ACLASS CAKES & DRINKS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ACLASS CAKES & DRINKS"

Transkripsi

1 ACLASS CAKES & DRINKS Jessica Karina Wijaya Monica Saputri BINUS University, Jalan Kebon Jeruk Raya Blok Samudra No.27 Jakarta Kota Jakarta Barat DKI Jakarta 11530, (021) , Teguh Amor Patria, A.Par., PGDip., MPPar. ABSTRACT Indonesian economic growth has increased the number of restaurant in Indonesia each year, including in Jakarta. The changing mindset of the Jakarta societies has created the tendency to eat outside which is the main reason for the establishment of AClass Cakes & Drinks. The uniqueness of AClass Cakes & Drinks lies in its concept of eatertainment and its ambiance of a classroom which is expected to create cosiness for its customer. Analysis of market, legal, and financial aspect helps the development of AClass Cakes & Drinks. With students as its target market and supported by its strategic location and facilities, AClass Cakes & Drinks expected to attract the customer. Qualifications, standards, and professionalism becomes important points in the development of human resources at AClass Cakes & Drinks. AClass Cakes & Drinks starts with a total investment cost of IDR and an average profit of 26,5% per year from the initial year, and is expected to return its investment in a period 6 years 1 months and 20 days. Keywords : economic growth, eatertainment, unique, market, students, investment ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah meningkatkan jumlah restoran di Indonesia setiap tahunnya, termasuk di Jakarta. Perubahan pola pikir masyarakat Jakarta dewasa ini telah menimbulkan kecenderungan untuk makan di luar rumah dan hal ini merupakan alasan utama dibentuknya AClass Cakes & Drinks. Keunikan AClass Cakes & Drinks adalah konsep eatertainment serta nuansa ruang kelas yang diharapkan dapat menciptakan kenyamanan bagi para pengunjungnya. Analisa pasar, aspek legal, dan keuangan membantu pengembangan bisnis AClass Cakes & Drinks. Dengan pasar target pelajar dan didukung lokasi yang strategis serta aksesibilitas yang menunjang, AClass Cakes & Drinks diharapkan dapat menarik minat para pengunjung. Kualifikasi, standar, dan profesionalisme menjadi point penting dalam

2 pengembangan sumber daya manusia pada AClass Cakes & Drinks. AClass Cakes & Drinks dimulai dengan modal awal sebesar Rp ,00 dengan rata-rata keuntungan sebesar 26.5% per tahun dari modal awal, dan target pengembalian modal 6 tahun 1 bulan dan 20 hari. Kata kunci : pertumbuhan ekonomi, eatertainment, unik, pasar, pelajar, modal PENDAHULUAN Pemulihan ekonomi global yang terlihat dengan membaiknya harga komoditas dan harga sumber daya alam meningkatkan daya beli masyarakat dan optimisme konsumtif berdampak baik pada bisnis di Indonesia. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5% didukung oleh tingginya ekspor dan kuatnya konsumsi. Banyaknya aliran dana yang masuk ke Indonesia, baik melalui saham, pembelian surat utang, serta investasi langsung yang berasal dari negara maju, juga mendukung perbaikan ekonomi di Indonesia. (sumber: BI: Ekonomi Indonesia Masih Kuat, bisniskeuangan.kompas.com, 2011) Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terlihat dari sektor restoran atau tempat makan yang meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik tahun 2010, jumlah restoran skala menengah dan besar terbanyak berdasarkan kategori provinsi terdapat di DKI Jakarta yang mencapai unit usaha, dan diikuti oleh Jawa Barat (286 unit usaha) dan Jawa Timur (231 unit usaha). Jakarta sebagai ibu kota negara menjadi pusat bisnis dan investasi yang berpotensi tinggi bagi investor domestik maupun dari luar negeri, khususnya bisnis restoran. Grafik 1.1 Jumlah Usaha Restoran di Indonesia Menurut Provinsi 2010 Jumlah Usaha Restoran Menurut Provinsi DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Timur Bali Lainnya Sumber: Badan Pusat Statistik (2010) Tingginya jumlah usaha restoran yang terdapat di Jakarta didukung dari peningkatan jumlah penduduk yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada grafik di bawah dapat dilihat terjadinya peningkatan jumlah penduduk Ibukota Jakarta dari tahun 2000 sampai 2010 yang mencapai 13% dengan jumlah penduduk pada tahun 2000 mencapai jiwa dan pada tahun 2010 mencapai jiwa. (sumber: Badan Pusat Statistik penduduk DKI Jakarta)

