SUATU TINJAUAN KURANGNYA MINAT BELAJAR SISWA PADA JAM PELAJARAN TERAKHIR PADA BIDANG STUDI PKN DI SMP NEGERI 2 KOTAPINANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SUATU TINJAUAN KURANGNYA MINAT BELAJAR SISWA PADA JAM PELAJARAN TERAKHIR PADA BIDANG STUDI PKN DI SMP NEGERI 2 KOTAPINANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012."

Transkripsi

1 Jurnal EduScience (JES), Vol. 1, No. 2 ISSN : X Juli 2013, Hal SUATU TINJAUAN KURANGNYA MINAT BELAJAR SISWA PADA JAM PELAJARAN TERAKHIR PADA BIDANG STUDI PKN DI SMP NEGERI 2 KOTAPINANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Khairul Fahmi Lubis Program Studi Pendidikan PKn, STKIP Labuhan Batu, Fahmi_Lubis_msp@yahoo.co.id ABSTRACT Adapun tujuan penelitian ini adalh rasa keingintahuan penulis untuk meneliti lebih lanjut faktor penyebab kurangnya minat belajar siswa pada jam pelajaran terakhir pada bidang studi PKn di SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Pelajaran 2011/2012. Dan untuk mencari penyelesaian atau solusi agar minat belajar siswa pada jam pelajaran terakhir pada bidang studi PKn semakin meningkat. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang timbul. Minat adalah suatu kecendrungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu. Belajar adalah suatu proses kegiatan menuju adanya perubahan sikap dari tidak tau menjadi tau atau belum mengetahui menjadi mengetahui. Adapun lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 dan waktu pelaksanaan penelitian ini sesuai dengan jadwal yaitu pada bulan Mei s/d Juni Adapun teknik analisa data dalam penelitian ini adalah metode deskriftif kualitatif dengan menguraikan berdasarkan presentase yang digunakan dengan rumus p=f/n x 100% Adapun kesimpulan dalam penelitian adalah Data Penelitian menunjukkan sebesar 52% orang siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kotapinang Labuhanbatu Selatan, mengalami kesulitan belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada jam pelajaran terakhir. Untuk menenggulanginya berkurangnya minat belajar siswa pada jam pelajaran terakhir adalah dengan jalan memotivasi siswa dengan menerapkan berbagai variasi mengajar yang menarik dan dengan menggunakan metode belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar terutama pelajaran yang dilakukan pada jam pelajaran terakhir.. Kata kunci: minat belajar, jam terakhir, PENDAHULUAN Minat adalah variabel penting yang berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang diharapkan. Rendahnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn pada jam mata pelajaran terakhir selama ini mensiswakan bahwa ada kemungkinan bidang studi PKn kurang menarik. Hal tersebut terjadi karena, siswa kurang memahami konsep pengajaran PKn, Jam pelajaran PKn berada pada jam terakhir, Suatu Tinjauan Kurangnya Minat Belajar Siswa Pada Jam Pelajaran Terakhir Pada Bidang Studi PKn di SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Pelajaran 2011/2012. Khairul Fahmi Lubis 34

2 siswa kurang termotivasi menyelesaikan tugas-tugas di rumah, minat baca siswa terhadap buku paket Pkn rendah. Siswa jarang berani bertanya pada saat proses belajar mengajar. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dn mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, yang cerdas, terampil, berkarakter yang dialamatkan oleh Pancasila dan UUD 1945, yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio kultural, bahasa, usia dan suku bangsa. Hal itulah yang telah dialami siswasiswi DI SMP Negeri 2 Kotapinang kurangnya minat belajar siswa di sebabkan mata pelajaran PKn dilaksanakan pada jam pelajaran terakhir. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Minat adalah variabel penting yang berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-citayang diharapkan bahwa belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Menurut Slameto (2005 :57) minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberap kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat adalah kecendrungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi Suryabrata, 2003:109). Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. Dari bebera pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan menggingat secara terus menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa, baik kognitif, psikomotorik maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di linkungan secara berkelompok. Kegiatan proses belajar mengajar dominan ditemukan pada lembaga pendidikan seperti sekolah. Sekolah merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat berbagai proses pendidikan. Dan lembaga-lembaga tersebut terbagi dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah sampai ketingkat yang tinggi meliputi tingkat rendah adalah SD, SMP untuk tingkat menengah pertama, SMA untuk tingkat menengah atas dan Universitas merupakan lembaga pendidikan tingkatan tertinggi. Siswa adalah sumber daya yang berharga dalam sekolah, sebab melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia ini, sekolah dapat mencapai tujuannya. Seiring dengan itu pula siswa sebagaiman anggota sekolah mengupayakan agar pendidikan tetap berlangsung kehidupannya serta menegembangkannya untuk mencapai kemejuan yang diinginkan, karena sebagai salah satu bentuk kehidupan. Pendidikan merupakan salah saatu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusisa ( SDM ), dimana secara mendasar 35

3 pendidikan mempunyai peranan meningkatkan kemampuan dasar manusia untuk mendapatkan memanfaatkan, mengembangkan, sertaa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu penulis, merasa perlu untuk mengkaji nlebih jauh tentang suatu tinjauan kurangnya minat belajar siswa pada jam pelajran terahkir pada bidang studi pkn di Smp Negeri 2 kotapinang tahun pelajaran 2011/2012. Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan ( Slameto, 2005 ). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memprhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang. Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif denagn sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika disalurkan dalam suatu kegiatan. Keteriakan denagn kegiatan tersebut akan semakin menumbuh kembangkan minat. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang telahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan ( Natawijaya,2004:94 ) Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut. Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada objek tersebut, kalau seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka perhatian pada minat pelajaran yang sedang diajarkan biasanya dia malas untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan siswa yang menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Dari berbagai pendapat tersebut dapat ditemukan adanya beberapa unsur pokok dalam pengertian minat, yaitu adanya perhatian, daya dorong tiap-tiap individu dan kesenangan. Menurut Abdullah ( 2004 ), adanya beberapa yang mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, termasuk dalam mata pelajaran pkn. Secara keseluruhan fakor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal ( faktor yang berasal dari luar diri siswa ) dan faktor internal ( faktor yang berasal dari dalam diri siswa ). Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam ata pelajaran pkn, yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana. METODE PENELITIAN Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menentukan lokasi penelitian di smp negeri 2 kotapinang kabupaten labuhanbatu selatan, karena tempat tersebut merupakan lokasi yang baik dan strategis bagi penulis untuk melakukan penelitian. Sedangkan waktu penelitian dilakukan di mulai dari bulan mei s/d juni 2012 di smp negeri 2 kotapinang kabupaten labuhanbatu selatan tahun pelajaran 2011/2012. Populasi adalah keseluruhan yang dapat dijadikan sebagai sumber data atau objek dalam penelitian.sesuai dengan pendapat Ali ( 2005: 56 ) suatu populasi menunjukkan sekelompok subjek yang menjadi objek penelitian, baik dalam menunjukkan sekelompok subjek yang menjadi objek penelitian, baik dalam bentuk manusia seperti wilayah geografis, waktu dan metode hasil test, kurikulum, gejalagejala dan sebagianya. Apabila anggota yang menjadi unit populasi dibatasin maka 36

4 kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian tidak dapat menggambarkan dan tidak dapat berlaku untuk seluruh populasi Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksud populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII4 s/d VIII7 SMP NEGERI 2 Kotapinang tahun pelajran 2010/2011 sebagai populasi penelitian yang terdiri dari 152 orang tersebut dalam empat kelas, adapun total dari populasi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut: Berdasarkan dari pendapat di atas, maka penulis mengambil 25% dari populasi yang ada menjadi sampel dalam penelitian ini, sehingga dapat diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini berjumlah 25%x152=38 orang siswa, berdasrkan konsultasi denagn guru pkn di smp negeri 2, maka penelitian mengambil saampel keseluruhan siswa kelas VII yang berjumlah 38 orang siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan item Quisioner satu tentang apakah siswa senang belajar PKn khususnya pada mata pelajaran terakhir di atas dapat diketahui bahwa (28) ataw 52,00% siswa sangat senang terhadap mata pelajaran terahkir sedangkan (10) ataw 48,00% siswa kurang senang terhadap pelajaran terahkir. Berdasarkan item Quisioner dua tentang jika siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran PKn, baik karena kurangnya kemampuan siswa ataupun hubungan siswa dengan guru bidang studi tersebut kurang harmonis, apakah siswa mengkonsultasikan dengan guru PKn? dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran pkn, baik karena kurangnya kemampuansiswa ataupun hubungan siswa dengan guru bidang studi tersebut kurang harmonis yaitu 48,00%.Sedangkan responden yang menyatakan sangat setuju 52% dan responden yang kurang setuju bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran pkn, baik karena kurangnya kemampuan siswa ataupun hubungan siswa dengan guru bidang studi tersebut kurang adalah-%. Berdasarkan item Quisioner tiga tentang Apakah guru mata pelajaran siswa sering memberikan bimbingan tentang cara belajr yang baik dapat diketahui bahwa para guru memberikan bimbingan tentang cara belajar yang baik yaitu 100,00%, sedangkan responden yang menyatakan tidak -% dan responden yang menyatakan biasa-biasa saja adalah %. Berarti jelaslah bahwa para guru sering memberikan bimbingan tentang cara belajar yang baik. Karena dianggap dapat memberikan dan meninggalkan prestasi belajar siswa. Dari item Quisioner empat Apakah bimbingan belajar yang siswa peroleh dari guru selalu siswa terapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat diketahui yang menjawab sealu 18 orang ataw 48,00% bimbingan belajar yang siswa peroleh dari guru selalu siswa terapkan dalam kehidupan sehari-hari terhadap peserta didik, sedangkan menjawab jarang sebanyak 20 orang atau 52%. Pada item Quisioner lima tentang Apakah siswa pernah memintah bimbingan dari guru tentang cara membuat jadwal kegiatan serta cara penggunaan waktu tersebut. menunjukkan 100,00% adanya sekolah menyediakan bimbingan dari guru tentang cara membuat jadwal kegiatan serta cara penggunaan waktu belajar. Pada item Quisioner enam tentang Apakah jadwal kegiatan yang telah disusun dan dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan analisa penulis jadwal kegiatan yang telah siswa susun tersebut 20 orang ataw 52,00% menjawab iya dilaksanakan dengan baik, dan 18 orang ataw 48,00% tidak dilaksanakan dengan baik, Waktu yang disediakan /diluangkan untuk itu, digunakan 37

5 siswa untuk mengerjakan yang lain seperti bermain-main dan mengerjakan tugas-tugas Pada item Quisioner tujuh Aapakah guru selalu memberikan semangat pada jam pelajran terahkir agar siswa tidak malas belajr di sekolah menunjukkan 48,00% siswa mengatakan gurumemeberikan semangat pada jam pelajran terahkir agar siswa tidak malas belajar. Sedangkan tidak pernah -% dan 52,00% selalu mengevaluasi. Pada item Quisioner delapan tentang Jika anda tidak sekolah oleh karena sesuatau hal, berarti waktu belajar anda telah hilang. Apakah anda selalu berusaha mengejar, mencatat ketinggalan tersebut menunjukkan 100% siswa tidak mengejar catatn yang ketinggalan (materi yang telah terlewatkan ). Dan yang merasa tidak perduli adalah -% siswa yang mempunyai sifat jelek tidak mau tahu akibat yang akan timbul dibelakang hari dan membuat ahklak tidak bagus. Pada Item Qusioner Sembilan Apakah setiap anda menghadapi ulangan/tes anda selalu berusaha berkonsultasi dengan guru. menjelaskan bahwa siswa berusaha berkonsultasi dengan guru 100,00% hal ini menunjukkan bahwa masih terlihat minat yang tinggi pada siswa ketika dekat menghadapi ulangan/tes sehingga minat ini masih tergolongkan sangat baik. Pada item Quisioner sepuluh tentang, Orang tua dan keluarga lainya mengawasi tingkah laku dan perbuatan anda. dapat diketahui bahwa orang tua dan keluarga lainnya mengawasi tingkah laku dan perbuatan 32,00%. Sedangkan 5,00% orang tua dan keluarga lainnya mengawasi tingkah laku dan perbuatan. Dan tindakan amoral yang dilakukan pada saat belajar lebih sedikit, dan 63,00% mengatakan kadangkadang orang tua dan keluarga lainnya mengawasi tingkah laku dan perbuatan siswa. Pada Item Quisioner sebelas Jika nilai ulangan anda kurang baik, apakah orang tua memberikan motivasi terhadap anda. diketahui jika nilai ulangan anda kurang baik, apakah orang tua anda memberikan motivasi terhadap siswa sebanyak 34 mengatakan ya ( 90,00% ). Sedangkan yang mengatakan kadangkadang sebanyak 4 orang siswa atau sebesar ( 10,00% ). Pada item Quisioner duabelas tentang Apakah jam belajar terahkir membuat siswa untuk malas belajar menunjukkan 80,00%. Siswa malas untuk belajar pada jam pelajaran terahkir, sedangkan 20% menyatakan bahwa tidak malas belajar pasa jam pelajaran terahkir,, Pada item Quisioner tigabelas tentang Apakah anda sering berkonsultasi dengan guru bidang studi pkn untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar?,dapat diketahui bahwa siswa pernah berkonsultasi dengan guru bidang pkn untuk meningkatkan minat dan motivasi belajr 60,00%. Sedangkan yang tidak pernah sering berkonsultasi dengan guru bidang studi pkn untuk minat dan motivasi belajr 40,00% Pada item Quisioner empatbelas, tentang Untuk memperkaya khasanah ilmu anda harus rajin membaca. Apakah anda sering membaca buku selain buku pelajaran di sekolah, dapat diketahui bahwa 16,00% siswa pernah memperkaya khasanah ilmu anda harus rajin membaca. Sedangkan 84% kadang-kadang memperkaya khasanah ilmu anda harus rajin membaca. Pada item Quisioner limabelas Apakah jam pelajaran terahkir berpengaruh terhadap minat dan prestasi belajar siswa di sekolah?,bahwa terdapat 26 orang ataw sekitar 60,00% menjawab jam pelajaran terakhir sangat berpengaruh terhadap minat dan prestasi belajar siswa di sekolah sedangkan 12 orang ataw sekitar 40,00% kadang-kadang berpengaruh. Setelah diadakan penganalisis data, selanjutnya diadakan pengujian hipotesishipotesi yang mendukung penyusunan skripsi ini, setelah data-data yang berkumpul melalui penelitian kelapangan, diolah, dianalisis dengan menggunkan tabel frekuensi hasil-hasil yang diperoleh sebagai 38

6 bahn pengujian hipotesis adalah sebagi berikut: Berdasrkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa presentase jawaban keseluruhan yan g memilih option 1 sangat setuju sebanyak 61,40%, kemudian persentase jawaban yang memilih option 2 setuju sebanyak 18,24%, persentase jawaban yamg memilih option 3 sebanyak 20,35%. Sesuai dengan pembuktian hipotesis yang penulis ajukan apakah dapat diterimah atau tidak/ditolak berdasarkan kriteria pembuktiannya yaitu: 1. Apakah dari sejumlah pertanyaan yang diberikan 59% sampai 100% memilih option 1 berarti mendukung hipotesis sehingga hipotesis agar diterimah kebenaran/pembuktiannya. 2. Apabila dari sejunlah pertanyaan yang diberikan 40% sampai 58% memilih option 2 berarti kurang mendukung hipotesis 3. Apabila dari sejumlah pertanyaan yang diberikan 40% sampai 39% memilih option 3 berarti tidak mendukung hipotesis. Maka berdasrkan persentase jawaban pada option 1 sebesar 61,40% sesuai denagn kriteria pembuktian hipotesis yang peenulis ajukan di atas berarti adanya pengaruh terhadap kurangnya minat belajr siswa pada jam pelajaran terahkir pada bidang studi pkn di smp negeri 2 kotapinang kabupaten labuhanbatu selatan tahun pelajran 2011/2012, sehingga hipotesa dapat diterimah kebenarannya/pembuktiannya. Berdasarkan hasil penelitiannya yang telah diadakan khususnya menyangkut merasa kurang berminat pada jam pelajaran terahkir mempengaruhi prestase belajar siswa. Maka untuk mengatasi problema yang dihadapi para siswa pada jam pelajaran terakhir, maka penulis mencoba memberikan alternatif pemecahan dan upaya peneggulangannya yaitu diperlukan usaha/bimbingan dan arahan dari oarng tua di rumah dan guru disekolah dalam upaya terus meningkatkan minat belajr siswa pada semua mata peljaran khususnya yang dipelajari pada jam pelajaran terahkir. Oleh karena itu salah satu usaha menanggulanginya ialah dengan jalan mmemotivasi siswa dengan berbagi variasi mengajar yang menarik, dan dengan menggunakan metode belajr yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajr mengajar terutama pelajaran yang dilakukan pada jam pelajaran terahkir. Disamping itu juga pihak sekolah hendaknya senantiasa memperhatikan siswasiswa guna meningkatkan perhatian dan motivasi belajr siswa. Dengan demikian fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan untuk membentuk anak yang beraklak dan menimba ilmu sebanyak-banyaknya. KESIMPULAN Setelah memaparkan permasalah dan pembahasan pada bab-bab terdahulu, ini penulis, menarik kesimpulan dan saran yang relavan dengan permasalahan di atas. Adapun kesimpulan yang dimaksud adalah: Minat belajr siswa menurun pada jam pelajaran terakhir yang disebabkan karena pada jam pelajaran terjadi siswa merasa letih, capek dan kepanasan sehingga hal ini menjadi penyebab konsentrasi belajar siswa menjadi terganggu. Data penelitian menunjukkan sebesar 61,40% siswa smp negeri 2 kotapinang labuhanbatu selatan, mengalami kesulitan belajr pendididkan kewarganegaraan pada jam pelajaran terahkir. Untuk menanggulanginya berkurangnya minat motivasi siswa pada jam pelajaran terakhir adaah dengan jaln memotivasi siswa dengan menerapkan berbagi variasi mengajar yang menarik, dan dengan menggunakan metode belajr yang melibatkan siswa secra aktif dalam proses belajar mengajara terutama yang dilakukan pada jam pelajaran terakhir. Setelah penulis memaparkan beberapa kesimpulan maka berikut ini penulis akan mengemukakan saran-saran 39

7 yang kiranya berguna bagi pihak yang berkompetensi dalam upaya meningkatkan prestasi siswa yaitu: Hendaknya guru selalu memberikan motivasi kepada setiap siswa dalam belajar. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada jam pelajaran terahkir maka diharapkan adanya usahausaha yang dapat mendorong kearah tersebut. Tentunya tidak terlepas dari kerjasama antara pihak sekolah sebagai lembaga pendidikan, dan yang penting adalah kesadaran siswa untuk belajr dengan sungguh-sungguh disemua jam pelajaran setiap harinya.kepada para penelitian lain untuk lebih mendalami melakukan penelitian tentang jam pelajran terahkir ini pada mata pelajaran lainnya. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M. 2005, pendidikan bagi anak berkesulittan belajar, jakrta: penerbit rineka cipta Ahmadi,A., 2005, Psikologi umum, jakarta : PT Rineka Cipta Akhyar, S., 2006, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, bandung: Granfindo media pratama Arikunto, S., 2003, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, bandung : penerbit bina aksara. Aryulina, D., 2006, Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan 1 SMA dan MA untuk kelas X., Jakarta: Esis Sardima, AM Belajr dan pembelajran, jakrta : rineka cipta Hamalik, 2004, Metode belajar dan kesulitan belajar, bandung: Tarsito. Istamar, S,. Dkk, 2004, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan untuk SMA kelas X, Jakarta: Erlangga. Kusnaidi dan didik priyandodko, 2004, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan SMA kelas 1, Jakarta: Piranti 40

Suatu Tinjauan Kurangnya Minat Belajar Siswa Pada Jam Pelajaran Terakhir Pada Bidang Studi Pkn Di SMP Negeri 2 Kotapinang

Suatu Tinjauan Kurangnya Minat Belajar Siswa Pada Jam Pelajaran Terakhir Pada Bidang Studi Pkn Di SMP Negeri 2 Kotapinang Suatu Tinjauan Kurangnya Minat Belajar Siswa Pada Jam Pelajaran Terakhir Pada Bidang Studi Pkn Di SMP Negeri 2 Kotapinang Khairul Fahmi Lubis, S. Sos., MSP Program Studi PPKn Sekolah Tinggi Keguruan dan

Lebih terperinci

Jurnal EduScience (JES), Vol. 2, No. 2 ISSN : X Juli 2014, Hal

Jurnal EduScience (JES), Vol. 2, No. 2 ISSN : X Juli 2014, Hal PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN PKN PADA MATERI MENJELASKAN PENGERTIAN DASAR NEGARA SISWA KELAS X SMK YAYASAN BUDI KABUPATEN LABUHAN BATU Rohana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

Jurnal EduScience (JES), Vol. 1, No. 2 ISSN : X Juli 2013, Hal

Jurnal EduScience (JES), Vol. 1, No. 2 ISSN : X Juli 2013, Hal Jurnal EduScience (JES), Vol. 1, No. 2 ISSN : 2303-355X Juli 2013, Hal. 11-18 KONTRIBUSI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penentu bagi kemajuan bangsa. Dengan pendidikan manusia dituntut untuk memproleh kepandaian dan ilmu, sehingga akan mampu

Lebih terperinci

OLEH : DELVIZA SURYANI

OLEH : DELVIZA SURYANI PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, PERHATIAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN LEMBAH GUMANTI JURNAL OLEH :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi pokok dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Karena itu pengembangan untuk

Lebih terperinci

Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Diskusi di Kelas III SDN Pembina Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan oleh penulis di kelas XII-A SMK 45 Lembang, baik wawancara dengan guru maupun siswa, diketahui bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA SMP NEGERI 3 AMAHAI TERHADA HASIL BELAJAR FISIKA KELAS VIII DI DESA TAMILOUW KECAMATAN AMAHAI KABUPATEN MALUKU TENGAH

PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA SMP NEGERI 3 AMAHAI TERHADA HASIL BELAJAR FISIKA KELAS VIII DI DESA TAMILOUW KECAMATAN AMAHAI KABUPATEN MALUKU TENGAH Bimafika, 2015, 7, 808-815 PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA SMP NEGERI 3 AMAHAI TERHADA HASIL BELAJAR FISIKA VIII DI DESA TAMILOUW KECAMATAN AMAHAI KABUPATEN MALUKU TENGAH Mawar Indayani 1 1 Fakultas keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah melaksanakan berbagai upaya, yang salah satu dari upaya tersebut adalah melalui pembagunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA) Sukaedi 4 Abstrak. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses belajar siswa, tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran PKn di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses belajar siswa, tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran PKn di Sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar siswa, tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran PKn di Sekolah Dasar belum sesuai dengan yang diharapkan. Guru Sekolah Dasar belum memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersikap sebagai penyeimbang supaya tidak terjadi hal-hal negatif dalam. Definisi belajar menurut Slameto yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bersikap sebagai penyeimbang supaya tidak terjadi hal-hal negatif dalam. Definisi belajar menurut Slameto yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia remaja merupakan tahap kehidupan yang paling menarik untuk diteliti karena pada usia remaja siswa mencari jati diri, pengembangan potensi diri mereka masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak

Lebih terperinci

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian Konvensional Bowo Wahyu Hidayat (10320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kualitas

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN

Vol. 1 No. 1 ISSN UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI BOLA VOLI MATA PELAJARAN PENJASKES PADA SISWA KELAS IV SD INPRES KEONG TAHUN PELAJARAN 204/205 Ahmad Yani,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan mengajar BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan mengajar berorientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF 74 KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Hadi Heriawan 1, Iwa Kuntadi 2, Haryadi 3 Departemen Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Rini Mukti Hadiati Program Studi Sosiologi Antropologi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses dalam rangka perubahan pada pembentukan sikap, dimana kepribadian dan keterampilan manusia menghadapi masa depan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap proses pembelajaran, terutama pembelajaran di sekolah akan dilihat hasil belajarnya. Untuk mengetahui hasil belajar siswa bisa dilakukan melalui tes, misalnya

Lebih terperinci

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 11 JAMBI

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 11 JAMBI SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 11 JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang sesuai dengan muatan

Lebih terperinci

Korelasi Penggunaan Waktu Senggang terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi PPKn pada Siswa SMP Swasta Medan Putri Kecamatan Medan Timur

Korelasi Penggunaan Waktu Senggang terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi PPKn pada Siswa SMP Swasta Medan Putri Kecamatan Medan Timur Vol. 2 No. 1 Hal. 181-190 ISSN (Print) : 2337-6198 Januari Juni 2014 ISSN (Online) : 2337-618X Korelasi Penggunaan Waktu Senggang terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi PPKn pada Siswa SMP Swasta Medan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS 16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai fungsi ganda yaitu untuk pengembangan individu secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua fungsi ini saling menunjang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI Oleh: Nunu Faraningsih Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu Pendahuluan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH :

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH : ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH : YUNI ASMIKA ERA 1D009080 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo Asmawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT, KEMANDIRIAN, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP NEGERI 5 UNGARAN

PENGARUH MINAT, KEMANDIRIAN, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP NEGERI 5 UNGARAN JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DINAMIKA PENDIDIKAN Vol. VII, No. 1, Juni 2012 Hal. 8-13 PENGARUH MINAT, KEMANDIRIAN, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP

Lebih terperinci

SURVEI MOTIVASI SISWA KELAS XI TERHADAP PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI

SURVEI MOTIVASI SISWA KELAS XI TERHADAP PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI SURVEI MOTIVASI SISWA KELAS XI TERHADAP PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

LIDYA MAKU Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling

LIDYA MAKU Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling 1 DESKRIPSI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 TELAGA KABUPATEN GORONTALO LIDYA MAKU Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Tuti Wantu, Irvan Usman ABSTRAK Lidya Maku, 2013. Deskripsi Minat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Menurut Slameto (2003:102) pengertian persepsi adalah proses yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab I ini akan mengkaji tentang latar belakang masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah. Penjelasan dari keenam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED TEACHING DENGAN SETTING COOPERATIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Dalam seluruh proses pendidikan, bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan pencapaian proses

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI Yeni Sugianti Surel : yeni.sugianti00@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT MEMILIH PRROGRAM KEAHLIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK

HUBUNGAN MINAT MEMILIH PRROGRAM KEAHLIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK 206 HUBUNGAN MINAT MEMILIH PRROGRAM KEAHLIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK Muhammad Fadhil 1, Bambang Darmawan 2, Maman Kusman 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KELOMPOK KELAS X A SMK NEGERI 2 SINDUE TOBATA.

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KELOMPOK KELAS X A SMK NEGERI 2 SINDUE TOBATA. MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KELOMPOK KELAS X A SMK NEGERI 2 SINDUE TOBATA Srifita Mahasiswa Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT II PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT II PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT II PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH Yulisa 1*) 1 Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, Aceh *

Lebih terperinci

TINGKAP Vol. X No. 1 Th. 2014

TINGKAP Vol. X No. 1 Th. 2014 EDITORIAL Jurnal TINGKAP Volume X, No. 1 bulan April 2014 ini menyajikan 6 artikel hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dan 1 Resensi Buku. Tulisan-tulisan tersebut terangkum dalam satu tema: Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar dalam pembelajaran sangatlah penting karena keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Melalui pendidikan seseorang akan dapat mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat signifikan dalam menjalani kehidupan. Karena sepanjang perjalanan manusia pendidikan merupakan barometer untuk mencapai

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI POKOK NORMA DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DEBAT DI KELAS VII-B SMP NEGERI 3 SATU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan di Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa (UUD 1945, alinea ke-4), dan menjadi harapan serta cita-cita tersendiri bagi seluruh masyarakat di negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk siap menjadi tenaga terampil dan pandai matematika melalui penerapan

BAB I PENDAHULUAN. untuk siap menjadi tenaga terampil dan pandai matematika melalui penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang telah berkembang pesat di negara-negara maju. Matematika dianggap penting karena menjadi dasar ilmu dalam

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD IQRA MUARA BULIAN. Oleh A N R I C O NIM. A1D109031

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD IQRA MUARA BULIAN. Oleh A N R I C O NIM. A1D109031 ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD IQRA MUARA BULIAN Oleh A N R I C O NIM. A1D109031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang

Lebih terperinci

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By:

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By: 0 The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang By: Nik Arya Finuriha*Edi Suarto**Momon Dt. Tanamir** *Geography Education

Lebih terperinci

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN GADINGREJO 01 KECAMATAN UMBULSARI KABUPATEN JEMBER Sri

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa yang merupakan suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru dan pengelolaan pembelajaran

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus. Selaku

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI. METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Yendina Saragih Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email: saragihyendina@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang membawakan hasil belajar yang sesuai yang dengan diharapkan. Belajar adalah suatu

Lebih terperinci

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMK NEGERI 1 BALAESANG. Zainuddin 1. Jamaludin 2.

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMK NEGERI 1 BALAESANG. Zainuddin 1. Jamaludin 2. 1 UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMK NEGERI 1 BALAESANG Zainuddin 1 Jamaludin 2 Imran 3 Judul penelitian ini adalah Upaya Guru dalam Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, setiap orang dihadapkan pada berbagai macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RUSMAWATI Guru SD Negeri 031 Tarai Bangun rusmawati6360@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A Ibnu Mubarak Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI Repa Septia Ratiana 1, Pramudiyanti 2, Berti Yolida 2 e-mail: Repa_renny@yahoo.com. HP: 081369990592 ABSTRAK The objective of this

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang serius dalam pendidikan tersebut yaitu rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik itu jenjang pendidikan formal

Lebih terperinci

UCEJ, Vol. 2 No. 1, Desember 2017, Hal Untirta Civic Education Journal ISSN : e-issn :

UCEJ, Vol. 2 No. 1, Desember 2017, Hal Untirta Civic Education Journal ISSN : e-issn : Untirta Civic Education Journal PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS COURSE REVIEW HORAY (Penelitian Deskriptif di Kelas XI SMA PGRI 2 Bandung) (Diterima 25 September 2017; direvisi 11 Desember

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Distribusi Frekuensi Jawaban Benar Hasil yang diperoleh dari jawaban-jawaban siswa pada penelitian ini adalah sebagai berikut, dengan daftar pertanyaan pada lampiran. Jawaban

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG 1 HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG Fredy Amryansyah 1), Sumadi 2), Dedy Miswar 3) Abstract: This study aims

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA SMA Negeri 1 Ulujami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI LATAR BELAKANG KELUARGA DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar Motivasi belajar siswa dijaring dengan hasil observasi siswa selama pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh seseorang agar dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan

Lebih terperinci

UPAYA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERKREASI MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA FUTSAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 NANGA PINOH

UPAYA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERKREASI MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA FUTSAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 NANGA PINOH UPAYA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERKREASI MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA FUTSAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 NANGA PINOH Dwinanto¹, Rif at Hamdy², Zuhermandi³ ¹Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek Tahun

Lebih terperinci