STUDI TENTANG PENGUAT OPTIK JENIS RAMAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI TENTANG PENGUAT OPTIK JENIS RAMAN"

Transkripsi

1 STUDI TENTANG PENGUAT OPTIK JENIS RAMAN CHANDRA KIRANA HASIBUAN Program studi Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknik Haraan Medan JL. H. M. JONI No.70A MEDAN Indonesia ABSTRAK Penguat otik meruakan suatu enguat yang daat menguatkan cahaya yang datang ke adanya secara langsung. Penguat otik bekerja berdasarkan rinsi laser suatu material. Ada dua tie dari enguat otik ini yaitu enguat semikonduktor laser dan enguat otik serat. Beberaa contoh enguat otik yang sering digunakan adalah Raman Otical Amlifier (ROA). Salah satu eneraan enguat otik ada sistem komunikasi otik adalah sebagai reeater. Fungsi reeater ini adalah untuk mengkomensasi rugi-rugi transmisi. Penguat otik diakai untuk menggantikan enguat otik konvensional yang menggunakan enguat elektronik. Jadi dalam reeater konvensional masih dierlukan eralatan konversi otik-listrik atau sebaliknya. Adaun hasil analisis kinerja Raman Otikal Amlifir (ROA) menunjukkan kenaikan daya inut dari 1,5μW samai 4,5μW sehingga memengaruhi kenaikan daya ouut dari 4,782μW samai 6,318μW dan kenaikan Gain dari 6,796dB samai 8005dB. Kata kunci: RamanOtical Amlifier (ROA). 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya di bidang telekomunikasi. Kita daat mengenal serat otik yang dimana menjadi teknologi yang canggih dalam mengubah sinyal listrik menjadi sinyal informasi. Sekarang ini enggunaan serat otik digunakan hamir di seluruh rovider yang ada di Indonesia, karenenggunaannya sangat mudah dan raktis. Pada serat otik terdaat lima komonen terenting yaitu Cahayembawa informasi, Otical Transmitter (emancar), Kabel Fiber otik,otical regenerator/amlifier/ reeater,otical receiver (enerima).dari tugas akhir ini, enulis berkeinginan untuk membahas tentang enguat ada serat otik. Dengan mengetahui sistem kerjenguat ada serat otik itu enulis daat lebih mengetahui lebih dalam kinerjada serat otik. 2. Struktur Dasar Serat Otik Serat otik terbuat dari bahan dielektrik yang berbentuk seerti kaca (glass). Di dalam serat inilah energi listrik diubah menjadi cahaya yang akan ditransmisikan sehingga daat diterima diujung enerima (receiver) melalui transducer. Struktur dasar serat otik terdiri dari: 1. Inti (core) Bagian yang aling utama dinamakan bagian inti (core), dimana gelombang cahaya yang akan dikirimkan akan merambat dan memunyai index bias lebih besar dari laisan kedua. Terbuat dari kaca (glass) yang berdiameter antara 10μm - 50μm. Ukuran inti(core)memengaruhi karakteristik serat otik. 2. Selubung (cladding) Cladding dilaiskan ada core sebagai selubung inti. Selubung (cladding) ini juga terbuat dari bahan yang sama tetai index biasnya berbeda dari index bias inti, tujuannya agar cahaya selalu diantulkan kembali ke inti oleh ermukaan selubungnya dan memungkinkan cahaya teta berada di dalam serat otik. 3. Jaket (coating) Sekeliling inti dan selubung dibalut dengan lastik yang berfungsi untuk melindungi serat otik dari goresan, kotoran dan kerusakan lainnya. Jaket serat otik juga mengisolasi 1

2 serat-serat lain yang berdekatan di dalam satu bundelan jika meruakan kelomok serat, seerti terlihat ada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Struktur Kabel Serat Otik 2.1 Jenis Serat Otik Serat otik dikarakteristikan oleh strukturnya dan sifat transmisinya. Secara dasar, serat otik diklasifikasikan menjadi dua. Pertama adalah serat otik singlemode dan kedua adalah serat otik multimode. Struktur dasarnya berbedada ukuran intinya. Serat otik singlemode dibuat dengan bahan yang sama dengan serat otik multimode, juga dengan roses fabrikasi yang sama. 2.2 Serat Otik Singlemode Singlemode fiber mengantarkan data digital yang berua sinar transmisi data melalui singlemode dalam jarak yang sangat jauh. Hanya menggunakan satu lintasan cahaya yang merambat melalui serat. Metode semacam ini daat menghindarkan ketidak akuratan yang daat terjadi dalam enyaluran data. Memunyai inti yang kecil (berdiameter inch atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (anjang gelombang nanometer). Serat mode tunggal hanya merambatakan satu mode karena ukuran inti mendekati ukuran anjang gelombang. Nilai normalized frequency arameter (V) menghubungkan ukuran inti dan roagasi mode. Pada singlemode, V lebih kecil atau sama dengan 2,405. Ketika V = 2,405, serat otik singlemode merambatkan fundamental mode ada inti serat, sedangkan orde-orde yang lebih tinggi akan hilang di kulit. Untuk V rendah (1,0), kebanyakan daya dirambatkan ada kulit, ower yang ditransmisikan oleh kulit akan dengan mudah hilang ada lengkungan serat, maka nilai V dibuat sekitar 2, 405. Serat otik Singlemode memiliki sinyal hilang yang rendah dan kaasitas informasi yang lebih besar (bandwidth) dariada serat otik multimode. Serat otik singlemode daat mentransmisikan data yang lebih besar karena disersi yang lebih rendah. Gambar 2.2 menunjukan transmisi singlemode. aerture (NA). Jika ukuran inti dan NA bertambah maka jumlah mode bertambah. Ukuran inti dan NA biasanya sekitar μm dan 0,20 0,229. Ukuran inti dan NA yang lebih besar memberikan beberaa keuntungan, cahaya yang diumankan ke serat otik multimode menjadi lebih mudah, koneksi antara serat juga lebih mudah. Penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya terjadi melalui beberaa lintasan cahaya. Diameter inti (core) sesuai dengan rekomendasi dari CCITT G.651 sebesar 50 mm dan diameter cladding-nya sebesar 125 mm. Gambar 2.3 menunjukan transmisi multimode. Gambar 2.3 Jenis Serat Otik Multimode Berdasarkan susunan index biasnya serat otik multimode memiliki durofil yaitu: 1. Graded index. Serat otik memunyai index bias cahaya yang meruakan fungsi dari jarak terhada sumbu/oros serat otik, sehingga cahaya yang menjalar melalui beberaa lintasan ada akhirnya akan samai ada ujung lainnyada waktu yang bersamaan. 2. Ste index. Serat otik memunyai index bias cahaya sama.sinar yang menjalar ada sumbu akan samai ada ujung lainnya dahulu (disersi). Hal ini daat terjadi karena lintasan yang melalui oros lebih endek dibandingkansinar yangmengalami emantulan ada dinding serat otik, sehingga terjadi elebaran ulsa atau dengan kata lain mengurangi lebar bidang frekuensi. Oleh karena hak ini, maka yang sering diergunakan sebagai transmisi serat otik multimode adalah graded index. 2.4 Transmisi Cahaya Pada Serat Otik Serat otik mengirmkan data dengan media cahaya yang merambat melalui serat kaca. Lintasan cahaya yang merambat di dalam serat daat dierlihatkan ada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Lintasan Cahaya Dalam Serat Otik Gambar 2.2 Jenis Serat Otik Singlemode 2.3 Serat Otik Multimode Serat otik multimode merambatkan lebih dari satu mode, daat merambatkan lebih dari 100 mode. Jumlah mode yang merambat bergantung ada ukuran inti dan numerical Pemanduan cahaya dalam serat otik menggunakan antulan internal total yang terjadi ada bidang batas antara 2 media dengan index bias yang berbeda yaitu n 1 dan n 2. Bila index bias n 1 dari medium ertama lebih kecil dari index bias medium kedua, maka sinar akan dibiaskan ada media berindeks bias besar dengan sudut n 2 terhada garis normal, hubungan antara sudut datang ϴ1 dan sudut bias ϴ2 terhada index bias dielektrik dinyatakan ada Persamaan