3 Grafik 1.2 Jumlah Peningkatan Penduduk DKI Jakarta Tahun 2000 dan K. Seribu Jakarta Timur Jakarta Barat Sumber : Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Peningkatan jumlah penduduk akan memengaruhi peningkatan kebutuhan makanan dan minuman. Hal tersebut memberikan pengaruh yang baik bagi industri makanan dan minuman, yang dapat dilihat dari munculnya banyak restoran dan kafe di Jakarta. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, perkembangan jumlah usaha restoran atau rumah makan berskala menengah dan besar di Jakarta pada tahun mengalami peningkatan sebesar 42,78%. Perkembangan industri tempat makan dibuktikan dengan tren makan di restoran atau di luar rumah yang dibuktikan dengan kunjungan orang Indonesia ke restoran atau tempat makan mencapai 380 juta dan menghabiskan jumlah 1,5 miliar dollar AS. (sumber: Makan di Restoran Semakin Ngetren, travel.kompas.com, 2014) ) Peningkatan upah minimum di Jakarta hingga 30,34%, yang merupakan tertinggi dibanding negara asia lainnya seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand, meningkatkan daya beli dan juga persentase kelas secara pendapatan yaitu dengan 20% kelas atas, 40% kelas menengah, dan 40% kelas bawah. (sumber: Indonesia in catch-22 situation over wages, thejakartapost.com, 2013) Jakarta, yang merupakan kota dengan biaya hidup tertinggi dari 82 kota di Indonesia dengan rata-rata pengeluaran Rp ,00 per bulan, juga merupakan kota dengan standar hidup bahkan lebih tinggi dibandingkan Bangkok, Hongkong, dan New York. Hal ini berbanding terbalik dengan gaji mereka menjadi sasaran yang tepat untuk wirausahawan atau pebisnis untuk membuka bisnisnya di Jakarta. (sumber: Hasil Survei Biaya Hidup, Badan Pusat Statistik, 2014) Terjadinya perubahan pola pikir masyarakat Jakarta yang mulai tertarik dengan berbagai hal yang bersifat santai dan menyenangkan membuat orang cenderung makan di luar rumah. Kecenderungan makan di luar rumah dilakukan masyarakat Jakarta untuk mendapatkan suasana baru, tempat yang nyaman untuk duduk lama, dan melepas kepenatan juga merupakan alasan yang tepat untuk membuka bisnis di sektor restoran. Menurut Walker (2009:202), restaurant berasal dari kata restore of energy yang berarti memulihkan energi. Restoran selain menawarkan makanan dan minuman juga dijadikan tempat untuk bersantai dan menikmati waktu bersama keluarga, teman, atau rekan bisnis. Restoran dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Menurut Barrows dan Powers (2009:76), restoran dapat diidentifikasi menjadi beberapa grup: 1. Quick Service Restaurant Salah satu aspek dari Quick Service Restaurant adalah mengedepankan sesuatu yang sederhana. Setiap menu sudah didesain dan distandardisasi sedemikian rupa agar memudahkan tenaga kerja serta perhitungan pembelian, produksi, dan servis sehingga dibutuhkan waktu yang sangat minim untuk penyediaan makanannya. 2. Midscale Restaurant Midscale Restaurant merupakan restoran yang juga mengedepankan sesuatu yang simpel dan memudahkan tenaga kerja dalam hal penyediaan makanannya. Umumnya, mereka akan menyediakan makanan khusus yang telah disederhanakan sehingga penyajian makanannya cepat walaupun tidak secepat Quick Service Restaurant. Keefektifan dalam pelayanan merupakan hal yang utama dalam penyajian pada Midscale Restaurant. Berikut adalah contoh-contoh dari Midscale Restaurant;

4 a. Family Restaurant Family Restaurant merupakan grup restoran yang mengedepankan kualitas makanan yang diberikan dengan harga yang terjangkau. Penyajian makanan juga dilakukan dengan waktu yang relatif singkat. Family Restaurant lebih bervariasi dari segi menu dan harga. Misalnya: harga untuk paket anak akan lebih murah dibandingkan paket dewasa. b. Commercial Cafeterias and Buffets Perbedaan antara Cafeterias dan Buffets di antaranya adalah Cafeterias menyediakan banyaknya pilihan makanan dan atmosfer yang nyaman, sedangkan Buffet lebih mengedepankan sistem yang dapat mengeliminasi bottleneck pada suatu restoran sehingga diharapkan lebih efisien. c. Pizza Restaurant Awalnya konsep restoran ini dibuat hanya untuk membuat satu jenis spesifikasi makanan yaitu pizza. Tetapi seiring berjalannya waktu, Pizza Restaurant melakukan pengembangan produk dengan memberikan tambahan menu seperti roti, salad, pasta, chicken wings, dan sandwiches. d. Home Meal Replacement Home Meal Replacement atau yang sering disebut HMR bukanlah tipe restoran pada umumnya melainkan merupakan metode pengantaran/delivery. Alasan dimasukkannya grup ini ke dalam Midscale Restaurant adalah karena metodenya digunakan dalam beberapa Midscale Restaurant yang merupakan restoran yang mengedepankan sesuatu yang simpel dengan menyederhanakan penyajian makanannya. Contohnya: pada Pizza Restaurant sangat dibutuhkannya layanan delivery service atau jasa layanan pesan antar. 3. Casual Restaurant Merupakan restoran yang menyediakan atmosfer yang relaks dengan harga yang terjangkau. a. Speciality Restaurant Mempunyai fokus yang spesifik pada komponen yang terdapat dalam restoran. Kebanyakan memiliki tema yang berkaitan dengan spesialisasi makanan, misalnya: restoran steak, seafood, atau pasta. b. Ethnic Restaurant Menyediakan masakan dan tema yang menggabungkan suatu unsur pengalaman liburan. Misalnya: Restoran Italia, Cina, atau Meksiko. c. Eatertainment Restoran dengan tema khusus yang berpusat pada sebuah hiburan yang disediakan oleh pihak restoran seperti dekorasi. Pengalaman makan di restoran ini menjadi hal utama yang disediakan pada eatertainment. Pada grup restoran ini, makanan merupakan suatu hal yang penting tetapi menjadi pertimbangan kedua setelah tema sehingga dapat dikategorikan juga sebagai restaurant tematik. Menurut Walker (2010:41), Theme Restaurant atau restoran tematik adalah suatu restoran yang dibuat berdasarkan ide yang mengedepankan kesenangan dan fantasi, dengan menyediakan gambaran pada suatu bentuk aktivitas didalam restoran. Beberapa restoran tematik menyuguhkan tema yang berhubungan dengan memori dan nostalgia. Berdasarkan perubahan pola pikir masyarakat Jakarta untuk mencari suasana baru, AClass Cakes & Drinks hadir dalam rangka memenuhi tingkat kecenderungan masyarakat untuk makan di luar. Berkembangnya tren makan di restoran atau di luar rumah, turut mendukung terbentuknya usaha dalam industri makanan dan minuman. AClass Cakes & Drinks merupakan suatu tempat makan yang memiliki konsep eatertainment yang dihadirkan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan menyediakan makanan dan minuman yang berkualitas dan pelayanan yang profesional dengan tema tertentu. AClass Cakes & Drinks memiliki tema dekorasi ruang kelas sehingga pelanggan tidak hanya dapat menikmati kelezatan menu yang ada tetapi juga kenyamanan suasana yang diberikan. AClass Cakes & Drinks menawarkan makanan penutup berupa kue dengan minuman segar sebagai pendukung kue. AClass Cakes & Drinks berlokasi di Pantai Indah Kapuk, atau yang lebih dikenal dengan sebutan PIK, merupakan hunian ekslusif yang berada di bagian utara Kota Jakarta. Kawasan

