JOURNAL READING MANAGEMENT OF PSORIASIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JOURNAL READING MANAGEMENT OF PSORIASIS"

Transkripsi

1 JOURNAL READING MANAGEMENT OF PSORIASIS Oleh : Cintya Dunihapsari Pembimbing : dr. Eko Kristanto, Sp.KK Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Kota Semarang FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2016

2 PENGELOLAAN PSORIASIS Aida J. Al-Kudwah, MD, and Steven R. Feldman, MD, PhD ABSTRAK Psoriasis adalah penyakit umum, mengenai sekitar 2-3% dari populasi, dan memiliki efek besar pada kualitas hidup pasien. Psoriasis bervariasi dalam hal bentuk dan pemahaman pasien tentang kondisi tersebut. Keberhasilan pengobatan meliputi penanganan, aspek medis, psikologis, dan aspek sosial dari penyakit. Pilihan pengobatan nya adalah obat topikal, fototerapi, dan pengobatan sistemik. Perawatan topikal hanya praktis untuk daerah yang cukup terbatas. Fototerapi praktis untuk wilayah keterlibatan yang lebih luas, tetapi tempat perawatan fototerapi sulit didapatkan. Obat sistemik tradisional dibatasi oleh efek samping. Obat biologis baru yang menargetkan komponen tertentu dari sistem kekebalan tubuh adalah yang terbaru pada daftar obat kami, dan memberikan keberhasilan yang lebih tinggi dengan profil keamanan lebih baik, meskipun dengan biaya yang lebih tinggi. Kata Kunci: biologis, skor PASI, fototerapi, kualitas hidup, obat sistemik, terapi topikal. Ruam yang terjadi pada kulit tidak sering menimbulkan kematian pada pasien, tetapi mungkin memiliki dampak yang besar pada kualitas hidup pasien. Dampak dari psoriasis sama tinggi nya dengan penyakit lainnya. Psoriasis mempengaruhi citra diri pasien, interaksi sosial dan kehidupan profesi. Lebih dari kosmetik, psoriasis dikaitkan dengan pruritus, peradangan, arthritis, serta komorbiditas, kejiwaan dan kardiovaskular. Psoriasis bersifat kronis dan tak terduga, penyakit ini menambah frustrasi pasien. Sebuah disregulasi sel T-helper yang mendasari diyakini penting dalam patogenesis psoriasis, tetapi faktor yang sebenarnya atau faktor-faktor yang menginduksi ekspresi genetik psoriasis pada pasien yang rentan tidak diketahui. Beberapa antigen histokompatibilitas (HLA) telah dikaitkan dengan berbagai varian psoriasis, dan varian alel baru, dari gen reseptor IL-23 telah dikaitkan dengan psoriasis juga. Psoriasis sering menyerang kulit kepala, siku dan lutut, namun bagian manapun dari permukaan tubuh dapat terserang. Penyakit ini dapat melibatkan hanya beberapa bintik-bintik atau mungkin melibatkan daerah yang luas. Lesi biasanya tebal dan bersisik, namun varian mungkin tipis dan bertabur dengan pustula. Ada banyak pilihan pengobatan yang berbeda tersedia. Pasien yang berbeda mungkin mengalami sejenis lesi yang sama dengan cara yang sangat berbeda dan mungkin memiliki preferensi dan kekhawatiran yang berbeda mengenai pengobatan. Sehingga pengobatan psoriasis akan ditentukan secara individual, dengan mempertimbangkan banyak faktor, untuk hasil terbaik sesuai dengan kebutuhan pasien. GAMBARAN KLINIS Jenis plak psoriasis kronis adalah bentuk psoriasis paling umum. Lesi terdiri dari plak merah, bersisik, indurasi, biasanya terdistribusi secara simetris di permukaan ekstensor dari ekstremitas. Kulit kepala, punggung bawah, bokong, umbilikus dan celah bokong adalah area predileksi lainnya. Luas serta ukuran lesi individu dapat bervariasi dari beberapa milimeter

3 hingga puluhan sentimeter. Kuku mungkin akan menunjukkan kelainan yang berbeda, sesuai dengan bagian dari kuku yang mengalami proses patologis. Onycholysis (pemisahan kuku dari bantalan kuku) disebabkan oleh hiperkeratosis subungual, sementara pitting atau penghancuran lempeng kuku disebabkan oleh keterlibatan matriks kuku. Psoriasis guttata umumnya menyerang anak-anak dan dewasa muda. Kata "guttate" mengacu pada seperti tetesan, dan diameter lesi biasanya kurang dari 1 cm. Lesi tersebar pada sebagian besar permukaan kulit, terutama pada tubuh. Permulaan bentuk psoriasis ini dapat didahului dengan infeksi streptokokus sebelumnya. Psoriasis guttata dapat di atasi dengan prognosis jangka panjang yang sangat baik, meskipun mungkin juga terus berjalan dalam waktu kronis. Psoriasis Inversa melibatkan daerah intertriginosa, termasuk aksila, lipatan gluteal, dan daerah submammaria. Psoriasis inversa biasanya sangat merah dan mengkilap. Lesi dapat mengalami maserasi, khususnya pada pasien obesitas. Psoriasis eritroderma adalah suatu bentuk yang jarang dari psoriasis, dimana eritema dengan skuama halus yang mempengaruhi hampir seluruh permukaan kulit. Eritema disebabkan oleh vasodilatasi umum dan dapat menyebabkan hipotermia dan gagal jantung high-output. Gangguan fungsi hati, ginjal dan penurunan protein melalui skala shedding juga dapat terjadi. Varian ini mungkin memerlukan rawat inap. Ada dua varian dari psoriasis pustular. Varian besar pertama psoriasis pustular terlokalisir dan biasanya mempengaruhi telapak tangan dan / atau kaki. Hal ini juga disebut pustulosis palmoplantar atau psoriasis palmoplantar. Bentuk terkait yang mengenai jari secara selektif dikenal sebagai Acrodermatitis Continua Varian Utama Hallopeau. Varian lainnya adalah psoriasis pustular generalisata, bentuk parah dari psoriasis yang kadang-kadang dikaitkan dengan penggunaan atau penarikan steroid sistemik. Gambar. 1 Plak psoriasis. Plak psoriasis umumnya merah, tebal dan bersisik. Perbatasan lempeng biasanya tajam.

4 Gambar. 2. Palmoplantar psoriasis. Varian dari palmoplantar psoriasis dapat sangat melumpuhkan. Selain biasa kemerahan dan scaliness terlihat pada psoriasis plak, lesi palmoplantar sering dikaitkan dengan pustul yang menyakitkan. Arthropathy psoriatis adalah spondyloarthritis seronegatif, yang ditemukan di sekitar 15% pasien dengan psoriasis. Gejala pada sendi dapat mendahului keterlibatan kulit, muncul bersamaan atau, biasanya, muncul di kemudian hari. Karena penyakit kulit sering muncul pertama, penting bagi dokter yang merawat pasien dengan psoriasis untuk melakukan skrining dari keterlibatan sendi dan untuk mendidik pasien agar waspada pada gejala yang terkait sendi. HISTOPATOLOGI Meskipun memiliki banyak varian dan ekspresi fenotipik, psoriasis memiliki gambaran histopatologi yang khas yaitu hiperproliferasi keratinosit epidermal (acanthosis), akumulasi fokus neutrofil dan limfosit, fokus parakeratosis, perpanjangan papiler, dilatasi kapiler (untuk kemerahan pada lesi) dan infiltrat inflamasi mononuklear yang menyusup di dermis. Semua bentuk psoriasis berhubungan dengan neutrofil dalam stratum korneum, pada varian pustular, akumulasi neutrofil dalam stratum korneum yang cukup besar untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Jadi, meskipun penanganan psoriasis banyak diuji pada bentuk plak umum, obat digunakan untuk mengobati segala bentuk psoriasis. PENGELOLAAN PSORIASIS Pilihan pengobatan pada psoriasis dipersulit oleh spektrum yang luas dari presentasi klinis dan dari berbagai modalitas pengobatan yang potensial (Tabel). Keparahan dari gejala klinis dan preferensi pasien sangat penting sebagai faktor yang mempengaruhi pilihan

5 pengobatan (Gambar 3). Perawatan psoriasis dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok besar: obat yang dioleskan secara topikal, fototerapi, dan obat sistemik. Terapi biologis baru, dikelompokkan dengan pengobatan sistemik lainnya, telah merevolusi penanganan untuk psoriasis berat (severe psoriasis). Tujuan pengobatan psoriasis adalah untuk mengendalikan penyakit dengan morbiditas minimal dan efek samping yang dapat diterima. Rencana manajemen psoriasis disesuaikan menurut kebutuhan pasien, dengan mempertimbangkan harapan dari pasien, persepsi mengenai tingkat keparahan, implikasi keuangan dan potensi efek samping. Prinsip "jangan membahayakan" harus seimbang dengan menghindari pengobatan yang tidak memadai, karena psoriasis yang sering memiliki dampak yang besar pada kualitas hidup pasien. Langkah pertama adalah untuk mengatasi masalah psikososial pasien. Pemeriksaan menyeluruh, termasuk palpasi dari plak dengan tangan telanjang membantu menyampaikan pada pasien bahwa mereka boleh disentuh. Pasien dapat disarankan untuk mencari informasi di situs National Psoriasis Foundation, Yayasan ini memberikan pasien wawasan yang lebih baik tentang penyakit, pilihan pengobatan yang tersedia, dan informasi tentang bagaimana mengelola masalah psikososial. Bergabung dengan Yayasan ini membantu mengurangi anggapan bahwa pasien terisolasi. Tingkat keparahan penyakit merupakan kunci untuk perencanaan pengobatan selanjutnya. Dalam uji klinis, keparahan dinilai menggunakan metode kuantitatif, yang sudah di validasi. Untuk penelitian yang melibatkan pasien dengan penyakit yang luas (biasanya didefinisikan sebagai penyakit yang mempengaruhi >10% luas permukaan tubuh), Area Psoriasis dan Indeks Keparahan yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan penyakit dan respon terhadap pengobatan. PASI (Psoriasis Area and Severity Index) memberikan perkiraan ketebalan, kemerahan dan skuama dari plak psoriasis dikalikan dengan luas permukaan tubuh (BSA/ body surface area) yang terkena. Skor evaluasi global (bersih, hampir bersih, ringan, sedang dan berat) juga dapat digunakan. Sebuah penilaian kualitas hidup juga dapat dimasukkan untuk menilai sejauh mana penyakit dan perawatan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Namun dalam praktek klinis, digunakan langkah-langkah penilaian sederhana. Pasien dapat dikategorikan mengalami psoriasis lokal dimana akan digunakan pengobatan topikal, atau psoriasis umum dimana perlu diberikan fototerapi atau terapi sistemik. Pasien yang cukup dapat mengoleskan terapi topikal untuk semua tempat lesi yang dianggap memiliki penyakit lokal. Pasien yang tidak dapat mengoleskan terapi topikal untuk semua tempat dianggap membutuhkan fototerapi atau pengobatan sistemik. Biasanya, pasien dengan lesi pada lebih dari 5-10% BSA atau mereka yang menunjukkan telapak tangan kan kaki membutuhkan lebih sekedar pengobatan topikal. Penilaian klinis secara global (kondisi baik, kondisi buruk) dapat digunakan untuk mengikuti respon pasien terhadap pengobatan. Perkiraan BSA yang terkena dapat digunakan untuk membenarkan penggunaan pengobatan sistemik.

6 PENGOBATAN TOPIKAL PADA PSORIASIS Pengobatan topikal, ketika digunakan dengan benar, merupakan pendekatan yang efektif dan aman untuk psoriasis lokal. Pasien harus dididik tentang obat, manfaat dan efek samping, dan kapan harus mengharapkan perbaikan. Pengobatan topikal lebih sulit untuk digunakan dari pada pil. Kepatuhan pengobatan adalah kunci keberhasilan pengobatan psoriasis. Pengobatan lini pertama untuk psoriasis lokal adalah kortikosteroid topikal potensial seperti clobetasol. Salep biasa digunakan karena kemampuan mereka untuk melembabkan kulit kering pada psoriasis plak bersisik, tetapi pasien sering tidak suka menggunakan salep. Berbagai formulasi lain yang tersedia untuk memenuhi berbagai area tubuh dan preferensi pribadi yang berbeda. Pengembangan vehikulum "ringan," seperti lotion, solusi, busa sampo, dan semprot juga dapat memberikan kortikosteroid dengan baik dan disukai oleh banyak pasien. Setelah mencapai respon klinis yang memuaskan, aplikasi dua kali sehari secara bertahap dikurangi sampai frekuensi yang efektif untuk mengontrol penyakit. Tachyphylaxis (kehilangan efektifitas dari waktu ke waktu) mungkin terjadi, tetapi mungkin disebabkan karena ketidakpatuhan ketimbang hilangnya respon. Vitamin D (dan kadang-kadang vitamin A) dapat digunakan bersama kortikosteroid topikal untuk mencapai respon lebih cepat dan mengurangi durasi penggunaan kortikosteroid. Penggunaan pembalut oklusif (seperti bungkus plastik) dapat meningkatkan penetrasi dan kecepatan respon, tetapi penting untuk tidak mempersulit terapi sampai dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan. Obat topikal lama seperti tar dan Anthralin efektif, tetapi mereka digunakan lebih jarang karena mereka tidak efektif untuk digunakan. Tar dan Anthralin tidak efektif dan tidak boleh digunakan dalam fase akut eritroderma atau psoriasis pustular karena lebih lanjut dapat memperburuk penyakit. Karena topikal kalsineurin inhibitor yang tidak terkait dengan efek atrophogenic kortikosteroid, obat-obatan seperti tacrolimus topikal (Protopic) atau pimekrolimus (Elidel) dapat digunakan untuk pengobatan daerah kulit sensitif seperti wajah dan flexures. FOTOTERAPI Sinar ultraviolet dalam bentuk sinar matahari telah digunakan sebagai pengobatan psoriasis selama berabad-abad. Sinar matahari mengandung ultraviolet B (UVB, sinar energi yang lebih tinggi bertanggung jawab untuk sebagian besar luka bakar) dan ultraviolet A cahaya (UVA, sinar energi yang lebih rendah terkait dengan penyamakan). Sinar Ultraviolet B adalah pengobatan, sangat efektif dan aman untuk psoriasis. Terapi ini umumnya diberikan di klinik dokter, meskipun pada klinik fototerapi juga tersedia. Tanning bed dapat dicoba jika bentuk-bentuk lain dari fototerapi tidak dapat diakses. Risiko utama dari fototerapi UVB adalah reaksi terbakar, penuaan akibat sinar (photoaging), dan sedikit peningkatan risiko kanker kulit. Kekurangan utama untuk fototerapi adalah biaya dan ketidaknyamanan.

7 Fotokemoterapi dengan ultraviolet A (UVA) setelah menelan atau menggunakan photosensitizers topikal (psoralen dan sinar ultraviolet A/PUVA) Telah digunakan ketika UVB saja tidak adekuat. Pengobatan PUVA lebih efektif daripada UVB, namun PUVA dikaitkan dengan toksisitas yang lebih besar, termasuk risiko luka bakar yang lebih berat dan peningkatan resiko kanker kulit yang sangat besar. PUVA tidak harus dilakukan dengan tempat tidur penyamakan karena potensi terjadinya luka bakar yang mengancam jiwa. Fototerapi dapat digunakan untuk psoriasis lokal juga. Laser excimer adalah salah satu pilihan untuk memberikan UV ke daerah-daerah lokal dari psoriasis. fototerapi lokal juga bisa dilakukan di kantor atau di rumah dengan perangkat yang memancarkan UVB lainnya. PENGOBATAN PSORIASIS SISTEMIK Acitretin retinoid oral adalah pengobatan yang berguna untuk psoriasis yang luas, serta untuk varian psoriasis pustular dan palmoplantar. Retinoid oral meningkatkan efektivitas fototerapi. Sebagian besar efek samping dari retinoid oral (kulit kering, selaput lendir kering dan rambut rontok) yang mengganggu dan dapat dihindari dengan pengurangan dosis. Efek samping yang paling serius dari retinoid adalah teratogenisitas mereka dan karena itu, mereka harus dihindari pada wanita yang masih berpotensi untuk hamil. Efek samping lain termasuk disfungsi hati dan hiperlipidemia. Methotrexate adalah salah satu obat sistemik yang paling umum digunakan dalam pengobatan psoriasis. Dosis berkisar sekitar 10 sampai 30 mg sekali seminggu. Asam folat dapat diberikan pada dua kali sehari untuk mengurangi frekuensi efek samping lambung dan lainnya. Untuk memulai pengobatan dosis uji 5 mg diberikan, jumlah darah dan tes fungsi hati dilakukan setelah satu minggu untuk memantau efek samping. Dosis ditingkatkan setiap minggu sesuai kebutuhan dengan pemantauan laboratorium mingguan. Efek samping jangka panjang adalah fibrosis hati dan paru yang serius. Konsumsi alkohol bersamaan mempromosikan toksisitas hati. Setelah respon klinis dicapai pada dosis yang stabil, tes darah dilakukan setiap 4-8 minggu untuk menjaga kewaspadaan untuk adanya toksisitas hati dan / atau toksisitas sumsum tulang. Penghambatan fungsi kekebalan tubuh dengan siklosporin A adalah perawatan yang sangat efektif untuk psoriasis. Siklosporin dapat digunakan untuk mencapai peningkatan yang cepat dalam keparahan psoriasis tetapi tidak umum digunakan karena potensi efek samping yang serius. Psoriasis cenderung menjadi kronis, dan penekanan kronis dengan siklosporin dapat menyebabkan gangguan ginjal. Kreatinin cermat dan pemantauan tekanan darah sangat penting. Frekuensi karsinoma sel skuamosa (SCC) meningkat secara dramatis pada pasien yang sebelumnya telah menerima fotokemoterapi yang luas. Perawatan biologis terbaru terutama TNF alpha inhibitor, telah merevolusi manajemen psoriasis berat. Beberapa obat juga menjadi pengobatan yang sangat efektif untuk arthritis psoriatis. Perawatan biologis bervariasi dalam keberhasilan penggunaan dan keamanan. Alefacept (Amevive) mungkin menjadi yang paling tidak efektif dari terapi biologis, tetapi juga mungkin yang paling aman. Alefacept menginduksi remisi jangka panjang pada beberapa pasien. TNF inhibitor etanercept (Enbrel), infliximab (Remicade), dan adalimumab

8 (Humira) adalah salah satu perawatan paling efektif baik untuk psoriasis dan arthritis psoriatis. Adalimumab jauh lebih efektif daripada methotrexate dalam percobaan head-tohead klinis. Biaya merupakan faktor utama yang membatasi penggunaan perawatan biologis. Risiko aktivasi tuberkulosis, infeksi lain dan potensi peningkatan risiko keganasan menjadi keterbatasan penting lainnya. KESIMPULAN Pasien dengan psoriasis sering frustrasi oleh penyakit mereka, kurangnya pengetahuan tentang penyakit, pengobatan dan pengalaman mereka sebelumnya. Manajemen psoriasis dimulai dengan mengatasi kebutuhan psikososial pasien. Hal ini penting untuk menunjukkan empati dan belas kasihan dan mendengarkan frustrasi yang dialami oleh pasien. Hal ini harus dilakukan meskipun tidak akan mengubah diagnosis atau pengobatan yang diresepkan. Menggunakan sumber daya dari Yayasan Psoriasis Nasional membantu mendidik pasien tentang penyakit mereka dan membantu mereka belajar untuk mengelola dampak psikososial dari kondisi ini. Dokter harus mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam rencana manajemen sebagai cara untuk membantu mendorong kepatuhan pengobatan yang lebih baik dan kepatuhan, kurangnya hal ini mungkin merupakan penyebab paling umum dari kegagalan pengobatan. Skrining untuk Psoriatic arthritis juga harus dilakukan pada setiap kunjungan. Untuk keperluan pengobatan, psoriasis biasanya dapat diklasifikasikan sebagai lokal atau umum. Penyakit lokal diobati dengan pengobatan topikal, sedangkan keterlibatan umum pertama kali diobati dengan fototerapi, dan jika fototerapi tidak efektif, maka dengan pengobatan sistemik. Untuk pasien dengan penyakit lokalisata, vehikulum baru yang tidak kotor nampak meningkatkan pengendalian penyakit. Untuk pasien dengan lesi lebih luas, keterlibatan fototerapi hampir selalu diakses jika perangkat fototerapi rumah dan tanning bed dianggap pilihan. Suntik biologis terbaru didasarkan pada pemahaman yang lebih baik dari sistem kekebalan, telah jauh lebih baik kemampuan kita untuk mengelola psoriasis berat. Sebagai kemajuan lebih lanjut dibuat dalam imunopatogenesis psoriasis, agen baru akan dikembangkan. Antagonis selektif sel Th17, IL-12 dan IL-23 sedang dalam pengembangan. Sebagai terapi lain juga sedang dikembangkan dan memberikan harapan baru untuk pasien dengan psoriasis.

Pengobatan Psoriasis Kuku Praktik Terbaik Rekomendasi Dari Dewan Medis dari Yayasan Psoriasis Nasional

Pengobatan Psoriasis Kuku Praktik Terbaik Rekomendasi Dari Dewan Medis dari Yayasan Psoriasis Nasional Pengobatan Psoriasis Kuku Praktik Terbaik Rekomendasi Dari Dewan Medis dari Yayasan Psoriasis Nasional Jeffrey J. Crowley, MD; Jeffrey M. Weinberg, MD; Jashin J. Wu, MD; Andrew D. Robertson, PhD; Abby

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. proliferasi dan diferensiasi keratinosit yang abnormal, dengan gambaran klinis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. proliferasi dan diferensiasi keratinosit yang abnormal, dengan gambaran klinis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kronis dengan karakteristik proliferasi dan diferensiasi keratinosit yang abnormal, dengan gambaran klinis berupa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat proses tersebut maka tampak skuama, eritema dan indurasi. 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat proses tersebut maka tampak skuama, eritema dan indurasi. 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.I Psoriasis 2.1.1 Definisi Psoriasis ditandai dengan adanya hiperkeratosis dan penebalan lapisan epidermis yang diikuti dengan peningkatan vaskularisasi dan infiltrasi sel radang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronis dan kompleks. Penyakit ini dapat menyerang segala usia dan jenis kelamin. Lesi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan gejala klinis berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan gejala klinis berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Psoriasis Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronis, dan sering rekuren, dengan gejala klinis berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai ukuran yang ditutupi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditutupi sisik tebal berwarna putih. Psoriasis sangat mengganggu kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. ditutupi sisik tebal berwarna putih. Psoriasis sangat mengganggu kualitas hidup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kronis pada kulit dengan penyebab yang belum diketahui sampai saat ini, ditandai oleh adanya plak eritema batas tegas ditutupi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dapat mengalami keluhan gatal, nyeri, dan atau penyakit kuku serta artritis

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dapat mengalami keluhan gatal, nyeri, dan atau penyakit kuku serta artritis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kulit bersifat kronis residif dengan patogenesis yang masih belum dapat dijelaskan dengan pasti hingga saat ini. Pasien dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkungan hidup manusia. Berat kulit kira-kira 15% dari berat badan seseorang. Kulit merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok dermatosis eritroskuamosa, bersifat kronis residif dengan lesi yang khas berupa plak eritema berbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang belum diketahui sampai saat ini, ditandai oleh adanya plak eritema

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang belum diketahui sampai saat ini, ditandai oleh adanya plak eritema BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kronis pada kulit dengan penyebab yang belum diketahui sampai saat ini, ditandai oleh adanya plak eritema ditutupi sisik tebal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum diketahui. Penyakit ini tidak mengancam jiwa, namun lesi kulit yang terjadi menimbulkan

Lebih terperinci

Kanker Kulit. Skin Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Kulit. Skin Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Kulit Kanker kulit merupakan kanker yang umum terjadi. Tingkat insidensi kanker kulit di seluruh dunia telah meningkat pesat. Meskipun tingkat insidensi di Hong Kong jauh lebih rendah daripada negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada pasien gagal ginjal terminal (GGT). Keluhan pruritus yang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada pasien gagal ginjal terminal (GGT). Keluhan pruritus yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pruritus uremia (PU) masih merupakan keluhan yang paling sering ditemukan pada pasien gagal ginjal terminal (GGT). Keluhan pruritus yang signifikan ditemukan pada 15%

Lebih terperinci

FORM UNTUK JURNAL ONLINE. : Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Pada Infeksi Jamur Subkutan

FORM UNTUK JURNAL ONLINE. : Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Pada Infeksi Jamur Subkutan : : Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Pada Infeksi Jamur Subkutan : infeksi jamur subkutan adalah infeksi jamur yang secara langsung masuk ke dalam dermis atau jaringan subkutan melalui suatu trauma.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan seperti trauma, infeksi atau obat-obatan (Van de Kerkhof, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan seperti trauma, infeksi atau obat-obatan (Van de Kerkhof, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang diperantarai oleh sistem imun dan disebabkan oleh kombinasi dari predisposisi poligenik serta pemicu dari lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit autoimun kronis yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit autoimun kronis yang mengakibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit kulit autoimun kronis yang mengakibatkan proliferasi berlebihan di epidermis. Normalnya seseorang mengalami pergantian kulit setiap 3-4

Lebih terperinci

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Untuk Komplikasi Diabetes Pada Kulit Diabetes dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh Anda, termasuk juga kulit. Sebenarnya, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yunani, melas yang berarti hitam. Melasma merupakan kelainan hiperpigmentasi didapat, berupa

BAB I PENDAHULUAN. Yunani, melas yang berarti hitam. Melasma merupakan kelainan hiperpigmentasi didapat, berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Melasma (juga dikenal sebagai chloasma atau topeng kehamilan) berasal dari bahasa Yunani, melas yang berarti hitam. Melasma merupakan kelainan hiperpigmentasi didapat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari adalah sumber utama radiasi sinar ultraviolet (UV) untuk semua sistem kehidupan manusia. Radiasi sinar UV dibagi menjadi tiga kategori, yaitu radiasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinis yang khas berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinis yang khas berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Psoriasis vulgaris adalah suatu penyakit peradangan kulit kronis, dengan gejala klinis yang khas berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai ukuran yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah

Lebih terperinci

bahan yang diperoleh adalah tetap dalam isopropil alkohol dan udara kering menengah diikuti oleh budidaya pada Sabouraud agar.

bahan yang diperoleh adalah tetap dalam isopropil alkohol dan udara kering menengah diikuti oleh budidaya pada Sabouraud agar. Kehadiran Candida sebagai anggota flora komensal mempersulit diskriminasi keadaan normal dari infeksi. Sangat penting bahwa kedua temuan klinis dan laboratorium Data (Tabel 3) yang seimbang untuk sampai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Psoriasis 2.1.1. Definisi Psoriasis adalah penyakit kulit kronik-residif yang ditandai adanya epidermis yang hiperproliferasi dan diferensiasi abnormal (Jean et al., 2011).

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan 1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

Psoriasis Vulgaris Definisi Epidemiologi Etiologi

Psoriasis Vulgaris Definisi Epidemiologi Etiologi Psoriasis Vulgaris Definisi Psoriasis merupakan sebuah penyakit autoimun kronik residif yang muncul pada kulit. Penyakit ini tergolong dalam dermatosis eritroskuamosa dan bersifat kronik dan residif. Penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit pernapasan kronis yang merupakan bagian dari noncommunicable disease (NCD). Kematian akibat

Lebih terperinci

Pada anak anak yang menggunakan dot, menghisap ibu jari atau yang menggunakan dot mainan, keadaan semua ini juga bisa menimbulkan angular cheilitis.

Pada anak anak yang menggunakan dot, menghisap ibu jari atau yang menggunakan dot mainan, keadaan semua ini juga bisa menimbulkan angular cheilitis. Cheilitis adalah istilah yang luas yang menggambarkan peradangan permukaan yang mempunyai ciri-ciri bibir kering dan pecah-pecah. Sedangkan angular cheilitis merupakan cheilitis yang terjadi pada sudut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

Efek rokok: Bgmn rokok mempengaruhi penampilan dan kehidupan anda

Efek rokok: Bgmn rokok mempengaruhi penampilan dan kehidupan anda Efek rokok: Bgmn rokok mempengaruhi penampilan dan kehidupan anda Kembaran mana yang merupakan perokok? Mungkin tidak ada air mancur yang membuat awet muda, tapi ada cara yang pasti untuk membuat diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid termasuk dalam 10 besar masalah kesehatan di negara berkembang dengan prevalensi 91% pada pasien anak (Pudjiadi et al., 2009). Demam tifoid merupakan penyakit

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar. pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. 2

BAB I PENDAHULUAN. muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar. pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Melasma adalah hipermelanosis yang didapat yang umumnya simetris berupa makula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan

Lebih terperinci

Hasil. Kesimpulan. Kata kunci : Obat-obatan kausatif, kortikosteroid, India, SCORTEN Skor, Stevens - Johnson sindrom, Nekrolisis epidermal

Hasil. Kesimpulan. Kata kunci : Obat-obatan kausatif, kortikosteroid, India, SCORTEN Skor, Stevens - Johnson sindrom, Nekrolisis epidermal LATAR BELAKANG Stevens - Johnson sindrom (SJS) dan Nekrolisis epidermal (TEN) adalah reaksi obat kulit parah yang langka. Tidak ada data epidemiologi skala besar tersedia untuk penyakit ini di India. Tujuan

Lebih terperinci

PENYAKIT DARIER PADA ANAK

PENYAKIT DARIER PADA ANAK PENYAKIT DARIER PADA ANAK dr. Imam Budi Putra, SpKK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H. ADAM MALIK M E D A N PENYAKIT DARIER PADA ANAK Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rheumatoid arthtritis 1. Definisi Kata arthtritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthtron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyulit medis yang sering ditemukan pada kehamilan yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas baik ibu maupun perinatal. Hipertensi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna keputihan. Penyakit ini umumnya mengenai daerah ekstensor. pada tiap populasi bervariasi di berbagai belahan dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna keputihan. Penyakit ini umumnya mengenai daerah ekstensor. pada tiap populasi bervariasi di berbagai belahan dunia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Psoriasis Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit kronik yang umum dijumpai, bersifat rekuren dan melibatkan beberapa faktor misalnya; genetik, sistem imunitas, lingkungan

Lebih terperinci

DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit

DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit KETOMBE DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit kepala, akibat peradangan di kulit karena adanya gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis Atopik (DA) adalah penyakit inflamasi pada kulit yang bersifat kronis dan sering terjadi kekambuhan. Penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada fungsi

Lebih terperinci

MEDIA BRIEFING KEMENTERIAN KESEHATAN RI PERINGATAN HARI LUPUS SEDUNIA TAHUN 2018

MEDIA BRIEFING KEMENTERIAN KESEHATAN RI PERINGATAN HARI LUPUS SEDUNIA TAHUN 2018 MEDIA BRIEFING KEMENTERIAN KESEHATAN RI PERINGATAN HARI LUPUS SEDUNIA TAHUN 2018 MEMAHAMI PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES) dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras. 7 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan lunak rongga mulut dilindungi oleh mukosa yang merupakan lapisan terluar rongga mulut. Mukosa melindungi jaringan dibawahnya dari kerusakan dan masuknya mikroorganisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non melanoma. Kelompok non melanoma dibedakan atas karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa

Lebih terperinci

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health Estimates, WHO 2013

Lebih terperinci

BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi

BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling sering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. OSTEOARTHRITIS 1. Definisi Osteoartritis disebut juga penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertrofi. Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Perumusan masalah Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di Amerika Serikat dan bertanggung jawab terhadap 1,2% seluruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR V ARTERITIS TEMPORALIS. kedokteran. : menerapkan ilmu kedokteran klinik pada sistem neuropsikiatri

BAHAN AJAR V ARTERITIS TEMPORALIS. kedokteran. : menerapkan ilmu kedokteran klinik pada sistem neuropsikiatri BAHAN AJAR V ARTERITIS TEMPORALIS Nama Mata Kuliah/Bobot SKS Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS : area kompetensi 5: landasan ilmiah kedokteran : menerapkan ilmu kedokteran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat berlangsung selama bertahun-tahun, pasien mungkin mengalami waktu yang lama tanpa gejala. Rheumatoid

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan

Lebih terperinci

SKRINING DAN PENILAIAN NUTRISI

SKRINING DAN PENILAIAN NUTRISI SKRINING DAN PENILAIAN NUTRISI Skrining nutrisi adalah alat yang penting untuk mengevaluasi status nutrisi seseorang secara cepat dan singkat. - Penilaian nutrisi merupakan langkah yang peting untuk memastikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit HIV & AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan menjadi masalah global yang melanda dunia. Indonesia merupakan negara di ASEAN yang paling tinggi

Lebih terperinci

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Apa Akupunktur? Akupunktur merupakan praktek penyembuhan kuno obat tradisional Cina di mana jarum tipis ditempatkan pada titik-titik tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit multisistem yang disebabkan kerusakan jaringan akibat deposisi kompleks imun berupa ikatan antibodi dengan komplemen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran pernafasan yang sering dialami oleh masyarakat dan berpotensi menjadi serius yang berhubungan dengan morbiditas

Lebih terperinci

Uji klinis mengenai efektivitas obat ini pada suppurativa hidradenitis saat ini (2009) sedang berlangsung [11].

Uji klinis mengenai efektivitas obat ini pada suppurativa hidradenitis saat ini (2009) sedang berlangsung [11]. Tnf inhibitor Tumor necrosis factor (TNF) mempromosikan respon inflamasi, yang pada gilirannya menyebabkan banyak masalah klinis yang terkait dengan gangguan autoimun seperti rheumatoid arthritis, ankylosing

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningitis merupakan reaksi peradangan yang terjadi pada lapisan yang membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis,

BAB 1 PENDAHULUAN. mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejumlah penyakit penting dan serius dapat bermanifestasi sebagai ulser di mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis, tuberkulosis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakkan jaringan untuk menghancurkan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu,penginderaan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parekim paru. Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh kainnya, termasuk meningitis, ginjal,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akne vulgaris adalah suatu peradangan yang bersifat menahun pada unit pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan predileksi di

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak dapat berkembang lagi, tetapi justru terjadi penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) telah dikategorikan sebagai penyakit yang terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan jumlah pasien yang terus meningkat

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

Tanya-jawab herpes. Apa herpes itu? Seberapa umum kejadian herpes? Bagaimana herpes menular? Apa yang terjadi saat herpes masuk tubuh?

Tanya-jawab herpes. Apa herpes itu? Seberapa umum kejadian herpes? Bagaimana herpes menular? Apa yang terjadi saat herpes masuk tubuh? Apa herpes itu? Herpes adalah masalah kulit yang umum dan biasanya ringan; kebanyakan infeksi tidak diketahui dan tidak didiagnosis Herpes disebabkan oleh virus: virus herpes simpleks (HSV) HSV termasuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruhnya berjumlah 270 dengan 9 penderita diantaranya memiliki penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruhnya berjumlah 270 dengan 9 penderita diantaranya memiliki penyakit BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional. Subyek penelitian adalah pasien rawat jalan yang memiliki penyakit infeksi bakteri pada

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. atas. Akne biasanya timbul pada awal usia remaja.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. atas. Akne biasanya timbul pada awal usia remaja. 1 BAB I A. Latar Belakang Penelitian Akne merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan komedo, papul, pustul, nodul dan kista pada wajah, leher,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Vitiligo merupakan penyakit yang tidak hanya dapat menyebabkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Vitiligo merupakan penyakit yang tidak hanya dapat menyebabkan gangguan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vitiligo merupakan penyakit yang tidak hanya dapat menyebabkan gangguan secara kosmetik tapi juga dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan diri seseorang. Vitiligo

Lebih terperinci

NASKAH PENJELASAN KEPADA PESERTA PENELITIAN

NASKAH PENJELASAN KEPADA PESERTA PENELITIAN LAMPIRAN 1. NASKAH PENJELASAN KEPADA PESERTA PENELITIAN Selamat pagi/siang. Perkenalkan nama saya dr. Irina Damayanti. Saat ini saya sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Ilmu

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus Type II

Diabetes Mellitus Type II Diabetes Mellitus Type II Etiologi Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang cukup. Persis mengapa hal ini terjadi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPATUHAN 1. Defenisi Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkanpenggunaan obat sesuai petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan penuaan seperti penyakit sehingga dapat dicegah, dihindari dan

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan penuaan seperti penyakit sehingga dapat dicegah, dihindari dan 2 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penuaan kini telah mendapat perhatian khusus di ilmu Kedokteran. Konsep Anti Aging Medicine yang dicetuskan pada tahun 1993, mengganggap dan memperlakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui konsep Anti Aging Medicine, masalah-masalah penuaan dapat diatasi. sehingga kualitas hidup tetap terjaga dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Melalui konsep Anti Aging Medicine, masalah-masalah penuaan dapat diatasi. sehingga kualitas hidup tetap terjaga dengan baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah suatu proses yang terjadi dalam kehidupan manusia. Kita berharap dapat melewati penuaan dalam kondisi sehat dan tanpa keluhan penyakit. Penuaan sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal yang tumbuh secara terus-menerus dan tidak terkendali. Kasus kanker pada anak menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

All about Tinea pedis

All about Tinea pedis All about Tinea pedis Tinea pedis? Penyakit yang satu ini menyerang pada bagian kulit. Sekalipun bagi kebanyakan orang tidak menyakitkan, gangguan kulit yang satu ini boleh dikata sangat menjengkelkan.

Lebih terperinci

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Masalah Kulit Umum pada Bayi Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Brosur ini memberikan informasi mendasar tentang permasalahan kulit yang lazimnya dijumpai pada usia dini sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel yang tak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan lainnya, baik

Lebih terperinci

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26 Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug 2009 19:26 1. SIFILIS Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Masa kehamilan adalah suatu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Psoriasis adalah suatu penyakit kulit inflamasi kronik dan relaps yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Psoriasis adalah suatu penyakit kulit inflamasi kronik dan relaps yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Psoriasis Psoriasis adalah suatu penyakit kulit inflamasi kronik dan relaps yang mempunyai gambaran klinis bervariasi. Lesi khas psoriasis berupa plak tertutup skuama tebal berlapis

Lebih terperinci

KEAMANAN Beberapa pertimbangan keamanan diperlukan dalam low-level laser. Namun, berbagai macam jenis laser telah berkembang dan kegunaannyapun

KEAMANAN Beberapa pertimbangan keamanan diperlukan dalam low-level laser. Namun, berbagai macam jenis laser telah berkembang dan kegunaannyapun KEAMANAN Beberapa pertimbangan keamanan diperlukan dalam low-level laser. Namun, berbagai macam jenis laser telah berkembang dan kegunaannyapun meningkat di United States, hal ini menjadi diperlukannya

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdarahan uterus abnormal merupakan perdarahan dari uterus yang disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak berdarah (Manuaba,

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e BAB I PENDAHULUAN Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita. Untuk laki-laki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah mengalami peningkatan populasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah mengalami peningkatan populasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah mengalami peningkatan populasi lansia (lanjut usia) dengan jumlah yang signifikan. Jumlah orang yang lebih tua

Lebih terperinci

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010 THALASEMIA A. DEFINISI Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita

Lebih terperinci