Lokasi dan Waktu. Bahan dan Alat. program. Metode Penelitian Lanskap

Transkripsi

1 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Kegiatan Penelitian dilakukan di Kampus Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat (Gambar 1). Kegiatan berupa persiapan dan pra penelitiann dilakukan selama bulan Maret sampai Mei Kemudian dilanjutkan pengambilan data dan pengolahannya selama bulan Juni sampai Oktober Gambar 1. Peta Lokasi Studi Bahan dan Alat Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam kegiatan inventarisasi adalah peta dasar, kamera digital, alat tulis dan catatan. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam kegiatan pengolahan data dan analisis adalah alat tulis dan program komputer (MS Word, MS Excel, Adobe Photoshop, dan Corel Draw). Metode Penelitian Studi ini merupakan analisis legibilitas elemen mental map Lanskap Kampus Universitas Indonesia yaitu jalur sirkulasi (paths), batas wilayah (edges), bagian wilayah kampus (districts), pusat aktivitas (nodes), dan mercu tanda

2 9 (landmark). Legibilitas diungkapkan dengan tingkat pengalaman seseorang terhadap elemen mental map tersebut. Pengumpulan data studi ini dilakukan dengan menggunakan metode survai berupa pengamatan (observasi), pemotretan obyek-obyek elemen mental map, dan wawancara menggunakan kuesioner. Tahap awal dilakukan pra penelitian dengan inventarisasi awal pada semua elemen mental map untuk memilih lima obyek yang paling dikenal dari masingmasing elemen mental map kota. Metode yang digunakan adalah Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Metode Perbandingan Eksponensial merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang mengkuantitatifkan pendapat seseorang atau lebih dalam skala tertentu (Ma arif dan Tanjung 2003). Pendapat-pendapat dari ahli Kampus UI (orang-orang yang mengerti, memahami dan atau turut merencanakan arah perkembangan Kampus UI dengan latar belakang pendidikan berbeda-beda seperti mahasiswa arsitektur, geografi, dan teknik sipil; dosen-dosen arsitektur; Tim Pengembangan Lingkungan Kampus) yang berjumlah 15 orang digunakan dalam menentukan bobot. Metode pembobotan (Derajat Kepentingan) yang digunakan yaitu Metode Eickenrode menggunakan rumus :. Dimana : = nilai tujuan ke oleh ahli ke j n = Jumlah ahli e = 1,2,.. k Bobot atau derajat kepentingan yang dimaksud adalah penghitungan terhadap setiap obyek-obyek yang dikenal dari setiap elemen mental map berdasarkan setiap karakter elemen mental map yang menimbulkan imageability. Karakter tersebut adalah visibility bagian yang menarik, pohon/bangunan sekitar yang menarik skala (panjang, lebar) dari jalan, fungsi penghubung dengan jalan sekitarnya, intensitas penggunaan, dan nilai historis pada elemen path ; fisik geografis (potensi pemandangan), skala (besar, luas), sebagai pemisah/pembatas yang jelas dengan daerah lain, kesatuan ruang, nilai historis, dan intensitas penggunaan pada elemen edge ; keunikan bentuk, skala (luas), keragaman

3 10 bangunan, kesatuan ruang, nilai historis, memiliki fungsi khusus, dan intensitas penggunaan pada elemen district ; keunikan bentuk, skala (luas), visibility bagian menarik, kesatuan ruang, letak strategis, memiliki fungsi yang khusus, nilai historis, dan intensitas penggunaan pada elemen node ; keunikan bentuk, skala, kesegeraan untuk dilihat, letak strategis, signifikan dari jauh (visibility), nilai historis, simbolisme, dan sebagai orientasi pada elemen landmark. Karakterkarakter tersebut merupakan penguraian dari pendapat Appleyard (1973 diacu dalam Porteous 1977) yang mengidentifikasi alasan mengapa elemen mental map menjadi imageable dapat adalah atribut bentuk (form attributes), atribut visibilitas (visibility attributes), atribut penggunaan (use attributes) dan atribut signifikansi (significance). Setelah itu dilakukan perhitungan nilai total dari setiap alternatif obyek dengan menggunakan rumus : Total Nilai =. Dimana : = Derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada obyek ke-i yang dapat dinyatakan dengan skala ordinal (1,2,3,4,5) Tkk j = Derajat kepentingan kriteria keputusan, yang dinyatakan dengan bobot n = Jumlah pilihan obyek-obyek yang dikenal m = Jumlah kriteria mental map Obyek yang nilainya masuk lima besar maka akan ditetapkan mewakili setiap elemen mental map (Gambar 2). Setelah itu studi dilanjutkan dengan mengidentifikasi obyek-obyek elemen mental map Kampus UI. Setelah itu dilakukan pengambilan gambar pada lima segmen dari setiap obyek dengan terlebih dahulu menentukan titik terbaik pengambilannya. Selanjutnya dari fotofoto tersebut dipilih satu foto yang paling representatif dari setiap obyek. Setelah diketahui 25 obyek yang terpilih, kemudian obyek-obyek tersebut dievaluasi oleh responden yang dibedakan berdasarkan home range-nya (dalam kampus UI dan luar kampus UI) yang totalnya berjumlah 100 orang. Mereka terdiri dari 63 orang responden dengan home range dalam UI dan 37 orang

4 11 responden home range luar UI. Evaluasi ini bertujuan untuk mencari konsistensi pencitraan dengan membandingkan kedua kelompok responden. Pra-penelitian: Melakukan pemilihan obyek melalui pemberian kuesioner pada para ahli menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial Penentuan obyek yang dipilih (masingmasing elemen) Identifikasi Pengambilan gambar masingmasing obyek yang terpilih Evaluasi oleh Responden dan in depth interview Mengurutkan gambar dan penilaian karakter dari obyek yang terpilih Analisis Penentuan obyek yang paling imageable dan karakternya Gambar 2. Alur Pikir Penelitian Yang dimaksud dengan responden home range dalam Kampus UI adalah civitas akademik dan masyarakat sekitar yang merasa bahwa UI sebagai bagian dari kesehariannya. Sedangkan responden yang home range luar Kampus UI adalah orang-orang yang tidak merasa bahwa UI sebagai bagian dari kesehariannya namun setidaknya minimal telah berkunjung tiga kali, dengan asumsi bahwa setelah melakukan kunjungan sebanyak tiga kali sudah dapat mengenal atau mencitra dengan baik. Langkah pertama yang dilakukan pada tahap evaluasi adalah responden diminta untuk menentukan urutan obyek dalam lima foto tersebut mulai dari yang paling mudah dibayangkan, lalu dianalisis menggunakan atribut-atribut atau karakter-karakter yang digunakan pada kuesioner responden ahli, namun saat ini setiap karakter dikelompokkan kedalam komponen identitas, struktur dan makna (Porteous 1977). Penilaian terhadap masing-masing komponen berkisar dari angka 1-5 dimana angka 5 menunjukkan yang terbaik. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi imageability obyek dengan

5 12 mengurutkannya mulai dari faktor yang paling berpengaruh. Terakhir sebagai in depth interview, kepada responden dinyatakan mengenai kesan umum yang terbayang terhadap obyek yang paling imageable. Berikut Tabel 1 yang menunjukkan identitas berdasarkan karakteristiknya : Tabel 1. Karakteristik Responden Home Range Dalam UI dan Luar UI Karakteristik Jenis Kelamin : Responden UI Responden Luar UI Σ Orang Persentase Σ Orang Persentase Laki-laki 26 41, Perempuan 37 58, Umur : tahun 50 79, tahun 7 11,1 7 18,9 > 40 tahun 6 9,5 3 8,1 Kendaraan yang digunakan : Pribadi 15 23, ,7 Umum 48 76, ,3 Untuk menentukan urutan obyek mulai dari yang paling imageable dari masing-masing kelompok responden, terlebih dahulu dihitung nilai indeks masing-masing obyek. Selain itu nilai indeks ini juga digunakan dalam menentukan karakter yang paling menonjol. Rumus yang digunakan yaitu : I x =.. Keterangan I x n i s i N = Indeks obyek tertentu = Jumlah yang memilih obyek tertentu pada urutan ke i = Skor untuk urutan ke-i (urutan 1 bernilai 5 dan seterusnya, urutan 5 bernilai 1) = Jumlah Respoden (satu kelompok) 5 = Jumlah skor yang dipakai (1-5)

6 13 Setelah diketahui nilai indeks masing-masing obyek, dapat ditentukan urutan imageability-nya, mulai dari yang indeks yang paling besar. Obyek yang paling imageable adalah obyek yang mempunyai nilai indeks tertinggi.