BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan suatu hal penting karena didalamnya terdapat teori-teori dan hasil penelitian orang lain yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian sehingga berguna sebagai referensi dan acuan dalam menyelesaikan masalah penelitian Manajeman Operasi Suatu perusahaan membutuhkan suatu sistem dalam mengelola sumber daya-sumber daya yang ada agar dapat menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Dengan Manejeman operasi maka setiap perusahaan dapat mengelola sumber dayanya dengan baik dan benar. Manejeman operasi tidak hanya menyangkut pemprosesan berbagai barang (manufacturing) saja tetapi juga menyangkut dalam bidang jasa. Jadi pada hakekatnya manajeman operasi sebagai suatu sistem produktif yang dapat mengubah masukan-masukan sumber daya menjadi barang dan jasa yang bermanfaat bagi masyarakat. Di bawah ini diuraikan beberapa definisi manajeman operasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain : Menurut Jay Heizer dan Barry Rander (2004:4) mengemukakan bahwa : Activities that relate to the creation of goods and service through the transformation of inputs to outputs. Yang artinya : Manejeman operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut Richard B. Chase, F. Robert Jacobs, dan Nicholas J. Aquilano (2004:6) mengemukan bahwa : Operation Management (OM) is defined as the desingn, operation, and improvement of the systems that create and deliver the firm s primary products and service. Yang Artinya : Manajemen Operasi (OM) didefinisikan sebagai desingn, operasi, dan peningkatan sistem yang menciptakan dan memberikan produk utama perusahaan dan layanan. Menurut Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007:17) mengemukakan bahwa :

2 Kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasikan, penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengelolaan masukan menjadi keluaran dengan nilai tambah yang besar. Definisi-definisi yang diungkapkan oleh para ahli tersebut menunjukan bahwa manejaman operasi merupakan suatu sistem yang dapat digunakan dalam mengalokasikan sumber daya yang ada mulai dari input sampai output baik dalam perusahaan Manufacture maupun perusahaan dalam bidang jasa. Dari definisi tersebut, ada 3 hal yang mendapat perhatian, yaitu : 1. Fungsi Didalam suatu organisasi, manajer operasi bertanggung jawab untuk mengelola departemen yang menghasilkan barang dan jasa yang menyangkut koordinasikandan pelaksanakan fungsi operasi. Selain itu, tanggung jawab manajer operasi juga menyangkut tanggung jawab khusus berupa perencanaan strategis, penentuan kebijaksanaan, penganggaran, koordinasi dengan manejer-manajer yang lain (manejer material, pembelian, persediaan, PPC, mutu, fasilitas, dan lini produksi). 2. Sistem Definisi di atas mengacu pada sistem transformasi yang menghasilkan jenis-jenis sistem produksi, yaitu barang dan jasa. Gambaran sistem tidak hanya menjadi dasar dalam pendefinisian jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga menjadi dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis operasi. 3. Keputusan Pada akhirnya definisi di atas mengacu pada pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen operasi. Karena semua manejer mengambil keputusan, maka sudah selayaknya mereka memusatkan perhatian pada pengambilan keputusan sebagai tema pokok operasi. Fokus keputusan ini memberikan dasar untuk membagi operasi berdasarkan bentuk keputusan utama manajemen operasi, yaitu proses, kapasitas, persedian, tenaga kerja, dan mutu. (Arman Hakim Nasution,2006,p5-7) Ruang Lingkup Manajemen Opersi Operasi merupakan salah satu fungsi yang terdapat dalam sebuah organisasi dan selalu dipergunakan dalam berkompetisi dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat.

3 Sedangkan manajemen operasi bertugas untuk mengukur, mengendalikan dan mengawasi kegiatan produksi atau operasi agar dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Manajemen operasi mempunyai ruang lingkup yang digunakan untuk menghasilkan efektifitas dan efisiensi produksi. Menurut Tim Mitra Bestari (2004:22) ruang lingkup manajemen operasi terdiri dari : 1. Desain produk dan jasa Operasi perlu membuat keputusan mengenai desain produk atau jasa menyesuaikan dengan kebutuhan, keinginandan selera konsumen. 2. Perencanaan proses produksi Fungsi operasi perlu membuat keputusan yang berkenaan dengan bagaimana mengimplementasikan desain produk dan jasa dalam suatu proses operasi. 3. Penentuan lokasi fasilitas/pabrik dan material handling Manejeman operas imencangkup tentang penentuan lokasi pabrik dimana dalam penentuan tersebut mempertimbangkan beberapa faktor. Sedangkan Material handling/pengangkutan merupakan cara yang dilakukan dalam mengenai perpindahan bahan dan produk. 4. Layout fasilitas Layout merupakan pengaturan tata letak fasilitas operasi dalam perusahaan agar prose operasi berjalan dengan lancar. 5. Desain tugas dan pekerjaan Desain tugas dan pekerjaan meliputu kinerja, mesin dan juga peralatan yang digunakan dalam produksi. 6. Peramalan produk atau jasa Peramalan merupakan suatu hal penting dalam manajemen operasi, dimana peramalan digunakan sebagai dasar penentuan jumlah produksi maupun kebutuhan bahan baku yang digunakan. 7. Penjadwalan dan perencanaan produk Penjadwalan (schedulling) yaitu penyusunan jadwal kapan produksi dimulai dan diakhiri, dimana salah satu metode yang digunakan adalah network planning. Selain itu manajemen operasi juga mencangkup perencanaan tentang apa, berapa, dan bagaimana produk dihasilkan.

4 2.1.3 Riset Operasi Organisasi perusahaan-perusahaan pada saat ini memiliki situasi dan kondisi lingkungan bisnis yang dinamis dan selalu bergejolak, selalu berubah. Perubahan tersebut muncul akibat perkembangan teknologi yang kian pesat. Akibatnya perusahaan berusaha untuk mengimbangi kedinamisan tersebut dengan menggunakan metode- metode kuantitatif dan sistem data yang baik maupun dengan cara pendekatan ilmiah. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan riset operasi. Riset Operasi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli. Morse dan Kimball mendefinisikan riset operasi sebagai metode ilmiah yang memungkinkan para manajer mengambil keputusan mengenai kegiatan yang mereka tangani dengan dasar kuantitatif. Dua penulis lain, Miller dan M.K. Starr, mengartikan riset operasi sebagai peralatan manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika, dan logika dalam kerangka pemecahan masalah yang dihadapi, sehingga permasalahan tersebut dapat dipecahkan secara optimal. Salah satu metode dari riset operasi yang berfungsi untuk mendapatkan hasil optimal terutama untuk masalah kuantitatif seperti kuantitatif produksi adalah dengan menggunakan metode linier programming Tahap-Tahap Riset Operasi Pola dasar penerapan riset operasi terhadap suatu masalah terbagi menjadi 5 tahapan, yaitu : 1. Merumuskan Masalah Dalam perumusan masalah ada tiga pertanyaan penting yang harus dijawab menurut Mulyono (2004:7):9 Variabel keputusan merupakan unsur-unsur dalam persoalan yang dapat dikendalikan oleh pengambil keputusan. Fungsi Tujuan/Objective Function merupakan hubungan matematika linier yang menjelaskan tujuan perusahaan dalam terminologi variabel keputusan. Kendala/ constraint merupakan pembatas-pembatas terhadap alternatif tindakan yang tersedia. 2. Pembentukan Model Model merupakan ekspresi kuantitatif dari tujuan dan kendala-kendala persoalan dalam variabel keputusan. 3. Mencari Penyelesaian Masalah Pada tahap ini bermacam-macam teknik dan metode solusi kuantitatif yang merupakan

5 bagian utama dari riset operasi memasuki proses. Penyelesaian masalah sesungguhnyamerupakan aplikasi satu atau lebih tehnik-tehnik ini terhadap model. Seringkali, solusi terhadap model berarti nilai-nilai variabel keputusan yang mengoptimumkan salah fungsi tujuan dan nilai fungsi tujuan lain dengan dapat diterima. 4. Validasi Model Model harus diperiksa apakah telah mencerminkan berjalanya sistem yang diwakili. Model dikatakan valid jika dengan kondisi input yang serupa, ia dapat menghasilkan kembali Performance seperti masa lalu. Masalahnya adalah bahwa tak ada yang menjamin Performance masa depan akan berlanjut meniru cerita lama Peramalan (forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan metode yang digunakan penulis untuk mengetahui perkiraan jumlah suatu permintaan. Pada subbab ini akan dibahas mengenai pengertian peramalan, jenis-jenis peramalan, jenis-jenis metode peramalan, jenis-jenis metode peramalan yang digunakan dalam penelitian CV Erlangga, cara menghitung kesalahan peramalan serta pemantauan dan pengendalian peramalan Pengertian Peramalan Di bawah ini diuraikan beberapa definisi peramalan (forecasting) yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain : Menurut Rudy Aryanto, (thn 2009) : Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan kesenjanganwaktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan barudengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka peran peramalan begitu penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penetuan kapan terjadinya suatu sehingga dapat dioersiapkan tindakan yang perlu dilakukan. Menurut Arman Hakim Nasution (2006) : Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuatitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang dan jasa. Peramalan tidak dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaan relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Dalam kondisi pasar bebas, permintaan

6 pasar lebih banyak bersifat kompleks, dan dinamis karena permintaan tersebut akan tergantung dari keadan sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing dan produk subtitusi. Oleh karena itu peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen Jenis-Jenis Peramalan Organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi dimasa depan menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009:44), yaitu : 1. Peramalan ekonomi adalah peramalan yang menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflansi, ketersedian uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya. Peramalan ini merencanakan indikator yang berguna membantu organisasi untuk menyiapkan peramalan jangka menengah hingga jangka panjang. 2. Peramalan Teknologi Peramalan teknologi adalah peramalan yang memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru. Peramalan ini biasanya memerlukan jangka waktu yang panjang dengan memperhatikan tingkat kemajuan teknologi. 3. Peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan yang mengendalikan produksi, kapasitas serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia. Peramalan ini meramalkan penjualan suatu perusahaan pada setiap periode dalam horizon waktu Jenis-Jenis Metode Peramalan Terdapat berbagai jenis metode peramalan, berikut merupakan beberapa pendapat mengenai jenis peramalan, yaitu: 1. Menurut Heizer dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:168). Terdapat 2 jenis metode penelitian, yaitu: a. Metode kualitatif, terbagi menjadi 4 teknik peramalan, yaitu:

7 i.) Juri dari opini eksekutif (jury of executive opinion) Dalam metode ini, pendapat sekumpulan kecil manajer atau pakar tingkat tinggi umumnya digabungkan dengan model statistik, dikumpulkan untuk mendapatkan prediksi permintaan kelompok. ii) Metode Delphi (Delphi method) Ada 3 (tiga) jenis partisipan dalam metode Delphi, yaitu: pengambil keputusan, karyawan, dan responden. Pengambil keputusan melakukan peramalan, karyawan menyiapkan, menyebarkan, mengumpulkan, dan meringkas kuesioner dan hasil survei. Responden adalah sekelompok orang yang ditempatkan di tempat yang berbeda di mana penliaian dilakukan. Komposit tenaga penjual (sales force composite) Setiap tenaga penjual memperkirakan berapa penjualan yang dapat ia capai dalam wilayahnya, dan melakukan pengkajian untuk memastikan apakah peramalan cukup realistis, baru kemudian digabungkan pada tingkat wilayah dan nasional untuk mendapatkan peramalan secara keseluruhan. Survei pasar konsumen (consumer market survey) Metode ini meminta masukan dari konsumen mengenai rencana pembelian mereka di masa mendatang. Hal ini juga membantu dalam menyiapkan peramalan, tetapi juga membantu dalam merancang desain produk baru dan perencanaan produk baru. Namun, metode ini dapat menjadi tidak benar karena masukan dari konsumen yang terlalu optimi b. Metode kuantitatif, terbagi menjadi (lima) metode peramalan yang menggunakan data historis. Kelima metode ini dibagi ke dalam dua kategori, yaitu: i.) Model Deret-Waktu Model deret waktu membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi dari masa lalu. Dengan kata lain, mereka melihat apa yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan menggunakan data masa lalu tersebut untuk melakukan peramalan. Contoh: jika memperkirakan penjualan mingguan mesin pemotong rumput, maka menggunakan data penjualan minggu lalu untuk membuat ramalan. Rata-rata bergerak, terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: rata-rata bergerak, pembobotan rata-rata bergerak, penghalusan eksponensial dan penghalusan eksponensial dengan penyesuaian proyeksi tren. ii.) Model Asosiatif Model asosiatif (atau hubungan sebab-akibat) menggabungkan banyak variabel atau faktor yang mungkin mempengaruhi kuantitas yang sedang diramalkan. Contoh: model asosiatif dari penjualan mesin pemotong rumput mungkin memasukkan faktor seperti adanya perumahan baru, anggaran iklan, dan harga pesaing. Salah satu dari model asosiatif adalah regresi linier.

8 2. Metode peramalan yang mengacu pada pendapat Render, Stair, dan Hann (2006:151), digambarkan dalam bentuk bagan seperti gambar dibawah ini: Gambar 2.2 Forecasting Models Sumber: Barry Render, Ralph M. Stair, Jr., dan Michael E. Hanna, (2006:151) 1. Qualitative Models (Model Kualitatif) Model kualitatif menggabungkan faktor-faktor subjektif ke dalam model peramalan. Terdapat 4 teknik peramalan kuantitatif, yaitu: a. Delphi Method b. Jury of executive opinion c. Sales force composite

9 d. Consumer market survey 2. Time-Series Models Model time-series (model deret waktu) memprediksi masa depan dengan menggunakan data historis atau data pada masa lalu. Model ini berasumsi bahwa apa yang terjadi di masa depan adalah fungsi dari apa yang telah terjadi di masa lalu. Yang termasuk dalam model deret waktu (selain ratarata bergerak, penghalusan eksponensial, proyeksi tren, dan dekomposisi deret waktu) analisis regresi juga dapat digunakan dalam proyeksi trend dalam satu jenis model dekomposisi. Dekomposisi dalam model deret waktu mengacu pada pendapat Render, Stair, dan Hanna (2006:156) terdiri dari 4 komponen, yaitu: Trend (T) / trend, Seasonality (S) / musiman, Cycles (C) / siklus, Random variation (R) / variasi acak Dekomposisi terbagi menjadi 2, yaitu: i.) Multiplicative (Perkalian) mengasumsikan bahwa permintaan adalah produk dari empat komponen tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut: demand = T x S x C x R ii.) Additive (Pertambahan) menambahkan keempat komponen secara bersamaan untuk memberikan sebuah perkiraan, dapat dirumuskan sebagai berikut: demand = T + S + C + R 3. Causal Models Model kausal (sama dengan model asosiatif) menggabungkan variabel atau faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kuantitas yang diramalkan ke dalam model peramalan. Misalnya, penjualan harian dari minuman kaleng mungkin bergantung pada musim, suhu rata-rata, kelembaban, apakah hari libur ataupun hari kerja, dan lainnya. Model kausal akan berusaha untuk memasukkan faktorfaktor tersebut dalam peramalan Jenis-Jenis Metode Peramalan Yang Digunakan dalam Penelitian CV. Erlangga Penulis menggunakan beberapa metode peramalan. Penggunaan beberapa metode ini disebabkan semakin banyak metode yang digunakan, maka semakin dapat memperoleh banyak metode untuk dapat dibandingkan tingkat kesalahanya, dimana metode dengan tingkat kesalahan terkecil merupakan metode yang paling mendekati kebenaran/aktual.

10 a) Native Method (Naive Approach/pendekatan Naif) Menurut Heizer dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C.(2009:170) adalah tehnik peramalan yang mengasumsikan permintaan periode berikutnya sama dengan permintaan pada periode terakhir, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : Ŷ t+1 =Ŷ t Keterangan: Yt = permintaan aktual periode sebelumnya, Ŷt+1 = peramalan permintaan periode berikutnya. b) Moving Avareges (Rata-Rata Bergerak) Menurut heizer dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:171) adalah suatu metode peramalan yang menggunakan n rata-rata periode terkhir data untuk meramalkan periode berikutnya. Rata-rata bergerak berguna diasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa yang akan diramalkan. Ŷ = permintaaan dalam periode sebelumnnya n Keterangan: Ŷ = peramalan permintaan periode berikutnya, n = jumlah periode dalam rata-rata bergerak. c) Weighted Moving Avarege ( Pembobotan Rata-Rata Bergerak) Pembobotan rata-rata bergerak mirip dengan rata-rata bergerak, yang membedakan adalah penempatan bobot. Saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan untuk menempatkan penekanan yang lebih pada nilai terkini. Praktik ini membuat teknik peramalan lebih tanggap terhadap perubahan karena periode yang lebih dekat mendapatkan bobot yang lebih berat. Oleh karena itu, pemutusan bobot yang digunakan membutuhkan pengalaman. Rumus pembobotan rata-rata bergerak menurut Stevenson (2009:83) adalah: F t = w t (A t ) + w t-1 (A t-1 ) + + w t -n (A t-n ) Keterangan:

11 Wt Wt-1 At At-1 = Bobot untuk periode t = bobot untuk periode t-1 dan seterusnya = permintaan aktual pada periode t = permintaan aktual pada periode t-1 dan seterusnya d) Exponetial Smoothing ( penghalusan Eksponensial) Adalah suatu tehnik peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan dimana titik-titik data dibobotkan oleh fungsi eksponensial. Pada exponensial smoothing terdapat α yaitu sebuah bobot atau konstanta penghalusan yang dipilih oleh peramal yang mempunyai nilai antara 0 sampai 1, penulis menggunakan Exponential Smoothing dengan alfa 0,75 dan 0,3. Rumus pembobotan rata-rata bergerak menurut Stevenson (2009:83) adalah : Ŷ t = Y t-1 + α (Y t-1 - Ŷ t-1 ) Keterangan : Ŷt = peramalan periode mendatang, Ŷt-1 = peramalan periode sebelumnya, Yt-1 = permintaan aktual periode lalu, α = konstanta penghalusan (pembobotan) (0 α 1). e) Exponensial Smoothing with trend (Penghalusan Eksponensial dengan Penyesuaian Tren) Adalah jenis lain dari exponential smoothing yang digunakan ketika sebuah deret waktu menunjukan sebuah tren linier. Rumus penghalusan eksponensial dengan penyesuaian tern menurut Heizer dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:181) adalah : FIT t = F t + T t F t = α (A t-1 ) + (1- α)( F t-1 + T t-1 ) T t = β (F t - F t-1 ) + (1 β) T t-1 Keterangan: Ft = peramalan dengan eksponensial yang dihaluskan dari data berseri pada periode t, Tt = tren dengan eksponensial yang dihaluskan pada periode t, At = permintaan aktual pada periode t, α = konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 α 1), β = konstanta penghalusan untuk tren (0 β 1).

12 f) Trend Analysis (regress over time) ( analisis tren) Adalah suatu metode peramalan serangkaian waktu yang sesuai dengan garis tren terhadap serangkaian titik-titik data masa lalu, kemudian diproyeksikan ke dalam peramlan masa depan. Rumus analisis tern menurut Heizer dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C (2009:185) adalah : ŷ = a + bx Keterangan: ŷ = nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi, a = persilangan sumbu y, b = kemiringan garis regresi (atau tingkat perubahan pada y untuk perubahan yang terjadi di x), x = variabel bebas (dalam kasus ini adalah waktu), y = permintaan dalam suatu periode, n = jumlah data atau pengamatan, x = rata-rata nilai x, ý = rata-rata nilai y. g) Linear Regression/Least Square (Regresi Linier / Kuadrat Terkecil) Adalah model matematika garis lurus untuk menggambarkan hubungan fungsional antara variabel-variabel yang bebas maupun variabel terikat. Rumus regresi linier menurut Heizer

13 dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:195) adalah ŷ = a + bx Keterangan: ŷ = nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi, a = persilangan sumbu y, b = kemiringan garis regresi (atau tingkat perubahan pada yuntuk perubahan yang terjadi di x), x = variabel bebas (dalam kasus ini adalah waktu), y = permintaan dalam suatu periode, n = jumlah data atau pengamatan, x = rata-rata nilai x, h) Multiplicative Decomposition (seasonal) Penulis menggunakan 2 jenis multiplicative decomposition, yaitu dengan dasar penghalusan (basis for smoothing) berdasarkan Williamson ( Average for all data CMA = y x

14 Ratio = Demand CMA Seasonal = Ratio quarter ke i n Smoothed = Demand Seasonal Ŷ unadjusted = a + bx Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal Keterangan: CMA = Centered Moving Average ŷ unadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan ŷ adjusted = peramalan yang disesuaikan Centered Moving Average CMA = y t-1 + y t + y t+1 3 Ratio = Demand CMA Seasonal = Ratio quarter ke i n Smoothed = Demand Seasonal

15 Ŷ unadjusted = a + bx Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal Keterangan: CMA = Centered Moving Average ŷ unadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan ŷ adjusted = peramalan yang disesuaikan i) Additive Decomposition (seasonal) Penulis menggunakan 2 jenis Additive Decomposition, yaitu dengan dasar penghalusan ( basic for smoothing) berdasarkan Williamson CTD MA = = y x Difference = Demand CTD MA Seasonal = Ratio quarter ke i n Smoothed = Demand Seasonal Ŷ unadjusted = a + bx Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal Keterangan: CTD MA ŷ unadjusted ŷ adjusted = Centered Moving Average = peramalan yang tidak disesuaikan = peramalan yang disesuaikan

16 Centered Moving Average CTD MA = y t-1 + y t + y t+1 Difference = Demand CTD MA 3 Seasonal = Ratio quarter ke i n Smoothed = Demand Seasonal Ŷ unadjusted = a + bx Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal Keterangan: CTD MA ŷ unadjusted ŷ adjusted = Centered Moving Average = peramalan yang tidak disesuaikan = peramalan yang disesuaikan Menghitung Kesalahan Peramalan Terdapat beberapa cara perhitungan yang digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan total. Menurut Heizer dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:177) perhitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan model-model peramalan yang berbeda, mengawasi peramalan, dan untuk memastikan peramalan berjalan dengan baik. Tiga dari perhitungan yang paling terkenal menurut Heizer dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009: 177), yaitu: a. Deviasi Mutlak Rerata (Mean Absolute Deviation MAD)

17 Devasi Mutrak Rerata adalah ukuran kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model. Schroeder (2007:226) mengemukakan bahwa: In practice, MAD has been widely used in forecasting work because it is easy to understand and easy to used. Keterangan: MAD = Mean Absolute Deviation n = jumlah periode Y t = permintaan aktual suatu periode Ŷ t = peramalan periode mendatang b. Kesalahan Kuadrat Rerata (Mean Squared Error MSE) Kesalahan kuadrat rerata adalah rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan nilai yang diamati. Kekurangan MSE adalah MSE cenderung menonjolkan deviasi yang besar karena adanya penguadratan. Keterangan: MSE = Mean Squared Error n = jumlah periode Y t = permintaan aktual suatu periode Ŷ t = peramalan periode mendatang c. Kesalahan Persen Mutlak Rerata (Mean Absolute Percent Error MAPE) Kesalahan persen mutlak rerata Adalah rata-rata diferensiasi absolute antara nilai yang diramalkan dan aktual dinyatakan sebagai persentase nilai aktual. MAPE digunakan hanya jika memerlukan untuk mengetahui perspektif kesalahan. Contoh: ketika terjadi kesalahan 10 dari peramalan sebesar 15 maka hal ini sangat signifikan, berbeda jika terjadi kesalahan 10 dalam

18 peramalan sebesar maka hal ini tidak signifikan atau tidak begitu mempengaruhi. Keterangan MAPE = Mean Absolute Percent Error n = jumlah periode Yt = permintaan aktual suatu periode Ŷt = peramalan periode mendatang Kegunaan dari ketiga perhitungan tersebut adalah untuk membandingkan tingkat akurasi dari metode-metode peramalan yang digunakan, yaitu dengan cara membandingkan metode peramalan apa yang menghasilkan nilai MAD, MSE, dan MAPE yang terendah Linear Programming (Program linier) Linear Programming (Program linier) merupakan metode yang digunakan umtuk mengetahui mengoptimalkan jumlah produksi dalam memperoleh keuntungan maksimal CV. Erlangga. Pada subbab ini akan dibahas mengenai pengertian linear programming, formulasi model program linier, masalah-masalah teknis dalam linear programming, penyelesaian model linear programming, serta langkah langkah penyelesaian dengan menggunakan metode simpleks Pengertian Linear Programming Menurut Staphleton, Drew (2006:2), definisi Linear Programming adalah suatu teknik aplikasi matematika dalam menentukan pemecahan masalah yang bertujuan untuk memaksimumkan atau meminimumkan sesuatu yang dibatasi oleh batasan-batasan tertentu, dimana hal ini dikenal juga sebagai teknik optimalisasi. Berdasarkan definisi tersebut, maka Linear Programming akan melibatkan model yang mendeskripsikan tujuan dan model yang mendeskripsikan batasanbatasannya. Adapun model yang dimaksud adalah suatu fungsi yang berderajat satu, yaitu fungsi linier. Contoh sederhana dari konsep Linear Programming antara lain keadaan bagian produksi suatu perusahaan yang dihadapkan pada masalah penentuan tingkat

19 produksi berbagai jenis produk dengan memperhatikan batasan faktor produksi: mesin, tenaga kerja, bahan mentah, modal, dan sebagainya untuk memperoleh tingkat keuntungan maksimal atau biaya minimal. (sumber: Merlyana, Bahtiar Saleh Abbas, Jurnal Piranti Warta; 2008) Formulasi Model Program linier Menurut Staphleton, Drew M. H, Joe B.dalam journal Marketing Strategy Opimization: Using Linear Programming to Establish an Optimal Marketing Mixture masalah keputusan yang sering dihadapi peneliti adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya, menurut Mulyono (2004:14), dapat berupa uang, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas mesin, waktu, ruangan, atau teknologi. Tugas peneliti adalah mencapai hasil terbaik yang mungkin dengan keterbatasan sumber daya itu. Hasil yang diinginkan mungkin ditunjukkan sebagai maksimisasi dari beberapa ukuran seperti profit / laba, penjualan dan kesejahteraan, atau minimisasi seperti pada biaya, waktu, dan jarak. Setelah masalah diidentifikasi, tujuan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah formulasi model matematik yang meliputi tiga tahap seperti berikut menurut Mulyono (2004:14): a. Tentukan variabel yang tak diketahui (variabel keputusan) dan nyatakan dalam simbol matematik. b. Membentuk fungsi tujuan yang ditunjukkan sebagai suatu hubungan linier (bukan perkalian) dari variabel keputusan. c. Menentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikan dalam persamaan atau pertidaksamaan yang juga merupakan hubungan linier dari variabel keputusan yang mencerminkan keterbatasan sumber daya masalah itu Masalah-Masalah Teknis Dalam Linear Programming Terdapat beberapa masalah teknis dalam progam linier menurut Aminuddin (2005:16), antara lain: (a) Masalah Minimisasi Bila fungsi tujuannya minimisasi maka alternatif yang optimal adalah alternatif yang dapata meminimumkan nilai Z. (b) Fungsi batasan bertanda lebih besar atau sama dengan ( ) Apabila fungsi batasan bertanda maka daerah feasible (fisibel) akan berada di sebelah kanan

20 atas garis batasan. (c) Fungsi batasan bertanda sama dengan (=) Apabila fungsi batasan bertanda =, maka daerah feasible (fisibel) akan terletak pada garis yang memiliki tanda sama dengan. (d) Redudancy Batasan yang tidak mempengaruhi daerah yang memungkinkan disebut redundancy batasan. Pada beberapa soal program linier, terdapat batasan yang dapat dihilangkan guna menghemat waktu perhitungan. Namun, dalam banyak persoalan program linier, kelebihan batasan tidak dihilangkan karena belum diketahui sebagai kelebihan sampai persoalan dipecahkan. Dengan menggunakan komputer untuk memecahkan persoalan program linier, kelebihan batasan tidak menimbulkan kesulitan Penyelesaian Model Linear Programming Setelah formulasi model program linier diselesaikan, maka tahapan selanjutnya adalah mencari solusi dari model program linier. Menurut Kate dalam GE Asset Management, Genworth Financial, and GE Insurance Use a sequential Linear Programming Algorithm to Optimize Portofolio, Model Program linear dapat menentukan nilai dari variabel keputusan yang terdapat di dalam model program linier. Menurut Sitinjak (2006:5), metode yang dapat digunakan untuk mencari solusi dari model program linier terbagi menjadi 2, yaitu: (a) Metode Grafik Digunakan bila banyaknya varibel keputusan di dalam model program linier sejumlah dua variabel keputusan. (= 2 variabel). (b) Metode Simpleks Digunakan bila banyaknya variabel keputusan di dalam model program linier minimal dua variabel keputusan. ( 2 variabel) Metode Simpleks Masalah-masalah yang terjadi pada umumnya melibatkan lebih dari dua variabel, sehingga metode grafik menjadi tidak praktis dalam penyelesaiannya. Oleh sebab itu, digunakan metode simpleks yang dirancang untuk menyelesaikan seluruh masalah Linear Programming,

21 baik yang melibatkan dua variabel maupun lebih dari dua variabel. Metode simpleks merupakan teknik yang paling berhasil dikembangkan untuk memecahkan persoalan program linier yang mempunyai jumlah variabel keputusan dan pembatas yang besar. (sumber: Sunarsih, Ahmad Khairul Ramdani, Jurnal Matematika dan Komputer:2003). Dalam menggunakan metode simpleks untuk menyelesaian masalah-masalah Linear Programming, model Linear Programming harus diubah ke dalam suatu bentuk umum yang dinamakan bentuk baku (standar form). Ciri-ciri dari bentuk baku model Linear Programming menurut Mulyono (2004:32) adalah: a. Semua kendala berupa persamaan dengan sisi kanan nonnegatif; b. Semua variabel nonnegatif; c. Fungsi tujuan dapat maksimum maupun minimum Langkah-Langkah dalam Metode Simpleks Berikut merupakan langkah-langkah dalam metode simpleks berdasarkan pendapat Haryadi Sarjono (2010:18) dengan menggunakan contoh 3, yaitu: Perusahaan backpask memproduksi 3 varian tas yaitu tas sekolah, tas ransel, dan travel bag atau tas yang biasa dipergunakan untuk perjalanan. Untuk memproduksi semua tas itu, perusahaan bagpack menyediakan bahan baku seperti tabel berikut. Tabel Bahan Baku Persediaan Jumlah Kain m Benang m Resleting m Tabel Harga per Unit Tas Sekolah Rp ,00 Tas Ransel Rp ,00 Travel Bag Rp ,00 Pengeluaran untuk setiap produk adalah Rp ,00 untuktas seolah, Rp ,00 untuk tas ransel, dan Rp ,00 untuk travel bag.

22 Untuk 1 tas sekolah perusahaan membutuhkan 2 meter kain, 4 meter benang, dan 1 meter risleting. Untuk 1 tas ransel perusahaan membutuhkan 4 meter kain, 7 meter benang dan 1,3 meter risleting. Untuk membuat tas travel bag membutuhkan 5,5 meter kain, 10 meter benang, dan 2 meter risleting. Berapa unit sebaiknya perusahaan memproduksi untuk memperoleh keuntungan maksimum? Jawaban. Diketahui: Variabel keputusan: X : Tas Sekolah Y : Tas Ransel Z : Travel Bag Fungsi Tujuan Profit = TR TC = Harga Jual Total Biaya Bahan Baku Profit X -> Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 Profit Y -> Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 Profit Z -> Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 Fungsi Kendala Kain : 2X +4Y + 5,5Z < Benang : 4X + 7Y + 10Z < Risleting : 1X + 1,5Y + 2Z < Penyelesaian Tabel 2.1 Contoh Simpleks Cj Baris X Y Z S1 S2 S Q R 3 0 S , / 5,5 0 S S3 1 1,

23 Zj Cj - Zj Menentukan Zj X = 0(2) + 0(4) + 0(1) = 0 Y = 0(4) + 0(7) + 0(1,5) = 0 Z = 0(5,5) + 0(10) + 0(2) = 0 S1 = 0(1) + 0(0) + 0(0) = 0 S2 = 0(0) + 0 (1) + 0 (0) = 0 S3 = 0 (0) + 0(0) + 0(0) = 0 Q = 0 (10.000) + 0(5.000) + 0 (6.000) = 0 Menentukan: Cj Zj X = = Y = = Z = = S1 = 0 0 = 0 S2 = 0 0 = 0 S3 = 0 0 = 0 Catatan : Oleh karena ini adalah problem maksimalisasi, maka selama hasil Cj Zj masih ada yang bernilai positif, maka problem maksimalisasi belum selesai Pilih kolom yang memiliki hasil terbesar dari hasil perhitungan Cj Zj, yaitu kolom Z. Selain itu, kita cari nilai R dengan membagi angka di kolom Q dengan kolom Z Pilih angka R yang paling kecil, yaitu 500 Angka paksi = 10 (karena terasir 2 kali) Angka paksi didapatkan dari perpotongan antara garis lurus dari angka yang memiliki nilai terkecil atau terendah pada kolom R dan menarik garis lurus dari angka yang memiliki nilai terbesar pada baris Cj Zj

24 Angka paksi adalah 10, maka baris S2 baru: Baris lama 4/10 7/10 10/10 0/10 1/10 0/ /10 Baris Baru 2/5 7/ / Menentukan angka dalam baris S1 baru X = 2 (5,5 x 2/5) = - 1/5 Y = 3 (5,5 x 7/10) = 0,15 Z = 5,5 - (5,5 x 1) = 0 S1 = 1 (5,5 x 0) = 1 S2 = 0 (5,5 x 10) = - 0,55 S3 = 0 (5,5 x 0) = 0 Q = (5,5 x 500) = Menentukan angka dalam baris S3 baru: X = 1 (2 x 2/5) = 1/5 Y = 1,5 (2 x 7/10) = 0,1 Z = 2 (2 x 1) = 0 S1 = 0 (2 x 0) = 0 S2 = 0 (2 x 1/10) = -1/5 S3 = 1 (2 x 0) = 1 Q = (2 x 500) = Tabel 2.2 Contoh Simpleks Cj Baris X Y Z S1 S2 S3 Q R 0 S1-1/ , Z 2/5 7/ / S3 1/5 0, / Zj

25 Cj - Zj Menen tukan Zj X = 0(-1/5) (2/5) + 0(1/5) = Y = 0(0,15) (7/10) + 0(0,1) = Z = 0(0) (1) + 0(0) = S1 = 0(1) (0) + 0(0) = 0 S2 = 0(-0,55) (1/10) + 0 (-1/5) = S3 = 0 (0) (0) + 0(1) = 0 Q = 0 (7250) (500) + 0 (5.000) = Menentukan: Cj Zj X = = Y = = Z = = 0 S1 = 0 0 = 0 S2 = = S3 = 0 0 = 0 Catatan Oleh karena Cj Zj masih ada yang bernilai positif, maka solusi belum optimal Pilih kolom yang memiliki hasil terbesar dari hasil perhitungan Cj Zj, yaitu kolom Z. Setelah itu, kita cari nilai R dengan membagi angka dalam kolom Q dengan kolom Z Pilih angka R yang paling kecil dan bukan angka yang bernilai negative, yaitu 1250 Angka Paksi = 2/5 (karena diasir 2 kali) Angka paksi didapatkan dari perpotongan antara garis lurus dari angka yang memiliki nilai terkecil atau terendah pada kolom R dan menarik garis lurus dari angka yang memiliki nilai terbesar pada baris Cj Zj Angka paksi 2/5, baris Z baru, yaitu:

26 Baris lama 2/5 7/ / Baris Baru 2/5 2/5 2/5 2/5 2/5 2/5 2/5 Hasil menjadi angka dalam baris Z baru, yaitu 1 7/4 5/ Menentukan angka dalam baris S1 baru X = - 1,5 (-1,5 x 1) = 0 Y = 0,15 (-1,5 x 7/4) = 0,5 Z = 0 - (-1,5 x 5/2) = 0,5 S1 = 11 (-1,5 x 0) = 1 S2 = 2 0,55 - (-1,5 x 1/4) = - 0,55 S3 = 30 (-1,5 x 0) = 0 Q = (-1,5 x 1.250) = Menentukan angka dalam baris S3 baru: X = 1/5 (1/5 x 1) = 0 Y = 0,1 (1/5 x 7/4) = - 0,25 Z = 0 (1/5 x 5/2) = - 0,5 S1 = 0 (1/5 x 0) = 0 S2 = -1/5 (1/5 x 1/4) = -1/5 S3 = 1 (1/5 x 0) = 1 Q = (1/5 x 1.250) = Tabel 2.3 Contoh Simpleks Cj Baris X Y Z S1 S2 S3 Q 0 S1 0 0,5 0,5 1-0, X 1 1,75 2,5 0 0, R

27 0 S3 0-0,25-0,5 0-0, Zj Cj - Zj Menentukan Zj X = 0(0) (1) + 0(0) = Y =0(0,5) (1,75) + 0(-0,25) = Z = 0(0,5) (2,5) + 0(-0,5) = S1 = 0(1) (0) + 0(0) = 0 S2 = 0(-0,5) (0,25) + 0 (-0,25) = S3 = 0 (0) (0) + 0(1) = 0 Menentukan: Cj Zj X = = 0 Y = = Z = = S1 = 0 0 = 0 S2 = = S3 = 0 0 = 0 Kali ini ridak perlu dibuat S1, S2, S3 baru karena dari hasil perhitungan Cj Zj semua telah mencapai angka negative dan 0 dianggap sebagai negative. Artinya, perhitungan sudah selesai sehingga tidak perlu dibuat tabel baru. Dari hasil perhitungan simpleks di atas, di dapat laba maksimum sebesarrp ,00

28 2.2 Kerangka Pemikiran Tujuan Perusahaan Untuk Mencapai Keuntungan Baju Muslim Wanita Baju Kokoh Pria Mukenah (Pakaian solat wanita) Kendala Menghasilkan Keuntungan Jumlah Bahan Baku Fluktuasi masing-masing permintaan produk Jumlah Jam Kerja Peramalan Masing-Masing Produk Kendala Menghasilkan Keuntungan Kombinasi Produk Yang Tepat Keuntungan Maksimal

29

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka akan dibahas mengenaiteori teori yang melandasi penelitian berkaitan dengan manajemen, riset operasi, peramalan (forecasting) dan linear programming.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN JUMLAH PRODUKSI DALAM MEMPEROLEH KEUNTUNGAN MAKSIMAL CV. CIPTA UNGGUL PRATAMA

ANALISA PENERAPAN LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN JUMLAH PRODUKSI DALAM MEMPEROLEH KEUNTUNGAN MAKSIMAL CV. CIPTA UNGGUL PRATAMA ANALISA PENERAPAN LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN JUMLAH PRODUKSI DALAM MEMPEROLEH KEUNTUNGAN MAKSIMAL CV. CIPTA UNGGUL PRATAMA Sugiarto Christian Binus University, DKI Jakarta, 021-53696969, huangchristian@yahoo.com

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Terdapat beberapa pengertian mengenai Manajemen menurut beberapa ahli, antara lain : Menurut Dyck dan Neubert (2009: 7) Management : The process of planning,

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Robbins & Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010:23), manajemen adalah hal yang di lakukan oleh para menejer. Manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini mendorong perusahaan untuk semakin mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH SISWA/I SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA MENGGUNAKAN ENAM METODE FORECASTING

PERAMALAN JUMLAH SISWA/I SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA MENGGUNAKAN ENAM METODE FORECASTING PERAMALAN JUMLAH SISWA/I SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA MENGGUNAKAN ENAM METODE FORECASTING Lim Sanny 1, Haryadi Sarjono 1 1 Department of Management, Binus University Jln. KH. Syahdan No. 9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Robbins & Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen melibatkan akivitas aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Robbins dan Coulter (2012:36), mengatakan bahwa manajemen melibatkan aktifitas-aktifitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman globalisasi yang semakin maju ini, persaingan usaha dalam sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan saling berlomba untuk dapat

Lebih terperinci

Universitas Gunadarma PERAMALAN

Universitas Gunadarma PERAMALAN PERAMALAN PERAMALAN Kebutuhan Peramalan dalam Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Operasi/produksi menggunakan hasil-hasil peramalan dalam pembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #3 Ganjil 2015/2016. EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #3 Ganjil 2015/2016. EMA302 Manajemen Operasional Materi #3 EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1/2) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan adalah

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Di dalam hidup sehari-hari kita banyak melihat barang dan jasa yang diperjualbelikan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Barang dan jasa tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Definisi dasar dari Manajemen Operasional (Stevenson, 2010) yaitu sebuah ilmu manajemen atau pengendalian dari sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), peramalan merupakan sebuah seni dan sains dalam memprediksi masa yang akan datang. Peramalan melibatkan dara historis dan

Lebih terperinci

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi?

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi? BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi? a. Ada ketidak-pastian aktivitas produksi di masa yag akan datang b. Kemampuan & sumber daya perusahaan

Lebih terperinci

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : 2014 Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menunjukkan jenis Peramalan Menggunakan Metode Peramalan Kuantitatif

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya Rudy Adipranata 1, Tanti Octavia 2, Andi Irawan 1 Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Pendahuluan Pentingnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai manajemen produksi dan operasi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Manajemen (pengelolaan) adalah hal yang dilakukan oleh para manajer. Penjelasan yang lebih baik adalah, manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM Jonathan Nandana Pratama Binus University, Jakarta, Indonesia, jonathan_nandanapratama@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMAL PADA CV.LIZAMODA DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING

ANALISIS PERENCANAAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMAL PADA CV.LIZAMODA DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING ANALISIS PERENCANAAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMAL PADA CV.LIZAMODA DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING Yudhi Rhadiyan Bina Nusantara University, Indonesia Harry Indra (Dosen

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA Weny Indah Kusumawati Program Studi Sistem Komputer, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya email: weny@stikom.edu Abstrak

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Operasi Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa. Menurut Heizer dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009: 4), manajemen operasi adalah serangkaian

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting)

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting) Manajemen Operasional PERAMALAN (Forecasting) Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3 Prediksi dan Peramalan Jenis-jenis Metode Peramalan Metode deret berkala

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Perencanaan Produksi 211 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan aktifitas untuk menetapkan produk yang akan diprodksi untuk periode selanjutnyatujuan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010:7), manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Mengacu pada pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8383 Analisis Peramalan Penjualan Produk Tahu Putih Menggunakan Metode Adjusted Exponential Smoothing untuk Meminimumkan Kesalahan Peramalan pada Pabrik Tahu Tauhid Bandung

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8419 Analisis Peramalan Penjualan Produk Bandana Multifungsi dengan Menggunakan Metode Exponential Smoothing pada Perusahaan PT.Cemerlang Kencana Bandana Analysis of product

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING) #2

PERAMALAN (FORECASTING) #2 PERAMALAN (FORECASTING) #2 Materi #4 EMA302 Manajemen Operasional Model Simple Linear Regression (1) 2 Model simple linear regression berusaha untuk menyesuaikan garis melalui berbagai data dari waktu

Lebih terperinci

PREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012

PREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012 PREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Haryadi Sarjono Management Department, School of Business and Management, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan-Palmerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui transformasi dari masukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

SALESMANSHIP PELUANG PASAR DAN PERAMALAN PENJUALAN. Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

SALESMANSHIP PELUANG PASAR DAN PERAMALAN PENJUALAN. Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Modul ke:  Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 05 Christina Fakultas EKONOMI DAN BISNIS SALESMANSHIP PELUANG PASAR DAN PERAMALAN PENJUALAN Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN SALESMANSHIP

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suatu proses dalam menggunakan data historis yang telah dimiliki untuk diproyeksikan ke dalam suatu model peramalan. Dengan model peramalan

Lebih terperinci

MATERI 3 PER E AM A AL A AN

MATERI 3 PER E AM A AL A AN MATERI 3 PERAMALAN APAKAH PERAMALAN ITU? Peramalan (Forecasting) : Seni dan ilmu memprediksi peristiwa- peristiwa masa depan. Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Operasi Operasi merupakan satu dari tiga fungsi utama pada setiap organisasi. Operasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus selalu berhubungan

Lebih terperinci

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIV PEMODELAN (Modeling) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pemodelan dalam RO Outline:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING) #2

PERAMALAN (FORECASTING) #2 #4 - Peramalan (Forecasting) #2 1 PERAMALAN (FORECASTING) #2 EMA302 Manajemen Operasional Model Trend Linear Multiplicative 2 Kecenderungan (trend). Komponen musiman (seasonal): rasio untuk model trend.

Lebih terperinci

PERSPEKTIF PERAMALAN 2 Titien S. Sukamto

PERSPEKTIF PERAMALAN 2 Titien S. Sukamto PERSPEKTIF PERAMALAN 2 Titien S. Sukamto Jenis Peramalan Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dalam 3 jenis : 1. Jangka waktu ramalan yang disusun 1. Peramalan jangka pendek : jangka waktunya 1 tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

LECTURE 12 Analisis Dekomposisi dan Model Runtut Waktu

LECTURE 12 Analisis Dekomposisi dan Model Runtut Waktu LECTURE 12 Analisis Dekomposisi dan Model Runtut Waktu DR. MUDRAJAD KUNCORO, M.Soc.Sc Fakultas Ekonomi & Pascasarjana UGM Outline: Akar Unit Exponential Smoothing Moving Average Trend Proyeksi Apa Arti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan

Lebih terperinci

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Bab 3-4 Peramalan Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Berdasarkan metode yang subjektif Metode kuantitatif Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Menurut Kusuma (2004:13), peramalan (forecasting) adalah perkiraan tingkat permintaan satu atau lebih produk selama beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

PREDIKSI JUMLAH TAMU MENGINAP DI HOTEL KARLITA INTERNATIONAL, TEGAL, JAWA TENGAH

PREDIKSI JUMLAH TAMU MENGINAP DI HOTEL KARLITA INTERNATIONAL, TEGAL, JAWA TENGAH PREDIKSI JUMLAH TAMU MENGINAP DI HOTEL KARLITA INTERNATIONAL, TEGAL, JAWA TENGAH Haryadi Sarjono; Irwan Zulkifli Management Department, School of Business Management, BINUS University Jln. K. H. Syahdan

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang jadi atau industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang setengah jadi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG

PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG Wendi Wirasta, Muhamad Luthfi Ashari 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK & Ilmu Komputer LPKIA Jl. Soekarno Hatta 456,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur". Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Hasibuan dalam bukunya manajemen (2003 : 1) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT CV Indo Karya is a semi-finished cloth manufacturing company to be treated by consumer. The company is having a difficulty with fluctuative demand that lead to unstable goods produced. This research

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Manufaktur Manufaktur berasal dari kata Manufacture yang berarti membuat dari tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang (Prawirosentono,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT. LG Electronics adalah sebagai berikut : 1. Peramalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. relevan dan berhubungan dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. relevan dan berhubungan dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka membahas mengenai teori-teori dan pengertian yang relevan dan berhubungan dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Operasi Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, beikut adalah beberapa pengertian Manajemen

Lebih terperinci

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN inear programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang untuk membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins & Coulter (2007:38) menafsirkan bahwa manajemen adalah proses mengkoordinasikan dan memantau kegiatan aktivitas bekerja yang lain sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Peramalan (forecasting) 2.1.1. Hubungan Forecast dengan Rencana Forecast adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa

Lebih terperinci