Economics Development Analysis Journal
|
|
- Hadian Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EDAJ 5 (4) (2016) Economics Development Analysis Journal KETERKAITAN SEKTOR PEREKONOMIAN DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTORAL JAWA TENGAH Rifa Atun Mahmudah 1 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima September 2016 Disetujui Oktober 2016 Dipublikasikan November 2016 Keywords: Input-Output; Investment; Labor Absorption; Economics Sector Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antarsektor, angka pengganda (multiplier) dan peran sektor investasi dalam hal meningkatkan besarnya output dan jumlah tenaga kerja yang dapat terserap pada perekonomian di Provinsi Jawa Tengah.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder. Alat analisis yang digunakan adalah analisis tabel input-output Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 terutama bertumpu pada tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen.hasil penelitian menunjukanperanan sektor perekonomian berdasarkan hasil analisis keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang dapat dibagi menjadi sektor unggulan, sektor berkembang, sektor potensial dan sektor terbelakang.sektor dengan angka pengganda output tertinggi adalah sektor industri pengolahan. Sektor dengan angka pengganda tenaga kerja tertinggi adalah sektor pertanian. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sektor yang menjadi sektor unggulan dan berkembang juga memiliki dampak permintaan akhir investasi terhadap output dan penyerapan tenaga kerja tertinggi yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran; industri pengolahan; dan pertanian. Investasi yang meningkat akan meningkatkan nilai output dan peningkatan output akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Investasi memiliki hubungan positif dengan penyerapan tenaga kerja. Abstract This study aimed to analyze the linkages between sectors, multiplier and the investment sector s role in increasing the amount of output and the amount of labor that can be absorbed in the economy in the Province of Central Java. This study uses a quantitative approach with secondary data. The analytical tool used is the analysis of input-output tables Province of Central Java in 2013 primarily relies on domestic transactions table on the basis of producer prices. The results showed the role of economy based on the analysis forward linkages and backward linkages can be divided into leading sectors, growing sector, potential sectors and underdeveloped sector. Sectors with the highest output multiplier is the manufacturing sector. Sectors with the highest labor multiplier is the agricultural sector. The results also showed that the sectors which are the leading sectors and also has a growing sectors impact on the highest output and labor absorption of final demand investment, that is trade, hotels and restaurants; processing industry; and agriculture. Increased investment will increase the value of output and an increase in output will increase employment. Investments have a positive relationship with employment. Alamat korespondensi: Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, : rifa.mahmudah06@gmail.com 2016 Universitas Negeri Semarang ISSN
2 PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Investasi dipandang sebagai salah satu faktor utama di dalam pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan karena investasi akan membawa kepada pemanfaatan penuh sumber-sumber daya yang ada dan pada gilirannya akan menghasilkan kenaikan output serta kesempatan kerja. Investasi swasta memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja (Jamaliah, 2016). Perencana Pembangunan sering menghadapi masalah adanya ketimpangan dalam pembangunan. Salah satu penyebab ketimpangan tersebut adalah penyebaran investasi yang tidak merata baik dalam lingkup regional atau sektoral. Dalam lingkup regional, investasi di Indonesia masih banyak tersebar di Pulau Jawa. Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada periode terjadi peningkatan sebaran penanaman modal hampir di seluruh wilayah di luar Pulau Jawa. Kontribusi penanaman modal di luar Pulau Jawa meningkat dari rata-rata 23,0% pada periode menjadi 40,6% pada periode Hal itu berarti kontribusi penanaman modal di Pulau Jawa dengan persentase 59,4% masih mendominasi di Indonesia. Minat para investor untuk menanamkan modalnya di Pulau Jawa masih tinggi. Tabel 1. Realisasi Investasi PMDN dan PMA Menurut Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2013 Investasi Jumlah Nilai Provinsi Investasi PMDN PMA Investasi (Milyar Rupiah) (Milyar (Milyar Rupiah) Rupiah) DKI Jakarta 5.754, , ,60 Jawa Barat 9.006, , ,50 Jawa Tengah , , ,80 DI Yogyakarta 283,8 403,8 687,60 Jawa Timur , , ,90 Banten 4.008, , ,50 Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, Data diolah Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa nilai investasi tertinggi ada di Provinsi Jawa Barat dengan nilai investasi Rp ,50 milyar, sedangkan nilai investasi di Provinsi Jawa Tengah termasuk dalam nilai investasi terendah dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang lebih besar dibandingkan dengan Provinsi DI Yogyakarta mempunyai peluang untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan investasi yang lebih besar. Untuk melihat kinerja pembangunan pada urusan penanaman modal di Jawa Tengah dapat digambarkan melalui indikator antara lain jumlah investor Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), persetujuan proyek, nilainya dan realisasi investasi, serta rasio daya serap tenaga kerja. 570
