Beton Kolam Renang Pada pengecoran beton kolam renang yang harus diperhatikan adalah minimal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Beton Kolam Renang Pada pengecoran beton kolam renang yang harus diperhatikan adalah minimal"

Transkripsi

1 Beton Kolam Renang Pada pengecoran beton kolam renang yang harus diperhatikan adalah minimal mutu beton dengan standart K-225, bisa dipesan/dibeli (Readymix) atau dibuat sendiri (Sitemix). Untuk beton dengan mutu K-225 yang akan dibuat sendiri (sitemix) perbandingan bahanbahannya adalah > 1:1½:2½. 1 bagian semen 1½ bagian pasir 2½ bagian batu split. Untuk menghitung berapa jumlah kebutuhan bahan-bahan pengecoran beton K-225 caranya adalah > Campuran bahan untuk 1 m3 beton: Semen => 6,4 tas Pasir => 0,54 m3 Batu split => 0,82 m3. Jenis pasir yang digunakan sebaiknya Pasir Lampung ataupasir Bangka karena pasir ini lebih bersih, lebih halus, dan lebih melekat bila terkena semen, beton yang dihasilkan lebih kokoh. Waktu pengecoran sebaiknya tidak lebih dari 8 jam dalam satu hari, dan usahakan tidak ada jeda yang terlalu lama, apabila terpaksa gunakanlah Compound (lem beton) jangan menambahkan air untuk mengencerkannya, Vibrator alat yang paling vital dalam pekerjaan pengecoran karena alat ini salah satu alat yang menentukan apakah hasil betonnya nanti keropos atau tidak. Pengecoran beton kolam renang sangat dianjurkan langsung jadi sekaligus sisi dinding

2 dan lantai untuk mengurangi resikoebocoran terutama bila ada sambungan beton. Pemasangan Bekesting Foto ini adalah contoh cara membuat bekesting dan pengecoran beton kolam renang yang langsung di cor dinding dan lantainya dengan Readymix, bagian bawah bekesting dibuat mengambang / diganjal 2,5 cm dari pembesian structure lantai kolam. Beton Kolam Renang Lakukan pengecoran lantai terlebih dahulu sampai penuh, kemudian dindingnya, dimulai dari bawah dan berkeliling terus sampai penuh keatas. Apabila terpaksa ada pending / penundaan pengecoran, haruslah dipasang waterstop guna mengantisipasi kebocoran.

3 Contoh Beton Keropos Setelah beton kolam renang telah setting/kering, dan bekesting sudah di bongkar, lakukanlah pemeriksaan terhadap hasil pengecoran beton tersebut apakah ada bagian yang keropos dan kalau ada sambungan beton apakah penyambungannya itu tersambung dengan rapat/padat/tanpa ada celah/menempel dengan baik. Tahapan pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Grouting/injeksi.. GROUTING/INJEKSI BETON KOLAM RENANG Apabila ada bagian yang keropos, sambungan beton ada yang tidak rapat/tidak padat/ada celah seperti retak / tidak menempel dengan baik, maka harus dilakukan pekerjaan Grouting/Injeksi beton. Pekerjaan Grouting/Injeksi beton dilakukan sebelum dilakukannya Test Rendam Beton hal ini untuk memastikan dan mengoptimalkan dalam memberikan garansi kebocoran pada kolam renang untuk jangka waktu lama.

4 Pekerjaan Injeksi Beton bisa dilakukan dengan cara manual ataupun dengan tekanan kompresor. Injeksi Beton dengan cara manual bisa dilakukan dengan alat pompa tangan air tanah jaman dulu merk Dragon, pompa ini sangat efektif untuk injeksi beton kolam renang, namun sudah jarang dipasaran yang menjualnya. Bahan yang umum dipakai untuk grouting/injeksi beton adalah Calgrout dan Waterplak. Perbandingannya: 1 pond Calgrout (powder kemasan 1/2 kg) dicampur dengan 2 zak semen, tambahkan air bersih secukupnya, kemudian diaduk hingga rata. 1 pond Waterplak (powder kemasan 1 kg) dicampur dengan 1 kg semen, tambahkan air bersih secukupnya, kemudian diaduk hingga rata. Tahapan pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Test Rendam Beton.. TEST RENDAM BETON KOLAM RENANG Tahap selanjutnya adalah melakukan Test Rendam Beton guna mengetahui dengan pasti apakah ada kebocoran, test rendam beton minimal selama 5 hari berturut turut dengan catatan tidak ada turun hujan.

5 Test rendam beton kolam renang Test Rendam Beton ini dilakukan sebelum dilakukannya pekerjaan Waterproofing dengan system coating. Penguapan air dalam test rendam adalah > 1 s/d 1,5 cm x luas penampang kolam (bibir kolam) perhari. Contoh: Kolam dengan ukuran 5 m x 10 m 5 m x 10 m = 50 m2 (meter persegi) 50 m2 x m = 0,75 m3 (meteran kubik) Jadi penguapan air kolam maksimalnya 0,75 m3 perhari, lebih dari itu berarti kemungkinan besar kolamnya bocor. Tahapan pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan waterproofing.. WATERPROOFING KOLAM RENANG

6 Perlu digaris bawahi bahwa Waterproofing dengan system coating perlu dilakukan pada pekerjaan beton kolam renang, namun hanya sebagai pelapis anti bocor beton saja atau dengan kata lain hanya sebagai tambahan guna meminimalisir kebocoran Structure, Waterproofing dengan system Coating tidak akan mampu menahan tekanan air kolam renang Waterproofing Coating Kolam renang Cara melapisi beton dengan Waterproofing system Coating Sebelumnya beton dibasahi dan di lap dengan kain atau spons untuk membersihkan beton dari kotoran kotoran maupun debu yang melekat, atau dengan cara di semprot angin kompresor, beton yang sudah bersih dan kering di olesi bahan waterproofing dengan memakai kuas, sebelum waterproofing tersebut kering lakukan pengulangan minimal 2 lapis, minimal 3 lapis untuk bagian sudut dan pada area bekas grouting/injeksi bila ada. Contoh bahan waterproofing coating yang sering dipakai: Sika Top 107 seal. Dengan perbandingan bahan A:B adalah 1:4 Bahan A = cair

7 Bahan B = powder. Aplikasi bahannya > 1 kg untuk 1,2 m2 (1 lapis) 1 set Sika Top 107 seal terdiri dari 20 kg (1 peil) mortar dan 5 liter liquid. Pekerjaan selanjutnya setelah beton di waterproofing adalah kamprotan/screed untuk melindungi lapisan waterproofing yang telah dibuat. Pastikan lapisan waterproofing telah benar benar kering. Lapisan waterproofing tersebut dibasahi dengan air bersih memakai spons atau di siram halus dengan tangan secara merata, kemudian diolesi dengan semen sedikit agak encer, setelah cairan semen diolesi merata dalam beberapa bidang (kira-kira per 2 m2) barulah permukaan tersebut di kamprot/screed. Lakukan kamprotan halus dengan campuran semen dan pasir yang telah di ayak/saring pada bagian beton yang telah di waterproofing untuk melindungi lapisan waterproofing agar tidak sobek atau tergores sebelum pekerjaan plesteran di laksanakan untuk pemasangan bahan bahan finishing kolam renang. Lakukan pekerjaan kamprotan/sreed ini dengan bidang yang tidak terlalu luas agar permukaan yang telah dibasahi dan diolesi cairan semen tidak mengering sebelum di kamprot/screed, lakukanlah secara bertahap sampai seluruh bidang terpenuhi. Tahapan pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Plesteran Beton Kolam Renang.

8 PLESTERAN BETON KOLAM RENANG Seperti biasa sebelum melakukan plesteran beton kolam renang terlebih dahulu dibuatkan kepalaan plesteran agar hasilnya rata dan siku. Untuk dinding kolam renang yang bentuknya meliuk liuk gunakan pipa diameter 1 (inchi) sebagai kepalaan plesteran pada bagian atas dinding. Tebal plesteran sebaiknya antara 2,5 cm s/d 5 cm, plesteran tidak boleh kurang dari 2,5 cm dan tidak boleh lebih dari 5 cm agar supaya plesteran padat dan tidak mudah retak, apabila terpaksa sebaiknya gunakan kawat ayam sebagai pengikatnya (tidak direkomendasikan). Oleh karena itu sebelum melakukan pekerjaan plesteran sebaiknya beton diperiksa dulu apakah ada bagian beton yang menonjol/cembung ataukah ada bagian sisi beton yang cekung, apabila ada lakukan pekerjaan perataan pada beton tersebut dengan cara dibobok/chipping, lakukan secara hati-hati agar tidak terjadi keretakan pada beton.

9 Plesteran lantai kolam renang tidak diperlukan kemiringan elevasi yang biasa dikerjakan pada pekerjaan yang mengarahkan genangan air ke arah Floordrain seperti lantai kamar mandi dan lain-lain,karena pada kolam renang memakai system Maindrain yaitu drain yang dihisap dengan memakai pompa,sedangkan pekerjaan yang lain hanya dengan system gravitasi. Sebaiknya dalam memplester beton kolam renang diukur dulu panjang dan lebar plesteran yang akan dibuat atau di pas kan dengan bahan finishing yang akan dipasang agar tidak ada potongan bahan. Potongan bahan finishing bila dipasang akan mengurangi keindahan dan permukaan potongan akan terasa tajam bila tersentuh tangan atau kaki pada saat orang berenang, apalagi kalau dengan bahan kaca. Plesteran pada sudut bagian bawah dibuat champer/miring dengan kemiringan 45 tujuannya adalah agar kotoran/debu dapat terhisap dengan maksimal dengan alat Vacuum Head.

10 Kebutuhan pasir dan semen untuk plesteran: Pasir > 0,03 m3/m2 (per meterpersegi) Semen > 0,24 zak/m2 (per meterpersegi) Kebutuhan semen untuk acian: Semen > 0,08 zak/m2 (per meterpersegi). System Sirkulasi Kolam Renang Yang dimaksud dengan System Sirkulasi Kolam Renang adalah meliputi System Instalasi Mekanikal, Elektrikal, dan Pemipaan pada Kolam Renang. Sebelum membangun kolam renang, selain merancang Struktur, Finishing, Arsitektur, atau desain kolam renangnya, yang sangat fital adalah Merancang Systemnya agar pada perawatan air nya nanti tidak hanya tergantung pada Chemycal (obat-obatan) saja. Jadi, dalam merancang system kolam renang diperlukan hitung-hitungan yang matang agar tercapai system sirkulasi air yang baik dan efisien dalam pengerjaan maupun perawatannya nanti. Tentukan dahulu System Sirkulasi Kolam Renang apa yang akan diterapkan,

11 System Sirkulasi Kolam Renang terbagi dalam dua macam system, yaitu : KOLAM RENANG SYSTEM OVERFLOW Yang dimaksud dengan System Overflow yaitu air kolam renangnya melimpah, baik itu pada salah satu sisi maupun keseluruhannya. Air kolam yang melimpah tersebut tumpah kedalam saluran yang berada di sisi luar kolam, atau yang biasa disebut Gutter Overflow. Dalam System Overflow diperlukan adanya Balancing Tank. Jadi, air kolam yang melimpah masuk kedalam Balancing Tank melalui pipa dari Gutter Overflow, kemudian air dari Balancing Tank dihisap masuk ke Pompa lalu masuk kedalam Sand Filter dan air balik lagi masuk kedalam kolam melalui Inlet Fitting, begitu seterusnya. Apabila hujan maka air kolam dan Balancing Tank melimpah, sehingga diperlukan adanya

12 pipa saluran pelimpahan yang menuju saluran pembuangan, posisi saluran pembuangan haruslah lebih rendah dari posisi pipa perluapan Balancing Tank. KOLAM RENANG SYSTEM SKIMMER Yang dimaksud dengan System Skimmer yaitu air kolam renangnya tidak melimpah. Jadi, dinding kolam renang harus di desain lebih tinggi dari elevasi air.

13 Pada kolam renang System Skimmer tidak diperlukan Balancing Tank namun memakai Box Skimmer. Box Skimmer berfungsi agar kotoran-kotoran yang mengambang di air masuk kedalam keranjang yang terdapat pada Box Skimmer sehingga air yang terhisap ke pompa tidak terdapat kotoran, dan bisa juga sebagai tempat menaruh Kaporit Tablet. Box Skimmer berfungsi sebagai penyeimbang elevasi air kolam renang. Box Skimmer juga berfungsi sebagai tempat untuk menghubungkan selang Vacuum pada saat pembersihan atau perawatan air kolam renang. Dalam Merancang System Pemipaan Kolam Renangdiperlukan perhitungan-perhitungan yang matang agar tercapai System Sirkulasi Air Kolam Renang yang baik dan efisien. SYSTEM PEMIPAAN KOLAM RENANG TERDIRI DARI Pemipaan Jalur Inlet (air dari pompa masuk kedalam kolam melalui Nozzel Inlet).

14 Pemipaan Jalur Vacuum (untuk menyedot kotoran pada permukaan keramik kolam renang). Pemipaan Jalur Maindrain (air dari bagian bawah/lantai kolam dihisap menuju pompa). Pemipaan Jalur Overflow (air dari Gutter mengalir gravitasi ke arah Balancing Tank). Pemipaan Jalur Skimmer (air dari Box Skimmer dihisap menuju pompa). Pada instalasi pemipaan kolam renang memakai jenis Pipa PVC dengan standart Class AW 10 kg/cm2. CARA PEMASANGAN PIPA PVC YANG BENAR PADA SYSTEM PEMIPAAN KOLAM RENANG Permukaan pipa yang akan di lem harus dalam keadaan bersih dan kering. Permukaan pipa dan fitting yang akan di lem terlebih dahulu dikerik dengan kepala gergaji besi atau dengan di amplas dengan amplas yang kasar agar lem nya dapat menyatu dengan bahan pipa sehingga pengeleman bisa tambah kuat dan sulit sekali untuk

15 dilepaskan, dan tentunya sambungan tidak akan bocor. Setelah permukaan pipa dan fitting dikerik/kasarkan barulah dioleskan lem PVC nya, pemberian lem lebih baik dengan jumlah banyak jangan terlalu tipis, gunanya supaya permukaannya menjadi licin dan tentu saja mengurangi resiko kebocoran. Pada saat penyatuan permukaan pipa dan fitting yang telah di olesi lem, gunakan alat penarik atau katrol agar pipa masuk ke dalam fitting dengan maksimal, tahan dulu beberapa menit agar tidak membalik. Untuk pipa diameter 3 kebawah tidak perlu memakai alat penarik/katrol, cukup dengan ditekan saja dengan tangan. CARA MENENTUKAN DIAMETER PIPA YANG DIPERLUKAN PADA SYSTEM PEMIPAAN KOLAM RENANG Q = F x V Q : Kapasitas pompa F: Luas penampang pipa V : Kecepatan air rata-rata Contoh :

16 Kapasitas pompa misalnya 10 m3/jam, berapa diameter pipa yang diperlukan? 10 m3/jam = liter/jam dibagi detik = 2,77 liter/detik. 2,77 liter/detik = F X 2 meter/detik Kecepatan air rata-rata 2 meter/detik, sama dengan rata-rata orang dewasa berjalan 1,7 meter/detik. (dijadikan standar perhitungan kecepatan air). F = 2,77 liter/detik dibagi 20 decimeter/detik ( 2 m dijadikan dm = 20 dm ) F = 0,1387 dm2 1/4 phi D kuadrat = 0,1387 dm kuadrat D kuadrat = 0,1387 dm kuadrat dibagi 0,785 ( 1/4 phi = 0,785 ) D kuadrat = 0,176 dm kuadrat D = 0,176 keinginan D = 0,42 dm = 4,2 cm = 1,65 ( 1 inchi = 2,54 cm ) Diameter pipa = 1,65 ( dibulatkan keatas menjadi 2 )..

17 CARA MENENTUKAN JUMLAH NOZZEL INLET KOLAM RENANG Berapa titik Nozzel Inlet yang diperlukan pada satu kolam renang: Kapasitas satu set Nozzel Inlet berkisar antara 5 7 m3/jam, apabila kapasitas pompa misalnya 10 m3/jam maka diperlukan dua set Nozzel Inlet dalam satu kolam renang.

18 System Mechanical Kolam Renang Dalam merancang System Mechanical Kolam Renangdiperlukan perhitungan-perhitungan yang matang agar tercapai system sirkulasi air kolam renang yang baik dan efisien. Alat-alat mechanical pada kolam renang terdiri dari beberapa macam Equipment, baik itu yang primer (utama) maupun yang sekunder (tambahan). Equipment kolam renang yang primer (utama) terdiri dari: Pompa Sirkulasi dan Sand Filter. Sand Filter dengan bahan Mild Steel untuk kolam besar Equipment kolam renang yang sekunder (tambahan) terdiri dari: Ionizer, Dozzing Pump, Chemycal Feeder, PH Controller, Chlorine Controller, TDS Controller, dan

19 lain-lain. Baik yang manual maupun yang serba otomatis. Sand Filter dengan bahan Fibre untuk kolam kecil Namun yang paling penting adalah Pompa dan Filter kolam renang harus melalui perencanaan dan perhitungan-perhitungan yang baik agar tercipta suatu system sirkulasi air kolam renang yang baik dan efisien. Yang dimaksud dengan efisien adalah system sirkulasi bekerja optimal, sehingga tingkat kejernihan air kolam renang dapat tercapai hasil yang maksimal dengan tidak hanya mengandalkan Chemycal atau obat-obatan.

20 CARA MENENTUKAN KAPASITAS POMPA YANG DIPERLUKAN Contoh > Kolam renang dengan ukuran panjang kolam 16 meter, lebar 4 meter, kedalaman air 1,2 meter. 16 x 4 x 1,2 = 76,8 m3 (meter kubik) = volume air kolam renang. Ambil Turn Over 6 jam (lamanya sirkulasi air kolam per hari nya). 76,8 m3 dibagi 6 jam = 12,8 m3/jam (dibulatkan menjadi 13 m3/jam), (13 m3/jam = liter / 60 menit = 216,6667 liter/menit) (216,67 ltr/menit dibagi 3,8 galon = 57,02 galon/menit). Catatan > galons = standart Amerika 1 galons Amerika = 3,8 liter 1 galons Inggris = 4,5 liter. Turn Over umumnya di pilih selama 6 jam perhari, semakin rendah nilai turn over yang dipakai: kapasitas pompa menjadi besar dan tentunya lebih mahal, Semakin tinggi nilai turn over yang diberikan: biaya pemasangan lebih murah namun lama jernihnya

21 karena waktu sirkulasinya lebih lama dan biaya listrik bertambah. Kolam renang umum > Turn Over 6 jam s/d 8 jam perhari Kolam renang pribadi > Turn Over 4 jam s/d 6 jam perhari. Saran: Ambil nilai turn over 6 jam dalam perhitungan merancang system kolam renang namun dalam pengoperasiannya nanti air kolam renang di sirkulasi lebih dari 6 jam perhari akan semakin bagus dan jernih airnya. CARA MENENTUKAN UKURAN FILTER YANG DIPERLUKAN Setelah diketahui kapasitas pompa 12,8 m3/jam, Ambil Alir 40 m3 / jam / m2. 12,8 m3/jam dibagi 40 m3/jam/meter kuadrat = 0,32 meter kuadrat 1/4 phi D kuadrat = 0,32 meter kuadrat D kuadrat = akar 0,32 meter kuadrat

22 D = 0,56 m (meteran) Diameter Filter = 0,56 m ==> 56 cm. Standart flow rate yang biasa dipakai dalam menentukan besaran tanki filter kolam renang adalah 40 m3/jam/m2. Nilai flow rate semakin kecil akan semakin bagus filterisasinya, namun akan semakin mahal harganya, karena diameter tanki filternya akan lebih besar. Dalam Merancang System Elektrikal Kolam Renangdiperlukan perhitungan-perhitungan yang matang agar tercapai System Elektrikal Kolam Renang yang baik dan efisien. SYSTEM ELEKTRIKAL KOLAM RENANG TERDIRI DARI UNDERWATER LIGHT Underwater Light atau lampu dalam air sudah tentu haruslah kedap air, yang dibuat khusus untuk kolam renang.

23 Bentuknya bulat dengan diameter luar 27 cm, ada yang ditempel saja di dinding kolam dengan memakai fisher dan ada yang ditanam di dinding kolam. Umumnya yang ditempel dayanya 100 watt / 12 volt (ac) dan yang ditanam dayanya 300 watt / 24 volt (ac). Underwater Light dipasang 60 cm dari permukaan lantai finishing pooldeck, kabel bawaan pabrik sudah terpasang kabel yang kedap air dengan panjang umumnya 2 meter yang di lilit dibelakang lampunya, gunanya agar pada saat perbaikan (bolhamnya putus misalnya) lampunya bisa dilepas dan diangkat ke atas bibir kolam Cara pemasangan lampu kolam renang (Underwater Light) Underwater Light tanam

24 Underwater Light tempel Penjernihan Air Kolam Renang PETUNJUK PEMBERIAN BAHAN KIMIA UNTUK PENJERNIHAN AIR KOLAM RENANG PH Test: Usahakan pada setiap saat nilai PH dari air kolam renang harus ideal di 7,2 7,6 ppm pada skala Test Kit. Jika nilai PH lebih besar dari 7,6 ppm maka tambahkan Dry Acid sedikit demi sedikit hingga nilai PH menjadi ideal. Pemberian Dry Acid paling banyak dengan dosis 1 kg / 64 m3.

25 Jika nilai PH lebih kecil dari 7,2 ppm maka tambahkanlah Soda Ash sedikit demi sedikit hingga nilai PH menjadi ideal. Setelah penambahan Dry Acid atau Soda Ash, air dalam kolam renang di sirkulasikan kembali, setelah 1/2 jam lalu di check lagi PH nya. Jika nilai PH nya belum ideal, tambahkanlah bahan kimia yang sesuai dengan petunjuk diatas. CHLORINE Test: Pengobatan Harian: Residual Chlorine yang ideal untuk air kolam renang adalah 1,0 1,5 ppm. Jika residual Chlorine kurang dari 1,0 ppm tambahkan Chlorine sedikit demi sedikit hingga menjadi ideal, dengan dosis 2 gram per m3 air untuk setiap satu ppm. Jika residual Chlorine lebih dari 1,5 ppm, seyogyanya kolam jangan dipakai untuk berenang/mandi, tunggulah beberapa jam hingga residual Chlorine akan turun akibat penguapan. Pemberian Chlorine sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang malam hari, sebab sinar matahari yang panas bisa mengurangi kadar Chlorine dalam air kolam renang.

26 Pengobatan Bulanan: Pengobatan bulanan pada air kolam renang lazim disebut Super Chlorination atau Shock Treatment. Pada beberapa jenis dari lumut dan bakteri akan timbul kekebalan (imun) terhadap pemberian Chlorine yang berkadar rendah, oleh karena itu perlu pemberian Chlorine dengan kadar tinggi. Shock Treatment ini dilakukan sebulan sekali. Chlorine yang diberikan adalah 4 kali lipat dari ratarata pemberian Chlorine untuk pengobatan harian. PETUNJUK PEMAKAIAN CHLORINE & PH TEST UNTUK PENJERNIHAN AIR KOLAM RENANG Bersihkanlah kedua tabung Test Kit dengan air bersih beberapa kali. Isilah kedua tabung tersebut dengan air kolam yang berada 30 cm dibawah permukaan air sesuai dengan garis tanda maksimal yang terdapat pada kedua tabung tersebut. Proses berikutnya harus terlindung dari sinar matahari langsung.

27 Masukkan 5 tetes OTO INDICATOR SOLUTION pada tabung A dan 5 tetes PHENOL RED INDICATOR SOLUTION pada tabung B. Tutuplah kedua tabung tersebut dengan kedua tutup tabung yang sudah tersedia, kemudian di kocok dan tunggu beberapa saat. Bandingkanlah warna air dalam tabung A dengan warna standart pembanding A (CL). Residual Chlorine yang ideal adalah 1,0 1,5 ppm. Bandingkanlah warna air pada tabung B dengan warna standart pembanding B (PH). PH yang ideal senilai 7,2 7,6 ppm. Lakukan testing ini beberapa kali dengan tempat pengambilan air yang berbeda-beda. Setelah digunakan, tabung Test Kit harus dicuci bersih. PERHATIAN: Residual Chlorine yang lebih tinggi dari 1,5 ppm dan nilai PH yang tidak ideal dapat menyebabkan peradangan pada mata dan kulit. Hindarilah sinar matahari pada Indicator Solution. Contoh air setelah testing tidak boleh dimasukkan kedalam kolam.

28 .

BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLAM RENANG

BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLAM RENANG BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLAM RENANG 4.1 Tinjauan Umum Dalam hal tinjauan pekerjaan kolam renang pada proyek Pembangunan Rumah Tingal 4 Lantai ini, kajian permasalahan akan dititik beratkan

Lebih terperinci

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout): FAQ Pengisi Nat (Tile Grout): Q: Apa kelebihan pengisi nat AM dengan pengisi nat semen konvensional? A: Kelebihan pengisi nat AM dibandingkan dengan pengisi nat semen konvensional adalah mengandung bahan

Lebih terperinci

International Quality Waterproofing

International Quality Waterproofing International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi

Lebih terperinci

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding,

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, TOP 5 PRODUCTS WELDPRIME WELDPAINT WELDNAT WELDGROUT Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, mencegah bocor dan lembab WELDCRETE COATING Waterproof Coating untuk mencegah

Lebih terperinci

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING DEASY MONICA PARHASTUTI M. IRFAN NUGRAHA NOVSA LIRIK QORIAH TAUFAN HIDAYAT KELOMPOK 3 KG-3A PERMASALAHAN PADA ATAP PERMASALAHAN 5. BUBUNGAN RETAK PENYEBAB

Lebih terperinci

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika FINISHING Merupakan suatu cara / teknik yang digunakan untuk memberikan suatu sentuhan akhir/finishing dalam suatu bangunan yang di aplikasikan untuk semua elemen bangunan supaya tampilan fisik suatu bangunan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik

Lebih terperinci

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC BAB XIV INSTALASI PIPA PVC Pipa PVC sudah banyak digunakan di dunia dan di Indonesia pada khususnya. Mulai untuk pipa air bersih, air kotor, kotoran, dan air hujan. Pipa PVC standar pipa pasar atau pipa

Lebih terperinci

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

WATERPROOFING. Jenis Waterproofing :

WATERPROOFING. Jenis Waterproofing : WATERPROOFING Waterproofing adalah bahan yang dipergunakan untuk melindungi bagian bawah suatu permukaan untuk menolak atau menahan rembesan dari bahan cair terhadap struktur yang dilapisi. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU.

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. NAMA : Ratna Handayani NPM : 26312045 JURUSAN : S1 TEKNIK ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING : Sumaiyah Fitriandini,

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pekerjaan Lantai Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada didalam ruang. Fungsi

Lebih terperinci

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE For EXPOSE Concrete Products www.exposeconcrete.com CONTENTS General Instructions 2 Preparations 3 Adhesives & Fixing 4 Cement base 5 Polymer base 8 After Fixing

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TUKANG PASANG WATERPROOFING TEST KEBOCORAN KODE UNIT KOMPETENSI: F 45 PW BUKU PENILAIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TUKANG PASANG WATERPROOFING TEST KEBOCORAN KODE UNIT KOMPETENSI: F 45 PW BUKU PENILAIAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TEST KEBOCORAN KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jalan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA BILL OF QUANTITY (BOQ) DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Kegiatan : Pembangunan Embung Teknis Lokasi : Desa Lookeu, Kecamatan Tasifeto Barat Kab. Belu Tahun Ang. : 2016 HARGA SATUAN PEKERJAAN ( Rp. ) JUMLAH HARGA

Lebih terperinci

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V PONDASI TELAPAK BAB V PONDASI TELAPAK I. METODA KONSTRUKSI PONDASI SETEMPAT A. Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan

Lebih terperinci

3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat

3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat LAMPIRAN II 3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat 1. Tungku Berdasarkan hasil survey dan pengamatan dipasaran, tersedia berbagai macam tungku yang dapat digunakan untuk rangkaian yang akan

Lebih terperinci

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED DESKRIPSI Semen Instan sebagai perekat untuk pemasangan Bata Ringan (AAC Block) dengan bahan dasar semen, pasir silika, filler dan adi>f yang dcampur secara

Lebih terperinci

RETAINING WALL DAN BASEMENT

RETAINING WALL DAN BASEMENT RETAINING WALL DAN BASEMENT AR 3120 STUDIO KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN ASMA ROSYIDAH 15211085 RETAINING WALL DAN BASEMENT Berdasarkan letaknya, struktur bangunan dibagi kedalam 2 bagian, Upperstuctures

Lebih terperinci

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. BUKU PANDUAN SOLAR WATER HEATER Pemanas Air Dengan Tenaga Matahari S o l a r W a t e r H e a t e r Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. Pengenalan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

MIZU SEAL 102 PELAPIS KEDAP AIR (2 KOMPONEN)

MIZU SEAL 102 PELAPIS KEDAP AIR (2 KOMPONEN) MIZU SEAL 102 PELAPIS KEDAP AIR (2 KOMPONEN) DESKRIPSI ATA%TEKNIS% Cairan acrylic modified polymer yang dirancang untuk digunakan dalam cemen4ous water proofing (lapisan kedap air 2 komponen). Produk cemen4ous

Lebih terperinci

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS UMY Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS www.umy.ac.id PENDAHULUAN Pada perencanaan sistem sanitasi

Lebih terperinci

BAB IV : TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB IV : TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB IV : TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1. Keterlibatan Praktikan Dalam proyek Selama kerja praktek, praktikan diberi kesempatan untuk belajar secara langsung di lapangan (dalam hal ini proyek). Praktikan berkesempatan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK TEKNIK PELAKSANAAN PEMBUATAN KOLAM RENANG UNTUK RUMAH TINGGAL PRIBADI DISUSUN OLEH: SYAID ACHMAD ZULFAKAR

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK TEKNIK PELAKSANAAN PEMBUATAN KOLAM RENANG UNTUK RUMAH TINGGAL PRIBADI DISUSUN OLEH: SYAID ACHMAD ZULFAKAR MAKALAH MANAJEMEN PROYEK TEKNIK PELAKSANAAN PEMBUATAN KOLAM RENANG UNTUK RUMAH TINGGAL PRIBADI DISUSUN OLEH: SYAID ACHMAD ZULFAKAR 140309243694692 POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK SIPIL BALIKPAPAN

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN 42 5.1. Spesifikasi Bangunan a. Bak Pengumpul Ukuran : lihat gambar as built. Jumlah ruang : 2 ruang. Material : Beton tebal 15 cm, besi 10 mm satu lapis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN INSTALASI KOLAM RENANG

BAB III PEMBAHASAN INSTALASI KOLAM RENANG BAB III PEMBAHASAN INSTALASI KOLAM RENANG 3.1 Penjelasan Tentang Pompa Kolam Renang Pompa yang digunakan untuk kolam renang adalah pompa sentrifugal jenis self- priming atau jenis end suction ( flooded

Lebih terperinci

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES Bab ini berisi tentang bagaimana memelihara fisik lemari es dengan benar. Pemeliharaan sangat diperlukan untuk menjaga keawetan lemari es. 7.1 Perawatan dan pembersihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan yang meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sampel, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Tahapan

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020 BENGKEL KERJA BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB V RETAK BETON BERTULANG

BAB V RETAK BETON BERTULANG BAB V RETAK BETON BERTULANG 5.1 KERUSAKAN BETON BERTULANG PADA STRUKTUR Seringkali dalam pekerjaan struktur mengalami sebuah permasalahan seusai pekerjaan tersebut telah menjadi bentuk bangunan struktur.

Lebih terperinci

JUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN 1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN Topik kajian dalam modul ini hanya terbatas pada Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan. Sebelum tahapan

Lebih terperinci

Sewage Treatment Plant

Sewage Treatment Plant Sewage Treatment Plant Sewage Treatment Plant Adalah sebuah sistem pengolahan air limbah menjadi air berkualitas 3, yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau dibuang ke saluran pembuangan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON 2.1. Umum Beton merupakan hasil campuran Semen Portland (PC), agregar halus (pasir), agregat kasar (krikil), dan air dengan atau tanpa bahan tambah (admixtures) dengan proporsi

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter 1 Ruang lingkup Tata cara ini mencakup persyaratan, kriteria perencanaan dan cara pemasangan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dilapangan dan data yang didapat maka dapat diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya : 1. Hasil analisa volume pekerjaan galian

Lebih terperinci

MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER

MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER SEKILAS PRODUK MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER 1.1. Aplikasi Utama & Penerapan Digunakan untuk sistem penyaringan perawatan air. Sangat cocok untuk: Sistem Penyaringan Perumahan Perlengkapan Penyaringan

Lebih terperinci

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut: Pondasi Caisson atau Pondasi Sumuran Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang

Lebih terperinci

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT MODUL: PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT I. DESKRIPSI SINGKAT A ir dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu jika kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di 23 BAB III. METODE PENELITIAN A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di Laboratorium Metode Falling Head Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi dari alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di pabrik genteng beton Mulia di jalan Gatot Subroto, Medan, Sumatera

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di pabrik genteng beton Mulia di jalan Gatot Subroto, Medan, Sumatera BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Pelaksanaan pembuatan benda uji dan pengujian genteng beton kulit padi dilakukan di pabrik genteng beton Mulia di jalan Gatot

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April sampai Mei 2013. Tahapan yang

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 2.1. Pengenalan Produk Semen White Mortar TR30 merupakan salah satu semen mortar yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa tbk. White Mortar TR30 diproduksi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Sumur Gali

KATA PENGANTAR. Sumur Gali KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN DAFTAR ISI 01. PENGECATAN SECARA UMUM 77 02. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM. 80 03. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EXPOSE. 81 04. PENGECATAN DINDING.. 82 05. PENGECATAN BESI. 84 06. PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pipa PVC 3 Digunakan sebagai tempat atau wadah spesimen

Lebih terperinci

A. PEK. KANTOR B. PEK. JALAN BETON C. PEK. INSTALASI LISTRIK DAN INSTALASI AIR REKAPITULASI PEKERJAAN JUMLAH TOTAL - TERBILANG :

A. PEK. KANTOR B. PEK. JALAN BETON C. PEK. INSTALASI LISTRIK DAN INSTALASI AIR REKAPITULASI PEKERJAAN JUMLAH TOTAL - TERBILANG : REKAPITULASI PEKERJAAN Hal : 01 NO. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA ( Rp. ) 3 A. PEK. KANTOR I. PEK. SANITAIR B. PEK. JALAN BETON I. PEK. JALAN BETON C. PEK. INSTALASI LISTRIK DAN INSTALASI AIR I. PEKERJAAN

Lebih terperinci

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER)

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER) MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER) Buku Petunjuk Perakitan Perawatan Pengoperasian Jl. Rajekwesi 11 Malang Jawa Timur Indonesia (0341)551634 Website: 1 a. CARA PERAKITAN Untuk dapat memperoleh kinerja

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan mencari hubungan antara faktor air semen dengan kuat tekan menggunakan bahan lokal. Disini akan dipelajari karakteristik agregat baik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL Bab ini berisikan tentang proses pembuatan sistem perpipaan untuk penyiraman bunga kebun vertikal berdasarkan hasil perancangan

Lebih terperinci

[ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 우 오수관로 ( 인도네시아어 )]

[ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 우 오수관로 ( 인도네시아어 )] Indonesia Industrial Park Construction Project Specification of Basic and Detailed Design Construction Specification - Saluran air hujan dan kotor(indonesian) [ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 우 오수관로 ( 인도네시아어

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Sedangkan

Lebih terperinci

METODE PEKERJAAN BORE PILE

METODE PEKERJAAN BORE PILE METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum Dalam bab ini menjelaskan cara penelitian yang dilakukan untuk menaikkan kualitas air hujan dengan batu kapur, baru kapur yang dipanaskan 400 C, karbon aktif

Lebih terperinci

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA Leonardo Krisnanto Wijono 1, Gerry Febrian Ongko 2, Prasetio Sudjarwo 3, Januar Buntoro 4 ABSTRAK : Perkembangan bangunan industri membutuhkan permukaan lantai

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI FERDINAND FASSA, S.T., M.T. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA 2016 1 I. PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR A. Pendahuluan Pasir adalah butiran butiran mineral yang

Lebih terperinci

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Keran Tanpa Kaki 3 Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat air minum yang 100%

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH. PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik

Lebih terperinci

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN DAFTAR ISI Halaman BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN... 1/7 Pasal 01 Maksud... 1/7 Pasal 02 Dokumen Pelelangan... 1/7 Pasal 03 Itikat Penawaran... 6/7 Pasal 04 Masa Berlaku Penawaran... 6/7 Pasal 05 Keabsahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENGUJIAN PENDAHULUAN FILTER Dalam pengambilan sampel partikel tersuspensi (TSP) dengan metode high volume air sampling, salah satu komponen utama yang harus tersedia adalah

Lebih terperinci

Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Nama : Bias Cahya Islami NPM : 21312452 Dosen Pembimbing : Remigius Hari S, ST.,M.Ars Latar

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Cara menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkandengan lap. Kemudian dimasukkan larutan

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting Sandblasting Sandblasting adalah suatu proses pembersihan dengan cara menembakan partikel (pasir) kesuatu permukaan material sehingga menimbulkan gesekan atau tumbukan. Permukaan material tersebut akan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

Debit (1)_soal Kelas 6 SD. 1. Nilai dari cm 3 =... liter. A. 2 B. 3 C. 4 D Hasil dari 5 liter =... dm 3. A. 3 B. 4 C. 5 D.

Debit (1)_soal Kelas 6 SD. 1. Nilai dari cm 3 =... liter. A. 2 B. 3 C. 4 D Hasil dari 5 liter =... dm 3. A. 3 B. 4 C. 5 D. Debit (1)_soal Kelas 6 SD 1. Nilai dari 3.000 cm 3... liter. A. 2 B. 3 C. 4 D. 5 2. Hasil dari 5 liter... dm 3. A. 3 B. 4 C. 5 D. 6 3. Jika 2 jam detik, maka.... A. 7.200 B. 3.600 C. 720 D. 120 4. Nilai

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk Cara nya Pembersihan sangat mengencerkan suatu larutan. adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu disarankan busa / dikeringkandengan lap.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama

Lebih terperinci

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN METODE PELAKSANAAN I. PRA PEMBANGUNAN 1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan : Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan

Lebih terperinci