3 n 1 sin ϴ 1 = n 2 sin ϴ 2 (2.1) dimana : n 1 = Indeks bias medium ertama n 2 = Indeks bias medium kedua ϴ 1 = Sudut datang ϴ 2 = Sudut antul Persamaan diatas dikenal dengan hukum Snellius. Pemantulan Snellius daat dilihat ada Gambar 2.5. elektromagnetik Maxwell. Percobaan Hertz ini juga memicu enemuan telegram tana kabel dan radio oleh Marconi. Rangkaian ini ada dalam kaca quartz untuk menghindari sinar UV Sektrum Elektromagnetik Sektrum otik (cahaya atau sektrum terlihat atau sektrum tamak) adalah bagian dari sektrum elektromagnetik yang tamak oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik dalam rentang anjang gelombang ini disebut sebagai cahaya tamak atau cahaya saja. Tidak ada batasan yang teat dari sektrum otik, mata normal manusia akan daat menerimanjang gelombang dari 400 samai 700 nm, meskiun beberaa orang daat menerimanjang gelombang dari 380 samai 780 nm (atau dalam frekuensi THz). Mata yang telah beradatasi dengan cahaya biasanya memiliki sensitivitas maksimum di sekitar 555 nm, di wilayah hijau dari sektrum otik. Gambar Sektrum elektromagnetik ditunjukan ada Gambar 2.6. Gambar 2.5 Pemantulan Snellius Dari Gambar terlihat bahwa cahaya dibiaskan menjauhi garis normal. Jika sudut datang terus dierbesar sehingga sudut bias sejajar dengan bidang batas (sudut bias 90 ) maka aabila sudut datang terus dierbesar setelah sudut bias 90, maka tidak ada lagi cahaya yang dibiaskan tetai diantulkan semurna. Sudut datang ada saat sudut biasnya 90 disebut sudut kritis dan ada saat ini emantulan yang terjadi adalah emantulan total (semurna). Setia muatan listrik yang memiliki erceatan memancarkan radiasi elektromagnetik. Waktu kawat (atau anghantar seerti antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan ada frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung ada situasi, gelombang elektromagnetik daat bersifat seerti gelombang atau seerti artikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh keceatan (keceatan cahaya, anjang gelombang, dan frekuensi. Kalau diertimbangkan sebagai artikel, mereka diketahui sebagai foton, dan masing-masing memunyai energi berhubungan dengan frekuensi gelombang ditunjukan ada Persamaan 2.2. E = H x f (2.2) dimana : E = energi foton (J) H = konstanta Planck Js f = frekuensi gelombang (Hz) Proagasi gelombang elektromagnetik biasanya terdiri dari frekuensi, anjang gelombang, dan ceat rambat gelombang. 3. Prinsi Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik meruakan gabungan dari gelombang listrik dan gelombang magnetik secara saling tegak lurus. Begitu ula dengan arah geraknya. Karena gelombang tersebut mendelay gelombang listrik, maka Hertz mencoba membuktikan keberadaan gelombang elektromagnetik tersebut melalui keberadaan gelombang listriknya yang diradiasikan oleh rangkaian emancar[5]. Ternyata frekuensi yang dihasilkan sama dengan frekuensi emancar. Ini artinya listrik ada loo berasal dari emancar itu sendiri. Dengan ini terbuktilah adanya radiasi gelombang Gambar 2.6 Sektrum Elektromagnetik Sektrum otik adalah sektrum yang kontinu sehingga tidak ada batas yang jelas antara satu warna dengan warna lainnya. Batas untuk warna warna sektrum daat dilihat ada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Sektrum dan Panjang Gelombang No. Warna Panjang Gelombang 1. Ungu nm 2. Biru nm 3. Hijau nm 4. Kuning nm 5. Jingga nm 6. Merah nm 3.2. Panjang Gelombang Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah ola gelombang. Biasanya memiliki notasi huruf Yunani lambda (λ). Dalam sebuah gelombang 3

4 sinus, anjang gelombang adalah jarak antaruncak ke uncak seerti ditunjukkan ada Gambar Sistem Kerja Otical Amlifier Adaun dari sistem kerja otical amlifier daat di lihat ada Gambar 3.1. Gambar 3.1Otical Amlifier Gambar 2.7 Panjang Gelombang Panjang gelombang sama dengan keceatan jenis gelombang dibagi oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadaan dengan radiasi elektromagnetik dalam ruang hama, keceatan ini adalah keceatan cahaya c, untuk sinyal (gelombang) di udara, ini meruakan keceatan suara di udara. Hubungan antaranjang gelombang, keceatan jenis gelombang dan frekuensi gelombang ditunjukan ada Persamaan 2.2. dimana: λ = c/ f (2.2) λ = anjang gelombang dari sebuah gelombang suara atau gelombang elektromagnetik (nm) c = keceatan cahaya dalam vakum 3 x 10 8 m/s f = frekuensi gelombang (Hz) Penguatan sinyal itu sendiri terdiri dari 3 roses sebagaimana ditunjukkan Gambar 3.1 Proses ertama meruakan uming, yaitu roses menaikkan elektron dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan cara elektron tersebut menyera foton dengananjang gelombang tertentu yang masih memungkinkan elektron tersebut memeroleh energi yang besarnya sama atau lebih besar dari erbedaan energi antara dua tingkat tersebut/e (a). Setelah elektron berada di atas tingkat kestabilannya untuk beberaa saat/delay time (b), maka elektron tersebut akan kembali ke tingkat dasarnya baik oleh roses emisi sontan (sontaneous emission) atau emisi yang distimulasi (stimulated emission). Sontaneous emission yang meruakan suatu roses dimana elektron acak (random electron) kembali ke tingkat asalnya tana diminta sebagai derau otik yang juga dierkuat dalam medium enguatan dan mengganggu endeteksian sinyal utama enerima/receiver Perancangan Sistem Penguat Otik Adaun erancangan sistem enguat otik daat dilihat ada blok diagram Gambar Raman Otical Amlifier Raman adalah salah satu masalah yang umum yang terjadi ada sistem komunikasi.tak terkecuali ada sistem komunikasi serat otik, adalah timbulnya rugi-rugi (loss) yang cuku besar saat melakukan transmisi jarak jauh. Oleh karena itu, itu sebuah enguat dibutuhkan agar sinyal daat diterima ditujuan level daya yang cuku. Raman otikal amlifier(roa) meruakan salah satu jenis enguat otik yang daat menguatkan adanjang gelombang beraaun (dengan asumsi um yang dibutuhkan tersedia), memiliki Noise figure (NF) yang rendah, keleluasaan dalam emilihan gain medium, serat gain bandwidthyang lebar. Sehingga, sangat berotensi dan menarik untuk dialikasikan ke dalam sistem komunikasi serat otik di masa dean sebagai alternatif. Gambar 3.2. Model Sistem Pada Gambar 3.2. gelombang sinyal bersama dengan um masuk ke dalam serat otik agar terjadi enguatan Raman. Serat otik yang digunakan dalam analisis memiliki jumlah doan germanium yang berbeda-beda. Kemudian,ASE juga ikut berroagasi bersama dengan gelombang sinyal yang telah dikuatkan. Sebelum gelombang memasuki hotodetector, gelombang akan melewati filter Fiber Bragg Grating (FBG) terlebih dahulu agar derau Amlified Sontaneous Emission (ASE) yang ada daat diredam (diratakan) sehingga fluktuasi enguatan antar anjang gelombang daat dibuat seminimal mungkin. 4

5 4.3. Parameter Penguat Otik Parameter-arameter enting dari suatu enguat otik adalah gain, saturasi gain dan noise yang biasa disebut ASE (amlified sontaneous emission). 1. Gain (derective gain) adalah karakter antena yang terkait dengan kemamuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya atau enerima sinyal dari arah tertentu. Pada rumus Persamaan Saturasi gain meruakan erbandingan arus kolektor terhada arus basis. 3. Noise adalah rugi rugi atau gangguan ada suatu jaringan 4.4. Karakteristik Penguat Otik Adaun jenis jenis enguat aderambatan gelombang otik. a. Booster Amlifier berfungsi memerkuat sinyal yang akan dikirim kan ke Long fiber otik yang akan disalurkan ke RX (Receiver otik) untuk memancarkar ke TX. Pada Gambar outtx in/connector Gambar 3.3. Bosster Amlifier 4.5. Penguat Raman Perhitungkan interaksi ada energi kuantum hv dan anjang gelombang λ=c/v dengan sebuah molekul sebagai aturan konservasi energi bertabrakan. Pada kasus ini, kuantum cahaya kehilangan energi (energi baru hv,hv <hv) dan muncul ada sektrum sebagai radiasi eningkatan anjang gelombang λ (=c/v ). Hal ini disebut dengan ergantiancadangan. Molekul yang mendaat energi, di arahkan ke erutaran atau ergetaran level yang lebih tinggi. Fenomena ini disebut enyebaran raman yang normal. Konfigurasi dasar darikedua sinarada frekuensi v dan sinar sinyal inut ada frekuensi v s terijeksi kedalam serat atau jaringan otik yang sesisfik yang beruengeras otik, melalui enguat otik. Panjang gelombang oma λ s (= c v )dikonversikan menjadi anjang gelombang sinyal λ s (= c v s ), oleh karena itu eningkatan dayadaλ s. Dengan kata lain, jika serat otik yang sesuai dioma secara otik oleh sumber yang cocok, ancaran sinyal akan dierbesar menjadi dua sinyal dan dierbanyak melalui serat. Pada rakteknya, baik keduemoma maju (misalnyancaran omada arah yang dierbanyak dari ancaran sinyal) dan emoma mundur sangatlah mungkin. Maka ini tidak dierlukan ada inversi oulasi. Dalam kasus emoma arah maju, variasi emoma dan daya sinyal bersamaan dengan FRA untuk sinyal kecil daat dianalisis dengan menyelesaikan Persamaan berikut: b. Pre-Amlifier berfungsi memerkuat sinyal yang akan diterima oleh receiver otik, dan diasang teat sebelum receiver. Dan d s dz = a s s = ( g r ) s (3.1) d dz z (3.2) outtx in/connector Gambar 3.4. Pre-amlifier fiber otik c. In-Line Amlifier berfungsi memerkuat sinyal seanjang saluran otik, di manenguat gain ada bosster amlifier danre amlifier. Pada Gambar 3.5. Dimana a s dan mewakili serat yang hilang ada sinyal dan frekuensi omav s dan v, secara berturut turut, s dan meruakan sinyal dan dayoma secara berturut-turut, yang bervariasi searah dengan anjang z ada serat, g r adalah koefisien ertambahan Raman dan adalah area enyilangan adancaran oma didalam serat. Diman,in adalah inut dayoma (ada z=0). Pergantian ada Persamaan (3.1) dari Persamaan (3.3), maka. d s dz = a s s + ( g r ) s,in ex( z) =[-a s + ( g r ),in ex( z)] s (3.3) Jika dierkirakan daya sinyal ada ujung inut di FRA adalah s,in dan ada ujung outut dari total anjang serat L adalah s ( L ) (3.3), maka. Gambar 3.5 In-line amlifier Atau: (L ) L d s = [ s,in s 0 a s + ( g r ),in ex( z)]dz 5

6 [ s(l) s,in ] = [ g r al (1 e ),in Atau : s (L) = s,in ex [ g r a s L] (3.4) al (1 e ),in a s L] = s,in ex [ g r,in L eff a s L] (3.5) Pada kasus ini emoma arah balik untuk embesar sinyal yang kecil, ersamaan (3.1) untuk sinyal yang bervariasi daat dimodifikasi. Disitu d s /dz diganti dengan d s dz. G FRA = s,in s (L) = ex[(g o a s )L] (3.6) Untuk serat embesar raman digunakan juga konfigurasi arah maju dan arah mundur, ertambahan akan meningkat 20dB telah di ekserimen ada serat silika, yang manada lebar ita sektrum samai dengan 50 nm dan seerti lebar ita yang as untuk eneraan WDM sistem. FRA memerlukan daya laser yang tinggi untuk memoma. 5. Perhitungan Raman Pada Penguat Otik Untuk memeroleh sebuah enguat raman dengan asumsi sebagai berikut: - Panjang = 2km (L) - Koefisien redaman sinyal = 0,15 db/km - Koefisien redaman anjang gelombang (a s ) besar oma =0,20 db/km ( ) - Areenyilangan adancaran oma di dalam serat = 60 μw - Koefisien ertambahan raman g r = m/w Jika daya inut sebesar 1mW maka dengan menggunakan Persamaan (3.5) dieroleh daya outut sebesar. s (L) = s,in ex [ g R,in { 1 ex( L) } a a s L s,in = 1μW = W,,in = 1W g R = mw 1, = 60 μm 2 = m 2 db L = 2 km = 2000 m, a s = 0.15 km(= m 1 ) = 0.20 db km (= m 1 ) s (L) = (W)ex[ mw m 2 1(W) { 1 ex[ (m 1 ) 2000(m)] m 1 } (m 1 ) 2000(m)] = W = 4.582μW Gain enguat raman daat di lihat dengan menggunakan Persamaan (3.6). G FRA = s,in s(l) G FRA = 4.582μW 1μW = Gain = 10log 10 G FRA = 10log 10 (4.582) = 6.61 db Dengan mengubah- ubah daya inut dari: 1,5μw, 2μw, 2,5μw, 3μw, 3,5μw dan 4μw dieroleh outut ada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan daya ouut dan gain ada enguat otik. Daya inut Daya ouut Gain (db) s,in (μw) s, (μw) 1,5 4,782μw 6,796dB 2 5,15μw 7,118dB 2,5 5,450μw 7,363dB 3 5,725μw 7,577dB 3,5 6,015μw 7,792dB 4 6,318μw 8,005dB Pada Tabel 4.1. dieroleh bahwa dayenguat inut semakin tinggi maka daya outut semakin tinggi juga, dan gain enguat ramanjuga semakain tinggi. Dayada raman yang distimulasi telah ditemukan in sebesar 6,318μW, dan gain 8,005dB. Lagi ula stimulasi in 1,5 sebesar 4,782μW dan gain 6,796dB. efek raman yang di analisis tergantung ada daya inut dan anjang gelombang yang di masukkan ke fiber otik untuk di ketahui beraenguat fiber otik yang di asumsikan besaran gain dan daya ouut yang akan di transmisted. Setelah melakukan analisis ada daya ouut dan gain nya maka daat di lihat seerti Gambar grafik gain daya out ut daya inut Gambar 4.2. Grafik Analisis Penguat Otik Jenis Raman Berdasarkan grafik yang di atas di erlihatkan jika daya inut semakin tinggi maka daya ouut dan gain nya semakin tinggi juga. 6. Kesimulan Adaun kesimulan yang daat enulis berikan dari Tugas Akhir ini adalah: 1. Dari hasil erhitungan yang dilakukan daat dilihat bahwa daya outut akan semakin besar jika daya inut ke enguat di tambah, adenguat Raman Otical amlifier (ROA). 2. Gain enguat semakin bertambah dengan menghitung daya inut Saran Saran yang daat enulis tuangkan dari hasil analisis erhitungan Tugas Akhir ini adalah, sebaiknya dalam menghitung sebuah enguat fiber otik dibutuhkan ketelitian yang cuku, karena jika terjadi kesalahan dalam erhitungan 6

7 maka akan daat merubah hasil keluaran dari enguat fiber otik tersebut. DAFTAR PUSTAKA [1]. Anonim Fiber Otik Pada Jaringan Komuter, htt:// nggal akses : 20 Feb [2].Anonim PengenalanSeratOtik, htt://nickibnu.wordress.com/2011/05/02/tehnologifiber-otik/. Tanggal akses : 21 Feb [3]. Anonim Cara Kerja FiberOtik, htt://klikhost.com/elektro/.tanggal akses :11 Maret [4].Anonim Ekserimen Gelombang Elektromagnetik.htt://riyn.multily.com/journal/item/4 8/Gelombang_elektromagneti. Tanggal akses : 11 Maret [5].R.P.Khare, 2004, Fiber Otics AndOtoelectrons, OXFORD, New Delhi. [6]. Jeft Hecht, 2002, Understanding Fiber Otik, Pearson Prentee Hall, New Jersey. 7

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Bahan fiber optics (serat optik) Serat optik terbuat dari bahan dielektrik berbentuk seperti kaca (glass). Di dalam serat

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Topik Pembahasan Chapter 1 Overview SKSO Pertemuan Ke -2 SKSO dan Teori

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA Yovi Hamdani, Ir. M. Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem komunikasi optik adalah suatu sistem komunikasi yang media transmisinya menggunakan serat optik. Pada prinsipnya sistem komunikasi serat

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,

Lebih terperinci

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x BAB II CAHAYA 2.1 Pendahuluan Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Sifat-sifat cahaya adalah

Lebih terperinci

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih OPTIKA FISIS A. Interferensi Cahaya : Peraduan antara dua atau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan ola tertentu. Untuk engamatan Interferensi gelombang cahaya, agar hasilnya daat diamati dierlukan

Lebih terperinci

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada

V L R = ρ. B. (1) dan (3) C. (2) dan (3) D. (1) E. (2) 1. Karena pengaruh panjang penghantar, pada . Karena engaruh anjang enghantar, ada i rangkaian listrik timbul arus sebesar 400 m. Uaya yang daat dilakukan agar kuat arusnya menjadi 800 m adalah.. anjang enghantar ditambah menjadi dua kalinya B.

Lebih terperinci

Input. Message. Input. Tranducer. Speech, Music Pressure etc FOUND DOG FOUND DOG FOUND DOG

Input. Message. Input. Tranducer. Speech, Music Pressure etc FOUND DOG FOUND DOG FOUND DOG ENGNTR TELEKOMUNIKSI ENGNTR TELEKOMUNIKSI 4 Blok Diagram Sistem Komunikasi Inut Message Gangguan Transmisi Message signal nalog Digital Inut Tranducer Transmitted Signal Transmitter Received Signal Channel

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK. informasi pada gelombang elektromagnetik yang bertindak sebagai pembawa

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK. informasi pada gelombang elektromagnetik yang bertindak sebagai pembawa BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Umum Komunikasi dapat diartikan sebagai pengiriman informasi dari satu pihak ke pihak yang lain. Pengiriman informasi ini dilakukan dengan memodulasikan informasi

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara : Berikut adalah gambar perambatan cahaya dalam medium yang ditunjukkan

BAB III TEORI PENUNJANG. Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara : Berikut adalah gambar perambatan cahaya dalam medium yang ditunjukkan BAB III TEORI PENUNJANG Bab tiga berisi tentang tentang teori penunjang kerja praktek yang telah dikerjakan. 3.1. Propagasi cahaya dalam serat optik Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara :

Lebih terperinci

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA :

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA : TUGAS NAMA MATA KULIAH DOSEN : Sistem Komunikasi Serat Optik : Fitrilina, M.T OLEH: NAMA MAHASISWA : Fadilla Zennifa NO. INDUK MAHASISWA : 0910951006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding TT 1122 PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Information source Electrical Transmit Optical Source Optical Fiber Destination Receiver (demodulator) Optical Detector Secara umum blok diagram transmisi komunikasi

Lebih terperinci

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG) Inisiasi 2 (MATEI ENEGI GELMBANG) Saudara mahasiswa, calon endidik bangsa, selamat bertemu dalam kegiatan tutorial online kedua. Untuk kegiatan kali ini, kita akan berdiskusi tentang gelombang, teatnya

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SERAT OPTIK

TEKNOLOGI SERAT OPTIK TEKNOLOGI SERAT OPTIK Staf Pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU Abstrak: Serat optik merupakan salah satu alternatif media transmisi komunikasi yang cukup handal, karena memiliki keunggulan

Lebih terperinci

Endi Dwi Kristianto

Endi Dwi Kristianto Fiber Optik Atas Tanah (Part 1) Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D

Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D Serat optik FTP 320-10 banyak digunakan Bagaimana karakter makrobending losses FTP 320-10 terhadap pembebanan Bagaimana kecepatan respon FTP 320-10

Lebih terperinci

Sistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 8 Pengantar Serat Optik

Sistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 8 Pengantar Serat Optik TKE 8329W Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 8 Pengantar Serat Optik Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan X. Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha

SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan X. Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha SOAL PEMBINAAN JAAK JAUH IPhO 017 Pekan X Dosen Penguji : Dr. into Anugraha Bagian A Efek Fotolistrik dan Emisi Termionik Dalam suatu ekserimen fotolistrik, ermukaan logam Natrium dikenai cahaya monokromatik

Lebih terperinci

Karakteristik Serat Optik

Karakteristik Serat Optik Karakteristik Serat Optik Kecilnya..? Serat optik adalah dielectric waveguide yang dioperasikan pada frekuensi optik 10 14-10 15 Hz Struktur serat optik Indeks bias core > cladding n 1 > n Fungi cladding:

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA Tujuan Instruksional Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perambatan gelombang, yang merupakan hal yang penting dalam sistem komunikasi serat optik. Pembahasan

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Spektrum Gelombang Elektromagnetik (Young & Freedman, 2008)

Gambar 2.1. Spektrum Gelombang Elektromagnetik (Young & Freedman, 2008) 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Gelombang Elektromagnetik Gelombang merupakan getaran yang merambat secara kontinu dengan bentuk yang tetap pada kecepatan konstan secara periodik. Dalam gejala penyerapan,

Lebih terperinci

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M SMK Negeri Rangkasbitung GELOMBANG BUNYI Bunyi meruakan salah satu bentuk gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium sebagai erambatannya. Bunyi yang merambat ada medium udara bentuknya

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN REDAMAN PADA KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN REDAMAN PADA KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN REDAMAN PADA KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR Rini Indah S. 1, Sukiswo,ST, MT. 2 ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN Muhammad Fachri, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi ntroduction to ircuit nalysis Time Domain www.dirhamblora.com 8. angkaian rus Searah, Pemroses Energi Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk gelombang dasar adalah bentuk gelombang anak tangga. Di bagian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian

BAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Teknologi serat optik merupakan suatu teknologi komunikasi yang sangat bagus pada zaman modern saat ini. Pada teknologi ini terjadi perubahan informasi yang biasanya berbentuk

Lebih terperinci

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Pengembangan Teorema Dalam enelitian dan erancangan algoritma ini, akan dibahas mengenai beberaa teorema uji rimalitas yang terbaru. Teorema-teorema

Lebih terperinci

KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF

KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneraan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF Juliasih Partini,

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Pendahuluan Telekomunikasi = Tele -- komunikasi Tele = jauh Komunikasi = proses pertukaran informasi Telekomunikasi = Proses pertukaran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO No Percobaan : 01 Judul Percobaan Nama Praktikan : Perambatan Gelombang Mikro : Arien Maharani NIM : TEKNIK TELEKOMUNIKASI D3 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB GEJALA GELOMBANG

BAB GEJALA GELOMBANG BB GEJL GELOMBNG. PEMHMN ENNG GELOMBNG Gelombang adalah getaran dan energi yang merambat tana disertai erambatan artikel ertikel mediumnya. Macam macam gelombang adalah sebagai berikut :. Berdasarkan arah

Lebih terperinci

DAN KONSENTRASI SAMPEL

DAN KONSENTRASI SAMPEL PERANCANGAN SENSOR ph MENGGUNAKAN FIBER OPTIK BERDASARKAN VARIASI KETEBALAN REZA ADINDA ZARKASIH NRP. 1107100050 DAN KONSENTRASI SAMPEL DOSEN PEMBIMBING : DRS. HASTO SUNARNO,M.Sc Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

Overview Materi. Panduan gelombang fiber optik Struktur Serat Optik Tipe-tipe serat optik. Kabel Optik

Overview Materi. Panduan gelombang fiber optik Struktur Serat Optik Tipe-tipe serat optik. Kabel Optik Overview Materi Panduan gelombang fiber optik Struktur Serat Optik Tipe-tipe serat optik Material serat optik Kabel Optik Struktur Serat Optik Struktur Serat Optik (Cont..) Core Terbuat dari bahan kuarsa

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fluida adalah zat - zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan bentuk dengan bentuk tempat/wadahnya. Selain itu, fluida memperlihatkan fenomena sebagai zat yang

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengukuran dan pengecekan rugi-rugi fiber optic berdasarkan nilai data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengukuran dan pengecekan rugi-rugi fiber optic berdasarkan nilai data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran dan pengecekan rugi-rugi fiber optic berdasarkan nilai data yang diperoleh dari hasil kerja praktek di PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA area Gresik, divisi Infrastruktur

Lebih terperinci

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Diterjemahkan oleh : Okta Binti Masfiatur Rohmah Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, 1 Bab 4 4.1 Solusi dari ersamaan gelombang 48 4. Gelombang harmonik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM-HUKUM OPTIK

BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM-HUKUM OPTIK BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM-HUKUM OPTIK Tujuan Instruksional Umum Bab II menjelaskan konsep-konsep dasar optika yang diterapkan pada komunikasi serat optik. Tujuan Instruksional Khusus Pokok-pokok bahasan

Lebih terperinci

PENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-28. Syahirul Alim Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-28. Syahirul Alim   Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta PENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-8 Syahirul Alim Email: arul_alim@yahoo.com Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang Rugi-rugi bengkokan

Lebih terperinci

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD-620-10 LUCKY PUTRI RAHAYU NRP 1109 100 012 Dosen Pembimbing Drs. Gatut Yudoyono,

Lebih terperinci

4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik

4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik 4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik Anhar, MT. 1 Outline : Pengantar Redaman (Attenuation) Penyerapan Material (Absorption) Rugi-rugi hamburan (Scattering Losses) Rugi-rugi pembengkokan Dispersi

Lebih terperinci

RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK

RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI PLANCK OLEH : STEVANUS ARIANTO RADIASI GEM HUKUM WIEN EFEEKFOTO LISTRIK HASIL PERCOBAAN EFFEK FOTO LISTRIK ENERGI KINETIK F O T O N SIFAT KEMBAR CAHAYA HIPOTESA DE BROGLIE

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]

Lebih terperinci

Elyas Narantika NIM

Elyas Narantika NIM Elyas Narantika NIM 2012 21 018 Contoh peristiwa refraksi dan refleksi di kehidupan sehari-hari Definisi Refraksi (atau pembiasan) dalam optika geometris didefinisikan sebagai perubahan arah rambat partikel

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 5 BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian imformasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampai diantara keduanya

Lebih terperinci

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng DASAR TELEKOMUNIKASI Kholistianingsih, S.T., M.Eng KONTRAK PEMBELAJARAN UAS : 35% UTS : 35% TUGAS : 20% KEHADIRAN : 10% KEHADIRAN 0 SEMUA KOMPONEN HARUS ADA jika ada satu komponen yang kosong NILAI = E

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

Fisika Umum (MA 301) Cahaya Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 11) Cahaya Cahaya adalah Gelombang Elektromagnetik Apa itu Gelombang Elektromagnetik!!! Pendahuluan: Persamaan Maxwell Listrik dan magnet awalnya dianggap sebagai

Lebih terperinci

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS 4. Fase-fase Pemodelan Dalam bab ini kita akan mendiskusikan bagaimana membangun model model matematika system dinamis. Kita akan memerhatikan masalah bagaimana mencaai

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB II SALURAN TRANSMISI BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

TEKNOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: TEKNOLOGI KOMUNIKASI Media Transmisi Dengan Kabel Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Kabel Koaksial Kabel koaksial ditemukan oleh