3 Jumlah PMA/PMDN Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Sumber : BPMD Provinsi Jawa Tengah, 2015, Data diolah Gambar 1. Perkembangan Jumlah PMA/PMDN dan Rasio Daya Serap Tenaga Kerjadi Provinsi Jawa Tengah Tahun Berdasarkan indikator kinerja pembangunan pada urusan penanaman modal khususnya jumlah PMA/PMDN dan rasio daya serap tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun , maka dapat dilihat bahwa kenaikan jumlah investasi PMA/PMDN tidak selalu meningkatkan rasio daya serap tenaga kerja, begitupun sebaliknya. Hal ini menunjukan adanya masalah karena seharusnya ketika investasi meningkat maka kesempatan kerja juga akan meningkat sehingga tenaga kerja yang terserap juga akan meningkat. Dengan melihat kondisi tersebut, masalah perekonomian regional dan ketenagakerjaan perlu mendapatkan perhatian dalam perencanaan pembangunan. Penyediaan kesempatan kerja yang luas sangat diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk usia produktif yang masuk ke pasar tenaga kerja. Selain itu, masalah pengangguran akan mengakibatkan masalah sosial lainnya. Sejalan dengan pemikiran di atas, maka sebagai salah satu upaya dalam merencanakan pembangunan diperlukan adanya kajian tentang peranan sektor perekonomian dan pengaruh investasi di dalam struktur perekonomian terutama tentang sektor-sektor dalam investasi sebagai upaya penyerapan tenaga kerja yang akan memegang peranan penting dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dari sumber-sumber terkait. Data yang digunakan berupa data investasi PMDN dan PMA, data ketenagakerjaan serta data Input-Output Jawa Tengah tahun Tabel Input Output terutama bertumpu pada data tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen. Tabel Input-Output Jawa Tengah tahun 2013 merupakan data tahun terakhir yang dipublikasikan dengan klasifikasi 88 sektor ekonomi. Penggunaan tabel analisis inputoutput yang dilakukan pada studi ini berdasarkan klasifikasi 9 sektor hasil agregasi tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen Tabel Input-Output Jawa Tengah Tahun Instrumen yang dipakai untuk mengolah dan menganalisis data dalam studi ini adalah Microsoft Excel.Sumber data berasal dari instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah dan Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Provinsi Jawa Tengah.Pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis input-output. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Keterkaitan Antar Sektor Dari Indeks Daya Penyebaran (Backward Linkages) dan Indeks Derajat Kepekaan (Forward Linkages) hasil analisis tabel input-output Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 berdasarkan klasifikasi 9 sektor ekonomi, maka sektor-sektor ekonomi Provinsi Jawa Tengah dapat dikelompokan sebagai berikut: Kelompok 1, Sektor Unggulan yaitu sektor-sektor yang mempunyai Indeks Daya Penyebaran (IDP) dan Indeks Derajat Kepekaan (IDK) di atas rata-rata (αj>1 dan βi>1) adalah 571
4 Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Sektor Industri Pengolahan dengan IDP 1,04810 dan IDK 1, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan IDP 1,01493 dan IDK 1, Kelompok 2, Sektor yang mempunyai Indeks Derajat Kepekaan yang tinggi (βi>1) tetapi Indeks Daya Penyebaran rendah (αj<1). Sektor ini menunjukan sektor yang memiliki kepekaan tinggi terhadap perubahan sektorsektor ekonomi lainnya. Sektor yang termasuk dalam kelompok ini adalah Sektor Pertanian dengan IDP 0,89098 dan IDK 1, Kelompok 3, Sektor yang mempunyai Indeks Derajat Kepekaan rendah (βi<1) tetapi Indeks Daya Penyebaran tinggi (αj>1). Sektor ini mempunyai ketergantungan tinggi. Sektor yang termasuk dalam kelompok ini adalah sektor Bangunan dan Sektor Angkutan dan Komunikasi. Sektor Bangunan dengan IDP 1,19614 dan IDK 0, Sektor Angkutan dan Komunikasi dengan IDP 1,17709 dan IDK 0, Kelompok 4, Sektor yang kurang memiliki prospek yaitu sektor-sektor yang mempunyai Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan rendah (di bawah ratarata). Sektor yang termasuk dalam kelompok ini adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan IDP 0,84077 dan IDK 0,74819; sektor listrik, gas dan air bersih dengan IDP 0,96704 dan IDK 0,81836; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan IDP 0,87679 dan IDK 0,87306; sektor jasa-jasa dengan IDP 0,98815 dan IDK 0, Tabel 2. Pengelompokan Jenis Sektor Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Indeks Derajat Kepekaan tinggi Indeks Derajat Kepekaan rendah Indeks Daya Penyebar an tinggi Indeks Daya Penyebar an rendah I. Sektor Unggulan - Industri Pengolahan - Perdagang an, Hotel dan Restoran II. Sektor Berkembang - Pertanian III. Sektor Potensial - Bangunan - Pengangku tan dan Komunikasi IV. Sektor Terbelakang - Pertamban gan dan Penggalian - Listrik, Gas dan Air Bersih - Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - Jasa-jasa Sumber: Analisis Tabel I-O Jawa Tengah 2013, diolah Hasil pengelompokan sektor perekonomian berdasarkan indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan di atas sesuai dengan teori pertumbuhan jalur cepat yang disinergikan yang menyatakan bahwa setiap negara atau wilayah perlu melihat sektor/komoditi apa yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam maupun karena sektor itu memiliki competitive advantage untuk dikembangkan. Analisis Angka Pengganda Melalui angka pengganda dapat diketahui dampak perubahan sektor tertentu apabila terjadi perubahan permintaan akhir suatu sektor lainnya sehingga dapat diketahui peran suatu sektor terhadap sektor lainnya dalam perekonomian suatu daerah. Dalam penelitian ini, angka pengganda yang dilihat adalah angka pengganda output (output multiplier) dan angka pengganda tenaga kerja (employment multiplier). 572
5 Tabel 3. MultiplierOutput Sektor Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Kode Sektor Multiplier Output Multiplier Tenaga Kerja 1 Pertanian 1, , Pertambangan dan Penggalian 1, , Industri Pengolahan 2, , Listrik, Gas dan Air Bersih 1, , Bangunan 1, , Perdagangan, Hotel dan Restoran 1, , Pengangkutan dan Komunikasi 1, , Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1, , Jasa-jasa 1, ,02666 Sumber: Analisis Tabel I-O Jawa Tengah 2013, diolah Berdasarkan hasil analisis angka pengganda output tabel input-output tahun 2013, menunjukan sektor industri pengolahan memiliki nilai angka pengganda output tertinggi yaitu 2, Hal ini berarti setiap kenaikan permintaan output sektor industri pengolahan sebesar Rp1 akan berdampak meningkatkan output perekonomian secara keseluruhan sebesar Rp2, Hasil Analisis angka pengganda tenaga kerja menunjukan bahwa seluruh sektor perekonomian di Jawa Tengah memiliki angka pengganda tenaga kerja di bawah 1 (<1). Sektor pertanian mempunyai nilai multiplier tenaga kerja tertinggi sebesar 0, Hal tersebut berarti bahwa jika terjadi peningkatan output sektor pertanian sebesar Rp100 akan menyebabkan peningkatan penyerapan tenaga kerja dalam perekonomian sebesar 5 orang. Hal analisis angka pengganda ini sesuai dengan teori konsep multiplier effect yang dikemukakan oleh Tarigan (2002: 139) bahwa multiplier effect terjadi apabila ada satu sektor yang diakibatkan oleh permintaan dari luar wilayah produksinya meningkat karena ada keterkaitan tertentu membuat banyak sektor lain juga akan meningkat produksinya dan akan terjadi beberapa kali putaran pertambahan sehingga total kenaikan produksi bisa beberapa kali lipat dibandingkan dengan kenaikan permintaan dari luar untuk sektor tersebut. Analisis Dampak Investasi Terhadap Output dan Tenaga Kerja Penelitian ini menganalisis secara parsial dampak permintaan akhir terhadap output yaitu komponen permintaan akhir investasi PMDN dan PMA terhadap output untuk melihat peran investasi suatu sektor terhadap pembentukan output dan dampak investasi terhadap penyerapan tenaga kerja sektoral di Provinsi Jawa Tengah. Hasil Analisis dampak menunjukan hasil permintaan akhir investasi terhadap output terlihat bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor industri pengolahan; dan sektor pertanian memiliki nilai dampak output dan penyerapan tenaga kerja tertinggi akibat investasi swasta. Sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai output akibat permintaan akhir investasi sebesar ,735. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan investasi di sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp1 juta, maka output di sektor tersebut akan naik sebesar Rp ,735. Begitu pula dengan sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Besarnya kenaikan output akibat investasi di sektor tersebut sebanding dengan nilai dampak permintaan akhir investasi terhadap output di sektor tersebut. 573
6 Tabel 4. Dampak Permintaan Akhir Investasi terhadap Output Kode Sektor Investasi Angka Penyerapan Tenaga Kerja 1 Pertanian , Pertambangan dan Penggalian 1.833, Industri Pengolahan , Listrik, Gas dan Air Bersih , Bangunan , Perdagangan, Hotel dan Restoran , Pengangkutan dan Komunikasi , Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan , Jasa-jasa , Sumber: Analisis Tabel I-O Jawa Tengah 2013, diolah Nilai penyerapan tenaga kerja akibat investasi di sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu artinya setiap kenaikan investasi di sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp1 juta akan menyerap tenaga kerja sejumlah orang. Begitu pula dengan sektor industri pengolahan dan sektor pertanian. Besarnya penyerapan tenaga kerja akibat investasi di sektor tersebut sebanding dengan nilai dampak permintaan akhir investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa investasi, output dan penyerapan tenaga kerja saling terkait dan mempengaruhi. Investasi yang meningkat akan meningkatkan nilai output dan peningkatan output akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor perekonomian. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang sejenis yang menyatakan bahwa Dampak Permintaan Akhir (Investasi Swasta) memiliki hubungan yang positif terhadap pembentukan output dan penyerapan tenaga kerja (Darwis Amin, 2014). SIMPULAN Keterkaitan antarsektor di Provinsi Jawa Tengah yang dianalisis berdasarkan Tabel Input-Output Tahun 2013 menunjukan hasil bahwa sektor yang memiliki keterkaitan ke depan tinggi adalah sektor pertanian, sektor 574 industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang yang tinggi adalah sektor industri pengolahan; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi. Kemudian berdasarkan analisis keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang dapat diketahui sektorsektor perekonomian yang termasuk dalam Sektor Unggulan adalah Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Sektor yang mempunyai daya dukung kuat (Sektor Berkembang) adalah Sektor Pertanian. Sektor yang mempunyai ketergantungan tinggi (Sektor Potensial) adalah sektor Bangunan dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Sektor yang kurang memiliki prospek (Sektor Terbelakang) yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor jasa-jasa. Angka pengganda di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan analisis Tabel Input- Output Tahun 2013 menunjukan hasil bahwa sektor industri pengolahan menjadi sektor dengan angka pengganda output tertinggi dan sektor pertanian mempunyai nilai angka pengganda tenaga kerja tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Dampak perubahan nilai output dan dampak penyerapan tenaga kerja berdasarkan analisis Tabel Input-Output Tahun
7 2013 di Provinsi Jawa Tengah menunjukan sektor dengan dampak output dan tenaga kerja tertinggi akibat investasi swasta di Provinsi Jawa Tengah adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor industri pengolahan; dan sektor pertanian. DAFTAR PUSTAKA Amin, Darwis Dampak Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Maluku: Analaisis Input-Output. Jurnal Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Ambon. Ambon. Anas, M. (2015). Peranan Sektor Industri Pengolahan dalam Perekonomian Provinsi Jawa Tengah dengan Pendekatan Analisis Input Output. Economics Development Analysis Journal, 4(3). doi: /edaj.v4i Arsyad, Lincoln Ekonomi Pembangunan Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta. As har, Hikmawan Adi Pola Keterkaitan Antar Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja oleh Sektor UMKM di Indonesia. Jurnal Ilmiah. Universitas Brawijaya. Malang. Badan Koordinasi Penanaman Modal Rencana Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun Badan Koordinasi Penanaman Modal. Jakarta. Badan Pusat Statistik Jawa Tengah Dalam Angka Tahun Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. Badan Pusat Statistik Jawa Tengah Dalam Angka Tahun Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. Badan Pusat Statistik Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input-Output. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Badan Pusat Statistik Statistik Indonesia Badan Pusat Statistik. Jakarta. Badan Pusat Statistik Tabel Input Output Jawa Tengah Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang. Badan Pusat Statistik Teknik Penyusunan Tabel Input-Output. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Faleiros, João Paulo Martin, et al Evaluating the effect of exchange rate and labor productivity on import penetration of Brazilian manufacturing sectors. EconomiA, 17(1), pp Firmansyah Operasi Matrix dan Analisis Input- Output untuk Ekonomi-Aplikasi Praktis dengan Microsoft Excel dan MATLAB. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro dan Laboratorium Studi Kebijakan Ekonomi (LSKE) FE-UNDIP. Jamaliah The Effect of Investment to Value Added Production, Employment Absorption, Productivity, and Employees Economic Welfare in Manufacturing Industry Sector in West Kalimantan Province. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 219, pp Jhingan, M.L Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Junaidi Analisis Input-Output dengan Microsoft Office Excel. Seri Tutorial Analisis Kuantitatif. Universitas Jambi. Jambi. Kuncoro, Mudrajad Metode Kuantitatif-Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN. Marouani, Mohamed A. and Björn Nilsson The labor market effects of skill-biased technological change in Malaysia. Economic Modelling, 57, pp Pemerintah Provinsi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah Provinsi. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Setiawan, Achma Hendra. Analisis Penyerpan Tenaga Kerja Pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Semarang. JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan, [S.l.], v. 3, n. 1, Dec ISSN ak/article/view/4663. Date accessed: 28 Jun Subanti, sri dan Arif Rahman Hakim Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara: Pendekatan Sektor Basis dan Analisis Input-Output. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Vol. 10 No. 1, April Tarigan, Robinson Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara. Todaro, P. Michael Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga. 575
Economics Development Analysis Journal
EDAJ 4 (3) (2015) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj PERANAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN ANALISIS
Lebih terperinciDAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)
DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1-9 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jme DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA
Lebih terperinciEconomics Development Analysis Journal
EDAJ 2 (1) (2013) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj KONSENTRASI INDUSTRI PENGOLAHAN DI PROPINSI JAWA TENGAH Nevita Sari Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas
Lebih terperinci(Klasifikasi 14 Propinsi Berdasarkan Tabel IO Propinsi Tahun 2000) Dyah Hapsari Amalina S. dan Alla Asmara
69 Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009) KETERKAITAN ANTAR SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN DI INDONESIA Dyah Hapsari Amalina S. 1 dan Alla Asmara 2 1 Alumni Departemen
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya
Lebih terperinciPENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH
J. Agroland 17 (1) : 63 69, Maret 2010 ISSN : 0854 641X PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH The Effect of Investment of Agricultural
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap
Lebih terperinciKeywords : GDRP, learning distribution, work opportunity
1 ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEKTOR PERTANIAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEMPATAN KERJA SERTA DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN Erlina Rufaidah 1, Dwi Wulan Sari 2 Program Studi
Lebih terperinciDampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Analisis Input Output)
1 Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Analisis Input Output) The Impact Of Agricultural Sector Investment On The Economic Of East Java (Input Output
Lebih terperinciANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA (ANALISIS INPUT OUPUT)
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017 ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA (ANALISIS INPUT OUPUT) Retno Febriyastuti Widyawati Alumnus Program
Lebih terperinciANALISIS DAYA PENYEBARAN DAN DERAJAT KEPEKAAN SEKTOR EKONOMI DI JAWA TENGAH ABSTRAK
ANALISIS DAYA PENYEBARAN DAN DERAJAT KEPEKAAN SEKTOR EKONOMI DI JAWA TENGAH Abednego Dwi Septiadi 1, Muliasari Pinilih 2, dan Intan Shaferi 3 1,2 Program Studi Sistem Informasi 3 Jurusan Manajemen STMIK
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Banjarnegara Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai peranan ekonomi sektoral ditinjau dari struktur permintaan, penerimaan
Lebih terperinciHalaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) DAMPAK PERTUMBUHAN SEKTOR EKONOMI BASIS TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI Imelia, Hardiani ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai suatu bangsa dan negara besar dengan pemilikan sumber daya alam yang melimpah, dalam pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional
Lebih terperinciPendahuluan. Rita et al., Analisis Kinerja Sektor Ekonomi Provinsi Jawa Timur: Pendekatan Model Input-Output dan...
1 Analisis Kinerja Sektor Ekonomi Provinsi Jawa Timur: Pendekatan Model Input-Output dan Multiplier Product Matrix (Analysis Of East Java Economy Performance: Input-Output and Multiplier Product Matrix
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan adalah suatu proses perubahan yang direncanakan dan merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap menuju tingkat
Lebih terperinciPENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME
PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME NUSA TENGGARA BARAT DALAM ANGKA 2013 NUSA TENGGARA BARAT IN FIGURES 2013 Pendapatan Regional/ BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME Produk Domestik
Lebih terperinciYofi et al., Analisis Peran Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi...
Yofi et al., Analisis Peran Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi... 1 Analisis Peran Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Pendekatan Input-Output) An Analysis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang harus dilakukan oleh suatu bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa tersebut.
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN BALI: PENDEKATAN SHIFT SHARE
ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN BALI: PENDEKATAN SHIFT SHARE Christina Hani Putri 1 Surya Dewi Rustariyuni Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ABSTRAK Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI PROVINSI MALUKU
IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI PROVINSI MALUKU Darwis Amin Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Ambon Jln. Dr. H.Tarmizi Taher Kebun Cengkeh Batu Merah Ambon ABSTRACT This research aims to analyze
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2)
EKO-REGIONAL, Vol 1, No.1, Maret 26 ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2) 1) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN
ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2011-2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat - Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciAnalisis Keterkaitan Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian... Keywords: the manufacturing industry and agriculture, input output
Analisis Keterkaitan Sektor Industri Pengolahan Dan Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Jawa Timur 1 (Analysis of Linkages Manufacturing Sector and Agricultural Sector in The East Java) Edi Prasetyawan,
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan secara terus-menerus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan
Lebih terperinciPendapatan Regional/ Regional Income
Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 559 560 Nusa Tenggara in Figures 2012 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun
Lebih terperinciANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI TERHADAP PDRB JAWA TIMUR
ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI TERHADAP PDRB JAWA TIMUR Yoalina Septriani Nur Arifah dan Retno Mustika Dewi Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT
Lebih terperinciPENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX REGIONAL INCOME Struktur Ekonomi. 9.1.
BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX 9.1. Struktur Ekonomi 9.1. Economy Structure Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama perekonomian di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku
Lebih terperinciKeterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Okto Dasa Matra Suharjo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciAnalisis Peranan Sektor Jasa Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Model Input Output)
1 Analisis Peranan Sektor Jasa Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Model Input Output) Analysis of Service Sector Contribution to the Economy of East Java Province by Inputoutput Analysis
Lebih terperinciJURNAL TINGKAT PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA RATIH MAWARNI AMIN. Dosen Pembimbing :
JURNAL TINGKAT PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA RATIH MAWARNI AMIN 100 314 035 Dosen Pembimbing : 1. Ir. Oktavianus Porajow, MS 2. Dr. Ir. Charles R. Ngangi, MS 3.
Lebih terperinciJURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:
JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 219-228 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB (Studi Kasus BPS Kabupaten Kendal
Lebih terperinciFakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT
EKO-REGIONAL, Vol 2, No.2, September 2007 APLIKASI MODEL STATIC DAN DYNAMIC LOCATION QUOTIENTS DAN SHIFT-SHARE DALAM PERENCANAAN EKONOMI REGIONAL (Studi Kasus Kabupaten Ogan Komering Ulu Propinsi Sumatera
Lebih terperinciEconomics Development Analysis Journal
EDAJ 1 (2) (2012) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH MELALUI ANALISIS SEKTOR BASIS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN
Lebih terperinciANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA
Perwitasari, H. dkk., Analisis Input-Output... ANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA Hani Perwitasari dan Pinjung Nawang Sari Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Gadjah Mada
Lebih terperinciANALISIS INPUT OUTPUT PENGOLAHAN TEMBAKAU DI PROVINSI JAWA TIMUR. Input Output Analysis of Tobacco Proccessing in Jawa Timur Regency
ANALISIS INPUT OUTPUT PENGOLAHAN TEMBAKAU DI PROVINSI JAWA TIMUR Input Output Analysis of Tobacco Proccessing in Jawa Timur Regency Iswin Raka Agung Wijaya 1), Masyhuri 2), Irham 2), Slamet Hartono 2)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Ekonomi Regional Pertumbuhan ekonomi merupakan unsur penting dalam proses pembangunan wilayah yang masih merupakan target utama dalam rencana pembangunan di samping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian dari suatu perwujudan pembangunan ekonomi nasional yang bertujuan menciptakan kemandirian suatu daerah dalam mengurus rumah
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini ditujukkan melalui memperluas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
CHAPTER XIV REGIONAL INCOME Penjelasan Teknis Catatan Teknis 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi dan kabupaten/kota) menggambarkankemampuansuatu wilayah untuk menciptakan
Lebih terperinciANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TIMUR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TIMUR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Olivia Louise Eunike Tomasowa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang E-mail: oliph_21@yahoo.com
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hal-hal yang akan diuraikan dalam pembahasan dibagi dalam tiga bagian yakni bagian (1) penelaahan terhadap perekonomian Kabupaten Karo secara makro, yang dibahas adalah mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dam masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk kerja sama antara pemerintah
Lebih terperinciKONTRIBUSI NILAI EKONOMI PENGEMBANGAN KAWASAN RAWAPENING DI KABUPATEN SEMARANG
1 Konstribusi Nilai Ekonomi Pengembangan Kawasan Rawapening KONTRIBUSI NILAI EKONOMI PENGEMBANGAN KAWASAN RAWAPENING DI KABUPATEN SEMARANG SRI SUBANTI 1, ZAINI ROHMAD 2, DAN ARIF RAHMAN HAKIM 3 1Fakultas
Lebih terperinciVI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku
VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU 6.1. Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku Aktivitas atau kegiatan ekonomi suatu wilayah dikatakan mengalami kemajuan,
Lebih terperinciKINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA
SEPA : Vol. 9 No. 2 Februari 2013 : 201-208 ISSN : 1829-9946 KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA WIWIT RAHAYU Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Struktur Perekonomian Provinsi Jambi 5.1.1 Struktur Permintaan Berdasarkan tabel Input-Output Provinsi Jambi tahun 2007 klasifikasi 70 sektor, total permintaan Provinsi Jambi
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan
60 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI. Oleh. Nurul Qomaria NIM
ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI Oleh Nurul Qomaria NIM 100810101016 ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2014
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK
PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK Dhani Kurniawan Teguh Pamuji Tri Nur Hayati Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Fattah Demak Email : ujik_angkung@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciEVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)
EKO-REGIONAL, Vol 1, No.1, Maret 2006 EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2) 1) Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan tolak ukur perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Mitrawan Fauzi
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Mitrawan Fauzi mitrawanfauzi94@gmail.com Luthfi Mutaali luthfimutaali@ugm.ac.id Abtract Competition
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
CHAPTER XIV REGIONAL INCOME Penjelasan Teknis Catatan Teknis 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi dan kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB (STUDI KASUS BPS KABUPATEN KENDAL TAHUN 2006-2010) SKRIPSI Disusun oleh : ROSITA WAHYUNINGTYAS J2E 008 051 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam industri yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat ekonomi yang terjadi. Bagi
Lebih terperinciKontribusi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah (Analisis Struktur Input Output)
AGRARIS: Journal of Agribusiness Vol. 3 No. 2 Juli 2017 SEVI OKTAFIANA FORTUNIKA 1, ENI ISTIYANTI 2, SRIYADI 2 1 Program Studi Magister Sains Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Sekolah Pascasarjana,
Lebih terperinciPENGARUH SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI RIAU. Dian Alfira Kasmita
PENGARUH SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI RIAU Dian Alfira Kasmita Pembimbing: Almasdi Syahza dan Riadi Armas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Jl. Bina
Lebih terperinciListrik, Gas & Air Bersih. Dengan demikiansektor tersebut perlu mendapat perhatian
Listrik, Gas & Air Bersih. Dengan demikiansektor tersebut perlu mendapat perhatian utama dalam penentuan arahkebijakan pembangunan ekonomi Kota Medan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Lebih terperinciSebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di
120 No. 1 2 3 4 Tabel 3.5 Kegiatan Pembangunan Infrastruktur dalam MP3EI di Kota Balikpapan Proyek MP3EI Pembangunan jembatan Pulau Balang bentang panjang 1.314 meter. Pengembangan pelabuhan Internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Kewenangan Pemerintah Daerah menjadi sangat luas dan strategis setelah pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian dalam Bab ini menjelaskan hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap 4 (empat) hal penting yang menjadi fokus dari penelitian ini, yaitu: (1) peranan sektor kehutanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya pembangunan ekonomi jangka panjang yang terencana dan dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan adalah suatu
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi... ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN 2009 2015 STIE Insan Pembangunan e-mail :
Lebih terperinciProduk Domestik Regional Bruto/ Gross Regional Domestic Product
Produk Domestik Regional Bruto/ Bangka Selatan Dalam Angka/ Bangka Selatan In Figures 2012 327 328 Bangka Selatan Dalam Angka/ Bangka Selatan In Figures 2012 10.1 Produk Domestik Regional Bruto Produk
Lebih terperinciSTRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Fitriadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Abstract Economic structure of the province of East Kalimantan, tend not to change because it is still
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA Andi Tabrani Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing, BPPT, Jakarta Abstract Identification process for
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN
164 BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN Adanya keterbatasan dalam pembangunan baik keterbatasan sumber daya maupun dana merupakan alasan pentingnya dalam penentuan sektor
Lebih terperinciPendapatan Regional/ Regional Income
2010 539 540 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME PDRB atas dasar berlaku pada tahun 2008 sebesar 35.261,68 milyar rupiah, sedang pada tahun sebelumnya 33522,22 milyar rupiah, atau mengalami
Lebih terperinciPendapatan Regional/ Regional Income
2011 541 542 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME PDRB atas dasar berlaku pada tahun 2010 sebesar 49.362,71 milyar rupiah, sedang pada tahun sebelumnya 43.985,03 milyar rupiah, atau mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang bahwa industri dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belajar dari pembangunan negara maju, muncul keyakinan banyaknegara berkembang bahwa industri dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciTUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono
UNIVERSITAS INDONESIA TUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono NAMA Sunaryo NPM 0906584134 I Made Ambara NPM 0906583825 Kiki Anggraeni NPM 090xxxxxxx Widarto Susilo NPM 0906584191 M. Indarto NPM 0906583913
Lebih terperinciPengaruh Investasi, Inflasi, Suku Bunga dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Propinsi Sumatera Utara
Pengaruh Investasi, Inflasi, Suku Bunga dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Propinsi Sumatera Utara Albina Ginting 1 ), Gerald P. Siahaan 2 ) 1,2 ) Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang Berkembang (NSB) pada awalnya identik dengan strategi pertumbuhan ekonomi, yaitu usaha untuk meningkatkan
Lebih terperinciKEUNGGULAN DAN SPESIALISASI EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN (PENDEKATAN MODEL SHIFT-SHARE ESTEBAN MARQUILLAS)
EKO-REGIONAL, Vol. 6, No.2, September 2011 KEUNGGULAN DAN SPESIALISASI EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2000-2009 (PENDEKATAN MODEL SHIFT-SHARE ESTEBAN MARQUILLAS) Oleh: Lio Andi Prasetia 1),
Lebih terperinciPERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA (ANALISA INPUT OUTPUT)
M-4 PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA (ANALISA INPUT OUTPUT) Arif Rahman Hakim 1), Rai Rake Setiawan 2), Muhammad Safar Nasir 3), Suripto 4), Uswatun Khasanah 5) 1,2,3,4,5) Prodi
Lebih terperinciHalaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1,no 7 April 2013 Analisis Tipologi Pertumbuhan Sektor Ekonomi Basis dan Non Basis dalam Perekonomian Propinsi Jambi Emilia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan antar daerah. Pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciKONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU
KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU THE CONTRIBUTION OF THE FISHERIES SUB-SECTOR REGIONAL GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP)
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI. Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah
ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIDA Banyuwangi Email: nuranim_staida@yahoo.com & Email: inayahsyaiqoni@yahoo.com
Lebih terperinciSUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN
SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN 2005-2014 Sri Hidayah 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Uniersitas Siliwangi SriHidayah93@yahoo.com Unang 2) Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciEconomics Development Analysis Journal
EDAJ 2 (1) (2013) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj ANALISIS PERAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN PEMALANG (ANALISIS TABEL INPUT
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI
PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI Muhammad Hasan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar Email : hasdiansa@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara
Lebih terperinciANALISIS PERGESERAN SEKTOR PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH BESAR. Abstract
ANALISIS PERGESERAN SEKTOR PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH BESAR Abstract This study aims to analyze the shift in the economic sector of Aceh Besar district and determine dominant sector. This study uses secondary
Lebih terperinciBoks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007
Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 TABEL INPUT OUTPUT Tabel Input-Output (Tabel I-O) merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu faktor penting dalam perencanaan pembangunan daerah adalah membangun perekonomian wilayah tersebut agar memiliki daya saing yang tinggi agar terus
Lebih terperinciAnalisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol
Analisis Sektor Unggulan dan Supomo Kawulusan (Mahasiswa Program Studi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako) Abstract The purpose this reseach the economy sector growth
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan atas sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN
ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2007-2011 JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Bakhtiar Yusuf Ghozali 0810210036 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
Lebih terperinciAnalisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahan di Jawa Timur Tahun
1 Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahan di Jawa Timur Tahun 2000 2012 (The Analysis of Employment Absorption in the Sector of Manufacturing Industry in East Java During the Year
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA (STUDI KASUS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE )
ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA (STUDI KASUS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2007-2012) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Andreas Andy Permana 0710210057 JURUSAN
Lebih terperinciSTRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri
STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA Universitas Muria Kudus, Gondangmanis Bae, Po Box 53, Kudus 59352 Email: zainuri.umk@gmail.com Abstract The economic structure of Jepara regency shown
Lebih terperinciSumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah
48 V. DUKUNGAN ANGGARAN DALAM OPTIMALISASI KINERJA PEMBANGUNAN BERBASIS SEKTOR UNGGULAN 5.1. Unggulan Kota Tarakan 5.1.1. Struktur Total Output Output merupakan nilai produksi barang maupun jasa yang dihasilkan
Lebih terperinciDampak Investasi Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian Jawa Timur (Pendekatan Analisis Input-Output)
Dampak Investasi Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian Jawa Timur (Pendekatan Analisis Input-Output) 1 (The Impact of Manufacturing Sector Investment On The Economy of East Java (Input Output
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA. Aurelianus Jehanu 1 Ida Ayu Purba Riani 2
Jurnal Kajian Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume II No 3, Desember 2015 ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA Aurelianus Jehanu 1 rulijehanu@gmail.com Ida Ayu Purba Riani 2 purbariani@yahoo.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan hipotesis, melainkan hanya mendeskripsikan
Lebih terperinci