5 tersebut sudah mencapai kriteria terbaik untuk tempat tinggal. Selain papan, mobilitas sandang dan pangan juga tidak kalah penting dan turut ambil bagian dalam gaya hidup masa kini. Tidak dapat dihindari bahwa Pantai Indah Kapuk merupakan tempat yang strategis untuk melakukan investasi bisnis pada bidang tersebut. Kawasan Pantai Indah Kapuk memiliki prospek yang terus berkembang, menjadi dasar AClass Cakes & Drinks untuk ikut ambil bagian dalam berkompetisi dalam bidang makanan yaitu toko kue. Seperti yang diketahui, Pantai Indah Kapuk memiliki berbagai macam restoran, kafe, serta berbagai macam jenis bisnis lainnya yang berhubungan dengan makanan, kawasan Pantai Indah Kapuk sangat diminati oleh masyarakat masa kini dan sudah dikenal sebagai kawasan yang memiliki banyak jenis tempat makanan. Oleh sebab itu, AClass Cakes & Drinks didirikan di kawasan Pantai Indah Kapuk yang dinilai strategis karena memiliki akses jalan yang cukup mudah untuk dijangkau dari berbagai daerah di Jakarta dan sekitarnya. Semakin meningkatnya jumlah penggangguran intelektual lulusan perguruan tinggi menjadikan AClass Cakes & Drinks suatu usaha yang sedikitnya diharapkan akan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Penggangguran di Indonesia tercatat mencapai orang pada bulan September 2011, naik 15,71% dibanding tahun (sumber: Sarjana Siap Jadi Penganggur, internasional.kompas.com, 2010). Lapangan kerja sudah tidak mampu lagi menampung lulusan perguruan tinggi yang berorientasi mencari pekerjaan dan bukan menciptakan pekerjaan. AClass Cakes & Drinks adalah suatu bentuk usaha dalam penciptaan lapangan kerja dan mengurangi jumlah pengangguran intelektual lulusan perguruan tinggi. AClass Cakes & Drinks merupakan badan usaha berupa firma, yang pemiliknya sebagai penanam modal juga terjun langsung untuk bertanggung jawab atas keseluruhan operasional AClass Cakes & Drinks. Pemilik akan menempati posisi sebagai seorang manajer yang akan bertugas untuk mengelola, mengawasi, mengontrol, serta mengembangkan usahanya. Perekrutan seorang executive chef yang ahli dalam membuat kue perlu mendapatkan perhatian khusus karena dalam hal ini kue yang disajikan harus memiliki kualitas dan cita rasa yang menjadi produk unggulan dari AClass Cakes & Drinks. Para pekerja yang memiliki tugas penting dalam operasional AClass Cakes & Drinks harus memiliki tingkat keahlian tertentu sesuai dengan yang diharapkan, mereka harus memiliki profesionalitas dalam melayani para konsumen dan memberikan suasana yang nyaman kepada konsumen selama operasional restoran berlangsung. METODE PENELITIAN Data-data yang digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan bisnis ini menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan sekunder. Menurut Sugiyono (2013:225), sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data primer mendapatkan sumbernya dari sumber primer yang langsung didapat dari hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, sedangkan data sekunder didapatkan dari sumber sekunder yang diperolehnya dari orang lain atau media lain. Perencanaan bisnis ini diharapkan berguna pagi pemilik untuk memperkecil resiko penanaman modal, memudahkan perencanaan, memudahkan pelaksanaan kerja, pengawasan, serta pengendalian proyek. Selain itu, hasil perencanaan bisnis ini juga diharapkan berguna bagi para kreditur untuk mengetahui sejauh mana tingkat kelayakan proyek ini sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan pinjaman modal. HASIL DAN BAHASAN Investasi awal AClass Cakes & Drinks yang dibutuhkan agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar pada tahun pertama pendirian diperkiraan sebesar Rp 5,949,032,399. Berikut merupakan rincian estimasi keuangan AClass Cakes & Drinks. 1. Perkiraan pendapatan usaha dari makanan dan minuman diasumsikan akan meningkat setiap tahun berdasarkan rata-rata inflasi dan laju pertumbuhan perekonomian sebesar 13,68% setiap tahunnya. 2. Terdapatnya pajak badan usaha sebesar 28% dari penghasilan dan pajak PB1 sebesar 10% dari penghasilan.

6 3. Dari aspek keuangan, proyek usaha dinilai layak karena; - Net Present Value (NPV) yang bernilai positif yaitu sebesar Rp ,00 menunjukkan bahwa usulan proyek AClass Cakes & Drinks dinilai layak. - Internal Rate of Return (IRR) dalam usaha AClass Cakes & Drinks dengan angka 12,5302% menunjukan angka yang baik karena sudah cukup jauh diatas angka discount factor menurut Bank Indonesia yaitu sebesar 7,25%. Sehingga secara keseluruhan proyeksi arus kas operasional ini dinilai baik. - AClass Cakes & Drinks memiliki kemampuan menghasilkan laba 4,59% atas aset perusahaan pada tahun pertama. - Pengembalian modal usaha AClass Cakes & Drinks adalah selama 6 tahun 1 bulan dan 20 hari SIMPULAN DAN SARAN AClass Cakes & Drinks diharapkan dapat menarik minat para pengunjung. Kualifikasi, standar, dan profesionalisme menjadi point penting dalam pengembangan sumber daya manusia pada AClass Cakes & Drinks. Pembuatan perencana bisnis AClass Cakes & Drinks diharapkan dapat bermanfaat bagi pengusaha baru yang akan memulai usaha dalam bidang makanan dan minuman. REFERENSI Badan Pusat Statistik. (2014). Hasil Survey Biaya Hidup Badan Pusat Statistik, diakses 20 April 2014 dari sbh02jan14.pdf Badan Pusat Statistik Jakarta. (2014). Jakarta Dalam Angka/ Jakarta In Figures Badan Pusat Statistik, diakses 21 April 2014 dari /index.html#/145/zoomed Joewono, BN. (2010) Sarjana Siap Jadi Penganggur. Kompas.com, diakses 10 April 2014 dari 09/23/ / Sarjana.Siap. Jadi.Penganggur Kompas.com. (2014). Makan di Restoran Semakin Ngetren. Kompas.com, diakses 27 April 2014 dari di.restoran.semakin.ngetren Meryana, E. (2011). BI: Ekonomi Indonesia Masih Kuat. Kompas.com, diakses 1 April 2014 dari /11/10 / / BI.% 20 Ekonomi.Indonesia.Masih.Kuat Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. The Jakarta Post (2013). Indonesia in catch-22 situation over wages. Thejakartapost.com, diakses 3 April 2014 dari Walker, JR. (2009). Introduction to Hospitality. New Jersey: Pearson Education, Inc. RIWAYAT PENULIS Jessica lahir di kota Bogor pada 22 Agustus 1992, Karina Wijaya lahir di kota Jakarta pada 2 September 1992, dan Monica Saputri lahir di kota Jakarta pada 16 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Manajemen Perhotelan pada 2014.

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Jumlah Usaha Restoran di Indonesia Menurut Provinsi Jumlah Usaha Restoran Menurut Provinsi 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Jumlah Usaha Restoran di Indonesia Menurut Provinsi Jumlah Usaha Restoran Menurut Provinsi 2010. BAB 1 PENDAHULUAN Pemulihan ekonomi global yang terlihat dengan membaiknya harga komoditas dan harga sumber daya alam meningkatkan daya beli masyarakat dan optimisme konsumtif berdampak baik pada bisnis

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO Dwi Joko Fachrur Rozi 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan usaha restoran di Indonesia sejak tahun 2008 hingga. Tabel 1-1 Pertumbuhan Restoran di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan usaha restoran di Indonesia sejak tahun 2008 hingga. Tabel 1-1 Pertumbuhan Restoran di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Industry Overview Dan Market Share Bisnis restoran dan kafe hingga saat ini masih diyakini sebagai salah satu bisnis yang memiliki prospek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Kesimpulan Kuantitatif Setelah mengadakan pengamatan dan wawancara terhadap suatu unit bisnis salon X, penulis melakukan beberapa

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The aim of this research is to explore the feasibility of potato plantation project. From the finance point of view, Capital Budgeting Method will be suitable to be used as a measurement for the

Lebih terperinci

BAB 4 ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN DAN ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

BAB 4 ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN DAN ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA BAB 4 ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN DAN ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA 4.1 Profil Perusahaan AClass Cakes & Drinks didirikan sebagai bentuk perealisasian akan tren pengembangan konsep restoran dan kafe yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Usaha. Sebenarnya, usaha di bidang budi daya belut di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Usaha. Sebenarnya, usaha di bidang budi daya belut di Indonesia sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Sebenarnya, usaha di bidang budi daya belut di Indonesia sudah cukup lama. Permintaan akan belut pada awalnya sedikit, tidak sebanyak saat ini, sehingga dapat

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Dalam lingkungan persaingan yang komplek serta kemajuan teknologi dan

BAB I. Pendahuluan. Dalam lingkungan persaingan yang komplek serta kemajuan teknologi dan BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam lingkungan persaingan yang komplek serta kemajuan teknologi dan informasi semakin memicu pergeseran pola konsumsi masyarakat secara umum sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2. Rendy Niechual

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2. Rendy Niechual STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2 Rendy Niechual 15210743 Latar Belakang Masalah Seiring dengan lajunya perekonomian di Indonesia tentunya dipengaruhi oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil produksi dari industri garmen,seperti celana, kemeja, jaket dan sweater.

BAB I PENDAHULUAN. hasil produksi dari industri garmen,seperti celana, kemeja, jaket dan sweater. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garmen merupakan industri yang menghasilkan pakaian jadi. Berbagai jenis hasil produksi dari industri garmen,seperti celana, kemeja, jaket dan sweater.

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal 83 BAB VI ASPEK KEUANGAN 1.1 Kebutuhan Dana Andalucia Party Planner membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: 6.1 Tabel Sumber Pendanaan Uraian Sumber Dana Jumlah 1. Modal sendiri Rp. 15.150.000

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana atau modal, kita perlu melakukan suatu studi kelayakan untuk melihat apakah proyek

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi investasi perluasan usaha Toko Gallery Cellular di Bandung.

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Rumah Kebun. Untuk informasi produk kunjungi website kami: puguhwahyu.wordprees.com atau hubungi:

Rumah Kebun. Untuk informasi produk kunjungi website kami: puguhwahyu.wordprees.com atau hubungi: Rumah Kebun Ini adalah sampel rencana bisnis yang telah dibuat dan tersedia untuk pengguna dari Rencana Bisnis Puguh & Partner. Nama, lokasi dan nomor mungkin telah berubah, dan sebagian besar dari teks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman atau usaha restoran merupakan suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman atau usaha restoran merupakan suatu industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri makanan dan minuman atau usaha restoran merupakan suatu industri yang selalu tumbuh dan tidak pernah mati, usaha sepanjang masa karena setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang lebih baik, turut serta meningkatkan iklim pertumbuhan investasi dalam negeri. Hal ini

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA Florence Kartika Panditasiwi Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung Telp: (022)

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati oleh masyarakat, baik anak-anak sampai orang dewasa. Sebagian orang memelihara anjing sebagai teman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah penganggaran modal digunakan untuk menggambarkan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Istilah penganggaran modal digunakan untuk menggambarkan bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah penganggaran modal digunakan untuk menggambarkan bagaimana seseorang merencanakan investasi penting yang mempunyai keterlibatan jangka panjang. Investasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di wilayah Jakarta meningkat sebesar 1,06% dibandingkan tahun sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. di wilayah Jakarta meningkat sebesar 1,06% dibandingkan tahun sebelumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Berdasarkan data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) periode bulan Februari 2013-Februari 2014, pada tahun 2014 jumlah penduduk usia kerja

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Dagang Jaya dalam pendistribusian dikatakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET Nama : SUKMIATI NPM : 26210727 Kelas : 3 EB 18 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi telah menempatkan internet menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang pembuatan tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis ini dilakukan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari waktu ke waktu. Ini dikarenakan karena cepatnya waktu yang dibutuhkan

BAB V KESIMPULAN. dari waktu ke waktu. Ini dikarenakan karena cepatnya waktu yang dibutuhkan BAB V KESIMPULAN 5.1 Kelayakan dari Bisnis Model Bisnis restoran merupakan sebuah bisnis yang sangat menjanjikan pada saat ini di Indonesia. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya restoran yang berdiri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. realisasi model bisnis Make A Wish Birthday Party Planner yang meliputi empat

BAB V RENCANA AKSI. realisasi model bisnis Make A Wish Birthday Party Planner yang meliputi empat BAB V RENCANA AKSI Bab merupakan bagian terakhir yang berisikan tentang uraian perencanaan realisasi model bisnis Make A Wish Birthday Party Planner yang meliputi empat bagian. Bagian pertama adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian dan perancangan yang digunakan dalam penyusunan Rumah Makan Sepuasnya (All You

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA Florence Kartika Panditasiwi Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94 Bandung 40141 Tlp. (022)

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN Oleh : Taufik Dwi Laksono

EVALUASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN Oleh : Taufik Dwi Laksono EVALUASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN Oleh : Taufik Dwi Laksono Abstraksi Developer before executing housing development shall conduct the matured evaluation so that housing developed can be enthused and saleable

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Agus Muharram (2012) Tingkat pendidikan di Indonesia ternyata

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Agus Muharram (2012) Tingkat pendidikan di Indonesia ternyata BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Agus Muharram (2012) Tingkat pendidikan di Indonesia ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi berwirausaha bagi sarjana yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan mengenai struktur kerja penelitian, data-data yang diperlukan, metode pengumpulan data serta hasil yang diharapkan. 3.1.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN KELAS ALAM TERBUKA KEBUMIAN DAN LINGKUNGAN BERKONSEP REKREASI DAN INSPIRASI UNTUK ANAK DI SURABAYA

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN KELAS ALAM TERBUKA KEBUMIAN DAN LINGKUNGAN BERKONSEP REKREASI DAN INSPIRASI UNTUK ANAK DI SURABAYA ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN KELAS ALAM TERBUKA KEBUMIAN DAN LINGKUNGAN BERKONSEP REKREASI DAN INSPIRASI UNTUK ANAK DI SURABAYA Nurul Hidayati 1 Dwa Desa Warnana 2 Departemen Teknik Geofisika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota Negara yang berkembang pesat dan menjadi pusat dari segala macam aktifitas. Jakarta merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85, restoran adalah salah satu jenis usaha dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1. Deskripsi Konsep Bisnis Salah satu kunci sukses memulai usaha adalah adanya kemampuan menuangkan ide-ide atau gagasan yang dapat menghasilkan nilai ekonomi atau komersial,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1Metode Penilaian Investasi Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Mitra Computa Asia dalam pendistribusian produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap analisis kelayakan

Lebih terperinci

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 Penganggaran Barang Modal (Capital Budgeting) Adalah proses perencanaan pengeluaran untuk aktiva yang diharapkan akan

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 60 saham terbesar di pasar regular. 2) selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai

BAB I PENDAHULUAN. 60 saham terbesar di pasar regular. 2) selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks LQ 45 adalah indeks likuiditas empat puluh lima perusahaan yang dianggap memiliki kinerja yang dapat dipertanggung jawabkan serta memenuhi kriteria sesuai yang

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai, Pelabuhan Laut Sungai Duku dan

BAB I PENDAHULUAN. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai, Pelabuhan Laut Sungai Duku dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Riau, khususnya Pekanbaru sangat meningkat. Pekanbaru merupakan Kota dengan pertumbuhan dan perkembangan tertinggi di Indonesia. Kota yang diprediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Restoran di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Restoran di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Industri Restoran di Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia berada di urutan keempat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan konsumsi makanan yang harus di sediakan, makanan merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci