiran tersebut. Pasien mengaku tidak mengalami gangguan pada saat tidur di malam hari. Menurut pasien, ia tidak pernah marah-marah sendiri tanpa sebab yang jelas. Mulanya keluhan pasien dirasakan sejak tahun Pasien menyatakan keluhan tersebut muncul tiba-tiba tanpa ada pemicu atau masalah sebelumnya yang dialami pasien. Pasien mengaku lupa alasan mengapa suka mengulang-ulang dalam mengucapkan kata bismillah sesaat sebelum wudhu. Pasien merasa bahwa keluhannya berkurang menjadi lebih enak apabila sudah meminum obat yang diberikan oleh dokter. Pasien merasa menjadi lebih lega dengan obat yang diberikan oleh dokter sehingga sampai saat ini pasien selalu rutin untuk kembali kontrol dan meminta resep obat bila habis. Pasien menyangkal pernah melihat adanya bayangan atau penampakan yang hanya dilihat oleh pasien. Pasien juga mengaku tidak pernah merasakan halusinasi pada indera pengecapannya. Pasien mengatakan tidak pernah merasakan menghidu bau-bauan yang hanya dihidu oleh dirinya sendiri sedangkan lingkungan sekitarnya tidak menghidu bau yang dikeluhkan pasien. Selain itu pasien juga mengungkapkan bahwa tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang meraba atau merayapi. Pasien juga menyangkal saat menonton televisi pembawa acara mengejek atau menertawakan pasien. Pasien juga tidak pernah merasa seolah-olah rumah pasien menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada biasanya. Sebelumnya pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala sehingga kemungkinan besar tidak adanya gangguan mental organik. Pasien mengungkapkan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien. Pasien juga mengaku tidak pernah mengkonsumsi atau memiliki riwayat menggunakan zat psikotropik (NAPZA), alkohol, dan merokok. Saat ini suasana perasaan pasien adalah biasa-biasa saja. Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari untuk menjaga higienitas dirinya sendiri seperti mandi sendiri serta melakukan beberapa pekerjaan rumah di antaranya menyapu, memasak, 2

3 mencuci, mengepel, dan menyetrika. Tidak ada masalah dalam pola dan nafsu makan pasien. Saat ini pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan juga memiliki kesibukan lain seperti mengurus kedua cucunya. Pasien mengaku tidak pernah berolahraga. Pasien adalah seorang ibu dari 3 orang anak. Pasien juga telah memilki 3 orang cucu. Saat ini pasien tinggal di rumahnya sendiri bersama suaminya yang sudah pensiun sedangkan ketiga anaknya telah berumah tangga dan tinggal terpisah dari rumah pasien. Pasien dan suaminya saling membantu dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus kedua cucu mereka yang ditipkan oleh anak pasien sesaat sebelum berangkat kerja. Menurut pasien, ia dilahirkan secara normal dan tidak ada penyulit selama masa kandungan maupun proses persalinan. Pasien mengenyam pendidikan hanya sampai kelas 3 SMP dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang tidak mencukupi. Hubungan pasien dengan anggota keluarga terjalin baik termasuk dengan suami dan anak-anaknya. Pasien tidak pernah merasa takut untuk berinteraksi dengan orang lain atau berada di tempat keramaian. Pasien tidak pernah merasa orang lain sedang membicarakan atau menertawakan pasien. Pasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap tetangganya. Pasien mengaku masih sering mengikuti kegiatan kumpul bersama tetangga, kumpul keluarga seperti arisan, dan rutin mengikuti pengajian satu kali dalam seminggu. Kebutuhan sehari-hari pasien dapat tercukupi melalui dana pensiunan suami yang dahulunya bekerja sebagai pegawai di Departemen Keuangan serta terkadang mendapat bantuan finasial dari ketiga anaknya yang sudah bekerja. Untuk biaya kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan jasa asuransi kesehatan (ASKES). Pasien seorang pemeluk agam Islam yang taat beribadah, rajin sholat 5 waktu, dan rutin mengikuti pengajian di masjid. Saat ini pasien memiliki keinginan untuk sembuh dimana pasien tidak perlu lagi mengucapkan kata bismillah berulang kali saat hendak wudhu dan bisa beraktivitas seperti layaknya orang normal. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Gangguan Psikiatri Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya 3

