BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK 3.1 METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK Perancangan distribusi energi listrik adalah dengan menetapkan dan menggambarkan diagram satu garis panel, Tujuan dari diagram satu garis panel adalah deskripsi rencana isi sistem proteksi yang ada di dalam panel, deskripsi rencana kabel yang akan menghubungkan panel dengan beban maupun deskripsi jenis penghantar yang akan digunakan antar panel atau transformator. Perancangan diagram sistem distribusi kelistrikan gedung dimulai dengan merancang sistem dari sisi beban (load).beban dapat berupa jenis elektrikal seperti beban penerangan, beban stop kontak, beban AC, Beban Ventilasi udara, beban motor, dan lain sebagainya. Beban juga ada dari jenis beban elektronik dan biasa diatur khusus dalam diagram rencana satu garis tersendiri. Beban elektronik meliputi : sistem alarm kebakaran (Fire Alarm System), sistem suara (Sound System), sistem telepon, sistem kamera keamanan (CCTV), sistem televisi kabel (MATV) dan lain sebagainya. 30

2 Panel Beban dan Panel Utama Distribusi (MDB) Panel beban adalah panel yang langsung berhubungan dengan equipment seperti lampu, AC, Pompa, Lift dsb. Sedangkan Panel utama distribusi (MDB) adalah panel yang berisi panel-panel beban. Langkah-langkah yang perlu diambil dalam merancang diagram rencana panel distribusi adalah : 1. Membuat diagram satu garis yang menghubungkan panel distribusi dengan beban. a. Beban dirancang dalam satuan watt, karena di Indonesia untuk acuanenergi yang tertera pada armatur biasanya dalam satuan watt. Sehinggabisa memudahkan dalam suplai material. b. Beban diusahakan diatur seimbang pada masing-masing tarikan fasa R, fasa S, dan fasa T agar tidak banyak arus mengalir ke kawat netral. 2. Menentukan kabel untuk masing-masing tarikan ke beban. a. Tarikan ke beban yang berupa instalasi penerangan harus menggunakankabel tembaga minimal 1,5 mm2 (PUIL 2000). Pada umumnya paraperancang merekomendasikan kabel NYM 3 1,5 mm2 untuk instalasipenerangan pada gedung bertingkat. Tiga kawat dalam tiap tarikantersebut adalah untuk keperluan kabel fasa, kabel netral dan kabelpentanahan. b. Kabel pentanahan di gedung bertingkat adalah untuk proteksi internalarus lebih terutama peluang kemungkinan tersambar petir yang besarkarena ketinggiannya.tarikan ke beban yang berupa instalasi stop kontak minimal harusmenggunakan kabel tembaga minimal 2,5 mm2.sedangkan untuk menghitung besar penampang bisa dilihat pada rumushitungan besar penampang kabel di bawah.beban yang tidak besar atau kurang dari 1500 watt dapat diparareldalam satu tarikan kabel. 3. Menentukan proteksi arus lebih untuk masing-masing tarikan kabel. a. Ampere frame MCB yang biasa diproduksi di pabrik adalah MCB 4A, MCB 6A, MCB 10A, MCB 16A, MCB 20A, MCB 25A, MCB 35A,MCB 50A, MCB 63A, dll. b. Besar rating dapat dihitung dengan rumus hitungan pembahasan.

