Korelasi Penggunaan Waktu Senggang terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi PPKn pada Siswa SMP Swasta Medan Putri Kecamatan Medan Timur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Korelasi Penggunaan Waktu Senggang terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi PPKn pada Siswa SMP Swasta Medan Putri Kecamatan Medan Timur"

Transkripsi

1 Vol. 2 No. 1 Hal ISSN (Print) : Januari Juni 2014 ISSN (Online) : X Korelasi Penggunaan Waktu Senggang terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi PPKn pada Siswa SMP Swasta Medan Putri Kecamatan Medan Timur Asnawati Matondang Dosen Kopertis Wilayah I Dpk. FKIP UISU Medan Jl. Sisingamangaraja Medan asnawati.matondang@fkip.uisu.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan waktu senggang dan prestasi belajar PPKn siswa SMP Swasta Medan Putri serta hubungan diantara keduanya. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Adapun populasi seluruh siswa sebanyak 281 orang dan sebagai sampel penelitian ditentukan secara cluster sampling yakni siswa kelas VIII.1 dan siswa kelas VIII.2 sebanyak 70 orang. Data dijaring menggunakan angket sebanyak 20 item dan tes bidang studi PPKn sebanyak 25 soal berbentuk objektif. Nilai rata-rata penggunaan waktu senggang siswa adalah 88.38% dikategorikan A (baik sekali), artinya waktu senggang siswa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang positif. Kata kunci : Waktu Senggang, Prestasi Belajar. Pendahuluan Siswa yang disebut dengan generasi muda harapan bangsa adalah generasi yang akan meneruskan bangsa dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur, mereka perlu menyadari akan tanggung jawab tersebut. Siswa sangat perlu diperhatikan para orang tua maupun guru dalam kegiatan belajar dan memberikan pendidikan kepada mereka, karena dalam masalah siswa ini terjadi perubahan-perubahan pada jasmani emosi, sosial, akhlak dan kecerdasan. Nasution (2000:65) berpendapat belajar adalah mengubah kelakuan anak kepada pembentukan pribadi anak. Hasil yang diharapkan dari belajar bukan hanya bersifat pengetahuan, akan tetapi juga sikap pemahaman, perluasan, minat penghargaan, norma-norma yang meliputi seluruh pribadi anak. Unsur mendidik dimasukkan ke dalam setiap pengajaran. Dalam setiap materi pelajaran guru hendaknya memberi pengetahuan ketrampilan dan juga sikap. Dengan demikian siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan saja tetapi juga pengertian tentang hal-hal yang menyangkut perilaku yang baik. Natawidjaja (1998:33) mengatakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu pengubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar atau pengubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri individu akan berlangsung secara terus menerus dan tidak statis dan pengubahan itu merupakan hasil yang lebih baik dari pada sebelumnya. Poerwadarminta (1996:768) mengatakan prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari usaha. Istilah prestasi belajar menurut Mahadi (2004:213) dalam buku Kamus Harian Indonesia menyebutkan secara etimologis prestasi berasal dari perkataan prestasi yang bisa diartikan hasil usaha. Pretasi belajar siswa mencakup aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Seorang siswa berprestasi baik, cukup atau sedang bahkan kurang berdasarkan kecakapan yang diraih siswa dalam waktu tertentu, di lain pihak prestasi belajar dapat dikumpulkan dalam setiap tes yang ditempuh oleh siswa tersebut. Faktor cita-cita atau tujuan menjadi pendorong bagi seseorang dalam usahanya belajar, seperti yang dikatakan Gie (1994:4) tanpa motif tertentu semangat belajar seorang siswa akan mudah 181

2 hilang karena siswa tersebut tidak merasa mempunyai kepentingan yang harus diperjuangkannya dengan belajar. Menurut Depdiknas (2003:3) PPKn adalah suatu bidang studi dalam pendidikan nasional yang merupakan usaha sadar untuk membentuk kepribadian dan pengembangan kemampuan warga negara Indonesia dengan cara mengalihkan dan menanamkan pengetahuan tentang Pancasila serta membentuk sikap dan perilaku yang dijiwai oleh Pancasila juga menanamkan keterampilan. Kemampuan untuk menghayati serta mengamalkan Pancasila. PPKn merupakan proses manunggal dari pengalihan pemahaman tentang Pancasila, pembentukan sikap dan pribadi yang berjiwa nilai moral Pancasila dan menanamkan kemampuan untuk menghayati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila. Pengertian tersebut harus melandasi seluruh sistem, baik penyusunan materi, penyajian dan cara mengevaluasi atau menilai tingkat keberhasilan PPKn tersebut. Metodelogi Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian ini, digunakan metode deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri Swasta Medan Putri Kecamatan Medan Timur Kota Medan. Populasi seluruh siswa SMP Swasta Medan Putri sebanyak 281 orang terdiri dari tujuh kelas. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 70 orang sebagai sampel. Penarikan sampel dilakukan dengan sistem clusters sampling, yakni suatu sampel yang ditentukan berdasarkan alasan-alasan tertentu. Alasan-alasan tersebut adalah : 1. Penelitian memerlukan sampel yang homogen, artinya sama-sama menerima pelajaran PPKn dengan kurikulum dan alokasi waktu yang sama; 2. Agar kegiatan proses belajar mengajar tidak terganggu; 3. Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian. Tabel 1. Populasi dan Sampel No Kelas Populasi Sampel 1 VII VII VII VIII VIII IX IX Jumlah Dalam penelitian ini ditetapkan bahwa : 1. Variabel bebas, adalah variabel yang mempengaruhi (devedent variabel) yaitu penggunaan waktu senggang siswa; 2. Variabel tergantung, adalah variabel yang terpengaruh (independent variabel) yaitu hasil belajar bidang studi PPKn siswa. Instrumen penelitian : 1. Kepustakaan, yakni dengan mengumpulkan bahan bacaan seperti literatur, buku, majalah, brosur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Field Research (penelitian lapangan), yaitu dengan pengamatan langsung kepada objek yang diteliti. 182

3 3. Angket penggunaan waktu senggang, yakni lembaran pertanyaan tertulis yang diajukan kepada siswa dengan beberapa alternatif jawaban, guna memperoleh data penggunaan waktu siswa. Tabel 2. Kisi-kisi angket No Indikator Jlh. Soal Nomor Soal 1 Motivasi orang tua mengikuti kegiatan positif dalam mengisi waktu senggang 9 2; 3; 4; 5; 6; 11; 16; 17; 18 2 Motivasi guru agar mengisi waktu senggang 4 7; 8; 9; 10 3 Minat siswa mengikuti kegiatan positif di dalam dan di luar sekolah 7 1; 2; 13; 14; 15; 19; 20 Tabel 3. Kisi-kisi angket No Indikator Jlh. Soal Nomor Soal 1 Otonomi Daerah 8 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8 2 Peraturan perundang-undangan nasional 8 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16 3 Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia 9 17; 18; 19; 20; 21; 22; 23; 24; 25 Teknik Analisa Data Rumus yang digunakan P = x 100% Keterangan : P = Jumlah persentase F = Frekuensi N= Jumlah Responden Hasil dan Pembahasan Tabel 4. Siswa memiliki kesibukan di luar rumah selain belajar Nomor N = 70 Pilihan Jawaban Item F P (%) 1 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 80.00% siswa memiliki kesibukan di luar rumah selain belajar, 17.14% menyatakan kadang-kadang dan 2.86% tidak memiliki kesibukan di luar rumah selain belajar. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa selain belajar siswa memiliki kesibukan lain di luar rumah. 183

4 Tabel 5. Usaha orang tua menciptakan kegiatan di rumah untuk mengisi waktu senggang siswa Nomor N = 70 Pilihan Jawaban Item F P (%) 2 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 67.14% orang tua berusahan menciptakan kegiatan di rumah untuk mengisi waktu senggang siswa, 17.14% menyatakan kadang-kadang dan 15.72% orang tua tidak berusahan menciptakan kegiatan di rumah untuk mengisi waktu senggang siswa. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa orang tua berusahan menciptakan kegiatan di rumah untuk mengisi waktu senggang siswa. Tabel 6. Pertanyaan orang tua tentang kegiatan siswa di rumah 3 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 78.57% orang tua bertanya kegiatan yang dilakukan oleh siswa setelah siswa di rumah, 18.57% menyatakan kadang-kadang dan 2.86% orang tua tidak bertanya kepada siswa setelah siswa berada di rumah. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa orang tua bertanya kegiatan yang dilakukan oleh siswa setelah siswa di rumah. Tabel 7. Pengarahan orang tua tentang kegiatan yang dilakukan siswa di rumah 4 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 85.71% orang tua mengarahkan kegiatan yang dilakukan oleh siswa setelah siswa di rumah, 4.29% menyatakan kadang-kadang dan 10.00% orang tua tidak mengarahkan kegiatan kepada siswa setelah siswa berada di rumah. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa orang tua mengarahkan kegiatan yang dilakukan oleh siswa setelah siswa di rumah. Tabel 8. Pembicaraan orang tua mengenai pelajaran dan waktu senggang siswa di sekolah 5 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak

5 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 65.71% orang tua membicarakan pelajaran dan waktu senggang siswa di sekolah, 25.71% menyatakan kadang-kadang dan 8.58% orang tua membicarakan pelajaran dan waktu senggang siswa di sekolah. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa orang tua membicarakan pelajaran dan waktu senggang siswa di sekolah. Tabel 9. Orang tua meneliti kejuuran siswa dalam menggunakan waktu senggang di rumah dan di sekolah 6 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 75.71% orang tua meneliti kejuuran siswa dalam menggunakan waktu senggang di rumah dan di sekolah, 18.57% menyatakan kadang-kadang dan 5.72% orang tua tidak meneliti kejujuran siswa dalam menggunakan waktu senggang di rumah dan di sekolah. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa orang tua meneliti kejujuran siswa dalam menggunakan waktu senggang di rumah dan di sekolah. Tabel 10. Motivasi guru agar siswa melakukan kegiatan yang baik di luar rumah 7 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 72.86% guru memotivasi agar siswa melakukan kegiatan yang baik di luar rumah, 25.71% menyatakan kadang-kadang dan 1.43% guru tidak memotivasi agar siswa melakukan kegiatan yang baik di luar rumah. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa guru memotivasi agar siswa melakukan kegiatan yang baik di luar rumah. Tabel 11. Anjuran guru agar siswa mengikuti kegiatan pramuka di sekolah 8 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 62.86% guru menganjurkan agar siswa mengikuti kegiatan pramuka di sekolah, 35.71% menyatakan kadang-kadang dan 1.43% guru tidak menganjurkan agar siswa mengikuti kegiatan pramuka di sekolah. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa guru menganjurkan agar siswa mengikuti kegiatan pramuka di sekolah. 185

6 Tabel 12. Anjuran guru agar siswa melakukan kegiatan olah raga atau kesenian pada sore hari 9 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 60.00% guru menganjurkan agar siswa melakukan kegiatan olah raga atau kesenian pada sore hari, 25.71% menyatakan kadang-kadang dan 14.29% guru tidak menganjurkan agar siswa melakukan kegiatan olah raga atau kesenian pada sore hari. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa guru menganjurkan agar siswa melakukan kegiatan olah raga atau kesenian pada sore hari. Tabel 13. Pengawasan guru terhadap kegiatan siswa pada waktu senggang 10. A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 62.86% guru mengawasai kegiatan siswa pada waktu senggang, 32.86% menyatakan kadang-kadang dan 4.28% guru tidak mengawasai kegiatan siswa pada waktu senggang. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa guru mengawasai kegiatan siswa pada waktu senggang. Tabel 14. Dukungan orang tua untuk kegiatan yang dilakukan siswa di lingkungan tempat tinggalnya 11 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 38.57% orang tua yang memberi dukungan untuk kegiatan yang dilakukan siswa di lingkungan tempat tinggalnya, 57.14% menyatakan kadangkadang dan 4.29% orang tua tidak mendukung kegiatan yang dilakukan siswa di lingkungan tempat tinggalnya. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa orang tua hanya terkadang saja mendukung kegiatan yang dilakukan siswa di lingkungan tempat tinggalnya terlihat dari angka persentase tertinggi 57.14%. Tabel 15. Pemberitahuan siswa kepada orang tua ketika hendak meninggalkan rumah dalam rangka mengisi waktu senggang 12. A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak

7 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 77.14% siswa memberitahukan kepada orang tua ketika hendak meninggalkan rumah dalam rangka mengisi waktu senggang, 11.43% menyatakan kadang-kadang dan 11.43% siswa tidak memberitahukan kepada orang tua ketika hendak meninggalkan rumah dalam rangka mengisi waktu senggang. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa siswa memberitahukan kepada orang tua ketika hendak meninggalkan rumah dalam rangka mengisi waktu senggang. Tabel 16. Kejujuran siswa kepada orang tua tentang kegiatan yang dilakukan di sekolah dan di rumah dalam rangka mengisi waktu senggang 13. A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 50.00% siswa jujur kepada orang tua tentang kegiatan yang dilakukan di sekolah dan di rumah dalam rangka mengisi waktu senggang, 28.17% menyatakan kadang-kadang dan 21.43% siswa tidak jujur kepada orang tua tentang kegiatan yang dilakukan di sekolah dan di rumah dalam rangka mengisi waktu senggang. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa siswa jujur kepada orang tua tentang kegiatan yang dilakukan di sekolah dan di rumah dalam rangka mengisi waktu senggang. Tabel 17. Siswa mengikuti petunjuk guru dalam mengisi waktu senggang di dalam maupun di luar sekolah 14 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 47.14% siswa mengikuti petunjuk guru dalam mengisi waktu senggang di dalam maupun di luar sekolah, 27.14% menyatakan kadang-kadang dan 25.72% siswa tidak mengikuti petunjuk guru dalam mengisi waktu senggang di dalam maupun di luar sekolah. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa siswa mengikuti petunjuk guru dalam mengisi waktu senggang di dalam maupun di luar sekolah. Tabel 18. Motivasi belajar siswa setelah menggunakan waktu senggang 15 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 55.72% siswa termotivasi setelah menggunakan waktu senggang, 38.57% menyatakan kadang-kadang dan 5.71% siswa tidak termotivasi setelah menggunakan waktu senggang. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa siswa termotivasi setelah menggunakan waktu senggang. 187

8 Tabel 19. Sikap orang tua atas kegiatan siswa mengisi waktu senggang yang dilaksanakan guru di luar sekolah 16 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 65.71% sikap orang tua setuju atas kegiatan siswa mengisi waktu senggang yang dilaksanakan guru di luar sekolah, 28.57% menyatakan kadangkadang dan 5.72% orang tua tidak setuju atas kegiatan siswa mengisi waktu senggang yangh dilaksanakan guru di luar sekolah. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa orang tua setuju atas kegiatan siswa mengisi waktu senggang yang dilaksanakan guru di luar sekolah. Tabel 20. Pemberian alat pendukung dari orang tua untuk menunjang kegiatan menggunakan waktu senggang 17 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 55.71% orang tua memberikan alat pendukung untuk menunjang kegiatan menggunakan waktu senggang, 17.14% menyatakan kadang-kadang dan 27.15% orang tua tidak memberikan alat pendukung untuk menunjang kegiatan menggunakan waktu senggang. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa orang tua memberikan alat pendukung untuk menunjang kegiatan menggunakan waktu senggang. Tabel 21. Pemberian biaya dari orang tua untuk keperluan kegiatan waktu senggang di sekolah pada sore hari 18 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 54.29% orang tua memberikan biaya untuk siswa keperluan kegiatan waktu senggang di sekolah pada sore hari, 38.57% menyatakan kadangkadang dan 7.14% orang tua tidak memberikan biaya untuk siswa keperluan kegiatan waktu senggang di sekolah pada sore hari. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa orang tua memberikan biaya untuk siswa keperluan kegiatan waktu senggang di sekolah pada sore hari. Tabel 22. Pengaruh kegiatan mengisi waktu senggang terhadap prestasi belajar siswa 19 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak

9 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 74.29% kegiatan mengisi waktu senggang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, 14.28% menyatakan kadang-kadang dan 11.43% kegiatan mengisi waktu senggang tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa kegiatan mengisi waktu senggang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Tabel 23. Manfaat kegiatan waktu senggang bagi pengembangan pendidikan siswa 19 A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 90.00% kegiatan waktu senggang bermanfaat bagi pengembangan pendidikan siswa, 10.00% menyatakan kadang-kadang dan 0.00 kegiatan waktu senggang tidak bermanfaat bagi pengembangan pendidikan siswa. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa kegiatan waktu senggang bermanfaat bagi pengembangan pendidikan siswa. Simpulan dan Saran Simpulan Nilai rata-rata penggunaan waktu senggang siswa adalah 88.38% dikategorikan A (baik sekali) artinya waktu senggang siswa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan positif. Berdasarkan ketiga aspek penilaian tentang prestasi belajar bidang studi PPKn, amak secara keseluruhan siswa memperoleh nilai rata-rata 72.80% kriteria B (baik). Akan tetapi sebanyak 27.14% harus mendapat perhatian yang lebih serius dari guru agar siswa tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar. Hubungan korelasi penggunaan waktu senggang dengan prestasi belajar bidang studi PPKn menunjukkan korelasi positif dan signifikan dengan koefisien korelasi. Artinya semakin baik siswa menggunakan waktu senggangnya, maka semakin tinggi pula prestasi belajar bidang studi PPKn siswa tersebut. Waktu senggang digunakan siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar bidang studi PPKn siswa tersebut. Pengaruhnya sebesar 28.30% artinya apabila waktu senggang digunakan dengan berbagai kegiatan positif dengan konsep yang sebenarnya maka 28.30% kemungkinan prestasi belajar bidang studi PPKn siswa akan lebih baik. Saran Diharapkan guru dapat meneliti dengan cermat tentang ketertiban siswa dalam menggunakan waktu senggang, agar siswa tidak salah dalam memilih kegiatan yang dapat meningkatkan prestasi belajar. Sekolah dapat menyediakan fasilitas olahraga dan seni serta meningkatkan frekuensi kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti mahasiswa. Agar orang tua dapat mendukung dan menyediakan keperluan siswa di rumah demi untuk peningkatan prestasi belajar. 189

10 Daftar Pustaka Depdiknas, Pelaksanaan Sistem Penilaian dan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler. Depdiknas. Jakarta. Gie., The Liang, Cara Belajar yang Efisien. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Mahadi, Kamus Harian Indonesia. Bina Aksara. Jakarta. Nasution, S Azas-Azas Kurikulum. Bina Aksara. Jakarta. Natawidjaja, Rachmad dan L.J. Moloeng Psykologi Pendidikan. Depdikbud. Jakarta. Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 190

PERANAN PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI PERUBAHAN PRILAKU DI KALANGAN SISWA SMP NEGERI 1 PULAU RAJA KABUPATEN ASAHAN

PERANAN PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI PERUBAHAN PRILAKU DI KALANGAN SISWA SMP NEGERI 1 PULAU RAJA KABUPATEN ASAHAN WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN : 2089-8592 PERANAN PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI PERUBAHAN PRILAKU DI KALANGAN SISWA SMP NEGERI 1 PULAU RAJA KABUPATEN ASAHAN Asnawati Matondang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

PENGARUH KEYAKINAN DIRI (SELF BELIEF) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA. Ika Gita Nurliana Putri; Rustono, WS.; Edi Hendri Mulyana

PENGARUH KEYAKINAN DIRI (SELF BELIEF) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA. Ika Gita Nurliana Putri; Rustono, WS.; Edi Hendri Mulyana PENGARUH KEYAKINAN DIRI (SELF BELIEF) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA Ika Gita Nurliana Putri; Rustono, WS.; Edi Hendri Mulyana Abstrak Keyakinan (belief) siswa terhadap pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diupayakan untuk tanggap terhadap perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dalam Hari (2003:30) menyebutkan

Lebih terperinci

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Nokwanti (0612035) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Prestasi merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Keterampilan Variasi Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Teknik Mesin Otomotif

Pengaruh Penggunaan Keterampilan Variasi Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Teknik Mesin Otomotif Pengaruh Penggunaan Keterampilan Variasi Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Teknik Mesin Otomotif Ary Srimaryanto (09320009) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan adalah suatu proses yang ditempuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting guna membangun manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung 8 Siti Halimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SEMBON KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

Debi Febianto Dosen Imam Bonjol Padang

Debi Febianto Dosen Imam Bonjol Padang HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ORANG TUA MEMBANTU BELAJAR ANAK DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 024 TAMPAN PEKANBARU 69 Debi Febianto Dosen Imam Bonjol Padang ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus. Selaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dan rakyat Indonesia dewasa ini tengah gencar-gencarnya mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan. Pendidikan karakter yang diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

GUMELAR ABDULLAH RIZAL, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek pendidikan merupakan kegiatan mengimplementasikan konsep prinsip, atau teori oleh pendidik dengan terdidik dalam berinteraksi yang berlangsung dalam suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. harkat dan martabat bangsa dapat terjaga. Pemerintah telah mencanangkan program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. harkat dan martabat bangsa dapat terjaga. Pemerintah telah mencanangkan program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang paling dasar dalam pembentukan karakter suatu bangsa, jati diri suatu bangsa dapat diperoleh melalui pendidikan sehingga harkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yang meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada sekarang

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI I STABAT TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI I STABAT TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI I STABAT TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU Renfiani Dulyantina Surel : dra.renfiani.dulyantina@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS. Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS. Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Guru PKn merupakan guru yang mengajarkan tentang pendidikan karakter kepada siswanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

UniversitasSyiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2015, hal ISSN:

UniversitasSyiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2015, hal ISSN: 15 UniversitasSyiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2016, hal 15 20 PELAKSANAAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR FAVORITDI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2009 Bachtiar, M. Nasir Yusuf (Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Partono 1 Tri Minarni 2

Partono 1 Tri Minarni 2 PENGARUH DISIPLIN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI Partono 1 Tri Minarni 2 Abstrak: Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Adakah pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 memberlakukan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Jurusan Tata Boga SMK Negeri 3 Cimahi, Jl. Sukarasa No. 136 Cimahi.

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Jurusan Tata Boga SMK Negeri 3 Cimahi, Jl. Sukarasa No. 136 Cimahi. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah di Program Keahlian Restoran Jurusan Tata Boga SMK, Jl. Sukarasa No. 136 Cimahi. Peneliti memilih lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi kelangsungan hidup seseorang. Pendidikan dapat meningkatkan kecerdasan dan membentuk pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURILER DI SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURILER DI SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURILER DI SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH Oleh : ZHERIK YULIANS PUTRA ERA1D06002 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI,

