IV. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 32 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu pada bulan September 2008 sampai dengan Desember Lokasi penelitian adalah pada beberapa instansi dan industri sampling yang terletak di Kecamatan Citeureup, Gunung Putri dan Cileungsi - Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan review kebijakan AMDAL/UKL-UPL, analisis kualitas dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan atau SML, serta analisis kinerja lingkungan kegiatan industri kimia dilakukan di Kabupaten Bogor Lingkup Penelitian Industri yang Diteliti Berdasarkan tujuan penelitian keragaman populasi target, dan pertimbangan praktis penelitian (aksesibilitas/izin, waktu dan biaya), maka lingkup penelitian hanya pada industri tertentu. Sampel badan usaha ini didasarkan pada tujuan tertentu (purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa perusahaan yang diteliti memiliki dokumen yang menjadi sasaran penelitian (Arikunto, 2006). Jenis industri ditentukan berdasarkan lokasinya dan kelengkapan dokumen implementasi pengelolaan lingkungan, sehingga terbatas pada perusahaan industri kimia tertentu yang terletak di dalam wilayah UPTD Cibinong dan telah memiliki dan mengimplementasikan dokumen studi lingkungan atau telah memiliki sertifikat ISO selama 3 (tiga) tahun. Data Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa industri kimia yang wajib UKL/UPL adalah sebesar 91 industri. Dari jumlah industri kimia tersebut yang pernah melakukan pelaporan implementasi RKL/RPL atau UKL/UPL sebanyak 26 industri. Jumlah sampel industri kimia ditentukan dengan ketentuan 10-20%, sehingga dengan jumlah 8 perusahaan masih mewakili industri kimia yang ada di Kabupaten Bogor. Kriteria lainnya adalah implementasi dokumen studi lingkungan serta sertifikat ISO selama 3 (tiga) tahun adalah merupakan waktu yang cukup untuk melihat sejauh mana evaluasi dapat dilakukan, sehingga jenis industri yang menjadi obyek penelitian dipilih dengan pertimbangan :

2 33 a) mewakili industri kimia yang telah memiliki dokumen lingkungan dan melaksanakan kegiatan implementasi pengelolaan lingkungan namun tidak memiliki sertifikat SML ISO adalah PT Djasula Wangi (PT DW), PT Indesso Aroma (PT IND), PT Agricon (PT AG) dan PT Millenium Massa Manunggal (PT M3), PT Lemindo Abadi Jaya (PT LA), PT Murni Cahaya Pratama (PT MC) dan PT Sika Indonesia (PT SI). b) mewakili industri kimia yang telah memiliki dokumen lingkungan dan melaksanakan kegiatan implementasi pengelolaan lingkungan serta menerapkan SML ISO adalah PT Sigma Utama (PT SU) Wilayah Studi Pemilihan wilayah studi di UPTD Cibinong terutama di Kecamatan Citeureup, Gunung Putri dan Cileungsi karena wilayah tersebut merupakan sentra industri, dimana lebih dari 50% industri yang ada di Kabupaten Bogor terdapat di wilayah ini (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, 2007). Disamping itu wilayah kajian ini dikaitkan dengan kondisi hidrologi diantara Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi, sehingga wilayah studi yang menjadi kajian adalah : a) Desa Sanja dan Kelurahan Karang Asem Barat (Kecamatan Citeureup) b) Desa Wanaherang (Kecamatan Gunung Putri) c) Desa Limusnunggal dan Desa Cileungsi (Kecamatan Cileungsi) Lokasi penelitian pada ketiga kecamatan tersebut seperti tertera pada Gambar Obyek Penelitian Obyek penelitian ditekankan pada aspek kualitas udara (CO, SO 2, NO 2 dan debu), kualitas air (ph, TSS, BOD dan COD) dan limbah padat serta masalah sosial sesuai dengan isu dampak yang ditimbulkan oleh industri kimia yang tertuang dalam dokumen lingkungan (AMDAL atau UKL/UPL) yang telah disusun sebelumnya. Parameter tersebut di atas merupakan parameter yang dipantau oleh seluruh perusahaan yang diteliti, sehingga dapat dibandingkan kinerja antar perushaan dengan menggunakan indikator yang sama.

3 34 Kab. Bogor Gambar 6. Peta lokasi penelitian

4 Populasi Sampel Wawancara terhadap karyawan industri dilakukan untuk menggali informasi (persepsi pekerja tentang lingkungan dan limbah) terkait dengan kinerja perusahaannya. Populasi penelitian ini mempunyai unsur yang heterogen, tersebar dalam beberapa departemen atau sub populasi, sedangkan setiap departemen mempunyai jumlah karyawan yang berbeda. Oleh karena itu peneliti menggunakan teknik pengambilan sample proportional random sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel secara acak dengan jumlah yang proporsional untuk setiap sub populasi sesuai dengan ukuran populasinya (Arikunto, 2006). Adapun rumus pengambilan sampel pada perusahan yang diteliti adalah : ni = Ni x n N Keterangan : ni = Jumlah sampel menurut departemen n = Jumlah sampel seluruhnya Ni = Jumlah populasi menurut departemen N = Jumlah populasi seluruhnya Perusahaan penelitian pada umumnya merupakan industri kecil-menengah dengan jumlah karyawan bervariasi antara orang. Sehingga populasi sampel karyawan ditentukan berjumlah 20 orang yang mewakili masing-masing perusahaan penelitian. Adapun distribusi responden mewakili karyawan pabrik pada bagian produksi yang banyak berhubungan dengan masalah lingkungan. Wawancara terhadap masyarakat di sekitar industri juga dilakukan untuk menggali informasi (persepsi masyarakat) terkait dengan kinerja perusahaan di sekitarnya. Berdasarkan Arikunto (2006), untuk populasi lebih besar dari 100 orang maka jumlah responden sampelnya diambil 10-20% secara acak (random sampling). Rata-rata penduduk yang bermukim di sekitar perusahaan penelitian (industri kimia) adalah merupakan kelompok masyarakat dalam wilayah administratif rukun tetangga (RT) berjumlah antara warga, sehingga distribusi responden yang mewakli lima perusahaan penelitian adalah seperti tertera pada Tabel 3.

5 36 Tabel 3. Distribusi responden masyarakat di sekitar industri No Perusahaan Wilayah Administratif Jumlah Sampel 1. PT Djasula Wangi Desa Limusnunggal, 20 (PT DW) Kec. Cileungsi 2. PT Indesso Aroma Desa Cileungsi, 20 (PT IND) Kec. Cileungsi 3. PT Agricon Desa Wanaherang, 20 (PT AG) Kec. Gunung Putri 4. PT Millenium Massa Desa Cicadas, 20 Manunggal (PT M3) Kec. Gunung Putri 5. PT Sigma Utama Kelurahan Kr. Asem Barat, 20 (PT SU) Kec. Citeureup 6. PT Lemindo Abadi Jaya Desa Wanaherang, 20 (PT LA) Kec. Gunung Putri 7. PT Murni Cahaya Desa Sanja, 20 Pratama (PT MC) 8. PT PT Sika Indonesia (PT SI) Kec. Citeureup Desa Limusnunggal, Kec. Cileungsi Total responden 160 Sedangkan penetapan responden dalam rangka menggali informasi dan pengetahuan (akuisisi pendapat) pakar dalam rangka perumusan kebijakan adalah dengan cara tertentu (purposive sampling). Dasar pertimbangan penentuan pakar yang dijadikan responden adalah dengan kriteria 1) keterjangkauan dan kesediaan responden untuk diwawancarai; 2) mempunyai reputasi, kedudukan dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai pakar pada bidang yang diteliti dan 3) telah berpengalaman dalam bidangnya. Responden yang akan dipilih berdasarkan representasi sebagai stakeholder tersebut terdiri dari unsur Pemerintahan, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang relevan dengan kegiatan ini Rancangan Penelitian Studi Kinerja Pengelolaan Lingkungan a. Jenis dan Sumber Data 1) Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh dan dikumpulkan langsung dari lokasi penelitian melalui kuisioner yang diberikan kepada para responden tingkat manajemen perusahaan dan pelaksana produksi tentang 20

6 37 pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan pasca-amdal/uklupl dan implementasi ISO dan masyarakat. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan untuk keperluan pengumpulan data terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu daftar periksa (checklist) dan daftar isian kinerja lingkungan dan pedoman wawancara persepsi masyarakat. a). Daftar Periksa (checklist) Daftar periksa (checklist) ini merupakan instrumen yang disusun dengan tujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan penerapan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan SML perusahaan. Checklist berbentuk seperangkat pernyataan yang menyediakan respon/jawaban yang menggambarkan kondisi aktual penerapan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan SML ISO b). Daftar Isian Kinerja Lingkungan Penggunaan instrumen daftar isian kinerja lingkungan dilakukan untuk mengetahui pola kinerja lingkungan perusahaan. Data dan informasi yang direkam mencakup kinerja operasional dan kinerja manajemen serta pengetahuan/sikap terhadap lingkungan. c). Pedoman Wawancara Penggunaan pedoman wawancara untuk masyarakat di sekitar perusahaaan dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap perusahaan. 2) Data Sekunder Data sekunder yang dibutuhkan tersebut bersumber dari perusahaan yang diteliti dan Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor meliputi : - Informasi umum tentang perusahaan dan data produksi serta pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan - Laporan AMDAL atau UKL/UPL yang telah disusun dan disyahkan oleh instansi terkait - Laporan implementasi RKL/RPL atau UKL/UPL yang telah disusun dan disampaikan ke instansi terkait selama 3 (tiga) tahun terakhir

7 38 b. Metode Pengumpulan Data dan Informasi Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1) Kuisioner dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui persepsi responden terhadap pengelolaan lingkungan pasca-amdal atau UKL/UPL dan ISO ) Teknik dokumentasi dari dokumen yang ada di perusahaan yang berkaitan dan diperlukan dalam penelitian ini. 3) Observasi/pengamatan langsung ke lapangan mengenai pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian lingkungan. c. Metode Analisis Data 1) Analisis Deskriptif Data-data yang telah dikumpulkan di lapangan dari hasil wawancara akan diolah dengan cara pendekatan analisis deskriptif. Dalam hal lain analisis data yang disusun dapat mengetahui tingkat persepsi karyawan terhadap implementasi pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan oleh perusahaan. 2) Analisis Kecenderungan (Trend Analysis) Data-data hasil pemantauan selama periode 3 tahun yang telah dikumpulkan akan diolah dengan cara tabulasi data serta ditampilkan dalam bentuk tabel dan/atau grafik untuk selanjutnya dianalisis kecenderungan (trend analysis). Data yang terkumpul secara berurutan (time series) juga akan dianalisis variansi regressi kurva linear (linear curve estimation) dan korelasi (Walpole, 1995) dengan menggunakan perangkat lunak komputer (software) program SPSS versi 15. Formula dasar regressi linear adalah sebagai berikut : Y = bo + b1 X + e Keterangan : Y = peubah penjelas (predictor variable) X = peubah respons (response variable) bo = intersep b1 = slope e = galat (observed error)

8 39 Hasil analisis akan dapat memberikan gambaran dan informasi tentang pola kinerja perusahaan dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pasca-amdal atau UKL/UPL dan sertifikasi ISO Perlu diketahui bahwa penggunaan regressi linear di dalam bahasan kinerja lingkungan adalah untuk mengetahui kecenderungan hasil pemantauan yang dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut naik (positif) atau turun (negatif). Jadi bukan untuk mencari formulasi hubungan antara perubahan parameter lingkungan terhadap waktu pemantauan. Untuk analisis signifikasi kecenderungan pemantauan lingkungan dilakukan dengan menggunakan uji F antara F hitung dengan F tabel pada tingkat keyakinan 5% (α=0,05). Jika nilai F hitung > F tabel, maka dapat dikatakan kecenderungannya signifikan. Rumus F hitung adalah sebagai berikut : F hitung = R 2 / k (1 - R 2 )/(n - k - 1) Keterangan : R 2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel F = uji hipotesis 3) Analisis Kinerja Penilaian kinerja pengelolaan lingkungan terhadap variabel-variabel yang diteliti disesuaikan dengan acuan kriteria penilian Proper (program penilaian peringkat kinerja perusahan) yang dikeluarkan oleh KLH (Juni, 2008) yang dilakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Kriteria tersebut seperti tertera pada Lampiran 2 yang meliputi penelaahan terhadap : a) dokumentasi lingkungan (1) pelaporan, terdiri dari : kepemilikan dokumen AMDAL/UKL- UPL, kelengkapan pelaporan implementasi, kelengkapan dokumen SML ISO & Sistem Manajemen Mutu.

9 40 (2) kualitas dan kelengkapan dokumen, terdiri dari : kesesuaian format laporan dengan petunjuk teknis. (3) sumberdaya manusia, terdiri dari : ketersediaan personil/unit kerja yang menangani masalah lingkungan, program pelatihan karyawan dan sikap serta pengetahuan karyawan terhadap lingkungan b) pengelolaan limbah cair (1) perijinan dan kepemilikan pengendali limbah cair, terdiri dari : kepemilikan dokumen IPLC (ijin pembuangan limbah cair), kepemilikan IPAL, kelengkapan flowmeter pada IPAL. (2) kesesuaian parameter dan titik pantau, terdiri dari : ketaatan titik pantau dan parameter pemantauan limbah cair terhadap IPLC atau dokumen UKL/UPL. (3) hasil pengelolaan limbah cair, terdiri dari : kecenderungan hasil pemantauan limbah cair (ph, TSS, BOD dan COD) (4) pelaporan implementasi limbah cair (5) konsumsi energi terdiri dari : kecenderungan pemakaian energi listrik dan air (6) pengetahuan karyawan tentang limbah cair c) pengelolaan polusi udara/gas (1) kepemilikan pengendali kualitas udara (2) kesesuaian parameter dan titik pantau, terdiri dari : ketaatan titik pantau dan parameter pemantauan polusi udara dan kebisingan terhadap dokumen UKL/UPL. (3) hasil pemantauan kualitas udara dan kebisingan, terdiri dari : kecenderungan hasil pemantauan polusi udara (CO, NO 2, SO 2, debu dan kebisingan) (4) pelaporan implementasi kualitas udara dan kebisingan (5) pengetahuan karyawan tentang polusi udara dan kebisingan

10 41 d) pengelolaan limbah B3 (1) perlakukan terhadap limbah padat B3, terdiri dari : kepemilikan sarana pengolah limbah B3 dan perlakuan sementara limbah B3. (2) pengetahuan karyawan tentang limbah padat B3 e) masalah sosial (1) kontribusi CD/CSR perusahaan terhadap masyarakat sekitar. (2) dampak yang terjadi, terdiri dari : persepsi masyarakat terhadap dampak kualitas udara dan kualitas air. (3) keterlibatan tenaga kerja lokal (4) permasalahan sosial yang pernah terjadi Kriteria penilaian kinerja pengelolaan lingkungan diukur menggunakan skala linkert terhadap sejumlah pertanyaan. Skala linkert yang digunakan sebagai tolok ukur meliputi tidak baik dengan skor (1), belum baik dengan skor (2), cukup baik dengan skor (3), baik dengan skor (4), dan sangat baik dengan skor (5). Sedangkan rumusan penilaian secara keseluruhan dilakukan dengan formula sebagai berikut (Hadiwiardjo, 1997) : X i = (Σ Y i : M) x 100% Keterangan : X i = variabel ke i, 0 < X i < 1 i = 1, 2,..., 5 Σ Y i = jumlah nilai yang dapat dicapai oleh variabel ke-i M = jumlah nilai maksimum dari masing-masing variabel, yaitu perkalian antara jumlah parameter dengan nilai skor tertinggi Jumlah parameter yang diajukan untuk kriteria penilaian kinerja berdasarkan modifikasi dari penilaian Proper adalah 36 parameter, maka jumlah skor maksimum adalah 5 x 36 = 180 dan jumlah skor minimum adalah 1 x 36 = 36. Adapun untuk menentukan nilai kinerja suatu perusahaan baik yang telah menerapkan SML ISO maupun yang

11 42 belum secara menyeluruh dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 4. berikut. Tabel 4. Kategori penilaian kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan No Kategori Kinerja Nilai Kinerja (%) Kesetaraan Proper 1 Sangat baik biru + 1) 2 Baik biru - 2) 3 Cukup baik merah + 3) 4 Belum baik merah - 4) 5 Tidak baik 1-20 hitam 5) 1) Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku dan melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle, Recovery). 2) Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi beberapa upaya belum mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan (80% memenuhi persyaratan). 3) Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan (70% memenuhi persyaratan) 4) Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian kecil mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan (50% memenuhi persyaratan) 5) Belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan berarti, secara sengaja tidak melakukan upaya pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan, serta berpotensi mencemari lingkungan Studi Tingkat Ketaatan Pengelolaan Lingkungan a. Jenis dan Sumber Data 1) Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh dan dikumpulkan langsung dari lokasi penelitian melalui kuisioner yang diberikan kepada para responden tingkat manajemen perusahaan tentang ketaatan terhadap peraturan perundangan dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan pasca-amdal/uklupl dan implementasi ISO ) Data Sekunder Data sekunder yang diperoleh dari perusahaan dan Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DTRLH) Kabupaten Bogor diantaranya meliputi :

12 43 - Produk peraturan yang relevan dengan pengelolaan lingkungan yang dikeluarkan oleh instansi baik tingkat nasional maupun regional seperti : - Pedoman penyusunan laporan pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) - Peraturan yang memuat tentang baku mutu kualitas lingkungan baik udara, air dan limbah padat - Laporan AMDAL atau UKL/UPL yang telah disusun dan disyahkan oleh instansi terkait. - Laporan implementasi RKL/RPL atau UKL/UPL yang telah disusun dan disampaikan ke instansi terkait selama 3 (tiga) tahun terakhir. b. Metode Pengumpulan Data dan Informasi Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: - Kuesioner dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui persepsi responden terhadap pengelolaan lingkungan pasca-amdal atau UKL/UPL dan ISO Teknik dokumentasi dari dokumen yang ada di perusahaan yang berkaitan dan diperlukan dalam penelitian ini. c. Metode Analisis Data Data-data yang telah dikumpulkan di lapangan dari hasil wawancara akan diolah dengan cara pendekatan analisis deskriptif. Pengumpulan data hasil pengukuran yang telah dilakukan tersebut kemudian dibandingkan dengan baku mutu lingkungan yang berlaku secara regional maupun nasional untuk melihat tingkat ketaatan terhadap peraturan lingkungan. Hasil tersebut diharapkan akan dapat memberikan gambaran dan informasi tentang ketaatan perusahaan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pasca- AMDAL atau UKL/UPL dan sertifikasi ISO

13 Perumusan Strategi Kebijakan Pengelolaan Lingkungan a. Jenis dan Sumber Data 1) Data Primer Data primer berupa pendapat dari beberapa stakeholder tentang pelaksanaan studi lingkungan (AMDAL/UKLUPL) dan implementasi ISO pada industri kimia yang dicatat dengan menggunakan kuesioner. Sebagai responden stakeholder adalah seperti tertetra pada Tabel 5. Tabel 5. Responden stakeholder No Stakeholder Jumlah 1 Kantor Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KLH) - Kepala Bidang Pengembangan 1 - Kepala Bidang Tindak Lanjut 1 2 Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor - Kasie Implementasi RKL/RPL dan UKL/UPL 1 - Kasie Pengawasan dan Pengendalian 1 3 Bappeda Kabupaten Bogor - Kabid Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 1 4 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor - Kasie Industri Kimia (IKAH) 1 5 LSM 1 6 Camat Citeureup 1 7 Pakar Lingkungan 1 8 PPLH IPB 1 9 Industri Kimia 1 (PT Sigma Utama) 1 10 Industri Kimia 2 (PT Djasula Wangi) 1 Total 12 2) Data Sekunder Data sekunder berupa peraturan tentang kebijakan lingkungan yang dikeluarkan oleh instansi baik tingkat nasional maupun regional (KLH, Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bappeda, dan instansi terkait di Kabupaten Bogor seperti : - Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL/RPL atau UKL/UPL. - Peraturan yang memuat tentang baku mutu kualitas lingkungan baik udara, air dan limbah padat. - Peraturan daerah dan instansi lainnya yang terkait dengan kebijakan pengelolaan lingkungan di lingkungan Kabupaten Bogor.

14 45 b. Metode Pengumpulan Data dan Informasi Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1) Studi pustaka, review kebijakan pengelolaan lingkungan terhadap perundang-undangan dan peraturan tentang kebijakan lingkungan yang dikeluarkan oleh instansi baik tingkat nasional maupun regional. 2) Expert judgement, melalui wawancara terhadap stakeholder kunci yang berperan dalam proses pelaporan dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan. c. Metode Analisis Data 1) Analisis Deskriptif Untuk melihat kebijakan pengelolaan lingkungan industri kimia dilakukan dengan melakukan review terhadap perundang-undangan dan peraturan tentang pengelolaan lingkungan dan dianalisis secara deskriptif. 2) Analytical Hierarchy Process (AHP) Metoda ini dimaksudkan untuk dapat mengperusahaankan informasi dan berbagai keputusan secara rasional (judgement) agar dapat memilih alternatif yang paling disukai (Saaty di dalam Eriyatno dan Sofyar, 2007). Metode ini dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah kualitatif yang kompleks dengan memakai perhitungan kuantitatif, melalui proses pengekspresian masalah dimaksud dalam kerangka berfikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dilakukannya proses pengambilan keputusan secara efektif. Metoda ini memiliki keunggulan tertentu karena mampu membantu menyederhanakan persoalan yang kompleks menjadi persoalan yng terstruktur, sehingga mendorong dipercepatnya proses pengambilan keputusan terkait. Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks dan tidak terstruktur, serta bersifat strategis dan dinamis melalui upaya penataan rangkaian variabelnya dalam suatu hirarki. Pengolahan data berbasis komputer menggunakan aplikasi perangkat lunak expert choice Expert choice merpakan perangkat lunak sistem pendukung keputusan berdasarkan metodologi pengambilan keputusan AHP (analytical hierarchy process).

15 46 Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis kebijakan dengan menggunakan metoda AHP ini adalah sebagai berikut : a) Penyusunan hirarki, untuk menguraikan persoalan menjadi unsurunsur dalam wujud kriteria dan alternatif yang disusun dalam bentuk hirarki. b) Penyusunan kriteria, digunakan untuk membuat keputusan yang dilengkapi dengan uraian subkriteria, dan bentuk alternatif yang terkait masing-masing kriteria tersebut untuk dipilih sebagai keputusan tercantum pada tingkatan paling bawah. c) Penilaian kriteria dan alternatif, untuk melihat pengaruh strategis terhadap pencapaian sasaran, yang dinilai melalui perbandingan berpasangan. Nilai dan definisi pendapat kualitatif berdasarkan skala perbandingan Saaty (1993) adalah seperti disajikan pada Tabel 6. berikut. Tabel 6. Penilaian kriteria berdasarkan skala perbandingan Saaty (1993) No Nilai Keterangan 1 1 A sama penting dengan B 2 3 A sedikit lebih penting dari B 3 5 A jelas lebih penting dari B 4 7 A sangat jelas lebih penting dari B 5 9 A mutlak lebih penting dari B 6 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan Sumber : Eriyatno dan Sofyar (2007) d) Penentuan prioritas, menggunakan teknik perbandingan berpasangan (pairwise comparisons) untuk setiap kriteria dan alternatif. Nilai-nilai perbandingan relatif tersebut diolah dengan menggunakan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif yang ada. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk melihat konsistensi penilaian dengan menggunakan cara perhitungan CR (consistency ratio).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam beserta lingkungan merupakan suatu kesatuan sistem ekologis atau ekosistem yang mempunyai manfaat langsung dan tak langsung bagi manusia. Dalam ekosistem

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 18 III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Geografis Kabupaten Bogor Wilayah Kabupaten Bogor sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten terbagi dalam tiga wilayah pembangunan yaitu Wilayah Bogor

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan

Lebih terperinci

Gambar 4. Tahapan kajian

Gambar 4. Tahapan kajian III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian Survei lapangan dilakukan untuk menganalisa kinerja bisnis usaha tahu dan kebutuhan pasar. Hasil analisa kebutuhan pasar menjadi masukan dalam pengembangan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LINGKUNGAN PASCA-AMDAL, UKL/UPL ATAU ISO PADA INDUSTRI KIMIA DI KABUPATEN BOGOR AGUS DWI WAHYONO

PENGELOLAAN LINGKUNGAN PASCA-AMDAL, UKL/UPL ATAU ISO PADA INDUSTRI KIMIA DI KABUPATEN BOGOR AGUS DWI WAHYONO PENGELOLAAN LINGKUNGAN PASCA-AMDAL, UKL/UPL ATAU ISO 14001 PADA INDUSTRI KIMIA DI KABUPATEN BOGOR AGUS DWI WAHYONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 i PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor mulai Desember 2010 Maret 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 33 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.. Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah preskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan 25 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Situ Sawangan-Bojongsari, Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Waktu penelitian adalah 5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Harian Pagi Radar Bogor, perusahaan yang bergerak dalam bidang industri media massa. Hal terpenting yang menjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS 22 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 200 - Juni 200 di DAS Cisadane Hulu, di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan teknologi yang begitu pesat, secara langsung mempengaruhi pola pikir masyarakat dan budaya hidup yang serba praktis dan modern.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Keduang, daerah hulu DAS Bengawan Solo, dengan mengambil lokasi di sembilan Desa di Kabupaten Wonogiri yang menjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE 34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di restoran Mie Jogja Pak Karso dan Ayam Penyet Surabaya di jalan Padjajaran No. 28 B Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

Uraian secara lengkap setiap aspek dan kriteria yang menjadi bahan. pertimbangan dalam penentuan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur

Uraian secara lengkap setiap aspek dan kriteria yang menjadi bahan. pertimbangan dalam penentuan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur Keterangan Gambar 2 : K 1 = Penyerapan tenaga kerja K 2 = Potensi konflik dengan masyarakat rendah K 3 = Menumbuhkan lapangan usaha K 4 = Menumbuhkan sektor formal dan/atau informal K 5 = Penguatan peran

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LINGKUNGAN PASCA-AMDAL, UKL/UPL ATAU ISO PADA INDUSTRI KIMIA DI KABUPATEN BOGOR AGUS DWI WAHYONO

PENGELOLAAN LINGKUNGAN PASCA-AMDAL, UKL/UPL ATAU ISO PADA INDUSTRI KIMIA DI KABUPATEN BOGOR AGUS DWI WAHYONO PENGELOLAAN LINGKUNGAN PASCA-AMDAL, UKL/UPL ATAU ISO 14001 PADA INDUSTRI KIMIA DI KABUPATEN BOGOR AGUS DWI WAHYONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 i PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengalaman yang lalu hanya beberapa hari saja TPA Leuwigajah ditutup, sampah di Bandung Raya sudah menumpuk. Oleh karena itu sebagai solusinya Pemerintah

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data 19 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Papua Barat. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa Papua Barat sebagai wilayah yang mempunyai potensi sumber

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

3 METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian. 3.2 Jenis, Sumber dan Metode Analisis Data

3 METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian. 3.2 Jenis, Sumber dan Metode Analisis Data 13 3 METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian meliputi wilayah Kabupaten yang mencakup 10 kecamatan. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Mei sampai Oktober

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 37 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan produk merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Tahapan awal dari pengembangan produk adalah mengidentifikasi keinginan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Industri Cilegon yang meliputi Anyer (perbatasan kota Cilegon-Kabupaten Serang), Merak, dan Cilegon, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009. Lokasi penelitian berada di wilayah DAS Cisadane segmen Hulu, meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Penelitian pendahuluan telah dilakukan sejak tahun 2007 di pabrik gula baik yang konvensional maupun yang rafinasi serta tempat lain yang ada kaitannya dengan bidang penelitian.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada perusahaan farmasi yaitu PT. Prafa, yang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada perusahaan farmasi yaitu PT. Prafa, yang 46 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan farmasi yaitu PT. Prafa, yang terletak di Desa Karang Asem Barat, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR ASPEK PENILAIAN 1 2 3 4 5 6 KETAATAN TERHADAP IZIN (IPLC) KETAATAN TERHADAP TITIK PENAATAN KETAATAN TERHADAP PARAMETER BAKU MUTU AIR LIMBAH KETAATAN TERHADAP

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan

Lebih terperinci

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan tempat dilatarbelakangi oleh tujuan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk memperoleh pemahaman

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Galuga dan sekitarnya, Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYUSUNAN LAPORAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)

KEBIJAKAN PENYUSUNAN LAPORAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) KEBIJAKAN PENYUSUNAN LAPORAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) IR. ANDI SARRAFAH, M. Si KABID PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian tentang penerapan produksi bersih pada agroindustri nata de coco ini dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di 135 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM 99 BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM 6.1 Perumusan Alternatif Strategi dan Program Untuk dapat merumuskan alternatif strategi dan program peningkatan pelayanan sampah perumahan pada kajian ini digunakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara A. Dasar Pemikiran Sejak satu dasawarsa terakhir masyarakat semakin

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) PENGEMBANGAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) MOJOSARI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan sektor industri terus dipacu pertumbuhan dan pengembangannya dalam upaya memberikan kontribusi positif pada pengembangan ekonomi skala nasional dan daerah.

Lebih terperinci

K U E S I O N E R. Intensitas Pentingnya

K U E S I O N E R. Intensitas Pentingnya 105 Lampiran 1. Model Kuesioner AHP yang Digunakan Untuk Mencapai Tujuan Peningkatan Cakupan Sampah Perumahan Nama Responden Pendidikan SMA Sarjana Master Doktor Keterwakilan Jabatan/Pekerjaan K U E S

Lebih terperinci

5/7/2015. Nur Hidayat TIP FTP UB. UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan) UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan

5/7/2015. Nur Hidayat TIP FTP UB. UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan) UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan Nur Hidayat TIP FTP UB UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan) UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan Fungsi UKL dan UPL Sebagai acuan bagi pemrakarsa dalam melakukan pengelolaan terhadap dampak lingkungan Sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran proses atau tahapan-tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga menjadi suatu kerangka

Lebih terperinci

KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR ASPEK PENILAIAN 1 2 3 4 5 6 KETAATAN TERHADAP IZIN (IPLC) KETAATAN TERHADAP TITIK PENAATAN KETAATAN TERHADAP PARAMETER BAKU MUTU AIR LIMBAH KETAATAN TERHADAP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara 135-141 Yogyakarta. 3.2 Penentuan Kriteria Identifikasi kriteria menurut Verma dan Pullman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran 14 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Target penduduk Kota Bogor yang terlayani air bersih pada tahun 2031 adalah 87.71% (Bappeda Kota Bogor 2011). Ketersediaan sumber air dalam memenuhi kebutuhan semakin

Lebih terperinci

Kriteria PROPER Pengendalian Pencemaran Air 2014

Kriteria PROPER Pengendalian Pencemaran Air 2014 PENGUATAN KAPASITAS PROPER 2014 Kriteria PROPER Pengendalian Pencemaran Air 2014 Sekretariat PROPER KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP Perbedaan Kriteria Air PROPER 2013 dibandingkan Kriteria Air PROPER 2014

Lebih terperinci

Kriteria Proper terdiri dari dua bagian yaitu: a. kriteria penilaian ketaatan; dan b. kriteria penilaian lebih dari ketaatan (beyond compliance).

Kriteria Proper terdiri dari dua bagian yaitu: a. kriteria penilaian ketaatan; dan b. kriteria penilaian lebih dari ketaatan (beyond compliance). Setelah calon peserta Proper telah terdata di sekretariat Proper, selanjutnya tim teknis Proper menetapkan daftar peserta Proper dengan mengacu kepada: a. kriteria peserta Proper; b. rencana strategis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian-pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data-data

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 45 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5 III. METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Bakung desa Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung, jarak Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL)

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penilaian pada Model Kematangan Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan Kajian Metode Proper

Perancangan Sistem Penilaian pada Model Kematangan Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan Kajian Metode Proper Perancangan Sistem Penilaian pada Model Kematangan Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan Kajian Metode Proper Disusun Oleh : Mustika Sukmasari 2507 100 118 Dosen Pembimbing Dosen Ko-Pembimbing : Dr. Maria

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia. Analisis keberadaan..., Marthin Hadi Juliansah, FE UI, 2010.

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia. Analisis keberadaan..., Marthin Hadi Juliansah, FE UI, 2010. 26 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL- UPL) Pengertian UKL-UPL

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL- UPL) Pengertian UKL-UPL Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL- UPL) Lukhi Mulia S 2017 divendres, 9 juny de 2017 @phykee_15261002391909 1 Pengertian UKL-UPL pengelolaan dan pemantauan terhadap

Lebih terperinci

PANDUAN PENILAIAN DOKUMEN AMDAL

PANDUAN PENILAIAN DOKUMEN AMDAL LAMPIRAN : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 2 TAHUN 2000 TANGGAL : 21 PEBRUARI 2000 PANDUAN PENILAIAN DOKUMEN AMDAL BAB I. PENDAHULUAN A. TUJUAN DAN FUNGSI PANDUAN Panduan ini merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan pendekatan kualitatif mampu memberikan pemahaman secara mendalam tentang suatu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Daftar i ii iii vii Bab I Pendahuluan A. Kondisi Umum Daerah I- 1 B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah I-10 C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon

Lebih terperinci

Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ANALISIS PENAATAN DOKUMEN UKL UPL OLEH PEMRAKARSA PENAMBANGAN MINYAK BUMI PADA SUMUR TUA DESA BANGOWAN KECAMATAN JIKEN KABUPATEN BLORA Wahyu Yuwono 1 *, P. Purwanto 2 dan Dwi P Sasongko 3 1 Magister Ilmu

Lebih terperinci

Kajian Perencanaan Infrastruktur Ruang Terbuka Hijau pada Perumahan Kota Terpadu Mandiri di Bungku Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

Kajian Perencanaan Infrastruktur Ruang Terbuka Hijau pada Perumahan Kota Terpadu Mandiri di Bungku Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah Kajian Perencanaan Infrastruktur Ruang Terbuka Hijau pada Perumahan Kota Terpadu Mandiri di Bungku Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah Karlina 1 T.A.M. Tilaar 2, Nirmalawati 2 Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) PENGERTIAN, MANFAAT DAN PROSES Dr. Elida Novita, S.TP, M.T Lab. Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) Lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 45 Tahun 2005 Tanggal : 05 April 2005 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang 29 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan di

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama satu tahun mulai pada bulan Oktober 2010 sampai bulan Oktober 2011 di seluruh wilayah Kecamatan Propinsi

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 UMUM Bagian ini akan menjelaskan hasil pengolahan data yang didapat melalui survey kuisioner maupun survey wawancara, beserta analisis perbandingan hasil pengolahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN KAWASAN

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN KAWASAN KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN KAWASAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup, karena selain dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup, juga dibutuhkan untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di perumahan Bogor Raya Permai, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Sleman, yang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2005 sampai Juli 2006. Lokasi penelitian meliputi empat wilayah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat pada industri percetakan dan penerbitan buku membuat PT Intan Pariwara untuk membakukan produk buku yang dihasilkan

Lebih terperinci

Pendekatan Pengelolaan Lingkungan. Investigasi Kerusakan Lingkungan. PengelolaanLingkunganHidup:

Pendekatan Pengelolaan Lingkungan. Investigasi Kerusakan Lingkungan. PengelolaanLingkunganHidup: Kerusakan Lingkungan: Perubahan Langsung dan atau Tidak Langsung terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan atau Hayati Lingkungan Hidup yang Melampaui Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan. Perusakan lingkungan hidup:

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Industri karet remah di Indonesia sebagian besar merupakan industri yang melibatkan petani karet sebagai penghasil bahan baku berupa bokar dan pabrik karet sebagai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KAB UPATENCI LAC AP NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DAN IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi FMIPA IPB bekerja sama dengan Bagian PKSDM

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala 50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan

Lebih terperinci

Strategi Pemanfaatan Kolam Bekas Tambang Timah Menggunakan Metode Analitical Hierarki Process (AHP)

Strategi Pemanfaatan Kolam Bekas Tambang Timah Menggunakan Metode Analitical Hierarki Process (AHP) 56 TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 Strategi Pemanfaatan Kolam Bekas Tambang Timah Menggunakan Metode Analitical Hierarki Process (AHP) UTILIZATION STRATEGY OF POND EX TIN MINING USING ANALITICAL

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 13 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 3 JULI 2009 NOMOR : 13 TAHUN 2009 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN UPAYA

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

Magister Komputer Universitas Budi Luhur

Magister Komputer Universitas Budi Luhur Magister Komputer Universitas Budi Luhur Strategi Pemilihan Perangkat Lunak Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) Study Kasus : PT. Ciliandra Perkasa

Lebih terperinci

RKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH

RKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dari rencana kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Wilayah Kabupaten Kudus merupakan salah satu kabupaten terkecil di Propinsi Jawa Tengah, dengan luas wilayah 425.16 km2 / 42.516 ha. Secara administratif Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu kerangka pendekatan pola pikir dalam rangka menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Tujuannya adalah untuk mengarahkan proses berpikir untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,

Lebih terperinci