Perbandingan Filsafat Barat dan Islam ( Nor Rahman Khasani )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbandingan Filsafat Barat dan Islam ( Nor Rahman Khasani )"

Transkripsi

1 Perbandingan Filsafat Barat dan Islam ( Nor Rahman Khasani ) I. PENDAHULUAN Filsafat pertama muncul di Yunani kira-kira abad ke 7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi tentang keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka. Orang yang mula-mula sekali menggunakan akal secara serius adalah orang Yunani yang bernama Thales ( SM), orang inilah yang digelari Bapak Filsafat.[1] Filosoffilosof Yunani berikutnya yang populer ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Ada sebagian yang mengatakan bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah komentar-komentar karya Plato. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat. Banyak pendapat bahwa filsafat lahir dari Yunani, namun ada juga yang mengatakan bahwa filsafat dimulai dari Islam. Ada lagi yang berpendapat asal mula filsafat dari gabungan keduanya. Filsafat Islam tidak dapat dipisahkan dari filsafat Yunani kuno sebagai awal munculnya sejarah perkembangan filsafat. Filsafat Islam memiliki kisah tersendiri dalam sejarah perkembangannya, dan filsafat Barat juga memiliki riwayat yang berbeda dalam perjalanan sejarah mereka. Pemikiran yang mendalam untuk mencari kebenaran merupakan hakekat dari filsafat, maka filsafat sangat perlu untuk dipelajari agar dapat memahami persoalan pemikiran yang sedang berkembang. Studi filsafat dapat membantu dalam membangun keyakinan keagamaan berdasarkan kematangan intelektualitas. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi pra ilmiah yang usang, sempit dan dogmatis. [2] Tokoh filsafat Islam maupun filsafat Barat memiliki peran besar dalam mempengaruhi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan berikutnya. Maka hal ini sangat perlu untuk mempelajari tokoh-tokoh keduanya sekaligus membandingkan untuk memahami buah pemikirannya. Menurut Zubaidi tokoh

2 filsafat Barat antara lain Rene Descartes, David Hume, Imanuel Kant, Hegel, dan lain-lain.[3] Kemudian Harun Nasution mengatakan bahwa filosof Islam yang pertama muncul di abad ke-9 M adalah Al-Kindi, ar-razi, Al-Farabi, Ibnu Sina dan lainlain. [4] Dalam makalah ini akan di bahas perbandingan antara filsasafat Barat dan filsafat Islam dan pemikirannya II. PEMBAHASAN A. Konsep-konsep Filsafat Filsafat berasal dari kata arab yang berhubungan erat dengan kata Yunani, bahkan memang asalnya dari kata Yunani yaitu, philosophia. Dalam bahasa Yunani kata philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan sophia; philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Definisinya, filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab sedalam-dalamnya dari segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. [5] Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli, dan bagi Aristoteles filsafat adalah ilmu yang mencari kebenaran pertama, segala yang maujud dan ilmu segala yang ada yang menunjukkan adanya penggerak pertama.[6] Bagi Al-Farabi filsafat adalah pengetahuan tentang alam ujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Al-Kindi berpendapat filsafat merupakan pengetahuan tentang hakekat segala

3 sesuatu, dan ini mengandung teologi (al-rububiyah), ilmu tauhid, etika dan seluruh ilmu pengetahuan yang bermanfaat. [7] Ibnu Sina mengaitkan filsafat dan kesempurnaan diri: filsafat adalah penyempurnaan jiwa manusia melalui pengkonsepsian hal ihwal dan penimbangan kebenarankebenaran teoritis dan praktis dalam batas-batas kemampuan manusia. [8] Dari berbagai keterangan di atas bisa dikatakan bahwa "filsafat" adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis, untuk mencari hakekat kebenaran sesuatu, baik dalam logika, etika maupun metafisik. Untuk itu studi falsafi mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, dan couriousity 'ketertarikan' B. Filsafat Barat Mempelajari filsafat barat tidak lepas dari arah pembicaraan filsafat secara histories, yaitu kajian yang ditinjau dari sejarah. Ini dapat dilakukan dengan cara membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya, maupun pokok-pokok pikiran dan ajarannya. Mempelajari filsafat barat dapat pula dengan membagi periode sejarah filsafat menjadi tiga bagian yaitu, filsafat kuno (ancient philosophy), filsafat abad pertengahan (middle philosophy) dan filsafat abad modern (modern philosophy). Ada tiga hal penting dalam kajian manusia sebagai bagian dari peradaban filsafat yaitu, indera, akal, dan hati. Yang dimaksud akal di sini adalah akal yang logis dan rasional, sedangkan hati adalah rasa. Akal itulah yang menghasilkan filsafat, sedangkan hati menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik; iman termasuk di sini. Perseteruan antara akal dan hati, rasio dan iman antara filsafat dan agama selalu melatarbelakangi perkembangan budaya manusia hingga sekarang. Namun secara umum ciri filsafat Yunani adalah rasionalisme.[9]

4 Zaman Yunani Kuno Zaman Yunani Kuno di pandang sebagai zaman keemasan Filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya.[10] Tokoh-tokohnya yang populer antara lain Thales, Phytagoras, Socrates, Democritus, Plato, Aristoteles. Pada masa awal Thales dan beberapa kawannya, akal mulai menonjol dominasinya. Filsafat Thales belum sepenuhnya akal, di dalam argumennya masih terlihat adanya pengaruh kepercayaan ada mithos Yunani. Phytagoras dalam argumennya tentang angka-angka juga belum murni akal, ordonya yang pantang beberapa jenis makanan merupakan indikator bahwa dia masih dipengaruhi oleh kepercayaan dalam berfilsafat. Pada zaman ini manusia adalah ukuran kebenaran, dan semua kebenaran bersifat relatif. Maka hal ini berakibat timbulnya kekacauan, yaitu kekacauan kebenaran. Tidak adanya ukuran yang dapat berlaku umum tentang kebenaran, merupakan penyebab kekacauan. Akibatnya semua teori sains diragukan, semua akidah dan kaidah agama dicurigai sehingga manusia zaman itu telah hidup tanpa pegangan, kemudian munculah Socrates. Misi Socrates menghentikan pemikiran yang menganggap bahwa semua kebenaran itu relatif dengan cara meyakinkan orang Athena terutama para filosof dan hakim sofis bahwa tidak semua kebenaran itu relatif, ada kebenaran umum, yaitu kebenaran yang dapat diterima oleh semua orang. Inilah pengertian umum yang merupakan temuan Socrates terpenting. Plato, murid Socrates memperkuat pendapat gurunya; kebenaran umum memang ada, namanya idea. Idea itu telah ada sebelum manusia ada; ia ada di dalam idea. Aristoteles juga berpendapat demikian bahwa kebenaran umum ada, namanya definisi. Kurang lebih 300 tahun sejak meninggalnya Socrates pada masa helenisme di ujung tarikh Masehi, menjelang neo-

5 Platonisme, filsafat semakin berkurang dominasinya. Pada Abad Pertengahan agama yang menang mutlak, akal kalah total. [11] Abad Pertengahan Abad pertengahan dimulai sejak Plotinus ( M), pengaruh agama Kristen semakin besar; filsafatnya bersifat spiritual. Dia adalah filosuf pertama yang mengajukan teori penciptaan alam semesta. Teorinya yang sangat terkenal yaitu tentang emanasi (melimpah), yang merupakan jawaban pertanyaan Thales; apa bahan alam semesta ini, Plotinus menjawab: bahannya Tuhan. Ajaran Plotinus disebut Plotinisme atau neo-platonisme karena erat dengan ajaran Plato yang teosentris. Tujuan filsafat plotinus adalah tercapainya kebersatuan dengan Tuhan. Caranya mengenal alam melalui indera dengan ini akan mengenal keagungan Tuhan, kemudian menuju jiwa dunia setelah itu menuju jiwa Ilahi. [12] Pada abad pertengahan didominasi para filosuf seperti Plotinus, Augustinus, Anselmus, kemudian Aquinas. Potensi manusia yang diakui pada zaman Yunani diganti dengan kuasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relatif. Kebenaran itu mutlak, yaitu ajaran agama. Praktis pada abad pertengahan ini filsafat dikuasai oleh semangat kepercayaan Kristen. Para ilmuwan pada masa ini hampir semuanya Theolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Atau dengan kata lain kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung kebenaran agama. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah ancilla theologia, abdi agama. [13] Zaman Modern Pada dasarnya corak filsafat modern mengambil warna pemikiran filsafat sofisme Yunani, paham-paham yang muncul garis besarnya rasionalisme, idealisme, empirisme dan pahampaham yang merupakan pecahan itu. Sebelumnya didahului dengan masa renaissance, yaitu menghidupkan kembali rasionalisme Yunani, individualisme, humanisme, lepas dari

6 pengaruh agama dan lain-lain. Paham rasionalisme mengajarkan bahwa akal adalah alat terpenting dalam memperoleh dan menguji pengetahuan. Ada tiga tokoh penting sebagai pendukung rasionalisme: Descartes, Spinoza dan Leibniz. Descartes ( ) membawa metode cogito-nya (aku berpikir). Pengetahuan yang clear and distinct (jelas dan pasti) pada descartes ini diambil Spinoza dengan nama adequate ideas, dan pada Leibniz truths of reason. Oleh karena itu konsep sentral dalam metafisika Descartes adalah substansi dan definisi, yang sesungguhnya sudah ada pada Aristoteles. Bahwa sesuatu untuk ada tidak memerlukan yang lain (bila adanya karena yang lain, berarti substansinya kurang meyakinkan).[14] George Barkley ( ) menyatakan bahwa hakekat obyek-obyek fisik adalah idea-idea. Argumen orang-orang idealis mengatakan bahwa objek-objek fisik tidak dapat dipahami terlepas dari spirit. Tokoh idealisme berikutnya adalah Fichte, Schelling dan Hegel. Filsafat, menurut Fichte haruslah dideduksi dari satu prinsip. Prinsip tersebut ada di dalam etika; bukan teori melainkan praktek yang menjadi pusat disekitarnya kehidupan diatur, dan unsur esensial dalam pengalaman adalah tindakan, bukan fakta. [15] Dalam pandangan Schelling realitas adalah identik dengan pandangan berevolusi secara dialektis. Kita dapat mengetahui dunia secara sempurna dengan cara melacak proses secara logis perubahan sifat dan sejarah masa lalu. Tujuan proses itu adalah suatu keadaan kesadaran diri secara sempurna, dia menyebutnya identitas absolut, Hegel menyebutnya ideal. Faham Idealisme Pascal dan Kant adalah Idealisme Theist. Kant menyatakan; Akal ada daerahnya dan hati (iman) ada daerahnya. Bila akal memasuki daerah hati, maka ia akan hilang dalam paralogisme. Sains dan agama sama-sama dapat dipegang, sama-sama diperlukan. Skeptis terhadap sains amat berbahaya; keraguan kepada agama sama juga berbahanya. Pemikiran berjalan terus. [16] Pada babak berikutnya beralih kepada faham empirismenya Locke, Humme dan Spencer. Yaitu suatu doktrin yang

7 menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan. Locke menolak konsep bawaan (innate Idea) dan menonjolkan teori tabularasa. Demikian pula dengan Humme, semua pengetahuan dimulai dari pengalaman indera sebagai dasar yang kemudian menimbulkan suatu kesan (impression(. Lalu Spencer memperkuat empirisnya dengan filsafatnya tentang the great unknowable, bahwa kita hanya dapat mengetahui melalui fenomena-fenomena atau gejala-gejala dibelakang dasar absolut yang tidak dapat kita kenal. Pragmatisme berarti memiliki manfaat atau berguna. Faham ini menerapkan segala sesuatu diukur berdasarkan kegunaannya. Untuk mengukur kebenaran suatu konsep, maka harus mempertimbangkan apa konsekuensi logis penerapan konsep tersebut. Tokohnya adalah William James ( ), pragmatismenya hanya idea yang dapat dipraktekkan yang benar dan berguna, dia mengingkari idea Plato dan Descartes. Tokoh berikutnya yang ikut menyemarakkan dunia filsafat pada abad modern adalah Kierkegaard dan Sartre. Menurut Kirkegaard filsafat tidak merupakan suatu sistem, tetapi suatu pengekspresian eksistensi individual. Bereksistensi adalah bertindak. Tidak ada oranglain yang dapat menggantikan tempat saya untuk bereksistensi atas nama saya. [17] Maka fahamnya dinamakan filsafat eksistensialisme. Pada perkembangannya Kierkegaard dan Sartre meninggalkan agama alias atheis. FILSAFAT ISLAM Filsafat Islam terdiri dari dua kata. Filsafat diartikan sebagai berpikir bebas, radikal dan dalam dataran makna. Bebas artinya tidak ada pikiran yang menghalangi bekerja. Sedangkan kata Islam, secara semantik berasal dari kata salima artinya menyerah, tunduk dan selamat. Jadi pada hakikatnya adalah berpikir yang bebas, radikal dan berada pada taraf makna yang memiliki sifat, corak dan karakter yang menyelamatkan dan memberikan kedamaian hati. [18] Filsafat Islam tumbuh oleh dua lingkungan yang hidup sezaman yang sama-sama meletakkan sendi-sendi kajian rasional Islam.

8 Menurut Madkour pertama, lingkungan kaum penerjemah yang memasok dunia Islam dengan buah pemikiran klasik baik Timur maupun Barat. Kedua, lingkungan sekte teologis Islam, khususnya Muktazilah. [19] Filsafat Islam mengalami masa gemilang mulai abad ke-8 sampai abad ke-13. Pada masa ini berkembang penerjemahan ke dalam bahasa arab karya-karya filosof Yunani atas dorongan khalifah-khalifah Bani Abbasiah, yaitu; Al-Mansyur, Harun Al- Rasyid, kemudian Al-Makmun. Berdirilah Perguruan Bait al Hikmah selain sebagai pusat penerjemahan, juga menjadi pusat pengembangan filsafat dan sains. Kontak pertama orang Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan filsafat Yunani adalah pada saat Khalifah Harun Al Rasyid mengirimkan orang-orang Islam ke Kerajaan Romawi di Eropa. Harun Nasution mengatakan; Orang-orang dikirim ke Kerajaan Romawi di Eropa untuk membeli manuskrip. Pada mulanya yang dipentingkan adalah buku-buku mengenai kedokteran, tetapi juga mengenai ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan lain dan falsafat. Buku-buku itu diterjemahkan dulu ke dalam bahasa Syria, bahasa ilmu pengetahuan di Mesopotamia di waktu itu, kemudian baru ke dalam bahasa arab. Akhirnya penerjemahan langsung ke dalam bahasa Arab. [20] Berkembangnya pengetahuan dalam Islam karena kebebasan para intelektual muslim dalam menekuni bidang penelitian, bahkan khalifah menyediakan sarana perpustakaan maupun laboratorium-laboratorium untuk penemuan suatu ilmu, dibuktikan dengan banyaknya Nizhamiyah berdiri. Menurut Koento Wibisono, di Abad pertengahan inilah dikenal kehadiran para filsuf Arab seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Rosjd dan Al-Gazali yang telah menterjemahkan karyakarya Aristoteles dan membawanya ke Cordova, yang pada gilirannyadikembangkan oleh para filsuf di dunia Barat. [21] Pemikiran Filsafat Islam telah muncul dan dikenal dalam aliranaliran teologis (kalamiah). Sejak abad 7 sampai tahun

9 permulaan abad 13 kajian filosofis bercampur dengan kajiankajian teologik, bahkan hidup bersama berdampingan. Maka muncullah istilah suluk, al-ittihad, hulul, wihdatul wujud. Ini semua bentuk-bentuk tasawuf berlandaskan pada sendi-sendi filsafat, dan teori mereka tentang al-wujud (ontologi) dan al- Ma rifah (epistemologi) mirip dengan teori para filosof. Ibrahim Madkour membagi tiga lingkungan dalam dunia Islam yang menggeluti pemikiran filsafat. Pertama lingkungan aliran kalam yang mencakup Syiah dan Ahl al-sunnah, kemudian sebagian kecil al-khawarij, Murji ah. Kedua, lingkungan filosoffilosof murni paripatetik Arab, dan yang ketiga adalah lingkungan kaum sufi. [22] Pemikiran Filsafat Islam Berbagai perbedaan yang timbul antara pemikiran yang rasional (filsafat) dengan rasa (tasauf) tidak menyebabkan ada orang Islam yang didominasi oleh pemikiran akal secara total, demikian sebaliknya tidak ada yang didominasi sepenuhnya oleh rasa (hati) seratus persen. Buktinya adalah tidak ada filosuf Islam maupun sufi yang meninggalkan iman, apalagi yang mengambil faham materialisme atau atheisme. Mengapa demikian, karena Al Quran menghargai akal dan hati. Pertentangan akal dan hati (iman) dalam Islam pun ada tetapi tidak sehebat di Barat. Di Timur (Islam) filosof dan sufi samasama beriman, perbedaan mereka hanya pada visi dalam menafsirkan Kitab Suci, orang filsafat biasanya menggunakan ta wil ke arah rasio, sementara orang-orang tashawuf juga menggunakan takwil tetapi ke arah rasa. Perkembangan ini tidak menimbulkan gejolak yang berarti di dalam Islam. Cukup banyak ayat Quran yang menunjukkan manusia agar mempergunakan akal sebagai landasan dalam berpikir, berbuat dan berperilaku seperti kata nazara dalam S. Qaf ayat 6-7, at- Thariq ayat 6-7, al-ghasiyah ayat 17-20, tadabbaru pada S. Shad ayat 68-69, Muhammad ayat 24, tafakkru pada S. An-Nahl 68-69, al-jatsiyah 12-13, juga kata faqiha, tazakkara, fahima dan aqala pada surat al-isra 44, al-an am dan at-taubah 122. Ayat-ayat itu lebih dari 140 banyaknya. Selain itu hadis

10 juga banyak menjelaskan perlunya akal digunakan dan dikembangkan. Di dalam hadis kata akal biasanya diungkapkan dalam kata al-ilmu. Dari ajaran yang memuliakan akal itu maka sekitar tahun M obor kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Dalam ilmu kedokteran muncul nama-nama terkenal seperti Al-Razy ( ) dan Ibnu Sina ( ), kemudian Ibnu Rushd ( ) dan Al-Idrisi ( ). [23] CIRI FILSAFAT ISLAM Filsafat Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Sebagai Filsafat Religius Topik-topik filsafat Islam bersifat religius, dimulai dengan mengesakan Tuhan dan menganalisa secara universal dan menukik keteori ketuhanan yang tak terdahului sebelumya. Seolah-olah menyaingi aliran kalamiah Mu tazilah dan Asy ariyah yang mengoreksi kekurangannya dan berkonsentrasi menggambarkan Allah Yang Maha Agung dalam pola yang berlandaskan tajrid (pengabstrakan), tanzih (penyucian), keesaan mutlak dan kesempurnaan total. Dari Yang Esa beremanasi segala sesuatu. Karena Ia pencipta, maka Ia mencipta dari bukan sesuatu, menciptakan alam sejak azali, mengatur dan menatanya. Karena alam merupakan akibat bagi-nya, maka dalam wujud dan keabadian-nya, maka Ia menciptakannya karena semata-mata anugerah-nya. [24] 2. Filsafat Rasional Akal manusia juga merupakan salah satu potensi jiwa dan disebut rasional soul. Walaupun berciri khas religius-spiritual, tetapi tetap bertumpu pada akal dalam menafsirkan problematika ketuhanan, manusia dan alam, karena wajib alwujud adalah akal murni. Ia adalah objek berpikir sekaligus obyek pemikiran. [25] 3. Filsafat Sinkretis

11 Filsafat Islam memadukan antara sesama filosof. Memadukan berarti mendekatkan dan mengumpulkan dua sudut, dalam filsafat ada aspek-aspek yang tidak sesuai dengan agama. Sebaliknya sebagian dari teks agama ada yang tidak sejalan dengan sudut pandang filsafat. Para Filosuf Islam secara khusus konsentrasi mempelajari Plato dan Aristoteles. Untuk itu mereka menerjemahkan dialog-dialog penting Plato. Republik, hukum, Themaus, Sophis, Paidon, dan Apologia (pidato pembelaan Socrates). [26] 4. Filsafat yang Berhubungan Kuat dengan Ilmu Pengetahuan Saling take and give, karena dalam kajian-kajian filosof terdapat ilmu pengetahuan dan sejumlah problematika saintis, sebaliknya dalam saintis terdapat prinsip-prinsip dan teori-teori filosofis. Filosuf Islam menganggap ilmu-ilmu pengetahuan rasional sebagai bagian dari filsafat. Misalnya adalah buku As- Syifa milik Ibnu Sina yang merupakan Encyclopedia, Al-Qanun. Kemudian Al-Kindi mengkaji masalah-masalah matematis dan fisis. Al-Farabi mempunai kajian ilmu ukur dan mekanika. [27] Para Filosof Islam adalah ilmuwan, diantara mereka terdapat ilmuwan menonjol. Selain yang telah disebut di atas misalnya, Ibnu Bajah, Ibnu Thufayl, dan Ibnu Rusyd. AL KINDI Hidup pada tahun M pada masa khalifah al-makmun, dan al- Mu tashim. Al Kindi menganut aliran Muktazilah dan kemudian belajar filsafat. Menurut al Kindi filsafat yang paling tinggi adalah filsafat tentang Tuhan. Kata al Kindi : Falsafat yang termulia dan tertinggi derajatnya adalah falsafat utama, yaitu ilmu tentang Yang Benar Pertama, yang menjadi sebab dari segala yang benar. Masih menurut al Kindi kebenaran ialah bersesuaian apa yang ada dalam akal dan yang ada di luar akal. Dalam alam terdapat benda-benda yang dapat ditangkap dengan panca indera. Benda-benda ini merupakan juz iyat. Yang penting bagi filsafat bukan juz iyat yang tak terhingga

12 banyaknya, tetapi yang penting adalah hakikat yang terdapat dalam juz iyat, yaitu kulliyat. [28] Kemudian filsafatnya yang lain yaitu tentang jiwa atau roh AL FARABI Al Farabi hidup tahun M, dia meninggal dalam usia 80 tahun. Filsafatnya yang terkenal adalah teori emanasi (pancaran). Falsafatnya mengatakan bahwa yang banyak ini timbul dari Yang Satu. Tuhan bersifat Maha Satu tidak berubah, jauh dari materi, jauh dari arti banyak, Maha sempurna dan tidak berhajat apapun. Kalau demikian hakekat sifat Tuhan, bagaimana terjadinya alam materi yang banyak ini dari yang Maha satu? Menurut al-farabi alam terjadi dengan cara emanasi atau pancaran dari Tuhan yang berubah menjadi suatu maujud. Perubahan itu mulai dari akal pertama sampai akal kesepuluh. Kemudian dari akal kesepuluh muncullah berupa bumi serta roh-roh dan materi pertama yang menjadi dasar dari empat unsur: api, udara, air, dan tanah. Pada falsafat kenabian dia mengatakan bahwa Nabi atau Rasul adalah pilihan, dan komunikasi dengan akal kesepuluh terjadi bukan atas usaha sendiri tetapi atas pemberian Tuhan. [29] IBNU SINA Ibnu Sina lahir di Asyfana tahun 980 dan wafat di Isfahan tahun1037 M. Pemikiran terpenting yang dihasilkan oleh Ibnu Sina adalah tentang jiwa. Ibnu Sina juga menganut paham pancaran, jiwa manusia memancar dari akal kesepuluh. Dia membagi jiwa dalam tiga bagian, yaitu jiwa tumbuh-tumbuhan (nafsu nabatiyah), jiwa binatang (nafsu hayawaniyah), dan jiwa manusia (nafsu natiqah).

13 Falsafah tentang wahyu dan nabi ia berpendapat, bahwa Tuhan menganugerahkan akal materiil yang besar lagi kuat yang disebut al-hads (intuisi). Tanpa melalui latihan dengan mudah dapat berhubungan dengan akal aktif dan dengan mudah dapat menerima cahaya atau wahyu dari Tuhan. Akal yang seperti ini mempunyai daya suci (quwwatul qudsiyah). Inilah bentuk akal tertinggi yang dapat diperoleh manusia, dan terdapat hanya pada nabi-nabi [30] Dari beberapa kajian di atas, filosuf muslim dalam pemikirannya selalu bersandar kepada Tuhan, meskipun rasio digunakan secara bebas dan radikal namun masih terkendali oleh wahyu yang merupakan pangkal dari agama Islam. Filosuf muslim boleh menggunakan akal untuk mengembangkan buah pikiran dalam menggali ilmu pengetahuan apa saja secara mendalam, hal itu tidak bertentangan dengan kitab suci. Bahkan pembahasan materi tidak terbatas pada ilmu fisik saja. III. PENUTUP KESIMPULAN Banyak pendapat yang mengatakan bahwa filsafat lahir dari Yunani, namun ada juga yang mengatakan bahwa filsafat dimulai dari Islam. Ada lagi yang berpendapat asal mula filsafat dari gabungan keduanya. Filsafat Barat adalah hasil pemikiran radikal oleh para filosuf Barat sejak abad pertengahan sampai abad modern, sedangkan Filsafat Islam adalah berpikir bebas, radikal dan berada pada taraf makna yang mempunyai sifat, corak dan karakter yang menyelamatkan dan kedamaian hati.

14 Perjalanan filsafat Barat dimulai dari masa Yunani Kuno, yang terfokus pada pemikiran asal kejadian alam secara rasional. Segala sesuatu harus atas dasar logika. Kemudian masa abad pertengahan filsafat berubah arah menjadi bersifat teosentrik, segala kebenaran ukurannya adalah ketaatan pada Gereja, maka mereka banyak berasal dari kalangan pendeta (agamawan). Pada perjalanan berikutnya para pendeta dogmatis itu ditinggal para ilmuwan yang kemudian beralih pada pemikiran yang bercorak bebas, radikal, dan rasional yang realis. Filafat Islam segala bentuk pemikiran ilmuwan muslim yang mendalam secara teoritis maupun empiris, bersifat universal yang berlandaskan Wahyu. Filsafat Islam merupakan pengembangan filsafat Plato dan Aristoteles yang telah dilandasi dengan ajaran Islam dan memadukan antara filsafat dan Agama, filsafat yang berciri religius dan berusaha sekuat tenaga memasukkan teks agama dengan akal. Perbandingan antara filsafat Barat dan filsafat Islam adalah sebagai berikut; Persamaannya, sama-sama berfikir radikal, bebas. Keduaduanya menggunakan logika akal, dialektika. Kedua-duanya berfikir tentang realitas alam, kosmologi. Perbedaanya; Filsafat Islam : - Berfilsafat menggunakan akal dan bersandar pada Wahyu. - Ruang lingkup pembahasannya yang abstrak maupun konkrit, fisik maupun metafisik. - Berfilsafat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memahami realitas alam. - Berfilsafat dimulai dengan keimanan kepada Allah Filsafat Barat

15 - Menggunakan rasio. - Berpijak pada hal-hal yang konkrit - Hanya berfilsafat. Kejayaan Islam masa lalu merupakan bagian kehidupan sejarah umat muslim yang tidak mungkin dilupakan. Maka penting untuk direnungkan, menurut Noeng Muhadjir: Dalam kehidupan yang semakin mengglobal ini menjadi tidak mungkin dijalankan syariat Islam menjadi konstitusi negara ketika Muslim menjadi minoritas; juga bila Islam menjadi mayoritas, dapatkan Islam menerapkan hukum syar i Islam sebagai konstitusi negara kepada non Muslim? Karena itu berarti membatasi kebebasan individu. Perlu dibangun aturanaturan hukum yang universal, sehingga tidak meninggalkan Al- Quran. Al-Quran memang bersifat ilahiyah, shingga jangan ditinggalkan; tetapi syari ah merupakan produk interpretasi manusiawi, sehingga dapat diperbaharui terus.[31] DAFTAR KEPUSTAKAAN Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales sampai Capra, (Bandung: Rhosda karya, 2008), cet. XVI Abu Bakar Atjeh, Sejarah Filsafat Islam, (Sala: Ramadani, 1982), cet. II Abuddin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), cet. III

16 C.A. Qadir, Filsafat dan Imu Pengetahuan dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 1991) Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1982), Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2006), cet. 12 Ibrahim Madkour, Aliran dan Teori Filsafat Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) M. Thoyibi (ed), Filsafat Ilmu dan Perkembangannya, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 1994) Musa Asy ari, Filsafat Islam, (Yogyakarta: LESFI, 1999) Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu Telaah Sistematis Fungsional Komparatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998( Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta 1996) Zubaidi, Filsafat Barat, (Yogjakarta: Arruz Media, 2007) [1] Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales sampai Capra, (Bandung: Rhosda karya, 2008), cet. XVI,, hal. 1 [2] Zubaidi, Filsafat Barat, (Yogjakarta: Arruz Media, 2007), hal. 12 [3] Ibid, hal. 14 [4] Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2006), cet. 12, hal. 5

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat Kendali Manusia Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu

Lebih terperinci

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli bahasa tentang asal kata filsafat dan pengertiannya. Pada bab isi makalah ini, kami mencoba menggali apa yang dimaksud dari

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. BAB V KESIMPULAN Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. Dasar-dasar teosofi tumbuh bersamaan dan bercampur dalam perkembangan teoriteori tasawuf; filsafat; dan --dalam

Lebih terperinci

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN Plotinus Endah Kusumawardani Kehidupan sebagai proses makhluk Tuhan untuk menjalani waktu di dunia ini tidak dapat terlepas dari yang namanya masalah. Bahkan terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan budaya Barat dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari seluruh lini kehidupan.

Lebih terperinci

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd FILSAFAT????? am_nien@yahoo.co.id PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of ) dan sophia

Lebih terperinci

FILSAFAT BARAT MODERN

FILSAFAT BARAT MODERN FILSAFAT BARAT MODERN Oleh : Firdaus M. Yunus 1 Pendahuluan Secara historis abad modern dimulai sejak adanya krisis abad pertengahan. Selama dua abad (abad 15 dan 16) di Eropa muncul sebuah gerakan yang

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan Subjudul Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Sesuatu yang didapat

Lebih terperinci

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090) Akal dan Pengalaman Filsafat Ilmu (EL7090) EROPA History TEOLOGI ±10 Abad COSMOS RENAISSANCE Renaissance Age ITALY Renaissance = Kelahiran Kembali - TEOLOGIS - Rasionalitas dan Kebebasan Berfikir Martabat

Lebih terperinci

Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV

Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV 1 Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV Oleh: Nurcahya K 4401033 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak runtuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M,

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filsafat merupakan pengetahuan yang wajib dipahami

Lebih terperinci

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Kel. 14:15-31 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT?

Lebih terperinci

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN FILSAFAT ILMU Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.unri.ac.id FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Materi Ini Memuat : Fakultas Fikom Wahyudi Pramono, S.Ag. M.Si Program Studi Humas PANCASILA DAN ILMU PENGETAHUAN 2 TM 12 Indikator: 1. Mampu melakukan kajian dalam3 berbagai

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

Filsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Filsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 03Fakultas Shely PSIKOLOGI Filsafat Manusia Sosialitas Manusia Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Membahas mengenai sosialitas manusia menurut pemikiran filsuf mengenai

Lebih terperinci

FILSAFAT ETIKA IMMANUEL KANT Oleh : Elan Sumarna. Kata Kunci: Sofisme, Socrates, etika, moral, teologia.

FILSAFAT ETIKA IMMANUEL KANT Oleh : Elan Sumarna. Kata Kunci: Sofisme, Socrates, etika, moral, teologia. FILSAFAT ETIKA IMMANUEL KANT Oleh : Elan Sumarna Abstrak Pembicaraan masalah etika merupakan pembicaraan yang tak kunjung selesai untuk diperbincangkan. Dalam kaitanya dengan tulisan ini, Hal tersebut

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan: Cabang-cabang Filsafat Fakultas Fakultas Masyhar zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Cabang-cabang Filsafat Pokok Permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

Hakikat Ilmu Filsafat

Hakikat Ilmu Filsafat M A K A L A H Hakikat Ilmu Filsafat Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : FILSAFAT ILMU Dosen : Dr. Nandang Hidayat, M.Pd. Disusun oleh : AJIZ SULAEMAN NPM. 072115020 UNIVERSITAS PAKUAN PROGRAM PASCA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

Tugas Filsafat. Mohamad Kashuri M

Tugas Filsafat. Mohamad Kashuri M Tugas Filsafat Mohamad Kashuri 090810530M PROGRAM STUDI ILMU FARMASI FAKULTAS FARMASI PASCA SARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA 2008 1. Pendahuluan Sejalan dengan kemajuan pola berpikir manusia saat ini, ilmu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M FILSAFAT ISLAM Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; Website: http://almasdi.unri.ac.id Sumber Ilmu: AL 'ALAQ (1-5) 1. Bacalah dengan (menyebut)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran mu tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum

Lebih terperinci

Sejak Zaman Klasik Hingga Abad XX

Sejak Zaman Klasik Hingga Abad XX Konstruksi Hukum Berdasarkan Sejarah Filsafat Hukum Sejak Zaman Klasik Hingga Abad XX MATA KULIAH : FILSAFAT HUKUM DOSEN : Dr. L. Wira Pria Suhartana, SH., MH. OLEH : ACHMAD SYAUQI NIM. 12B012003 PROGRAM

Lebih terperinci

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan) FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan) INTRODUCTION Nama : Ismuyadi, S.E., M.Pd.I TTL : Kananga Sila Bima, 01 Februari

Lebih terperinci

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6 SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA Week 6 Agama Islam menganggap etika sebagai cabang dari Iman, dan ini muncul dari pandangan dunia islam sebagai cara hidup manusia. Istilah etika yang paling

Lebih terperinci

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS Tugas Makalah pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Dosen: Drs. Yusuf A. Hasan, M. Ag. Oleh: Wahyu

Lebih terperinci

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; IDEALISME Arti kata IDEALIS secara umum: 1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; 2. Seseorang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT Pengertian Filasat Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia : philo/philos/philen yang artinya cinta/pencinta/mencintai. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir

Lebih terperinci

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

PENGERTIAN FILSAFAT (1) PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( ) FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE (1866-1952) Filsafat Sejarah Croce (1) Benedetto Croce (1866-1952), merupakan pemikir terkemuka dalam mazhab idealisme historis. Syafii Maarif mengidentifikasi empat doktrin

Lebih terperinci

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Modul ke: Manusia mengakui diri dan yang-lain sebagai substansi dan subjek Fakultas Psikologi Firman Alamsyah Ario Buntaran Program Studi S1 - Psikologi http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3 342 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab demi bab di atas, maka dapat penulis simpulkan: 1. Metafisika merupakan proto philosophy atau filsafat utama yang membahas segala sesuatu yang

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Filsafat modern lahir melalui proses panjang yang berkesinambungan, dimulai dengan munculnya abad Renaissance. Istilah ini diambil dari bahasa Perancis yang berarti

Lebih terperinci

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu CATATAN: Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu Makalah ini saya peroleh dari http://bisikanpena.wordpress.com/2010/10/08/suatu-pengantar-untukmemahami-filsafat-ilmu/. Isinya cukup baik untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam Semesta dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi. Istilah Semesta

Lebih terperinci

METODE RISET (TMK602)

METODE RISET (TMK602) METODE RISET (TMK602) MATERI MINGGU I ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN 1 MANUSIA MENCARI KEBENARAN Aspek Statis Pertanyaan Gejala Alam Ingin Tahu Penelitian Kebenaran Ilmiah Aspek Dinamis Jawaban 2 DASAR-DASAR

Lebih terperinci

Kolom Edisi 040, Desember P r o j e c t ISLAM BAGHDAD. i t a i g k a a n. Luthfi Assyaukanie

Kolom Edisi 040, Desember P r o j e c t ISLAM BAGHDAD. i t a i g k a a n. Luthfi Assyaukanie l Edisi 040, Desember 2011 P r o j e c t ISLAM BAGHDAD i t a i g k a a n D Luthfi Assyaukanie Edisi 040, Desember 2011 1 Edisi 040, Desember 2011 Islam Baghdad Kekhalifahan Abbasiyah adalah model era keemasan

Lebih terperinci

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia. Berbagai kajian telah dilakukan untuk kepentingan pengembangan

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Template Modul Membantu para mahasiswa agar semakin memiliki

Lebih terperinci

BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM. Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam

BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM. Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam Sasaran bab : Anda dapat: 1. Menjelaskan falsafah ketuhanan dalam

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep

TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep Teori belajar berkembang dengan pesat setelah psikologi sebagai bidang ilmu terbentuk. Ilmu pengetahuan sendiri benar-benar eksis dengan

Lebih terperinci

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah kebintang-bintang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN

BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN Aliran-aliran pemikiran seputar keberadaan Tuhan lahir dan berbagai sikap baik yang menerima, menolak, maupun yang acuh tak acuh. Masing-masing kemudian membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dunia memungkinkan manusia untuk terarah pada kebenaran. Usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dunia memungkinkan manusia untuk terarah pada kebenaran. Usahausaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kebenaran selalu aktual di zaman yang dipengaruhi perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Berbagai perkembangan yang terjadi di dunia memungkinkan manusia

Lebih terperinci

MENGENAL EPISTEMOLOGI ISLAM DALAM PERKEMBANGAN ILMU HUKUM ABSTRACT

MENGENAL EPISTEMOLOGI ISLAM DALAM PERKEMBANGAN ILMU HUKUM ABSTRACT Jurnal Hukum Khaira Ummah Vol. 12. No. 2 Juni 2017 Mengenal Epistemologi Islam ( Azzimar Shidqy Pramushinta) MENGENAL EPISTEMOLOGI ISLAM DALAM PERKEMBANGAN ILMU HUKUM Azzimar Shidqy Pramushinta *, Sri

Lebih terperinci

`BAB I A. LATAR BELAKANG

`BAB I A. LATAR BELAKANG `BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi,

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PENGERTIAN FILSAFAT FILSAFAT (Philosophia) Philo, Philos, Philein, adalah cinta/ pecinta/mencintai Sophia adalah kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran Cinta pada

Lebih terperinci

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF Rahmawati Abstrak: Tulisan ini akan membahas sekelumit tentang konsep fana dan baqa, dari segi pengertian, tujuan dan kedudukannya. Juga dibahas sejarah

Lebih terperinci

BAB I. PENGERTIAN FILSAFAT (Bahan Pertemuan Ke-2)

BAB I. PENGERTIAN FILSAFAT (Bahan Pertemuan Ke-2) BAB I PENGERTIAN FILSAFAT (Bahan Pertemuan Ke-2) Apakah Filsafat itu? Seorang yang berfilsafat digambarkan oleh Jujun S. Suriasumantri seperti orang yang berpijak di bumi sedang tengadah memandang bintang-bintang

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal

Lebih terperinci

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS

Lebih terperinci

http://sasmini.staff.hukum.uns.ac.id Mengapa Filsafat Eropa.? KEBUDAYAAN YUNANI (PLATO DAN ARISTOTELES) ==> ALEXANDER AGUNG (ROMAWI) PENYEBARAN HELLENISME PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN 1. ZAMAN YUNAN-_ROMAWI

Lebih terperinci

SEJARAH FILSAFAT MENURUT PEMIKIR ABAD PERTENGAHAN

SEJARAH FILSAFAT MENURUT PEMIKIR ABAD PERTENGAHAN SEJARAH FILSAFAT MENURUT PEMIKIR ABAD PERTENGAHAN MAKALAH Disusun untuk melengkapi tugas Mata kuliah : Filsafat Kesatuan Ilmu Dosen Pengampu : Komarudin M.Ag Disusun oleh 1. Ahmad Yugo Prasetyo (1601016135)

Lebih terperinci

Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari

Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari 1 Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari (i.e. keperawatan, kedokteran, biologi, antropologi,

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT MAKALAH TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Oleh : FEBI GELAR RAMADHAN UNIVERSITAS WIDYATAMA FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB 1. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Modul ke: MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Pengertian Sistem Filsafat

Lebih terperinci

ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS

ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS Achmad Jainuri, PhD IAIN Sunan Ampel, Surabaya Abstraksi Harold Coward menulis sebuah buku menarik, Pluralism Challenge to World Religions. Gagasan pluralisme dewasa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam BAB V KESIMPULAN Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor politik dan faktor sosial. Ditinjau dari aspek politik, perselisihan antara

Lebih terperinci

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME oleh : Drs. IBNU UBAIDILAH, MA STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI PENGERTIAN Pengertian secara Etimologi Istilah perenialisme berasal dari bahasa latin, yaitu dari akar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.staff.unri.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : FILSAFAT UMUM KODE MATAKULIAH /SKS = IT / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : FILSAFAT UMUM KODE MATAKULIAH /SKS = IT / 2 SKS Tujuan: Agar mahasiswa memahami dudukan dan peran filsafat dalam permbangan dunia ilmu, khususnya Psikologi. 1 Pengertian Filsafat 2 Jagad Filsafat Bangsa2. A. Definisi Filsafat : memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU DASAR-DASAR ILMU Ilmu adalah hal mendasar di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia akan mengetahui hakikat dirinya dan dunia sekitarnya. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Agama Bobot Mata Kuliah : 2 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Mengkaji aspek-aspek yang berhubungan dengan makhluk, mengkaji sifat dan kekuasaan Allah

Lebih terperinci

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA Kapan timbulnya ilmu negara (pemikiran tentang negara dan hukum)?. Teori-teori pemahaman tentang negara atau ilmu-ilmu yang

Lebih terperinci

SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti

SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti Istilah filsafat berasal dari Bahasa Arab (falsafah), Inggris (philosophy), Latin (philosophia). Istilah-istilah tersebut bersumber dari Bahasa Yunani philosophia.

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Agama Bobot Mata Kuliah : 3 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Mengkaji aspek-aspek yasng berhubungan dengan makhluk, mengkaji sifat dan kekuasaan Allah

Lebih terperinci

Kosmologi Ibnu Sînâ MUHAMMAD SOFYAN NURUL JAMAL Dosen Pembimbing Dr. Humaidi

Kosmologi Ibnu Sînâ MUHAMMAD SOFYAN NURUL JAMAL Dosen Pembimbing Dr. Humaidi Kosmologi Ibnu Sînâ MUHAMMAD SOFYAN NURUL JAMAL 213241014 Dosen Pembimbing Dr. Humaidi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan sebagai Magister Filsafat Islam di Program Magister Ilmu Agama Islam (PMIAI) The

Lebih terperinci

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme:

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme: Idealis/Idealisme: IDEALISME (1) Orang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta menghayatinya; Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum

Lebih terperinci

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: Filsafat eksistensialisme merupakan pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Eksistensialisme suatu protes terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. RUMUSAN MASALAH

I. PENDAHULUAN II. RUMUSAN MASALAH I. PENDAHULUAN Istilah tasawuf adalah suatu makna yang mengandung arti tentang segala sesuatu untuk berupaya mebersihkan jiwa serta mendekatkan diri kepada Allah dengan Mahabbah yang sedekat-dekatnya.

Lebih terperinci

ETIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT

ETIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT ETIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT Authors: Angga Debby Frayudha MANAJEMEN PENDIDIKAN S2 UNNES mpyenk@gmail.com BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dewasa ini terlihat gejala-gejala kemerosotan etika.

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut: BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Uraian akhir dari analisa atas pemikiran Frithjof Schuon tentang makna agama dalam perspektif Filsafat Agama adalah bagian kesimpulan, yang merupakan rangkuman jawaban atas

Lebih terperinci

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika A. MATEMATIKA Matematika Sebagai Bahasa Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka kita berpaling kepada

Lebih terperinci

: Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati

: Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati Pokok Bahasan II : Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati A. Ultimasi Agama dan Filsafat: Upaya Mempertemukan Karakter-karakter yang Berbeda 1. Watak agama dan filsafat H.M.Rasjidi (1965: 3) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ialah membelajarkan siswa yang menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang universal. Dalam Islam, tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Karena keduanya saling berkaitan. Termasuk dalam kehidupan bernegara. Islam

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PREVIEW PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

Jenis Pengetahuan dan. Ukuran Kebenaran

Jenis Pengetahuan dan. Ukuran Kebenaran Jenis Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran Afid Burhanuddin Kompetensi dasar: Mahasiswa dapat memahami jenis pengetahuan dan ukuran kebenaran Indikator: Mahasiswa dapat memahami pengetahuan Indera Mahasiswa

Lebih terperinci