Lebih terperinci

Judul BAB I PENDAHULUAN

Judul BAB I PENDAHULUAN 1 Nama Judul : Ita Wulan Septina : Hubungan antara kepribadian dan lingkungan pergaulan dengan prestasi belajar siswa kelas II program Keahlian Pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menyadari pentingnya proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia, yaitu berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengusahakan untuk mencerdaskan kehidupan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang sangat berpotensi membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuankemampuan yang dimilikinya. Selain mendididik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan siswa di luar kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan pengaruh terhadap minat, bakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: Tiap-tiap warga. Negara berhak mendapat pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: Tiap-tiap warga. Negara berhak mendapat pengajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan tujuan pendidikan nasional Undang-undang sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 1:8 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Indra Cahyani Universitas Negeri Malang E-mail: indracahyani377@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PERSEPSI PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN BIDANG PENGEMBANGAN DIRI PADA PROGRAM EKSTRAKURIKULER DI SMAN 5 KOTA JAMBI

PERSEPSI PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN BIDANG PENGEMBANGAN DIRI PADA PROGRAM EKSTRAKURIKULER DI SMAN 5 KOTA JAMBI PERSEPSI PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN BIDANG PENGEMBANGAN DIRI PADA PROGRAM EKSTRAKURIKULER DI SMAN 5 KOTA JAMBI OLEH : LUCKY MANDALA PUTRA ERA1D011140 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

BAB I PENDAHULUAN. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus mencari kurikulum,

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN PKn RINGKASAN SKRIPSI Oleh : ENDAH KUSUMASTUTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sumber daya utama bagi kemajuan suatu bangsa, untuk itu pendidikan perlu dibangun dan dikembangkan agar mampu menghasilkan sumber daya yang unggul.

Lebih terperinci

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Pengetahuan. ditujukan oleh para pendiri negara. dasar negara. Ketrampilan

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Pengetahuan. ditujukan oleh para pendiri negara. dasar negara. Ketrampilan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1 Materi Pokok : Nilai Semangat dan komitmen para pendiri bangsa Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SEPAK BOLA SEKOLAH MENENAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SEPAK BOLA SEKOLAH MENENAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SEPAK BOLA SEKOLAH MENENAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL Oleh: ANCE LARICHI 1107487/2011 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi manusia, kemajuan dan peradaban manusia dari zaman dahulu hingga sekarang mengalami kemajuan yang pesat karena manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang berguna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan mampu membentuk karakter suatu bangsa. Apabila pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan mahluk yang diciptakan oleh Alloh SWT dengan memiliki perbedaan dengan mahluk yang lainnya. Manusia merupakan mahluk yang paling sempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat, sikap, perilaku maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku masa remaja

Lebih terperinci

UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMOTIVASI ANGGOTA KARANG TARUNA MELALUI PENYULUHAN KEWIRAUSAHAAN DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI

UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMOTIVASI ANGGOTA KARANG TARUNA MELALUI PENYULUHAN KEWIRAUSAHAAN DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMOTIVASI ANGGOTA KARANG TARUNA MELALUI PENYULUHAN KEWIRAUSAHAAN DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI Rida Rosita (ridarosita16@yahoo.co.id) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 KABUPATEN BATANGHARI

MOTIVASI SISWA MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 KABUPATEN BATANGHARI ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 KABUPATEN BATANGHARI OLEH RIAN DIMAS JUNIANTO NIM A1D408151 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat

Lebih terperinci

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG IRA YUMIRA EMAIL: http // i.yumira@yahoo.co.id STKIP SILIWANGI

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO 1 KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO Oleh: Hangga Permana Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DAN UPAYA PEMECAHANNYA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 5 Kendari) Suhendri Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Semarang

Lebih terperinci

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH YUNI KARTIKA A1C409014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bermuara pada peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia secara utuh. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan mengadakan analisa secara logis rasional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan mengadakan analisa secara logis rasional. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menemukan data yang valid, maka suatu penelitian menggunakan metode penelitian. Dalam penyusunan data penelitian maka dilakukan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena maju tidaknya suatu negara itu tergantung dari kualitas sistem

BAB I PENDAHULUAN. negara karena maju tidaknya suatu negara itu tergantung dari kualitas sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama terlaksananya pembangunan suatu negara karena maju tidaknya suatu negara itu tergantung dari kualitas sistem pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati lansung oleh pihak luar

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati lansung oleh pihak luar BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pengertian Perilaku Mengajar Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati lansung oleh pihak

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNNES

FAKULTAS EKONOMI UNNES FAKULTAS EKONOMI UNNES PENGARUH KOMPETENSI GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS DAN FASILITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Andaru Werdayanti 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. oleh : ROHMADI NIM :

ARTIKEL SKRIPSI. oleh : ROHMADI NIM : HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global. Untuk itu diperlukan keterampilan

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin Korelasi Antara Kemampuan Merespon Pelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Kelas VII SMP Negeri 2 Monta Tahun Pelajaran 2013/2014 Fahruddin Abstrak: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH INTERAKSI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH INTERAKSI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGARUH INTERAKSI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM.

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM. ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM. EA1D311005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PJKR

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PJKR HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PJKR (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Angkatan 2012) Oleh; Topan Anugrah; 1 H. Gumilar Mulya

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMILIH KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI/EKSTRAKURIKULER BIDANG SENI DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH :

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMILIH KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI/EKSTRAKURIKULER BIDANG SENI DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH : ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMILIH KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI/EKSTRAKURIKULER BIDANG SENI DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH : LINDA HANDAYANI NIM : ERA1D08025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai fungsi ganda yaitu untuk pengembangan individu secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua fungsi ini saling menunjang dan

Lebih terperinci

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual 1 Hubungan antara minat belajar dan keaktifan siswa dalam organisasi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh: Wahyu Wijayanti NIM K1402534 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lewat pelatihan dan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. manusia lewat pelatihan dan pengajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa pendidikan berasal dari kata didik dan mendapat imbuhan berupa awalan pe dan akhiran an yang berarti proses

Lebih terperinci

Penerapan Teori Konstruktivisme

Penerapan Teori Konstruktivisme Penerapan Teori Konstruktivisme untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Nilai Kebersamaan dalam Merumuskan Pancasila Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Sumberagung Eko Supriyadi 1 1 SDN 4 Sumberagung, Tulungagung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, khususnya siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis (Renstra) Depdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2013 ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SDN 40/1 BAJUBANG LAUT Oleh: EVIN ALVIONITA MAY WULANDARI NIM AIDI09196 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea

BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea ke Empat yaitu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting. Semua orang dari kalangan mana pun akan membenarkan pernyataan ini. Berbekal pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dikemukakan beberapa hal berkaitan dengan metode penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan penelitian hingga dapat di peroleh

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT Carsiwan, Mira Sandrawaty Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. 1 Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. 1 Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN Agar dapat memperoleh data yang dapat menunjang validitas penelitian ini, maka diperlukan adanya metode penelitian. Hasan dan Koentjaraningrat mengemukakah bahwa metode adalah

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI 1 PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI MOH TAUFIK A 351 09 013 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

Oleh: Winarni. SDN 01 Karangrejo Kec Kerjo, Karanganyar

Oleh: Winarni. SDN 01 Karangrejo Kec Kerjo, Karanganyar UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KONSEP KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN MELALUI PENGGUNAAN PETA BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KARANGREJO SEMESTER I TAHUN 2009/2010 Oleh: Winarni SDN 01 Karangrejo

Lebih terperinci

PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH

PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH Natalia Nainggolan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Natlihasian@yahoo.co.id Kata kunci : kepramukaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan kepribadian manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah dilakukan manusia dalam pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sistem yang harus dijalankan secara terpadu

Lebih terperinci

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Manusia tentunya diberi akal oleh Allah SWT. untuk berpikir, yakni tempat yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA) Sukaedi 4 Abstrak. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

Oleh: Sutiyah SDN 2 Ngares, Trenggalek

Oleh: Sutiyah SDN 2 Ngares, Trenggalek Sutiyah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V... 161 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V TENTANG PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY SEMESTER

Lebih terperinci