ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA HOTEL THE DAMAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA HOTEL THE DAMAI"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA HOTEL THE DAMAI Ni Luh Ayu Vienna Anggawati, Desak Nyoman Sri Werastuti, Edy Sujana Jurusan Akuntansi Program S Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {ayu.amsa@yahoo.com, weras_tuti@yahoo.com, Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan key performance indicator (KPI) yang mengalami penurunan kinerja yang dapat mempengaruhi kinerja hotel The Damai dengan metode pengukuran kinerja performance prism. Performance prism memadupadankan probabilitas kepentingan dengan penilaian kinerja dari tiap key performance indicator. Metode performance prism ini digunakan untuk menguraikan key performance indicator secara mendetail. Selain itu, dalam metode performance prism lebih mengedepankan kepuasan stakeholder, dimana kinerja hotel The Damai sangat dipengaruhi oleh kepuasan stakeholder. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, performance measurement sheet, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini dipilih secara purposive. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data kualitatif, yaitu wawancara untuk menganalisis stakeholder dan perspektif dalam performance prism, dan model kuantitatif TEV untuk menganalisis performance measurement sheet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kinerja hotel The Damai adalah sebesar.866, dalam skala likert nilai kinerja ini dikategorikan baik. Dari key performance indicator yang berhasil diidentifikasi terdapat 6 key performance indicator yang dikategorikan sangat baik, key performance indicator dikategorikan baik, key performance indicator yang dikategorikan cukup, key performance indicator yang dikategorikan kurang, dan key performance indicator yang dikategorikan sangat kurang. Kata Kunci: pengukuran kinerja, performance prism, key performance indicator, model kuantitatif TEV Abstract This study was aimed at analyzing key performance indicators that experienced a decrease in performance that could influence The Damai Hotel s performance by using performance prism measurement method. Performance prism matches significance weight and performance score of each key performance indicator in detail. In addition, in performance prism method, stakeholders satisfaction is emphasized, in which the performance of The Damai Hotel is affected very much by the stakeholders satisfaction. This study was a descriptive study using data collection techniques of interview, performance measurement sheet, and documentation. Informants were selected purposively. The study used qualitative data analysis using interview to analyze the stakeholders and perspective in performance prism, and TEV quantitative model for analyzing performance measurement sheet. The results showed that the score of hotel The Damai s performance is.866, in Likert s scale using options, this score falls into good category. Sixteen of key performance indicators belong to very good category, key performance indicator is good,

2 key indicators are good enough, key performance indicator is poor and key performance indicators are very poor. Keywords: performance measurement, performance prism, key performance indicator, TEV quantitative model PENDAHULUAN Perkembangan kondisi perekonomian di Bali yang diiringi dengan adanya arus globalisasi menyebabkan ketatnya persaingan bisnis hotel antar perusahaan perhotelan. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan perhotelan dituntut untuk melakukan beberapa program peningkatan manajemen, penghematan biaya tanpa mengurangi pelayanan kepada pelanggan agar memiliki daya saing untuk berkompetisi (Vanany & Tanukhidah, 00). Seperti halnya hotel The Damai. Sebagai salah satu hotel berbintang tiga di Buleleng (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng), hotel ini senantiasa berupaya memperbaiki manajemennya. Untuk mempertahankan kinerja manajemen diperlukan suatu pengukuran kinerja. Performance prism merupakan metode pengukuran kinerja yang terbaru. Metode ini berupaya menyempurnakan model-model pengukuran kinerja sebelumnya. Model ini tidak hanya didasari oleh strategi tetapi juga memperhatikan kepuasan dan kontribusi stakeholder, proses dan kapabilitas perusahaan (Neely dan Adam, 000 b, c dalam Vanany dan Tanukhidah, 00). Memahami atribut apa yang menyebabkan stakeholder (pemilik dan investor, supplier, konsumen, tenaga kerja, pemerintah dan masyarakat sekitar) puas adalah langkah penting dalam metode performance prism. Hotel The Damai merupakan salah satu hotel berbintang di kawasan lovina yang terletak di desa Kayuputih, Kecamatan Sukasada. Walaupun telah berdiri selama hampir 8 tahun, namun eksistensi hotel ini tidak pernah redup. Terbukti dengan berbagai awards yang diperolehnya, yaitu empat tahun berturutturut memperoleh penghargaan sebagai Traveler Choice dari situs (0-0) dan memenangkan International Hotel Awards pada tahun 0. Namun, sayangnya hal itu tidak berbanding lurus dengan jumlah hunian tamu yang menginap di hotel The Damai. Berikut jumlah hunian tamu pada hotel The Damai selama lima tahun terakhir: Tabel Tingkat Hunian Tamu yang Menginap Di Hotel The Damai Tahun Persentase tingkat hunian.7% 6.% 9.9% 9.80%.0% Sumber: Hotel The Damai Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat hunian tamu pada hotel The Damai dari tahun 0 hingga tahun 0. Dari wawancara yang dilakukan penulis, hotel The Damai telah melakukan penilaian kinerja dengan metode performance evaluation. Namun, performance evaluation belum mampu mendefinisikan kinerja hotel. Performance prism sebagai metode pengukuran kinerja baru yang merupakan penyempurnaan dari metode pengukuran kinerja sebelumnya, diharapkan mampu mendefinisikan kinerja hotel The Damai saat ini, sehingga dapat menentukan strategi apa yang harus direncanakan, indikator apa yang harus ditingkatkan kinerjanya, dan kemampuan apa yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kinerja. Berdasarkan kondisi tersebut, ada beberapa pertanyaan yang akan dibahas dalam penelitian yaitu: ) Apakah yang diinginkan serta dibutuhkan oleh para stakeholder hotel The Damai berdasarkan

3 perspektif stakeholder satisfaction pada metode performance prism? ) Strategi apakah yang dapat digunakan untuk memenuhi keinginan serta kebutuhan para stakeholder hotel The Damai berdasarkan perspektif strategy pada metode performance prism? ) Proses apakah yang harus dilakukan untuk menjalankan strategi hotel The Damai tersebut berdasarkan perspektif process pada metode performance prism? ) Kapabilitas apakah yang harus dikembangkan untuk menjalankan proses hotel The Damai tersebut berdasarkan perspektif capability pada metode performance prism? ) Kontribusi apakah yang diharapkan hotel The Damai dari stakeholder berdasarkan perspektif stakeholder contribution pada metode performance prism? 6) Bagaimanakah hasil pengukuran kinerja dengan metode performance prism pada hotel the Damai? METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dimana dalam penelitian ini akan dijelaskan tentang hasil pengukuran kinerja dari Hotel The Damai dengan menggunakan metode pengukuran kinerja Performance prism. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu wawancara, performance measurement sheet, dokumentasi. Informan dalam penelitian ini dipilih secara purposive. Pemilihan responden dalam performance measurement sheet ditentukan berdasarkan kekayaan informasi yang dimiliki responden tentang operasional, strategi dan manajemen perusahaan. Raco (00) menyatakan bahwa pemilihan responden berdasarkan atas kredibilitas serta kekayaan informasi yang mereka miliki. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknis analisis data kualitatif. Teknis analisis data kualitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang datanya berupa pernyataan yang tidak berupa angkaangka, yang kemudian disusun secara naratif dengan pola atau susunan tertentu. Teknik analisis data ini digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai stakeholder kunci hotel The Damai, perspektif kepuasan stakeholder dalam performance prism di hotel The Damai, strategi dalam performance prism di hotel The Damai, proses dalam performance prism di hotel The Damai, kapabilitas performance prism di hotel The Damai, dan kontribusi stakeholder dalam performance prism di hotel The Damai. Sedangkan, untuk menganalisis performance measurement sheet menggunakan model kuantitatif TEV (Tree Expected Value) yang terdiri dari metode Delphi yang digunakan untuk menganalisis probabilitas dari tiap key performance indicator, dengan rumus: dan expected value yang digunakan untuk menganalisis penilaian kinerja dari tiap key performance indicator dan perusahaan, dengan rumus: Dalam penilaian kinerja dengan expected value digunakan skala likert, sebagai berikut: Tabel Skala Pengukuran (Penilaian) Likert Nilai Kategori Interval Range Sangat Baik..00 Baik..0 Cukup.6.0 Kurang.8.60 Sangat Kurang Sumber: Christian (00)

4 PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Hotel The Damai merupakan hotel yang di bangun oleh seorang pengusaha yang berkebangsaan Denmark. Pemilik hotel ini adalah Mr. Nills Norman. Beliau membangun hotel ini pada tahun 997 dengan nama Damai Lovina Villas. Kemudian, seiring berjalannya waktu Mr. Nills merubahnya menjadi The Damai. Selama 8 tahun hotel ini berdiri di wilayah hukum Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Analisa Penilaian Kinerja Terhadap Probabilitas pada Perspektif Kepuasan Stakeholder (Stakeholder Satisfaction) KPI pada perspektif kepuasan stakeholder (stakeholder satisfaction) terdiri dari rasio peningkatan laba perusahaan, rasio penghargaan kepada pegawai, rasio kepuasan pelanggan, rasio ketepatan pembayaran order, rasio penciptaan lapangan kerja. 6 0 Kepuasan Stakeholder (Stakeholder Satisfaction ) Rasio Peningkatan Laba Perusahaan Rasio Penghargaan Kepada Pegawai Rasio Kepuasan Pelanggan Rasio Ketepatan Pembayaran Order Rasio Penciptaan Lapangan Kerja Nilai Bobot / Probabilitas Gambar Grafik Perspektif Kepuasan Stakeholder (Stakeholder Satisfaction) Sumber: Data Diolah Dapat dilihat pada gambar bahwa menurut para responden indikator yang paling penting adalah indikator rasio kepuasan pelanggan dengan nilai probabilitas 0.. Tingginya probabilitas kepentingan indikator rasio kepuasan stakeholder sesuai dengan nilai kinerja indikator tersebut yaitu memperoleh nilai dengan kategori sangat baik. Indikator dengan probabilitas kepentingan tertinggi kedua yaitu rasio peningkatan laba perusahaan. Walaupun menurut para responden indikator rasio peningkatan laba perusahaan merupakan indikator yang penting, namun kinerja rasio peningkatan laba perusahaan sangat kurang yaitu dengan nilai kinerja. Rasio penghargaan kepada pegawai dengan probabilitas kepentingan 0.8. Indikator tersebut memperoleh nilai kinerja yang dikategorikan cukup. Nilai kinerja yang diperoleh indikator rasio penghargaan pegawai sudah sesuai dengan probabilitas kepentingan yaitu, kategori kinerja cukup. Indikator rasio ketepatan pembayaran order dengan probabilitas 0.. Walaupun memperoleh probabilitas kepentingan yang rendah, namun nilai kinerja indikator rasio ketepatan pembayaran order sangat tinggi, yaitu nilai kinerja dikategorikan sangat baik. Begitu pula indikator rasio penciptaan lapangan kerja dengan probabilitas paling rendah, namun nilai kinerjanya sangat tinggi yaitu. Nilai kinerja indikator rasio peningkatan laba perusahaan dan rasio penghargaan kepada pegawai lebih rendah daripada indikator rasio ketepatan pembayaran order dan rasio penciptaan lapangan kerja. Sedangkan, probabilitas kepentingan indikator rasio ketepatan pembayaran order dan rasio penciptaan lapangan kerja rendah. Dari pemaparan tersebut, diperlukan adanya peningkatan kinerja pada indikator rasio peningkatan laba perusahaan dan indikator rasio penghargaan kepada pegawai yang kinerjanya kurang. Analisa Penilaian Kinerja Terhadap Probabilitas pada Perspektif Strategi (Strategy) KPI pada perspektif strategi (strategy) terdiri dari rasio peningkatan jumlah pelanggan, jumlah keluhan/masukan pegawai, jumlah keluhan/masukan pelanggan, rasio keterlambatan pengiriman order, rasio penerimaan pegawai dari penduduk lokal. Pada gambar dapat dilihat bahwa menurut responden indikator yang paling penting adalah peningkatan jumlah pelanggan dengan probabilitas 0.. Walaupun memperoleh probabilitas kepentingan yang tinggi, akan tetapi indikator rasio peningkatan jumlah pelanggan tidak memperoleh nilai kinerja yang tinggi pula. Seperti yang terlihat pada grafik dimana nilai kinerja indikator rasio

5 peningkatan jumlah pelanggan, memperoleh nilai kinerja paling rendah atau sangat kurang yaitu. 6 0 Rasio Peningkatan Jumlah Pelanggan Strategi (Strategy) Jumlah Keluhan/Masukan Pegawai Jumlah Keluhan/Masukan Pelanggan Rasio Keterlambatan Pengiriman Order Rasio Penerimaan Pegawai dari Penduduk Lokal Nilai Bobot / Probabilitas Gambar Grafik Perspektif Strategi (Strategy) Sumber: Data Diolah Kemudian disusul dengan indikator jumlah keluhan/masukan pelanggan dengan probabilitas 0.7. Pada indikator jumlah keluhan/masukan pelanggan nilai kinerja yang diperoleh sesuai dengan probabilitas kepentingan yang dipilih responden. Dimana indikator jumlah keluhan/masukan pelanggan memperoleh nilai kinerja. Indikator rasio keterlambatan pengiriman order serta jumlah keluhan/masukan pegawai memperoleh probabilitas kepentingan masing-masing 0.7 dan 0.6 dengan nilai kinerja yang sama yaitu kategori kinerja sangat baik. Meskipun probabilitas kepentingan pada dua indikator ini rendah, namun kinerjanya sangat baik. Sedangkan, indikator rasio penerimaan pegawai dari penduduk lokal memperoleh probabilitas paling rendah yaitu 0.7, dengan nilai kinerja yaitu kategori kinerja cukup. Walaupun indikator rasio peningkatan pelanggan memiliki nilai probabilitas yang paling tinggi yang berarti menurut responden indikator ini merupakan indikator penting untuk meningkatkan kinerja perusahaan, namun hal itu tidak diikuti dengan nilai kinerja yang tinggi. Sedangkan, pada indikator jumlah keluhan/masukan pegawai dan rasio keterlambatan pengiriman order walaupun memperoleh probabilitas kepentingan yang rendah namun nilai kinerja pada dua indikator tersebut berkebalikan dengan rasio peningkatan pelanggan, dimana nilai kinerja indikator-indikator tersebut dikategorikan sebagai sangat baik. Oleh karena itu, untuk indikator peningkatan jumlah pelanggan yang memiliki nilai kinerja sangat kurang memerlukan suatu tindakan tertentu untuk meningkatkan kinerja pada indikator tersebut. Analisa Penilaian Kinerja Terhadap Probabilitas pada Perspektif Proses (Process) KPI pada perspektif proses (process) terdiri dari rasio kualitas service to guest, rata-rata masa kerja pegawai, lamanya merespon keluhan/masukan pelanggan, frekuensi koordinasi antara supplier dan perusahaan, rasio partisipasi program pemberdayaan lingkungan (CSR) Rasio kualitas service to guest Rata-rata masa kerja Proses (Process ) pegawai Lamanya merespon keluhan/masukan pelanggan Frekuensi koordinasi antara supplier dan perusahaan Rasio partisipasi program pemberdayaan lingkungan (CSR) Nilai Gambar Grafik Perspektif Proses (Process) Sumber: Data Diolah Bobot / Probabilitas Pada gambar dapat dilihat bahwa menurut responden indikator rasio kualitas service to guest merupakan indikator yang paling penting dimana indikator tersebut memperoleh nilai probabilitas sebesar 0., probabilitas kepentingan tersebut sesuai dengan hasil penilaian kinerja indikator rasio kualitas service to guest dengan nilai kinerja, dimana kinerja dari indikator rasio kualitas service to guest sangat baik. Kemudian, indikator lamanya merespon keluhan/masukan pelanggan dengan probabilitas 0. merupakan tingkat kedua dari probabilitas kepentingan. Nilai kinerja dari indikator lamanya merespon keluhan/masukan pelanggan sesuai dengan nilai probabilitas dari indikator tersebut yaitu nilai kinerja, yang berarti kinerja dari indikator lamanya merespon keluhan/masukan pelanggan sangat baik. Indikator frekuensi koordinasi antara supplier dan perusahaan dengan probabilitas 0.7. Walaupun probabilitas dari indikator frekuensi koordinasi antara

