BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH"

Transkripsi

1 Kondisi Geografis BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH Gugus Pulau terletak di Gugusan Kepulauan Wakatobi dikenal juga dengan sebutan Kepulauan Tukang Besi merupakan salah satu gugusan pulau-pulau kecil di jazirah Pulau Sulawesi bagian Tenggara. Kepulauan Wakatobi terdiri atas 4 gugus pulau yaitu Gugus Pulau Wangi-Wangi, Gugus Pulau, Gugus Pulau Tomia dan Gugus Pulau Binongko. Nama Wakatobi berasal dari singkatan nama empat gugus pulau tersebut. Kabupaten Wakatobi terdiri atas 48 buah pulau dimana 28 pulau diantaranya berada pada kawasan Gugus Pulau. Seiring dengan perkembangan reformasi sistem pemerintahan dari sentralistik ke sistem pemerintahan otonomi daerah, pada tahun 23 Kepulauan Wakatobi resmi menjadi kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Buton melalui UU No 29/23 tentang Pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi, dan Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara. Disamping sebagai daerah otonom, Kepulauan Wakatobi sejak tahun 1996 menjadi salah satu kawasan konservasi negara dengan status sebagai Taman Nasional Laut yang ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan RI nomor 393/Kpts-VI/1996, pada tahun 1995 masih berstatus sebagai Taman Wisata Alam Laut (SK Menteri Kehutanan RI nomor 462/KPTS-II/1995) Letak Geografis Letak Kabupaten Wakatobi membentang dari Utara ke Selatan diantara LS (sepanjang kurang lebih 16 km) dan BT (sepanjang kurang lebih 12 km). Adapun batas wilayah Kabupaten Wakatobi sebagai berikut; sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Buton, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Utara. Kabupaten Wakatobi terbagi atas 8 wilayah administrasi kecamatan, dimana Gugus Pulau terbagi atas 2 wilayah kecamatan dan 26 desa/kelurahan yaitu; (1) Kecamatan yang terdiri atas 16 desa/kelurahan, dan (2) Kecamatan Selatan, terdiri atas 1 desa/kelurahan. Batas Gugus Pulau

2 37 adalah; sebelah Utara berbatasan dengan laut Banda, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda dan sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Buton Luas Wilayah Luas total wilayah daratan Gugus pulau sekitar 9 Km 2 atau sebesar 19,58% dari wilayah daratan Kabupaten Wakatobi. Pulau terluas adalah Pulau dengan luas 65,2 Km 2 atau sekitar 72,8% dari total luas Gugus Pulau. Penggunaan lahan di Gugus Pulau sebahagian besar dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan perkebunan yaitu seluas 4845 ha (54,12%), kawasan hutan seluas 3162 ha (35,33%) dan untuk kawasan pemukiman seluas 942, 76 ha (1,53%). Dari 28 pulau yang ada di Gugus Pulau, hanya 4 pulau yang berpenghuni yaitu; Pulau, Pulau Lentea, Pulau Darawa dan Pulau Hoga. Tabel 5 Pembagian desa berdasarkan pola penggunaan lahan tahun 27 di Gugus Pulau No Nama Kecamatan Nama desa/kelurahan 1 Sombano 2 Lauloua 3 Ambeua 4 Lewuto 5 Ambeua raya 6 Sama bahari 7 Lagijaya 8 Horuo 9 Mantigola 1 Kalimas 11 Ollo 12 Ollo selatan 13 Buranga 14 Waduri 15 Balasuna 16 Balasuna Selatan 17 selatan Langge 18 selatan Sandi 19 selatan Tanomeha 2 selatan Tanjung 21 selatan Lentea 22 selatan Darawa 23 selatan Pajam 24 selatan Tampara 25 selatan Kasuari 26 selatan Peropa Sumber: Olahan GIS (Rasman 27) Lahan Total (Ha) Kabun (ha) Hutan (ha) Manrove (ha) Terbangun (ha)

3 Keadaan Iklim Iklim Gugus Pulau sama dengan iklim Kabupaten Wakatobi pada umumnya yaitu beriklim tropis. Keadaan musim yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas nelayan adalah musim angin barat dan musim angin timur. Musim angin barat terjadi antara bulan Desember sampai bulan Maret yang ditandai dengan angin dan gelombang besar sehingga pada musim ini sebagian besar nelayan jarang melaut. Musim timur terjadi antara bulan Juni sampai September yang biasanya teduh dan aktivitas melaut nelayan lebih tinggi. Curah hujan di Gugus Pulau dan Wakatobi pada umumnya relatif rendah. Curah hujan Kabupaten Wakatobi selama 1 tahun ( ) menunjukkan bulan-bulan kering terjadi pada bulan Juli-Oktober sedangkan bulan basah terjadi pada bulan November Juni. Curah hujan tahunan sebesar 1.74,8 mm/thn dengan curah hujan bulanan berkisar 9,1 mm/bln 234,7 mm/bln. Sumber mata air di Kabupaten Wakatobi umumnya berasal dari air tanah (ground water) dan gua-gua karst. Muka air tanah di seluruh Kepulauan Wakatobi dipengaruhi oleh naik turunnya muka air laut. Tabel 6 Data curah hujan selama sepuluh tahun pengamatan ( ) di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Bulan Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jumlah Rata-2 226,5 29,8 195,7 23,4 234,7 196,6 9,5 18,2 9,1 63,8 134,8 13,7 Sumber : KPK Wangi-Wangi, 24 Jenis tanah di Gugus Pulau relatif sama dengan jenis tanah Kabupaten Wakatobi pada umumnya. Klasifikasi tanah berdasarkan klasifikasi tanah PPT (1983) dan Soil Taxonomi Soil Survei Staff (1999) adalah Litosol dan Mediteran. Peta geologi Lembar Kepulauan Wakatobi Sulawesi Tenggara skala 1:25. tahun 1994 menunjukkan bahwa secara umum formasi geologi

4 39 Kepulauan Wakatobi dikelompokkan dalam 2 jenis yakni formasi geologi Qpl dengan jenis bahan induk yaitu batu gamping coral. Kondisi tanah tersebut menyebabkan wilayah Kepulauan Wakatobi relatif kurang subur untuk lahan pertanian dan perkebunan Kondisi Demografi Sesuai data BPS Kabupaten Wakatobi hasil sensus potensi desa tahun 28 jumlah penduduk Gugus Pulau sebanyak jiwa yang tersebar di 2 kecamatan yaitu; jiwa berada di Kecamatan dan jiwa di Kecamatan Selatan. Jumlah penduduk di Gugus Pulau tersebut mewakili 16,37% dari total jumlah penduduk Kabupaten Wakatobi dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,45% pada tahun 27. Tingkat kepadatan penduduk di kawasan Gugus Pulau cukup tinggi yaitu sebesar 19,2 jiwa/km 2. Angka tersebut melampaui angka rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Wakatobi sebesar 111 jiwa/km 2. Struktur usia penduduk Gugus Pulau didominasi oleh penduduk usia muda (berusia 15 tahun ke bawah) yaitu sebesar 35,27% dari total jumlah penduduk. Angka ini melampaui rata-rata presentase penduduk usia muda Kabupaten Wakatobi yaitu sebesar 34,55% atau sebesar jiwa. Sedangkan rata-rata jumlah tanggungan keluarga di Gugus Pulau sebesar 3,4 jiwa/keluarga dengan rata-rata 2,85 kepala keluarga/rumahtangga. Namun besarnya angka beban tanggungan keluarga diatas lebih rendah yaitu sekitar 38,64%, jika dibandingkan dengan rata-rata angka tanggungan keluarga Kabupaten Wakatobi sebesar 67,96%, (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas).

5 4 Tabel 7 Struktur usia penduduk Gugus Pulau menurut umur tahun 27 Kelompok Umur (Jiwa) Sumber : BPS Kab. Wakatobi (28) Kecamatan Selatan (Jiwa) Presentase (%) Ketenagakerjaan Pekerjaan penduduk Gugus Pulau sebagian besar tergantung pada sumberdaya kelautan. Pekerjaan penduduk di Gugus Pulau sebagian besar didominasi oleh sektor kelautan dan perikanan yaitu; keluarga nelayan sebesar kepala keluarga (31.89%), dan budidaya agar-agar sebesar 1.26 kepala keluarga (21,38%). Untuk keluarga yang bekerja di sektor pertanian dan perkebunan sebesar 1.63 kepala keluarga (22%), dan sebagian lainnya bekerja disektor jasa, perdagangan, tambang/galian dan industri sebesar kepala keluarga atau sekitar 24,62% dari total keluarga. Sumber; BPS Kab. Wakatobi (28) Gambar 6 Kelompok keluarga di Gugus Pulau menurut lapangan pekerjaan tahun 27

6 Struktur Ekonomi Produksi wilayah Gugus Pulau masih relatif kecil. Nilai produksi wilayah tahun 27 menurut harga berlaku sekitar 37 milyar rupiah atau sekitar 2% dari PDRB Kabupaten Wakatobi. Struktur perekonomian di Gugus Pulau tersebut didominasi oleh kegiatan nilai tambah dari produksi perikanan dan kelautan. Nilai Produksi sektor perikanan di Gugus Pulau sekitar 6,385,15 milyar rupiah atau sekitar 17,52%, tahun 27 dari total pendapatan wilayah. Angka tersebut, diatas rata-rata presentase sumbangan sub-sektor perikanan Kabupaten Wakatobi terhadap PDRB yaitu hanya sebesar 11,31% pada tahun 27. Sedangkan Pendapatan wilayah dari produksi budidaya agar sebesar 12,279 milyar rupiah atau sekitar 33,18% dari total pendapatan wilayah. Sedangkan nilai produksi sektor pertanian dan perkebunan tahun 27 sebesar 4,236 milyar rupiah atau sekitar 11,45% dari total pendapatan wilayah, jasa umum sebesar 5,312 milyar rupiah atau sekitar 14,36%, perdagangan sebesar 3,3 milyar rupiah atau 8,18%, angkutan/transportasi sebesar 2,25 milyar rupiah atau sekitar 6,8%, dan industri/pengolahan sebesar 3,3 milyar rupiah atau sekitar 8,19%. Rendahnya pendapatan wilayah tersebut menyebabkan tingkat kemiskinan di kawasan Gusus Pulau masih cukup tinggi. Indikator tingkat kemiskinan dapat dilihat dari rendahnya pendapatan perkapita masyarakat Gugus Pulau yaitu sebesar 2,73 juta rupiah tahun 27. Dari data BPS hasil sensus Podes 28 menunjukkan bahwa sebanyak 1588 kepala keluarga yang mendapat kartu miskin atau sekitar 31,86% dari jumlah kepala keluarga. Tabel 8 Peranan sektor ekonomi Gugus Pulau terhadap pendapatan wilayah atas dasar harga berlaku tahun 27 No Lapangan Usaha Jumlah(Rp) Presentase(%) Pertanian dan Perkebunan Budidaya Agar Tambang/Galian Perdagangan Angkutan/trasportasi Jasa umum lainnya Perikanan Industri/pengolahan Sumber: Fokani dan BPS Kab. Wakatobi (28) Produksi komoditas ekonomi di Gugus Pulau dalam ukuran ton masih didominasi oleh produksi pertanian tanaman pangan dan palawija yaitu

7 42 sekitar 2916 ton tahun 27, atau sekitar 36,9% dari total produksi komoditas ekonomi wilayah. Tabel 9 Daerah berdasarkan komoditas ekonomi Gugus Pulau tahun 27 No Kecamatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Selatan Desa/ Kelurahan Sombano Lauloua Ambeua Lewuto Ambeua Raya Sama Bahari Lagijaya Horuo Mantigola Kalimas Ollo Ollo Selatan Buranga Waduri Balasuna Balasuna Selatan Langge Sandi Tanomeha Tanjung Lentea Darawa Pajam Tampara Kasuari Peropa Palawija (ton) Buah Buahan (Ton) 12, Kelapa (ton) Sayuran (ton) Perika nan (ton) Agar- Agar (Ton) Total Sumber: BPS Kab. Wakatobi (28) 4.5. Pendidikan Pendidikan merupakan faktor utama dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Salah satu indikator dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah angka partisipasi murni (APM). Di Gugus Pulau penduduk yang berusia sekolah Taman Kanak-kanak (4-6 tahun) sebanyak 134 jiwa atau sekitar 31% dari penduduk belum berijazah. Jumlah penduduk berusia sekolah dasar (7-12 tahun) sebesar 2416 jiwa atau sekitar 63,34% dari penduduk berijazah SD, jumlah penduduk berusia sekolah SMP (13-17 tahun) sekitar 1939 jiwa atau sekitar 61,98% berijazah SMP dan 947 jiwa penduduk berusia sekolah SMU atau sekitar 2,38% penduduk berijazah SMU. Presentase jumlah penduduk menurut pendidikan yang ditamatkan dapat dilihat pada tabel berikut.

8 43 Tabel 1 Persentase penduduk Gugus Pulau menurut ijazah yang ditamatkan tahun 27 (%) Pendidikan yang ditamatkan Pulau Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA 2.79 DI/II/III 3,24 DIV/S1/S Jumlah 1 (1541) Sumber : Kecamatan dalam angka 27 Kabupaten Wakatobi 41,98 28,45 17,66 9,81,95 1,15 1, (73516) Prov Sultra 29,66 3,11 17,99 17,81 1,88 2,55 1, ( ) Ketersediaan sarana prasarana menjadi penting untuk menunjang kegiatan pendidikan. Ketersediaan sarana pendidikan di Gugus Pulau tergolong cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan sarana gedung sekolah seperti; gedung Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 6 unit, Sekolah Dasar (SD) 23 unit, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 6 unit, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 4 unit. Ketersediaan sarana pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 11 Jumlah sarana sekolah di Gugus Pulau tahun 27 No Fasilitas Sekolah Satuan Jumlah 1 Taman kanak-kanak negeri Unit 6 2 Sekolah dasar negeri Unit 23 3 SLTP Negeri unit 6 4 SLTA Negeri unit 4 Sumber : BPS Kab. Wakatobi (28) 4.6. Kesehatan Kondisi kesehatan masyarakat di Gugus Pulau dapat dilihat dari ketersediaan sarana-prasarana kesehatan. Ketersediaan sarana kesehatan di Gugus Pulau dan Kabupaten Wakatobi pada umumnya cukup tinggi. Hal ini terjadi setelah wilayah ini menjadi kabupaten dengan kebijakan pemerintah daerah yang mendorong peningkatan pelayanan di bidang kesehatan. Sarana kesehatan di Gugus Pulau terdiri atas; 3 unit puskesmas dan 2 unit puskesmas pembantu, 25 unit polindes dan 1 toko obat. Sedangkan jumlah tenaga para medis terdiri atas; 4 orang tenaga dokter, 11 orang bidan, serta 48 orang dukun bayi. Sarana dan prasarana kesehatan dan tenaga medis di Gugus Pulau tahun 27, disajikan pada tabel di bawah ini.

9 44 Tabel 12 Keadaan sarana kesehatan dan tenaga medis di Gugus Pulau tahun 27 No Sarana dan Prasarana Kesehatan dan Tenaga Medis Satuan Jumlah Dokter pria Dokter wanita Bidan Mantri Kesehatan Dukun Bayi Rumah sakit Polindes Puskesmas Puskesmas pembantu Toko obat Tempat praktek dokter Sumber : BPS Kab. Wakatobi (28) orang orang orang orang orang Unit Unit Unit Unit Unit Unit Infrastruktur dan Sarana umum Ketersediaan sarana-prasarana dan infrastruktur umum menjadi penting dalam mendorong pembangunan wilayah. Setelah Kepulauan Wakatobi resmi menjadi kabupaten pada tahun 23 kegiatan pembangunan oleh pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur pembangunan semakin meningkat. Ketersediaan infrastruktur umum dapat dilihat dari ketersediaan sarana dan infrastruktur transportasi darat. Dari total panjang jalan 12,55 Km di Gugus Pulau, sepanjang 52,54 Km atau sekitar 43,55% permukan jalan sudah teraspal. Sepanjang 36,1 Km merupakan jalan setapak dengan permukaan semen (29,92%) dan sisanya yaitu sepanjang 32 km atau 26,52% masih permukaan tanah. Tabel 13 Keadaan sarana jalan berdasarkan permukaan jalan di Gugus Pulau tahun tahun 27 No Permukaan Jalan Panjang (Km) Presentase (%) Aspal Tanah Sepatak Sumber : BPS Kab. Wakatobi (28) Pasokan energi listrik untuk penerangan rumahtangga menunjukkan sebagian besar perumahan di Gugus Pulau sudah mendapat pasokan energi. Data BPS hasil Podes tahun 28 menggambarkan bahwa sebanyak 381 keluarga atau sekitar 61,81% keluarga sudah mendapat pasokan listrik. Jumlah tersebut terdiri atas 2395 kepala keluarga sumber penerangan dari PLN atau sekitar 48,51% dan sebanyak 686 kepala keluarga dari non PLN atau sekitar

10 45 13,89%. Sedangkan keluarga yang belum mendapat pasokan energi listrik sebanyak 192 keluarga atau sekitar 38,18% dari total jumlah keluarga. Tabel 14 Kepala keluarga berdasarkan sumber listrik di Gugus Pulau tahun 27 No Sumber Penerangan Utama Jumlah (KK) Presentase (%) 1 2 PLN Non PLN Sumber : BPS Kab. Wakatobi (28) 4.8. Arah Kebijakan Ekonomi Makro Kabupaten Wakatobi Dalam rangka mewujudkan kemajuan pembangunan daerah dan tujuan pembangunan nasional, pemerintah Kabupaten Wakatobi menetapkan Visi Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi tahun 211 yaitu Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segitiga Karang Dunia. Visi tersebut mengandung nilai-nilai atau makna sebagai berikut: surga nyata menunjukkan arti simbolik yang bermakna kesejahteraan dan kemakmuran baik secara ekonomi, sosial dan lingkungan hidup dalam rangka mewujudkan masyarakat Wakatobi bermoral dan berdaya saing tinggi. Bawah laut, menunjukkan potensi utama yang dimiliki oleh Kabupaten Wakatobi yang menjadi leading sector pembangunan Wakatobi yakni potensi sumberdaya dan jasa lingkungan perikanan dan kelautan. Jantung segitiga karang dunia, menunjukkan letak Wakatobi yang strategis (geostrategis) yakni pada pusat segitiga karang dunia yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi. Untuk mewujudkan visi Kabupaten Wakatobi 211 dimaksud maka upaya utama yang akan dilakukan adalah pengembangan secara terus menerus berbagai cara/upaya untuk memanfaatkan potensi sumberdaya dan proses yang berkelanjutan terhadap program pembangunan, pemeliharaan dan pelayanan, yang selanjutnya dinyatakan dalam misi sebagai berikut : 1. Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang bertumpu pada kualitas iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. 2. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dengan mengoptimalkan potensi daerah melalui penerapan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup.

11 46 3. Meningkatkan pelayanan publik dan menerapkan tata pemerintahan yang baik serta menegakkan hukum dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. 4. Meningkatkan sarana prasarana kewilayahan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informatika untuk meningkatkan daya saing wilayah. 5. Mengembangkan hubungan kerjasama dengan pihak luar yang saling menguntungkan dalam mengeksplorasi dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya alam baik lokal, regional, nasional maupun internasional Prioritas Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 28 Sebagai penjabaran dari visi tersebut rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Kabupaten Wakatobi tahun 28, kebijakan ekonomi makro diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui upaya peningkatan peranan sektor perikanan dan kelautan serta pariwisata. Meningkatkan peranan dari kedua sektor penggerak utama perekonomian ditujukan agar dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah serta menciptakan lapangan kerja baru dan/atau memperluas lapangan kerja serta memecahkan masalah-masalah kemiskinan sehingga diharapkan menurunnya kesenjangan masyarakat miskin terhadap aksesibilitas sumberdaya-sumberdaya produktif, pendidikan dan kesehatan. Di sisi lain, menurunkan angka pengangguran dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Oleh karena itu, langkah-langkah diambil oleh pemerintah daerah adalah menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam bentuk rasa aman, kemudahan-kemudahan teknis bagi para investor yang ingin menanamkan modal di Kabupaten Wakatobi serta meningkatnya daya tarik ekonomi daerah melalui penyediaan dan pembangunan infrastruktur ekonomi dasar seperti jalan, sarana-prasarana pelabuhan, kemudahan perizinan dan kepastian berusaha serta memprioritaskan peningkatan sarana dan prasarana di wilayah-wilayah yang memiliki potensi dan daya dorong lebih baik untuk dikembangkan dengan tetap memperhatikan wilayah lainnya secara seimbang. Dengan mengacu pada program prioritas nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara serta merujuk pada target kinerja pencapaian Visi Pembangunan Kabupaten Wakatobi Tahun , prioritas pembangunan Kabupaten Wakatobi pada tahun 28 adalah sebagai berikut;

12 47 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana wilayah serta perkantoran. Sasaran pengembangan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana wilayah pada tahun 28 adalah terjadinya peningkatan kuantitas dan kualitas jalan dan terjadinya peningkatan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara. 2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat pada pemenuhan kebutuhan dasar penduduk, pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat. Sasaran pembangunan peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk dalam bidang pendidikan dan kesehatan sampai akhir tahun 28 adalah terjadinya kemudahan untuk mengakses dan memenuhi kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan. 3. Peningkatan pembangunan pariwisata daerah dengan tetap memperhatikan kearifan lokal; Sasaran pengembangan pariwisata daerah pada tahun 28 adalah terjadinya peningkatan kunjungan wisatawan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka program prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 28 adalah sebagai berikut; (1) Program pengelolaan keragaman budaya; (2) Program pengembangan pemasaran pariwisata; (3) Program pengembangan destinasi pariwisata dan (4) program pengembangan kemitraan. 4. Peningkatan pemanfaatan potensi daerah khususnya kelautan dan perikanan dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat dan pembukaan/ perluasan lapangan kerja. 5. Peningkatan kerjasama dengan pihak luar dalam rangka meningkatkan investasi; Sasaran dari prioritas pembangunan ini adalah terjadinya aliran investasi di Kabupaten Wakatobi dalam rangka memperkuat struktur pembiayaan pembangunan. 6. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia aparatur dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik; Sasaran dari prioritas peningkatan kualitas pelayanan publik pada tahun 28 adalah terselenggaranya sistem pemerintahan yang mampu mengoptimalkan mutu pelayanan publik yang didukung oleh ketersediaan aparatur yang profesional.

13 48 7. Peningkatan ketersediaan data dan dokumen perencanaan; Sasaran dari prioritas pembangunan ini adalah untuk meningkatkan ketersediaan data, informasi dan dokumen perencanaan di Kabupaten Wakatobi. 8. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Sasaran pembangunan peningkatan kualitas lingkungan pada tahun 28 difokuskan pada penurunan tingkat pencemaran lingkungan dan terciptanya lingkungan permukiman yang bersih dan sehat Rencana Struktur Ruang Kabupaten Wakatobi Untuk mewujudkan rencana kebijakan pembangunan daerah di atas perlu didukung oleh suatu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah yang sinergis dengan kegiatan pembangunan daerah dan nasional. Arahan pengembangan ruang tercantum dalam rencana pembangunan jangka panjang dan menengah daerah (RPJP/RPJMD). Kebijakan pengembangan ruang didasarkan atas satuan gugus pulau yang dibagi atas 4 satuan wilayah pembangunan (SWP). Gugus pulau Wangi-Wangi merupakan satuan wilayah pengembangan I yang terdiri atas 3 fungsi wilayah yaitu; kawasan bisnis, kawasan wisata dan kawasan perikanan. Gugus Pulau merupakan satuan wilayah pengembangan II yang terdiri atas 4 fungsi kawasan yaitu; (1) kawasan pengembangan budaya, (2) kawasan pengembangan wisata, (3) kawasan olahraga, serta (4) kawasan perikanan. Gugus Pulau Tomia merupakan satuan wilayah pengembangan III yang terdiri atas 3 fungsi kawasan yaitu: (1) kawasan pendidikan dan riset, (2) kawasan pengembangan wisata, dan (3) kawasan perikanan. Gugus Pulau Binongko merupakan satuan wilayah pengembangan IV yang terdiri atas 3 fungsi kawasan yaitu: (1) kawasan pengembangan industri ramah lingkungan, (2) kawasan pengembangan wisata, dan (3) kawasan perikanan. Kabupaten Wakatobi berdasarkan satuan wilayah pengembangan dapat dilihat pada peta berikut;

14 49 Wangi-Wangi SWP I: kawasan Bisnis, Wisata dan Perikanan SWP II: kawasan Wisata, Budaya, Olahraga dan Perikanan Tomia SWP III: kawasan Pendidikan dan riset, Wisata dan Perikanan Binongko SWP IV: kawasan Industri ramah lingkungan, Wisata dan Perikanan Gambar 7 Peta Gugusan Kepulauan Wakatobi berdasarkan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) Daerah Sedangkan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) laut Kabupaten Wakatobi terintegrasi dengan kebijakan zonasi Taman Nasional Kepulauan Wakatobi yang merupakan revisi dari zonasi sebelum Kabupaten Wakatobi terbentuk. Zonasi Taman Nasional tersebut disusun bersama antar berbagai pihak seperti; Balai Taman Nasional, pemerintah daerah dan masyarakat serta lembaga support system taman nasional seperti; The Natural Contervatoin (TNC) dan WWF sehingga struktur ruang laut telah disesuaikan dengan kebutuhan ruang untuk rencana kegiatan pembangunan pemerintah daerah. Zonasi tersebut ditetapkan melalui SK Dirjen PHKA Departemen Ketuhanan no 37 tahun 27 yang terdiri atas 6 fungsi ruang/zona yaitu; (1) zona inti selaus 1.32 ha, (2) zona perlindungan bahari seluas ha, (3) zona pariwisata seluas ha, (4) zona pemanfaatan lokal seluas ha, (5) zona pemanfaatan umum seluas ha, dan (6) zona daratan seluas ha. Tabel 15 Zonasi Taman Nasional Laut Kepulauan Wakatobi sesuai SK Dirjen PHKA Departemen Kehutanan no 37 tahun 27 No Zona Luas (Ha) Persentase (%) 1 Inti 1.32,1 2 Perlindungan Bahari ,6 3 Pariwisata 6.179,4 4 Pemanfaatan Lokal ,5 5 Pemanfaatan Umum , 6 Zona Khusus (Daratan) ,3 Sumber: Balai Taman Nasional Kepulauan Wakatobi (27)

15 5 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa zonasi Taman Nasional Laut Kepulauan Wakatobi sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi yaitu; pemanfaatan lokal sebesar 57%, pemanfaatan umum sebesar 36%, dan kegiatan pariwisata sebesar 2,6%. Sedangkan untuk kawasan konservasi laut terdiri atas; zona inti sebesar,1% dan zona perlindungan bahari sebesar 36%.

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan 2016-2021 I. MENGEMBANGKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERIMAN DAN BERBUDAYA MEMBENTUK MANUSIA YANG BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Taman Nasional menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Materi USULAN KEBIJAKAN KHUSUS PRESIDEN R.I

Materi USULAN KEBIJAKAN KHUSUS PRESIDEN R.I Materi USULAN KEBIJAKAN KHUSUS PRESIDEN R.I Percepatan Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara Sebagai Pusat Industri Pertambangan Nasional Oleh, Gubernur Sulawesi Tenggara H. Nur Alam S U L A W E S I T E

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan adalah melalui pengembangan kegiatan wisata bahari. Berbicara wisata bahari, berarti kita berbicara tentang

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok KEADAAN UMUM Gambaran Umum Kota Depok Kota Depok pada mulanya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bogor, mengingat perkembangannya yang relatif pesat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : Bali Mandara Jilid 2, Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan,, Indikator dan Target Visi : " Mandara Jilid 2", yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera No 1 Misi Mewujudkan yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern Tujuan Meningkatkan

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016

Lebih terperinci

SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO

SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO VISI MISI VISI BENGKULU TANGGUH, BERSATU BERSAMA MENGGAPAI UNGGUL BENGKULU TANGGUH, BERSATU BERSAMA LANJUTKAN INOVASI PEMBANGUNAN UNTUK RAKYAT BENTANG RATU AGUNG BENTANG

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1 Visi Otonomi daerah dengan desentralisasi kewenangan yang ada mengedepankan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang berkontribusi pada pengembangan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna pada Berbagai Sektor Tahun

BAB IV ANALISIS. Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna pada Berbagai Sektor Tahun PDRB (RIBU RUPIAH) BAB IV ANALISIS 4.1. Perkembangan Perekonomian Wilayah di Kabupaten Muna sesuai PDRB 2000-2013 Data PDRB Kabupaten Muna 2000-2013 (terlampir) menunjukkan bahwa terdapat beberapa sektor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km. IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Sendang Agung merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, terletak pada 104 0 4905 0 104 0 56 0 BT dan 05 0 08 0 15 0 LS,

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan, diperlukan strategi dan arah kebijakan pembangunan yang terencana dan terukur yang akan dilaksanakan

Lebih terperinci

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA PERTH, FEBRUARI 2013 GAMBARAN UMUM LUAS SULAWESI TENGGARA TERDIRI DARI LUAS WILAYAH DARATAN 38.140

Lebih terperinci

Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segi Tiga Karang Dunia

Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segi Tiga Karang Dunia BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1. Visi dan Misi 2.1.1. Visi Visi Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 ditetapkan sebagai berikut : Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segi Tiga Karang Dunia Dalam visi

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 4.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi di Kabupaten Lebak serta isu strategis, maka ditetapkan prioritas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA 4.1 Letak Geografis dan Kondisi Alam Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak diwilayah Sulawesi Tenggara. Luas wilayah Kabupaten Muna adalah 488.700 hektar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3. Hubungan Antar-Dokumen Perencanaan... I-6 1.4. Maksud

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta Studio foto sewa di Kota Yogyakarta merupakan wadah bagi fotograferfotografer baik hobi maupun freelance untuk berkarya dan bekerja dalam bentuk

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Malang 2014 SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 1 Penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJPD Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan

Lebih terperinci

DR. H. YUSRON IHZA. L.L.M & H. YUSRONI YAZID, SE, MM

DR. H. YUSRON IHZA. L.L.M & H. YUSRONI YAZID, SE, MM VISI & MISI PASANGAN N CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERIODE 2017-2022 DR. H. YUSRON IHZA. L.L.M & H. YUSRONI YAZID, SE, MM VISI MEWUJUDKAN NEGERI SERUMPUN S EBALAI

Lebih terperinci

Permasalahan Mendasar Daerah

Permasalahan Mendasar Daerah VISI, MISI DAN AGENDA PEMBANGUNAN SERTA KEBIJAKAN STRATEGIS Permasalahan Mendasar Daerah 1. Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia sehingga menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing yang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepulauan Wakatobi merupakan salah satu ekosistem pulau-pulau kecil di Indonesia, yang terdiri atas 48 pulau, 3 gosong, dan 5 atol. Terletak antara 5 o 12 Lintang Selatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

Visi dan Misi Calon Bupati Kolaka Timur Periode GAMBARAN UMUM KABUPATEN KOLAKA TIMUR A. Kondisi Wilayah

Visi dan Misi Calon Bupati Kolaka Timur Periode GAMBARAN UMUM KABUPATEN KOLAKA TIMUR A. Kondisi Wilayah 1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KOLAKA TIMUR A. Kondisi Wilayah Kabupaten Kolaka Timur yang dimekarkan pada Tanggal 22 April 2013 melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Kolaka

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Sepaku rata-rata 177,2 mm pada tahun 2010 Kecamatan Sepaku memiliki luas 438,50 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

REPORT MONITORING MANGROVE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI

REPORT MONITORING MANGROVE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI REPORT MONITORING MANGROVE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI Kerjasama TNC-WWF Wakatobi Program dengan Balai Taman Nasional Wakatobi Wakatobi, Juni 2008 1 DAFTAR ISI LATAR BELAKANG...

Lebih terperinci