Lampiran 1. Metode Pengenceran Media Percobaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Metode Pengenceran Media Percobaan"

Transkripsi

1 LAMPIRAN 69

2 70 Lampiran 1. Metode Pengenceran Media Percobaan Salinitas awal 30 Salinitas yang diinginkan Contoh perhitungan untuk mendapatkan salinitas tertentu dengan pengenceran air laut x 30 = 3 x 30 = 27 3 liter air laut 27 liter air tawar volume 30 liter dengan salinitas 3 ppt

3 71 Lampiran 2. Tata letak / lay out penelitian AIR TAWAR A3 B2 D3 C3 A1 D2 AIR TAWAR A2 D1 C2 B1 C1 B3 Tandon air AIR LAUT A B C D Tandon air perlakuan A = 0 ppt AIR LAUT B = 3 ppt C = 6 ppt D = 9 ppt

4 72 Lampiran 3. Hasil pengukuran osmolaritas media Hubungan Salinitas terhadap osmolaritas media berbentuk linier dengan persamaan : Y = 26,53 X + 7,866 ; dengan r = 0,99 Y = Osmolaritas media X = Salinitas Osmolaritas Media Salinitas (ppt) (Osmol/kg H 2 O) 0 0, , , , , , , , , , ,277

5 73 Lampiran 4. Metode Pengambilan Cairan Tubuh Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) Ikan baung yang akan diambil cairan tubuhnya (plasma darah) dimasukan kedalam wadah penggerus lalu ditambahkan larutan antikoagulan 3,8 % (3,5 gram Na- sitrat dalam 100 ml akadest) dengan perbandingan 1 : 3 ( 1 gram benih baung : 3 ml larutan antikoagulan) 1. Hasil gerusan dimasukan kedalam tabung eppendorf 1,5 ml kemudian disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit 2. Dengan menggunakan syringe 1 ml ambil cairan plasma (terletak pada lapisan atas) lalu masukan ke tabung eppendorf yang lainnya untuk dianalisa lebih lanjut.

6 74 Lampiran 5. Prosedur Pengukuran Osmolaritas Media dan Cairan Tubuh Benih Ikan Baung (SOP Osmometer Automatic Roebling Type 13). 1. Sambungkan kabel ke sumber listrik dan tekan tombol main power (terletak dibagian depan), Alat akan melakukan prosedur pemanasan selama menit (untuk menunggu suhu turun/dingin) 2. Kalibrasi : a. Siapkan microtube 1,5 ml dan masukkan 100 µl akuades dengan hati-hati (agar tidak menimbulkan ruang kosong/bubble di bawah akuades) b. Cuci/ bilas sensor dengan tisu yang telah dibasahi dengan akuades, lalu keringkan c. Pasangkan microtube ke alat osmometer, tekan dan biarkan d. Setelah display menunjukkan angkan -70, jarum dan terangkat dan menusuk ke microtube 1 kali (jika jarum terangkat dan menusuk sebanyak 3 kali, artinya alat belum siap digunakan) e. Setelah menusuk microtube, display akan memperlihatkan angka 0 mosm, lalu langsung tekan θ dan keluarkan microtube untuk ganti dengan standart f. Cuci/bilas kembali sensor dengan tisu yang telah dibasahi dengan akuades lalu keringkan g. Siapkan microtube 1,5 ml baru dan masukkan 100 µl standar/osmotor 300 mosm secara hati-hati h. Pasangkan microtube berisi larutan standar ke alat osmometer, tekan dan biarkan i. Setelah display memperlihatkan angka 300 mosm, tekan CAL dan keluarkan microtube j. Cuci/bilas kembali sensor dengan tisu yang dibasahi akuades, lalu keringkan 3. Sampel : a. Siapkan cairan sampel dan masukkan µl dalam microtube, kemudian masukkan ke sensor b. Turunkan handle sampel, tunggu sampai pengukuran selesai dan lampu resultnya menyala disertai dengan bunyi bip

7 75 c. Angkat handle d. Bilas sensor menggunakan kertas tisu yang telah dibasahi dengan akuades 4. Setelah selesai melakukan pengukuran : a. Bersihkan sensor menggunakan kertas tisu yang dibasahi akuades b. Pada saat tidak digunakan sensor harus ditutup dengan tabung eppendorf kosong ( handle dalam posisi turun) c. Matikan main power : off d. Cabut aliran listrik dari pusat listrik,

8 76 Lampiran 6. Prosedur Pengukuran Konsumsi Oksigen Benih Ikan Baung 1. Siapkan toples diisi air dengan volume 3 liter kemudian ditutup dengan steyrofoam untuk mengihindari terjadinya difusi, buat lubang untuk masuknya probe DO-meter 2. Masukan air media sesuai perlakuan yang ditetapkan pada stoples lalu tutup 3. Catat kandungan oksigen awal (tercapai pada saat nilai yang tertera pada DOmeter tidak berubah lagi) 4. Timbang 3 ekor benih baung yang telah dipuasakan, kemudian masukan ke dalam stoples tersebut (lakukan dengan secepatnya) 5. Catat nilai yang tertera pada DO-meter setelah satu jam kemudian

9 77 Lampiran 7. Prosedur Pengukuran Kadar Glukosa Darah Benih Ikan Baung Reagent : 1. Larutan glukosa 100 mg dalam 100 ml (standar glukosa), 2. Perbandingan asam asetat dan ortotoluidine (94:6). Cara Kerja : 1. Darah diambil dari caudal menggunakan syringe yg telah dibilas anticoagulan lalu lmasukan darah kedalam tabung effendorf 2. Sampel di centrifuge dengan kecepatan 2500 rpm selama 20 menit 3. Masukkan 0,05 ml plasma darah, standar glukosa dan aquadest ke dalam masing - masing tabung reaksi yang telah berisi 3,5 ml (asam asetat : ortho toluidine). 4. Panaskan dalam waterbath tertutup selama 15 menit pada temperatur 100 C. angkat, dinginkan lalu baca menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 635 nm. Perhitungannya: Glukosa (mg/ml) = Au x Cs As Keterangan: Au : Absorbansi sampel Cs : Konsentrasi standar As : Absorbansi standart

10 78 Lampiran 8. Prosedur Pengoperasian Spektrofotometer Untuk Analisa Kadar Glukosa Darah (SOP CAMSPEC SERI 2001) 1. Hubungkan alat spektrofotometer dengan arus listrik 2. Nyalakan spetrofotometer dengan menekan power switch (IO) di bagian belakang spektrofotometer, biarkan 15 menit untuk pemanasan 3. Pilih jenis pengukuran, % transmintasi, % absorbansi, konsentrasi atau faktor dengan menekan tombol (MODE) yang diikti dengan munculnya tanda lampu merah disamping jenis pengukuran yang dipilih 4. Pilih/atur panjang gelombang dengan tombol (WAVELENGTH) 5. Isi kuvet bersih dengan larutan blanko minimal ¾ dari volume kuvet, bersihkan/lap kuvet dengan tisu untuk menghilangkan sidik jari dan tetesan larutan 6. Buka tutup tempat pengukur sampel, Tempatkan kuvet blanko pada kotak tempat menyimpan sampel, lalu tutup kembali 7. Zero set/ adjust 0,000 A atau 100% T dengan tombol (0A / 100%T) 8. Bilas kuvet kedua dengan sedkit larutan standar/sampel yang akan diuji, lalu bersihkan/lap dengan tisu (jangan bersihkan/lap bagian dalam kuvet), Isi kuvet dengan stabdar/sampel sebanyak ¾ volume kuvet lalu bersihkan/lap dengan tisu 9. Tempatkan beberapa kuvet beisi larutan standar/sampel di kotak penyimpanan sampel, Untuk membeaca )A/100%T posisikan standar/sampel di depan lensa/lampu di samping kotak tempat menyimpan sampel, dengan menarik/mendorong tombol hitam di bagian luar depan tempat menyimpan sampel 10. Setiap mengganti isi kuvet dengan larutan yang berbeda bilas terlebih dahulu dengan akuades beberapa kali, selanjutnya iuti petunjuk no, 8 dan Jika ingin mengukur larutansampel yang sama pada panjang gelombang yang berbeda ulangi langkah 3 sampai Untuk setiap larutan sampel yang akan diukur, ulangi langkah 3 sampai Setelah selesai pengukuran, matikan alat dengan menelkan tombol power switch (IO), Putuskan hubungan dengan stok kontak/arus listrik

11 79 Lampiran 9. Analisa kadar Protein, Energi pakan dan tubuh ikan dengan metode semi mikro Kjeldahl ; (Takeuchi 1988). 1. Sampel 0,5 1,0 gram ditimbang dan dimasukan ke dalam labu kejeldahl no,1 dan salah satu labu (no,2) digunakan sebagai blanko dimana labu itu tidak dimasukkan sebagai sampel 2. Ke dalam labu no 1, Ditambahkan 3 gram katalis (K 2 SO 4 + CuSO 4 5H 2 O) dengan rasio 9:1 dan 10 ml H 2 SO 4 pekat 3. Labu no,2 dipanaskan selama 3 4 jam, sampai cairan di dalam labu berwarna hijau, setelah itu pemanasan di perpanjang lagi 30 menit 4. Larutan didinginkan, lalu ditambahkan air destilatab30 ml, Kemudian larutan no, 2 dmasukkan ke dlam labu takar, tambahkan larutan destilata sampai volume larutan mencapai 100 ml 5. Dilakukan proses destilasi untuk membebaskan kembali NH 3 yang berasal dari proses destruksi pada no, 4 6. Labu erlenmeyer diisi 10 ml H2SO 4 0,05 N dan ditambahkan 2-3 tetes indikator (methyl red/methylin blue) dipersiapkan sebagai penampung NH 3 yang dibebaskan dari labu no, 4 7. Labu destilasi diisi 5 ml larutan nomor 4, Lalu ditambahkan larutan sodium hydroxide 30 % 8. Pemanasan dengan uap terhadap labu destilasi (no, 7) dilakukan minimum 10 menit setelah kondensasi uap terlihat pada kondensor 9. Larutan dalam labu erlenmeyer ditetrasi dengan 0,05 N larutan sodium hydroxide 0,007 * x (Vb Vs) x F x 6,25 ** x % Protein = x 100 S Keterangan : VS = ml 0,05 N titer NaOH untuk sampel VB = ml titer NaOH untuk blanko F S = Faktor koreksi dari 0,05 N larutan NaOH = Bobot sampel (gram) * = setiap ml 0,05 N NaOH equivalen dengan 0,0007 gram Nitrogen ** = Faktor Nitrogen

12 80 Lampiran 10. Gradien Osmotik Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) pada Setiap Perlakuan Selama Percobaan Perlakuan Ulangan Osmolaritas (Osmol/kg H 2 O) GO Cairan tubuh Media A 1 0,315 0,001 0, ,336 0,001 0, ,337 0,007 0,330 Rataan 0,329±0,012 0,003±0,003 0,326±0,011 B 1 0,317 0,087 0, ,325 0,103 0, ,324 0,097 0,227 Rataan 0,322± 0,004 0,096±0,008 0,226±0,004 C 1 0,305 0,245 0, ,300 0,244 0, ,314 0,245 0,069 Rataan 0,306±0,007 0,245±0,001 0,069±0,007 D 1 0,355 0,279 0, ,351 0,247 0, ,350 0,250 0,100 Rata-rata 0,352±0,003 0,259±0,018 0,093±0,015

13 81 Lampiran 11. Konsumsi Oksigen (mg O 2 /g/jam) Benih Ikan Baung Setiap Perlakuan selama Percobaan Perlakuan Ulangan 0,001 Osmol/kg O H 2 Parameter Konsumsi O 2 (mg O 2 /g/jam) V,air (liter) Berat ikan (g) DO awal DO akhir TKO ,81 5,80 4,08 1, ,36 5,80 4,34 1, ,56 5,80 4,24 1,18 Rataan 1,18±0,25 0, ,68 5,75 4,17 0,83 Osmol/kg 2 3 5,56 5,44 4,12 0,71 O 3 3 5,77 5,65 4,10 0,77 H 2 Rataan 0,77±0,09 0, ,85 5,37 4,22 0,44 Osmol/kg 2 3 7,52 5,35 4,12 0,49 O 3 3 7,55 5,23 4,11 0,47 H 2 Rataan 0,47±0, ,03 5,47 4,20 0,63 0,241 6,33 5,52 Osmol/kg 2 3 4,28 0,59 6,32 5,60 4,21 0,61 O 3 3 H 2 Rataan 0,61±0,031

14 82 Lampiran 12. Nilai Kadar Glukosa Darah (mg/100ml) Benih Ikan Baung Setiap Perlakuan Selama Percobaan Osmolaritas Media Ulangan 0,001 0,087 0,166 0,241 Osmol/kg Osmol/kg Osmol/kg Osmol/kg H 2 O H2O H2O H 2 O 0 ppt 3 ppt 6 ppt 9 ppt 1 52,82 42,96 38,73 40, ,75 42,99 37,99 40, ,42 42,90 37,87 40,12 Rata-rata 52,33±0,54 42,95±0,05 38,20±0,47 40,15±0,04

15 83 Lampiran 13. Komposisi Proksimat Pakan dan Ikan Awal (% bobot kering) Yang Digunakan Selama Percobaan Komposisi kimia Pakan Ikan Awal Protein (%) 41,48 54,81 Lemak (%) 9,07 19,36 BETN (%) 34,97 7,39 Serat Kasar (%) 3,17 3,59 Kadar Abu (%) 11,31 14,86 Keterangan : Kadar air pakan 9,13%, Kadar air ikan 72,65%

16 84 Lampiran 14. Komposisi Proksimat (% berat kering) Benih Ikan baung Pada Akhir Percobaan Setiap Perlakuan Selama Percobaan Perlakuan A B C D Ulangan Kadar Kadar Serat Protein Lemak Air Abu kasar BETN 1 75,79 17,80 55,76 21,44 0,62 4, ,26 18,96 57,19 18,35 0,81 4, ,87 13,63 60,05 20,14 1,24 4, ,24 14,82 57,67 20,27 1,21 5, ,33 14,75 57,44 23,19 1,34 3, ,51 12,57 56,36 22,69 3,74 4, ,04 15,30 64,9 16,87 1,36 5, ,49 12,89 59,16 17,91 0,61 9, ,70 15,35 62,30 18,69 0,74 2, ,17 15,90 59,55 17,46 1,22 5, ,91 17,89 59,36 19,97 0,91 1, ,54 16,68 61,08 19,95 0,82 1,47

17 85 Lampiran 15. Perhitungan Retensi Protein (%) Benih Ikan Baung yang dipelihara Selama Percobaan Perlakuan Bobot Ikan (gram) 0,001 0,087 0,166 Ulangan Osmol/kgH 2 O Osmol/kgH 2 O Osmol/kgH 2 O 0,241 Osmol/kgH 2 O 1 72,28 72,78 73,08 73,30 W0 (g) 2 72,51 72,45 72,96 72, ,49 72,81 73,71 73, ,55 151,55 354,10 254,36 Wt (g) 2 134,88 134,88 360,63 232, ,12 194,12 376,99 288,15 Protein ikan awal(14,99%) /brt tubuh 1 10,83 10,91 10,95 10,99 14,99% 2 10,87 10,86 10,94 10, ,32 10,91 11,05 10, ,50 14,28 16,20 14,19 % Protein akhir pengamatan 2 14,15 14,17 14,50 14, ,49 14,93 15,14 14, ,46 21,64 57,36 36,10 Jumlah Protein akhir (g) 2 19,08 19,11 52,29 33, ,13 28,98 57,07 43,05 1 9,62 10,73 46,41 25,11 Protein disimpan dlm tubuh 2 8,21 8,25 41,36 22, ,81 18,07 46,02 32,08 Pakan Ikan 1 360,10 324,7 456,99 322,11 Jumlah pakan yang diberikan Selama pengamatan (g) 2 330,56 257,6 456,22 312, ,80 346,9 466,22 311,11 Kadar air (%) 9,13 9,13 9,13 9,13 41,48 41,48 41,48 41,48 Persentase kadar Protein 1 135,73 122,39 172,25 121,41 Jumlah protein yg diberikan (g) 2 124,60 97,10 171,96 117, ,50 130,76 175,73 117,27 1 7,09 8,77 26,94 20,68 Retensi Protein (%) 2 6,59 8,50 24,05 19, ,23 13,82 26,19 27,36 Rata-rata retensi Protein (%) 8,64+ 3,12 10,36+3,00 25,73+1,50 22,36+4,40

18 86 Lampiran 16. Perhitungan Retensi Energi (%) Benih Ikan Baung yang dipelihara Selama Percobaan Bobot Ikan (gram) W0 (gram) Wt (gram) Energi ikan awal (1,48 %) /brt tubuh 1,48% % Energi akhir pengamatan Jumlah Energi akhir (g) Energi disimpan dlm tubuh(kkal) Pakan Ikan Jumlah pakan yang diberikan Selama pengamatan (g) Perlakuan 0,001 0,087 0,166 0,241 Ulangan Osmol/kgH 2 O Osmol/kgH2O Osmol/kgH2O Osmol/kgH2O 1 72,28 72,78 73,08 73, ,51 72,45 72,96 72, ,49 72,81 73,71 73, ,55 178,56 354,10 254, ,88 168,37 360,63 232, ,12 153,37 376,99 288,15 1 1,07 1,08 1,08 1,08 2 1,07 1,07 1,08 1,07 3 1,12 1,08 1,09 1, ,73 147,42 163,25 144, ,12 147,42 163,25 144, ,12 147,42 163,25 144, ,24 263,24 578,07 368, ,39 248,21 588,73 336, ,76 226,10 615,44 417, ,17 262,16 576,99 367, ,31 247,14 587,65 335, ,64 225,02 614,35 416, ,10 324,70 456,99 322, ,56 257,60 456,22 312, ,80 346,90 466,22 311,11 Kadar air (%) 9,13 9,13 9,13 9,13 Persentase kadar Energi 493,92 493,92 493,92 493,92 Jumlah Energi yg diberikan (g) Retensi Energi (%) , , , , , , , , , , , , ,94 17,99 28,13 25, ,03 21,38 28,70 23, ,02 14,45 29,36 29,82 Rata-rata Retensi Energi (%) 14,33+2,33 17,94+3,46 28,73+0,61 26,40+3,04

19 87 Lampiran 17. Bobot Rata-rata (gram) Benih Ikan Baung setiap sampling 10 hari Setiap Perlakuan Selama Percobaan. Perlakuan Ulangan Sampling setiap 10 hari (gram) ,43 3,37 3,83 4,44 5,05 0, ,42 2,82 3,30 3,93 4,50 Osmol/kgH 2 O 3 2,43 3,07 3,85 5,37 6,47 Rataan 2,42±0,01 3,09±0,28 3,66±0,31 4,58±0,72 5,34±1,02 1 2,41 3,41 4,22 4,49 5,84 0, ,42 3,14 3,68 4,21 5,61 Osmol/kgH 2 O 3 2,52 3,41 4,33 4,52 5,22 Rataan 2,45±0,06 3,32±0,16 4,08±0,35 4,40±0,17 5,56±0,31 1 2,44 4,55 4,87 6,38 11,80 0, ,43 3,91 4,86 5,37 12,02 Osmol/kgH 2 O 3 2,46 3,63 5,42 7,93 12,57 Rataan 2,44±0,01 4,03±0,47± 5,05±0,32 6,56±1,29 12,13±0,39 1 2,48 3,17 4,10 6,45 8,48 0, ,48 3,28 4,12 6,48 7,75 Osmol/kgH 2 O 3 2,47 3,81 4,29 5,41 7,61 Rataan 2,48±0,00 3,42±0,34 4,17±0,11 6,11±0,61 7,95±0,47

20 88 Lampiran 18. Nilai Rata-Rata Laju Pertumbuhan Bobot (%) Harian Benih Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan. Osmolaritas Media Ulangan 0,001 0,087 0,166 0,241 Osmol/kg Osmol/kg Osmol/kg Osmol/kg H 2 O H2O H2O H2O 0 ppt 3 ppt 6 ppt 9 ppt 1 1,85 2,24 4,02 3,12 2 1,57 2,13 4,08 2,89 3 2,48 1,84 4,16 2,85 Rataan 1,97±0,47 2,07±0,20 4,09±0,07 2,96±0,15

21 89 Lampiran 19. Efisiensi Pemanfaataan Pakan (%) Benih Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan. Osmolritas Media Ulangan 0,001 0,087 0,166 0,241 Osmol/kg Osmol/kg Osmol/kg Osmol/kg H 2 O H2O H 2 O H 2 O 0 ppt 3 ppt 6 ppt 9 ppt 1 29,53 24,26 70,37 55, ,00 24,24 71,54 50, ,39 34,97 70,01 68,77 Rataan 26,97±3,98 27,82±6,19 70,64±0,80 58,46±9,30

22 90 Lampiran 20. Sintasan (%) Benih Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan. Osmolaritas Media Ulangan 0,001 0,087 0,166 0,241 Osmol/kg Osmol/kg Osmol/kg Osmol/kg H 2 O H 2 O H2O H2O 0 ppt 3 ppt 6 ppt 9 ppt 1 96, , , Rataan 97,78±1,92 100±0 100±0 100±0

23 91 Lampiran 21. Analisa Ragam Gradien Osmotik dan Analisa Uji Lanjut Benih Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan Selama Percobaan Source DF SS MS F P Factor 3 0, , ,02 0,000 Error 8 0, , Total 11 0, S = 0,01013 R-Sq = 99,40% R-Sq(adj) = 99,17% Analisa Uji Lanjut Gradien Osmotik Benih Ikan Baung Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev A 3 0, ,01097 (-*) B 3 0, ,00404 (*-) C 3 0, ,00666 (-*) D 3 0, ,01514 (-*) ,080 0,160 0,240 0,320 Pooled StDev = 0,01013 Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons Individual confidence level = 98,74%

24 92 Lampiran 22. Analisa Ragam Tingkat konsumsi Oksigen Benih Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan Selama Percobaan Source DF SS MS F P Factor 3 0, , ,22 0,000 Error 8 0, ,00887 Total 11 0,92781 S = 0,09416 R-Sq = 92,36% R-Sq(adj) = 89,49% Analisa Uji Lanjut Tingkat Konsumsi Oksigen Benih Ikan Baung Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ,1795 0,1749 (----*----) 3 3 0,7734 0,0611 (----*----) 6 3 0,4651 0,0256 (----*----) 9 3 0,6098 0,0221 (----*----) ,50 0,75 1,00 1,25

25 93 Lampiran 23. Analisa Ragam Kadar Glukosa Darah dan Analisa Lanjut Benih Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan selama Percobaan Source DF SS MS F P Factor 3 352, , ,55 0,000 Error 8 1,026 0,128 Total ,714 S = 0,3581 R-Sq = 99,71% R-Sq(adj) = 99,60% Analisa Uji Lanjut Glukosa Darah Benih Ikan Baung Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev A 3 52,330 0,541 (* ) B 3 42,950 0,046 (*-) C 3 38,197 0,466 (*-) D 3 40,153 0,042 (*-) ,0 44,0 48,0 52,0 Pooled StDev = 0,358 Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons Individual confidence level = 98,74%

26 94 Lampiran 24. Analisa Ragam Retensi Protein Dan Analisa Lanjut Uji Tukey Benih Ikan Baung Source DF SS MS F P Factor 3 656,2 218,7 21,69 0,000 Error 8 80,7 10,1 Total ,9 S = 3,175 R-Sq = 89,05% R-Sq(adj) = 84,95% Analisa Uji Lanjut Retensi Protein Benih Ikan Baung Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ppt 3 8,637 3,122 (-----*-----) 3 ppt 3 10,363 2,997 (-----*-----) 6 ppt 3 25,727 1,500 (-----*-----) 9 ppt 3 22,367 4,400 (-----*-----) ,0 14,0 21,0 28,0 Pooled StDev = 3,175 Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons Individual confidence level = 98,74%

27 95 Lampiran 25. Analisa Ragam Retensi Energi dan Uji Lanjut Benih Ikan Baung. Source DF SS MS F P Factor 3 419,72 139,91 20,66 0,000 Error 8 54,17 6,77 Total ,88 S = 2,602 R-Sq = 88,57% R-Sq(adj) = 84,28% Analisa Uji Lanjut Retensi Energi Benih Ikan Baung Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ppt 3 14,330 2,330 (-----*-----) 3 ppt 3 17,940 3,465 (-----*-----) 6 ppt 3 28,730 0,616 (-----*-----) 9 ppt 3 26,403 3,044 (-----*-----) ,0 18,0 24,0 30,0 Pooled StDev = 2,602 Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons Individual confidence level = 98,74%

28 96 Lampiran 26. Analisa Ragam Rerata Laju Pertumbuhan Bobot Harian Benih Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan Selama Percobaan Source DF SS MS F P Factor 3 8,7077 2, ,58 0,000 Error 8 0,5722 0,0715 Total 11 9,2799 S = 0,2674 R-Sq = 93,83% R-Sq(adj) = 91,52% Uji Lanjut Rerata Laju Pertumbuhan Bobot harian Benih Ikan Baung Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ,9667 0,4661 (----*---) 3 3 2,0700 0,2066 (----*---) 6 3 4,0867 0,0702 (---*----) 9 3 2,9533 0,1457 (----*---) ,60 2,40 3,20 4,00 Pooled StDev = 0,2674 Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons Individual confidence level = 98,74%

29 97 Lampiran 27. Analisa Ragam Efisiensi Pemanfaatan Pakan Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan Selama Percobaan Source DF SS MS F P Factor ,6 1454,9 41,19 0,000 Error 8 282,6 35,3 Total ,1 S = 5,943 R-Sq = 93,92% R-Sq(adj) = 91,64% Uji Lanjut Efisiensi Pemanfaatan Pakan Benih Ikan Baung Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ,972 3,976 (----*----) ,821 6,191 (-----*----) ,639 0,800 (----*----) ,459 9,302 (----*----) Pooled StDev = 5,943 Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons Individual confidence level = 98,74%

30 98 Lampiran 28. Analisa Ragam Sintasan Benih Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan Selama Percobaan Source DF SS MS F P Factor 3 11,111 3,704 4,00 0,052 Error 8 7,407 0,926 Total 11 18,519 S = 0,9623 R-Sq = 60,00% R-Sq(adj) = 45,00% Uji Lanjut sintasan Benih Ikan Baung Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev A 3 97,778 1,925 ( * ) B 3 100,000 0,000 ( * ) C 3 100,000 0,000 ( * ) D 3 100,000 0,000 ( * ) ,2 98,4 99,6 100,8 Pooled StDev = 0,962 Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons Individual confidence level = 98,74%

31 99 Lampiran 29. Polynomial Regresi Analisis Gradien Osmotik Terhadap osmolaritas media Benih Ikan Baung, Polynomial Regression Analysis: Gr,Osmotik versus Salinitas The regression equation is Y = 0,3389-0,06152 X + 0, X 2 Keterangan : Y = Gradien Osmotik X = Salinitas media S = 0, R-Sq = 92,5% R-Sq(adj) = 77,6% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 0, , ,19 0,273 Error 1 0, , Total 3 0,

32 100 Lampiran 30. Polynomial Regresi Analisis Konsumsi Oksigen Benih Ikan Baung Yang Dipuasakan Polynomial Regression Analysis: Konsumsi Oksigen (mg/l) versus Salinitas (ppt) The regression equation is Y = 1,196-0,2045 X + 0,01528 X 2 Keterangan : Y = Konsumsi Oksigen X = Salinitas media S = 0, R-Sq = 98,1% R-Sq(adj) = 94,2% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 0, , ,49 0,139 Error 1 0, , Total 3 0,283075

33 101 Lampiran 31. Polynomial Regresi Analisis Glukosa darah Benih Ikan Baung Yang Dipuasakan Polynomial Regression Analysis: Glukosa darah(mg/100ml) versus Salinitas (ppt) The regression equation is Y = 52,43-4,209 X +0,3147 X 2 Keterangan : Y = Glukosa darah X = Salinitas media S = 0, R-Sq = 99,8% R-Sq(adj) = 99,5% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 117,335 58, ,83 0,043 Error 1 0,214 0,2142 Total 3 117,550 Sequential Analysis of Variance Source DF SS F P Linear 1 85,2432 5,28 0,148 Quadratic 1 32, ,79 0,052

34 102 Lampiran 32. Polynomial Regresi Analisis Retensi Protein Benih Ikan Baung. Polynomial Regression Analysis: Retensi Protein (%) versus Salinitas (ppt) The regression equation is Y = 7, ,406 X - 0,1733 X 2 Keterangan : Y = Retensi protein X = Salinitas media S = 6,47118 R-Sq = 79,6% R-Sq(adj) = 38,7% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 163,082 81,5408 1,95 0,452 Error 1 41,876 41,8762 Total 3 204,958 Sequential Analysis of Variance Source DF SS F P Linear 1 153,347 5,94 0,135 Quadratic 1 9,734 0,23 0,714

35 103 Lampiran 33. Polynomial Regresi Analisis Retensi Energi Benih Ikan Baung. Polynomial Regression Analysis: Retensi Energi (%) versus Salinitas (ppt) The regression equation is Y = 13,32 + 3,056 X - 0,1656 X 2 Keterangan : Y = Retensi energi X = Salinitas media S = 4,52580 R-Sq = 85,3% R-Sq(adj) = 56,0% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 119,236 59,6182 2,91 0,383 Error 1 20,483 20,4829 Total 3 139,719 Sequential Analysis of Variance Source DF SS F P Linear 1 110,356 7,52 0,111 Quadratic 1 8,880 0,43 0,629

36 104 Lampiran 34. Polynomial Regresi Analisis laju Pertumbuhan Benih Ikan Baung. Polynomial Regression Analysis: Pertumbuhan (%) versus Salinitas (ppt) The regression equation is laju pertumbuhan harian Y = 1, ,4753 X - 0,03444 X 2 Keterangan : Y = Laju pertumbuhan X = Salinitas media S = 1,13592 R-Sq = 55,6% R-Sq(adj) = 0,0% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 1, , ,63 0,666 Error 1 1, ,29032 Total 3 2,90480 Sequential Analysis of Variance Source DF SS F P Linear 1 1, ,47 0,349 Quadratic 1 0, ,30 0,682

37 105 Lampiran 35. Polynomial Regresi Efisiensi Pemanfaatan Pakan Benih Ikan Baung Polynomial Regression Analysis: Efisiensi pakan (%) versus Salinitas (ppt) The regression equation is Y = 22,12 + 7,83 X - 0,362 X 2 Keterangan : Y = Efisiensi pemanfaatan pakan X = Salinitas media S = 21,6832 R-Sq = 67,7% R-Sq(adj) = 3,1% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 984,87 492,436 1,05 0,568 Error 1 470,16 470,159 Total ,03 Sequential Analysis of Variance Source DF SS F P Linear 1 942,427 3,68 0,195 Quadratic 1 42,445 0,09 0,814

38 106 Lampiran 36. Polynomial Regresi Sintasan Benih Ikan Baung Polynomial Regression Analysis: Sintasan(%) versus Salinitas (ppt) The regression equation is Y = 97,89 + 0,7770 X - 0,06167 X 2 Keterangan : Y = Sintasan X = Salinitas media S = 0, R-Sq = 93,3% R-Sq(adj) = 80,0% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 2 3, , ,00 0,258 Error 1 0, ,24642 Total 3 3,69630 Sequential Analysis of Variance Source DF SS F P Linear 1 2, ,00 0,225 Quadratic 1 1, ,00 0,268

39 107

40 108

Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik

Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik kemudian menekan tombol main power yang terletak di bagian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon Proksimat protein lemak abu serat kasar air BETN A ( rebon 0%) 35,85 3,74 15,34 1,94 6,80

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama LAMPIRAN 1 Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) perlakuan proksimat (% bobot kering) Protein Lemak Abu Serat kasar Kadar air BETN Pakan komersil 40,1376 1,4009 16,3450 7,4173

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tata letak wadah percobaan dan media pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis sp.) PIPA INLET P1U2 P7U3 P8U2 P5U3 P9U3 P5U2 P1U3

Lampiran 1. Tata letak wadah percobaan dan media pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis sp.) PIPA INLET P1U2 P7U3 P8U2 P5U3 P9U3 P5U2 P1U3 69 Lampiran 1. Tata letak wadah percobaan dan media pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis sp.) P1U2 P7U3 P8U2 P5U3 P9U3 P7U2 P3U3 P6U1 P2U1 P5U2 P1U3 P2U3 P9U1 P6U3 P4U3 P8U3 FILTER P4U2 P1U1 P5U1

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air. Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air. Nitrogen - Distilasi dari 50 ml ke 25 ml - Tambahkan MnSO4 1 tetes - Tambahkan Clorox 0,5 ml - Tambahkan Phenat 0,6 ml - Diamkan ± 15 menit

Lebih terperinci

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4 LAMPIRAN 18 Lampiran 1. Prosedur analisis Cr 2 O 3 Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl Ditambahkan 5 ml HNO 3 Dipanaskan hingga larutan tersisa ± 1 ml Didinginkan Ditambahkan 3 ml HClO

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar LAMPIRAN 17 Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110 o C selama 1 jam, dan kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2 11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air (X 1 + A) A

Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air (X 1 + A) A Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air Panaskan cawan pada suhu 105-110 O C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator dan timbang (X 1 ) Timbang bahan 2-3

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu 40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan 17 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Lapang Pusat Studi Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (PSIK IPB) Ancol Jakarta Utara pada bulan Juli Oktober

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak II. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit, kapasitas serap

Lebih terperinci

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T LAMPIRAN 17 Lampiran 1. Pembuatan perlakuan untuk 1000 gram 1. Pakan komersil dihaluskan hingga menjadi tepung (bubuk) 2. Bahan uji sebanyak 30% dari total (300 gram) dicampurkan ke dalam 680 gram komersil

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Perlakuan Penelitian ini terdiri dari enam perlakuan yang masing-masing diberi 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan berupa perendaman dengan dosis relhp berbeda yaitu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur uji zona hidrolisis kasein

Lampiran 1. Prosedur uji zona hidrolisis kasein Lampiran 1. Prosedur uji zona hidrolisis kasein Media kultur agar yang mengandung kasein 2% disiapkan di dalam cawan petri. Wilayah agar dibagi menjadi 4 bagian (kuadran) yang sama, dan empat buah kertas

Lebih terperinci

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian

Lebih terperinci

No. Perlakuan. Lampiran 3. Metode Pengukuran gosipol bebas (FAO, 1994)

No. Perlakuan. Lampiran 3. Metode Pengukuran gosipol bebas (FAO, 1994) 93 Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersial dan tepung biji kapuk (%) Proksimat Pakan komersial Tepung Biji Kapuk Protein 38,9 25,5 Lemak 8,1 22,93 Abu 15,9 7,62 Serat kasar 5,4 16,84 Air 9,7

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989) 153 LAMPIRA 154 Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989) Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Ditimbang

Lebih terperinci

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Diambil 1 kg tepung onggok singkong yang telah lebih dulu dimasukkan dalam plastik transparan lalu dikukus selama 30 menit Disiapkan 1 liter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat 41 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan terdiri atas 2 tahap yaitu uji nilai kisaran (range value test) dan uji

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS 1.a. Prosedur Analisis 1.a.1. Analisis COD Standard Methode yang digunakan Hach Method 8000 Tata Cara / Langkah-Langkah Pengujian 1. Homogenkan 100 ml sampel selama 30 detik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini meliputi tahap bahan dan alat, persiapan wadah pemeliharaan, ikan uji, rancangan pakan perlakuan, dan tahap pemeliharaan ikan serta pengumpulan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis

Lebih terperinci

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji Biota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan buatan yang di suplementasi selenium organik dengan dosis yang berbeda, sehingga pakan dibedakan menjadi 4 macam

Lebih terperinci

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a LAMPIRAN 48 49 Lampiran. Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 989) Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 00 o C selama 5 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 0 menit. Ditimbang

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml - BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Alat alat Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss alat destruksi Kjeldahl 250ml - - alat destilasi uap - - - labu destruksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor dan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan konsentrasi pada penelitian pendahuluan dan penelitian inti

Lampiran 1. Penentuan konsentrasi pada penelitian pendahuluan dan penelitian inti 85 Lampiran 1. Penentuan konsentrasi pada penelitian pendahuluan dan penelitian inti a. Penelitian pendahuluan Uji nilai kisaran Menggunakan metode logaritmik berbasis 10 yaitu: A B C D E : Kontrol : 0.01

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

Lampiran 1 Radas kopolimerisasi pencangkokan dan penautan silang onggok dengan akrilamida. Nitrogen

Lampiran 1 Radas kopolimerisasi pencangkokan dan penautan silang onggok dengan akrilamida. Nitrogen LAMPIRAN Lampiran 1 Radas kopolimerisasi pencangkokan dan penautan silang onggok dengan akrilamida 225 Nitrogen 6 7 5 4 6 7 5 4 8 3 8 3 9 2 9 2 10 1 11 1 10 Lampiran 2 Diagram alir penelitian Sampel onggok

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN YANG MELAKUKAN PENGOLAHAN AIR

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2. 37 Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2. Katalis (K 2 SO 4 +CuSo 4.5H 2 O) dengan rasio 9:1 ditimbang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Lampiran 1 Formulir organoleptik LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur uji

Lampiran 1. Prosedur uji LAMPIRAN 32 Lampiran 1. Prosedur uji 1) Kandungan nitrogen dengan Metode Kjedahl (APHA ed. 21 th 4500-Norg C, 2005) Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukkan ke dalam labu kjedahl dan ditambahkan H 2 SO 4 pekat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Susunan Perlakuan Saat Pelaksanan Penelitian

Lampiran 1. Susunan Perlakuan Saat Pelaksanan Penelitian Lampiran 1. Susunan Perlakuan Saat Pelaksanan Penelitian Adapun susunan perlakuan saat pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : R 1 U 1 R 2 U 2 R 3 U 5 R 4 U 4 R 1 U 3 R 2 U 1 R 3 U 4 R 4 U 2 R

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur analisis fisik

Lampiran 1 Prosedur analisis fisik LAMPIRA 50 Lampiran 1 Prosedur analisis fisik 1. Analisis Tekstur (kekerasan dan kekenyalan) Kekerasan adalah gaya yang dibutuhkan untuk menekan suatu bahan atau produk sehingga terjadi perubahan bentuk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH Lampiran 1 BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH Bahan Tepung ubi jalar Putih Coklat collata Margarin Gula pasir Telur Coklat bubuk Kacang kenari Jumlah 250 gr 350 gr 380 gr 250 gr 8 butir 55 gr 50 gr Cara Membuat:

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilakukan di divisi Research and Development PT Frisian Flag Indonesia, yang beralamat di Jalan Raya Bogor Km 5, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka LAMPIRAN A PROSEDUR PEMBUATAN LARUTAN Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas menjadi sabun cuci piring cair yaitu: 1. Pembuatan Larutan KOH 10% BM KOH = 56, -- 56 /

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut non polar.

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. dan Teknologi Pangan, Laboratorium kimia, dan Laboratorium Biomedik Fakultas

METODELOGI PENELITIAN. dan Teknologi Pangan, Laboratorium kimia, dan Laboratorium Biomedik Fakultas III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan membeli sampel bakso pada beberapa pedagang bakso Malang yang ada di sekitar kampus III Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pakan Penelitian Pakan penelitian terbagi menjadi dua yaitu pakan untuk pengujian kecernaan dan pakan untuk pengujian pertumbuhan. Pakan untuk pengujian kecernaan dibuat berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 20 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2011 di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Laboratorium biokimia, Departemen Teknologi Hasil Perairan,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung a. Kadar Air Cawan kosong (ukuran medium) diletakkan dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan cawan kosong tersebut dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Proyeksi Peningkatan Produksi Patin Nasional

Lampiran 1. Data Proyeksi Peningkatan Produksi Patin Nasional LAMPIRAN 23 Lampiran 1. Data Proyeksi Peningkatan Produksi Patin Nasional Tahun Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Produksi patin (ton) 132.600 225.000 383.000 651.000 1.107.000 1.883.000 Kebutuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat LAMPIRAN 37 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan aluminium kosong dioven selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan sebanyak 5 g sampel dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis Proksimat 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat sebagai A gram. 2. Menyiapkan cawan porselen

Lebih terperinci

Biota kultur yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL Lampung.

Biota kultur yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL Lampung. III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13-21 Januari 2014 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012. Preparasi bahan baku, perhitungan rendemen, dan analisis morfometrik dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering. diulangi hingga diperoleh bobot tetap.

Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering. diulangi hingga diperoleh bobot tetap. LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering a. Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 2-5 g sampel serbuk kering dimasukkan ke dalam cawan aluminium yang

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog Senyawa nitrogen yang terdapat didalam tumbuhan, sebagian besar adalah protein. Protein terdiri dari 50-55% unsur karbon, 6-8% hidrogen, 20-23% oksigen, 15-18% nitrogen dan 2-4 % sulfur. Protein rata-rata

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan 33 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Pemeliharaan ikan dilakukan di Laboratorium Sistem dan Teknologi Budidaya, IPB. Histologi gonad dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan (LKI), uji glukosa

Lebih terperinci

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. 57 Lampiran I. Prosedur Analisis Kimia 1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). Timbang contoh yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g dalam botol timbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian kefir dari susu sapi dengan kualitas terbaik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Farm dan Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi, pada tanggal 28 September sampai tanggal 28 November 2016.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecap manis komersial Indonesia dengan berbagai macam merek. Jumlah kecap manis yang diuji sebanyak tujuh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Metodologi penelitian sesuai dengan Supriyono, et al. (2010) yaitu tahap pendahuluan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder jagung hidroponik dengan media perendaman dan penggunaan dosis pupuk yang berbeda dilakukan pada tanggal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Proses pengomposan dilaksanakan di Talang Padang Kabupaten Tanggamus Januari - Februari 2013 sedangkan analisis dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah,

Lebih terperinci