6 supplier dan perusahaan rendah, namun nilai kinerja dari indikator tersebut tinggi. Sehingga dapat dikategorikan sebagai indikator dengan kinerja sangat baik. Kinerja indikator rata-rata masa kerja pegawai dengan probabilitas 0.7 dan nilai kinerja sudah sesuai. Dimana menurut para responden rata-rata masa kerja pegawai tidak terlalu penting dalam mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan nilai kinerja indikator tersebut yang dikategorikan kurang. Probabilitas kepentingan indikator rasio partisipasi program pemberdayaan lingkungan (CSR) menempati probabilitas kepentingan paling rendah yaitu 0.7. Namun, walaupun probabilitas kepentingannya rendah, kinerja indikator rasio partisipasi program pemberdayaan lingkungan (CSR) sangat baik dengan nilai kinerja. Analisa Penilaian Kinerja Terhadap Probabilitas pada Perspektif Kapabilitas (Capability) KPI pada perspektif kapabilitas (capability) terdiri dari rasio pegawai yang mahir berbahasa inggris, rasio pegawai yang berpendidikan minimal D, rasio keluhan/masukan pelanggan yang ditanggapi, jumlah supplier tetap, rasio kualitas hubungan dengan lingkungan sekitar dan pemerintah. probabilitas 0., akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan nilai kinerja indikator rasio pegawai yang mahir berbahasa inggris dengan nilai kinerja yaitu dikategorikan sebagai kinerja yang cukup. Hotel The Damai sendiri merupakan perusahaan jasa penginapan yang sebagian besar pelanggannya berasal dari luar negeri, sehingga sangat diperlukan peningkatan kinerja pada indikator rasio pegawai yang mahir berbahasa inggris. Pada indikator jumlah supplier tetap probabilitas kepentingan yang diperoleh adalah 0.8. Meskipun indikator jumlah supplier tetap memperoleh probabilitas kepentingan yang rendah namun, hal ini tidak sesuai dengan nilai kinerjanya yang memperoleh nilai kinerja yang berarti kinerja indikator jumlah supplier tetap sangat baik. Sedangkan, indikator rasio pegawai yang berpendidikan minimal D menurut responden tingkat kepentingannya tidak terlalu mempengaruhi kinerja perusahaan, hal ini karena yang diperlukan dalam perusahaan jasa perhotelan adalah skill untuk melayani pelanggan dengan baik bukan tingginya jenjang pendidikan. Berbeda dengan indikator rasio kualitas hubungan dengan lingkungan sekitar dan pemerintah yang memperoleh probabilitas kepentingan paling rendah namun nilai kinerja dari indikator tersebut tinggi yaitu dengan kategori sangat baik. 6 0 Rasio pegawai yang mahir berbahasa inggris Kapabilitas (Capability) Rasio pegawai yang berpendidikan minimal D Rasio keluhan/masukan pelanggan yang ditanggapi Jumlah supplier tetap Rasio kualitas hubungan dengan lingkungan sekitar dan pemerintah Nilai Bobot / Probabilitas Gambar Grafik Perspektif Kapabilitas (Capability) Sumber: Data Diolah Pada gambar dapat dilihat bahwa indikator rasio keluhan/masukan pelanggan yang ditanggapi menurut responden merupakan indikator yang paling penting dengan probabilitas 0.9, hal ini sesuai dengan nilai kinerja indikator rasio keluhan/masukan pelanggan dengan nilai kinerja. Disusul dengan rasio pegawai yang mahir berbahasa inggris dengan nilai Analisa Penilaian Kinerja Terhadap Probabilitas pada Perspektif Kontribusi Stakeholder (Stakeholder Contribution) KPI pada perspektif kontribusi stakeholder (stakeholder contribution) terdiri dari rasio pegawai yang menerima pelatihan, rasio loyalitas pegawai, jumlah pelanggan tetap, rasio kualitas barang yang baik, rasio keamanan aset dan fasilitas hotel. Pada gambar dapat dilihat bahwa menurut responden indikator yang paling penting merupakan indikator jumlah pelanggan tetap dan indikator rasio kualitas barang yang baik dengan nilai probabilitas yang sama yaitu Nilai kinerja pada indikator rasio kualitas pelanggan sesuai dengan probabilitas kepentingannya yaitu dengan kategori sangat baik.

7 6 0 Rasio pegawai yang menerima pelatihan Kontribusi Stakeholde r (Stakeholder Contribution ) Rasio loyalitas pegawai Jumlah pelanggan tetap Rasio kualitas barang yang baik Rasio keamanan aset dan fasilitas hotel Nilai Bobot / Probabilitas Gambar Grafik Perspektif Kontribusi Stakeholder (Stakeholder Contribution) Sumber: Data Diolah Sedangkan, untuk indikator jumlah pelanggan tetap walaupun menurut para responden indikator jumlah pelanggan tetap memiliki tingkat kepentingan yang tinggi yaitu 0.67, namun hal tersebut tidak sesuai dengan nilai kinerjanya yaitu yang berarti kinerja dari indikator jumlah pelanggan tetap masih sangat kurang. Sehingga, diperlukan adanya peningkatan kinerja pada indikator jumlah pelanggan tetap. Pada indikator rasio keamanan aset dan fasilitas hotel menurut responden juga memiliki tingkat kepentingan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan nilai kinerja pada indikator rasio keamanan aset dan fasilitas hotel yaitu. Yang berarti kinerja pada indikator tersebut sangat baik. Sedangkan pada indikator rasio loyalitas pegawai dengan nilai probabilitas 0.67, nilai kinerjanya lebih rendah di bandingkan indikator rasio pegawai yang menerima pelatihan. Walaupun tingkat probabilitas kepentingan indikator rasio pegawai yang menerima pelatihan lebih rendah dibandingkan dengan indikator rasio loyalitas pegawai yaitu 0.7. Sehingga, kinerja indikator loyalitas pegawai juga perlu ditingkatkan. Analisa Penilaian Kinerja Terhadap Probabilitas Pada Pengukuran Kinerja Perusahaan Berdasarkan metode performance prism, perspektif pengukuran kinerja perusahaan terdiri dari kepuasan stakeholder (stakeholder satisfaction), strategi (strategy), proses (process), kapabilitas (capability), dan kontribusi stakeholder (stakeholder contribution). Pada gambar 6 dapat dilihat bahwa menurut responden perspektif kepuasan stakeholder merupakan perspektif yang paling penting Kinerja Hotel The Damai Kepuasan Stakeholder Strategi Proses Kapabilitas Kontribusi Stakeholder.77 Nilai Bobot / Probabilitas Gambar 6 Grafik Pengukuran Kinerja Hotel The Damai Sumber: Data Diolah Namun, nilai kinerja perspektif kepuasan stakeholder lebih rendah dibandingkan perspektif proses, sedangkan tingkat probabilitas kepentingan perspektif proses lebih rendah dibandingkan perspektif kepuasan stakeholder. Sehingga, perlu adanya peningkatan kinerja pada perspektif kepuasan stakeholder. Nilai kinerja pada perspektif strategi merupakan yang paling rendah, di sisi lain nilai probabilitas kepentingan yang diperoleh cukup tinggi. Sedangkan perspektif kapabilitas serta kontribusi stakeholder yang tingkat probabilitasnya jauh lebih rendah, memperoleh nilai kinerja yang jauh lebih tinggi dibandingkan perspektif strategi. Hal ini berarti, perlu adanya evaluasi dari manajemen hotel The Damai terhadap indikator pada persepktif strategi. Penilaian Kinerja Perspektif Kepuasan Stakeholder (Stakeholder Satisfaction) Indikator rasio peningkatan laba perusahaan hanya mengalami peningkatan 6.0% sehingga laba yang diperoleh pada tahun 0 belum mencapai target perusahaan. Hal ini disebabkan pada tahun 0 terjadi penurunan jumlah pelanggan yang menginap. Sehingga selain menekan biaya operasional, hotel The Damai berusaha meningkatkan, income dari fasilitas lain yang dimiliki, antara lain restaurant, spa, bar dan fasilitas hotel lainnya. Ibu Dewa Ayu Alit Prapti Ratnadika sebagai perwakilan dari manajemen hotel The Damai mengemukakan: Apabila laba perusahaan tidak mencapai target, maka

8 perusahaan akan berusaha meningkatkan income dari sumber pendapatan lain, yaitu dengan melakukan promosi dengan agent-agent pariwisata, promosi di kamar-kamar, dan promosi di luar hotel untuk meningkatkan income dari fasilitas lain yang dimiliki hotel seperti restaurant dan spa. Indikator rasio penghargaan kepada pegawai dikategorikan sebagai kinerja cukup. Dimana pencapaiannya hanya.67%. Hal ini karena pada tahun 0 terjadi perubahan struktur manajemen pada hotel The Damai. Sehingga, segala urusan yang menyangkut kepegawaian ditunda hingga keadaan perusahaan stabil. Indikator rasio kepuasan pelanggan memperoleh nilai kinerja sangat baik. Hal ini karena dari 67 feedback yang diberikan pelanggan pada situs hanya diantaranya yang memberikan feedback kurang puas, sedangkan 6 diantaranya menyatakan kepuasan. Sehingga, untuk indikator rasio kepuasan pelanggan memperoleh pencapaian sebesar 9.%. Kemudian untuk indikator rasio ketepatan pembayaran order memperoleh nilai kinerja sangat baik karena hotel The Damai tidak pernah mengalami keterlambatan pembayaran. Hotel The Damai memiliki MoU dengan pihak supplier tentang pembelian hingga pembayaran yang dilakukan oleh hotel The Damai. Sehingga, hotel The Damai dapat mengatur pembayaran sebelum tanggal pembayaran jatuh tempo. Pada indikator rasio penciptaan lapangan kerja memperoleh nilai kinerja sangat baik. Dimana pada tahun 0 ada 9 orang calon pegawai yang melamar ke The Damai. Pada tahun 0 hotel The Damai memerlukan pegawai tambahan akibat dari resignnya beberapa orang pegawai. Ke sembilan pelamar tersebut diterima seluruhnya karena memenuhi syarat yang ditentukan oleh hotel The Damai, selain itu kuota untuk penduduk lokal masih kurang dari 0%. Sehingga, 9 orang pelamar yang merupakan masyarakat desa Kayuputih tersebut diterima sebagai pegawai oleh pihak manajemen hotel The Damai. Penilaian Kinerja Perspektif Strategi (Strategy) Pada tahun 0 hotel The Damai melakukan renovasi pada beberapa kamar dan pool villa. Hal ini berdampak pada penurunan jumlah hunian pada tahun tersebut sehingga The Damai tidak dapat menerima pelanggan yang menginap dengan optimal. Sehingga, indikator rasio peningkatan pelanggan berada di kategori sangat kurang. Namun, manajemen mengatasi penurunan jumlah hunian tersebut dengan melakukan berbagai promosi untuk meningkatkan pendapatan dari sumber lain seperti restaurant dan spa. Pada tahun 0 The Damai mencatat tidak adanya keluhan/masukan dari pegawai. Sehingga, indikator jumlah keluhan/masukan pegawai dikategorikan sebagai indikator dengan kinerja sangat baik. Hal ini karena The Damai menerapkan adanya komunikasi arah yang baik antara manajemen dengan pegawai. Pada indikator rasio keterlambatan pengiriman order terdapat 0 purchase order (PO) yang terlambat dari total 70 PO. Keterlambatan pengiriman ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal diantaranya jarak antara supplier dan perusahaan cukup jauh sehingga memerlukan waktu yang agak lama dalam pengiriman, adanya produk-produk langka yang sulit didatangkan dari supplier karena harus mengimpor dari luar negeri, cuaca ekstrim serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengiriman dari supplier. Pada tahun 0 The Damai mencatat terdapat 6 keluhan dari pelanggan. Kinerja indikator jumlah keluhan/masukan dikategorikan sangat baik. Karena dari 70 pelanggan yang datang pada tahun 0 hanya 6 diantaranya yang mengajukan complain pada hotel The Damai. Indikator rasio penerimaan pegawai dari penduduk lokal dikategorikan sebagai indikator dengan kinerja cukup. Hal ini karena The Damai memiliki perjanjian dengan pemerintah desa Kayuputih bahwa The Damai akan memberikan kuota

9 pegawai sebanyak 0% untuk penduduk lokal desa Kayuputih yang ingin bekerja di The Damai. Menurut Ibu Dewa Ayu Alit Prapti Ratnadika, penerimaan 0% pegawai dari penduduk lokal tidak hanya menguntungkan pihak desa namun, juga dapat meningkatkan hubungan antara The Damai dan pemerintah desa Kayuputih. Penilaian Kinerja Perspektif Proses (Process) Indikator rasio kualitas service to guest memperoleh kategori sangat baik. Dimana hanya pelanggan yang memberikan penilaian service kurang, sedangkan pelanggan memberikan penilaian sangat baik dari total pelanggan yang memberikan penilaian service. Penilaian service ini diperoleh dari Dimana pada situs tersebut terdapat data-data tentang penilaian service dari pelanggan yang telah berkunjung ataupun menginap di The Damai selama tahun 0. Data penilaian service pada situs tripadvisor ini telah diakui oleh hotel The Damai sebagai situs perangkingan tempat-tempat wisata di seluruh dunia. Indikator rata-rata masa kerja pegawai memperoleh penilaian kinerja kurang. Dimana rata-rata masa kerja pegawai hotel The Damai adalah tahun. Tingkat turnover hotel The Damai tergolong rendah. Perputaran karyawan atau employee turnover adalah pengunduran diri permanen secara sukarela dari suatu organisasi (Robbins dan Judge, 008:8). Menurut Gillis (dalam Hartono dan Setiawan, 0) bahwa tingkat turnover yang normal berkisar antara %-0% dari jumlah seluruh karyawan. Sedangkan, turnover karyawan dikatakan tinggi apabila mencapai 0% atau lebih. Tingkat turnover hotel The Damai tergolong rendah yaitu sebesar.%. Hotel The Damai menerapkan realtime respond untuk merespon keluhan dan masukan dari pelanggan. Sehingga apabila The Damai memperoleh keluhan/masukan dari pelanggan maka akan langsung ditangani saat itu juga. Hal ini dilakukan untuk mengurangi feedback buruk dari pelanggan yang akan mempengaruhi penilaian pelanggan lain ataupun calon pelanggan yang ingin menginap di The Damai. Indikator frekuensi koordinasi antara supplier dan perusahaan memperoleh nilai kinerja yang dikategorikan sebagai indikator dengan kinerja sangat baik. Hotel The Damai berkoordinasi dengan supplier setiap hari. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan dengan supplier selain itu juga untuk memastikan barang-barang yang diorder oleh perusahaan sudah sesuai dengan kualitas yang ditawarkan serta sampai di tujuan dengan selamat. The Damai mengkoordinasikan barang-barang yang diperlukan, pengiriman produk hingga sampai di tujuan, dan pengecekan kualitas barang setelah sampai di The Damai. Pada indikator partisipasi program pemberdayaan lingkungan (CSR) memperoleh nilai kinerja yang dikategorikan sangat baik. Program pemberdayaan lingkungan (CSR) yang dilakukan oleh The Damai yaitu memberikan tempat serta fasilitas latihan tari untuk anak-anak dari masyarakat desa Kayuputih. Penilaian Kinerja Perspektif Kapabilitas (Capability) Indikator rasio pegawai yang mahir berbahasa inggris dikategorikan cukup. Hal ini karena dari 90 karyawan yang bekerja di The Damai pada tahun 0, hanya 8 diantaranya yang mampu berkomunikasi dengan bahasa inggris. Tentu saja hal ini sangat mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut mengingat The Damai merupakan perusahaan jasa penginapan yang sebagian besar pelanggannya berasal dari luar negeri dan penggunaan bahasa inggris sangat diperlukan untuk memberikan penilaian positif dari pelanggan. Indikator rasio pegawai yang berpendidikan minimal D kinerjanya dikategorikan sangat kurang karena dari total 90 pegawai hanya diantaranya yang merupakan lulusan diploma dan sarjana. Menurut Ibu Dewa Ayu Alit Prapti Ratnadika, hal ini tidak terlalu mempengaruhi kinerja, walaupun dalam hal ini tingkat pendidikan sangat penting. Namun, dalam jasa perhotelan skill dan pengalaman adalah hal yang paling

10 dipentingkan. Karena, dalam hal ini untuk bisa melayani pelanggan dengan baik diperlukan pegawai yang memiliki skill dalam bidang perhotelan yang bagus, komunikasi dalam bahasa inggris yang baik, dan pengalaman kerja di bidang pariwisata. Indikator rasio keluhan/masukan pelanggan yang ditanggapi memperoleh kinerja sangat baik karena seluruh keluhan/masukan yang masuk pada tahun 0 telah ditanggapi oleh pihak The Damai. Indikator jumlah supplier tetap berjumlah supplier termasuk dalam kategori kinerja sangat baik. Supplier hotel The Damai yang berjumlah 6 pada tahun 0 adalah untuk memenuhi keperluan hotel, restaurant, spa, dan divisi lainnya. Sehingga, dengan adanya supplier yang memenuhi segala keperluan hotel The Damai, maka hotel pun dapat memenuhi kepuasan pelanggan dan menambah pendapatan perusahaan. Pada indikator rasio kualitas hubungan dengan lingkungan sekitar dan pemerintah dilihat dari jumlah kritikan serta keluhan dari pemerintah desa Kayuputih maupun pemerintah Daerah. Pada tahun 0 The Damai tidak menerima keluhan ataupun kritikan dari pemerintah desa maupun daerah sehingga kinerja dikategorikan sangat baik. Hotel The Damai yang lokasinya bertetangga langsung dengan desa Kayuputih sangatlah menjaga hubungannya. Hal ini dilakukan dengan seringnya koordinasi antara hotel dan pihak pemerintah desa dalam segala permasalahan antara perusahaan dan desa Kayuputih. Sehingga, apabila perusahaan memiliki permasalahan yang berbenturan dengan masyarakat desa Kayuputih dapat segera ditangani sebelum permasalahan tersebut mempengaruhi kinerja hotel. Penilaian Kinerja Perspektif Kontribusi Stakeholder (Stakeholder Contribution) Pada tahun 0 terdapat orang pegawai yang mengikuti pelatihan. Sembilan diantaranya merupakan pegawai baru, dan sisanya merupakan pegawai yang memerlukan pelatihan lebih untuk meningkatkan skill. Pada indikator rasio loyalitas pegawai dikategorikan baik. Hal ini karena pada tahun 0 pegawai hotel The Damai yang bekerja selama lebih dari tahun berjumlah 6 pegawai dari total 90 pegawai pada tahun 0. Penilaian kinerja terendah pada perspektif kontribusi stakeholder adalah indikator jumlah pelanggan tetap dikategorikan sangat kurang karena hanya terdapat pelanggan tetap yang kembali menginap di The Damai pada tahun 0. Menurut manajemen hal ini tidak hanya karena The Damai sedang melakukan renovasi. Namun, pada saat itu memang sedang low season dan banyak Negara di Eropa yang mengalami krisis ekonomi. Sebagian besar pelanggan The Damai datang dari benua Eropa, sehingga tidak menutup kemungkinan salah satu alasan pelanggan tetap tidak berlibur dan menginap di The Damai karena hal tersebut. Pada indikator rasio kualitas barang yang baik dengan nilai kinerja sangat baik. Dimana hal ini karena pada tahun 0 supplier tidak mengirimkan barang atau produk yang di bawah standar. The Damai selalu melakukan koordinasi dan pengecekan pada tiap produk atau barang yang dibeli. Hal ini karena The Damai sangat mementingkan kualitas dari pelayanan serta produk yang ditawarkan. Sehingga, setiap barang yang dibeli dari supplier selalu di cek ulang agar sesuai dengan standar dan kulitas serta sesuai dengan barang yang di order. Pada indikator rasio keamanan aset dan fasilitas hotel dengan kinerja sangat baik. Pada indikator ini dinilai dengan jumlah kehilangan barang-barang yang dibawa pelanggan ataupun aset dan fasilitas yang dimiliki oleh hotel. Pada tahun 0 The Damai tidak mengalami kasus kehilangan barang baik itu aset dan fasilitas hotel ataupun barang-barang yang dibawa oleh pelanggan. Penilaian Kinerja Perusahaan Pengukuran kinerja pada hotel The Damai yang kinerjanya paling tinggi adalah perspektif proses dengan nilai kinerja.69 dikategorikan sangat baik, walaupun menurut responden tingkat kepentingan

11 dari proses adalah yang ketiga yaitu dengan probabilitas 0.0. Perspektif kapabilitas dengan nilai kinerja.906 dengan kategori baik, namun menurut responden tingkat kepentingan kapabilitas rendah yaitu sebesar 0.7. Selanjutnya perspektif kontribusi stakeholder yang dikategorikan baik dengan nilai kinerja.77. Sama halnya dengan perspektif kapabilitas, perspektif kontribusi stakeholder memperoleh probabilitas Sehingga dapat dikatakan menurut responden perspektif kontribusi stakeholder tidak lebih penting dibandingkan perspektif kepuasan stakeholder, walaupun nilai kinerjanya lebih rendah dibandingkan perspektif kontribusi stakeholder. Perspektif kepuasan stakeholder dengan nilai kinerja.6 dikategorikan baik. Probabilitas kepentingan dari perspektif kepuasan stakeholder merupakan yang paling tinggi, sehingga menurut responden kepuasan stakeholder merupakan hal yang sangat penting. Hal ini tidak diikuti dengan nilai kinerja yang baik, sehingga sangat perlu dilakukan evaluasi dan peningkatan kinerja pada perspektif kepuasan stakeholder. Walaupun probabilitas yang diperoleh oleh perspektif strategi cukup tinggi yaitu sebesar 0., namun nilai kinerja yang yang diperoleh adalah yang terendah yaitu.6 dikategorikan baik. Sangatlah diperlukan evaluasi serta peningkatan kinerja pada perspektif strategi sehingga peningkatan kinerja perusahaan pun dapat dioptimalkan. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, dapat dilihat bahwa hotel The Damai memperoleh nilai kinerja.866. Berdasarkan skala likert dapat dinyatakan kinerja hotel The Damai baik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada hotel The Damai diperoleh simpulan sebagai berikut:. Stakeholder hotel The Damai terdiri dari manajemen, pegawai, pelanggan, supplier, pemerintah desa dan masyarakat sekitar.. KPI dari perspektif kepuasan stakeholder terdiri dari rasio peningkatan laba perusahaan, rasio penghargaan kepada pegawai, rasio kepuasan pelanggan, rasio ketepatan pembayaran order, rasio penciptaan lapangan kerja; perspektif strategi terdiri dari rasio peningkatan jumlah pelanggan, jumlah keluhan/masukan pegawai, jumlah keluhan/masukan pelanggan, rasio keterlambatan pengiriman order, rasio penerimaan pegawai dari penduduk lokal; perspektif proses terdiri dari rasio kualitas service to guest, rata-rata masa kerja pegawai, lamanya merespon keluhan/masukan pelanggan, frekuensi koordinasi antara supplier dan perusahaan, rasio partisipasi program pemberdayaan lingkungan (CSR); perspektif kapabilitas terdiri dari rasio pegawai yang mahir berbahasa inggris, rasio pegawai yang berpendidikan minimal D, rasio keluhan/masukan pelanggan yang ditanggapi, jumlah supplier tetap, rasio kualitas hubungan dengan lingkungan sekitar dan pemerintah; perspektif kontribusi stakeholder terdiri dari rasio pegawai yang menerima pelatihan, rasio loyalitas pegawai, jumlah pelanggan tetap, rasio kualitas barang yang baik, rasio keamanan aset dan fasilitas hotel.. Dari key performance indicator yang berhasil diidentifikasi, terdapat 6 indikator yang dikategorikan sangat baik yang terdiri dari rasio kepuasan pelanggan, rasio ketepatan pembayaran order, rasio penciptaan lapangan kerja, jumlah keluhan/masukan pegawai, jumlah keluhan/masukan pelanggan, rasio keterlambatan pengiriman order, rasio kualitas service to guest, lamanya merespon keluhan/masukan pelanggan, frekuensi koordinasi antara supplier dan perusahaan, rasio partisipasi program pemberdayaan lingkungan (CSR), rasio keluhan/masukan pelanggan yang ditanggapi, jumlah supplier tetap, rasio kualitas hubungan dengan lingkungan sekitar dan pemerintah, rasio pegawai yang menerima pelatihan, rasio kualitas barang yang baik, dan rasio keamanan

12 aset dan fasilitas hotel; indikator dikategorikan baik yaitu rasio loyalitas pegawai; indikator yang dikategorikan cukup yang terdiri dari rasio penghargaan kepada pegawai, rasio penerimaan pegawai dari penduduk lokal, rasio pegawai yang mahir berbahasa inggris; indikator yang dikategorikan kurang yaitu rata-rata masa kerja pegawai; dan indikator yang dikategorikan sangat kurang yang terdiri dari rasio peningkatan laba perusahaan, rasio peningkatan jumlah pelanggan, rasio pegawai yang berpendidikan minimal D, dan jumlah pelanggan tetap.. Dari hasil pengukuran kinerja diperoleh nilai kinerja perusahaan adalah.866. Berdasarkan skala likert dikategorikan sebagai kinerja baik. Saran Saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut:. Perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut pada key performance indicator yang memperoleh nilai kinerja hingga atau kategori kinerja cukup hingga sangat kurang.. Perlunya bantuan yang lebih dalam pengukuran kinerja ini, terutama dalam keterbukaan perusahaan terhadap akurasi dan validasi data yang diperlukan sehingga hasil dari penelitian ini lebih akurat. Buleleng. Singaraja: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng Hartono, Brian dan Roy Setiawan. 0. Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Paparon s Pizza City of Tomorrow. Agora. Volume, Nomor hlm. -8 Raco, J. R. 00. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karateristik, dan Keunggulannya. Jakarta: Grasindo Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge Perilaku Organisasi edisi. Jakarta: Salemba Empat Vanany, Iwan dan Dian Tanukhidah. 00. Perancangan Dan Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Performance prism (Studi Kasus pada Hotel X). Jurnal Teknik Industri. 6 (), pp. 8- DAFTAR PUSTAKA Anonim. 0. Damai. Tersedia di: ew-g999-d09-review- Damai-Lovina_Beach_Bali.html [diakses Mei 0] Christian, Engelbert. 00. Pengukuran Kinerja Perusahaan Jasa Penerbangan di Indonesia dengan Metode Performance prism. Tesis. Universitas Indonesia Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng. 0. Direktori Hotel, Pondok Wisata, Rumah Makan, Restoran, dan Bar Kabupaten

PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS HOTEL ANEKA LOVINA)

PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS HOTEL ANEKA LOVINA) PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS HOTEL ANEKA LOVINA) 1 Komang Sonia Kartika Dewi, 1 Ni Luh Gede Erni Sulindawati, 2 Anantawikrama Tungga Atmaja Jurusan Akuntansi Program S1

Lebih terperinci

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang (Tabel

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis penerapan sistem pengukuran kinerja menggunakan Metode Prism dan pengembangan model pengukuran kinerja tersebut pada unit

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX Vita Rias Prastika 1*, Ahmad Mubin 2*, Shanty Kusuma Dewi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

KUESIONER. Hormat saya, Chandra Gunawan D. No : Nama : Jabatan :

KUESIONER. Hormat saya, Chandra Gunawan D. No : Nama : Jabatan : KUESIONER Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode Performance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi harus menghadapi tantangan yang semakin berat dan serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung cepat

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA Welin Kusuma 1, Patdono Suwignjo 1, Iwan Vanany 1 1 Program Pascasarjana Bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat memberikan nilai kepuasan lebih terhadap pelanggan. Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK Widhy Wahyuni Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ( ITATS ) Jl. Arief Rahman Hakim 100, Surabaya

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Performa (2008) Vol. 7, No.2: 31-36 Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Murman Budijanto, Dwi Lia Indriani Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus di Plaza Hotel Semarang)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus di Plaza Hotel Semarang) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus di Plaza Hotel Semarang) Hery Suliantoro, Galuh Intan M Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri UNDIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan salah satu bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam menyebarkan berbagai informasi

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Program Studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo

Pengukuran Kinerja Program Studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo Pengukuran Kinerja Program Studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo Ernaning Widyaswanti Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Jalan Raya Telang PO BOX 2 Kamal,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI MBA TOUR & TRAVEL

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI MBA TOUR & TRAVEL ANALISIS TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI MBA TOUR & TRAVEL Putu Putri Susanti I Nyoman Sudiarta I Made Kusuma Negara E-mail : putriie_lila@yahoo.com PS. S1 Industri Perjalanan

Lebih terperinci

Kata-kata kunci: Kualitas pelayanan jasa dan kepuasan konsumen

Kata-kata kunci: Kualitas pelayanan jasa dan kepuasan konsumen ABSTRAK Perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti perhotelan memerlukan faktorfaktor pendukung untuk menarik minat para konsumen agar mau menggunakan jasa yang ditawarkan. Kualitas pelayanan jasa

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT dengan PERFORMANCE PRISM di PT. XYZ Waskito Budi Susanto, Patdono Suwignjo Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini pertumbuhannya semakin meningkat. Perkembangan pariwisata saat ini demikian pesat, dan merupakan fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan dan saling pengertian di antara negara-negara sudah berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan dan saling pengertian di antara negara-negara sudah berkembang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dapat dipandang sebagai sesuatu yang abstrak. Secara khusus kepariwisataan dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk memperkecil kesenjangan dan saling

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 161-167 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OMAX DI PT NAGAMAS

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OMAX DI PT NAGAMAS TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OMAX DI PT NAGAMAS Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR Oleh : STEFAHAYU ILLOZA LAROZZA NO BP 07173047 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata di dunia dewasa ini berkembang dengan sangat cepat dan dikatakan berada ada tingkat sekunder, artinya keberadaan pariwisata bisa di sejajarkan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI GRAND ROCKY HOTEL BUKITTINGGI

TINJAUAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI GRAND ROCKY HOTEL BUKITTINGGI TINJAUAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI GRAND ROCKY HOTEL BUKITTINGGI HERVINA PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh strategi harga dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh strategi harga dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh strategi harga dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian jasa pengiriman barang PT. Pos Indonesia Cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki peran dalam pembangunan nasional, diantaranya sebagai sumber perolehan devisa, menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata favorit di Indonesia. Keragaman budaya, kekayaan potensi alam, dan keramah-tamahan masyarakatnya dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Industri pariwisata saat ini mempunyai peran yang besar dalam membantu meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut terbukti

Lebih terperinci

STUDI PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARA PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA STRATEGI MENINGKATKAN MINAT CALON DIDIK

STUDI PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARA PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA STRATEGI MENINGKATKAN MINAT CALON DIDIK STUDI PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARA PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA STRATEGI MENINGKATKAN MINAT CALON DIDIK Yanti Pasmawati, M.T. Program Studi Teknik Industri Universitas Bina Darma, Palembang E-mail: yantipasmawati@mail.binadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia, banyak investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk menengah keatas juga bertambah

Lebih terperinci

TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM SAMSUDIN HARIYANTO 2504 201 006 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng.Sc.

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI FUNGSIONAL UMUM DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI FUNGSIONAL UMUM DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI FUNGSIONAL UMUM DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Miftahul Jannah 1, & Nasaruddin 2 1 Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar 2

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Visi, misi, dan strategi yang ditetapkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO) Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja... (Indarwati dkk.) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO) Putri Indarwati * 1, Narto 2, Zeplin Jiwa

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG SINGARAJA TAHUN 2014

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG SINGARAJA TAHUN 2014 PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG SINGARAJA TAHUN 2014 Suci Widiasri, Anantawikrama, Trisna Herawati Jurusan Akuntasi Program S1 Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat sehingga semua resort atau hotel berlomba-lomba memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal, internal, analisis posisi perusahaan serta melakukan analisis strategi perusahaan berdasarkan metode SWOT Matrix

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM Winarni 1), Paulo 2), Titin Isna Oesman3 ) 1,2,3) Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ISNAWATI Pembimbing: Prof. Dr. H. Mulyadi. Sy.P,MBA,MM & E.Y Suharyono, SE.,Msi ( Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda) Isna.sigma@gmail.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian 7

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian 7 i ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan jasa yang diberikan Hotel Mutiara berpengaruh terhadap kepuasan Tamu Hotel Mutiara, agar dapat bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 100 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai manfaat anggaran penjualan sewa kamar dalam meningkatkan pendapatan sewa kamar, dapat diambil simpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. Dengan bertambahnya hotel baru di Jakarta menjadikan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. Dengan bertambahnya hotel baru di Jakarta menjadikan persaingan bisnis BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Dengan bertambahnya hotel baru di Jakarta menjadikan persaingan bisnis pada bidang hospitality Industry. Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah industri pariwisata, yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah industri pariwisata, yang merupakan salah satu industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian khususnya sektor jasa di Indonesia berlangsung sangat pesat. Salah satu sektor jasa yang menjadi andalan Indonesia adalah industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sangat dikenal dengan dunia pariwisatanya, baik wisata alam, wisata budaya, wisata spiritual, dan beberapa jenis wisata yang baru bermunculan seiring dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BELLBOY DENGAN KEPUASAN TAMU DI HOTEL ROCKY PLAZA PADANG FAPENTA WASISTO /2011

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BELLBOY DENGAN KEPUASAN TAMU DI HOTEL ROCKY PLAZA PADANG FAPENTA WASISTO /2011 HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BELLBOY DENGAN KEPUASAN TAMU DI HOTEL ROCKY PLAZA PADANG FAPENTA WASISTO 1102279/2011 PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan pada penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM Rani Rumita, Heri Suliantoro, Martin Lilik A Program Studi Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika dilihat secara nyata, saat ini pembangunan yang terjadi di beberapa kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi daya tampung dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman diikuti juga dengan semakin banyaknya perusahaan yang tumbuh dan bersaing dengan perusahaan yang telah lebih dulu ada. Setiap pemilik perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA MOEDAL CABANG SEMARANG TENGAH)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA MOEDAL CABANG SEMARANG TENGAH) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA MOEDAL CABANG SEMARANG TENGAH) Nia Budi Puspitasari, Heru Prastawa, dan Aimathin Diana Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN 1. Faktor eksternal perusahaan PT. Mitra Andalan Trans Anugerah adalah sebagai berikut. Peluang PT. Mitra Andalan Trans Anugerah meliputi: meningkatnya jumlah dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam menyongsong era perdagangan bebas, Indonesia harus mempersiapkan diri di segala bidang, sehingga dapat bersaing dengan negara-negara berkembang lainnya. Mengingat kondisi alam Indonesia yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAK

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAK HUBUNGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAK HENDERA email: henderawong@gmail.com STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRACT The goal of this analysis is to identify

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini tidak terkecuali pada bisnis perhotelan yang juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini tidak terkecuali pada bisnis perhotelan yang juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan di berbagai sektor semakin cepat dalam era globalisasi sekarang ini tidak terkecuali pada bisnis perhotelan yang juga mengalami perubahan dari tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya merupakan kota dengan perkembangan bisnis yang pesat dan cukup signifikan. Pembangunan infrastruktur yang terkait dengan sarana dan prasarana penunjang perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki sektor pariwisata yang menarik baik wisata alam maupun keragaman kebudayaannya. Maka dengan pengelolaan yang baik dan terarah diharapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia mengalami perkembangan di berbagai bidang. Indonesia harus ikut berkembang agar tidak menjadi negara yang tertinggal, baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Yogyakarta tiap tahun terus mengalami peningkatakan. Berdasarkan data yang di kemukakan oleh staff dari Sub Bagian Program dan Informasi

Lebih terperinci

Add your company slogan. 3. Stakeholder Strategy LOGO. Add your company slogan. 4. Stakeholder Process LOGO

Add your company slogan. 3. Stakeholder Strategy LOGO. Add your company slogan. 4. Stakeholder Process LOGO 3. Stakeholder Strategy 4. Stakeholder Process 1 5. Stakeholder Capabilities Validasi Key Performance Indicator (KPI) Kuisioner ini bertujuan untuk menilai apakah KPI yang terbentuk sudah cukup mampu mempresentasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan suatu daerah terutama dengan adanya hubungan dengan otonomi daerah khususnya di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Produktivitas merupakan salah satu isu penting dalam perusahaan maupun organisasi. Menurut Tangen (2005), sebuah perusahaan perlu menyadari bahwa peningkatan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien artinya dapat dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN WAITER/ WAITRES TERHADAP KEPUASAN TAMU D CAFE RESTAURANT DI HOTEL AXANA PADANG BETRIA RAMADANI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN WAITER/ WAITRES TERHADAP KEPUASAN TAMU D CAFE RESTAURANT DI HOTEL AXANA PADANG BETRIA RAMADANI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN WAITER/ WAITRES TERHADAP KEPUASAN TAMU D CAFE RESTAURANT DI HOTEL AXANA PADANG BETRIA RAMADANI PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut menuntut perusahaan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PDAM KABUPATEN BULELENG DENGAN METODE BALANCED SCORECARD. I Ketut Artha Suryana NI Made Adi Erawati

PENGUKURAN KINERJA PDAM KABUPATEN BULELENG DENGAN METODE BALANCED SCORECARD. I Ketut Artha Suryana NI Made Adi Erawati PENGUKURAN KINERJA PDAM KABUPATEN BULELENG DENGAN METODE BALANCED SCORECARD I Ketut Artha Suryana NI Made Adi Erawati 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia email: artha.suryana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 7. Bonus (Departemen Khusus) 2. Tunjangan transportasi. 8. Service charge 3. Tunjangan kesehatan(bpjs) 9. Kantin 4.

BAB I PENDAHULUAN. 7. Bonus (Departemen Khusus) 2. Tunjangan transportasi. 8. Service charge 3. Tunjangan kesehatan(bpjs) 9. Kantin 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Star Hotel (sebelumnya bernama Best Western Star Hotel) adalah hotel bintang empat yang berlokasi sangat strategis di Jl. MT. Haryono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seiring berjalannya era pasar bebas seperti sekarang ini perkembangan perusahaan manufaktur dan jasa di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang, wisata sudah menjadi lahan bisnis yang potensial karena wisata Indonesia cukup bisa diandalkan untuk menghasilkan rupiah. Dan lewat perpanjangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sangat terkenal sebagai destinasi tujuan wisatawan berkunjung ke Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar 563.286 Ha dan memiliki penduduk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam kajian yang mengangkat judul mengenai strategi pelayanan jasa hotel The Hills Bukittinggi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang semakin

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : kompetensi, kapabilitas, keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan.

Abstrak. Kata kunci : kompetensi, kapabilitas, keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan. Judul :Pengaruh Kompetensi Dan Kapabilitas Terhadap Keunggulan Kompetitif Dan Kinerja Perusahaan Pada Pondok Wisata (Villa) Di Kota Denpasar-Bali. Nama : I Putu Pratama Adiputra NIM : 1315251096 Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan industri pariwisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan industri pariwisata yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan industri pariwisata yang semakin berkembang pesat membuat berkembang pesatnya industri travel agent di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena

BAB I PENDAHULUAN. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia global saat ini persaingan antar badan usaha semakin meningkat. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena tidak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan,

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, ABSTRAK Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa mendatang. Model pengukuran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit saat ini meningkat dengan sangat cepat. Terutama industri pabrik kelapa sawit yang ada di wilayah Sumatera

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen Hotel Bumi Karsa Bidakara Jakarta yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik

Lebih terperinci

potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari

potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Bali menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata utama di Indonesia, banyak potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari keindahan alam,

Lebih terperinci

antar kriria sasaran strategi dari tiap-tiap perspektif.

antar kriria sasaran strategi dari tiap-tiap perspektif. PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA INSTITUSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP) (Studi Kasus : RS. PKU Muhammadiyah Karanganyar) Sutarno Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar

Lebih terperinci

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan)

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan) Performa (2012) Vol. 11, No.2: 153-158 Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan) Murman Budijanto 1), Yusuf Priyandari, Santi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan rumah sakit di Indonesia dari sisi pertumbuhan jumlahnya terus meningkat dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Industri rumah sakit mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 236 ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 2010 2012 Oleh: Ni Putu Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha Jurusan Akuntansi Program Diploma III,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan atau organisasi. Sumber Daya Manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan atau organisasi. Sumber Daya Manusia merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam perkembangan perusahaan atau organisasi. Sumber Daya Manusia merupakan kekuatan daya fikir dan berkarya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan

Lebih terperinci

PENERAPAN ISO 9001: 2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH DI SMK N 2 KLATEN

PENERAPAN ISO 9001: 2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH DI SMK N 2 KLATEN Penerapan ISO 9001: 2008 (Adi Kurniawan) 1 PENERAPAN ISO 9001: 2008 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH DI SMK N 2 KLATEN IMPLEMENTATION OF ISO 9001: 2008 FOR SCHOOL SERVICE QUALITY IN VSS STATE 2 KLATEN

Lebih terperinci

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia Performa (2014) Vol. 13, No.1: 1-6 Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia Febrinata *1), Murman Budijanto 2), dan Irwan Iftadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa Negara. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan pelayanan yang berkualitas ditujukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan pelayanan yang berkualitas ditujukan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berupaya untuk tetap eksis dan bahkan tumbuh dengan memberikan pelayanan yang berkualitas ditujukan untuk memperoleh serta mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini banyak hal yang telah berkembang salah satu nya adalah perpindahan masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya atau yang sering disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan pada

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dibidang manufaktur dan jasa sangat ketat, untuk itu produsen harus senantiasa menghasilkan produk dan jasa yang memiliki daya saing tinggi. Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia merupakan fenomena yang menarik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia merupakan fenomena yang menarik untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti terlebih dengan adanya globalisasi ekonomi yang semakin membuka kesempatan bagi pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sektor yang cukup diperhitungkan dan diperhatikan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sektor yang cukup diperhitungkan dan diperhatikan oleh banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan adalah salah satu industri penggerak perekonomian di setiap negara maju dan berkembang. Tidak dipungkiri bahwa kepariwisataan itu merupakan sektor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang bergerak di bidang engineering, pembelian dan jasa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang bergerak di bidang engineering, pembelian dan jasa untuk 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Solid Energi Internasional telah berdiri sejak tahun 2007 sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci