LKjIP TAHUN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LKjIP TAHUN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah"

Transkripsi

1 LKjIP TAHUN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv IKHTISAR EKSEKUTIF... vi BAB I PENDAHULUAN... I-1 A. Latar Belakang... I-1 B. Aspek Strategis Kabupaten Musi Banyuasin... I-4 1. Aspek Geografis... I-6 2. Aspek Demografis... I-7 3. Pertumbuhan Ekonomi / Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)... I Isu Strategis Pembangunan di Kabupaten Musi Banyuasin... I-15 C. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi... I-17 D. Maksud dan Tujuan... I-21 E. Penghargaan Yang Diterima Oleh Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun... I-22 F. Sistematika Penulisan... I-22 BAB II PERENCANAAN KINERJA... II-1 A. Rencana Strategis... II-1 A.1 Visi dan Misi Kabupaten Musi Banyuasin... II-1 A.1.1 Visi Kabupaten Musi Banyuasin... II-1 A.1.2 Misi Kabupaten Musi Banyuasin... II-4 A.1.3 Tujuan dan Sasaran Strategis... II-4 A.1.4 Kebijakan Daerah... II-9 A.1.5 Prioritas Pembangunan Tahun... II-12 B. Perjanjian Kinerja... II-20

3 B1 Perjanjian Kinerja Tahun II-22 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... III-1 A. Capaian Kinerja... III-2 a. Analisis Atas Pencapaian Sasaran Strategis... III-3 1. Hubungan Indikator Kinerja Utama Dengan Pencapaian Kinerja Sasaran...III-3 2. Capaian Indikator Makro...III-4 3. Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja...III-12 Analisis Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun... III-13 Analisis Atas Efesiensi Penggunaan Sumber Daya... III-201 Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Penetapan Kinerja... III-204 B. Realisasi Anggaran... III-211 BAB IV Penutup...IV-1 LAMPIRAN LAMPIRAN A. Penetapan Kinerja Tahun B. Pengukuran Kinerja C. IKU D. Hasil Reviu dari Inspektorat Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin

4 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia... I-5 Tabel 1.2 Kualifikasi Pendidikan PNS Pemkab Muba.. I-5 Tabel 1.3 Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan... I-3 Tabel 1.4 Jumlah Penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin tahun I Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten I-8 Musi Banyuasin tahun... Tabel 1.6 Jumlah Tenaga Kesehatan I-11 Tabel 1.7 Produksi hasil tanaman perkebunan dari tahun sampai dengan prediksi tahun..... Tabel 1.8 PDRB Kabupaten Musi Banyuasin atas dasar harga 1-13 berlaku dan konstan 2010 (Dengan Migas)... Tabel 1.9 PDRB Kabupaten Musi Banyuasin atas dasar harga berlaku dan konstan 2010 (Tanpa Migas)

5 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas desentralisasi dan asas tugas pembantuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konsekuensi dari penerapan Otonomi Daerah telah membawa implikasi yang luas dan serius. Oleh karenanya tidak sedikit masalah tantangan dan kendala yang sedang dihadapi oleh daerah. Disamping itu sejalan dengan reformasi dan semakin kritisnya masyarakat dalam menilai penyelenggaraan pemerintahan perlu dipenuhi prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, antara lain: adanya partisipasi masyarakat, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan kedepan, pengawasan, efisiensi dan efektifitas, profesionalisme serta akuntabilitas. Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasinya. Akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin merupakan perwujudan kewajiban pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan/kegagalan pencapaian visi dan misi pemerintah kabupaten yang diwujudkan melalui pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Akuntabilitas kinerja dilaksanakan melalui pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian atas keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Pengukuran kinerja tersebut

6 disamping sebagai upaya pengembangan strategi organisasi ke depan, secara teknis dapat dilihat sebagai suatu sistem evaluasi masing-masing unit organisasi di Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang merupakan langkah awal untuk pengendalian fungsi-fungsi manajerial secara menyeluruh. Esensi penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tersebut adalah penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang berisikan ikhtisar pencapaian sasaran sekurang-kurangnya menyajikan informasi tentang: 1. Pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; 2. Realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi; 3. Penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja; dan 4. Pembandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan, sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Penilaian atas keberhasilan/kegagalan lebih difokuskan pada pencapaian sasaran, hal ini berkaitan dengan kinerja yang sebenarnya, dimana sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai/diwujudkan dalam kurun waktu 1 atau kurang dari 1 tahun. Pelaksanaan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun ini dengan memperhatikan peraturan perundangundangan sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (Lembaran Negara

7 Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80); 8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama; 9. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1824); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin

8 Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2012 Nomor 94); 12. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun Tentang APBD Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Nomor 1); 13. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 40 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. B. ASPEK STRATEGIS KABUPATEN MUSI BANYUASIN Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah menetapkan visi dan misi pembangunan yang menjadi arah dan pendorong kebijakan pembangunan berkelanjutan agar terwujud Musi Banyuasin menuju PERMATA MUBA 2017 (PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN, RELIGIUS, MANDIRI, ADIL, TERDEPAN, MAJU BERSAMA 2017). Keberhasilan pencapaian visi tersebut salah satunya dilihat dari kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Musi Banyuasin dari 63,27 pada tahun 2012 menjadi 64,18 pada tahun 2013 dan terakhir 64,93 untuk tahun Selanjutnya pencapaian target juga diketahui dengan peningkatan kualitas pendidikan; peningkatan kualitas kesehatan; semakin kondusifnya keamanan; dan peningkatan pembangunan infrastruktur dasar bagi masyarakat seperti jalan desa, listrik, telekomunikasi dan air bersih; berkurangnya angka kemiskinan dari 18,29 pada tahun 2012 menjadi 18,02 pada tahun 2013 dan terakhir tahun 2014 menjadi 17,38, artinya terjadi penurunan yang cukup signifikan selama 3 tahun terakhir serta jumlah pengangguran yang terus menurun dari pada tahun 2011 menjadi pada tahun 2012 dan meskipun tahun 2014 meningkat menjadi dari usia kerja produktif (sumber data: Musi Banyuasin Dalam Angka, BPS). Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Kab. Muba

9 No. Tahun Indeks Pembangunan Manusia , , ,93 Sumber data : Musi Banyuasin Dalam Angka. Pada tahun Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin didukung dengan anggaran APBD sebesar Rp ,00 yang merupakan unsur input untuk pencapaian outcome pada masing-masing program yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, dan telah dituangkan dalam kesepakatan kinerja antara eksekutif dan legislatif dalam penetapan anggaran tahun. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, disamping didukung oleh dana tersebut diatas juga didukung oleh sumber daya aparatur sebanyak orang berstatus PNS. Berdasarkan kualifikasi Pendidikan, PNS Kabupaten Musi Banyuasin dapat dikelompokkan seperti terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.2 Kualifikasi Pendidikan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Musi Banyuasin Tahun KUALIFISI PENDIDIKAN JUMLAH PERSONIL(ORANG) Sekolah Dasar SLTP SLTA Diploma I Diploma II Diploma III/Sarjana Muda Diploma IV S-1 /Sarjana S-2/Pasca Sarjana

10 S-3/Doktor Jumlah Sumber data : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kab. Muba 1. Aspek Geografis Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah ,96 km 2 atau sekitar 15 dari luas Provinsi Sumatera Selatan terletak di antara 1,3 o sampai dengan 4 o Lintang Selatan dan 103 o sampai dengan 105 o 40 Bujur Timur. Batas wilayah Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut: o Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi. o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim. o Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas. o Sebelah Timur berbatas an dengan Kabupaten Banyuasin. Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari 14 kecamatan dan 240 desa/kelurahan dengan luas wilayah masing-masing sebagai berikut: Tabel 1.3 Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan No Kecamatan Desa Kelurahan Luas Wilayah (Km2) 1 Sekayu ,60 2 Babat Toman ,00 3 Plakat Tinggi ,00 4 Lais ,53 5 Batang Hari Leko ,79 6 Sungai Lilin ,26 7 Sanga Desa ,00 8 Sungai Keruh ,00 9 Keluang ,57 10 Bayung Lencir ,00 11 Lalan ,00 12 Lawang Wetan ,00 13 Babat Supat ,02

11 No Kecamatan Desa Kelurahan Luas Wilayah (Km2) 14 Tungkal Jaya ,19 Jumlah ,96 Sumber: Bagian Tata Pemerintahan Kabupaten Musi Banyuasin, Dari segi topografi Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari bermacam-macam jenis topografi. Di sebelah Timur Kecamatan Sungai Lilin, sebelah Barat Kecamatan Bayung Lencir dan di daerah pinggiran Sungai Musi sampai ke Kecamatan Babat Toman tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan dipengaruhi oleh pasang surut. Sedangkan di daerah lainnya, tanahnya terdiri dari tanah dataran tinggi dan berbukit dengan ketinggian antara 20 sampai dengan 140 m di atas permukaan laut. Dilihat dari segi hidrologi, Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah rawa dengan sungai besar dan kecil yang cukup banyak. Kondisi ini berguna bagi kegiatan irigasi/pengairan pertanian sehingga pencetakan sawah baru dapat mempertimbangkan keberadaan sungai-sungai tersebut. Sedangkan guna memenuhi keperluan penduduk dalam hal pemenuhan air bersih, keberadaan sungai tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk pengambilan air baku PDAM. Kawasan hutan Kabupaten Musi Banyuasin adalah Ha atau 46,93 dari luas total Kabupaten Musi Banyuasin. Daerah kawasan hutan ini meliputi taman nasional laut, taman nasional, suaka margasatwa, hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap dan hutan produksi konversi. Jenis penggunaan lahan lainnya yang penyebarannya cukup luas yaitu berupa perkebunan seluas Ha atau 33,78 dari luas kabupaten. 2. Aspek Demografis Penduduk Kabupaten Musi Banyuasin padaakhir tahun berjumlah jiwa. Bertambahnya penduduk dari tahun ketahun ternyata belum diikuti dengan penyebaran penduduk. Dari 14 (empat belas) kecamatan, yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin, Kecamatan Bayung Lencir merupakan

12 kecamatan yang jumlah penduduknya relatif banyak kemudian diikuti oleh Kecamatan Sekayu dan Kecamatan Lais. Tabel 1.4 Jumlah Penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun No Kecamatan Babat Toman Plakat Tinggi Batanghari Leko Sanga Desa Sungai Keruh Sekayu Lais Sungai Lilin Keluang Bayung Lencir Lalan Lawang Wetan Babat Supat Tungkal Jaya J u m l a h Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Data Desember ) Sedangkan bila dikelompokkan per jenis kelamin dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Musi Banyuasin, Tahun No. Kecamatan Laki-laki Perempuan

13 1. Sekayu Lais Sungai Keruh Batang Hari Leko Sanga Desa Babat Toman Sungai Lilin Keluang Bayung Lencir Plakat Tinggi Lalan Tungkal Jaya Lawang Wetan Babat Supat J u m l a h Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pertumbuhan penduduk Kabupaten Musi Banyuasin ini ditentukan oleh perkembangan dan atau pertambahan jumlah penduduknya. Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Musi Banyuasin jiwa, tahun 2013 sebanyak jiwa atau dengan jumlah pertumbuhan sebesar 1,08, dan tahun 2014 berjumlah jiwa atau dengan jumlah pertumbuhan penduduk sebesar 1,01. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Musi Banyuasin mengalami kenaikan 1,07 pada tahun yakni menjadi sebesar Jumlah tersebut harus dipertahankan dan dijaga agar tidak meningkat tajam. Kondisi ini berhubungan erat dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Semakin rendah pertumbuhan penduduk, dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah, maka masyarakat daerah tersebut akan semakin sejahtera. Dengan kata lain, persentase pertumbuhan penduduk harus lebih kecil dari persentase pertumbuhan ekonomi, agar kesejahteraan masyarakatnya meningkat.

14 Penduduk yang masuk dalam kelompok angkatan kerja di Kabupaten Musi Banyuasin terus bertambah, sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk, terutama penduduk yang masuk dalam angkatan kerja itu sendiri. Jumlah pencari kerja di Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun tercatat sebanyak 1334 orang pencari kerja, yang terdiri dari 574 pencari kerja dari kelompok penduduk laki-laki dan 760 orang pencari kerja dari kelompok penduduk perempuan. Jumlah perusahaan hingga Desember sebanyak 264 yang menyerap tenaga kerja sebanyak orang (sumber Dinas Tenaga Kerja Kab. Muba). Sebagian penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin sudah ada yang bekerja, baik sebagai pegawai negeri sipil (PNS), sebagai pegawai swasta, dan pekerjaan bidang lainnya. Penyerapan tenaga kerja ini sangat ditentukan oleh penyediaan lapangan kerja atau jumlah unit usaha yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin sendiri. Ketersediaan tenaga kerja yang handal dan produktif akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyarakat. Dewasa ini pembangunan pendidikan di Kabupaten Musi Banyuasin relatif terus membaik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya persentase penduduk yang melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Terjadinya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat akan tercapai dan optimal apabila diiringi dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dapat terjadi apabila mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan serta masyarakat terfasilitasi untuk merubah pola dan prilaku hidup bersih dan sehat. Dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka produktifitas SDM diharapkan akan meningkat. Dalam rangka mendukung kesehatan masyarakat pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin terus berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan. Di Kabupaten Musi Banyuasin telah tersedia rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, poskesdes, dan tenaga medis. Pada tahun 2012 Kabupaten Musi Banyuasin memiliki 1740 tenaga kesehatan, selanjutnya naik pada tahun 2013 menjadi 1796 dan pada tahun 2014 naik kembali menjadi

15 2.158 dan pada tahun tenaga kesehatan mengalami penurunan menjadi Orang. Tabel 1.6 Jumlah Tenaga Kesehatan Kab Muba Tahun No. Tahun Dokter Umum& Dokter Bidan Perawat Sanitarian Spesialist Gigi Sumber : Dinkes & RSUD Muba 3. Pertumbuhan Ekonomi / Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Kabupaten Musi Banyuasin merupakan sebuah potensi untuk mensejahterakan masyarakatnya. Potensi tersebut antara lain pada sektor perkebunan, pertambangan dan pertanian. Potensi ini menjadi dasar yang sangat memungkinkan untuk mendatangkan investasi ke Musi Banyuasin. Sektor migas dan pertambangan masih merupakan potensi andalan. Selain itu, potensi perkebunan juga merupakan potensi andalan daerah. Produksi hasil tanaman perkebunan dari tahu 2012 sampai dengan prediksi terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.7 Produksi hasil tanaman perkebunan dari tahun 2012 sampai dengan tahun Tahun Produksi (Ton) Jenis No Tanaman Perkebunan Karet Kelapa Sawit , Kelapa Gambir

16 5. Kopi Kakao Lada 8 8 0, Cengkeh 0,8 0,0 0,0 0 Sumber Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin tahun Perkembangan kondisi umum ekonomi Kabupaten Musi Banyuasin yang merupakan gambaran kinerja makro dari penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pada beberapa tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang positif, meskipun pada kenyataannya perkembangan kondisi ekonomi internasional mengalami krisis finansial yang berimbas terhadap perekonomian nasional dan tetap memberikan warna dalam menyertai dinamika perkembangan kondisi ekonomi daerah. Struktur ekonomi dapat dilhat dari berbagai tinjauan. Dalam perekonomian Indonesia, struktur ekonomi dapat dibagi dalam empat tinjauan, yaitu secara makro sektoral (agraris, industri, atau perdagangan), secara keruangan (pedesaan/tradisional dan perkotaan/modern), berdasarkan pengambil keputusan (sentralistik dan desentralisasi) dan secara politik ekonomis (estetis, kapitalis, egaliter). Umumnya, untuk melihat struktur ekonomi digunakan pendekatan secara makro sektoral. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (kabupaten) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Produk Domestik Regional Bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi penilaian, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Disebut sebagai harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun dasar tertentu. Dalam hal ini digunakan tahun dasar 2010 sebagai dasar penilaian menggantikan tahun dasar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode

17 tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan (riil). PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (riil) disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dibawah ini adalah tabel PDRB Kabupaten Musi Banyuasin atas dasar harga berlaku dan konstan 2010 dengan Migas dan tanpa Migas; Tabel 1.8 Pendapatan Regional dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Musi Banyuasin Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 (Dengan Migas) Lapangan Usaha / Industrial Origin *) 2014 **) I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU 1. Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah) 2. Penyusutan (Juta Rupiah) Depreciation (Million Rupiah) 3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah) 4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah) Net Indirect Taxes (Million Rupiah) 5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah) 6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) Number of Mid Year Population 7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah) 8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) Regional Income per Kapita (Rupiah) II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah) 2. Penyusutan (Juta Rupiah) Depreciation (Million Rupiah)

18 3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah) 4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah) Net Indirect Taxes (Million Rupiah) 5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah) 6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) Number of Mid Year Population 7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah) 8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) Regional Income per Kapita (Rupiah) Tabel 1.9 Pendapatan Regional dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Musi Banyuasin Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 (Tanpa Migas) Lapangan Usaha / Industrial Origin *) 2014 **) I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU 1. Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah) 2. Penyusutan (Juta Rupiah) Depreciation (Million Rupiah) 3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah) 4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah) Net Indirect Taxes (Million Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah) 6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) Number of Mid Year Population 7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah) 8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) Regional Income per Kapita (Rupiah) II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto (Million Rupiah)

19 2. Penyusutan (Juta Rupiah) Depreciation (Million Rupiah) 3. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto at Market Prices (Million Rupiah) 4. Pajak Tidak Langsung Neto (Juta Rupiah) Net Indirect Taxes (Million Rupiah) 5. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Biaya Faktor (Juta Rupiah) / Gross Regional Domestic Bruto at Factor Cost ( Million Rupiah) 6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) Number of Mid Year Population 7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Rupiah) Gross Regional Domestic Bruto per Capita (Rupiah) 8. Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) Regional Income per Kapita (Rupiah) Pendapatan perkapita adalah Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas dasar biaya faktor dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan perkapita penduduk Musi Banyuasin tahun 2014 atas dasar harga berlaku sebesar rupiah dengan migas dan pendapatan perkapita tanpa migas sebesar rupiah. Angka prediksi PDRB tahun belum dapat disajikan karena data tersebut belum dapat diperoleh dari BPS. 4. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin Isu strategis adalah suatu kondisi yang bersifat penting, mendasar, mendesak, berkepanjangan dan terkait dengan pencapaian tujuan di masa mendatang, khususnya selama periode 5 (lima) tahun ke depan. Pemilihan isu strategis di Kabupaten Musi Banyuasin, mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: i. merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin; ii. besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik; iii. tingkat kemungkinan/ kemudahan penanganan; iv. memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan;

20 v. memiliki daya ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan daerah; vi. janji politik yang harus diwujudkan. Dengan berdasar pada pertimbangan di atas, isu-isu strategis yang menjadi prioritas pembangunan bagi pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin untuk periode 5 (lima) tahun mendatang, adalah sebagai berikut: Isu 01 : Menciptakan Basis Perekonomian Wilayah Kabupaten yang Kuat, yang didukung oleh Sektor-sektor tangguh, produktif dan berdaya saing dengan bertumpu pada sumber daya alam setempat dan kelestarian daya dukung wilayah. Sebagai wilayah kabupaten berkembang, Kabupaten Musi Banyuasin mesti memiliki basis kegiatan ekonomi yang kuat dengan mengandalkan potensi sumberdaya lokal dan sumberdaya yang ada di sekitarnya. Kabupaten Musi Banyuasin kedepan mesti menjadi wilayah yang terbuka dan mudah diakses dari wilayah Propinsi Sumatera dalam rangka mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan ekonomi wilayah Kabupaten Musi Banyuasin. Isu 02: Pengembangan Sistem Perkotaan yang terpadu dengan jaringan prasarana dan sarana wilayah untuk mendukung Kegiatan Sosial- Ekonomi Masyarakat dan Pemerataan Pembangunan. Ketidakseimbangan perkembangan pembangunan sistem perkotaan dan perdesaan nampak dipengaruhi oleh keterbatasan pelayanan jaringan prasarana dan sarana wilayah. Sistem pusat-pusat perkotaan mengalami perkembangan pembangunan yang tidak merata. Oleh karena itu, untuk mewujudkan percepatan dan pemerataan pembangunan ekonomi wilayah, maka langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan antara lain ; mengintegrasikan pembangunan prasarana transportasi dalam rangka melakukan percepatan dan pemerataan pembangunan fisik, social dan ekonomi, melakukan optimalisasi pemanfataan potensi sumberdaya local secara berkelanjutan, untuk kepentingan pembangunan ekonomi wilayah dan mempersiapkan fasilitas pelayanan social yang cukup dan ditempatkan sesuai

21 Isu 03: kebutuhan dan merata pada setiap pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan. Adanya kecenderungan Perencanaan Wilayah yang Berbasis Mitigasi Bencana. Dalam perencanaan tata ruang wilayah perlu mencermati karakteristik wilayah yang direncanakan. Karakteristik wilayah yang dimaksud tidak hanya menemukan potensi dan permasalahan perkembangan pembangunan wilayah, tetapi perlu juga mencermati bila ada potensi bencana alam, seperti abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan, banjir, longsor dan bencana lainnya. Adanya potensi bencana yang relative beragam ini perlu mendapat perhatian secara khusus, agar apa yang sudah direncanakan dan dibangun sudah mempertimbangkan faktor resiko yang menimbulkan kerugian bagi wilayah yang bersangkutan. Dalam RT/RW Kabupaten Musi Banyuasin ini, tentunya harus sudah mempertimbangkan adanya potensi bencana alam, seperti : kebakaran hutan dan permukiman perkotaan serta bencana abrasi pantai. Untuk meminimalisasi munculnya kerugian akibat bancana alam, maka produk RT/RW Kabupaten Musi Banyuasin mesti sudah mengantisipasi dengan mencermati dan mengakomodasikan prinsip-prinsip mitigasi bencana dalam produk perencanaan tata ruang tersebut. C. STRUKTUR ORGANISASI,TUGAS POKOK DAN FUNGSI Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah melaksanakan restrukturisasi lembaga perangkat daerah dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. Kabupaten Musi Banyuasin menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Musi Banyuasin. Sekretariat

22 Daerah mempunyai tugas dan fungsi menyusun kebijakan pemerintah daerah, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis lainnya, pemantauan dan evaluasi dari pengawasan kebijakan pemerintah, pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah. Untuk Sekretariat DPRD Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai fungsi penyelenggaraan administrasi kesekretariatan dan keuangan DPRD, penyelenggaraan rapat-rapat DPRD, penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD (Peraturan tersebut terdiri dari: 1 Sekretaris Daerah, 1 Sekretaris DPRD, 3 staf ahli, 3 Asisten dan 11 Bagian Setda dan 4 Bagian di Sekretariat DPRD), yaitu: I. Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin : a. Sekretaris Daerah; b. Staf Ahli, terdiri dari : 1. Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan; 2. Staf Ahli Bidang Pembangunan; 3. Staf Ahli Bidang Keuangan; c. Asisten I Bidang Pemerintahan, Protokol dan Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari: 1. Bagian Tata Pemerintahan; 2. Bagian Protokol; 3. Bagian Kesejahteraan Rakyat; 4. Bagian Penyelesaian Perbatasan; d. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, terdiri dari : 1. Bagian Administrasi Pembangunan dan Perekonomian; 2. Bagian Umum dan Pengadaan; 3. Bagian Telek dan Sandi; e. Asisten III Bidang Administrasi Umum 1. Bagian Hukum; 2. Bagian Organisasi; 3. Bagian Keuangan; 4. Bagian Hubungan Masyarakat; II. Sekretariat DPRD Kabupaten Musi Banyuasin, terdiri dari :

23 1. Sekretaris Dewan; 2. Bagian Umum; 3. Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan; 4. Bagian Keuangan dan Anggaran; 5. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, terdiri dari: 1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Pengelolaan Pasar; 4. Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata; 5. Dinas Kehutanan; 6. Dinas Perkebunan; 7. Dinas Pertanian dan Peternakan; 8. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 9. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; 10. Dinas PU Cipta Karya dan Pengairan; 11. Dinas PU Bina Marga; 12. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 13. Dinas Pertambangan dan Energi; 14. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemeliharaan Lampu Jalan; 15. Dinas Perindustrian dan Perdagangan; 16. Dinas Perikanan. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten

24 Musi Banyuasin, mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, terdiri dari: 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 2. Inspektorat; 3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah; 4. Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan; 5. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; 6. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik; 7. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; 8. Badan Ketahanan Pangan; 9. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi; 10. Kantor Perwakilan Kabupaten Musi Banyuasin di Palembang; 11. Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu. Untuk Lembaga Teknis yang berbentuk Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu berdasarkan Peraturan daerah nomor 7 tahun 2008 dicabut dan diubah menjadi Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penganggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas untuk menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan terkoordinasi dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman resiko dan dampak bencana. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok pemerintah daerah pada bidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan sesuai dengan kewenangan dan tugas lain yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 6 Tahun 2005 yang diubah menjadi Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Satuan

25 Polisi Pamong Praja, mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas sebagai koordinator penyelenggara pemerintahan di wilayah kerjanya berada dan bertanggungjawab kepada bupati, melalui sekretaris daerah (untuk kecamatan), sedangkan untuk kelurahan bertanggung jawab kepada bupati melalui camat. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pembentukan 3 (tiga) Kecamatan di Wilayah Kab. Musi Banyuasin (terdiri dari Kec. Tungkal Jaya, Kec. Lawang Wetan dan Kec. Babat Supat), mempunyai tugas sebagai pembina teritorial dan pemerintahan di wilayah kerjanya dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok di bidang Layanan Pengadaan sesuai dengan kewenangan dan lain yang dilimpahkan oleh Bupati. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 7 tahun 2013 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok dibidang sosial sesuai dengan kewenangan dan tugas lain yang dilimpahkan oleh Bupati. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok dibidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sesuai dengan kewenangan dan tugas lain yang dilimpahkan oleh Bupati. D. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran

26 strategis instansi. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pada Tahun. 2. Sebagai bahan acuan dalam penyempurnaan dokumen perencanaan pembangunan pada periode yang akan datang di Kabupaten Musi Banyuasin. 3. Sebagai bahan penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan periode yang akan datang. E. PENGHARGAAN YANG DITERIMA OLEH PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun telah mendapatkan beberapa penghargaan antara lain adalah : 1. Indonesia s Attractiveness Award kategori Kabupaten Potensial dalam bidang investasi, infrastruktur, layanan publik dan pariwisata. 2. Penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian pada penilaian laporan keuangan daerah Kabupaten Musi Banyuasin tahun Penghargaan Wahana Tata Nugraha tahun. 4. Penghargaan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional tahun dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. 5. Penghargaan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Kategori Kinerja Terbaik tahun dari menteri kesehatan RI. 6. Penghargaan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional tahun dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 7. Penghargaan Juara II Lomba Bercerita Tingkat Nasional tahun oleh Badan Perpustakaan Nasional RI F. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun ini adalah sebagai berikut: KATA PENGANTAR

27 DAFTAR ISI IKHTISAR EKSEKUTIF Bab I : Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas Latar Belakang, Gambaran Umum Daerah, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Bab II : Perencanaan Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang Rencana Strategis, Visi dan Misi Kabupaten Muis Banyuasin, Tujuan dan Sasaran Strategis, Kebijakan Daerah, Prioritas Pembangunan dan Perjanjian Kinerja. Bab III: Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan Metodologi Pengukuran Pencapaian Kinerja dan Analisis atas Pencapaian Sasaran Strategis perbandingan dengan tahun sebelumnya, perbandingan realisasi sampai tahun dengan rencana tahun terakhir periode RPJMD, Akuntabilitas keuangan dan tindak lanjut hasil evaluasi tahun sebelumnya. Bab IV: Penutup. LAMPIRAN-LAMPIRAN - Lampiran Penetapan Kinerja Tahun - Lampiran Pengukuran Kinerja Tahun - Lampiran Indikator Kinerja Utama Tahun Hasil Hasil Reviu dari Inspektorat Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin

28 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2012 yang disusun dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu , dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul selama kurun waktu tersebut. RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin disusun untuk menjadi pedoman penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Musi Banyuasin agar lebih terarah dan komprehensif, sehingga sasaran strategis pembangunan mendatang akan lebih mudah dicapai. RPJMD ini mencakup visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program serta cara pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Setelah penetapan tujuan yang akan dicapai, ditentukan sasaran yang ingin dicapai disertai dengan kebijakan dan program prioritas. Program-program prioritas tersebut diuraikan dalam beberapa kegiatan dengan penetapan jadwal kegiatan dan alokasi sumber daya dan dana. A.1. Visi dan Misi Kabupaten Musi Banyuasin A.1.1 Visi Kabupaten Musi Banyuasin Visi adalah gambaran masa depan yang hendak diwujudkan oleh Kabupaten Musi Banyuasin, tentu saja masa depan yang lebih baik dan realistis. Perumusan visi daerah selain memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, juga mampu menjadi perekat seluruh komponen pembangunan sehingga memiliki orientasi masa depan, mampu menumbuhkan komitmen dan mampu menjamin kesinambungan pembangunan daerah. Perumusan visi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sejalan dengan tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan tatanan global, diantaranya pembaharuan pemerintahan (reinventing government), terbuka

29 (transparancy), bertanggung jawab (accountable) dan ahli pada bidangnya (professional). Berdasarkan analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan ke depan serta isu-isu pokok pembangunan yang dihadapi Kabupaten Musi Banyuasin, maka Visi Kabupaten Musi Banyuasin adalah terwujudnya PERMATA MUBA PERMATA MUBA adalah singkatan dari Penguatan Ekonomi Kerakyatan, Religius, Mandiri, Adil, Terdepan, Maju Bersama, untuk menjadi yang terdepan di Sumatera Selatan. Penjelasan atas visi tersebut adalah: 1. Penguatan Ekonomi Kerakyatan, merupakan keadaan dimana kesejahteraan masyarakat Musi Banyuasin didukung oleh penguatan ekonomi dengan mengembangkan dan menggali potensi dari sumber daya yang ada dalam daerah. Peningkatan kesejahteraan ditandai dengan meningkatnya target IPM dari 73,77 pada tahun 2013/2014 menjadi 64,93 pada tahun 2013/2014 (berdasarkan dari buku muba dalam angka) dan pada tahun 2017 target IPM harus mencapai target 75,27; menurunnya angka kemiskinan dari 18,29 menjadi 18,02; meningkatnya pertumbuhan ekonomi (dengan migas) dari 4,21 tahun 2014 menjadi 6,87 pada tahun dan meningkatnya PDRB atas harga berlaku dari juta menjadi juta (berdasarkan dari buku PDRB).

30 2. Religius, merupakan pola kehidupan masyarakat yang harmonis dilandasi ketaatan dan keimanan dalam menjalankan aturan keagamaan masing-masing dengan adanya sikap toleransi antar penganut agama. Religius menjadi landasan utama yang mendasari kehidupan semua lapisan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Pada tahun 2017 rasio rumah ibadah dengan penganutnya telah meningkat menjadi unit dari target unit pada tahun. 3. Mandiri, artinya kemampuan untuk menggali dan memanfaatkan potensi yang dimiliki daerah serta peluang dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Kemandirian didukung oleh sifat gigih dan berdaya saing tinggi pemerintah dan masyarakat untuk mencapai kemajuan perekonomian. Hal ini ditandai dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari milyar menjadi milyar; menurunnya tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun sebesar 83 menjadi pada tahun sebesar 82,62; serta produktivitas tanaman pangan (padi) dengan target pada tahun sebesar 4,42 ton/ha dengan realisasi 4,73 ton/ha. 4. Adil, artinya tercapainya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat Musi Banyuasin yang merata pada semua aspek. Hal ini ditandai dengan jumlah persentase rumah tangga pengguna air bersih dengan target pada tahun sebesar 88 dengan realisasi 85,81. Meningkatnya desa teraliri listrik sebanyak 236 desa dari jumlah desa sebanyak 240 desa di Kabupaten Musi Banyuasin; serta realisasi yang dicapai dalam pembangunan jalan desa dengan kondisi baik target awal pada tahun sepanjang 300 km dengan realisasi pembangunan jalan sepanjang 15,25 km pada akhir

31 tahun karena banyak kegiatan yang tidak dilelang. 5. Terdepan, artinya pelayanan publik menjadi yang terdepan didukung oleh ketersediaan pendanaan yang kuat dengan anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dari pada tahun Rp. 2,64 Triliyun serta peningkatan pelayanan publik dalam hal peningkatan pelayanan gratis sesuai target di RPJMD Kabupaten Musi Banyuasin. 6. Maju Bersama, artinya pembangunan Musi Banyuasin merupakan paling maju dan terdepan di kawasan Sumatera Selatan, serta didukung oleh penyelenggaraan pemerintahan yang adil, jujur dan bersih serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini ditandai dengan berkurangnya tingkat kesenjangan antar daerah (disparitas) pada tahun dengan target sebesar 92 dengan realisasi 92. A.1.2 Misi Kabupaten Musi Banyuasin Misi merupakan penjabaran dari visi yang harus dilaksanakan oleh instansi Pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sehingga mampu mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Untuk mendukung visi PERMATA MUBA 2017 Kabupaten Musi Banyuasin maka dirumuskan misi Kabupaten Musi Banyuasin 2017 yaitu: 1. Memperkuat Ekonomi rakyat Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal Yang Mandiri, Berdaya Saing dan Religius 2. Mengembangkan Pusat Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Industri Kreatif yang Didukung Teknologi Informasi dan Komunikasi 3. Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Berkelanjutan yang Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan 4. Mengembangkan Sumberdaya Insani Berkualitas dan Lingkungan Sosial Budaya yang Religius 5. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Amanah, Bersih, Jujur,

32 Profesional dan Demokratis. A.2. Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang telah disusun dengan memperhatikan faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors) bagi suatu organisasi, agar tujuan dan sasaran tersebut lebih terarah sesuai dengan potensi, hambatan dan kendala yang ada. Oleh karena itu, berdasarkan analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal, dengan memperhitungkan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala (threats) yang ada, maka perlu ditetapkan juga pencapaian tujuan dan sasaran strategis, yaitu: 1. Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis sumber daya dan kearifan lokal yang mandiri, berdaya saing dan religius 2. Mengembangkan pusat pusat pertumbuhan dan pelayanan industri kreatif yang didukung teknologi informasi dan Komunikasi 3. Meningkatkan Pemerataan pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan 4. Mengembangkan Sumberdaya insani berkualitas dan lingkungan sosial budaya yang religius 5. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah, bersih, jujur, profesional dan demokratis Tujuan dan sasaran strategis yang ditetapkan dapat diuraikan sebagai berikut: MISI 1: Memperkuat Ekonomi Rakyat Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal Yang Mandiri, Berdaya Saing dan Religius NO TUJUAN SASARAN

33 1.1 Mewujudkan swasembada pangan yang merata dan berkelanjutan 1.2 Mewujudkan pemerataan ekonomi yang berbasis sumber daya lokal dengan optimalisasi peran koperasi, UKM, dan masyarakat desa Meningkatnya hasil produksi pertanian, peternakan dan perikanan yang mendukung ketahanan pangan Berkembangnya koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa MISI 2: Mengembangkan Pusat Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Industri Kreatif yang Didukung Teknologi Informasi dan Komunikasi NO TUJUAN SASARAN 2.1 Mewujudkan daerah industri maju yang berbasis sumber daya local Berkembangnya industri kecil dan menengah yang mendukung peningkatan nilai investasi daerah Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja NO TUJUAN SASARAN 2.2 Mewujudkan pelestarian budaya yang mendukung Meningkatnya perlindungan budaya lokal Meningkatnya kualitas pariwisata daerah

34 pariwisata daerah MISI 3: Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Berkelanjutan yang Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan NO TUJUAN SASARAN 3.1 Mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah yang berkualitas dan merata. 3.2 Mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana jalan Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman masyarakat Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perhubungan Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana komunikasi dan informatika Meningkatnya pengembangan wilayah transmigrasi Meningkatnya pengelolaan sumberdaya energi dan mineral daerah Meningkatnya pelestarian lingkungan Meningkatnya perlindungan kawasan hutan MISI 4:

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS RPJMD ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 yang disusun dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 20122

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 1. Historis Kabupaten Musi Banyuasin Perjalanan historis mencatat Kabupaten Musi Banyuasin pada zaman Belanda dijadikan sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan pembangunan sanitasi, Visi dan misi memberikan arah yang jelas dan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH, STAF AHLI DAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ( ILPPD) KABUPATEN MAGETAN 2015

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ( ILPPD) KABUPATEN MAGETAN 2015 INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ( ILPPD) KABUPATEN MAGETAN 2015 I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 yang mengatur Pemerintahan Daerah. 2. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2008 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60- BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1.Kota Metro Kota Metro secara geoafis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PERANGKAT DAERAH DAN ANTARA KECAMATAN DENGAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH - 1 - BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR Menimbang Mengingat SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Proses Pembangunan Kabupaten Musi Rawas lima tahun ke depan tidak bisa dilepaskan dari capaian kinerja lima tahun terakhir, selain telah menghasilkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009 POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S I PAM AN D AQ PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN STAF AHLI BUPATI BULUNGAN BUPATI BULUNGAN,

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN STAF AHLI BUPATI BULUNGAN BUPATI BULUNGAN, BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN STAF AHLI BUPATI BULUNGAN BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas Bupati

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN PADA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi tersebut harus bersifat dapat dibayangkan (imaginable), diinginkan oleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. bahwa Indikator

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI Alamat : Jalan Hos Cokroaminoto No.1 Slawi i KATA PENGANTAR Review Rencana Strategis

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ponorogo, Maret 2016 BUPATI PONOROGO. Drs. H. IPONG MUCHLISSONI

KATA PENGANTAR. Ponorogo, Maret 2016 BUPATI PONOROGO. Drs. H. IPONG MUCHLISSONI KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya semua tugas-tugas Instansi Pemerintah se - Kabupaten Ponorogo, serta terselesaikannya penyusunan Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci