BAB IV PEMBAHASAN.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN."

Transkripsi

1 24 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Mengoperasikan Genset Prosedur operasi dari keseluruhan Genset adalah sebagai berikut: A. Mula-mula periksa pada masing-masing Genset apakah sudah siap dalam keadaan untuk dioperasikan. B. Kemudian periksa modul Control Desk yang terdiri dari : AMF (Automatic Main Failure), IG-NT (InteliGen New Technology) dan panel Display PLC Touch Screen harus dalam keadaan AUTO., serta Monitoring TV LCD untuk memonitoring berjalannya Genset untuk memikul beban.yang ada di Senayan City. Ada beberapa cara untuk melakukan pengoperasian genset di Mall Senayan City dengan sistem NBT yaitu: 1. Automatis. Mode yang ada di modul Control Desk seperti di AMF InteliGen ComAp dan di IntelVision 5 ComAp harus posisi AUTO, begitupun dari sisi genset di modul EMCP nya harus posisi AUTO. Genset akan Running dengan Automatis apabila terjadi Black Out (Padam) dari power supply PLN dengan waktu yang relatif cepat yaitu >20 detik seluruh genset akan mem back-up power gedung Senayan City. 2. Manual Mode yang ada di modul Control Desk yaitu di AMF InteliGen ComAp harus posisi MAN, Kemudian tekan tombol START 2 kali yang ada di Modul AMF tersebut, Genset akan Running satu persatu sesuai dengan yang kita inginkan. Untuk memparalelkan dan menyinkronkan genset 1 dengan genset yang lain yaitu secara bertahap Contoh : Pertama Genset 1 dirunning dan kemudian genset 2 dirunning, setelah keduanya genset tersebut stabil maka kita lakukan proses sinkron dengan cara menekan lambang I/O di Modul InteliGen

2 25 ComAp tadi, dan genset akan sinkron dengan sendirinya dengan waktu < 20 detik kemudian dilakukan dengan genset yang lainnya. 3. Forward Sinkron (Pengambilan beban dari PLN ke Genset dengan proses sinkron) System ini bekerja pada saat PLN normal dan sumber tegangan akan dialihkan ke genset sebagai sumber tegangan cadangan. Proses ini dapat digunakan pada saat ada informasi dari PLN akan ada padam pada waktu yang ditentukan maka sumber tegangan cadangan dapat mengambil beban yang ada di PLN secara bertahap sebelum terjadi PLN padam dengan proses sinkron (Unload disisi PLN) terlebih dahulu tanpa ada padam. 4. Back Sinkron ( Sinkron pada saat PLN kembali ON ) System ini bekerja pada saat PLN kembali ON, genset dan PLN akan melakukan proses sinkron terlebih dahulu sebelum peralihan sumber tegangan dari genset ke PLN dengan melakukan proses Unload disisi genset terlebih dahulu sebelum CB genset open (off). Seluruh beban yang dipikul genset akan ditransfer secara bertahap ke PLN dan seluruh CB genset akan open (off) dan genset cooling down dan stop secara otomatis. Komponen-komponen yang ada untuk back up power oleh genset di sistem NBT ini adalah sebagai berikut : a) Generator Set Merk Caterpillar tipe 3516B (Stand by) b) ACB (Air Circuit Breaker) Merk ABB SACE E4 c) Transformator Step Up Merk Trafindo d) MVCPGS (Medium Voltage Control Panel Generator Set) e) MVSB (Medium Voltage Switch Board) f) Panel Control Desk, terdiri dari : AMF InteliGen-NT ComAp, InteliMain-NT (IntelVision 5), PLC Display Touch Screen dan Monitoring TV LCD.

3 26 G1 ACB 4000 A Trafo Step Up 400V/20Kv Busbar MVCPGS 20 Kv ACB 4000 A G2 ACB Incoming Genset 20 Kv MVSB A 20 Kv ACB 4000 A LVSB 1A G3 LVSB 2A G4 ACB 4000 A PLN A LVSB 3A LVSB 4A ACB 4000 A G5 ACB 4000 A ACB Incoming Genset 20 Kv MVSB B 20 Kv LVSB 1B G6 LVSB 2B ACB 5000 A LVSB 3B G8 G9 ACB 5000 A PLN B LVSB 4B LVSB EM Gambar 4.1 Diagram Blok Genset Back Up power PLN Ada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam pengoperasian Genset secara automatis, kemungkinan tersebut adalah : a) Bila sampai 5 menit kemudian Genset utama hanya memberikan beban arus listrik kurang dari batas minimum tetentu, misalnya batas itu 40% dari arus nominal dari pada Genset utama, maka ACB CPGS dari Genset pembantu akan di OFF kan secara automatis dan Genset pembantu akan diberikan sinyal untuk berhenti beroperasi, sehingga hanya Genset utama saja yang akan memberikan daya listrik. Genset pembantu tidak langsung dihentikan melainkan tetap berjalan tanpa beban menjalani pendinginan

4 27 yang berlangsung selama 5 menit. Bila dalam masa pendinginan tiba-tiba beban meningkat dengan cepat sehingga arus listrik yang diberikan oleh Genset utama melampaui batas arus maksimum tertentu yaitu 85% dari arus nominal Genset utama, makaacb dari Genset pembantu ON secara automatis untuk membantu Genset utama memberikan daya listrik. Dengan sendirinya sinyal untuk berhenti dibatalkan, sebaliknya jika pada saat pendinginan beban Genset utama masih dibawah batas minimum, maka Genset pembantu berhenti secara automatis dan siap untuk dijalankan kembali. b) Bila sampai 5 menit kemudian Genset utama tetap memberikan beban melebihi batas arus minimum, maka ketiga Genset tetap berjalan bersamasama. c) Bila sumber daya listrik PLN hidup kembali, maka setelah selang waktu tertentu (lima menit), barulah ACB dari setiap Genset akan OFF secara automatis sehingga ACB MVCPGS dari masing-masing panel out going ikut OFF secara automatis. d) Keseluruhan unit Genset tetap berjalan menjalani masa pendinginan selama 5 menit, setelah itu ketiga unit Genset itu berhenti dalam keadaan siap untuk beroperasi kembali bila sumber listrik PLN padam lagi. 4.2 Kerja Automatis ACB pada Genset Kerja automatis ACB out going MVCPGS adalah mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut : A. Keadaan 1 : Seluruh LVSB mendapat daya listrik PLN. Seluruh ACB outgoing pada MVCPGS harus OFF. B. Keadaan 2 : PLN padam, seluruh ACB outgoing pada MVCPGS harus ON dengan menunggu waktu starting Genset yang telah ditentukan. C. Keadaan 3 :

5 28 Pada saat kebakaran, yang boleh beroperasi hanya LVSB emergency, namun LVSB emergency tetap mendapat suplai listrik dengan membuat ACB pada CPGS enam on. Sedangkan ACB lainnya harus dalam kondisi OFF. Sistem Pengaman / Proteksi pada ACB Disamping itu tiap ACB dilengkapi dengan pengaman sebagai berikut: a) Arus Lebih ( Long Time Protection) b) Arus Hubung Singkat (Instantaneousprotection) c) Tegangan Turun / Hilang (Under Voltage Release) : Bila terjadi keadaan arus lebih atau Hubung Singkat mengalir melalui ACB ini, maka ACB ini ditripkan secara automatis, bukan oleh system control dari panel, melainkan oleh mekanisme ACB ini sendiri, dan lampu indicator ACB Trip (kuning) akan menyala. Hal ini akan menyembunyikan alarm. Bunyi sirine akan berhenti dengan menekan tombol alarm stop. ACB yangdilengkapi dengan Under Voltage Release baru bisa di ON bila Under Voltage Release sudah bertegangan listrik, yaitu sudah dihubungkan dengan sumber daya listrik. Jadi ACB tersebut tidak bisa di ON selama belum mendapat tegangan listrik, sebaliknya ACB tersebut pada waktu keadaan ON bisa di OFF kan dengan sendirinya bila Under voltage Releasenya mengalami kehilangan tegangan listrik atau penurunan tegangan listrik sebesar 30% atau lebih dari tegangan normalnya.pada masing-masing control panel terdapat tombol Emergency Stop yang mempunyai fungsi jika Genset sedang operasi pada sistim manual atau sistim auto, tiba-tiba timbul keadaan darurat yang mengharuskan Genset itu dihentikan, maka dengan menekan tombol Emergency Stop, ACB dari Genset itu akan OFF sehingga Genset akan berhenti operasinya.acb yang terpasang di panel kontrol genset

6 29 Gambar 4.2 ACB (Air Circuit Breaker) CPGS 4.3 Sistem Operasional Generator Set Untuk Back Up sumber listrik di Senayan City Sistem Operasional Generator Set Untuk Back Up sumber listrik di Senayan City dibagi menjadi tiga tahapan: a. Pada saat PLN ON Berdasarkan gambar diagram blok genset back-up power PLN (gambar diatas 4.1), maka, pada saat PLN beroperasi (ON), maka semua beban yang ada di mall Senayan City (Sency) disuplai oleh PLN. Oleh karena itu kedelapan Genset yang bertugas untuk memback-up suplai daya listrik di Gedung Mall Senayan City (Sency) tersebut dalam keadaan Standby Auto. Kondisi dari ACB masih dalam terbuka. b. Pada saat PLN OFF Apabila sumber daya listrik utama yaitu PLN mengalami gangguan atau pemutusan aliran listrik (OFF) secara tiba tiba, secara otomatis ACB Trafo Genset dalam keadaan Normaly Open (NO), dengan waktu delay 15 detik yang telah diatur pengiriman

7 30 perintah dari Modul Genset yang ada di panel CPGS untuk start kedelapan Genset, agar generator-generator tersebut ON. Setelah waktu delay tersebut sudah dirasa cukup, maka kedelapan Genset tersebut ON (start) berdasarkan perintah dari AMF tersebut, Genset-Genset tersebut tidak langsung menyalurkan daya, tetapi memerlukan waktu untuk stabil selama ±15 detik dan melakukan sinkronisasi terlebih dahulu yang telah diatur oleh Module dari Genset yang telah diprogram, setelah kedelapan Genset sinkron, secara otomatis pun ACB Genset menutup. Setelah kedelapam Genset ini sudah siap untuk menyalurkan daya listrik, daya listrik terlebih dahulu masuk ke CPGS dan masuk ke Trafo setp up untuk dinaikkan tegangannya menjadi 20 kv, kemudian daya listrik disalurkan ke MVSB A dan B melalui MVCPGS, dan dari MVSB ini barulah daya listrik disalurkan ke LVSB yang kemudian disalurkan ke beban. Sebenarnya ada empat feeder outgoing Genset yaitu MVSB A, MVSB B, SCTV dan spare. Feeder SCTV khusus untuk gedung SCTV yang disuplai maksimal 1500 kva dan spare digunakan hanya apabila ada salah satu feeder MVSB A atau B mengalami gangguan pada ACB. Jadi ketika ada gangguan pada ACB di MVSB A atau B otomatis ACB spare menutup menggantikan feeder yang mengalami gangguan tadi. Ketika terjadi pemutusan aliran listrik dari PLN secara bersamaan SCTV dan Mall maka lima Genset diprioritaskan untuk Mall dan sisanya untuk SCTV. Jika suplai listrik PLN di SCTV normal kembali maka selama 7 menit ACB Genset yang menghubungkan ke SCTV akan membuka secara otomatis. c. Pada saat PLN ON Kembali Jika PLN ON kembali, suplai daya listrik dari PLN tersebut tidak langsung masuk dan mensuplai beban, dikarenakan ada selang

8 31 waktu yang telah disetting pada AMF tersebut untuk waktu delay agar tegangan dari PLN tidak langsung mensuplai beban, karena dikhawatirkan terjadi pemutusan aliran listrik kembali dari PLN tersebut. Berbeda dengan system system biasanya, pada system NBT di Senayan City ACB Trafo menutup sebelum ACB Genset membuka. Daya dari PLN masuk dan melakukan forward synchron sehingga tidak terjadi kedip ketika beban akan kembali disuplai PLN. Setelah waktu delay yang telah disetting tersebut yaitu ±5 menit PLN tidak mengalami pemutusan aliran listrik, maka PLN ON (ACB Genset membuka, sementara ACB Trafo menutup) untuk mensuplai tegangan kembali dengan masih didampingi Genset tersebut yang masih ON, dengan asumsi bila terjadi lost conection dari PLN, maka Genset tersebut siap mensuplai kembali tanpa harus start awal lagi. Jika PLN ON kembali dalam kondisi Genset siap mensuplai beban, maka AMF memeritahkan ACB Trafo untuk menutup, dan memerintahkan ACB Genset untuk membuka, kemudian AMF juga memerintahkan Genset untuk cooling down dalam waktu total ±300 detik. 4.4 Kerja Paralel Genset Di Gedung Mall Senayan City, ketika PLN OFF, maka yang berperan dalam menyuplai daya listrik adalah delapan unit Genset yang di pasang secara paralel. Adapun syarat dari kerja paralel dari generator adalah : 1. Mempunyai tegangan kerja yang sama Dengan adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada saat diparalel dengan beban kosong power faktornya 1. Dengan power factor sama dengan 1 berarti tegangan antara generator persisi sama jika sumber tegangan itu berasal dari sumber yang sifatnya statis misal dari battery atau transformator maka tidak akan ada

9 32 arus antara keduanya. Namun karena sumber tegangan yang dinamis (diesel generator) maka power factornya akan terjadi. deviasi naik dan turun secara periodic bergantian dan berlawanan. Hal ini terjadi karena adanya sedikit perbedaan sudut phase yang sesekali bergeser karena faktor gerak dinamis dari diesel penggerak. Itu bisa dibuktikan dengan membaca secara bersamaan Rpm dari genset dalam keadaan sinkron misalnya Generator 1 mempunyai kecepatan putar 1500 rpm dan generator 2 mempunyai kecepatan putar 1501 rpm maka terdapat selisih 1 putaran / menit Dengan perhitungan 1/1500 x 360 derajat maka terdapat beda fase 0,24 derajat dan jika dihitung selisih teganan sebesar cos phi 0,24 derajat x tegangan nominal (400 V )- tegangan nominal (400 V ) dan selisihnya sekitar V dan selisih tegangan yang kecil cukup mengakibatkan timbulnya arus sirkulasi antara 2 buah genset tersebut dan sifatnya tarik menarik. dan itu tidak membahayakan. Dan pada saat dibebani bersama sama maka power faktornya akan relatif sama sesuai dengan power factor beban. 2. Mempunyai urutan phase yang sama Yang dimaksud urutan phase adalah arah putaran dari ketiga phase. Arah urutan ini dalam dunia industri dikenal dengan nama CW (clock wise) yang artinya searah jarum jam dan CCW (Counter Clock Wise) yang artinya berlawanan dengan jarum jam. Hal ini dapat diukur dengan alat phase sequence tipe jarum. Dimana jika pada saat mengukur jarum bergerak berputar kekanan dinamakan CW dan jika berputar kekiri dinamakan CCW. Disamping itu dikenal juga urutan phase ABC dan CBA. ABC identik dengan CW sedangkan CBA identik dengan CCW. Perlu diketahui bahwa dalam banyak generator mencantumkan simbol R,S,T,N ataupun L1,L2,L3,N namun tidak selalu berarti bahwa urutan CW / ABC itu berarti RST atau L1L2L3 jika diukur urutan

10 33 STR, TRS,L2L3L1 itu juga termasuk CW/ABC. Sebagai contoh: jika kabel penghantar yang keluar dari generator diseragamkan semua berwarna hitam dan tidak ada kode sama sekali, apakah kita bisa membedakan secara visual atau parameter listrik bahwa penghantar itu phasenya R, S, atau T tentu tidak. Kita hanya bisa membedakan arah urutannya saja CW atau CCW. Apapun generatornya jika mempunyai arah urutan yang sama maka dapat dikatakan mempunyai salah satu syarat dari paralel generator. Sehingga bisa jadi pada dua generator yang sama urutan RST pada genset 1 dapat dihubungkan dengan phase STR pada Genset 2 dan itu tidak ada masalah asal keduanya mempunyai arah urutan yang sama. 3. Mempunyai frekuensi kerja yang sama Didalam dunia industri dikenal 2 buah sistem frekuensi yaitu 50 Hz dan 60 Hz. Dalam operasionalnya sebuah genset bisa saja mempunyai frekuensi yang fluktuatif (berubah ubah) karena faktor faktor tertentu. Pada jaringan distribusi dipasang alat pembatas frekuensi yang membatasi frekuensi pada minimal 48,5 Hz dan maksimal 51,5 Hz. Namun pada genset genset pabrik over frekuensi dibatasi sampai 55 Hz sebagai overspeed. Pada saat hendak paralel, dua atau lebih genset tentu tidak mempunyai frekuensi yang sama persis. Jika mempunyai frekuensi yang sama persis maka genset tidak akan bisa paralel karena sudut phasanya belum match, salah satu harus dikurangi sedikit atau dilebihi sedikit untuk mendapatkan sudut phase yang tepat. Setelah dapat disinkron dan berhasil sinkron baru kedua genset mempunyai frekuensi yang sama sama persis. Di Senayan City frekuensi dari seluruh genset besarnya sama yatu 50 Hz. 4. Mempunyai sudut phase yang sama

11 34 Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan, kedua phase dari 2 genset mempunyai sudut phase yang berhimpit sama atau 0 derajat. Dalam kenyataannya tidak memungkinkan mempunyai sudut yang berhimpit karena genset yang berputar meskipun dilihat dari parameternya mempunyai frekuensi yang sama namun jika dilihat menggunakan synchronoscope pasti bergerak labil kekiri dan kekanan, dengan kecepatan sudut radian yang ada sangat sulit untuk mendapatkan sudut berhimpit dalam jangka waktu 0,5 detik. Breaker membutuhkan waktu tidak kurang dari 0,3 detik untuk close pada saat ada perintah close. Dalam proses sinkron masih diperkenankan perbedaan sudut maksimal 10 derajat. Dengan perbedaan sudut maksimal 10 derajat selisih tegangan yang terjadi berkisar 49 Volt. 4.5 Kemampuan Genset berdasarkan Total Daya Terpasang Untuk memback-up seluruh beban yang ada di Gedung Mall Senayan City, maka kedelapan genset yang setiap genset berkapasitas kva dan kva tersebut, bekerja secara paralel. Kemampuan dari ketiga genset tersebut dalam memback-up total daya yang ada di Gedung Mall Senayan City tersebut dapat terlihat dari perhitungan berikut ini: Total 6 unit genset = 6 x kva = kva Total 2 unit genset = 2 x kva = kva Total 8 unit genset = kva kva St = kva Sementara itu, total daya terpasang yang diketahui dari table 2 adalah: kw / 14 Mw Maka dari total daya 8 unit genset St = kva Pt = kva x 0,8

12 35 Pt = kw Pt = 16,52 Mw Dari total daya 8 unit genset, keseluruhan genset tersebut mampu untuk memback-up daya terpasang maksimal sebesar kw, sementara itu daya terpasang di Gedung Mall Senayan City (Sency) yang harus dibackup oleh kedelapan genset tersebut adalah sebesar: 15 mw. Jadi, kedelapan genset tersebut mampu untuk memback-up daya sebesar 15 mw di Gedung Mall Senayan City (Sency). 4.6 Sistem Kelistrikan Mall Senayan City 1. Sumber Daya Listrik Untuk memenuhi kebutuhan suplai daya listik di Gedung Mall Senayan City (Sency), gedung tersebut mendapat suplai daya listrik dari gardu distribusi PLN dan sumber daya listrik cadangan, yaitu Generatorset ( Genset ) yang merupakan sumber suplai daya listrik cadangan apabila suplai daya listrik utama dari jaringan PLN mengalami gangguan atau pemutusan aliran listrik secara mendadak. Senayan City (Sency) sendiri mempunyai 8 buah Generator-set sebagai back-up daya listrik dimana 6 buah Genset berkapasitas 2500 kva dan dua buah genset berkapasitas 2825 kva serta dua unit UPS (Uninterruptible Power System) yang berkapasitas 1300 VA. 2. Sumber Daya Listrik dari PLN Sumber daya listrik dari PLN yang terpasang pada Gedung Mall Senayan City (Sency), langsung dialirkan menuju MVSB (Medium Voltage Switch Board) sebesar 20 kv yang kemudian diturunkan menjadi tegangan rendah 380 V / 220 V dengan menggunakan Trafo penurun tegangan (step down)/ 3 phasa dengan hubungan Δ / Y dan ketiga Trafo tersebut bekerja secara terpisah satu dengan yang lainnya. Kemudian masuk ke 9 feeder LVSB

13 36 (Low Voltage Switch Board). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3 (Single Diagram Arus Kuat MVSB A dan B). 3. Sumber Daya Listrik dari Generator Set (Genset) Sumber daya listrik dari Genset yang digunakan Gedung Mall Senayan City (Sency), yaitu hanya untuk sebagai cadangan penyedia daya listrik untuk beban yang terpasang di Gedung Mall Senayan City (Sency). Genset yang digunakan Gedung Mall Senayan City (Sency) berjumlah 8 unit Genset, dari Caterplillar yang berkapasitas dari masing-masing Genset adalah enam diantaranya berkapasitas 2500 kva, dan dua unit berkapasitas 2825 kva. Kedelapan Genset ini terpasang paralel dengan tegangan kerja 380V/220V line to line dengan frekuensi 50 Hz. Maka total kapasitas daya listrik dari 8 unit Genset adalah sebesar kva. Untuk Rated Voltage Genset 400/230 V maksudnya adalah 400 V untuk tegangan antar phasa (line to line), sedangkan 230 V adalah tegangan phasa ke netral (line to netral). Berikut gambar Panel Incoming PLN dan Genset : Gambar 4.3 LBS Cubicle Incoming PLN dan Genset Di bawah ini merupakan Tabel Klasifikasi Genset dan gambar dari Genset yang ada di Gedung Mall Senayan City (Sency).

14 37 Tabel 4.1 Klasifikasi Genset di Senayan City Merk kva cos Rated Voltage (Volt) Phase Frequency (Hz) Rated current (A) Rated (Rpm) Genset 1 Caterpillar Genset 2 Caterpillar Genset 3 Caterpillar Genset 4 Caterpillar Genset 5 Caterpillar Genset 6 Caterpillar Genset 8 Caterpillar Genset 9 Caterpillar Spesifikasi genset Caterpillar yang di pergunakan oleh Senayan City ada 2 jenis tipe yaitu : Gambar 4.4 Genset Caterpillar 3516B (Stand by)

15 38 Gambar 4.5 Genset Caterpillar C 175 (Stand By) Trafo yang akan digunakan untuk keluaran genset digunakan sesuai jumlah genset yaitu delapan buah trafo step up. Dimana enam buah trafo berkapasitas 2500 kva untuk genset 2500 kva dan trafo berkapasitas 4000 kva untuk genset 2825 kva. Trafo yang digunakan adalah merk TRAFINDO. Gambar 4.6 Transformator Step Up Outgoing Genset Gambar 4.5 Tansformator Step Up Outgoing Genset

16 Panel No Break Transfer (NBT) Panel No Break Transfer dipasang diruang MVSB (MediumVoltage Switch Board) yaitu ruangan dimana power incoming dari PLN dengan 2 supply dan incoming genset dalam satu LBS (Load Break Switch), untuk memonitoring indikasi yang berjalan normal, baik dari genset sendiri ataupun dari PLN. Panel NBT dilengkapi dengan lampu indicator, PLC CPM2A Omron dan Relay. Gambar 4.7 Panel No Break Transfer (NBT) 4.8 Panel Control Desk Panel Control Desk terdiri dari beberapa modul yaitu : a) IG-NT (InteliGen New Technology) ComAp b) IM-NT (InteliMain New Technology) IntelVision 5 ComAp c) Display PLC Touch Screen d) TV LCD untuk Monitoring. Gambar 4.8 Panel Contro Desk

17 40 1) Indikasi dan Trouble Shoot untuk battery kontrol Control Desk a) Jika terjadi battery low (22,5 VDC) dan battery up (26,5 VDC) maka akan terjadi alarm di Indicator Red Flashing Light & Buzzer pada control desk yang dapat dilihat di masing-masing modul IG-NT dan PLC Display (Touch Screen). b) Dan jika terjadi battery tidak dapat berfungsi lagi (tidak dapat mengeluarkan power DC), maka dapat koneksi battery sementara pada terminal battery emergensi sesuai gambar dibawah ini : Gambar 4.9 Battery Panel Control Desk 2) Jika terjadi gagal sistem forward atau back sinkron untuk power MVSB A-B, sistem ATS (manual) dapat difungsikan sebagai berikut : Sistem ATS (Manual) dari Genset ke PLN o Posisikan selector Local remote di Incoming genset MVSB A-B keposisi local. o Tekan push button buka (open) CB disisi Incoming Genset MVSB A-B dan pastikan CB sudah buka (open). o Tekan push button tutup (close) CB disisi

18 41 Incoming PLN MVSB A-B dan pastikan CB sudah tutup (close). o Maka sumber power sudah beralih ke PLN. Sistem ATS (Manual) dari PLN ke Genset o Posisikan selector Local remote di Incoming genset MVSB A-B keposisi local o Tekan push button buka (open) CB disisi Incoming PLN MVSB A-B dan pastikan CB sudah buka (open). o Tekan push button tutup (close) CB disisi Incoming Genset MVSB A-B dan pastikan CB sudah tutup (close). o Maka sumber power sudah beralih ke Genset 3) PLC Display (Touch Screen) Gambar 4.10 PLC Display Touch Screen Menu Monitoring o Dengan menyentuh simbol monitoring pada PLC Display maka menu dari monitoring (memonitor status) akan muncul dan dari menu dapat melihat kondisi :

19 42 o mode modul IG NT (genset dan Incoming CPGS) : OFF MAN AUTO. o Posisi Outgoing CPGS : OFF MAN AUTO. o Status VCB Incoming dan Outgoing CPGS : OPEN CLOSE. o Kondisi Incoming dan outgoing CPGS : NORMAL TIDAK o Untuk kembali ke menu utama dengan menyentuh symbol back. Menu Leader o Dengan menyentuh simbol leader pada PLC Display maka menu dari leader (Berfungsi sebagai pemilihan leader genset 1 s/d 9) akan muncul dan terdapat 6 simbol (G1, G2, G3, G4, G5, G6, G8 dan G9) didalamnya yang berfungsi untuk menentukan genset mana yang akan dintentukan menjadi leader pada saat genset running. o Dengan menyentuh simbol dari G1, G2, G3, G4, G5, G6, G8 atau G9 selama 5 detik, maka pemilihan leader sudah ditentukan sesuai keinginan. o Untuk kembali ke menu utama dengan menyentuh symbol back. Menu Test Fail o Dengan menyentuh simbol Test Fail pada PLC Display maka menu dari Test Fail (berfungsi untuk test sistem control desk (sistem sinkron genset dan outgoing CPGS) akan muncul dan

20 43 terdapat 2 simbol Test dan Normal didalamnya yang fungsi masing masing sebagai berikut : o Test berfungsi untuk running genset dengan menyentuh tombol TEST maka seluruh genset akan running secara otomatis kemudian CB Incoming dan Outgoing CPGS akan tutup secara otomatis. Dengan mode pada IG NT pada posisi Auto dan Incoming dan outgoing CPGS pada posisi remote. o Normal berfungsi untuk stop genset dan buka CB incoming CPGS dengan menyentuh tombol NORMAL maka seluruh CB Outgoing dan Incoming CPGS buka secara otomatis dan genset akan stop secara otomatis dengan proses cooling down terlebih dahulu. o Untuk kembali ke menu utama dengan menyentuh symbol back. Menu Power Management o Dengan menyentuh simbol Power Management pada PLC Display maka menu dari Power Management (berfungsi untuk mengaktifkan atau tidak sistem power management genset (penyesuaian jumlah genset yang running dengan beban yang ada). akan muncul dan terdapat 2 simbol (Enable dan Disable) didalamnya yang fungsi masing-masing sebagai berikut : o Power management enable berfungsi untuk mengaktifkan sistem power management (Power Management = penyesuaian genset running sesuai dengan beban yang ada dimana jika beban cukup

21 44 dipikul 1 atau 2 genset maka genset yang lain akan cooling down dan stop secara otomatis begitu juga sebaliknya jika beban naik maka genset yang stand by akan start dan sinkron dengan genset yang lain). o Power management disable berfungsi untuk nonaktifkan sistem power management (seluruh genset yang running akan tetap running walaupun beban kecil (turun). o Untuk kembali ke menu utama dengan menyentuh symbol back. Menu Battery (monitor battery) o Dengan menyentuh simbol Battery pada PLC Display maka menu dari battery (berfungsi untuk memonitor battery pada panel CPGS dan battery pada Control Desk dalam kondisi normal atau tidak normal (alarm battery). o Dan untuk reset alarm battery jika sudah diatasi maka dapat menekan simbol reset pada menu battery. o Untuk kembali ke menu utama dengan menyentuh symbol back. 4) Synchronizing Generator Synchronizing Generator adalah memparalelkan atau menggabungkan kerja dua buah generator atau lebih untuk mendapatkan daya sebesar jumlah generator tersebut dengan syarat-syarat telah ditentukan sebagai berikut : Mempunyai tegangan kerja sama Mempunyai urutan phasa yang sama

22 45 Mempunyai frekuensi yang sama Mempunyai pergeseran sudut phasa yang sama 5) No Break Transfer Switch (PLN dan Generator Set) No Break Transfer Switch (PLN dan Generator Set) adalah memparalelkan atau menggabungkan sesaat, sumber power dari dua generator atau lebih dengan PLN untuk menghindari terjadinya kedip pada saat permindahan sumber power dari generator ke PLN atau sebaliknya. dengan syaratsyarat telah ditentukan sebagai berikut : Mempunyai tegangan kerja sama mempunyai urutan phasa yang sama mempunyai frekuensi yang sama mempunyai sudut phasa yang sama 6) Fungsi AMF ATS dan Sinkron Genset System ini bekerja pada saat PLN padam, seluruh genset start secara otomatis dan masing masing Circuit Breaker On (close) dengan proses sinkron secara otomatis untuk memikul beban gedung yang ada. Dan pada saat beban gedung kecil (turun) maka power management bekerja (Load Sharing) dan genset yang tidak master akan cooling down dan stop secara otomatis melaui proses Unload terlebih dahulu sebelum CB open (off) menyesuaikan beban yang ada (untuk Cooling down dan stop genset dapat juga berdasarkan Running hour). 7) Fungsi Back Synchron (Sinkron pada saat PLN kembali)

23 46 System ini bekerja pada saat PLN kembali, genset dan PLN akan melakukan proses sinkron terlebih dahulu sebelum peralihan sumber tegangan dari genset ke PLN dengan melakukan proses Unload disisi genset terlebih dahulu sebelum CB genset open (off). Seluruh beban yang dipikul genset akan ditransfer secara bertahap ke PLN dan seluruh CB genset akan open (off) dan genset cooling down dan stop secara otomatis. 8) Fungsi Forward Synchron (Pengambilan beban dari PLN ke Genset dengan proses sinkron) System ini bekerja pada saat PLN normal dan sumber tegangan akan dialihkan ke genset sebagai sumber tegangan cadangan. Proses ini dapat digunakan pada saat ada informasi dari PLN akan ada padam pada waktu yang ditentukan maka sumber tegangan cadangan dapat mengambil beban yang ada di PLN secara bertahap sebelum terjadi PLN padam dengan proses sinkron (Unload disisi PLN) terlebih dahulu tanpa ada padam. 9) Sistem Distribusi Daya Listrik Senayan City Sistem distribusi daya listrik Gedung Mall Senayan City (Sency) menggunakan sistem jaringan tegangan menengah yang dibagi dua panel grup tegangan menengah atau disebut MVSB (Medium Voltage Switch Board) yaitu MVSB A dan B 20 kv PLN menggunakan jenis kabel N2SXGBY 3 x 120 mm 2 yang dihubungkan pada MVSB. Tegangan 20 kv dari PLN langsung masuk ke MVSB tanpa melalui Trafo. Dari MVSB dialirkan menuju Trafo step down yang berfungi sebagai penurun tegangan dari 20 kv diturunkan menjadi 380V/220V secara line to line masuk pada 11 LVSB (Low Voltage Switch Board) yaitu LVSB 1 (Chiller 1), 1B (Chiller 2&3), 2AB, 3AB, 4AB, dan

24 47 Emergency. Khusus di Chiller 2&3 tegangan diturunkan melalui Trafo step down menjadi volt. Jalur Emergency dibuat dibuat terpisah karena menyangkut utility yang harus disuplai listrik terlebih dahulu (diutamakan) seperti lift dan escalator serta penerangan yang sifatnya darurat. Total keseluruhan penggunaan beban daya yang terpasang pada Gedung Mall Senayan City (Sency) adalah sekitar 9320 kw untuk dua feeder MVSB yang masing-masing feeder disuplai 20 kv. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Tabel pembagian Daya pada Mall Senayan City No LVSB Daya Terpasang (kw) 1 CHILLER LVSB 2A LVSB 3A LVSB 4A CHILLER 2& LVSB 2B LVSB 3B LVSB 4B Emergency 270

25 48 Genset Panel Control Desk TV LED Monitoring CPGS Panel NBT Transformator MVSB A & B LOAD / Beban MVCPGS PLN Gambar 4.11 Diagram Blok Sistem NBT

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS 4.1 Genset Sebagai Back Up PLN Genset adalah merupakan sumber energy listrik yang bias digunakan pada peralatan yang memerlukan energy listrik. Pada

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KERJA DAN CARA PENGOPRASIAN PANEL AUTOMATIC MAINS FAILURE

BAB IV SISTEM KERJA DAN CARA PENGOPRASIAN PANEL AUTOMATIC MAINS FAILURE BAB IV SISTEM KERJA DAN CARA PENGOPRASIAN PANEL AUTOMATIC MAINS FAILURE 4.1 Proses Sinkronisasi Genset Pada proses sinkronisasi manual, deteksi awal sinkronisasi dilakukan dengan mengmati dan mengatur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Prinsip Umum Sinkronisasi Ganset di PT. ALTRAK 1978 3.1.1. Penjelasan Umum Sistem Kelistrikan Seiring laju perkembangan zaman dan teknilogi, maka pemenuhan akan kebutuhan sarana

Lebih terperinci

ANALISIS BACK-UP SYSTEM SEBAGAI PENYUPLAI DAYA LISTRIK DI GEDUNG BERTINGKAT BOGOR TRADE MALL (BTM)

ANALISIS BACK-UP SYSTEM SEBAGAI PENYUPLAI DAYA LISTRIK DI GEDUNG BERTINGKAT BOGOR TRADE MALL (BTM) ANALISIS BACK-UP SYSTEM SEBAGAI PENYUPLAI DAYA LISTRIK DI GEDUNG BERTINGKAT BOGOR TRADE MALL (BTM) Herman Hendrawan 1), Dede Suhendi, Ir.,MT 2), Ir. Yon Rizal 3) ABSTRAK Bogor Trade Mall (BTM) merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang di dunia, dan mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah. Salah satu kekayaan alam tersebut adalah tersedianya

Lebih terperinci

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung Proposal Proyek Akhir 2007 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung 2007 PERANCANGAN UNIT RANGKAIAN INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA Nama Mahasiswa : Hidayah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Dasar Teori Teori Dasar Ilmu Kelistrikan: A. Muatan Listrik Muatan listrik tidak dapat dilihat oleh mata tetapi efeknya dapat dirasakan dan diamati gejalanya. Besar muatan listrik

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah

Lebih terperinci

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

Optimalsasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset (Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR

Optimalsasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset (Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017 ISBN: 978-602-70570-5-0 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017 Optimalsasi

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA Khairul Hidayat 1, Yani Ridal 2, Arzul 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF KARAKTERISTIK SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem

Lebih terperinci

Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN

Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN Hasil Penelilian dan Kegialan PTLR Tahun 2006 PENGOPERASIAN PUSAT TEKNOLOGI SISTEM CATU DAYA LlMBAH RADIOAKTIF Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN ABSTRAK Pengoperasian Sistem Catu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditunjukkan pada Gambar 2.1. Sedangkan, arus dan kurva karakteristik sel. surya ditunjukkan pada Gambar 2.2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditunjukkan pada Gambar 2.1. Sedangkan, arus dan kurva karakteristik sel. surya ditunjukkan pada Gambar 2.2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Spesifikasi Sel Surya 2.1.1 Karakteristik Sel Surya Skema sel surya secara sederhana yang terhubung pada tegangan ditunjukkan pada Gambar 2.1. Sedangkan, arus dan kurva karakteristik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

BAB III PENGATURAN SISTEM

BAB III PENGATURAN SISTEM BAB III PENGATURAN SISTEM 3.1 Deskripsi Sistem Secara Umum Power plant pada salah satu Gedung JAATS (Jakarta Automated Air Traffic Services) memiliki dua unit genset diesel dengan kode DG.1 dan DG.2.Genset

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang, Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS 4.1 Gangguan Transmisi Suralaya Balaraja Pada Pembangkit PLTU Suralaya terhubung dengan sistem 500KV pernah mengalami gangguan CT (Current Transformer)

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT 1.1 Sistem Proteksi Suatu sistem proteksi yang baik diperlukan pembangkit dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia listrik untuk dapat melindungi

Lebih terperinci

PARALEL GENERATOR. Paralel Generator

PARALEL GENERATOR. Paralel Generator PARALEL GENERATOR Paralel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generatoratau lebih dan kemudian dioperasikan secara bersama sama dengan tujuan : 1. Mendapatkan daya yang lebih besar. 2. Untuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KENDALI AUTOMATIC CHANGE OVER SWITCH GENSET 2500 VA BERBASIS MIKROKONTROLER (APLIKASI PLTA SINGKARAK)

PERANCANGAN KENDALI AUTOMATIC CHANGE OVER SWITCH GENSET 2500 VA BERBASIS MIKROKONTROLER (APLIKASI PLTA SINGKARAK) PERANCANGAN KENDALI AUTOMATIC CHANGE OVER SWITCH GENSET 2500 VA BERBASIS MIKROKONTROLER (APLIKASI PLTA SINGKARAK) Rachmadani Yasfira 1, NH Kresna 2, Mirzazoni 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw Nama : Frandy Istiadi NRP : 2209 106 089 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA

BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA 4.1 Pengujian Hal ini akan dilakukan mengacu pada prosedur yang tepat dan direkomendasikan berdasarkan service manual, panduan instalasi dan operasi dari modul deepsea dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v MOTTO... vi PERSEMBAHAN... vii PRAKATA... viii DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA Elektronika Bandara Kualanamu International Airport Definisi Fire Alarm System Fire alarm system adalah suatu system terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk

Lebih terperinci

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR 1. Pendahuluan Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi

Lebih terperinci

OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR

OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR I Wayan Widiana, Jakaria, M. Subhan, Mulyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)-BATAN e-mail : prr@batan.go.id ABSTRAK OTOMATISASI

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI MODUL 2 STARTING GENERATOR SINKRON DAN SINKRONISASI GENERATOR SINKRON DENGAN JALA-JALA I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari karakteristik pengaturan tegangan kecepatan putaran dan eksitasi pada generator

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

Solar PV System Users Maintenance Guide

Solar PV System Users Maintenance Guide Solar PV System Users Maintenance Guide Solar Surya Indonesia Komplek Ruko GreenVile Blok A No 1-2 Jl. Green Vile Raya, Duri Kepa Jakarta Barat 11510 Telp: 021-566.2831 Pedoman Pemilik Solar PV System

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan : BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perencanaan tie breaker ini secara umum yang menjadi pertimbangan dalam perancangannya diantaranya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI 3.1 Generator dan Transformator Unit Generator Suatu alat listrik yang merubah energi gerak berupa putaran dari turbin yang dipasang seporos dengan generator, kemudian

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) Samaun Akbar. 1, Ir. Yani Ridal, MT. 2 dan Ir. Arzul, MT.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. FUNGSI DARI SWITCHGEAR : PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. SWITCHGEAR (CIRCUIT BREAKER) TEGANGAN RENDAH YANG DIBAHAS ADALAH JENIS A.C.B.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL 82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat

Lebih terperinci

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Maksud Penelitian Penelitian yang dimaksud yaitu melakukan pengamatan, observasi dan pengambilan data dilokasi kerja dan melihat kondisi lapangan panel tegangan rendah PT.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA GANGGUAN SWITCH GEAR 10.5 KV

BAB IV ANALISA GANGGUAN SWITCH GEAR 10.5 KV 48 BAB IV ANALISA GANGGUAN SWITCH GEAR 10.5 KV 4.1 Pengujian Sistem Transfer Untuk dapat mengidentifikasi permasalahan kegagalan dari sistem auto fast transfer, sebelumnya terlebih dahulu dilakukan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Toolset 2. Solder 3. Amplas 4. Bor Listrik 5. Cutter 6. Multimeter 3.1.2 Bahan 1. Trafo tipe CT 220VAC Step down 2. Dioda bridge 3. Dioda bridge

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal 4.1. Data yang Diperoleh BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang telah dikumpulkan untuk menunjang dilakukannya perbaikan koordinasi

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 123 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Heat Press 110 Ton 2RT 2P1U yang telah mengalami perubahan basis kontrol dengan PLC FX3U-80M dan HMI Proface AGP3300. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan

Lebih terperinci

BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V

BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V Alga Bagas Setiawan 1, Ir. Agung Nugroho, Mkom 2. 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dibagian ini akan dibahas tentang fungsi Automatic Transfer Switch dan Automatic Mains Failure merupakan suatu bentuk sistem control energy listrik yang berfungsi untuk memastikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi BAB III PERANCANGAN GENSET 3.1 SPESIFIKASI GENSET Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi listrik cadangan adalah terdiri dari 2 ( dua ) unit generating set yang memiliki

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA BAB III PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA 3.1 Sejarah UPS UPS merupakan singkatan dari Uninterruptable Power Sistem atau sering juga disebut dengan Uninterruptable Power Supply, jika diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR UBOH Banten 3 Lontar merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memiliki kapasitas daya mampu 315 MW sebanyak 3 unit jadi total daya mampu PLTU Lontar 945 MW. PLTU secara

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT 1.1. TUJUAN Memahami cara kerja Unit Penghubung Pelanggan (Subscriber Matching Unit). Memahami urutan kejadian yang dilakukan Unit Penghubung Pelanggan dalam proses

Lebih terperinci

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI Modul 4 MODUL IV ANALISA GANGGUAN

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI Modul 4 MODUL IV ANALISA GANGGUAN MODUL IV ANALISA GANGGUAN I. Tujuan Percobaan Mengetahui dan mengerti pengertian dan jenis-jenis gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik. Mengetahui dan mengerti cara penghitungan besarnya arus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK 3.1 METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK Perancangan distribusi energi listrik adalah dengan menetapkan dan menggambarkan diagram satu

Lebih terperinci

PETUNJUK SETTING RECLOSER JOONGWON, FTU R200 SERIES. Auto Recloser Control With FTU-R200 Feeder Terminal Unit For Distribution Automation System

PETUNJUK SETTING RECLOSER JOONGWON, FTU R200 SERIES. Auto Recloser Control With FTU-R200 Feeder Terminal Unit For Distribution Automation System PETUNJUK SETTING RECLOSER JOONGWON, FTU R200 SERIES Auto Recloser Control With FTU-R200 Feeder Terminal Unit For Distribution Automation System Daftar Isi: 1. Panel Antar Muka (User Interface) 2. Indikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 34 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 Umum Untuk mengetahui apakah peralatan ini dapat bekerja sesuai ide dasar yang dituangkan, maka perlu dilakukan pengukuran yang akan digunakan sebagai bahan untuk

Lebih terperinci

SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2

SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2 SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2 Dalam sistem pemancar televisi, khususnya yang bersifat relay transmisi, sinyal informasi yang diterima dari sumber akan dikuatkan dan kemudian diteruskan ke tujuan selanjutnya.

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi 4.1.1. Umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan tipe

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan Dengan perkembangan zaman dan teknologi sekarang ini, maka kebutuhan tentang kelistrikan menjadi suatu keharusan, salah satunya unsur menjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat

Lebih terperinci

Panduan Penggunaan. kwh Prabayar MTS - 125

Panduan Penggunaan. kwh Prabayar MTS - 125 Panduan Penggunaan kwh Prabayar MTS - 125 Daftar Isi 1. Pengantar... 2. Fitur.. 3. Dimensi dan instalasi.... 4. Spesifikasi meter... 5. Struktur meter.... 6. Prinsip operasi... 7. Token 8. Reaksi meter

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, SH. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, SH. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia PERANCANGAN AUTOMATIC MAIN FAILURE DAN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DI LENGKAPI DENGAN 10 KONDISI DISPLAY DAN 4 KONDISI BACKLIGHTING MENGGUNAKAN ZELIO LOGIC SMART RELAY (SR) Jagra Bagus Haryanto* ), Ir. Tejo

Lebih terperinci