Lebih terperinci

Faktor Rate data. Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver

Faktor Rate data. Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver Version 1.1.0 Faktor Rate data Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver Kecepatan Transmisi Bit : Binary Digit Dalam transmisi bit merupakan pulsa listrik negatif

Lebih terperinci

PEMBAGIAN SERAT OPTIK

PEMBAGIAN SERAT OPTIK FIBER OPTIC CABLE Fiber Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang

Lebih terperinci

KARAKTERISASI FIBER BRAGG GRATING (FBG) TIPE UNIFORM DENGAN MODULASI AKUSTIK MENGGUNAKAN METODE TRANSFER MATRIK

KARAKTERISASI FIBER BRAGG GRATING (FBG) TIPE UNIFORM DENGAN MODULASI AKUSTIK MENGGUNAKAN METODE TRANSFER MATRIK KARAKTERISASI FIBER BRAGG GRATING (FBG) TIPE UNIFORM DENGAN MODULASI AKUSTIK MENGGUNAKAN METODE TRANSFER MATRIK Pipit Sri Wahyuni 1109201719 Pembimbing Prof. Dr. rer. nat. Agus Rubiyanto, M.Eng.Sc ABSTRAK

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN FIBER OPTIK

PERKEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN FIBER OPTIK Abstrak Kemajuan teknologi sekarang ini semakin pesat sehingga kebutuhan akan komunikasi data antara dua komputer atau lebih dibutuhkan alat agar dapat terhubung. Komunikasi data itu dapat terhubung dengan

Lebih terperinci

Mengetahui macam-macam derau dalam sistem telekomunikasi. Memahami persamaan derau dalam sistem telekomunikasi. Mengetahui pengaruh derau dalam

Mengetahui macam-macam derau dalam sistem telekomunikasi. Memahami persamaan derau dalam sistem telekomunikasi. Mengetahui pengaruh derau dalam Mengetahui macam-macam derau dalam sistem telekomunikasi. Memahami persamaan derau dalam sistem telekomunikasi. Mengetahui pengaruh derau dalam sistem telekomunikasi. Derau atau yang sering dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless,

BAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless, BAB II TEORI DASAR ANTENA 2.1 Umum Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless, antena radio pertama dibuat oleh Heinrich Hertz yang tujuannya untuk membuktikan keberadaan gelombang

Lebih terperinci

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK Oleh; Hadziqul Abror NRP. 1109 100 704 Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini, M.T Ruang Sidang Fisika, 20 Maret 2012 Outline Pendahuluan Tinjauan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN AKSES TEMBAGA DAN SERAT OPTIK

BAB II JARINGAN AKSES TEMBAGA DAN SERAT OPTIK BAB II JARINGAN AKSES TEMBAGA DAN SERAT OPTIK 2.1 Umum Jaringan lokal akses tembaga kapasitasnya sangat terbatas untuk memberikan layanan multimedia, karena kabel tembaga memiliki keterbatasan bandwidth

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK DATA SATELIT

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK DATA SATELIT Berita Dirgantara Vol. 15 No. 2 Desember 2014:58-63 SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK DATA SATELIT Muh. Sulaiman 1 Nur Ubay, Suhata Peneliti Pusat Teknologi Satelit, LAPAN 1e-mail: sulaiman_itb@yahoo.com RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tugas Akhir ini akan diselesaikan melalui beberapa tahapan yaitu mengidentifikasi masalah, pemodelan sistem, simulasi dan analisa hasil. Pemodelan dan simulasi jaringan di-design

Lebih terperinci

BAB I SENTRAL TELEPON

BAB I SENTRAL TELEPON BAB I SENTRAL TELEPON Tujuan Percobaan : 1. Peserta Praktikum dapat mengenal konsep sentral telepon 2. Mengenal Tegangan On Hook dan Off Hook 3. Mengenal nada tone telepon dalam penyambugan saluran telepon

Lebih terperinci

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B.

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B. . Sebuah transformator menurunkan tegangan listrik bolak balik dari 0 menjadi 0. Efisiensi transformator 0%. Jika kuat arus yang mengalir ada kumaran sekunder, A maka kuat arus ada kumaran rimer adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian diawali dengan pembuatan sampel untuk uji serapan panjang gelombang sampel. Sampel yang digunakan pada uji serapan panjang gelombang sampel adalah

Lebih terperinci

K.S.O TRANSMITTING LIGHTS ON FIBER.

K.S.O TRANSMITTING LIGHTS ON FIBER. K.S.O TRANSMITTING LIGHTS ON FIBER ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id OVERVIEW SMF (Single Mode Fiber) MMF (Multi Mode Fiber) Signal Degradation BASIC PRINCIPLE OF LIGHTS TRANSMISSION IN F.O JENIS-JENIS FIBER

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER Yonathan Mozes Mandagi 1, Paramashanti 2 1 Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Bahan 4 Filter Butterworth dan Chebyshev

Bahan 4 Filter Butterworth dan Chebyshev Bahan 4 Filter Butterworth dan Chebyshev Ase ajmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani /7/9 EK36 Perancangan Filter Analog Pendahuluan Aroksimasi filter = roses mendaatkan fungsi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe FD

Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe FD JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) B-103 Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Klasifikasi Sistem Telekomunikasi By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? BLOK SISTEM TELEKOMUNIKASI Message Input Sinyal Input Sinyal Kirim Message Output

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana

Lebih terperinci

Mode Transmisi. Transmisi Data

Mode Transmisi. Transmisi Data Transmisi Data Mode Transmisi Transmisi Data Pengiriman data yang dilakukan oleh dua perangkat (komputer atau non-komputer) atau lebih dengan menggunakan suatu media komunikasi tertentu. Klasifikasi Transmisi

Lebih terperinci

Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi

Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi Jurnal Gradien Vol.4 No.2 Juli 2008 : 337-34 Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi Refrizon, Suwarsono, Herno Yudiansyah Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 1 MARET 2012 PERANCANGAN KENDALI PID DIGITAL PADA KELUARAN BUCK KONVERTER BERDASARKAN PERUBAHAN BEBAN Irma Husnaini ABSTRACT This research about design of digital Proortional Integral Derivative (PID) controller to

Lebih terperinci

Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT

Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT Saluran / Jaringan Lokal Saluran yang menghubungkan pesawat pelanggan dengan Main Distribution Point disentral telepon. Panjang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK Mardian Peslinof 1, Harmadi 2 dan Wildian 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2

Lebih terperinci

ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN

ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN RADIASI GELOMBANG D W I A N D I N U R M A N T R I S U N A N G S U N A R YA H A S A N A H P U T R I AT I K N O V I A N T I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini diharapkan

Lebih terperinci

ANALISIS KERATAAN GAIN PADA RAMAN OPTICAL AMPLIFIER (ROA) YANG DICASCADE UNTUK SISTEM KOMUNIKASI OPTIK JARAK JAUH UW-WDM

ANALISIS KERATAAN GAIN PADA RAMAN OPTICAL AMPLIFIER (ROA) YANG DICASCADE UNTUK SISTEM KOMUNIKASI OPTIK JARAK JAUH UW-WDM ANALISIS KERATAAN GAIN PADA RAMAN OPTICAL AMPLIFIER (ROA) YANG DICASCADE UNTUK SISTEM KOMUNIKASI OPTIK JARAK JAUH UW-WDM ANALYSIS IMPROVEMENT THE FLATNESS GAIN OF CASCADE RAMAN OPTICAL AMPLFIER (ROA) FOR

Lebih terperinci

Pengaruh Loading Coil Terhadap Redaman Kabel

Pengaruh Loading Coil Terhadap Redaman Kabel Pengaruh Loading Coil Terhadap Redaman Kabel Wahyu Pamungkas 1,, Eka Wahyudi 2, Andy Wijaya 3 Prodi D3 Teknik Telkom, STT Telematika Telkom Purwokerto wahyu@st3telkomacid, 1 ekawahyudi@st3telkomacid, 2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER MODEL ANALISIS EL Oleh : Darmansyah Deva Sani of 6 ABSTRAK

JARINGAN KOMPUTER MODEL ANALISIS EL Oleh : Darmansyah Deva Sani of 6 ABSTRAK JARINGAN KOMPUTER MODEL ANALISIS EL - 670 Oleh : Darmansyah Deva Sani 232 98 502 1 of 6 ABSTRAK Sistem komunikasi fiber optik telah berkembang pesat akhir-akhir ini, berupa komunikasi suara, vidio dan

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah 1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t

Lebih terperinci

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2014 YUYUN SITI ROHMAH, ST., MT

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2014 YUYUN SITI ROHMAH, ST., MT PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2014 YUYUN SITI ROHMAH, ST., MT Message Input Sinyal Input Sinyal Kirim Message Output TI Transducer Input Message Signal Transducer Output TO Sinyal Output Tx Transmitter

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng

KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng Data 10110111 sinyal Untuk dapat ditransmisikan, data harus ditransformasikan ke dalam bentuk gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI. Pokok bahasan perkembangan teknologi pada era telekomunikasi.

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI. Pokok bahasan perkembangan teknologi pada era telekomunikasi. Pertemuan 5 MODUL Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI POKOK BAHASAN ERA TELEKOMUNIKASI DESKRIPSI Pokok bahasan perkembangan teknologi pada era telekomunikasi. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah

Lebih terperinci

SALURAN TRANSMISI 1.1 Umum 1.2 Jenis Media Saluran Transmisi

SALURAN TRANSMISI 1.1 Umum 1.2 Jenis Media Saluran Transmisi SALURAN TRANSMISI 1.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak antara

Lebih terperinci

Media Transmisi Data. Media Transmisi

Media Transmisi Data. Media Transmisi Media Transmisi Data Data-data pada jaringandapat ditransmisikan melalui 3 media : Copper media (media tembaga) Optical Media (media optik) Wireless Media (media tanpa kabel) Media Transmisi Sebagai perbandingan

Lebih terperinci

ASSESMENT CLO 3 - RMG PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

ASSESMENT CLO 3 - RMG PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI ASSESMENT CLO 3 - RMG PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI A. SOAL PILIHAN : 1. Proses untuk mengubah sinyal baseband menjadi sinyal bandpass dinamakan a. Converter b. Modulasi c. Conversi d. Modulator 2.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI 4.1 Analisa Perencanaan Instalasi Penentuan metode instalasi perlu dipertimbangkan

Lebih terperinci

BAB II ISI MAKALAH A. PENGIRIM OPTIK

BAB II ISI MAKALAH A. PENGIRIM OPTIK BAB II ISI MAKALAH A. PENGIRIM OPTIK Pada prinsipnya fiber optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat di dalamnya. Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

BAB II SISTEM TRANSIMISI KABEL SERAT OPTIK. telekomunikasi yang cepat maka kemampuan sistem transmisi dengan menggunakan

BAB II SISTEM TRANSIMISI KABEL SERAT OPTIK. telekomunikasi yang cepat maka kemampuan sistem transmisi dengan menggunakan BAB II SISTEM TRANSIMISI KABEL SERAT OPTIK 2.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana telekomunikasi dalam biaya relatif rendah, mutu pelayanan tinggi, cepat,

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet

Lebih terperinci

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Jaringan Komputer I 1 MEDIA TRANSMISI Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Spektrum Elektromagnetik Jaringan

Lebih terperinci

Kabel Serat Optik. Agiska Bayudin /TTL S1 Ekstensi. Jurusan Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik Universitas Jederal Ahmad Yani

Kabel Serat Optik. Agiska Bayudin /TTL S1 Ekstensi. Jurusan Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik Universitas Jederal Ahmad Yani Kabel Serat Optik Agiska Bayudin 2212122114/TTL S1 Ekstensi Jurusan Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik Universitas Jederal Ahmad Yani Jl. Ters. Jend. Sudirman PO. BOX 148 Cimahi, Jabar, Indonesia. Telp.

Lebih terperinci