3 32 4. Menentukan busbar untuk panel. a. Busbar dapat dihitung dengan cara yang mirip mencari penampangkabel yaitu menghitung arus nominalnya dahulu. b. Busbar yang diproduksi oleh pabrik adalah sesuai dengan tabel standarbusbar yang ada di PUIL 2000 (dapat dilihat di lampiran). 5. Menentukan proteksi incoming panel. Dalam perancangan panel ruangan, sesuai dengan pernyataan dalam PUIL 2000 tentang batasan aplikasi panel distribusi yaitu bahwa pada setiap penghantar keluar ke beban setidaknya dipasang satu proteksi arus dan dalam satu ruangan harus ada saklar putus hubung. 6. Menentukan besar penampang grounding panel. Proteksi arus lebih dapat berupa saklar hubung putus seperti: MCB,MCCB atau ACB, dengan tujuan utama adalah: 1. Pengisolasian terhadap gangguan ruangan agar gangguan tidak jugaberdampak ke Area lain. 2. Pengisolasian ketika pemeliharaan atau ketika ada pelayanan kerusakan atau penambahan instalasi di dalam ruangan. Hal ini sesuai dengan PUIL 2000 yang menyatakan bahwa saklar putus hubung ini sudah seharusnya dilengkapi proteksi terhadap arus lebih dan untuk besar saklar putus hubung ini adalah minimal memiliki ketahanan sama besar dengan arus hubung pendek yang mungkin terjadi dalam rangkaian yang diamankan. Kabel instalasi ke beban penerangan harus selalu dari jenis tembaga saja.namun jika kabel itu untuk kabel feeder atau berupa kabel berpenampang lebihbesar, bisa menggunakan jenis tembaga atau menggunakan jenis aluminium. A. Busbar Untuk menghitung besar luas penampang busbar panel dapat menggunakan Tabel seperti pada tabel mencari besar luas penampang kabel tembaga yaitu:

4 33 Tabel 3.1 Tabel Ukuran Rel Tembaga B. Kabel Grounding = 50%..(3.6) Dengan, A GND = Luas penampang kabel grounding panel (mm2) A FEEDER = Luas penampang kabel pada sirkit akhir (mm2) Jadi kabel Grounding yang digunakan untuk instalasi kabel PDTM ke Panel CPGS adalah BC 120 mm2 = 50% x 240mm2 ~ BC 120mm Panel Distribusi Tegangan Rendah (PDTR) Beban panel-panel distribusi seperti lighting panel, Power Panel & VAC Panel kemudian dijumlahkan dan dikumpulkan di Panel Distribusi Tegangan

5 34 Rendah (PDTR) ini. Dari panel PDTR inilah dapat diketahui seberapabesar kapasitas beban keseluruhan yang diperlukan oleh gedung. Langkah yang perlu diambil dalam merancang diagram panel induk tegangan rendah (PDTR) ini adalah: 1. Membuat diagram satu garis yang berisi rincian beban-beban panel distribusidari lantai-lantai yang ada dalam gedung, panel suplai darurat (panel emergency). 2. Menentukan kabel feeder untuk masing-masing konduktor penghubung panel. 3. Menentukan proteksi arus lebih untuk masing-masing kabel feeder tersebut. 4. Menentukan busbar untuk panel. 5. Menentukan saklar incoming panel. 6. Menentukan besar penampang grounding. Karena panel PDTR adalah panel induk tegangan rendah dari beberapa atausemua panel subdistribusi yang ada maka pengaman arus lebih di dalam panelpdtr biasanya memiliki rating yang tinggi. Dan sebagai pengaman arus lebih yangdi dalam panel PDTR ini bisa digunakan MCCB atau ACB Kapasitor Pemasangan kapasitor (capacitor bank) sebagai perbaikan faktor daya (cos φ) dapat dihitung sebagai berikut : Gambar 3.1 Sketsa vektor sudut daya

6 35 Di mana : Q = P x K (3.7) Dengan, Q = Besarnya kapasitor Bank untuk kompensasi beban reaktif ( kvar ) P = Total Daya aktual ( KW ) K = Faktor pengali perbaikan faktor daya ( Cos ɸ awal diharapkan Faktor pengali Lihat tabel ) Cos ɸ Tabel 3.2 Pengali Power Factor/ Cos ɸ Kinerja Kapasitor Bank Untuk memastikan seberapa besar kinerja Capacitor Bank bisa dilakukan dengan cara :

7 36 1. Melihat muncul tidaknya biaya KVARH pada rekening PLN. Jika muncul biaya maka capacitor Bank tidak efektif 2. Melihat langsung penunjukan Cos ϴ pada display power factor controler. ( > 0,85 ) 3. Pengukuran arus capacitor (Amper) pada masing masing phase capacitor Ic = Qc / ( 1,73 x VL ) (3.8 ) Contoh : Capacitor Bank 200 kvar, ( 50 KVAR x 4 step. ) Ic = / (1,73 x 400 ) = 72,2 A Seiring dengan waktu nilai Qc dan Ic ini akan menurun. Pada jangka waktu 7-10 tahun umumnya capacitor bank sudah tidak efektif Trafo Penurun Tegangan (Step Down Transformer) Transformator distribusi merupakan suatu penghubung antara jaringan tegangan menengah yang terhubung dengan pemutus tenaga 20 kv dan keluaran dari transformator menjadi tegangan rendah 380/220 V. Tahapan yang dilakukan untuk menentukan rancangan transformator adalah : 1. Menentukan kapasitas transformator 2. Menentukan jenis pendingin transformator. 3. Menentukan impedansi transformator 4. Menentukan tipe belitan transformator Berdasarkan perhitungan beban listrik, kapasitas transformator yang direncanakan untuk proyek Hotel Bonero Living Quarter Jawa Timur adalah : Kapasitas : 1 x 1000 kva Tegangan primer : 20 kv

8 37 Tegangan Sekunder : 380/220 V Phase : 3 Frequensi : 50 Hz Type : Oil Gambar 3.2 Trafo Oil Type A. Menghitung perkiraan kapasitas transformator Untuk menentukan kapasitas transformator dapat menggunakan hasilhitungan penjumlahan beban terpasang di gedung dibagi dengan perkiraan powerfactor di Panel Distribusi Tegangan Rendah (PDTR). =... (3.9) Dengan, Kapasitas transformer = Total kapasitas transformator (watt) Cos φ = Faktor daya yang diperkirakan terjadi. P = Total daya beban terpasang (watt) B. Menentukan jenis pendingin transformator Jenis pendingin transformator ada dua macam yaitu : cair dan udara. Untuk jenis pendingin yang cairan (liquid) adalah askarel, sinthetic nonflammableliquid dan oli mineral.

9 38 Jika transformator berkapasitas lebih dari 500 kva maka sebaiknya jenis pendinginnya adalah cairan (liquid). Dan pada umumnya pabrik cenderung membuat transformator pendingin cairan dengan bahan oli. Sedangkan transformator dengan pendingin udara (dengan fan) biasa dikenal dengan nama trafo kering. Pemilihan antara trafo cairan dengan trafo kering juga berdasarkan tempat lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi transformator. Tingkat kemungkinan dari sambaran petir karena tidak memiliki sistem proteksi penangkal petir yang sempurna, kondisi lingkungan yang buruk (berdebu), tingkat kelembaban yang tinggi, persentase keasaman dan tingkat oksidasi yang membuat korosif yang tinggi maka sebaiknya sistem memakai transformator oil dan tidak dianjurkan untuk memakai trafo kering pada gedung bertingkat tersebut. Tetapi jika kondisi cukup baik dan tidak ada kemungkinan sambaran petir maka lebih baik menggunakan transformator kering karena lebih murah.untuk penentuan antara trafo kering dan trafo cair juga dapat dilihat pada lampiran di belakang. C. Menentukan tipe belitan transformator Golongan hubungan menandakan bagaimana sebuah transformator kumparankumparannya saling dihubungkan. Untuk penetapan golongan hubungan ini dipergunakan tiga jenis tanda atau kode, yaitu: a. Tanda hubungan untuk sisi tegangan tinggi terdiri atas kode huruf kapital : I,D,Y dan Z. b. Tanda hubungan untuk sisi tegangan rendah terdiri atas kode huruf kecil : i, d,y dan z. c. Angka jam yang menyatakan bagaimana kumparan-kumparan pada sisitegangan rendah terletak terhadap sisi tegangan tinggi menyatakan pergeseranfasa tegangan tinggi dan fasa tegangan rendah yang dinyatakan dalan urutanjam dan arah jam (dimana tiap jam bergeser 300). Kemudian untuk kemudahan dari banyaknya kombinasi golongan hubungan pada transformator tersebut, pabrik-pabrik pada umumnya telah membatasi

10 39 jumlah yang dianggap baku.golongan yang biasa digunakan dan dianjurkan adalah Yy0, Yd5, Dy5 dan Yz5. Gambar 3.3 Pengaturan belitan trafo tiga fasa Di Indonesia, gedung yang menggunakan trafo umumnya memasang trafotipe belitan Dyn5. Maksudnya transformator menggunakan sistem 3 phase dengan tegangan sekunder yang akan mendahului tegangan primer sebesar 5 30º = 150º, dengan konfigurasi lilitan delta pada sisi primer dan lilitan bintang yang memiliki netral pada sisi sekunder Suplai Tenaga Listrik Darurat ( Generator Set) Untuk menentukan suplai darurat dari generator set dalam gedung, sebaiknya melalui tahapan berikut: 1. Menentukan kapasitas generator set Untuk menentukan kapasitas dapat langsung dilihat dari jumlah beban yang ada di Panel Distribusi Tegangan Rendah (PDTR) atau jumlah kapasitas trafo step down yang dipasang. 2. Menentukan tegangan yang akan disuplai Tegangan yang dipakai sebaiknya tegangan rendah juga dan akan masuk melalui incoming Panel Distribusi Tegangan Rendah (PDTR). 3. Menentukan penghantar yang akan dipakai Penghantar bisa menggunakan busduct ataupun dengan kabel feeder. Adapun cara untuk menghitungnya adalah sama dengan cara menghitung kabel feeder di panel sistem distribusi.

11 40 4. Menentukan proteksi yang akan dipakai. Adapun data Generator Set yang terpasang adalah 800 kva. Data spesifikasi umum Diesel Generator Set yang di gunakan : Daya : 800 kva Tegangan : 380 V Phase : 3 Phase 4 pole Frequency : 50 Hz Putaran : rpm Type : Open Sistem Operasi Generator Set Gambar 3.4 Diesel Generator Set Open Type Ketika tiba tiba PLN padam maka kontrol AMF akan memanggil genset tersebut untuk hidup Genset akan masuk menghidupkan CPGS dan memasok power ke PDTR Sekitar 11 detik kondisi genset normal, kemudian kontrol ATS mengoper ACB, dari ACB PLN ke ACB Genset di PDTR. Dengan demikian listrik dipasok oleh genset Ketika tiba tiba PLN masuk lagi maka kontrol AMF akan membaca sekitar 7 detik, setelah power PLN benar benar normal

12 41 maka control ATS akan mengoper ACB dari ACB Genset ke ACB PLN pada panel PDTR Disini beban sudah di pasok sumber listrik dari PLN kembali Proses perpindahan beban dari genset ke PLN sendiri sekitar 1 detik Setelah ACB genset lepas maka genset akan rundown dan akhirnya mati Ketika tiba tiba PLN padam dan ganset gagal start otomatis, maka sistem genset dapat dioperasikan secara manual, baik secara individu maupun secara syncrone paralel. Genset gagal start biasanya disebabkan antara lain : - Aki ngedrop - Solar habis - AMF rusak - Fuel filter mampet Kabel Instalasi Generator Set Penghantar ini berfungsi menyalurkan daya listrik tegangan rendah dari Panel PDTR ke Panel CPGS dan dari CPGS ke unit genset Adapun gambar single line system pengkabelan dari PDTR ke CPGS dan CPGS ke unit Genset, terdapat pada gambar 4.10 Dari PDTR ke CPGS, NYY 11 x (1 x 240 mm2) Dari CPGS ke unit Genset, NYY 11 x (1 x 240 mm2)

13 42 Gambar 3.5 Single Line system Pengkabelan Genset Panel Kontrol Genset Panel Kontrol Genset berfungsi untuk : Menghidupkan dan mematikan genset baik secara otomatis, manual atau emergency Indicator kwalitas sumber listrik (tegangan arus, frequency, dll) Panel Kontrol Genset juga dilengkapi dengan : Automatic Main Failuer ( AMF ) yaitu kontrol star dan stop otomatis ketika PLN Padam Control synchrone genset yaitu kontrol paralel paralel genset ketika PLN padam

14 43 Forward syncrone genset yaitu syncron Genset dengan PLN ketika PLN akan dipadamkan Back syncrone genset yaitu syncrone antara Genset dengan pln ketika PLN masuk kembali Kontrol Load Sharing yaitu kontrol pembagian beban genset agar genset kecil tidak terbebani berlebih Kontrol Load shading, yaitu mematikan beban non prioritas ketika genset over load Sistem proteksi power revers, Over Current, Over load, under voltage, dan lain lain Gambar 3.6 Panel Kontrol Genset 3.2 OBYEK RANCANGAN Gambar 3.7 Rancangan ilustrasi gedung

15 44 Hotel Bonero Living Quarter Jawa Timur ini akan digunakan sebagai tempat penginapan & Parkir,kolam renang dan sport center. Lantai 1 difungsikan untuk tempat kitchen dan office serta terdapat ruang control dan ruang panel, di dalam power house terdapat peralatan utama seperti generatorset, trafo, panel utama. Panel utama tersebut akan mendistribusikan daya ke panel masing-masing lantai. Tabel 3.3 Luasan dan Fungsi masing-masing lantai No. Lantai Luas (m2) Fungsi 1 Lantai Ruang Kontrol, Ruang Pompa, Musholla, Toilet,R.kitchen,R.Laundry,Barber Shop, Pre Function,Toilet Publik,Office & admin, R.Karaoke, Restaurant, Library, Lounge, Resepsionis,Gym & Fitness,Tangga, General Storage, Loker Male & Female, R.Tidur Staff, Staff Canteen, Meeting Room, R.Medical 2 Lantai Kamar hotel, R. Panel, Toilet, Linen, Tangga darurat, Coriddor, Room Boy, Prepation Room, Lobby Lift 3 Pos jaga 7.00 Pos Jaga 4 Gardu PLN Gardu PLN 5 Site Plan Parkir Area Parkir,Taman, dan Kolam Renang, warehouse, R Power House

16 45 Gambar 3.8 Denah lokasi gedung 3.3 DIAGRAM UTAMA DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK Tahapan ini adalah tahapan dimana semua unsur pendistribusian utama energi listrik di deskripsikan. Tujuan pertama dari perancangan diagram utama distribusi energi listrik adalah sebagai pemisahan dan sarana pengecekan penempatan posisi lantai panel-panel, genset, transformator dan gardu induk berada. Tahapan perancangan diagram utama distribusi energi listrik yaitu: 1. Menggambar Site Plan dan denah secara keseluruhan. 2. Menaruh semua letak panel-panel yang akan digunakan, letak trafo ataupun letak gardu induk. 3. Melakukan pengecekan pada diagram Hotel. Pada umumnya gambar Hotel bertingkat, minimal sudah mencakup item berikut : a. Gardu induk /gardu PLN b. Panel utama tegangan menengah / PDTM c. Transformator penurun tegangan (step down transformer)

17 46 d. Panel Distribusi Tegangan Rendah /PDTR e. Generator set f. Panel utama distribusi / MDB dan Panel beban Gambar 3.9 Blok Diagram Sistem Elektrikal Hotel Bonero Living Quarter

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere. LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Perencanaan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensip untuk menilai keberhasilan sistem dan untuk menentukan kefektifan dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK

BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK 2.1 GEDUNG PENCAKAR LANGIT (SKYSCRAPER BUILDING)) Perkembangan kepadatan penduduk di suatu tempat memang memerlukan banyak tempat untuk beraktifitas. Dan secara logika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 36 BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 3.1.Pendahuluan Sebagai gambaran untuk sistem listrik, proyek ini direncanakan dengan sistem yang mampu mengatasi segala kemungkinan terputusnya

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam melengkapi gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Dadi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencana (arsitek, struktur & MEP) dan tim pelaksana (lapangan). Tim perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. perencana (arsitek, struktur & MEP) dan tim pelaksana (lapangan). Tim perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada suatu proyek pembangunan gedung bertingkat (high rise building) terdapat tim-tim untuk mendukung suskesnya proyek pembangunan tersebut seperti tim perencana

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan gedung bertingkat yang dipusatkan pada kawasan sentra bisnis dalam kota-kota besar cukup signifikan. Pada gedung sarana umum yang dilengkapi

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam melengkapi gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Slamet Ariyanto

Lebih terperinci

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim

Lebih terperinci

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF 3.1. Perancangan Perbaikan Faktor Daya ( Power Factor Correction ) Seperti diuraikan pada bab terdahulu, Faktor

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perencanaan tie breaker ini secara umum yang menjadi pertimbangan dalam perancangannya diantaranya

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

BAB IV Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek BAB IV Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 4.1 Unit Kerja Praktik Pasar Tanah Abang Blok A selesai dibangun pada tahun 2005 dan masih beroperasi sebagai pusat perdagangan Textil dan Garmen terbesar di Asia

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono@uny.ac.id Analisis Pemasangan Kapasitor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perancangan instalasi penerangan di awali dengan pemilian tipe lampu, penetapan titik lampu, penentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) Samaun Akbar. 1, Ir. Yani Ridal, MT. 2 dan Ir. Arzul, MT.

Lebih terperinci

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK EVALUASI PERENCANAAN KARAKTERISTIK INSTALASI LISTRIK DAN OPTIMALISASI DAYA TERPASANG PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN PARKIR UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK DI GEDUNG BERTINGKAT (HIGHRISES BUILDING) TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK DI GEDUNG BERTINGKAT (HIGHRISES BUILDING) TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN DAGRAM SATU GARS RENCANA SSTEM DSTRBUS TENAGA LSTRK D GEDUNG BERTNGKAT (HGHRSES BULDNG) TUGAS AKHR Oleh MOHAMMAD HASAN BASR 04 05 23 035 3 DEPARTEMEN TEKNK ELEKTRO FAKULTAS TEKNK UNVERSTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT Tri Agus Budiyanto (091321063) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Jurnal JE-Unisla Vol 2 No 1 Maret 2017 ISSN : 2502-0986 11 Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Ulul Ilmi 1, Sukardi 2 1) Program

Lebih terperinci

BAB III. Transformator

BAB III. Transformator BAB III Transformator Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsipprinsip

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang, Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menganalisa perhitungan kebutuhan genset pada gedung Graha Reformed Millenium Jakarta. Di batasi pada analisis perhitungan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas mengenai perancangan alat yang meliputi, blok diagram, diagram pembuatan alat, Wiring rangkaian alat, dan juga tahapan pembatan alat. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan

Lebih terperinci

SEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (SUMBER : SLIDE PROFIL ORGANISASI PII )

SEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (SUMBER : SLIDE PROFIL ORGANISASI PII ) SEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (SUMBER : SLIDE PROFIL ORGANISASI PII ) SEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (Sumber : Slide Profil Organisasi PII 2012-2015) Yang tercakup dalam PII meliputi Insinyur yang

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk 1 Oleh: Dedy Syah Putra 1, Ghiri Basuki Putra, S. T., M. T 2 2 Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

SEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (Sumber : Slide Profil Organisasi PII )

SEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (Sumber : Slide Profil Organisasi PII ) SEBARAN KARIR INSINYUR (ENGINEER) (Sumber : Slide Profil Organisasi PII 2012-2015) Yang tercakup dalam PII meliputi Insinyur yang berlatar belakang berbagai disiplin keilmuan dan berkiprah di berbagai

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL

BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL Audit Elektrikal adalah pekerjaan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kelistrikan secara sistim, jaringan dan juga penggunaannya, sehingga didapat pengetahuan mengenai kualitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu BAB IV ANALISA 4.1. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Listrik Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu dilakukan penaksiran atas beban total seluruh bangunan. Beban total dapat

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. listrik dengan kualitas yang baik. Agar kontinyuitas pelayanan energi listrik

BAB I PENDAHULUAN. listrik dengan kualitas yang baik. Agar kontinyuitas pelayanan energi listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas daya listrik yang baik mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi kehidupan manusia pada abad modern karena peranannya yang sangat vital pada bidang

Lebih terperinci

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sistem Kelistrikan Bag Filter Fan Bag filter merupakan salah satu fasilitas yang digunakan untuk menyedot debu yang dihasilkan saat proses produksi. Pada bag filter terdapat

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Pembagian Beban Dan Instalasi Listrik Pada Hotel Golden Tulip Di Kota Pontianak

Analisis Perencanaan Pembagian Beban Dan Instalasi Listrik Pada Hotel Golden Tulip Di Kota Pontianak Analisis Perencanaan Pembagian Beban Dan Instalasi Listrik Pada Hotel Golden Tulip Di Kota Pontianak Edi Ridwan 1), M. Iqbal Arsyad 2), Abang Razikin 3) 1,2,3) Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. GUNUNG ANSA AGUNG SEDAYU GROUP JUDUL SISTEM DISTRIBUSI PANEL KONTROL GENERATOR SET DISUSUN OLEH IPAN TRI SANAJAYA 41413120031 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Adapun tampilan Program ETAP Power Station sebagaimana tampak ada gambar berikut:

PENDAHULUAN. Adapun tampilan Program ETAP Power Station sebagaimana tampak ada gambar berikut: PENDAHULUAN Dalam perancangan dan analisis sebuah sistem tenaga listrik, sebuah software aplikasi sangat dibutuhkan untuk merepresentasikan kondisi real.hal ini dikarenakan sulitnya meng-uji coba suatu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN INSTALASI

BAB III PERANCANGAN INSTALASI BAB III PERANCANGAN INSTALASI 3.1 Tujuan Perencanaan Tujuan perencanaan adalah untuk untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam merealisasikan ide atau gagasan yang akan dicapai berdasarkan

Lebih terperinci

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn. RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn. Tukiman, Edy Karyanta Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir- BATAN Gedung 71, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r. Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS 4.1 Genset Sebagai Back Up PLN Genset adalah merupakan sumber energy listrik yang bias digunakan pada peralatan yang memerlukan energy listrik. Pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi BAB III PERANCANGAN GENSET 3.1 SPESIFIKASI GENSET Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi listrik cadangan adalah terdiri dari 2 ( dua ) unit generating set yang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT 4.1. Perancangan Instalasi dan Jenis Koneksi (IEEE std 18-1992 Standard of shunt power capacitors & IEEE 1036-1992 Guide for Application

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV Oleh Endi Sopyandi Dasar Teori Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangantinggi. Dengan transformator tegangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Sebelum dilakukan perhitungan dalam analisa data, terlebih dahulu harus mengetahui data data apa saja yang dibutuhkan dalam perhitungan. Data data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN.

BAB IV PEMBAHASAN. 24 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Mengoperasikan Genset Prosedur operasi dari keseluruhan Genset adalah sebagai berikut: A. Mula-mula periksa pada masing-masing Genset apakah sudah siap dalam keadaan untuk

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG Feasibility Study of Control Panel Installation at Electrical Power Laboratorium, Polytechnic

Lebih terperinci

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Dasar Distribusi Tenaga Listrik Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Lab Lama Teknik Elektro FPTK UPI dengan perencanaan rangkaian listrik yang dipasang beberapa beban listrik. Pengukuran

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik Generator Transformator Pemutus Tenaga Distribusi sekunder Distribusi Primer 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Secara garis besar, suatu sistem tenaga listrik yang lengkap

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci