PRODUKSI GAS HIDROGEN MENGGUNAKAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni DENGAN MEDIA TEPUNG BIJI RAMBUTAN(Nephelium lappaceum l.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUKSI GAS HIDROGEN MENGGUNAKAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni DENGAN MEDIA TEPUNG BIJI RAMBUTAN(Nephelium lappaceum l."

Transkripsi

1 PRODUKSI GAS HIDROGEN MENGGUNAKAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni DENGAN MEDIA TEPUNG BIJI RAMBUTAN(Nephelium lappaceum l.) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Kimia Oleh: ABDURROHMAN AFIEF NIM PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Alloh, Tuhan seluruh alam, Tidak ada sekutu bagi-nya, dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama berserah diri (muslim) (Al-An am: ) v

6 PERSEMBAHAN Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Naskah Tugas Akhir Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Kedua Orang Tua saya yang tak pernah lelah mendukung dan memberi semangat hingga detik ini. Sayang kalian Abi, Umi 2. Keluarga Kelas Kimia E 2013 atas kebersamaan yang telah dilalui bersama (read hunger games bersama). Semoga kelak reuni semua sudah sukses 3. Bapak dan ibu dosen jurusan pendidikan Kimia FMIPA UNY atas ilmu, bimbingan, dan teladan yang telah diberikan. 4. Ibu Isana Supiah YL sebagai orang tua saya dalam pengerjaan skripsi yang tak pernah lelah membantu, membimbing, dan mengingatkan tentang tugas ini 5. Ibu Sri Handayani sebagai ibu PA selama saya kuliah di UNY. Maaf banyak merepotkan bu 6. Keluarga HIMAKI 2014 dan HIMAKI 2015 yang telah banyak memberi pembelajaran dan pendewasaan... Sukses selalu 7. Keluarga DPM FMIPA UNY 2016 yang memberi banyak sekali ilmu serta pengalaman mengesankan. #Viva legislativa vi

7 PRODUKSI GAS HIDROGEN MENGGUNAKAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni DENGAN MEDIA TEPUNG BIJI RAMBUTAN(Nephelium lappaceum l.) Oleh : Abdurrohman Afief NIM Pembimbing : Dr. Isana Supiah Yosephine Louise, M.Si ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas elektroda stainless steel dan elektroda stainless steel/fe-co-ni sebagai elektroda kerja pada elektrolisis air dalam produksi gas hidrogen, dan mengetahui produksi maksimal gas hidrogen dengan modifikasi media elektrolisis menggunakan tepung biji rambutan. Subjek penelitian adalah elektroda stainless steel/fe-co-ni, objeknya adalah aktivitas elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni, dan efisiensi produksi gas hidrogen. Produksi gas hidrogen dilakukan secara elektrolisis air dengan elektrolit pendukung NaHCO 3 dan modifikasi media tepung biji rambutan sebanyak: 0 hingga10 gram. Karakterisasi permukaan elektroda stainless steel/fe-co-ni menggunakan SEM dan XRD. Data kuantitatif diperoleh dari voltameter edaq Echem dan EDX. Penggunaan elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni dengan media tepung biji rambutan memberikan hasil yang kurang baik dibandingkan pada elektrolisis tanpa penambahan tepung biji rambutan. Penggunaan elektroda stainless steel/fe-co-ni memberikan hasil yang lebih baik daripada elektroda stainless steel berdasarkan efisiensi jumlah produksi gas hidrogen dan energi yang dibutuhkan untuk produksi gas hidrogen. Kata Kunci : elektroda stainless steel/fe-co-ni, elektrolisis, produksi gas hidrogen, tepung biji rambutan, voltametri siklik vii

8 HYDROGEN GAS PRODUCTION USING STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni ELECTRODE WITH RAMBUTAN(Nephelium lappaceum l.) SEED FLOUR MEDIA By : Abdurrohman Afief Number of Student: Supervisor : Dr. Isana Supiah Yosephine Louise, M.Si ABSTRACT The objective of this reserch is to know the activity of stainless steel electrode and stainless steel / Fe-Co-Ni electrode as working electrode on water electrolysis in hydrogen gas production, and to know the maximum production of hydrogen gas with modification of electrolysis media using rambutan seed flour. Research subjects are stainless steel / Fe-Co-Ni electrodes, the object is the activity of stainless steel and stainless steel / Fe-Co-Ni electrodes, and the efficiency of hydrogen gas production. Production of hydrogen gas was carried out by electrolysis of water with electrolytes supporting NaHCO 3 and modification of rambutan seed flour medium: 0 to 10 gram. Surface characterization of stainless steel /Fe-Co-Ni electrode was performed by SEM and XRD. Quantitative data were performed by edaq Echem voltameter and EDX. The use of stainless steel and stainless steel/ Fe-Co-Ni electrodes with rambutan seed flour medium yield poor results compared to electrolysis without the addition of rambutan seed flour. The use of stainless steel / Fe-Co-Ni electrodes provides better results than stainless steel electrodes based on the efficiency of the amount of hydrogen gas production and the energy required for the production of hydrogen gas. Keywords:stainless steel/ Fe-Co-Ni electrode, electrolysis, hydrogen gas production, rambutan flour, cyclic voltammetry viii

9 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur saya panjatkan kehadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat, dan hidayah-nya sehingga laporan tugas akhir ini mampu penulis selesaikan. Sholawat serta salam selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia pada ajarannya sampai hari kiamat. Penelitian berjudul Produksi Gas Hidrogen Menggunakan Elektroda Stainless steel/fe-co-ni dengan Media Tepung Biji Rambutan(Nephelium lappaceum l.) telah dapat saya selesaikan dengan baik sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana sains yang telah ditetapkan oleh Jurusan pendidikan Kimia di Universitas Negeri Yogyakarta. Banyak pembelajaran yang saya dapat selama mengerjakan rangkaian proses pengerjaan skripsi ini semenjak penelitian hingga pengerjaan laporan tugas akhir ini selesai. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr.Hartono selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin dalam penulisan tugas akhir ini. 2. Bapak Drs. Jaslin Ikhsan, M.App.Sc., Ph.D selaku Ketua dan Koordinator Tugas Akhir Skripsi Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kelancaran pelayanan dan urusan akademik selama pengerjaan tugas akhir ini. 3. Ibu Dr. Sri Handayani, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan dorongan dan motivasi untuk mengerjakan penulisan tugas akhir skripsi ini. 4. Ibu Dr. Isana Supiah Yosephine Louise, M.Si selaku dosen pembimbing penelitian yang telah banyak memberikan masukan, saran, bimbingan, dan bantuan dalam proses penelitian sehingga proses penelitian ini dapat diselesaikan. ix

10 5. Kedua orang tua saya yang telah banyak memberikan dorongan, motivasi, dan bantuan materiil serta non materiil selama pelaksanaan penelitian sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.. 6. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya penelitian dan penulisan tugas akhir ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca laporan tugas akhir ini. Wassalamualaikum Warrahmatullohi Wabarokatuh Yogyakarta, 31 Juli 2017 Penulis x

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK...vii ABSTRACT...viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 4 D. Rumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Manfaat Penelitian... 6 BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Gas Hidrogen Reaksi Elektrolisis Air Elektroda Stainless steel Elektroda Stainless steel/fe-co-ni Metode Elektrodeposisi Biji Rambutan edaq EChems xi

12 8. SEM-EDX XRD B. PENELITIAN RELEVAN C. KERANGKA BERPIKIR BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek Penelitian Objek Penelitian B. Variabel Penelitian Variabel bebas Variabel Terikat Variabel Kontrol C. Alat dan Bahan Penelitian Alat Penelitian Bahan-bahan Penelitian D. Prosedur Penelitian Preparasi Elektroda Stainless steel/fe-co-ni Elektrolisis H 2 O E. Teknik Pengambilan Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Preparasi Tepung Biji Rambutan(Nephelium lappaceum l.) B. Preparasi Sampel Elektrolisis C. Elektrodeposisi Logam Fe-Co-Ni pada Elektroda Stainless steel...35 D. Karakterisasi Elektroda SS dan Elektroda SS/Fe-Co-Ni Karakterisasi SEM-EDX Karakterisasi XRD E. Elektrolisis Air BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Data energi kalor yang dihasilkan dari beberapa hidrokarbon... 8 Tabel 2. Data kandungan stainless steel S Tabel 3. Data nama sampel berdasarkan massa tepung yang ditambahkan Tabel 4. Kandungan logam pada stainless steel/fe-co-ni Tabel 5. Data efisiensi energi dan arus katodik hasil elektrolisis menggunakan elektroda Stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni Tabel 6. Nilai efisiensi produk dan overpotential pada proses elektrolisis Tabel 7. Data kondisi optimum menggunakan elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni xiii

14 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Skema elektrolisis air dalam suasana basa Gambar 2. Skema perangkat elektrodeposisi Gambar 3. Biji rambutan (Nephelium lappaceum l.) Gambar 4. Voltamogram Linear Gambar 5. Voltamogram siklik Gambar 6. Contoh hasil karakterisasi SEM-EDX Gambar 7. Skema cara kerja XRD Gambar 8. Grafik voltamogram linear elektrodeposisi ion Fe 2+, Co 2+, Ni Gambar 9. (a) Hasil karakterisasi SEM elektroda stainless steel, (b) Hasil karakterisasi SEM elektroda stainless steel/fe-co-ni Gambar 10. Karakterisasi XRD terhadap SS dan SS/Fe-Co-Ni Gambar 11. Arus katodik elektroda Stainless steel dan Stainless steel/fe-co-ni 43 Gambar 12.Energi yang dibutuhkanuntukelektrolisispadaelektrodastainless steel danstainless steel/fe-co-ni xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Perhitungan Data Kuantitatif Hasil Penelitian Lampiran 2. Diagram Alir Proses Lampiran 3. Kurva Voltamogram pada Penambahan Tepung Biji Rambutan Lampiran 4. Karakterisasi Kualitatif dengan XRD dan SEM-EDX xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Energi yang sangat diperlukan oleh seluruh makhluk hidup. Energi menjadi syarat dapat berlangsungnya kehidupan karena energi menjadi penopang segala aktivitas makhluk hidup. Energi bahan bakar merupakan salah satu jenis energi yang sangat diperlukan bagi kehidupan manusia.. Energi bahan bakar dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya berasal dari batu bara dan minyak bumi. Minyak bumi menopang mayoritaskebutuhan energi bahan bakar karena hasil pengolahannya yang beragam dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan manusia khususnya transportasi. Besarnya peran minyak bumi menjadikan minyak bumi sering disebut sebagai emas hitam karena warnanya gelap namun memiliki nilai jual yang tinggi. Produksi minyak bumi di Indonesia dari tahun 1965 hingga 1977 terus meningkat karena pada saat tersebut merupakan masa pembukaan kilang minyak di Indonesia. Produksi minyak bumi di Indonesia mengalami fluktuasi yang stabil dan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi minyak bumi hingga tahun Di sisi lain konsumsi dan kebutuhan minyak bumi terus meningkat karena semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor, dan kebutuhan hidup lain seperti listrik dan industri. Mulai tahun 2004 produksi minyak bumi di Indonesia tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi minyak bumi di Indonesia. Dengan kata lain pemenuhan kebutuhan minyak bumi diperoleh secara impor dari luar negeri. 1

17 Besarnya ketergantungan manusia terhadap ketersediaan minyak bumi perlu dikurangi. Mazloomi (2012), telah melakukan berbagai penelitian untuk memperoleh solusi pada permasalahan ini dengan menawarkan penggunaan bahan bakar terbarukan. Penelitian mengenai energi terbarukan yang kini dikembangkan adalah pemanfaatan bahan bakar hidrogen (Hydrogen Fuel Cell). Gas hidrogen (H 2 ) merupakan gas yang memiliki kelimpahan paling besar yaitu 75% penyusun alam semesta dan hampir 90% membentuk unsur di alam. Gas hidrogen sedikit ditemukan di atmosfer bumi karena apabila memasuki atmosfer dalam bentuk gas maka akan berbenturan dengan unsur lain dan akan terlempar kembali keluar atmosfer bumi. Di bumi hidrogen bersenyawa dengan unsur oksigen membentuk senyawa H 2 O yang sering disebut dengan air. Pembakaran gas hidrogen menghasilkan energi yang cukup besar. Menurut Vanags (2012), hidrogen tidak tersedia di bumi dalam keadaan bebas melainkan diproduksi secara industri sehingga harga akhir dari gas hidrogen ditentukan melalui proses produksi yang digunakan. Inilah alasan penelitian tentang ekektrolisis air menjadi sangat penting. Gas hidrogen (H 2 ) dapat diperoleh salah satunya dengan metode elektrolisis air. Gas hidrogen (H 2 ) dapat dipisahkan dari molekul air dengan cara memasukkan arus listrik dengan besaran yang sesuai sehingga gas oksigen dan hidrogen akan dapat dipisahkan. 2

18 Elektroda yang digunakan pada proses elektrolisis seharusnya memiliki sifat tidak mudah korosi agar tidak mudah rusak ketika digunakan. Logam yang tidak mudah korosi dapat digunakan logam mulia seperti platinum (Pt) atau emas (Au). Kendala yang dihadapi apabila menggunakan logam mulia tersebut adalah harga yang relatif mahal. Alternatif yang dapat dilakukan adalah menggunakan logam non-mulia yang memiliki sifat mirip dengan logam mulia tersebut. Logam non-mulia yang dapat menjadi alternatif adalah stainless steel. Logam stainless steel memiliki daya tahan terhadap korosi yang cukup baik karena adanya kandungan kromium yang dapat menghambat interaksi dengan oksigen membentuk kromium oksida (CrO) sehingga menghambat korosi. Kelemahan ketika menggunakan logam stainless steel adalah rendahnya aktifitas sebagai katalis terhadap adsorpsi atau desorpsi ion H +. Modifikasi pada elektroda berupa penambahan logam-logam yang bersifat katalitik seperti Fe, Co, dan Ni. Penggunaan logam Fe, Co, dan Ni sebagai tambahan pada elektroda stainless steel karena adanya kemiripan sifat, ukuran, dan mudah ditemui. Penempelan logam Fe, Co, dan Ni tersebut dilakukan dengan metode elektrodeposisi.modifikasi pada media elektrolisis air yaitu dengan menambahkan tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum l.). Penggunaan tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.) sebagai media elektrolisis air bertujuan untuk mengetahui aktivitas katalitik elektroda stainless steel/fe-co-ni dalam media tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.). 3

19 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi permasalahan yang ada yaitu: 1. Perlunya pengembangan sumber energi terbarukan sebagai pengganti minyak bumi. 2. Energi hidrogen potensial untuk dikembangkan karena bahan baku yang melimpah, ramah lingkungan, dan energi yang dihasilkan cukup besar. 3. Perlunya modifikasi proses produksi gas hidrogen secara elektrolisis air. 4. Jenis dan kondisi modifikasi proses elektrolisis air untuk produksi gas hidrogen. C. Pembatasan Masalah Berikut batasan masalah yang didasarkan pada identifikasi masalah diatas supaya penelitian yang dilakukan efektif: 1. Jenis paduan logam yang digunakan sebagai substrat adalah stainless steel tipe S-430, ketebalan 1,2 mm; lebar 3 mm; dan panjang 110 mm 2. Metode yang digunakan untuk pembuatan elektroda stainless steel/fe-co-ni adalah elektrodeposisi. 3. Modifikasi media elektrolisis airmenggunakan tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum l.). 4. Efisiensi produksi gas hidrogen ditentukan berdasarkan efisiensi jumlah produk dan efisiensi energi. 4

20 D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagi berikut: 1. Bagaimana karakter elektroda stainless steel/fe-co-ni? 2. Bagaimana jumlah produk gas hidrogen, energi yang dibutuhkan, dan kondisi optimum pada penggunaan elektrodastainless steel danstainless steel/fe-co-ni pada elektrolisis air menggunakan media tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.) pada elektrogenerasi hidrogen? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan: 1. Mengkarakterisasi elektroda stainless steel/fe-co-ni. 2. Menentukan jumlah produk gas hidrogen, energi yang dibutuhkan, dan kondisi optimum pada penggunaan elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co- Ni pada elektrolisis air menggunakan media tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.) pada elektrogenerasi hidrogen. 5

21 F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberi informasi mengenai karakter elektroda stainless steel/fe-co-ni. 2. Memberi informasi mengenai jumlah produk gas hidrogen, energi yang dibutuhkan, dan kondisi optimum pada penggunaan elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni pada elektrolisis air menggunakan media tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)pada elektrogenerasi hidrogen. 6

22 BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA 1. Gas Hidrogen Hidrogen merupakan unsur kimia pada Tabel periodik unsur dengan simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang mudah terbakar. Hidrogen adalah gas ringan (lebih ringan dari udara) yang apabila terbakar tidak menunjukkan adanya nyala dan akan menghasilkan panas yang sangat tinggi. Persamaan reaksi pembakaran hidrogen dinyatakan sebagai berikut: 2H 2 (g)+ O 2 (g) 2H 2 O(l)ΔH=+572kJ (286kJ/mol)... (1) Wardani(2010) menyebutkan hidrogen adalah unsur paling melimpah dengan presentase 75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka ditemukan secara alami di muka bumi. Kelimpahan hidrogen di bumi nomor 3 setelah silikon dan oksigen. Produksi hidrogen banyak dihasilkan secara industri dari senyawa hidrokarbon seperti metana. (Dewi, 2011: 3-5) menyatakan produksi hidrogen dapat diperoleh dari hidrolisis biomassa, elektrolisis metanol, dan elektrolisis air. Hidrogen memiliki kandungan kalor yang relatif tinggi dibandingkan beberapa bahan bakar lain per satuan berat. Data energi tersebut ditampilkan pada Tabel 1: 7

23 Tabel1. Data energi kalor yang dihasilkan dari beberapa hidrokarbon Bahan Bakar Kalor yang Dihasilkan Angka Oktan (kj/gram) Hidrogen 141, Metana 55, Propana 50, Oktana Bensin 47,5 87 Diesel 44,8 31 Metanol 19,96 (Sumber : Wardhani, 2010) Hidrogen merupakan unsur kimia yang sangat reaktif sehingga jarang ditemukan dalam keadaan bebas. Rufiati(2011) menyebutkan hidrogen dalam keadaan bebas berupa molekul diatomik, H 2. Di alam, hidrogen tersebar dalam keadaan bereaksi dengan unsur lain seperti oksigen dan karbon. Reaksi hidrogen dengan oksigen ditemukan dalam senyawa air yang jumlahnya sangat melimpah di bumi. Sebelum dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar diperlukan pemisahan gas hidrogen dari senyawa asal. Metode yang dapat digunakan untuk memisahkan gas hidrogen dari air salah satunya dengan cara elektrolisis air. 2. Reaksi Elektrolisis Air Elektrolisis air merupakan peristiwa penguraian air (H 2 O) menjadi oksigen (O 2 ) dan hidrogen (H 2 ) menggunakan arus listrik. Elektrolisis satu mol air menghasilkan 1 mol gas hidrogen dan ½ mol gas oksigen dalam bentuk diatomik. Persamaan reaksi elektrolisis air ditunjukkan persamaan (2): H 2 O(l) H 2 (g) + ½ O 2 (g)... (2) 8

24 Beda potensial yang dihasilkan arus listrik pada anoda dan katoda mengionisasi molekul air menjadi ion positif dan ion negatif. Pada katoda terdapat ion positif yang menyerap elektron dan menghasilkan molekul H 2, dan ion negatif akan bergerak menuju anoda untuk melepaskan elektron dan menghasilkan molekul O 2. Reaksi setengah sel pada reaksi elektrolisis air dibedakan berdasarkan elektrolit yang digunakan dalam proses elektrolisis. Perbedaan reaksi setengah sel ditampilkan sebagai berikut: Elektrolit asam: Anoda : H 2 O(l) ½ O 2 (g) + 2H + (aq) + 2e -... (3) Katoda : 2H + (aq) + 2e - H 2 (g)... (4) Total : H 2 O(l) H 2 (g) + ½ O 2 (g)... (5) Elektrolit Basa : Anoda : 2OH - (aq) ½ O 2 (g) + H 2 O(l) + 2e -... (6) Katoda : 2H 2 O(l) + 2e - H 2 (g) + 2OH - (aq)... (7) Total : H 2 O(l) H 2 (g) + ½ O 2 (g)... (8) Dalam penelitian ini elektrolisis air dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan elektroda stainless steel/fe-co-ni dan modifikasi media tepung biji rambutan terhadap produk gas hidrogen yang dihasilkan. Menurut Mazloomi (2012), perlu digunakan larutan air tanpa ion (aqua demineralisasi) sebagai air yang dielektrolisis karena air yang terkontaminasi mengakibatkan reaksi samping dalam cell.adanya ion dengan konsentrasi terlalu tinggi juga mengakibatkan penurunan nilai impedansi. 9

25 Elektrolit yang digunakan adalah NaHCO 3 yang memiliki sifat basa. Elektrolisis dalam suasana basa lebih sering dilakukan. Farid (2012) menyimpulkan penggunaan katalis KOH memberikan hasil lebih baik dibandingkan H 2 SO 4. Dharmaraj(2016), menyimpulkan produksi H 2 meningkat sebanding peningkatan NaOH dalam larutan.elektrolisis air yang dilakukan dalam suasana basa sehingga persamaan reaksi setengah sel yang terjadi pada anoda mengacu persamaan (6) dan reaksi pada katoda mengacu pada persamaan (7). Skema elektrolisis air yang dilakukan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1: (Sumber: Fahrudin, 2015: 2) Gambar 1. Skema elektrolisis air dalam suasana basa Menurut Alimah (2008), metode produksi gas hidrogen ada 3 yaitu: elektrolisis, steam reforming, dan termokimia siklus sulfur-iodine. Diantara metode tersebut dalam hal efisiensi, biaya produksi, biaya modal, dan biaya energi, metode elektrolisis adalah metode yang paling buruk dibandingkan 2 metode yang lain. Pengembangan metode elektrolisis masih sangat dibutuhkan guna meningkatkan produksi gas hidrogen. 10

26 3. Elektroda Stainless steel Logam stainless steel merupakan campuran logam besi yang mengandung 10,5% kromium dan 1,2% karbon. Berdasarkan (Handbook of Stainless steel, 2013),kromium dalam logam bereaksi dengan oksigen menjadi kromium oksida yang pada akhirnya berperan sebagai pelindung kromium dari korosi. Sifat kromium diantaranya adalah tahan korosi, tahan panas, dan dapat didaur ulang. Logam stainless steel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stainless steel tipe S-430. Stainless steel tipe ini mengombinasikan antara sifat tahan korosi dan tahan panas, serta tahan reaksi oksidasi pada temperatur diatas 1500 o F. Selain itu, logam ini tahan terhadap pengaruh asam seperti: Asan nitrat, gas sulfur, dan makanan dengan sifat asam. Wahyono (2015), menyatakan logam stainless steel S-430 memiliki struktur kristal BCC (Body Center Cubic) dan laju korosi 0,1142m/tahun. Berdasarkan data (AK Steel, 2007), menginformasikan kandungan stainless steel S-430 berdasarkan Tabel 2: Tabel2. Data kandungan stainless steel S-430 Kandungan % Karbon 0.12 Mangan 1.00 Pospor 0,040 Sulfur Silikon 1.00 Kromium Nikel 0.50 Besi 76 11

27 Adanya logam-logam yang bersifat katalis membuat logam stainless steel sering digunakan sebagai elektroda pada kegiatan elektrokimia. Salah satunya yang dilakukan oleh Andewi (2014), yang menggunakan logam stainless steel sebagai katoda pada produksi gas hidrogen dengan variasi tegangan dan salinitas. Isana (2010) menunjukkan penggunaan stainless steel dapat digunakan sebagai elektroda pada produksi gas hidrogen secara elektrolisis air. 4. Elektroda Stainless steel/fe-co-ni Elektroda yang sering digunakan sebagai anoda maupun katoda dalam fuel cell adalah platinum (Pt). Penggunaan Pt didasari sifatnya sebagai logam yang aktif diantara logam mulia yang lain, stabil dalam kondisi asam tinggi, dan aktifitasnya tinggi. Kelemahan platinum adalah harganya yang mahal dan mudah terdeaktivasi oleh CO. Menurut Mahreni (2011), katalis non Platinum dapat menyamai aktivitas dan stabilitas Platinum dengan cara mensubtitusi unsur N ke dalam komponen aktif katalis (M/C) dengan (M=Pd, Ru, Fe, Co, Ni, atau logam transisi lain). Romdhane(2013) menyebutkan elektroda dengan material homogen alumunium memiliki kekurangan dengan masa pakai yang pendek. Tembaga yang digunakan menunjukkan arus hidrogen yang sangat rendah. Material lain seperti: stainless, baja, dan grafit memiliki arus hidrogen rendah, dan efisiensi energi yang buruk. Penggunaan elektroda heterogen dengan mengombinasikan material yang ada seperti alumunium/tembaga memberikan hasil yang lebih baik dalam hal efisiensi arus dan konsumsi energi. Penggunaan elektroda heterogen lebih 12

28 disarankan karena mengandung manfaat material penyusun.trisunaryanti (2015) menyebutkan contoh katalis homogen berupa katalis logam dan oksidanya diantaranya berupa: Fe (Fe 2 O 3 ), Zn (ZnO), Co (CoO), Cr (Cr 2 O 3 ), Pt, Ni (NiO), dan lain-lain. Katalis heterogen diantaranya Fe 2 O 3 /alumina-silika, Pd/aluminasilika, NiO/alumina-silika, Fe 2 O 3 /clay. Elektroda stainless steel/fe-co-ni yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari elektroda stainless steel S-430 dengan ketebalan 1,2 mm mengacu penelitian yang dilakukan Sopandi (2015). Modifikasi pada penelitian ini adalah dilakukan elektrodeposisi menggunakan logam yang bersifat katalis yaitu: Fe, Co, dan Ni. Pelapisan ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan efektivitas logam stainless steel sebagai elektroda kerja. Pemilihan kombinasi logam Fe, Co, dan Ni didasari kemiripan sifat, kemiripan ukuran, dan mudah diperoleh di pasaran. Kemiripan sifat kimiawi logam katalitik tersebut mengakibatkan akan adanya kompetisi antar logam untuk menempel (tercoating) pada logam stainless steel. 5. Metode Elektrodeposisi Elektrodeposisi merupakan metode pelapisan suatu logam terhadap suatu objek menggunakan prinsip reduksi ion logam yang akan ditempelkan dengan bantuan energi listrik dari luar. Ion logam akan mengalami reduksi (pengendapan) ketika arus yang diberikan dari luar telah mencapai batas minimal (E o red) yang diperlukan untuk reduksi. Dalam proses elektrodeposisi, reaksi kimia yang terjadi di sekitar daerah elektroda melalui beberapa tahap. Tahap pertama logam dengan pemberian potensial logam mengalami penyusunan di permukaan elektroda 13

29 membentuk lapisan ganda helmholtz, diikuti dengan pembentukan difusi larutan. Kedua lapisan tersebut disebut sebagai lapisan Guoy-Chapman. Menurut Riyanto (2010), proses terbentuknya lapisan adalah dimulai ion dari logam akan mendekati bahan/logam yang akan dilapisi dan terdeposisi membentuk lapisan tipis. Ion menumbuk bahan sehingga kehilangan kecepatan tegak lurus dan kehilangan sebagian energinya.ion-ion akan terserap dan bergerak pada permukaan bahan. Ion berinteraksi satu sama lain dengan membentuk cluster. Setelah mencapai ukuran kritis tertentu, kelompok tersebut menjadi stabil dan mencapai ukuran inti tertentu. Kemudian setelah ukuran kritis tumbuh dalam jumlah dan ukuran tertentu, sehingga keadaan jenuh tercapai. Inti yang berlubang (porous)disebut dengan pulau-pulau. Suatu lapisan kontinyu akhirnya terbentuk secara sempurna dengan mengisi lubang-lubang pasca permukaan substrat.kemudian pembentukan lapisan tipis secara penggabungan (coalescence stage). Tahap terakhir pulau yang terputus-putus menjadi jenis jaringan yang berlubang (porous). Gambar 2. Skema perangkat elektrodeposisi 14

30 Berdasarkan Gambar 2, diperoleh informasi susunan perangkat elektrodeposisi yang terdiri dari elektroda kerja, elektroda referensi, dan elektroda kontra. Elektroda kontra sering digunakan untuk mengetahui berjalannya reaksi elektrokimia. Biasanya elektroda kontra terbuat dari bahan inert seperti (Pt, Ag). Elektroda kontra tidak turut serta dalam reaksi. Elektroda referensi adalah elektroda yang stabil dan diketahui potensial elektrodanya sebagai titik referensidan kontrol dalam pengukuran. Tingginya stabilitas berfungsi untuk mengamati sistem redoks dalam reaksi. Elektroda kerja (working electrode) adalah tempat berlangsungnya reaksi elektrokimia. Bentuk dan sifat elektroda kerja disesuaikan dengan aplikasi dan tujuan pembuatannya. 6. Biji Rambutan Rambutan (Nephelium lappaceum l.)termasuk tanaman tropis yang berasal dari Indonesia dan telah menyebar ke daerah tropis lainnya seperti Filipina, Malaysia, dan negara-negara Amerika Latin. Pertumbuhan rambutan(nephelium lappaceum l.) sangat dipengaruhi oleh iklim, terutama ketersediaan air dan suhu. Intensitas curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan maksimal yaitu mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Suhu optimal pertumbuhan rambutan(nephelium lappaceum l.) adalah 25 o C pada siang hari. 15

31 (Sumber : Seno, 2010) Gambar 3. Biji rambutan(nephelium lappaceum l.) Menurut Tjandra(2011), biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)mengandung senyawa fenolik dari golongan flavanoid yang bersifat sebagai antioksidan dan aktivitas antimikroba. Fatisa (2013) dalam penelitian yang dilakukanmemperoleh 542,2 mg/g senyawa fenol dari ekstrak kering metanol kulit dan biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)yang mempunyai aktivitas antimikroba melawan bakteri patogen dengan strain paling sensitif adalah Staphylococcus epidermis. Ibrahim (2013) mengemukakan ekstrak etanol biji rambutan efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada ikan antara lain: A. dydropilla, A. salmonicida, dan Streptococcus sp. Hawarima(2016) melakukan penelitian tentang pemanfaatan kandungan rambutan (Nephelium lappaceum l.)sebagai agen antibakteri penyebab diare. Rahayu(2013) menyatakan penggunaan air seduhan biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)sebagai penurun kadar gula darah pada mencit, dan diperoleh hasil bahwa khasiat air seduhan biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)dosis 3,12 gram/kg setara dengan glibenklamida 0,65 mg/kg bb. 16

32 Fessenden (1986) menyatakan radikal bebas merupakan atom yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan sehingga senyawa ini bersifat sangat reaktif. Senyawa radikal bebas menimbulkan berbagai penyakit dalam tubuh. Senyawa radikal penyebab penyakit dapat dicegah dengan adanya senyawa antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang menghambat proses oksidasi dengan menstabilkan senyawa radikal bebas dengan cara melengkapi kekurangan elektron sehingga menghambat terjadinya reaksi berantai. Fenol-fenol, senyawa yang terikat pada karbon cincin aromatik, merupakan antioksidan yang efektif. Menurut Kadapi (2015), aktifitas antioksidan biji rambutan(nephelium lappaceum l.) dipengaruhi suhu pengolahan biji rambutan. Semakin tinggi suhu perlakuan maka aktivitas antioksidan biji rambutan menjadi semakin rendah. Hal tersebut diperoleh dari penelitian mengenai aktifitas antioksidan pada kopi biji rambutan yang mengalami penurunan pada penyangraian dengan suhu tinggi. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini dilakukan penghilangan air dalam biji rambutan(nephelium lappaceum l.) dengan sinar matahari untuk menghindari berkurangnya aktifitas antioksidan biji rambutan(nephelium lappaceum l.). Antioksidan dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas yang menghambat adanya reaksi oksidasi. Secara definisi oksidasi dapat diartikan reaksi suatu senyawa dengan oksigen, pelepasan elektron, dan pelepasan hidrogen. Dengan kata lain, antioksidan dapat diartikan suatu aktifitas zat yang menghambat pelepasan hidrogen. Penggunaan biji rambutan (Nephelium lappaceum 17

33 l.)dalampenelitian ini adalah untuk mengetahui aktifitas pemecahan molekul H 2 O menjadi oksigen (O 2 ) dan hidrogen (H 2 ) pada media yang mengandung senyawa antioksidan. 7. edaq EChems Pada penggunaannya, EChem dihubungkan dengan suatu potensiostat sehingga arus yang dihasilkan pada setiap potensial yang diberikan direkam oleh komputer secara langsung. edaq EChem merupakan salah satu software yang digunakan untuk mengukur voltametri elektroda. Secara umum, EChem merupakan program yang disediakan khusus untuk metode voltametri dan amperometri. (EChem User s Guide 1.5) Aplikasi penggunaan instrumentasi edaq EChem pada penelitian ini adalah pada hasil pelapisan logam stainless steel dengan logam Fe, Co, dan Ni, dianalisis tegangan (volt) yang memungkinkan terjadinya reaksi elektrodeposisi. Harga tegangan dari reaksi elektrodeposisi menunjukkan spontan tidaknya reaksi tersebut berlangsung. Karakterisasi penempelan logam katalis pada elektroda stainless steel diamati menggunakan metode voltametri linear. Sedangkan pengamatan proses produksi hidrogen secara elektrolisis air dilakukan secara voltametri siklik. Voltametri linear dimulai dari potensial rendah dan arus katoda disebabkan migrasi ion dalam larutan. Pada saat potensial mendekati potensial reduksi dari zat terlarut yang direduksikan, arus katodanya makin besar. Segera 18

34 setelah potensial melebihi potensi reduksi, arus berkurang disebabkan polarisasi elektroda. Bentuk voltamogram linear ditunjukkan pada Gambar 4: Gambar 4. Voltamogram Linear Menurut Atkins (1996), modifikasi metode ini adalah voltametri siklik. Bentuk kurva voltametri siklik pada awalnya menyerupai kurva voltamografi linear, tetapi setelah potensial mulai turun, terdapat perubahan arus yang cepat karena konsentrasi spesies teroksidasi yang tinggi didekat elektroda. Ketika potensialnya mendekati potensial yang diperlukan untuk mengoksidasi spesies tereduksi, terdapat arus anoda yang besar sampai oksidasinya sempurna sehingga arus kembali ke nol. Bentuk keseluruhan kurva teresebut memberikan perincian informasi kinetika proses elektroda. Menurut Puranto (2010), metode voltametrik merupakan metode aktif karena penukurannya berdasarkan potensial yang terkontrol. Pengukuran dilakukan dengan menerapkan suatu potensial ke dalam sel elektrokimia, kemudian respon arus yang dihasilkan dari proses reaksi redoks diukur. Respon arus diukur pada daerah potensial yang telah ditentukan, selanjutnya dibuat plot 19

35 arus fungsi potensial yang disebut voltamogram siklik. Contoh kurva voltamogram siklik ditunjukkan pada Gambar 5: Gambar 5. Voltamogram siklik Menurut Riyanto (2010), voltemetri siklik merupakan teknik yang banyak digunakan untuk memperoleh informasi tentang reaksi elektrokimia. Voltametri siklik diperoleh dari scan potensial melawan densitas arus dengan berbagai kecepatan scan. Berdasarkan voltamogram siklik didapatkan beberapa nilai parameter penting seperti potensial puncak anoda (E pa ), potensial puncak katoda (E pc ), puncak arus anoda (i pa ), puncak arus katoda (i pc ), potensial setengah katoda (E p/2 ) dan potensial setengah gelombang (E 1/2 ). Voltamogram siklik dapat digunakan untuk mengetahui perilaku senyawa di permukaan elektroda. Kajian potensiometri dilakukan dengan tidak ada arus yang mengalir dalam sel elektrokimia dan keseimbangan terjadi antara muka (interface) elektroda-larutan. Potensial elektroda hanya bergantung pada konsentrasi spesies elektroaktif dalam larutan 20

36 8. SEM-EDX SEM (Scanning Electron Mocroscope) adalah alat yang digunakan untuk mempelajari morfologi permukaan/ ukuran butiran. Pengamatan morfologi permukaan dalam 3 dimensi, resolusi tinggi dan analisis kimia. Aptika (2009) menyebutkan gambar pada SEM dibuat berdasarkan deteksi elektron sekunder atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan tersebut dilakukan penyapuan dengan sinar elektron. Sujatno (2015), menyebutkan ketika elektron discan pada permukaan sampel, terjadi interaksi elektron dengan atom pada permukaan maupun bawah permukaan sampel. Akibat interaksi tersebut sebagian besar elektron dapat keluar kembali dan disebut backscattered electrons. Sebagian kecil elektron masuk kedalam bahan kemudian memindahkan sebagian besar energi pada elektron atom sehingga terpental keluar permukaan bahan yang disebut secondary elektron. Pembentukan elektron sekunder diikuti munculnya x-ray yang karakteristik untuk tiap elemen, sehingga dapat digunakan untuk mengukur kandungan elemen pada bahan yang diteliti. SEM yang dikombinasikan dengan EDX (Energy Dispersive X-Ray spectroscopy) dapat diperoleh informasi mengenai komposisi internal dari partikel. Instrumen ini memungkinkan untuk menganalisis struktur benangbenang (fibers) pada kayu dan kertas, permukaan logam, dan kerusakan pada karet dan plastik. SEM sering digunakan untuk menganalisis logam. Beberapa hal yang sering dianalisis adalah permukaan pelapisan, pemisahan, dan kerusakan cetakan. Hasil pengukuran menggunakan SEM-EDX ditunjukkan pada Gambar 6: 21

37 Gambar 6. Contoh hasil karakterisasi SEM-EDX Berdasarkan Gambar 6, diketahui hasil karakterisasi SEM-EDX memiliki kelebihan untuk mengetahui struktur permukaan suatu sampel dengan jelas pada berbagai perbesaran yang sangat kecil. Hal tersebut memungkinkan bagi pengguna untuk mengetahui perbedaan suatu sampel sebelum dan setelah dilakukan perlakuan yang berhubungan dengan permukaannya. Kelebihan tersebut sangat bermanfaat pada penelitian kali ini karena dibutuhkan karakterisasi yang dapat memfasilitasi karakterisasi permukaan elektroda hasil elektrodeposisi. 9. XRD Menurut (Mukti, 2012: 6), metode Difraksi Sinar-X (X-Ray Diffraction) berguna untuk analisis padatan kristalin, yaitu untuk meneliti ciri utama struktur (parameter kisi dan tipe struktur), dan untuk mengetahui rincian lain misalnya susunan berbagai jenis atom dalam kristal, keberadaan cacat, ukuran butiran, orientasi, ukuran dan kerapatan presipitat. Prinsip pembentukan pola difraksi ditunjukkan Gambar 7: 22

38 Gambar 7. Skema cara kerja XRD Menurut Wega (2015), pendekatan Bragg pada difraksi adalah untuk memandang kristal sebagai pembangun dalam lapisan atau bidang datar yang berperan sebagai cermin semitembus cahaya (semi-transparan). Sinar-X direfleksikan keluar bidang datar dengan sudut refleksi yang sama dengan sudut keluarnya, tetapi sisanya diteruskan yang kemudian direfleksikan oleh bidang datar berikutnya. Ukuran kristal dari material dapat ditentukan dengan perluasan puncak difraksi sinar-x. Perluasan garis berbanding terbalik dengan ukuran kristal dan dapat digunakan untuk memberikan ukuran mikroskopis dalam rentang 3-10nm. Pola difraksi untuk tiap unsur bersifat spesifik sehingga sangat akurat untuk menentukan komposisi unsur dan senyawa yang terkandung dalam suatu sampel, karena pola yang terbentuk seperti fingerprint dari suatu materi. Dari hasil difraksi dapat diperoleh nilai FWHM (Full Width at Half Maximum), maka dengan menggunakan persamaan Scharer dapat dituliskan persamaan (9) : L = Kλ B(2θ) Cosθ (9) K = 0,94, dianggap bentuk kristal mendekati bentuk bola L = ukuran kristal λ = 1,54 A, juka anoda yang digunakan adalah Cu 23

39 B. PENELITIAN RELEVAN Pada penelitian yang dilakukan oleh Isana (2010) menunjukkan penggunaan stainless steel dapat digunakan sebagai elektroda pada produksi gas hidrogen. Dalam penelitian tersebut logam stainless steel menunjukkan memiliki kriteria yang memenuhi sebagai elektroda kerja dalam proses elektrolisis air.rohendi (2010), menyarankan upaya peningkatan aktifitas katalitik elektroda secara elektrodeposisi karena memungkinkan penempatan katalis berukuran nanometer dan terdistribusi merata di permukaan elektroda. Isana (2014) melakukan variasi kombinasi campuran logam yaitu logam tunggal Fe, Co, Ni, komposit logam biner dengan mengkombinasikan 2 dari 3 logam tersebut; Fe-Co, Co-Ni, dan Fe-Ni, dan komposit logam terner Fe-Co-Ni. Pada penelitian tersebut disimpulkan aktivitas katalitik elektroda kerja dengan pelapisan terner memberikan efisiensi lebih baik daripada logam tunggal dan komposit biner. Perlakuan coating logam katalis terhadap elektroda juga dilakukan Rohendi (2010) dan diperoleh peningkatan konduktivitas permukaan elektroda. Paryono (2001), melakukan perbandingan penggunaan logam Ni dan stainless steel 316 sebagai elektroda kerja produksi gas hidrogen secara elektrolisis air. Hasil yang diperoleh Ni memberikan hasil yang lebih baik dari segi konsumsi energi dan efektifitas. Namun untuk skala industri logam stainless steel 316 lebih disarankan karena harganya lebih murah dengan aktifitas hampir sama. Maysarrah (2016), melakukan penelitian penggunaan elektroda stainless 24

40 steel dan stainless steel/fe-co-ni sebagai elektroda kerja dalam proses elektrogenerasi hidrogen secara elektrolisis air menggunakan media tepung jagung (maizena) sebagai bahan tambahan dalam media elektrolisis. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan aktivitas elektroda stainless steel/fe-co-ni memberikan hasil yang lebih baik daripada elektroda stainless steel. Elektroda stainless steel/fe-co-ni juga meningkatkan jumlah produksi gas hidrogen dan memberikan harga over potential paling kecil, sehingga energi yang dibutuhkan juga lebih kecil. Dalam penelitian kali ini dilakukan pengembangan modifikasi yaitu menggunakan tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.) sebagai media elektrolisis air. Diharapkan dengan dilakukan penelitian ini dapat diperoleh pengetahuan baru terkait penggunaan elektroda stainless steel/fe-co-ni sebagai elektroda pada produksi gas hidrogen secara elektrolisis air. Isana (2012), menunjukkan penggunaan senyawa elektrolit dalam proses elektrokimia dapat menyebabkan peningkatan konduktivitas listrik sehingga energi mengalami kenaikan yang membuat laju pemecahan molekul air menjadi lebih cepat. Senyawa elektrolit yang disarankan yaitu NaHCO 3. Isana (2014) melakukan pengujian variasi penambahan NaHCO 3 sebanyak 1-5 gram dalam 1 liter air. Hasil yang diperoleh kondisi optimum yang menghasilkan produk paling banyak adalah penambahan 5 gram NaHCO 3. Marlina (2013) melakukan variasi 2,5; 5; 7,5; 10; 12,5; dan 15% NaHCO 3. Hasil yang diperloeh menunjukkan penambahan 10% NaHCO 3 memberikan hasil yang terbaik.bimantara (2017), mengusulkan penggunaan NaHCO 3 untuk produksi gas hidrogen Pada penelitian ini digunakan katalis NaHCO 3 dengan konsentrasi 5 gram/liter. 25

41 C. KERANGKA BERPIKIR Penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi berbagai kendaraan dan alat industri terus mengalami kenaikan seiring perkembangan teknologi dan peningkatan jumlah kendaraan. Bahan bakar fosil merupakan sumberdaya tak terbarukan, yang berarti ada masanya bahan bakar fosil akan habis. Sebelum saat tersebut terjadi sangat diperlukan persiapan mancari sumber energi alternatif yang bersifat terbarukan sehingga dapat menunjang kebutuhan manusia secara berkelanjutan. Salah satu energi alternatif adalah gas hidrogen. Hidrogen merupakan gas yang ringan dan mudah terbakar. Gas hidrogen melepas energi dalam jumlah besar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif masa depan. Penelitian produksi gas hidrogen telah banyak dilakukan, diantaranya menggunakan metode elektrolisis air. Penggunaan elektrolisis air sangat memungkinkan karena jumlah air dibumi (kelimpahan) cukup besar dan jumlah atom hidrogen yang dominan dalam air. Elektrolisis merupakan pemecahan molekul air menjadi gas hidrogen dan oksigen dengan memberikan arus listrik terhadap air. Metode elektrolisis air adalah metode produksi gas hidrogen yang terus dikembangkan hingga saat ini. Permasalahan utama metode elektrolisis air adalah efisiensi produk dan efisiensi energi yang belum memberikan hasil yang memuaskan. Berbagai variasi metode meliputi pengembangan alat, kondisi, dan media dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan elektroda yaitu menggunakan elektroda kerja stainless steel/fe-co-ni dalam 26

42 media tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.) yang dilakukan secara voltametri siklik. Penggunaan tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)bertujuan untuk mengetahui aktifitas katalitik elektroda stainless steel/fe-co-ni dalam media tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.). Hasil voltametri siklik akan diperoleh data berupa voltamogram siklik yang digunakan sebagai dasar analisis efisiensi produk gas hidrogen dan efisiensi energi yang dibutuhkan dalam produksi hidrogen. 27

43 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah elektroda stainless steel/fe-co-ni 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah aktivitas elektrode stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni serta efisiensi produksi gas H 2 dari elektrolisis air dengan media tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum l.). B. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Penguraian masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi massa tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)dalam media elektolisis air dan elektroda kerja yang digunakan pada elektrolisis air. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini terdiri dari efisiensi produksi gas hidrogen dan efisiensi energi yang dihasilkan dari elektrolisis air. 28

44 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah scan rate pada proses elektrolisis yaitu sebesar 50mV/s C. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian a. Alat-alat gelas dan ukur, b. Tabung elektrolisis, c. edaq Echem. 2. Bahan-bahan Penelitian a. Elektroda stainless steel tipe S-430, b. Tepung biji rambutan, c. Asam nitrat, d. Aseton, e. NaHCO 3, f. Aquades, g. Aquabides, h. FeSO 4.7H 2 O p.a, i. Co(NO 3 ) 2.6H 2 O p.a, j. NiSO 4.6H 2 O p.a, k. H 3 BO 3, l. Sakarin, m. NaCl, n. Elektroda Pt, 29

45 o. Elektroda Ag/AgCl, p. NH 4 Cl. D. Prosedur Penelitian 1. Preparasi Elektroda Stainless steel/fe-co-ni a. Menyiapkan elektroda stainless steel S-430 dengan dimensi ketebalan 1,2 mm; lebar 3 mm; panjang 110 mm. b. Menyiapkan larutan FeSO 4 (aq), Co(NO 3 ) 2 (aq), dan NiSO 4 (aq) sebagai sumber Fe-Co-Ni dengan perbandingan mol 1:1:1 yang akan di coating terhadap elektroda stainless steel. c. Menyiapkan katalis elektrodeposisi yaitu H 3 BO 3, Sakarin, NaCl dan NH 4 Cl. d. Melakukan elektrodeposisi dengan alat edaq Echem dengan elektroda kontra Pt, elektroda referensi Ag/AgCl, dan elektroda kerja stainless steel dengan laju scan rate 50mV/s selama 600 s. 2. Elektrolisis H 2 O Elektrolisis H 2 O dilakukan untuk memecah molekul H 2 O menjadi gas oksigen (O 2 ) dan gas hidrogen (H 2 ). Elektrolisis dilakukan dengan menggunakan instrumen edaq EChems dengan elektroda kontra Pt, elektroda referensi Ag/AgCl, serta elektroda kerja stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni. Elektrolisis dilakukan dalam suasana basa dengan media tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.). Elektrolit pendukung menggunakan NaHCO 3 sebanyak 5 gram dilarutkan dalam 1 liter air. Variasi masa tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)yang diterapkan dalam penelitian ini ditampilkan dalam Tabel3: 30

46 Tabel3. Data nama sampel berdasarkan massa tepung yang ditambahkan Nomor NaHCO 3 Massa Tepung Biji Rambutan Kode Sampel 1 0 gram Sampel gram Sampel gram Sampel gram Sampel gram Sampel gram 5 gram Sampel gram Sampel gram Sampel gram Sampel gram Sampel gram Sampel 11 E. Teknik Pengambilan Data 1. Data kualitatif Data kualitatif diperoleh dari analisis data hasil karakterisasi menggunakan SEM-EDX dan XRD. Data hasil karakterisasi menggunakan XRD dan SEM-EDX adalah untuk menentukan keberhasilan proses elektrodeposisi elektroda stainless steel/fe-co-ni berdasarkan karakterisasi pada permukaan elektroda. 2. Data kuantitatif Data kuantitatif didapatkan dari analisis data hasil karakterisasi menggunakan edaq EChem dan SEM-EDX. Efisiensi produk diperoleh dengan membandingkan produk pada elektroda stainless steel/fe-co-ni dan stainless steel. Efisiensi produk gas hidrogen ditentukan dengan menggunakan persamaan (10). ε = ic SS /Fe Co Ni i c SS x 100%...(10) 31

47 dengan ε dan i c masing-masing adalah efisiensi produk hidrogen dan puncak arus katoda. ε dan i c diperoleh dari kurva voltamogram siklik menggunakan instrumen edaq EChem. ε ditentukan untuk tiap sampel. Selain efisiensi produk, ditinjau juga efisiensi energi, dengan menggunakan persamaan (11). V = (V eksperimen V teori )...(11) V eksperimen diperoleh berdasarkan energi yang dibutuhkan untuk elektrolisis dan diketahui melalui puncak arus katodik. V teori produksi gas hidrogen secara elektrolisis air adalah (E o H 2 O/H 2 = -0,828 Volt). Hasil perhitungan menggunakan persamaan (11) diperoleh nilai overpotential proses elektrolisis. 32

48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Preparasi Tepung Biji Rambutan(Nephelium lappaceum l.) Dalam penelitian ini menggunakan tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)sebagai media elektrolisis untuk mengetahui aktifitas elektroda stainless steel/fe-co-ni. Biji rambutan yang diperoleh dicuci menggunakan air bersih lalu dijemur hingga kering. Pengeringan biji rambutan menggunakan sinar matahari karena berdasarkan penelitian (Kadapi, 2015: 5), semakin tinggi suhu perlakuan terhadap biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)maka akan mengurangi aktivitas antioksidan biji rambutan. Berkurangnya aktivitas antioksidan biji rambutan(nephelium lappaceum l.) dapat mengakibatkan tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni dalam media tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.) tidak tercapai. Untuk dapat digunakan sebagai modifikasi media, biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)yang telah dikeringkan perlu dihaluskan agar dapat dilarutkan dalam aquades. Proses penghalusan dilakukan dengan cara dilumat. Proses pelumatan dilakukan hingga tekstur biji rambutan(nephelium lappaceum l.) benar-benar lembut. Proses terakhir yang dilakukan adalah pengayakan dengan tujuan menyaring biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)yang memiliki ukuran besar agar tidak ikut terlarut dalam aquades yang akan digunakan pada saat elektrolisis.. 33

49 B. Preparasi Sampel untuk Elektrolisis Objek dalam penelitian ini adalah aktifitas stainless steel/fe-co-ni dan stainless steeldalam media tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.), sehingga sampel yang dibuat dalam penelitian ini yaitu tepung biji rambutanyang telah disiapkan dilarutkan kedalam aquades pada konsentrasi yang telah ditentukan. Sampel yang diteliti terdiri dari larutan aquades demineralisasi, serbuk NaHCO 3, dan tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)dengan variasi massa. Massa tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.) yang digunakan dan kode sampel pada masing-masing variasi massa ditunjukkan pada Tabel 3. Elektrolit yang digunakan dalam penelitian ini adalah NaHCO 3. Penentuan penggunaan NaHCO 3 ini didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Isana (2012), yang menunjukkan NaHCO 3 mampu mengkatalisis reaksi pemecahan molekul H 2 O pada proses elektrokimia. Adanya senyawa elektrolit dalam larutan mengakibatkan peningkatan koduktivitas listrik yang mengakibatkan kenaikan energi sehingga laju pemecahan molekul H 2 O menjadi lebih cepat. NaHCO 3 dalam air akan mengalami ionisasi berdasarkan reaksi : NaHCO 3 (s) Na + (aq) + HCO 3 - (aq)...(12) Adanya ion positif (anion) dan ion negatif (kation) pada larutan sebagai hasil ionisasi senyawa elektrolit tersebut meningkatkan arus yang dialirkan sehingga meningkatkan H 2 O yang terelektrolisis. Meskipun NaHCO 3 dapat digunakan sebagai katalis, bukan berarti semakin banyak NaHCO 3 yang ditambahkan akan membuat laju elektrolisis semakin cepat. Kondisi tertentu ketika penambahan NaHCO 3 telah mencapai batas maksimal maka penambahan 34

50 NaHCO 3 yang berikutnya akan mengakibatkan larutan menjadi jenuh dan justru mengurangi produk gas hidrogen karena larutan telah penuh dengan ion NaHCO 3. Dalam penelitian kali ini digunakan senyawa elektrolit NaHCO 3 sebanyak 5 gram untuk tiap 1 liter aqua demineralisasi. C. Elektrodeposisi Logam Fe-Co-Ni pada Elektroda Stainless steel Elektrodeposisi secara voltametri linear dilakukan dengan elektroda kerja stainless steel, elektroda kontra Pt, dan elektroda referensi Ag/AgCl. Sumber logam Fe, Co, dan Ni masing-masing diperoleh dari larutan FeSO 4.7H 2 O p.a, Co(NO 3 ) 2.6H 2 O p.a, dan NiSO 4.6H 2 O p.a. Untuk memudahkan penempelan logam Fe-Co-Ni digunakan katalis H 3 BO 3, sakarin, NH 4 Cl, dan NaCl. Elektrodeposisi dilakukan menggunakan instrumentasi edaq EChems dengan scan rate 50mV/s selama 600s. Elektrodeposisi merupakan metode pelapisan logam terhadap suatu objek menggunakan prinsip reduksi ion logam yang akan ditempelkan dengan bantuan energi listrik dari luar. Ion logam akan mengalami reduksi (pengendapan) ketika arus yang diberikan dari luar telah mencapai batas minimal (E o red) yang diperlukan untuk reduksi. Secara teoritis potensial reduksi standar dari logamlogam tersebut yaitu: Fe 2+ (aq)+ 2e - Fe(s) E o red = -0,44Volt... (13) Co 2+ (aq)+ 2e - Co(s) E o red = -0,28Volt... (14) Ni 2+ (aq)+ 2e - Ni(s) E o red = -0,25Volt... (15) 35

51 Berdasarkan harga energi potensial elektrode, semakin positif nilai E o red maka logam tersebut akan semakin sukar melepas elektron sehingga bersifat oksidator kuat dan mudah mengalami reduksi. Potensial reduksi Ni memiliki nilai paling besar sehingga Ni akan mengalami reduksi (mengendap) lebih dulu, kemudian diikuti Co dan Fe. Gambar 8. Grafik voltamogram linear elektrodeposisi ion Fe 2+, Co 2+, Ni 2+ Gambar 9 merupakan kurva voltamogram linear dari proses elektrodeposisi logam Fe, Co, dan Ni terhadap elektroda stainless steel. Pengendapan logam tersebut ditandai dengan puncak-puncak kurva voltamogram yang menunjukkan terjadinya reduksi ion logam menjadi padatan logam yang menempel pada stainless steel. Keberadaan puncak arus katodik pada voltamogram tersebut menunjukkan adanya reduksi logam Fe, Co, Ni pada permukaan logam stainless steel, sehingga elektroda stanless steel/fe-co-ni telah berhasil dibuat E E E E E E E E E E E E+00 Proses pelapisan logam Fe, Co, Ni pada permukaan stainless steel dimulai dengan dikelilinginya substrat oleh ion Fe 2+, Co 2+, dan Ni 2+ setelah larutan mengalami polarisasi. Polarisasi diakibatkan adanya arus listrik dari luar sehingga mengakibatkan stainless steel sebagai substrat menjadi bermuatan. Stainless 36

52 steelyang dalam sistem elektrodeposisi sebagai katoda dikelilingi oleh ion logam dengan muatan yang berlawanan dengan muatan katoda sehingga membentuk lapisan rangkap listrik atau lapisan Helmholtz. Beda potensial listrik membantu pergerakan ion logam menuju permukaan katoda dan kemudian menangkap elektron dari katoda, untuk kemudian mendeposisikan diri di permukaan katoda. Ketika keadaan kesetimbangan, ion-ion berubah menjadi atom-atom yang kemudian menempel pada permukaan katoda (stainless steel). D. Karakterisasi Elektroda Stainless steel dan Elektroda Stainless steel/fe- Co-Ni 1. Karakterisasi SEM-EDX Scanning Elekron Microscope dan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDX) merupakan alat yang memiliki kemampuan memberikan informasi secara langsung tentang topografi (tekstur permukaan sampel), morfologi (bentuk dan ukuran), komposisi (unsur penyusun sampel), serta informasi kristalografi (susunan atom penyusunan sampel). Penggunaan karakterisasi SEM-EDX dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tekstur permukaan elektroda stainless steel/fe-co-ni dan untuk mengetahui komposisi logam Fe, Co, Ni yang menempel pada elektroda stainless steel. 37

53 (a) (b) Gambar 9.(a) Hasil karakterisasi SEM elektroda stainless steel, (b) Hasil karakterisasi SEM elektroda stainless steel/fe-co-ni Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Isana (2012) dalam karakterisasi SEM-EDX terhadap logam stainless steel diperoleh data kandungan logam Fe-Co-Ni sebelum dilakukan coating adalah 80,11% Fe; 0,05% Co; dan 0,00% Ni. Data hasil tersebut digunakan sebagai indikator keberhasilan coating karena dapat dijadikan pembanding komposisi penyusun elektroda sebelum dan setelah dilakukan elektrodeposisi. Secara kuantitatif keberhasilan elektrodeposisi ditandai dengan meningkatnya komposisi Fe; Co; dan Ni dalam elektroda. Gambar 9(b) menunjukkan tekstur permukaan elektroda stainless steel/fe- Co-Ni menggunakan instrumentasi SEM dengan perbesaran 5000 kali. Pada gambar tersebut dapat dilihat adanya bercak-bercak yang menempel pada logam. Bercak yang terdapat pada logam tersebut menunjukkan logam Fe, Co, Ni yang telah berhasil di coating secara elektrodeposisi terhadap logam stainless steel. Berdasarkan hasil karakterisasi SEM-EDX diketahui komposisi logam Fe; Co; Ni yang tedapat dalam elektroda adalah 50,34 % Fe; 0,14% Co; dan 0,17% Ni. 38

54 Hasil karakterisasi SEM-EDX pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Isana (2012) yaitu terjadi peningkatan jumlah logam Co dan Ni pada elektroda stainless steel/fe-co-ni.kandungan logam Fe-Co-Ni pada elektroda setelah dilakukan coating dan dibandingkan dengan penelitian Isana (2012) ditunjukkan pada Tabel 4: Tabel4. Kandungan logam pada stainless steel/fe-co-ni Stainless steel/fe- Co-Ni Stainless steel/fe-co-ni (Isana, 2012) Fe 50,34 % 57,09% Co 0,14 % 0,22% Ni 0,17% 0,74% Berdasarkan data Tabel 4, dapat disimpulkan proses elektrodeposisi berhasil karena terjadi peningkatan kadar logam Co dan Ni dalam elektroda stainless steel/fe-co-ni. Adapun penurunan kadar Fe yang terdeteksi oleh EDX dikarenakan penempelan logam Co dan Ni dalam elektroda mengakibatkan permukaan Fe yang terdeteksi oleh SEM-EDX menjadi lebih kecil sehingga data kadar logam Fe yang ditunjukkan menjadi lebih kecil. 39

55 Intensity (cps) 2. Karakterisasi XRD Karakterisasi XRD digunakan untuk analisis komposisi fasa atau senyawa pada material dan juga karakterisasi kristal. Ketika berkas sinar-x berinteraksi dengan suatu material, maka sebagian berkas akan diabsorbsi, ditransmisikan, dan sebagian lagi dihamburkan terdifraksi. Hamburan terdifraksi inilah yang dideteksi oleh XRD.Karakterisasi XRD dilakukan terhadap elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni. Karakterisasi pada kadua jenis elektroda tersebut bertujuan untuk membandingkan perbedaan antara grafik XRD pada stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni. Karakterisasi elektroda stainless steeldan stainless steel/fe-co-ni ditunjukkan pada Gambar 12: theta (deg) Stainless Steel Stainless Steel/Fe-Co-Ni Gambar 10. Karakterisasi XRD terhadap SS dan SS/Fe-Co-Ni Karakterisasi terhadap elektroda stainless steel/fe-co-ni dilakukan setelah coating terhadap elektroda stainless steel dengan logam Fe, Co, dan Ni. Karakterisasi terhadap stainless steel/fe-co-ni diharapkan memiliki grafik yang berbeda dibandingkan grafik pada elektroda stainless steel sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya coatingyang dilakukan. Berdasarkan Gambar 10, terlihat perbedaan jumlah puncak dan posisi puncak yang terbentuk pada grafik 40

56 hasil karakterisasi.hal tersebut mengindikasikan adanya perbedaan kristalinitas pada elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni. E. Elektrolisis Air Elektrogenerasi hidrogen pada penelitian ini dilakukan secara elektrolisis air. Elektrolisis pada penelitian ini menggunakan elektroda kerja stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni. Penggunaan 2 elektroda tersebut bertujuan untuk membandingkan aktivitas elektroda stainless steel dengan elektroda stainless steel/fe-co-ni. Elektroda referensi menggunakan Ag/AgCl dan elektroda kontra Pt. Elektrolisis dilakukan pada modifikasi media dengan ditambahkan tepung biji rambutan. Dengan demikian dapat diketahui aktifitas elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni sebagai elektroda kerja untuk produksi gas hidrogen secara elektrolisis air dalam media tepung biji rambutan. Tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.) yang ditambahkan bervariasi yaitu: 0 gram, 1 gram, 2 gram, 3 gram, 4 gram, 5 gram, 6 gram, 7 gram, 8 gram, 9 gram, dan 10 gram. Hasil elektrolisis secara voltametri siklik berupa kurva voltamogram. Pada kurva voltamogram terdapat puncak-puncak sehingga berdasarkan puncak tersebut dapat diketahui jumlah hidrogen yang dihasilkan dan energi yang diperlukan untuk menghasilkan gas hidrogen dengan jumlah paling banyak. Jumlah hidrogen yang dihasilkan ditunjukkan oleh puncak arus katodik (i c ). Hasil elektrolisis air menggunakan elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni ditunjukkan dalam Tabel6: 41

57 Tabel5. Data efisiensi energi dan arus katodik hasil elektrolisis menggunakan elektroda Stainless steeldan stainless steel/fe-co-ni Nama Elektroda Stainless steel Elektroda Stainless steel/fe-co-ni Sampel Energi (Volt) i c (ma) Energi (Volt) i c (ma) Sampel 1-0,8280-0,2455-0,7820-0,4048 Sampel 2-0,9750-0,1825-0,7500-0,1182 Sampel 3-0,9960-0,1710-0,6370-0,1056 Sampel 4-0,9900-0,1218-0,5770-0,0940 Sampel 5-0,9980-0,1470-0,7550-0,1360 Sampel 6-0,9980-0,1784-0,6930-0,1156 Sampel 7-0,9810-0,1655-0,7350-0,0854 Sampel 8-0,9890-0,1687-0,6860-0,1577 Sampel 9-0,9970-0,1310-0,8130-0,1408 Sampel 10-0,9900-0,1000-0,7940-0,1398 Sampel 11-0,9950-0,1000-0,8180-0,1545 Prinsip elektrolisis secara voltametri adalah proses adsorpsi dan desorpsi. Puncak anodik pada kurva voltamogram menunjukkan puncak reaksi oksidasi (produksi gas oksigen). Puncak katodik pada kurva voltamogram menunjukkan reaksi reduksi (produksi gas hidrogen). Efektivitas produksi hidrogen yang dihasilkan ditinjau berdasarkan puncak arus katodik yang terdapat pada kurva voltamogram. Semakin besar nilai puncak arus katodik, menunjukkan makin besar pula hidrogen yang dihasilkan. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan elektroda stainless steel/fe-co-ni dilakukan pembandingan dalam bentuk grafik yang ditunjukkan pada Gambar 11: 42

58 i (ma) kode sampel SS SS/Fe-Co-Ni Gambar 11. Arus katodik elektroda Stainless steel dan Stainless steel/fe-co-ni Berdasarkan Gambar 11, produksi gas hidrogen paling banyak dihasilkan pada sampel 1dengan nilai arus katodik -0,4048mA. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan elektrolisis sampel 1 menggunakan elektroda stainless steel dengan peningkatan sebesar 64%. Nilai tersebut menunjukkan aktivitas katalitik elektroda stainless steel/fe-co-ni dapat meningkatkan jumlah gas hidrogen yang dihasilkan. Gambar 11 menunjukkan adanya tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.) menyebabkan penurunan puncak katodik. Berdasarkan penelitian Isana (2015), penggunaan bahan alam memungkinkan terjadinya covering pada permukaan elektroda sehingga proses elektrolisis menjadi lebih lambat dan produk gas hidrogen yang diperoleh mengalami penurunan. Produk gas hidrogen pada penggunaan elektroda stainless steel/fe-co-ni meningkat pada sampel 9 hingga sampel 11. Fakta tersebut menyimpang dengan teori bahwa semakin banyak tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.) yang ditambahkan seharusnya membuat larutan semakin jenuh dan laju ion dalam larutan semakin terhambat. Fakta yang terjadi menunjukkan aktivitas katalitik 43

59 E (V) elektroda stainless steel/fe-co-ni dapat meningkatkan jumlah produk gas hidrogen meskipun dalam larutan jenuh SS SS/Fe-Co-Ni kode sampel Gambar 12. Energi yang dibutuhkan untuk elektrolisis pada elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni Efisiensi energi yang dibutuhkan untuk mencapai produksi hidrogen maksimal menggunakan elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni pada Gambar 12. Berdasarkan energi yang diperlukan untuk mencapai produksi hidrogen maksimum, untuk semua sampel penggunaan elektroda stainless steel/fe-co-ni menunjukkan energi yang lebih rendah dibandingkan pada penggunaan elektroda stainless steel. Penurunan energi yang terjadi menyebabkan penurunan nilai overpotential reaksi. Penurunan overpotentialmenunjukkan aktivitas katalitik elektroda stainless steel/fe-co-ni selama proses elektrolisis berlangsung. Penentuan media elektrolisis yang paling efektif ditinjau dari 2 aspek, yaitu jumlah produk gas hidrogen yang dihasilkan dan efisiensi energi yang diperlukan. Efektivitas produksi gas hidrogen dapat ditentukan dengan persamaan (10). Penentuan energi yang paling efektif ditunjukkan dengan nilai overpotential. 44

60 Overpotential digunakan untuk menentukan besarnya produksi gas hidrogen secara kuantitatif yang didasarkan pada besarnya energi yang digunakan. Penentuan nilai overpotential menggunakan persamaan (11). Hasil penentuan efektivitas produksi gas hidrogen dan overpotential ditunjukkan pada Tabel 7: Tabel6. Nilai efisiensi produk dan overpotential pada proses elektrolisis Overpotential Nama ic SS /Fe Co Ni x 100% SS/Fe- Sampel ic SS SS Co-Ni Sampel % 0 0,046 Sampel 2 64% -0,147 0,078 Sampel 3 61% -0,168 0,191 Sampel 4 77% -0,162 0,251 Sampel 5 92% -0,17 0,073 Sampel 6 64% -0,17 0,135 Sampel 7 51% -0,153 0,093 Sampel 8 93% -0,161 0,142 Sampel 9 107% -0,169 0,015 Sampel % -0,162 0,034 Sampel % -0,167 0,01 Efisiensi energi dilihat dari besar kecilnya simpangan yang diperoleh dari potensial teori (E o H 2 O/H 2 = -0,828 Volt). Overpotential berbanding lurus dengan energi yang dibutuhkan, semakin besar nilai overpotential, semakin besar pula energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan gas hidrogen. Rata-rata overpotensial menggunakan elektroda stainless steel/fe-co-ni bernilai lebih rendah dibandingkan menggunakan elektroda stainless steel. Rata-rata overpotential elektroda stainless steel/fe-co-ni adalah 0,097, sedangkan elektroda stainless steel sebesar 0,148. Hal tersebut dikarenakan sifat katalitik yang dimiliki 45

61 elektroda stainless steel/fe-co-ni lebih baik dibandingkan elektroda stainless steel. Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat kondisi elektrolisis menggunakan elektroda stainless steel. Kondisi paling baik ditinjau dari segi produk yang dihasilkan adalah pada sampel 1 yaitu -0,2455mA. Kondisi terbaik ditinjau dari efisiensi energi ditunjukkan pada sampel 1, sebesar 0,000 Volt ( dari E o H 2 O/H 2 = -0,828 Volt). Dengan demikian pada penggunaan elektroda stainless steel kondisi optimum yang disarankan untuk dilakukan elektrolisis adalah pada sampel 1. Nilai overpotential sampel 1 menunjukkan bahwa penggunaan elektroda stainless steel memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan elektroda platinum (ΔV H 2 O/H 2 /Pt = 0,03 Volt) Berdasarkan uraian pembahasan hasil yang diperoleh dari segi energi dan dari segi jumlah gas hidrogen yang dihasilkan, diperoleh 2 keadaan optimum untuk dilakukan elektrolisis. Masing-masing keadaan pada penggunaan elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co/ni. Adapun kondisi yang dimaksud ditampilkan pada Tabel8: Tabel7. Data kondisi optimum menggunakan elektroda stainless steel dan stainless steel/fe-co-ni Kondisi optimal Stainless steel Stainless steel/fe-co-ni Massa tepung biji rambutan 0 gram 0 gram Efisiensi produksi hidrogen 100% 164% Overpotential 0 0,046 Arus Katodic -0,2455 ma -0,4048 ma Energi yang dibutuhkan -0,8280 Volt -0,7820 Volt 46

62 Data Tabel 8, mengindikasikan bahwa elektroda stainless steel/fe-co-ni memberikan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan elektroda stainless steel. Hal tersebut terlihat ketika kedua sampel dalam kondisi sama (tanpa media), hasil yang diperoleh sangat jauh berbeda. Dengan penambahan energi 4,6% dapat diperoleh peningkatan jumlah gas hidrogen sebesar 64%. Dengan demikian kondisi optimum produksi gas hidrogen secara elektrolisis air menggunakan elektroda stainless steel/fe-co-ni terjadi pada penambahan 0 gram biji rambutan. Lapisan Fe-Co-Ni pada elektroda stainless steel mampu meningkatkan sifat katalitik elektroda stainless steel, sehinga membutuhkan energi yang relatif lebih sedikit. Elektroda stainless steel/fe-co-ni yang memiliki sifat lebih baik dibanding elektroda stainless steel karena adanya perubahan sifat setelah mengalami elektrodeposisi. Perubahan sifat yang berupa peningkatan ketahanan terhadap korosi dan kapasitas konduktivitasnya. Konduktivitas merupakan kemampuan suatu material untuk menghantarkan arus listrik. Penempelan logam Fe-Co-Ni pada permukaan stainless steel meningkatkan konduktivitas elektroda sehingga dapat menghantarkan aliran listrik dengan lebih baik. Dengan demikian pemecahan molekul H 2 O menjadi lebih baik dibanding menggunakan elektroda stainless steel. 47

63 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian tentang elektrogenerasi gas hidrogen yang dilakukan menggunakan elektroda stainless steel/fe-co-ni dalam media tepung biji rambutan(nephelium lappaceum l.) maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan yang akan diuraikan sebagai berikut: 1. Karakterisasi kuantitatif diperoleh secara voltametri menggunakan voltameter edaq EChem dan EDX. Analisis kualitatif menggunakan SEM dan XRD untuk mengetahui karakteristik permukaan elektroda. a. Karakterisasi menggunakan voltameter edaq EChem secara voltametri linear diperoleh harga potensial elektrode Fe 2+ (aq)/fe(s); Co 2+ (aq)/co(s); dan Ni 2+ (aq)/ni(s)adalah: -0,45 Volt; -0,38Volt; dan -0,34Volt. b. Karakterisasi EDX menunjukkan peningkatan kadar Co-Ni setelah dilakukan coating. Logam Co sebelum elektrodeposisi sebesar 0,05% dan setelah coatingsebesar 0,14%.Logam Ni sebelum elektrodeposisi tidak terdeteksi dan setelah coatingsebesar 0,17%. c. Hasil karakterisasi SEM menunjukkan penempelan logam Fe-Co-Ni ditandai adanya bercak pada logam pada perbesaran 5000x. d. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan penempelan logam Fe-Co-Ni ditandai dengan perbedaan grafik pada elektroda stainless steel dan stainless steel/fe- Co-Ni. 48

64 2. Elektroda stainless steel/fe-co-ni pada media biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)memberikan aktivitas lebih baik dibandingkan elektroda stainless steel. Berdasarkan jumlah gas hidrogen yang dihasilkan, elektroda stainless steel/fe-co-ni memberikan hasil lebih besar daripada stainless steel. Efisiensi energi stainless steel/fe-co-ni juga lebih baik dibandingkan stainless steel berdasarkan rata-rata overpotential yang lebih rendah pada penggunaan stainless steel/fe-co-ni. Kondisi optimum diperoleh pada penggunaan elektroda stainless steel/fe-co-ni dengan media tepung biji rambutan 0 gram. B. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan karakterisasi terhadap biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)yang akan digunakan sebagai media elektrolisis. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan massa tepung biji rambutan (Nephelium lappaceum l.)yang berbeda. 3. Perlu dilakukan penelitian menggunakan biji rambutan(nephelium lappaceum l.)dengan ekstrak cair biji rambutan. 49

65 DAFTAR PUSTAKA AK Steel. (2007). 430 Stainless steel. West Chester: AK Steel Corporation. Alimah, S., & Erlan, D., (2008). Pemilihan Teknologi Produksi Hidrogen dengan Memanfaatkan Energi Nuklir. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir,10, Andewi, N.M.A.Y., & Wahyono, H. (2014). Produksi Gas Hidrogen Melalui Proses Elektrolisis Air Sebagai Sumber Energi. Surabaya: FTSL ITS Bimantara, I.N. (2017). Pengaruh Konsentrasi Katalis NaHCO 3 terhadap Produksi Gas HHO pada Proses Elektrolisis HHO. Kediri : Universitas Nusantara PGRI Kediri. Dewi, E.L. (2011). Potensi Hidrogen sebagai Bahan Bakar untuk Kelistrikan Nasional. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan, di UPN V Yogyakarta. Dharmaraj, C.H., & AdhisKumar, S. (2012). Economical Hydrogen Producion by Electrolysis Unsing Nano Pulsed DC. International Journal of Energy and Evvironment,3, Dharmaraj, H. & Annadurai, G. (2016). Energy Saving in Nano Pulsed DC Electrolysis for Hydrogen Production. International Journal Of Environmental Sciences. 6, Fahrudin, A. (2015). Pengaruh Jarak Antar Plat pada Generator HHO Model Wet Cell terhadap Debit dan Efisiensi. Jurnal SAINTEK, 12, 37-41Louise, I.S.Y. (2014). Stainless steel/fe-co-ni sebagai Elektro Katalis pada Reaksi Evolusi Hidrogen. Abstrak Disertasi Farid, M.R., Totok, S., & Suprapto. (2012). Perancangan dan Pembuatan Alat Pemroduksi Gas Brown dengan Metode Elektrolisis Skala Laboratorium. Jurnal Teknik Pomits. 1, 1-4. Fatisa, F. (2013). Daya Anti Bakteri Ekstrak Kulit dan Biji Buah Pulasan (Naphelium mutabile) terhadap staphilococcus aureus dan E.coli secara In Vitro. Jurnal Peternakan, 10, Fessenden & Fessenden. (1986). Kimia Organik Edisi Ketiga. (Terjemahan Aloysius Hadyana P). Jakarta: Erlangga. (Edisi asli diterbitkan tahun 1982 oleh Wadsworth, Inc. Belmont, California, USA). 50

66 Hawarima, V., & Ety, A. (2016). Kandungan Buah Rambutan (Naphelium lapecium l) sebagai Anti Bakteri terhadap Bakteri E.Coli Penyebab Diare. Jurnal Majority, 5, Kadapi, M.,& Triastuti, R. (2015). Aktivitas Antioksidan Kopi Biji Rambutan Non Kafein dengan Variasi Perbandingan Komposisi Beras Hitam yang Berbeda. Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Louise, I.S.Y. (2014). Stainless steel/fe-co-ni sebagai Elektro Katalis pada Reaksi Evolusi Hidrogen. Abstrak Disertasi Louise, I.S.Y. (November, 2010). Perilaku Sel Elektrolisis Air dengan Elektrode Stainless steel. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Kimia, di Universitas Negeri Yogyakarta. Louise, I.S.Y, Dewi, Y., & Heru P.A. (2015). Pemecahan Molekul Air Dengan Media Tepung Umbi Dahlia (Dahlia Pinata).Jurnal Sains Dasar, 2, Louise, I.S.Y., Wega, T., Agus, K., et al. (2012). Studies on the Hydrogen Evolution Reaction on Fe-Co-Ni/Stainless steel Electrode. Journal of Applied Chemistry, 3, Mahreni,& Ade, I. (2011). Pengembangan Teknologi Bersih Berbasis Hidrogen Menggunakan Sumber Daya Alam Indonesia. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan, di FTI UPN V Yogyakarta. Marlina, E., Slamet, W., & Lilis, Y. (2013). Produksi Gas Brown s Gas Hasil Elektrolisis H 2 O dengan Katalis NaHCO 3. Jurnal Rekayasa Mesin, 4, Mazloomi, K., Nasri B.S., & Hossein, M. (2012). Electrical Efficiency of Electrolytic Hydrogen Production. International Journal of Electrochemical Science, Maysarrah, D. (2016). Reaksi Evolusi Hidrogen Menggunakan Elektroda Stainless steel/fe-co-ni dengan Media Tepung Maizena. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA UNY Metrohm Autolab B.V. (2011). Autolab Application Note EC08. USA : Metrohm. Mukti, K. (2012). Makalah Fabrikasi dan Karakterisasi XRD (X-Ray Difractometer). Surakarta: FMIPA UNS Oktaviana, A. (2009). Makalah Teknologi Penginderan Mikroskopi. Surakarta: FMIPA UNS 51

67 Pambudi, H. (30 Desember 2015). Langkah Bersama Energi Untuk Indonesia Mendunia. Diambil pada 26 Juli 2017, dari Paryono, & Syariful, H. (2001). Elektrolisis Air untuk Produksi Hidrogen, Variasi Elektroda, dan Temperatur. Diambil pada 30 Juli 2017, dari digilib.itb.ac.id/files/.../50/jbptitbche-gdl-s paryono abst-m.pdf Puranto, P. (2010). Pengembangan Instrumen Pengkarakterisasi Sensor Elektrokimia Menggunakan Metode Voltametri Siklik. Jurnal Ilmu Pengetahuan Teknologi TELAAH, 28, P.W. Atkins. (1996). Kimia Fisika Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga. Rahayu, L., Latif, Z., & Sesilia A.K. (2013). The Effect of Rambutan Seed (Naphelium lappacheum l.) Infusion on Blood Glucose and Pancreas Histology of Mice Induced with Aloxan. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 11, Ristiana, L., & Nanik, S. (2015). Pengaruh Penambahan Kubis Merah (Brassica olaverae var.) terhadap Aktivitas Antioksidan dan Kesukaan Konsumen terhadap Biskuit Tepung Biji Rambutan. Jurnal Bioeksperimen. 1, Riyanto. (2013). Elektrokimia dan Aplikasinya. Yogyakarta : Graha Ilmu Rohendi, Dedi., & Yulinar., A. (2010). Pembuatan Elektroda Fuel Cell dengan Metode Elektrodeposisi menggunakan Katalis Pt-Cr/C dan Pt/C dan Karakterisasinya. Jurnal Penelitian Sains, 13, Romdhane, B.S. (2013). Hydrogen Production by Water Electrolysis Effects of the Electrodes Materials Nature on the Solar Water Electrolysis Performances. Journal of Natural Resources, 4-7 Rufiati, E. (28 September 2011). Sifat Hidrogen. Diambil pada 26 Juli 2017, dari skp.unair.ac.id/repository/guru-indonesia/ SifatHidrogen_EtnaRufiati_15490.pdf Samonte, M. (2009). Standart Operating Procedure edaq Potensiostat. :Miramar College Potensiostat Samonte, M. (2009). Standart Operating Procedure edaq Potensiostat. :Miramar College Potensiostat 52

68 Seno, A.H. (2015). Penentuan Kadar Lemak Bebas Minyak Biji Rambutan Melalui Metode Esterifikasi pada Variasi Lama Waktu Reaksi. Skripsi. Yogyakarta : FMIPA UNY. Sopandi, I., Yuli H., & Bayu R. (2015). Studi Ketebalan Elektroda pada Produksi Gas HHO (Hidrogen Hidrogen Oksigen) oleh Generator Hho Tipe Basah dengan Katalis NaHCO 3. Jurnal Rona Teknik Pertanian, 8, Sujatno, Agus., Rohmat, S., Bandriyana, et al. (2015). Study Scanning Electrone Microscope (SEM) untuk Karakterisasi Proses Oksidasi Paduan Zirkonium. Jurnal Forum Nuklir (JFN), 9, Tjandra, O., Taty, R.R., & Zulhipri. (2011). Uji Aktivitas Antioksidan dan Profil Fitokimia Kulit Rambutan Rapiah (Naphaleum lappecium l.). Kalimantan Selatan: FK Universitas Tarumanegara. Trisunaryanti, W. (2015). Material Katalis dan Karakterisasinya. Yogyakarta : UGM Press. Vanags, M., Janis, K., & Gunars, B. (2012). Water Electrolysis with Inductive Voltage Pulses. Journal of Intech, 2. Wahyono, I., Salam, R., Dimyati, et al. (2015). Karakterisasi Struktur Mikro Menggunakan SEM dan XRD pada Ketahanan Korosi Baja Komersial SS430 dan Baja Non Komersial F1. Disajikan pada Seminar Nasional XI SDM Teknologi Nuklir, di UPN V Yogyakarta. Wardhani, S., (2010). Hydrogen. Universitas Brawijaya: FMIPA. 53

69 LAMPIRAN 54

70 Lampiran 1. Perhitungan Data Kuantitatif Hasil Penelitian A. Penentuan Efisiensi Produksi Gas Hidrogen Menggunakan persamaan (11) :,ε = ic SS /Fe Co Ni i c SS x 100% B. Penentuan Efisiensi Energi Produksi Gas Hidrogen Menggunakan persamaan (12) : V = (V eksperimen V teori ) Tabel5. Data efisiensi energi dan arus katodik hasil elektrolisis menggunakan elektroda Stainless steeldan Stainless steel/fe-co-ni Nama Elektroda Stainless steel Elektroda Stainless steel/fe-co-ni Sampel Energi (Volt) i c (ma) Energi (Volt) i c (ma) Sampel 1-0,8280-0,2455-0,7820-0,4048 Sampel 2-0,9750-0,1825-0,7500-0,1182 Sampel 3-0,9960-0,1710-0,6370-0,1056 Sampel 4-0,9900-0,1218-0,5770-0,0940 Sampel 5-0,9980-0,1470-0,7550-0,1360 Sampel 6-0,9980-0,1784-0,6930-0,1156 Sampel 7-0,9810-0,1655-0,7350-0,0854 Sampel 8-0,9890-0,1687-0,6860-0,1577 Sampel 9-0,9970-0,1310-0,8130-0,1408 Sampel 10-0,9900-0,1000-0,7940-0,1398 Sampel 11-0,9950-0,1000-0,8180-0,1545 Pengolahan data kuantitatif dari Tabel5 adalah untuk menentukan jumlah produk hidrogen yang dihasilkan dan mengetahui overpotential dari proses elektrolisis yang dilakukan. Penentuan efisiensi produksi hidrogen pada elektroda stainless steel/fe-co-ni, digunakan persamaan (11). Overpotential proses elektrolisis ditentukan menggunakan persamaan (12). 55

71 1. Efisiensi produksi hidrogen Sampel 1 : ε = ic SS /Fe Co Ni i c SS x 100% ε = 0,4048 0,2455 ε = 164% x 100% Sampel 2 : ε = ic SS /Fe Co Ni i c SS x 100% ε = 0,1182 0,1825 ε = 64% x 100% Sampel 3 : ε = ic SS /Fe Co Ni i c SS x 100% ε = 0,1056 0,1710 ε = 61% x 100% 2. Overpotential Overpotential sampel 1 SS = -0,8280-(-0,8280) = 0 Overpotential sampel 1 SS/Fe-Co-Ni = -0,7820- (-0,8280) = 0,046 Overpotentialsampel 2 SS = -0,9750- (-0,8280) = -0,147 Overpotential sampel 2 SS/Fe-Co-Ni = -0,7500- (-0,8280) = 0,078 56

72 Lampiran 2. Diagram Alir Proses A. Elektrodeposisi Logam Fe-Co-Ni pada Logam Substrat Stainless steel 4 ml Larutan 4 ml Larutan 4 ml Larutan H 3 BO 3 1,5 gram; Fe 2+ 0,01 M Co 2+ 0,01 M Ni 2+ 0,01 M sakarin 0,1 gram; NaCl 2 gram; dan NH 4 Cl 2 gram Memasukkan dalam botol voltametri Memasukkan elektroda kerja (stainless steel), elektroda kontra (Pt), dan elektroda Ag/AgCl) Voltametri linier dengan laju 50mV selama 10 menit Karakterisasi elektroda kerja Stainless steel/fe-co-ni dengan SEM-EDX, XRD, dan edaq EChems 57

73 B. Elektrolisis H 2 O Menggunakan Elektroda Stainless steel dan Mengukur Efisiensi Gas Hidrogen dan Energi Tepung biji rambutan (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 gram) Labu ukur 10mL NaHCO 3 5 gram dalam 1 liter aquabides Aqua demineralisasi, larutan elektrolit pendukung dan tepung biji rambutan sebanyak 10 ml Memasukkan larutan sampel ke dalam botol voltametri Memasang elektroda kerja (stainless steel), elektroda kontra Pt, dan elektroda referensi Ag/AgCl Melakukan elektrolisis secara voltametri siklik dengan scan rate 50mV/s 58

74 C. Elektrolisis H2O Menggunakan Elektroda Stainless steel/fe-co-ni dan Mengukur Efisiensi Gas Hidrogen dan Energi Tepung biji rambutan (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 gram) Labu ukur 10mL NaHCO 3 5 gram dalam 1 liter aquabides Aqua demineralisasi, larutan elektrolit pendukung dan tepung biji rambutan sebanyak 10 ml Memasukkan larutan sampel ke dalam botol voltametri Memasang elektroda kerja (stainless steel/fe-co-ni), elektroda kontra Pt, dan elektroda referensi Ag/AgCl Melakukan elektrolisis secara voltametri siklik dengan scan rate 50mV/s 59

75 i (ma) i (ma) i (ma) i (ma) I (ma) i (ma) Lampiran 3. Kurva Voltamogram Pada Penambahan Tepung Biji Rambutan 5.E E-04 4.E E-04 3.E-04 2.E-04 1.E E E-04 0.E+00-1.E-04-2.E-04-3.E E (V) 0.0E E E E (V) 1 rambutan ss 4.E-04 1 rambutan coating 4.0E-04 3.E E-04 2.E-04 1.E-04 0.E+00-1.E-04-2.E E E E E E-04 E (V) -2.0E-04 E (V) 2 rambutan ss 3.0E-04 2 rambutan coating 4.0E E E E E E E E E E E-04 E (V) -2.0E-04 E (V) 3 rambutan ss 3 rambutan coating 60

76 i (ma) i (ma) i (ma) i (ma) i (ma) i (ma) 1.E E-04 8.E-04 6.E-04 4.E-04 2.E-04 0.E+00-2.E E E E E E E-04 E (V) -2.0E-04 E (V) 4 rambutan ss 4 rambutan coating 5.E E-04 4.E-04 3.E-04 2.E E E-04 1.E E-04 0.E+00-1.E-04-2.E E E E-04 E (V) -2.0E-04 E (V) 5-rambutan ss 5 rambutan coating 4.E E-04 3.E-04 2.E-04 1.E-04 0.E+00-1.E-04-2.E E E E E E E E E-04 E (V) -1.5E-04 E (V) 6 rambutan ss 6 rambutan coating 61

77 i (ma) i (ma) i (ma) i (ma) i (ma) i (ma) 5.E E-04 4.E-04 3.E E-04 2.E-04 1.E-04 0.E+00-1.E-04-2.E E E E E-04 E (V) -2.0E-04 E (V) 7 rambutan ss 4.0E-04 7 rambutan coating 3.0E E E E E E E E E E E-04 E (V) -2.0E-04 E (V) 8 rambutan ss 3.0E E-04 8 rambutan coating 3.0E E E E E E E E E-04 E (V) -2.0E-04 E (V) 9 rambutan ss 9 rambutan coating 62

78 i (ma) i (ma) i (ma) i (ma) 2.5E E E E E E E E E E E E E E-04 E (V) -2.0E-04 E (V) 10 rambutan ss 10 rambutan coating 6.0E E E E E E E E E E E E E E-04 E (V) -6.0E-04 E (V) Blanko ss Blanko coating 63

79 Lampiran 4. Karakterisasi Kualitatif dengan XRD dan SEM-EDX A. Karakterisasi XRD elektroda Stainless steel General information Peak List Analysis date 2017/03/10 10:26:41 Sample name Stainless steel Measurement date 2017/03/10 10:06:30 File name 251--XRD-2017.ras Operator administrator Comment Measurement profile Intensity (cps) theta (deg) Peak list No. 2-theta(deg) d(ang.) Height(cps) FWHM(deg) Int. I(cps deg) Int. W(deg) Asym. factor (4) (18) 567(69) 0.42(4) 304(24) 0.54(11) 0.6(3)

80 B. Karakterisasi XRD elektroda Stainless steel/fe-co-ni General information Peak List Analysis date 2017/03/10 10:47:55 Sample name SS/Fe-Co-Ni Measurement date 2017/03/10 10:17:47 File name 252--XRD-2017.ras Operator administrator Comment Measurement profile Intensity (cps) theta (deg) Peak list No. 2-theta(deg) d(ang.) Height(cps) FWHM(deg) Int. I(cps deg) Int. W(deg) Asym. factor (14) 11.3(2) 38(18) 3.3(4) 135(25) 4(2) 1.3(8) (3) 3.114(3) 491(64) 0.35(2) 199(12) 0.41(8) 1.4(4) (5) 2.041(2) 191(40) 0.44(4) 89(9) 0.47(15) 0.23(16) (5) 1.951(2) 70(24) 1.39(17) 108(17) 1.5(8) 0.2(2) C. Karakterisasi SEM-EDX elektroda Stainless steel/fe-co-ni 65

81 66

PRODUKSI GAS HIDROGEN MENGGUNAKAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni DENGAN MEDIA TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum l.)

PRODUKSI GAS HIDROGEN MENGGUNAKAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni DENGAN MEDIA TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum l.) Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017 Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017 PRODUKSI GAS HIDROGEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Kebutuhan energi dalam kehidupan makin meningkat, sementara sumber energi yang tak dapat terbarukan menjadi makin berkurang. Oleh karena itu perlu

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta ELEKTROLISIS H 2 O MENGGUNAKAN ELEKTRODE STAINLESS STEEL DALAM SUASANA BASA DENGAN MEDIA TEPUNG MAIZENA (H 2 O ELECTROLYSIS USING STAINLESS STEEL ELECTRODE WITH CORNSTARCH) Dhaulika Maysarrah dan Isana

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi fosil seperti batu bara, bensin dan gas secara terusmenerus menyebabkan persediaan bahan bakar fosil menjadi menipis. Kecenderungan ini telah mendorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2 Skema Pembuatan elektrode pasta karbon.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2 Skema Pembuatan elektrode pasta karbon. 3 Pasta dimasukkan ke ujung tabung hingga penuh dan padat. Permukaan elektrode dihaluskan menggunakan ampelas halus dan kertas minyak hingga licin dan berkilau (Gambar 2). Gambar 2 Skema Pembuatan elektrode

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SENSOR OKSIGEN TERLARUT MENGGUNAKAN ELEKTRODA KERJA KARBON-PALADIUM (C-Pd) SECARA VOLTAMMETRI SIKLIK SKRIPSI

PENGEMBANGAN SENSOR OKSIGEN TERLARUT MENGGUNAKAN ELEKTRODA KERJA KARBON-PALADIUM (C-Pd) SECARA VOLTAMMETRI SIKLIK SKRIPSI PENGEMBANGAN SENSOR OKSIGEN TERLARUT MENGGUNAKAN ELEKTRODA KERJA KARBON-PALADIUM (C-Pd) SECARA VOLTAMMETRI SIKLIK SKRIPSI Oleh Mohamad Bayu Setiawan NIM 101810301041 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

REAKSI EVOLUSI HIDROGEN MENGGUNAKAN MEDIA TEPUNG MOCAF DENGAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/ Fe-Co-Ni SECARA ELEKTROLISIS SKRIPSI

REAKSI EVOLUSI HIDROGEN MENGGUNAKAN MEDIA TEPUNG MOCAF DENGAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/ Fe-Co-Ni SECARA ELEKTROLISIS SKRIPSI REAKSI EVOLUSI HIDROGEN MENGGUNAKAN MEDIA TEPUNG MOCAF DENGAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/ Fe-Co-Ni SECARA ELEKTROLISIS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PEMECAHAN MOLEKUL H2O MENGGUNAKAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni DALAM MEDIA DAUN SUKUN TUGAS AKHIR SKRIPSI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PEMECAHAN MOLEKUL H2O MENGGUNAKAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni DALAM MEDIA DAUN SUKUN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PEMECAHAN MOLEKUL H2O MENGGUNAKAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni DALAM MEDIA DAUN SUKUN TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Oksidasi dan Reduksi

Oksidasi dan Reduksi Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI Oleh Yuda Anggi Pradista NIM 101810301025 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran

BAB III DASAR TEORI. mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran 9 BAB III DASAR TEORI 3.1 Asam Urat Asam urat (uric acid) adalah senyawa turunan purina dengan rumus kimia C5H4N4O3 dan rasio plasma antara 3,6 mg/dl (~214 µmol/l) dan 8,3 mg/dl (~494 µmol/l) (1 mg/dl

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1. Tahapan Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama adalah pembuatan elektroda pasta karbon termodifikasi diikuti dengan karakterisasi elektroda yang

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda Teknik elektrometri telah dikenal luas sebagai salah satu jenis teknik analisis. Jenis teknik elektrometri yang sering digunakan untuk

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970

PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970 TUGAS AKHIR MM091381 PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan, ST., M.Sc Oleh : Inti Sari Puspita Dewi (2707 100 052) Latar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich Schönbein pada tahun 1838, sel bahan bakar telah berkembang dan menjadi salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK SERBUK 4.1.1. Serbuk Fe-50at.%Al Gambar 4.1. Hasil Uji XRD serbuk Fe-50at.%Al Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

Lebih terperinci

PRODUKSI HIDROGEN DARI PEMECAHAN MOLEKUL H2O DALAM MEDIA Aloe vera DENGAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni SKRIPSI

PRODUKSI HIDROGEN DARI PEMECAHAN MOLEKUL H2O DALAM MEDIA Aloe vera DENGAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni SKRIPSI PRODUKSI HIDROGEN DARI PEMECAHAN MOLEKUL H2O DALAM MEDIA Aloe vera DENGAN ELEKTRODA STAINLESS STEEL/Fe-Co-Ni SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS Oleh : Anna Kristina Halim (02) Ardi Herdiana (04) Emma Ayu Lirani (11) Lina Widyastiti (14) Trisna Dewi (23) KELAS XII IA6 SMA NEGERI 1 SINGARAJA 2011/2012 BAB

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

VOLTAMETRI. Disampaikan pada Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia Pertemuan Ke 7.

VOLTAMETRI. Disampaikan pada Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia Pertemuan Ke 7. VOLTAMETRI Disampaikan pada Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia Pertemuan Ke 7 siti_marwati@uny.ac.id Definisi Pengembangan metode Polarografi Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran arus sebagai

Lebih terperinci

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar.

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar. LATIHAN ULUM 1. Sebutkan kegunaan dari sifat koligarif larutan. 2. Sebanyak 27 gram urea ditimbang dan dimasukkan ke dalam 500 gram. Berapakah molalitas larutan yang terjadi?. 3. Apa definisi dari 4. Sebanyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Energi berperan penting dalam kehidupan manusia yang mana merupakan kunci utama dalam berbagai sektor ekonomi yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan manusia. Kebutuhan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia telah banyak memanfaatkan logam untuk berbagai keperluan di dalam hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.

Lebih terperinci

Mekanisme Pembentukan Lapisan ZnO

Mekanisme Pembentukan Lapisan ZnO Mekanisme Pembentukan Lapisan ZnO Grafik Chrono Amperometry pada berbagai pontensial (-0,5 V hingga -1,5V vs Ag/AgCl) Grafik Chrono Amperometry Elektrodeposisi ITO Glass pada pontensial -0,5 V hingga-1,5v

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Elektroda di Larutan Elektrolit Pendukung Elektroda pasta karbon lapis tipis bismut yang dimodifikasi dengan silika dikarakterisasi di larutan elektrolit pendukung

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI Pada bab ini dibahas penumbuhan AlGaN tanpa doping menggunakan reaktor PA- MOCVD. Lapisan AlGaN ditumbuhkan dengan variasi laju alir gas reaktan, hasil penumbuhan dikarakterisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan komponen yang selalu dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena hampir semua kegiatan manusia bergantung pada ketersediaan energi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU Presiden RI Kegiatan Pokok RKP 2009: b. Pengembangan Material Baru dan Nano Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU Presiden RI Kegiatan Pokok RKP 2009: b. Pengembangan Material Baru dan Nano Teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gas hidrogen banyak dimanfaatkan di berbagai industri, seperti dalam industri minyak dan gas pada proses desulfurisasi bahan bakar minyak dan bensin, industri makanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil pengujian dari elektroda Ag/AgCl yang telah dibuat dengan memvariasikan konsentrasi larutan dan waktu pembuatan.

Lebih terperinci

PEMECAHAN MOLEKUL AIR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEPUNG UMBI DAHLIA (DAHLIA PINNATA)

PEMECAHAN MOLEKUL AIR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEPUNG UMBI DAHLIA (DAHLIA PINNATA) J. Sains Dasar 2015 4 (2) 173-178 PEMECAHAN MOLEKUL AIR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEPUNG UMBI DAHLIA (DAHLIA PINNATA) DISTRIBUTION OF PARASTATISTICS FUNCTIONS: AN OVERVIEW OF THERMODYNAMICS PROPERTIES Isana

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, jumlah penduduk dunia semakin meningkat. Beragam aktifitas manusia seperti kegiatan industri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Sebelum dilakukan sintesis katalis Cu/ZrSiO 4, serbuk zirkon (ZrSiO 4, 98%) yang didapat dari Program Studi Metalurgi ITB dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan asam nitrat 1,0

Lebih terperinci

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga Siti Elin Huriyati, Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri Teknik voltametri adalah salah satu teknik analisis yang sering digunakan di bidang kimia analitik. Pada teknik ini, arus dari elektroda kerja diukur sebagai fungsi

Lebih terperinci

Preparasi Lapisan Tipis ZnO Dengan Metode Elektrodeposisi Untuk Aplikasi Solar Cell

Preparasi Lapisan Tipis ZnO Dengan Metode Elektrodeposisi Untuk Aplikasi Solar Cell Preparasi Lapisan Tipis ZnO Dengan Metode Elektrodeposisi Untuk Aplikasi Solar Cell Oleh: Hanif Mubarok 2310100049 Yusuf Hasan Habibie 2310100137 Pembimbing : Ir. Minta Yuwana, MS. Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER *Bambang Yunianto, Dwi Septiani Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES 1 PEMBUATAN GAS HIDROGEN (H 2 ) DENGAN BAHAN DASAR AIR SECARA ELEKTROLISIS

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES 1 PEMBUATAN GAS HIDROGEN (H 2 ) DENGAN BAHAN DASAR AIR SECARA ELEKTROLISIS LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES 1 PEMBUATAN GAS HIDROGEN (H 2 ) DENGAN BAHAN DASAR AIR SECARA ELEKTROLISIS disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Satuan Proses 1 pada semester 2 Program Studi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl Abdur Rozak 2709100004 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan ST, M.sc. Latar Belakang

Lebih terperinci

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menipis. Konsumsi energi di Indonesia sangat banyak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menipis. Konsumsi energi di Indonesia sangat banyak yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangkaan bahan bakar merupakan masalah yang sering terjadi dan umum di Indonesia. Masalah ini adalah salah satu masalah yang berdampak pada masyarakat, karena permintaan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

PROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI

PROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI PROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI Oleh ARI MAULANA 04 04 04 010 Y SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lebih terperinci

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI Definisi Reduksi Oksidasi menerima elektron melepas elektron Contoh : Mg Mg 2+ + 2e - (Oksidasi ) O 2 + 4e - 2O 2- (Reduksi) Senyawa pengoksidasi adalah zat yang mengambil elektron

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Voltametri adalah salah satu metode elektroanalitik dimana informasi mengenai analit diperoleh dari pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial yang diterapkan.

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesa Garam Magnesium Klorida Garam magnesium klorida dipersiapkan melalui dua bahan awal berbeda yaitu bubuk magnesium oksida (MgO) puritas tinggi dan bubuk

Lebih terperinci

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PENYETARAN REAKSI REDOKS Dalam menyetarakan reaksi redoks JUMLAH ATOM dan MUATAN harus sama Metode ½ Reaksi Langkah-langkah:

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus 2015. Ekstraksi hemin dan konversinya menjadi protoporfirin dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Katalis merupakan suatu zat yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang dapat digunakan

Lebih terperinci

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

1. Bilangan Oksidasi (b.o) Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah

Lebih terperinci