4 2. Riwayat Gangguan Medik Tidak ada riwayat gangguan medik sebelumnya 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif, alkohol, dan merokok. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Pranatal Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ditemukan adanya penyulit selama masa dalam kandungan maupun saat proses persalinan. 2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya usianya sehingga pasien tidak terdapat gangguan dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Pasien mengaku pernah mengenyam pendidikan hanya sampai tamat kelas 3 SMP. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan tersebut termasuk biasa-biasa saja dan tidak ada yang menonjol. Pasien tidak pernah tinggal kelas. 3. Riwayat Masa Akhir Anak Anak Pasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam kehidupan sosial. 4. Riwayat Pendidikan Pasien mengaku pernah mengenyam pendidikan sampai tamat kelas 3 SMP. Prestasi pasien selama menjalani masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja dan tidak ada yang menojol. Pasien mampu bersosialisasi dengan teman-teman disekolahnya. 5. Riwayat pekerjaan Saat ini pasien hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan aktivitas sehari-hari yaitu mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, menyapu, mengepel, dan mengurus kedua cucunya. 6. Riwayat agama Pasien seorang pemeluk agam Islam yang taat dalam menjalankan ibadahnya, rajin sholat lima waktu, serta rutin mengikuti pengajian setiap minggu. 7. Aktivitas sosial 4

5 Aktivitas sosial yang dijalankan pasien yaitu bergaul dengan lingkungan sekitarnya termasuk dengan para tetangga, ikut dalam kegiatan kumpul keluarga seperti arisan keluarga, dan rutin mengikuti pengajian satu kali dalam satu minggu. Pasien dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik saat bertemu dengan orang banyak. E. Hubungan dengan keluarga Hubungan pasien dengan keluarganya terjalin baik termasuk dengan suami serta anak cucunya. F. Riwayat Keluarga Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki gejala serupa dengan pasien G. Riwayat Situasi Sosial Sekarang Pasien seorang perempuan, berusia 57 tahun, berstatus menikah dengan seorang suami, dan ibu dari 3 orang anak. Saat ini tinggal bersama suaminya di rumah milik pasien sendiri sedangkan ketiga anaknya sudah berumah tangga dan tinggal terpisah dari pasien. Saat ini pasien ingin sembuh dan beraktivitas seperti layaknya orang normal. Untuk biaya hidup sehari-hari diperoleh melalui dana pensiunan suami yang dahulunya bekerja sebagai pegawai di Departemen Keuangan serta terkadang mendapat bantuan finasial dari ketiga anaknya yang sudah bekerja. Biaya kesehatan serta biaya pengobatan pasien menggunakan jasa asuransi kesehatan (ASKES). H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya Harapan pasien adalah pasien ingin sembuh dimana pasien tidak perlu lagi mengucapkan kata bismillah berulang kali saat hendak wudhu dan mampu beraktivitas serta menjalani hidup seperti layaknya orang normal. III. STATUS MENTAL A. DESKRIPSI UMUM 1. Penampilan Pasien perempuan usia 58 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi, mengenakan jilbab, ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh normal, dan warna kulit sawo matang. 2. Kesadaran Kesadaran umum : Compos Mentis. Kontak psikis : Dapat dilakukan pasien dan cukup wajar. 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor 5

6 Cara berjalan : Baik. Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak ada gerakan involunter dan pasien masih dapat fokus serta menjawab pertanyaan dengan baik. 4. Pembicaraan Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dengan baik dan pasien mampu mengungkapkan isi hatinya dengan cukup jelas. Kualitas : Bicara spontan, volume bicara kecil, artikulasi jelas, pembicaraan terarah dan dapat dimengerti. 5. Sikap Terhadap Pemeriksa Pasien kooperatif. B. KEADAAN AFEKTIF 1. Mood : Biasa-biasa saja. 2. Afek : Luas. 3. Keserasian : Mood dan afek serasi. 4. Empati : Pemeriksa dapat meraba rasakan perasaan pasien saat ini. C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan Taraf pendidikan Pasien mengaku hanya sekolah sampai tamat SMP. Prestasi pasien biasabiasa saja dan tidak menonjol selama menempuh pendidikan, serta tidak pernah tinggal kelas. Pengetahuan umum Baik, karena pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang siapa presiden RI saat ini dan sebelumnya. Pasien juga dapat menjawab saat ditanya siapa Gubernur DKI Jakarta saat ini 2. Daya konsentrasi Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai dengan selesai dan mampu menjawab dengan benar pertanyaan = Orientasi Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat yaitu siang hari. Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berada di poliklinik psikiatri RSUP Persahabatan. Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter. 6

7 Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat dan diperiksa oleh dokter. 4. Daya ingat Daya ingat jangka panjang Baik, pasien masih dapat mengingat dimana SD dan SMP tempat dia sekolah. Daya ingat jangka pendek Baik, pasien datang ke RS. Persahabatan menggunakan angkutan umum ditemani oleh suaminya. Daya ingat segera Baik,optimal, pasien dapat mengulang kembali lima nama anggota tubuh yang diberikan oleh pemeriksa secara berurutan. Akibat hendaya daya ingat pasien Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini. 5. Pikiran abstrak Cukup baik, pasien mengerti makna dari pribahasa air susu dibalas dengan air tuba yang diberikan oleh pemeriksa. 6. Bakat kreatif Pasien tidak memiliki bakat kreatif 7. Kemampuan menolong diri sendiri Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. D. GANGGUAN PERSEPSI 1. Halusinasi dan ilusi Halusinasi Ilusi : tidak terdapat halusinasi auditorik, visual, olfaktorik, gustatorik, dan taktil. : tidak terdapat ilusi pada pasien. 2. Depersonalisasi dan derealisasi Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi pada pasien. Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi pada pasien. E. PROSES PIKIR 1. Arus Pikir 7

8 Produktivitas : Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaan, banyak ide-ide yang diutarakan pasien. Kontinuitas : Baik, koheren. Hendaya : Tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien ini. 2. Isi Pikiran Preokupasi : Tidak ada preokupasi. Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham pada pasien. Terdapat pikiran yang berulang-ulang tentang mengucapkan kata bismillah saat berwudhu (obsesif) dan kompulsif terhadap kebersihan. F. PENGENDALIAN IMPULS Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan wawancara dengan baik. G. DAYA NILAI 1. Norma Sosial Pasien dapat besosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya. 2. Uji Daya Nilai Baik, pasien dapat menjawab ketika diberi suatu perumpamaan, yaitu jika ada anak kecil ingin menyeberang di jalan raya yang ramai pasien akan membantu anak tersebut menyeberangi jalan 3. Penilaian realitas Baik, pasien tidak terdapat gangguan dalam menilai realita. H. PERSEPSI PASIEN TERHADAP DIRI DAN KEHIDUPANNYA 8

9 Berdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu saat ini pasien memiliki keinginan untuk sembuh, dan pasien ingin dapat melakukan aktivitas di luar sendiri tanpa harus ditemani suaminya. I. TILIKAN / INSIGHT Tilikan derajat 5, dimana pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit dan gejalagejala yang dideritanya itu disebabkan oleh perasaan irasional atau gangguan sendiri, tanpa menerapkan pengetahuan hal ini untuk masa yang akan datang. J. TARAF DAPAT DIPERCAYA Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat dipercaya, karena pasien dapat menilai realita dan konsisten terhadap setiap pertanyaan yang diberikan. IV. PEMERIKSAAN FISIK A. Status Generalis 1. Keadaan umum : Baik, Compos Mentis 2. Tanda vital - Tekanan darah : 110/60 mmhg - Frekuensi nadi : 78 x / menit - Frekuensi napas : Kesan dalam batas normal - Suhu : Afebris 3. Bentuk badan : Kesan dalam batas normal 4. Sistem kardiovaskular : Tidak ada kelainan 5. Sistem muskuloskeletasl : Tidak ada kelainan 6. Sistem gastrointestinal : Tidak ada kelainan 7. Sistem urogenital : Tidak ada kelainan 8. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan b. Status Neurologis 1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal 2. Saraf motorik : Kesan dalam batas normal 3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal 4. Susunan saraf vegetatif : Tidak ada kelainan 5. Fungsi luhur : Tidak ada kelainan 6. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien perempuan berumur 58 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obatnya habis. Pasien mengeluh masih sering mengucapkan bismillah berulang-ulang sampai kurang lebih 7 kali pada saat akan memulai wudhu. Pasien merasa 9

10 takut bahwa kata bismillah yang diucapkannya tidak benar sehingga wudhunya tidak diterima oleh Tuhan dan nantinya akan mendapat siksaan di dunia akhirat.) namun bila sedang dalam perasaan nyaman dan tidak kesal pasien hanya mengulang kata bismillah sekitar 3 kali. Pasien juga mengungkapkan bahwa pada saat mandi pasien membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 45 menit. Pasien merasa belum bersih dan terus menggosok tubuhnya berulang-ulang. Begitu pula halnya saat mencuci tangan pasien membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya. Pasien terus menggosok tangannya saat mencuci tangan sampai pasien merasa bersih. Pasien mengaku bahwa ia merasa tidak nyaman dengan kondisi ini dan pasien tidak menyukai pikiran tersebut. Berdasarkan status mentalis, pasien memiliki pikiran yang berulang-ulang tentang mengucapkan kata bismillah dan obsesif terhadap kebersihan. Keluhan ini sudah berlangsung sejak tahun Pasien merasa terbantu dengan obat yang diberikan dokter, menurut pasien keluhannya berkurang menjadi lebih enak apabila sudah meminum obat yang diberikan oleh dokter dan dengan obat itu pasien tidak mengalami kesulitan untuk tidur. Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan pengendalian impuls masih baik. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala. Orientasi waktu, tempat, orang, dan situasional masih baik. Daya ingat jangka pendek, panjang, dan sewaktu masih baik. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang serupa dengan pasien. Pasien tidak pernah mengkonsumsi zat psikotropika (NAPZA), minum alkohol, dan merokok. Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit selama masa kandungan dan saat proses persalinan. Masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa pasien memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik. Pasien hanya mengenyam pendidikan sampai tamat kelas 3 SMP dengan prestasi biasa-biasa saja, tidak menonjol, dan tidak pernah tinggal kelas. Keadaan umum pasien baik dan tidak ditemukan gangguan medis pada pasien baik pada pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan neurologis. Pasien adalah seorang ibu dari 3 orang anak. Pasien juga telah memilki 3 orang cucu. Saat ini pasien tinggal di rumahnya sendiri bersama suaminya 10

11 yang sudah pensiun sedangkan ketiga anaknya telah berumah tangga dan tinggal terpisah dari rumah pasien. Pasien dan suaminya saling membantu dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus kedua cucu mereka yang ditipkan oleh anak pasien sesaat sebelum berangkat kerja. Kebutuhan sehari-hari pasien dapat tercukupi melalui dana pensiunan suami yang dahulunya bekerja sebagai pegawai di Departemen Pertanian serta terkadang mendapat bantuan finasial dari ketiga anaknya yang sudah bekerja. Untuk biaya kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan jasa asuransi kesehatan (ASKES). Pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll. VI. FORMULASI DIAGNOSIS Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna sehingga dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi seharihari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa. Diagnosis Aksis I Pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun penyakit yang dapat mengakibatkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0). Berdasarkan anamnesis tidak didapatkan riwayat konsumsi obat psikoaktif (NAPZA) serta tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol dan merokok sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1). Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, yang ditandai dengan adanya waham dan halusinasi sehingga pasien ini bukan menderita gangguan psikotik (F.2). Pasien ini tidak mengalami episode manic serta depresi, maka pasien ini didiagnosis bukan menderita gangguan perasaan (F.3). Pada pasien ini ditemukan adanya pengulangan dalam mengucapkan kata bismillah saat berwudhu. Pasien merasa takut bahwa kata bismillah yang 11

12 diucapkannya tidak benar sehingga wudhunya tidak diterima oleh Tuhan dan nantinya akan mendapat siksaan di dunia akhirat. Pasien juga menggosok tubuh berulang kali saat mandi serta saat mencuci tangan. Pasien merasa belum bersih dan terus menggosok tubuhnya berulang-ulang. Keluhan ini sudah berlangsung sejak tahun 2001, yaitu 12 tahun maka pasien ini menderita Gangguan Obsesif-Kompulsif (F.42). Saat ini pengulangan dalam mengucapkan kata bismillah saat berwudhu, menggosok tubuh saat mandi, serta saat mencuci tangan masih dialami pasien setiap hari. Baik pikiran obsesif serta tindakan kompulsif sama-sama menonjol oleh karena itu, pasien didiagnosis menderita gangguan Gangguan Obsesif- Kompulsif Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif (F.42.2). Diagnosis Aksis II Tumbuh kembang pasien normal, pasien mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka pada pasien ini tidak didapatkan gangguan kepribadian. Pasien hanya dapat menyelesaikan pendidikan sampai tamat kelas 3 SMP karena faktor ekonomi keluarga yang tidak mencukupi, fungsi kognitif baik & tidak terdapat retardasi mental maka pada pasien ini tidak ada gangguan retardasi mental. Oleh karena tidak ditemukan gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental maka pada pasien ini aksis II tidak ada diagnosis. Diagnosis Aksis III Pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologis pada pasien tidak ditemukan adanya gangguan medis, maka pada pasien ini aksis III tidak ada diagnosis. Diagnosis Aksis IV Pasien adalah seorang ibu dari 3 orang anak. Pasien juga telah memilki 3 orang cucu. Saat ini pasien tinggal di rumahnya sendiri di Cipinang bersama suaminya yang sudah pensiun sedangkan ketiga anaknya telah berumah tangga dan tinggal terpisah dari rumah pasien tetapi berdekatan. Pasien dan suaminya saling 12

13 membantu dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus kedua cucu mereka yang ditipkan oleh anak pasien sesaat sebelum berangkat kerja. Kebutuhan sehari-hari pasien dapat tercukupi melalui dana pensiunan suami yang dahulunya bekerja sebagai pegawai di Departemen Pertanian serta terkadang mendapat bantuan finasial dari ketiga anaknya yang sudah bekerja. Untuk biaya kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan jasa asuransi kesehatan (ASKES). Pasien dapat berinteraksi serta bersosialisasi terhadap keluarga dan orang lain dengan baik. Maka pada pasien ini aksis IV tidak ada diagnosis. Diagnosis Aksis V Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale VII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I : Gangguan Obsesif-Kompulsif Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif (F.42.2) Aksis II : Tidak ada diagnosis Aksis III : Tidak ada diagnosis Aksis IV : Tidak ada diagnosis Aksis V : GAF Scale VIII. DAFTAR PROBLEM Organobiologik Psikologis Sosioekonomi : Tidak ada. : Terdapat pengulangan dalam mengucapkan kata bismillah saat berwudhu kurang lebih 7 kali, menggosok tubuh saat mandi (45 menit), serta saat mencuci tangan menjadi lebih lama dari biasanya. : Tidak ada. IX. PROGNOSIS Prognosis ke arah baik Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan pasien. 13

14 Pasien mempunyai keinginan yang besar untuk sembuh. Pasien rutin untuk kontrol dan minum obat. Respon terhadap pengobatan baik Mendapat dukungan sepenuhnya dari keluarga terhadap kesembuhan pasien Prognosis ke arah buruk Perjalanan penyakit sudah berlangsung cukup lama sejak 12 tahun yang lalu. Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah: Ad vitam Ad functionam Ad sanationam : bonam : bonam : dubia ad malam X. TERAPI Psikofarmaka : Xanax 1 x 1/2 mg Haloperidol 3 x 1/2 mg Anafranil 2 x 25 mg Psikoterapi : a. Pada pasien - Edukasi pada pasien pentingnya untuk kontrol rutin setiap bulan dan minum obat secara teratur. - Melakukan relaksasi seperti tarik napas lalu buang napas saat perasaan takut pasien muncul. - Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan YME agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang ada. b. Pada keluarga 14

15 - Edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien, mengingatkan pasien untuk minum obat teratur, mengingatkan pasien untuk menjaga dan merawat diri dengan baik. - Memberikan perhatian, dukungan, serta semangat penuh terhadap pasien. - Mendampingi pasien untuk kontrol berikutnya. 15

16 DAFTAR PUSTAKA 1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT. Nuh Jaya. Jakarta

I. IDENTITAS PASIEN RIWAYAT PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN RIWAYAT PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin Agama Pendidikan Status Pekerjaan Alamat : Ny. S : 59 tahun : Perempuan : Islam : SMP (tamat) : Menikah : Ibu Rumah Tangga : Jakarta II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis

Lebih terperinci

LAPORAN PSIKIATRI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR CAMPURAN

LAPORAN PSIKIATRI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR CAMPURAN LAPORAN PSIKIATRI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR CAMPURAN Disusun oleh : Ali Abdullah Sungkar S.Ked 0810221112 Dokter Pembimbing: Dr. Tribowo T. Ginting, Sp.KJ KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS

Lebih terperinci

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/- PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tanda vital: TD: 120/80 mmhg Nadi: 84 x/menit Pernapasan: 20 x/menit Suhu: 36,5 0 C Tinggi Badan: 175 cm Berat Badan: 72 kg Status Generalis:

Lebih terperinci

STATUS PASIEN PSIKIATRI. : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah

STATUS PASIEN PSIKIATRI. : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah STATUS PASIEN PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : Egi Prayogi Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 26 tahun Alamat : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah Pekerjaan :

Lebih terperinci

STATUS PSIKIATRI. II. RIWAYAT PSIKIATRI No. Rekam Medis : Autoanamnesis : Alloanamnesis : A. Keluhan Utama. Autoanamnesis.

STATUS PSIKIATRI. II. RIWAYAT PSIKIATRI No. Rekam Medis : Autoanamnesis : Alloanamnesis : A. Keluhan Utama. Autoanamnesis. STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : JenisKelamin : Umur : Agama : Suku : Pendidikanterakhir : Status Pernikahan : Pekerjaan : Alamat : Tempat Wawancara : Tanggal Masuk : II. RIWAYAT PSIKIATRI No.

Lebih terperinci

: Jl. Petamburan 2 RT 03 RW 03 No.10

: Jl. Petamburan 2 RT 03 RW 03 No.10 I IDENTITAS PASIEN: Nama (inisial) : Tn. Z Tempat & tanggal lahir : Jakarta, 9 Mei 1985 Usia : 31 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Suku Bangsa : Betawi Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tukang

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Oleh: Frentya Maya Anggi W, S.Ked NIM. 042010101005 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati Sp. KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2009 1 LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Lebih terperinci

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER Lab/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman / RSKD Atma Husada Mahakam Refleksi Kasus POST TRAUMATIC STRESS DISORDER ` Oleh Dinar Wulan H. NIM 0910015051 Pembimbing dr. Denny

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

PEMERIKSAAN PSIKIATRI PEMERIKSAAN PSIKIATRI TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menyelesaikan modul pemeriksaan psikiatri, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian gangguan jiwa. 2. Mengenali gejala dan tanda gangguan

Lebih terperinci

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK CASE REPORT SESSION Senin, 20 Agustus 2007 SKIZOFRENIA HEBEFRENIK BSR 15 Agustus 2007 Disusun oleh : Robby Hermawan C11050199 Wulan Apriliani C11050258 Pembimbing : Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K)

Lebih terperinci

STATUS PSIKIATRI. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 11 Februari Suku bangsa /warga Negara : Sunda/ Indonesia

STATUS PSIKIATRI. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 11 Februari Suku bangsa /warga Negara : Sunda/ Indonesia STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS Nama : Ny. I Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 22 tahun Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 11 Februari 1992 Agama : Islam Suku bangsa /warga Negara : Sunda/ Indonesia Status Pernikahan

Lebih terperinci

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK. Siska Nurlaela Dina Astiyanawati Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K)

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK. Siska Nurlaela Dina Astiyanawati Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K) CASE REPORT SESSION SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Disusun oleh : Siska Nurlaela 1301 1206 0144 Dina Astiyanawati 1301 1206 0147 Pembimbing : Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K) BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nurul Iman Pembimbing : dr. Hj. Ni Wayan Ani P, Sp. KJ Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta

Disusun Oleh : Nurul Iman Pembimbing : dr. Hj. Ni Wayan Ani P, Sp. KJ Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta OBSESIF KOMPULSIF DISORDER Disusun Oleh : urul Iman Pembimbing : dr. Hj. i Wayan Ani P, Sp. KJ Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta L A P O R A K A S U S : O b s e s i f K o m p u l s i

Lebih terperinci

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Pilihlah salah satu pilihan yang sesuai dengan keadaan anda, beri tanda silang (X) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan. 1. Keadaan perasaan sedih (sedih,

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA PARANOID PEMBIMBING : DR. A. SYAIFUL HD, SP.KJ

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA PARANOID PEMBIMBING : DR. A. SYAIFUL HD, SP.KJ S U S A K N A LAPOR D I O N A R A P A I SKIZOFREN J SP.K, D H L U IF A Y S. A. R D : G IN PEMBIMB I. IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. An Umur : 29 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Tempat / TTL : Tanjung Pinang,

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

CASE REPORT SESSION. Oleh: Denny Maulana Preseptor: Veranita Pandia, dr., SpKJ (K)

CASE REPORT SESSION. Oleh: Denny Maulana Preseptor: Veranita Pandia, dr., SpKJ (K) CASE REPORT SESSION Oleh: Denny Maulana 130112080106 Preseptor: Veranita Pandia, dr., SpKJ (K) SUB BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN

Lebih terperinci

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Tanggal masuk panti: 25 Mei 2015 Tanggal wawancara: 29 Mei 2015

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Tanggal masuk panti: 25 Mei 2015 Tanggal wawancara: 29 Mei 2015 Rekam Medis Penghuni Panti Sosial Nama: Ny. SI Jenis kelamin: P Pekerjaan: Cleaning service Alamat: Kota Umur: 19 tahun Status pernikahan: Belum Menikah Agama: Islam Suku bangsa: Sunda Tanggal masuk panti:

Lebih terperinci

CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS. Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan Abednego Panggabean

CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS. Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan Abednego Panggabean CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan 1301-1210-0072 Abednego Panggabean 1301-1210-0080 Pembimbing: Vitriana, dr., SpKFR BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS A. ANAMNESA PSIKIATRI 1. IDENTITAS PASIEN

LAPORAN KASUS A. ANAMNESA PSIKIATRI 1. IDENTITAS PASIEN LAPORAN KASUS A. ANAMNESA PSIKIATRI 1. IDENTITAS PASIEN SR, perempuan, 23 tahun, belum menikah, islam, suku Palembang, tamat D III kebidanan, tidak bekerja, batam, datang ke Poli Jiwa RSUD Embung Fatimah

Lebih terperinci

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah Rekam Medis Penghuni Panti Sosial Nama : Tn. B Umur : 47 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : Tukang Bangunan Agama : Islam Alamat : Bengkulu Selatan Suku bangsa : Indonesia

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami

Lebih terperinci

HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)

HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksa : Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Status Perkawinan : Agama : Suku Bangsa : Lamanya di dalam

Lebih terperinci

DEMENSIA VASKULER ONSET LAMBAT (F00.1) Oleh: RENNY ANGGRAINI. Pembimbing : dr. Maisarah Zas, SpKJ

DEMENSIA VASKULER ONSET LAMBAT (F00.1) Oleh: RENNY ANGGRAINI. Pembimbing : dr. Maisarah Zas, SpKJ RESENTASI KASUS DEMENSIA VASKULER ONSET LAMBAT (F00.1) Oleh: RENNY ANGGRAINI 0708151236 embimbing : dr. Maisarah Zas, SpKJ KEANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. Istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan

Lebih terperinci

SEORANG LAKI-LAKI 24 TAHUN DENGAN GANGGUAN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK (F20.1)

SEORANG LAKI-LAKI 24 TAHUN DENGAN GANGGUAN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK (F20.1) Refleksi Kasus Psikiatri SEORANG LAKI-LAKI 24 TAHUN DENGAN GANGGUAN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK (F20.1) Disusun oleh : Romadona G0006148 Pembimbing : dr. Adriesti Herdaetha, Sp. KJ KEPANITERAAN KLINIK ILMU

Lebih terperinci

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial Nama : Tn JT Umur : 19 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Belum Menikah Pekerjaan : Presiden Agama : Islam Alamat : Jln Jelambar Suku bangsa : Sunda Tanggal masuk panti: 21 April 2015

Lebih terperinci

Presentasi Kasus Spinal Cord Injury

Presentasi Kasus Spinal Cord Injury Presentasi Kasus Spinal Cord Injury Evan Pramudito Mulyadi 1110103000049 Audi Fikri Aulia 1111103000025 Kepanitraan Klinik SMF Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016

Lebih terperinci

2.1 Lampiran Kuesioner SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)

2.1 Lampiran Kuesioner SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) 2.1 Lampiran Kuesioner SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksa : Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi dan minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Depresi biasanya disertai perubahan tingkat

Lebih terperinci

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP NOMOR SOP : TANGGAL : PEMBUATAN TANGGAL REVISI : REVISI YANG KE : TANGGAL EFEKTIF : Dinas Kesehatan Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai PUSKESMAS TANAH TINGGI DISAHKAN OLEH : KEPALA PUSKESMAS TANAH TINGGI

Lebih terperinci

CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian Nur Hamizah Nasaruddin PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp.

CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian Nur Hamizah Nasaruddin PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp. CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian 130112110127 Nur Hamizah Nasaruddin 130110082001 PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp.KFR (K) BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI RSUP DR.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian 46 47 Email: ethic_fkukmrsi@ med.maranatha. edu KOMISI ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UK MARANATHA - R.S. IMMANUEL BANDUNG Judul: Formulir

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI Program Studi : Kedokteran Kode Blok : Blok 20 Blok : PSIKIATRI Semester : 5 Standar Kompetensi : Mampu memahami dan menjelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA RUANGAN RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : ( L

Lebih terperinci

SKIZOFRENIA PARANOID

SKIZOFRENIA PARANOID LAPORAN KASUS PSIKIATRI SKIZOFRENIA PARANOID Oleh: M Rachmat Sulthony H1A 007 037 Pembimbing dr. Dian W. Vietara, Sp.KJ. DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT JIWA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA 2.1 Sejarah Berdirinya RSJ.GRHASIA Rumah Sakit GRHASIA Berdiri tahun 1938, sekitar 70 tahun yang lalu. Pertama kali belum dijadikan sebagai rumah sakit jiwa seperti

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic

Lebih terperinci

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia? Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala

Lebih terperinci

MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI. FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM

MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI. FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM Konsep Kesehatan Jiwa Sadar akan kemampuan diri Mampu mengatasi tekanan hidup

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1. Edwin

LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1. Edwin LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1 Edwin 102012096 Diabetes Melitus Dm tipe 1 Diabetes yang bergantung pada insulin di mana tubuh kekurangan

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

TUGAS SISTEM INTEGUMEN TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia (lansia) disamping usia yang semakin bertambah tua terjadi pula penurunan kondisi

Lebih terperinci

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ESTI PERDANA PUSPITASARI F 100 050 253 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh. Penyakit ini

Lebih terperinci

Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia Paranoid PRESENTASI KASUS Skizofrenia Paranoid Pembimbing : Dr. Siti Khalimah Sp.KJ Disusun oleh : Anak Agung Raka A.( 030.04.001) Zaty Hulwanie Ezani (030.04.277) Maria Yosepha L. (030.04.148) Corinne Elsa (030.05.252)

Lebih terperinci

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan Pendekatan Umum Menuju Pemulihan P roses terjadinya gangguan jiwa berlangsung secara pelan pelan dan bertahap. Prosesnya bisa berlangsung berminggu-minggu hingga bertahun-tahun. Sering gejala awal dimulai

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab III ini merupakan data yang disajikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik

Lebih terperinci

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik,

Lebih terperinci

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 BAB 1 PSIKIATRI KLINIK A. Pertanyaan untuk persiapan dokter muda 1. Seorang pasien sering mengeluh tidak bisa tidur, sehingga pada pagi hari mengantuk tetapi

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( ) GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ disusun oleh: Ade Kurniadi (080100150) DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI

Lebih terperinci

PTIRIASIS VERSIKOLOR

PTIRIASIS VERSIKOLOR Case Report Session PTIRIASIS VERSIKOLOR Oleh: Fitria Ramanda 0910312137 Miftahul Jannah Afdhal 1010312064 Preseptor: dr. Sri Lestari, Sp. KK (K), FAADV, FINSDV BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUP

Lebih terperinci

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ Gangguan Bipolar Febrilla Dejaneira Adi Nugraha Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ Epidemiologi Gangguan Bipolar I Mulai dikenali masa remaja atau dewasa muda Ditandai oleh satu atau lebih episode

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK JIWA

PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK JIWA PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK JIWA Bi Polar Disorder Pembimbing : dr. Agnes, SpKJ Penyusun: Andrew Lukman / 07120110067 SANATORIUM DHARMAWANGSA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN 1 I.

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A Do Penyusunan gejala Memberi nama atau label Membedakan dengan penyakit lain For Prognosis Terapi (Farmakoterapi / psikoterapi)

Lebih terperinci

RESUME JURNAL HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA LATAR BELAKANG

RESUME JURNAL HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA LATAR BELAKANG RESUME JURNAL HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA LATAR BELAKANG Penelitian sosiologis pada tahun 2002 mengungkapkan bahwa sebagian besar lansia mengaku

Lebih terperinci

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai BAB IV ANALISIS ISLAMIC COGNITIVE RESTRUCTURING DALAM MENANGANI KONSEP DIRI RENDAH SEORANG SISWA KELAS VIII DI SMP KHADIJAH SURABAYA A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Seorang Siswa Kelas VIII Mengalami

Lebih terperinci

Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt

Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt STANDAR PENGUJIAN KESEHATAN JIWA (PSIKIATRI) KELAINAN PSIKIATRI KELAS 1

Lebih terperinci

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III. Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III. Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan Definisi Psikiatri : Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari mengenai emosi, persepsi, kognisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,

Lebih terperinci

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG - 121001419 LATAR BELAKANG Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia didapati

Lebih terperinci

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr. PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr. SOEROJO MAGELANG Muhammad Nur Firman 1, Abdul Wakhid 2, Wulansari 3 123

Lebih terperinci

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 DAFTAR KOMPETENSI KLINIK Target Kompetensi Minimal Masalah Psikiatrik Untuk Dokter Umum: 1. Mampu mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus psikiatrik

Lebih terperinci

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA Skill Lab. Sistem Neuropsikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 2014 PENGANTAR Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Rancang Bangun Penelitian Jenis penelitian : observasional Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal Sembuh P N M1 U1n mg I mg II mg III mg IV mg V mg VI Tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.

Lebih terperinci

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap A. Pemeriksaan penunjang - Darah lengkap Darah lengkap dengan diferensiasi digunakan untuk mengetahui anemia sebagai penyebab depresi. Penatalaksanaan, terutama dengan antikonvulsan, dapat mensupresi sumsum

Lebih terperinci

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ GANGGUAN MOOD dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ Gangguan Mood Mood adalah pengalaman emosional individual yang bersifat menyebar. Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya manusia memerlukan hubungan interpersonal yang positif baik dengan individu lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Gangguan Jiwa BAB II TINJAUAN TEORI 2.1.1 Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa merupakan perubahan sikap dan perilaku seseorang yang ekstrem dari sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan penderitaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan

Lebih terperinci

Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m

Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m DELIRIUM Oleh : dr. H. Syamsir Bs, Sp. KJ Departemen Psikiatri FK-USU 1 Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kesehatan mental psikiatri sebagai efek negatif modernisasi atau akibat krisis multidimensional dapat timbul dalam bentuk tekanan dan kesulitan pada seseorang

Lebih terperinci

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM Istilah kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) dalam tulisan ini merujuk pada segala bentuk kekerasan berbasis gender yang terjadi dalam konteks kehidupan berkeluarga.

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register 14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Demensia Delirium

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Demensia Delirium Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Penggolongan diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ III berdasarkan pada sistem hierarki penyakit yang tercantum paling atas mempunyai hierarki tertinggi dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 26/KKI/KEP/XI/2006

KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 26/KKI/KEP/XI/2006 KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 26/KKI/KEP/XI/2006 Tentang PEDOMAN PENERBITAN SURAT KETERANGAN SEHAT FISIK DAN MENTAL BAGI DOKTER/DOKTER GIGI KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI DI RUANG PERKASA RSJD DR.RM.SOEDARMADJI KLATEN Di susun dan di ajukan untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

Gangguan Mood/Suasana Perasaan Gangguan Mood/Suasana Perasaan Definisi: Merupakan kelompok gangguan yang melibatkan gangguan berat dan berlangsung lama dalam emosionalitas, yang berkisar dari kegirangan sampai depresi berat Major depressive

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum dan Karakteristik Responden Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum dan Karakteristik Responden Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum dan Karakteristik Responden Penelitian Penelitian tentang Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Gejala Klinis Pasien Skizofrenia telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN Lampiran 1. BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci